• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE BEHAVIOR OF FAST FOOD AND OBESITY TO THE FEMALE ADOLESCENT AT SMAN 1 BARUMUN PADANG LAWAS DISTRICT 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE BEHAVIOR OF FAST FOOD AND OBESITY TO THE FEMALE ADOLESCENT AT SMAN 1 BARUMUN PADANG LAWAS DISTRICT 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU MAKAN SIAP SAJI (FAST FOOD) DAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 BARUMUN KECAMATAN

BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2014

THE BEHAVIOR OF FAST FOOD AND OBESITY TO THE FEMALE ADOLESCENT AT SMAN 1 BARUMUN

PADANG LAWAS DISTRICT 2014

Romaito Hasibuan1, Etti Sudaryati2, Ernawati Nasution3

1

Alumni Mahasiswa Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU 2

Staf Pengajar Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia

Email: feray_91@yahoo.com ABSTRACT

Fast food is characterized by unbalanced nutrient content. mostly high in calories, fat, but very low in fiber. consumption of fast food will lead to excessive problems of nutrition. This research was conducted to study the behavior (knowledge and attitude) of female adolescent and the diet of fast food (frequency, type, and number of carbohydrate, protein, fat and fiber) to the female adolescent at SMAN 1 Barumun.

This research is descriptive study by cross sectional study.sample amounted to 77 is the female student in class X, XI, XII, SMAN 1 Barumun. primary data collection using questionnaires, forms meal frequency and recall 24 hours.

The result of research indicates that the female adolescent have good knowledge (97,4%) and have good attitude (74%) to the fast food, type of fast food consumed by adolescent is snack , fried, sausage, and instan noodles with frequency of weekly, daily, weekly, and monthly. Contribution of carbohydrates, proteins and fats consumed by adolescent SMAN 1 Barumun already exceed the recommended dietary allowance figures, while the fiber is still far from the recommended dietary allowance.

It suggested of the female adolescent to have a good diet pattern and minimize the consumtion of fast food to avoid the obesity.

Keyword : fast food behavior, nutrition status.

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah dimana mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan dan teman terdekat, mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend yang sedang berkembang di masyarakat khususnya dalam hal makanan modern. Pola makan remaja akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperoleh untuk meningkatkanpertumbuhan dan perkembangannya. Remaja juga umumnya melakukan aktivitas fisik

lebih banyak dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak (Proverawati, 2010). Kesalahan dalam memilih makanan dan kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi yang akan mengakibatkan timbulnyaberbagai masalah gizi yang akhirnya mempengaruhi status gizi. Status gizi yang baik hanya dapat tercapai dengan pola makan yang baikdanseimbang.

(2)

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Barumun yang terletak di Sibuhuan yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Padang Lawas. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena zaman sekarang makanan siap saji tidak hanya di perkotaan saja, diperkampungan juga sudah banyak ditemukan, salah satunya adalah di daerah Padang Lawas, terutama di Sibuhuan yang merupakan ibu kota dari Padang Lawas, dimana lokasi ini adalah pusat dari perkantoran, seperti dinas pendidikan, rumah sakit umum, kantor bupati, kantor DPR, dinas pertanian dan sekolah-sekolah, salah satunya adalah SMAN 1 Barumun. Sekolah ini dekat dengan pusat perbelanjaan, rumah makan, minimarket, indomaret, bakery palas (sejenis pizza, roti abon, sosis, dll), warung tradisional, dan tempat – tempat makan lainnya yang menyediakan makanan cepat saji seperti mi instan, bakso, gorengan, snack, burger, martabak, pecel, yang banyak ditemukan didekat sekolah ini, sehingga memudahkan pelajar SMAN 1 untuk mengkonsumsi makanan siap saji apalagi pada jam istirahat dan jam les sore. Di sekolah ini juga terdapat 3 kantin sekolah yang menyediakan makanan seperti nasi goreng, mi instan, bakso, gorengan, donat, roti, makanan ringan, dan minum soda. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif

dengan desain cross

sectional.Lokasipenelitianadalah SMAN 1 Barumun Padang Lawas.Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling.Populasipenelitian

iniadalahseluruhremajaputri SMAN 1

Barumunsebanyak 338

orang.Sampelpadapenelitianinipadakel as X, XI, dan XII sebanyak 77 orang. Data pengetahuan dan sikap diperoleh melalui wawancara dengan

menggunakan kuesioner, pola makan diperoleh dengan menggunakan formulir frekuensi makan dan formulir Food Recall 24 jam, dan data kejadian obesitas diperoleh dengan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dan berat badan menggunakan timbangan digital.Kemudian data dianalisasecaradeskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

SMAN 1 Barumun berdiri pada tahun 1957 dan secara resmi beroperasi pada tahun 1965. Sekolah ini berada di Jl. KH. Dewantara No. 43 Sibuhuan, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Tanah tempat berdirinya gedung SMAN 1 Barumun dan seluruh wilayah sekolah diperoleh dari hibah masyarakat Barumun pada tahun 1957. Siswi SMAN 1 Barumun memiliki pengetahuan baik terhadap makanan siap saji yaitu sebanyak 97,4%. Perpustakaan sekolah menyediakan buku tentang makanan yang sehat, sayur-sayuran, dan pada pelajaran pertanian yang merupakan mata pelajaran tambahan, sehingga remaja putri juga mendapat informasi tentang sayur-sayuran, buah, dan tanaman-tanaman lain yang mengandung gizi yang baik dikonsumsi oleh manusia. Hasil penelitian Wulansari (2013) terhadap mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah bahwa Sebagian besar responden mengetahui fast food yaitu 99,1%, dan kandungan nutrisi dalam fast food yaitu 94,1%. Dari hasil tersebut sebagian besar mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pengetahuan yang baik tentang fast food. Hal tersebut sesuai dengan tingkat pendidikan responden yaitu mahasiswa kedokteran, sehingga tingkat pengetahuan tentang fast food adalah baik.

(3)

Tabel 1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Makanan Siap Saji Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014

Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu, dengan kata lain sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku atau reaksi tertutup (Notoatmodjo, 2005). Dari 77 remaja putri 74% memiliki sikap baik tentang makanan siap saji.

Tabel 2. Distribusi Tingkat Sikap Terhadap Makanan Siap Saji pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014

Sebagian besar dibawah rata-rata kontribusi karbohidrat makanan siap saji terhadap konsumsi sehari sebanyak 40,3% remaja putri. sumbangan karbohidrat makanan siap saji yang banyak terhadap total konsumsi sehari dikarenakan jenis makanan siap saji yang dikonsumsi tergolong memiliki karbohidrat yang tinggi, bila terus mengkonsumsi makanan yang karbohidrat tinggi dan menjadi kebiasaan tanpa disertai dengan olahraga maka akan berdampak negative pada keadaan gizi remaja, salah satunya adalah obesitas (Proverawati, 2010).

Tabel 3. Distribusi Kontribusi Karbohidrat Makanan Siap Saji Terhadap Konsumsi Sehari pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014 No. Kontribusi Karbohidrat Terhadap Total Konsumsi Sehari (%) f % 1. 2. Diatas rata Dibawah rata-rata 31 46 40,3 59,7 Jumlah 77 100,0

Berdasarkan hasil penelitian pada siswi SMAN 1 Barumun tahun 2014 dapat diketahui bahwa dibawah rata-rata kontribusi protein makanan siap saji terhadap konsumsi sehari sebanyak 66,2% remaja putri. Di dalam tubuh, protein mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel, misalnya untuk pembentukan otot rambut, kulit, membran sel, jantung, hati, ginjal, dan beberapa organ penting lainnya.

Tabel 4. Distribusi Kontribusi Protein Makanan Siap Saji Terhadap Total Konsumsi Sehari pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014

No. Kontribusi Protein Terhadap Total Konsumsi Sehari (%) f % 1. 2. Diatas rata Dibawah rata-rata 26 51 33,8 66,2 Jumlah 77 100,0

Jenis makanan siap saji yang biasa dikonsumsi adalah gorengan 46,8% dan sosis 84,4%. Makanan ini merupakan yang banyak di sukai oleh remaja putri karena harganya murah, mengenyangkan dan banyak dijual di sekitar sekolah. No. Kategori Pengetahun f % 1. Baik 75 97,4 2. 3. Sedang Kurang 1 1 1,3 1,3 Jumlah 77 100,0 No. Kategori Sikap f % 1. Baik 57 74 2. 3. Sedang Kurang 20 0 26 0 Jumlah 77 100,0

(4)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Jenis Makanan Siap Saji yang dikonsumsi Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014

Sebagian besar dibawah rata-rata kontribusi lemak makanan siap saji terhadap konsumsi sehari sebanyak 55,8%. Penelitian di Amerika dan Finlandia (dalam Fukuda, 2001) menunjukkan bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak.

Tabel 6. Distribusi Kontribusi Lemak Makanan Siap Saji Terhadap Total Konsumsi Sehari Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014

Sebagian besar dibawah rata-rata konsumsi serat makanan siap saji terhadap konsumsi sehari sebanyak 74% remaja putri, Serat pada makanan siap saji sangat sedikit. Serat banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.

Tabel 7. Distribusi Kontribusi Serat pada Makanan Siap Saji Terhadap Total Konsumsi Sehari Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014

SMAN 1 Barumun tahun 2014, dari 77 siswi terdapat 27,3% obesitas dan 23,4% gemuk, 48% normal, dan 1,3% kurus. Obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya penimbunan lemak ditubuhnya.

Tabel 8. Distribusi Kejadian Obesitas Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014

No Jenis Makanan

Perhari Perminggu Perbulan TidakPernah Jumlah

% % % % % 1. Mi instan 6,5 70,1 22,1 1,3 100,0 2. Bakso 0 40,3 55,8 3,9 100,0 3. Sosis 11,7 84,4 3,9 0 100,0 4. Hamburger 2,6 11,7 42,9 42,9 100,0 5. Donat 11,7 22,1 37,7 28,6 100,0 6. Gorengan 46,8 49,4 2,6 1,3 100,0 7. Ayam tepung 2,6 42,9 19,5 35,1 100,0

No. Kontribusi Lemak Terhadap Total Konsumsi Sehari (%) f % 1. 2. Diatas rata-rata Dibawah rata-rata 34 43 44,2 55,8 Jumlah 77 100,0

No. Kontribusi Serat Terhadap Total Konsumsi Sehari (%) f % 1. 2. Diatas rata-rata Dibawah rata-rata 20 57 26,0 74,0 Jumlah 77 100,0 No. Kejadian Obesitas f % 1. Obesitas 21 27,3 2. Gemuk 18 23,4 3. Normal 37 48,1 4. Kurus 1 1,3 Jumlah 77 100,0

(5)

Berdasarkan hasil penelitian pada siswi SMAN 1 Barumun tahun 2014 dapat diketahui bahwa siswi memiliki pengetahuan baik terhadap makanan siap saji yaitu sebanyak 97,4%, dan remaja putri SMAN 1 Barumun 100% jawaban mengetahui makanan siap saji. Perpustakaan sekolah yang menyediakan buku tentang makanan yang sehat, sayur-sayuran, dan pada pelajaran pertanian yang merupakan mata pelajaran tambahan, sehingga remaja putri juga mendapat informasi tentang sayur-sayuran, buah, dan tanaman-tanaman yang lain yang mengandungzat gizi yang baikuntuk dikonsumsi oleh manusia. Hasil penelitian Mardatillah (2008) bahwa tingginya pengetahuan gizi kesehatan pada siswi SMA Islam PB. Soedirman karenatelah lengkapnya sumber pengetahuan dan materi pengetahuan gizi yang diajarkan tidak dalam mata ajaran khusus. Namun demikian hasil analisis disapatkan bahwa proporsi responden gizi lebih (39,3%) memiliki tingkat pengetahuan baik lebih tinggi dibandingklan responden gizi lebih dengan tingkat pengetahuan kurang, untuk itu diperlukan penyuluhan bagaimana cara hidup sehat guna menghindari masalah kesehatan yang akan dihadapi dimasa mendatang seperti gizi lebih.

Grafik 1. Tabulasi Silang Pengetahuan Remaja Putri SMAN 1 Barumun Berdasarkan Sikap Tentang Makanan Siap Saji Tahun 2014

Sebagian besar dibawah rata-rata kontribusi karbohidrat makanan siap saji terhadap konsumsi sehari sebanyak 16,1% remaja putri yang obsitas. Sebagian siswi yang kurang mengkonsumsi karbohidrat terutama yang kelas XII karena jadwal sekolah yang padat sehingga mereka tidak sempat untuk menkonsumsi makanan sumber karbohidrat. Sedangkan siswi yang obesitas dengan jadwal yang padat membuat mereka lebih mengurangi konsumsi karbohidrat yang berlebihan. Ada beberapa dari siswa yang menderita overweight dan obesitas ini kebanyakan cenderung makan berlebih pada waktu siang atau malam. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa siswi menambah porsi makannya artinya memang cenderung makan berlebih. Untuk sarapan, sebagian besar siswi mengaku jarang sarapan sebab seringnya mereka terlambat bangun sehingga takut terlambat ke sekolah. Hanya sebagian kecil yang tidak biasa sarapan sebab dari kecil tidak biasa sarapan sehingga tidak pernah ada kemauan untuk sarapan hingga sekarang.

baik sedang kurang

1 baik 2 sedang 3 kurang 100% 0% 74.7% 25.3% 100% 0% 0%0% 0%

(6)

Didapatkan hanya 1 orang yang selalu sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Semua informan setiap ingin makan pasti makan pakai nasi. Hal ini dikarenakan nasi sebagai makanan yang mengenyangkan dibanding dengan pengganti karbohidrat lainnya. Mereka pun sangat suka ngemil.

Grafik 2. Tabulasi Silang Kontribusi Karbohidrat Makanan Siap Saji Terhadap Total Konsumsi Sehari Berdasarkan Obesitas pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun tahun 2014.

Berdasarkan grafik 3 diatas bahwa rata-rata kontribusi protein makanan siap saji terhadap total kecukupan protein sehari sebanyak 42,3% remaja obesitas. Protein memang sangat dibutuhkan oleh tubuh, tetapi jika tidak di imbangi dengan gizi lain, bisa menjadi obesitas. Hasil penelitian Yuni (2010) yang menunjukan bahwa status gizi yang di ukur berdasarkan berat badan tidak dapat di pengaruhi oleh konsumsi protein saja, akan tetapi berat badan saat ini lebih merupakan refleksi asupan energi secara keseluruhan yang berasal karbohidrat dan lemak.

Grafik 3. Tabulasi Silang Kontribusi Protein pada Makanan Siap Saji Terhadap Konsumsi Protein Sehari Berdasarkan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014

Berdasarkan grafik 4 bahwa (diatas rata-rata) kontribusi lemak makanan siap saji terhadap total konsumsi lemak sehari sebanyak 55,8%. Pada tabel frekuensi juga seperti yang diketahui bahwa mi instan dan bakso banyak mengandung lemak, dan remaja putri mengonsumsi ini paling banyak adalah perminggu dan perbulan. lemak menyumbangkan energi lebih besar dari pada karbohidrat, sehingga lemak merupakan cadangan energi tubuh yang besar dan kelebihan lemak dalam tubuh cenderung mudah terkena obesitas Penelitian di Amerika dan Finlandia (dalam Fukuda, 2001) menunjukkan bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak.

Kurus Normal Gemuk Obesitas

1 Diatas rata2 2 Dibawah rata2 3.2% 0% 45.7% 16.1% 28.3% 29% 26.1%

Kurus Normal Gemuk Obesitas

1 Diatas rata2 2 Dibawah rata2 2% 0% 50% 47.1% 7.7% 31.4% 42.3% 19.6% 51.6%

(7)

Grafik 4. Tabulasi Silang Kontribusi Lemak pada Makanan Siap Saji Terhadap Konsumsi Sehari Berdasarkan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014

Berdasarkan grafik 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar <15% kontribusi serat makanan siap saji terhadap total kecukupan serat sehari sebanyak 28,1% remaja obesitas. Serat pada makanan siap saji sangat sedikit. Serat banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. Sebagian siswi yang obesitas sering mengkonsumsi buah kaleng dan jus siap saji. Berdasarkan hasil recall 24 jam remaja putri SMAN 1 Barumun sering makan sayur dan buah, ada beberapa orang yang tidak menyukai sayuran yang merupakan sumber serat. Keberadaan serat makanan dalam menu makanansehari-hari terbukti dapat menjaga dan meningkatkan fungsi saluran cerna dan menjaga kesehatan tubuh, terutama untuk menghindari berbagai penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskuler. Komponen serat pangan yang larut berhubungan dengan daya penurunan kadar kolesterol dan pengontrolan gula darah, sedang komponen yang tidak larut air berperan dalam mempercepat

laju pengeluaran kotoran (feses), sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit kanker usus besar.Hasil penelitian yang dilakukanManurung (2009) mengatakan bahwa subjek yang memiliki asupan serat kurang dari kebutuhan mempunyai resiko 4 kali lebih besar untuk mengalami obesitas. Asupan serat yang cukup dapat mencegah kejadian obesitas. Serat bermanfaatuntukmengabsobsi air,dan memperluas penyerapan di usus, dan memperlambat pergerakan makanan pada saluran pencernaan sehingga menimbulkan rasa kenyang lebih lama. Grafik 5. Tabulasi Silang Kontribusi Serat pada Makanan Siap Saji Terhadap Konsumsi Sehari Berdasarkan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014.

KESIMPULAN

1. Remaja putri SMAN 1 Barumun memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, karena didukung oleh perpustakaan sekolah yang menyediakan buku-buku tentang makanan dan kesehatan.

2. Remaja putri SMAN 1 Barumun biasa menkonsumsi makanan siap saji perminggu, dan jenis makanan Kurus Normal Gemuk Obesitas

1 Diatas rata2 2 Dibawah rata2 47.1%48.8% 17.6% 27.9% 32.4% 23.3%

Kurus Normal Gemuk Obesitas 1 Diatas rata2 2 Dibawah rata2 0%1.8 50% 47.4% 25% 22.8% 25% 28.1% 2.9% 0%

(8)

siap saji yang biasa dikonsumsi adalah, gorengan, sosis, mi instan dan bakso.

3. Kontribusi karbohidrat dan lemak yang dikonsumsi oleh remaja putri SMAN 1 Barumun sudah melebihi dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan, protein sudah mencukupi sedangkan serat masih jauh dari kecukupan gizi yang dianjurkan.

4. Obesitas pada remaja putri SMAN 1 Barumun tidak hanya disebabkan oleh pola makan, tetapi juga aktifitas fisik yang kurang.

SARAN

1. Diharapkan kepada pihak sekolah dapat memberikan materi pelajaran kepada siswa-siswi tentang masalah kesehatan khususnya tentang obesitas.

2. Diharapkan kepada siswa-siswi SMAN 1 Barumun untuk menjaga pola hidup sehat terutama yang obesitas.

3. Diharapkan kepada pengelola kantin sekolah dapat menyediakan makanan yang sehat dan bergizi agar kebiasaan jajan siswi tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Heryanti, E. 2009. Hubungan Kebiasaan Makan Cepat Saji (Fast Food Modern), Aktivitas Fisik dan Faktor Lainnya Dengan Status Gizi Mahasiswa Penghuni Asrama UI Depok. Jurnal: FKM UI.

Manurung, Marta. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas pada Siswi SMA Yayasan Pendidikan Raksana Medan. Jurnal.

Mardatillah. 2008. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Siap saji Modern (Fast Food), Aktivitas Fisik dengan Kejadian Gizi Lebih pada Remaja SMA Islam PB. Soedirman di Jakarta Timur Tahun 2008. Jurnal: UI. Notoadmodjo. 2005. Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Proverawati, A. 2010. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan Pada Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wulansari, Lintang. 2013. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Makanan Cepat Saji Tahun 2013.Jurnal :FK UIN Syarif Hidayatullah.

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  Tingkat  Pengetahuan  Makanan  Siap  Saji  Remaja  Putri  SMAN  1  Barumun  Tahun 2014
Tabel  5.  Distribusi  Frekuensi  dan  Jenis  Makanan  Siap  Saji  yang  dikonsumsi  Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014
Grafik  1.  Tabulasi  Silang  Pengetahuan Remaja Putri SMAN 1  Barumun  Berdasarkan  Sikap  Tentang  Makanan  Siap  Saji  Tahun  2014
Grafik 2. Tabulasi Silang Kontribusi  Karbohidrat  Makanan  Siap  Saji  Terhadap  Total  Konsumsi  Sehari  Berdasarkan  Obesitas  pada  Remaja  Putri SMAN 1 Barumun tahun 2014
+2

Referensi

Dokumen terkait

Forum Srikandi Desa Kabupaten Gunungkidul periode 2015/2018 merupakan periode kepemimpinan FSD pertama, sehingga rapat kerja pertama ini diupayakan seoptimal mungkin dapat

Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas VII MTs mir’atul Muslimien Ngambakrejo mata pelajaran Aqidah Akhlak Penelitian ini bertujuan

mediaelektronik selain itu internet dikenal sebagai dunia maya, karena hampir seluruhaspek kehidupan di dunia nyata ada di internet seperti olah raga, politik, hiburandan lain

orang yang mempergunakan metode demonstrasi, pada ha1 da lam proses belajar mengajar IFS yang cendrung banyak me- ngandung aspek efektif, seha'rusny. metnde ini rnesti ada

Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan penelitian pada responden dari karakteristik asupan garam beryodium pada ibu saat hamil dengan kejadian stunting

Kaum gerejawan meyakini tentang teori geosentris daripada heliosentris karena sesuai dengan Alkitab, yang secara harfiah mengindikasikan pergerakan Matahari dan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senam rematik terhadap intensitas nyeri sendi pada usia produktif yang mengalami osteoarthritis di Puskesmas Ngagel

Dalam sistem pengendali konvensional dan pengendali digital digunakan sinyal analog/ kontinyu dan sinyal diskret.Sinyal kontinyu adalah sinyal yang nilainya dapat