• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan teknologi informasi di dunia ini, kebutuhan komunikasi yang instan menjadi hal yang sangat diperlukan. Komunikasi yang dimaksud adalah terjadinya pertukaran data antar satu perangkat komputer dengan perangkat komputer lainnya. Dalam urusan pemerintahan hal itu sangat diperlukan guna menunjang banyaknya permintaan pelayanan kewarganegaraan seperti pembuatan kartu tanda penduduk, akte kelahiran, surat keterangan warga dan lain sebagainya. Aplikasi yang terintegrasi antar pemerintahan dapat menjadi solusi, artinya setiap pemerintahan daerah seperti kelurahan hingga tingkat kabupaten harus saling terhubung untuk mengakses data kependudukan yang terpusat. Untuk menunjang integrasi tersebut diperlukan infrastruktur jaringan komputer yang mencakup semua entitas Pemerintah Kabupaten Bandung.

Jaringan komputer yang dibangun harus memenuhi standar dalam berbagai aspek salah satunya adalah keamanan. Sebuah jaringan yang bisa diakses atau dilewati oleh banyak pengguna harus memiliki perlindungan agar terhindar dari peretasan yang dapat menyebabkan kerusakan seperti pencurian dan pemalsuan data. Keamanan menjadi hal yang penting bagi pemerintahan karena nilai informasi yang sensitif seperti identitas ataupun keuangan. Sebagai contoh pada bulan Juni 2015, jaringan komputer milik pemerintah Amerika Serikat berhasil diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan mencuri 4 juta identitas pegawai negeri sipil Amerika Serikat (CNN, 2015). Selain di Amerika, di dalam negeri pun pernah mengalami peretasan situs milik KPU (Komisi Pemilihan Umum) provinsi Jawa Tengah yang menyebabkan situs tersebut tidak dapat diakses (Adhi, 2014). Berdasarkan kedua kasus tersebut, membuktikan bahwa siapa pun bisa jadi sasaran dalam tindak peretasan dan tidak menutup kemungkinan di masa yang akan datang kembali terjadi hal serupa, untuk itu keamanan jaringan komputer bagi entitas pemerintahan harus ditingkatkan.

(2)

2 Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten Bandung, data yang didapat menyatakan sebagian wilayah sudah terintegrasi dengan bagian pusat Pemerintah Daerah Jawa Barat (Pemda Jabar). Layanan sistem informasi yang berjalan di Pemerintahan Kabupaten Bandung sampai penelitian ini dibuat yaitu Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) dan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA). Infrastruktur jaringan Internet di Kabupaten Bandung memang belum maksimal, terutama di wilayah-wilayah pelosok (Anon., 2015). Selain itu, dari sisi keamanan infrastruktur jaringan saat ini dinilai kurang baik karena tidak menggunakan standar keamanan secara khusus dan tidak ada dokumentasi terhadap infrastruktur.

Gambar 1.1 Interkoneksi Antar Wilayah Kabupaten Bandung (Sumber: Pemerintah Kabupaten Bandung)

Selain infrastruktur jaringan antar koneksi kecamatan (eksternal), bagian internal Pemerintah Kabupaten juga perlu diperhatikan. Kondisi jaringan internal yang ada di wilayah kantor Pemerintah Kabupaten Bandung perlu mendapat sorotan tersendiri karena menjadi jantung dari seluruh wilayah yang dinaungi oleh Pemerintah Kabupaten Bandung. Batasan atau aturan mengenai hak akses jaringan komputer sudah menjadi hal wajib yang diterapkan guna menunjang kinerja tiap

(3)

3 pegawai yang ada di dalamnya. Selain itu, batasan dibuat agar ketersediaan jaringan yang ada di Pemerintah Kabupaten Bandung digunakan sebagaimana mestinya dan bukan dimanfaatkan untuk keperluan pribadi. Namun, kondisi yang ada tidak berjalan sesuai aturan yang dibuat. Contoh kasus yang kerap terjadi pada jaringan internal kantor Pemerintah Kabupaten Bandung adalah penyalahgunaan akses website yang seharusnya diblokir. Banyak cara yang masih bisa dilakukan pengguna jaringan untuk mengakses website yang diblokir seperti dengan menggunakan layanan proxy atau VPN. Berdasarkan kasus tersebut maka perlu dilakukan langkah optimalisasi baik dari sisi teknis maupun kebijakannya.

Gambar 1.2 Denah Jaringan Internal Pemerintah Kabupaten Bandung (Sumber: Dokumentasi BAPAPSI)

Keamanan infrastruktur jaringan adalah bagian dari keamanan sistem informasi. Keamanan sistem informasi penting bagi pemerintahan ataupun bisnis swasta, karena dapat berfungsi sebagai enabler suatu sistem misalnya e-government. Dalam

(4)

4 kasus tersebut jika tidak terpenuhi standar keamanan maka sistem e-government tidak dapat berjalan karena rentan terhadap peretasan. Banyak sistem informasi tidak bisa dirancang keamanannya secara optimal karena keterbatasan sarana teknis, untuk itu dibutuhkan manajemen dan prosedur yang tepat untuk mengatasinya (ISO/IEC, 2005).

Dalam membuat desain keamanan infrastruktur jaringan diperlukan standar sebagai pedoman best practice dalam proses pembuatannya serta mempermudah dalam pengembangan selanjutnya karena mengacu pada standar yang digunakan, dan pada penelitian ini menggunakan standar keamanan milik ISO/IEC (International Organization for Standardization / International Electrotechnical Commission) yaitu ISO/IEC 27000 Series. ISO adalah organisasi internasional yang independen dan tidak bersifat pemerintahan. Beranggotakan 162 badan standar nasional membawa para ahlinya untuk bersama-sama berbagi pengetahuan dengan tujuan untuk memberikan solusi terhadap tantangan global (ISO, 2010).

Mengembangkan atau mengimplementasikan suatu sistem diperlukan metodologi yang digunakan sebagai kerangka dan pedoman pada proses pengembangannya. Di dalam suatu metodologi juga terdapat langkah-langkah agar pengembangan dapat dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Dalam penelitian ini digunakan metodologi Network Development Life Cycle (NDLC). Metodologi NDLC memungkinkan untuk melakukan pengembangan secara berulang, artinya jika masih terdapat kelemahan / kekurangan dalam sekali proses pengembangan maka dapat dilakukan perbaikan.

(5)

5 1.2 Perumusan Masalah

Setelah membahas mengenai latar belakang, dibuat perumusan masalah yang akan dijadikan acuan untuk menentukan arah penelitian. Beberapa permasalahan yang dibahas antara lain adalah:

a. Bagaimana kondisi keamanan infrastruktur jaringan internal kantor Pemerintah Kabupaten Bandung (secara teknis ataupun kebijakan) saat ini? b. Apa kendala yang terjadi pada jaringan internal kantor Pemerintah

Kabupaten Bandung?

c. Bagaimana langkah optimasi untuk meningkatkan proteksi terhadap lalu lintas akses website (web protection)?

d. Seperti apakah kebutuhan keamanan infrastruktur jaringan yang seharusnya diimplementasikan di jaringan internal kantor Pemerintah Kabupaten Bandung berdasarkan ISO/IEC 27000 Series?

1.3 Tujuan

Setelah mendapatkan perumusan masalah yang dirangkum dalam tiga poin, maka selanjutnya dibuat juga tujuan dari penelitian ini, yaitu:

a. Memberikan hasil analisa keamanan infrastruktur jaringan internal Pemerintah Kabupaten Bandung serta kebijakan atau kontrol keamanan berdasarkan ISO/IEC 27000 Series,

b. Memberikan solusi atas masalah yang kerap terjadi di jaringan internal Pemerintah Kabupaten Bandung,

c. Melakukan identifikasi, analisa dampak yang dapat terjadi serta optimasi sistem web protection,

d. Sebagai cetak biru dan laporan yang berisikan mengenai usulan keamanan infrastruktur jaringan internal kantor Pemerintah Kabupaten Bandung berdasarkan ISO/IEC 27000 Series.

(6)

6 1.4 Manfaat

Selanjutnya, manfaat yang akan didapat oleh Pemerintah Kabupaten Bandung apabila rancangan infrastruktur yang telah dibuat dapat diimplementasikan antara lain:

a. Menjaga ketersediaan jaringan internal supaya digunakan sebagaimana untuk urusan pemerintahan,

b. Meminimalisir kemungkinan terjadinya penyalahgunaan akses keluar jaringan internal untuk keperluan pribadi,

c. Membatasi akses dengan access control sehingga hanya yang berkepentingan dan memiliki hak yang dapat mengakses suatu server tertentu.

1.5 Batasan Penelitian

Agar penelitian fokus pada materi yang ingin disampaikan, dibuat juga batasan penelitian yang akan dilakukan. Batasan - batasan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini fokus terhadap keamanan infrastruktur jaringan internal (wilayah kantor Pemerintah Kabupaten Bandung) dan proses pengembangannya dengan metodologi NDLC serta dibatasi hanya sampai tahap simulasi / prototype,

b. Penelitian ini menggunakan standar keamanan yang dikeluarkan oleh ISO/IEC 27000 Series,

c. Kustomisasi standar keamanan ISO/IEC 27002:2013 berdasarkan kebutuhan keamanan infrastruktur jaringan yang akan diimplementasikan, d. Pengujian dilakukan sebatas fungsionalitas dan dukungan terhadap standar

ISO/IEC 27000 Series,

e. Pengumpulan data mengenai dokumentasi infrastruktur jaringan akan diambil dari Badan Perpustakaan, Arsip dan Pengembangan Sistem Informasi (BAPAPSI) divisi infrastruktur dan jaringan komputer serta pihak ketiga (vendor) yang terlibat.

(7)

7 1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan membaca penelitian ini, maka dalam bagian ini, maka dibuat gambaran mengenai sistematika penulisan terhadap penilitian ini.

a. Bab I Pendahuluan

Berisi penjelesan mengenai latar belakang hingga batasan masalah yang akan dituangkan pada penelitian ini.

b. Bab II Tinjauan Pustaka

Berisi mengenai tinajuan pustaka, teori yang digunakan serta rujukan sumber referensi.

c. Bab III Metodologi Penelitian

Menjelaskan metodologi yang digunakan dalam melakukan analisa dan perancangan pada penelitian ini.

d. Bab IV Analisis Kondisi Saat Ini

Berisi data yang didapatkan mengenai kondisi keamanan jaringan yang ada di wilayah Pemerintah Kabupaten Bandung saat ini serta profil dari lembaga terlibat yaitu BAPAPSI.

e. Bab V Analisis Dan Perancangan Keamanan Jaringan Usulan

Bagian ini memuat mengenai hasil dari pengujian yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya yaitu analisa dan perancangan.

f. Bab VI Kesimpulan Dan Saran

Bagian akhir dari penelitian yang berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah diselesaikan dan saran yang ditujukan dari penulis untuk pembaca.

Gambar

Gambar 1.1 Interkoneksi Antar Wilayah Kabupaten Bandung  (Sumber: Pemerintah Kabupaten Bandung)
Gambar 1.2 Denah Jaringan Internal Pemerintah Kabupaten Bandung  (Sumber: Dokumentasi BAPAPSI)

Referensi

Dokumen terkait

Sekaitan dengan pandangan tersebut, maka latar belakang yang disajikan dalam makalah ini akan didasarkan pada beberapa “ isu “ utama, antara lain: (1) kebutuhan akan perubahan

Variabel adversity quotient, lingkungan keluarga, dan minat berwirausaha diukur dengan skala Likert, yaitu skala dipergunakan untuk mengetahui setuju atau tidak

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

Dari hasil penelitian pengaruh penambahan cmc (A), 2,4 gr, 3,6 gr , 0,8 gr dan lama penyimpanan (B), 7 hari, 14 hari, 21 hari, terhadap mutu sari buah asam jawa dapat dinyatakan

Untuk itu penulis merasa tertarik untuk menguraikan tentang struktur dan makna kanji jukuji karena kanji jukujikun memiliki cara baca yang berbeda dengan cara

Jika sebelum adanya sistem pendukung kreatifitas rata-rata ide yang dihasilkan setiap sesi pertemuan R&D adalah 5 ide, maka kini untuk setiap pertemuan R&D

Tahapan karakterisasi variasi konsentrasi enzim dilakukan untuk menentukan pH optimum dan parameter kinetik V maks dan K M, dengan cara sebagai berikut, dilakukan penambahan 2

sehingga peserta didik yang mempunyai motivasi tinggi mendapatkan energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar yang pada akhirnya akan mampu