• Tidak ada hasil yang ditemukan

Corporate Social Responsibility PT Pupuk Iskandar Muda dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitarnya Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Corporate Social Responsibility PT Pupuk Iskandar Muda dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitarnya Chapter III VI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Metode Penelitian

Sugiyono (2009) menyatakan bahwa metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009: 1). Proses penelitian sosial secara metodologi terdiri dari perencanaan riset, penarikan sampel, observasi dan pengolahan data (Danandjaja, 2012: 18). Sedangkan pendekatan penelitian adalah suatu cara atau strategi yang ditetapkan oleh peneliti di dalam mengamati, mengumpulkan informasi dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian (Bungin, 21:29). Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

Metode penelitian ini adalah penelitian korelasi, yaitu penelitian yang berusaha mengetahui bagaimana dua variabel atau lebih berhubungan. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan derajat hubungan korelasi antara dua variabel atau yang lebih yang dinyatakan dengan koefisien korelasi. (Soewadji, 2012).

3.2. Metode Pengukuran

3.2.1. Kerangka Konsep

(2)

penelitian ini disusun berdasarakan kerangka teori yang ada dan dihubungkan dengan fenomena yang menjadi fokus kajian. Kerangka konsep akan menjelaskan tentang variabel-variabel yang dapat diukur dalam kajian ini, variabel-variabel tersebut adalah:

(1) Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang menentukan atau yang mempengaruhi adanya variabel yang lain (Soewadji, 2012: 115).

Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah Program Corporate Social ResponsibilityPT PIM.

(2) Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya, yakni variabel bebas. (Soewadji, 2012: 115).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pemberdayaan Masyarakat. (3) Karakteristik Responden.

Karakteristik responden pada penelitian ini adalah jenis kelamin, usia pendidikan dan Pekerjaan.

3.2.2. Operasional Variabel

(3)

Tabel 3.1 Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variable Operasional Variabel Bebas (X)

Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin 2. Usia

3. Pendidikan 4. Pekerjaan Program CSR

(Budimanta, A., Prasetijo, A., Rudito, B: 2004)

1. Bidang Sosial 2. Bidang Ekonomi 3. Bidang Lingkungan Variabel Terikat (Y)

Pemberdayaan Masyarakat

(Demartoto dan Utami: 2005)

1. Kesejahteraan 2. Akses

3. Kesadaran Kritis 4. Partisipasi 5. Kontrol

3.2.3. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Singarimbun dan Efendi (1995: 46), definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

(4)

3.2.3.1. Variabel bebas (X), Program CSR yang terdiri dari:

(1) Bidang Sosial. Program CSR di bidang sosial mencakup serangkaian kegiatan yang berdampak positif terhadap peningkatan kualitas kehidupan berbagai aspek kehidupan masyarakat, yaitu pendidikan, kesehatan, seni budaya, olahraga dan keagamaan. (2) Bidang Ekonomi. Program CSR di bidang ekonomi mencakup

kegiatan-kegiatan yang berdampak pada peningkatan peluang kerja dan peluang usaha, peningkatan pendapatan dan penurunan kemiskinan di masyarakat.

(3) Bidang Lingkungan. Program CSR bidang lingkungan mencakup kegiatan-kegiatan yang berdampak pada peningkatan kenyamanan dan kelestarian lingkungan.

3.2.3.2. Variabel Terikat (Y), Pemberdayaan Masyarakat yang terdiri dari: (1) Kesejahteraan. Dimensi ini merupakan tingkat kesejahteraan

masyarakat yang diukur dari tercukupinya kebutuhan dasar seperti sandang, papan, pangan, pendapatan, pendidikan dan kesehatan. (2) Akses.Dimensi ini menyangkut kesetaraan dalam akses terhadap

(5)

pusat dan pinggiran. Sumber daya dapat berupa waktu, tenaga, lahan, kredit, informasi, keterampilan, dan sebagainya.

(3) Kesadaran kritis. Kesenjangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat bukanlah tatanan alamiah yang berlangsung demikian sejak kapanpun atau semata-mata memang kehendak Tuhan, melainkan bersifat struktural sebagai akibat dari adanya diskriminasi yang melembaga. Keberdayaan masyarakat pada tingkat ini berarti berupa kesadaran masyarakat bahwa kesenjangan tersebut adalah bentukan sosial yang dapat dan harus diubah. (4) Partisipasi. Keberdayaan dalam tingkat ini adalah masyarakat

terlibat dalam berbagai lembaga yang ada di dalamnya. Artinya, masyarakat ikut andil dalam proses pengambilan keputusan dan dengan demikian maka kepentingan mereka tidak terabaikan. (5) Kontrol. Keberdayaan dalam konteks ini adalah semua lapisan

masyarakat ikut memegang kendali terhadap sumber daya yang ada. Artinya, dengan sumber daya yang ada, semua lapisan masyarakat dapat memenuhi hak-haknya, bukan hanya segelintir orang yang berkuasa saja yang menikmati sumber daya, akan tetapi semua lapisan masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat dapat mengendalikan serta mengelola sumber daya yang dimiliki.

3.2.3.3. Karakteristik Responden yang terdiri dari: (1) Usia, yaitu tingkatan umur responden.

(6)

(3) Tingkat Pendidikan, yaitu jenjang sekolah yang pernah ditempuh oleh responden.

(4) Pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan responden saat ini.

3.2.4. Skala Pengukuran

Teknik skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert yang merupakan bagian dari jenis attitude scales. Skala Likert adalah di mana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan tentang perilaku, objek, orang atau kejadian (Nazir, 2011:338). Menurut Sugiyono (2009:107), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial.

3.3. Populasi Dan Metode Pengambilan Sampel

3.3.1. Populasi

(7)

karakteristik yaitu rumah tangga yang merasakan programCorporate Social Responsibility(CSR) dari PT PIM dengan jumlah 4.883 Rumah Tangga.

Tabel 3.2

Jumlah Rumah Tangga Wilayah Ring 1 CSR PT PIM

No Nama Desa Jumlah Rumah Tangga

1 Tambon Baroh 1.419

2 Tambon Tunong 728

3 Keude Krueng Geukueh 971

4 Paloh Gadeng 1010

5 Blang Naleung Mameh 705

Jumlah 4.833

Sumber: BPS Aceh Utara dan BPS Lhokseumawe Tahun 2015

3.3.2. Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode “Stratified Random sampling” yaitu teknik penarikan sampel berlapis dari populasi yang homogen. Secara sistematis menggunakan metode pengambilan sampel secara sistematis atau “systematic sampling

dengan menetapkan “start number” pada bilangan ganjil (Danandjaja, 2012). Untuk menentukan minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat digunakan rumus Slovin, adapun rumus Slovin sebagai berikut:

2

1 Ne N n

+ =

Dimana:

n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

(8)

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel adalah:

Dari perhitungan tersebut, maka jumlah sampel yang diambil adalah 99 jiwa yang berasal dari 5 Desa dengan rincian per masing-masing desa yaitu:

Tabel 3.3

Distribusi Sample Secara Proporsional

No Nama Desa Jumlah Rumah

Tangga Sampel(Jiwa)

1 Tambon Baroh 1.419 29

2 Tambon Tunong 728 15

3 Keude Krueng Geukueh 971 20

4 Paloh Gadeng 1010 21

5 Blang Naleung Mameh 705 14

Jumlah 4.833 99

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Setelah menggunakanStratified Random Sampling,dalam pengambilan sampel digunakan purposive sampling. Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas kriteria tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel adalah:

1) Responden merupakan kepala rumah tangga atau pendamping kepala rumah tangga (istri).

2) Responden telah berdomisili lebih dari 2 tahun di desa tersebut.

3.3.3. Kerangka Sampel

Dari kegiatan penelitian “Program Corporate Social Responsibility PT

Pupuk Iskandar Muda dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar”, adapun

(9)

ditetapkan pada data penduduk di desa masing-masing dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kerangka Sampel

Desa Lingkungan No Nama

Tambon Baroh Lingkungan 1 1 Hanafiah Thaib Tambon Baroh Lingkungan 1 2 Zainal Abidin Tambon Baroh Lingkungan 1 3 Tarjudin Arsyad Tambon Baroh Lingkungan 1 4 Sahabuddin Tambon Baroh Lingkungan 1 5 Ari Murdayan Tambon Baroh Lingkungan 2 6 Ilyas Husen Tambon Baroh Lingkungan 2 7 Leli Susana Tambon Baroh Lingkungan 2 8 Syamsiah Tambon Baroh Lingkungan 2 9 Rustam Efendi Tambon Baroh Lingkungan 2 10 Raihana Tambon Baroh Lingkungan 3 11 Arinal Tambon Baroh Lingkungan 3 12 M. Isa Tambon Baroh Lingkungan 3 13 Zulkifli

Tambon Baroh Lingkungan 3 14 Ricka Handayani Tambon Baroh Lingkungan 3 15 Tedi Syahputra Tambon Baroh Lingkungan 4 16 Amrizal Tambon Baroh Lingkungan 4 17 Idris Hasballah Tambon Baroh Lingkungan 4 18 April Lisa Irsyan Tambon Baroh Lingkungan 4 19 Marzuki

(10)

Desa Lingkungan No Nama Tambon Tunong Lingkungan 3 40 Maulisa

Tambon Tunong Lingkungan 3 41 Syarkiah T. Daudsyah Tambon Tunong Lingkungan 4 42 Damhuri akbar Tambon Tunong Lingkungan 4 43 Zul Akbar Tambon Tunong Lingkungan 4 44 T. Muslem Keude Kruenggeukueh Lingkungan 1 45 Taufik Hidayat Keude Kruenggeukueh Lingkungan 1 46 Teguh Adrian Keude Kruenggeukueh Lingkungan 1 47 Nuraini Keude Kruenggeukueh Lingkungan 1 48 Dhani Andrian Keude Kruenggeukueh Lingkungan 2 49 M. Jafaruddin Keude Kruenggeukueh Lingkungan 2 50 Andi Winardi Keude Kruenggeukueh Lingkungan 2 51 Fadlan Keude Kruenggeukueh Lingkungan 2 52 Asrinaldi Keude Kruenggeukueh Lingkungan 3 53 M. Zakaria Keude Kruenggeukueh Lingkungan 3 54 Noviandi Keude Kruenggeukueh Lingkungan 3 55 Zulmaidi Keude Kruenggeukueh Lingkungan 3 56 Irvan Syahputra Keude Kruenggeukueh Lingkungan 4 57 Rina Dwi Rahma Keude Kruenggeukueh Lingkungan 4 58 Nafsiah

Keude Kruenggeukueh Lingkungan 4 59 Nazar Alamsyah Keude Kruenggeukueh Lingkungan 4 60 Hasan Basri Keude Kruenggeukueh Lingkungan 5 61 Safwan Husein Keude Kruenggeukueh Lingkungan 5 62 Ira Mutia Keude Kruenggeukueh Lingkungan 5 63 Dewi Meutia Keude Kruenggeukueh Lingkungan 5 64 Muzakir

Paloh Gadeng Lingkungan 1 65 Sulaiman Karya Paloh Gadeng Lingkungan 1 66 Zakaria

Paloh Gadeng Lingkungan 1 67 Rohani Meutuah Paloh Gadeng Lingkungan 1 68 Jamaluddin Paloh Gadeng Lingkungan 2 69 Syarifuddin Elbri Paloh Gadeng Lingkungan 2 70 M. Hasan

(11)

Desa Lingkungan No Nama Blang Naleung Mameh Lingkungan 2 90 Fathan Isqi Blang Naleung Mameh Lingkungan 2 91 Fadhli Ilyas Blang Naleung Mameh Lingkungan 2 92 Eliana Blang Naleung Mameh Lingkungan 3 93 Rizal Wahab Blang Naleung Mameh Lingkungan 3 94 Habiburahman Blang Naleung Mameh Lingkungan 3 95 Azhar

Blang Naleung Mameh Lingkungan 3 96 Wahyuni Blang Naleung Mameh Lingkungan 4 97 Said Alaydrus Blang Naleung Mameh Lingkungan 4 98 Ida Mayanthi Blang Naleung Mameh Lingkungan 4 99 Ibnu Azhari

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

3.4. Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan data yang diperoleh secara langsung

melalui penelitian. Dalam kegiatan penelitian “ Program Corporate Social

Responsibility PT Pupuk Iskandar Muda dan Pemberdayaan Masyarakat

Sekitar”, untuk memperoleh data primer adalah dengan menggunakan

wawancara terstruktur dengan menggunakan“projektif kuesioner”.

Adapun model kuesioner yang digunakan dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Contoh Model Kuesioner

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1 Jenis Kelamin 1. Pria

(12)

Selain penggunaan data primer, peneliti juga menggunakan data sekunder untuk melengkapi kebutuhan data pada penelitian ini. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, publikasi yang sudah dalam bentuk jadi, yang diperoleh melalui kepustakaan. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian kepustakaan melalui buku-buku, jurnal, internet dan sebagainya.

3.5. Validitas dan Reliabilitas

3.5.1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2001:135), uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikansi 0,05.

Bila : r (hitung)> r (tabel), berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid. r(hitung)< r(tabel), berarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

3.5.2. Uji Reliabilitas

(13)

koefisien diatas 0,60. Menurut Nunnally (1969) dalam Ghozali (2001:133) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60.

3.6. Metode Analisis Data

Dalam kegiatan penelitian “ Program Corporate Social Responsibility

PT Pupuk Iskandar Muda dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitarnya”. Untuk menguji hipotesis bahwa adanya hubungan antara program CSR di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan dengan terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar, adapun analisis yang dilakukan adalah pendekatan analisis statistik Univariansi (Danandjaja, 2012: 184). Penggunaan analisis univariansi dengan menggunakan aplikasi “SPSS For Windows” dapat

memberikan pengukuran terhadap interaksi hubungan antara variabel melalui berbagai faktor yang mempengaruhi variabel terpengaruh secara sistematis dan tepat.

3.7. Lokasi Penelitian

(14)

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada 99 orang responden yang tersebar di 5 Desa. Desa-desa tersebut sebagian besarnya berada di Kabupaten Aceh Utara, lebih tepatnya di Kecamatan Dewantara.

4.1.1 Letak Geografis

Dewantara merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara yang memiliki salah satu proyek vital berskala nasional, yaitu pabrik Pupuk Iskandar Muda yang berbatasan langsung dengan Kota Lhokseumawe. Dewantara juga merupakan salah satu Kecamatan di bagian barat Kabupaten Aceh Utara dengan luas Kecamatan seluruhnya ialah ±39,47 Km²/ 3.947 Ha, terdiri dari 2 kemukiman dan 15 desa dengan ibukota Kecamatan Keude Krueng Geukueh yang merupakan pusat kegiatan perekonomian kecamatan ini.

(15)

Kecamatan Dewantara sebelah utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Nisam. Sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Muara Batu dan sebelah timur berbatasan dengan Kota Lhokseumawe. Namun secara topografi Kecamatan Dewantara merupakan kecamatan dengan rata-rata desanya berada di daratan dan sebagian kecil berada di sekitar perbukitan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Tabel Geografis Desa

Uraian Jumlah Desa

Desa Pantai 6

Desa Lereng 5

Desa Daratan 4

Sumber: BPS Aceh Utara, 2015

4.1.2 Pemerintahan

Ibukota Kecamatan Dewantara adalah Keudee Krueng Geukueh. Sudah lebih dari 20 orang Camat yang memimpin di Kecamatan ini dengan berbagai macam hasil yang sudah diraih. Pusat Pemerintahan terletak di Desa Keudee Krueng Geukueh dengan pasar Kecamatan juga berada di Desa Keudee Krueng Geukueh. Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya Camat di bantu oleh 37 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jenjang pendidikan dan bidang keahlian serta kemampuan yang berbeda-beda.

(16)

instansi pemerintah lainnya untuk tingkat kecamatan yang membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan pemerintahan yang berjumlah seluruhnya 200 orang. Sedangkan untuk tingkat pemerintahan desa setiap desa memiliki seorang Kepala desa dan dibantu oleh seorang Sekretaris desa dan beberapa Kepala Urusan serta Pemuka Adat dan Tokoh Agama. Dari 200 pegawai tersebut yang paling banyak pegawai adalah pada Dinas Kesehatan, yaitu sebanyak 102 orang pegawai yang bekerja.

4.1.3 Aspek Demografi

Penduduk Dewantara berjumlah 47.449 jiwa yang pada tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya yang pada tahun 2013 berjumlah 49.954 jiwa. Penurunan penduduk tersebut berbanding lurus dengan jumlah Rumah Tangga yang pada tahun 2014 berjumlah 11.127 Rumah Tangga dengan rata-rata penduduk per rumah tangga adalah 4 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri dari 23.766 jiwa penduduk laki-laki dan 23.683 jiwa penduduk perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk adalah 1.202 ⁄ 2 dan sex ratio.

Tabel 4.2

Indikator Kependudukan

Uraian Tahun 2015

Jumlah Penduduk (jiwa) 49.954

Kepadatan Penduduk (jiwa/km) 1202

Sex Ratio (L/P) (%) 100

Jumlah Rumah Tangga (Ruta) 11.127

(17)

38000

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Sumber: BPS Aceh Utara, 2015

Gambar 4.1 Jumlah Penduduk

4.1.4 Aspek Sosial

Tahun 2016 jumlah bangunan sekolah di Kecamatan Dewantara untuk tingkat Sekolah Dasar/ sederajat berjumlah 16 Sekolah, tingkat Sekolah Menengah Pertama/ sederajat sebanyak 11 sekolah dan Tingkat Sekolah Menengah Atas/ sederajat berjumlah 9 sekolah.

16

Sumber: BPS Aceh Utara, 2015

Gambar 4.2

(18)

Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Dewantara sejauh ini sudah cukup memadai dengan 1 unit Rumah Sakit dan 1 unit klinik milik PT PIM, 1 unit Puskesmas Rawat Inap, 3 unit Puskesmas Pembantu, 27 Unit Posyandu dan 6 unit Polindes serta memiliki 14 tempat praktik dokter. Sehingga penanganan masyarakat dalam hal kesehatan dapat langsung terealisasi.

4.1.5 Aspek Ekonomi

Sumber penghasilan penduduk di Dewantara dapat dilihat pada Gambar 4.3 yang bersumber dari Buku Kecamatan Dewantara Dalam Angka 2015, bertumpu pada dua sektor, yaitu sektor industri sebanyak 3.853 Kepala Rumah Tangga dan sektor pertanian sebanyak 2.963 Kepala Rumah Tangga. Dua sektor ini yang terus bersinergi dan berkesinambungan dari waktu ke waktu yang menggerakkan roda perekonomian di pusat ibukota kecamatan dan sekitarnya. Industri Rumah Tangga merupakan salah satu penyumbang lapangan kerja berskala kecil untuk industri kerajinan dan anyaman.

0

Pertanian Perdagaagan Jasa Lainnya Perindustrian 2963 KK

1467 KK

2132 KK

3853 KK

Sumber: BPS Aceh Utara, 2015

Gambar 4.3

(19)

Selain kedua sektor yang dominan tersebut juga terdapat sektor lain yang menjadi sumber penghasilan penduduk yaitu sektor perdagangan dan jasa lainnya seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.3 di atas.

4.2 Perusahaan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM)

4.2.1 Deskripsi Perusahaan

PT Pupuk Iskandar Muda adalah salah satu badan usaha anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang industri pupuk urea dan industri kimia lainnya. PT PIM merupakan pabrik pupuk urea pertama di Indonesia yang dibangun oleh putra-putri Indonesia melalui kontraktor nasional PT Rekayasa Industri. Diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada tanggal 20 Maret 1985.

PT PIM didirikan berdasarkan Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita, SH nomor 54 pada tanggal 24 Februari 1982 dan telah beberapa kali disempurnakan, terakhir dengan Akta Notaris Nanda Fauzi, SH, MKn nomor 2 tanggal 3 Juli 2012. Penetapan lokasi pembangunan pabrik PT PIM di Aceh Utara berdasarkan faktor ketersediaan cadangan gas bumi sebagai sumber bahan baku, fasilitas water intake dan adanya sarana pelabuhan sebagai tempat bongkar muat peralatan pabrik, serta letaknya yang sangat strategis dengan negara tujuan ekspor.

(20)

kedua di Provinsi Aceh, dibangun sejak tahun 1982 sampai dengan tahun 1984, diresmikan pada tanggal 20 Maret 1985 dan beroperasi secara komersil sejak tanggal 1 April 1985.

Pabrik PIM-2 dengan kapasitas produksi Ammonia sebesar 396.000 ton per tahun dan Urea 570.000 ton per tahun mulai dibangun sejak tanggal 23 Maret 1999 yang semula direncanakan dapat diselesaikan dalam waktu 33 bulan, namun dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kali penundaan karena kondisi keamanan lingkungan di Aceh yang tidak kondusif. Akibatnya, penyelesaian pembangunan pabrik PIM-2 tertunda menjadi 77 bulan yang ditandai denganProvisional Acceptanceyang baru dapat dicapai tanggal 15 Agustus 2005.

Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, pada awalnya PT PIM mengikat kontrak jangka panjang dengan PT Pertamina. Kontrak kerja ini untuk pasokan gas bumi yang diperoleh dari ladang gas Arun (EMOI) sebagai bahan baku selama 20 tahun yaitu mulai tahun 1984 s.d 2003 dengan harga USD 1,0 /MMBTU.

(21)

daya manusia yang memiliki kompetensi yang cukup dan ketersediaan gas dengan harga yang kompetitif.

Keadaan PT PIM berubah drastis selama 10 tahun terakhir yakni sejak kontrak gas bumi berakhir pada bulan Desember 2003, dimana kemudian PT PIM tidak mendapatkan pasokan gas lagi dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan dan harga yang tetap. Selanjutnya kinerja PT PIM mengalami penurunan yang cukup signifikan dan tidak mampu mencapai produksi sesuai dengandesign capacitykarena suplai gas yang terbatas. Hal ini terjadi akibat pasokan bahan baku gas bumi yang diperoleh hanya cukup untuk operasional 1 (satu) pabrik dan dengan tingkat harga yang paling tinggi di lingkungan industri pupuk nasional sehingga biaya produksi tinggi melampaui harga pasar Urea. Iklim usaha yang ada di sekitar lingkungan PT PIM juga telah mempengaruhi kinerja PT PIM untuk dapat tumbuh dan berkembang yakni terjadinya konflik politik di Aceh selama kurun tahun 1998-2006.

(22)

Oil (EMOI) sebesar 50% working interest. Dalam perkembangan selanjutnya Gulf Resouces Aceh diakuisisi oleh Conoco Philips yang bertindak sebagai operator, selanjutnya Medco E&P Malaka (Medco) bersama Primier Oil dan Japex mengambil alih saham EMOI dan Conoco Philips.

Tahun 2003 sampai dengan saat ini, pasokan gas PIM berasal dari pembelian langsung antara lain melalui EMOI dalam jumlah yang terbatas dan dari berbagai sumber seperti: Swap PT Pupuk Kaltim, Easkal PSC dan BP Tangguh dengan harga yang bervariasi dan relatif tinggi. Hal ini telah menyebabkan kedua pabrik PIM tidak dapat beroperasi secara maksimal. Dampak dari hal tersebut menyebabkan kinerja perusahaan menjadi terganggu sedangkan kedua pabrik yang dimiliki PT PIM sampai saat ini dalam kondisi baik dan siap untuk dioperasikan.

Sejak akhir tahun 2014, PT PIM sudah mendapat peluang untuk mendapatkan kontrak tail gas yang merupakan sisa produksi EMOI dari ladang gas Arun untuk kebutuhan operasi 1 pabrik dari tahun 2014-2018. Pada tanggal 27 Januari 2015 PT PIM telah menandatangani kontrak pengadaan gas dengan PT Pertamina untuk jangka waktu 10 tahun yakni dari tahun 2017-2027. Kontrak pasokan gas dari PT Pertamina akan diperoleh dari Blok A Aceh Timur yang dioperasikan oleh Medco EP Malaka dengan volume hanya cukup untuk operasional 1 pabrik.

(23)

diversifikasi produk. Pada tahun 2015 PT PIM akan mencanangkan ekspansi usaha ke arah diversifikasi produk dengan alasan untuk mengantisipasi harga pasar Urea yang diprediksi relatif rendah sekitar USD 320 per ton untuk 10 tahun ke depan. Hal ini sekaligus untuk mengantisipasi setiap perubahan lingkungan bisnis yang terjadi termasuk dengan akan diberlakukannya perubahan kebijakan subsidi pupuk dari subsidi tidak langsung menjadi subsidi langsung ke petani.

4.2.2 Visi Dan Misi

PT Pupuk Iskandar Muda yang berlokasi di Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara ini memiliki visi dan misi yaitu:

Visi:

“Menjadi Perusahaan Pupuk dan Petrokimia yang Kompetitif”.

Misi:

1) Memproduksi dan memasarkan pupuk dan produk petrokimia dengan efisien.

2) Memenuhi standar mutu dan berwawasan lingkungan. 3) Memberikan nilai tambah kepadastakeholder.

4) Berperan aktif menunjang ketahanan pangan.

4.2.3 Tata Nilai Perusahaan

PT Pupuk Iskandar Muda menyusun Tata Nilai Perusahaan dengan

sebutan “SPIKE” yang memiliki makna “Berperan Aktif dalam Ketahanan

Pangan dan Kemakmuran Bangsa”. SPIKE merupakan singkatan dari

(24)

1) Semangat. Yakin berusaha dan pantang menyerah dalam menghadapi segala tantangan untuk mencapai kejayaan.

2) Peduli Pelanggan. Mengerti dan melayani melebihi harapan pelanggan serta memberikan solusi yang terbaik.

3) Integritas. Memiliki kejujuran, disiplin, tanggung jawab dan konsisten dalam setiap tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan.

4) Kerjasama. Bersatu mencapai tujuan untuk memberikan hasil terbaik dengan saling menghargai kelebihan dan kekurangan anggota tim. 5) Efisien. Merencanakan dana melaksanakan aktivitas dengan selalu

(25)
(26)

4.2.5 Program CSR PT PIM

Cukup banyak program CSR yang dilaksanakan oleh PT Pupuk Iskandar Muda bagi masyarakat di sekitarnya. Tanggung jawab sosial PT PIM melalui program pembinaan wilayah menggunakan dana yang bersumber dari biaya operasional perusahaan. Program kemitraan dan bina lingkungan dengan sumber dana penyisihan laba perusahaan dan dana bergulir dari pengembalian pinjaman serta bantuan lainnya yang bersumber dari zakat karyawan yang dikelola oleh Yayasam Amil Zakat.

PT PIM terus berusaha meningkatkan kinerja perusahaan di bidang CSR antara lain melalui berbagai program bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar yang marginal dengan dikemas dalam Program Bina Lingkungan. Bantuan tersebut diklasifikasikan dalam 3 bidang yaitu

1) Bidang Sosial : Pendidikan, Kesehatan, Keagamaan, Budaya, Sosial Kesejahteraan Umum dan Olah Raga 2) Bidang Ekonomi : Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

3) Bidang Lingkungan : Pelestarian Alam

1) Bidang Sosial Sub Pendidikan

(27)

pelatihan dan training, melainkan juga mencakup bantuan infrastruktur dan sarana dalam mendukung bidang pendidikan.

Salah satu kegiatan yang menjadi program unggulan PT Pupuk Iskandar Muda dalam bidang Pendidikan adalah pelaksanaan Program PT Pupuk Iskandar Muda Peduli Pendidikan, program ini merupakan program pemberdayaan siswa-siswi berprestasi yang tinggal di sekitar desa lingkungan perusahaan namun terkendala dari segi ekonomi untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang Perguruan Tinggi.

(28)

Ada beberapa output yang diperoleh PT Pupuk Iskandar Muda dalam melaksanakan Program PT Pupuk Iskandar Muda Peduli Pendidikan diantaranya :

(1)Respons positif yang diterima PT Pupuk Iskandar Muda dari masyarakat desa lingkungan terhadap kontribusi PT Pupuk Iskandar Muda dalam bidang pendidikan. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya harapan dan tingginya tingkat antusiasme masyarakat terhadap kelanjutan Program PT Pupuk Iskandar Muda Peduli Pendidikan tersebut.

(2)Semakin kuatnya sinergi antara PT Pupuk Iskandar Muda dengan pemerintah daerah. Maka dengan demikian PT Pupuk Iskandar Muda juga turut serta dalam pengembangan potensi Sumber Daya Manusia di Kabupaten Aceh Utara yaitu dengan memfasilitasi para Mahasiswa untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan atau Magang di PT PIM guna menimba ilmu yang mahasiswa perlukan selain ilmu yang didapat dibangku kuliah.

2) Bidang Sosial Sub Kesehatan

PT Pupuk Iskandar Muda banyak melakukan kegiatan yang terkait dengan kesehatan masyarakat, khususnya yang berada di lingkungan sekitar Perusahaan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain bantuan pengobatan bagi warga kurang mampu, penyuluhan, pencegahan dan penanganan penyakit menular.

(29)

tangan bersama siswa-siswi SD se Kecamatan Dewantara. (2) Ceramah kesehatan bersama karyawan dan warga lingkungan perusahaan mengenai cara penanggulangan penyakit diabetes, (3) Senam bersama karyawan dan warga lingkungan di lokasi perkantoran PT PIM.

PT PIM memiliki 1 unit Rumah Sakit dan 1 unit klinik sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi karyawan dan juga terbuka untuk umum. Tujuan didirikannya Rumah Sakit ini adalah untuk memberikan akses pengobatan bagi karyawan, masyarakat umum dan bagi masyarakat lingkungan yang kurang mampu yang ada di sekitar PT PIM. Untuk memperoleh pengobatan, ada persayaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sekitar, yaitu perseorangan tersebut belum memiliki Jaminan Kesehatan Masyarakat (JKM) yang merupakan program Pemerintah dan direkomendasikan oleh Kepala Gampong.

Pelayanan yang diberikan diantaranya adalah pemeriksaan gigi, layanan emergency primer serta penyuluhan masyarakat sekitar. Sampai saat ini sebanyak 500 jiwa lebih yang telah menggunakan fasilitas layanan kesehatan yang diberikan oleh PT PIM.

(30)

PIM yang diserahkan oleh PMI Aceh Utara diantaranya mendapatkan penghargaan Donor Darah Award sebagai pendonor darah terbanyak dari tahun 2012, 2013 dan pada tahun 2014 dengan jumlah 342 kantong.

3) Bidang Sosial Sub kegamaan dan Budaya

PT PIM memberikan bantuan pembangunan tempat ibadah di desa Blang Mameh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara berupa bantuan uang pembangunan sebesar Rp. 185.000.000,- yang diberikan dalam 5 (lima) tahap dikarenakan kondisi perusahaan yang belum stabil. PT Pupuk Iskandar Muda menyadari bahwa tempat ibadah merupakan salah satu sarana paling vital dan strategis dalam melakukan pembinaan ahklak, mental, pendidikan, kemasyarakatan serta kebudayaan dimana kesemua itu merupakan tujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan.

Bantuan yang diberikan oleh PT PIM bertujuan agar menumbuhkan syiar Islam yang sarat dengan norma dan nilai luhur untuk menciptakan sumber daya manusia yang potensial dan tangguh dari segi keimanan dan ketaqwaan maupun ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya. Bantuan diberikan kepada generasi muda Aceh terutama wilayah Desa Blang Mameh dengan menyediakan sarana pembinaan aqidah serta ahklak bagi masyarakat desa dalam mewujudkan masyarakat yang aman dan tertib serta sejahtera lahir dan bathin.

(31)

dilaksanakan di Mesjid Darul Huda Paloh Gadeng Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Selama ini Mesjid Darul Huda juga dipakai sebagai tempat menyelenggarakan pendidikan maulana untuk santri yang menimba ilmu maulana di Pesantren Madinatudiniyah Darul Huda Desa Paloh Gadeng yang dari tahun ke tahun mengalami perkembangan.

Mengingat peranan Pesantren Madinatudiniyah Darul Huda sangat penting maka diperlukan sarana dan prasarana yang baik untuk mendukung berjalannya kegiatan belajar dan ibadah. Oleh karena itu PT PIM membantu mendirikan tempat mengaji atau balai untuk Mesjid Darul Huda dengan tujuan meningkatkan dan memaksimalkan kapasitas tempat belajar mengaji dalam proses kegiatan belajar yang representatif dan kondusif.

4) Bidang Ekonomi sub pemberdayaan ekonomi masyarakat

PT PIM memiliki komitmen yang tinggi dalam mempemberdayakan ekonomi masyarakat di lingkungannya. Salah satu program PT PIM dalam program kementasan kemiskinan yaitu dengan membangunan Rumah Sehat Sederhana (RSS) yang diberikan kepada masyarakat fakir miskin di 5 (lima) desa lingkungan. Pada tahun 2015 tercatat PT PIM telah merealisasikan anggaran yang bersumber dari YAZ dan Bina Lingkungan sebesar Rp. 658.900.000,- untuk membangun 17 rumah dan telah diberikan kepada yang membutuhkan. Program ini telah dilakukan dari tahun 1995 dan total keseluruhan rumah yang telah dibangun PT PIM sebanyak 135 rumah.

(32)

sebagai salah satu tempat berlangsungnya kegiatan perekonomian masyarakat dalam skala kecil.

Program kemitraan juga merupakan kegiatan CSR di bidang ekonomi yang dilakukan oleh PT PIM. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat sekitar. Kegiatan Program Kemitraan yang di lakukan PT PIM adalah dengan memberikan pinjaman modal kerja yang sifatnya dana bergulir dan juga pemberian hibah pelatihan, training, dan promosi dalam rangka meningkatkan perkembangan usaha mitra binaan PT Pupuk Iskandar Muda. Total penyaluran Dana program kemitraan pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.360.000.000,-.

Jumlah mitra binaan yang telah dibina pada tahun 2014 oleh PT PIM sebanyak 40 mitra dan total sampai dengan tahun 2014 sebanyak 4.077 mitra binaan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.3

Sektor Binaan Program Kemitraan PT PIM

No Sektor Binaan Jumlah Binaan

1 Sektor Industri 268

2 Sektor Perdagangan 2.259

3 Sektor Pertanian 108

4 Sektor Peternakan 548

5 Sektor Perikanan 481

6 Sektor Jasa 411

7 Sektor perkebunan 2

Jumlah 4.077

(33)

PT PIM juga berupaya untuk memberdayakan pengusaha-pengusaha lokal. Beberapa contoh PT PIM dalam bidang pemberdayaan pengusaha lokal adalah dengan membantu peminjaman modal kerja, pelatihan membuat kue ibu-ibu seputaran Desa Lingkungan di gedung Diklat PT PIM, dan pelatihan menjadi teknisi handphone untuk pemuda seputaran desa lingkungan di gedung diklat.

5) Bidang Lingkungan sub Pelestarian Alam

Beberapa cara PT PIM untuk ikut serta dalam pelestarian lingkungan adalah dengan membangun penangkaran rusa yang ditempatkan ditaman yang berlokasi kompleks perumahan PT PIM. Berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999, rusa asli Indonesia termasuk ke dalam satwa yang dilindungi. Sehingga PT PIM berusaha melindungi rusa-rusa liar untuk menghindari dari kepunahan.

Selain itu, PT PIM juga menyerahkan bantuan sebanyak 500 batang pohon mangrove kepada Pangkalan TNI Angkatan Laut Lhokseumawe untuk mendukung kegiatan penghijauan daerah pesisir pantai. Sebelumnya PT PIM juga telah menanam 10 ribu mangrove di Daerah Aliran Sungai (DAS) kawasan itu. Kegiatan itu merupakan bentuk kepedulian PT PIM dalam merealisasikan program PIM Hijau untuk melestarikan lingkungan.

4.3 Gambaran Umum Responden

(34)

karakteristik respenden yang terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

4.3.1 Gambaran Responden Menurut Jenis Kelamin

70 71% 29

29%

Jenis Kelamin

Pria Wanita

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Gambar 4.4

Pengelompokan Responden Menurut Jenis Kelamin

(35)

4.3.2 Gambaran Responden Menurut Umur

3 3%

27 27%

45 46% 24

24%

Usia Responden

< 29 Tahun 29 – 39 Tahun 40 – 49 Tahun > 49 Tahun

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Gambar 4.5 Usia Responden

(36)

4.3.3 Gambaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan

7

7% 13

13%

41 42% 38

38%

Tingkat Pendidikan

SD

SLTP

SMU

Perguruan Tinggi

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Gambar 4.6 Pendidikan Responden

(37)

4.3.4 Responden Menurut Jenis Pekerjaan

23

13

48

15

0 10 20 30 40 50 60

Pekerjaan

PNS/ TNI/ POLRI Petani Wir a Swasta Karyawan

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Gambar 4.7 Pekerjaan Responden

(38)

4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel-Variabel

4.4.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Program CSR PT PIM

Bidang Sosial

(39)

Tabel 4.4

Distribusi Responden Atas Program CSR PT PIM Bidang Sosial

No. Butir Pertanyaan

(40)

putra-Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa secara umum mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju ketika CSR PT PIM memberikan bantuan beasiswa pendidikan bagi anak yang berprestasi. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 35 orang (35,4%), setuju sebanyak 38 orang (38,4%), ragu-ragu sebanyak 15 orang (15,2%) dan tidak setuju sebanyak 11 orang (11,1%).

CSR PT PIM memberikan bantuan perlengkapan sekolah bagi anak yatim piatu, mayoritas responden menjawab sangat setuju sebanyak 39 orang (39,4%), setuju sebanyak 41 orang (41,4%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 11 orang (11,1%) dan tidak setuju sebanyak 8 orang (8,1%). Hal ini menunjukkan masih ada masyarakat yang belum mendapatkan santunan dari PT PIM berupa perlengkapan sekolah bagi anak yatim piatu walaupun sebagian besar sudah mendapatkannya.

Responden mayoritas setuju ketika CSR PT PIM memberikan bantuan pembangunan sarana dan prasarana sekolah-sekolah. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 27 orang (27,3%), setuju sebanyak 41 orang (41,4%), ragu-ragu 22 orang (22,2%) dan tidak setuju sebanyak 9 orang (9,1%).

(41)

(38,4%), ragu-ragu sebanyak 14 orang (14,1%) dan tidak setuju sebanyak 14 orang (14,1%).

CSR PT PIM memberikan pelatihan bagi pemuda putus sekolah. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 30 orang (30,3%), setuju sebanyak 28 orang (28,3%), ragu-ragu sebanyak 22 orang (22,2%) dan sedangkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 19 orang (19,9%). Pelatihan yang diberikan seperti pelatihan teknisi handphone bagi pemuda putus sekolah yang berdomisili di lingkungan sekitar perusahaan.

Salah satu Program CSR PT PIM yakni bekerjasama dengan perguruan tinggi. Ada 4 Perguruan Tinggi di Aceh yang melakukan MOU dengan PT PIM agar dapat menerima mahasiswanya untuk Praktik Kerja Lapangan di perusahaan. Sehingga mayoritas responden menjawab setuju. Hal ini terlihat dari responden menjawab sangat setuju sebanyak 23 orang (23,1%), setuju 51 orang (51,5%), ragu-ragu sebanyak 17 orang (17,1%) dan tidak setuju 8 orang (8,1%).

CSR PT PIM memberikan bantuan pengobatan gratis kepada masyarakat kurang mampu. Responden menjawab sangat setuju sebanyak 43 orang (43,4%), setuju sebanyak 30 orang (30,3%), ragu-ragu sebanyak 12 orang (12,1%) dan tidak setuju sebanyak 14 orang (14,1%). Mayoritas menjawab setuju karena sampai dengan akhir tahun 2014 sebanyak 500 jiwa telah menggunakan fasilitas layanan kesehatan yang diberikan PT PIM.

(42)

orang (34,3%), ragu-ragu sebanyak 7 orang (7,1%) dan tidak setuju sebanyak 15 orang (15,2%).

CSR PT PIM menyelenggarakan sunat massal bagi masyarakat sekitar, tanggapan responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 37 orang (37,4%), setuju sebanyak 30 orang (30,3%), sedangkan ragu-ragu sebanyak 13 orang (13,1%) dan tidak setuju sebanyak 19 orang (19,2%).

Responden mayoritas setuju ketika CSR PT PIM menyelenggarakan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 33 orang (33,3%) dan setuju sebanyak 39 orang (39,4%). Sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 10 orang (10,1%) dan tidak setuju sebanyak 17 orang (17,2%). Masyarakat merasakan manfaat ketika beberapa bulan yang lalu PT PIM melakukan sosialisasi kesehatan bersama karyawan dan warga lingkungan perusahaan mengenai cara penanggulangan penyakit diabetes.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan CSR PT PIM menyelenggarakan donor darah tidak terlalu dominan untuk menjawab setuju. Dapat kita lihat dari jawaban responden yang menjawab sangat setuju 26 orang (26,3%), setuju sebanyak 29 orang (29,3%), ragu-ragu sebanyak 26 orang (26,3%) dan tidak setuju sebanyak 18 orang (18,2%). Walaupun kegiatan penyelenggaraan donor darah minimal dilakukan 3 bulan sekali atau dalam acara-acara nasional seperti HUT RI namun belum mampu menggerakkan warga sekitar untuk mendonorkan darahnya.

(43)

jawaban responden sangat setuju sebanyak 44 orang (44,4%), setuju sebanyak 48 orang (48,5), ragu-ragu sebanyak 6 orang (6,1%) dan tidak setuju sebanyak 1 orang (1,0%). Masyarakat Aceh yang mayoritas pemeluk agama Islam merasa Mesjid merupakan salah satu sarana yang paling penting keberadaanya. PT PIM sangat mengerti tentang hal tersebut sehingga bantuan ke Mesjid-Mesjid khususnya di sekitar perusahaan menjadi salah satu prioritas.

Begitu pula dengan Program CSR PT PIM yang memberikan bantuan pembangunan tempat mengaji atau balai. Seluruh responden tidak ada yang menjawab tidak setuju. Responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 38 orang (38,4%), setuju sebanyak 49 orang (49,5%) dan ragu-ragu sebanyak 12 orang (12,1%). Ini disebabkan masyarakat merasa tempat mengaji adalah tempat bagi masyarakat untuk belajar Agama Islam lebih dalam.

CSR PT PIM memberikan bantuan hewan qurban. Mayoritas Responden menjawab sangat setuju dan setuju. Dapat dilihat dari jawaban sangat setuju sebanyak 43 orang (43,4%), setuju sebanyak 45 orang (45,5%), ragu-ragu sebanyak 7 orang (7,1%), tidak setuju sebanyak 2 orang (2,0%) dan sangat tidak setuju sebanyak 2 orang (2,0%).

(44)

(18,2%), setuju sebanyak 21 orang (21,2%), sedangkan jawaban ragu-ragu sebanyak 36 orang (36,4%), tidak setuju sebanyak 17 orang (17,2%) dan sangat tidak setuju sebanyak 7 orang (7,1%).

4.4.2 Distibusi Jawaban Responden Terhadap Program CSR PT PIM Bidang

Ekonomi

Program CSR di bidang ekonomi mencakup kegiatan-kegiatan yang berdampak pada peningkatan peluang kerja dan peluang usaha, peningkatan pendapatan dan penurunan kemiskinan di masyarakat. Hasil jawaban responden terhadap Program CSR PT PIM Bidang Ekonomi sebagai berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Responden Atas Program CSR PT PIM Bidang Ekonomi

No. Butir Pertanyaan

(45)

Responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 42 orang (42,4%), setuju sebanyak 47 orang (47,5%) dan ragu-ragu sebanyak 10 orang (10,1%). Pembangunan RSS diperuntukkan bagi kaum dhuafa yang berada di sekitar perusahaan.

CSR PT PIM menyediakan lokasi berjualan kuliner bagi masyarakat. Tanggapan responden terhadap kegiatan ini yaitu yang menjawab sangat setuju sebanyak 28 orang (28,3%), setuju sebanyak 27 orang (27,3%), ragu-ragu sebanyak 26 orang (26,3%) dan tidak setuju sebanyak 18 orang (18,2%). Jawaban untuk pertanyaan ini terlihat merata karena lokasi

berjualan yang dikenal dengan nama “Pujasera” memiliki luas halaman

kecil, sehingga menyebabkan tidak banyak dari masyarakat bisa bergabung dalam bisnis kuliner dan berjualan di tempat tersebut.

CSR PT PIM melaksanakan Program Mitra binaan dengan memberikan pinjaman modal kerja dengan sistem dana bergulir. Responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 25 orang (25,3%), setuju sebanyak 29 orang (29,3%), ragu-ragu sebanyak 35 orang (35,4%) dan tidak setuju sebanyak 10 orang (10,1%). Kategori jawaban terbanyak berada di jawaban ragu-ragu. Hal ini dikarenakan dalam memberikan program ini PT PIM sangat berhati-hati dan selektif dalam menentukan siapa saja yang dapat dibantu modal kerja atau dijadikan mitra binaan. Sedangkan masyarakat yang berminat terhadap program ini sangat banyak.

(46)

ragu-ragu sebanyak 35 orang (35,4%) dan tidak setuju sebanyak 10 orang (10,1%). PT PIM secara rutin melaksanakan kegiatan ini, selain meningkatkan sumber daya masyarakat sekitarnya namun juga dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk menjadi lebih baik kedepannya.

4.4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Program CSR PT PIM

Bidang Lingkungan

Program CSR bidang lingkungan mencakup kegiatan-kegiatan yang berdampak pada peningkatan kenyamanan dan kelestarian lingkungan. Hasil jawaban responden terhadap Program CSR PT PIM Bidang Lingkungan sebagai berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Responden Atas Program CSR PT PIM Bidang Lingkungan

No. Butir Pertanyaan

(47)

sebanyak 16 orang (16,2%). Responden tertinggi di kelompok dengan jawaban ragu-ragu, ini dikarenakan penangkaran rusa berada di dalam kompleks Pegawai PT PIM sehingga sebagian warga tidak tahu mengenai penangkaran rusa tersebut.

CSR PT PIM memberikan bantuan bibit tanaman untuk penghijauan. Dari pertanyaan tersebut responden mayoritas menjawab setuju. Ini dapat dilihat dari responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 24 orang (24,2%), setuju sebanyak 58 orang (58,6%), ragu-ragu sebanyak 8 orang (8,1%) dan tidak setuju sebanyak 9 orang (9,1%).

CSR PT PIM menyelenggarakan gerakan penanaman 1 milyar pohon. Tanggapan responden terhadap pertanyaan tersebut yaitu yang menjawab sangat setuju sebanyak 21 orang (21,2%), setuju sebanyak 36 orang (36,4%), ragu-ragu sebanyak 25 orang (25,3%) dan tidak setuju sebanyak 17 orang (17,2%).

(48)

4.4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Program CSR PT PIM

Tabel 4.7

Distribusi Responden Atas Program CSR PT PIM

No. Butir Pertanyaan

Tanggapan responden terhadap pertanyaan apakah bantuan yang diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat. Responden menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang (14,1%), setuju sebanyak 26 orang (26,3%), responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 34 orang (34,3%), tidak setuju sebanyak 18 orang (18,2%) dan sangat tidak setuju sebanyak 7 orang (7,1%).

(49)

4.4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pemberdayaan

Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pelaksanaan Program CSR oleh Perusahaan PT PIM. Adapun yang menjadi dimensi indikator dalam pemberdayaan masyarakat yaitu kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol.

1) Kesejahteraan

Dimensi ini melihat tingkat kesejahteraan masyarakat diukur dari tercukupinya kebutuhan dasar seperti sandang, papan, pangan, pendapatan, pendidikan dan kesehatan. Hasil jawaban responden terhadap pemberdayaan masyarakat pada dimensi kesejahteraan sebagai berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Responden Atas Dimensi Kesejahteraan

No. Butir Pertanyaan

3 Bantuan CSR PT PIM di Bidang Pendidikan memberi

4 Setelah adanya CSR PT PIM, masih ada siswa/siswi yang putus sekolah

16 16,2 50 50,5 14 14,1 15 15,2 4 4,0 99 100,0

5 Bantuan CSR PT PIM di Bidang kesehatan memberikan manfaat kepada masyarakat ketika mengalami sakit.

7 7,1 41 41,4 25 25,3 26 26,3 0 0 99 100,0

6 Setelah adanya CSR PT PIM, angka kesakitan dalam keluarga menurun

7 7,1 22 22,2 33 33,3 29 29,3 8 8,1 99 100,0

(50)

Berdasarkan pada Tabel 4.8 dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan setelah menerima Program CSR, masyarakat sekitar terpenuhi kebutuhan pokoknya seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal. Mayoritas responden menjawab setuju dan ragu-ragu. Ini dapat dilihat dari responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang (8,1%), setuju sebanyak 37 orang (37,4%), responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 31 orang (31,3%), tidak setuju sebanyak 15 orang (15,2%) dan sangat tidak setuju sebanyak 8 orang (8,1%).

Masyarakat kurang mampu dapat memenuhi kebutuhan tempat tinggalnya karena mendapat bantuan rumah sehat sederhana dari PT PIM. Responden menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang (9,1%), setuju sebanyak 52 orang (52,5%), responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 17 orang (17,2%), tidak setuju sebanyak 11 orang (11,1%) dan sangat tidak setuju sebanyak 10 orang (10,1%).

Pada pertanyaan lainnya, bantuan CSR PT PIM di Bidang Pendidikan memberi kesempatan masyarakat sekitar perusahaan memperoleh pendidikan gratis bagi warga kurang mampu. Responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang (9,1%), setuju sebanyak 31 orang (31,3%), ragu-ragu sebanyak 31 orang (31,3%), tidak setuju sebanyak 20 orang (20,2%) dan sangat tidak setuju sebanyak 8 orang (8,1%).

(51)

orang (50,5%), ragu-ragu sebanyak 14 orang (14,1%), tidak setuju sebanyak 15 orang (15,2%) dan sangat tidak setuju sebanyak 4 orang (4,0%).

Pada pertanyaan lainnya bantuan CSR PT PIM di bidang kesehatan memberikan manfaat kepada masyarakat ketika mengalami sakit. Responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang (7,1%), setuju sebanyak 41 orang (41,4%), ragu-ragu sebanyak 25 orang (25,3%), dan tidak setuju sebanyak 26 orang (26,3%).

Setelah adanya CSR PT PIM, angka kesakitan dalam keluarga menurun. Tanggapan responden terhadap pertanyaan tersebut yaitu yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang (7,1%), setuju sebanyak 22 orang (22,2%), ragu-ragu sebanyak 33 orang (33,3%), tidak setuju sebanyak 29 orang (29,3%) dan sangat tidak setuju sebanyak 8 orang (8,1%).

2) Akses

Dimensi ini menyangkut kesetaraan dalam akses terhadap sumber daya dan manfaat yang dihasilkan oleh adanya sumber daya. Hasil jawaban responden terhadap pemberdayaan masyarakat pada dimensi akses sebagai berikut:

Tabel 4.9

Distribusi Responden Atas Dimensi Akses

No. Butir Pertanyaan program CSR PT PIM yang melaksanakan pelatihan dan keterampilan.

6 6,1 39 39,4 34 34,3 18 18,2 2 2,0 99 100,0

(52)

Berdasarkan pada Tabel 4.9 dapat diketahui mayoritas responden menjawab setuju dan ragu-ragu ketika program Mitra Binaan memberikan peluang bagi masyarakat untuk membuka usaha. Ini dapat dilihat dari responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang (10,1%), setuju sebanyak 45 orang (45,5%), responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 37 orang (37,4%) dan tidak setuju sebanyak 7 orang (7,1%).

Mampu terlatihnya masyarakat sekitar perusahaan karena adanya program CSR PT PIM yang melaksanakan pelatihan dan keterampilan. Responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 6 orang (6,1%), setuju sebanyak 39 orang (39,4%), ragu-ragu sebanyak 34 orang (34,3%), tidak setuju sebanyak 18 orang (18,2%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 orang (2,0%).

3) Kesadaran Kritis

(53)

Tabel 4.10

Distribusi Responden Atas Dimensi Kesadaran Kritis

No. Butir Pertanyaan

Pelatihan berwirausaha mengubah pola pikir masyarakat sekitar untuk menjadi lebih maju. Responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang (10,1%), setuju sebanyak 54 orang (54,5%), ragu-ragu sebanyak 30 orang (30,3%) dan tidak setuju sebanyak 5 orang (5,1%).

Program CSR mampu memperkecil kesenjangan status sosial ekonomi masyarakat. Responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang (8,1%), setuju sebanyak 35 orang (35,4%), ragu-ragu sebanyak 48 orang (48,5%) dan tidak setuju sebanyak 8 orang (8,1%).

4) Partisipasi

(54)

Tabel 4.11

Distribusi Responden Atas Dimensi Partisipasi

No. Butir Pertanyaan

1 Program CSR dalam bentuk bantuan pembangunan mampu mendorong masyarakat untuk terlibat dalam perencanaan pembangunan desa

5 5,1 49 49,5 42 42,4 3 3,0 0 0 99 100,0

2 Program CSR dalam bentuk bantuan pembangunan mampu

Berdasarkan pada Tabel 4.11 dapat diketahui mayoritas responden menjawab setuju dan ragu-ragu ketika terdapat pertanyaan Program CSR dalam bentuk bantuan pembangunan mampu mendorong masyarakat untuk terlibat dalam perencanaan pembangunan desa. Ini dapat dilihat dari responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang (5,1%), setuju sebanyak 49 orang (49,5%), responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 42 orang (42,4%) dan tidak setuju sebanyak 3 orang (3,0%).

Program CSR dalam bentuk bantuan pembangunan mampu meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam proses musyawarah dalam lembaga desa. Responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang (5,1%), setuju sebanyak 52 orang (52,5%), ragu-ragu sebanyak 41 orang (41,4%) dan tidak setuju sebanyak 1 orang (1,0%).

5) Kontrol

(55)

memenuhi hak-haknya, bukan hanya segelintir orang yang berkuasa saja yang menikmati sumber daya, akan tetapi semua lapisan masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat dapat mengendalikan serta mengelola sumber daya yang dimiliki. Hasil jawaban responden terhadap pemberdayaan masyarakat pada dimensi kontrol sebagai berikut:

Tabel 4.12

Distribusi Responden Atas Dimensi Kontrol

No. Butir Pertanyaan bekerja di perusahaan PT PIM

12 12,1 23 23,2 40 40,4 16 16,2 8 8,1 99 100,0

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan pada Tabel 4.12 dapat diketahui mayoritas responden menjawab setuju dan ragu-ragu ketika terdapat pertanyaan Pelatihan keterampilan pada pemuda dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengakses sumber daya yang dimilikinya. Ini dapat dilihat dari responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang (9,1%), setuju sebanyak 48 orang (48,5%), dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 42 orang (42,4%) .

(56)

orang (45,5%), ragu-ragu sebanyak 38 orang (38,4%) dan tidak setuju sebanyak 6 orang (6,1%).

Program CSR mampu membuka peluang bagi masyarakat setempat untuk bekerja di perusahaan PT PIM. Responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 12 orang (12,1%), setuju sebanyak 23 orang (23,2%), ragu-ragu sebanyak 40 orang (40,4%), tidak setuju sebanyak 16 orang (16,2%) dan sangat tidak setuju sebanyak 8 orang (8,1%).

4.5 Analisis Tabulasi Silang

Analisis tabel silang merupakan salah satu analisis korelasional yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel kategori nominal atau ordinal. Salah satu uji yang dapat dilakukan apada analisis tabulasi silang yaitu uji Chi Square. Uji Chi Square atau sering juga orang menyebutnya uji chi kuadrat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel yang terdapat pada baris dengan kolom.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji chi square dapat dilakukan dengan melihat output “Chi Square Test: hasil olah data dengan SPSS.

(57)

4.5.1 Analisis Tabulasi Silang antara CSR PT PIM Melaksanakan Pelatihan,

Training Dan Promosi Usaha Mitra Binaan dengan Pelatihan

Berwirausaha Mengubah Pola Pikir Masyarakat Sekitar Untuk Lebih Maju.

Tabel 4.13

Chi-Square Tests

36,857a 9 ,000

46,736 9 ,000

31,575 1 ,000

99 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

10 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,40.

a.

(58)

4.5.2 Analisis Tabulasi Silang Antara CSR PT PIM Melaksanakan Program

Mitra Binaan dengan Memberikan Pinjaman Modal Kerja Sistem

Dana Bergulir Dan Program Mitra Binaan Memberikan Peluang Bagi

Masyarakat Untuk Membuka Usaha.

Tabel 4.14

Chi-Square Tests

43,960a 9 ,000

47,704 9 ,000

29,100 1 ,000

99 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

10 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,71.

a.

(59)

4.5.3 Analisis Tabulasi Silang Antara CSR PT PIM Melaksanakan Program

Mitra Binaan dengan Memberikan Pinjaman Modal Kerja Sistem

Dana Bergulir Dan Program CSR Mampu Memperkecil Kesenjangan

Status Sosial Ekonomi Masyarakat

Tabel 4.15

Chi-Square Tests

45,801a 9 ,000

49,684 9 ,000

23,487 1 ,000

99 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

10 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,81.

a.

(60)

4.5.4 Analisis Tabulasi Silang Antara CSR PT PIM Memberikan Bantuan

Pembangunan Rumah Sehat Sederhana Dengan Masyarakat Kurang

Mampu Dapat Memenuhi Kebutuhan Tempat Tinggalnya Karena

Mendapat Bantuan Rumah Sehat Sederhana dari PT PIM.

Tabel 4.16

9 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,91.

a.

(61)

4.6 Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Validitas suatu instrumen akan menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran. Dengan demikian permasalahan validitas instrumen (angket) mampu mengukur apa yang diukur, maka disebut valid dan sebaliknya apabila tidak mampu mengukur apa yang diukur, maka dinyatakan tidak valid.

(62)

Tabel 4.17

Validitas Item Pertanyaan

Variabel Nomor

Item RTabel RHitung Keterangan

Program CSR PT PIM (X) X.1 0,196 0,685 Valid

X.2 0,196 0,601 Valid

(63)

Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya, apabila alat ukur tersebut stabil sehingga dapat diandalkan (dependability) dan dapat digunakan untuk meramalkan (predictability). Dengan demikian alat ukur tersebut akan memberikan hasil pengukuran yang tidak berubah-ubah dan akan memberikan hasil yang serupa apabila digunakan berkali-kali. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa, sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang tidak bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih-milih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya.

Hasil pengujian instrumen penelitian dari segi reliabilitas item–total statistics terhadap 99 responden sebagaimana tertera pada Tabel 4.18, menunjukkan bahwa semua item pernyataan variabel Program CSR PT PIM (X) dan Pemberdayaan Masyarakat (Y) mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6. Dengan demikian berarti item pernyataan untuk semua variabel adalah reliabel.

Tabel 4.18 Reliabilitas Variabel

Variabel Cronbach

Alpha Keterangan

Program CSR PT PIM (X) 0,944 Reliabel

(64)

4.7 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi telah dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik ini telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi sudah dapat digunakan.

4.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Menurut Santoso (2012:230), jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan sebaliknya jika data menyebar menjauhi garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Secara statistik, uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan ujiKolmogorov-Smirnov.

(65)

Gambar 4.8

Uji Normalitas dengan Q-Q Plot

(66)

Tabel 4.19

Asumsi Normalitas juga dapat dilihat dari Tabel 4.19. Variabel Program CSR PT PIM dan Variabel Pemberdayaan Masyarakat juga memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov 0,486 > 0,05, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal, sehingga data yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.

4.7.2 Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear secara signifikan atau tidak. Data yang baik seharusnya terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).

Tabel 4.20 Uji Linearitas

ANOVA Table

6510,686 49 132,871 2,072 ,006

4149,925 1 4149,925 64,718 ,000

2360,760 48 49,183 ,767 ,820

3142,042 49 64,123

Squares df Mean Square F Sig.

(67)

Berdasarakan tabel 4.20 ditemukan bahwa nilai signifikansi sama dengan 0,820 lebih besar dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikansi antara variabel Program CSR PT PIM (X) dengan Variabel Pemberdayaan Masyarakat (Y). Jika dilihat berdasarkan nilai F, diperoleh nilai F(hitung)= 0.767 sedangkan F(tabel)dari tabel Distrubusi Tabel Nilai F 0,05 dengan angka df nya, dari output di atas diketahui df 48.49, ditemukan Nilai F (tabel) = 1,61. Ditemukan bahwa nilai F (hitung) lebih kecil dari F (tabel), maka dapat diartikan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel Program CSR PT PIM (X) dan Variabel Pemberdayaan Masyarakat (Y).

4.7.3 Uji Independent

Uji independent atau uji keberartian dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) berarti signifikan atau tidak. Uji independent pada dasarnya termasuk dalam bagian uji asumsi klasik statistik atau uji syarat.

Dalam melakukan uji independent jika nilai signifikansi < 0,05 maka hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) adalah berarti. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) adalah tidak berarti.

(68)

Tabel 4.21 Uji Independent

ANOVA Table

6510,686 49 132,871 2,072 ,006

4149,925 1 4149,925 64,718 ,000

2360,760 48 49,183 ,767 ,820

3142,042 49 64,123

Squares df Mean Square F Sig.

Dari Tabel 4.21 dapat ditarik kesimpulan dalam uji independent yaitu, berdasarkan nilai signifikansi diperoleh nilai signifikansi = 0,00 lebih kecil dari 0,05, artinya hubungan antara variabel Program CSR PT PIM (X) dengan Pemberdayaan Masyarakat (Y) adalah berarti.

Berdasarkan bersasarkan Nilai F (hitung) dan F (tabel), diperoleh nilai F(hitung) = 64.718 lebih besar dari F (tabel) = 4,03, maka artinya hubungan antara variabel Program CSR PT PIM (X) dengan Pemberdayaan Masyarakat (Y) adalah berarti. F (tabel) diperoleh dari nilai distribusi tabel 0,05 dengan df = 1.99-48 = 1.51.

4.8 Analisis Korelasi

Penggunaan analisis korelasi pada penelitian ini bertujuan untuk menguji secara teknik statistik tentang ada/ tidaknya hubungan serta arah hubungan dari Program CSR PT PIM dengan Pemberdayaan Masyarakat sekitarnya. Perhitungan analisis korelasi dilakukan dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS), dengan hasil sebagai berikut:

(69)

Tabel 4.22

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Berdasarkan hasil pengolahan data Program CSR PT PIM (X) dan Pemberdayaan Masyarakat (Y) seperti terlihat pada Tabel 4.22, dapat diberikan analisa sebagai berikut:

(1) Nilai Koefisien Korelasi diketahui 0.656 lebih besar dari r (tabel) 0,196, artinya terdapat korelasi yang signifikan antara Program CSR PT PIM dan Pemberdayaan Masyarakat. Hubungan antara Program CSR PT PIM dan Pemberdayaan Sekitarnya tergolong dalam tingkat hubungan yang kuat karena berada di rentang 0,60–0,799 (Sugiyono, 2010: 231). (2) Arah hubungan dilihat dari tanda koefisien korelasi yang positif (+) mengartikan bahwa apabila Program CSR PT PIM tinggi maka Pemberdayaan Masyarakat sekitar juga tinggi.

4.9 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana merupakan salah satu metode regresi yang dapat dipakai sebagai alat inferensi statistik untuk menentukan pengaruh Program CSR PT PIM terhadap Pemberdayaan Masyarakat.

(70)

Tujuan dari analisis ini untuk: (1) menghitung nilai estimasi rata-rata dan nilai variabel terikat berdasarkan pada nilai variabel bebas, (2) menguji hipotesis karakteristik dependensi, (3) meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarakan pada nilai variabel bebas di luar jangkauan sampel. Perhitungan analisis regeresi linear sederhana dilakukan dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS), dengan hasil sebagai berikut:

Predictors: (Constant), Program CSR PT PIM a.

Berdasarkan hasil pengolahan data Program CSR PT PIM (X) dan Pemberdayaan Masyarakat (Y) seperti terlihat pada Tabel 4.23, menunjukkan nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi sebesar 0.656. Nilai ini sama besarnya dengan nilai dari analisis korelasi sebelumnya yang artinya terdapat hubungan yang kuat antara Proram CSR PT PIM dan Pemberdayaan Masyarakat.

Selanjutnya pada tabel ini juga menunjukan nilai R Square atau Koefisien Determinasi (KD) untuk melihat seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi Program CSR PT PIM dan Pemberberdayaan Masyarakat. Dengan kata lain untuk melihat seberapa besar peranan program CSR PT PIM dalam memberdayakan masyarakat sekitarnya. Nilai

(71)

KD yang diperoleh adalah 0,430 atau 43% yang dapat ditafsirkan bahwa Program CSR PT PIM memiliki pengaruh kontribusi sebesar 43% terhadap Pemberdayaan Masyarakat dan 57% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar Program CSR PT PIM.

Tabel 4.24

Regresi Liner Sederhana 2

Coefficientsa

16,941 2,671 6,343 ,000

,412 ,048 ,656 8,553 ,000

(Constant)

Pada tabel 4.24 menunjukkan nilai konstanta 16,941 (kolom Unstandardized Coefficients bagian B), yang artinya bahwa ketika X bernilai 0, maka Y bernilai 16,941 artinya jika Program CSR PT PIM tidak berjalan maka pemberdayaan masyarakat yang akan dicapai adalah 16,941. Sedangkan nilai koefisien Program CSR PT PIM diketahui 0,412. Memiliki arti bahwa pada setiap kenaikan nilai X sebesar 1, maka Y akan meningkat sebesar 0,412, artinya jika PT PIM melaksanakan Program CSRnya sebesar satu satuan maka pemberdayaan masyarakat akan meningkat 0,412. Berdasarkan keterangan diatas diperoleh model persamaan regeresi: Y=16,941+0.412X.

4.10 Uji Hipotesis

(72)

tidaknya hubungan antara Program CSR PT PIM dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya sekaligus untuk uji hipotesis. Uji-T untuk menjawab pertanyaan apakah terdapat hubungan antara program Corporate Social ResponsibilityPT PIM di Bidang Sosial, Lingkungan dan Ekonomi dengan pemberdayaan masyarakat sekitar. Asumsinya adalah:

1) Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka H0ditolak dan menerima Ha 2) Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka H0diterima dan menolak Ha 3) Apabila nilai t(hitung)> t(Tabel), maka H0ditolak dan menerima Ha.

Tabel 4.25 Uji-T

Coefficientsa

16,941 2,671 6,343 ,000

,412 ,048 ,656 8,553 ,000

(Constant)

Adapun karakteristik hipotesis pada penelitian ini yang akan dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi sederhana (Uji-T) dengan tingkat

signifikasni α = 5% atau 0,05 sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapatnya hubungan antara Program Corporate Social Responsibility PT PIM di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan dengan pemberdayaan masyarakat sekitarnya.

Ha : Terdapatnya hubungan antara Program Corporate Social Responsibility PT PIM di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan dengan pemberdayaan masyarakat sekitarnya.

(73)

Nilai t (hitung) diketahui dari Tabel 4.25 adalah t = 8,553 sedangkan signifikansinya 0,000. Nilai t (tabel) dengan signifikansi 0,05 diketahui sebesar 1,985. Maka karena nilai t(hitung)> t(tabel)yaitu 8,553 > 1,985 dengan nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima Ha.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.5Contoh Model Kuesioner
Gambar 4.1Jumlah Penduduk
Gambar 4.3Penghasilan Penduduk Berdasarkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alla olevassa taulukossa (taulukko 3) Koulukorpus-aineiston yleisimpien lekseemien kumulatiivista frekvenssiä verrataan peruskoulun 2. luokan oppikirjoihin sekä

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menghasilkan media pembelajaran biologi berbasis Adobe Flash Cs4 pada materi pokok avertebrata untuk siswa kelas X SMA/MA, (2)

Berdasarkan analisis statistic dapat diketahui bahwa hasil dari Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan pada Domba Ekor Gemuk adalah (P&lt;0,05) berbeda nyata dengan

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, material baja di pilih sebagai material struktur utama dan dinding geser plat baja ( steel plate shear wall ) sebagai struktur kaku

Pada siklus 1 dapat dilihat KBM guru yaitu dari beberapa point yang disajikan pada data tersebut ternyata guru belum melaksanakan beberapa point yang penting seperti

Hasil wawancara terhadap salah satu pekerja cleaning service “PT.. Semolowaru

[r]

Here, we estimate the value of natural biological control of the soybean aphid, a major pest in agricultural landscapes, and the economic impacts of reduced biocontrol caused