• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis - Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas 8 Smp Negeri 1 Kalibagor Ditinjau Dari Self Regulation - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis - Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas 8 Smp Negeri 1 Kalibagor Ditinjau Dari Self Regulation - repository perpustakaan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Konseptual

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Menurut Gilmer (Kuswana, 2011), berpikir merupakan suatu pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan suatu aktivitas yang tampak secara fisik. Berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam pikiran (Kuswana, 2011). Secara umum berpikir dilandasi oleh asumsi aktivitas mental atau intelektual yang melibatkan kesadaran dan subjektivitas individu. Sifat berpikir merupakan suatu keadaan mental dan dapat dipersepsikan serta diinterpretasikan. Hal itu berbeda dengan sifat fisik dari suatu benda yang memiliki intensif dam ekstensif. Oleh karena itu, setiap individu pada situasi dan kondisi tertentu memiliki kebutuhan yang memaksanya untuk berpikir.

(2)

dan sasaran. Hasil berpikir dapat berupa ide, gagasan, penemuan, dan pemecahan masalah, keputusan, serta selanjutnya dapat dikonkretisasikan kearah perwujudan, baik berupa tindakan untuk mencapai tujuan.

Berpikir perlu adanya kreativitas untuk mencapai hasil yang sesuai dengan ide, gagasan untuk memecahkan suatu permasalahan. Kreativitas berasal dari kata to create’ yang artinya membuat. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk membuat sesuatu dalam bentuk ide, langkah, atau produk (Sudarma, 2013). Kreativitas sebagai sifat yang diwarisi oleh orang yang berbakat luar biasa atau genius (Munandar, 2009). Kreativitas diasumsikan sebagai suatu yang dimiliki atau tidak dimiliki, dan tidak banyak yang dapat dilakukan melalui pendidikan untuk mempengaruhinya.

(3)

pengalaman, intuisi, dan ekspresi atau cara mengekspresikan kreativitasnya (Alonso-Schökel, 1966 ; Shannon).

Berpikir kreatif adalah kemampuan siswa dalam memahami masalah dan menemukan penyelesaian dengan strategi atau metode yang bervariasi (Supardi, 2011). Menurut Irwan, dkk (2012), berpikir kreatif merupakan suatu proses berpikir yang menghasilkan bermacam-macam kemungkinan ide dan cara secara luas dan beragam. Berpikir kreatif melibatkan logika dan intuisi secara bersama-sama yang secara khusus dapat dikatakan berpikir kreatif sebagai satu kesatuan atau kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen guna menghasilkan sesuatu yang baru (Saefudin, 2012).

(4)

(bertahan secara logis). Menurut Filsaime, 2008 (Ismayati dan Laela 2015), berpikir kreatif adalah proses berpikir yang memiliki ciri-ciri kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality). Kelancaran adalah kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan yang benar sebanyak mungkin secara jelas. Keluwesan adalah kemampuan untuk mengeluarkan banyak ide atau gagasan yang beragam dan tidak monoton dengan melihat dari berbagai sudut pandang. Originalitas adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang unik dan tidak biasanya, misalnya yang berbeda dari yang ada di buku atau berbeda dari pendapat orang lain. Elaborasi adalah kemampuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dan menambah detail dari ide atau gagasannya sehingga lebih bernilai. Sedangkan menurut Munandar (2009), kriteria penilaian kreatif berkaitan dengan aspek-aspek berpikir kreatif, yaitu kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan kerincian. berpikir Lancar (fluency), berpikir luwes (fleksibility), berpikir orisinal (originality), berpikir terperinci (elaboration).

a. Berpikir Lancar (fluency), yaitu menghasilkan banyak gagasan/ jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar;

b. Berpikir luwes (fleksibility), yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam, ammpu mengubah cara atau pendekatan, dan arah pemikiran yang berbeda-beda;

(5)

d. Berpikir terperinci (elaboration), yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan dan memperinci detail serta memperluas suatu gagasan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan ide atau gagasan yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah matematika yang mencakup aspek kelancaran, keluwesan, keaslian, dan terperinci. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk memberikan ide atau gagasan yang baru dalam memecahkan masalah matematika. Ide tersebut gabungan dari gagasan atau ide yang sudah ada sebelumnya.

Indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa mengacu pada pendapat Munandar yang meliputi kelancaran (fluency), keluwesan (fleksibility), keaslian (originality), dan terperinci (elaboration).

Tabel 2.1 Indikator dan ketercapaian yang diukur dalam kemampuan berpikir kreatif matematis.

Indikator Ketercapaian yang diukur Kelancaran

(fluency)

Siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan banyak jawaban benar.

Keluwesan (fleksibility)

Siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan beberapa cara penyelesaian.

Keaslian (originality)

Siswa dapat menyelesaiakan masalah matematika dengan idenya sendiri.

Terperinci (elaboration)

(6)

2. Self Regulation

Self-regulation mengacu pada cara orang mengontrol dan

mengarahkan tindakan mereka sendiri (Taylor, dkk : 2009). Orang memiliki banyak informasi tentang dirinya sendiri, termasuk karakteristik personal dan keinginan serta konsep masa depan diri mereka. Mereka merumuskan tujuan dan mengejarnya menggunakan keahlian sosial dan regulasi diri. Banyak dari regulasi diri berlangsung secara otomatis tanpa sadar atau tanpa pemikiran mendalam. Secara umum, siswa dapat menjadi metakognitif, yang bermotivasi, dan berperilaku aktif dalam proses belajar mereka sendiri (Zimmerman: 1989). Perlu diperhatikan bagaimana siswa berperilaku aktif sehingga dia mendapatkan motivasi dan menciptakan diri yang metakognitif, yakni metakognitif adalah kemampuan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif. Menurut Efklides, 2011 (Kolovelonis & Goudas, 2013), yang membedakan metakognitif dan afektif dalam mengatur belajar mandiri adalah interaksi antara metakognisi, motivasi, dan yang mempengaruhi seseorang dalam mengerjakan tugas. Siswa yang mempunyai self regulation akan belajar melibatkan 3 fitur yaitu menggunakan strategi pembelajaran. Tanggap berorientasi kepada umpan balik tentang efektivitas pembelajaran, serta menggunakan proses motivasi (Zimmerman: 1990).

(7)

kelas (Ormrod, 2008). Self Regulation juga sebagai tujuan dalam memecahkan masalah, mengarahkan usaha sendiri secara efektif untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Self regulation yang efektif adalah fondasi dari fungsi psikologis yang sehat. Orang yang mempunyai self regulation baik atau berhasil maka sangat merasakan manfaat dari stabilitas psikologis dan kontrol pribadi yang memungkinkan mereka untuk mengelola persepsi mereka sendiri dan bagaimana mereka dianggap oleh oranglain. Perilaku mereka biasanya mencerminkan cita-cita yang menonjol. Perlu ditangani secara lancar dan efektif. Self regulation yang efektif, biasanya dilakukan oleh orang yang dapat mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku mereka (Blackwell, 2010). Menurut Woolfolk, 2004 (Anggreaeni, 2015) self regulation merupakan hasil dari adanya sense of personal agency, yaitu rasa dimana seseorang menganggap dirinya bertanggung jawab atas usaha pencapaian hasil. Maka dari itu ia membuat pilihan, membuat rencana untuk tindakan, memotivasi dan mengatur jalannya rencana dan tindakan.

Self regulation adalah sifat diri seseorang yang aktif, konstruktif

(8)

a. Penetapan tujuan (goal setting)

Pembelajaran yang memiliki pengaturan diri yang baik, mengetahui apa yang akan dicapai ketika belajar.

b. Perencanaan (planning)

Pembelajaran yang mengatur diri agar sebelum belajar sudah menentukan bagaimana baiknya menggunakan waktu dan sumber daya yang tersedia untuk tugas belajar.

c. Motivasi diri (self motivation)

Pembelajaran yang mengatur diri biasanya memiliki keyakinan diri yang tinggi akan kemampuan mereka dalam menyelesaikan suatu tugas belajar dengan sukses dengan menggunakan strategi.

d. Kontrol atensi (attention control)

Pembelajaran mengatur diri berusaha memfokuskan perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung dan menghilangkan diri dari pikiran mereka yang mengganggu. Siswa memfokuskan pada tugas yang dihadapinya dan mengoptimalkan usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

e. Penggunaan strategi belajar yang fleksibel (flexible use of learning strategies)

Pembelajaran yang memiliki strategi belajar yang berbeda-beda tergantung tujuan yang ingin dicapai.

(9)

Pembelajaran terus memonitor kemajuan mereka dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dan mereka yang mengubah stretagi belajar untuk tujuan apabila dibutuhkan untuk diubah.

g. Mencari bantuan yang tepat (appropriate help seeking)

Pembelajar yang menyadari bahwa mereka membutuhkan bantuan orang lain yang akan memudahkan mereka untuk bekerja secara mandiri dikemudian hari. Pembelajaran matematika yang berorientasi pada pemecahan masalah baik secara individu maupun kelompok memungkinkan siswa untuk mencari bantuan yang tepat agar dapat memecahkan suatu masalah dalam matematika dengan keterampilannya.

h. Evaluasi diri (self evaluation)

Pembelajar yang mampu mengatur diri menentukan apakah yang mereka belajari telah mendapatkan tujuan awal mereka.

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini mencakup proses mengatur diri menurut Ormrod (2008).

Tabel 2.2 Indikator dan ketercapaian yang diukur dalam Self regulation

Indikator Ketercapaian yang Diukur

Penetapan tujuan (goal setting)

Siswa mampu menetapkan tujuan belajarnya Perencanaan (planning) Siswa mampu merencanakan belajarnya Motivasi diri (self

motivation)

Siswa mampu memotivasi dirinya sendiri Kontrol atensi (attention

control)

(10)

3. Materi

Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu bangun ruang sisi datar. Standar komptensi dan kompetensi dasar disesuaikan dengan silabus KTSP yaitu sebagai berikut:

a. Materi Pokok

5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas

5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas

d. Indikator Soal

5.2.1 Siswa dapat membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar dengan banyak jawaban benar

Penggunaan strategi belajar yang fleksibel (flexible use of learning strategies)

Siswa mampu menggunakan strategi belajar yang fleksibel

Monitor diri (self monitoring)

Siswa mampu memonitor diri dalam belajar

Mencari bantuan yang tepat (appropriate help seeking)

Siswa mampu mencari bantuan yang tepat dalam proses belajarnya

Evaluasi diri (self evaluation)

(11)

5.3.1 Siswa dapat menyusun bangun dari 5 buah balok dengan berbagai cara

5.3.2 Siswa dapat menghitung luas permukaan bangun yang tersusun 5.3.3 Siswa dapat menentukan luas permukaan balok dengan idenya

sendiri

5.3.4 Siswa dapat mengetahui cara mencari volume kubus

5.3.5 Siswa dapat menghitung volume bak berbentuk kubus yang berisi air dalam kehidupan sehari-hari secara terperinci

B. Peneliti Relevan

Peneliti yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah penelitian dari Arina (2016) yang menyimpulkan bahwa setiap siswa pada masing-masing domain kecerdasan memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis. Dalam berpikir kreatif, siswa pada ketiga domain kecerdasan memiliki kesamaan, yaitu siswa sudah lancar, dan luwes dalam menyelesaikan masalah matematika. Namun, kesamaan yang lainnya, yaitu siswa pada ketiga domain kecerdasan belum mampu dalam menyelesaikan masalah matematika dengan idenya sendiri, sedangkan pada domain kecerdasan interaktif dan introspektif siswa juga belum mampu menyelesaiakan masalah secara terperinci.

(12)

dapat dikatakan cukup baik. Sedangkan siswa prestasi rendah memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis yang dapat dikatakan kurang baik.

Ikhda (2017) menyimpulkan bahwa siswa dengan kemampuan spasial tinggi menguasai indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu kelancaran, keluwesan, keorisinilan, dan keterperincian. Untuk siswa dengan kemampuan spasial sedang menguasai indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan, keterperincian, untuk indikator keorisinilan hanya beberapa siswa saja yang menguasainya.

Penelitian yang disebutkan di atas adalah beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama mengacu pada kemampuan berpikir kreatif matematis. Sedangkan perbedaannya adalah pada variabel yang ditinjau. Pada penelitian ini, peneliti meninjau dari Self regulation.

C. Kerangka Pikir

(13)

Gambar

Tabel 2.1 Indikator dan ketercapaian yang diukur dalam kemampuan
Tabel 2.2 Indikator dan ketercapaian yang diukur dalam Self

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Paser memiliki angka indeks yang lebih tinggi dari pada daerah lain karena: (1) ketersediaan wahana dan level partisipasi dimana masyarakat banyak diberikan

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan area optimum dari formula gel UV protection filtrat wortel dengan komposisi humektan propilenglikol dan sorbitol yang sesuai

alam rangka Dies Natalis UPN “Veteran” yang ke-53, Fakultas Teknologi Mineral menyelenggarakan Seminar Nasional Kebumian dengan tema “Pengembangan IPTEK Kebumian

A100: Kalau itu pernah, agak pernah juga sering tapi kalau misalnya saya terpaksa nggak bisa mengerjakan ini saya sering menunggu untuk bagaimana gurunya, kapan gurunya untuk

[r]

The purpose of this study is to evaluate the performance of estimators used in porphyry copper resource modeling, to determine the procedure of statistical analysis,

The Implementation of Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) Through a Set of Reading Instructional Materials to Teach Reading to the Fifth Grade Students of

Hasil Analisis Fasies dan Lingkungan Pengendapan pada Formasi Talang Akar, Sumur AF-03...66.