• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM

PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK

Khusnul Khatimah, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457

Email : chuznul_cena@yahoo.com. Telp. 085647137756

Abstract : This study aims to determine the base of economic sector and the base of agricultural sub sector, to know the component of regional growth agricultural sub sector, to know the priority development of agricultural sub sector, as well as to know the agricultural sector income multiplier in Demak. The basic method used in this research is descriptive. The data used are secondary data. Method of data analysis used are LQ, shift share, combined LQ and shift share, and income multipliers. The results showed the agricultural sector is a sector basis. Food crops sub sector and the fisheries sub sector is a sub sector basis. Sub sector, which has a rapidly growing sub sector are livestock and forestry sub sector. Sub sector that are competitive both sub sector are food crops and fisheries sub sector. Food crops sub sector and the fisheries sub sector occupied the second development priority, plantation crops sub sector and livestock sub sector occupied the fourth priority, and forestry sub sector occupied the fifth priority. Agricultural income multiplier for the year 2007-2011 had an average value of 2,3845, meaning that every happened increase agricultural incomes by Rp 1 then going to increase total revenue of Rp 2,3845.

Keywords : Demak Regency, Agricultural Sector, Loqation Quotient, Shift Share, Income

Multiplier

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor perekonomian basis dan sub

sektor pertanian basis, mengetahui komponen pertumbuhan wilayah sub sektor pertanian, mengetahui prioritas pengembangan sub sektor pertanian, serta mengetahui pengganda pendapatan sektor pertanian di Kabupaten Demak. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu LQ, Shift Share, gabungan LQ dan Shift Share, dan pengganda pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan sektor pertanian merupakan sektor basis. Sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan merupakan sub sektor basis. Sub sektor yang memiliki pertumbuhan cepat yaitu sub sektor peternakan dan sub sektor kehutanan. Sub sektor yang memiliki daya saing baik yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan. Sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan menduduki prioritas pengembangan kedua, sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor peternakan menduduki prioritas keempat, dan sub sektor kehutanan menduduki prioritas kelima. Pengganda pendapatan sektor pertanian selama tahun 2007-2011 memiliki nilai rata-rata 2,3845, artinya setiap terjadi kenaiakan pendapatan di sektor pertanian sebesar Rp 1 maka terjadi kenaikan total pendapatan daerah sebesar Rp 2,3845.

(2)
(3)

PENDAHULU AN

Pembang unan pertanian dijadikan pusat perhatian pembangunan ekonomi dalam kerangka pembangunan nasional. Pengalaman dari beberapa negara yang kini telah maju dan menjadi negara industri, mereka

membangun sektor industrinya melalui pembangunan sektor

pertanian terlebih dahulu, misalnya Negara Jepang (Anonim, 1982 : v). Sektor

pertanian di Kabupaten Demak telah berperan

banyak dalam peningkatan perekonomian melalui pembentukan PDRB, penyediaan

pangan dan bahan baku industri, dan penyedia lapangan pekerjaan.

Kabupate

n Demak

merupakan daerah agraris yang berada pada posisi sangat strategis di wilayah pantai utara (pantura) Jawa Tengah. Luas wilayah

Kabupaten Demak yaitu sebesar 89.743 hektar yang terdiri atas 48.947 hektar (54,19%) berupa lahan sawah dan 40.796 hektar (45,81%) berupa lahan kering (BPS Kabupaten Demak, 2012).

Selain itu,

dilihat dari penyerapan tenaga kerja dari 469.854 orang yang bekerja,

sejumlah 175.386 orang (37,33%)

bekerja di

bidang

pertanian (BPS Kabupaten Demak, 2007).

Hal ini

menunjukkan bahwa

Kabupaten Demak merupakan

salah satu

kabupaten yang masih

mengandalkan sektor

pertanianmya dalam

menunjang pembangunan perkonomian. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui sektor

perekonomian basis sub sektor pertanian basis, mengetahui komponen pertumbuhan wilayah sub sektor

pertanian, mengetahui prioritas pengembangan

sub sektor

pertanian, serta mengetahui pengganda pendapatan

sektor

pertanian di Kabupaten Demak.

METODE PENELITIAN

Metode dasar yang digunakan dalam

penelitian ini adalah

deskriptif, yaitu metode yang memusatkan

diri pada

pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yang aktual

kemudian data

yang telah

dikumpulkan mula-mula disusun,

dijelaskan dan

di analisis

(Surakhmad, 1994 : 139-140).

Lokasi Penelitian

(4)

Provinsi Jawa Tengah.

Jenis dan

Sumber Data Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder meliputi PDRB Kabupaten Demak dan Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga Konstan Tahun

2000, dan

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak 2011-2016 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Demak, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Demak, dan Dinas Pertanian Kabupaten Demak.

Metode Analisis Data

Analisis untuk

menentukan sektor

perekonomian dan sub sektor pertanian basis di Kabupaten Demak

Location Quotient

(Budiharsono, 2005 : 34). Besarnya nilai LQ diperoleh dari persamaan berikut :

vi/vt LQ=--- ... ... ...(1)

Vi/Vt

Dimana LQ

adalah indeks

Location

Quotient, vi adalah

pendapatan sektor/sub sektor i pada sektor

pertanian di Kabupaten

Demak, vt

adalah pendapatan total wilayah Kabupaten

Demak, Vi

adalah pendapatan

sektor/sub sektor i pada sektor

pertanian di Provinsi Jawa

Tengah, Vt

adalah pendapatan total wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Analisis yang digunakan untuk

mengatahui komponen pertumbuhan wilayah sub sektor pada sektor

pertanian di Kabupaten Demak adalah

analisis Shift

Share

(Budiharsono, 2005 : 137).

Analisis Shift

Share secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut:

∆ Yij = PNij + PPij + PPWij... ...(2)

Y’ij – Yij = ∆ Yij... ...(3) = Yij (Ra – 1) + Yij (Ri – Ra) + Yij (ri – Ri)

Dimana ri

adalah Y’ij/Yij,

Ri adalah

Y’i/Yi, Ra

adalah Y’../Y..,

PNij adalah

(Ra – 1) x Yij,

PPij adalah (Ri

– Ra) x Yij, PPWij adalah (ri – Ri) x Yij,

∆Yij adalah

perubahan dalam PDRB

sub sektor

pertanian i Kabupaten

Demak, Yij

adalah PDRB

sub sektor

pertanian i Kabupaten Demak pada tahun dasar

analisis, Y’ij

adalah PDRB

sub sektor

pertanian i Kabupaten Demak pada tahun akhir

analisis, Yi.

adalah PDRB

sub sektor

pertanian i Provinsi Jawa Tengah pada tahun dasar

analisis, Y’i.

adalah PDRB

sub sektor

pertanian i Provinsi Jawa Tengah pada

tahun akir

(5)

adalah PDRB total Provinsi Jawa Tengah pada tahun dasar analisis,

Y’.. adalah

PDRB total Provinsi Jawa Tengah pada tahun akhir

analisis, PNij

adalah pertumbuhan nasional PDRB

sub sektor

pertanian i Kabupaten

Demak, PPij

adalah komponen pertumbuhan proporsional PDRB sub sektor

pertanian i Kabupaten

Demak, PPWij

adalah komponen pertumbuhan pangsa wilayah PDRB sub sektor

pertanian i Kabupaten

Demak, Ra-1

adalah presentase perubahan PDRB yang disebabkan komponen

nasional, Ri –

Ra adalah

persentase perubahan PDRB yang disebabkan komponen pertumbuhan

proporsional, ri

– Ri adalah persentase perubahan PDRB yang disebabkan komponen pertumbuhan pangsa wilayah.

Analisis yang digunakan dalam

penentuan prioritas pengembangan sub sektor pada sektor

pertanian di Kabupaten Demak adalah analisis

gabungan

Location Quotient dan

Shift Share

dengan kriteria pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis Gabungan LQ

dan Shift Share

Prioritas LQ 1.Utama B 2.Kedua B

B NB 3.Ketiga NB 4.Keempat NB 5.Kelima NB 6.Alternatif B

Analisis yang digunakan untuk

mengetahui angka pengganda pendapatan sektor pertanian dalam

perekonomian wilayah di Kabupaten Demak yaitu sebagai berikut (Tarigan, 2005 : 37) :

MS =

Y... ...

.(4) YB

∆Y = MS X ∆YB...

...(5)

Dimana MS

adalah angka pengganda

pendapatan, Y

adalah pendapatan total Kabupaten

Demak, YB

adalah pendapatan sektor pertanian Kabupaten

Demak, ∆Y

adalah perubahan pendapatan daerah Kabupaten

Demak, ∆YB

adalah perubahan pendapatan sektor pertanian Kabupaten Demak.

HASIL DAN PEMBAHAS AN

Sektor

Perekonomian

dan Sub

Sektor Pertanian

Basis di

Kabupaten Demak

Sektor perekonomian yang menjadi sektor basis di Kabupaten Demak yaitu sektor

pertanian, sektor bangunan, sektor keuangan, persewaan, dan jasa

(6)

jasa-jasa. Sektor pertanian mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 2,1995. Sektor bangunan selama tahun 2007 sampai 2011

mempunyai nilai rata-rata

nilai LQ

sebesar 1,0964. Sektor

keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 1,0820. Sektor jasa-jasa

mempunyai rata-rata nilai LQ sebesar 1,1467. Sektor-sektor tersebut termasuk sektor basis

dikarenakan memiliki nilai LQ > 1 sehingga sektor tersebut sudah mampu

mencukupi kebutuhan masyarakat lokal Kabupaten Demak, bahkan

jika terjadi surplus dapat mengekspor ke luar wilayah.

Sektor yang menjadi sektor non

basis di

Kabupaten Demak yaitu sektor

pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor gas, listrik, dan air bersih, sektor perdagangan,

hotel, dan

restoran, sektor pengangkutan dan

komunikasi. Sektor

pertambangan dan penggalian mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,1929. Sektor industri

pengolahan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,3245. Sektor listrik, gas, dan

air bersih

mempunyai nilai rata-rata LQ 0,7796. Sektor

perdagangan,

hotel, dan

restoran mempunyai nilai LQ rata-rata sebesar 0,9467. Sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,8240. Sektor tersebut

termasuk sektor

non basis

dikarenakan memiliki nilai LQ ≤ 1 sehingga sektor tersebut belum mampu

mencukupi kebutuhan lokal masyarakat Kabupaten Demak, bahkan jika terjadi kekurangan harus membeli dari wilayah lain.

Sub sektor

pertanian yang menjadi basis di Kabupaten Demak yaitu

sub sektor

tanaman bahan makanan dan

sub sektor

perikanan. Sub sektor tanaman bahan makanan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 1,1507. Sub sektor

perikanan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 2,0371. Sub sektor tersebut termasuk sub sektor basis dikarenakan memiliki nilai LQ > 1 sehingga sub sektor tersebut sudah mampu mencukupi kebutuhan masyarakat lokal Kabupaten Demak, bahkan jika terjadi surplus dapat mengekspor ke luar wilayah.

Sub sektor

pertanian yang menjadi sub sektor non

basis di

Kabupaten Demak yaitu

sub sektor

(7)

sub sektor peternakan, dan

sub sektor

kehutanan. Sub sektor tanaman perkebunan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,2651. Sub sektor

peternakan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,3964. Sub sektor

kehutanan mempunyai rata-rata nilai LQ 0,0173. Sub sektor tersebut

termasuk sub sektor non basis

dikarenakan memiliki nilai LQ ≤ 1 sehingga sub sektor tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan lokal masyarakat Kabupaten Demak, bahkan jika terjadi kekurangan harus membeli dari wilayah lain.

Komponen Pertumbuhan Wilayah Sub Sektor

Pertanian di Kabupaten Demak

Kompone n pertumbuhan wilayah terbagi menjadi tiga komponen yaitu

pertumbuhan nasional, pertumbuhan proporsional, dan

pertumbuhan pangsa wilayah. Komponen pertumbuhan nasional sub sektor

pertanian mempunyai

nilai PNij

sebesar 11,1693%, artinya sub

sektor di

Kabupaten Demak memiliki pertumbuhan yang cepat dibanding Provinsi Jawa Tengah.

Kompone n pertumbuhan

proporsional

sub sektor

pertanian di Kabupaten Demak pada

sub sektor

peternakan memiliki nilai PPij poritif yaitu sebesar Rp

5.993.950.187 (10,4369%). Sub sektor kehutanan memiliki nilai PPij positif yaitu sebesar Rp 3.400.213 (0,9585%). Sub sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan sub sektor yang

sama di

Provinsi Jawa Tengah

dikarenakan memiliki nilai PPij positif.

Sub sektor tanaman bahan makanan mempunyai nilai (PP < 0) yaitu sebesar

Rp –

10.929.390.852 (-1,2098%). Sub sektor

tanaman perkebunan mempunyai nilai (PP < 0) yaitu sebesar

Rp −

919.255.237 (-2,773%). Sub sektor

perikanan memiliki nilai pertumbuhan proporsional negatif yaitu sebesar Rp – 5.220.207.288 (-3,8500%). Pertumbuhan sub sektor-sub sektor termasuk lambat bila dibandingkan sub sektor yang

sama di

Provinsi Jawa Tengah

dikarenakan memiliki nilai PP negatif.

Kompone n pertumbuhan pangsa wilayah

sub sektor

pertanian di Kabupaten Demak pada

sub sektor

tanaman bahan makanan memiliki nilai

PPW Rp

(8)

sektor perikanan memiliki nilai PPW positif

yaitu Rp

5.666.732.640 (4,1793%). Sub sektor tersebut termasuk sub sektor yang memiliki daya saing yang baik jika

dibandingkan dengan

Provinsi Jawa Tengah

dikarenakan memiliki nilai PPW positif.

Sub sektor tanaman perkebunan di Kabupaten Demak

memiliki nilai pertumbuhan pangsa wilayah negatif yaitu sebesar Rp – 6.665.543.044 (-20,1237%). Sub sektor peternakan memiliki nilai PPW negatif yaitu yaitu sebesar Rp – 720.661.390 (-1,2548%). Sub sektor

kehutanan memiliki nilai

PPW negatif yaitu sebesar Rp – 7.403.139 (-2,0869%). Sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang baik bila

dibandingkan dengan

Provinsi Jawa Tengah

dikarenakan memiliki nilai PPW negatif. Prioritas Pengembanga n Sub Sektor Pertanian di Kabupaten Demak

Sub sektor tanaman bahan

makanan dan

sub sektor

perikanan termasuk prioritas pengembangan

kedua di

Kabupaten Demak. Kedua

sub sektor

tersebut

merupakan sub sektor basis dan memiliki daya saing

yang baik

dibandingkan dengan wilayah

lain di Provinsi Jawa Tengah,

tetapi sub

sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lambat selama tahun 2007-2011. Keberadaan

sub sektor

tanaman bahan makanan dan

sub sektor

perikanan diharapkan mampu meningkatkan perekonomian daerah

Kabupaten Demak karena

kedua sub

sektor tersebut memiliki potensi yang

baik dan

memberikan kontribusi terbesar di sektor

pertanian Kabupaten Demak. Maka dari itu, sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan menduduki peringkat kedua.

Sub peternakan dan

sub sektor

kehutanan menduduki prioritas pengembangan keempat. Sub sektor tersebut merupakan sub sektor non

basis di

Kabupaten Demak dan tidak memiliki daya saing

yang baik

tetapi memiliki pertumbuhan yang cepat. Sub sektor tanaman

perkebunan menduduki prioritas pengembangan

kelima di

Kabupaten Demak. Sub sektor tanaman perkebunan merupakan sub sektor non

basis di

Kabupaten Demak dan memiliki pertumbuhan yang lambat,

serta tidak

(9)

dibandingkan dengan wilayah lain sehingga

sub sektor

tersebut menduduki peringkat kelima. Pengganda Pendapatan Sektor

Pertanian di Kabupaten Demak

Rata-rata nilai angka pengganda pendapatan Kabupaten Demak tahun 2007-2011 yaitu sebesar 2,3845

sehingga dapat dikatakan setiap terjadi perubahan pendapatan di sektor

pertanian sebesar Rp 1 maka akan menghasilkan pendapatan daerah Kabupaten Demak sebesar Rp 2,3845. Pada tahun 2007-2011 nilai angka

pengganda pendapatan di

Kabupaten Demak mengalami pertumbuhan yang

berfluktuatif. Pada tahun 2011 terjadi kenaikan pendapatan sektor

pertanian yaitu menjadi

43.703,28 juta rupiah dan mempunyai nilai angka pengganda sebesar 2,4210 sehingga

adanya

kenaikan pada sektor

pertanian tersebut

mengakibatkan kenaikan pula pendapatan total daerah Kabupaten Demak menjadi 105.805,97 juta rupiah. Sektor pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten Demak dan menduduki peringkat pertama dalam kontribusinya terhadap PDRB

Kabupaten Demak. Oleh karena itu, adanya

peningkatan pendapatan di sektor

pertanian maka meningkat pula pendapatan total PDRB Kabupaten Demak dengan asumsi

pendapatan di sektor-sektor perekenomian lain tetap.

KESIMPULA

N DAN

SARAN

Kesimpulan Kesimpul an yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sektor perekonomian yang menjadi

basis di

Kabupaten Demak selama tahun 2007-2011 yaitu sektor

pertanian; sektor bangunan; sektor keuangan, persewaan, dan

jasa

perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Sub sektor pada sektor

(10)

peternakan dan

sub sektor

kehutanan di Kabupaten Demak selama tahun 2007-2011 memiliki pertumbuhan yang cepat (PP+) tetapi tidak memiliki daya saing

yang baik

(PPW−). Prioritas pengembangan sub sektor pada sektor

pertanian di Kabupaten Demak adalah

sub sektor

tanaman bahan makanan dan

sub sektor

perikanan menduduki peringkat kedua, sub sektor

peternakan dan

sub sektor

kehutanan menduduki peringkat keempat, sub sektor tanaman perkebunan menduduki peringkat kelima.

Peranan sektor pertanian di

Kabupaten Demak dilihat dari indikator pendapatan pada tahun 2007-2011 diperoleh sebesar 2,3845, artinya setiap terjadi

peningkatan pendapatan sektor pertanian sebesar Rp 1, maka total pendapatan daerah Kabupaten Demak meningkat sebesar Rp 2,3845.

Saran Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah pada

sub sektor

tanaman bahan makanan dan

sub sektor

perikanan yang termasuk sub sektor basis, memiliki daya saing yang baik tetapi memiliki pertumbuhan yang cepat. Oleh karena

itu, upaya yang dapat dilakukan pada sektor tanaman bahan makanan agar dapat

meningkatkan pertumbuhan di

sub sektor

tersebut, misalnya dengan menyediakan

fasilitas-fasilitas yang mendukung antara lain dengan

perbaikan akses jalan yang ada di Kabupaten Demak

terutama daerah-daerah sentra

penghasil produk sub sektor tanaman bahan

makanan. Hal tersebut

diperlukan guna kelancaran dalam proses tataniaga produk sub sektor tabama di Kabupaten Demak. Upaya yang dapat dilakukan pada

sub sektor

perikanan yaitu danya kendala sedimentasi tambak seharusnya semua petani tambak dapat mengantisipasi kehilangan ikan akibat banjir dengan

melakukan upaya pemanenan dini.

Selanjutnya Adanya kendala

overfishing

pada perikanan laut seharusnya pemerintah dapat tegas dalam

mencanangkan program terkait penegakan hukum atas adanya

penyalahgunaa n sumberdaya laut.

Perlu adanya

penelitian lebih lanjut guna mengetahui komoditas-komoditas unggulan yang dimiliki

(11)

sehingga dapat diketahui komoditas unggulan yang dapat

dikembangkan di Kabupaten Demak. Selain itu, penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana

posisi dan

peranan komoditas sektor

pertanian di Kabupaten Demak. Adanya informasi-informasi tersebut dapat membantu pemerintah dalam

meningkatkan sektor

pertanian mengingat sektor pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten Demak sehingga diharapkan dapat

meningkatkan peran sektor

pertanian dalam

pembangunan wilayah Kabupaten Demak.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1982.

Pemba ngunan Pertani an. Edisi Komodi ti Tertentu .

Departe men Pertania n. Biro Hubung an Masyar akat. Badan Pusat

Statistik . 2007. Demak Dalam Angka 2007. BPS Kabupa ten Demak. Demak. ____________ ______.

2012. Demak Dalam Angka 2012. BPS Kabupa ten Demak. Demak. Budiharsono,

Sugeng. 2005.

Teknik Analisis Pemba ngunan Wilaya h Pesisir dan Lautan.

Pradnya Paramit a. Jakarta. Surakhmad,

Winarn o. 1994.

Pengan tar Peneliti an Ilmiah : Dasar, Metode, dan Teknik. Edisi Ketujuh .

Tarsito.

Bandun g. Tarigan,

Robinso n. 2005.

Referensi

Dokumen terkait

Merujuk pada beberapa uraian tersebut di atas, diharapkan keberhasilan Madrasah Aliyah Syarifuddin Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang Tahun

Effy Wardati

Asuhan keperawatan pada pasien gastritis di Ruang Mawar rumah sakit Hospital Cinere Depok.. Sistem

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu – ibu melakukan perilaku vulva hygiene di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul dengan perilaku

Dengan demikian penulis perlu mengkaji penelitian ini untuk mengetahui kebenaran adanya singkatan dan akronim yang terdapat dalam surat kabar Kedaulatan Rakyat edisi

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai karakteristik variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yakni audit report lag, dewan

Pelanggaran atas pencemaran perairan mengakibatkan tanggung jawab mutlak bagi si pelaku, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 35 Ayat 1 UU No.23 Tahun 1997

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Dita Kurnia dalam penelitiannya Iklan dan Word of Mouth (WOM) mempengaruhi Minat Beli Mahasiswa Universitas