• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pendarahan Antepartum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pendarahan Antepartum"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

 ASUHAN KE

 ASUHAN KEPERAWAT

PERAWATAN PENDAR

AN PENDARAHAN ANTEP

AHAN ANTEPARTUM

ARTUM

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. Latar Belakang

Latar Belakang

Perdarahan pada kehamilan selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan

 pada

 pada kehamilan

kehamilan muda

muda disebut

disebut keguguran

keguguran atau

atau abortus,

abortus, sedangkan

sedangkan pada

pada kehamilan

kehamilan tua

tua disebut

disebut

 perdarahan

 perdarahan antepartum. Batas

antepartum. Batas teoritis antara

teoritis antara kehamilan

kehamilan muda dan

muda dan kehamilan tuaialah

kehamilan tuaialah kehamilan

kehamilan

28

28 mi

ming

nggu

gu (d

(den

enga

gan

n ber

berat

at ja

jani

nin

n 100

1000

0 gr

gram

am)

) ,

, me

meng

ngin

inga

gat

t ke

kehi

hidu

dupa

pan

n ja

jani

nin

n di

dilu

luar

ar ut

uter

erus

us..

Perdarahan yang bersumber pada kelainan palasenta, yang secara klinis yang biasanya tidak 

Perdarahan yang bersumber pada kelainan palasenta, yang secara klinis yang biasanya tidak 

tterlalu sukar untuk menentukannya, yaitu antara plasenta previa, dan solusio palsenta (abrupsio

tterlalu sukar untuk menentukannya, yaitu antara plasenta previa, dan solusio palsenta (abrupsio

 plasentae),

 plasentae), sehingga

sehingga pembagian

pembagian perdarahan

perdarahan antepartum

antepartum dibagi

dibagi menjadi

menjadi 4,

4, yaitu

yaitu plasenta

plasenta previa,

previa,

solusio palsenta, vasa previa dan perdarahan yang belum diketahui penyebabnya.

solusio palsenta, vasa previa dan perdarahan yang belum diketahui penyebabnya.

B.

B. Tujuan

Tujuan

1.

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum

Tujuan dari makalah ini dibuat ialah untuk menambah pengetahuan bagi pembuat dan bagi

Tujuan dari makalah ini dibuat ialah untuk menambah pengetahuan bagi pembuat dan bagi

 pembaca makalah ini

 pembaca makalah ini

2.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat menjelaskan :

Mahasiswa dapat menjelaskan :

a.

a. Definisi penyakit perdarahan antepartum

Definisi penyakit perdarahan antepartum

 b.

 b. Klasifikasi perdarahan antepartum

Klasifikasi perdarahan antepartum

c.

c. Cirri-ciri

Cirri-ciri dari masing2

dari masing2 pembagian

pembagian perdarahan antepartum

perdarahan antepartum

d.

d. Patofisiologi penyakit Hipoparatiroidisme

Patofisiologi penyakit Hipoparatiroidisme

e.

e. Penatalaksanaan perdarahan antepartum

Penatalaksanaan perdarahan antepartum

BAB II

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

TINJAUAN TEORITIS

A. A. PengertianPengertian

Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada jalan lahir setelah

Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada jalan lahir setelah kehamilan 20 minggu.kehamilan 20 minggu. B. Klasifikasi perdarahan antepartum yaitu

B. Klasifikasi perdarahan antepartum yaitu I. Plasenta previa

I. Plasenta previa a. pengetian a. pengetian

Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan

sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum).lahir (ostium uteri internum). b. Ciri-ciri plasenta previa :

b. Ciri-ciri plasenta previa : 1. Perdarahan tanpa nyeri 1. Perdarahan tanpa nyeri 2. Perdarahan berulang 2. Perdarahan berulang

(2)

3. Warna perdarahan merah segar 

4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah 5. Timbulnya perlahan-lahan

6. Waktu terjadinya saat hamil 7. His biasanya tidak ada

8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi 9. Denyut jantung janin ada

10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina 11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul 12. Presentasi mungkin abnormal.

d. Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu :

1. Plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.

2. Plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.

3. Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta be rada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir.

4. Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir   pembukaan jalan lahir.

e. Etiologi plasenta previa belum jelas. Diagnosis plasenta previa :

1. Anamnesis : adanya perdarahan per vaginam pada kehamilan lebih 20 minggu dan berlangsung tanpa sebab.

2. Pemeriksaan luar : sering ditemukan kelainan letak. Bila letak kepala maka kepala belum masuk pintu atas panggul.

3. Inspekulo : adanya darah dari ostium uteri eksternum. 4. USG untuk menentukan letak plasenta.

5. Penentuan letak plasenta secara langsung dengan perabaan langsung melalui kanalis servikalis tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan yang banyak. Oleh karena itu cara ini hanya dilakukan diatas meja operasi.

f. Penatalaksanaan plasenta previa : 1. Konservatif bila :

a. Kehamilan kurang 37 minggu.

b. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).

c. Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjalanan selama 15 menit).

Perawatan konservatif berupa : - Istirahat.

-Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia. - Memberikan antibiotik bila ada indikasii.

- Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.

Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama

2. Penanganan aktif bila :

a. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan. b. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

(3)

c. Anak mati

Penanganan aktif berupa : - Persalinan per vaginam. - Persalinan per abdominal.

Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi (double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan :

1. Plasenta previa marginalis 2. Plasenta previa letak rendah

3. Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks sudah matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila terjadi perdarahan banyak, lakukan seksio sesar.

Indikasi melakukan seksio sesar : - Plasenta previa totalis

- Perdarahan banyak tanpa henti. - Presentase abnormal.

- Panggul sempit.

- Keadaan serviks tidak menguntungkan (beelum matang). - Gawat janin

Pada keadaan dimana tidak memungkinkan dilakukan seksio sesar maka lakukan pemasangan cunam Willet atau versi Braxton Hicks.

II. Solusio plasenta a. pengertian

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta pada implantasi normal sebelum  janin lahir.

b. Ciri-ciri solusio plasenta : 1. Perdarahan dengan nyeri 2. Perdarahan tidak berulang 3. Warna perdarahan merah coklat

4. Adanya anemia dan renjatan yang tidak sesuai dengan keluarnya darah 5. Timbulnya tiba-tiba

6. Waktu terjadinya saat hamil inpartu 7. His ada

8. Rasa tegang saat palpasi

9. Denyut jantung janin biasanya tidak ada

10. Teraba ketuban yang tegang pada periksa dalam vagina 11. Penurunan kepala dapat masuk pintu atas panggul 12. Tidak berhubungan dengan presentasi

c. Klasifikasi solusio plasenta berdasarkan tanda klinis dan derajat p elepasan plasenta yaitu :

1. Ringan : Perdarahan kurang 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda renjatan, janin hidup, pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih 120 mg%.

2. Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda p re renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.

(4)

3. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin mati, pelepasan plasenta bisa terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.

c. Etiologi solusio plasenta belum jelas. d. Penatalaksanaan solusio plasenta :

Tergantung dari berat ringannya kasus. Pada solusio plasenta ringan dilakukan istirahat, pemberian sedatif lalu tentukan apakah gejala semakin progresif atau akan berhenti. Bila proses berhenti secara berangsur, penderita dimobilisasi. Selama perawatan dilakukan pemeriksaan Hb, fibrinogen, hematokrit dan trombosit.

Pada solusio plasenta sedang dan berat maka penanganan bertujuan untuk mengatasi renjatan, memperbaiki anemia, menghentikan perdarahan dan mengosongkan uterus secepat mungkin. Penatalaksanaannya meliputi :

1. Pemberian transfusi darah

2. Pemecahan ketuban (amniotomi) 3. Pemberian infus oksitosin

4. Kalau perlu dilakukan seksio sesar.

Bila diagnosa solusio plasenta secara klinis sudah dapat ditegakkan, berarti perdarahan yang terjadi minimal 1000 cc sehingga transfusi darah harus diberikan minimal 1000 cc. Ketuban segera dipecahkan dengan maksud untuk mengurangi regangan dinding uterus dan untuk mempercepat persalinan diberikan infus oksitosin 5 UI dalam 500 cc dekstrose 5 %.

Seksio sesar dilakukan bila :

1. Persalinan tidak selesai atau diharapkan tidak selesai dalam 6 jam. 2.Perdarahan banyak.

3. Pembukaan tidak ada atau kurang 4 cm. 4. Panggul sempit.

5. Letak lintang.

6. Pre eklampsia berat. 7. Pelvik score kurang 5.

III. Vasa Previa a. pengertian

Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban.

b. Etiologi vasa previa belum jelas. c. Diagnosis vasa previa :

Pada pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah. Darah ini berasal dari janin dan untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan tes Apt dan tes Kleihauer-Betke serta hapusan darah tepi.

IV. Perdarahan antepartum yang belum diketahui penyebabnya. d. Penatalaksanaan vasa previa :

(5)

Sangat bergantung pada status janin. Bila ada keraguan tentang viabilitas janin, tentukan lebih dahulu umur kehamilan, ukuran janin, maturitas paru dan pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan kardiotokografi. Bila janin hidup dan cukup matur dapat dilakukan seksio sesar segera namun bila  janin sudah meninggal atau imatur, dilakukan persalinan pervaginam.

IV. Perdarahan antepartum yang tidak jelas sumbernya (idiopatik) BAB III

PENUTUP A. Kesimpulan

Perdarahan antepartum pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tuaialah kehamilan 28 minggu (dengan berat janin 1000 gram) , mengingat kehidupan janin diluar uterus. Perdarahan yang bersumber pada kelainan palasenta, yang secara klinis yang biasanya tidak terlalu sukar untuk menentukannya, yaitu antara plasenta previa, dan solusio palsenta (abrupsio plasentae), sehingga pembagian perdarahan antepartum dibagi menjadi 3, yaitu plasenta previa, solusio palsenta dan perdarahan yang belum d iketahui penyebabnya.

Pertolongan pertama jika perdarahan sangat banyak yang harus dilakukan adalah membawa klien segera ke rumah sakit, untuk mencegah terjadinya syok perdarahan sebaiknya pemasangan infuse intravena segera dipasang dan jangan sekali2 dilakukan pemerisaan dalam, karena tindakan tersebut dapat memperparah keadaannya. Dan pemasangan tampon merupakn hal yang salah, karena hal tersebut menambah perdarahan karena sentuhan pada servik saat pemasangannya.saat dirumah sakit segera periksa golongan darahnya, beri tranfusi sesuai perdarahan yang keluar. Pertolongan selanjutnya tergantung tuanya kehamilan, banyaknya perdarahan, keadaan ibu, keadaan janin sudah atau belum mulai persalinannya, dan diagnose segera ditegakkan.

B. Saran

Berdasarkan permasalahan asuhan keperawatan pada klien dengan perdarahan antepartum.

maka penulis memberikan saran kiranya berarti bagi penulis, pihak terkait dan pembaca.

1. Mahasiswa

Bagi mahasiswa keperawatan hendaknya menambah referensi yang terbaru tentang asuhan

keperawatan pada klien dengan perdarahan antepartum. Sehingga dapat memperkaya

 pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam praktek keperawatan.

2. Perawat

Sebagai perawat profesional hendaknya melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif 

 berdasarkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama pendidikan sebelumnya tanpa

mengabaikan etika profesi keperawatan.

Daftar Pustaka

1. Pengurus Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Perdarahan  Antepartum. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi Bag. I. Jakarta. 1991 : 9-13.

2. Gasong MS, Hartono E, Moerniaeni N, Rambulangi J. Penatalaksanaan Perdarahan  Antepartum. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNHAS, Ujung Pandang, 1997.

3. Update : 21 Februari 2006 Sumber :

(6)

Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi, dr. I.M.S. Murah Manoe, Sp.OG., dr. Syahrul Rauf, Sp.OG., dr. Hendrie Usmany, Sp.OG. (editors). Bagian / SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit Umum Pusat, dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, 1999.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : diagnosa yang muncul pada kasus Ny.K hamil disertai dengan plasenta previa adalah anemia berhubungan dengan perdarahan antepartum, intoleransi

Menurut Prof. Untuk menghindari perdarahan yang banyak, maka pada plasenta previa sentralis dengan janin hidup atau meninggal, tindakan yang paling baik adalah seksio sesarea...

Plasenta previa mempunyai risiko lebih besar untuk bersalin secara sesar, kelahiran kurang bulan dan berat bayi yang rendah dibandingkan dengan plasenta letak

Faktor dari ibu selama kehamilan yaitu gangguan his yang disebabkan oleh atonia uteri yang dapat menyebabkan hipertoni, adanya perdarahan pada plasenta previa dan solusio

Kesimpulan : diagnosa yang muncul pada kasus Ny.K hamil disertai dengan plasenta previa adalah anemia berhubungan dengan perdarahan antepartum, intoleransi

• Apabila terjadi perdarahan post partrum plasenta belum lahir diusahakan untuk melahirkan plasenta dengan segera, jika plasenta telah lahir perlu dibedakan antara perdarahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan perdarahan antepartum dengan sebab plasenta previa di RSUD Sungailiat Bangka tahun 2014-2015..

LAPORAN PENDAHULUAN PLASENTA PREVIA (LETAK RENDAH) LAPORAN PENDAHULUAN PLASENTA PREVIA (LETAK