P U T U S A N
Nomor : 32/PID.SUS.ANAK/2016/PT-MDN.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Anak :
Status penahanan Anak tersebut:
1. Penyidik : Tidak ditahan;
2. Penuntut Umum sejak tanggal 01-08-2016 s/d 05-08-2016;
3. Perpanjangan dari Ketua PN sejak tanggal 06-08-2016 s/d 10-08-2016; 4. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 08 Agustus 2016 s/d 17 Agustus
2016 ;
5. Perpanjangan Penahanan oleh Ketua PN sejak tanggal 18 Agustus s/d 01 September 2016 ;
6. Hakim Pengadilan Tinggi Medan sejak tanggal 30 Agustus 2016 s/d 08 September 2016 ;
7. Perpanjangan Penahanan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Medan sejak tanggal 09 September 2016 s/d 23 September 2016 ;
Anak tersebut didampingi secara prodeo oleh Kencana Tarigan, SH, Advokat/Penasihat Hukum berdasarkan Penetapan Hakim perkara a quo;
PENGADILAN TINGGI TERSEBUT;
Telah membaca :
Nama lengkap : XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Tempat lahir : XXXXXXXXXXXXX
Umur/tanggal lahir : 15tahun 3 bulan / 25Mei 2001 Jenis Kelamin : XXXXXXXXXXXXXXXX Kebangsaan/kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Agama : XXXXXXXXXXXXX
Pekerjaan : Pelajar Pendidikan : Kelas I SMU
Membaca, Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 22 September 2016 No.32/Pid.Sus.Anak/2016/PT-Mdn tentang Penunjukan Hakim Tunggal dan Panitera Pengganti;
Membaca, berkas perkara No.07/Pid.Sus.Anak/2016/PN-Sim, Putusan tanggal 29 Agustus 2016 dan surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut;
Membaca, Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Simalungun No. Reg. Perkara:PDM-07/Sian/Ep.Anak/08/2016, tanggal 15 Agustus 2016,dengan dakwaan yang pada pokoknya sebagai berikut :
DAKWAAN
---Bahwa ia Anak XXXXXXXXXXXXXXXX anak yang masih berusia 15 tahun 3 Bulan atau setidak –tidaknya belum mencapai usia 18 tahun yang selanjutnya disebut anak pada bulan September tahun 2015 atau setidak – tidaknya tahun 2015 di dalam dapur rumah saksi korban XXXXXXXXXXX tepatnya di dusun XXXXXXXXXXXXXatau setidak –tidaknya pada suatau tempat lain yang masih termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri XXXXXXXXXX, dan pada bulan September tahun 2015 atau atau setidak – tidaknya tahun 2015 di dapur rumah saksi korban XXXXXXXXXXXXX tepatnya di dusun XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXatau setidak –tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalm daerah Hukum Pengadilan Negeri XXXXXXXXX, serta pada bulan Oktober tahun 2015 atau setidak – tidaknya tahun 2015 di belakang rumah XXXXXXXXXXXXXX di XXXXXXXXXXXXXXXXXXatau setidak –tidaknya pada suatau tempat lain yang masih termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri XXXXXXXXX
yang melanggar ketentuan sebagaimana dalm pasal 76E yaitu melakukan kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul perbuatan tersebut dilakukan oleh anak dengan cara sebagai berikut :
---Pada bulan September tahun 2015 sekira pukul 15.00 Wib anak XXXXXXXXXXXXXXXXXsedang menonton TV bersama dengan saksi korban di ruang tamu rumah saksi korban tepatnya di XXXXXXXXXXXXXXXXkemudian pada saat saksi korban pergi kedapur untuk minum anak mengikuti saksi korban kedapur, kemudian anak mengatakan kepada saksi korban, ”XXXXXXXXXX” lalu saksi korban menjawab “apa bang“ lalu anak mengakatan kepada saksi korban “ada mau
kubilang” lalu saksi korban menanyakan apa itu? kemudiaan anak langsung membuka celana dalam saksi korban dan memasukkan jari telunjuk tangan kiri kedalam alat kelamin korban secara berulan-ulang.
Kemudian pada waktu lain di bulan September tahun 2015 sekira pukul 15.00 Wib anak XXXXXXXXXXXXX sedang menonton TV dengan saksi korban di ruang tamu rumah saksi korban tepatnya di dusun XXXXXXXXXXXXXXXXXX, kemudian anak mengatakan kepada saksi korban “XXXXXXXXXXXXX “ lalu saksi korban menjawab “mau Ngapain Bang” kemudian anak mengatakan “ mau kubuat kau seperti kemarin, mendengar hal tersebut saksi korban diam saja kemuadia anak mengajak saksi korban kedapur dan anak langsung membuka celana dalam korban dan memasukan jari telunjuk tangan kirinya kedalam alat kelamin saksi korban.
Kemudian pada bulan Oktober 2015 sekira puku 14.00 Wib anak mengatakan kepada saksi korban “ayo menagkap capung” lalu saksi korban menjawab “dimana Bang?” kemudian anak mengatakan “disana” dibelang rumah XXXXXXXXXXXXXXXXX tepatnya di dusun XXXXXXXXXXXXXXXXX, kemudian anak menjawab “ayolah”, setibanya dibelaakn rumah si XXXXXXXXXXXXXXXX anak menyuruh saksi korban untuk memegang alat kelamin anak kemudian saksi korban memegangi alat kelamin anak dan anak juga memasukkan jari telunjuk tangan kirinya kedalam alat kelamin saksi korban.
Kemudian setelah kejadian tersebut, pada bulan oktober 2015 saksi korban mengatakan pada saksi XXXXXXXXXXXXXXXX bahwa kemaluannya sakit saat buang air kecil, lalu saksi XXXXXXXXXXX dan XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX menanyakan kepada saksi korban kenapa kemaluaanya sakit, kemuduian saksi korban menjawab bahwa saksi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX memasukkan jari kedalam kemaluan saksi korban.
Kemudian pada hari jumat tanggal 08 januari 2016 sekira pukul 20.00 Wib saksi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX dan menceritakan semua kejadian tersebut kepada saksi XXXXXXXXXXXXXX, kemudian saksi XXXXXXXXXXXXXXXXX mengatakn kepada saksi XXXXXXXXXXXXXX “ biar lebih jelas , kita panggillah dulu anak XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX, kemudian saksi XXXXXXXXXXXXXXXXXX memanggil anak XXXXXXXXXXXXXXXXdan setelah anak XXXXXXXXXXXXXsampai di rumah sakski XXXXXXXXXXX lalu saksi XXXXXXXXXXXXX langsung
menanyakan kepada anak putra XXXXXXXXXXX “Gimananya kejadian sebenarnya dan anak putra XXXXXXXXXXXXX “ pake buku ajalah uda, malu aku mengakuinya” dan anak XXXXXXXXXXXXXX mengakui telah melakukan perbuatan cabul terhadap saksi korban sebanyak 3 (Tiga) kali dengan menukliskan di selembar kerta. Setelah anak XXXXXXXXXXXXXXXXX selesai menuliskan pengakuanya diselebar selanjutnta anak XXXXXXXXXXXXXXmengatakan kepada saksi XXXXXXXXXXXXX “ bukan cuma aku aja yang melakukan cabul uda, dulunya si saksi XXXXXXXXXXXXX baru aku”. Selanjutnya saksi XXXXXXXXXXX saksi XXXXXXXXXXXXX mengakui perbuatannya dengan menuliskan perbuatannya tersebut di selembar kertas dan saksi XXXXXXXXXXXXX mangakui bahwa telah melakukan perbuatan cabul sebanyak 2 (dua) kali. Akibat dari perbuatn anak XXXXXXXXXXXXXXX tersebut saksi korban merasa sakit kalau buang air kecil dan saksi korban merasa takut dan trauma.
Berdasarkan Visum Et Repertum dari RSUD Dr. Djasemen Saragih nomor 790/VI/UPM/VER/I/2016 tanggal 13 januari 2016 yang dibuat dan di tandatangani Dr. B. Johan Nasution Sp.OG dokter pada RSUD Dr Djasemen Saragih dan kesimpulan hasil pemeriksaan fisik terhadap XXXXXXXXXXXXXX sebagai berikut :
Pemeriksaan luar :Kepala , leher,dada, lengan dan tungkai tidak dijumpai
ruda paksa. Pemeriksaan lat kelamin :
Luar : Tidak dijumpai tanda ruda paksa Dalam : Selaput darah tampak utuh
Liang senggama : Tidak dapat dilalui oelh ujung jari kelingking orang dewasa.
KESIMPULAN : Selaput dara utuh.
---Perbuatan Anak tersebut diatur dan diancam pidana sebagaimana Pasal I ke-76E yaituPasal 82 UU RI No. 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak---Membaca, Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum Nomor:Reg. Perkara:PDM-07/Siant/Ep.Anak/08/2016 pada tanggal 25Agustus 2016, yang menuntut Anak sebagai berikut :
1. Menyatakan Anak XXXXXXXXXXXXXX telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Melakukan
kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul”, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal I ke-76E yaitu Pasal82 UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dalam surat dakwaan tunggal Jaksa Penuntut Umum.
2. Menjatuhkan pidana terhadap anak XXXXXXXXXXXXXXX berupa pidana penjara selama: 6 (enam) tahun dikurngi selama anak berada dalam masa tahanan dan denda sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) subsidair 1 (satu) bulan penjara.
3. Menetapkan agar anak membayar biaya perkara sebesar Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah);
Membaca, Putusan Pengadilan Negeri XXXXXXXXXXNomor:07/Pid.Sus.Anak/2016/PN-XXXXtanggal 29Agustus 2016,yang amarnya berbunyi sebagai berikut:
1. Menyatakan XXXXXXXXXXXXXX telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Membujuk anak agar membiarkan dilakukan perbuatan cabul terhadap dirinya;
2. Menjatuhkan pidana terhadap XXXXXXXXXXX oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dan pidana denda sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar maka anak tersebut harus menjalani pidana penjara selama 1 (satu) bulan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak;
3. Menetapkan lamanya anak tersebut ditahan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan anak tersebut tetap ditahan;
5. Membebankan biaya perkara kepada anak tersebut sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah);
Membaca Surat-surat
I. Akta Permintaan Banding Nomor :7/Akta.Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sim yang dibuat oleh Wakil Panitera Pengadilan Negeri XXXXXXXXXXXXX, yang menerangkan bahwa pada hari Selasa tanggal 30Agustus 2016, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding atas
Putusan Pengadilan Negeri XXXXXXXXXX tersebut, dan pernyataan banding tersebut telah diberitahukan kepada Penasihat Hukum Terdakwa pada hari Kamis tanggal 01 September 2016 ;
II. Akta Tanda Terima Memori Banding Nomor :7/Akta.Pid.Sus-anak/2016/PN-Sim, pada hari Senin tanggal 19 September 2016 yang diterima oleh Panitera Pengadilan Negeri XXXXXXXXXX ;
III. Akta Pemberitahuan/Penyerahan Memori Banding Nomor :7/Akta.Pid.Sus-anak/2016/PN-Sim, pada hari Selasa tanggal 20 September 2016 yang dilaksanakan oleh Jurusita Pengadilan Negeri XXXXXXXX ;
IV. Relaas pemberitahuan untuk mempelajari berkas Nomor : 07/Pid.Sus-Anak/2016/PN.XXX kepada Jaksa Penuntut Umum dan Penasihat Hukum Terdakwa masing-masing pada tanggal 07September 2015;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa permintaan banding Penuntut Umum diajukan dalam tenggang waktu yang ditentukan Pasal 233 ayat (2) KUHAP dan dengan tata cara serta memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang, maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah mempelajari dengan seksama berkas perkara yang terdiri dari berita acara persidangan, Memori Banding dari Jaksa Penuntut Umum dan semua surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini, berikut turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor :07/Pid.Sus.Anak/2016/PN-Sim tanggal 29 Agustus 2016, dan bukti-bukti surat lain yang bersangkutan, Pengadilan Tinggi menyimpulkan fakta hukum sebagai berikut :
Bahwa dalam Putusan No. 07/Pid.Sus.Anak/2016/PN.XXX tanggal 29 Agustus 2016 telah mencantumkan identitas nama Anak :
XXXXXXXXXXXXX yang mana tidak sesuai dengan identitas yang tercantum dalam surat dakwaan Penuntut Umum yaitu
XXXXXXXXXXX
Bahwa dalam Putusan No. 07/Pid.Sus.Anak/2016/PN.XX tanggal 29Agustus 2016 tidak memuat surat dakwaan Penuntut Umum secara lengkap tetapi hanya tercantum dakwaan : perbuatan anak tersebut
diatur dan diancam sebagaimana pasal I ke-76E yaitu Pasal 82 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak jo UU No. 11 tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak.
Menimbang bahwa, Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. : 07/Pid.Sus/Anak/2016/PN.Sim tanggal 29 Agustus 2016 menurut Pengadilan Tinggi Medan tidak memenuhi ketentuan Pasal 197 ayat (1) c. KUHAP;
Menimbang bahwa, mendasarkan fakta hukum tersebut di atas, Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. 07/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sim tanggal 29Agustus 2016; batal menurut hukum;
Menimbang bahwa, selanjutnya Pengadilan Tinggi Medan akan mengadili sendiri dengan pertimbangan sebagai berikut;
Menimbang bahwa, dalam salinan resmi putusan Hakim Tingkat Pertama menyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan Anak PUTRA FERNANDO SIMANJUNTAK melakukan tindak pidana “ Membujuk anak agar membiarkan dilakukan perbuatan cabul terhadap dirinya ”,
melanggar pasal 76E Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak jo UU No. 11 tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak;
Menimbang bahwa, Pengadilan Tinggi Medan setelah membaca dan memeriksa alat bukti dalam perkara a quo pada dasarnya dapat menyetujui pertimbangan dan kualifikasi tindak pidana yang terbukti dan karena itu Pengadilan Tinggi Medan mengambil alih sebagai pertimbangan hukumnya sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara ini ditingkat banding;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tingkat Banding juga mencermati perkembangan kebijakan Negara terhadap perlindungan anak yang berhadapan dengan hukum yang lebih menekankan bagi kepentingan anak, baik anak sebagai pelaku maupun anak sebagai korban tindak pidana;
Menimbang, bahwa dalam menjatuhkan putusan perkara seperti ini Pengadilan harus tetap mempertimbangkan keadilan dari kedua sisi yaitu dari pihak Anak sebagai pelaku tindak pidana dan pihak Anak sebagai korban kejahatan, bahkan juga dari kepentingan perkembangan masyarakat ke depan;
Menimbang bahwa, dalam requisotoirnya Penuntut Umum menuntut agar Anak dijatuhi pidana penjara selama 6 (enam) tahun dan denda Rp 60,000,000; dan selanjutnya dalam memori bandingnya berkeberatan atas putusan dengan alasan pidana yang dijathkan kurang dari 2/3 tuntutan dan tidak meberi efek jera;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka Hakim Tingkat Banding berpendirian putusan Pengadilan Tingkat Pertama yang menjatuhkan pidana terhadap Anak sebagaimana tersebut dalam amar putusan, menurut Pengadilan Tinggi kurang tepat dan belum mencerminkan rasa keadilan bagi korban dan untuk kepentingan masyarakat;
Menimbang bahwa, berdasarkan Visum et Repertum No. 790/VI/UPM/V/VER/2016 tanggal 13 Januari 2016 antara lain menyebutkan bahwa Selaput dara korban tampak utuh; tidak dapat dilalui oleh jari kelingking orang dewasa; Dengan kesimpulan akhir selaput dara utuh;
Menimbang bahwa, dengan demikian perbuatan Anak yang menggosokkan jari tangannya ke alat kemaluan korban tidak sedemikian fatal akibatnya bagi korban.
Menimbang bahwa, Anak masih dalam usia 15 tahun yang masih menempuh pendidikan klas I SMU, sehingga masa depannya masih begitu panjang;
Menimbang bahwa, berdasarkan pertimbangan tersebut, Pengadilan Tinggi memandang perlu untuk mengubah pidana yang dijatuhkan sebagaimana tersebut dalam amar di bawah;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi berpendapat cukup alasan menurut hukum untuk menetapkan Anak tetap berada dalam tahanan;
Menimbang, bahwa oleh karena Anak tetap dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana maka kepadanya harus dibebani untuk membayar biaya perkara dalam tingkat banding;
Mengingat, Pasal 76 EUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak dan Peraaturan Perundang-undangan yang berkaitan;
M E N G A D I L I :
Menerima Permintaan Banding Penuntut Umum;
Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor: 07/Pid.Sus.Anak /2016/PN-Sim, tanggal 29 Agustus 2016, yang dimintakan banding ;
MENGADILI SENDIRI
1. Menyatakan Anak bernama : XXXXXXXXXXX, identitas tersebut d iatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX;
2. Menjatuhkan pidana oleh karena itu dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan dan denda Rp 60.000,000; (enam puluh juta rupiah) dengan ketentuan jika pidana denda tidak dibayar maka Anak menjalani pidana penjara selama 3 (tiga) bulan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak;
3. Menetapkan agar Anak tetap berada dalam tahanan;
4. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh Anak dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
5. Membebankan kepada Anak membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan yang ditingkat banding sejumlah Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);
Demikianlahdiputuskan dan diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum pada hari Jum’at, tanggal,23 September 2016,oleh Maryana, SH, MH; Hakim Anak sebagai hakim yang memerksa dan mengadili berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, tanggal 22 September 2015, Nomor:32/Pid.Sus.Anak/2016/PT.Mdn, dan
KHAIRUL,SH,MH sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum dan Anak.
Panitera Pengganti, H a k i m,
ttd
KHAIRUL,SH.MH M A R Y A N A, SH.MH.