KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Disusun Oleh :
SUWALDI NIM. 11406577
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) SALATIGA
METODE RESITASI PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.I)
Disusun Oleh :
SUWALDI NIM. 11406577
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) SALATIGA
TAHUN 2008
NOTA PEM BIM BIN G
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara :
Nama : SUWALDI
NIM : 11406577
Jurusan : Tarbiyah
Progdi : PAI
Judul : PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN
' v FIQIH MELALU1 METODE RESITASI PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN
PELAJARAN 2007/2008 Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.
Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.
W assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
ii
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 59721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PEN G ESA H A N SKRIPSI
Judul
NIM
: Peningkatan Motivasi Pembelajaran Fiqih
Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas V
Ml. Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2007 /2008.
Nama : Suwaldi
: 11406577
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 23 Agustus 2008
Dewan Penguji,
DEKLARASI
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini lidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan.
Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqasah skripsi.
Demikian dekiarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga. Juli 2008
Peneliti
Suwaldi NIP. 11406577
" o > 1 0 " ° * \k" ' O > 1 0 '"0**1 £ 0 "0 1 " o
J
U j ^
t>
da
c.-jl j i y i ' j i j f j£.VV)\ A3 \
Jika tulisan ini memiliki arti dan nilai maka arti dan nilai tersebut penulis
persembahkan k ep ad a:
1. Almamaterku STAIN Salatiga sebagai wahana menimba ilmu pengetahuan.
2. Ayahku yang telah mengobarkan semangat peijuangan.
3. Ibuku tercinta yang memancarkan cahaya sukma kehidupan.
4. Istriku dan anak-anaku tersayang yang memercikkan cinta dan kerinduan.
5. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang telah memberikan semangat, dorongan,
snran dan bantuan yang sangat kusayangi.
Peningkatan Motivasi Pembelajaran Fiqih Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran
2007/2008
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara / model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: a. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya
metode resitasi?
b. Bagaimanakah pengaruh metode resitasi terhadap motivasi belajar siswa? c. Bagaimanakah upaya dalam rangka meningkatkan motivasi pembelajaran
fiqih?
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode resitasi dalam proses pembelajaran.
b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah diterapkannya metode resitasi dalam proses pembelajaran.
c. Untuk mengupayakan peningkatan motivasi pembelajaran fiqih.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan {action research)
sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2007/2008. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis data tes formatif didapatkan suatu prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus III yaitu: siklus I (66,66%), siklus II (80,55%), dan siklus III (91,67%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bahwa metode resitasi dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2007/2008, dan metode pembelajaran ini dapat juga digunakan sebagai salah satu altematif dalam proses pembelajaran fiqih.
3. Bagaimanakah upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
dengan diterapkannya metode resitasi?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya
metode resitasi.
2. Mengetahui motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode resitasi.
3. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi pelajaran fiqih.
2. Meningkatkan motivasi pada pembelajaran fiqih.
3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran.
fiqih.
E. Definisi Istilah Operasiona!
Judu! penelitian tindakan kelas (P'TK) ini adalah Peningkatan Motivasi
Pembelajaran Fiqih Melalui Metode Ilesitasi Pada Siswa Kelas V (lima) Ml.
Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun
Adapun istilah-istilah yang perlu diberi penegasan adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan
Peningkatan berasal dari kata dasar tingkai mendapat awalan pc dan
akhiran an yang berarti keadaan yang menjadi meningkat dari tidak au
menjadi tahu dari pasif menjadi aktif atau dari jelek menjadi baik dan
sebagainya.1
2. Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan yang menyebabkan seseorang
berbuat sesuatu atau bertindak tertentu.2 3
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional untuk membuat siswa beiajar secara aktif yang menekankan
pada penyediaan sumber beiajar/
4. Fiqih
Fiqih adalah salah satu dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di Madrasah Ibtidaiyah, yang berhubungan dengan pengenalan, pemahaman
dan tata cara beribadah dan muamalah.
4. Metode Resitasi
Metode resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali
sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari.4
5. Kelas V (lima)
Kelas V (lima) adalah suatu tingkatan dalam pendidikan pada
sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah.
I W. J. S., Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 1990. him. 995.
2. Marlin Handoko. Motivasi Daya Penggerak, Kanisius. Yogyakarta. 1995. him 9.
3. Dimyati, dan Mudjijono, Beiajar dan Pembelajaran. Renika Cipla. Jakarta. 2006. him. 297.
6. MI. Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung
Sebuah madrasah swasta yang dikelola oleh suatu Yayasan
Pendidikan Islam Desa Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten
Temanggung.
7. Tahun Pelajaran 2007/2008
Merupakan tahun dimana penelitian tindakan kelas (PTK)
dilakukan.
F. Kerangka Berpikir
Pembelajaran Fiqih menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memahami
dan mengamalkan perintah beribadah. Oleh karena itu pembeiajaran Fiqih
diarahkan pada bagaimana siswa memahami dan mengamalkannya.
Untuk mencapai arahan tersebut di aias, perlu diterapkan berbagai
metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran fiqih di MI. Salah
satunya pembelajaran yang diasumsikan sesuai adalah metode resitasi. Dalam
metode ini, siswa bekerja sendiri untuk belajar dan bertanggung jawab atas
pembelajaran yang dilakukan. Proses belajar mengajar diorientasikan pada
tujuan dan keberhasilan individu. Individu diberikan penghargaan dan
individu harus konsisten dengan tanggung jawabnya.
Pembelajaran dengan metode resitasi menuntut kesiapan dan kreatifitas
guru agar senantiasa melakukan pengembangan materi pembelajaran yang
berkaitan dengan binatang yang halal dimakan dagingnya. Kesiapan siswa
kualitas pembelajaran. Jika kualitas pembelajaran meningkat dapat
diasumsikan adanya peningkatan penguasaan materi pembelajaran yang
akhirnya meningkatkan prestasi belajar para siswa.
G. Hipotesis Tindakan
1. Pembelajaran Fiqih dengan metode resitasi dapat meningkatkan perhatian
siswa.
2. Pembelajaran Fiqih dengan metode resitasi dapat meningkatkan aktifitas
siswa.
3. Pembelajaran Fiqih dengan metode resitasi dapat meningkatkan prestasi
siswa.
H. Metode per.elitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat dikelompokkan menjadi 4
macam, yaitu: (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan
kolaboratif, (c) Simultan terintegratif. dan (d) administrasi sosial
eksperimentai.
Penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti.
penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan
utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di
kelas di mana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun,
kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan
seperti biasa, schingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini
diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data
yang diperlukan.
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara
klasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti
tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.
a. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian •
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam
melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.
Penelitian ini bertempat di MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2007/2008.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau
saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Mei semester genap tahun pelajaran 2007/2008.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V Ml Bansari
Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran
b. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas adalah merupakan suatu penelitian yang
akar pennasalahannya inuncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru
yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa
permasalahan dalam PTK diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang
ahli.3
Penelitian tindakan kelas (PTK) juga berarti bahwa penelitian
tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif
partisipasif, kolaboratif, dan spiral yang memiliki tujuan untuk melakukan
perbaikan sistem, metode kerja proses, isi kompetensi dan situasi.5 6
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki /
meningkatkan proses pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan
tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan
guru.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan
yang berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya.
Setiap siklus meliputi perencanaan tindakan {planning), penerapan tindakan {action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan {observation and evaluation), dan melakukan refleksi
{reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.7
5. Suharsimi Arikunto, et. al„ Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Jakarta. 2007. him. 104 6. Ib id . him. 104
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
Gambar 1 Alur PTK8
Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran
model discovery .
3. Refieksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/ rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari
pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada
siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3,
dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes
formatif di akhir masing-masing putarar.. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.
c. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaiuran tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pembelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan
sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.
Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil
belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar atau
resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran.
b. Lembar observasi aktifitas siswa dan guru, untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran, bentuk soal
yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif), jumlahnya ada 20 butir
soal.
d. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengolahan metode resitasi, observasi aktifitas siswa dan guru,
dan tes formatif.
e. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis nada
setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana
yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,
yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas
tersebut sehingga diperoleh rata-rata dengan rumus sebagai berikut:
X =
Z £
Z "
Dengan : X = Nilai rata-rata
Z X = Jumlah semua nilai siswa
Z N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan
dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar
mengajar kurikulum 1994, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila
telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya scrap lebih dari sama dengan 65%.9
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
y S is '.v i7 y e n s ; t u n ! a s b e l a j a r
P = ^ , vi oo%
/ Siswa
I. Sistematika Penulisan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas
Bab 1 berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah,
kerangka berfikir, hipotesis tindakan, metode penelitian dan sistematika
penulisan skripsi penelitian tindakan kelas ( PTK ).
Bab II berisi kajian pustaka yang membahas definisi pembelajaran,
motivasi belajar, definisi pengajaran, metode resitasi, fase-fase resitasi,
keuntungan serta kelemahan metode resitasi, dan langkah-langkah yang harus
dirumuskan terlebih dahulu dalam pelaksanaan resitasi.
Bab 111 berisi laporan hasil penelitian, data prestasi yang telah
dikumpulkan.
Bab IV berisi analisis data tentang Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).
Bab V berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan.dan saran-saran.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran. dan
MOTIVASI PEMBELAJARAN
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah sebagai suatu proses interaksi antara peserta
belajar dengan pengajar / instruktur dan / atau sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.10 11
Bertitik tolak pada pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa
belajar merupakan proses yang lebih banyak terjadi (dialami) siswa,
sedangkan mengajar merupakan kegiatan yang lebih dominan dialami oleh
guru. Meski demikian antara kegiatan belajar dan mengajar merupakan dua
kegiatan yang berbeda, namun keduanya saling berkaitan dengan tujuan akhir
yang sama, yakni bagaimana supaya terjadi perubahan yan optimal pada diri
siswa.
Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku
dan ketrampilan dengan cara mengolah bahan ajar."
Pasal 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan
nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang rnenyebabkan
siswa belajar pada suatu lingkungan untuk melakukan kegiatan pada situasi
tertentu.
10. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2007 hal. 54.
11. Dimyati, dan Mudjijono, Op. Cit., him. 295.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalaii tenaga pendoruiig yang menggerakkan dan
mengasrahkan akiivitas seseorang, misalnya utuk memenuhi
kebutuhannya seseorang melakukan suatu pekerjaan.12 13
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang
yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar. Hal ini berarti siswa belajar karena didorong
oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan,
\
perhatian, kemauan, atau cita-cita lj
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang
untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
2. Macam-macam Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan. atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia man melakukan
sesuatu atau belajar.14
12. Ibid.,him. 296
13. Ibid. him. »
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau
melakukan sesuatu atau belajar, misalnya seseorang mau belajar
karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama
di kelasnya.13
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang timbul dari luar individu yang berfungsi karena adanya perangsang dari
luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain
sebagainya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang akan dicapai oleh siswa
dalam melakukan proses belajar. Dalam proses belajar terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhinya, dimana secara garis besar ada 2 (dua)
faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedang faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar
individu yang sedang belajar. Ada pula yang berpendapat bahwa faktor
intern yang mempengaruhi belajar ada 3 (tiga) yaitu faktor jasmaniah,
faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.* 16
15 Moh Uzcr Usman, Op. Cit.. him. 29
a. Faktor Intern
1) Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah yang mempengaruhi belajar adalah
kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan
terganggu jika kesehatan jasmaniahnya terganggu. Begitu juga
cacat tubuh yang dimaksud di sini adalah cacat permanen yang
menyebabkan kurang sempumanya anggota tubuh terutama yang
berhubungan dengan alat indra mata.
2) Faktor Psikologis
Faktor yang termasuk dalam faktor pskologis ada 7 (tujuh)
yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan.
a) Intelegensi
Intelegensi sangat mempengaruhi keberhasilan belajar,
sedangkan intelegensi mempunyai pengertian sebagai
/
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang
tepat.17 18
b) Perhatian
Perhatian ialah keaktifan peningkat kesadaran. Seiuruh
fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada
barang suatu baik di dalam maupun di luar diri kita.'8
17. Muhibbin Syah, Psiko/ogi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung. 1989, him 134
c) Minat
Minai adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.19
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar, dan kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar atau berlatih.20 21
e) Motif
Motif adalah sesuatu alasan / dorogan yang menyebab-
kan seseorang berbuat sesuatu / melakukan tindakan / bersikap
tertentu.2'
f) Kematangan
Kematangan adalah sesuatu tingkat dalam pertumbuhan
seseorang, di mana alat-alat tubuh dan otaknya sudah siap
untuk melaksanakan aktivitas yang baru.
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kondisi dimana individu telah
memungkinkan untuk melaksanakan aktivitas dalam jangka
waktu tertentu, mulai dari proses hingga menghasilkan sesuatu.
h) Faktor Kelelahan
Proses belajar siswa dapat dipengaruhi karena adanya
rasa lelah yang timbul pada dirinya. Kelelahan yang ada pada
seseorang dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani.
19 Siameto, Op. Cit, him. 57.
20. Ibid, him. 57.
Kelelahan jasmani dapat teijadi karena kekacauan
substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sedangkan
kelelahan rohani dapat teijadi karena terns menerus
memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa adanya variasi
mengeijakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan
bakat, minat dan perhatiannya.
b. Faktor Ekstem
Faktor ekstem yang mempengaruhi belajar dikelompokkan
menjadi tiga faktor yaitu :
1) Faktor Keluarga
Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi proses
belajar. Adapun ragamnya dapat berupa cara orang tua mendidik,
hubungan anggota keluarga, suasana rumah tangga dan ekonomi
rumah tangga.
2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar adalah
metode pembelajaran, kurikulum, hubungan guru dengan siswa,
hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan
waktu sekolah yang disediakan, standar pelajaran. keadaan gedung,
dan tugas rumah yang diberikan.
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat juga mempengaruhi belajar siswa. Pengaruh
macamnya dapat berupa tingkat ketenangan lingkungan,
kebersamaan, sarana umum maupun fasilitas lainnya, kondisi
masyarakat dan Iain-lain.
Disamping beberapa faktor tersebut di atas ada faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar (<approach to learning) yakni merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
terhadap materi-materi pelajaran.
C. Definisi Pengajaran Metode Resitasi
Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah
suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas
tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan
peserta didik mempertanggung jawabkannya.22
Pertanggung jawaban itu dapat dilaksanakan dengan cara:
' /
1. Dengan menjawab tes yang diberikan oleh guru.
2. Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan
3. Dengan cara tertulis.
Dalam metode ini ada tiga istilah penting yaitu:
a. Tugas:
Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus diiakukan baik tugas
datangnya dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah
biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala sekolah atau peserta didik
sendiri. Tugas ini biasanya bersifat edukatif dan bersifat atau berunsur
suatu pekerjaan.
b. Relajar.
Belajar adalah suatu perubahan pada kepribadian, yang ternyata
pada adanya pola sambutan yang baru, yang dapat berupa suatu
pengertian.23
Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang
dim iliki seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan,
keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain sebagainya, dan juga
dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh
motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu.
cara belajar dan sebagainya.
c. Resitasi
Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali
sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini sering
disebut metode pekerjaan rumah.24
Metode resitasi diberikan karena dirasa bahan pelajaran terlalu
banyak, sementara waktunya sedikit artinya banyaknya bahan yang ada
dengan waktu yang tersedia tidak seimbang.
Metode resitasi ini dilakukan apabila guru mengharapkan
pengetahuan yang diterima siswa iebih mantap dan mengaktifkan siswa
dalam mencari atau mempelajari sesuatu masalah dengan Iebih banyak
membaca atau mengerjakan sesuatu secara langsung.
23. H.C Whitenngton, l.ee .1 Cronbach, Tehnik-tehnik Belajar dan Mengajar, Jemmars, Bandung.
1982, him. 10.
24. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Straiegi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2006,
D. Fase - Fase Resitasi
Dengan metode resitasi terdapat 3 fase, yaitu:
1. Guru memberlkan tugas
Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan
dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas
itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan menyelesaikan suatu
bentuk hitungan, berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, dan ada pula
berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai aspek.
2. Murid melaksanakan tugas (belajar)
Cara murid belajar ini akan terlaksana dengan baik apabila murid
belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan
tujuaii yang hendak dicapai.
3. Murid mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya
Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan
pemberian tugas.
E. Keuntungan Metode Resitasi
Ada beberapa keuntungan metode resitasi. antara lain:
1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri
dalam segala tugas yang diberikan.
2. Meringankan tugas guru yang diberikan.
3. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. karena hasil-hasii yang
4. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa
mengharapkan bantuan orang lain.
5. Mendorong peserta didik supaya suka bcrlomba-Icmba untuk
mencapai sukses.
6. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat
peserta didik.
7. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan
peserta didik.
8. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam sekolah.
F. Kelemahan Metode Resitasi
Disamping keuntungannya metode resitasi juga memiliki kelemahan,
antara lain:
1. Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar.
2. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain.
3. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan
temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.
4. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna.
5. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan:
a. Tergangguriya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali
dari sekolah selalu melakukan tugas, sehingga waktu bermain tidak
b. Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka
menganggap tugas-tugas tersebut membosankan.
c. Mer.cari tugas-tugas yang sesuai der.gan kemampuan setiap individu
sulit, jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang lama.
d. Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tidak sanggup
memeriksa tugas-tugas peserta didik.
G. Langkah-Langkah yang Harus Dirumuskan Terlebih Dahulu dalam Pelaksanaan Resitasi
Dalam pelaksanaan resitasi ada beberapa langkah yang harus
dirumuskan terlebih dahulu, yaitu:
1. Pemberian tugas dan penjelasan:
a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara
jelas.
b. Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan murid.
c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk banan
yang akan diajarkan.
2. Pelaksanaan Tugas:
a. Setiap tugas yang diberikan harus dikontrol.
b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing.
c. Hargailah setiap tugas yang dikerjakan murid.
d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah.
f. Saran-saran:
1. Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti betul apa
yang hares dikerjakan
2. Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
3. Adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong anak-anak
GAMBARAN UMUM TENTANG MI BANSARI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Profil MI Bansari
1. Sejarah Berdirinya MI. Bansari
Madrasaah Ibtidaiyah Bansari berdiri tanggal 12 Juli 1964 yang
waktu itu bemama Madrasah Wajib Belajar (MWB). Berdirinya
Madrasaah dikarenakan kebutuhan pendidikan pada waktu itu, desa
Bansari belum memiliki gedung sekolah sehingga anak-anak Bansari
masih sekolah di Sekolah Rakyat (SR) Desa Gunungsari dan di Sekolah
Rakyat (SR) Desa Watukumpul, dengan demikian atas prakarsa para tokoh
masyarakat atau orang-orang yang peduli dengan pendidikan, maka
membentuk pengurus MWB, yang terdiri dari: Bpk. H. Nur Akhwan, Bpk.
Muhilal. Bpk. Fadzian, Bpk. Abdul Majid, Bpk. Nasrun, Bpk. Muhsirat,
Bpk. Umar Said, dan Bpk. Slamet Nur Cholis.25
Tokoh-tokoh masyarakat itu bermusyawarah dan bersepakat
mendirikan MW'B di bawah naungan Ma'arif dan pada waktu itu belum
mempunyai ruang belajar, maka tempat belajar menumpang di rumah Bpk.
H. Abdul Majid selama I tahun. kemudian pindah di mushola Banaran.
Desa Bansari pada waktu itu sudah banyak anak-anak usia
sekolahnva. namun belum mempunyai gedung untuk belajar, maka tahun
25. Hasil Wawancara dengan Bapak Slamei Nur Cholis tanggal 26 Mei 2008.
1965 masyarakat Bansari mulai membangun gedung Sekolah Rakyat (SR)
dengan dana yang tidak begitu lancar, sehingga pembangunan gedung SR
itu tersendat-sendat dan akhimya macet. Dengan berhentinya
pembangunan gedung tersebut maka Bpk. Lurah Wongsoharjo memanggil
pengurus MWB yang maksudnya untuk diajak melanjutkan pembangunan
gedung tersebut. Pengurus lalu bermusyawarah dan bersepakat untuk
menyanggupi melanjutkan pembangunan gedung tersebut sampai selesai.
Gedung sekolah itu didirikan di atas tanah gantungan (bondo deso)
yang terdiri dari dari 7 (tujuh) lokal. Pembangunan gedung itu selesai pada
akhir tahun 1965, dan pembagian lokal pun dilakukan, 4 lokal untuk
MWB di sebelah utara dan 3 lokal untuk SR di sebelah selatan.
Pada tahun 1966 MWB mulai beroperasi dengan diresmikan nleh
Kepala Departemen Agama Kabupaten Temanggung, sedan gkan guru
pertama yang bertugas di MWB Bansari ada 3 orang, yaitu :
1. Bpk. Nur Cholis dari Bansari (Kepala MWB)
2. Bpk. Daldiri dari Salaman Magelang.
3. Bpk. Slamet dari Borobudur Magelang.
Sejak berdiri sampai sekarang MI Bansari sudah mengalami 2 kali
pergantian kepala madrasah. Secara berurutan, kepala madrasah tersebut
adalah :
1. Bpk. Slamet Nur Cholis
2. Letak Geografis
MI Bansari terletak di Dusun Pringapus Desa Bansari Kecamatan
Bansari Kabupaten Temanggung, berdiri di atas tanah seluas 1.336 m2.
Jika dilihat dari situasi lokasi madrasah sangat cocok untuk proses belajar
mengajar, sebab lokasi tersebut sangat jauh dari keramaian kota, udara
masih sejuk atau belum terkena polusi, karena terletak di lingkungan
pedesaan yang di situ masih banyak tumbuhan pertanian. Selain itu, jarak
antara madrasah dengan kota kecamatan tidak terlalu jauh sehingga
transportasi sangat mudah.
Adapun lingkungan sekitar madrasah adalah sebagai b erik u t:
a. Sebelah utara berbatasan dengan bekas lokasi SDN 1 Bansari
b. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan kampung
c. Sebelah barat berbatasan dengan perkampungan penduduk
d. Sebelah timur berbatasan dengan SDN 2 Bansari.
3. Keadaan Guru. Karyawan dan Siswa
a. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru dan karyawan yang bertugas di MI Bansari jumlahnya 14
(empat belas) orang, yang terdiri dari 6 (enam) orang laki-laki dan 8
(delapan) orang perempuan. Tingkat pendidikan mereka adalah Strata
satu (S-I). Sedangkan yang lain masih berpendidikan diploma dua
Keadaan Guru dan Karyawan MI Bansari Kecamatan Bansari
Tabel I
No Nama Status Jabatan
1 Suyadi, A.Ma. PNS Kepala Madrasah
2 Subhi Sri Wlauyo, S.Ag. PNS Guru
3 Setiyowati, A.Ma. PNS Guru
4 Suwaldi, A.Ma. GTT Guru
5 Barokah. A.Ma. GTT Guru
6 Syafa’atun, S.Pd. GTT Guru
7 Daniatus Saniah, A.Ma. GTT Guru
8 Yusuf Kuncoro, S.Pd.I. GTT Guru
9 Siti Zumaroh, S.Ag. GTT Guru
10 Siti Zulaikah, A.Ma. GTT Guru
11 Farida Nur Anisah, A.Ma. GTT Guru
12 Anik Retnowati, SE. GTT Guru
13 Puji Sariyanto. S.Pd.I. GTT Guru
14 Romelan PTT TU
b. Keadaan Siswa MI Bansari
Setiap tahun keadaan jumlah siswa MI Bansari selalau
mengalami perubahan, kadang-kadang bertambah dan kadang-kadang
Rekapitulasi Data Siswa MI Bansari Tahun Pelajaran 2007 / 2008
Tabel II
Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar
mengajar sebab tujuan pembelajaran tidak akan tercapai apabila tidak
didukung oleh sarana dan prasarana.
No Ruangan Jumlah
Kondisi
Baik R.
Ringan
R. Berat
5 Ruang UKS 1 1 -
-6 Dapur 1 1 -
-7 WC Guru 2 2 -
-8 WC Siswa 4 - 4
-9 Komputer 3 2 1
-10 Mesin ketik 2 2 -
-5. Struktur Organisasi Ml Bansari
MI Bansari telah membentuk suatu struktur organisasi yang
bertujuan untuk mengeiola segala bentuk kegiatan dan aktivitas yang
berada di lingkungan madrasah.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
merupakan bentuk kajian yang sistematis dan reflektif oleh guru, untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan kualitas siswa.
Penelitian ini bersifat reflektif maksudnya dalam proses penelitian guru
bertindak sebagai peneliti yang harus memecahkan masalah yang terjad' di
dalam kelas.
Penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 3 siklus. Tiap siklusnya
terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksananaan, pengamatan /
pengumpulan data , dan refleksi.
Siklus I ini, bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa terhadap
pembelajaran flqih dengan pokok bahasan '‘Binatang yang halal dimakan
melalui metode resitasi.” Setelah dilakukan refleksi teriiadap proses tindakan
siklus 1. maka akan mendapatkan permasalahan yang muncul dalam kelas
tersebut, sehingga untuk memecahkan masalah tersebut perlu dilakukan
perencanaan ulang, pelaksanaan ulang, pengamatan ulang dan refleksi ulang
pada siklus II dan III. Sedangkan siklus II dan III bertujuan untuk mengetahui
adanya peningkatan motivasi pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar
siswa.
1. Proses Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Dalam tahap ini yang perlu dipersiapkan adalah perencanaan
hasilnyapun memuaskan. Pada perencanaan ini langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam pembelajaran fiqih melalui metode resitasi,
y a itu :
1) Menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan tindakan
yang akan dilakukan, yaitu pembelajaran fiqih melalui metode
resitasi.
2) Menyusun instrumen yang terdiri dari tes dan non tes.
3) Melakukan kolaborasi dengan gum lain,
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini gum dalam mengajar harus sesuai
dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat. Dalam proses
pelaksanaan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: pendahuluan, inti, dan
penutup.
1) Pendahuluan
Pada tahap ini, gum mengkondisikan siswa agar pembelajaran
beijalan dengan lancar dan sebelum kegiatan berlangsung guru
hams dapat menciptakan media yang menarik sehingga siswa lebih
termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru juga harus
dapat menjelaskan tujuan-tujuan dan manfaat dari pembelajaran
2) Inti
Pada tahap ini, guru menjelaskan materi yang diberikan yaitu
binatang yang halal dimakan melalui metode resitasi, setelah itu
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian siswa diminta
untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing, dan guru
memberikan tugas yaitu untuk merangkum dari apa yang telah
dijelaskan mengenai materi binatang yang halal dimakan
dagingnya, dan selanjutnya setelah selesai siswa dengan diwakili
salah satu anggota kelompok mempresentasikan atau melaporkan
hasil kerja kelompoknya secara tertulis.
3) Penutup
Pada tahap ini, guru bersama-sama dengan siswa melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru
membagikan jumal (contoh jumal terlampir) kepada siswa untuk
diisi yang di dalamnya terdapat pertanyaan tentang kesulitan yang
dialami siswa pada saat melakukan kegiatan pembelajaran, kesan
dan saran terhadap pembelajaran fiqih melalui metode resitasi.
Pada akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari serta guru memberikan tes formatif I.
c. Pengamatan
Dalam tahap pengamatan atau observasi ini, guru mengamati
setiap siswa dengan dibantu oleh satu orang guru bernama
Bapak Romelan. Pengamatan ini dilakukan saat proses kegiatan
dengan cara observasi secara langsung, wawancara, dan menggunakan
jumal.
Pada saat melakukan pengamatan, guru mencatat siswa yang
aktif dan siswa yang tidak aktif saat proses pembelajaran berlangsung
(catatan keaktifan siswa terlampir).
Tahap ini membutuhkan keteiitian dan kecermatan, karena
menjadi bahan acuan pada pelaksanaan siklus II nanti. Pengambilan
data dapat dilakukan dengan cara memberikan tes formatif, dengan
tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan.
d. Refleksi
Pada tahap ini dapat dilihat dari hasil tes, pengamatan,
wawancara dan jurnal yang telah dibuat. Jika hasilnya masih belum
memenuhi batas kriteria ketuntasan belajar yang ingin dicapai,
misalnya masih banyak siswa yang bersikap negatif terhadap
pembelajaran, maka dapat digunakan sebagai bahan perbaikan pada
siklus II, dan hal yang positif pada siklus I harus dipertahankan dalam
siklus II.
Dari hasil evaluasi yang bisa dijadikan dasar perbaikan pada
siklus II adalah pengungkapan hasil tes, pengamatan, pengungkapan
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Apabila terjadi kekurangan pada siklus I maka harus
ditindak lanjuti dengan melakukan perbaikan pada siklus II, agar
2. Proses Pelaksanaan Siklus II
Setelah melakukan refleksi pada siklus I, maka untuk memperbaiki
proses pembelajaran guru harus memilih strategi pembelajama yang sesuai
pada pelaksanaan siklus II. Adapun pelaksanaannya dibagi menjadi 4
(empat) tahap yakni : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II ini harus lebih baik
jika dibandingkan dengan siklus I. Perencanaan ini merupakan langkah
perbaikan dari siklus I. Hal-hal yang harus diperhatikan pada siklus II
adalah sebagai b erik u t:
1) Menyusun perbaikan rencana pembelajaran dengan pokok bahasan
binatang yang halal dimakan melalui metcde resitasi
2) Menyusun perbaikan instrumen yang terdiri dari tes dan non tes
3) Melakukan kolaborasi dengan teman guru yaitu dengan cara lebih
sering {sharing) atau bertukar pikiran.
b. Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian pada siklus II ini
adalah perbaikan dari siklus I, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan
dan hal-hal yang dapat menjadi penghambat pada kegiatan resitasi. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan saran-saran yang
diberikan oleh siswa pada pembelajaran siklus I, dan berusaha lebih
bervariasi dalam proses pembelajaran pada siklus II. Tindakan yang
1) Pendahuluan
Tahap pendahuluan ini menanyakan tentang keadaan siswa,
mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuii pembelajaran
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan
menanyakan kembali materi yang telah diberikan pada pertemuan
yang telah lalu. Siswa diminta untuk lebih bersungguh-sungguh
dan berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran ini.
2) Inti
Pada tahap ini lebih ditekankan terhadap perbaikan pada siklus I,
yaitu menjelaskan kembali tentang materi pembelajran binatang
yang halal dimakan melalui metode resitasi, dan siswa dibentuk
menjadi beberpaa kelompok untuk melakukan kegiatan
pembelajaran melalui metode resitasi. Selama kegiatan
pembelajaran ini, siswa hendaknya berkonsentrasi dan setelah
selesai pembelajaran siswa diminta untuk mempertanggung
jawabkan dengan apa yang menjadi tugasnya melalui wakil
kelompoknya. Hasil dari apa yang telah dipertanggungjawabkan
itu, digunakan sebagai acuan untuk mengerjakan soal tes yang akan
diberikan oleh guru.
3) Penutup
Pada tahap penutup, peneliti bersama-sama siswa mengadakan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan
yang halal dimakan. Siswa diminta untuk mengisi jum al yang telah
disiapkan oleh guru, dalam jum al tersebut terdapat beberapa hal
yang hams diisi oleh siswa yaitu tanggapan, kesan, dan saran-saran
terhadap pembelajaran ini.
c. Pengamatan
Pengamatan pada siklus II bertujuan untuk mengamati
pembahan tindakan dan sikap siswa pada kegiatan pembelajaran yang
telah berlangsung, dengan menggunakan catatan yang bisa dibuat
sebagai data. Pengamatan dilakukan pada siswa yang mempunyai daya
fikir yang tinggi, sedang, dan rendah pada siklus II, yaitu pengamatan
melalui observasi langsung, wawancara langsung, dan melalui jum al,
dengan tujuan agar kelemahan atau hambatan yang terjadi pada siklus I
tidak terjadi lagi pada siklus II.
Pengamatan dapat dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan jum al. Dalam observasi pengambilan data dilakukan
secara langsung terhadap semua tindakan dan perubahan-perubahan
yang teijadi pada siklus II. Pengamatan melalui jum al digunakan
sebagai refleksi untuk mengetahui teknik yang cocok diterapkan pada
pembelajaran tentang materi binatang yang halal dimakan melalui
metode resitasi. Dengan adanya jum al tersebut, dapat diketahui
tanggapan siswa terhadap pembelajaran materi binatang yang halal
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II ini, bertujuan untuk membuat simpulan
dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan serta sikap siswa yang teijadi
selama pembelajaran pada siklus ini. Dengan adanya refleksi, guru
dapat mengetahui peningkatan dan perubahan perilaku siswa terhadap
pembelajaran materi binatang yang halal dimakan melalui metode
resitasi, setelah dilakukan perbaikan pada siklus II.
3. Proses Pelaksanaan Siklus III
Pada proses pelaksanaan siklus III, guru harus dapat memilih
strategi pembelajaran yang sangat tepat untuk meningkatkan dan
memperbaiki kualitas pembelajaran, setelah dilakukan refleksi pada siklus
II. Adapun proses pelaksanaan siklus III terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencaaan
Perencanaan pada siklus III ini, harus lebih baik dan mengarah
kepada penyempumaan dibanding dengan siklus II, sedangkan
langkah-langkah yang perlu diperhatikan pada siklus III ini adaiah
sebagai b erik u t:
1) Menyusun perbaikan dan penyempumaan rencana pembelajaran
dengan pokok bahasan binatang yang halal dimakan melalui
metode resitasi
2) Menyusun perbaikan instrument-instrumen yang terdiri dari tes dan
3) Melakukan kolaborasi dengan teman sejawat atau guru lain dengan
cara lebih sering {sharing) atau bertukar pendapat, dengan begitu akan lebih bervariasi di dalam pembelajaran, karena pengalaman
yang didapat dari teman sejawat tentang pembelajaran sudah lebih
banyak.
b. Pelaksanaan
Siklus III adalah merupakan perbaikan dan penyempumaan
dari siklus II, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dan sesuatu
yang menjadi hambatan pada pelaksanaan kegiatan resitasi. Saran-
saran yang diberikan oleh siswa pada siklus II adalah sebagai acuan
untuk melaksanakan pembelajaran pada siklus III. Adapun tahap-tahap
yang dilakukan adalah: pendahuluan, inti, dan penutup.
1) Pendahuluan
Tahap pendahuluan ini, langkah yang pertama-tama dilakukan oleh
guru adalah menanyakan keadaan siswa, berusaha mengkondisikan
siswa supaya siap di dalam mengikuti proses pembelajaran, dengan
tujuan pembelajaran yang akan dilakukan nanti akan lebih
membuahkan tercapainya suatu tujuan, dan menanyakan kembali
materi yang telah lalu, serta siswa diarahkan untuk lebih
berkonsentrasi di dalam kegiatan pembelajaran ini.
2) Inti
Penekanan terhadap penyempumaan dan perbaikan siklus II adalah
menjelaskan kembali materi pembelajaran tentang binatang yang
halal dimakan melalui metode resitasi, dan siswa dibentuk kembali
kedalam kelompok-kelompok untuk melakukan kegiatan
pembelajaran melalui resitasi ini. Dalam pembelajaran materi ini
siswa hendaknya lebih berkonsentrasi dan pada akhir pembelajaran
siswa diminta untuk mempertanggungjawabkan apa yang menjadi
pekeijaannya, dengan menunjuk salah satu dari wakil kelompok
untuk mempertanggungjawabkan hasil kerja kelompoknya, dan
hasil dari kerja kelompok-kelompok tersebut nantinya akan
dijadikan acuan untuk menyelesaikan soal-soal tes yang akan
diberikan oleh guru.
3) Penutup
Tahap penutup adalah tahap dimana guru dan siswa secara
bersama-sama mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilalui dan menyimpulkan materi pembelajaran tentang
materi binatang yang halal dimakan. Pada tahap ini guru juga
membuat simpulan dari proses pembelajaran dari siklus I sampai
dengan siklus III dan membandingkan hasil-hasil yang telah
dicapainya, dan siswa pada akhimya juga inasih diminta untuk
mengisi jum al yang telah disiapkan oleh guru.
c. Pengamatan
Pengamatan pada siklus III bertujuan untuk mengamati sejauh
yang telah berlangsung dengan catatan yang nantinya bisa dibuat
sebagai data (catatan hasil pengamatan siswa terlampir). Pengamatan
diiakukan pada siswa yang aktif dan tidak aktif pada siklus III, yaitu
pengamatan melalui observasi langsung, wawancara langsung, dan
melalui jumal, dengan tujuan mengetahui seberapa jauh hasil yang
dicapai pada siklus 111 ini.
Dalam observasi pengambilan data, diiakukan secara langsung
terhadap semua tindakan dan perubahan-perubahan yang terjadi pada
siklus III. Pengamatan melalui jumal dipakai sebagai refleksi untuk
mengetahui teknik yang cocok diterapkan pada pembelajaran tentang
materi binatang yang halal dimakan melalui metode resitasi. Dengan
jumal tersebut, dapat diketahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran
yang telah dilalui bersama.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus III ini bertujuan untuk menyusun
kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan, serta sikap siswa
yang terjadi selama kegiatan siklus Hi. Dengan refleksi ini guru dapat
mengetahui peningkatan prestasi dan perubahan perilaku siswa
terhadap pembelajaran tentang materi binatang yang halal dimakan
melalui metode resitasi, dan refleksi ini juga digunakan sebagai tolak
ukur terhadap hasil yang telah dicapai selama pelaksanaan siklus-
C. Data Hasil Tes Formatif Sebelum dan Sesudah Dilakukan Tindakan Tabel V Hasil Tes Formatif Siswa Sebelum Dilakukan Tindakan
No
1 Alfiatul Fadlilati 60 V
2 Chusnul Chotimah 55 V
9 Imam ArifZiya Ulhaq 70 V
10 Irfan Nur Afidin 65 V
11 Istaheru Widi S. 60 V
17 Muhammad Irfai 65 V
18 Muhammad Rifqi 60 V
19 Muhammad Syaifudin 65 V
20 Muhammad Syahrul Fahmi 80 V
21 Nafisah Mukaromah 75 V
22 Niken wahyu kartika 60 V
23 Nurul Hidayah 70 V
24 Nurul Hikmah 55 V
25 Nurul Hindartiyani 70 V
26 Nuzula Kumiasari 70 V
27 Rezha Wisnu A. 65 V
28 Ristiyani 55 V
29 Sinta Amalia 60 V
30 Siti Wahyuningsih 60 V
31 Slamet Nugroho 75 V
32 Sustia Karina R. 60 V
33 Syukur Alfian 65 V
34 Wilantoko 50 V
35 Wahyu Wibowo 65 V
36 Ziko Rizki P. 70 V
JUMLAH 2.315 21 15
Jumlah Skor : 2.315
Jumlah Skor Maksima! Ideal : 3.600 Rata - Rata Skor Tercapai : 64,30
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa : 36
Jumlah siswa yang tuntas : 21
Jumlah siswa yang belum tuntas : 17
Klasikal : Belum tuntas
Tabel VI. Rekapitulasi Hasil Tes Sebelum Dilakukan Tindakan
No Uraian Hasil
1 Nilai rata-rata tes formatif 64,30
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 21
Tabel VII. Hasil Tes Formatif Siswa Sesudah Dilakukan Tindakan
No NAMA Nilai Keterangan
T TT
1 Alfiatul Fadlilati 90 V
2 Chusnul Chotimah 70 V
3 Dani Mustofa 65 V
4 Diva Karim 85 V
5 Emi Nur Afifah 75 V
6 Fandi Septiawan 85 V
7 Hanif Rifa'i 75 V
8 Hasna Nurul M. 85 V
9 Imam A rif Ziya Ulhaq 90 V
10 Irfan Nur Afidin 80 V
11 Istaheru Widi S. 80 V
12 Khoirul Aminah 75 V
13 Kholida Nafaati 85 V
14 M. Farhan 95 V
15 M. Iqbal 80 V
16 Maftuhatul Zulfa 75 V
17 Muhammad Irfai 60 V
18 Muhammad Rifqi 80 V
19 Muhammad Syaifudin 90 V
20 Muhammad Syahrul Fahmi 90 V
21 Nafisah Mukaromah 80 V
22 Niken wahyu kartika 75 V
23 Nurul Hidayah 75 V
24 Nurul Hikmah 90 V
25 Nurul Hindartiyani 80 V
26 Nuzula Kumiasari 80 V
27 Rezha Wisnu A. 75 V
29 Sinta Amalia 60 V
30 Siti Wahyuningsih 85 V
31 Slamet Nugroho 70 V
32 Sustia Karina R. 70 V
33 Syukur Alfian 85 V
34 Wilantoko 60 V
35 Wahyn Wibowo 80 V
36 Ziko Rizki P. 90 V
JUMLAH 2.840 33 3
Jumlah Skor : 2.840
Jumlah Skor Maksimal Id e a l: 3.600 Rata - Rata Skor Tercapai : 78.88
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
jumlah : 36
Jumlah siswa yang tuntas : 33
Jumlah siswa yang belum tuntas : 3
Klasikal : Tuntas
Tabel VIII. Rekapituiasi Hasil Tes Sesudah Diiakukan Tindakan
No Uraian Hasil
1 Nilai rata-rata tes formatif 78,88
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 33
->
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
observasi berupa pengamatan pengelolaan metode resitasi, dan pengamatan
aktivitas siswa beserta guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa
pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betui mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
validitas, reliabilitas. taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data lembar observasi diambil dari pengamatan yaitu data pengamatan
penglolaan metode resitasi, yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
penerapan metode resitasi daiam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkan metode resitasi.
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
I. Siklus !
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1. silabus LKS 1, soal tes
formatif 1. dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 8 mei 2008 di kelas V dengan jumlah siswa
36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. (lembar pengamatan lampiran 5)
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil
penelitian pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
Tabel IX Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No NAMA Nilai
Keterangan
T TT
1 Alfiatul Fadlilati 70 V
2 Chusnul Chotimah 55 V
*■>
Dani Mustofa 60 V
4 Diva Karim 70 V
5 Erni Nur Afifah 70 V
6 Fandi Septiawan 80 V
7 Hanif Rifa'i 60 V
8 Hasna Nurul M. 65 V
9 Imam Arif Ziya Ulhaq 80 V
10 Irfan Nur Afidin 75 V
11 Istaheru Widi S. 60 V
12 Khoirul Aminah 70 V
14 M. Farhan 80 V
20 Muhammad Syahrul Fahmi 90 V
21 Nafisah Mukaromah 85 V
22 Niken wahyu kartika 70 V
23 Nurul Hidayah 60 V
32 Sustia Karina R. 60 V
: 24 Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang belum tuntas
Klasikal
: 12
: Belum tuntas
Tabel X. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 69,72
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 24
3 Persentase ketuntasan belajar 66,66
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
metode resitasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
69,72 dan ketuntasan belajar mencapai 66,66% atau ada 24 siswa dari
36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada
siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa
yang memperoleh nilai > 65 hanya sebesar 66,66% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini
disebabkan karena siswa masih merasa barn dan belum mengerti apa
yang dimaksudkan dengan metode resitasi yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2008 di kelas V dengan jumlah
siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes format if II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel XL Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No NAMA Nilai Keterangan
T TT
1 Alfiatul Fadlilati 75
V
2
Chusnul Chotimah 60V
3 Dani Mustofa 60
V
4 Diva Karim 80
V
5 Emi Nur Afifah 70
V
6 Fandi Septiawan 85
V
7 Hanif Rifa'i 70
V
8 Hasna Nurul M. 65
V
10 Irfan Nur Afidin 75 V
18 Muhammad Rifqi 70 a/
19 Muhammad Syaifudin 80 V
20 MuhammadSyahrul Fahmi 85 V
21 Nafisah Mukaromah 85 V
22 Niken wahyu kartika 75 V
23 Nurul Hidayah 60 V
24 Nurul Hikmah 65 a/
25 Nurul Hindartiyani 80 V
26 Nuzula Kumiasari 75 V
27 Rezha Wisnu A. 70 V
28 Ristiyani 60 V
29 Sinta Amalia 60 V
30 Siti Wahyuningsih 70 V
31 Slamet Nugroho 70 V
32 Sustia Karina R. 70 V
Syukur Aifian 80 V
Keterangan: T : Tuntas
I T
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa : 36
Jumlah siswa yang tuntas : 29
Jumlah siswa yang belum tuntas : 7
Klasikal : Belum tuntas
Tabel XII. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1 NiDi rata-rata tes formatif 73,19
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 29
3 Persentase ketuntasan belajar 80,55
Dari label di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 73,19 dan ketuntasan belajar mencapai 80,55% atau ada 29
siswa dari 36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan
bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan
hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa
setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada
pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu
siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan
alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2008 di kelas V dengan jumlah
siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaau dengan pelaksanaan
belajar mengajar (catatan hasil pengamatan terlampir).
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada
siklus 111 adalah sebagai berikut:
Tabel XIII. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No NAMA Nilai Keterangan
T TT
1 Alfiatu! Fadlilati 90 V