• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20072008 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20072008 SKRIPSI"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Disusun Oleh :

SUWALDI NIM. 11406577

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

(2)

METODE RESITASI PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.I)

Disusun Oleh :

SUWALDI NIM. 11406577

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

TAHUN 2008

(3)

NOTA PEM BIM BIN G

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara :

Nama : SUWALDI

NIM : 11406577

Jurusan : Tarbiyah

Progdi : PAI

Judul : PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN

' v FIQIH MELALU1 METODE RESITASI PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

PELAJARAN 2007/2008 Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

W assalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

ii

(4)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 59721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PEN G ESA H A N SKRIPSI

Judul

NIM

: Peningkatan Motivasi Pembelajaran Fiqih

Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas V

Ml. Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten

Temanggung Tahun Pelajaran 2007 /2008.

Nama : Suwaldi

: 11406577

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Salatiga, 23 Agustus 2008

Dewan Penguji,

(5)

DEKLARASI

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini lidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan.

Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqasah skripsi.

Demikian dekiarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga. Juli 2008

Peneliti

Suwaldi NIP. 11406577

(6)

" o > 1 0 " ° * \k" ' O > 1 0 '"0**1 £ 0 "0 1 " o

J

U j ^

t>

da

c.-jl j i y i ' j i j f j£.VV)\ A3 \

(7)

Jika tulisan ini memiliki arti dan nilai maka arti dan nilai tersebut penulis

persembahkan k ep ad a:

1. Almamaterku STAIN Salatiga sebagai wahana menimba ilmu pengetahuan.

2. Ayahku yang telah mengobarkan semangat peijuangan.

3. Ibuku tercinta yang memancarkan cahaya sukma kehidupan.

4. Istriku dan anak-anaku tersayang yang memercikkan cinta dan kerinduan.

5. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang telah memberikan semangat, dorongan,

snran dan bantuan yang sangat kusayangi.

(8)

Peningkatan Motivasi Pembelajaran Fiqih Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran

2007/2008

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara / model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: a. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya

metode resitasi?

b. Bagaimanakah pengaruh metode resitasi terhadap motivasi belajar siswa? c. Bagaimanakah upaya dalam rangka meningkatkan motivasi pembelajaran

fiqih?

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode resitasi dalam proses pembelajaran.

b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah diterapkannya metode resitasi dalam proses pembelajaran.

c. Untuk mengupayakan peningkatan motivasi pembelajaran fiqih.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan {action research)

sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2007/2008. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analisis data tes formatif didapatkan suatu prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus III yaitu: siklus I (66,66%), siklus II (80,55%), dan siklus III (91,67%).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bahwa metode resitasi dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2007/2008, dan metode pembelajaran ini dapat juga digunakan sebagai salah satu altematif dalam proses pembelajaran fiqih.

(9)

3. Bagaimanakah upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

dengan diterapkannya metode resitasi?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya

metode resitasi.

2. Mengetahui motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode resitasi.

3. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa.

D. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:

1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan

materi pelajaran fiqih.

2. Meningkatkan motivasi pada pembelajaran fiqih.

3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran.

fiqih.

E. Definisi Istilah Operasiona!

Judu! penelitian tindakan kelas (P'TK) ini adalah Peningkatan Motivasi

Pembelajaran Fiqih Melalui Metode Ilesitasi Pada Siswa Kelas V (lima) Ml.

Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun

(10)

Adapun istilah-istilah yang perlu diberi penegasan adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata dasar tingkai mendapat awalan pc dan

akhiran an yang berarti keadaan yang menjadi meningkat dari tidak au

menjadi tahu dari pasif menjadi aktif atau dari jelek menjadi baik dan

sebagainya.1

2. Motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan yang menyebabkan seseorang

berbuat sesuatu atau bertindak tertentu.2 3

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional untuk membuat siswa beiajar secara aktif yang menekankan

pada penyediaan sumber beiajar/

4. Fiqih

Fiqih adalah salah satu dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

di Madrasah Ibtidaiyah, yang berhubungan dengan pengenalan, pemahaman

dan tata cara beribadah dan muamalah.

4. Metode Resitasi

Metode resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali

sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari.4

5. Kelas V (lima)

Kelas V (lima) adalah suatu tingkatan dalam pendidikan pada

sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah.

I W. J. S., Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 1990. him. 995.

2. Marlin Handoko. Motivasi Daya Penggerak, Kanisius. Yogyakarta. 1995. him 9.

3. Dimyati, dan Mudjijono, Beiajar dan Pembelajaran. Renika Cipla. Jakarta. 2006. him. 297.

(11)

6. MI. Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung

Sebuah madrasah swasta yang dikelola oleh suatu Yayasan

Pendidikan Islam Desa Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten

Temanggung.

7. Tahun Pelajaran 2007/2008

Merupakan tahun dimana penelitian tindakan kelas (PTK)

dilakukan.

F. Kerangka Berpikir

Pembelajaran Fiqih menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memahami

dan mengamalkan perintah beribadah. Oleh karena itu pembeiajaran Fiqih

diarahkan pada bagaimana siswa memahami dan mengamalkannya.

Untuk mencapai arahan tersebut di aias, perlu diterapkan berbagai

metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran fiqih di MI. Salah

satunya pembelajaran yang diasumsikan sesuai adalah metode resitasi. Dalam

metode ini, siswa bekerja sendiri untuk belajar dan bertanggung jawab atas

pembelajaran yang dilakukan. Proses belajar mengajar diorientasikan pada

tujuan dan keberhasilan individu. Individu diberikan penghargaan dan

individu harus konsisten dengan tanggung jawabnya.

Pembelajaran dengan metode resitasi menuntut kesiapan dan kreatifitas

guru agar senantiasa melakukan pengembangan materi pembelajaran yang

berkaitan dengan binatang yang halal dimakan dagingnya. Kesiapan siswa

(12)

kualitas pembelajaran. Jika kualitas pembelajaran meningkat dapat

diasumsikan adanya peningkatan penguasaan materi pembelajaran yang

akhirnya meningkatkan prestasi belajar para siswa.

G. Hipotesis Tindakan

1. Pembelajaran Fiqih dengan metode resitasi dapat meningkatkan perhatian

siswa.

2. Pembelajaran Fiqih dengan metode resitasi dapat meningkatkan aktifitas

siswa.

3. Pembelajaran Fiqih dengan metode resitasi dapat meningkatkan prestasi

siswa.

H. Metode per.elitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan

bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang

diinginkan dapat dicapai.

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat dikelompokkan menjadi 4

macam, yaitu: (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan

kolaboratif, (c) Simultan terintegratif. dan (d) administrasi sosial

eksperimentai.

Penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti.

penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan

utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di

kelas di mana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari

(13)

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun,

kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan

seperti biasa, schingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini

diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data

yang diperlukan.

Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara

klasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti

tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.

a. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian •

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam

melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.

Penelitian ini bertempat di MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten

Temanggung Tahun Pelajaran 2007/2008.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau

saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Mei semester genap tahun pelajaran 2007/2008.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V Ml Bansari

Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran

(14)

b. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas adalah merupakan suatu penelitian yang

akar pennasalahannya inuncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru

yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa

permasalahan dalam PTK diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang

ahli.3

Penelitian tindakan kelas (PTK) juga berarti bahwa penelitian

tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif

partisipasif, kolaboratif, dan spiral yang memiliki tujuan untuk melakukan

perbaikan sistem, metode kerja proses, isi kompetensi dan situasi.5 6

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki /

meningkatkan proses pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan

tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan

guru.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian

tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan

yang berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya.

Setiap siklus meliputi perencanaan tindakan {planning), penerapan tindakan {action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan {observation and evaluation), dan melakukan refleksi

{reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.7

5. Suharsimi Arikunto, et. al„ Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Jakarta. 2007. him. 104 6. Ib id . him. 104

(15)

Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada

Gambar 1 Alur PTK8

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat

pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran

model discovery .

3. Refieksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.

(16)

4. Rancangan/ rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari

pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada

siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3,

dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang

sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes

formatif di akhir masing-masing putarar.. Dibuat dalam tiga putaran

dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah

dilaksanakan.

c. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaiuran tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pembelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan

sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.

Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil

belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu

(17)

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar atau

resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran.

b. Lembar observasi aktifitas siswa dan guru, untuk mengamati

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

5. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran, bentuk soal

yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif), jumlahnya ada 20 butir

soal.

d. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi pengolahan metode resitasi, observasi aktifitas siswa dan guru,

dan tes formatif.

e. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode

penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai

dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi

belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap

(18)

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase

keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya

dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis nada

setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana

yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,

yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas

tersebut sehingga diperoleh rata-rata dengan rumus sebagai berikut:

X =

Z £

Z "

Dengan : X = Nilai rata-rata

Z X = Jumlah semua nilai siswa

Z N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan

dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar

mengajar kurikulum 1994, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila

telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar

bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya scrap lebih dari sama dengan 65%.9

(19)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus

sebagai berikut:

y S is '.v i7 y e n s ; t u n ! a s b e l a j a r

P = ^ , vi oo%

/ Siswa

I. Sistematika Penulisan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas

Bab 1 berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah,

kerangka berfikir, hipotesis tindakan, metode penelitian dan sistematika

penulisan skripsi penelitian tindakan kelas ( PTK ).

Bab II berisi kajian pustaka yang membahas definisi pembelajaran,

motivasi belajar, definisi pengajaran, metode resitasi, fase-fase resitasi,

keuntungan serta kelemahan metode resitasi, dan langkah-langkah yang harus

dirumuskan terlebih dahulu dalam pelaksanaan resitasi.

Bab 111 berisi laporan hasil penelitian, data prestasi yang telah

dikumpulkan.

Bab IV berisi analisis data tentang Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).

Bab V berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan.dan saran-saran.

Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran. dan

(20)

MOTIVASI PEMBELAJARAN

A. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah sebagai suatu proses interaksi antara peserta

belajar dengan pengajar / instruktur dan / atau sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.10 11

Bertitik tolak pada pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa

belajar merupakan proses yang lebih banyak terjadi (dialami) siswa,

sedangkan mengajar merupakan kegiatan yang lebih dominan dialami oleh

guru. Meski demikian antara kegiatan belajar dan mengajar merupakan dua

kegiatan yang berbeda, namun keduanya saling berkaitan dengan tujuan akhir

yang sama, yakni bagaimana supaya terjadi perubahan yan optimal pada diri

siswa.

Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku

dan ketrampilan dengan cara mengolah bahan ajar."

Pasal 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan

nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang rnenyebabkan

siswa belajar pada suatu lingkungan untuk melakukan kegiatan pada situasi

tertentu.

10. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2007 hal. 54.

11. Dimyati, dan Mudjijono, Op. Cit., him. 295.

(21)

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalaii tenaga pendoruiig yang menggerakkan dan

mengasrahkan akiivitas seseorang, misalnya utuk memenuhi

kebutuhannya seseorang melakukan suatu pekerjaan.12 13

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang

yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin

melakukan aktivitas belajar. Hal ini berarti siswa belajar karena didorong

oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan,

\

perhatian, kemauan, atau cita-cita lj

Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang

untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

2. Macam-macam Motivasi

Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu,

apakah karena adanya ajakan, suruhan. atau paksaan dari orang lain

sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia man melakukan

sesuatu atau belajar.14

12. Ibid.,him. 296

13. Ibid. him. »

(22)

b. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari

orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau

melakukan sesuatu atau belajar, misalnya seseorang mau belajar

karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama

di kelasnya.13

Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi

yang timbul dari luar individu yang berfungsi karena adanya perangsang dari

luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain

sebagainya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang akan dicapai oleh siswa

dalam melakukan proses belajar. Dalam proses belajar terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhinya, dimana secara garis besar ada 2 (dua)

faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang

sedang belajar, sedang faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar

individu yang sedang belajar. Ada pula yang berpendapat bahwa faktor

intern yang mempengaruhi belajar ada 3 (tiga) yaitu faktor jasmaniah,

faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang

mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor

keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.* 16

15 Moh Uzcr Usman, Op. Cit.. him. 29

(23)

a. Faktor Intern

1) Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah yang mempengaruhi belajar adalah

kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan

terganggu jika kesehatan jasmaniahnya terganggu. Begitu juga

cacat tubuh yang dimaksud di sini adalah cacat permanen yang

menyebabkan kurang sempumanya anggota tubuh terutama yang

berhubungan dengan alat indra mata.

2) Faktor Psikologis

Faktor yang termasuk dalam faktor pskologis ada 7 (tujuh)

yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kesiapan.

a) Intelegensi

Intelegensi sangat mempengaruhi keberhasilan belajar,

sedangkan intelegensi mempunyai pengertian sebagai

/

kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang

tepat.17 18

b) Perhatian

Perhatian ialah keaktifan peningkat kesadaran. Seiuruh

fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada

barang suatu baik di dalam maupun di luar diri kita.'8

17. Muhibbin Syah, Psiko/ogi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung. 1989, him 134

(24)

c) Minat

Minai adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.19

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar, dan kemampuan

itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah

belajar atau berlatih.20 21

e) Motif

Motif adalah sesuatu alasan / dorogan yang menyebab-

kan seseorang berbuat sesuatu / melakukan tindakan / bersikap

tertentu.2'

f) Kematangan

Kematangan adalah sesuatu tingkat dalam pertumbuhan

seseorang, di mana alat-alat tubuh dan otaknya sudah siap

untuk melaksanakan aktivitas yang baru.

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kondisi dimana individu telah

memungkinkan untuk melaksanakan aktivitas dalam jangka

waktu tertentu, mulai dari proses hingga menghasilkan sesuatu.

h) Faktor Kelelahan

Proses belajar siswa dapat dipengaruhi karena adanya

rasa lelah yang timbul pada dirinya. Kelelahan yang ada pada

seseorang dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani.

19 Siameto, Op. Cit, him. 57.

20. Ibid, him. 57.

(25)

Kelelahan jasmani dapat teijadi karena kekacauan

substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sedangkan

kelelahan rohani dapat teijadi karena terns menerus

memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa adanya variasi

mengeijakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan

bakat, minat dan perhatiannya.

b. Faktor Ekstem

Faktor ekstem yang mempengaruhi belajar dikelompokkan

menjadi tiga faktor yaitu :

1) Faktor Keluarga

Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi proses

belajar. Adapun ragamnya dapat berupa cara orang tua mendidik,

hubungan anggota keluarga, suasana rumah tangga dan ekonomi

rumah tangga.

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar adalah

metode pembelajaran, kurikulum, hubungan guru dengan siswa,

hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan

waktu sekolah yang disediakan, standar pelajaran. keadaan gedung,

dan tugas rumah yang diberikan.

3) Faktor Masyarakat

Masyarakat juga mempengaruhi belajar siswa. Pengaruh

(26)

macamnya dapat berupa tingkat ketenangan lingkungan,

kebersamaan, sarana umum maupun fasilitas lainnya, kondisi

masyarakat dan Iain-lain.

Disamping beberapa faktor tersebut di atas ada faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar (<approach to learning) yakni merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode

yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran

terhadap materi-materi pelajaran.

C. Definisi Pengajaran Metode Resitasi

Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah

suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas

tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan

peserta didik mempertanggung jawabkannya.22

Pertanggung jawaban itu dapat dilaksanakan dengan cara:

' /

1. Dengan menjawab tes yang diberikan oleh guru.

2. Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan

3. Dengan cara tertulis.

Dalam metode ini ada tiga istilah penting yaitu:

a. Tugas:

Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus diiakukan baik tugas

datangnya dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah

biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala sekolah atau peserta didik

(27)

sendiri. Tugas ini biasanya bersifat edukatif dan bersifat atau berunsur

suatu pekerjaan.

b. Relajar.

Belajar adalah suatu perubahan pada kepribadian, yang ternyata

pada adanya pola sambutan yang baru, yang dapat berupa suatu

pengertian.23

Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang

dim iliki seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan,

keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain sebagainya, dan juga

dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh

motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu.

cara belajar dan sebagainya.

c. Resitasi

Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali

sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini sering

disebut metode pekerjaan rumah.24

Metode resitasi diberikan karena dirasa bahan pelajaran terlalu

banyak, sementara waktunya sedikit artinya banyaknya bahan yang ada

dengan waktu yang tersedia tidak seimbang.

Metode resitasi ini dilakukan apabila guru mengharapkan

pengetahuan yang diterima siswa iebih mantap dan mengaktifkan siswa

dalam mencari atau mempelajari sesuatu masalah dengan Iebih banyak

membaca atau mengerjakan sesuatu secara langsung.

23. H.C Whitenngton, l.ee .1 Cronbach, Tehnik-tehnik Belajar dan Mengajar, Jemmars, Bandung.

1982, him. 10.

24. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Straiegi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2006,

(28)

D. Fase - Fase Resitasi

Dengan metode resitasi terdapat 3 fase, yaitu:

1. Guru memberlkan tugas

Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan

dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas

itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan menyelesaikan suatu

bentuk hitungan, berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, dan ada pula

berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai aspek.

2. Murid melaksanakan tugas (belajar)

Cara murid belajar ini akan terlaksana dengan baik apabila murid

belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan

tujuaii yang hendak dicapai.

3. Murid mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya

Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan

pemberian tugas.

E. Keuntungan Metode Resitasi

Ada beberapa keuntungan metode resitasi. antara lain:

1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri

dalam segala tugas yang diberikan.

2. Meringankan tugas guru yang diberikan.

3. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. karena hasil-hasii yang

(29)

4. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa

mengharapkan bantuan orang lain.

5. Mendorong peserta didik supaya suka bcrlomba-Icmba untuk

mencapai sukses.

6. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat

peserta didik.

7. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan

peserta didik.

8. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam sekolah.

F. Kelemahan Metode Resitasi

Disamping keuntungannya metode resitasi juga memiliki kelemahan,

antara lain:

1. Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar.

2. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain.

3. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan

temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.

4. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna.

5. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan:

a. Tergangguriya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali

dari sekolah selalu melakukan tugas, sehingga waktu bermain tidak

(30)

b. Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka

menganggap tugas-tugas tersebut membosankan.

c. Mer.cari tugas-tugas yang sesuai der.gan kemampuan setiap individu

sulit, jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang lama.

d. Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tidak sanggup

memeriksa tugas-tugas peserta didik.

G. Langkah-Langkah yang Harus Dirumuskan Terlebih Dahulu dalam Pelaksanaan Resitasi

Dalam pelaksanaan resitasi ada beberapa langkah yang harus

dirumuskan terlebih dahulu, yaitu:

1. Pemberian tugas dan penjelasan:

a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara

jelas.

b. Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan murid.

c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk banan

yang akan diajarkan.

2. Pelaksanaan Tugas:

a. Setiap tugas yang diberikan harus dikontrol.

b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing.

c. Hargailah setiap tugas yang dikerjakan murid.

d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah.

(31)

f. Saran-saran:

1. Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti betul apa

yang hares dikerjakan

2. Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.

3. Adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong anak-anak

(32)

GAMBARAN UMUM TENTANG MI BANSARI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Profil MI Bansari

1. Sejarah Berdirinya MI. Bansari

Madrasaah Ibtidaiyah Bansari berdiri tanggal 12 Juli 1964 yang

waktu itu bemama Madrasah Wajib Belajar (MWB). Berdirinya

Madrasaah dikarenakan kebutuhan pendidikan pada waktu itu, desa

Bansari belum memiliki gedung sekolah sehingga anak-anak Bansari

masih sekolah di Sekolah Rakyat (SR) Desa Gunungsari dan di Sekolah

Rakyat (SR) Desa Watukumpul, dengan demikian atas prakarsa para tokoh

masyarakat atau orang-orang yang peduli dengan pendidikan, maka

membentuk pengurus MWB, yang terdiri dari: Bpk. H. Nur Akhwan, Bpk.

Muhilal. Bpk. Fadzian, Bpk. Abdul Majid, Bpk. Nasrun, Bpk. Muhsirat,

Bpk. Umar Said, dan Bpk. Slamet Nur Cholis.25

Tokoh-tokoh masyarakat itu bermusyawarah dan bersepakat

mendirikan MW'B di bawah naungan Ma'arif dan pada waktu itu belum

mempunyai ruang belajar, maka tempat belajar menumpang di rumah Bpk.

H. Abdul Majid selama I tahun. kemudian pindah di mushola Banaran.

Desa Bansari pada waktu itu sudah banyak anak-anak usia

sekolahnva. namun belum mempunyai gedung untuk belajar, maka tahun

25. Hasil Wawancara dengan Bapak Slamei Nur Cholis tanggal 26 Mei 2008.

(33)

1965 masyarakat Bansari mulai membangun gedung Sekolah Rakyat (SR)

dengan dana yang tidak begitu lancar, sehingga pembangunan gedung SR

itu tersendat-sendat dan akhimya macet. Dengan berhentinya

pembangunan gedung tersebut maka Bpk. Lurah Wongsoharjo memanggil

pengurus MWB yang maksudnya untuk diajak melanjutkan pembangunan

gedung tersebut. Pengurus lalu bermusyawarah dan bersepakat untuk

menyanggupi melanjutkan pembangunan gedung tersebut sampai selesai.

Gedung sekolah itu didirikan di atas tanah gantungan (bondo deso)

yang terdiri dari dari 7 (tujuh) lokal. Pembangunan gedung itu selesai pada

akhir tahun 1965, dan pembagian lokal pun dilakukan, 4 lokal untuk

MWB di sebelah utara dan 3 lokal untuk SR di sebelah selatan.

Pada tahun 1966 MWB mulai beroperasi dengan diresmikan nleh

Kepala Departemen Agama Kabupaten Temanggung, sedan gkan guru

pertama yang bertugas di MWB Bansari ada 3 orang, yaitu :

1. Bpk. Nur Cholis dari Bansari (Kepala MWB)

2. Bpk. Daldiri dari Salaman Magelang.

3. Bpk. Slamet dari Borobudur Magelang.

Sejak berdiri sampai sekarang MI Bansari sudah mengalami 2 kali

pergantian kepala madrasah. Secara berurutan, kepala madrasah tersebut

adalah :

1. Bpk. Slamet Nur Cholis

(34)

2. Letak Geografis

MI Bansari terletak di Dusun Pringapus Desa Bansari Kecamatan

Bansari Kabupaten Temanggung, berdiri di atas tanah seluas 1.336 m2.

Jika dilihat dari situasi lokasi madrasah sangat cocok untuk proses belajar

mengajar, sebab lokasi tersebut sangat jauh dari keramaian kota, udara

masih sejuk atau belum terkena polusi, karena terletak di lingkungan

pedesaan yang di situ masih banyak tumbuhan pertanian. Selain itu, jarak

antara madrasah dengan kota kecamatan tidak terlalu jauh sehingga

transportasi sangat mudah.

Adapun lingkungan sekitar madrasah adalah sebagai b erik u t:

a. Sebelah utara berbatasan dengan bekas lokasi SDN 1 Bansari

b. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan kampung

c. Sebelah barat berbatasan dengan perkampungan penduduk

d. Sebelah timur berbatasan dengan SDN 2 Bansari.

3. Keadaan Guru. Karyawan dan Siswa

a. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru dan karyawan yang bertugas di MI Bansari jumlahnya 14

(empat belas) orang, yang terdiri dari 6 (enam) orang laki-laki dan 8

(delapan) orang perempuan. Tingkat pendidikan mereka adalah Strata

satu (S-I). Sedangkan yang lain masih berpendidikan diploma dua

(35)

Keadaan Guru dan Karyawan MI Bansari Kecamatan Bansari

Tabel I

No Nama Status Jabatan

1 Suyadi, A.Ma. PNS Kepala Madrasah

2 Subhi Sri Wlauyo, S.Ag. PNS Guru

3 Setiyowati, A.Ma. PNS Guru

4 Suwaldi, A.Ma. GTT Guru

5 Barokah. A.Ma. GTT Guru

6 Syafa’atun, S.Pd. GTT Guru

7 Daniatus Saniah, A.Ma. GTT Guru

8 Yusuf Kuncoro, S.Pd.I. GTT Guru

9 Siti Zumaroh, S.Ag. GTT Guru

10 Siti Zulaikah, A.Ma. GTT Guru

11 Farida Nur Anisah, A.Ma. GTT Guru

12 Anik Retnowati, SE. GTT Guru

13 Puji Sariyanto. S.Pd.I. GTT Guru

14 Romelan PTT TU

b. Keadaan Siswa MI Bansari

Setiap tahun keadaan jumlah siswa MI Bansari selalau

mengalami perubahan, kadang-kadang bertambah dan kadang-kadang

(36)

Rekapitulasi Data Siswa MI Bansari Tahun Pelajaran 2007 / 2008

Tabel II

Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar

mengajar sebab tujuan pembelajaran tidak akan tercapai apabila tidak

didukung oleh sarana dan prasarana.

(37)

No Ruangan Jumlah

Kondisi

Baik R.

Ringan

R. Berat

5 Ruang UKS 1 1 -

-6 Dapur 1 1 -

-7 WC Guru 2 2 -

-8 WC Siswa 4 - 4

-9 Komputer 3 2 1

-10 Mesin ketik 2 2 -

-5. Struktur Organisasi Ml Bansari

MI Bansari telah membentuk suatu struktur organisasi yang

bertujuan untuk mengeiola segala bentuk kegiatan dan aktivitas yang

berada di lingkungan madrasah.

(38)

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang

merupakan bentuk kajian yang sistematis dan reflektif oleh guru, untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan kualitas siswa.

Penelitian ini bersifat reflektif maksudnya dalam proses penelitian guru

bertindak sebagai peneliti yang harus memecahkan masalah yang terjad' di

dalam kelas.

Penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 3 siklus. Tiap siklusnya

terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksananaan, pengamatan /

pengumpulan data , dan refleksi.

Siklus I ini, bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa terhadap

pembelajaran flqih dengan pokok bahasan '‘Binatang yang halal dimakan

melalui metode resitasi.” Setelah dilakukan refleksi teriiadap proses tindakan

siklus 1. maka akan mendapatkan permasalahan yang muncul dalam kelas

tersebut, sehingga untuk memecahkan masalah tersebut perlu dilakukan

perencanaan ulang, pelaksanaan ulang, pengamatan ulang dan refleksi ulang

pada siklus II dan III. Sedangkan siklus II dan III bertujuan untuk mengetahui

adanya peningkatan motivasi pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar

siswa.

1. Proses Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

Dalam tahap ini yang perlu dipersiapkan adalah perencanaan

(39)

hasilnyapun memuaskan. Pada perencanaan ini langkah-langkah yang

harus dilakukan dalam pembelajaran fiqih melalui metode resitasi,

y a itu :

1) Menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan tindakan

yang akan dilakukan, yaitu pembelajaran fiqih melalui metode

resitasi.

2) Menyusun instrumen yang terdiri dari tes dan non tes.

3) Melakukan kolaborasi dengan gum lain,

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini gum dalam mengajar harus sesuai

dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat. Dalam proses

pelaksanaan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: pendahuluan, inti, dan

penutup.

1) Pendahuluan

Pada tahap ini, gum mengkondisikan siswa agar pembelajaran

beijalan dengan lancar dan sebelum kegiatan berlangsung guru

hams dapat menciptakan media yang menarik sehingga siswa lebih

termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru juga harus

dapat menjelaskan tujuan-tujuan dan manfaat dari pembelajaran

(40)

2) Inti

Pada tahap ini, guru menjelaskan materi yang diberikan yaitu

binatang yang halal dimakan melalui metode resitasi, setelah itu

siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian siswa diminta

untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing, dan guru

memberikan tugas yaitu untuk merangkum dari apa yang telah

dijelaskan mengenai materi binatang yang halal dimakan

dagingnya, dan selanjutnya setelah selesai siswa dengan diwakili

salah satu anggota kelompok mempresentasikan atau melaporkan

hasil kerja kelompoknya secara tertulis.

3) Penutup

Pada tahap ini, guru bersama-sama dengan siswa melakukan

refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru

membagikan jumal (contoh jumal terlampir) kepada siswa untuk

diisi yang di dalamnya terdapat pertanyaan tentang kesulitan yang

dialami siswa pada saat melakukan kegiatan pembelajaran, kesan

dan saran terhadap pembelajaran fiqih melalui metode resitasi.

Pada akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan materi

yang telah dipelajari serta guru memberikan tes formatif I.

c. Pengamatan

Dalam tahap pengamatan atau observasi ini, guru mengamati

setiap siswa dengan dibantu oleh satu orang guru bernama

Bapak Romelan. Pengamatan ini dilakukan saat proses kegiatan

(41)

dengan cara observasi secara langsung, wawancara, dan menggunakan

jumal.

Pada saat melakukan pengamatan, guru mencatat siswa yang

aktif dan siswa yang tidak aktif saat proses pembelajaran berlangsung

(catatan keaktifan siswa terlampir).

Tahap ini membutuhkan keteiitian dan kecermatan, karena

menjadi bahan acuan pada pelaksanaan siklus II nanti. Pengambilan

data dapat dilakukan dengan cara memberikan tes formatif, dengan

tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar yang telah dilakukan.

d. Refleksi

Pada tahap ini dapat dilihat dari hasil tes, pengamatan,

wawancara dan jurnal yang telah dibuat. Jika hasilnya masih belum

memenuhi batas kriteria ketuntasan belajar yang ingin dicapai,

misalnya masih banyak siswa yang bersikap negatif terhadap

pembelajaran, maka dapat digunakan sebagai bahan perbaikan pada

siklus II, dan hal yang positif pada siklus I harus dipertahankan dalam

siklus II.

Dari hasil evaluasi yang bisa dijadikan dasar perbaikan pada

siklus II adalah pengungkapan hasil tes, pengamatan, pengungkapan

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam proses

pembelajaran. Apabila terjadi kekurangan pada siklus I maka harus

ditindak lanjuti dengan melakukan perbaikan pada siklus II, agar

(42)

2. Proses Pelaksanaan Siklus II

Setelah melakukan refleksi pada siklus I, maka untuk memperbaiki

proses pembelajaran guru harus memilih strategi pembelajama yang sesuai

pada pelaksanaan siklus II. Adapun pelaksanaannya dibagi menjadi 4

(empat) tahap yakni : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus II ini harus lebih baik

jika dibandingkan dengan siklus I. Perencanaan ini merupakan langkah

perbaikan dari siklus I. Hal-hal yang harus diperhatikan pada siklus II

adalah sebagai b erik u t:

1) Menyusun perbaikan rencana pembelajaran dengan pokok bahasan

binatang yang halal dimakan melalui metcde resitasi

2) Menyusun perbaikan instrumen yang terdiri dari tes dan non tes

3) Melakukan kolaborasi dengan teman guru yaitu dengan cara lebih

sering {sharing) atau bertukar pikiran.

b. Pelaksanaan

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian pada siklus II ini

adalah perbaikan dari siklus I, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan

dan hal-hal yang dapat menjadi penghambat pada kegiatan resitasi. Hal

ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan saran-saran yang

diberikan oleh siswa pada pembelajaran siklus I, dan berusaha lebih

bervariasi dalam proses pembelajaran pada siklus II. Tindakan yang

(43)

1) Pendahuluan

Tahap pendahuluan ini menanyakan tentang keadaan siswa,

mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuii pembelajaran

sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan

menanyakan kembali materi yang telah diberikan pada pertemuan

yang telah lalu. Siswa diminta untuk lebih bersungguh-sungguh

dan berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran ini.

2) Inti

Pada tahap ini lebih ditekankan terhadap perbaikan pada siklus I,

yaitu menjelaskan kembali tentang materi pembelajran binatang

yang halal dimakan melalui metode resitasi, dan siswa dibentuk

menjadi beberpaa kelompok untuk melakukan kegiatan

pembelajaran melalui metode resitasi. Selama kegiatan

pembelajaran ini, siswa hendaknya berkonsentrasi dan setelah

selesai pembelajaran siswa diminta untuk mempertanggung

jawabkan dengan apa yang menjadi tugasnya melalui wakil

kelompoknya. Hasil dari apa yang telah dipertanggungjawabkan

itu, digunakan sebagai acuan untuk mengerjakan soal tes yang akan

diberikan oleh guru.

3) Penutup

Pada tahap penutup, peneliti bersama-sama siswa mengadakan

refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan

(44)

yang halal dimakan. Siswa diminta untuk mengisi jum al yang telah

disiapkan oleh guru, dalam jum al tersebut terdapat beberapa hal

yang hams diisi oleh siswa yaitu tanggapan, kesan, dan saran-saran

terhadap pembelajaran ini.

c. Pengamatan

Pengamatan pada siklus II bertujuan untuk mengamati

pembahan tindakan dan sikap siswa pada kegiatan pembelajaran yang

telah berlangsung, dengan menggunakan catatan yang bisa dibuat

sebagai data. Pengamatan dilakukan pada siswa yang mempunyai daya

fikir yang tinggi, sedang, dan rendah pada siklus II, yaitu pengamatan

melalui observasi langsung, wawancara langsung, dan melalui jum al,

dengan tujuan agar kelemahan atau hambatan yang terjadi pada siklus I

tidak terjadi lagi pada siklus II.

Pengamatan dapat dilakukan dengan cara observasi,

wawancara, dan jum al. Dalam observasi pengambilan data dilakukan

secara langsung terhadap semua tindakan dan perubahan-perubahan

yang teijadi pada siklus II. Pengamatan melalui jum al digunakan

sebagai refleksi untuk mengetahui teknik yang cocok diterapkan pada

pembelajaran tentang materi binatang yang halal dimakan melalui

metode resitasi. Dengan adanya jum al tersebut, dapat diketahui

tanggapan siswa terhadap pembelajaran materi binatang yang halal

(45)

d. Refleksi

Refleksi pada siklus II ini, bertujuan untuk membuat simpulan

dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan serta sikap siswa yang teijadi

selama pembelajaran pada siklus ini. Dengan adanya refleksi, guru

dapat mengetahui peningkatan dan perubahan perilaku siswa terhadap

pembelajaran materi binatang yang halal dimakan melalui metode

resitasi, setelah dilakukan perbaikan pada siklus II.

3. Proses Pelaksanaan Siklus III

Pada proses pelaksanaan siklus III, guru harus dapat memilih

strategi pembelajaran yang sangat tepat untuk meningkatkan dan

memperbaiki kualitas pembelajaran, setelah dilakukan refleksi pada siklus

II. Adapun proses pelaksanaan siklus III terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu:

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

a. Perencaaan

Perencanaan pada siklus III ini, harus lebih baik dan mengarah

kepada penyempumaan dibanding dengan siklus II, sedangkan

langkah-langkah yang perlu diperhatikan pada siklus III ini adaiah

sebagai b erik u t:

1) Menyusun perbaikan dan penyempumaan rencana pembelajaran

dengan pokok bahasan binatang yang halal dimakan melalui

metode resitasi

2) Menyusun perbaikan instrument-instrumen yang terdiri dari tes dan

(46)

3) Melakukan kolaborasi dengan teman sejawat atau guru lain dengan

cara lebih sering {sharing) atau bertukar pendapat, dengan begitu akan lebih bervariasi di dalam pembelajaran, karena pengalaman

yang didapat dari teman sejawat tentang pembelajaran sudah lebih

banyak.

b. Pelaksanaan

Siklus III adalah merupakan perbaikan dan penyempumaan

dari siklus II, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dan sesuatu

yang menjadi hambatan pada pelaksanaan kegiatan resitasi. Saran-

saran yang diberikan oleh siswa pada siklus II adalah sebagai acuan

untuk melaksanakan pembelajaran pada siklus III. Adapun tahap-tahap

yang dilakukan adalah: pendahuluan, inti, dan penutup.

1) Pendahuluan

Tahap pendahuluan ini, langkah yang pertama-tama dilakukan oleh

guru adalah menanyakan keadaan siswa, berusaha mengkondisikan

siswa supaya siap di dalam mengikuti proses pembelajaran, dengan

tujuan pembelajaran yang akan dilakukan nanti akan lebih

membuahkan tercapainya suatu tujuan, dan menanyakan kembali

materi yang telah lalu, serta siswa diarahkan untuk lebih

berkonsentrasi di dalam kegiatan pembelajaran ini.

2) Inti

Penekanan terhadap penyempumaan dan perbaikan siklus II adalah

(47)

menjelaskan kembali materi pembelajaran tentang binatang yang

halal dimakan melalui metode resitasi, dan siswa dibentuk kembali

kedalam kelompok-kelompok untuk melakukan kegiatan

pembelajaran melalui resitasi ini. Dalam pembelajaran materi ini

siswa hendaknya lebih berkonsentrasi dan pada akhir pembelajaran

siswa diminta untuk mempertanggungjawabkan apa yang menjadi

pekeijaannya, dengan menunjuk salah satu dari wakil kelompok

untuk mempertanggungjawabkan hasil kerja kelompoknya, dan

hasil dari kerja kelompok-kelompok tersebut nantinya akan

dijadikan acuan untuk menyelesaikan soal-soal tes yang akan

diberikan oleh guru.

3) Penutup

Tahap penutup adalah tahap dimana guru dan siswa secara

bersama-sama mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang

telah dilalui dan menyimpulkan materi pembelajaran tentang

materi binatang yang halal dimakan. Pada tahap ini guru juga

membuat simpulan dari proses pembelajaran dari siklus I sampai

dengan siklus III dan membandingkan hasil-hasil yang telah

dicapainya, dan siswa pada akhimya juga inasih diminta untuk

mengisi jum al yang telah disiapkan oleh guru.

c. Pengamatan

Pengamatan pada siklus III bertujuan untuk mengamati sejauh

(48)

yang telah berlangsung dengan catatan yang nantinya bisa dibuat

sebagai data (catatan hasil pengamatan siswa terlampir). Pengamatan

diiakukan pada siswa yang aktif dan tidak aktif pada siklus III, yaitu

pengamatan melalui observasi langsung, wawancara langsung, dan

melalui jumal, dengan tujuan mengetahui seberapa jauh hasil yang

dicapai pada siklus 111 ini.

Dalam observasi pengambilan data, diiakukan secara langsung

terhadap semua tindakan dan perubahan-perubahan yang terjadi pada

siklus III. Pengamatan melalui jumal dipakai sebagai refleksi untuk

mengetahui teknik yang cocok diterapkan pada pembelajaran tentang

materi binatang yang halal dimakan melalui metode resitasi. Dengan

jumal tersebut, dapat diketahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran

yang telah dilalui bersama.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus III ini bertujuan untuk menyusun

kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan, serta sikap siswa

yang terjadi selama kegiatan siklus Hi. Dengan refleksi ini guru dapat

mengetahui peningkatan prestasi dan perubahan perilaku siswa

terhadap pembelajaran tentang materi binatang yang halal dimakan

melalui metode resitasi, dan refleksi ini juga digunakan sebagai tolak

ukur terhadap hasil yang telah dicapai selama pelaksanaan siklus-

(49)

C. Data Hasil Tes Formatif Sebelum dan Sesudah Dilakukan Tindakan Tabel V Hasil Tes Formatif Siswa Sebelum Dilakukan Tindakan

No

1 Alfiatul Fadlilati 60 V

2 Chusnul Chotimah 55 V

9 Imam ArifZiya Ulhaq 70 V

10 Irfan Nur Afidin 65 V

11 Istaheru Widi S. 60 V

17 Muhammad Irfai 65 V

18 Muhammad Rifqi 60 V

19 Muhammad Syaifudin 65 V

20 Muhammad Syahrul Fahmi 80 V

21 Nafisah Mukaromah 75 V

22 Niken wahyu kartika 60 V

23 Nurul Hidayah 70 V

24 Nurul Hikmah 55 V

25 Nurul Hindartiyani 70 V

(50)

26 Nuzula Kumiasari 70 V

27 Rezha Wisnu A. 65 V

28 Ristiyani 55 V

29 Sinta Amalia 60 V

30 Siti Wahyuningsih 60 V

31 Slamet Nugroho 75 V

32 Sustia Karina R. 60 V

33 Syukur Alfian 65 V

34 Wilantoko 50 V

35 Wahyu Wibowo 65 V

36 Ziko Rizki P. 70 V

JUMLAH 2.315 21 15

Jumlah Skor : 2.315

Jumlah Skor Maksima! Ideal : 3.600 Rata - Rata Skor Tercapai : 64,30

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa : 36

Jumlah siswa yang tuntas : 21

Jumlah siswa yang belum tuntas : 17

Klasikal : Belum tuntas

Tabel VI. Rekapitulasi Hasil Tes Sebelum Dilakukan Tindakan

No Uraian Hasil

1 Nilai rata-rata tes formatif 64,30

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 21

(51)

Tabel VII. Hasil Tes Formatif Siswa Sesudah Dilakukan Tindakan

No NAMA Nilai Keterangan

T TT

1 Alfiatul Fadlilati 90 V

2 Chusnul Chotimah 70 V

3 Dani Mustofa 65 V

4 Diva Karim 85 V

5 Emi Nur Afifah 75 V

6 Fandi Septiawan 85 V

7 Hanif Rifa'i 75 V

8 Hasna Nurul M. 85 V

9 Imam A rif Ziya Ulhaq 90 V

10 Irfan Nur Afidin 80 V

11 Istaheru Widi S. 80 V

12 Khoirul Aminah 75 V

13 Kholida Nafaati 85 V

14 M. Farhan 95 V

15 M. Iqbal 80 V

16 Maftuhatul Zulfa 75 V

17 Muhammad Irfai 60 V

18 Muhammad Rifqi 80 V

19 Muhammad Syaifudin 90 V

20 Muhammad Syahrul Fahmi 90 V

21 Nafisah Mukaromah 80 V

22 Niken wahyu kartika 75 V

23 Nurul Hidayah 75 V

24 Nurul Hikmah 90 V

25 Nurul Hindartiyani 80 V

26 Nuzula Kumiasari 80 V

27 Rezha Wisnu A. 75 V

(52)

29 Sinta Amalia 60 V

30 Siti Wahyuningsih 85 V

31 Slamet Nugroho 70 V

32 Sustia Karina R. 70 V

33 Syukur Alfian 85 V

34 Wilantoko 60 V

35 Wahyn Wibowo 80 V

36 Ziko Rizki P. 90 V

JUMLAH 2.840 33 3

Jumlah Skor : 2.840

Jumlah Skor Maksimal Id e a l: 3.600 Rata - Rata Skor Tercapai : 78.88

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

jumlah : 36

Jumlah siswa yang tuntas : 33

Jumlah siswa yang belum tuntas : 3

Klasikal : Tuntas

Tabel VIII. Rekapituiasi Hasil Tes Sesudah Diiakukan Tindakan

No Uraian Hasil

1 Nilai rata-rata tes formatif 78,88

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 33

->

(53)

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

observasi berupa pengamatan pengelolaan metode resitasi, dan pengamatan

aktivitas siswa beserta guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa

pada setiap siklus.

Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang

betul-betui mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat

validitas, reliabilitas. taraf kesukaran, dan daya pembeda.

Data lembar observasi diambil dari pengamatan yaitu data pengamatan

penglolaan metode resitasi, yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

penerapan metode resitasi daiam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa

setelah diterapkan metode resitasi.

A. Analisis Data Penelitian Persiklus

I. Siklus !

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 1. silabus LKS 1, soal tes

formatif 1. dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

(54)

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada tanggal 8 mei 2008 di kelas V dengan jumlah siswa

36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar. (lembar pengamatan lampiran 5)

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil

penelitian pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

Tabel IX Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No NAMA Nilai

Keterangan

T TT

1 Alfiatul Fadlilati 70 V

2 Chusnul Chotimah 55 V

*■>

Dani Mustofa 60 V

4 Diva Karim 70 V

5 Erni Nur Afifah 70 V

6 Fandi Septiawan 80 V

7 Hanif Rifa'i 60 V

8 Hasna Nurul M. 65 V

9 Imam Arif Ziya Ulhaq 80 V

10 Irfan Nur Afidin 75 V

11 Istaheru Widi S. 60 V

12 Khoirul Aminah 70 V

(55)

14 M. Farhan 80 V

20 Muhammad Syahrul Fahmi 90 V

21 Nafisah Mukaromah 85 V

22 Niken wahyu kartika 70 V

23 Nurul Hidayah 60 V

32 Sustia Karina R. 60 V

(56)

: 24 Jumlah siswa yang tuntas

Jumlah siswa yang belum tuntas

Klasikal

: 12

: Belum tuntas

Tabel X. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 Nilai rata-rata tes formatif 69,72

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 24

3 Persentase ketuntasan belajar 66,66

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

metode resitasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah

69,72 dan ketuntasan belajar mencapai 66,66% atau ada 24 siswa dari

36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada

siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa

yang memperoleh nilai > 65 hanya sebesar 66,66% lebih kecil dari

persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini

disebabkan karena siswa masih merasa barn dan belum mengerti apa

yang dimaksudkan dengan metode resitasi yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan

(57)

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2008 di kelas V dengan jumlah

siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes format if II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang

digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada

siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel XL Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No NAMA Nilai Keterangan

T TT

1 Alfiatul Fadlilati 75

V

2

Chusnul Chotimah 60

V

3 Dani Mustofa 60

V

4 Diva Karim 80

V

5 Emi Nur Afifah 70

V

6 Fandi Septiawan 85

V

7 Hanif Rifa'i 70

V

8 Hasna Nurul M. 65

V

(58)

10 Irfan Nur Afidin 75 V

18 Muhammad Rifqi 70 a/

19 Muhammad Syaifudin 80 V

20 MuhammadSyahrul Fahmi 85 V

21 Nafisah Mukaromah 85 V

22 Niken wahyu kartika 75 V

23 Nurul Hidayah 60 V

24 Nurul Hikmah 65 a/

25 Nurul Hindartiyani 80 V

26 Nuzula Kumiasari 75 V

27 Rezha Wisnu A. 70 V

28 Ristiyani 60 V

29 Sinta Amalia 60 V

30 Siti Wahyuningsih 70 V

31 Slamet Nugroho 70 V

32 Sustia Karina R. 70 V

Syukur Aifian 80 V

(59)

Keterangan: T : Tuntas

I T

: Tidak Tuntas

Jumlah siswa : 36

Jumlah siswa yang tuntas : 29

Jumlah siswa yang belum tuntas : 7

Klasikal : Belum tuntas

Tabel XII. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1 NiDi rata-rata tes formatif 73,19

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 29

3 Persentase ketuntasan belajar 80,55

Dari label di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 73,19 dan ketuntasan belajar mencapai 80,55% atau ada 29

siswa dari 36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan

bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan

hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa

setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada

pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu

siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan

(60)

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan

alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2008 di kelas V dengan jumlah

siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaau dengan pelaksanaan

belajar mengajar (catatan hasil pengamatan terlampir).

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang

digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada

siklus 111 adalah sebagai berikut:

Tabel XIII. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III

No NAMA Nilai Keterangan

T TT

1 Alfiatu! Fadlilati 90 V

Gambar

Gambar  1  Alur PTK8
Tabel VI.  Rekapitulasi  Hasil Tes Sebelum  Dilakukan Tindakan
Tabel  VII.  Hasil Tes  Formatif Siswa Sesudah Dilakukan Tindakan
Tabel  VIII.  Rekapituiasi  Hasil Tes Sesudah  Diiakukan  Tindakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menjelaskan bahwa KAP dan para auditor melakukan tugas yang memberikaan jasa untuk segala permasalahan suatu perusahaan dan organisasi baik dalam hal keuangan sampai

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis dan Desain Sistem

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar siswa kompetensi dasar nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan

Anak dengan ADHD biasanya sangat impulsif. Ia memberi jawaban sebuah pertanyaan sebelum ia benar-benar mendengar, atau memulai tugas sebelum ia benar-benar membaca

Penulis melakukan analisa produk yang lebih banyak diproduksi dalam perusahaan tersebut dengan menggunakan klasifikasi ABC, kemudian melakukan peramalan terhadap data hisotri

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk membuat sediaan gel antijerawat dari ekstrak etanol kulit buah pisang ambon muda (Musa paradisiaca

Berdasarkan hasil analisis mean menunjukkan bahwa variabel yang memiliki tingkat kepuasan yang terendah yaitu variabel pekerjaan pada item 8 yang menyatakan bahwa saya

Pada tahun 2015 Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh Pati mengalami penurunan produksi lagi karena biaya perawatan murbei yang terlalu tinggi mengakibatkan susahnya