• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP

PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA

EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2008

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Disusun oleh :

RATNA PURWASIH

C2C 006 120

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2010

(2)

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Ratna Purwasih Nomor Induk Mahasiswa : C2C 006 120 Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

Judul Skripsi : Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Go

Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

2006-2008

Dosen Pembimbing : H. Dwi Cahyo Utomo, SE, MA, Akt.

Semarang, 24 Agustus 2010 Dosen Pembimbing

H. Dwi Cahyo Utomo, SE, MA, Akt. NIP. 19750613 199903 1002

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Mahasiswa : Ratna Purwasih Nomor Induk Mahasiswa : C2C 006 120 Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

Judul Skripsi : Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Go

Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

2006-2008

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 06 September 2010.

Tim Penguji :

1.

H. Dwi Cahyo Utomo, SE, MA, Akt. (……….. )

2.

Dra. Hj. Indira Januarti, MSi, Akt. (……….. )

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Ratna Purwasih, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI), adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 12 Agustus 2010 Yang membuat pernyataan,

( Ratna Purwasih ) NIM : C2C006120

(5)

ABSRACT

Banking company is one of industries which play a role in the market share. Banking company is a financial institution that functions as a financial intermediary. There are two basic approaches to predict the stock price, they are the fundamental analysis and technical analysis. These analyses are used to know the corporate financial performance using financial ratios. CAMELS method is used by Bank Indonesia as a standard to appraise the rating of the bank health. The problem of this research is how does the influence of CAMEL ratio, i.e. CAR, RORA, NPM, ROA and LDR to the stock price exchange of go public banking companies in the Bursa Efek Indonesia (BEI), partially and simultaneously. The objectives of this research are knowing and analyzing the influence of CAMEL ratio, in this case using CAR, RORA, NPM, ROA and LDR to the stock price of go public banking companies in Bursa Efek Indonesia (BEI).

The population in this research is the go public banking sector in the Bursa Efek Indonesia for years 2006 until 2008, i.e. 30 banks. The sample is defined by purposive sampling technique to get a representative sample appropriate with the criteria defined. There are 19 go public banking companies selected as sample for this research. There are two variables in this research, the independent variable and dependent variable. The independent variable comprises CAR, RORA, NPM, ROA and LDR and for the dependent variable is the stock price exchange of go public banking companies in the BEI. This research was analyzed using multiple regressions.

This research found the empirical results that partially, RORA and ROA influences positively significant to the stock price exchange of go public banking companies in the Bursa Efek Indonesia. While the result of partial test for CAR, NPM and LDR showed that partially they didn’t influence significantly to the stock price exchange. The result for the simultaneous test showed that there is influence between CAR, RORA, NPM, ROA and LDR to the stock price exchange of go public banking companies in the Bursa Efek Indonesia. The influence is 0.165 or 16.5 %. The other 83.5 % influenced by another factor outside the research or the regression model.

(6)

ABSTRAK

Perusahaan perbankan adalah salah satu industri yang ikut berperan serta dalam pasar modal. Perusahaan perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary). Dalam melakukan prediksi harga saham terdapat pendekatan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis ini untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio. Untuk menilai tingkat kesehatan perbankan digunakan metode CAMELS yang merupakan standar Bank Indonesia dalam menilai tingkat kesehatan bank. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh rasio CAMEL yang yang diproksikan dengan CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio CAMEL, dalam hal ini CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR terhadap harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Populasi dalam penelitian ini adalah sektor perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2008, yaitu sebanyak 30 bank. Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun sampel dalam penelitian ini ada 19 perusahaan perbankan. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu; variabel bebas meliputi CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR. Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang go public di BEI. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan regresi berganda.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial, RORA dan ROA berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk CAR, NPM dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji secara simultan menunjukkan terdapat pengaruh antara CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR secara bersama-sama terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Besarnya pengaruh tersebut adalah 0,165 atau 16,5 %. Sedangkan sisanya sebesar 83,5 % dipengaruhi faktor lain di luar penelitian atau di luar persamaan regresi.

(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

MOTTO

MOTTO

MOTTO

Ketekunan membuat yang mustahil menjadi mungkin, yang mungkin menjadi Ketekunan membuat yang mustahil menjadi mungkin, yang mungkin menjadi Ketekunan membuat yang mustahil menjadi mungkin, yang mungkin menjadi Ketekunan membuat yang mustahil menjadi mungkin, yang mungkin menjadi kemungkin

kemungkin kemungkin

kemungkinan besar, dan kemungkinan besar menjadi sebuah kepastian. an besar, dan kemungkinan besar menjadi sebuah kepastian. an besar, dan kemungkinan besar menjadi sebuah kepastian. an besar, dan kemungkinan besar menjadi sebuah kepastian.

(Robert Half) (Robert Half) (Robert Half) (Robert Half)

Kesuksesan tidak akan datang, kecuali kita berusaha keras untuk meraihnya. (Ratna) Kesuksesan tidak akan datang, kecuali kita berusaha keras untuk meraihnya. (Ratna) Kesuksesan tidak akan datang, kecuali kita berusaha keras untuk meraihnya. (Ratna) Kesuksesan tidak akan datang, kecuali kita berusaha keras untuk meraihnya. (Ratna)

Semakin jauh kita b

Semakin jauh kita b Semakin jauh kita b

Semakin jauh kita berjalan maka semakin banyak yang akan kita lihat dan menjadikan apa erjalan maka semakin banyak yang akan kita lihat dan menjadikan apa erjalan maka semakin banyak yang akan kita lihat dan menjadikan apa erjalan maka semakin banyak yang akan kita lihat dan menjadikan apa yang kita lihat sebagai pengalaman hidup adalah salah satu pelajaran dalam hidup.

yang kita lihat sebagai pengalaman hidup adalah salah satu pelajaran dalam hidup. yang kita lihat sebagai pengalaman hidup adalah salah satu pelajaran dalam hidup. yang kita lihat sebagai pengalaman hidup adalah salah satu pelajaran dalam hidup. (Anonim) (Anonim) (Anonim) (Anonim)

PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada : Skripsi ini kupersembahkan kepada : Skripsi ini kupersembahkan kepada : Skripsi ini kupersembahkan kepada : Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan do’a, dukungan dan kasih sayang yang Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan do’a, dukungan dan kasih sayang yang Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan do’a, dukungan dan kasih sayang yang Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan do’a, dukungan dan kasih sayang yang berlimpah berlimpah berlimpah berlimpah Mas Yusuf, yang selalu mendukung dan membimbingku dengan sabar Mas Yusuf, yang selalu mendukung dan membimbingku dengan sabarMas Yusuf, yang selalu mendukung dan membimbingku dengan sabar Mas Yusuf, yang selalu mendukung dan membimbingku dengan sabar

Dik Agung, yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna Dik Agung, yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna Dik Agung, yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna Dik Agung, yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melipahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Penyusunan skripsi “Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI)” ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan sehingga terselesaikannya skripsi ini, kepada:

1. Bapak Dr. HM. Chabachib, M. Si., Akt. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

2. Bapak H. Dwi Cahyo Utomo, SE, MA, Akt,. selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Muchammad Syafruddin, M.Si., Akt selaku Dosen Wali yang telah membimbing penulis baik selama kuliah maupun skripsi di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

4. Segenap dosen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang, doa dan motivasi serta mutiara-mutiara kebajikan dalam menjalani kehidupan kepada penulis.

(9)

6. Mas Yusuf yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Sahabat dan teman-teman seperjuangan akuntansi 2006, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

8. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas bantuan dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan penulisan.

Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Semarang, Agustus 2010 Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iv

ABSTRACT ... v

ABSTRAK ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

1.4. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu ... 10

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 10

2.1.2 Efficient Market Theory (Efficient Market Hypothesis/EMH) ... 11

2.1.3 Definisi, Fungsi dan Jenis-Jenis Bank ... 13

2.1.4 Kesehatan Bank ... 14

2.1.4.1 Permodalan (Capital) ... 15

2.1.4.2 Kualitas Aset (Asset Quality) ... 16

2.1.4.3 Manajemen (Management) ... 17

2.1.4.4 Rentabilitas (Earning) ... 17

(11)

2.1.4.6 Sensitivitas Terhadap Risiko Pasar

(Sensitivity to market risk) ... 19

2.1.5 Saham ... 19

2.1.6 Perubahan Harga Saham ... 20

2.1.7 Analisis Rasio CAMEL ... 22

2.1.7.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 22

2.1.7.2 Return on Risk Asset (RORA) ... 23

2.1.7.3 Net Profit Margin (NPM)... 24

2.1.7.4 Return on Asset (ROA) ... 25

2.1.7.5 Loan to Deposit Ratio (LDR) ... 26

2.1.8 Penelitian Terdahulu ... 27

2.2. Kerangka Pemikiran ... 33

2.3. Pengembangan Hipotesis ... 34

2.3.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Perubahan Harga Saham ... 34

2.3.2 Pengaruh Return On Risk Asset (RORA) Terhadap Perubahan Harga Saham ... 36

2.3.3 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Perubahan Harga Saham ... 37

2.3.4 Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Perubahan Harga Saham ... 39

2.3.5 Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Perubahan Harga Saham ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 42

3.2. Populasi dan Sampel ... 45

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 47

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 47

3.5. Metode Analisis ... 48

3.5.1. Analisis Regresi Berganda ... 48

(12)

3.5.3. Uji Hipotesis ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Hasil Penelitian ... 54

4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 54

4.2 Analisis Data ... 55

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 55

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 57

4.2.3 Uji Hipotesis ... 61

4.3 Pembahasan Hasil ... 67

4.3.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Perubahan Harga Saham ... 67

4.3.2 Pengaruh Return on Risk Asset (RORA) Terhadap Perubahan Harga Saham ... 68

4.3.3 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Perubahan Harga Saham ... 69

4.3.4 Pengaruh Return on Asset (ROA) Terhadap Perubahan Harga Saham ... 70

4.3.5 Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Perubahan Harga Saham ... 71

4.3.6 Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Perubahan Harga Saham ... 73 BAB V PENUTUP ... 75 5.1 Simpulan ... 75 5.2 Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN ... 79

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Predikat Bank yang Go Public pada tahun 2006 sampai dengan

Tahun 2008 dan Perkembangan Harga Saham ... 3

Tabel 2.1 Tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 23

Tabel 2.2 Tingkat Return On Risked Asset (RORA) ... 24

Tabel 2.3 Tingkat Return On Asset (ROA) ... 26

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ... 30

Tabel 3.1 Tabel Autokorelasi ... 51

Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Sampel dan Predikat Kinerjanya ... 54

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 55

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas... 59

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 60

Tabel 4.5 Hasil Uji Simultan ... 63

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Teoritis ... 34 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas... 58 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 60

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan Go Public di BEI ... 80

Lampiran 2 Data Hasil Penelitian ... 81

Lampiran 3 Output SPSS 16 ... 84

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 87

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kinerja keuangan pada perusahaan perbankan dapat dinilai dengan menggunakan pendekatan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan ini berfungsi sebagai ukuran dalam menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan aspek penilaian menggunakan metode CAMELS (Capital, Assets quality, Management, Earnings, Liquidity, dan sensitivity to market risk), yang mengacu pada Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank dan Peraturan BI No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank.

Bank-bank yang ada di Indonesia tidak semuanya dapat dikatakan sehat, khususnya di bidang permodalan. Kegiatan operasional bank dapat berjalan dengan lancar apabila bank tersebut memiliki modal yang cukup sehingga pada saat-saat kritis, bank tetap dalam posisi aman karena memiliki cadangan modal di Bank Indonesia. Penilaian terhadap faktor kualitas aset mencakup aktiva produktif dan aktiva non produktif. Bank wajib memperhatikan faktor prospek usaha, kinerja, dan kemampuan membayar dari debitur dalam penetapan kualitas kredit sebagai bagian dari aktiva produktif. Bank juga dapat melakukan restrukturisasi kredit untuk debitur yang masih memiliki prospek usaha dan kemampuan

(17)

membayar setelah dilakukan restrukturisasi, sebagai salah satu upaya untuk meminimalkan potensi kerugian dari kredit bermasalah.

Rentabilitas atau profitabilitas juga merupakan faktor yang sangat penting, terutama berkaitan dengan kesinambungan dan stabilitas bisnis perbankan. Rentabilitas bisnis perbankan adalah kesanggupan bisnis perbankan untuk mendapatkan laba berdasarkan investasi yang dilakukannya. Kesehatan bank juga dipengaruhi oleh tingkat likuiditas bank. Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua nasabah deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan.

Secara umum, semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan semakin tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa harga saham ditentukan oleh nilai perusahaan. Halim (2003:17) mendukung pernyataan diatas bahwa ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Di bursa efek hal seperti itu akan di respon oleh pasar dalam bentuk kenaikan harga saham. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Meskipun demikian saham yang memiliki kinerja baik sekalipun, harganya bisa saja turun karena keadaan pasar.

(18)

Dalam kenyataannya, harga saham perusahaan perbankan tidak sesuai dengan perkembangan atau perubahan atas kinerja keuangannya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1 : Predikat Bank yang Go Public pada tahun 2006 sampai dengan Tahun 2008 dan Perkembangan Harga Saham

No

. Nama Bank

Tanggal

Listing 2006 2007 2008 1. PT Bank Bumiputera Indonesia

Tbk Harga Saham 15-07-2002 TB (190) B (231) CB (162) 2. PT Bank Central Asia Tbk

Harga Saham 31-05-2002 SB (5.200) SB (7.300) SB (3.250) 3. PT Bank CIMB Niaga Tbk

Harga Saham 29-09-1989 SB (920) SB (900) SB (495) 4. PT Bank Danamon Tbk Harga Saham 06-12-1989 SB (6.750) SB (8.000) SB (3.100) 5. PT Bank International Indonesia

Tbk Harga Saham 21-11-1989 SB (240) SB (285) SB (370) 6. PT Bank Mandiri Tbk Harga Saham 14-07-2003 CB (2.900) SB (3.500) SB (2.025) 7. PT BankMayapada Tbk Harga Saham 29-08-1997 SB (530) SB (960) SB (1.670) 8. PT Bank Mega Tbk Harga Saham 17-04-2000 SB (2100) SB (3.150) SB (3.500) 9. PT Bank Negara Indonesia Tbk

Harga Saham 25-11-1996 B (1.870) CB (1.970) SB (680) 10. PT Bank NISP Tbk Harga Saham 20-10-1994 SB (850) SB (900) SB (700) 11. PT Bank Pan Indonesia Tbk

Harga Saham 29-12-1982 B (580) SB (680) SB (580) 12. PT Bank Permata Tbk Harga Saham 15-01-1990 SB (870) SB (890) SB (490) 13. PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk Harga Saham 10-11-2003 SB (5.150) SB (7.400) SB (4.575) 14. PT Bank UOB Buana Indonesia

Tbk Harga Saham 28-07-2000 SB (970) SB (1.030) SB (1.200) 15. PT Bank Bukopin Tbk Harga Saham 10-07-2006 SB (700) SB (560) SB (300)

(19)

16. PT Bank Kesawan Tbk Harga Saham 21-11-2002 CB (460) CB (500) CB (670) 17. PT Bank Nusantara Parahyangan

Tbk Harga Saham 10-01-2001 SB (700) SB (1.510) SB (1.510) 18. PT Bank Swadesi Tbk Harga Saham 30-06-1999 SB (700) SB (900) SB (600) 19. PT Bank Victoria Internasional Tbk

Harga Saham 01-05-2002 SB (190) SB (182) SB (193) Sumber : IDX dan Info Bank

Keterangan :

SB : Predikat “Sangat Bagus” CB : Predikat “Cukup Bagus” B : Predikat “Bagus” TB : Predikat “Tidak Bagus”

Berdasarkan tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa kinerja (prestasi) yang dicapai oleh bank yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI), dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 tidak seimbang dengan perubahan harga sahamnya. Hal tersebut dapat dikarenakan adanya stock split (pemecahan saham) yang dilakukan oleh perusahaan perbankan. Pemecahan saham merupakan salah satu tindakan yang ditempuh perusahaan untuk menjaga agar harga sahamnya tetap berada dalam rentang harga yang optimal dan sebagai alat untuk mengirim isyarat kepada pasar. Dengan melakukan pemecahan saham, akan terdapat saham dengan harga yang murah dengan jumlah yang banyak sehingga mengundang investor untuk melakukan transaksi. Perubahan harga saham tersebut merupakan reaksi dari kebijakan pemecahan saham.

Berbagai penelitian mengenai pengaruh rasio CAMEL terhadap harga saham telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Abdullah dan Suryanto (2004) yang menunjukkan bahwa kesehatan bank (CAMEL) mempunyai pengaruh yang

(20)

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan. Secara detail, CAR, ALR, NPM dan ROA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan LDR mempunyai pengaruh negatif dan signifikan.

Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Nasser dan Djaddang (2005), yang menunjukkan secara parsial terdapat variabel yang tidak berpengaruh terhadap harga saham, yaitu NPM, ROA dan LDR. Aspek CAR dan RORA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Penelitian Ardiani (2007) menunjukkan secara parsial CAR, RORA dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perbankan di BEJ, sedangkan ROA, NPM dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham.

Hasil penelitian Purnomo (2007) menunjukkan bahwa Secara parsial rasio CAR dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan rasio RORA, NIM, dan LDR tidak berpengaruh secara signifikan. Penelitian Efryanto (2007) menunjukkan bahwa secara parsial CAR, NPM & ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan ALR & LDR tidak berpengaruh terhadap harga saham perbankan.

Beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian ini ingin mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan tingkat kinerja keuangan perusahaan perbankan dengan menggunakan rasio keuangan dalam pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham yang dimiliki. Banyaknya teori yang menyatakan bahwa kondisi rasio keuangan yang baik, nantinya akan membawa pengaruh yang positif terhadap kondisi keuangan

(21)

perusahaan yang juga akan berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham, dalam penelitian ini akan dikaji ulang sehingga apa yang menjadi hasil penelitian nantinya akan mempertegas dan memperkuat teori yang ada.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini akan diuji untuk menganalisis dan membuktikan apakah tingkat kinerja bank memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham, sehingga penulis tertarik mengambil judul "Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008"

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh positif antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

2. Apakah terdapat pengaruh positif antara Return On Risked Assets (RORA) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

3. Apakah terdapat pengaruh positif antara Net Profit Margin (NPM) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

(22)

4. Apakah terdapat pengaruh positif antara Return on Assets (ROA) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

5. Apakah terdapat pengaruh positif antara Loan to Deposits Ratio (LDR) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh positif Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Untuk mengetahui pengaruh positif Return On Risked Assets (RORA) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Untuk mengetahui pengaruh positif Net Profit Margin (NPM) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).

4. Untuk mengetahui pengaruh positif Return on Assets (ROA) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).

(23)

5. Untuk mengetahui pengaruh positif Loan to Deposits Ratio (LDR) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi hasil literatur sebagai bukti empiris dibidang akuntansi keuangan dan pasar modal yang dapat dijadikan referensi untuk penelitian mendatang yang masih ada kaitannya dengan penelitian ini.

2. Bagi pihak perbankan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perbankan dalam penetapan kebijakan terutama menyangkut keuangan dan kebijakan lain terutama berdasarkan analisis rasio CAMEL.

3. Bagi pihak investor, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan prediksi harga saham, yang pada akhirnya dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak investor untuk mengambil keputusan membeli atau tidak saham tersebut.

4. Bagi pihak regulator, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pembuatan keputusan mengenai tingkat kesehatan bank.

1.4. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penulisan penelitian ini direncanakan akan dibagi menjadi lima bagian yang terdiri dari :

(24)

Bab pertama adalah Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Latar belakang masalah merupakan landasan pemikiran secara garis besar. Rumusan masalah merupakan pernyataan tentang keadaan atau fenomena yang memerlukan pemecahan melalui suatu penelitian. Tujuan dan kegunaan penelitian mengungkapkan hasil yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Sistematika penulisan menjelaskan tentang uraian ringkas dari setiap bab pada skripsi.

Bab kedua adalah Tinjauan Pustaka. Bab ini berisi landasan teori dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan pengembangan hipotesis.

Bab ketiga yaitu Metode Penelitian. Bab ini menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pengumpulan data dan pengolahan data. Berisi penjelasan mengenai variabel-variabel penelitian, penentuan sampel, sumber dan jenis data, serta alat analisis yang akan digunakan.

Bab keempat yaitu Hasil dan Pembahasan. Bab ini menguraikan deskripsi objek penelitian, analisis data dan interpretasi hasil. Deskripsi objek penelitian membahas secara umum objek penelitian. Analisis data menitikberatkan pada hasil olahan data sesuai dengan alat dan teknik analisis yang digunakan. Interpretasi hasil menguraikan interpretasi hasil analisis sesuai dengan teknik analisis yang digunakan, termasuk argumentasi atau dasar pembenarannya.

Bab kelima adalah Penutup yang berisi simpulan dan saran-saran yang didasarkan atas hasil penelitian. Simpulan merupakan penyajian secara singkat apa yang telah diperoleh dari pembahasan. Saran merupakan anjuran yang disampaikan kepada pihak yang berkepentingan terhadap penelitian.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat terjadi di antara dua kondisi ekstrem yaitu perbedaan informasi yang kecil sehingga tidak mempengaruhi manajemen, atau perbedaan yang sangat signifikan sehingga dapat berpengaruh terhadap manajemen dan harga saham (Sartono, 1996).

Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Perusahaan yang baik akan memberi sinyal yang jelas dan sangat bermanfaat bagi keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Sinyal yang diberikan dapat berupa good news maupun bad news. Sinyal good news dapat berupa kinerja perusahaan perbankan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sedangkan bad news dapat berupa penurunan kinerja yang semakin mengalami penurunan. Peningkatan rasio CAMEL diharapkan dapat menjadi sinyal bagi para investor dalam menentukan keputusan investasi, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham perusahaan perbankan.

(26)

2.1.2 Efficient Market Theory (Efficient Market Hypothesis/EMH)

Menurut Fama (dikutip oleh Jogiyanto H.M, 2003), Efficient market atau pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia dengan cepat dan akurat. Efficient Market Theory menyatakan bahwa investor selalu memasukkan faktor informasi yang tersedia dalam keputusan mereka sehingga terefleksi pada harga saham yang mereka transaksikan. Jadi, harga saham yang berlaku di pasar modal sudah mengandung faktor informasi tersebut. Karakteristik suatu pasar modal yang efisien yaitu terdapat pemodal-pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesuaikan secara cepat dan akurat.

Fama (1970) dalam Jogiyanto, H.M (2003:371-375) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu:

1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan random walk theory yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien dalam bentuk lemah, maka harga-harga masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saat ini. Hal tersebut berarti bahwa untuk pasar efisien bentuk

(27)

lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan abnormal return.

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga sekuritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan emiten.

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) senua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.

Husnan (1992) menulis artikel mengenai efisiensi pasar modal Indonesia yang dilihat secara mikro dan secara makro. Kesimpulannya menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan dalam efisiensi lemah, tetapi tidak untuk efisiensi yang setengah kuat. Affandi dan Utama (1998) dalam Manurung (2007:20) melakukan penyelidikan terhadap pasar modal Indonesia dengan menggunakan Cumulative Average Abnormal Return dalam rangka menguji pengumuman laba dengan stock return yang juga dikenal pasar efisien dalam bentuk setengah kuat. Hasilnya menyatakan bahwa bahwa pasar modal Indonesia berada dalam bentuk yang setengah kuat (semistrong form).

(28)

Efficient Market Hypothesis bentuk semikuat menyatakan bahwa harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten (Jogiyanto H.M, 2003:371). Tersedianya informasi yang cepat dan akurat mengenai peningkatan kinerja perusahaan, melalui peningkatan rasio CAMEL dari tahun ke tahun dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan harga saham.

2.1.3 Definisi, Fungsi dan Jenis-Jenis Bank

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Perbankan, dinyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary (Budisantoso dan Triandaru, 2006). Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of development dan agent of services.

Jenis bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut: (Kasmir, 2000)

(29)

a. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan berfungsi sebagai agent of development yang bertujuan meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.

2.1.4 Kesehatan Bank

Sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 31 Mei 2004 kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional perihal sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan untuk posisi bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Apabila diperlukan Bank Indonesia meminta hasil penilaian tingkat kesehatan bank tersebut secara berkala atau sewaktu-waktu untuk posisi penilaian tersebut terutama untuk menguji ketepatan dan kecukupan hasil analisis bank. Penilaian tingkat kesehatan bank dimaksud diselesaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah posisi penilaian atau dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pengawas bank terkait.

(30)

Penilaian tingkat kesehatan bank sesuai dengan PBI Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari Permodalan (Capital), Kualitas Aset (Asset Quality), Manajemen (Management), Rentabilitas (Earnings), Likuiditas (Liquidity), dan Sensitivitas terhadap resiko pasar (Sensitivity to market risk) (Budisantoso dan Triandaru, 2006:53).

Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Rasio CAMEL yang diterapkan pada penelitian ini tidak sepenuhnya sama dengan Ketentuan tentang Tata Cara Pengukuran Kesehatan Bank yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, mengingat laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pihak bank tidak sepenuhnya memuat data-data yang diperlukan dalam penghitungan.

Berikut ini adalah penilaian tingkat kesehatan bank sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Bank Indonesia, yang mencakup antara lain :

2.1.4.1 Permodalan (Capital)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

terhadap ketentuan yang berlaku; b. Komposisi permodalan;

c. Tren ke depan/ proyeksi KPMM

(31)

e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan);

f. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha; g. Akses kepada sumber permodalan; dan

h. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan.

Rasio yang akan digunakan untuk menilai aspek permodalan, pada penelitian ini digunakan Capital Adequacy Ratio (CAR).

2.1.4.2 Kualitas Aset (Asset Quality)

Kinerja keuangan dari segi aset diukur melalui kualitas aktiva produktifnya. Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

a. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan total aktiva produktif; b. Debitor inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit;

c. Perkembangan aktiva produktif bermasalah (nonperforming asset) dibandingkan aktiva produktif;

d. Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP);

e. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif;

f. Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif; g. Dokumentasi aktiva produktif; dan

(32)

Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kualitas aset adalah RORA (Return On Risked Assets). RORA merupakan rasio antara operating income dengan total loans dan investasi.

2.1.4.3 Manajemen (Management)

Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja, juga dapat dilihat dari pendidikan serta pengalaman karyawannya dalam menangani berbagai kasus yang terjadi. Unsur-unsur penilaian dalam kualitas manajemen adalah manajemen permodalan, aktiva, umum, rentabilitas dan likuiditas, yang didasarkan pada jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

Aspek manajemen pada penelian kinerja bank tidak dapat menggunakan pola yang ditetapkan Bank Indonesia, tetapi diproksikan dengan profit margin (Riyadi, 1993). Alasannya, seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup manajemen permodalan, manjemen kualitas aktiva, menajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba.

2.1.4.4 Rentabilitas (Earning)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. Pengembalian atas aktiva (return on assets - ROA)

b. Pengembalian atas ekuitas (return on equity – ROE) c. Margin bunga bersih (net interest margin – NIM)

d. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO); e. Pertumbuhan laba operasional;

(33)

f. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan; g. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya; dan h. Prospek laba operasional.

Earning (rentabilitas) bank dalam penelitian ini dinilai dengan rasio return on asset (ROA). Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang berhubungan aspek profitabilitas.

2.1.4.5 Likuiditas (Liquidity)

Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam memelihara tingkat likuiditas yang memadai termasuk antisipasi atas risiko likuiditas yang akan muncul. Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva likuid kurang dari 1 bulan;

b. 1-month maturity mismatch ratio

;

c. Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit ratio – LDR); d. Proyeksi arus kas 3 bulan mendatang;

e. Ketergantungan pada dana antarbank dan deposan inti; f. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas;

g. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya; dan

(34)

Rasio likuiditas (liquidity) dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio yang salah satunya adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

2.1.4.6 Sensitivitas Terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to market risk)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar dilakukan melalui komponen-komponen sebagai berikut :

a. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengatasi fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi suku bunga. b. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengatasi fluktuasi nilai tukar

dibandingkan dengan potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi nilai tukar. c. Kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.

2.1.5 Saham

Ang (1997) menyebutkan bahwa saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Makna "surat berharga" adalah sesuatu yang mempunyai nilai dan tentunya dapat diperjualbelikan. Sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya (Husnan, 2003).

Ditinjau dari segi manfaatnya, pada dasarnya saham dapat digolongkan menjadi saham biasa dan saham preferen.

(35)

a. Saham biasa (common stock).

Saham biasa selalu muncul dalam setiap struktur modal saham perseroan terbatas. Saham biasa lebih umum disebut saham saja. Besar kecilnya deviden yang diterima tidak tetap, tergantung pada keputusan RUPS.

b. Saham preferen (preferred stock).

Saham preferen merupakan gabungan pendanaan antara hutang dan saham biasa. Menurut Jogiyanto (2003:67) saham preferen (preferred stock) merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa (Common stock). Saham preferen memberikan pendapatan tetap dalam bentuk dividen tetap yang dibayarkan setiap kuartal dan dinyatakan dalam bentuk rupiah atau persentase terhadap nilai nominal saham (Ang, 1997).

2.1.6 Perubahan Harga Saham

Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan manfaat yang lebih besar dari apa yang dibayarkan pada saat membeli saham. Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Harga sebuah saham sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran, harga suatu saham akan cenderung naik bila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan cenderung turun jika terjadi kelebihan penawaran.

Terdapat 2 macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan harga saham, yaitu (Jogiyanto, 2003) :

(36)

1. Analisis Teknikal (Technical Analysis), yaitu menentukan harga saham dengan menggunakan data pasar dari saham misalnya harga saham, volume transaksi saham dan indeks pasar.

2. Analisis Fundamental (Fundamental Analysis) atau Analisis Perusahaan (Company Analysis), yaitu menentukan harga saham dengan menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan, pertumbuhan dan prospek perusahaan dan kondisi industri perusahaan.

Perubahan harga saham di pasar terjadi karena faktor permintaan dan penawaran. Terdapat berbagai variabel yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, baik yang rasional maupun yang irrasional. Pengaruh yang sifatnya rasional, sebagaimana diungkapkan oleh Samsul (2006) mencakup kinerja perusahaan, tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan, kurs valuta asing, atau indeks harga saham dari negara lain. Pengaruh yang irrasional mencakup rumor di pasar, mengikuti mimpi, bisikan teman, atau permainan harga. Pada umumnya, kenaikan harga atau penurunan harga dapat terjadi secara bersama-sama.

Perubahan harga saham secara teoritis bermula dari aktivitas para pemodal (investor) mengestimasi pendapatan dan resiko untuk menentukan nilai saham dengan menggunakan data histories perusahaan. Hasil revaluasi ini akan dibandingkan dengan harga saham dan selanjutnya akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atas saham (apakah akan membeli atau menjual saham).

(37)

2.1.7 Analisis Rasio CAMEL

2.1.7.1 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Indikator yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal suatu bank adalah dengan capital adequacy ratio (CAR). CAR merupakan rasio perbandingan modal sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia setelah dihitung margin risk (pertumbuhan risiko) dari akibat yang berisiko (ATMR). (Siamat, 1993:84).

Modal bukan saja sebagai salah satu sumber penting dalam memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal akan mempengaruhi keputusan-keputusan manajemen dalam pencapaian laba dan kemungkinan timbulnya risiko. Modal yang terlalu besar misalnya, akan dapat mempengaruhi jumlah perolehan laba bank, sedangkan modal yang terlalu kecil disamping akan membatasi kemampuan ekspansi bank, juga akan mempengaruhi penilaian khusus para deposan, debitur, dan para pemegang saham bank. Dengan kata lain besar kecilnya permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan. (Siamat, 1993:56).

Kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian. Bank Indonesia menetapkan CAR yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). ATMR adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut.

(38)

Menurut SK BI No. 30/11/KEP/DIR/Tgl. 30 April 1997, nilai CAR tidak boleh kurang dari 8 %. Berikut adalah ketentuan CAR dari Bank Indonesia.

Tabel 2.1 Tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR)

Tingkat Peringkat

8 % Ke atas Sehat

6,4 – 8 % Kurang Sehat

Di bawah 6,4 % Tidak Sehat Sumber : www.bi.go.id

Semakin besar CAR yang dimiliki oleh suatu bank maka kinerja bank tersebut akan semakin baik. Permasalahan modal umumnya adalah berapa modal yang harus disediakan oleh pemilik sehingga keamanan pihak ketiga dapat terjaga, dengan CAR tinggi berarti bank tersebut semakin solvable, bank memiliki modal yang cukup guna menjalankan usahanya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh sehingga akan terjadi kenaikan pada harga saham (Siamat, 1993:84).

2.1.7.2 Return on Risk Asset (RORA)

Kinerja keuangan dari segi aset diukur melalui kualitas aktiva produktifnya. Salah satu rasio yang digunakan adalah RORA (Return On Risked Assets). RORA merupakan rasio antara operating income dengan total loans dan investasi. Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh laba.

(39)

Berikut adalah ketentuan tingkat RORA dari Bank Indonesia : Tabel 2.2 Tingkat Return On Risked Asset (RORA)

Tingkat Peringkat

Dibawah 3,35% Tidak Sehat 3,35% - 5,60% Kurang Sehat 5,60 % - 7,85 % Cukup Sehat

Diatas 7,85 % Sehat

Sumber : www.bi.go.id

Berdasarkan pada teori semakin tinggi RORA maka akan semakin tinggi pula harga saham. Karena bank yang mempunyai RORA tinggi mengindikasikan bahwa pendapatan yang diterima besar sehingga laba yang diperoleh juga optimal dan akan menjadi pertimbangan bagi para investor untuk melakukan penanaman modal sehingga akan berpengaruh positif pada kenaikan harga saham.

2.1.7.3 Net Profit Margin (NPM)

Untuk mengukur tingkat kinerja manajemen, dapat dilakukan dengan penghitungan NPM (Net Profit Margin). NPM merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasional pokok bank. Net Income (keuntungan bersih) dari perusahaan di sini merupakan keuntungan yang siap dibagikan menjadi deviden dan laba yang ditahan. Pembagian deviden sangat berkaitan dengan investor menempatkan dananya di perusahaan, karena keuntungan dari melakukan kegiatan di pasar modal salah satunya adalah investor memperoleh deviden dari perusahaan. Sedangkan laba ditahan mengisyaratkan kegiatan perusahaan yang terus

(40)

berkembang, karena laba yang ditahan nantinya akan digunakan untuk melakukan pengembangan perusahaan.

NPM ini berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya. Menurut Ang (1997) semakin besar nilai NPM berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan yang berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih. Nilai NPM berada pada rentang 0 sampai 1, semakin mendekati 1 maka semakin efisien penggunaan biaya, yang berarti bahwa tingkat kembalian keuangan (return) semakin besar. Return yang tinggi dapat menjadi daya tarik bagi para investor untuk membeli saham. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, semakin banyak investor yang ingin membeli saham, maka harga saham juga akan semakin meningkat.

2.1.7.4 Return on Asset (ROA)

Earning (rentabilitas) bank dinilai dengan rasio return on asset (ROA). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Laba bersih (net income) merupakan ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan. Laba atau kurangnya laba mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapat pinjaman dan pendanaan ekuitas, posisi likuiditas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk berubah.

Profitabilitas atau rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan itu

(41)

rentable. Oleh karena itu bagi manajemen atau pihak-pihak yang lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar.

Menurut Dendrawijaya (2003), semakin besar ROA suatu bank, maka semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Dengan pencapaian laba yang tinggi, maka investor dapat mengharapkan keuntungan dari deviden karena pada hakekatnya dalam ekonomi konvensional, motif investasi adalah untuk memperoleh laba yang tinggi, maka apabila suatu saham menghasilkan deviden yang tinggi ketertarikan investor juga akan meningkat, sehingga kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan harga saham.

Berikut ketentuan tingkat ROA dari Bank Indonesia yang terangkum dalam tabel 2.3.

Tabel 2.3 Tingkat Return On Asset (ROA)

Tingkat Peringkat

Diatas 1,22% Sehat

0,99% - 1,22% Cukup Sehat 0,77 % - 0,99 % Kurang Sehat Dibawah 0,77 % Tidak Sehat Sumber : www.bi.go.id

2.1.7.5 Loan to Deposit Ratio (LDR)

Likuiditas ialah kemampuan suatu bank melunasi kewajiban-kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo (Simorangkir, 2004). Secara lebih spesifik, likuiditas adalah kesanggupan bank dalam menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman (loan) kepada masyarakat yang memerlukan.

(42)

Rasio likuiditas (liquidity) dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio yang salah satunya adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank sehingga risiko dalam berinvestasi menjadi tinggi karena perusahaan perbankan tidak memiliki kemampuan untuk membayar kembali kewajiban atas dana nasabah atau pihak ketiga (Siamat, 1993:269).

LDR yang tinggi berarti risiko dalam berinvestasi menjadi tinggi karena perusahaan dalam keadaan tidak liquid serta perusahaan dianggap tidak memiliki kemampuan untuk membayar kewajibannya atas dana dari pihak ketiga dalam operasionalnya. Dengan likuiditas bank yang rendah maka hal tersebut akan berdampak pada hilangnya kepercayaan investor pada bank tersebut. Apabila masyarakat sudah kehilangan kepercayaan pada suatu bank, maka investorpun juga enggan untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan. Dengan terjadinya hal tersebut maka akan berdampak pada menurunnya harga saham perusahaan tersebut. Menurut Kasmir (2003: 272), batas aman LDR menurut peraturan pemerintah adalah 110%.

2.1.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh kinerja bank melalui analisis rasio CAMEL terhadap harga saham telah banyak dilakukan. Salah satunya dilakukan oleh Abdullah dan Suryanto (2004) yang mengadakan penelitian saham perbankan yang go public di Bursa Efek Jakarta untuk periode tahun 1998 sampai dengan

(43)

tahun 2002. Objek penelitiannya adalah perbankan di BEJ. Variabel yang digunakan untuk penelitian adalah rasio CAMEL yang terdiri dari aspek permodalan (CAR), Asset loan ratio (ALR), aspek manajemen (NPM), aspek rentabilitas (ROA), aspek likuiditas (LDR) dan harga saham.

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa rasio CAR, ALR, NPM, ROA, dan LDR baik secara parsial dan simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan go public di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan berdasarkan koefisien regresi masing-masing variabel bebas yang berpengaruh terhadap harga saham menunjukkan bahwa ALR memiliki pengaruh terbesar terhadap perubahan harga saham dibanding dengan yang lainnya. Namun demikian terdapat satu variabel yang pengaruhnya negatif, yaitu variabel LDR yang berarti setiap peningkatan likuiditas berpengaruh terhadap penurunan harga saham.

Hasil penelitian dari Nasser dan Djaddang (2005) yang melakukan penelitian pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta periode tahun 2002. obyek penelitiannya adalah pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta yang go public dengan mengambil sampel sebanyak 12 bank. Variabel yang digunakan adalah rasio CAMEL yang terdiri dari aspek permodalan (CAR), kualitas aktiva produktif (RORA), aspek manajemen (NPM), aspek rentabilitas (ROA), aspek likuiditas (LDR) dan harga saham.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa CAMEL yang diproksikan dengan CAR, RORA, NPM, ROA, dan LDR secara bersama mempengaruhi variabel harga saham. Namun secara parsial terdapat variabel yang tidak

(44)

berpengaruh terhadap harga saham yaitu variabel NPM, ROA, dan LDR. Hasil tersebut menunjukkan terdapat variabel yang tidak dipertimbangkan oleh investor dalam menentukan dan membeli harga saham perbankan. Investor cenderung memperhatikan aspek permodalan (CAR), dan aspek kualitas aktiva produktif (RORA). Sehingga kedua variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Hasil penelitian Ardiani (2007) menunjukkan bahwa secara simultan CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Secara parsial, CAR, RORA dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), sedangkan untuk ROA, NPM dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di BEJ. Dalam penelititian tersebut, LDR memberikan pengaruh paling besar terhadap harga saham, yang berarti bahwa investor akan lebih memilih bank-bank yang mampu membiayai operasinya dengan modal atau apabila harus dibiayai dengan hutang, maka bank tersebut harus bisa mengembalikannya dengan asset yang dimiliki.

Hasil penelitian dari Purnomo (2007) menunjukkan bahwa secara parsial rasio CAR dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ, sedangkan rasio RORA, NIM, dan LDR tidak berpengaruh secara signifikan. Non signifikansi rasio RORA, NIM, dan LDR tersebut lebih dikarenakan investor cenderung lebih tertarik memperoleh keuntungan atau return berupa capital gain.

(45)

Hasil penelitian Efryanto (2007) menunjukkan bahwa secara parsial CAR, NPM & ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan ALR & LDR tidak berpengaruh terhadap harga saham perbankan. Secara simultan, CAR, ALR, NPM, NPM, dan LDR berpengaruh secara postif dan signifikan terhadap harga saham.

Berikut disajikan ringkasan penelitian terdahulu yang tampak pada tabel 2.4 sebagai berikut :

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian

Variabel yang digunakan Hasil 1. Abdullah dan Suryanto (2004) Analisis Pengaruh Rasio-Rasio CAMEL sebagai Penilaian Tingkat Kesehatan Bank terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ Rasio CAMEL (CAR, ALR, NPM, ROA, dan LDR)

Secara parsial dan simultan CAR, ALR, NPM, ROA, dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. LDR

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.

2. Nasser dan Djaddang (2005) Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta Dengan Rasio CAMEL terhadap Harga Saham Rasio CAMEL (CAR, RORA, NPM, ROA, LDR) dan harga saham

Secara parsial terdapat variabel yang tidak berpengaruh terhadap harga saham yaitu variabel NPM, ROA, dan LDR. Variabel CAR, RORA, NPM, ROA, dan LDR secara bersama mempengaruhi variabel harga saham. 3. Anita Ardiani (2007) Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Rasio CAMEL (CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO, LDR) dan

Secara parsial CAR, RORA dan LDR berpengaruh secara signifikan

terhadap perubahan harga saham sedangkan

(46)

Bursa Efek Jakarta (BEJ)

harga saham BOPO tidak berpengaruh secara signifikan. 4. Hanry Dwi Purnomo (2007) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Rasio Keuangan (CAR, RORA, NIM, ROA, & LDR) dan harga saham.

Secara parsial rasio CAR dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan rasio

RORA, NIM, dan LDR tidak berpengaruh secara signifikan.

Secara simultan CAR, RORA, NIM, ROA dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham 5. Efryanto (2007) Analisis Pengaruh Rasio-Rasio CAMEL terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Rasio CAMEL (CAR, ALR, NPM, ROA, LDR) dan harga saham

Secara parsial CAR, NPM & ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan ALR & LDR tidak berpengaruh terhadap harga saham perbankan. Secara simultan, CAR, ALR, NPM, NPM, dan LDR berpengaruh secara positif signifikan terhadap harga saham.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah hasil penelitian terdahulu belum mampu menunjukkan hasil yang sesuai dengan kajian teori, yaitu masih terdapat variabel penelitian (CAMEL) yang tidak terbukti berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Selain itu, penelitian ini ingin mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan tingkat kualitas kinerja keuangan perusahaan perbankan dengan menggunakan rasio keuangan dalam pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham, karena beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas menunjukkan hasil yang tidak konsisten atau berbeda-beda. Variabel CAR, ALR, NPM, ROA dan LDR menurut penelitian Abdullah dan

(47)

Suryanto (2004) terbukti berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan LDR mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap harga saham.

Sementara berdasarkan hasil penelitian dari Nasser dan Djaddang (2005), variabel NPM, ROA dan LDR tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Hasil yang serupa juga ditunjukkan dalam penelitian Ardiani (2007), yaitu ROA dan NPM tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Hasil penelitian dari Purnomo (2007) menunjukkan bahwa CAR dan ROA berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan rasio RORA, NIM, dan LDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham. Sementara berdasarkan penelitian Efryanto (2007), menunjukkan bahwa CAR, NPM, dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, hal tersebut bertentangan dengan hasil penelitian Ardiani (2007). Perbedaan juga terjadi pada proksi dan jumlah sampel yang digunakan serta periode waktu penelitian yang lebih up to date. Sehingga penelitian ini diharapkan semakin memperkuat dan menyempurnakan hasil penelitian terdahulu.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam dunia perbankan, penilaian kinerja dapat dilakukan dengan melihat faktor-faktor CAMEL yang meliputi permodalan (CAR), kualitas aktiva produktif (RORA), manajemen (NPM), rentabilitas (ROA), dan likuiditas (LDR) sesuai dengan ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Pengelolaan atau peningkatan kinerja perusahaan perbankan dapat dilakukan yaitu dengan menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang wajar, pemenuhan modal yang memadai, risiko yang relatif kecil

(48)

dan kualitas manajemen yang baik. Dengan kondisi seperti itu kinerja perusahaan dapat dikatakan baik.

Pengaruh rasio CAMEL terhadap harga saham dapat dijelaskan dengan signalling theory dan efficient market theory. Signalling theory menjelaskan alasan mengapa perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal, yaitu untuk mengurangi asimetri informasi. Efficient Market Theory merupakan teori dasar dari karakteristik suatu pasar modal yang efisien dimana terdapat pemodal-pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesesuaikan secara cepat dan akurat.

Good news berupa peningkatan kinerja bank yang dilihat melalui rasio CAMEL diharapkan dapat merevisi kepercayaan investor terhadap perusahaan. Hal tersebut akan dapat merubah permintaan dan atau penawaran harga saham perbankan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kenaikan harga saham yang bersangkutan.

Rasio CAMEL yang baik akan mendorong semakin banyak investor untuk berinvestasi, sehingga berpengaruh terhadap kenaikan harga saham. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Ang, 1997:8) pada dasarnya perusahaan yang baik kinerjanya akan mempunyai harga saham yang tinggi, karena dalam dunia investasi harga saham dapat direfleksikan pada kinerja perusahan, dimana semakin tinggi harga saham maka suatu perusahaan akan dikatakan semakin baik kinerjanya.

(49)

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir Teoritis

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Perubahan Harga Saham

Aspek Capital yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan rasio perbandingan modal sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia setelah dihitung margin risk (pertumbuhan risiko) dari akibat yang berisiko (ATMR) (Siamat, 1993:84). CAR dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Menurut SK BI No. 30/11/KEP/DIR/Tgl. 30 April 1997, nilai CAR perusahaan perbankan tidak boleh kurang dari 8 %.

H4 H3 H2 H1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Return on Risked Assets (RORA)

Net Profit Margin (NPM) Loan to Deposit Ratio (LDR) Return on Assets (ROA) Perubahan Harga Saham H5

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini reviewer akan memeriksa kelengkapan berkas calon nasabah seperti slip gaji, rencana pembelian, dan kelengkapan berkas lainnya. Apabila berkas kurang

Atas hal tersebut perlu adanya suatu penelitian terkait implementasi pendaftaran desain industri bagi pelaku usaha bordir di Kota Tasikmalaya sebagai sarana

iterasi terlihat lebih baik karena nilai settling time dan nilai error ITAE lebih kecil kecuali pada kontroler Fuzzy PID-HSA dengan 100 iterasi yang mana rise time

Faktor yang paling berhubungan dengan ketidakberhasilan ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Pakualaman kota Yogyakarta adalah faktor pengetahuan ibu dengan

TK Bina Insan II Barabai Tahun Pelajaran 2016/2017 terlaksana dengan kategori baik; (2) aktivitas anak dalam proses pembelajaran pada asfek motorik halus anak dalam membuat

Strategi kedepannya adalah dengan menjaga portofolio tetap dalam posisi netral / sedikit underweight durasi terhadap tolok ukur (fokus pada tenor 5 tahun) atas dasar pertimbangan

Kepala Seksi Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kcrja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung. Kepala Sckei Pe1atihan dan Pemasaran UPTD BLK

Pada hari ini Jum'at Tanggal Empat Bulan April Tahun Dua Ribu Empat Belas (04-04-2014), Pejabat pengadaan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin