• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap

Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu

Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

Sasmita Hairia Lauma

1

, Salma Bowtha

2

, Badriyyah Djula

3

Jurusan Pendidikan Ekonomi

ABSTRAK

Sasmita Hairia Lauma, Nim 911410143, 2014.

“Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru

Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas IX MTs

Negeri Bolangitang Timur Kec. Bolangitang Timur, Kab. Bolaang Mongondow Utara”.

Skripsi, (Dibimbing oleh Ibu Hj. Dra. Salma Bowtha, M.Pd dan Ibu Badriyyah Djula, S.Pd,

M.Pd).

Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi Tata Niaga, Jurusan Pendidikan Ekonomi,

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XI MTs

Negeri Bolangitang Timur pada mata pelajaran IPS Terpadu. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan menggunakan analisis

regresi linier sederhana.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan peneliti dapat dikemukakan bahwa

antara variabel X atau pengaruh keterampilan mengajar guru yang ditinjau dari

keterampilan penguatan, menjelaskan, bertanya, membuka dan menutup pelajaran

dengan variabel Y atau motivasi belajar siswa yang ditinjau dari adanya hasrat,

dorongan, harapan, penghargaan, kegiatan yang menarik, dan lingkungan belajar yang

kondusif adalah sebesar 22,17%. Nilai ini menunjukkan adanya pengaruh antara

keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa dan sisanya 77,83%

merupakan pengaruh dari faktor lain yang tidak didesain dalam penelitian ini seperti

perhatian orang tua dan lain sebagainya. Kurangnya penguasaan keterampilan mengajar

yang dimiliki oleh guru dalam mengajar menyebabkan kurangnya motivasi belajar siswa

pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur.

Hal ini harus menjadi perhatian dari para guru dan pihak sekolah, karena

pengaruh yang berasal dari guru lebih kecil pengaruhnya dibandingkan dengan

pengaruh yang ditimbulkan oleh faktor-faktor lain yang tidak didesain dalam penelitian

ini. Hasil ini juga sekaligus menunjukkan bahwa hipotesisi penelitian yang berbunyi

terdapat pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPS Terpadu di MTs Negeri Bolangitang Timur terbukti diterima.

Kata Kunci: Keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa.

1

Sasmita Hairia Lauma, Mahasiswa. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 2

Dra. Hj. Salma Bowtha, M.Pd. Dosen Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 3

(3)

3

Pendidikan merupakan suatu sistem pencerdasan anak bangsa

melalui proses belajar dan mengajar. Dewasa ini kegiatan pendidikan di

indonesia mengalami berbagai problematika baik dari dalam bagian tubuh

pendidikan itu sendiri maupun dari lingkungan luar yang menunjang ataupun

mempengaruhi pendidikan. Pendidikan dilaksanakan dalam situasi yang

kondusif oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan

belajar mengajar merupakan kegiatan seperti mengorgnisasi pengalaman

belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses, dan hasil

belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru.

Fenomena kegiatan belajar mengajar saat ini menunjukkan indikasi bahwa

pencapaian tujuan pembelajaran belum terlaksana sebagaimana yang

diharapkan. Hal ini dikarenakan kurangnya motivasi siswa dalam belajar.

permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran atau

memecahkan masalah yang ada serta bagaimana memecahkan persoalan

yang dihadapi siswa tentulah semua itu tergantung pada keprofesionalan

guru. Dan keprofesionalan ini menuntut kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dan untuk mengelola pembelajaran guru dituntut harus

memperhatikan keterampilan mengajar.

Keterampilan mengajar merupakan fondasi atau dasar guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Keterampilan mengajar yang

meliputi bagaimana cara guru membuka dan menutup pelajaran, merespon

setiap aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar,

(4)

4

bagaimana cara guru memberikan penjelasan tentang materi yang diajarkan

dan bagaimana cara guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi

pembelajaran menuntut suatu penguasaan dan perhatian lebih dari guru,

diharapkan melalui penguasaan keterampilan mengajar ini, guru akan dapat

mengelola kegiatan belajar mengajar yang efektif, efisien dan menyenangkan

sehingga dapat menarik minat ataupun memotivasi siswa dalam belajar.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan

beberapa siswa yang ada di MTs Negeri Bolangitang Timur, bahwa

kemampuan keterampilan mengajar guru dalam hal mengelola pembelajaran

masih jauh dari yang diharapkan, terkadang kegiatan pembelajaran masih

menoton pada satu model pembelajaran, guru masih kurang memanfaatkan

media atau alat bantu pembelajaran, guru lebih banyak meminta siswa untuk

mencatat materi pelajaran, kemudian dalam menjelaskan guru terfokus

dengan buku mata pelajaran sehingganya tak jarang siswa menjadi bosan

dalam belajar. Dalam kegiatan pembelajaran, ketika guru memberikan

pertanyaan terkadang siswa tidak memahami apa maksud dari pertanyaan

tersebut sehingganya siswa tidak mengerti menyebabkan siswa takut untuk

mengungkapan pendapat atau jawaban dengan tanda kutip bahwa mereka

“takut salah” dan juga guru terkadang kurang menunjukkan minat atau

perhatian terhadap seluruh siswa guru lebih banyak memperhatikan siswa

tertentu yang dianggap memiliki prestasi dan rajin belajar. Hal ini

mencerminkan bahwa masih kurang adanya penguatan untuk memotivasi

(5)

5

siswa sehingga siswa mau berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam memulai pembelajaran, guru kurang memperhatikan persiapan mental

dari siswa yang akan menerima materi pelajaran, guru terkadang tidak

mengawali pelajaran dengan memberikan gambaran tentang materi yang

akan dipelajari tetapi langsung ke inti materinya sehingga siswa sulit

memahami pelajaran. Dan juga ketika mengakhiri pelajaran, terkadang guru

langsung menutup pelajaran tanpa melakukan evaluasi terlebih dahulu,

sehingga tidak akan diketahui seberapa besar siswa memahami materi yang

telah diberikan dan sejauh mana pencapaian tujuan dari pembelajaran yang

dilakukan.

Seluruh sikap dan gerak-gerik guru dalam memberikan pembelajaran

akan sangat mempengaruhi minat siswa dalam belajar. Apalagi mata

pelajaran IPS terpadu yang mencakup semua materi yang terkait dengan

mata pelajaran Ilmu sosial ini menuntut guru untuk dapat mengelola

pembelajaran yang lebih mudah dipahami siswa dan tidak menimbulkan

kebosanan siswa dalam belajar, untuk itu sebaiknya guru memperhatikan

penguasaan keterampilan mengajar untuk menumbuhkan motivasi belajar

siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, serta upaya untuk

meningkatkan atau menumbuhkan motivasi belajar siswa, peneliti

memformulasikan judul sebagai berikut

“Pengaruh Keterampilan Mengajar

(6)

6

Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu

di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur”.

Menurut Herminarto dan Uno (2004:23) Motivasi belajar dapat timbul

diakibatkan oleh faktor intrinsik yang berupa hasrat dan keinginan berhasil

dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor

ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif

dan kegiatan belajar yang menarik. Namun harus diingat kedua faktor

tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang

berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang beajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini

mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

4) Adanya penghargaan dalam belajar.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

6) Adanya lingkungan belajar yan kondusif sehingga memungkinkan

seorang siswa dapat belajar dengan baik.

(7)

7

Menurut Wingkel (dalam Uno, Dkk 2004:193) ada beberapa jenis

keterampilan mengajar yaitu:

1. keterampilan memberikan penguatan;

Menurut Uno, Dkk (2004:194) keterampilan memberikan penguatan

merupakan keterampilan yang arahnya untuk memberikan dorongan,

tanggapan, atau hadiah bagi siswa agar mereka mengikuti pelajaran

merasa dihormati dan diperhatikan.

2. keterampilan menjelaskan;

Saidiman (dalam Uno, Dkk 2009:201) mengemukakan menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diroganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan.

3. keterampilan bertanya;

Menurut Saidiman (dalam Uno, dkk 2004:196) bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenali. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan.

4. keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

Menurut wingkel (dalam Uno 2004:203) membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Sedangkan,

Menurut Wingkel (dalam Uno, 2004:203) menutup pelajaran adalah

kegiatan guru mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah

(8)

8

memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari

siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan

guru dalam proses belajar mengajar.

METODE PENELITIAN

Metode penulisan menggambarkan adanya prosedur-prosedur yang

memungkinkan penulis dapat menguji hipotesis penelitian, hal ini bertujuan

untuk melihat pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap motivasi

belajar siswa.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif. Melalui metode ini, dapat dilihat masalah yang akan diteliti pada

masing-masing variabel, baik variabel X (Independent Variable) maupun

variabel Y (Dependent variable). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Variabel X dalam penelitian ini adalah keterampilan mengajar guru.

2. Variabel Y dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.

Untuk kepentingan pengujian hipotesis secara statistik, maka hipotesis

penelitian ditransfer ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: β = 0

Tidak adanya Pengaruh keterampilan dasar mengajar guru

terhadap motivasi belajar siswa.

HA: β ≠ 0 adanya pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap motivasi

belajar siswa.

(9)

9

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menurut Wingkel (dalam Uno, Dkk 2004:193) ada beberapa jenis

keterampilan mengajar yaitu:

keterampilan memberikan penguatan,

keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan membuka

dan menutup pelajaran. Herminarto dan Uno (2004:23) Indikator motivasi

belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Adanya hasrat dan keinginan

berhasil, Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, Adanya harapan

dan cita-cita masa depan, Adanya penghargaan dalam belajar, Adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar, dan Adanya lingkungan belajar yang

kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Berdasarkan kedua teori tersebut dan tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap

motivasi belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu, maka pada bagian ini

peneliti menjelaskan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa dari persamaan regresi diperoleh

18

,

8

0

,

59

^

Y

yang berarti bahwa

perubahan yang terjadi setiap satu satuan unit pada variabel X atau

pengaruh keterampilan mengajar guru, sedangkan 0,59 merupakan angka

yang menunjukkan perubahan rata-rata pada setiap satu satuan unit variabel

Y atau motivasi belajar siswa dan berbentuk regresi linier. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai F hitung (0,05) yang diperoleh pada tabel ANAVA. Untuk

mengetahui seberapa besar hubungan antara pengaruh keterampilan

(10)

10

mengjara guru dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Terpadu di MTs Negeri Bolangitang Timur, dapat dilihat dari harga r sebesar

22,17%. Dari harga r tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara

pengaruh keterampilan mengajar guru meliputi keterampilan memberikan

penguatan, menjelaskan, bertanya, keterampilan membuka dan menutup

pelajaran terhadap peningkatan motivasi belajar siswa baik dari segi adanya

hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam

belajar, harapan dan cita-cita masa depan, pengharaan dalam belajar,

kegiatan yang menarik dalam belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif

sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik adalah

sebesar 22,17%. Dimana nilai tersebut menunjukkan hubungan yang

signifikan antara pegaruh keterampilan mengajar guru dengan motivasi

belajar siswa, yang berarti bahwa dengan adanya keterampilan mengajar

guru dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Sedangkan sisanya 77,83%

merupakan faktor penunjang lain yang tidak di desain dalam penelitian ini,

seperti perhatian orang tua dan lain sebagainya. Hal ini harus menjadi

perhatian dari guru karena hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan

mengajar guru memiliki pengaruh yang lebih rendah dibandingkan dengan

pengaruh yang tidak didesain dalam penelitian ini seperti pengaruh dari

peranan orang tua, teman dan lain sebagainya.

Dengan demikian, maka hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat

pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa

(11)

11

terbukti dengan diterimanya Ha dan ditolaknya H0. Ini berarti bahwa sebagian

indikator dalam motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh aspek keterampilan

mengajar guru mata pelajaran IPS Terpadu di MTs Negeri Bolangitang Timur,

sedangkan sebagian yang lain dipengaruhi oleh faktor lain sebagaimana

yang telah dikemukakan oleh peneliti di atas.

Dalam penelitian ini pengaruh keterampilan mengajar dari segi

keterampilan

memberikan

penguatan,

keterampilan

menjelaskan,

keterampilan bertanya, keterampilan membuka dan menutup pelajaran

merupakan suatu hal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa baik dari

segi adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya

penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

seorang siswa dapat belajar dengan baik. Oleh sebab itu, guru harus lebih

meningkatkan dan menguasai keterampilan mengajar sehingga dapat

memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga siswa

termotivasi untuk belajar.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat pengaruh

keterampilan mengajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

(12)

12

IPS Terpadu di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur terbukti dan dapat

diterima.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka peneliti mengemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Kemampuan penguasaan keterampilan mengajar guru harus lebih

diperhatikan khususnya oleh guru mata pelajaran IPS Terpadu.

2. Berkaitan dengan hal tersebut diharapkan kepada pimpinan (Kepala

Sekolah) agar dapat memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada

para guru untuk mengembangkan kemampuan mengajarnya melalui

berbagai kegiatan yang berorientasi pada pendidikan dan pelatihan

tenaga kependidikan. Dengan adanya kegiatan pelatihan dan pendidikan

yang kontinyu, maka profesionalisme guru terhadap tugas-tugasnya

sebagai seorang guru dalam mendidik para siswa akan semakin optimal,

yang berarti bahwa peran pengajarannya akan memberikan dampak

yang positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.

3. Selain itu juga perlunya penambahan fasilitas belajar mengajar seperti

media pembelajaran dan perlunya penerapan metode mengajar yang

bervariasi dari guru mata pelajaran untuk lebih menambah motivasi

belajar siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru mata

pelajaran.

(13)

13

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, Dkk. 2009.

Guru Profesional: Menguasai Metode dan

Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi

.

2006.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan

Praktek. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar:

Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Yunus, Hamzah

.

2005.

Modul Dasar-Dasar Statistika. Gorontalo:

Universitas Negeri Gorontalo.

Imron, Ali

.

1995. Pembinaan Guru Di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.

Moedjono dan Damyati

.

2009.

Strategi Belajar dan Pembelajaranr.

Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyasa, E. 2011. Standar Kompetensi dan sertifikasi Guru. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Liberty.

Sardiman, AM

.

2012.

Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Pustaka.

Sofyan, Herminarto dan Hamzah B Uno. 2004.

Teori motivasi dan

Aplikasinya dalam Penelitian. Gorontalo: Nurul Jannah.

Sugiyono. 2009, Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2013. Metode Peneltian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam interaksi

Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Uno, Hamzah B

.

2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di

Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, Hamzah B. 2010.

Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan

Reformasi Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

(14)

14

Uno, Hamzah B, Dkk. 2004. Landasan Pembelajaran Teori dan Praktek.

Gorontalo: Nurul Jannah.

Internet, Yuliana, Artikel Penelitian:

Pengaruh Keterampilan Mengajar

Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Xi Ips Sma Katolik

Talino:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&c

d=1&cad=rja&ved=0CCUQFjAA&url=http%3A%2F%2Fjurnal.unta

n.ac.id%2Findex.php%2Fjpdpb%2Farticle%2Fdownload%2F2699

%2Fpdf_1&ei=ExgEU8jII62kigfcYCYAw&usg=AFQjCNFFSwdUtZ

1DctFOv4j6EipcrvZv9w&sig2=j52IGnKL139Ucj-ProOvlA, Diakses

19 Februari 2013.

Internet, Diah, Ayu. Jurnal Skripsi: Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru

terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi

Kelas

XII

IPS

SMA

Angkasa

Bandung:

http://repository.upi.edu/1424/3/S_PEK_0906064_TABLE%20OF

%20CONTENT.pdf. Diakses 19 Februari 2013.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH TEMPERATUR PEMBAKARAN DALAM PEMBUATAN ABU DARI KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca Linn cv. ‘Saba’) SEBAGAI SUMBER ALKALI.. dibuat sebagai kelengkapan persyaratan

Penelitian ini diawali dengan pirolisis untuk diperoleh abu kulit buah pisang kepok (Musa paradisiaca Linn cv.. Kandungan kalium pada abu diekstraksi dengan

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan dalam. pengumpulan data

Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Kecemasan Mengahadapi Masa Pensiun pada Pegawai Negeri Sipil.. Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Pensiun Pada Pegawai

SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya

Meningkatkan pemahaman siswa tentang sistem pemerintahan pada pembelajaran PKn melalui model contextual teaching and learning di kelas IV SD Negeri I Asem Kecamatan

(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,

Hasil studi pendahuluan penelitian menunjukkan: (1) perilaku tiga tokoh arif kontemporer sesuai dengan perilaku orang arif klasik, (2) ajaran mereka dikelompokkan ke dalam