BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sektor pariwisata sebagai sektor yang vital terus menerus
dikembangkan pemerintah sebagai pilar pembangunan nasional karena mampu
menopang perekonomian nasional pada saat dunia sedang mengalami krisis.
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 dinyatakan bahwa
pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan
kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi
tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Adapun tujuan
pengembangan pariwisata di Indonesia yang merupakan program utama
Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan enam kegiatan
pokok, yaitu peningkatan perancangan destinasi dan investasi pariwisata,
pengembangan industri pariwisata, pemberdayaan masyarakat di destinasi
wisata, pengembangan wisata minat khusus, konvensi, insentif dan event serta
dukungan manajemen dan tugas teknis pengembangan destinasi pariwisata
lainnya.
Kegiatan pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia di
dalam mencari sesuatu yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang
baru, mencari perubahan suasana, atau untuk mendapat perjalanan baru.
Menurut Burkat dan Medlik dalam Hazrul (2010) menjelaskan pariwisata
sebagai suatu transformasi orang untuk sementara dan dalam jangka waktu
bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal ditempat-tempat tujuan
itu.
Kegiatan pariwisata telah di mulai sejak di mulainya peradaban
manusia, ditandai oleh adanya pergerakan manusia yang melakukan ziarah dan
perjalanan agama lainnya. Sebagai fenomena modern, tonggak-tonggak
bersejarah dalam pariwisata dapat ditelusuri dari perjalanan Marcopolo
(1254-1324) yang menjalani Eropa, sampai ke Tiongkok, untuk kemudian kembali ke
Venesia, yang kemudian disusul perjalanan Pangeran Henry (1394-1460),
Christoper Colombus (1451-1506) dan Vasco da Gama (Akhir Abad XV).
Namun, sebagai kegiatan ekonomi,pariwisata baru berkembang pada awal
Abad 19 dan industri internasional pariwisata dimulai tahun 1869.
Di dalam pengembangan pariwisata harus ada perencanaan yang
menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat,
baik dari segi ekonomi, sosial dan kultural. Perencanaan tersebut harus
mengintegrasikan pengembangan pariwisata kedalam suatu program
pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial dari suatu negara. Di samping itu,
rencana tersebut harus mampu memberikan kerangka kerja kebijakan
pemerintah untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata.
Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya
adalah menyediakan infrastuktur (tidak hanya dalam bentuk fisik), memperluas
berbagai bentuk fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah
dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi umum ke luar negeri. Tidak
dapat dipungkiri bahwa hampir diseluruh daerah Indonesia terdapat potensi
infrasruktur dan sarana-sarana pariwisata. Sektor pariwisata memiliki 10
(sepuluh) daya tarik, yaitu alam, sosial-budaya, sejarah-peninggalan purbakala,
agama, kegiatan masyarakat, fasilitas rekreasi, fasilitas kesehatan, fasilitas
berbelanja, fasilitas hiburan, infrastruktur dan fasilitas pangan dan akomodasi.
Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor ekonomi penting.
Disamping sebagai mesin penggerak ekonomi, sektor pariwisata adalah
wahana yang menarik untuk mengurangi angka penganguran. Sektor pariwisata
memberi dampak yang sangat besar bagi masyarakat, terutama masyarakat
yang berada di kawasan atau lokasi yang menjadi tujuan wisata. Menurut data
Badan Pusat Statistik, pada tahun 2011 sektor pariwisata menciptakan devisa
sebesar USS8,55 miliar atau meningkat 12,5% dari tahun 2010. Kenaikan ini
bersumber dari peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang
datang dan peningkatan rata-rata pengeluaran wisman selama di Indonesia.
Keberhasilan pembangunan pariwisata tidak terlepas dari adanya peran
stakeholders yakni pemerintah daerah, masyarakat dan pihak swasta atau
pengusaha (Santoso,2004:12). Dalam hal ini pemerintah daerah melalui
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan berlandaskan asas
desentralisasi menjadi lebih partisipatif dalam percepatan pelaksanaan
pembangunan di daerah. Sehingga nantinya daerah dapat mencapai
kemandirian yang stabil dan berada pada tingkat yang diharapkan.
Partisipasi merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai
sasaran-sasaran pembangunan daerah yang merupakan bagian integral dalam
perlu diusahakan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan
dukungan serta partisipasi aktif dan luas dari masyarakat. Kreatifitas dan peran
aktif masyarakat sangat berpengaruh dalam mengembangkan dan memajukan
daerahnya. Dalam hal ini partisipasi sangat diperlukan sebagai upaya untuk
mengembangkan sektor pariwisata.
Danau Toba merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang sangat
banyak dikunjungi wisatawan di Sumatera Utara karena keindahan alamnya.
Keindahan alam danau toba dilengkapi dengan adanya pulau vulkanik yaitu
pulau samosir di tengah danau tersebut. Pulau Samosir adalah sebuah pulau di
dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter diatas permukaan laut menjadikan
pulau ini menjadi pulau yang sangat menarik perhatian para turis dan
wisatawan. Danau Toba sendiri memiliki panjang 100 km dengan lebar 30 km
dan kedalaman bisa mencapai 505 m yang berada di ketinggian 900 meter.
Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan danau vulkanologi
terbesar di dunia. Pulau Samosir sendiri memiliki luas 640 km2 dan merupakan
pulau tengah danau kelima terbesar di dunia.
Danau Toba dan Pulau Samosir terbentuk dari letusan gunung berapi
maha dahsyat sekitar 69000 sampai 77000 tahun yang lalu dengan skala 8.0
Volcanic Explosivity Index (VEI) . Skala 8.0 VEI dideskripsikan sebagai
letusan supervulkanologi sangat dahsyat yang memuntahkan >1000 km3
material letusan dengan ketinggian letusan mencapai 50 km dan mempengaruhi
suhu dan kondisi di lapisan toposphere dan stratosphere bumi.
Salah satu objek wisata yang ada di danau toba adalah terletak di
Kelurahan Parapat. Parapat merupakan tujuan wisata yang letaknya di
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara tepi Danau Toba. Seperti yang kita
ketahui Danau Toba memiliki wisata alam yang sangat spektakuler, wisata
sejarah, spiritual, arsitektur serta kuliner. Suasana yang menyegarkan dan
sejuk, hamparan air yang jernih serta pemandangan yang indah nan mepesona
ditambah dengan pegunungan nan hijau.
Parapat sebagai kota pariwisata memiliki peranan yang penting sebagai
penggerak ekonomi dan pembangunan. Peranan partisipasi masyarakat sebagai
masukan pembangunan ditetapkan dalam GBHN. Partisipasi diartikan sebagai
dana, daya yang dapat disediakan atau kontribusi masyarakat Parapat terhadap
proyek pemerintah. Walaupun tekad pemerintah untuk melaksanakan
pembangunan yang berlandaskan partisipasi rakyat sudah ada tetapi
dilapangan, tekad tersebut belum dapat terwujud sempurna. Dalam hal ini,
penulis berpendapat bahwa rendahnya pertumbuhan ekonomi bagi suatu daerah
adalah kurangnya perhatian pemerintah daerah dalam membangun prasarana
wilayahnya yang potensial memberikan masukan (input) bagi pertumbuhan
ekonominya, salah satunya pembangunan pariwisata dan kajian sosiologi
pariwisata.
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Simalungun serta pemerintah
daerah sekitar Danau Toba telah mengadakan berbagai event-event
sebagaimana yang diprogramkan dalam program-program pembangunan dan
pengembangan pariwisata. Diantaranya, mengadakan Festival Danau Toba
rutin tahunan hasil kerja sama pemerintah daerah Sumatera Utara dan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Acara ini digelar antara bulan
Agustus-September. Acara ini dihadiri oleh Bupati Kabupaten Simalungun,
tokoh adat Batak Toba dan juga tokoh-tokoh penting yang ada di Sumatera
Utara. Selain daripada itu, acara ini juga turut di meriahkan oleh artis-artis
papan atas ibu kota. Dalam acara Festival Danau Toba biasanya diadakan
berbagai macam pertunjukan seni budaya dan juga lomba bagi masyarakat
seperti lomba “Manortor”(tarian suku Batak Toba) , lomba perahu hias dan
berbagai atraksi-atraksi lainnya dan juga beragam kuliner, serta kain ulos pada
saat acara berlangsung. Keberlangsungan event ini sangat tergantung kepada
partisipasi masyarakat sebagai kelompok yang memegang peranan penting
dalam membantu progam pemerintah dalam sektor pariwisata di Danau Toba.
Festival Danau Toba merupakan salah satu contoh nyata dari bentuk partisipasi
masyarakat desa Parapat. Bentuk partisipasi lainnya adalah masyarakat Parapat
sebagai pemilik atraksi budaya yang akan di konsumsi oleh wisatawan,
penyedia akomodasi dan jasa guiding, kerajinan tangan dan kebersihan yang
merupakan daya tarik wisata.
Berdasarkan observasi sementara, peneliti melihat bahwa pengelolaan
objek wisata Danau Toba belumlah efektif. Hal ini terlihat jelas dengan tidak
adanya pembangunan yang terjadi di Kelurahan Parapat seperti perbaikan
jalan, penambahan fasilitas wisata yang memadai dan lain-lain.Peneliti juga
melihat bahwa wisatawan yang berkunjung ke Parapat sangat sedikit.Belum
efektifnya pengelolaan objek wisata Danau Toba di Parapat disebabkan karena
penting dalam melaksanakan pembangunan pariwisata. Padahal partisipasi
masyarakat juga tidak kalah penting dalam pelaksanaan pembangunan
pariwisata.
Partisipasi masyarakat sangat menentukan berhasil atau tidaknya
pembangunan pariwisata. Pemerintah dan masyarakat hendaknya menjalin
keharmonisan hubungan kerja, saling menghargai, saling menghormati, saling
mempercayai, saling membantu dan saling menasehati satu sama lain, saling
memberikan dan menerima (take and give) dan saling mau menerima pendapat
dan pandangan orang lain manakala kepentingan umum lebih besar dari
kepentingan pribadi dan kelompok (Santoso dalam Pitana :2006).
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan wisata alam Danau Toba.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan
topik ataupun judul penelitian yang akan di jawab dan mencari jalannya
pemecahannya. Selain itu, batasan permasalahan ini mengarahkan peneliti
agar terfokus dan tidak lari dari jalur yang telah ditetapkan. Oleh karena itu
berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Wisata
2. Bagaimanakah cara meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan wisata alam Danau Toba yang ada di desa Parapat?
3. Faktor pendukung atau faktor penghambat apa saja yang terjadi pada
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata alam Danau Toba?
1.2.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata alam Danau Toba
di Parapat.
1.3.Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki 2 manfaat yaitu :
1.3.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis yaitu untuk
memperkaya penelitian-penelitian sejenis yang telah ada yang dapat
dijadikan perbandingan dengan penelitian-penelitian selanjutnya dan
menambah pengetahuan peneliti untuk mengetahui bagaimana bentuk
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata Alam Danau Toba di
Parapat.
1.3.2. Manfaat Praktis
Secara praktis rangkaian kegiatan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan meningkatkan kemampuan penulis dalam menulis karya ilmiah
serta menambah pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti. Hasil
penelitian juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah
Kabupaten Simalungun dalam memberdayakan masyarakatnya serta melihat
1.4.Defenisi Konsep
Defenisi konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang
berkaitan dengan berbagai peristiwa, obyek, kondisi, situasi dan hal-hal sejenis
(Silalahi,2009 : 12). Untuk menghindari salah penertian atas makna
konsep-konsep yang dijadikan obyek penelitian maka seorang peneliti harus
menegaskan dan membatasi makna-makna konsep yang diteliti. Proses dan
upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut
dengan defenisi konsep. Defenisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari
suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011 : 138).Adapun
yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah :
1. Partisipasi Masyarakat .
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation, take a
part artinya peran serta atau ambil bagian dalam kegiatan bersama-sama
dengan orang lain. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan
bagian yang integral yang harus ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya
akan menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging) rasa tanggung
jawab.
Menurut Sutrisno dalam Salladien (2009) partisipasi adalah
dukungan masyarakat terhadap rencana atau proyek pembangunan yang
dirancang dan tujuannya ditentukan oleh perencana. Partisipasi masyarakat
dalam pembangunan, merupakan kerja sama yang erat antara perencana
dan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan
mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam penelitian
partisipasi masyarakat dalam penyedia atraksi wisata, penyedia
akomodasi, penyedia jasa guiding, kerajinan tangan dan juga menjaga
kebersihan lingkungan serta menjaga keramah-tamahan dengan
wisatawan.
2. Pengelolaan
Yang dimaksud dengan pengelolaan adalah kegiatan yang
dilakukan masyarakat dalam mengelola, menjaga dan
mengembangkan.Dalam hal ini pengelolaan yang di maksud adalah
supaya masyarakat menjaga akirifan lokal dengan cara tidak
mengekploitasi wisatawan atas setiap interaksi yang terjadi di daerah
tujuan wisata.
3. Pariwisata
Pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk
melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai
suatu aktifitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan
dasar masyarakat maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang.
Hidup seolah-olah didesain untuk produksi dan pekerjaan, sehingga tidak
jarang mengakibatkan orang stress. Pariwisata kemudian menjadi kanal
yang tepat untuk membebaskan masyarakat dari tekanan tersebut
(Janianton:2006)
4. Wisata Alam
Wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata yang
masih alami atau sudah ada budidaya, agar ada daya tarik wisata ke tempat
tersebut. Wisata alam layak digunakan sebagai penyeimbang hidup setelah
melakukan aktivitas yang sangat padat, dan suasana keramaian kota.