• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS X SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Bimbingan dan Konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS X SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Bimbingan dan Konseling"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS X

SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh : Ardian Septiantono

031114017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iii

“Semua ini berjalan seperti haln

ya pergantian matahari dan rembulan

Kita diciptakan begitu dinamis, ada yang hilang dan ada yang datang

Dalam kekurangan kita bisa melihat kelebihan

dan dalam kelebihan kita bisa berbuat lebih”

-Ard-

PERSEMBAHAN :

(5)
(6)
(7)

vi ABSTRAK

TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS X

SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

Ardian Septiantono Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah populasi terbatas, yaitu seluruh siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas X SMA GAMA Yogyakarta yang berjumlah 59 siswa (33 siswa putera dan siswi puteri).

Masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putera kelas X dalam SMA GAMA Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009? (2) Bagaimanakah tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa puteri kelas X dalam SMA GAMA Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009? (3) Apakah ada perbedaan antara tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putera dan siswa puteri kelas X SMA GAMA Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009?

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dengan jumlah pernyataan sebanyak 80 item. Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian teoritis dan semua unsur kegiatan belajar mandiri siswa.

(8)

vii

Ardian Septiantono Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research was a descriptive research using survey method. The population of this research was limited population, they were all of the students both boys and girls in grade X in GAMA Senior High School Yogyakarta, that consisted of 59 students (boys = 33 and girls = 26).

The problems of this research were: (1) How is the independent studying activity level of boys student in grade X in GAMA Senior High School Yogyakarta in 2008/2009? (2) How is the independent studying activity level of girls student in grade X in GAMA Senior High School Yogyakarta in 2008/2009? (3) Is there any difference in the independent studying activity level among boys and girls in grade X in GAMA Senior High School Yogyakarta in 2008/2009?

The instrument in this research was questionnaire about the independent studying activity level of students which consisted of 80 statements. The instrument in this research was based on the problems of research, the variable of research, theoretical review, and all about element of study habit in Economic subject.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di bidang Bimbingan dan Konseling. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd., Dosen Pembimbing yang dengan tulus memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan ijin melakukan penelitian ini.

3. SMA GAMA Yogyakarta yang penuh keterbukaan menerima penulis untuk melakukan penelitian.

4. BAPEDA Kabupaten Sleman dan Dinas yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.

(10)

ix

7. Ibu Dian,Spd guru Bimbingan dan Konseling SMA GAMA Yogyakarta yang telah membantu penulis untuk mengurus ijin penelitian.

8. Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah dan pernah mendidik penulis selama kuliah serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis, yaitu: Ibu Retha, Pak Fajar, Pak Wens, Pak Sinurat, Pak Adi, Pak Tatung, Ibu Retno, Ibu Maslichah, Pak Puji, Pak Medi, Pak Masidjo, Ibu Setyandari, Dokter Lusi, Pak Pranowo, Ibu Amitya, Pak Wahana, Ibu Nina, Pater Sudiarja, Pak Pratik, Suster Milburga, dan Pak Samana.

9. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar.

10. Orangtuaku tercinta bapak Sumartono dan ibu Sutarni atas doa, dukungan, perhatian dan biaya yang telah diberikan kepada penulis serta adiku Sinta atas kegembiraan yang diberikan.

(11)

x

12. Oky Widyastuti yang sudah memberikan doa, nazar, serta sentuhan terakhir dalam penyelesaian skripsi dan kuliah penulis.

13. Para siswa kelas X SMA GAMA Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 atas kontribusinya dalam pengisian kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.

Yogyakarta, 30 Oktober 2008

(12)

xi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......… ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .. vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ...,... 5

2. Manfaat Penelitian ... 5

D. Batasan Variabel ... 5

BAB II. KAJIAN TEORITIS ... 7

(13)

xii

1. Pengertian Pendidikan SMA ... 7

2. Kurikulum SMA………… ... 9

a. Pengertian Kurikulum Sekolah………. 9

b. Isi Kurikulum………. 9

c. Struktur……….… 10

B. Kegiatan Pendidikan SMA ... 11

1. Pengajaran di Kelas……….. ... 11

a. Kegiatan Guru dan Siswa di dalam Kelas……….. 11

b. Latihan Siswa di Luar Kelas……… 12

2. Kegiatan Bimbingan Belajar ... 12

a. Latihan Cara Belajar Dengan Sumber Belajar Tertulis……. 12

b. Latihan Cara Belajar Dengan Sumber Belajar Bahan Masyarakat… 14 C. Kegiatan Belajar Mandiri…… ... 15

1. Pengertian Belajar Mandiri…… ... 15

2. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mandiri... 16

D. Jenis Kelamin dan Tingkat Kegiatan belajar mandiri………….. 20

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Alat Pengumpul Data ... 22

1. Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa……... 22

2. Skoring……… 23

3. Kategori Tingkat Belajar Mandiri Para Siswa……… 24

(14)

xiii

D. Pengumpulan Data ... 27

1. Tahap Persiapan ... 27

2. Tahap Pelaksanaan ... 28

E. Teknik Analisis Data ... 28

1. Perhitungan Koefisien Reliabilitas ... 28

2. Mean……… 29

3. Chi-Kuadrat……… 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……....... 31

A. Hasil Penelitian ... 31

1. Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putera………… 31

2. Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Puteri………… 32

3. Uji Hipotesis……… 33

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 35

BAB V. PENUTUP……….... 38

A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(15)

xiv DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X……… ... 10 Tabel 2. Kisi-Kisi Kuesioner Belajar Mandiri siswa ... 23 Tabel 3. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Tingkat

Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Kelas X

SMA GAMA Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009... 26 Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur ... ………… 26 Tabel 5. Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putera Kelas X

SMA GAMA Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009………... 31 Tabel 6. Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Puteri Kelas X

(16)

xv

Lampiran 2. Perhitungan Koefisien Realibilitas dan Validitas Penelitian Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Puteri Kelas X SMA GAMA Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009 ...,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,... 46 Lampiran 3. Skor-Skor Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri

Para Siswa Puteri Kelas X SMA GAMA Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009 ... 62 Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Program Studi

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rentang kehidupan manusia terdapat dua titik penting yaitu kelahiran dan kematian. Dalam rentang hidupnya tersebut manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan diri. Perkembangan dalam rentang kehidupan itu dapat dibedakan menjadi tiga ruas waktu. Pertama, perkembangan dalam ruas waktu sebelum bersekolah, dimulai sejak kelahiran sampai anak bersekolah. Dalam ruas ini anak lebih dominan bertumbuh dan berkembang di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Kedua, ruas waktu selama bersekolah, dimulai sejak anak mulai bersekolah hingga anak tidak lagi bersekolah. Dalam ruas ini anak mulai mendapat sebutan sebagai seorang siswa dan anak mulai melakukan kegiatan pembimbingan, kegiatan pengajaran dan kegiatan pelatihan bersama-sama dengan teman seusianya. Dalam ruas ini anak berada di sekolah dan tetap berada dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Ketiga perkembangan dalam ruas waktu sesudah menamatkan sekolah, dimulai sejak setiap orang menamatkan sekolah dengan menjalankan kehidupannya dalam keluarga maupun dalam masyarakat, seperti bekerja dan sebagainya.

(18)

dalam sekolah. Hal ini berarti anak memiliki waktu belajar lebih banyak dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Mayarakat memiliki harapan dan standar yang berbeda terhadap perilaku pria dan wanita. Istilah peran sosial ditujukan pada aturan-atuaran budaya mengenai seseoramg dengan jenis kelamin tertentu harus berlaku. Terdapat harapan dan standar yang berbeda untuk anak laki-laki dan perempuan. Sebagai anak laki-laki dan perempuan diharapkan mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang berbeda dan mengembangkan kepribadian yang berbeda. Dengan begitu masyarakat juga memiliki harapan tertentu mengenai kegiatan belajar mandiri.

Belajar secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan individu manusia dan binatang dengan menggunakan diri dan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri, seperti terampil dalam menggunakan tangan, kegiatan ini semata-mata ditentukan oleh individu tersebut (Winkel.1996:53). ”Learning consist in studying books, answering

(19)

3

sikap dan pola tingkah laku. Kegiatan belajar siswa dengan menggunakan bahan teks tertulis dapat dilakukan atas kemauan siswa sendiri. Apabila siswa melakukan kegiatan belajar atas kemauannya sendiri, maka siswa tersebut melakukan kegiatan belajar mandiri.

Tujuan pendidikan yang tercantum pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (DepDikNas,2003:18). Dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut, sekolah memegang peranan penting. Sekolah sendiri juga mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak. Sekolah menjadi tempat pendidikan kedua (setelah keluarga) dengan guru sebagai pengganti orang tua.

Pengertian belajar jika diterapkan di sekolah, maka siswa belajar berarti siswa melakukan kegiatan mengolah bahan ajar atau bahan bimbingan atau bahan latihan sehingga siswa memperoleh kemampuan baru dan menyempurnakan kemampuan yang sudah dimiliki. Siswa belajar dalam empat situasi yaitu :

1. Siswa belajar tatap muka, yaitu siswa berlatih bahan ajar secara langsung dengan mengikuti tuntunan dari guru.

(20)

3. Siswa belajar mandiri, yaitu siswa berlatih bahan ajar yang menjadi program pendidikan sekolah tanpa kehadiran guru dan tanpa ditugaskan oleh guru (Skager,1984:118).

4. Siswa belajar kreatif atau belajar produktif atau belajar inovatif, yaitu siswa berlatih sendiri untuk menyelesaikan masalah-masalah hidup yang ia hadapi dengan pengetahuan yang sudah ia pelajari.

Kegiatan belajar siswa ditentukan oleh tujuan apa yang ingin dicapai oleh siswa. ”The learning situation was dominated by a purpose and goal set

up by the learner” (Burton.1952:10). Keteraturan siswa melakukan kegiatan belajar mandiri membantu siswa dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Keteraturan kegiatan belajar mandiri, didasarkan pada rencana kegiatan atau jadwal yang disusun oleh siswa.

Kegiatan siswa melakukan belajar di dorong oleh motif tertentu. Ada motif ingin tahu lebih,ada motif aktualisasi diri dan ada motif diri penyebab, motif ingin memiliki kompetensi untuk bergaul dengan lingkungan. Motif merupakan kekuatan dalam melakukan kegiatan belajar. Keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya akan mendorong siswa semakin tekun mengerjakan tugas-tugas pelajaran.

B. Perumusan Masalah

(21)

5

2. Bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putri kelas X SMA GAMA Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?

3. Apakah ada perbedaan antara tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra kelas X SMA GAMA Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putri kelas X SMA GAMA Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra dan putri kelas X SMA GAMA Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan program Bimbingan dan Konseling di sekolah.

D. Batasan Variabel

(22)

pelajaran, membuat ringkasan, persiapan menempuh ujian, seperti yang diukur dengan Kuesioner Tingkat Belajar Mandiri Siswa dan ditunjuk melalui skor yang diperoleh siswa. Ada dua kategori tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa yaitu rendah dan tinggi.

(23)

7 BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pedidikan Sekolah Menengah Atas 1. Pengertian Sekolah Menengah Atas

Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga pendidikan umum, sebagai kelanjutan Sekolah Menengah Pertama. Penyelenggaraan sekolah menengah dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter, kecakapan, dan ketrampilan yang kuat untuk digunakan dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan lanjutan. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 menegaskan pendidikan adalah

““Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003 : 5).

Pendidikan SMA dilakukan secara terpogram, terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Sebelum melaksanakan pendidikan formal anak-anak telah mendapatkan pendidikan informal. Pendidikan informal yang diperoleh anak adalah di lingkungan keluarga.

(24)

dewasa. Anak-anak akan tumbuh dan berkembang pertama kali dalam lingkungan keluarga. orang tua membiasakan anak untuk mempelajari norma-norma yang berlaku di masyarakat, antara lain : norma-norma dalam agama, etika dalam pergaulan, tanggung jawab, dan lain sebagainya. Setelah anak mempelajari berbagai norma yang berlaku di masyarakat, maka anak mengalami pendidikan di dalam lingkungan masyarakat. Semakin lama maka anak akan menjadi orang dewasa yang melalui suatu proses yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari anak. Peran keluarga, masyarakat dan sekolah akan membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional. Pendidikan SMA melaksanakan fungsi pendidikan nasional. Fungsi Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, pasal 3, tentang SISDIKNAS adalah sebagai berikut :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003 : 8).

(25)

9

2. Kurikulum Sekolah Menengah Atas a. Pengertian kurikulum sekolah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal I Tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa kurikulum adalah:

“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 7).

Kurikulum merupakan sejumlah pengalaman yang harus dilalui siswa pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Pengalaman tersebut dialami tiap-tiap siswa mulai tingkat pertama hingga tingkat terakhir. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan kondisi alam, sosial, dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

b. Isi kurikulum

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 37 ayat 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa :

“Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Ketrampilan, dan Muatan Lokal” (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 7).

.

(26)

Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pemdidikan formal, non formal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntunan lingkungan yang selalu berkembang seta arah pengembangan manusia seutuhnya.

c. Struktur

Struktur kurikulum SMA menurut Peraturan Menteri Pendidiakn Nasional Nomor 22 Tahun 2006 sebagai berikut :

Tabel 1. Struktur kurikulum SMA kelas X

Komponen

Alokasi Waktu

Semester 1 Semester 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama

2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4

5. Matematika 4 4

6. Fisika 2 2

7. Biologi 2 2

8. Kimia 2 2

9. Sejarah 1 1

10. Geografi 1 1

11. Ekonomi 2 2

12. Sosiologi 2 2

(27)

11

14. Pendidikan Jasmani , Olahraga dan

Kesehatan

2 2

15.Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2

16.Ketrampilan/Bahasa Asing 2 2

B. Muatan Lokal 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*)

Jumlah 38 38

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

B. Kegiatan Pendidikan Siswa SMA 1. Pengajaran di Kelas

Peranan guru dan siswa di dalam kelas sangat penting dalam mencapai tujuan dari setiap mata pelajaran. Guru dan siswa bersama-sama mengolah bahan pelajaran agar fungsi dan tujuan tersebut di atas dapat dicapai dengan baik. Tugas seorang guru dan siswa dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa.

1) Kegiatan guru dan siswa di dalam kelas

(28)

Kegiatan tiap-tiap siswa di dalam kelas adalah mendengarkan setiap penjelasan bahan materi mata pelajaran yang diberikan oleh guru, mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru, mengikuti petunjuk guru serta menggunakannya dalam berbagai latihan dalam rangka memahami materi bahan mata pelajaran. Latihan-latihan ini akan membentuk kebiasaan siswa di dalam belajar.

2) Latihan siswa di luar kelas 1) Pekerjaan Rumah

Tiap-tiap siswa diharapkan dapat memahami bahan materi mata pelajaran dengan baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di luar kelas tiap siswa berlatih memahami materi bahan mata pelajaran yang diberikan oleh guru melalui kegiatan latihan, misalnya latihan mengerjakan soal, membuat ringkasan, dan sebagainya. Latihan ini juga dilakukan siswa untuk memahami materi bahan mata pelajaran. Latihan di luar kelas yang merupakan tugas yang diberikan oleh guru disebut dengan Pekerjaan Rumah atau PR.

2) Latian Mandiri

(29)

13

2. Kegiatan Bimbingan Belajar

a. Latihan cara belajar dengan sumber belajar bahan tertulis

Siswa dalam mempelajari mata pelajaran yang ditentukan oleh sekolah dapat menggunakan sumber bahan tertulis, meliputi : buku teks atau buku paket, modul, catatan-catatan pribadi, atau dapat juga dari media cetak. Tiap-tiap bahan kemudian dikaji dan dipelajari tiap siswa untuk memperoleh pemahaman materi bahan mata pelajaran dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Berikut uraian mengenai SQ3R

1) Langkah Orientasi (Survey)

Pada langkah ini siswa mengamati secara keseluruhan untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai isi tiap judul bukudan membuat nomor urut buku yang akan dibaca. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah buku tersebut sudah sesuai atau belum dengan tujuan yang ingin dicapai oleh siswa.

2) Langkah Bertanya (Question)

Pada langkah ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan pada hasil orientasi dan pertanyaan-pertanyaan ini akan dicari jawabannya lebih lanjut. Pertanyaan ini mengenai kata-kata baru yang belum dimengerti oleh siswa, isi masing-masng kalimat, dan isi tiap alinea. Pertanyaan-pertanyaan ditulis secara berurutan mengikuti bagian-bagian bahan tertulis.

(30)

Pada langkah ini siswa membaca untuk mencari jawaban-jawaban terhadap petanyaan-pertanyaan seperti yang disebutkan pada nomor 2 di atas. Tujuan utama dari kegiatan membaca dengan cara ini adalah siswa memahami secara terinci isi bacaan.

4) Langkah Merumuskan (Recite)

Pada langkah ini siswa merumuskan kembali dalam bahasa sendiri arti kata-kata baru, isi kalimat, dan isi alinea. Disini terletak makna

“mereproduksi”. Dengan langkah ini siswa dapat mengetahui

apakah yang dibaca benar atau tidak dilihat dari isi bacaan. Dengan langkah ini pengetahuan dan pengertian siswa terhadap isi bacaan menjadi jelas dan tegas.

5) Langkah Merangkum (Review)

Pada langkah ini siswa merangkum atau memadukan semua yang sudah dirumuskan menjadi satu keseluruhan. Dengan langkah ini siswa memperdalam pengetahuan dan pengetiannya terutama tentang hubungan-hubungan isi bahan satu sama lain, juga dengan pengetahuan dan pengertian yang sudah dimilikinya.

b. Latihan cara belajar dengan sumber belajar bahan masyarakat

(31)

15

Bahan yang diperoleh kemudian dikaji dan dipelajari oleh siswa menggunakan metode proyek sehingga diharapkan dapat membantunya dalam memahami materi bahan mata pelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode proyek adalah :

1) Siswa memilih permasalahan hidup sehari-hari yang menarik perhatiannya dan yang ingin ia pecahkan. Siswa menyadar permasalahan ini. Siswa lalu menegaskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.

2) Siswa mengajukan jawaban-jawaban sementara berdasarkan pengetahuan yang sudah ia miliki atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

3) Siswa melakukan observasi lapangan untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan.

4) Siswa menganalisis informasi-informasi terkumpul dan mengkaitkan dengan tiap-tiap pertanyaan yang telah ia rumuskan. 5) Siswa membandingkan hasil-hasil analisis dengan jawaban

sementara yang telah ia kemukakan di atas dan pada akhirnya menarik kesimpulan-kesimpilan akhir.

C. Kegiatan Belajar Mandiri 1. Pengertian Belajar Mandiri

(32)

studying independently is obsiviously indicate of self direction” (Skager,1984:104). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar mandiri dilaksanakan akan keinginan atau inisiatif siswa sendiri dengan begitu siswa memiliki kesempatan untuk memilih waktu untuk ia belajar dan bahan ajar yang akan ia gunakan. Belajar mandiri merupakan sarana untuk mengembangkan pibadi siswa. Kegiatan belajar mandiri siswa dapat mengembangkan kemampuan dan kompetensi-kompetensinya yang selanjutnya dapat ia gunakan untuk mendapatkan informasi-informasi baru dari lingkungan sekitarnya sehingga membuat siswa semakin mandiri, bertanggung jawab dan semakin mengenal situasi di lingkungan sekitarnya.

Siswa yang melakukan kegiatan belajar mandiri dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu : siswa yang tingkat belajar mandirinya tinggi dan siswa yang tingkat belajar mandirinya rendah (Skager,1984:177).

2. Langkah-Langkah Belajar Mandiri

Siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mandiri menggunakan beberapa langkah yaitu :

a. Siswa merumuskan masalah yang sudah ia sadari dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.

(33)

17

c. Siswa melakukan observasi untuk memperoleh data yang diperlukan.

d. Siswa menganailis data yang terkumpul dengan melihat hubungan data satu sama lain dan hubungan dengan masalah yang dihadapi.

e. Siswa menggunakan hasil analisis itu untuk menguji jawaban sementara dan menarik kesimpulan-kesimpulan.

3. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mandiri

a. Cara menggunakan catatan tiap mata pelajaran

Siswa melakukan observasi untuk memperoleh data yang diperlukan melalui buku catatan tiap mata pelajaran siswa dengan membaca catatan tersebut, menghafal informasi, merumuskan pemahaman, memecahkan masalah,terampil menggunakan alat, dan menanamkan sikap. Data-data yang sudah didapat dari buku catatan kemudian dianalisis untuk melihat hubungan data satu sama lain dan hubungan dengan masalah yang dihadapi. Siswa kemudian menggunakan hasil analisis itu untuk menguji jawaban sementara dan menarik kesimpulan-kesimpulan.

b. Cara menggunakan buku pelajaran

(34)

didapat dari buku pelajaran kemudian dianalisis untuk melihat hubungan data satu sama lain dan hubungan dengan masalah yang dihadapi. Siswa kemudian menggunakan hasil analisis itu untuk menguji jawaban sementara dan menarik kesimpulan-kesimpulan. c. Cara menggunakan buku kamus

Siswa menggunakan buku kamus untuk mencari arti kata-kata yang baru yang belum ia pahami. Setelah siswa menemukan arti kata-kata tersebut siswa menghafalkan artinya dan menggunakannya untuk membantu dia dalam mempelajari sumber bahan yang lain. Arti-arti kata yang sudah didapat kemudian dianalisis untuk melihat hubungan data satu sama lain dan hubungan dengan masalah yang dihadapi.

d. Cara menggunakan buku ilmu

Cara belajar siswa dengan buku ilmu bertujuan untuk menambah penguasaan ilmu yang diperlukan oleh siswa untuk mengerjakan soal-soal. Siswa menggunakan metode SQ3R untuk mempelajari buku ilmu. Data-data yang sudah didapat dari buku ilmu kemudian dianalisis untuk melihat hubungan data satu sama lain dan hubungan dengan masalah yang dihadapi. Siswa kemudian menggunakan hasil analisis itu untuk menguji jawaban sementara dan menarik kesimpulan-kesimpulan.

(35)

19

Cara belajar siswa menggunakan sumber bahan rekaman adalah dengan menghafal bahan rekaman dan berlatih ulang, pada akhirnya siswa merumuskan ulang apa yang didapatnya dan memahaminya. Data-data yang sudah didapat dari bahan rekaman kemudian dianalisis untuk melihat hubungan data satu sama lain dan hubungan dengan masalah yang dihadapi. Siswa kemudian menggunakan hasil analisis itu untuk menguji jawaban sementara dan menarik kesimpulan-kesimpulan.

f. Cara menggunakan radio dan televisi

Cara siswa menggunakan bahan radio dan televisi adalah siswa menghafal program-program yang sesuai dengan kebutuhannya dan kemudian siswa merumuskan kembali dan memahaminya. Data-data yang sudah didapat dari radio dan televisi kemudian dianalisis untuk melihat hubungan data satu sama lain dan hubungan dengan masalah yang dihadapi. Siswa kemudian menggunakan hasil analisis itu untuk menguji jawaban sementara dan menarik kesimpulan-kesimpulan, dan siswa

g. Cara menggunakan bahan masyarakat

(36)
(37)

21 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.

“Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan” (Furchan, 1982:415). Survei ini bertujuan mengumpulkan informasi tentang kegiatan belajar mandiri para siswa kelas X SMA GAMA Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

B. Alat Pengumpul Data

1. Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa.

(38)

Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner belajar mandiri siswa

No Aspek No Item

1. Cara menggunakan catatan tiap mata pelajaran a. Dilakukan secara sendiri

b. Dilakukan bersaman teman

1-4 5-8 2. Cara menggunakan buku pelajaran

a. Dilakukan secara sendiri b. Dilakukan bersama teman

9-13 14-18 3. Cara menggunakan buku kamus

a. Dilakukan sendiri

b. Dilakukan bersama teman

19-23 24-28 4. Cara menggunakan buku ilmu

a. Dilakukan sendiri

b. Dilakukan bersama teman

29-33 34-38 5. Cara menggunakan bahan rekaman

a. Dilakukan sendiri

b. Dilakukan bersama teman

39-43 44-48 6. Cara menggunakan radio dan televisi

a. Dilakukan sendiri

b. Dilakukan bersama teman

49-59 60-70 7. Cara menggunakan bahan masyarakat

a. Dilakukan sendiri

b. Dilakukan bersama teman

71-75 76-80

2. Skoring

(39)

23

3. Kategori tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa

Ada dua kategori tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa yaitu rendah dan tinggi. Penentuan kategori ini berdasarkan pertimbangan :

a. Dalam perkembangan diri siswa berkaitan dengan hal tertentu, ada siswa yang maju seperti yang diharapkan dan ada siswa yang belum. Begitupun dalam perkembangan kegiatan belajar mandiri siswa. Keadaan semacam ini biasa digunakan dalam bimbingan, misalnya ada siswa yang menyesuaikan diri dengan baik dan ada siswa yang belum.

b. Pendekatan kualitatif yang digunakan untuk memahami keadaan variabel biasa menggunakan nilai-nilai statistik seperti Mean, Median dan Mode. Berkaitan dengan pertimbangan nomor a di atas nilai statistik yang tepat digunakan adalah Mean. Skor M termasuk kategori tinggi. Skor < M termasuk kategori rendah. 4. Validitas dan Reliabilitas

(40)

a. Validitas

Validitas menunjuk pada “sejauh mana suatu alat mampu

mengukur apa yang sebenarnya diukur oleh alat tersebut” (Furchan, 1982:281). Validitas suatu alat selalu bergantung kepada situasi dan tujuan khusus penggunaan alat yang bersangkutan (Furchan, 1982:282). Validitas ini disebut validitas isi. Item-item kuesioner disusun berdasarkan uraian BAB II mengenai belajar mandiri siswa SMA.

Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, dan kajian teoritis dengan maksud item-item kuesioner mengenai hal-hal yang harus diukur (valid). Tingkat validitas kuesioner ditunjukan oleh koefisien validitas.

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur menunjuk pada “derajat keajekan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya” (Furchan, 1982).

(41)

25

Koefisien validitas dan reliabilitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa Kelas X SMA GAMA Yogyakarta adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa Kelas X SMA GAMA Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009

Koefisien Hasil Penelitian

Reliabilitas 0,94

Validitas 0,97

Koefisien reliabilitas dan validitas diinterpretasikan dengan mengacu pada pedoman yang dikemukakan oleh Garrett (1967 : 176) berikut ini:

Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur

Koefisien Korelasi Klasifikasi

0,70 - ±1,00 Tinggi – sangat tinggi

0,40 - ±0,70 Cukup

0,20 - ±0,40 Rendah

(42)

C. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua siswa putera dan puteri kelas X SMA GAMA Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. Sebanyak 59 siswa (26 putera dan 33 puteri). Populasi ini merupakan populasi terbatas.

D. Pengumpulan Data

Kuesioner yang telah disusun dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Penelitian dilaksanakan 3 kali yaitu pada tanggal 23-25 Juli 2008 di SMA GAMAYogyakarta yang melibatkan 26 siswa puteri dan 33 siswa putera.

1. Tahap Persiapan

a. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMA GAMA Yogyakarta melalui guru BK.

b. Meminta surat pengantar penelitian dari Program Studi Bimbingan dan Konseling.

c. Mengurus Surat Pengantar Penelitian di BAPEDA Kabupaten Sleman.

(43)

27

e. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Bimbingan dan Konseling untuk pengaturan jadwal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Datang ke sekolah sesuai jadwal yang telah ditentukan. b. Masuk ke kelas dan memperkenalkan diri kepada para siswa. c. Membagikan kuesioner dan menjelaskan tujuan pengisian

Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa

d. Mempersilahkan siswa mengisi Kuesioner Tingkat Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa.

e. Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi siswa. E. Teknik Analisis Data

1. Perhitungan koefisien reliabilitas kuesioner dengan teknik belah dua gangsal-genap:

Langkah :

a. Menghitung koefisien reliabilitas dengan rumus :

rtt= xy xy r r

1 2

(Guilford, 1965 : 457)

Keterangan :

tt

(44)

xy

r : Koefisien korelasi skor ganjil-genap

b. Menghitung koefisien validitas ( oo t

r ) dengan rumus:

oo t

r = rtt (Guilford, 1965 : 443)

Keterangan Rumus :

oo t

r : Koefisien validitas

tt

r : Koefisien reliabilitas

2. Mean

Mean merupakan nilai kelompok yang dipandang konstan dan karena itu digunakan untuk menetapkan batas tinggi atau rendah suatu

skor. Skor yang < Mean dikategorikan rendah. Skor yang ≥ Mean

dikategorikan tinggi. Perhitungan mean skor total menggunakan :

N X M

Keterangan Rumus : M : Mean

X : Jumlah skor

(45)

29

4. Chi-Kuadrat

Chi-Kuadrat digunakan untuk menghitung perpedaan tingkat belajar mandiri siswa putera dan siswa puteri. Perhitungan perbedaan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa kelas X SMA GAMA YOGYAKARTA menggunakan derajat kebebasan (db)= 1 dengan taraf signifikansi 5%= 3, 841. Rumus yang digunakan dalam menghitung Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:

2

=

) D B ( ) C A ( D C B A 2 2 N BC AD N Keterangan :

2 : Chi-Kuadrat

N : Jumlah subjek

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra Kelas X

Tingkat kegiatan belajar mandiri digolongkan menjadi dua tingkat yaitu rendah dan tinggi. Patokan yang digunakan untuk menentukan skor yang termasuk kategori rendah dan skor yang termasuk kategori tinggi adalah Mean total. Mean total adalah 177. Skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi dalam tingkat kegiatan belajar mandiri. Skor < Mean termasuk kategori rendah dalam tingkat kegiatan belajar mandiri. Penggunaan dua kategori yaitu rendah dan tinggi berdasarkan pertimbangan bahwa (1) dalam perkembangan diri siswa, ada siswa yang maju seperti yang diharapkan dan ada siswa yang belum, (2) pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk memahami keadaan variabel nilai Mean. Hasil analisis disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 5. Tingkat Kebiasaan Belajar Mandiri para siswa putera kelas X SMA GAMA Tahun Ajaran 2008/2009.

Kegiatan belajar mandiri para siswa putra

kelas X ∑ f

Tinggi 10

Rendah 23

f 33

Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa putera yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri (69,70%)

(47)

31

lebih banyak daripada jumlah siswa putera yang termasuk dalam kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri (30,30%).

2. Tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putri kelas X SMA GAMA Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

Tingkat kegiatan belajar mandiri digolongkan menjadi dua tingkat yaitu rendah dan tinggi. Patokan yang digunakan untuk menentukan skor yang termasuk kategori rendah dan skor yang termasuk kategori tinggi adalah Mean total. Mean total adalah 177. Skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi dalam tingkat kegiatan belajar mandiri. Skor < Mean termasuk kategori rendah dalam tingkat kegiatan belajar mandiri. Hasil analisis disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 6. Tingkat Kebiasaan Belajar Mandiri para siswa puteri kelas X SMA GAMA Tahun Ajaran 2008/2009.

Kegiatan belajar mandiri para siswa putri kelas X

Jumlah

Tinggi 18

Rendah 8

Jumlah Siswa 26

(48)

3. Uji Hipotesis

a. Hipotesis penelitian

Ada perbedaan signifikan antara tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putera dan puteri kelas X SMA GAMA Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.

b. Hipotesis statistik

Jumlah siswa putera berbeda secara signifikan dengan jumlah siswa puteri dalam tingkat kegiatan belajar mandiri.

c. Hipotesis nol

Jumlah siswa putera tidak berbeda secara signifikan dengan jumlah siswa puteri dalam tingkat kegiatan belajar mandiri.

Uji hipotesis dengan mengunakan teknik Chi-Kuadrat. Perhitungan nilai Chi-Kuadrat dengan menggunakan data pada tabel 2 × 2 berikut ini.

Tabel 7. distribusi frekuensi kegiatan belajar mandiri para siswa kelas X SMA GAMA tahun ajaran 2008/2009.

JK

TKM

L

P

T

10

18

28

R

23

8

31

(49)

33 2

=

) D B ( ) C A ( D C B A 2 2 N BC AD N

=

858 868 5 , 29 414 180 59

²

=

744744 5 , 29 234 59

²

= 744744 69432,25 59 = 744744 75 , 4096502

2

=

5.5
(50)

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa X SMA GAMA Yogyakarta adalah :

1. Tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra kelas X SMA GAMA Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 tergolong rendah. Jumlah siswa putera yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri (69,70%) lebih banyak daripada jumlah siswa putera yang termasuk dalam kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri (30,30%).

2. Tingkat kegiatan belajar mandiri para siswi putri kelas X SMA GAMA Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 tergolong tinggi. Jumlah siswa puteri yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri (69,23%) lebih banyak daripada jumlah siswa yang termasuk kategori rendah tingkat kegiatan belajar mandiri (30,77%).

3. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putera dan puteri kelas X SMA GAMA Yogyakarta.

(51)

35

memahami bahan mata pelajaran sekolah, sehingga hasil akademik yang ia peroleh rendah. Sebaliknya, siswa yang melaksanakan kegiatan belajar mandiri dengan rutin dan teratur akan semakin memahami bahan mata pelajaran di sekolah, sehingga kemungkinan untuk mendapatkan hasil akademik yang tinggi semakin besar.

Kegiatan belajar mandiri yang rutin dan teratur dalam mempelajari bahan mata pelajaran dibentuk oleh siswa dengan membuat jadwal belajar. Siswa yang memiliki jadwal belajar biasanya akan lebih menyadari tugasnya sebagai seorang siswa. Jadwal belajar siswa akan membantu siswa untuk menaati waktu belajar siswa. Kegiatan belajar mandiri yang baik yang rutin dan teratur diharapkan dapat membawa hasil belajar yang baik bagi siswa, sehingga siswa dapat mempertahankan kegiatan belajar mandirinya.

(52)
(53)

37

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini ada tiga :

1. Jumlah siswa putera yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri (69,70%) lebih banyak daripada jumlah siswa putera yang termasuk dalam kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri (30,30%).

2. Jumlah siswa puteri yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri (69,23%) lebih banyak daripada jumlah siswa yang termasuk kategori rendah tingkat kegiatan belajar mandiri (30,77%).

3. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putera dan puteri kelas X SMA GAMA Yogyakarta.

B. Saran

(54)

1. Kegiatan sekolah, khususnya kegiatan bimbingan belajar terus dikembangkan dengan kerjasama antara guru pembimbing dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan staf pengajar yang lain, demi perkembangan siswa. Program bimbingan belajar dipusatkan pada pengembangan kegiatan belajar mandiri bagi para siswa yang sudah memiliki tingkat kegiatan belajar mandiri tinggi. Pengembangan ini dapat dilakukan dengan guru pembimbing menunjuk dan melatih tiap siswa menggunakan metode SQ3R dalam mempelajari sumber bahan tertulis. Siswa yang sudah memiliki tingkat kegiatan belajar mandiri tinggi menggunakan metode SQ3R sebagai cara baru baginya dalam mempelajari sumber bahan tertulis. Dengan demikian diharapkan siswa yang sudah memiliki tingkat kegiatan belajar mandiri tinggi dapat mempertahankan dan mengembangkan cara belajarnya dalam mempelajari sumber bahan tertulis dengan menggunakan metode SQ3R secara teratur.

(55)

39

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Burton, William H. 1952. The Guidance Of Learning Activities. 2nd Ed. New

York: Appleton - Century - Crofts, Inc.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.

Furchan, Arief. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Garrett, Henry E. 1967. Statistics In Psychology And Education. 6th. Ed. London:

Logmans, Green and Co Ltd.

Guilford, J.P. 1965. Fundamental Statistics In Psychology And Education. 4th. Ed.

New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Langeveld, M.J. 1972. Terj. Beknopte Theoretische Paedagogiek. Jakarta: Nasco. Lengrand, Paul.1975. An Introduction to Lifelong Education. New York :

Pergamon Press.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Sears, David O. Dkk.1985. Terj. Psikologi Sosial. 5th.Ed. Jakarta: Erlangga Shertzer, Bruce & Shelley C. Stone. 1981. Fundamentals Of Guidance. 4th. Ed.

Boston: Houghton Mifflin Company.

(57)
(58)

Lampiran 1

Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri

1. Kata Pengantar

Kuesioner ini tentang kegunaan kegiatan belajar mandiri yang Anda lakukan. Saya minta kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Kuesioner ini bersifat rahasia dan jawaban Anda tidak mempengaruhi nilai rapor. Anda tidak perlu menuliskan nama pada kuesioner ini.

2. Petunjuk Kerja

Pada halaman berikut ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai

“Kegiatan belajar mandiri yang Anda lakukan di luar sekolah”. Pernyataan-pernyataan dengan skala bertingkat Selalu (SL), Banyak Kali (BK), Kadang-Kadang (KK) dan Tidak Pernah (TP). Anda memilih satu kemungkinan yang cocok dengan keadaan Anda.

Secara praktis, langkah-langkah menjawab kuesioner ini adalah : a. Baca setiap pernyataan dalam kuesioner ini !

(59)

A. Identitas 1. Jenis kelamin :………….

2. Kelas :…………..

B. Kuesioner

KUESIONER TINGKAT BELAJAR MANDIRI PARA SISWA

No

Pernyataan S

L B

K K

K T

P

1.

Saya menghafalkan bahan mata pelajaran dari buku catatan saya.

2.

Saya merumuskan kembali pemahaman

mengenai bahan mata pelajaran dari buku

catatan saya.

3.

Saya berlatih ulang soal-soal mata pelajaran dari

buku catatan saya.

4.

Saya menganalisis bahan mata pelajaran dari

buku catatan untuk mencari hubungannya

dengan soal-soal yang saya hadapi.

5.

Saya menghafalkan bahan mata pelajaran dari

buku catatan bersama teman-teman saya.

6.

Saya merumuskan kembali pemahaman

mengenai bahan mata pelajaran dari buku

(60)

7.

Saya berlatih ulang soal-soal mata pelajaran

dari buku catatan bersama teman-teman saya.

8.

Saya menganalisis bahan mata pelajaran dari

buku catatan untuk mencari hubungannya

dengan soal-soal yang saya hadapi bersama

teman-teman.

9.

Saya membaca bahan mata pelajaran dari buku pelajaran saya.

10.

Saya menghafalkan bahan mata pelajaran

dari buku pelajaran saya.

11.

Saya merumuskan kembali pemahaman mengenai bahan mata pelajaran dari buku pelajaran saya.

12.

Saya berlatih soal-soal mata pelajaran dari buku pelajaran saya.

13.

Saya menganalisis bahan mata pelajaran dari buku pelajaran untuk mencari hubungannya dengan soal-soal yang saya hadapi.

14.

Saya membaca bahan mata pelajaran dari buku
(61)

15.

Saya menghafalkan bahan mata pelajaran dari buku pelajaran bersama teman-teman saya.

16.

Saya merumuskan kembali pemahaman mengenai bahan mata pelajaran dari buku pelajaran bersama teman-teman saya.

17.

Saya berlatih soal-soal mata pelajaran

dari buku pelajaran bersama teman-teman saya.

18.

Saya menganalisis bahan mata pelajaran dari buku pelajaran untuk mencari hubungannya dengan soal-soal yang saya hadapi bersama teman-teman.

19.

Saya mencari arti kata baru dari buku kamus.

20.

Saya mencatat arti kata baru dari buku kamus.

21.

Saya menghafalkan arti kata baru dari buku kamus.
(62)

mempelajari bahan mata pelajaran yang lain.

23.

Saya menganalisis arti kata baru yang saya dapat untuk mencari hubungannya dengan soal-soal yang saya hadapi.

24.

Saya mencari arti kata baru dari buku

kamus bersama teman-teman saya.

25.

Saya mencatat arti kata baru dari buku kamus bersama teman-teman.

26.

Saya menghafalkan arti kata baru dari buku kamus bersama teman-teman.

27.

Saya menggunakan arti kata baru dari

buku kamus untuk membantu saya mempelajari bahan mata pelajaran yang lain bersama teman-teman.

28.

Saya menganalisis arti kata baru untuk mencari

hubungannya dengan soal-soal yang saya

hadapi bersama teman-teman.

29.

Saya membaca bahan mata pelajaran dari buku ilmu.
(63)

dari buku ilmu yang saya baca.

31.

Saya merumuskan kembali pemahaman mengenai bahan mata pelajaran dari buku ilmu yang saya baca.

32.

Saya berlatih soal-soal mata pelajaran dari buku ilmu yang saya baca.

33.

Saya menganalisis bahan mata pelajaran dari buku ilmu untuk mencari hubungannya dengan soal-soal yang saya hadapi.

34.

Saya membaca bahan mata pelajaran dari buku ilmu bersama teman-teman saya.

35.

Saya menghafalkan bahan mata pelajaran

dari buku ilmu yang saya baca bersama teman-teman saya.

36.

Saya merumuskan kembali pemahaman mengenai bahan mata pelajaran dari buku ilmu yang saya baca bersama teman-teman
(64)

teman-teman saya.

38.

Saya menganalisis bahan mata pelajaran dari buku ilmu untuk mencari hubungannya dengan soal-soal yang saya hadapi bersama teman-teman.

39.

Saya mendengarkan bahan mata pelajaran dari bahan rekaman.

40.

Saya menghafalkan bahan mata pelajaran dari bahan rekaman.

41.

Saya merumuskan kembali isi bahan mata pelajaran dari bahan rekaman yang saya dengarkan.

42.

Saya berlatih bahan mata pelajaran dari bahan rekaman.

43.

Saya menganalisis bahan mata pelajaran dari bahan rekaman untuk mencari hubungannya dengan soal-soal yang saya hadapi.
(65)

45.

Saya menghafalkan bahan mata pelajaran dari bahan rekaman bersama teman-teman saya.

46.

Saya merumuskan kembali isi bahan mata pelajaran dari bahan rekaman yang saya dengarkan bersama teman-teman saya.

47.

Saya berlatih bahan mata pelajaran dari bahan rekaman bersama teman-teman saya.

48.

Saya menganalisis bahan mata pelajaran dari bahan rekaman untuk mencari hubungannya dengan soal-soal yang saya hadapi bersama teman-teman.

49.

Saya menghafal siaran radio yang berkaitan dengan bahan mata pelajaran.

50.

Saya mendengar siaran di radio yang
(66)

di radio yang saya dengar.

52.

Saya merumuskan kembali informasi dari siaran di radio yang saya dengar.

53.

Saya menganalisis informasi dari siaran di radio untuk mencari hubungannya dengan soal-soal yang saya hadapi.

54.

Saya menghafal siaran televisi yang

berkaitan dengan bahan mata pelajaran.

55.

Saya melihat siaran di televisi yang

berkaitan dengan bahan mata pelajaran.

56.

Saya menghafalkan informasi dari siaran

di televisi yang saya lihat.

57.

Saya merumuskan kembali informasi dari siaran di televisi yang saya lihat.

58.

Saya merumuskan kembali informasi dari siaran di televisi yang saya lihat.

59.

Saya menganalisis informasi dari siaran di televisi untuk mencari hubungannya dengan soal-soal yang saya hadapi.

60.

Saya menghafal siaran radio yang
(67)

bersama teman-teman.

61.

Saya mendengar siaran di radio yang berkaitan dengan bahan mata pelajaran bersama teman-teman saya.

62.

Saya menghafalkan informasi dari siaran di radio yang saya dengar bersama teman-teman saya.

63.

Saya merumuskan kembali informasi dari siaran di radio yang saya dengar bersama teman-teman.

64.

Saya menganalisis informasi dari siaran di radio untuk mencari hubungannya dengan soal-soal

yang saya hadapi bersama teman-teman.

65.

Saya menghafal siaran televisi yang berkaitan dengan bahan mata pelajaran bersama teman-teman.

66.

Saya melihat siaran di televisi yang berkaitan dengan bahan mata pelajaran bersama teman-teman saya.
(68)

68.

Saya merumuskan kembali informasi dari siaran di televisi bersama teman-teman.

69.

Saya merumuskan kembali informasi dari

siaran di televisi bersama teman-teman.

70.

Saya menganalisis informasi dari siaran

di televisi untuk mencari hubungannya dengan soal-soal yang saya hadapi bersama teman-teman.

71.

Saya mengamati objek yang ada di sekitar saya yang berhubungan dengan bahan mata pelajaran.

72.

Saya mencatat informasi tentang objek yang ada di sekitar saya yang berhubungan dengan bahan mata pelajaran

73.

Saya mengolah informasi tentang objek yang ada di sekitar saya yang berhubungan dengan bahan mata pelajaran.
(69)

hubungannya dengan soal-soal yang saya hadapi.

75.

Saya menyusun kesimpulan berdasarkan pengolahan informasi tentang objek yang ada di sekitar saya yang berhubungan dengan bahan mata pelajaran.

76.

Saya mengamati objek yang ada di sekitar saya

yang berhubungan dengan bahan mata

pelajaran bersama teman-teman.

77.

Saya mencatat informasi tentang objek yang ada di sekitar saya yang berhubungan dengan bahan mata pelajaran bersama teman-teman.

78.

Saya mengolah informasi tentang objek yang ada di sekitar saya yang berhubungan dengan bahan mata pelajaran bersama teman-teman.
(70)
(71)

Tabel 8. Perhitungan Koefisien Realibilitas dan Validitas Penelitian Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Kelas X SMA GAMA Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009

No. L/P X Y X ² Y ² XY

1 P 94 110 8836 12100 10340

2 P 79 67 6241 4489 5293

3 P 103 100 10609 10000 10300

4 P 101 101 10201 10201 10201

5 P 102 69 10404 4761 7038

6 P 62 66 3844 4356 4092

7 P 80 91 6400 8281 7280

8 P 135 231 18225 53361 31185

9 P 114 104 12996 10816 11856

10 P 123 119 15129 14161 14637

11 P 85 86 7225 7396 7310

12 P 105 101 11025 10201 10605

13 P 92 95 8464 9025 8740

14 P 137 138 18769 19044 18906

15 P 113 115 12769 13225 12995

16 P 68 69 4624 4761 4692

17 P 101 103 10201 10609 10403

18 P 106 105 11236 11025 11130

19 P 79 79 6241 6241 6241

20 P 101 93 10201 8649 9293

21 P 83 63 6889 3969 5229

22 P 113 104 12769 10816 11752

23 P 100 106 10000 11236 10600

24 P 106 113 11236 12769 11978

25 P 95 94 9025 8836 8930

26 P 94 93 8836 8649 8742

27 L 97 90 9409 8100 8730

28 L 83 83 6889 6889 6889

29 L 82 96 6724 9216 7872

30 L 126 119 15876 14161 14994

31 L 122 121 14884 14641 14762

(72)

33 L 72 67 5184 4489 4824

34 L 90 87 8100 7569 7830

35 L 73 109 5329 11881 7957

36 L 84 89 7056 7921 7476

37 L 75 80 5625 6400 6000

38 L 68 71 4624 5041 4828

39 L 66 59 4356 3481 3894

40 L 56 56 3136 3136 3136

41 L 101 92 10201 8464 9292

42 L 112 110 12544 12100 12320

43 L 54 49 2916 2401 3186

44 L 83 88 6889 7744 7304

45 L 60 56 3600 3136 3360

46 L 85 94 7225 8836 7990

47 L 86 89 7396 7921 7654

48 L 49 52 2401 2704 2548

49 L 105 115 11025 13225 12075

50 L 68 56 4624 3136 3808

51 L 65 69 4225 4761 4485

52 L 91 74 8281 5476 6734

53 L 91 97 8281 9409 8827

54 L 85 91 7225 8281 7735

55 L 61 59 3721 3481 3599

56 L 79 81 6241 6561 6399

57 L 65 62 4225 3844 4030

58 L 64 63 4096 3969 4032

59 L 62 47 3844 2209 2914

(73)

Tabel 9. Skor-Skor Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Kelas X SMA GAMA Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009

No. L/P Skor Klasifikasi

1 P 204 Tinggi

2 P 146 Rendah

3 P 203 Tinggi

4 P 202 Tinggi

5 P 171 Rendah

6 P 128 Rendah

7 P 171 Rendah

8 P 366 Tinggi

9 P 218 Tinggi

10 P 242 Tinggi

11 P 171 Rendah

12 P 206 Tinggi

13 P 187 Tinggi

14 P 275 Tinggi

15 P 228 Tinggi

16 P 137 Rendah

17 P 204 Tinggi

18 P 211 Tinggi

19 P 158 Rendah

20 P 194 Tinggi

21 P 146 Rendah

22 P 217 Tinggi

23 P 206 Tinggi

24 P 219 Tinggi

25 P 189 Tinggi

26 P 187 Tinggi

27 L 187 Tinggi

28 L 166 Rendah

29 L 178 Tinggi

30 L 245 Tinggi

31 L 243 Tinggi

32 L 143 Rendah

(74)

34 L 177 Rendah

35 L 182 Tinggi

36 L 173 Rendah

37 L 155 Rendah

38 L 139 Rendah

39 L 125 Rendah

40 L 112 Rendah

41 L 193 Tinggi

42 L 222 Tinggi

43 L 103 Rendah

44 L 171 Rendah

45 L 116 Rendah

46 L 179 Tinggi

47 L 175 Rendah

48 L 101 Rendah

49 L 220 Tinggi

50 L 124 Rendah

51 L 134 Rendah

52 L 165 Rendah

53 L 188 Tinggi

54 L 176 Rendah

55 L 120 Rendah

56 L 160 Rendah

57 L 127 Rendah

58 L 127 Rendah

59 L 109 Rendah

TOTAL 10460

Perhitungan Mean berdasarkan data pada Tabel 9. M =

N X

= 59 10460

(75)

1. Perhitungan Koefisien Reliabilitas Kuesioner Penelitian Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Kelas X SMA GAMA Yogyakarta Tahun

Ajaran 2008/2009 :

xy r = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N xy r = 2 2 5257 514601 59 5203 483731 59 5257 5203 492364 59 xy r = 2725410 1468920 1697305 xy r = 13 . 2000852 1697305 xy

r = 0.89

2. Menghitung koefisien reliabilitas (rtt) dengan rumus Spearman and Brown:

(76)

3. Perhitungan koefisien validitas kuesioner dengan rumus :

oo t r = rtt

oo t

r = 0,94

oo t

(77)
(78)

Gambar

Tabel 1. Struktur kurikulum SMA kelas X
Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner belajar mandiri siswa
Tabel 5. Tingkat Kebiasaan Belajar Mandiri para siswa putera kelas X SMA GAMA Tahun Ajaran 2008/2009
Tabel 6. Tingkat Kebiasaan Belajar Mandiri para siswa puteri kelas X SMA GAMA  Tahun Ajaran 2008/2009
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada (gambar 6) pemodelan sederhana dari banjir yang terjadi, terlihat pada gambar area yang akan terdampak yang berupa area penggunaan lahan yang didominasi

Formula ampas kelapa terpilih memiliki hasil kandungan serat (2,37 %) cukup rendah dari pada tepung ampas kelapa formula awal, hal ini sejalan dengan penelitian

Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pada proses biosorpsi logam di dalam larutan, karena pH akan mempengaruhi muatan pada situs aktif atau

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki tingkat kecenderungan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Peranan guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IX yang pernah memiliki motivasi

Penelitian ini bertujuan untuk merekam dan mendokumentasikan peristiwa-peristiwa kesejarahan di tingkat lokal serta sebagai bahan masukkan dalam usaha merekonstruksi

Penelitian ini bertujuan:(1) mendeskripsikan tingkat kemampuan berempati mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin tentang Sukuk