• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

HASIL WAWANCARA PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

Narasumber : Bapak Fadillah Haryono, S.H.,M.H Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Mei 2015

1. Apa yang menjadi latar belakang perjanjian kerjasama pengelolaan dan pengoperasian Ship Transit Anchorage di perairan Nipah antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dan PT. Maxsteer Dyrynusa perdana?

Jawab : Yang menjadi latar belakang perjanjian tersebut adalah dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP. 255 Tahun 2007, tanggal 12 Juni 2007 tentang Penetapan Lokasi Kegiatan Anchorage PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) di Perairan Nipah Selat

Singapura maka PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) menjalin kerjasama dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana dan kerjasama tersebut dituangkan ke dalam sebuah Perjanjian Kerjasama Pengelolaan dan Pengoperasian Ship Transit Anchorage di perairan Nipah Nomor : B.VIII-121/TPI-US.12 Jo. Nomor : 046/MDP-Pelindo I/PKS/XI/2012. 2. Apakah pengertian dari ShipTransit Anchorage?

Jawab : Ship Transit Anchorage merupakan suatu kegiatan kepelabuhanan seperti kegiatan pemindahan langsung muatan, gas, cair, ataupun padat dari suatu kapal ke kapal lain. Kegiatan tersebut dilakukan di tengah laut dengan menggunakan kapal sebagai tempat untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang.

(2)

Jawab : Pelaksanaan perjanjian kerjasama pengelolaan dan pengoperasian Ship Transit Anchorage di perairan Nipah pada awalnya merupakan suatu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana. Selanjutnya PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana menjalin kerjasama dengan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang kemudian disebut sebagai Nipah Transit Anchorage Area (NTAA). Dengan terjalinnya kerjasama ini, kegiatan pemasaran beralih menjadi pengelolaan dan pengoperasian Ship Transit Anchoarge. Prosedur operasi pelaksanaan kerjasama mengacu kepada Standard Operation Procedure berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor : PU.60/1/19/DJPL-08 tanggal 02 Juni 2008 tentang Prosedur Operasional Tetap (Standard Operation Procedure) Pengelolaan dan Pengoperasian Nipah Transit Anchorage Area (NTAA) di Perairan Nipah Selat Singapura.

4. Apakah pernah terjadi sengketa antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana?

Jawab : Selama berlangsungnya perjanjian kerjasama pengelolaan dan pengoperasian Ship Transit Anchorage di Perairan Nipah sejauh ini tidak pernah terjadi sengketa di antara para pihak, sebaliknya dalam pelaksanaan kerjasama ini memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak baik bagi PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) maupun PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana dikarenakan kondisi market atau pasar yang

(3)

dan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana juga turut mendukung kelancaran pelaksanaan perjanjian kerjasama tersebut.

5. Bagaimana penyelesaian sengketa bila terjadi suatu sengketa antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana? Jawab : Jika terjadi sengketa atau perselisihan yang sehubungan dengan

pelaksanaan perjanjian kerjasama maka PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana terlebih dahulu diselesaikan dengan cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Segala perselisihan atau permasalahan akan dibahas secara bersama dengan musyawarah atau dengan diskusi terlebih dahulu melalui arbitrase agar menemukan jalan keluar untuk kemudian mencapai mufakat. Apabila tidak ditemukan penyelesaiannya maka diselesaikan melalui pengadilan. Berdasarkan waktu yang telah diperjanjikan selama 30 (tiga puluh) hari, apabila para pihak tidak ditemukan persesuaian pendapat atau mufakat atau dengan kata lain, upaya penyelesaian di luar pengadilan tidak berjalan dengan lancar, misalnya ketika salah satu pihak tidak ada yang mau mengakui kesalahan atau kelalaiannya sehingga tidak mau membayar ganti rugi barulah digunakan jalan penyelesaian melalui proses hukum. Di mana para pihak sepakat untuk menyelesaikan permasalahannya dan diteruskan ke pengadilan negeri, dan kedudukan hukum yang telah disepakati oleh para pihak adalah di Pengadilan Negeri Batam.

(4)

Jawab : contohnya:

a. Jika PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang melakukan sebuah pemasaran kepada sebuah kapal asing dan kapal tersebut setuju untuk menggunakan jasa kepelabuhanan di perairan NTAA serta biaya penggunaan jasa kepelabuhanan di perairan NTAA adalah sebesar $10.000. Berdasarkan komposisi sebagaimana terdapat dalam bagan 1 di atas, besaran pembagian hasil yang diperoleh oleh PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah sebesar $9.000 selaku pihak pertama yang mendapatkan bagian 90% dan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana mendapatkan bagian sebesar $1.000 selaku pihak kedua yang mendapatkan bagian 10%.

b. Jika PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana yang melakukan penundaan terhadap sebuah kapal asing di perairan NTAA dan biaya dari kegiatan penundaan di perairan NTAA sebesar $20.000. Berdasarkan komposisi sebagaimana terdapat dalam bagan 1 di atas, besaran pembagian hasil yang diperoleh oleh PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah sebesar $16.000 selaku pihak pertama yang mendapatkan bagian 80% dan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana mendapatkan bagian sebesar $4.000 selaku pihak kedua yang mendapatkan bagian 20%.

7. Bagaimana skema dari kegiatan yang dilakukan di perairan NTAA? Jawab : Skema kegiatan di perairan NTAA :

Pendaftaran/

Pembayaran Awal

Pengoperasian Pembayaran

(5)

Penjelasan skema berdasarkan skema di atas:

4. Pihak Agen Kapal menghubungi salah satu pihak antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana. Dalam hal ini agen tersebut akan menghubungi pihak yang telah melakukan penawaran. Dalam tahap ini agen tersebut akan mendaftarkan kapal yang akan menggunakan jasa kepelabuhanan di perairan NTAA dan melakukan pembayaran atas jasa yang akan digunakan nantinya.

5. Kapal yang telah didaftarkan akan berlabuh pada jadwal yang telah di tetapkan. Pada tahap ini, kapal tersebut akan melakukan kegiatan yang telah didaftarkan mulai dari kegiatan pemanduan, penundaan dan kegiatan lain sesuai dengan keperluan dari kapal tersebut.

6. Proses pembayaran akhir merupakan tahap akhir dari kegiatan di perairan NTAA. Walaupun pada saat pendaftaran kapal sudah dilakukan pembayaran, namun pada saat itu belum dapat dipastikan jumlah jasa yang akan digunakan secara pasti, maka dilakukan pembayaran akhir pada saat kapal tersebut sudah siap melakukan kegiatan di perairan NTAA. Adapun pembayaran akhir tersebut dilakukan oleh agen kapal melalui pembayaran ke bank yang telah ditentukan.

8. Apa sanksi yang diberikan bila tidak melunasi pembayaran atau tidak mengikuti aturan?

(6)

kapal tersebut akan di black list atau dilarang untuk berlabuh di perairan Nipah.

Medan, 16 Mei 2015 Narasumber,

Referensi

Dokumen terkait

latihan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan kondisi yang lebih baik dan akan memberikan rangsangan pada tubuh secara berkelanjutan (Hall dan Brody, 2004 dalam

Bahw a dalam masa sanggah tidak ter dapat peser ta lelang menyampaikan sanggahan secar a ter tulis dan di upload ke situs LPSE Pemer intah Kota Cir ebon ( w ww

Berdasarkan Hasil Penetapan Pemenang Nomor : 339 /Pokja ULP/APBK/BMCK/AGR/2016 tanggal 02 Mei 2016, Pokja ULP Kabupaten Aceh Tenggara Dinas Bina Marga dan Cipta Karya berdasarkan

Berdasarkan hasil evaluasi dokumen penawaran dan surat penetapan penyedia barang pelaksanaan paket pekerjaan Pengadaan Bibit Jahe, Pupuk Organik dan Pupuk Hayati

It includes LiDAR data and aerial orthophotos in the RGB color space (Fig. 1) LiDAR data was acquired by the GeoIntelligence SA over the above area and is in the form

- Nilai Total HPS : Rp 291.296.000,00 (dua ratus Sembilan puluh satu juta dua ratus Sembilan puluh enam ribu rupiah)1. - Sumber Pendanaan : APBD Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2016

The mission concept is based on the two Synthetic Aperture Radar (SAR) satellites TerraSAR-X and TanDEM-X flying in close formation operating as the first bistatic SAR

Dalam rangka pengumuman pelaksanaan Pengadaan Pengadaan Alat-alat Peraga/Praktik Sekolah DAK Bidang Pendidikan SD pada Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran