• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Alakasa Industrindo Tbk dan Anak Perusahaan 31 Desember 2004 dan 2003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Alakasa Industrindo Tbk dan Anak Perusahaan 31 Desember 2004 dan 2003"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Anak Perusahaan

(2)

Laporan Auditor Independen

Halaman Laporan Keuangan Konsolidasi

Neraca Konsolidasi 1

Laporan Laba Rugi Konsolidasi 4

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 5

Laporan Arus Kas Konsolidasi 6

(3)

Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham PT ALAKASA INDUSTRINDO Tbk

Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Alakasa Industrindo Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2004 serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan ekuitas konsolidasi, dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan konsolidasi adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan konsolidasi berdasarkan audit kami. Laporan keuangan konsolidasi PT Alakasa Industrindo Tbk dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 diaudit oleh Hendrawinata & Rekan yang laporannya tertanggal 9 Maret 2004 berisi pendapat wajar tanpa pengecualian, termasuk paragraf penjelasan sehubungan dengan kondisi ekonomi di Indonesia dan kelangsungan hidup Perusahaan.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan konsolidasi bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasi yang disebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Alakasa Industrindo Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2004, hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Catatan 28 atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak memburuknya kondisi ekonomi Indonesia terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan dan tindakan yang ditempuh dan rencana yang dibuat oleh manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk menghadapi kondisi tersebut. Laporan keuangan konsolidasi terlampir mencakup dampak memburuknya kondisi ekonomi tersebut, sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diperkirakan.

Johannes E. Runtuwene, BAP Register Negara No. D – 18.888 No. Ijin 01.1.0762

(4)

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan

A K T I V A

Catatan 2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas 2c,2k,3,29 5.312.188 5.973.475 Piutang usaha 2d,2k,4,29 54.953.099 41.588.863

Piutang lain-lain 2d,5 712.555 945.999

Persediaan 2e,6 8.178.211 7.106.036

Uang muka 48.492 146.680

Pajak dibayar dimuka 2l,7 2.093.596 1.260.471

Biaya dibayar dimuka 2f 116.586 111.536

Jumlah aktiva lancar 71.414.727 57.133.060

AKTIVA TIDAK LANCAR

Piutang hubungan istimewa 2k,8,29 5.422.006 4.940.504

Investasi jangka panjang 1c,2g 2.250 2.250

Aktiva pajak tangguhan, bersih 2l,23 3.516.578 1.841.652 Aktiva tetap, setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp 2.600.547 pada tahun 2004 dan Rp 1.878.243 pada tahun

2003 2h,9 3.419.863 3.670.097

Uang jaminan 58.905 58.905

Jumlah aktiva tidak lancar 12.419.602 10.513.408

(5)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Catatan 2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

KEWAJIBAN LANCAR

Hutang usaha kepada pihak ketiga 2k,10,29 49.682.552 37.172.947

Hutang lain-lain 2k,29 160.989 18.792

Hutang pajak 2l,11 138.876 199.286

Biaya yang masih harus dibayar 12,29 912.992 802.435

Hutang dividen 13 778.284 813.285

Uang jaminan pelanggan 14 813.048 756.185

Bagian hutang hubungan istimewa yang akan

jatuh tempo dalam waktu satu tahun 15 18.557 1.784.699 Jumlah kewajiban lancar 52.505.298 41.547.629

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Uang jaminan pelanggan 14 482.049 193.832

Hutang hubungan istimewa 2k,15,25,29 25.985.036 21.892.731 Penyisihan manfaat karyawan 2i,16 1.943.439 2.302.662 Jumlah kewajiban tidak lancar 28.410.524 24.389.225

(6)

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Catatan 2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

EKUITAS

Modal saham

Modal dasar 21.450.000 saham seri A (nilai nominal Rp 1.000 per saham) dan

358.550.000 saham seri B (nilai nominal Rp 650 per saham)

Modal ditempatkan dan disetor penuh 21.450.000 saham seri A dan 80.083.011

saham seri B 17 73.503.957 73.503.957

Agio saham 18 200.000 200.000

Selisih kurs penjabaran laporan keuangan 2k (51.645) (295.452)

Akumulasi defisit (70.733.805) (71.698.891)

Jumlah ekuitas 2.918.507 1.709.614

(7)

Catatan 2 0 0 4 2 0 0 3 Rp Rp PENGHASILAN Penjualan bersih 2j,19 600.895.068 337.002.654 Beban pokok penjualan 2j,20 (593.927.235) (329.854.291)

Laba kotor 6.967.833 7.148.363

BEBAN USAHA

Beban penjualan 2j,21 (209.104) (196.671) Beban umum dan administrasi 2j,22 (6.231.563) (6.175.664)

Jumlah beban usaha (6.440.667) (6.372.335)

Laba operasi 527.166 776.028

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan bunga 60.494 279.695

Beban bunga (566.505) (556.135)

Laba (rugi) kurs mata uang asing, bersih 2k (2.094.525) 1.192.807

Laba penjualan aktiva tetap 2h – 33.500

Lain-lain, bersih 1.363.530 153.025

Jumlah penghasilan (beban) lain-lain, bersih (1.237.006) 1.102.892

Laba (rugi) sebelum pajak (709.840) 1.878.920

Penghasilan (beban) pajak 2l,23

Pajak kini – –

Pajak tangguhan 1.674.926 898.285

Jumlah penghasilan pajak 1.674.926 898.285

Laba bersih periode berjalan 965.086 2.777.205

(8)

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan

Selisih kurs

penjabaran Akumulasi laporan Defisit keuangan

Catatan

Modal saham Agio saham Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 31 Desember 2002 73.503.957 200.000 (216.289 ) (74.476.096) (988.428 ) Selisih kurs penjabaran 2k – – (79.163 ) – (79.163 ) Laba bersih periode berjalan – – – 2.777.205 2.777.205 Saldo per 31 Desember 2003 73.503.957 200.000 (295.452 ) (71.698.891) 1.709.614 Selisih kurs penjabaran 2k – – 243.807 – 243.807 Laba bersih periode berjalan – – – 965.086 965.086 Saldo per 31 Desember 2004 73.503.957 200.000 (51.645 ) (70.733.805) 2.918.507

(9)

Catatan 2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 591.979.076 299.344.902 Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (590.059.200) (298.287.783) Penerimaan (pembayaran) lain-lain (1.720.695) (495.087) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 199.181 562.032.

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan dari pendapatan bunga 60.494 277.612

Penempatan deposito berjangka – (200.000)

Pencairan deposito berjangka – 200.000

Penerimaan dari penjualan aktiva tetap – 33.500 Pembelian aktiva tetap 9 (472.070) (240.800) Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Investasi (411.576) 70.312

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran hutang pada hubungan istimewa 15 (566.505) (2.415.943) Pembayaran hutang dividen (35.000) (34.199) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (601.505) (2.450.142)

PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (813.900) (1.817.798)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 3 5.973.475 7.807.280

Pengaruh perubahan kurs mata uang asing 152.613 (16.007)

(10)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum

PT Alakasa Industrindo Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 jo. Undang-Undang No. 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing berdasarkan akta No. 31 tanggal 21 Pebruari 1972 dari Soeleman Ardjasasmita, S.H, notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A.5/214/17 tanggal 19 Juni 1973 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 20 Nopember 1973, Tambahan No. 836. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir adalah Akta No. 21 tanggal 19 Desember 2002 dari Fathiah Helmi, S.H, notaris di Jakarta mengenai peningkatan modal Perusahaan, pengeluaran seri saham berbeda serta penyesuaian dengan peraturan Bapepam mengenai Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sehubungan konversi hutang Perusahaan menjadi saham. Akta tersebut telah memperoleh

persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-24798.HT.01.04.TH.2002 tanggal 24 Desember 2002.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan umum, perwakilan atau keagenan, pemborong (kontraktor), industri manufakturing dan fabrikasi, pengolahan barang-barang dari logam dan aluminium, percetakan dan pemukiman (real estate).

Saat ini kegiatan utama Perusahaan adalah melakukan investasi pada beberapa Perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan dan industri.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantornya berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung, Jalan Pulogadung No. 4, Jakarta.

Pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, jumlah karyawan tetap Perusahaan masing-masing adalah 10 orang dan 9 orang.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 30 Mei 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. SI-113/SHM/MK.10/1990, untuk menawarkan 1.500.000 saham di Bursa Efek di Indonesia kepada masyarakat. Pada tanggal 12 Juli 1990, saham tersebut telah tercatat di Bursa Efek di Indonesia.

(11)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (Lanjutan)

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 31 Desember 2004 saham Perusahaan yang telah ditempatkan dan disetor penuh berupa saham seri A sejumlah 21.450.000 saham dengan nominal Rp 1.000 dan saham seri B sejumlah 80.083.011 saham dengan nominal Rp 650, telah tercatat di Bursa Efek Jakarta.

c. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan

Perusahaan menguasai baik langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% hak suara di Anak Perusahaan :

Persentase

Anak Kegiatan Tahun Kepemilikan Jumlah Aktiva

Perusahaan Lokasi usaha Operasi 2004 2003 2004 2003

% % Rp Rp PT Alakasa Extrusindo (AE) Jakarta Industri aluminium 2001 99,99 99,99 25.638.715 22.548.654 Alakasa Company Limited (ACL)

Hong Kong Perdagangan bahan baku aluminium

2000 99,99 99,99 50.343.477 38.608.219

d. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris

Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan per 31 Desember 2004 dan 2003 adalah sebagai berikut :

Presiden Komisaris : Wijogo Atmodarminto

Wakil Presiden Komisaris : Jahja Soetoyo

Komisaris : Hadianto Martosubroto

Toga Mollis Pasaribu

Presiden Direktur : Hilton Barki

Wakil Presiden Direktur : Suryadi Hertanto

(12)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (Lanjutan) d. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris (Lanjutan)

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 11 Juni 2004 yang telah diaktekan oleh Notaris Robert Purba No. 19 tanggal 11 Juni 2004, bahwa Rapat Umum Pemegang Saham memutuskan menyetujui penetapan honorarium Komisaris Perseroan dikuasakan kepada pemegang saham terbesar, sedangkan untuk penetapan gaji dan tunjangan Direksi Perseroan untuk tahun buku 2004 dikuasakan kepada Komisaris Perseroan.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 23 Mei 2003 yang telah dituangkan dalam akta Notaris Fathiah Helmi No. 81 tanggal 23 Mei 2003 bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan memutuskan menyetujui penetapan honorarium Komisaris perseroan dikuasakan kepada pemegang saham terbesar, sedangkan untuk penetapan gaji dan tunjangan Direksi Perseroan untuk tahun buku 2003 dikuasakan kepada Komisaris Perseroan.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan ini telah disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntasi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bapepam bagi perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp).

(13)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali Anak Perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak Perusahaan untuk memindahkan dananya kepada Perusahaan.

Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi, atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.

Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas Anak Perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas Anak Perusahaan tersebut.

c. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari uang kas, uang yang ada di bank yang dengan cepat dapat dijadikan uang kas dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga (3) bulan atau kurang pada saat penempatan atau pembelian dan tidak digunakan sebagai jaminan.

d. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir periode.

e. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan persediaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.

Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.

(14)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

f. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.

g. Investasi

Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan saham kurang dari 20% dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi.

Perusahaan memiliki saham PT Determinan Indah (DI) sebesar 18,67% pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003 dan membukukan sebesar harga perolehan.

h. Aktiva Tetap

Aktiva tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan aktiva tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut :

Tahun

Biaya pengembangan tanah 30

Bangunan dan prasarana 30

Mesin dan peralatan 5 – 15

Kendaraan 5

Peralatan kantor 5 – 10

Tanah dinyatakan berdasarkan harga perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya, pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis dimasa yang akan datang seperti dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode berjalan.

(15)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

i. Manfaat Karyawan

Perusahaan dan Anak Perusahaan membukukan estimasi manfaat karyawan untuk semua karyawan lokal tetap.

Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada periode berjalan. Kewajiban yang timbul atas jasa masa lalu karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama sisa masa kerja karyawan.

j. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan (F.O.B Shipping Point). Beban diakui sesuai manfaatnya pada saat terjadinya (accrual basis).

k. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan Anak Perusahaan, kecuali ACL, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut sebagai berikut :

2 0 0 4 2 0 0 3 Valuta asing Rp Rp USD 1 9.290,00 8.465,00 JPY 1 90,42 79,17 SGD 1 5.685,45 4.976,50 TWNT 1 290.00 249,50 HKD 1 1.194,67 1.090,44 Dirham 2.470,73 2.263,90

Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

(16)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

k. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing (Lanjutan)

Pembukuan ACL diselenggarakan dalam Dolar Amerika Serikat. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, aktiva dan kewajiban ACL pada tanggal neraca dijabarkan masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”.

l. Pajak Penghasilan

Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak (deferred income tax) untuk mencerminkan pengaruh pajak atas perbedaan waktu antara laporan keuangan untuk tujuan komersial dan pajak, yang terutama menyangkut penyusutan, manfaat pensiun, penyisihan piutang ragu-ragu dan amortisasi biaya yang ditangguhkan. Perlakuan tersebut sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

m. Laba Per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berja lan dengan jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham adalah sebanyak 101.533.011 saham untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003.

n. Informasi Segmen

Pada tahun 2000, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan revisi PSAK No. 5 tentang “Pelaporan Segmen”. Berdasarkan PSAK ini, sejak 1 Januari 2002 Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan pelaporan segmen sebagai berikut :

• Segmen usaha (primer), dimana kegiatan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan dibagi menjadi industri aluminium dan perdagangan bahan baku aluminium.

(17)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) o. Penurunan Nilai Aktiva

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aktiva apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aktiva lebih rendah dari nilai tercatatnya. Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai atau pemulihan penurunan nilai. Setiap rugi penurunan nilai atau pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

3. KAS DAN SETARA KAS

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Kas :

Rupiah 10.000 10.000

Dolar Amerika Serikat 170.660 163.724

Mata uang lainnya 21.205 18.568

201.865 192.292

Bank :

PT Bank Mandiri Tbk

Rupiah 678.086 471.495

Dolar Amerika Serikat 1.043.036 1.162.721

Dolar Singapura 27.569 22.362

PT Bank Negara Indonesia Tbk

Dolar Amerika Serikat 526.616 1.347.343

ING Bank N.V., Singapura

Dolar Amerika Serikat 889.458 80.762

3.164.765 3.084.683

Deposito on call : PT Bank Mandiri Tbk

Rupiah – 850.000

Dolar Amerika Serikat – 846.500

– 1.696.500

(18)

3. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) 2 0 0 4 2 0 0 3 Rp Rp Pindahan 3.366.630 4.973.475 Deposito berjangka : PT Bank Mandiri Tbk Rupiah 1.010.000 1.000.000

ING Asia Private Bank, Singapura

Dolar Amerika Serikat 935.558 –

1.945.558 1.000.000

Jumlah 5.312.188 5.973.475

Tingkat bunga deposito per tahun :

Rupiah 4,75% - 6,25% 4,50% – 12,50%

Dolar Amerika Serikat 1,10% - 2,05% –

4. PIUTANG USAHA

a. Jumlah piutang usaha berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut :

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Pihak ketiga :

Pelanggan dalam negeri

PT Indonesia Asahan Aluminium 46.957.073 36.126.035

Lainnya 7.776.103 5.026.293

Pelanggan luar negeri 219.923 436.535

(19)

4. PIUTANG USAHA (Lanjutan)

b. Rincian umur piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Belum jatuh tempo 49.365.065 37.755.486

1 – 30 hari 2.162.737 2.133.028

31- 60 hari 1.106.654 675.625

61- 90 hari 1.522.479 340.224

Lebih dari 90 hari 796.164 684.500

Jumlah 54.953.099 41.588.863

c. Jumlah piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Rupiah 6.595.041 5.026.293

Dolar Amerika Serikat 48.351.135 36.372.920

Dolar Singapura 6.923 189.650

Jumlah 54.953.099 41.588.863

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat resiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha, dan seluruh piutang usaha dapat ditagih.

5. PIUTANG LAIN–LAIN 2 0 0 4 2 0 0 3 Rp Rp PT Determinan Indah 710.499 941.440 Lain-lain 2.056 4.559 Jumlah 712.555 945.999

Manajemen berpendapat bahwa tidak perlu dibuat penyisihan piutang ragu-ragu karena berkeyakinan piutang dapat seluruhnya tertagih.

(20)

6. PERSEDIAAN

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Barang jadi 384.460 699.149

Barang dalam proses 602.760 387.115

Bahan baku 2.647.213 3.559.200

Bahan pembantu 2.257.401 2.097.043

Persediaan dalam perjalanan 2.286.377 363.529

Jumlah 8.178.211 7.106.036

Pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, persediaan telah diasuransikan terhadap resiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing – masing sebesar US$ 275.000 dan US$ 275.100. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas resiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya yang mungkin dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Manajemen berpendapat bahwa tidak perlu dibuat penyisihan persediaan usang karena berkeyakinan tidak ada persediaan yang usang atau turun nilainya.

7. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Pajak penghasilan pasal 21 22.468 –

Pajak penghasilan pasal 22 – 7.347

Pajak penghasilan pasal 23 141 –

Pajak penghasilan pasal 26 646.284 –

Pajak penghasilan pasal 28 A 1.268.038 1.140.288

Pajak Pertambahan Nilai 156.665 112.836

Jumlah 2.093.596 1.260.471

8. PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA

Persentase Terhadap

Jumlah Total Aktiva

2 0 0 4 2 0 0 3 2004 2 0 0 3

Rp Rp % %

(21)

8. PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA

Piutang pada RVL per 31 Desember 2004 dan 2003 masing-masing sebesar US$ 583.639 merupakan piutang Perusahaan pada PT Determinan Indah (DI) yang kemudian diambil alih oleh RVL sesuai perjanjian tanggal 2 Januari 2001 antara Perusahaan, RVL dan DI. Piutang ini memperoleh bunga 5,50% per tahun diatas SIBOR dan wajib dilunasi oleh RVL paling lambat tanggal 31 Desember 2001. Jika pelunasan ini tidak dilaksanakan pada waktunya atau terjadi pelanggaran atas perjanjian yang bersifat material yang tidak bisa diselesaikan dalam waktu lima hari, maka perjanjian ini batal. Namun sesuai dengan Perubahan Perjanjian (Amandement Agreement) pada tanggal 6 Desember 2001, Perusahaan dan RVL telah menyepakati perubahan jadwal pembayaran tersebut dimana RVL akan membayar kepada Perusahaan setelah DI membayar hutangnya kepada RVL dan disepakati pula sejak Januari 2002 atas piutang ini tidak memperoleh bunga lagi.

Manajemen berpendapat bahwa tidak perlu dibuat penyisihan piutang ragu-ragu karena berkeyakinan piutang dapat seluruhnya tertagih.

9. AKTIVA TETAP

Pemilikan langsung :

Perubahan selama periode berjalan

2004 Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp

Nilai tercatat :

Tanah 9.995 – – 9.995

Bangunan dan prasarana 1.793.827 – – 1.793.827 Mesin dan peralatan 2.597.099 230.175 – 2.827.274 Kendaraan 1.019.466 232.000 – 1.251.466 Peralatan kantor 127.953 9.895 – 137.848

Jumlah nilai tercatat 5.548.340 472.070 – 6.020.410 Akumulasi penyusutan :

Bangunan dan prasarana 366.390 98.122 – 464.512 Mesin dan peralatan 1.105.461 383.528 – 1.488.989

Kendaraan 350.085 222.703 – 572.788

Peralatan kantor 56.307 17.951 – 74.258

Jumlah akumulasi penyusutan 1.878.243 722.304 – 2.600.547

(22)

9. AKTIVA TETAP (Lanjutan)

Perubahan selama periode berjalan

2003 Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp

Nilai tercatat :

Tanah 9.995 – – 9.995

Bangunan dan prasarana 1.793.827 – – 1.793.827 Mesin dan peralatan 2.378.321 218.778 – 2.597.099 Kendaraan 1.011.956 9.250 1.740 1.019.466 Peralatan kantor 115.181 12.772 – 127.953

Jumlah nilai tercatat 5.309.280 240.800 1.740 5.548.340 Akumulasi penyusutan :

Bangunan dan prasarana 268.209 98.181 – 366.390 Mesin dan peralatan 710.494 394.967 – 1.105.461 Kendaraan 156.091 195.734 1.740 350.085 Peralatan kantor 40.050 16.257 – 56.307

Jumlah akumulasi penyusutan 1.174.844 705.139 1.740 1.878.243

Nilai buku 4.134.436 3.670.097

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Beban penyusutan aktiva tetap dialokasikan pada :

Beban pabrikasi 472.928 464.768

Beban usaha 249.376 240.371

Jumlah 722.304 705.139

Anak Perusahaan (AE) memiliki sebidang tanah seluas 20.430 M² yang terletak di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Tanah tersebut memiliki hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 30 tahun yang akan jatuh tempo tahun 2007. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan HGB atau proses balik nama karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung bukti pemilikan yang memadai.

Aktiva tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada beberapa perusahaan asuransi terhadap resiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 6.473.826 dan Rp 1.244.375 untuk tahun 2004 dan US$ 9.210.480 dan Rp 1.237.750 untuk tahun 2003. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas resiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya yang mungkin dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan.

(23)

10. HUTANG USAHA

Akun ini terutama merupakan kewajiban yang timbul atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu dengan rincian sebagai berikut :

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Pemasok dalam negeri 430.731 335.549

Pemasok luar negeri :

Carum International Resources Limited 46.896.482 36.365.282

Dubai Aluminium Company Limited, Dubai 2.355.339 472.116

Jumlah 49.682.552 37.172.947

Jumlah hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Rupiah 304.157 224.540

Dolar Amerika Serikat (US$ 5.313.784,84 pada tahun 2004 dan US$ 4.363.220,53

pada tahun 2003) 49.365.061 36.934.662

Dolar Singapura (Sin $ 2.345,32 pada tahun 2004

dan Sin$ 2.762,12 pada tahun 2003) 13.334 13.745

Jumlah 49.682.552 37.172.947

Rincian umur hutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Belum jatuh tempo 46.896.483 36.365.282

1 s/d 30 hari 2.654.674 474.632

31 s/d 60 hari 73.523 196.593

61 s/d 90 hari 12.805 32.994

> 90 hari 45.067 103.446

(24)

11. HUTANG PAJAK

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Pajak penghasilan pasal 21 48.239 44.621

Pajak penghasilan pasal 23 3.599 11.215

Pajak penghasilan pasal 25 − 4.508

Pajak penghasilan pasal 26 28.798 27.504

Pajak Pertambahan Nilai − 111.438

Pajak Penghasilan pasal 29 58.240 −

Jumlah 138.876 199.286

Pada tanggal 9 September 2002, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00165/406/00/054/02 atas pajak penghasilan badan tahun 2000 sebesar Rp 353.022. Perusahaan juga telah menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk tahun 2000 dengan rincian sebagai berikut (termasuk bunga dan denda) :

No. Surat Ketetapan Pajak Jenis Pajak Jumlah

Rp

1. 00130/203/00/054/02 Pajak Penghasilan Pasal 23 12.310

2. 0025/540/00/054/02 Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) Final Nihil

3. 0094/201/00/054/02 Pajak Penghasilan Pasal 21 476

4. 00059/204/00/054/02 Pajak Penghasilan Pasal 26 604.068

Atas SKP tersebut telah dilakukan pemindahbukuan dari SKPLB ke SKPKB dengan perincian sebagai berikut :

No. Bukti pemindah bukuan No Pbk Jumlah

1. PPh pasal 21 012/VIII/WPJ.07/KP.0809/2002 476

2. PPh pasal 23 013/VIII/WPJ.07/KP.0809/2002 12.310

3. PPh pasal 26 015/VIII/WPJ.07/KP.0809/2002 340.215

Atas SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 26 No. 00059/204/00/054/02, Perusahaan sudah mengajukan permohonan banding. Dan setelah menjalani proses sidang pada tanggal 20 Pebruari 2003, telah diputuskan dan diucapkan di Pengadilan Pajak pada tanggal 6 Juni 2003 bahwa pengajuan permohonan banding ditolak. Salinan resmi atas Keputusan Pengadilan Pajak no. Put.01118/PP/M.VII/13/2003 diterima oleh Perusahaan pada tanggal 6 Juli 2003.

(25)

11. HUTANG PAJAK (Lanjutan)

Pada tanggal 17 Juli 2003 Perusahaan telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak dengan no. Surat : MEA L4509 atas penolakan permohonan banding SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 26 No. 00059/204/00/054/02. Karena sesuai dengan Keputusan Dirjen Pajak No. 214/PJ.42/2003 yang telah diterima Perusahaan pada tanggal 17 April 2003 bahwa diputuskan Perusahaan dibebaskan atas PPh pasal 26. Keputusan tersebut juga telah dipertegas kembali oleh Dirjen Pajak Direktorat PPh dengan no. Suratnya : 351/PJ.42/2003 dan S-355/PJ.42/2003 tanggal 7 Juli 2003 mengenai pemberian keringanan Pajak Penghasilan atas restrukturisasi hutang melalui Mediasi Prakarsa Jakarta untuk tahun pajak 2000 sampai dengan tahun pajak 2002.

Pada tanggal 21 Juli 2003 Perusahaan mengajukan Peninjauan Kembali dengan no. Surat MEA:L1670 ke KPP Perusahaan Masuk Bursa atas SKPKB PPh pasal 26 No. 00059/204/00/054/02. Pengajuan ini disampaikan karena Perusahaan sudah mendapat fasilitas pembebasan atas PPh pasal 26. Hasil atas pengajuan Peninjauan Kembali telah dijawab oleh Dirjen Pajak pada tanggal 5 Agustus 2003 dimana telah diputuskan bahwa sesuai ketentuan Pasal 77 ayat (1) UU Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Keputusan Pengadilan Pajak no Put. 01118/PP/M.VII/13/2003 merupakan keputusan terakhir dan mempunyai ketentuan hukum tetap sehingga tidak dapat diproses lebih lanjut. Pada tanggal 4 Desember 2003 dengan surat no. MEA:L4563, berdasarkan pasal 17 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Perusahaan kembali mengajukan permohonan pengembalian pajak ke KPP Perusahaan Masuk Bursa atas PPh 26 yang sudah dipindah-bukukan berdasarkan SKPKB 00059/204/00/054/02 tersebut diatas. Permohonan ini diajukan berdasarkan KEP-214/PJ/42/2003 tentang keringanan PPh kepada Perusahaan berupa pembebasan pajak penghasilan PPh 26.

Pada tanggal 5 Januari 2004, dengan mempertimbangkan penyelesaian pengembalian pajak PPh 26 berdasarkan pasal 17 yang diproses oleh Kantor Pelayanan Pajak Masuk Bursa, maka Perusahaan mencabut permohonan peninjauan kembali (PK) di Makamah Agung yang telah diajukan pada tanggal 17 Juli 2003.

Pada tanggal 22 Desember 2004 Perusahaan mendapat tanggapan positif dari KPP Perusahaan Masuk Bursa dengan terbitnya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar pajak penghasilan pasal 26 untuk masa pajak 2000 dengan nomor 00002/404/00/054/04 sebesar Rp.604.067. Pada tanggal 7 Maret 2005 Perusahaan mendapat restitusi SKPLB PPh pasal 26 untuk masa pajak 2000 sebesar Rp. 545.777 setelah dikurangi dengan hutang PPh badan tahun pajak 2002 sebesar Rp. 58.240.

(26)

11. HUTANG PAJAK (Lanjutan)

Pada tanggal 5 Mei 2003 Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak (SKP) baik lebih bayar, kurang bayar maupun nihil untuk masa pajak tahun 2001 dengan rincian sebagai berikut :

No. Jenis SKP No. SKP Jenis Pajak Jumlah

Rp

1. SKP Kurang Bayar 00029/204/01/054/03 PPh pasal 26 799.509

2. SKPLebih Bayar 00084/406/01/054/03 PPh badan 465.055

3. SKP Nihil 00038/540/01/054/03 PPh pasal 4 (2) final Nihil

4. SKP Nihil 00013/503/01/054/03 PPh pasal 23 Nihil

5. SKP Nihil 00042/501/01/054/03 PPh pasal 21 Nihil

Untuk SKPKB No. 00029/204//01/054/03 Perusahaan mengajukan keberatan pada tanggal 14 Mei 2003 dengan no. Surat MEA:mdg:L4434, karena berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-214/PJ.42/2003 tanggal 17 April 2003 telah memutuskan tentang pemberian pembebasan pajak penghasilan atas PPh pasal 26. Pemberian pembebasan tersebut adalah sehubungan dengan adanya restrukturisasi hutang Perusahaan pada tanggal 18 Desember 2002 melalui Mediasi Prakarsa Jakarta atas nama Perusahaan.

Pada tanggal 23 Mei 2003 Direktorat Jenderal Pajak KPP Perusahaan Masuk Bursa telah mengeluarkan Bukti Pemindahbukuan atas SKPLB No. 00084/406/01/054//03 PPh badan tahun 2001 sebesar Rp 465.055 dengan perincian sebagai berikut :

No. No. Pbk No. SKPKB Jenis Pajak Jumlah

Rp

1. 071/V/WPJ.07/KP.0809/2003 00059/204/00/054/02 PPh pasal 26 263.852

2. 072/V/WPJ.07/KP.0809/2003 00029/204/01/054/03 PPh pasal 26 201.203

Perusahaan juga telah menerima Surat Teguran No. 000615/WPJ.07/KP.0808/2003 tertanggal 28 Juli 2003 atas bunga PPh pasal 26 tahun pajak 2000 berdasarkan Surat Tagihan Pajak No. 00264/109/00/054/03 tanggal 19 Mei 2003 sebesar Rp 21.108. Atas surat teguran tersebut, pada tanggal 13 Agustus 2003 Perusahaan sudah mengajukan penundaan surat teguran tunggakan bunga pasal 26 tahun 2000.

KPP Perusahaan Masuk Bursa juga telah mengeluarkan Surat Teguran No. 0000494/WPJ.07/KP.0808/2003 tertanggal 24 Juni 2003 atas sisa SKPKB No. 00029/204/01/054/03 PPh pasal 26 tahun pajak 2001 sebesar Rp 598.306. Atas surat Teguran tersebut pada tanggal 30 Juli 2003, Perusahaan sudah mengajukan penundaan surat Teguran Tunggakan Bunga PPh pasal 26 tahun 2001.

(27)

11. HUTANG PAJAK (Lanjutan)

Pada tanggal 20 Juni 2003 Anak Perusahaan (AE) menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk tahun 2001 dengan rincian sebagai berikut (termasuk bunga dan denda) :

No. Surat Ketetapan Pajak Jenis Pajak Jumlah

Rp

1. 00003/203/01/004/02 PPh Pasal 23 390

2. 00003/201/01/004/02 PPh Pasal 21 4.390

Atas SKP Pajak Penghasilan Pasal 23 telah dibayar pada tanggal 20 Agustus 2002. Sedangkan atas SKP Pajak Penghasilan Pasal 21 Anak Perusahaan (AE) sudah mengajukan surat keberatan dengan no. Surat: DK:wi:L168 pada tanggal 4 Juli 2002. Atas surat keberatan tersebut Ditjen Pajak pada tanggal 24 September 2002 memutuskan hutang Pajak Penghasilan Pasal 21 menjadi Rp 8 dan telah dibayar pada tanggal 28 Pebruari 2003.

Surat keberatan atas SKPKB N0. 00029/204/01/054/03 yang diajukan oleh Perusahaan tanggal 14 Mei 2003 dengan nomor surat MEA : mdg : L4434, mendapat tanggapan positif dari Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa (KPPPMB). Hal ini dilihat dari keputusan Dirjen Pajak No. Kep-101/WPJ.07/KP.0809/2004 tanggal 10 Mei 2004 tentang keberatan wajib pajak atas SKPKB yang memutuskan bahwa Dirjen Pajak menerima seluruhnya permohonan wajib pajak dan menghitung kembali SKPKB.

Pada tanggal 4 Juni 2004 Perusahaan menerima Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) sebesar Rp. 39.184 atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan pasal 26 tahun 2001 dan sisanya masih dalam proses.

Pada tanggal 14 Juni 2004, Perusahaan menerima beberapa surat ketetapan pajak untuk masa pajak tahun 2002 dengan perincian sebagai berikut :

No. Surat Ketetapan Pajak Jenis Pajak Jumlah

Rp

1. 00051/501/02/054/04 PPh Pasal 21 Nihil

2. 00020/206/02/054/04 PPh Badan 458.449

3. 00070/207/02/054/04 PPN 12.435

(28)

11. HUTANG PAJAK (Lanjutan)

Pada tanggal 28 Juli 2004 KPP Perusahaan Masuk Bursa mengeluarkan keputusan dengan No. Kep-220/WPS-07/KP.0809/2004 dan Kep. 221/WPS.07/KP.0809/2004 untuk pembatalan STP No. 00012/109/01/054/04 dan STP 00013/109/01/054/04 masing-masing sebesar Rp.83.763 dan Rp.35.898 atas SKPKB No. 00029/204/01/054/03 PPh pasal 26 tahun pajak 2001. Berdasarkan pembatalan tersebut Perusahaan mengajukan restitusi dengan No. Surat 4666/AI/MEA-NK/VIII/04. Oleh KPP Perusahaan Masuk Bursa pembatalan tersebut dikompensasikan ke sisa hutang PPh Badan tahun pajak 2002 sebesar Rp. 177.901, sehingga sisa hutangnya menjadi sebesar Rp. 58.240.

Anak perusahaan (AE) pada tanggal 29 Maret 2004 telah menerima surat ketetapan pajak untuk masa pajak tahun 2002 dengan perincian sebagai berikut:

No. Surat Ketetapan Pajak Jenis Pajak Jumlah

Rp

1. 00034/501/02/004/04 PPh pasal 21 Nihil

2. 00069/203/02/004/04 PPh pasal 23 902

3. 00040/406/02/004/04 PPh Badan 231.084

4. 00103/207/02/004/04 PPN 6.372

Selain menerima SKP, AE pada tanggal yang sama menerima Surat Tagihan Pajak atas PPN dengan STP No. 01161/107/01/004/04 sejumlah Rp. 662, untuk SKPLB 00040/406/02/004/04 sejumlah Rp. 231.084 oleh Dirjen Pajak KPP Cakung dipindah bukukan dengan perincian sebagai berikut:

No. No. Pbk Jenis Surat Jenis Pajak Jumlah

Rp

1. 33/IV/WPJ.20/KP 0409/2004 SKPKB 00069/203/02/004/04 PPh pasal 23 902

2. 35/IV/WPJ.20/KP 0409/2004 SKPKB 00069/203/02/004/04 PPN 6.372

3. 34/IV/WPJ.20/KP 0409/2004 STP 01161/107/02/004/04 PPN 662

AE melalui suratnya No. DK-wi : L584 mengajukan permohonan pemgembalian kelebihan

pembayaran pajak. Selanjutnya berdasarkan keputusan Dirjen Pajak No.

Kep.-072/WPJ.20/KP.0409/2004 tentang pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan tanggal 15 April 2004 sisa dari SKPLB 00040/406/02/004/04 PPh Badan direstitusikan. Pada tanggal yang sama AE juga menerima Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) No. 0263688 sejumlah Rp. 223.148. Pada tanggal 26 April 2004 AE menerima restitusinya.

(29)

12. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Umum dan administrasi lainnya 298.699 183.676

Listrik, air dan gas 267.656 252.736

Astek − 1.323

Komisi 4.169 –

Lain-lain 342.468 364.700

Jumlah 912.992 802.435

13. HUTANG DIVIDEN

Salah satu dari hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perusahaan tanggal 23 Mei 2003 adalah menyetujui pembagian dividen tunai tahun buku 2002 sebesar Rp 7 (tujuh Rupiah) per saham yang akan dibayarkan atas 101.533.011 saham atau seluruhnya Rp 710.731. Berdasarkan surat no. HB:nd:L1657 dan surat no. HB:nd:L1658 tanggal 26 Mei 2003. Perusahaan telah menyampaikan hasil keputusan RUPST tersebut kepada PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), namun dengan surat BEJ No. S-0845/BEJ.PSR/05-2003 dan No. S-0961/BEJ.PSR/06-2003 masing-masing tertanggal 29 Mei 2003 dan 6 Juni 2003, khusus mengenai rencana Perusahaan membagi dividen tunai tahun buku 2002, BEJ meminta Perusahaan untuk mempertimbangkan kembali rencana pembagian dividen tersebut dengan alasan saldo laba negatif dan ekuitas negatif dan juga BEJ masih akan membahas dengan Bapepam dapat tidaknya suatu perusahaan melakukan pembayaran dividen dalam kondisi dimana perusahaan masih membukukan defisiensi modal (ekuitas negatif). Atas dasar hal itu BEJ menunda pengumuman pembagian dividen Perusahaan. Penundaan ini juga telah diumumkan oleh BEJ sesuai dengan pengumuman no.PENG-670/BEJ.PSR/06-2003 dan No. PENG-724/BEJ-PSR/06-2003 masing-masing tertanggal 9 Juni PENG-724/BEJ-PSR/06-2003 dan 18 Juni PENG-724/BEJ-PSR/06-2003.

Sesuai dengan surat No. HB:nd:L1665 tanggal 12 Juni 2003, Perusahaan telah menjelaskan kepada BEJ untuk mempertimbangkan kembali keputusannya tersebut karena Perusahaan tidak melihat adanya aturan-aturan hukum yang berlaku yang tidak dipatuhi sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk membagikan dividen.

BEJ melalui suratnya no. S-1301/BEJ.PSR/08-2003 tertanggal 19 Agustus 2003, tidak dapat menyetujui pengumuman pelaksanaan jadwal pembagian dividen Perusahaan di Bursa. Hal ini dikarenakan Perusahaan tidak memenuhi kondisi sebagaimana dimaksud dalam SE PT BEJ No. SE-007/BEJ/08-2003 tanggal 11 Agustus 2003 yang salah satunya adalah tidak memiliki saldo laba positif. Bapepam melalui suratnya no. S-2057/PM/2003 telah mengeluarkan pernyataan bahwa Perusahaan yang memiliki saldo laba negatif dapat membagikan dividen yang salah satu persyaratannya adalah memiliki total ekuitas positif yang pada saat itu Perusahaan belum dapat memenuhi kriteria tersebut.

(30)

13. HUTANG DIVIDEN (Lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2004 dan 31 Desember 2003 masing-masing jumlah hutang dividen adalah sebesar Rp 778.284 dan Rp 813.285.

14. UANG JAMINAN PELANGGAN

Akun ini merupakan uang jaminan pelanggan atas biaya pembuatan cetakan yang dipesan secara khusus. Uang jaminan ini dapat ditagih kembali dalam hal pelanggan yang bersangkutan mencapai volume pembelian tertentu dalam jangka waktu 2 tahun.

Uang jaminan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun disajikan dalam bagian kewajiban lancar, sedangkan yang jatuh tempo lebih dari satu tahun disajikan dalam bagian kewajiban tidak lancar.

15. HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA

Persentase Terhadap

Jumlah Total Kewajiban

2 0 0 4 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp % %

PT. Gesit Alumas

US$ 1.997,53 pada 2004 18.557 – 0.02 –

Ryburn Investment Limited (RIL) Bagian jatuh tempo dalam satu tahun

US$ 210.832,78 pada 2003 – 1.784.699 – 2.71

Bagian jangka panjang

US$ 2.797.097,54 dan US$ 2.586.264,76

pada 2004 dan 2003 25.985.036 21.892.731 32.11 33.20

Jumlah 26.003.593 23.677.430 32.13 35.91

Hutang kepada RIL akan jatuh tempo sampai dengan 31 Desember 2011 dengan bunga 2% per tahun, dengan ketentuan pembayaran pokok dan bunga dilakukan setiap bulan Juni dan Desember dimulai pada bulan Juni 2003. Selanjutnya sesuai dengan perubahan perjanjian (Amendment Agreement) tanggal 20 April 2004, Perusahaan dan RIL telah menyepakati bahwa pembayaran hutang pokok akan dibayarkan dengan jumlah yang akan ditentukan oleh RIL setelah pihak RIL mengevaluasi laporan keuangan dan arus kas Perusahaan pada setiap akhir tahun buku.

Hutang kepada RIL dijamin dengan saham PT Alakasa Extrusindo (AE) yang dimiliki Perusahaan dan corporate guarantee yang dikeluarkan oleh AE.

(31)

16. MANFAAT KARYAWAN

Perusahaan dan Anak Perusahaan menghitung dan membukukan estimasi manfaat karyawan untuk seluruh karyawannya sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150/Men/2000 dan telah direvisi dengan UU No. 13 tahun 2003 tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian di perusahaan. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan sehubungan dengan estimasi kewajiban tersebut. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah 170 dan 180 karyawan masing-masing pada tahun 2004 dan 2003.

Dalam tahun 2004 Perusahaan telah melakukan koreksi terhadap cadangan manfaat karyawan sehubungan dengan adanya karyawan yang tidak mendapatkan kompensasi manfaat karyawan. Asumsi utama yang digunakan untuk menghitung estimasi biaya dan kewajiban tersebut adalah sebagai berikut :

Umur pensiun normal : 55 tahun

Kenaikan gaji : 10% per tahun

Tingkat bunga teknis : 6% per tahun

Beban manfaat karyawan untuk tahun 2004 dan 2003 sebagai berikut :

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Beban jasa kini 103.349 161.807

Amortisasi biaya jasa lalu 316.740 437.531

Beban bunga 45.817 163.908

Jumlah 465.906 763.246

Kewajiban jasa masa lalu diamortisasi sesuai dengan sisa masa kerja masing-masing karyawan antara 1 tahun sampai dengan 36 tahun.

Rekonsiliasi penyisihan jasa kesejahteraan karyawan sebagai berikut :

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Saldo awal tahun 2.302.662 1.936.466

Beban manfaat karyawan tahun berjalan 465.906 763.246

Pembayaran manfaat karyawan tahun

berjalan (262.194) (397.050)

Koreksi manfaat karyawan (562.935) –

(32)

17. MODAL SAHAM

Rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003 sesuai dengan daftar pemegang saham yang dikeluarkan Biro Administrasi Efek Perusahaan (PT Raya Saham Registra) adalah sebagai berikut :

Persentase Jumlah

Pemegang saham Lembar saham kepemilikan modal disetor

% Rp

Saham seri A :

PT Gesit Alumas 11.399.850 11,23 11.399.850

Pemerintah DKI Jakarta 4.885.650 4,81 4.885.650

Lain-lain 5.164.500 5,08 5.164.500

Saham seri B :

Ryburn Investment Limited 33.534.761 33,03 21.797.595 Sino Aluminium Holding (s) Pte 25.526.460 25,14 16.592.199 Ryburn Venture Limited 21.021.790 20,71 13.664.163

Jumlah 101.533.011 100,00 73.503.957

Seluruh saham seri A dan saham seri B telah tercatat di Bursa Efek Jakarta. Saham seri A dan B memiliki hak yang sama.

18. AGIO SAHAM

Pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, saldo akun ini sebesar Rp 200.000 adalah sebagai berikut :

Rp Penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada

masyarakat pada tahun 1990

Jumlah yang diterima untuk pengeluaran 1.500.000 saham

dengan harga Rp 9.800 per saham 14.700.000

Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor (1.500.000)

Saldo agio saham setelah penawaran umum 13.200.000

Pembagian saham bonus pada tahun 1991 (13.000.000)

(33)

19. PENJUALAN BERSIH 2 0 0 4 2 0 0 3 Rp Rp Perdagangan 556.230.556 298.948.991 Industri aluminium Penjualan lokal 33.940.405 31.702.070 Penjualan ekspor 10.724.107 6.351.593 Jumlah 600.895.068 337.002.654

Penjualan atas usaha perdagangan adalah penjualan kepada PT Indonesia Asahan Aluminium, yang merupakan penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih. Pada tahun 2004 dan 2003 penjualan tersebut masing-masing sebesar Rp. 556.230.556 dan Rp 298.637.648 yang merupakan 93% dan 89% masing-masing dari jumlah penjualan bersih tahun 2004 dan 2003.

20. BEBAN POKOK PENJUALAN

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Bahan baku yang digunakan 29.360.769 23.698.542

Upah langsung 739.476 662.014

Beban pabrikasi 9.346.389 8.840.473

Jumlah beban produksi 39.446.634 33.201.029

Persediaan barang dalam proses

Awal tahun 387.115 237.513

Akhir tahun (602.760) (387.115)

(34)

20. BEBAN POKOK PENJUALAN (Lanjutan)

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Persediaan barang jadi

Awal tahun 699.149 238.530

Proses produksi kembali (382.706) –

Akhir tahun (384.460) (699.149)

Beban pokok penjualan – pabrikasi 39.162.972 32.590.808

Beban pokok penjualan – perdagangan 554.764.263 297.263.483

Beban pokok penjualan 593.927.235 329.854.291

Rincian pemasok yang melebihi 10% pembelian Perusahaan :

Pemasok Jumlah Persentase dari total pembelian

2 0 0 4 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp % %

Pembelian bahan baku :

Dubai Aluminium Co., Ltd 25.822.814 21.912.879 90.76 94.14

Pembelian barang dagangan :

Carum International Resources 554.764.263 296.961.095 100.00 99.90

21. BEBAN PENJUALAN

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Gaji, upah dan tunjangan 173.255 152.972

Komunikasi 11.487 8.752 Administrasi bank 7.836 13.825 Perjalanan 3.303 11.346 Representasi 514 4.562 Lain-lain 12.709 5.214 Jumlah 209.104 196.671

(35)

22. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Gaji, upah dan tunjangan 2.932.552 2.935.113

Pajak dan perijinan 779.435 92.946

Biaya manfaat karyawan 516.484 763.246

Administrasi bank 498.603 592.191

Penyusutan aktiva tetap 249.376 240.371

Perbaikan dan pemeliharaan 226.841 260.502

Jasa profesional 197.469 348.738

Perjalanan 181.597 158.583

Asuransi 142.700 264.425

Barang cetakan dan alat tulis 130.724 144.068

Komunikasi 111.099 116.152

Percetakan dan pencatatan efek 94.404 67.770

Iklan dan promosi 18.871 26.566

Representasi dan sumbangan 17.003 21.373

Lain-lain 134.405 143.620

Jumlah 6.231.563 6.175.664

23. PAJAK PENGHASILAN

Penghasilan (beban) pajak Perusahaan terdiri dari :

2 0 0 4 2 0 0 3 Rp Rp Pajak tangguhan Perusahaan 1.108.178 170.629 Anak Perusahaan 566.748 727.656 Jumlah 1.674.926 898.285

(36)

23. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan) Pajak Kini

Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan akumulasi rugi fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut :

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan

laba rugi konsolidasi (709.840) 1.878.920

Laba sebelum pajak Anak Perusahaan (2.795.069) (3.103.042)

Rugi sebelum pajak Perusahaan (3.504.909) (1.224.122)

Penyesuaian fiskal terdiri dari : Beda waktu :

Manfaat karyawan 64.433 319.320

Penyusutan aktiva tetap (3.934) (5.373)

Jumlah 60.499 313.947

Beda tetap :

Kenikmatan karyawan 73.250 76.951

Representasi dan sumbangan 15.171 19.075

Pajak dan perijinan 680.863 2.653

Penyusutan aktiva tetap 67.412 55.780

Pendapatan bunga (28.358) (26.640)

Lain-lain (1.118.267) –

Jumlah (309.929) 127.819

Rugi fiskal Perusahaan tahun berjalan (3.754.339) (782.356)

Kerugian fiskal tahun lalu :

2003 (782.356) –

2002 (koreksi laba fiskal) – 307.619

2000 – (648.451)

1998 (koreksi kelebihan kompensasi) – 219.919

Akumulasi rugi fiskal Perusahaan (4.536.695) (903.269)

Jumlah rugi fiskal Perusahaan untuk tahun 2003 sama dengan yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan yang disampaikan oleh Perusahaan ke Kantor Pela yanan Pajak

(37)

23. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan) Aktiva Pajak Tangguhan

2 0 0 4

Dikreditkan

31 Desember Ke laporan 31 Desember 2003 Laba rugi 2004

Rp Rp Rp

Aktiva pajak tangguhan :

Rugi fiskal 934.515 1.562.834 2.497.349 Penyisihan manfaat karyawan 690.798 61.114 751.912 Penyusutan aktiva tetap 216.339 50.978 267.317

Jumlah 1.841.652 1.674.926 3.516.578

2 0 0 3

Dikreditkan

31 Desember ke laporan 31 Desember 2002 laba rugi 2003

Rp Rp Rp

Aktiva pajak tangguhan :

Rugi fiskal 194.535 739.980 934.515

Penyisihan manfaat karyawan 580.939 109.859 690.798 Penyusutan aktiva tetap 167.893 48.446 216.339

Jumlah 943.367 898.285 1.841.652

Manajemen berpendapat bahwa aktiva pajak tangguhan yang timbul dari rugi fiskal dan perbedaan temporer diperkirakan dapat direalisasi pada periode mendatang.

Rekonsiliasi antara jumlah penghasilan pajak dan jumlah yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut :

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan

laba rugi konsolidasi (709.840) 1.878.920

Laba sebelum pajak Anak Perusahaan (2.795.069) (3.103.042)

Rugi sebelum pajak Perusahaan (3.504.909) (1.224.122)

(38)

23. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan)

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Pengaruh pajak atas perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal :

Kenikmatan karyawan (21.975) (23.085)

Representasi dan sumbangan (4.551) (5.723)

Pendapatan bunga 8.507 7.992

Pajak dan perijinan (204.259) (796)

Penyusutan aktiva tetap (20.224) (16.734)

Lain-lain 335.480 –

Jumlah 92.978 (38.346)

Koreksi pajak (36.273) (158.261)

Penghasilan pajak – Perusahaan 1.108.178 170.629

Penghasilan pajak - Anak Perusahaan 566.748 727.656

Jumlah penghasilan pajak 1.674.926 898.285

24. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR

Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba (rugi) per saham :

2 0 0 4 2 0 0 3

Rp Rp

Laba bersih yang digunakan untuk

Perhitungan laba per saham dasar 965.086 2.777.205

Jumlah Saham

Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk perhitungan laba per saham dasar pada tahun 2004 dan 2003 adalah masing-masing sebesar 101.533.011 saham.

Laba (Rugi) per Saham Dilusian

Perusahaan tidak menghitung laba (rugi) per saham dilusian karena Perusahaan tidak memiliki efek berpotensi saham biasa.

(39)

25. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA

Sifat Hubungan Istimewa

Ryburn Investment Limited, Sino Aluminium Holding(s), Ryburn Venture Limited, PT Gesit Alumas dan Pemerintah DKI Jakarta merupakan pemegang saham Perusahaan pada tahun 2004 dan 2003. Ryburn Investment Limited merupakan pemegang saham mayoritas perusahaan.

Transaksi Hubungan Istimewa

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang telah diungkapkan pada Catatan 8 dan 15.

26. INFORMASI SEGMEN USAHA

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan segmen usaha primer yang terdiri dari industri aluminium dan perdagangan. Bentuk sekunder pelaporan segmen adalah segmen geografis yang ditentukan berdasarkan lokasi aktiva atau operasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Perusahaan mengklasifikasikan usahanya ke dalam segmen usaha primer dan sekunder sebagai berikut :

Industri aluminium

Perdagangan Eliminasi Konsolidasi

Rp Rp Rp Rp

INFORMASI SEGMEN USAHA (PRIMER)

2004

PENJUALAN

Penjualan eksternal 44.664.512 556.230.556 – 600.895.068

HASIL

Hasil segmen 6.967.833

Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan (6.440.667)

Laba operasi 527.166

Penghasilan (beban) lain -lain 16.038 (53.930) – (37.892) Penghasilan (beban) lain -lain yang tidak dapat

dialokasikan

(1.199.114)

Rugi sebelum pajak (709.840)

Penghasilan pajak 1.674.926

(40)

26. INFORMASI SEGMEN USAHA (Lanjutan)

Industri aluminium

Perdagangan Eliminasi Konsolidasi

Rp Rp Rp Rp

INFORMASI SEGMEN USAHA (PRIMER)

2004 NERACA

Aktiva segmen 25.638.715 50.343.477 979.689 75.002.503

Aktiva yang tidak dapat dialokasikan 8.831.826

Jumlah aktiva 83.834.329

Kewajiban segmen 76.617.621 47.107.096 71.129.822 52.594.895

Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan 28.320.927

Jumlah kewajiban 80.915.822

INFORMASI LAINNYA

Pengeluaran modal 467.198 4.872 – 472.070

Penyusutan dan amortisasi 609.938 112.366 – 722.304

Industri aluminium

Perdagangan Eliminasi Konsolidasi

Rp Rp Rp Rp 2003 PENJUALAN Penjualan eksternal 38.053.663 298.948.991 – 337.002.654 HASIL Hasil segmen 7.148.363

Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan (6.372.335)

Laba operasi 776.028

Penghasilan (beban) lain -lain 405.979 (18.257) – 387.722 Penghasilan (beban) lain -lain yang tidak dapat

dialokasikan

715.170

Laba sebelum pajak 1.878.920

Penghasilan pajak 898.285

Laba bersih 2.777.205

NERACA

Aktiva segmen 22.548.654 38.608.219 1.019.638 60.137.235

Aktiva yang tidak dapat dialokasikan 7.509.233

Jumlah aktiva 67.646.468

(41)

Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan 25.502.099

Jumlah kewajiban 65.936.854

INFORMASI LAINNYA

Pengeluaran modal 237.421 3.379 – 240.800

(42)

26. INFORMASI SEGMEN USAHA (Lanjutan) INFORMASI SEGMEN GEOGRAFIS (SEKUNDER)

2004 2003 Rp Rp PENJUALAN Dalam negeri 44.664.512 38.365.006 Luar negeri 556.230.556 298.637.648 Jumlah 600.895.068 337.002.654 AKTIVA SEGMEN Dalam negeri 34.470.541 29.038.249 Luar negeri 49.363.788 38.608.219 Jumlah 83.834.329 67.646.468 PENGELUARAN MODAL Dalam negeri 472.070 240.800 27. IKATAN

ACL mengadakan Perjanjian Jual Beli dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) pada bulan Agustus 2002 sehubungan pengadaan Alumina oleh ACL. Perjanjian tersebut mensyaratkan ACL melakukan pengadaan Alumina dengan harga dan jumlah tertentu selama tahun 2003 sampai 2005.

28. KONDISI PEREKONOMIAN

Indonesia telah bertahun-tahun mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi dan penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2004 pertumbuhan sektor ekonomi menunjukkan perkembangan dan perbaikan, namun kondisi ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Investasi dari luar negeri tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan, dan tingkat inflasi cukup tinggi. Untuk meningkatkan kepercayaan dari investor luar negeri, pemerintah harus bekerja keras untuk membangun iklim usaha yang kondusif dan nilai tukar mata uang rupiah yang stabil.

(43)

28. KONDISI PEREKONOMIAN (Lanjutan)

Aktifitas Perusahaan pada tahun 2005 tetap menjalankan industri ektrusi melalui PT Alakasa Extrusindo serta perdagangan bahan baku aluminium melalui perusahaan anak Alakasa Company Limited.

Kegiatan usaha industri aluminium pada tahun 2005 mulai membaik, namun belum kembali pada keadaan sebelum terjadi krisis moneter. Saat ini banyak extruder-extruder yang baru untuk produk stockist yang mengakibatkan persaingan pada segmen tersebut semakin ketat.

Seperti tahun 2004, volume penjualan Perusahaan lebih banyak dalam segmen konstruksi dan bahan untuk berbagai industri misalnya: transportasi, furniture dan sebagainya , namun keadaan pasar untuk segmen tersebut masih belum berkembang maksimal.

Pada situasi pasar aluminium ekstrusi tahun 2005 yang tidak jauh berbeda dengan tahun 2004, namun demikian Perusahaan mengevaluasi strategi penjualan secara berkesinambungan untuk meningkatkan penjualan lokal maupun ekspor selama tahun 2005.

Dalam aktivitas penjualan bahan baku aluminium pada tahun 2005 Perusahaan memiliki banyak peluang untuk dapat dikembangkan karena permintaan dalam negeri atas logam dan bahan bakunya masih sebagian besar dipenuhi oleh importir produsen langsung. Banyaknya jenis produk yang ditawarkan dengan kualitas, standart, mutu, serta waktu pengiriman yang bervariasi mengharuskan Perusahaan pada tahun 2005 mengevaluasi peluang permintaan atas bahan baku aluminium yang dapat dilaksanakan pada tahun 2005.

Selain aktivitas tersebut diatas, Perusahaan sebagai holding company senantiasa melakukan evaluasi atas berbagai peluang yang dapat dikembangkan untuk menambah nilai Perusahaan.

Langkah-langkah untuk perbaikan kondisi ekonomi tergantung dari tindakan yang diambil oleh Pemerintah dan tindakan-tindakan tersebut adalah diluar kendali Perusahaan. Operasi perusahaan akan terus terkena dampak di masa mendatang oleh kondisi ekonomi ini.

(44)

29. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING

Pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, Perusahaan memiliki aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing yang signifikan, sebagai berikut :

2 0 0 4 2 0 0 3

Mata uang Dalam ekuivalen Mata uang Dalam ekuivalen asing Rupiah asing Rupiah

Rp Rp

Aktiva Aktiva lancar

Kas dan setara kas US$ 383.780,88 3.565.324 425.405 3.601.050 SG$ 8.477,01 48.192 8.122 40.417

JP¥ 3.213 291 3.213 254

HK$ 109 130 109 119

TW$ 245 71 245 61

Dirham 35 86 35 79

Piutang usaha US$ 5.204.642,70 48.351.135 4.296.860 36.372.920 Sin$ 1.218 6.923 38.109 189.650 Piutang kepada pihak

yang mempunyai

hubungan istimewa US$ 583.639.00 5.422.006 583.639 4.940.504

Jumlah aktiva 57.394.158 45.145.054

Kewajiban

Hutang usaha kepada

pihak ketiga US$ 5.313.784,53 49.365.061 4.363.220,53 36.934.662 SG$ 2.345,32 13.334 2.762,12 13.745 Biaya yang masih harus

Dibayar US$ 10.182,07 94.591 4.934,62 41.771 Hutang kepada pihak

yang mempunyai

hubungan istimewa US$ 2.799.095,07 26.003.593 2.797.097,54 23.677.430 Hutang lain lain US$ 491,43 4.565 – –

Jumlah kewajiban 75.481.144 60.667.608

(45)

30. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU

Pada bulan Juli 2004 Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja” yang mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja. PSAK 24 (Revisi 2004) ini menggantikan PSAK 24 “Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun” yang dikeluarkan tahun 1994.

Penerapan awal standar ini dilakukan secara retrospektif yang mengharuskan penyesuaian saldo laba awal periode dari periode yang paling dini yang disajikan kembali. Standar ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Juli 2004.

Saat ini Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari PSAK revisi tersebut atas Perusahaan dan belum menentukan dampaknya terhadap posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas Perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menujukkan adanya efek neurotoksik dari MDMA pada sistem serotonin yang kemungkinan dapat menyebabkan berbagai macam masalah mental dan perilaku pada penggunaan obat

“ Dalam hal obat dan BMHP yang dibutuhkan tidak tercantum dalam acuan tersebut di atas, dapat digunakan obat dan BMHP lain (termasuk obat tradisional, obat herbal terstandar

(Atas) Fasilitator provinsi (Fasprov) USAID PRIORITAS Jatim untuk SD/MI bersama-sama dengan staf USAID PRIORITAS Jatim dalam pembukaan Training of Trainer (ToT) untuk

Tujuan dari Meditasi Kristiani adalah mewujudkan relasi atau menghayati kebersamaan kita dengan Tuhan, untuk tahu, mengerti, paham dan percaya bahwa “Allah saja cukup, yang

Ketungau Tengah (Lanjutan) Pengadaan Langsung Kecamatan Ket. Kayan Hilir Pengadaan Langsung Kec. sarana dan prasarana air bersih perpipaan Dusun Bhakti Ds. sarana dan prasarana

Kepala Sub Bidang Diklat Fungsional dan Teknis, mempunyai tugas pokok mengumpulkan bahan keperluan Diklat fungsional dan teknis untuk Pegawai Negeri Sipil di lingkup

Pengaruh mandiri dosis NPK pada dosis 0% dapat meningkatkan diameter ubi kentang yang paling tinggi dibandingkan dengan pemberian dosis NPK lainnya. Namun dalam

bahwa Tim Seleksi Peserta Diklat Instansi (TSPDI) Kementerian Pendidikan Nasional pada tanggal 6 Juli 2011 telah melaksanakan rapat kelulusan hasil seleksi calon peserta Pendidikan