• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)KELAS V SD NEGERI 2 LESMANA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)KELAS V SD NEGERI 2 LESMANA - repository perpustakaan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembela jaran IPS berkaitan dengan kehidupan manusia yang

melibatkan segala tingkah laku, kebutuhan dan kehidupan seperti halnya

menurut (Susanto, 2013:143) pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan

bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan

interaksinya dalam masyarakat. Cakupan materi dalam pembelajaran IPS kini

semakin luas. Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang berkaitan

dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya,

masyarakat, bangsa, dan lingkungannya berdasarkan pengalaman masa lalu

yang bisa dimaknai untuk masa kini dan antisipasi masa akan datang. Sejalan

dengan hal itu (Joyce, 2011: 79) mengatakan bahwa dalam mempelajari

hal-hal yang sifatnya akademis dan beberapa upaya untuk mempersiapkan siswa

untuk menjadi warga negara yang baik serta membentuk sebuah kehidupan

sosial yang memuaskan senyatanya. Ciri khas IPS dan IPA sebagai mata

pelajaran pada jenjang dasar dan menengah adalah sifat terpadu (integrated)

dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih

bermakna bagi siswa sehingga pengorganisasian materi/bahan pelajaran

disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan siswa (Sapriya,

(2)

Pembelajaran yang menarik merupakan pembelajaran yang dapat

menarik minat siswa untuk berpartisipasi dalam jalannya pembelajaran.

Pembelajaran yang menarik dapat menggunakan model, stratregi, metode,

dan alat peraga yang menyenangkan namun tetap disesuaikan dengan materi

dan kondisi siswa agar mendapatkan hasil yang maksimal. Lingkungan

sekolah juga mendukung jalannya pembelajaran yang menarik minat siswa

misalkan, suasan kelas bersih dan nyaman untuk aktivitas belajar mengajar

sehingga pembelajaran akan terasa nyaman, pola belajar siswa yang cermat

dan memBuat lingkungan belajar menjadi nyaman dan menyenangkan untuk

mempercepat peningkatan hasil belajar siswa (Joyce , 2011: 9).

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran para siswa bekerja kelompok-kelompok kecil untuk saling

membantu satu sama lainnya dalam memperlajari materi pelajaran (Slavin,

2008: 4). Pembelajaran secara berkelompok tidak hanya mengajarkan siswa

untuk belajar bersama namun akan menuumbuhkan sikap-sikap yang tidak

diketahui siswa, misalnya sikap saling menghargai pendapat orang lain,

bertanggung jawab pada tugasnya, sikap kepemimpinan dan lain-lain.

Hasil wawancara dengan guru kelas V, peneliti memperoleh informasi

tentang pembelajaran IPS di kelas V di SD Negeri 2 Lesmana. Materi IPS

yang dirasa membosankan karena materi IPS sangat banyak dan

membutuhkan hafalan untuk memahami materi. Guru kelas V mengutarakan

bahwa siswa kurang tertarik pada materi sejarah akan tetapi jika dalam

(3)

berantusias dalam pembelajaran. Siswa diminta untuk berdiskusi dalam

memecahkan suatu masalah yang telah diberikan oleh guru, siswa terlihat

berantusias untuk bekerjasama dalam mengerjakannya. Siswa kurang

berantusias jika memasuki materi yang mengharuskan siswa untuk hafalan.

Siswa lebih banyak diam dan jenuh dengan materi IPS sehingga tidak adanya

keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Tidak hanya pada saat pelajaran saja siswa kurang bermiat terhadap

mata pelajaraan IPS. Terlihat ketika siswa melaksanakan upacara bendera

siswa tidak melaksanakan upacara bendera dengan khitmat, masih banyak

siswa yang ketika melakukan upacara bendera berbicara dengan teman

sebelahnya, bermain, duduk. Hal terseBut memBuat sikap menghargai siswa

terhadap tokoh proklamasi masih kurang sehingga perlu ditingkatkan

kembali. Pembacaan teks UUD 1945, pembacaan janji siswa, pembacaan tata

urutan upacara siswa masih kurang dalam cara pemenggalan kata, jeda,

intonasi dan nadanya sehingga siswa memButuhkan keterampilan membaca

untuk memperbaiki cara membaca siswa.

Fakta tersebut diperkuat dengan hasil belajar siswa yang masih rendah

menunjukkan bahwa pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang

dianggap tidak menarik sehingga siswa malas untuk mempelajari IPS.

Rendahnya kemauan siswa dalam menguasai materi karena kurang jelasnya

penanaman konsep dari guru melalui metode dan model pembelajaran yang

kurang tepat. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran IPS

(4)

pembelajaran IPS masih kurang. Nilai ulangan tengah semester siswa kelas V

semester satu pada tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 1.1 Data Nilai Ulangan Tengah Semester Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V Tahun Ajaran 2015/2016

Nilai Ulangan Tengah

Semester Jumlah Nilai Rata-rata

Semester 1 1756 58,83

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa masih dibawah

KKM. Siswa yang tuntas dalam UTS hanya 3 orang siswa persentase siswa

yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya 10% dan yang tidak tuntas

sebanyak 27 orang siswa persentase siswa yang mendapatkan nilai di bawah

KKM sebanyak 90% dari 30 siswa di kelas V SD Negeri 2 Lesmana.

Penggunaan model yang masih terpaku pada guru membuat siswa kurang

bergairah dalam menerima materi sehingga membuat hasil belajar siswa

menjadi rendah. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan model

pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan terhadap siswa untuk

mengeluarkan ide-idenya. Tipe NHT juga mendorong siswa untuk

bekerjasama, itu dapat terlihat ketika siswa menerima pertanyaan dari guru.

Siswa dituntut untuk mau memahami materi terlebih dahulu supaya siswa

dapat menjawab pertanyaan yang akan diberikan oleh guru. Siswa harus

berpikir kreatif untuk mampu menjawab pertanyaan dari guru.

Siswa kelas V di SD Negeri 2 Lesmana terlihat berantusias saat

melaksanakan diskusi maka peneliti dan guru sepakat menggunakan model

(5)

lebih berantusias dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dan dapat

mengembangkan kemampuan bekerjasama siswa dalam berdiskusi. Selain itu,

model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat mengajak siswa untuk

berpikir secara mandiri karena siswa tidak akan tahu nomor berapa yang akan

dipanggil guru maka dari itu siswa akan berusaha mengeluarkan pendapatnya

dalam kelompok. Bertolak dari latar belakang yang diuraikan di atas maka

akan dilakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar IPS

Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui Model Kooperatif Tipe

NHTdi Kelas V SD Negeri 2 Lesmana”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, diperoleh suatu

perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana model kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar

siswa aspek kognitif pada pembelajaran IPS materi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia di kelas V SD Negeri 2 Lesmana ?

2. Bagaimana model kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar

siswa aspek afektif pada pembelajaran IPS materi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia di kelas V SD Negeri 2 Lesmana ?

3. Bagaimana model kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar

siswa aspek psikomotor pada pembelajaran IPS materi Proklamasi

(6)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian terdari dari :

1. Meningkatkan hasil belajar kognitif dengan menggunakan model

kooperatif tipe NHT siswa pada pembelajaran IPS materi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia kelas V SD Negeri 2 Lesmana tahun 2015/2016.

2. Meningkatkan hasil belajar afektif dengan menggunakan model

kooperatif tipe NHT siswa pada pembelajaran IPS materi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia kelas V SD Negeri 2 Lesmana tahun 2015/2016.

3. Meningkatkan hasil belajar psikomotor dengan menggunakan model

kooperatif tipe NHT siswa pada pembelajaran IPS materi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia kelas V SD Negeri 2 Lesmana tahun 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Mendapatkan cara baru untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui

model kooperatif tipe NHT.

b) Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Siswa

1) Memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.

2) Merangsang aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3) Siswa dapat lebih meningkatkat kerjasama dalam berdiskusi

(7)

b) Bagi Guru

1) Guru melaksanakan pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik mata

pelajaran dan siswa, sehingga hasil pembelajaran dapat optimal.

2) Guru melaksanakan pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT.

3) Guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

pada mata pelajaran yang lain.

c) Bagi Sekolah

1) Dapat melaksanakan pembelajaran yang lebih baik di sekolah sesuai

perkembangan pendidikan.

2) Membantu sekolah untuk berkembang dengan adanya peningkatan

Gambar

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa masih dibawah

Referensi

Dokumen terkait

Saya akan berperan lebih banyak selama belajar matematika dalam kelompok pada hari-hari yang akan datang dan saya yakin hal itu bisa saya lakukan. Berdoalah sebelum

DAFTAR NMA MAHASISWA DAN TEMPAT PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN III PROGRAM DIPLOMA III REGULER SEMESTER VI JURUSAN KEBIDANAN.. POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN TAHUN AKADEMIK 2015/2016

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran teori tentang manajemen mutu, khususnya yang berkaitan dengan implementasi prinsip-prinsip manajemen

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI SEPATU NIKE DI SURABAYA.. Disusun

Teman - teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu bersedia membantu dan menemani saya pada waktu bersamaan menyelesaikan studi di STIE

Penggunaan metode guided note taking dapat meningkatkan pembelajaran IPS tentang perjuangan melawan penjajah pada siswa kelas V SDN 2 Kalirejo Kebumen Tahun

Analisis data yang digunakan adalah hubungan antara panjang usus dan panjang total tubuh ikan, serta jenis makanan yang ada dalam usus ikan untuk

Comments/justifications for changes: A new conceptual model and encoding for temporal concepts is developed as part of SWE Common instead of importing ISO 19108.. The reasons for