• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah hospitalisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah hospitalisasi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Permasalahan pokok yang sering dihadapi dalam dunia kesehatan tidak lain Permasalahan pokok yang sering dihadapi dalam dunia kesehatan tidak lain adalah reaksi hospitalisasi serta

adalah reaksi hospitalisasi serta dampak yang ditimbulkannya.dampak yang ditimbulkannya.

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang  berencana

 berencana atau atau darurat, darurat, mengharuskan mengharuskan anak anak untuk untuk tinggal tinggal di di rumah rumah sakitsakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Selama menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Selama  proses

 proses tersebut, tersebut, anak anak dan dan orang orang tua tua dapat dapat mengalami mengalami berbagai berbagai kejadian kejadian yangyang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh stress (Supartini, 2004).

traumatik dan penuh stress (Supartini, 2004).

Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih, Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah (Wong, 2000).Perasaan tersebut dapat timbul karena takut, dan rasa bersalah (Wong, 2000).Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya, dan aman dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya, dan sesuatu yang dirasakannya menyakitkan. Apabila anak stress selama dalam sesuatu yang dirasakannya menyakitkan. Apabila anak stress selama dalam  perawatan, orang tua menjadi stres pula, dan stres orang tua akan membuat tingkat  perawatan, orang tua menjadi stres pula, dan stres orang tua akan membuat tingkat

stres anak semakin meningkat (Supartini, 2000). stres anak semakin meningkat (Supartini, 2000).

Berdasarkan hasil pengamatan, pasien anak yang dirawat di rumah sakit Berdasarkan hasil pengamatan, pasien anak yang dirawat di rumah sakit masih sering mengalami stres hospitalisasi yang berat, khususnya takut terhadap masih sering mengalami stres hospitalisasi yang berat, khususnya takut terhadap  pengobatan, asing dengan lingkungan baru, dan

 pengobatan, asing dengan lingkungan baru, dan takut terhadap petugas takut terhadap petugas kesehatan.kesehatan. Fakta tersebut merupakan masalah penting yang harus mendapatkan perhatian Fakta tersebut merupakan masalah penting yang harus mendapatkan perhatian  perawat dalam pengelolah asuhan keperawatan (Nursalam, 2005)

 perawat dalam pengelolah asuhan keperawatan (Nursalam, 2005)

B.

B. Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.

1. Apa pengertian hospitalisasi?Apa pengertian hospitalisasi? 2.

2. Apa saja reaksi saat dilakukannya hospitalisasi?Apa saja reaksi saat dilakukannya hospitalisasi? 3.

3. Apa dampak dari hospitalisasi terhadap peran dan perilaku pasien sertApa dampak dari hospitalisasi terhadap peran dan perilaku pasien sert a keluarga?a keluarga? 4.

(2)

C.

C. TujuanTujuan 1.

1. Untuk mengetahui defenisi hospitalisasiUntuk mengetahui defenisi hospitalisasi 2.

2. Untuk mengetahui reaksi dalam hospitalisasiUntuk mengetahui reaksi dalam hospitalisasi 3.

3. Untuk mengetahui dampak dari hospitalisasi terhadap peran dan perilaku pasienUntuk mengetahui dampak dari hospitalisasi terhadap peran dan perilaku pasien serta keluarga

serta keluarga 4.

4. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak hospitalisasiUntuk mengetahui cara mengatasi dampak hospitalisasi 5.

(3)

BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A.

A. Pengertian HospitalisasiPengertian Hospitalisasi

Menurut Potter &

Menurut Potter & Perry (2005), hoPerry (2005), hospitalisasi adalah spitalisasi adalah pengalaman yang pengalaman yang penuhpenuh tekanan, utamanya karena perpisahan dengan lingkungan normal dimana orang tekanan, utamanya karena perpisahan dengan lingkungan normal dimana orang lain berarti,

lain berarti, seleksi perilaku seleksi perilaku koping koping terbatas, terbatas, dan perubahdan perubahan status an status kesehatan.kesehatan. Hospitalisasi adalah kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan atau Hospitalisasi adalah kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan (Parini, 1999). gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan (Parini, 1999).

Proses hospitalisasi dapat menimbulkan trauma atau dukungan , bergantung Proses hospitalisasi dapat menimbulkan trauma atau dukungan , bergantung  pada institusi, si

 pada institusi, sikap keluarga dan tekap keluarga dan teman, respon staman, respon staf, dan jenis f, dan jenis penerimaan maspenerimaan masukuk rumah sakit (Stuart, 2007, hal :102).

rumah sakit (Stuart, 2007, hal :102).

Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang terencana atau Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang terencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi & perawatan darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi & perawatan sampai dipulangkan kembali ke rumah. Perasaan yang sering muncul pada anak : sampai dipulangkan kembali ke rumah. Perasaan yang sering muncul pada anak : cemas, marah, sedih, takut

cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, dan rasa bersalah (Wong, 2000). Bila anak stress maka2000). Bila anak stress maka orang tua juga menjadi stress dan akan membuat stress anak semakin meningkat orang tua juga menjadi stress dan akan membuat stress anak semakin meningkat (Supartini, 2000).

(Supartini, 2000).

Hospitalisasi terjadi apabila dalam masa pertumbuhan dan perkembangan Hospitalisasi terjadi apabila dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami suatu gangguan fisik maupun mentalnya yang memungkinkan anak mengalami suatu gangguan fisik maupun mentalnya yang memungkinkan anak untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.

anak untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Secara sederhana, hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit Secara sederhana, hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit  berada

 berada pada pada lingkungan lingkungan rumah rumah sakit sakit untuk untuk mendapatkan mendapatkan pertolongan pertolongan dalamdalam  perawatan

 perawatan atau atau pengobatan pengobatan sehingga sehingga dapat dapat mengatasi mengatasi atau atau meringankanmeringankan  penyakitnya. Tetapi

 penyakitnya. Tetapi pada pada umumnya hospitalisaumumnya hospitalisasi si dapat dapat menimbulkan ketmenimbulkan keteganganegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat di mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat di rumah sakit.

(4)

B.

B. Reaksi Terhadap HospitalisasiReaksi Terhadap Hospitalisasi

Reaksi hospitalisasi bersifat individual dan sangat tergantung pada usia Reaksi hospitalisasi bersifat individual dan sangat tergantung pada usia  perkembangan

 perkembangan anak, anak, pengalaman pengalaman sebelumnya sebelumnya terhadap terhadap sakit,sistem sakit,sistem pendukungpendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya, pada umumnya reaksi yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya, pada umumnya reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri.

tubuh, dan rasa nyeri.

Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai pengalaman Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai pengalaman yang mengancam dan stressor. Kedua hal ini dapat menimbulkan krisis bagi anak yang mengancam dan stressor. Kedua hal ini dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga. Bagi anak, hal ini mungkin terjadi karena beberapa hal seperti : dan keluarga. Bagi anak, hal ini mungkin terjadi karena beberapa hal seperti : 1.Anak tidak memahami mengapa dirawat / terluka.

1.Anak tidak memahami mengapa dirawat / terluka.

2.Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan dan 2.Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan dan kebiasaan sehari-hari.

kebiasaan sehari-hari.

3.Keterbatasan mekanisme koping. 3.Keterbatasan mekanisme koping.

Reaksi anak terhadap sakit dan hospitalisasi

Reaksi anak terhadap sakit dan hospitalisasi juga dipengaruhi oleh :juga dipengaruhi oleh : 1.Tingkat perkembangan usia

1.Tingkat perkembangan usia 2.Pengalaman sebelumnya 2.Pengalaman sebelumnya

3.Support sistem atau dukungan dalam keluarga 3.Support sistem atau dukungan dalam keluarga 4.Keterampilan koping

4.Keterampilan koping 5.Berat ringannya penyakit 5.Berat ringannya penyakit

Stress yang umumnya terjadi berhubungan dengan hospitalisasi: Stress yang umumnya terjadi berhubungan dengan hospitalisasi: 1. Takut

1. Takut

 UnfamiliarityUnfamiliarity

 Lingkungan rumah sakit yang menakutkanLingkungan rumah sakit yang menakutkan

 Rutinitas rumah sakitRutinitas rumah sakit 

 Prosedur yang menyakitkanProsedur yang menyakitkan

 Takut akan kematianTakut akan kematian

2. Isolasi 2. Isolasi

Isolasi merupakan hal yang menyusahkan bagi semua anak terutama Isolasi merupakan hal yang menyusahkan bagi semua anak terutama  berpengaruh pada anak dibawah

(5)

Pengunjung, perawat dan dokter yang memakai pakaian khusus ( masker, Pengunjung, perawat dan dokter yang memakai pakaian khusus ( masker,  pakaian

 pakaian isolasi, isolasi, sarung sarung tangan, tangan, penutup penutup kepala kepala ) ) dan dan keluarga keluarga yang yang tidak tidak dapatdapat  bebas ber

 bebas berkunjung akan kunjung akan membuat anak membuat anak menjadi menjadi stress stress dan tadan takut berada kut berada di di rumahrumah sakit.

sakit. 3.

3. Privasi yang terhambatPrivasi yang terhambat

Hal ini biasanya terjadi pada anak remaja.Sikap yang biasanya mucul adalah rasa Hal ini biasanya terjadi pada anak remaja.Sikap yang biasanya mucul adalah rasa malu.Contohnya dalam berpakaian.Anak merasa tidak bebas berpakaian.

malu.Contohnya dalam berpakaian.Anak merasa tidak bebas berpakaian.

Reaksi

Reaksi anak teanak terhadap hrhadap hospitalisasi ospitalisasi :: 1.

1. Masa bayi (0-1 th)Masa bayi (0-1 th)

Pembentukan rasa percaya diri dan kasih sayang. Pembentukan rasa percaya diri dan kasih sayang. Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas. Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas. Menangis keras.

Menangis keras.

Pergerakan tubuh yang banyak. Pergerakan tubuh yang banyak.

Ekspresi wajah yang tak menyenangkan Ekspresi wajah yang tak menyenangkan

2.

2. Masa Masa todler todler (2-3 (2-3 th)th)

Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku anak dengan Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku anak dengan

tahapnya. tahapnya.

Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain. Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain.

Putus asa,menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain, Putus asa,menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain,

sedih, apatis. sedih, apatis.

Pengingkaran/ denial. Pengingkaran/ denial.

Mulai menerima perpisahan. Mulai menerima perpisahan.

Membina hubungan secara dangkal. Membina hubungan secara dangkal. Anak mulai menyukai lingkungannya. Anak mulai menyukai lingkungannya.

3.

3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun ) Menolak makan Menolak makan Sering bertanya Sering bertanya Menangis perlahan Menangis perlahan

Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan Perawatan di rumah sakit :

Perawatan di rumah sakit : - Kehilangan kontrol - Kehilangan kontrol

(6)

- Pembatasan aktivitas - Pembatasan aktivitas

Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga ada perasaan Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga ada perasaan malu, takut, menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak, tidak mau bekerja sama malu, takut, menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak, tidak mau bekerja sama dengan perawat.

dengan perawat. 4.

4. Masa sekolah 6 sampai 12 tahunMasa sekolah 6 sampai 12 tahun

Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai , keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan. dicintai , keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam keluarga, kehilangan Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam keluarga, kehilangan kelompok sosial,perasaan takut mati,kelemahan fisik. Reaksi nyeri bisa kelompok sosial,perasaan takut mati,kelemahan fisik. Reaksi nyeri bisa digambarkan dengan verbal dan non verbal

digambarkan dengan verbal dan non verbal 5.

5. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )Masa remaja (12 sampai 18 tahun )

Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Pembatasan aktifitas menyebabkan kehilangan kontrol.

Pembatasan aktifitas menyebabkan kehilangan kontrol. Reaksi yang muncul :

Reaksi yang muncul :

Menolak perawatan / tindakan

Menolak perawatan / tindakan yang dilakukanyang dilakukan Tidak kooperatif dengan petugas

Tidak kooperatif dengan petugas

Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkanrespon : Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkanrespon :  bertanya-tanya

 bertanya-tanya menarik diri menarik diri

menolak kehadiran orang lain menolak kehadiran orang lain

Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi dan perasaan yang muncul dalam Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi dan perasaan yang muncul dalam hospitalisasi:

hospitalisasi:

Berbagai macam perasaan muncul pada orang tua yaitu : takut, rasa bersalah, stress Berbagai macam perasaan muncul pada orang tua yaitu : takut, rasa bersalah, stress

dan cemas (Halsom and Elander, 1997) dan cemas (Halsom and Elander, 1997)

Rasa takut pada orang tua selama anak di RS terutama pada kondisi sakit anak Rasa takut pada orang tua selama anak di RS terutama pada kondisi sakit anak yang terminal, karena takut kehilangan anak yang dicintainya dan adanya yang terminal, karena takut kehilangan anak yang dicintainya dan adanya  perasaan berduka (Brewis, 1995).

 perasaan berduka (Brewis, 1995).

Perasaan orang tua tidak boleh diabaikan karena apabila orang tua merasa stress, Perasaan orang tua tidak boleh diabaikan karena apabila orang tua merasa stress, hal ini akan membuat ia tidak dapat merawat anaknya dengan baik dan akan hal ini akan membuat ia tidak dapat merawat anaknya dengan baik dan akan menyebabkan anak menjadi semakin stress (Supartini, 2000).

menyebabkan anak menjadi semakin stress (Supartini, 2000). Perasaan cemas dan takut

(7)

o

o Rasa cemas paling tinggi dirasakan orang tua pada saat menunggu informasiRasa cemas paling tinggi dirasakan orang tua pada saat menunggu informasi tentang diagnosis penyakit anaknya (Supartini, 2000)

tentang diagnosis penyakit anaknya (Supartini, 2000) o

o Rasa takut muncul pada orang tua terutama akibat takut kehilangan anak padaRasa takut muncul pada orang tua terutama akibat takut kehilangan anak pada kondisi sakit yang terminal (Brewis, 1995).

kondisi sakit yang terminal (Brewis, 1995). o

o Perilaku yang sering ditunjukan orang tua berkaitan dengan adanya perasaan cemasPerilaku yang sering ditunjukan orang tua berkaitan dengan adanya perasaan cemas dan takut ini adalah : sering bertanya atau bertanya tentang hal sama dan takut ini adalah : sering bertanya atau bertanya tentang hal sama berulang-ulang pada orang yang berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang dan bahkan marah ulang pada orang yang berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang dan bahkan marah (Supartini, 2000)

(Supartini, 2000) Perasaan sedih Perasaan sedih o

o Perasaan ini muncul terutama pada saat anak dalam kondisi terminal dan orang tuaPerasaan ini muncul terutama pada saat anak dalam kondisi terminal dan orang tua mengetahui bahwa tidak ada la

mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk sembuhgi harapan anaknya untuk sembuh o

o Pada saat menghadapi anaknya yang menjelang ajal, rasa sedih dan berduka akanPada saat menghadapi anaknya yang menjelang ajal, rasa sedih dan berduka akan dialami orang tua

dialami orang tua o

o Pada kondisi ini orang tua menunjukkan perilaku isolasi atau tidak mau didekatiPada kondisi ini orang tua menunjukkan perilaku isolasi atau tidak mau didekati orang lain, bahkan bisa tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan (Supartini, orang lain, bahkan bisa tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan (Supartini, 2000).

2000).

Perasaan frustrasi Perasaan frustrasi

Perasaan frustasi yang dirasakan menurut Supartini (2004) , adalah sebagai Perasaan frustasi yang dirasakan menurut Supartini (2004) , adalah sebagai  berikut :

 berikut : o

o Pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan tidak mengalamiPada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan tidak mengalami  perubahan s

 perubahan serta erta tidak tidak adanya adanya dukungan psikologis dukungan psikologis yang diterima yang diterima orang orang tua, tua, baikbaik dari keluarga maupun kerabat lainnya maka orang tua akan merasa putus asa, dari keluarga maupun kerabat lainnya maka orang tua akan merasa putus asa,  bahkan frustrasi.

 bahkan frustrasi. o

o Sering kali orang tua menunjukkan perilaku tidak kooperatif, putus asa, menolakSering kali orang tua menunjukkan perilaku tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, bahkan menginginkan pulang paksa (Supartini, 2004).

tindakan, bahkan menginginkan pulang paksa (Supartini, 2004).

Reaksi orang tua dipengaruhi oleh: Reaksi orang tua dipengaruhi oleh: 1.

1. Tingkat keseriusan penyakit anakTingkat keseriusan penyakit anak 2.

2. Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan hospitalisasiPengalaman sebelumnya terhadap sakit dan hospitalisasi 3.

3. Prosedur pengobatanProsedur pengobatan 4.

4. Kekuatan ego individuKekuatan ego individu 5.

(8)

6.

6. Kebudayaan dan kepercayaanKebudayaan dan kepercayaan 7.

7. Komunikasi dalam keluargaKomunikasi dalam keluarga

C.

C. Dampak Hospitalisasi Terhadap Perubahan Peran dan Perilaku Klien danDampak Hospitalisasi Terhadap Perubahan Peran dan Perilaku Klien dan Keluarga

Keluarga

Dampak Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres Dampak Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres  pada

 pada semua semua tingkat tingkat usia. usia. Penyebab Penyebab dari dari kecemasan kecemasan dipengaruhi dipengaruhi oleh oleh banyaknyabanyaknya faktor,

faktor, baik faktor dari petugas (perawat, baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan dokter, dan tenaga kesehatan lainnya),lainnya), lingkungan baru, maupun lingkungan keluarga yang mendampingi selama lingkungan baru, maupun lingkungan keluarga yang mendampingi selama  perawatan.

 perawatan. Keluarga Keluarga sering sering merasa merasa cemas cemas dengan dengan perkembangan perkembangan keadaankeadaan anaknya, pengobatan, dan biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak anaknya, pengobatan, dan biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak  bersifat langsung terhadap anak, s

 bersifat langsung terhadap anak, secara fisiklogis anak ecara fisiklogis anak akan merasakan perubahanakan merasakan perubahan  perilaku dari orang tua yang mendamping

 perilaku dari orang tua yang mendampingi selama perawatan (Marks, 1998). Anaki selama perawatan (Marks, 1998). Anak menjadi semakin stres dan hal ini berpengaruh pada proses penyembuhan, yaitu menjadi semakin stres dan hal ini berpengaruh pada proses penyembuhan, yaitu menurunnya respon imun. Hal ini telah dibuktikan oleh Robert Ader (1885) menurunnya respon imun. Hal ini telah dibuktikan oleh Robert Ader (1885)  bahwa pasien yang mengalami

 bahwa pasien yang mengalami kegoncangan jiwa akan kegoncangan jiwa akan mudah terserang mudah terserang penyakit,penyakit, karena pada kondisi stress akan terjadi penekanan sistem imun (Subowo, 1992). karena pada kondisi stress akan terjadi penekanan sistem imun (Subowo, 1992). Pasien anak akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya dukungan Pasien anak akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya dukungan sosial keluarga, lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat yang sosial keluarga, lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat yang  penuh dengan perha

 penuh dengan perhatian akan mempercepat proses penyembuhan.tian akan mempercepat proses penyembuhan.

Dampak hospitalisasi yang dialami anak dan keluarga akan menimbulkan Dampak hospitalisasi yang dialami anak dan keluarga akan menimbulkan stress dan rasa tidak aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak stress dan rasa tidak aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan

dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.pengobatan.

Menurut Asmadi (2008, hal : 36) secara umum hospitalisasi menimbulkan Menurut Asmadi (2008, hal : 36) secara umum hospitalisasi menimbulkan dampak p

dampak pada lima aspek ada lima aspek yaitu yaitu privasi, gaya privasi, gaya hidup, otonomi hidup, otonomi diri, peran, diri, peran, dandan ekonomi.

ekonomi. a.

a. PrivasiPrivasi

Privasi dapat diartikan sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri seseorang dan Privasi dapat diartikan sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri seseorang dan  bersifat

 bersifat pribadi. pribadi. Bisa Bisa dikatakan dikatakan privasi privasi adalah adalah suatu suatu hal hal yang yang sifatnya sifatnya pribadi.pribadi. Sewaktu dirawat di rumah sakit, pasien kehilangan sebagian privasinya. Kondisi Sewaktu dirawat di rumah sakit, pasien kehilangan sebagian privasinya. Kondisi

(9)

ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, selama dirawat di rumah sakit , klien ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, selama dirawat di rumah sakit , klien  berulang

 berulang kali kali diperiksa diperiksa oleh oleh petugas petugas kesehatankesehatan —  — dalam hal ini perawat dandalam hal ini perawat dan dokter. Bagian tubuh yang biasanya dijaga agar tidak dilihat oleh orang lain dokter. Bagian tubuh yang biasanya dijaga agar tidak dilihat oleh orang lain tiba-tiba dilihat dan disentuh oleh orang lain. Hal ini tentu membuat klien merasa tidak tiba dilihat dan disentuh oleh orang lain. Hal ini tentu membuat klien merasa tidak nyaman. Kedua, klien adalah orang yang berada dalam keadaan lemah dan nyaman. Kedua, klien adalah orang yang berada dalam keadaan lemah dan  bergantung dengan orang lain, kondisi ini cenderung membuat klien “pasra

 bergantung dengan orang lain, kondisi ini cenderung membuat klien “pasra h” danh” dan menerima apapun tindakan petugas kesehatan kepada dirinya asalkan ia cepat menerima apapun tindakan petugas kesehatan kepada dirinya asalkan ia cepat sembuh. Menyikapi hal tersebut , perawat harus selalu memperhatikan dan sembuh. Menyikapi hal tersebut , perawat harus selalu memperhatikan dan menjaga privasi klien ketika berinteraksi dengan mereka. Beberapa hal yang menjaga privasi klien ketika berinteraksi dengan mereka. Beberapa hal yang dapat perawat lakukan guna menjaga privasi klien adalah sebagai berikut:

dapat perawat lakukan guna menjaga privasi klien adalah sebagai berikut:

 Setiap akan melakukan tindakan keperawatan, perawat harus memberitahuSetiap akan melakukan tindakan keperawatan, perawat harus memberitahu

dan menjelaskan perihal tindakan tersebut terhadap klien. dan menjelaskan perihal tindakan tersebut terhadap klien.

 Memerhatikan lingkungan sebelum melaksanakan tindakan keperawatan .Memerhatikan lingkungan sebelum melaksanakan tindakan keperawatan .

yakinkan lingkungan tersebut menunjang privasi klien. yakinkan lingkungan tersebut menunjang privasi klien.

 Menjaga kerahasiaan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan klien.Menjaga kerahasiaan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan klien.

Sebagai contoh setelah melakukan pemasangan kateter, perawat tidak Sebagai contoh setelah melakukan pemasangan kateter, perawat tidak  boleh menceritakan alat kelamin klien kepada orang lain sekalipun dengan  boleh menceritakan alat kelamin klien kepada orang lain sekalipun dengan

teman sejawat. teman sejawat.

 Menunjukan sikap profesional selama berinteraksi dengan klien. PerawatMenunjukan sikap profesional selama berinteraksi dengan klien. Perawat

tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang membuat klien merasa malu tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang membuat klien merasa malu atau marah. Sikap tubuhpun tidak boleh layaknya majikan kepada atau marah. Sikap tubuhpun tidak boleh layaknya majikan kepada  pembantu.

 pembantu.

 Libatkan klien dalam aktivitas keperawatan sesuai dengan batasLibatkan klien dalam aktivitas keperawatan sesuai dengan batas

kemampuannya jika tidak ada kontraindikasi. kemampuannya jika tidak ada kontraindikasi.

 b.

 b. Gaya HidupGaya Hidup

Klien yang dirawat di rumah sakit seringkali mengalami perubahan pada gaya Klien yang dirawat di rumah sakit seringkali mengalami perubahan pada gaya hidupnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan situasi antara rumah sakit dan rumah hidupnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan situasi antara rumah sakit dan rumah tempat tinggal klien serta oleh perubahan kondisi kesehatan klien.Aktifitas hidup tempat tinggal klien serta oleh perubahan kondisi kesehatan klien.Aktifitas hidup yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan aktifitas yang dijalaninya di yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan aktifitas yang dijalaninya di rumah sakit.

rumah sakit. c.

(10)

Individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada dalam posisi Individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada dalam posisi ketergantungan.

ketergantungan. Artinya ia Artinya ia akan akan pasrah terhadap pasrah terhadap tindakanapapun ytindakanapapun yang akang akanan dilakukan oleh petugas kehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini menunjukan, dilakukan oleh petugas kehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini menunjukan, klien yang dirawat di rumah sakit mengalami perubahan otonomi. Untuk klien yang dirawat di rumah sakit mengalami perubahan otonomi. Untuk mengatasi perubahan ini , perawat harus selalu memberi tau klien sebelum mengatasi perubahan ini , perawat harus selalu memberi tau klien sebelum melakukan intervensi apapun dan melibatkan klien dalam intervensi baik secara melakukan intervensi apapun dan melibatkan klien dalam intervensi baik secara aktif maupun pasif.

aktif maupun pasif. d.

d. PeranPeran

Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan status sosialnya. Jika ia seorang perawat , peran yang diharapkan sesuai dengan status sosialnya. Jika ia seorang perawat , peran yang diharapkan adalah peran sebagai perawat , bukan sebagai seorang dokter. Selain itu , peran adalah peran sebagai perawat , bukan sebagai seorang dokter. Selain itu , peran yang dijalani seseorang juga tergantung status kesehatannya. Peran yang dijalani yang dijalani seseorang juga tergantung status kesehatannya. Peran yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan peran yang dijalani sewaktu sakit. Hal ini sewaktu sehat tentu berbeda dengan peran yang dijalani sewaktu sakit. Hal ini sesuai dengan peran sakit yang dijalani individu . tidak mengherankan jika klien sesuai dengan peran sakit yang dijalani individu . tidak mengherankan jika klien yang dirawat dirumah sakit mengalami perubahan peran. Perubahan yang terjadi yang dirawat dirumah sakit mengalami perubahan peran. Perubahan yang terjadi akibat hospitalisasi tidak hanya berpengaruh terhadap individu tetapi juga pada akibat hospitalisasi tidak hanya berpengaruh terhadap individu tetapi juga pada keluarga. Perubahan yang terjadi antara lain :

keluarga. Perubahan yang terjadi antara lain : 1.

1. Perubahan peranPerubahan peran

Jika salah seorang anggota keluarga sakit, maka akan terjadi perubahan peran Jika salah seorang anggota keluarga sakit, maka akan terjadi perubahan peran dalam keluarga. Sebagai contoh : jika yang sakit adalah seorang ayah , peran dalam keluarga. Sebagai contoh : jika yang sakit adalah seorang ayah , peran sebagai kepala keluarga akan dijalankan oleh ibu. Tentunya perubahan peran ini sebagai kepala keluarga akan dijalankan oleh ibu. Tentunya perubahan peran ini mengharuskan dilaksanakannya tugas tertentu sesuai dengan peran tersebut.

mengharuskan dilaksanakannya tugas tertentu sesuai dengan peran tersebut. 2.

2. Masalah keuanganMasalah keuangan

Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi .keuangan yang sedianya Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi .keuangan yang sedianya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga akhirnya digunakan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga akhirnya digunakan untuk kepentingan perawatan klien. Akibatnya keluarga mulai mengalami untuk kepentingan perawatan klien. Akibatnya keluarga mulai mengalami masalah keuangan. Masalah keuangan ini sangat riskan, terutama pada keluarga masalah keuangan. Masalah keuangan ini sangat riskan, terutama pada keluarga yang miskin. Dengan semakin mahalnya biaya kesehatan , beban keuangan yang miskin. Dengan semakin mahalnya biaya kesehatan , beban keuangan keluarga semakin bertambah.

keluarga semakin bertambah. 3.

3. KesepianKesepian

Suasana di rumah akan berubah jika ada salah seorang anggota keluarga yang Suasana di rumah akan berubah jika ada salah seorang anggota keluarga yang dirawat. Keseharian keluarga yang biasanya dihiasi oleh keceriaan, kgembiraan dirawat. Keseharian keluarga yang biasanya dihiasi oleh keceriaan, kgembiraan

(11)

dan senda gurau anggota keluarga , tiba-tiba diliputi oleh kesedihan. Suasana dan senda gurau anggota keluarga , tiba-tiba diliputi oleh kesedihan. Suasana keluarga pun menjadi sepi karena perhatian keluarga berpusat pada penanganan keluarga pun menjadi sepi karena perhatian keluarga berpusat pada penanganan anggota keluarga yang sedang dirawat.

anggota keluarga yang sedang dirawat. 4.

4. Perubahan kebiasaan sosialPerubahan kebiasaan sosial

Sewaktu ada anggota keluarga yang dirawat, keterlibatan anggota keluarga dalam Sewaktu ada anggota keluarga yang dirawat, keterlibatan anggota keluarga dalam masyarakat menjadi berubah.

masyarakat menjadi berubah.

D.

D. IntervensIntervensi Perawat i Perawat dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasidalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi

Untuk mencegah supaya masalah hospitalisasi teratasi maka peran perawat Untuk mencegah supaya masalah hospitalisasi teratasi maka peran perawat adalah tetap memberikan dukungan dan dorongan kepada klien secara efektif agar adalah tetap memberikan dukungan dan dorongan kepada klien secara efektif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan klien tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan klien agar klien tidak merasa takut terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh agar klien tidak merasa takut terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh  perawat.

 perawat.

Fokus intervensi keperawatan adalah sebagai berikut : Fokus intervensi keperawatan adalah sebagai berikut : 1.

1. Meminimalkan stressorMeminimalkan stressor 2.

2. Memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga klienMemberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga klien 3.

3. Mempersiapkan klien sebelum masuk rumah sakitMempersiapkan klien sebelum masuk rumah sakit

Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan cara : Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan cara : 1.

1. Mencegah atau mengurangi dampak perpisahanMencegah atau mengurangi dampak perpisahan 2.

2. Mencegah perasaan kehilangan kontrolMencegah perasaan kehilangan kontrol 3.

3. Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeriMengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri

Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan

1.

1. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anakMelibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak 2.

2. Modifikasi ruang perawatanModifikasi ruang perawatan 3.

3. Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolahMempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah 4.

4. Surat menyurat, bertemu teman sekolahSurat menyurat, bertemu teman sekolah

Mencegah perasaan kehilangan kontrol: Mencegah perasaan kehilangan kontrol:

(12)

1.

1. Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif. 2.

2. Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkunganBila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan 3.

3. Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermainBuat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain 4.

4. Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalamMemberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam  perencanaan kegiatan

 perencanaan kegiatan

Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri 1.

1. Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yangMempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri

menimbulkan rasa nyeri 2.

2. Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anakLakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak 3.

3. Menghadirkan orang tua bila memungkinkanMenghadirkan orang tua bila memungkinkan 4.

4. Tunjukkan sikap empatiTunjukkan sikap empati 5.

5. Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukanPada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan  psikologis anak menerima informasi ini dengan

 psikologis anak menerima informasi ini dengan terbukaterbuka

Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak 1.

1. Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untukMembantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk  belajar.

 belajar. 2.

2. Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak. 3.

3. Meningkatkan kemampuan kontrol diri.Meningkatkan kemampuan kontrol diri. 4.

4. Memberi kesempatan untuk sosialisasi.Memberi kesempatan untuk sosialisasi. 5.

5. Memberi support kepada anggota keluarga.Memberi support kepada anggota keluarga.

Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit 1.

1. Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak.Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak. 2.

2. Mengorientasikan situasi rumah sakit.Mengorientasikan situasi rumah sakit. 3.

3. Pada hari pertama lakukan tindakan :Pada hari pertama lakukan tindakan : o

o Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnyaKenalkan perawat dan dokter yang merawatnya o

o Kenalkan pada pasien yang lain.Kenalkan pada pasien yang lain. o

o Berikan identitas pada anak.Berikan identitas pada anak. o

(13)

o

o laksanakan pengkajian .laksanakan pengkajian . o

o Lakukan pemeriksaan fisik.Lakukan pemeriksaan fisik.

Selain itu, perawat juga berperan sebagai promotif yang memberikan Selain itu, perawat juga berperan sebagai promotif yang memberikan  pandangan

 pandangan pada pada keluarga keluarga agar agar selalu selalu setia setia mendampingi mendampingi dan dan memberi memberi perhatianperhatian lebih kepada klien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.Hal ini lebih kepada klien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.Hal ini menjadi salah satu pendukung karena kehadiran orang terdekat dapat mengurangi menjadi salah satu pendukung karena kehadiran orang terdekat dapat mengurangi rasa cemas maupun jenuh selama klien menjalani

rasa cemas maupun jenuh selama klien menjalani perawatan.perawatan.

Evelina (2011) melakukan penelitian dengan judul Peran Perawat Dalam Evelina (2011) melakukan penelitian dengan judul Peran Perawat Dalam Pencegahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di RSU di Medan. Tujuan Pencegahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di RSU di Medan. Tujuan  penelitiannya

 penelitiannya ini ini untuk untuk mengidentifikasi mengidentifikasi peran peran perawat perawat dalam dalam pencegahanpencegahan dampak hospitalisasi anak di ruang merpati II RSU Herna Medan dan di ruangan dampak hospitalisasi anak di ruang merpati II RSU Herna Medan dan di ruangan RSU Sari Mutiara Medan. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 30 orang dan RSU Sari Mutiara Medan. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 30 orang dan teknik pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data dilakukan mulai 25 teknik pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data dilakukan mulai 25  juni

 juni sampai sampai 16 16 juli juli 2010 2010 dengan dengan menggunakan menggunakan kuesioner kuesioner yang yang terdiri terdiri daridari kuesioner data demografi dan kuesioner peran perawat. Hasil penelitian kuesioner data demografi dan kuesioner peran perawat. Hasil penelitian  berdasarkan

 berdasarkan karakteristik karakteristik responden responden menunjukkan menunjukkan mayoritas mayoritas responden responden adalahadalah dewasa awal 20

dewasa awal 20  –  –   40 tahun yaitu sebesar (83,3%),berjenis kelamin perempuan  40 tahun yaitu sebesar (83,3%),berjenis kelamin perempuan (100%), mayoritas tingkat pendidikannya diploma (93,3%), lama bekerja >6 (100%), mayoritas tingkat pendidikannya diploma (93,3%), lama bekerja >6  –  –  99 sebesar (40%), penghasilan >1000.000 sebesar (56,6%).

sebesar (40%), penghasilan >1000.000 sebesar (56,6%).  NO

 NO KETERANGAN KETERANGAN SAMPEL SAMPEL PERSENTASEPERSENTASE 1

1 Perawat Perawat telah telah melaksanakanmelaksanakan  perannya dalam kategori baik  perannya dalam kategori baik

30

30 orang orang 73,3%73,3%

2 Peran perawat sebagai 2 Peran perawat sebagai

 pembela

 pembela tergolong tergolong dalamdalam kategori baik

kategori baik

30

30 orang orang 63,3%63,3%

3 Peran perawat sebagai 3 Peran perawat sebagai

 pendidik

 pendidik tergolong tergolong dalamdalam kategori baik

kategori baik

30

30 orang orang 76,6%76,6%

4 Peran perawat sebagai 4 Peran perawat sebagai konselor tergolong dalam konselor tergolong dalam

30

(14)

kategori baik kategori baik 5

5 Perawat Perawat sebagai sebagai koordinatorkoordinator terlaksana dengan baik

terlaksana dengan baik

30

30 orang orang 83,3 83,3 %%

6 Peran perawat sebagai 6 Peran perawat sebagai

 pembuat keputusan etik  pembuat keputusan etik

30

30 orang orang 83,3 83,3 %%

7 Peran perawat sebagai 7 Peran perawat sebagai

 perencana kesehatan  perencana kesehatan

30

30 orang orang 83,7 83,7 %%

Peran perawat sebagai pembela : Peran perawat sebagai pembela :

1.

1. Melindungi anak dari rasa takut terhadap tindakan medis atau keperawatanMelindungi anak dari rasa takut terhadap tindakan medis atau keperawatan yang diberikan.

yang diberikan. 2.

2. Menjaga hubungan baik dengan cara melakukan komunikasi terapeutikMenjaga hubungan baik dengan cara melakukan komunikasi terapeutik dan sikap empatik pada anak.

dan sikap empatik pada anak. 3.

3. Bekerjasama dengan keluarga dalam memperoleh hak anak selamaBekerjasama dengan keluarga dalam memperoleh hak anak selama dihospitalisasi.

dihospitalisasi. 4.

4. Memodifikasi suasana lingkungan kamar agar perasaan anak merasaMemodifikasi suasana lingkungan kamar agar perasaan anak merasa nyaman.

nyaman.

Peran perawat sebagai pendidik pendidik : Peran perawat sebagai pendidik pendidik :

1.

1. Menjelaskan kepada keluarga tentang prosedur pengobatan dan perawatanMenjelaskan kepada keluarga tentang prosedur pengobatan dan perawatan yang diberikan pada anak.

yang diberikan pada anak. 2.

2. Memberikan keterangan kepada keluarga hal-hal yang mempengaruhiMemberikan keterangan kepada keluarga hal-hal yang mempengaruhi kekambuhan penyakit anak.

kekambuhan penyakit anak. 3.

3. Menginformasikan kepada keluarga hal-hal apa yang dihindari dariMenginformasikan kepada keluarga hal-hal apa yang dihindari dari  penyakitnya.

 penyakitnya. 4.

4. Menjelaskan kepada keluarga mengenai kondisi Menjelaskan kepada keluarga mengenai kondisi penyakit anak.penyakit anak. Peran perawat sebagai konselor:

Peran perawat sebagai konselor: 1.

1. Mendengarkan keluhan anak/keluarga tentang masalah yang dihadapi selamaMendengarkan keluhan anak/keluarga tentang masalah yang dihadapi selama menjalani hospitalisasi.

menjalani hospitalisasi. 2.

2. Berdisikusi dengan keluarga tentang hal-hal yang dibutuhkan anak selamaBerdisikusi dengan keluarga tentang hal-hal yang dibutuhkan anak selama anak di hospitalisasi.

anak di hospitalisasi. 3.

3. Dapat saling bertukar pikiran dengan keluarga tentang masalah yang dihadapiDapat saling bertukar pikiran dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi anak maupun keluarga selama di hospitalisasi.

(15)

4.

4. Membantu keluarga mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapiMembantu keluarga mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi selama anak menjalani perawatan.

selama anak menjalani perawatan. Peran perawat sebagai koordinator : Peran perawat sebagai koordinator : 1.

1. Bekerjasama atau berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian asuhanBekerjasama atau berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak.

keperawatan pada anak. 2.

2. Bekerjasama dengan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan dasar selamaBekerjasama dengan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan dasar selama anak dihospitalisasi.

anak dihospitalisasi. 3.

3. Melibatkan keluarga dalam membantu pemberian tindakan keperawatan padaMelibatkan keluarga dalam membantu pemberian tindakan keperawatan pada anak.

anak. 4.

4. Berkoordinasi dengan tim kesehatan dalam pemberian asuhan keperawatanBerkoordinasi dengan tim kesehatan dalam pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh selama anak dihospitalisasi.

yang menyeluruh selama anak dihospitalisasi. Peran perawat dalam pembuatan keputusan etik : Peran perawat dalam pembuatan keputusan etik : 1.

1. Menghargai hak keluarga anakMenghargai hak keluarga anak 2.

2. Meminta pengunjung keluar jika jam berkunjung sudah seleMeminta pengunjung keluar jika jam berkunjung sudah sele sai.sai. 3.

3. Berkolaborasi dengan dokter tentang pengobatan dan perawatan yangBerkolaborasi dengan dokter tentang pengobatan dan perawatan yang diberikan jika keluarga tidak setuju terhadap tindakan yang dilakukan kepada diberikan jika keluarga tidak setuju terhadap tindakan yang dilakukan kepada anak.

anak. 4.

4. Memutuskan tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada Memutuskan tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada anak.anak. Peran perawat sebagai perencana kesehatan :

Peran perawat sebagai perencana kesehatan : 1.

1. Bekerjasama dengan pihak rumah sakit dalam menciptakan suasana yangBekerjasama dengan pihak rumah sakit dalam menciptakan suasana yang nyaman dan bersih.

nyaman dan bersih. 2.

2. Berkolaborasi dengan dokter sebelum memberikan tindakan medis maupunBerkolaborasi dengan dokter sebelum memberikan tindakan medis maupun keperawatan pada anak selama di hospitalisasi.

keperawatan pada anak selama di hospitalisasi. 3.

3. Bekerjasama dengan ahli gizi untuk pemberian diet yang sesuai denganBekerjasama dengan ahli gizi untuk pemberian diet yang sesuai dengan kondisi anak.

kondisi anak. 4.

4. Menyampaikan pendapat tentang hal-hal yang bisa meningkatkan pelayananMenyampaikan pendapat tentang hal-hal yang bisa meningkatkan pelayanan kesehatan anak.

(16)

E.

E. Manfaat HospitalisasiManfaat Hospitalisasi

Menurut Supartini (2004, hal :189) manfaat hospitalisasi adalah sebagai Menurut Supartini (2004, hal :189) manfaat hospitalisasi adalah sebagai  berikut :

 berikut : 1.

1. Membantu perkembangan keluarga dan pasien dengan cara memberi kesempatanMembantu perkembangan keluarga dan pasien dengan cara memberi kesempatan keluarga

keluarga mempelajari reaksi mempelajari reaksi pasien pasien terhadap terhadap stressor stressor yang yang dihadapi dihadapi selamaselama  perawatan di rumah sakit.

 perawatan di rumah sakit. 2.

2. Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar. Perawatan dapat memberikanHospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar. Perawatan dapat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk belajar tentang penyakit, prosedur, kesempatan kepada keluarga untuk belajar tentang penyakit, prosedur,  penyembuhan, terapi, dan perawatan p

 penyembuhan, terapi, dan perawatan pasien.asien. 3.

3. Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan memberiUntuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk mengambil keputusan , sehingga tiidak terlalu kesempatan kepada pasien untuk mengambil keputusan , sehingga tiidak terlalu  bergantung pada orang

 bergantung pada orang lain dan menjadi percaya diri.lain dan menjadi percaya diri. 4.

4. Fasilitasi klien untuk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesama klien yang ada,Fasilitasi klien untuk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesama klien yang ada, teman sebaya

teman sebaya atau teman atau teman sekolah. sekolah. Berikan kesempatan Berikan kesempatan padanya padanya untuk salinguntuk saling kenal dan berbagi pengalaman.

(17)

BAB III

BAB III

PENUTUP

PENUTUP

A. A. KESIMPULANKESIMPULAN

Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongandalam perawatan atau pengobatan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongandalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya.Tetapi pada umumnya sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya.Tetapi pada umumnya hospitalisasidapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat hospitalisasidapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhikesembuhan menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhikesembuhan dan perjalanan penyakit klien selama dirawat di rumah sakit.Reaksi hospitalisasi dan perjalanan penyakit klien selama dirawat di rumah sakit.Reaksi hospitalisasi  bersifat individual.

 bersifat individual.

Perawat berperan penting dalam memberika respon yang positif untuk Perawat berperan penting dalam memberika respon yang positif untuk keluarga dan pasien dalam hospitalisasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak keluarga dan pasien dalam hospitalisasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

diinginkan.

B.

B. SARANSARAN

Perawat sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti tentang hospitalisasi Perawat sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti tentang hospitalisasi agar dapat menerapkannya dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada agar dapat menerapkannya dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada  pasien dan keluarga.

 pasien dan keluarga.

Bagi pihak rumah sakit hendaklah mendekorasi ruangannya agar pasien tidak Bagi pihak rumah sakit hendaklah mendekorasi ruangannya agar pasien tidak merasa takut dan gelisah berada

merasa takut dan gelisah berada di rumah sakit.Ruangan hendaklah didesain untukdi rumah sakit.Ruangan hendaklah didesain untuk memberikan kenyamanan bagi pasien.

(18)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(2012).

Anonim.(2012).  E-Book  E-Book Konsep Konsep HospitalisasiHospitalisasi. Diakses pada tanggal 25. Diakses pada tanggal 25 September 2015 dari

September 2015 dari http://ebookbrowse.com/dia-122-slide-konsep-hospitalisasi- http://ebookbrowse.com/dia-122-slide-konsep-hospitalisasi- pdf-d3378360

 pdf-d33783607272

Anonim.(2011).

Anonim.(2011).  Hospitalisasi Hospitalisasi. Diakses pada tanggal 25 September 2015 dari. Diakses pada tanggal 25 September 2015 dari http://www.scribd.com/doc/56601675/Hospitalisasi

http://www.scribd.com/doc/56601675/Hospitalisasi

Dachi, J. (2007).

Dachi, J. (2007).  Hospitalisasi Hospitalisasi. Diakses pada tanggal 25 September 2015 dari. Diakses pada tanggal 25 September 2015 dari http://jovandc.multiply.com/reviews/item/3?&show_interstitial=1&u=%

http://jovandc.multiply.com/reviews/item/3?&show_interstitial=1&u=%

Perry & Potter.(2009).

Perry & Potter.(2009). Fundamental Kep Fundamental Keperawatan Ed 4erawatan Ed 4.Jakarta : EGC.Jakarta : EGC

Stuart, Gail W. (2007).

Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku  Buku Saku Keperawatan Keperawatan Jiwa Edisi 5Jiwa Edisi 5 . Jakarta : EGC. Jakarta : EGC

Supartini, Yupi. (2004).

Supartini, Yupi. (2004). Konsep Das Konsep Dasar Keperawaar Keperawatan Anak tan Anak .Jakarta : EGC.Jakarta : EGC

http://fitriatulaini14.blogspot.co.id/2013/11/konsep-hospitalisasi.html

http://fitriatulaini14.blogspot.co.id/2013/11/konsep-hospitalisasi.html . Diakses. Diakses  pada tanggal 25 September 201

 pada tanggal 25 September 20155

http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/31/jtstikesmuhgo-gdl-lilynurnan-1504-1-bab1-3-n.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penelitian ini diharapkan perawat, untuk lebih memaksimalkan peran sertanya di dalam memberikan dukungan kepada keluarga guna mengurangi tingkat stres keluarga klien

Dari pencapaian tersebut maka dapat disimpulkan respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik cukup baik dan hal ini juga perlu

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komunikasi terapeutik perawat dan tingkat stres hospitalisasi anak usia sekolah serta mengidentifikasi hubungan antara

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh pemakaian rompi bergambar pada perawat terhadap tingkat kecemasan sebagai efek hospitalisasi pada anak usia prasekolah di Ruang Cempaka RSUD

Pengalaman perawat dalam menerapkan atraumatic care pada anak yang menjalani hospitalisasi di RSUP H.Adam Malik Medan ... KESIMPULAN DAN SARAN

PENGALAMAN PERAWAT DALAM MENERAPKAN ATRAUMATIC CARE PADA ANAK YANG MENJALANI HOSPITALISASI DI RSUP H.ADAM.

Perawat Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk

Peran perawat dalam merawat pasien dengan ventilasi mekanik dengan mode CPAP terutama dalam melakukan perubahan posisi adalah tetap waspada untuk mencegah terjadinya perubahan