• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Dinas Pengairan Aceh 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Rencana Kerja (Renja) ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari perencanaan stratejik, yaitu penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Stratejik (Renstra), yang memuat seluruh target sasaran yang hendak dicapai dalam satu tahun beserta indikator kinerjanya. Renja ini berfungsi sebagai tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan penyeleggaraan pemerintah untuk suatu periode tertentu. Penyusunan Renja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, sehingga Rencana Kerja Tahunan juga harus disesuaikan dengan anggaran yang telah diprogramkan, terutama target-target sasaranya.

Dalam tahun berjalan, pelaksanaan penetapan kinerja ini dilakukan untuk mengukur kinerja dan mengetahui sejauh mana capaian kinerja yang dapat diwujudkan serta dilaporkan dalam suatu laporan kinerja yang disebut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Renja Dinas Pengairan Aceh merupakan dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang menjabarkan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Adapun tujuannya adalah sebagai pedoman dan merupakan suatu janji kinerja/komitmen yang akan diwujudkan dalam pengelolaan Sumber Daya Air melalui perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam tahun tertentu.

(2)

Dinas Pengairan Aceh 2

1.2. LANDASAN HUKUM

Penyusunan Rencana Kerja Dinas Pengairan 2014 didasarkan kepada :

1. Landasan Idiil : Pancasila.

2. Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945.

3. Landasan Operasional :

3.1. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang bersih dan bebas KKN;

3.2. Undang-Undang No. 44 Tahun 1999 tentang Keistimewaan Aceh;

3.3. Undang-Undang No. 18 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi

Provinsi Aceh;

3.4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2003, tentang

Keuangan Negara;

3.5. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 2004, tentang

Perbendaharaan Negara;

3.6. Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 tahun 2004, tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara;

3.7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 2004, tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ( SPPN );

3.8. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang;

3.9. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

3.10. Undang-Undang No. 33 tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah;

3.11. Undang-Undang No. 11 tahun 2006, tentang Pemerintahan Aceh; 3.12. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;

3.13. Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

3.14. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

(3)

Dinas Pengairan Aceh 3 3.15. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonomi;

3.16. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2001, tentang Informasi Keuangan Daerah;

3.17. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

3.18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2004, tentang Rencana Kerja Pemerintah;

3.19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2006, tentang Irigasi;

3.20. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

3.21. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintahan, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

3.22. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

3.23. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2010 Tentang Bendungan; 3.24. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai;

3.25. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2006 Tentang Rencana Kerja Pemerintah;

3.26. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Dewan Sumber Daya Air;

3.27. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014;

3.28. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air;

3.29. Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah;

3.30. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2012, tentang Penetapan Wilayah Sungai.

3.31. Surat Edaran Mendagri No. 050/2020/SS, tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah;

(4)

Dinas Pengairan Aceh 4 3.32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

3.33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

3.34. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 37/PRT/M/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri Tahun 2007;

3.35. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 38/PRT/M/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Melalui Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun 2007;

3.36. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 39/PRT/M/2006 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur Tahun 2007;

3.37. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/2008 tentang Pedoman Pembentukan Wadah Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Wilayah Sungai;

3.38. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air;

3.39. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 9/PRT/M/2010 tentang Pedoman Pengaman Pantai;

3.40. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

3.41. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi;

3.42. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 390/KPTS/M/2007 tentang Penetapan Status Daerah Irigasi yang Pengelolaannya menjadi

(5)

Dinas Pengairan Aceh 5 Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota.

3.43. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah.

3.44. Qanun Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah, dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

3.45. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

3.46. Qanun Nomor 4 Tahun 2011 tentang Irigasi.

3.47. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Keuangan Aceh.

3.48. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus.

3.49. Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 21 Tanggal 7 Mei 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 2007 – 2012.

3.50. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

3.51. Peraturan Gubernur Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pengairan Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

3.52. Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 70 Tanggal 29 Oktober 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 2012 – 2017.

3.53. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 54 Tahun 2013 tentang Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air Aceh.

(6)

Dinas Pengairan Aceh 6 4. Landasan Materil:

4.1. Masukan saran, pendapat, aspirasi dan inspirasi dari Staf di lingkungan

Dinas Pengairan pada saat konsultasi Perumusan Visi dan Misi serta lokakarya.

4.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

1.3. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Penjelasan Peraturan Perundang-Undangan yang melandasi perlunya Rencana Kerja (Renja) dibuat serta sistematika penulisan.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PENGAIRAN ACEH TAHUN 2014

Menerangkan hasil capaian 2014, menganalisis kinerja pelayanan SKPA, isu-isu penting penyelenggaran tugas dan fungsi SKPA, review RKPA dan penelaahan usulan program dan kegiatan masyarakat. BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN.

Menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai melalui suatu strategi dan kebijakan yang dilaksanakan dan mensinerjikan dengan kebijakan nasional.

BAB IV PENUTUP

Merupakan kesimpulan rangkaian kegiatan Dinas Pengairan Aceh dalam masa 1 (satu) tahun.

(7)

Dinas Pengairan Aceh 7

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PENGAIRAN ACEH

TAHUN 2015

2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PENGAIRAN ACEH TAHUN 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SKPA

Dalam mengevaluasi Rencana Kerja Dinas Pengairan Aceh tahun 2014 terlihat bahwa sebahagian besar pencapaianya sesuai dengan yang direncanakan dalam renja (dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun), namun ada sebagian yang masih belum tercapai dikarenakan kondisi alam yang berubah-rubah akibat cuaca dan bencana alam yang lebih sering terjadi, hal tersebut diluar yang direncanakan sehingga menguras biaya sedikit lebih banyak, namun demikian hal ini sudah sesuai dengan program prioritas daerah. Melihat permasalahan tersebut maka pada tahun ini perlu diprogramkan penanganan tanggap darurat untuk melindungi/menjamin keselamatan infrastuktur dan

ketentraman masyarakat jika terjadi bencana.

Rencana Strategis (Renstra) digunakan sebagai pedoman dalam mewujudkan pemanfaatan Sumber Daya Air melalui perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi dari kegiatan konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air. Disamping itu, Renstra juga digunakan sebagai sarana untuk menilai akuntabilitas pelaksanaan tugas dan wewenang dari Dinas Pengairan. Target Capaian Kinerja Program (Renstra SKPA), Realisasi Kinerja Program Kegiatan Tahun Lalu (2013) dan Prakiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPA s/d tahun berjalan Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel evaluasi terlampir.

(8)

Dinas Pengairan Aceh 8 2.2. ANALISIS KINERJA PELAYANAN SKPA

Analisis Kinerja Pelayanan SKPA merupakan pengkajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPA sesuai dengan kinerja yang dibutuhkan, dan dampak

yang ditimbulkan akibat kinerja pelayanan tersebut. Mengidentifikasi

permasalahan yang dihadapi untuk menyusun program dan kegiatan dalam rangka peningkatan pelayanan SKPA sesuai dengan tugas dan fungsi. Untuk menganalisis digunakan beberapa indikator, antara lain mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008. Analisis berdasarkan kondisi target menurut Renstra SKPA, Realisasi Capaian kinerja tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan yang baru disahkan, memproyeksikan tahun rencana dan proyeksi tahun selanjutnya sebagai bahan prakiraan maju (tabel análisis terlampir).

Sesuai dengan kebijakan yang telah disusun, program-program tersebut diatas dijabarkan lagi dalam kegiatan-kegiatan sebagai tindakan nyata pada tahun 2012 - 2017 dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Dalam pelaksanaan tugas Dinas Pengairan, tentunya tidak terlepas dari wewenang dan tanggung jawab pemerintah provinsi dalam pengelolaan sumber daya air yang telah ditetapkan dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, serta diselaraskan dalam rangka mewujudkan sinergitas dan keterpaduan secara harmonis antar wilayah, antar sektor dan antar generasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air. Wewenang dan tanggungjawab pemerintah provinsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air di wilayahnya berdasarkan kebijakan nasional sumber daya air dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya,

b. menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota,

c. menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya, d. menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai

(9)

Dinas Pengairan Aceh 9 e. melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas

kabupaten/kotadengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya,

f. mengatur dan menetapkan dan memberi izin atas penyediaan peruntukan,

penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota,

g. mengatur, menetapkan dan memberi rekomendasi teknis atas penyediaan, pengambilan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah lintas kabupaten/kota,

h. membentuk Dewan Sumber daya Air atau dengan nama lain di tingkat provinsi dan/atau pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota,

i. memfasilitasi penyelesaian sengketa antar kabupaten/kota dalam

pengelolaan sumber daya air,

j. membantu kabupaten/kota pada wilayahnya dalam memenuhi kebutuhan

pokok masyarakat atas air,

k. menjaga efektifitas, efisiensi, kualitas dan ketertiban pelaksanaan

pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota, dan memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan sumber daya air kepada Pemerintah Kabupaten/Kota.

Selanjutnya dalam menjalankan wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi tersebut, Dinas Pengairan yang merupakan unsur Pemerintah Aceh yang mempunyai Tugas Pokok melaksanakan Tugas Umum Pemerintah dan Pembangunan di bidang Sumber Daya Air.

Tugas Pembangunan dibidang Sumber Daya Air meliputi :

a. Melaksanakan Tugas Penelitian, Pengembangan dan Penyusunan Program Pengairan secara menyeluruh;

b. Melaksanakan tugas dibidang Irigasi, Rawa dan Pantai; c. Melaksanakan tugas dibidang Sungai, Waduk dan Danau;

d. Melaksanakan tugas dibidang Penyusunan Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perdesaan dan Penataan Sumber Daya Air serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Air; e. Melaksanakan tugas dibidang Operasi dan Pemeliharaan Prasarana bidang

(10)

Dinas Pengairan Aceh 10

f. Melaksanakan tugas dibidang Teknik dan Perizinan pemanfaatan Sumber

Daya Air.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Pengairan mempunyai fungsi yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Dinas;

b. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang; c. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan

yang berlaku;

d. Penyelenggaraan Tugas dibidang Pengelolaan Pengairan termasuk Perizinan dan Pelayanan Umum Lintas Kabupaten/Kota;

e. Pelaksanaan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian terhadap tugas dibidang Pengairan dan;

f. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Pengairan mempunyai Kewenangan:

a. Menetapkan Standar Pengelolaan Sumber Daya Air yang ada pada wilayah sungai Lintas Kabupaten/Kota.

b. Menyediakan dukungan/bantuan untuk kerja sama antara Kabupaten/Kota dalam Pengembangan dan pengelolaan di bidang Sumber Daya Air.

c. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi yang luasnya antara 1000 – 3000 Ha dan jaringan Pengairan lainnya yang berada pada wilayah sungai lintas Kabupaten/Kota.

d. Mengurus Perizinan untuk mengadakan perubahan dan atau Pembongkaran Bangunan-Bangunan dan Saluran Jaringan serta Prasarana dan Sarana Pengairan.

e. Menyusun Rencana Penyediaan Air untuk Irigasi dan kebutuhan lainnya.

Dengan berlandaskan Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan tersebut di atas, maka produk yang diharapkan dapat dihasilkan oleh Dinas Pengairan adalah:

(11)

Dinas Pengairan Aceh 11 a. Kebijakan Pelaksanaan dan Kebijakan Teknis serta Administrasi meliputi

Pengaturan, Pedoman, Kriteria, Standar Pelaksanaan untuk bidang Pengairan, sebagai pelaksanaan tugas Pemerintahan;

b. Pelaksanaan Pembangunan, Peningkatan, Operasi dan Pemeliharaan serta Pembuatan Pedoman Standard dan Persyaratan yang berkaitan dengan Kegiatan Pelaksanaan, Perencanaan, Program dan Anggaran dari Pengelolaan Pengairan, sebagai tugas pembangunan;

c. Produk Pelayanan kepada Stakeholder berupa Fasilitas, Konsultasi Teknis, Pelatihan, Bimbingan Teknis serta Informasi dari Pengairan;

d. Produk Pengendalian/Pengawasan berupa Evaluasi Pemanfaatan Sarana Pengairan berdasarkan Standar Pelayanan Minimum.

Atas dasar Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan dalam melaksanakan Tugas Umum Pemerintahan dan Pembangunan di bidang Pengairan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural Di Lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi Aceh, Susunan Organisasi Dinas Pengairan Aceh terdiri dari :

a. Kepala Dinas; b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan; d. Bidang Irigasi, Rawa dan Pantai; e. Bidang Sungai, Danau dan Waduk;

f. Bidang Operasi dan Pemeliharaan Pengairan; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); dan h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Pengairan Aceh mempunyai Bagan Organisasi dan Tata Kerja seperti pada Gambar 2.1. Rincian tugas pokok kepala dinas dan masing-masing bidang adalah sebagai berikut: a. Kepala Dinas;

Kepala Dinas Pengairan mempunyai tugas umum pemerintahan di bidang irigasi, rawa dan pantai, danau dan waduk, operasi dan pemeliharaan pengairan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(12)

Dinas Pengairan Aceh 12 b. Sekretariat;

Sekretariat mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan administrasi,

umum, perlengkapan, pelalatan, kerumahtanggaan, perpustatakaan,

keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, hukun dan perundang-undangan serta pelayanan di lingkungan Dinas Pengairan. Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) sub bagian, yaitu:

A. Sub Bagian Umum.

Sub Bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, rumah tangga, barang inventaris, aset, perlengkapan, peralatan, pemeliharaan dan perpustakaan.

B. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Laksana.

Sub Bagian Kepagawaian dan Tata Laksana mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, organisasi, ketatalaksanaan, hukum dan perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokoler.

C. Sub Bagian Keuangan.

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi keuangan, perbendaharaan, pembukuaan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan.

c. Bidang Program dan Pelaporan;

Bidang program dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan kegiatan penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang, penelitian, pengkajian, pengembangan, data, informasi, pemantauan, evaluasi, survey, investigasi, desain, bina teknik dan pelaporan kegiatan pelaksanaan pengairan.

- Seksi Penyusunan Program dan Anggaran.

Seksi Penyusunan Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyusunan program, anggaran, rencana kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang,studi kelayakan, penataan ruang, pemantauan, evaluasi, penyusunan rencana strategis, laporan akutanbilitas kinerja dan rencana kinerja Dinas Pengairan.

- Seksi Survey, Investigasi dan Desain.

Seksi Survey, Investigasi dan Desain mempunyai tugas melakukan survey, investigasi, desain, pengukuran, pemetaan, pendataan, penelitian,

(13)

Dinas Pengairan Aceh 13 pengembangan secara mikro dan penyusunan dokumen, analisa mengenai dampak lingkungan di bidang pengairan.

- Seksi Bina Teknik dan Pelaporan

Seksi Bina Teknik dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan pelatihan teknis, pengadaan barang dan jasa, pengkajian dokumen teknik, inventarisasi, rekomendasi perizinan, pemanfaatan air permukaan, lahan pengairan, penambangan bahan galian golongan C, alih fungsi bangunan dan menyiakan program, pendidikan dan pelatihan dibidang pengairan. d. Bidang Irigasi, Rawa dan Pantai

- Seksi Irigasi.

Seksi Irigasi mempunyai tugas melakukan perencanaan teknis, pembangunan sarana dan prasarana irigasi, rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi.

- Seksi Rawa.

Seksi Rawa mempnyai tugas melakukan perencanaan teknis,

pembangunan sarana dan prasarana rawa, rehabilitasi dan peningkatan jaringan rawa.

- Seksi Pantai.

Seksi pantai mempunyai tugas melakukan perencanaan teknis, pembangunan sarana dan prasarana kawasan pesisir, rehabilitasi, peningkatan dan pengamanan bangunan pantai.

e. Bidang Sungai, Danau dan Waduk;

Bidang Sungai, Danau dan Waduk mempunyai tugas melakukan pembangunan sarana dan prasarana di bidang sungai, danau, waduk, konservasi, sumber daya air dan hidrologi.

- Seksi Sungai.

Seksi Sungai mempunyai tugas melakukan pelaksanaan perencanaan teknis sungai, penanggulangan bencana alam, pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi sungai lintas kabupaten/kota.

- Seksi Danau dan Waduk.

Seksi Waduk dan Danau mempunyai tugas melakukan pelaksanaan perencanaan teknis waduk dan danau, pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi waduk dan danau lintas kabupaten/ kota.

(14)

Dinas Pengairan Aceh 14 - Seksi Konservasi Sumber daya Air dan Hidrologi.

Seksi Konservasi Sumber daya air dan hidrologi mempunyai tugas melakukan perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan,

pengendalian kualitas dan pencegahan pencemaran air serta

mempersiapkan perangkat, mengumpulkan, menganalisa dan

mempublikasikan data di bidang hidrologi.

f. Bidang Operasi dan Pemeliharaan Pengairan;

Bidang Operasi dan Pemeliharaan Pengairan mempunyai tugas melakukan pengendalian Operasi Pengairan, pemeliharaan pengairan dan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air (P3A).

- Seksi Operasi Pengairan.

Seksi Operasi Pengairan mempunyai tugas melakukan kegiatan operasi, pengumpulan dan pengelolaan data dalam rangka peningkatan efisiensi, efektifitas dan pemanfaatan air permukaan.

- Seksi Pemeliharaan Pengairan.

Seksi Pemeliharaan Pengairan mempunyai tugas melakukan kegiatan pemeliharaan dan inventarisasi kondisi sarana dan prasarana pengairan. - Seksi Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Seksi Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) mempunyai tugas melakukan pemberdayaan P3A keujuen blang dan mengikutsertakan masyarakat petani untuk membangun, meningkatkan dan merehabilitasi serta memelihara jaringan tersier.

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); dan h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 17 Tahun 2009, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah merupakan perangkat teknis operasional dan teknis penunjang pada Dinas Pengairan. Secara struktural setiap UPTD terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Operasi dan Pemeliharaan, dan Seksi Perencanaan Pembangunan.

(15)

Dinas Pengairan Aceh 15

WS STRATEGIS & PENGELOLAAN IRIGASI > 3000 Ha KELOMPOK JABAT AN FUNGSIONAL S E K R E T A R I A T SUB BAGIAN U M U M SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG PROGRAM DAN PELAPORAN BIDANG

IRIGASI, RAWA DAN PANTAI

BIDANG

SUNGAI, DANAU DAN WADUK BIDANG OPERASI DAN PEMEL. PENGAIRAN SEKSI PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN SEKSI

SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN

SEKSI BINA TEKNIK DAN

PELAPORAN SEKSI I R I G A S I SEKSI R A W A SEKSI P A N T A I SEKSI S U N G A I SEKSI DANAU DAN WADUK

SEKSI KONSERVASI PENGAIRAN DAN HIDROLOGI SEKSI OPERASI PENGAIRAN SEKSI PEMELIHARAAN PENGAIRAN SEKSI PEMBERDAYAAN P3A

5 UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) GUBERNUR

ACEH

TUGAS PEMBANTUAN OP > 3000 Ha

MENTERI P.U. DIRJEN SUMBER DAYA

AIR

KEPALA DINAS / SKPA

BAGAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

DINAS PENGAIRAN PEMERINTAH ACEH

DAK (1000 – 3000 Ha) & DEKON (WISMP)

SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN

TATA LAKSANA QANUN ACEH No. 5 Thn. 2007

Tanggal : 5 Oktober 2007 M 23 Ramadhan 1428 H

BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA - I

(16)

Dinas Pengairan Aceh 16

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pengairan

Aceh.

Analisis isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi SKPA Dinas Pengairan mengacu pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki baik yang ada pada kondisi internal maupun dari eksternal. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya dalam hal tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Analisis berdasarkan kondisi target menurut Renja SKPA, Realisasi Capaian kinerja tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan yang baru disahkan, memproyeksikan tahun rencana dan proyeksi tahun selanjutnya sebagai bahan prakiraan maju.

Suatu isu strategis bagi SKPA diperoleh dari permasalahan utama yaitu dalam pelaksanaan Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PPSDA) yang menjadi tantangan utama adalah pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai keperluan yang semakin lama semakin meningkat dan beragam seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, sementara ketersediaan air semakin terbatas dan kualitas air semakin rendah dikarenakan degradasi lingkungan, pencemaran dan semakin tingginya rasio ketersediaan air antara musim hujan dan kemarau (pada musim kemarau terjadi kekeringan dan musim hujan terjadi banjir). Tantangan lainnya adalah adanya beberapa indikator yang belum terpenuhi dan menjadi kebutuhan masyarakat, merupakan tantangan dalam pelaksanaan PPSDA.

Sesuai dengan Renstra Dinas Pengairan Aceh Tahun 2012-2017, ada beberapa permasalahan atau tantangan yang perlu ditangani, yaitu:

a. Kondisi Jaringan Irigasi yang belum memadai, bahkan Jaringan Irigasi yang adapun banyak yang rusak berat dan menyebabkan jaringan irigasi belum berfungsi maksimal sehingga nantinya akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan pangan;

b. Kondisi Bangunan Penampung air (embung dan waduk) yang ada banyak yang rusak dan sudah cukup lama umurnya serta masih banyak

(17)

potensi-Dinas Pengairan Aceh 17 potensi embung dan waduk belum dimanfaatkan untuk pemenuhan berbagai kebutuhan air dan juga pengendalian banjir;

c. Kebutuhan Air Baku untuk keperluan sehari-hari, irigasi dan kebutuhan lainnya semakin meningkat, namun prasarana dan sarana di sektor pengairan masih belum memadai;

d. Bencana banjir dan kekeringan masih terus terjadi antara lain akibat menurunnya kapasitas infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya muara sungai karena sedimentasi yang tinggi; e. Terganggunya fungsi sungai yang disebabkan terjadinya degradasi,

sedimentasi, penambangan galian C yang tidak terkontrol dan kritisnya daerah tangkapan air;

f. Abrasi/erosi pantai yang semakin bertambah, kondisi ini dikarenakan

gelombang pasang yang tinggi yang terjadi di wilayah pantai Aceh cukup besar, sehingga perlu pemikiran penanganan yang tepat jenis dan bentuk konstruksinya.

g. Hambatan dalam pelaksanaan pembebasan lahan dan relokasi penduduk di lokasi rencana pembangunan baru terutama untuk pembangunan waduk atau embung. Masyarakat sangat sulit menerima untuk direlokasi begitu juga untuk pembebasan lahan, sehingga mengakibatkan terhambatnya rencana pembangunan;

h. Keterbatasan data dan informasi SDA yang benar dan akurat, sehingga berpengaruh terhadap pengelolaan SDA mulai dari tahap perencanaan sampai tahap pemeliharaannya. Data dan informasi belum sepenuhnya tersedia dan belum dapat diakses, hal ini dikarenakan: (i) Kurangnya Sumber daya manusia yang mengelola data dan informasi, (ii) Prasarana dan sarana pendukung masih sangat minim.

i. Belum optimalnya koordinasi PSDA antar lembaga terkait, begitu juga antara

bagian hulu DAS dengan bagian hilir DAS, dimana masing-masing pihak cenderung untuk mempertahankan kepentingannya masing-masing.

Berdasarkan kebijakan maka disusunlah Pola pengelolaan Sumber Daya Air yang merupakan kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kegiatan konservasi, pendayagunaaan sumber

(18)

Dinas Pengairan Aceh 18 daya air dan pengendalian daya rusak air. Pola Pengelolaan harus ditetapkan oleh yang mempunyai wewenang sesuai Undang-undang Sumber Daya Air.

Penetapan Status Daerah Irigasi yang Pengelolaannya Menjadi Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota diatur dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 390/KPTS/M/2007. Luas Daerah irigasi di Provinsi Aceh adalah 384.171 Ha yang terdiri dari 1.176 Daerah Irigasi (DI) sebagaiman tercantum dalam tabel 2.1. Sedangkan luas daerah rawa adalah 444.755 Ha yang terdiri dari rawa lebak seluas 366.055 Ha dan rawa pantai seluas 78.700 Ha.

Tabel 2.1. Luas Daerah Irigasi sesuai Kewenangannya

No Kewenangan Lintas Kabupaten/ Kota (Ha) Utuh Kabupaten/ Kota (Ha) TOTAL I Pemerintah 19.360,00 101.561 120.921 Ha 13 DI II Pemerintah Propinsi 4.344,00 72.303 76.647 Ha 44 DI III Pemerintah Kabupaten/Kota 0,00 186.603 186.603 Ha 1.119 DI Total 23.704 360.467 384.171 Ha 1.176 DI

Sumber : Kepmen PU No. 390/KPTS/M/2007

Kondisi Infrastruktur Irigasi saat ini dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut :

Tabel 2.2. Kondisi Saluran Irigasi berdasarkan Kewenangan Tahun 2012

No Kewenangan

Luas

Saluran Panjang (m)

Kondisi Saluran

Baku Fungsional Baik Rusak Sedang Rusak Berat

(Ha) (Ha) (m) (%) (m) (%) (m) (%)

1 Kewenangan Pusat 120.921 75.799 Primer 205.173 151.882,8 73 30.993,9 14,7 22.296,3 12,3 Sekunder 989.676 747.365,9 74,3 139.325,0 14,2 102.985,5 11,5 2 Kewenangan

Provinsi 76.647 27.655

Primer 179.448 59.919,6 33.4 19.385,7 10,8 100.143,0 55.8 Sekunder 429.386 121.663,1 28.3 74.055,8 17.3 233.667,0 54.4 3 Kewenangan Kabupaten 186.603 111.962 Primer 304.682 107.715,8 35,8 64.629,5 21,1 132.336,6 43,1 Sekunder 1.454.825 475.045,0 32,7 222.677,3 15,9 757.103,0 51,4

Sumber; Dinas Pengairan, 2012

Dalam pengelolaan sumber daya air, Provinsi Aceh dibagi dalam 9 (sembilan) wilayah sungai (sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 12 tahun

2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai) yang terbagi atas 4 klasifikasi yaitu wilayah strategis nasional (35 DAS), lintas provinsi (11 DAS), lintas kabupaten (26 DAS) dan dalam kabupaten (1 DAS). Permasalahan sungai yang ada antara lain

(19)

Dinas Pengairan Aceh 19 permasalahan banjir, erosi tebing, sedimentasi dan pendangkalan muara. Pada beberapa sungai, endapan sedimen yang terjadi telah menyebabkan hambatan aliran banjir dan mengganggu lalu lintas kapal/perahu nelayan. Berdasarkan potensi air dan lahan sumber daya air, wilayah sungai dikelompokkan menjadi tiga wilayah :

(1). Wilayah I

WS B-1 (Krueng Aceh) dan sebagian WS A3-1 (DPS Kr. Baro &

Kr. Tiro), dengan curah hujan rata-rata < 1.500 mm dan debit 4 lt/dt/km2.

(2). Wilayah II

Sebagian wilayah WS A3-1 (DPS Meureudu), WS B-2 (Pase-Peusangan), WS A3-2 (Jambo Aye), dan WS B-3 (Tamiang-Langsa) dengan curah

hujan rata-rata 1.500 mm – 3.000 mm dan debit air rata-rata 7 - 8 lt/dt/km2.

(3). Wilayah III

Wilayah WS B-4 (Teunom-Lambesoi), A3-3 (Woyla-Seunagan),

A3-4 (Tripa-Batee), B-5 (Krueng Baru-Kluet) , A2-1 (Alas-Singkil) dan C-1 (Pulau Simeulue) dengan curah hujan rata-rata 3000 s/d 4500 mm dan

debit rata-rata 17 – 18 lt/dt/ km2.

2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPA

Rancangan RKPA tahun lalu digunakan sebagai dasar untuk kelanjutan yang akan datang. Pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2013 dengan mengacu pada Kebijakan yang telah ditentukan untuk kurun waktu lima tahun (2012 – 2017), (tabel terlampir).

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Pada prisipnya berbagai usulan yang masuk baik dari badan, lembaga, dinas dan masyarakat semua dilakukan inventarisir, kemudian dilakukan kesesuaian tugas dan tanggung jawab atau tugas dan fungsi Dinas Pengairan dan dikelompokkan kedalam kewenangan penanganan lalu disusun berdasarkan

(20)

Dinas Pengairan Aceh 20 skala prioritas dengan melakukan peninjauan kelapangan atau pengecekan untuk melihat tingkat urgensi dan kendala. Setelah diperoleh dokumen yang sudah layak untuk diprogramkan atau sudah memiliki data dukung lalu dimasukan dalam program pelaksanaan melalui Musrenbang atau program lainya. Untuk kegiatan yang sifatnya segera atau mendesak maka akan diproses melalui mekanisme kegiatan kebencanaan/program tanggap darurat (tabel terlampir).

(21)

Dinas Pengairan Aceh 21

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional

Dalam merencanakan program dan kegiatan selalu dilakukan koordinasi dengan program-program nasional guna mendukung program tersebut dan melakukan sikronisasi sehinga dalam pelaksanaan dapat sinerji serta secepatnya pembangunan infrastruktur tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat.

Untuk memperoleh suatu capaian kinerja telah ditetapkan kebijakan, program dan kegiatan. Penetapan Kebijakan, Program dan Kegiatan adalah sebagai pedoman untuk menunjang kelancaran pencapaian tujuan dan sasaran.

Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah ataupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Dalam upaya pencapaian sasaran tersebut telah ditetapkan suatu kebijakan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan program dan kegiatan. Pada tahun 2015 dengan mengacu pada Kebijakan yang telah ditentukan untuk kurun waktu lima tahun (2012 – 2017), yaitu :

1. Melakukan peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada dan membangun jaringan irigasi baru pada daerah potensial serta menyelenggarakan operasi dan pemeliharaan infrastuktur sumber daya air;

2. Melaksanakan konservasi Pengairan, dalam upaya mempertahankan ketersediaan air secara berkelanjutan;

3. Melakukan pengendalian banjir secara fisik dan non fisik, terutama pada daerah rawan bencana;

4. Mengembangkan prasarana penyediaan air baku, termasuk pemanfaatan air tanah yang dilaksanakan secara selektif dan terkendali;

5. Penataan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat termasuk P3A dalam pengelolaan sumber daya air;

(22)

Dinas Pengairan Aceh 22 6. Melakukan pengembangan sistem informasi pengelolaan sumber daya air.

Dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, maka pelaksanaan pembangunan di bidang sumber daya air adalah untuk kegiatan-kegiatan :

1. Kegiatan-kegiatan bidang sumber daya air yang sedang berjalan yang pendanaannya secara bertahap, secepatnya segera dituntaskan;

2. Kegiatan-kegiatan yang bersifat peningkatan dan rehabilitasi yang mempunyai dampak ekonomi sangat luas, dengan tujuan untuk perbaikan atas kekurangan-kekurangan yang ada sehingga kinerja kegiatan tersebut menjadi lebih baik.

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja Dinas Pengairan Aceh

3.2.1. Tujuan

Berdasarkan Visi dan Misi Dinas Pengairan Aceh menerapkan tujuan yaitu: Tersedianya air yang cukup untuk berbagai kebutuhan dan

pelayanan yang handal kepada petani serta menurunnya tingkat bencana yang sering dihadapi oleh masyarakat.

Visi adalah suatu keinginan atau angan-angan yang akan di capai oleh Dinas Pengairan Aceh dalam pelaksanaan tugasnya yang akan dipersembahkan kepada masyarakat Aceh sebagai wujud pengabdian yang tulus. Keinginan mana yang diterangkan dalam suatu kalimat yaitu :

” Terwujudnya Kemanfaatan Pengairan yang Handal dan Terkendali serta Berkelanjutan Berpihak pada Kearifan Lokal

Sebesar-besarnya bagi Kemakmuran Rakyat pada 2022 "

Adapun makna yang terkandung dalam Visi tersebut diatas yaitu suatu keadaan yang ingin diwujudkan adalah :

1. Suatu sistem jaringan Pengairan yang mantap kokoh dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan;

(23)

Dinas Pengairan Aceh 23 2. Suatu sistem Pengendalian sungai dan pantai yang memadai serta dapat

memberi perlindungan dan rasa aman terhadap ancaman banjir bagi masyarakat dan sarana umum lainnya;

3. Kelestarian dan ketersedian Air Baku yang cukup untuk menunjang keberhasilan sistem Pengairan maupun untuk mendukung Industri-industri yang di perkirakan akan muncul di masa mendatang termasuk juga untuk mencukupi kebutuhan multicipal lainnya;

4. Suatu Catchment Area yang terpelihara dengan baik terutama bagi sungai yang jaringan Pengairannya sudah dan akan dibangun untuk menjaga keberlanjutan cadangan air sesuai dengan kebutuhan;

5. Suatu sumber daya manusia yang tangguh berkualitas, beriman, dan bermoral agamis baik pada tingkat Institusi Pembina, pelaksana maupun pada tingkat petani/masyarakat sebagai pengelola serta pemakaian air.

Dinas Pengairan untuk mencapai cita seperti yang telah dirumuskan bersama seperti yang tercantum dalam Visi diatas telah menetapkan beberapa Misi yang saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Misi yang dimaksud adalah :

1. Konservasi Pengairan;

2. Pendayagunaan Pengairan dengan prioritas menyiapkan prasarana jaringan irigasi dan memenuhi kebutuhan air baku;

3. Pengendalian dan Penanggulangan Daya Rusak Air;

4. Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat, Dunia Usaha dan Pemerintah;

5. Peningkatan Ketersediaan dan Keterbukaan Data dan Informasi Pengairan;

Berdasarkan Visi dan Misi seperti tersebut diatas Dinas Pengairan menetapkan tujuan untuk tahun 2013. Tujuan pelaksanaan pembangunan bidang sumber daya air yang telah ditetapkan Dinas Pengairan dapat di lihat pada Tabel 3.1. di bawah ini.

(24)

Dinas Pengairan Aceh 24 Tabel 3.1

Keterkaitan Misi dan Tujuan

No. Misi Tujuan

1. Konservasi Pengairan Menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tamping dan fungsi sumber air

2. Pendayagunaan Pengairan dengan Prioritas menyiapkan Prasarana Jaringan Irigasi dan memenuhi Kebutuhan Air Baku

Terwujudnya ketersediaan infrastruktur pendukung pengelolaan SDA

3. Pengendalian dan Penanggulangan Daya Rusak Air

Terwujudnya kinerja infrastruktur pengendali daya rusak air 4. Pemberdayaan dan Peningkatan Peran

Masyarakat, Dunia Usaha dan Pemerintah

Terwujudnya partisipasi masyarakat dan pihak terkait dalam pengelolaan SDA 5. Peningkatan Ketersediaan dan

Keterbukaan Data dan Informasi Pengairan

Menjaga kelangsungan keberadaan data SDA dan sistem informasi SDA yang dapat diakses oleh para pengguna data Terwujudnya efisiensi dan efektivitas sistem informasi pelayanan

Sumber : Dinas Pengairan Aceh, 2014

3.2.2. Sasaran

Bidang Sumber Daya Air secara langsung mendukung pertumbuhan ekonomi melalui sektor pertanian, yaitu dengan menyediakan pasokan air untuk memenuhi kebutuhan irigasi sawah, perikanan darat dan tambak Pasokan air juga disediakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan perkotaan. Dinas Pengairan juga bertanggungjawab dalam pengendalian daya rusak air seperti banjir dan abrasi pantai yang mengancam areal-areal produktif seperti pertaian, tambak, industri, perkotaan dan permukiman yang akhirnya akan mengganggu aktifitas perekonomian.

Untuk mendukung salah satu misi utama Pemerintah Aceh yaitu mengembangkan sektor unggulan, dalam hal ini adalah mempertahankan dan meningkatkan surplus beras. Pada tahun 2014 telah ditetapkan beberapa sasaran beserta indikatornya yang ingin dicapai, dan masih akan melanjutkan sasaran tahun 2015, namun ada perbaikan dari segi bahasa uraian sasaran dan beberapa indikator kinerjanya untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan mudah diukur. Sasaran strategis tahun 2015 yaitu :

1. Meningkatnya keberlanjutan dan ketersedian air untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Indikator atau ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran ini

(25)

Dinas Pengairan Aceh 25 adalah: Jumlah Waduk/Embung yang dibangun dan Jumlah Waduk/Embung yang direhabilitasi.

2. Meningkatnya layanan jaringan irigasi. Indikator atau ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran ini adalah: Persentase peningkatan rasio jaringan irigasi, Cakupan layan jaringan irigasi dalam kondisi baik dan Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik.

3. Berkurangnya luas kawasan yang terkena dampak banjir. Indikator atau ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran ini adalah: Panjang pengaman tebing sungai yang dibangun.

4. Terwujudnya daerah pantai aman dari ancaman abrasi. Indikator atau ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran ini adalah: Panjang pengaman pantai yang dibangun.

Dari sumber daya yang tersedia, diperkirakan sasaran yang ingin dicapai menurut tahun adalah seperti tabel terlampir.

3.3. Program dan Kegiatan

3.3.1. Program

Program adalah kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat atau yang merupakan partisipasi aktif masyarakat guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Pada tahun 2015 Dinas Pengairan Aceh menetapkan beberapa program, yang terdiri dari 4 (empat) program rutin dan 3 (tiga) program wajib. Program rutin, yaitu:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 3. Program Penigkatan Disiplin Aparatur;

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;

Program Wajib sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,yaitu:

1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya;

(26)

Dinas Pengairan Aceh 26 2. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan

Sumber Air Lainnya;

3. Program Pengendalian Banjir.

3.3.2. Kegiatan

Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu sesuai Kebijaksanaan dan Program yang telah ditetapkan. Kegiatan dilakukan juga oleh masyarakat sebagai respons terhadap kebijaksanaan dan program yang dikembangkan Instansi Pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung sasaran yang telah ditetapkan terbagi 2 (dua), yaitu kegiatan berdasarkan Anggaran Belanja Rutin dan kegiatan berdasarkan Anggaran Pembangunan/ Urusan Wajib. Kegiatan berdasarkan Anggaran Belanja Rutin atau kegiatan rutin adalah kegiatan penunjang untuk mendukung tercapainya seluruh sasaran yang telah ditetapkan dalam pengelolaan sumber daya air atau kegiatan untuk peningkatan kapasitas internal organisasi. Dinas Pengairan pada tahun 2013 melalui dana APBA telah menetapkan 21 (dua puluh satu) kelompok kegiatan rutin dan 15 (lima belas) kegiatan pembangunan (Urusan Wajib). Untuk kegiatan dari dana APBN melalui DIPA TP-OP yang dilaksanakan Dinas Pengairan hanya ada 1 (satu) kegiatan melalui program Pengelolaan Sumber Daya Air yaitu kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya. Kegiatan yang dibiayai dengan dana APBN reguler dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera-I yang terdiri dari 3 (tiga) satuan kerja dan 15 (lima belas) kelompok kegiatan. Pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan dengan sistem kontrak dan swakelola. Paket pekerjaan yang dilaksanakan secara swakelola adalah untuk memberdayakan Kelompok Petani Pemakai Air dan masyarakat setempat.

Dinas Pengairan Aceh pada tahun 2015 telah menetapkan 15 (lima belas) Kelompok Kegiatan yang terdiri dari 4 (empat) Kegiatan Rutin dan 15 (lima belas) Kegiatan Pembangunan (Urusan Wajib). Kegiatan-kegiatan tersebut adalah:

(27)

Dinas Pengairan Aceh 27

1. Kegiatan Rutin

1.1. Pelayanan Administrasi Perkantoran;

1.2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 1.3. Peningkatan Disiplin Aparatur;

1.4. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

2. Kegiatan Pembangunan/Urusan Wajib

2.1. Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi; 2.2. Perencanaan Pembangunan Reservoir; 2.3. Perencanaan Normalisasi Saluran Sungai; 2.4. Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi;

2.5. Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi yang telah Dibangun; 2.6. Pemberdayaan Petani Pemakai Air;

2.7. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan; 2.8. Pembangunan Jaringan Irigasi;

2.9. Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Irigasi (WISMP);

2.10. Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Provinsi (WISMP) 2.11. Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai (WISMP) 2.12. Pembangunan Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya; 2.13. Pemeliharaan dan Rehabilitasi Bangunan Pengukuran Data Hidrologi; 2.14. Mengendalikan Banjir pada Daerah Tangkapan Air dan Badan-badan

Sungai;

2.15. Pembangunan Prasarana Pengamanan Pantai.

Evaluasi Kinerja SKPA Tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran 3.3

3.4. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Indikator kinerja adalah uraian ringkas yang menggambarkan tentang suatu kinerja yang akan diukur tingkat keberhasilan dan atau kegagalan dalam pelaksanaan suatu kegiatan atau program terhadap sasaran dan tujuannya. Sedangkan indikator kinerja utama sesuai dengan butir 11 (sebelas) ayat 1

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan instansi pemerintah, disebutkan bahwa Indikator Kinerja

(28)

Dinas Pengairan Aceh 28 Utama (Key Performance Indicator) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan

dan sasaran strategis organisasi. Dinas Pengairan telah menetapkan Indikator

Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU mengacu pada Renstra Dinas Pengairan Tahun 2012-2017.

Tabel 3.2

Indikator Kinerja Utama Dinas Pengairan

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

1. Meningkatnya layanan jaringan irigasi

1. Persentase peningkatan rasio jaringan irigasi 2. Cakupan layanan jaringan irigasi dalam

kondisi baik

3. Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik 2. Meningkatnya keberlanjutan

dan ketersediaan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan

1. Jumlah Waduk/Embung yang yang dibangun 2. Jumlah Waduk/Embung yang yang

direhabilitasi 3. Berkurangnya luas kawasan

yang terkena dampak banjir

1. Panjang pengaman tebing sungai yang dibangun

4. Terwujudnya daerah pantai aman dari ancaman abrasi

1. Panjang pengaman pantai yang dibangun 5. Meningkatnya kemampuan

dan pemahaman masyarakat dan pihak terkait dalam pengelolaan sumber daya air

1. Peningkatan partisipasi masyarakat dan pihak terkait dalam pengelolaan sumber daya air

6. Terbentuknya sistem

pengelolaan data dan sistem informasi sumber daya air yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan

1. Tersedianya data base pegelolaan sumber daya air

Sumber : Dinas Pengairan Aceh, 2014

Indikator kinerja utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator kinerja yang ada dalam Renstra Dinas Pengairan Tahun 2012-2017 yang memiliki fokus pada perspektif stakeholder, sedangkan yang fokusnya pada internal

bussines proses (peningkatan kapasitas internal organisasi) tidak dijadikan

sebagai Indikator Kinerja Utama. Sasaran strategis dan IKU Dinas Pengairan dapat dilihat pada Tabel 3.2.

(29)

Dinas Pengairan Aceh 29

2.1 Penetapan Kinerja Tahun 2015

Sebagai dasar kebutuhan penggunaan anggaran yang akan dialokasikan telah disusun Rencana Kinerja, yaitu penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik. Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya setelah anggaran ditetapkan.

Penetapan Kinerja Tahun 2015 terkait tupoksi Dinas Pengairan dalam buku Penetapan Kinerja Pemerintah Aceh Tahun 2014 yang tetapkan pada tanggal 7 Juni 2013 adalah mewujudkan sasaran startegis dalam RPJM 2012-2017. Penetapan kinerja sesuai buku Penetapan Kinerja Pemerintah Aceh Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Penetapan Kinerja Dinas Pengairan dalam Buku Pernyataan Penetapan Kinerja Pemerintah Aceh Tahun 2014

Sasaran Strategis

Meningkatnya pembangunan infrastruktur antara wilayah dan daerah yang seimbang dan proporsional sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi

daerah

Indikator Kinerja Target

Rasio jaringan irigasi 60.25 %

Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik 50 %

Sumber : Dinas Pengairan Aceh, 2014

Dinas Pengairan Aceh pada Maret 2014 telah menyampaikan Penetapan Kinerja Tahun 2014 yang memuat uraian program dan kegiatan pendukungnya juga dana yang disediakan serta telah ditandatangani oleh kepala dinas. Tabel 3.4 berikut adalah uraian penetapan kinerja seperti pada halaman lampiran tersebut. Pada dasarnya sasaran strategis Dinas Pengairan adalah penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan yang nantinya adalah mendukung misi pemerintah Aceh dalam melaksanakan pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi dan berkelanjutan yang salah satu sasarannya dalam RPJM

(30)

2017-Dinas Pengairan Aceh 30 2017 adalah meningkatnya pembangunan infrastruktur antara wilayah dan daerah yang seimbang dan proporsional sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi daerah.

Tabel 3.4

Penetapan Kinerja Dinas Pengairan Tahun 2014

Sasaran Strategis 1

Meningkatnya layanan jaringan irigasi

Indikator Kinerja Target

Persentase peningkatan rasio jaringan irigasi 3,69 %

Cakupan layanan jaringan irigasi dalam kondisi baik 43.627

675.736 Ha M’

Sasaran Strategis 2

Meningkatnya keberlanjutan dan ketersediaan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan

Indikator Kinerja Target

Jumlah Waduk/Embung yang yang dibangun 13 Lokasi

Sasaran Strategis 3

Berkurangnya luas kawasan yang terkena dampak banjir

Indikator Kinerja Target

Panjang pengaman tebing sungai yang dibangun 13.756 M’

Sasaran Strategis 4

Terwujudnya daerah pantai aman dari ancaman abrasi

Indikator Kinerja Target

Panjang pengaman pantai yang dibangun 6.723 M’

(31)

Dinas Pengairan Aceh 31

BAB IV

PENUTUP

Perubahan RPJM 2012-2017 Aceh dan Renstra Dinas Pengairan Aceh merupakan pedoman dalam penyusunan Renja tahun 2015, Berhasilnya pelaksanaan dari apa yang telah ditetapkan dalam Renja ini, sangat tergantung kepada Penganggaran Daerah dan Nasional yang dialokasikan kepada Program dan Kegiatan yang telah ditetapkan. Disamping itu semangat dan tekad, serta disiplin dari pelaksana yang diberi tugas dan wewenang untuk Pembangunan di bidang Sumber Daya Air.

Pembangunan dibidang Sumberdaya air lebih diarahkan dalam rangka ketahanan pangan yaitu dengan pembangunan waduk-waduk untuk menjamin ketersediaan air serta mempertahankan jaringan irigasi yang sudah terbangun guna mempertahankan suplai air kedaerah pertanian serta pengendalian banjir agar terjamin infrastruktur yang sudah ada.

Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Namun demikian, perlu ditelaah kembali berbagai kebijakan yang digunakan demi terlaksananya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.

Pembangunan Sumber Daya Air ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat secara adil dan merata melalui suatu demokrasi dalam pengelolaan. Hal ini perlu ditanamkan di dalam hati setiap pemangku kebijakan, khususnya kepada setiap pegawai di lingkungan Dinas Pengairan Aceh harus selalu mengarahkan setiap aktifitasnya.

(32)

SKPD Penanggung

Jawab Target Rp target Rp Target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

URUSAN WAJIB 743.401.600.723 616.208.000.000 ########## 573.686.000.000 ########## ########### 1 3 Pekerjaan Umum 743.401.600.723 616.208.000.000 ########## 573.686.000.000 ########## ###########

1 3 24

Program Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa & Jaringan Pengairan Lainnya

Terlaksananya Pembangunan & Pengelolaan Jaringan Irigasi 248.825.194.905 296.957.000.000 ########## 314.770.000.000 ########## ########### Pengairan

01 Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi

Tersedianya Laporan Desain

14 Lokasi 18 Lokasi 3.473.984.000 3 Lokasi 1.450.000.000 1 Lokasi 750.000.000 - - 22 Lokasi 5.673.984.000 03 Perencanaan Pembangunan Reservoir Tersedianya Laporan Desain 9 Lokasi 13 Lokasi 4.270.676.000 2 Lokasi 1.600.000.000 1 Lokasi 500.000.000 - - 16 lokasi 6.370.676.000 05 Perencanaan Normalisasi Saluran SungaiTersedianya Laporan Desain 4 Lokasi 19 Lokasi 4.380.353.220 20 Lokasi 3.400.000.000 6 Lokasi 750.000.000 5 Lokasi 600.000.000 4 Lokasi 500.000.000 54 Lokasi 9.630.353.220 10 Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jaringan

Irigasi

Jumlah Jaringan Pengairan

Yang Terpelihara 675.736 M 675.736 M 46.017.984.000 675.736 M 114.222.000.000 675.736 M 126.484.000.000 675.736 M 113.215.000.000 675.736 M 138.281.000.000 675.736 M 538.219.984.000 15 Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi yang

telah dibangun

Terwujudnya jaringan irigasi

yang berfungsi normal 43.627 Ha 44.041 Ha 120.281.183.483 13.681 Ha 37.365.000.000 10.964 Ha 29.945.000.000 10.961 Ha 29.935.000.000 10.400 Ha 28.405.000.000 90.047 Ha 245.931.183.483 16 Pemberdayaan Petani Pemakai Air Tercapainya pemahaman dalam

O & P Irigasi Partisipatif 170 Unit P3A 170 Unit P3A 3.383.146.300 170 Unit P3A 2.550.000.000 170 Unit P3A 2.550.000.000 170 Unit P3A 2.550.000.000 170 Unit P3A 2.550.000.000 170 Unit P3A 13.583.146.300 17 Monoitoring Evaluasi dan Pelaporan

Terlaksananya Kegiatan Monitoring Evaluasi dan Pelaporan

60 Orang 60 Orang 250.000.000 60 Orang 320.000.000 60 Orang 400.000.000 60 Orang 320.000.000 60 Orang 320.000.000 240 Orang 1.610.000.000

18 Pembangunan Jaringan Irigasi Terlaksananya pembangunan

Jaringan Irigasi 26.869 M 43.152 M 64.727.614.302 89.967 M 134.950.000.000 95.200 M 142.800.000.000 111.367 M 167.050.000.000 103.533 M 155.300.000.000 443.219 M 664.827.614.302

19 Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Irigasi (WISMP)

Tersedianya Kegiatan untuk Meningkatkan Kualitas Pengelolaan DPS dan Irigasi Partisipatif

3 Kab 3 Kab 942.671.100 4 Kab 500.000.000 4 Kab 500.000.000 4 Kab 500.000.000 4 Kab 500.000.000 19 Kab 2.942.671.100

20 Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Provinsi (WISMP)

Tersedianya Kegiatan untuk Meningkatkan Kualitas Pengelolaan DPS dan Irigasi Partisipatif

3 Kab 3 Kab 535.000.000 4 Kab 300.000.000 4 Kab 300.000.000 4 Kab 300.000.000 4 Kab 300.000.000 19 Kab 1.735.000.000

21 Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai (WISMP)

Tersedianya Kegiatan untuk Meningkatkan Kualitas Pengelolaan DPS dan Irigasi Partisipatif

3 Kab 3 Kab 562.582.500 4 Kab 300.000.000 4 Kab 300.000.000 4 Kab 300.000.000 4 Kab 300.000.000 19 Kab 1.762.582.500

1 3 26

Program Pengembangan, pengelolaan, dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air

Terlaksananya Pembangunan, Pengelolaan & Konservasi

55.035.866.607

89.311.000.000 70.611.000.000 62.916.000.000 54.631.000.000 332.504.866.607 Pengairan

01 Pembangunan Embung dan Bangunan penampung Air Lainnya

Terlaksananya pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya

17 Lokasi 28 Lokasi 53.443.602.607 13 Unit 86.931.000.000 11 Lokasi 69.331.000.000 10 Lokasi 61.996.000.000 9 Lokasi 52.631.000.000 71 Lokasi 324.332.602.607

08 Pemeliharaan dan Rehabilitasi Bangunan Pengukuran Data Hidrologi

Terbangunnya AWLR di wilayah

sungai provinsi 1 Unit 8 Unit 1.592.264.000 7 Unit 2.380.000.000 5 Unit 1.280.000.000 5 Unit 920.000.000 7 Unit 2.000.000.000 32 Unit 8.172.264.000

1 3 28 Program Pengendalian Banjir

Terlaksananya Pengendalian Banjir dan Pengaman Pantai

14.556

439.540.539.211 229.940.000.000 ########## 196.000.000.000 ########## ########### Pengairan

06 Mengendalikan banjir pada Daerah Tangkapan Air dan Badan-badan Sungai

Terlaksananya kegiatan

pengendaliaan banjir 78.688 M 44.415 M 148.415.794.660 3.569 M 86.840.000.000 2.319 M 48.400.000.000 2.034 M 67.500.000.000 1.748 M 58.900.000.000 54.085 M 410.055.794.660 09 Pembangunan Prasarana Pengaman

Pantai

Terlaksananya pembangunan

sarana pengaman pantai 7.869 M 11.479 M 291.124.744.551 8.340 M 143.100.000.000 8.473 M 132.600.000.000 8.167 M 128.500.000.000 8.000 M 125.000.000.000 44.459 M 820.324.744.551

JUMLAH 743.401.600.723 616.208.000.000 ########## 573.686.000.000 ########## ########### 2015 2016 2017 Kondisi Kinerja pada akhir periode

RPJMD Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan

Program Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program (outcome)

Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2012)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

(33)

SKPA : DINAS PENGAIRAN ACEH

8=7/6 11 = (10/4)

1 1 03 1 03 02

1 03 02 24 Terlaksananya pembangunan dan

pengelolaan jaringan irigasi

01 Perencanaan pembangunan jaringan irigasi Tersedianya Laporan Desain 20 Lokasi 14 Lokasi 18 Lokasi 18 Lokasi 100% 20 Lokasi 52 Lokasi 100

03 Perencanaan pembangunan reservoir Tersedianya Laporan Desain 19 Lokasi 9 Lokasi 13 Lokasi 13 Lokasi 100% 19 Lokasi 41 Lokasi 100

05 Perencanaan normalisasi saluran sungai Tersedianya Laporan Desain 14 Lokasi 4 Lokasi 19 Lokasi 19 Lokasi 100% 14 Lokasi 37 Lokasi 100

10 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi Jumlah jaringan irigasi yang terpelihara

675.736

M 675.736 M 675.736 M 675736 M 100% 675.736 M 2.027.208 M 100

15 Optimalisasi fungsi jaringan irigasi Terwujudnya jaringan irigasi yang berfungsi normal

13.681 Ha 43.267 Ha 44.041 Ha 44041 Ha 100% 13.681 Ha 100.989 Ha 100

16 Pemberdayaan petani pemakai air Tercapainya Pemahaman dalam O & P Irigasi Partisipatif

170 Unit P3A 170 Unit P3A 170 P3A 170 P3A 100% 170 Unit P3A 510 Unit P3A 100

17 Monitoring, evaluasi dan pelaporan Tersedianya laporan Monitoring dan Evaluasi

3 Lap 60 Orang 60 Orang 60 Orang 100% 3 Lap 123 Lap 100

18 Pembangunan jaringan irigasi Terlaksananya pembagunan jaringan irigasi

89.976 M 26.869 M 43.152 M 43.152 M 100% 89.976 M 159.997 M 100

19 Pengelolaan Sumberdaya Air untuk irigasi (WISMP)

Tersedianya kegiatan untuk meningkatakan kualitas pengelolaan DPS dan irigasi partisipatif

3 Kab 3 Kab 3 Kab 3 Kab 100% 3 Kab 9 Kab 100

20 Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Provinsi (WISMP)

Tersedianya kegiatan untuk meningkatakan kualitas pengelolaan DPS dan irigasi partisipatif

3 Kab 3 Kab 3 Kab 3 Kab 100% 3 Kab 9 Kab 100

21 Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai (WISMP)

Tersedianya kegiatan untuk meningkatakan kualitas pengelolaan DPS dan irigasi partisipatif

3 Kab 3 Kab 3 Kab 3 Kab 100% 3 Kab 9 Kab 100

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan Tahun Lalu Tahun 2013

Realisasi Renja SKPA Tahun 2013 Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan Keluaran Kegiatan s/d Tahun 2012 Tingkat Realisasi (%)

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

Dinas Pengairan

Tersebar

Prakiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPA s/d tahun berjalan

3 5

Target Renja SKPA Tahun 2013

PEKERJAAN UMUM

10 = (5+7+9) Realisasi Capaian Program dan Kegiatan

s/d tahun berjalan (2014) 1 9 URUSAN WAJIB 6 7 2 4 Target Capaian Kinerja Program (Renstra SKPA) Tahun 2014 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcomes)/Kegiatan (Output)

Target Program dan Kegiatan (Renja SKPA Tahun

2014) Tingkat Capaian Realisasi Target

(34)

8=7/6 11 = (10/4) SKPA Tahun 2013 s/d Tahun 2012 Realisasi (%) 3 5 Tahun 2013 10 = (5+7+9) s/d tahun berjalan (2014) 1 2 4 6 7 9 Realisasi Target Renstra (%) 1 03 02 26 Terlaksananya pembangunan,

pengelolaan dan konservasi SDA

01 Pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya

Terlaksananya kegiatan pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya

33 Lokasi 17 Lokasi 25 Lokasi 25 Lokasi 100% 25 Lokasi 67 Lokasi 100

08 Pemeliharaan dan rehabilitasi bangunan pengukur data hidrologi

Terlaksananya pemeliharaan dan rehabilitasi bangunan hidrologi

7 Unit 1 Unit 8 Unit 8 Unit 100% 7 Unit 16 Unit 100

1 03 02 28 Terlaksananya pengendalian banjir

dan pengaman pantai 06 - Mengendalikan banjir pada daerah

tangkapan air dan badan-badan sungai

Terlaksananya kegiatan pengendaliaan banjir

3.569 M 78688 M 44.415 M 44.415 M 100% 3.569 M 126.672 M 100

09 - Pembangunan prasarana pengaman pantai Terlaksananya sarana pengaman pantai

8.340 M 7869 M 11.479 M 11.479 M 100% 8.340 M 27.688 M 100

Tersebar Program Pengembangan, Pengelolaan dan

Konservasi Sungai,Danau dan Sumber Daya Air Lainnya

Program Pengendalian Banjir

(35)

1 4 13

1 Peningkatan fungsi jaringan irigasi 74.000Ha 43.627,00 Ha 44.041,00 Ha 13.681,00 Ha 10.964,00 Ha 43.627,00 Ha 44.041,00 Ha 13.681,00 Ha 10.964,00 Ha

2 Terpeliharaan jaringan irigasi 644.435M 675.736M 675.736M 675.736M 675.736M 675.736M 675.736M 675.736 M 675.736 M

3 Peningkatan penyediaan air yang cukup untuk berbagai kebutuhan

50

Unit 1 Unit 8 Unit 7 Unit 5 Unit 1 Unit 8 Unit 7 Unit 5 Unit

4 Peningkatan sarana dan prasarana pengendalian banjir

350.000

M 78.688M 74.208M 43.420M 24.200M 78.688M 74.208M 43.420M 24.200 M

5 Peningkatan sarana dan prasarana pengaman pantai

15.000

M 7.869M 11.479M 8.340M 8.473M 7.869M 11.479M 8.340,00 M 8.473,00 M

6 Peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengelola jaringan irigasi

170

P3A 170 P3A 170 P3A 170 P3A 170 P3A 170 P3A 170 P3A 170 P3A 170 P3A

7 Peningkatan ketersediaan data dan disain/perencanaan yang berkualitas

140

Lokasi 27 Lokasi 50 Lokasi 25 Lokasi 7 Lokasi 27 Lokasi 50 Lokasi 25 Lokasi 7 Lokasi

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPA SPM/Standar Nasional 6 Tahun 2015 12 Catatan Analisis

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2014

9 11 Realisasi Capaian Tahun 2012 Tahun 2013 10 Proyeksi No IKK

Target Renstra SKPA

Tahun 2012 Tahun 2015

5 7

Gambar

Gambar 2.1.  Bagan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Pengairan
Tabel 2.2. Kondisi Saluran Irigasi berdasarkan Kewenangan Tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

44 Dari tabel alasan responden datang ke Restoran Metduck Paragon Mall Semarang dapat dilihat keseluruhan responden sebanyak 30 responden, diketahui responden yang

Apabila Anda mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal di atas, perhatikanlah jawaban di bawah ini sebagai acuan.. 1) Semua reaksi dalam sistem biologis dikatalisis

Dalam mengukur komponen-komponen fanatisme terhadap klub sepak bola Eropa, digunakan skala yang disusun oleh peneliti yang dibuat berdasarkan beberapa aspek

Anak yang menderita obstruksi saluran pernafasan parsial (menggerakan Anak yang menderita obstruksi saluran pernafasan parsial (menggerakan sejumlah udara) tidak

Setelah memahami apa upaya yang dapat dilakukan baik oleh guru sendiri, oleh sekolah maupun oleh pemerintah agar para guru di Indonesia menjadi professional, dan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar matematika

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

Hasil clustering kedua untuk kelas Teknik Informatika-B dari output weka 3.6 menunjukkan sebanyak 12 (24%) nilai UTS termasuk dalam cluster nilai rendah, sebanyak 24