• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SDT 1204356 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SDT 1204356 Chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pelaksanaan pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)

memiliki peranan penting dalam pendidikan di sekolah, karena pendidikan

seni budaya memiliki peranan dalam pembentukan karakter peserta didik

dalam segi kehidupan. Seperti yang dikemukakan (Mendiknas, 2009, hlm,.

210) bahwa:

Keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan

berapresiasi melalui pendekatan: ‘‘belajar melalui seni”, ‘‘belajar tentang seni”. Peran inilah yang tidak diberikan oleh mata pelajaran

lain.

Kutipan tersebut menjelaskan bawa Pendidikan Seni Budaya memiliki

tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dalam memahami konsep dan

pentingnya mempelajari seni budaya, menampilkan sikap apresiasi terhadap

seni budaya dan mengembangkan kreativitas melalui seni budaya.

Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan merupakan mata pelajaran yang

berbeda dibandingkan mata pelajaran lainnya. Hal tersebut dikarenakan ilmu

yang dipelajari didalamnya, berupa ilmu yang berkaitan antara seni dan

keterampilan. Dimana seni merupakan hasil karya manusia yang memiliki

nilai estitika, sedangkan keterampilan merupakan kemampuan seseorang

dalam mengolah diri dan lingkungannya melalui rasa, sehingga menghasilkan

karya yang bermakna. Artinya keterampilan seseorang akan menghasilkan

sebuah karya seni yang memiliki nilai estetika bagi pencipta maupun

penikmat.

Mata pelajaran tersebut diberikan di sekolah untuk memenuhi

kebutuhan perkembngan peserta didik, guna memberikan pengalaman siswa

(2)

serta keterampilan. Pengalaman perserta didik terhadap karya seni dapat

diperoleh melalui kegiatan apresiasi seni. Dijelaskan juga dalam Kurikulum

2013 mengenai kompetensi dasar siswa yaitu ‘‘Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, kerjasama, santun, dan percaya

diri daam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, dan alam

melalui apresiasi dan kreasi seni”.

Pembelajaran seni tari di sekolah merupakan proses belajar mengajar

yang membuat siswa mampu menginterpretasikan pengalamannya, serta

mengembangkan kreatifitas yang ada pada diri siswa. Pendidikan seni di

sekolah merupakan suatu pendidikan yang dilihat dari proses pembelajarannya

bukan kepada hasil atau produk karena siswa tidak dituntut untuk trampil

menari melainkan pada proses pengembangan yang ada pada diri siswa,baik

itu pengembangan emosional, interpersional maupun intrapersonal dan

pengembangan kecerdasan lainya.

Pada pembelajaran Seni budaya di sekolah, terdapat pembelajaran tari

Nusantara yang dipelajari di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Tarian Nusantara banyak ragamnya. Setiap tarian memiliki ciri khas daerah

masing-masing. Ciri-ciri itu bisa dilihat dari ragam geraknya, musik pengiring,

tata rias, tata busana maupun fungsinya. Hal ini tentu saja sesuai dengan ciri

khas daerah yang meliputi faktor alam, sosial dan kebudayaan. Apabila kita

menonton sebuah pertunjukan tari dari suatu daerah,maka kita akan melihat

keunikan atau ciri khas tersendiri dari tarian tersebut. Gerak dasar tari daerah

menjadi pembeda antara tari daerah yang satu dengan daerah yang lain.

Misalnya gerak kaki, langkah kaki, gerakan tangan, gerakan pundak,

pandangan mata penari maupun gerak badan.

Nusantara menyimpan aneka jenis tari yang tersebar di wilayah budaya

etnik/daerah.

Pembelajaran tari Nusantara merupakan materi yang ada dalam

kurikulum seni budaya. Pada kenyataannya guru-guru di sekolah, khususnya

di jenjang SMK jarang sekali ada guru yang mempraktikannya menjadi

(3)

Kejuruan lebih memfokuskan pada kemampuan jurusan masing-masing,

seperti SMK teknik mesin lebih mendahulukan kemampuan psikomotor

tentang teknik mesinnya, padahal materi tari Nusantara seharusnya

teraplikasikan dalam pembelajaran seni budaya di sekolah.

Hal lain, disebabkan kemampuan guru tentang tari Nusantara kurang

bahkan merasa kesulitan untuk belajar tari Nusantara. Hasilnya siswa akan

merasa asing tentang tari nusantara, padahal banyak manfaat dari belajar tari

nusantara, selain mengenal budaya daerah lain akan terpupuk pula rasa cinta

pada tanah air yang beraneka ragam budaya.

Pembelajaran tari Nusantara di sekolah dibutuhkan suatu metode dan

media pengajaran yang mendukung dalam proses pembelajarannya, sehingga

maksud dan tujuan dari pendidikan seni dapat tercapai media dan metode

mempunyai peranan penting dalam menciptakan suatu pembelajaran sesuai

dengan pendidikan nasional. Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek

yang paling menonjol yakni metode mengajar dan media pengajaran

(Sudjanna, 2011: 1). Metodologi pengajaran tari merupakan metode yang

digunakan dalam pengajaran tari supaya tujuan pembelajaran dapat dicapai

dengan cara yang efektif. Juga, media pengajaran sebagai alat bantu mengajar

ada dalam komponen metodologi di lingkungan belajar. Oleh sebab itu, perlu

digunakan media pembelajaran dalam pembelajaran tari Nusantara.

Media pengajaran berperan penting dalam proses belajar mengajar

untuk merangsang dan membangun motivasi pada diri peserta didik agar

tertarik kepada pelajaran yang disampaikan dan dapat meningkatkan hasil

belajar yang dicapai dalam proses belajar mengajar. Dalam pengaplikasian

fungsi media pembelajaran,maka penggunaan properti sebagai alat bantu ajar

akan mempermudah guru dalam menyampaikan maksudnya.

Pengertian property menurut Holf (dalam Hadiyat 4: 2015) adalah

properti merupakan salah satu hal terpenting dari scenery, sebagaimana

dikatakan dalam “Property Theatrical” bahwa property merupakan partikel -partikel kecil yang terdapat pada kostum, alat-alat yang dipergunakan pada

(4)

demikian dapatlah ditarik satu batasan tentang properti yang cukup ringkas

dan jelas, yaitu: “properti adalah segala peralatan yang diperlukan atau

dipergunakan“.

Dalam pembelajaran seni tari di sekolah peneliti mengungkapkan

bahwa penggunaan property tehadap kegiatan belajar mengajar di sekolah

sangat penting, guru harus mempunyai strategi dan metode pembelajaran yang

mampu membuat siswa dapat diarahkan untuk mengembangkan daya

ekspresi, imajinasi dan kreativitasnya. Menurut Smith (1996, hlm. 36) bahwa

“proses koreografi melalui eksplorasi, improvisasi, dan juga seleksi, adalah pengalaman-pengalaman tari yang dapat memperkuat kreativitas”.

Pengalaman-pengalaman tari itu yaitu eksplorasi, improvisasi, dan

pembentukan. Sesuai dengan pernyataan dari Hawkins (1991, hlm. 20)

mengatakan bahwa “pengalaman-pengalaman tari yang dapat diklasifikasikan

menjadi lima tahap yaitu tahap merasakan, menghayati, mengkhayalkan,

mengejawantahkan dan membentuk (form)”.

Siswa tidak dituntut untuk pintar menari, akan tetapi siswa harus diberi

kebebasan dalam berekplorasi, dalam mengungkapkan

kreativitas-kreativitasnya, yang diperlukan oleh seorang pendidik pada saat

menyampaikan pemahaman tari yaitu menggunakan stimulus untuk

merangsang daya imajinasi siswa. Sesuai dengan yang dipaparkan oleh Burton

(dalam Suyono, dkk, 2011, hlm. 16) menyatakan bahwa “mengajar adalah

upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada

siswa agar terjadi proses belajar”. Siswa menjadi tertarik terhadap materi atau bahan ajar, hal ini terlihat dari kurang ketertarikannya siswa terhadap

pembelajaran seni tari seperti saat proses belajar mengajar berlangsung siswa

asik mengobrol, bercanda, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak efektif

tentunya guru harus memiliki strategi agar maksud dan tujuan dari

pembelajaran tersebut dapat tersampaikan,rangsangan rangsangan melalui

hand property pada siswa dalam prosesnya sangat diperlukan untuk

membangun motivasi, rasa ingin tahu, rasa memiliki, kebersamaan dan

(5)

akan mempelajari tari Nusantara dalam hal ini guru harus mampu memilih

materi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengarajar yang nantinya

materi dan tujuan pembelajaran seni tari tersampaikan, misalnya yang terjadi

dalam materi yang dipilih adalah tari piring kemudian guru mengganti

property piring tersebut dengan batok atau berenuk, tombak dengan tongkat,

kipas dengan kipas sederhana yang sudah dicat dan hias sesuai dengan

kreativitas siswa masing masing, dalam fenomena ini ada beberapa hal yang

sangat menarik dimana bukan hanya materi tari Nusantara yang tersampaikan

esensi property yang siswa buat menjadi suatu alasan ketertarikan siswa

untuk belajar tari nusantara. Dari fenomena ini banyak sekali aspek-aspek

yang berkembang di dalamnya seperti pengembangan emosional,

interpersonal dan intrapersonal.

Rangsangan-rangsangan melalui media pembelajaran dan property pada

siswa dalam prosesnya diperlukan untuk membangun motivasi dan kreatifitas

pada diri siswa tersebut, karena motivasi belajar siswa ini menentukan tingkat

berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar Proses pembelajaran

melibatkan semua komponen yang ada di dalamnya, guru dan peserta didik

sebagai komponen di dalam pembelajaran harus ikut aktif di dalamnya, guru

harus menanamkan dan memotivasi siswa agar siswa mampu untuk

terstimulus dalam proses pembelajaranya.

Menurut latar belakang pemikiran di atas peneliti merasa tertarikterhadap

property sebagai media pembelajaran tari Nusantara. Pemilihan property

sebagai media ini diharapkan mampu untuk merangsang siswa dalam

meningkatkan kreatifitasnya serta menumbuhkan kreativitas siswa terhadap

pembelajaran seni tari.

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Penggunaan Property Dalam Pembelajaran Tari Nusantara Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas XI di SMK Binawisata Lembang“

(6)

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka peneliti menyusun identifikasi masalah. Adapun

identifikasi masalah yang muncul selama ini di lapangan adalah

1. Siswa tidak diperkenalkan dengan tari Nusantara sehingga siswa

merasa asing dengan tari Nusantara.

2. Stimulus penggunaan property tidak dijadikan sebagai stimulus

dalam penciptaan tari Nusantara.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas ,maka penulis dapat

merumuskan masalah sebagai tersebut:

1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran tari Nusantara pada siswa

kelas di SMK Bina Wisata lembang?

2. Bagaimana hasil pembelajaran tari Nusantara pada siswa di SMK

Binawisata Lembang?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis mempunyai tujuan

penulisan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari Nusantara dengan

menggunakan property pada siswa di kelas XI SMK Binawisata

Lembang.

2. Mengetahui hasil pembelajaran tari Nusantara dengan menggunakan

property pada siswa di kelas XI SMK Binawisata Lembang.

E. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini peneliti berharap dapat bermanfaat dalam

(7)

1. Manfaat Teoritis

Memberikan pemahaman mengenai penggunaan property dalam

pembelajaran tari Nusantara untuk meningkatkan kreatifitas siswa.

2. Manfaat praktik

Bagi guru

a. Sebagai bahan acuan atau pedoman untuk pembelajaran seni tari yang

akan di laksanakan selanjutnya.

b. Sebagai bahan evaluasi mengenai pembelajaran seni tari yang telah di

lakukan.

c. Memotivasi guru agar dapat menciptakan hal yang baru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah.

Bagi siswa

a. Siswa dapat meningkatkan daya kreativitas dan imajinatifnya melalui

gerak tari dengan menggunakan property.

b. Siswa dapat bereksplorasi dan mengembangkan stimulus-stimulus dari

penggunaan properti sehingga terciptanya koreografi.

c. Siswa dapat lebih menghargai karya yang siswa buat dan menjadikan

minat siswa untuk mau belajar seni tari.

3. Bagi peneliti

a. Dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman, mengenai pembelajaran

seni tari yang dilakukan melalui aktivitas penciptaan tari untuk

meningkatkan kemampuan kreatif.

b. Untuk pengetahuan dan memperdalam bidang seni tari yang penulis

tekuni.

Bagi lembaga

a. Menjadi bahan observasi dan referensi bagi mahasiswa yang

(8)

b. Menambahkan keragaman dan pengetahuan bidang seni tari khususnya

dalam penciptaan tari melalui penggunaan property.

F. Asumsi

Penggunaan property dalam praktek tari Nusantara dipersepsikan dapat

meningkatkan kualitas gerak siswa dalam mengikuti intrakurikuler pelajaran seni

tari di Kelas XI SMK Binawisata Lembang Bandung.

G. Struktur Organisasi Penelitian

Pada stuktur organisasi penulisan ini akan dijabarkan dalam sistematika

sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang pendahuluan yang didalamnya terdapat uraian

pokok mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian,

rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis

yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan

dalam penelitian dan struktur organisasi penelitian skripsi. Latar belakang

berisi tentang uraian tentang apa yang menjadi masalah penelitian yang

berkaitan dengan judul, serta alasan masalah itu perlu diteliti. Identifikasi

masalah berisi pengungkapan masalah-masalah yang diidentifikasi setelah

itu baru dirumuskan masalahnya dalam rumusan masalah. Rumusan

masalah berisi tentang masalah, dalam bentuk pertanyaan penelitian. Tujuan

penelitian pengungkapan dari tujuan yang ingin dicapai melalui proses

penelitian. Manfaat penelitian ini berisi uraian tentang manfaat hasil

penelitian bagi peneliti dan yang berkaitan dengan penelitian ini.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teoretis, pemaparan peneliti mengenai kajian

kepustakaan yang akan peneliti gunakan sebagai bahan acuan dalam proses

(9)

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas mengenai metode penelitian, termasuk beberapa

komponen yaitu lokasi populasi dan sampel penelitian, desain penelitian,

metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, variabel

penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan penjabaran dari hasil penelitian dan pembahasan yang

didalamnya membahas tentang data-data hasil penelitian dan analisis hasil

penelitian oleh peneliti. Diantaranya gambaran umum lokasi penelitian, dan

proses serta hasil dan pembahasan dari objek/topik yang diteliti.

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Terdiri dari sub judul Kesimpulan dan Rekomendasi yang menyajikan

penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.

Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah.

Kemudian saran atau rekomendasi ditujukan kepada para pembuat

kebijakan, kepada para pengguna hasil peneliti yang bersangkutan, kepada

peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian berikutnya.

Selanjutnya yaitu daftar pustaka dimana yang memuat semua sumber

tertulis (buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, dan sumber internet). Kemudian

setelah penulisan daftar pustaka terdapat lampiran-lampiran yang berisi mengenai

semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya

menjadi suatu karya ilmiah. Dalam lampiran ini berupa surat-surat,

gambar-gambar hasil penelitian skripsi. Untuk yang terakhir yaitu riwayat hidup penulis

yang berisi tentang biografi penulis secara singkat dan riwayat pendidikan penulis

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia yang ada di Kota Kinabalu. Dengan adanya penelitian pembelajaran tari nusantara di Sekolah Indonesia Kota. Kinabalu ini diharapkan dapat menanamkan nilai pada

Dari permasalahan di atas, maka peneliti akan memberikan judul “ Studi Deskriptif Pembelajaran Seni Tari di SMA Terpadu Krida Nusantara Bandung .”.

Penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran tari yang mengggunakan penerapan reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran seni

Aplikasi Metode Image Streaming dalam Pembelajaran Seni Tari untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas VII di SMP Negeri 14 Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia

ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Pada Pembelajaran Seni Tari Kelas VII di Smp 3 Lembang.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penerapan Tari Polostomo Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Tari Di SMPN 22 Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu