• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PADA KARYAWAN PKU MUHAMMADIYAH URUSAN RSIA ‘AISYIYAH’ KLATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PADA KARYAWAN PKU MUHAMMADIYAH URUSAN RSIA ‘AISYIYAH’ KLATEN"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI DESKRIPTIF

TINGKAT PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PADA KARYAWAN PKU MUHAMMADIYAH URUSAN RSIA ‘AISYIYAH’

KLATEN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Oleh

Andi Hermawan Haji

: 999114128

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

NIM

NIRM : 990051121705120125

(2)

STUDI DESKRIPTIF

TINGKAT PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

PADA KARYAWAN PKU MUHAM URUSAN RSIA ‘AISYIYAH’

KLATEN

Skripsi

Diajukan Untuk M lah Satu Syarat

Memperoleh Gelar S am Studi Psikologi

Oleh

Andi Hermawan Haji

NIM : 999114128

NIRM : 990051121705120125

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

MADIYAH

emenuhi Sa

arjana Psikologi Progr

(3)
(4)
(5)

Motto

etiga yang keempat

mengamalkannya.

li kamu tidak akan sampai setinggi gunung.

Awal mula menuntut ilmu adalah diam, yang

kedua mendengarkan dengan tekun, yang k paham dan hafal, dan

Barangsiapa menghiasi dirinya dengan sifat malu, maka orang lain tidak akan menemukan aibnya.

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu

sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-ka

( Al Israa' 37)

(6)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nomor Mahasiswa : 999114128

Demi p Sanata

” ST

TRAN PADA KARYAWAN PKU MUHAMMADIYAH URUSAN

SIA ‘

eserta saya memberikan kepada

rpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk med

engembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

UDI DESKRIPTIF TINGKAT PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN SFORMASIONAL

R AISYIYAH’ KLATEN ”

perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian B

Pe

ia lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, mpublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan aya sebagai penulis.

an pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

di Yogyakarta

a t nggal : 27 Februari 2008

Yang menyatakan

(7)

telah memberikan RahmatNya dan kasihnyaNya hingga hamba masih di beri waktu untuk melihat indahnya mentari dan merasakan kebahagiaan atas terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Rasulullah Muhammad SAW, hanyalah engkaulah

cinta, yang tak pernah lelah memberi kasih sayang dan

Mbak hera, mas Yudi, de' Ita dan Chindy, kakak dan adikku yang tercinta, atas kesabaran dan kasih sayangnya.

Fitri Yuliastuti, kekasihku tercinta, yang selalu dengan sabar dan setia mencurahkan perhatian dan cintanya.

Almamaterku, Fakultas Psikologi Sanata Dharma. Di sini aku mencari jati diriku.

v

Persembahan

Dengan segala ketulusan, keikhlasan, dan kebahagiaan hati, karya sederhana ini kupersembahkan pada :

Allah SWT yang

panutan yang mulia, dan agung,.

Mama dan Papaku Mudrik Sungkono ter

(8)

PERNYATAAN K SLIAN KARYA

Saya menyata emuat karya

atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

sebagai layaknya karya ilmiah.

vi

EA

kan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak m

Yogyakarta, 27 Oktober 2007

Penulis

(9)

ABS AK Studi Deskriptif

Tingkat Persepsi Terh an Transformasional

Pada Kary AH' Klaten

Andi Hermawan Haji Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi terhadap kepemimpinan

ra umum subyek dalam penelitian ini mempunyai persepsi terhadap kepemi pinan transformasional yang tinggi.

VII TR

adap Kepemimpin

awan PKU Muhammadiyah Urusan RSIA ' AISYIY

Fakultas Psikologi Yogyakarta

2008

transformasional pada karyawan PKU Muhammadiyah urusan RSIA 'AISYIYAH' Klaten. Persepsi terhadap kepemimpinan transformasional adalah proses pengamatan seseorang berdasarkan pengalamannya terhadap atasan atau pimpinan tipe transformasional dalam menjalankan tugas, menggerakkan, memotivasi dan menjalankan kedisiplinan karyawan yang terlibat langsung dalam pencapaian organisasi yang bercirikan empat aspek yaitu kharisma, inspiratif, stimulasi intelektual dan pertimbangan individu. Subyek penelitian ini adalah karyawan pria dan wanita yang bekerja di PKU Muhammadiyah urusan RSIA ‘Aisyiyah’ Klaten. Berjumlah 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar skala persepsi terhadap kepemimpinan transformasional kepada subyek penelitian. Indek kesahihan item bergerak antara 0,445 sampai -0,108 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,839. Berdasarkan analisis data diperoleh mean empiris (110,84) lebih besar daripada mean teoritis (95,00) yang berarti seca

(10)

ABSTRACT Description Study

Perception Level of Transformational Leadership

Psychology Faculty Sanata Dharma University

eadership of the em

tr a personal observation process to be based on their experience about the leader who has transformational type to do his/her job, to motivate and to carry out the em

charact n and individual

conside yees who work in

PK M

m ip to the subject. Validity

in ex a he based on data analyze is

ob ne ational

leaders

Of the Employees In PKU Muhammadiyah RSIA ' AISYIYAH' Klaten

Andi Hermawan Haji

Yogyakarta 2008

The aim of this experiment is to know the perception of transformational l

ployees in PKU Muhammadiyah RSIA 'AISYIYAH' Klaten. The perception of ansformational leadership is

ployees disclipine which are direct involved to reach organization which has four eristic, including charisma, inspiratif, intelectual stimulatio

ration. The subject of this experiment is male and female emplo

U uhammadiyah RSIA ‘Aisyiyah’ Klaten, amount 100 peoples. The data is obtained by eans of spread. Perception scale of transformational leadersh

d mong 0,445 until -0,108 with reliability coefisien 0,839. T

tai d empiris means that subjects in experiment have high perception in transform hip.

(11)

KATA PE ANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat

m

epem al Pada Karyawan PKU Muhammadiyah Urusan RSIA

'A

P wa proses penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa

bi

membantu. Oleh karena itu pada kesem

kerend

1. ddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

2.

4. Mbak , P. Henrietta PDADS., S.Psi. atas bimbingan dan saran yang diberikan

elama roses enulis n skrip i ini.

5. segenap

dalam penelitian ini.

6. Segenap staf karyawan dan perawat PKU Muhammadiyah atas kesediaan

7. Bp. Drs. H. Wahyudi, M.Si. Dan Bp. YB. Cahya Widiyanto, S.Psi. Selaku dosen

penguji, terimakasih atas masukan dan saran yang diberikan terhadap kemajuan

penelitian saya.

8. Para Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

memberikan segala dedikasinya untuk kemajuan mahasiswa Fakultas Psikologi.

9. Mbak Nanik, Mas Gandung dan Pak Gik di sekretariat Psikologi Universitas Sanata

Dharma yang telah membantu kelancaran dan proses administrasi selama kuliah.

10. Mama Papaku, tak terkatakan segala rasa terima kasihku untuk Mama Papa tercinta

atas segala cinta, kesabaran, dukungan, dan semangat Mama Papa.

11. Kakakku, adekku, keponakanku (Mbak Hera, Mas Yudi dan de' Ita, Chindy) atas

dukungan, semangatnya, tanpa kalian skripsi ini tidak akan terselesaikan.

ix

NG

enyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Deskriptif Tingkat Persepsi Terhadap K impinan Transformasion

ISYIYAH' Klaten”. enulis menyadari bah

mbingan, petunjuk, bantuan dan dukungan yang sangat berharga dari berbagai pihak yang

patan ini perkenankan penulis dengan segala

ahan hati mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

Bapak P. E

Sanata Dharma.

Ibu Sylvia C.M.Y.M., S.Psi, M.Si, selaku Kaprodi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma atas semua dukungan yang diberikan.

3. Ibu Tanti Arini, S.Psi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih atas

semangat, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan.

s p p a s

Bapak dr. H. Maimun, selaku pimpinan PKU Muhammadiyah atas ijin dan

bantuan selama proses pengambilan data

(12)

12. Fitri Yuliastuti, terima kasih atas cinta, sayang dan dukungan yang kau berikan

selama ini.

13. Keluarga bude Sunoto di Yogya. Terima kasih telah di ijinkannya rumah bude sebagai

transit saat aku di Yogya.

Yogya ya mas Zien”

nt

i

n

selama ini.

s

r

ata, maupun tulisan. Saya menerima kritik dan saran yang membangun demi peningkatan

Penulis

Andi Hermawan Haji

x

14. Mas Zien atas kesediaannya nemenin aku nyelesaiin skripsi ini, “betah-betahin di

15. Teman-temanku seperjuangan 99, Adek Tony;), Mr. Michael? (Cahyo), Vince

makasih virusnya,he..he..he., Nanto, Lina, Deni, Galih “ojo mung kop

dangdutan ae”. Tak akan aku lupa atas semua semangat dan kebersamaa

16. Teman-temanku prenxy, donny, nurhadi thx’s atas bantuan kalian selama ini.

Saya merasa penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saya mohon maaf ata

kesalahan dan kelalaian yang telah saya lakukan saat melakukan penelitian, baik sikap, tutu

k

dalam proses pembelajaran selanjutnya. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 28 Januari 2008

(13)

DAFT ISI

HALA

BSTRAK...vii

...viii

. Tujuan penelitian...9

. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis...9

2. Manfaat praktis... 10

xi AR Halaman HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

MAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

A ABSTRACT... KATA PENGANTAR... .ix

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah...1

B. Rumusan penelitian...9

C

(14)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

. Persepsi...11

Pengertian persepsi...11

. Kepemimpinan Transformasional...13

1. Pengertian Kepemimpinan Transformasional...13

2. Aspek-aspek Kepemimpinan Transformasional... 14

. Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional...18

. Metode Pengumpulan Data...21

. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...23

1. Validitas...23

2. Reliabilitas...24

. Metode Analisis Data...25

AB IV PELAKSANAAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . Orientasi Kancah dan Persiapan...27

. Persiapan Uji Coba...28

1. Persiapan Perizinan... 28

2. Persiapan Uji Coba... 29

3. Pelaksanaan Uji coba...29

xii A B C BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...20

B. Definisi Operasional... 20

C. Subyek Penelitian...21

D

E

F

B

A

(15)

4. Hasil Uji Coba...30

. Laporan Pelaksanaan Penelitian...31

1. Deskripsi Subyek...31

2. Deskripsi Data Penelitian... 32

. Analisis Penelitian...33

Uji Normalitas Sebaran... 33

. Pembahasan...34

ESIM esimpulan...36

B. Keterba . Saran...37

AFTAR PUSTAKA...39

AMPIRAN...41

xiii C D E BAB V K PULAN DAN SARAN A. K tasan Penelitian... 36

C

D

(16)

DAFTAR TABEL

abel 1. Tipe Kepemimpinan Transformasional...15

abel 2. Distribusi Aitem Skala Persepsi Terhadap Kepemimpinan

Transformasional Sebelum Uji Coba...23

abel 3. Sebaran Aitem Skala Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional

Setelah Uji Coba...30

abel 4. Data Subyek Menurut Kriteria...31

abel 5. Data Deskriptif Persepsi Subyek Terhadap Kepemimpinan

Transformasional...33

xiv T

T

T

T

(17)

DAFTAR

Lampiran 1. Alat ukur skala, Ska pemimpinan Transformasional

Lampiran 2. Analisis butir, Reliabilitas , Validitas dan uji normalitas

Lam

Lampir

xv

LAMPIRAN

la Persepsi Terhadap Ke

piran 3. Data Penelitian

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Abad 21 saat ini merupakan suatu masa yang diwarnai oleh munculnya era

globalisasi. Fenomena globalisasi merupakan era baru peradaban manusia dimana terjadi

perubahan yang sangat cepat dalam berbagai bidang kehidupan. Teknologi dan ilmu

pengetahuan berkembang sangat pesat dengan didukung oleh proses transformasi informasi

yang sangat pesat pula sehingga mengakibatkan perubahan pola hidup manusia.

Dalam era globalisasi, dunia menjadi seolah tanpa batas ( boundaryless ) yang

ditandai dengan munculnya perdagangan bebas ( free trade ) antar pelaku ekonomi global.

Implikasinya adalah kondisi pasar menjadi semakin kompetitif, tingginya tuntutan pelanggan

khususnya berkaitan dengan kualitas produk dan ketepatan logistik, pemenuhan hak paten,

faktor lingkungan, product life cycle yang kian pendek dilihat dari dimensi waktu, dan

inovasi produk yang harus memiliki kecenderungan ( trend ) meningkat ( Kompas, 16

November 2002 ).

Perdagangan bebas tidak hanya menjangkau wilayah regional seperti misalnya

terbatas di negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), tetapi terjadi antar negara-negara di

seluruh belahan dunia. Seiring dengan pesatnya perdagangan dunia, negara – negara di

lingkungan regional berupaya mengatasi dampak negatif dari persaingan tersebut. Sebagai

salah satu contohnya, untuk mengantisipasi perdagangan bebas di tingkat dunia, para

pemimpin negara ASEAN pada tahun 1992 memutuskan didirikannya AFTA (ASEAN Free

Trade Area), yang bertujuan meningkatkan keunggulan bersaing regional.

Globalisai ekonomi dan sistem pasar dunia menempatkan semua negara termasuk

(19)

dapat eksis di tengah persaingan semua negara tanpa kecuali harus meningkatkan efisiensi

proses pemanfaatan sumber daya yang jumlahnya sangat terbatas guna menghasilkan produk

pada taraf paling optimal. Demikian pula halnya dengan Indonesia dituntut untuk benar-benar

menyiapkan dirinya dalam menghadapi kompetisi di tingkat dunia agar dapat meraih

keunggulan bersaing (competitiveness advantage).

Dalam konteks daya saing ekonomi, terdapat sejumlah fakta yang yang menunjukkan

bahwa daya saing bangsa indonesia saat ini berada pada tingkat yang sangat rendah. Dari

hasil su

at

bagaim

un

2001 ke

dengan

perguru

rvei yang dilakukan World Economic Forum ( WEF ) tentang peringkat daya saing,

dilaporkan bahwa Indonesia berada pada posisi yang sangat memprihatinkan. Berdasarkan

laporan terbaru dari WEF yakni Global Competitiveness Report 2002-2003 dapat dilih

ana posisi bangsa Indonesia dibanding bangsa-bangsa lain di dunia. Inti laporan

tersebut berisi tentang peringkat daya saing global 2002-2003 bagi 80 negara di dunia yang

terdiri dari Indeks Daya Saing Pertumbuhan ( Growth Competitiveness index / GCI ) dan

Indeks Daya Saing Mikro ekonomi ( Microeconomic CompetitivenessIndex / MCI ). Dalam

laporan tersebut peringkat daya saing Indonesia untuk GCI melorot dari urutan 64 pada tah

urutan 67 pada tahun 2002. Sementara untuk MCI turun sembilan tingkat dari urutan

ke-55 pada tahun 2001 menjadi ke-64 pada tahun 2002 ( Kompas,16 November 2002 ).

Pada dimensi iptek di tunjukkan oleh suatu kajian yang dilakukan oleh Institute for

Management Development ( IMD ). Pada tahun 1999 menunjukkan bahwa peringkat

Indonesia pada posisi ke-44 dari 46 negara dalam penyediaan tenaga ahli insinyur. Kondisi

tersebut menjadi lebih parah karena terlihat kalau Indonesia berada pada posisi terendah

dalam kerjasama teknologi antar industri, dan kerjasama penelitian antar industri

an tinggi.

Dari dimensi lain tentang Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development

(20)

Programs ( UNDP ) tentang Indeks Pembangunan Manusia, Indonesia mendapat skor 0,682

pada tahun 2003, padahal pada tahun 2002 mendapatkan skor 0,684. Jika ditinjau dari

peringkatnya, kualitas SDM Indonesia tahun 2003 berada pada posisi 112 dari 179 negara.

Keadaan ini sungguh memprihatinkan, karena Indonesia pada tahun 2002 berada pada

peringkat 110 dari 173 negara, dan pada tahun 2001 berada pada peringkat 102 dari 162

negara. ( Jawa Pos, 10 Juli 2003 ).

eraan dan perekonomian makro di

Indones

buat perubahan, antara lain kemajuan

pesat d

Dari berbagai fakta empiris yang telah diuraikan menunjukkan adanya penurunan

kualitas SDM selama beberapa tahun terakhir ini. Keadaan ini membuktikan bahwa bangsa

indonesia belum benar-benar siap untuk menghadapi perubahan-perubahan secara global.

Dalam menghadapi persaingan yang begitu bebas dan ketat itu, sudah saatnya bangsa

Indonesia harus bangkit dan menyusun rencana strategi pengembangan SDM. Arah

pengembangan tersebut adalah terciptanya SDM yang berkualitas dan profesional sehingga

siap dan mampu bersaing di era globalisasi. Hasil akhir yang di harapkan tentunya adalah

memperbaiki kondisi dan posisi Indonesia untuk dapat sejajar dengan bangsa-bangsa lain.

Dalam konteks memajukan kondisi kesejaht

ia, peran sektor pemerintahan, sektor swasta dan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN

) sebagai pelaku sektor mikro memiliki arti yang sangat strategis. Ini berarti bahwa kondisi

makro perekonomian dan kesejahteraan tidak dapat melepaskan dirinya dari sektor mikro.

Salah satu organisasi yang di kelola BUMN maupun swasta adalah Rumah Sakit. Rumah

Sakit. Rumah Sakit adalah suatu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai

misi sosial menyembuhkan orang sakit tanpa membedakan status sosial ekonominya.

Kemajuan era globalisasi telah banyak mem

i bidang iptek, termasuk iptek kedokteran dan arus informasi. Maraknya persaingan

bebas di bidang produk barang dan jasa, serta di halalkan menembus batas negara lain,

(21)

rumah sakit bermodal asing telah banyak di temui di kota besar, seperti Jakarta, Surabaya,

Medan. Sementara RS Indonesia masih banyak berkutat dalam masalah internal. Misalnya

kewirausahaan, struktur organisasi dan kepemimpinan, standar Sumber Daya Manusia ( SDM

), keterbatasan dana, daya saing dan citra negatif di masyarakat.

Sumber Daya Manusia ( SDM ) merupakan unsur penting dalam kemajuan industri

dan organisasi di era globalisasi ini, maka betapapun sempurnanya rencana-rencana,

sempurnanya organisasi dan pengawasan, apabila individu / SDM di dalamnya tidak dapat

menjalankan tugasnya dengan minat dan gembira, maka industri atau organisasi tidak akan

mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dapat dicapai. Dalam waktu-waktu mendatang,

aspek manusia sebagai pekerja diutamakan pada kesejahteraan. Akibatnya, perlu adanya

pengetahuan mengenai perilaku manusia dan penghargaan terhadap perasaan, sikap dan

motivasi individu dalam dunia kerja yang disebut sebagai karakteristik individu ( Ghiselli dan

Brown dalam, http://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan ).

Selain karakteristik individu, faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kekuatan

dan mengarahkan tindakan individu pada waktu bekerja adalah karakteristik pekerjaan dan

karakteristik lingkungan kerja. Karakteristik pekerjaan misalnya jenis ganjaran atau imbalan

instrinsik, derajat kemandirian, jumlah umpan balik langsung atas hasil kerja dan tingkat

variasi tugas. Sedangkan, karakteristik lingkungan kerja meliputi lingkungan pekerjaan

langsung, tindakan atau perlakuan penguasa/pemimpin dan iklim organisasi ( Steers dan

Porter dalam, http://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan ).

Penguasa berkaitan dengan kepemimpinan, dan teori kepemimpinan yang paling

mutakhir dikemukakan oleh Bass (1997) yaitu kepemimpinan Transformasional.

Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang dapat membawa kearah

(22)

transformasional turut serta memberi andil dalam keberhasilan pembangunan. Salah satu

aspek yang perlu menjadi perhatian dalam menjalankan roda organisasi atau instansi adalah

kemampuan pemimpin menggerakkan dan memotivasi orang – orang atau bawahan yang

terlibat langsung dalam pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Bass (1997), kepemimpinan transformasional mempunyai empat aspek,

pertama

untuk meningkatkan motivasi demi

mencap

ng pengembangan diri bawahannya. Aspek – aspek kepemimpinan untuk

berbuat

e transformasional mampu

mengan

, kharisma, yang memiliki arti bawahan hormat dan rela mengerjakan tujuan

organisasi sesuai dengan yang telah digariskan pemimpin karena adanya kharisma. Daya

kharisma adalah kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi perilaku bawahannya

berdasarkan ciri khas kepribadian tertentu. Kedua, inspiration, yang mengandung makna

pemimpin mampu membangkitkan semangat bawahan

ai kemajuan organisasi. Ketiga, intelektual stimulation, yang berarti pemimpin

mampu membangkitkan dan merubah cara pandang atau cara pemecahan masalah pada para

bawahan, berfikir, dan berimajinasi, dan kepercayaan atau nilai, bukan hanya sekedar

tindakan. Keempat, individualized consideration yaitu perhatian terhadap individu yang

berarti kemampuan pemimpin memperlakukan bawahan secara sejajar, meskipun pemimpin

memiliki lebih banyak keahlian namun pemimpin memberi nasehat, membantu, mendukung

dan mendoro

atau berusaha lebih baik demi keberhasilan pencapaian tujuan.

Menurut Yukl (1994), kepemimpinan merupakan penggerak dan penentu perjalanan

organisasi. Keberhasilan program yang diberlakukan dalam organisasi ditentukan

kemampuan kepemimpinan. Melalui kepemimpinan dengan tip

tarkan organisasi mencapai tujuan, diwujudkan dengan usaha untuk menggerakkan

potensi diri dan anggotanya supaya secara bersama – sama memfokuskan kegiatannya demi

mencapai keberhasilan instansi atau organisasi. Selain itu, melalui daya kreatifitasnya,

(23)

lingkungan organisasi sehingga dicapai produktivitas kerja yang tinggi. Kepemimpinan

transformasional juga mempunyai peranan yang besar dalam memacu pertumbuhan

organisasi, dan mempunyai peranan pokok dalam menciptakan perilaku yang adil bagi

karyawan sehingga tercipta keberhasilan dalam suatu organisasi atau instansi.

Persepsi seseorang terhadap sesuatu objek akan menentukan tindakan yang akan

diambil sebagai respon terhadap objek yang memberi rangsangan tersebut. Penilaian keadilan

secara

k mencari nafkah. Oleh karena itu, RS harus

mampu

da kemungkinan visi dan misi sosial RS tersebut sulit dilaksanakan di tengah

keadaan di mana tuntutan kepuasan hidup para profesional makin meningkat dan dampak

engaruh industri obat & alat kesehatan canggih yang berbasis perilaku mencari keuntungan

uara Merdeka, 19 Desember 2005 )

kan pengelola RS lebih

peka dalam menyusun suatu rencana strategik. Berdasarkan visi, misi dan tujuan organisasi

dan untuk dapat menjalankan fungsi RS tersebut, diperlukan sistem manajemen menyeluruh

yang dimulai dari proses perencanaan strategik, baik untuk jangka panjang maupun jangka umum dalam pribadi individu di suatu organisasi atau instansi dapat terbentuk dari

adanya keseimbangan dan keselarasan dari pola pemimpin dan kepemimpinan dalam menilai

dan menghargai pribadi individu sebagai karyawannya.

Rumah Sakit adalah suatu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai

misi sosial menyembuhkan orang sakit tanpa membedakan status sosial ekonominya. Di sisi

lain, RS juga berfungsi sebagai tempat bernaung berbagai profesional medik, paramedik dan

non-medik yang melakukan pekerjaan untu

mengusahakan suatu net-income yang cukup, agar semua kegiatan operasional terus

berlangsung dan berkembang, di samping memfasilitasi agar kesejahteraan pegawai tetap

terpelihara.

A

p

(Trisnantoro L, 2005 dalam S

Dengan adanya perubahan pesat lingkungan RS, baik yang lokal, regional maupun

(24)

pendek. Rencana srategik dapat disebut baik apabila perencanaan tersebut dapat

tis ke dalam program operasional yang berorientasi kepada

econom

tersebut, dapat dikemukakan bahwa

nan transformasional pada karyawan perlu diteliti. Hal ini untuk

asukan terhadap pimpinan perusahaan atau instansi tentang

perlunya pola kepem

menjadikan pem

arah yang lebih baik, dari para karyawannya, sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan

pelayanan jasa instansi yang bersangkutan.

kepemimpinan transformasional pada

karyawan ini di laksanakan di PKU Muhamm

kabupaten Klaten. Dengan alasa ah di lakukan di PKU swasta

tersebut

. Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat persepsi terhadap kepemimpinan transformasional pada

aryawan PKU Muhammadiyah urusan RSIA ‘AISYIYAH’ Klaten. ditindaklanjuti secara prak

ic - equity - quality. Artinya RS harus dikelola secara efektif & efisien melayani

segala lapisan masyarakat (equity) dan berkualitas baik. (Widajat R, dalam Suara Merdeka,

19 Desember 2005 )

Berdasarkan uraian latar belakang masalah

persepsi terhadap kepemimpi

memotivasi dan memberikan m

impinan yang transformasional terhadap bawahan, yang nantinya dapat

impin yang efektif yang diharapkan dapat mempengaruhi perubahan SDM ke

Penelitian yang berjudul persepsi terhadap

adiyah urusan RSIA ‘AISYIYAH’ di wilayah

n, Penelitian serupa belum pern

.

B

(25)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah u berikan gambaran bagaimanakah tingkat

persepsi terhadap kepemimpinan aryawan PKU Muhammadiyah

urusan RSIA ‘AISYIYAH’ Klaten.

D. Manfaat Penelitian

ntuk mem

transformasional pada k

1. Manfaat teoritis

Memberikan tambahan pemahaman dan wawasan dalam bidang psikologi

industri dan organisasi, terutama yang berhubungan dengan kepemimpinan.

2. Manfaat praktis a. Bagi karyawan

Sebagai suatu wacana dan bahan refleksi bagi karyawan PKU Muhammadiah Klaten,

agar tercipta iklim kerja yang baik.

b. Bagi pimpinan

Dapat menjadikan bahan evaluasi bagi pengurus, direktur / pimpinan instansi atau

(26)

BAB II

berupa bentuk lingkungan

sosiokultur dan fisik yang menyeluruh.

. Registrasi. Pada masa registrasi suatu segala yang nampak ialah mekaniisme bicara mengenai persepsi tidak lepas dari peranan seseorang yang melihat dari

benarnya, dan persepsi ini antara seseorang dengan orang lain belum tentu

n dan Ernest. R (dalam Dharma dan Adryanto, 1999), berpendapat bahwa

h proses mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan.

eorang itulah yang menyebabkan perbedaan interpretasi dari dua orang yang

engalami hal yang sama tentang objek yang dilihat dan dialaminya itu. Seperti

ilmu – ilmu social lainnya sangat sukar memberi definisi yang pasti tentang

han (1992), menyatakan bahwa persepsi itu kompleks dan lebih luas jika

dengan penginderaan. Proses persepsi meliputi suatu interaksi yang sehat dari

si, penyusunan dan penafsiran. Persepsi yang dimiliki seseorang terhadap suatu

nentukan tindakan yang akan diambil sebagai respon terhadap stimulus yang

gsangan tersebut.

persepsi itu sendiri merupakan rangkaian peristiwa sebagai berikut:

Stimulus. Awal mula terjadinya persepsi ialah ketika seseorang dihadapkan

dengan situasi stimulus. Situasi yang dihadapi itu mungkin dapat berupa

stimulus penginderaan dekat dan langsung atau

(27)

fisik yang berupa penginderaan dan syaraf seseorang terpengaruh,

kemampuan fi mempengaruhi persepsi,

dal rmasi terkirim kepadanya,

ng lainnyya. Perbedaan interpretasi dapat menjadi

raut muka

iam memujinya, tetapi persepsi karyawan, dia berbuat

ya. sik untuk mendengar dan melihat akan

am hal ini seseorang mendengar dan melihat ino

kemudian mulai mendaftar semua informasi yang terkirim, terdengar dan

terlihat.

c. Interpretasi. Interpretasi adalah merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi

yang amat penting. Proses interpretasi ini tergantung pada acara pendalaman

atau learning, motivasi dan kepribadian seseorang. Pendalaman, motivasi dan

kepribadian seseorang akan berbeda antara satu orang dengan lainnya, oleh

karena itu interpretasi terhadap suatu informasi yang sama, akan berbeda

antara satu orang dengan ora

sumber perbedaan persepsi, sehingga interpretasi merupakan sub yang

penting.

d. Umpan balik (feed back). Umpan balik dapat mempengaruhi persepsi

seseorang sebagai contoh, seorang karyawan yang melaporkan hasil kerjanya

kepada atasannya, kemudian mendapat umpan balik dengan melihat

atasannya, kedua alis naik ketas, bibir mengatu rapat, mata tidak berkedip

kemudian suaranya bergumam seperti mau ditelan sendiri. Umpan balik

seperti itu membentuk persepsi sendiri bagi karyawan. Bagi atasan tersebut

barangkali heran bahwa bawahannya mampu melaksanakan tugasnya dengan

baik, dan diam – d

(28)

B. kepemimpinan transformasional

1. Pengertian kepemimpinan transformasional

Burns (1992) menyatakan kepemimpinan transformasional ada dua bentuk, yaitu

umum dan khusus. Kepemimpinan transformasional adalah sesuatu hal yang umum apabila

dapat terjadi dalam level masyarakat. Seperti terjadi pada pelatih, guru, kepala sekolah, tokoh

agama, dan pemimpin politik, individu – individu ini mampu menjadi pemimpin

transformasional. Individu – individu yang dapat menguraikan visinya tentang masa depan,

mengikatkan visi pada nilai – nilai bawahan, bekerja untuk meraih standar kepemimpinan

bawaha

teria. Burns (1992) mengatakan, hanya memimpin yang

menampakkan nilai – nilai, meningkatkan standar kepemimpinan yang sesuai dengan

kemanusiaan, bekerja untuk mencapai tu mempunyai pengaruh positip terhadap

orang – orang di sekelilingnya, da pin transformational.

Kepemimpinan yang dimaksud dalam penelitian ini menggunakan teori

k nsformasional dari Bass (1997) yang terdiri dari empat aspek yaitu

kharisma, inspirasi, stimula . Teori kepemimpinan ini

dijasikan dasar penelitian ational akan mengembangkan

kemampuannya dalam mem

2. Aspek – aspek kepemimpinan transformasional

Bass (1997), menje erdiri dari empat

aspek, aspek – aspek terse arisma, yang m bawahan hormat dan rela

mengerjakan tujuan organis a adanya

charisma. Kedua, adalah akna pemimpin mampu n, dan mengakibatkan perubahan dalam lingkungan masyarakat, mampu untuk

menjadi pemimpin yang transformasional.

Fenomena kepemimpinan transformasional yang khusus adalah pemimpin yang

memadukan berbagai cri

juan, dan

pat dinilai sebaggai pemim

epemimpinan tra

i intelektual dan pertimbang

, karena pemimpin transfornm

impin

asi sesuai dengan yang telah

inspirasi yang mengandung m

(29)

membangkitkan semangat bawahan untuk meningkatkan motivasi demi mencapai kemajuan

organis

miliki lebih banyak keahlian. Pemimpin memberi nasehat, membantu,

menduk

Tipe Kepemimpinan Transformasional

Tipe

Kepemimpinan Transformasion

asi. Ketiga, stimulasi intelektual yang berarti pemimpin mampu membangkitkan dan

mengubah cara pandang atau cara pemecahan masalah pada para bawahan, cara berfikir dan

berimajinasi, dan bukan hanya sekedar tindakan saja. Keempat, adalah perhatian terhadap

perbedaan individu yang berarti pemimpin memperlakukan bawahan secara sejajar, meskipun

pemimpin me

ung, dan mendorong pengembangan diri bawahannya.

Luthans (1998), berpendapat bahwa aspek kepemimpinan transformasional

menekankan pada inspirasi, visi, dan bekerja sebenar – benarnya untuk orang lain dan

menyajikan table yang berisi arti pokok dari tipe kepemimpinan transformational dengan

disertai ilustrasi perbuatan.

Tabel 1

(sumber Luthans, 1998)

al

Arti Contoh

Visi ke depan Menggambarkan kreasi

pada orang – orang.

Artikulasi visi, harapan masa depan atau tingkat

hasrat yang tinggi melihat massa depan yang dapat diidentifikasikan pada orang – orang dan dapat membangkitkan semangat

yang tinggi.

Energi Membangkitkan energi,

diantara anggota

Menunjukkan kegembiraan

mencari dan menemukan memberikan motivasi

orrganisasi.

pribadi, percaya diri,

kesuksesan. Kemungkinan Secara psikologis

membantu anggota untuk meningkatkan performansi guna menghadapi tantangan demi mencapai tujuan

(30)

Secara

terdapat pada , inovasi,

membuat s

energi untuk

kelembagaan.

Sela

berkaitan deng pemimpin

mampu m

menggerakkan puan memutuskan dalam

situasi yang

House

memakai pend ditemukan

aspek – asp

a.

b. esar

c. ri, tekad yang bulat dan ketekunan. Pemimpin yang terkemuka

seperti melawan orang –

d. age. Pemimpin yang terkemuka sadar mengenai image tentang konkrit Luthans (1998) memberi contoh kepemimpinan transformational

aspek mendukung visi organisasi peningkatan kualitas, kepuasan

tandart harapan tinggi pada manajemen, menyediakan dorongan terus – menerus,

diskusi, mendorong tugas dan kontak personal di luar kegiatan formal

in itu Ticky dan devana (dalam Luthans, 1998) menambahkan beberapa hal yang

an kecenderungan pemimpin transformasional yang efektif yaitu

enjadi agen perubahan, berani, dipercauya, memiliki kemampuan nilai

, konsisten sebagai pembaharu, mempunyai kemam

kompleks/ tidak menentu dan bervisi jauh ke depan.

dan Podsakoff (dalam Luthans, 1998) memperkenalkan penelitian yang

ekatan transformasional. Berdasarkan kesimpulan penelitiannya

ek yang mempengaruhi kepemimpinan, di antaranya :

Visi. Pemimpin yang terkemuka mampu mengartikulasikan visi, ideologi pada

bawahan yang mengacu pada kebenaran moral.

Keinginan besar dan pengorbanan. Pemimpin menampilkan keinginan b

dan mempunyai pendirian yang kuat, serta mampu mempengaruhi bawahan

untuk secara bersama – sama berkorban untuk mewujudkan visi dan misi.

Percaya di

menampilkan derajat kepercayaan tinggi dalam mencapai visi dan misi.

Pemimpin membutuhkan kepercayaan diri yang tinggi yang berlandaskan

pada pendirian moral untuk menentang status quo,

orang yang melakukan kesalahan tetapi tetap mempertahankan jabatan.

Membangun im

(31)

mengenai pimpinannya memiliki kemampuan dan dapat dipercaya.

Peran mode

e. l. Image yang dibangun efektif digunakan untuk peran model

milih pembangkitan dorongan,. Pemimpin yang terkemuka memilih

pembangkitan motif pada bawahan yang secara khusus berhubungan dengan

kesu .

ing menyampaikan pesan

ikan visi, misi, kebanggaan, memperoleh kehormatan dan

kepercayaan.

b. Inspirasi : menyampaikan harapan tinggi, menggunakan symbol untuk

memfokuskan usaha dan pentingnya menunjukkan tujuan dengan jalan karena bawahannya mengidentifikasikan dirrinya pada pemimpin terutama

yang berhubungan dengan nilai positif.

f. Representasi eksternal. Pemimpin transformasional ammpu menjadi juru

bicara organisasi dan menjadi symbol di luar konstitusi organisasi.

g. Harapan dan kepercayaan untuk pengikut. Pemimpin terkemuka mampu

memberi harapan dan kepercayaan pada pengikut.

h. Me

ksesan menyelesaikan pekerjaan atau pencapaian misi / visi

i. Menyusun penjajaran. Pemimpin terkemuka mampu menyusun penjajaran

yang mengacu pada hubungan interpretative dengan bawahan yang dilatar

belakangi perhatian, ideology, kepercayaan yang disejajarkan dengan aktivitas

pemimpin dan tujuan, kedua hal ini saling berhubungan dan melengkapi.

j. Komunikasi inspirasi. Pemimpin terkemuka ser

komunikasi dengan menggunakan cerita yang hidup, slogan, simbol dan

perayaan.

Penelitian ini menggunakan aspek – aspek kepemimpinan transformasional berasal

dari Bass (1997) dengan alasan pendekatan yang digunakan komprehensif dan mampu

memperlihatkan kepemimpinan transformasional yang terdiri dari :

(32)

singkat.

c. Stimulasi intelektual : me kan intelegensi, rasionalitas, hati – hati

dan teliti dalam p

d. Pertimbangan individu : memberi perhatian individual, memperlakukan

masing – masing karyawan secara berbeda, memberi pengarahan dan saran.

Keempat aspek kepemimpinan transformasional dari Bass (1997) tersebut dipakai oleh

peneliti sebagai aspek – aspek skala penelitian persepsi terhadap kepemimpinan

transformasional.

C.Persepsi terhadap kepemimpinan transformasional

Peran persepsi terhadap kepemimpinan transformasional yang dijalankan pemimpin

transformasional akan memberikan pengaruh berjangka panjang. Pengaruh seorang

pemimpin transformasional walaupun sudah tidak lagi memegang kendali kekuasaan akan

tetap dirasakan bila seorang pemimpin transformasional mampu mempertahankan motivasi

para pengikutnya, jadi bukan sekedar mempengaruhi sesaat saja.

Persepsi terhadap kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini didefinisikan

sebagai proses pengamatan seseorang berdasarkan pengalamannya terhadap atasan atau

pimpinan tipe transformasional dalam menjalankan tugas menggerakkan, memotivasi dan

menjalankan kedisiplinan karyawan yang terlibat langsung dalam pencapaian organisasi yang

bercirikan empat aspek, yaitu kharismatik, inspiratif, memberikan stimulasi intelektual dan

memiliki pertimbangan individu.

ngembang

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (1999)

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberi

gambaran terhadap satu obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi, sebagaimana

adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.

B. Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini adalah mengenai persepsi terhadap kepemimpinan

transformasional. Persepsi terhadap kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini

didefinisikan sebagai proses pengamatan seseorang berdasarkan pengalamannya terhadap

atasan atau pimpinan tipe transformasional dalam menjalankan tugas menggerakkan,

memotivasi dan menjalankan kedisiplinan karyawan yang terlibat langsung dalam pencapaian

organisasi yang bercirikan empat aspek, yaitu kharismatik, inspiratif, memberikan stimulasi

intelektual dan memiliki pertimbangan individu.

Persepsi terhadap kepemimpinan transformasional diukur dengan menggunakan skala

persepsi terhadap kepemimpinan transformasional. Skor yang tinggi menunjukkan bahwa

subyek mempunyai persepsi bahwa pemimpinnya cenderung transformasional, dan

sebaliknya semakin rendah skor menunjukkan bahwa responden mempunyai persepsi bahwa

pimpinannya cenderung tidak bertipe transformasional. jumlah skor total pada butir – butir

persepsi terhadap kepemimpinan transformasional menggambarkan persepsi bawahan

(34)

C. Subyek

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan di rumah sakit PKU

Muhammad

populasi yang a

Latar belakang pendidikan yang dijadikan batasan adalah karyawan yang berpendidikan

minima

lat pengumpulan data yang digunakan adalah skala. Metode skala adalah suatu

metode penyelidikan dengan menggunakan da ataan yang berisi aspek – aspek yang

hendak d (

Suryabrata, 2002 ). Alat ukur yang di gunakan untuk mengukur persepsi terhadap

kepemimpinan transformasional mengadaptasi dari skala y angkan oleh Bass dan

( 19 kur n da o ( 1 rupakan alat

ukur yang berbentuk Multifactor Leadership ( MLQ ) yang mengukur tipe

mpinan transformasional.MLQ me to impinan transformasional

yang terdiri dari 48 butir ai

Aspek – aspek yang terdapat dalam impinan

transformasional, terdiri harisma, Inspiration, intellectual stimulation dan

individualized consideratio ormat resp ang digunakan adalah tipe pilihan yang terdiri

dari 4 kemu tuju ( S

), Tidak Setuju ( TS ), dan Sangat Tidak Setuju ( STS ). Setiap kategori diberi skor sebagai

a. Untuk aitem – aitem yang favourable jawabannya : Sangat Setuju, Setuju,

Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju, masing – masing di beri skor 4, 3, 2,

Penelitian

iyah Klaten sejumlah 100 karyawan, jumlah ini dianggap telah mewakili seluruh

da. Jenis kelamin tidak menjadi pertimbangan tersendiri dalam penelitian ini.

l D3 atau sederajat.

D. Metode Pengumpulan Data

A

ftar perny

i ukur, yang harus di jawab oleh orang – orang yang menjadi subyek penelitian

ang dikemb

Avolio 90 ). Alat u yang dikemba gkan oleh Bass n Avoli 990 ) me

Questionnaire

kepemi ngungkap 4 fak r kepem

tem,.

skala persepsi terhadap kepem

dari C

n . F on y

ngkinan jawaban dengan kategori jawaban yaitu Sangat Setuju ( SS ), Se

(35)

dan 1.

b. Untuk aitem – aitem yang unfavourable jawabannya : Sangat Setuju, Setuju,

masing – masing di beri skor 1, 2, 3,

Favorable

unfavorable

Jumlah

%

Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju,

dan 4.

Skor total yang di peroleh dari skala persepsi terhadap kepemimpinan

transformasional tersebut menunjukkan tingkat tinggi rendahnya persepsi terhadap

kepemimpinan transformasional yang dimiliki subyek.

Tabel 2

Distribusi Aitem Skala Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional Sebelum Uji Coba

(36)

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1 Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya ( Azwar, 1999 ). Tipe atau jenis validitas

yang akan di pakai dalam penelitian ini adalah validitas isi ( content validity ), validitas isi

merupakan validitas yang di estimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis

rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauhmana aitem –

aitem tes mewakili komponen – komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang

hendak di ukur / aspek representasi dan sejauhmana aitem – aitem tes mencerminkan ciri

perilaku yang hendak di ukur / aspek relevansi ( Azwar, 1999 ).

2. Reliabilitas

Reliabilitas mempunyai beberapa nama lain seperti keterpercayaan, keandalan,

keajegan, kestabilitas dan lain sebagainya. Ide pokok dalam reliabilitas adalah sejauhmana

pengukuran dapat dipercaya. Artinya, hasil pengukuran dapat dipercaya jika dalam beberapa

kali dengan kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil yang relatif sama seandainya aspek

yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Pengertian relatif menunjukkan

bahwa ada toleransi terhadap perbedaan kecil di antara hasil beberapa kali pengukuran. Hasil

pengukuran tidak dapat di percaya dan dikatakan tidak reliabel jika perbedaan dari waktu ke

waktu besar ( Azwar, 1999 ).Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode

konsistensi internal yang dihitung dengan menggunakan koefisien alpha Cronbach. Kriteria

yang digunakan untuk mengetahui reliabel tidaknya suatu alat ukur adsalah dengan

membandingkan nilai koefisien alpha. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang

baik apabila nilai koefisien reliabilitasnya sebesar 0,90 ( Azwar, 1999 ). Tepatnya, suatu alat

ukur dikatakan reliable apabila memiliki koefisien reliabilitas yang berkisar antara 0,60

(37)

F etode Anali is Da

yang m suk di nggunakan statistik deskriptif. Statistik

deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis

suatu hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih

luas.

Statistik deskriptif meliputi pengujian data melalui tabel, perhitungan nilai

minimum, nilai maksimum, mean teoritis, mean empiris dan standar deviasi serta

penghitungan persentase.

X minimum teoritis : skor paling rendah yang mungkin diperoleh subyek pada skala

yaitu skor 1

X maksimum teoritis : skor paling tinggi yang mungkin diperoleh subyek pada skala

yaitu skor 4

Range : luas jarak antara nilai maksimum dan nilai minimum

Standar deviasi : luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan deviasi standar

Mean : mean teoritis, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan

minimum

Kemudian penentuan kategori tingkat kecerdasan emosi didasarkan pada

kategorisasi jenjang. Menurut Azwar (1999), penentuan kategorisasi jenjang

berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik. Penggolongan akan dibagi menjadi 5

kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah dan sangat rendah. Luas Interval

yang mencakup setiap kategori ditetapkan sebagai berikut:

Sangat tinggi : X ≥ M + 1,5 SD

: M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD

. M s ta

Data a analisis dengan me

(38)

Sedang : M – 0,5 M + 0,5 SD Rendah

Sangat rend

SD ≤ X <

(39)

BAB IV

PELAKSANAAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan

Pendirian PKU Muhammdiyah Klaten berawal dari sebuah klinik bersalin di daerah

klaten. Melalui berbagai proses, institusi yang semula hanya bersifat insidental itu kemudian

dilembagakan menjadi PKU Muhammadiyah Daerah Klaten pada Agustus 1968.

Awalnya, PKU ini hanya berupa Klinik Bersalin Islam, bertempat di Jalan Pramuka

10 78, fungsi pelayanan ditingkatkan. Tidak lagi sekedar melayani

pen itingkatkan dengan pelayanan Klinik KB dengan kapasitas 15

(lima b

dik

maupun bentuk pelayanan yang diberikan.

itas rawat inap seluruhnya mencapai 50 (lima puluh) tempat tidur,

yang te

rta pelayanan parkir kendaraan dalam hal

mel h Sakit PKU Muhammadiyah. Pada masa tahun 2001 Rumah no. Klaten. Pada tahun 19

gobatan standar, namun d

elas) tempat tidur. Hal itu dapat terwujud berkat usaha nyata dan sungguh sungguh

tanpa pamrih dari para pendiri dan pengurusnya, Seiring dengan pesatnya perkembangan,

secara bertahap dilakukan perluasan dan peningkatan sarana, baik menyangkut gedung,

tenaga medik/paramedik/non paramedik, peralatan penunjang peralatan medik/parame

Pada 1992, kapas

rdiri dari; 12 (dua belas) tempat tidur ruang bersalin, sepuluh tempat tidur Neonatus,

tiga tempat tidur ICU Neonatus, 10 (sepuluh) tempat tidur rawat inap dewasa wanita di

pavilyun Melati, 15 (lima belas) tempat tidur rawat inap untuk anak-anak di pavilyun

Matahari. Pada 1993 juga telah dapat dibangun ruang Kamar Operasi (KO) yang cukup

representatif.

Dari tahun 1986 – Hingga sekarang. Jenis pelayanan kesehatan yang ditambah adanya

angkutan pasien (ambulance), angkutan jenazah se

(40)

Sakit P

VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III. Kapasitas yang tersedia di Rumah Sakit

PKU Muh

Muhammadiya

023/Tan/Med/R n 1998 RS PKU Muhammadiyah mendapatkan

akreditasi

Keperawatan, serta terjadi penambahan nama “Balai Kesehatan Ibu dan Anak” ( BKIA ).

ulan data (skala persepsi terhadap kepemimpinan transformasional )

yang ak

ryawan/pegawai PKU Muhammadiyah Klaten untuk

menguji validitas aitem dan reliabilitas skala. Cara menentukan subyek uji coba sebanyak

100 karyawan dengan latar belakang pendidikan yang dijadikan batasan adalah karyawan

yang berpendidikan minimal D3 atau sederajat, dan dengan teknik, menggunakan

komputerisasi Seri Program Statistik versi 13, 00.

3. elaksanaan uji coba

KU Muhammadiyah telah memiliki unit-unit pelayanan kesehatan seperti poliklinik,

penunjang medik, unit-unit pelayanan non medik yang lebih maju. Untuk rawat inap terbagi

beberapa kelas,

ammadiyah Klaten sebanyak 157 tempat tidur. Izin menyelenggarakan PKU

h Klaten keluar pada tanggal 7 Februari 1986 dengan nomor :

S.KS/PA/1986. Tahu

untuk 3 pelayanan meliputi pelayanan Medis, administrasi Manajemen,

B. Persiapan Uji Coba

1. Persiapan Perizinan.

Peneliti terlebih dahulu melekukan beberapa proses perizinan sebelum mengadakan

penelitian. Peneliti mengajukan surat permohonan izin kepada dekan fakultas psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang di setujui dengan nomor 103.b / D / KP / Psi /

USD / IX / 2007. Berdasarkan surat izin tersebut peneliti segera melaksanakan penelitian.

2.Persiapan uji coba

Alat pengump

an dipergunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu diujicobakan sekaligus di nilai

sebagai hasil dari penelitian, kepada ka

(41)

Dalam penelitian ini menggunakan tr pakai yang berarti penyebaran skala

item hanya n

pertimbangan :

1. Wak litian ha patan dengan hari raya Idul ana pada

s t hari raya te ke an ya er b awan

PKU Muhamm

2. Terbatasnya waktu bagi peneliti dika asa studi yang sudah tidak

mencukupi.

U oba pe la an di PKU Muhammadiyah pada tanggal 9

Oktober 2007. Peneliti m mbagikan skala penilaian keadilan interaksional dan skala persepsi

terhadap kepem an transf onal kepada subyek uji coba di ruangan kerja masing –

masing karyawan, hal ini dilakukan karena penelitian dilaksanakan pada saat jam kerja bagi

karyawan. Penyebaran skala untuk penelitian dilakukan secara individual dengan

menyesuaikan shiff kerja, bagian administrasi pada jam kerja pagi, bagian keperawatan dan

penunjang medis pada shiff pagi, siang dan malam. Subyek penelitian berjumlah 100

karyawan terdiri dari 4 bagian, yaitu (1) Bagian keperawatan 50 orang, (2) Bagian

administrasi 12 orang, (3) bagian penunjang medis 28 orang, (4) lain-lain 10 orang.

4. Hasil uji coba

Hasil uji coba terhadap Skala persepsi terhadap kepemimpinan transformasional, di

sajikan dalam tabel 3 sebagai berikut :

y out ter

di lakukan 1 (satu) kali, dan tidak menggunakan subyek sebagai uji coba. Denga

tu pene mpir berte Fitri, dim

aa rdapat mungkin adan libur b sama agi kary

adiyah.

renakan m

ji c sekaligus

e

nelitian di ksanak

(42)

Tabel 3 Sebaran Aitem Skala P

Setelah Uji Coba

o.

Aspek Favorable unfav

Jumlah

ersepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional

N orable

Hasil uji coba seleksi butir skala persepsi terhadap kepemimpinan transformasional

menghasilkan 38 aitem valid dengan koefisien korelasi aitemtotal berkisar 0,445 sampai

-0,108 dan koefisien reliabilitas = 0,839.

C. Laporan Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi subyek

Penelitian ini di lakukan pada hari Rabu 9 Oktober 2007 dengan subyek sebanyak

100 karyawan. Peneliti memberikan pernyataan yang di dalamnya terdapat 48 aitem. Data

identitas subyek yang di kumpulkan terdiri atas nama (Boleh tidak di isikan), Usia, Jenis

(43)

Tabel 4

Data subyek menurut kriteria

a. Usia dan Jenis kelamin

ia Jenis kelamin

Us

Laki-laki Perempuan

15 - 25 5 10

Skala persepsi terhadap kepemimpinan transformasional terdiri dari 38 aitem

(sesudah seleksi item) dan m asing m dari 1-4,

kor terendah dan skor tertin 4 x 38 = 152. Rentang skor 152 – 38 =

dengan demikian apabila di buat kategorisasi dalam lima kategori ( sangat rendah,

2. Deskripsi data penelitian

Skala persepsi terhadap kepemimpina

asing-m emiliki pilihan respon yang bergerak

berarti s 1 x 38 = 38 ggi

skor tertinggi di tam ah skor terendah ke

uraian :

max 38

in

(44)

rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi ), maka akan diperoleh pengkategorian sebagai berikut :

Data tentang rentang skor komposisi subyek penelitian pada variabel persepsi

terhadap kepemimpinan transformasional

Tabel 5

Data Deskriptif Persepsi Subyek Terhadap Kepemimpinan Transformasional

Kategori Rentang skor Frekuensi %

Sangat tinggi X ≥ 123.50 9 9

Data deskriptif tersebut menunjukkan bahwa 3 subyek memiliki persepsi terhadap

(45)

memiliki persepsi terhadap kepemimpinan transformasional berkategori tinggi.

D. Analisis Penelitian

Uji normalitas sebaran

Uji normalitas sebaran bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi

ebaran jawaban subyek pada suatu variabel yang di analisis, dengan kata lain bahwa uji

ormalitas di lakukan untuk menguji hipotesis nihil (Ho) bahwa tidak ada perbedaan antara

istribusi sebaran skor subyek sampel penelitian dan distribusi sebaran skor subyek pada

opulasi penelitian. Sebaran yang normal memiliki arti bahwa penelitian tergolong

epresentatif atau dapat mewakili populasi yang ada. Sebaliknya apabila sebaran tersebut

dak normal, maka tidak mewakili keadaan populasi yang sebenarnya, sehingga hasilnya

dak layak untuk di generalisasikan pada populasi tersebut. Kaidah yang digunakan adalah

ka p > 0,05 maka tidak ada perbedaan antara sebaran skor subyek sampel penelitian dan

ebaran skor subyek pada populasi ( sebararannya dikatakan normal ) dan sebaliknya p < 0,05

aka sebarannya tidak normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan

ebaran normal : p > 0,05, di peroleh probabilitas skala persepsi terhadap kepemimpinan

ansformasional (p) = 0,128 ( p > 0,05 ), artinya perbedan antara frekuensi harapan (

istribusi normal dengan frekuensi amatan ) tidak berbeda secara signifikan, sehingga

istribusi frekuensi amatan (frekuensi / sebaran empiris) dinyatakan normal.

. Pembahasan

Data deskriptif karyawan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat persepsi

erhadap kepemimpinan transformasional tergolong tinggi, dengan presentase sebesar 64 %

ni menunjukkan pula bahwa pola kepemimpinan di PKU Muhammadiyah Klaten telah

(46)

terhadap kepemimpinan transformasion rhadap atasannya, menunjukkan bahwa

pemimpin/atasan telah mampu m arah yang lebih baik dan

pemimpin telah mampu menggerakkan dan me tivasi orang-orang atau bawahan yang

rlibat langsung dalam pencapaian tujuan organisasi (Bass, 1997). al karyawan te

embawa perubahan-perubahan ke

mo

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

arkan hasil perolehan data, analisis, serta hasil penelitian dapat diambil

kesimp

wan PKU Muhammadiyah urusan Rumah Sakit Ibu dan Anak

‘Aisyiyah’ Klaten adalah: sebanyak 9 subjek atau sebanyak 9 % menunjukkan skor sangat

tinggi, seba

subyek atau

3 % menun

rendah. De

karyawan P yah’ Klaten adalah

nggi.

B. Ket

Kete

mempengaruhi persepsi seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain: jenis kelamin, usia,

tingkat

Fakto

cara mengu

antara

laki-Faktor usia dianggap dapat mempengaruhi persepsi seseorang dimana usia seseorang

dapat dianggap merepresentasikan kematangan persepsi. Seseorang yang lebih tua usianya Berdas

ulan dari penelitian terhadap gambaran tingkat persepsi terhadap kepemimpinan

transformasional pada karya

nyak 64 subjek atau sebanyak 64 % menunjukkan skor tinggi, sebanyak 24

sebanyak 24 % menunjukkan skor sedang, dan sebanyak 3 subyek atau sebanyak

jukkan skor rendah, sedang tidak didapati subjek yang mempunyai skor sangat

ngan demikian tingkat persepsi terhadap kepemimpinan transformasional pada

KU Muhammadiyah urusan Rumah Sakit Ibu dan Anak ‘Aisyi

ti

erbatasan Penelitian

rbatasan dalam penelitian ini adalah tidak mengontrol faktor-faktor yang dapat

pendidikan.

r jenis kelamin dianggap dapat mempengaruhi persepsi seseorang yaitu dalam

ngkapkan persepsinya. Dimana terdapat perbedaan cara mengungkapkan persepsi

(48)

dianggap lebih bijak persepsinya dibandingkan dengan yang lebih muda usianya.

Tingkat pendidikan dianggap dapat mempengaruhi persepsi seseorang dimana

matang dalam

C.

sarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka peneliti mengajukan

formasional, di harapkan karyawan dapat mengimbangi pola kepemimpinan

linan kerja, sehingga

mutu pelayanan rumah sakit yang lebih optimal.

meningkatkan

anan

nsformasional ini dapat seseorang yang tingkat pendidikannya lebih tinggi cenderung lebih

mempersepsikan permasalahan.

Saran

Berda

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Karyawan

Dengan mengetahui adanya gambaran persepsi terhadap kepemimpinan

trans

yang berjalan dengan peningkatan efisiensi dan kedisip

tercapai keselarasan antara pemimpin dan bawahan, sehingga tercapai

peningkatan

2. Bagi PKU Muhammadiyah Klaten

Pihak pengelola dan khususnya pemimpin PKU diharapkan terus

pola kepemimpinan transformasional. Untuk kemajuan SDM dan pelay

rumah sakit.

3. Bagi Peneliti

Penelitian tentang persepsi terhadap kepemimpinan tra

lebih dikembangkan lagi dengan mempertimbangkan aspek – aspek dari

(49)

DAFTAR PUSTAKA

ass, B.M. 1997. Does the Transactional-Transformational Leadership Paradigm Trancend ew York.

New York: The Free Press, a Division of Mc Millan, Inc.

Berry, L..M., 1998. Psychology at Work. Second Edition. Singapore: Mc graw Hill Book Co. Inc.

urns, J. 1992. ModernHuman Resource Management and Integrated. Tokyo.

ibson, J. 1996. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Jilid I. Jakarta: Binarupa Aksara.

adi, S. 1991. Metodologi Research. Jilid 3. Yogyakarta: Andi Offset.

irkpatrick, A & Locke, E. 1996. Direct and Indirect of Three Core Charismatic Leadership Components On Performance Attitudes. Journal of Applied Psychology. Vol. 81. No. 1. 36 – 51.

uthan, F. 1992. Organizational Behavior. Six Edition. International Editions. Singapore: Mc Graw - Hill.

andy, F., & Conte, J. 2004. Work in the 21st Century; An Introduction to Industrial and Organizational Psychology. New York: McGraw-Hill Companies, Inc

--- 1998. Orgazational Behavior. Eight Edition. Boston: Irwin Mc Graw – Hill.

inner, J. B. 1992. Industrial Organizational Psychology. Singapore: Mc Graw Hill Book Co, Inc.

ekerti. 1996. Pengembangan Sumber Daya Manusia di Indonesia : Beberapa Pengamatan dan Pemikiran. Jakarta: Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia.

urwanto, B. 2000. Penyusunan Skala Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas gajah Mada.

iggio, E. R., 1990. Introduction to Industrial Organizational Psychology. Grenview, Illinois, London, England : Scoot, Foresman / Little, Brown Higher Educational / A Division of Scoot, Foresman and Company.

iyono, B dan Zulaikah, E. 2001. Psikologi Kepemimpinan. Yogyakarta: Unit Publikasi Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

B

Organizational and national Boundaries. New York: State University of N

Bass and Stogdieeis. 1990. Handbook of leadrership: Theory, Research and Managerial Applications. Third Edition.

(50)

Steers, R. M, Porter, L. W, and A. Bigley. G. A. 1996. Motivation and Leadership at Work. New York: The Mc - Graw Hill Companies, Inc.

utarto, 2001. Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

uryabrata, S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo Persada Indonesia.

Yurkl, G. 1994. Leadership in Or ition. New Jersey: A Paramount Communication Company.

Sugiono, (1999). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta S

S

(51)
(52)

ALAT UKUR SKALA

ORMASIONAL

LAMPIRAN 1

(53)

TIAN

. h salah satu jawaban yang sesuai

g (X) pada : engan keadaan anda.

aan a da.

ila pernyataan tersebut Tidak Setuju dengan keadaan anda.

ju dengan keadaan anda.

3. pernyataan anda tidak perlu khawatir atau ragu-ragu karena tidak ada jawaban

d la jaw ban y ng se ai dengan

apapu

. ap pe yataan

5. terjadi kesalahan dalam menjawab, coretlah tanda silang (X) tersebut, dan aan ya g and kehen aki.

AMAT MENGERJAKAN !!!

SKALA PENELI

. St us perkawinan : Menikah/Belum menikah

. Ja tan/Bagian : ……… …

. Te h bekerja di

PK Muhammadiah

Kl ten : …….Tahun

juk Pengisian Angket

Berikut ini ada pernyataan-p

1. ernyataan, mohon diisi dan jangan sam

yang terlewatkan.

2 bacalah baik-baik setiap pernyataan berikut dan pilila

dengan keadaan diri ana dengan memberi tanda sila

SS : Bila pernyataan tersebut Sangat Setuju d n

S : Bila pernyataan tersebut Setuju dengan ke d

TS : B

a n

STS : Bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Set

Dalam

u

yang salah, tetapi jawaban yang paling benar a a a a su

pikiran serta perasaan anda tanpa dipengaruhi oleh si n.

4 Anda hanya dibenarkan menjawab satu saja pada se

Bila

ti rn .

kemudian buatlah tanda silang (X) baru pada pernyat n a d

(54)

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Atasan menjadikan saya merasa tenang jika berada di dekatnya

2. Ide-ide atasan menjadikan saya memikirkan kembali beberapa ide saya yang saya pikir sudah sempurna

3. Atasan menuntut/menentukan standar yang tinggi

4. Atasan memberikan perhatian pribadi kepada bawahan yang tampaknya butuh perhatian

5. Atasan memberikan penghargaan jika saya bekerja dengan baik

6. Atasan membuat saya merasa bangga menjadi rekan kerjanya

7. Atasan membuat saya mampu menyelesaikan masalah dengan cara baru

8. Atasan memperlakukan setiap bawahannya secara pribadi

9. Saya percaya penuh kepada atasan

10. Atasan menjelaskan tujuan penting organisasi dengan cara sederhana

11. Atasan meyakinkan adanya timbal balik antara apa yang saya sumbangkan dengan apa yang akan

aya peroleh dari usaha saya s

12. Atasan mengetahui apa yang saya inginkan dan membantu saya untuk mendapatkannya

13. Atasan menunjukkan bahwa ia mempercayai organisasi kerjanya

14. Atasan memiliki bakat khusus untuk mengetahui apa yang benar-benar penting untuk diperhatikan 15. Atasan menekankan akan kemungkinan

terjadinya kesalahan harus di pikirkan sebelum bertindak

16. Atasan memberikan saya apa yang saya inginkan sebagai balasan atas dukungan saya terhadap beliau

17. Atasan meningkatkan rasa optimisme saya untuk menghadapi masa depan

18. Atasan menekankan penggunaan kecerdasan dalam mengatasi kesulitan

19. Atasan memuji saya jika saya bekerja dengan baik

20. Selama segala sesuatunya berjalan lancar, atasan mencoba untuk tidak mengubah sesuatupun

(55)

22. Atasan menghendaki alasan yang baik jika saya berpendapat

23. Atasan menekankan sikap hati-hati dalam memecahkan masalah sebelum bertindak

24. Atasan memberikan apa yang saya inginkan sebagai imbalan atas kerjasama yang saya lakukan

25. Sikap menghormati atasan terhadap karyawan cenderung kurang

26. Atasan cenderung mengabaikan tuntutan-tuntutan para karyawannya

27. Pekerjaanyang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan yang saya miliki

28. Faktor usia dari masing-masing karyawan cenderung mempengaruhi kebebasan berpendapat 29. Atasan menghindar jika sedang di butuhkan

30. Atasan tidak melakukan evaluasi hasil kerja secara berkala

31. Karyawan tidak di beri kesempatan untuk mengikuti program pelatihan untuk pengembangan kemampuan

32. Sistem pengembangan karir di tentukan berdasarkan hubungan pribadi

33. Atasan tidak menaruh perhatian terhadap hasil pekerjaan saya

34. Atasan menghindar dari pengambilan keputusan

35. Atasan menghendaki saya bekerja melebihi kemampuan saya

36. Ada perlakuan yang berbeda yang di terima oleh masing-masing karyawan dari atasan

37. Atasan tidak menyampaikan misi/visi secara mendetail

38. Atasan menghindari campur tangan kecuali jika saya gagal mencapai sasaran/tujuan

39. Pekerjaan yang saya lakukan sangat berat sehingga saya sulit untuk mengerjakannya

40. Karyawan yang kurang berprestasi sulit memperoleh kenaikan jabatan

41. Atasan kurang menghargai hasil kerja karyawannya

42. Atasan mudah menterah jika menghadapi masalah yang cenderung rumit

43. Atasan kurang menekankan sikap hati-hati dalam memecahkan masalah sebelum bertindak

44. Kebebasan dalam berpendapat cenderung di pengaruhi oleh tingkat jabatan karyawan

(56)

46. Atasan cenderung mengabaikan cara kerja para karyawannya

47. Atasan cenderung kurang teliti dalam menangani masalah

48. Karyawan yang berprestas penghargaan dari atasan

(57)

LAMPIRAN 2

ANALISIS BUTIR

(58)

Item-Total Statistics

(59)

Persepsi

eliability

R

Case Processing Summary

100 100.0

0 .0

100 100.0

Valid Excludeda

Total Cases

N %

Lis va

twise deletion based on all iab

r le in e o d

a.

s th pr ce ure.

Reliability Statistics

.812 48

Cro s

A nbach'

(60)

Perspesi

Reliability

Case Proc ss ng ummarye i S

100 100.0

0 .0

100 100.0

Valid Exclu edd a

Cases

Total

N %

Listwise deletion based on all

var le in e o d

a.

iab s th pr ce ure.

Reliability Statistics

.839 38

Cro s

A nbach'

(61)

LAMPIRAN 3

(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)

Gambar

Tipe Kepemimpinan Transformasional Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4 Data subyek menurut kriteria
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan loyalitas kerja terhadap etos kerja pegawai (Studi kasus pada Fakultas Pertanian Universitas Negeri Papua).. Fakultas Ekonomi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi mengenai keterkaitan antara peran persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan transformasional

Cronbach yang dapat melihat korelasi aitem total.. Alat ukur penelitian ini adalah skala persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dan efikasi-diri. Reliabilitas pada

Dari hasil analisis tersebut dapat disimupulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kepemimpinan transformasional terhadap perilaku inovatif

Penelitian berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Terhadap kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan an- tara gaya kepemimpinan transformasional dan persepsi disiplin kerja, hal ini men- jelaskan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan work engagement. Berdasarkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan work engagement. Berdasarkan