BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1. Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui
perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah,
murah, dan cepat, terutama hal-hal yang terkait dengan aktifitas masyarakat.
Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena
perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai
jenis disiplin ilmu.
2.1.1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan salah satu tempat dimana terdapat berbagai
macam informasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Adapun pengertian perpustakaan
umum menurut Sutarno (2003, 32) perpustakaan umum adalah : Lembaga pendidikan
yang sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut,
jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan
lainnya.
Pendek kata perpustakaan umum memberikan layanan kepada semua orang,
anakanak, remaja, dewasa, pelajar, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, para usia
Menurut Sulistyo-Basuki (1991, 46) “Perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum
merupakan lembaga yang menyediakan informasi sesuai kebutuhan masyarakatnya,
tanpa memandang status sosial dan didirikan dengan menggunakan dana umum
dengan tujuan dapat melayani kebutuhan informasi secara umum dan secara
cumacuma dan saling menguntungkan satu sama lain.
Perpustakaan umum didirikan untuk melayani seluruh lapisan masyarakat
tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan untuk
mendapatkan informasi secara gratis. Menurut Hermawan dan Zen dalam bukunya
Etika Kepustakawanan (2006, 30) bahwa: “Perpustakaan Umum adalah perpustakaan
yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status
sosial, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya”. Konsep dasar perpustakaan umum
adalah didirikan oleh masyarakat untuk masyarakat dan didanai dengan dana
masyarakat.
Menurut Hartanto (2006, 1) bahwa : Perpustakaan Umum merupakan lembaga
pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.
sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian
dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan”.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa perpustakaan umum
adalah perpustakaan yang didanai oleh masyarakat yang melayani seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan
dan perpustakaan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan
budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu
pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat, perpustakaan yang didanai dari sumber
yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian
dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan.
2.1.2. Tujuan Perpustakaan Umum
Perpustakaan tentunya memiliki tujuan sesuai dengan jenis perpustakaannya
dan masyarakat yang dilayani. Begitu juga halnya dengan perpustakaan umum
memiliki tujuan yang ingin dicapai. Menurut Hermawan dan Zen (2006, 31)
menyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah:
1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.
4. Bertindak sebagai agen kultural sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
Pendapat lain dikemukakan olen Mudjito (1993, 20) menyatakan bahwa tujuan
perpustakaan umum adalah :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Perpustakaan Umum adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar mandiri masyarakat sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup.
2. Tujuan Khusus
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khusunya, serta mendayagunakan budaya tulisan dan rekaman dalam segala sektor kehidupan.
b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.
c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka sevara tepat gunadan berhasil guna.
d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri. e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.
f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memcahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.
Adapun menurut manifesto perpustakaan umum Unesco dalam Sulistyo Basuki
yang dikutip oleh Rahayuningsi (2007, 5) menyatakan bahwa Perpustakaan umum
mempunyai tujuan utama yaitu ;
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik. 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat
terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka fungsi ini disebut fungsi pendidikan seumur hidup.
penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat informasi secara murah,
mudah, cepat, dan tepat dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan dan
kesejahteraan. Disamping itu perpustakaan umum juga berperan sebagai agen kultural
yang bertugas menumbuhkan apresiasi masyarakat dibidang seni dan budaya.
2.1.3. Koleksi Perpustakaan Umum
Koleksi perpustakaan sangat besar peranannya dalam menunjanng pelayanan
informasi yang diberikan kepada pengguna perpustakaan. Pada dasar nya setiap
perpustakaan mempunayai koleksi, namun masing-masing perpustakaan tersebut
menyediakan koleksi yang dapat menunjang program atau kegiatan sesuai dengan
fungsi dan jenis perpustakaan yang bersangkutan. Besar kecilnya koleksi
perpustakaan teergantung pada jumlah anggota, bidang spesialisasi, serta dana yang
tersedia, disamping itu besar kecil dan ragam koleksi juga tergantunng pada jenis
perpustakaan.
Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya pada buku saja, tetapi meliputi
segala macam bentuk cetakan dan rekaman. Berdasarkan Buku Pedoman Umum
Penyelenggara Perpustakaan Umum (2000, 19), dinyatakan bahwa : “Koleksi
perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, dan
surta kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk)
umum terdiri dari bahan pustaka, audio visual dan terbitan berseri yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat umum. Perpustakaan
harus memberikan ciri bagi jenis perpustakaan yang dibentuk. Jennis koleksi yang
terdapat di perpustakaan umum harus sesuai dengan kebutuhan pengguna masyarakat.
Karena koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama (pilar) sebuah
perpustakaan. Koleksi perpustakaan umum harus mencakup semua disiplin ilmu dan
dimaksudkan untuk dipakai oleh semua lapisan masyarakat, sehingga penekanannya
terlatak pada variasi jenis koleksi.
Sedangkan menurut Sutarno (2006, 71) pengelompokkan bahan pustaka
diperpustakaan terdiri atas :
1. Kelompok bahan pustaka umum.
2. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi).
3. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar). 4. Kelompok bahan pustaka pandang dengar.
5. Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual).
6. Kelompok bahan pustaka terekam dan elektronik seperti film, kaset, video, dan lain-lain.
7. Kelompok bahan pustaka yang disesuaikan dengan kelompok pembaca, misalnya untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan lain-lain.
8. Kelompok bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitian dan sebagainya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap perpustakaan harus
memperhatikan koleksi guna mendukung, memperlancar, dan meningkatkan kualitas
koleksi perpustakaan agar dapat memberikan informasi yang dapat disesuaikan dan
Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam mendirikan
suatu perpustakaan. Dengan adanya paradigma baru dapat dinyatakan bahwa, salah
satu kriteria dalam penilaian layanan perpustakaan adalah melalui koleksinya.
Menurut Ade Kohar (2003, 6), “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup
berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para
pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi”. Sedangkan Yusuf (2007, 9)
mengemukakan bahwa koleksi perpustakaan “koleksi perpustakaan adalah sejumlah
bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku,
yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar”.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan merupakan
semua bahan pustaka yang dikumpulkan, di olah dan disimpan untuk disajikan
kepada pengguna sesuai dengan kebutuhan informasi dan perkembangan ilmu
pengetahuan.
2.1.4. Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum sebagai pusat informasi yang melayani seluruh lapisan
masyarakat umum selalu berusaha semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan
pengguna dalam mengembangkan kebiasaan membaca. Dalam peyelenggaraanya,
perpustakaan umum mempunyai fungsi yang harus dilaksanakan. Berdasarkan Buku
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 6) dinyatakan bahwa
1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.
2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain.
3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan Pemeliharaan koleksi
5. Pendayagunaan koleksi.
6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximil, dan lain-lain. 7. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan
8. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat mitra kerja lainnya.
9. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana/prasarana.
10.Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.
Sedangkan menurut Yusuf (1996, 21), fungsi perpustakaan umum dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Fungsi Edukatif
Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.
2. Fungsi Informatif
Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainya, yaitu menyediakan buku-buku referensi. Bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainya yang diperlukan pembaca.
3. Fungsi Kultural
4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.
Sedangkan menurut Siregar dalam bukunya yang berjudul Perpustakaan Energi
Pembangunan Bangsa (2004, 76) Bahwa fungsi perpustakaan umum adalah:
1. Membantu orang-orang (terutama orang-orang muda dan anak-anak) menjadi melek informasi.
2. Memberi tahu mereka bagaimana informasi dan juga untuk mengembangkan kebiasaan membaca.
3. Membantu orang dewasa untuk belajar seumur hidup dan belajar kembali untuk perubahan karir.
4. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan.
Berdasarkan defenisi di atas dapat dikatakan bahwa fungsi perpustakaan umum
adalah sebagai tempat untuk mengumpulkan, mengolah, melestarikan, menyebar
luaskan informasi, mengembangkan kebiasaan membaca dan mempromosikan
kebudayaan dan juga sebagai fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi kultural,
fungsi rekreasi.
2.1.5. Peran Perpustakaan Umum
Salah satu fungsi perpustakaan adalah membantu pengguna agar minat akan
informasi dan mengajarkan bagaimana cara menelusuri informasi yang baik. Setiap
perpustakaan akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan fungsi dan
peranannya dengan baik. Menurut Sutarno (2006, 68),’’ peranan sebuah perpustakaan
1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, preservasi dan pelestariian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.
2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi mengghubungkan anatra sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan pemakainya.
3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, dan kebiasaan membaca, kegemaran membaca, dan membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan-lahan dan hilang semangatnya.
5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingi mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.
6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan. 7. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nnonformal bagi
anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri, melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.
8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai, dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.
9. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tidak ternilai harganya.
10. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran atau kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai representatif.
Selain pendapat di atas. Menurut Siregar (2004, 75) menyatakan bahwa:
Perpustakaan umum (public libraries) memainkan peranan yang unik di dalam
masyarakat. Sebagai suatu lembaga netral, perpustakaan menyediakan informasi dan
perbedaan pandangan sekaligus disuatu tempat dimana warga masyarakat dapat
memberitahu diri mereka sendiri tanpa paksaan tentang isu-isu mutakhir yang peka.
Berdasarkan Perpustakaan Nasional RI (2014, 41), menjelaskan ada beberapa
peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan diantaranya:
a. Tanggung jawab utama
1. Melakukan sosialisasi, penyuluhan, · dan promosi programprogram gerakan nasional pembudayaan kegemaran membaca kepada masyarakat
2. Merumuskan arahan teknis dan pedoman peningkatan kegemaran membaca
3. Memberikan saran mengenai pembudayaan kegemaran membaca 4. Menyediakan dukungan teknis bagi sekolah dalam menyusun
danmelaksanakan program pembudayaan kegemaran membaca mereka.
b. Tanggung jawab pendukung
1. Mengkoordinasikan program-program di tingkat nasional dan daerah dan memberikan dukungan yang saling menguntungkan.
2. Melaksanakan koordinasi dan sinergitas program kerja yang berkaitan dengan program pembudayaan kegemaran membaca.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peranan perpustakaan umum adalah
media atau jembatan yang menghubungkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan,
sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama
pemakai, sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, sebagai fasilitator,
mediator, dan motivator, agen perubahan, agen pembangunan dan agen kebudayaan
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa peran perpustakaan umum dalam
meningkatkan minat baca adalah perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk
mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan
kebutuhan sumber bacaan.
2.2. Pengertian Membaca
Membaca secara umum dapat di artikan sebagai kegiatan yang mampu
membaca dan memahami teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa
kalimat sederhana.Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencangkup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti
(meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam
membaca ( Depdiknas ; 2004, 15 ). Membaca adalah satu aktivitas yang memiliki
banyak manfaat. Seperti, melatih kemampuan berfikir, meningkatkan pemahaman,
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, menambah kemampuan menulis,
mendukung kemampuan berbicara di depan umum, meningkatkan konsentrasi, sarana
refleksi dan pengembangan diri.
Menurut Klein, dkk. (2005, 3) menyatakan bahwa definisi membaca
mencangkup :
1. Membaca merupakan suatu proses
Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.
Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca.
3. Membaca merupakan interaktif
Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.
Sedangkan Gie yang dikutip oleh Damaiwati (2007, 43) menyatakan
bahwa“Membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan
dengan penuh rasa perhatian untuk memahami suatu keterangan yang diihat oleh
indra penglihatan berupa huruf maupun tanda lainnya”.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 83) membaca adalah: Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca merupakan suatu peroses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dengan kata lain, membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung didalam bahan tulis.
Menurut Soedarso (2004, 4), “membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat’’.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa membaca merupakan
proses aktivitas komunikasi yang kompleks. Membaca bertujuan untuk melihat,
memahami isi atau makna dan memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis
melalui media kata-kata atau bahasa tulis sehingga diperoleh pemahaman terhadap
bacaan. Melalui membaca, informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan
2.2.1 Tujuan Membaca
Tujuan membaca adalah untuk memperoleh berbagai informasi dari bahan
bacaan itu sendiri, dapat merangsang kreativitas seseorang serta membuat wawasan
berpikir menjadi luas dan banyak memperoleh informasi baru. Menurut Rahim (2008,
11), adapun macam-macam tujuan membaca yaitu:
1. Kesenangan
2. Menyempurnakan membaca nyaring 3. Menggunakan strategi tertentu
4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topic
5. Mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang telah diketahuinya 6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
7. Mengonfirmasikan atau menolak prediksi
8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur teks.
Sedangkan Darmono (2007, 27) menyatakan bahwa ada beberapa tujuan
membaca, antara lain:
1. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik tertentu yang menarik.
2. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri.
3. Membenahin dan meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan dunia atau tempat yang dihuninya.
4. Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan memahamin orang-orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain.
5. Memahamin lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan pribadi orang-orang besar dan pemimpin terkenal dengan jalan membaca biografinya.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik Sedangkan menurut Poul dalam
Damaiwati (2007, 46) dalam kenyataan nya terdapat 3 tujuan yang lebih khusus yaitu
2. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti membaca buku-buku pelajaran. Tujuan membaca jenis ini sebagai Reading for intellectual profit. 3. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan. Misalnya, para mekanik,
membaca buku resep, dan lain-lain.
Dari uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa tujuan membaca tidak hanya
berfokus pada satutujuan tetapi banyak sekali tujuannya, bisa untuk memperoleh
kesenangan,menambah wawasan, mengetahui informasi-informasi yang sedang
berkembangsaat ini atau hanya sekedar untuk melakukan suatu pekerjaaan. Seseorang
yangsudah melakukan kegiatan membaca sudah pasti mempunyai tujuan
masingmasing,karena di dalam membaca banyak manfaat yang bisa kita ambil, dan
juga dapat meningkatkan pengetahuan.
2.2.2. Manfaat Membaca
Dalam memasuki era globalisasi saat ini, peran membaca sangat penting
dalam kehidupan manusia. Kegiatan membaca diperlukan untuk mencapai kemajuan
dan kesuksesan di bidang politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Oleh karena itu,
sejak dini masyarakat perlu dimotivasi agar senang dan biasa membaca.
Membaca adalah satu aktivitas yang memiliki segudang manfaat. Seperti,
melatih kemampuan berfikir, meningkatkan pemahaman, menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan, menambah kemampuan menulis, mendukung kemampuan
berbicara di depan umum, meningkatkan konsentrasi, sarana refleksi dan
pengembangan diri.
1. Membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan daya ingat serta pemahaman.
2. Membaca dapat mengembangkan akal, mencerahkan pikiran dan membersihkan hati nurani.
3. Membaca dapat menjauhkan kemungkinan seseorang untuk berhubungan dengan seseorang yang menganggur dan tidak memiliki aktifitas
4. Membaca dapat menghindari seseorang agar tidak tenggelam dalam hal-hal yang batil.
5. Membaca dapat mengusir perasaan was-was, kecamasan dan kesedihan. 6. Dengan membaca, kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman orang
lain, kebijaksanaan dan pemahaman dari para ulama atau ahli ilmu lainnya. 7. Mematangkan kemampuan seseorang untuk memcari dan memproses
pengetahuan, untuk mempelajari bidang-bidang pengetahuan yang berbeda penerapannya dalam kehidupan nyata.
8. Membaca dapat membantu pikiran agar lebih tenang, membuat hati agar lebih terarah dan memanfaatkan waktu agar tidak terbuang percuma.
9. Membaca dapat menambah keimanan khususnya ketika kita membaca, merenungi dan mengamalkan isi kandungan kitab suci Al-Qur’an danAl-Hadist, kerena keduanya memang pemberi nasehat yang agung bagi kita kaum muslim. Serta buku-buku karangan kaum muslim, sebab buku-buku tersebut juga merupakan pemberi nasehat yang baik.
Sedangkan menurut Darmono (2007, 27) ada beberapa tujuan membaca, antara
lain:
1. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik tertentu yang menarik.
2. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri.
3. Membenahin dan meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan dunia atau tempat yang dihuninya.
4. Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan memahamin orang-orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain.
5. Memahamin lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan pribadi orang-orang besar dan pemimpin terkenal dengan jalan membaca biografinya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Kamah dkk (2002, 6) menjabarkan manfaat
1. Manfaat membaca bagi individu antara lain :
a. Dapat merupakan cara untuk mendalami suatu masalah denganmempelajari sesuatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yangberhubungan dengan peningkatan kecakapan.
b. Dapat menambah pengetahuan umum tentang sesuatu persoalan.
c. Untuk mencari nilai-nilai hidup sebagai kepentingan pendidikan dirisendiri.
d. Untuk mengisi waktu luang dengan mengamati seni sastra ataupun ceritacerita fiksi yang bermutu.
2. Manfaat bagi perkembangan masyarakat antara lain : a. Meningkatkan pengetahuan umum masyarakat.
b. Meningkatkan kecerdasan masyarakat sehingga mempunyai kemampuanyang lebih besar untuk mengembangkan diri.
c. Dapat digunakan sebagai media penerangan serta pengarahan terhadapperkembangan masyarakat.
d. Menumbuhkan sikap kritis sehingga mampu mengadakan koreksimengenai adanya hal-hal yang merugikan masyarakat.
e. Sebagai media penyampaian gagasan-gagasan baru yang berguna untukmeningkatkan perkembangan masyarakat.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa banyak manfaat yang dapat
dipetik dari kegiatan membaca. Dengan kebiasaan itu seseorang dapat menimba
berbagai pengalaman, moral, peradaban, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi sampai pada tingkat perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat
langsung dari manfaat membaca.
2.2.3. Motivasi Membaca
Minat baca dapat menjadi daya pendorong atau motivasi oleh seseorang untuk
melakukan sesuatu. Dengan demikian minat baca berarti dorongan atau motivasi
untuk membaca.
Menurut Darmono (2007 , 217) “Motivasi dalam membaca sangat penting
minat dan kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang,
termasuk anak-anak dalam usia sekolah”.
Sedangkan Mudjito (1994 , 86) hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi
internal ini diantaranya yang penting adalah:
1. Adanya Kebutuhan
Karena adanya kebutuhan, maka seseorang didorong untuk membaca. 2. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri
Apabila seseorang mengetahui hasil-hasi atau prestasinya sendiri dari membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak lagi.
3. Adanya aspirasi atau cita-cita
Mungkin bagi seorang anak kecil dia belum punya cita-cita. Sebaliknya bagi anak yang telah remaja, cita-cita itu akan menjadi lebih jelas dan tegas. Cita-cita itu akan menjadi pendorong bagi seseorang untuk belajar, karena dengan belajar lebih banyak, ia akan dapat mencapai cita-citanya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Makmun (2007, 37) yang mengemukakan
bahwa“Adalah suatu kekuatan, tenaga, daya atau suatu keadaan yang kompleks dan
kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik
disadari maupun tidak. Motivasi timbul dan berkembang dari dalam diri individu
sendiri dan dari lingkungan”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
motivasi membaca berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar serta rasa ingin
tahu yang tinggi dalam melibatkan tujuan yang berkaitan untuk mencapai tujuan
2.3. Minat baca Masyarakat
Liliawati dikutip oleh Sandjaja (2005) mengartikan minat membaca adalah
suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap
kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan
kemauannya sendiri. Minat membaca merupakan karakteristik tetap dari proses
pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning) yang berkontribusi pada
perkembangan, seperti memecahkan persoalan, memahami karakter orang lain,
menimbulkan rasa aman, hubungan interpersonal yang baik serta penghargaan yang
bertambah terhadap aktifitas keseharian. Dari berbagai defenisi minat membaca
diatas dapat disimpulkan, bahwa minat membaca merupakan aktivitas yang dilakukan
dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap dalam rangka membangun pola
komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan
memperoleh informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan
intlektualitas dan pembelajaran sepanjang hayat.
2.3.1. Minat Baca
Minat dan kebiasaan membaca merupakan keterampilan yang diperoleh
setelah seseorang dilahirkan. Dalam membaca kedudukan minat menduduki tingkat
teratas, karena tanpa minat seseorang akan sukar melakukan kegiatan membaca.
Sedangkan menurut Hartanto dalam Wijayanti (2007: 6) “minat baca adalah perhatian dan kesadaran siswa-siswi membaca buku-buku pelajaran sebagai media belajar”. Siswa aktif menggunakan sarana perpustakaan sekolah dan meminjamkan buku-buku pelajaran untuk dibaca, karena mereka ingin membuktikan informasi dan pengetahuan yang telah dipelajarinya”.
Menurut NS Sutarno (2006, 27), “menyatakan bahwa minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu”. .
Menurut Singert dalam Damaiwati (2007, 42), “Menyatakan bahwa minat bukanlah sesuatu yang dimiliki seseorang begitu saja, bukan pula dibawa sejak lahir, melainkan sesuatu yang dapat dikembangkan”.
Menurut Mapiarre dalam Ginting (2005, 19), “minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran antara perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan kecenderungan lain yang mengarahkan seeorang kepada suatu pilihan tertentu”.
Menurut Mudjito (2005, 4) dalam diktatnya pengembangan minat baca mengambil defenisi minat yaitu: “perhatian, kesukaan, (kecendrungan hati) pada sesuatu”. Dengan demikian minat/kebiasaan membaca berarti adanya perhatian atau kesukaan (kecedrungan hati) kepada sesuatu. Membaca sebagai suatu aktifitas juga membutuhkan minat.
Minat baca merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Dengan budaya baca masyarakat akan mampu menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pendapat lain dikemukakan oleh Darmono (2001: 182)
Bahwa minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong
seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan
demikian senantiasa haus terhadap bahan bacaan. Minat membaca sangat
berpengaruh terhadap keterampilan membaca.
Tumbuhnya minat baca merupakan wujud dari masyarakat yang gemar
membaca (reading society) yang merupakan prasyarat menuju masyarakat belajar.
Pembinaan minat baca seharusnya menjadi agenda utama untuk memcerdaskan
kehidupan bangsa.
Dari beberapa pengertian minat baca yang dikemukaan para ahli di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa minat baca dapat terjadi jika seseorang memiliki keinginan
yang kuat dan mendalam, keinginan yang kemudian mendorong kita untuk
melakukan tanpa keterpaksaan disertai dengan perasaan senang terhadap bahan
bacaan tertentu rasa suka terhadap bacaan akan menjadi faktor meningkatkan minat
baca. Rasa suka dapat diartikan menjadi tidak bosan dengan kegiatan yang tengah
dilakukan. Minat baca merupakan ketertarikan seseorang akan suatu bahan bacaan
tanpa adanya paksaan dari orang lain, atas kemauan dirinya sendiri dan dapat
dikembangkan sejak dini sehingga akan tumbuh menjadi suatu kebiasaan dan
masyarakat belajarpun dapat terwujud.
2.3.2. Tujuan Minat Baca
Seseorang rang yang melakukan aktivitas membaca tentunya mempunyai
tujuan yang ingin dicapai. Seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung
lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan.
Semakin banyak seseorang membaca, semakin tertantang seseorang untuk terus
membaca untuk membantu masyarakat dalam memperoleh informasi yang
dibutuhkan dengan cepat.
Menurut Siregar (2008, 139) secara umum pembinaan minat baca mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan masyarakat membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan yang dimulai dalam lingkungan keluarga.
2. Mewujudkan suatu sistem penumbuhkembagan minat baca dengan menyediakan fasilitas berupa bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna .
Sedangkan Kamah, dkk (2002, 7) mengemukakan bahwa tujuan pembinaan
minat baca dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum minat baca adalah memgembangkan masyarakat membaca lewat layanan perpustakaan dengan menekankan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan pada semua lapisan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Mewujudkan suatu sistem penumbuhkembangan minat baca yang sesuai kebutuhan masyarakat pengguna perpustakaan.
b. Menyelenggarakan program penumbuhkembangan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
c. Menumbuhkembangkan minat baca semua lapisan masyarakat untuk mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Menyediakan berbagai jenis koleksi perpustakaan sebagai bahan bacaan sesuai kebutuhan pengguna jasa perpustakaan.
Dalam buku Pedoman Pembinaan Minat Baca (2002, 7) dinyatakan bahwa
tujuan pembinaan minat baca dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Tujuan Umum
Daya Manusia (SDM ) yang berkualitas sebagai subyek pembangunan Nasional menuju masyarakat madani.
2. Tujuan Khusus
1. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuh kembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Menyelenggarakan program untuk menumbuhkembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan. 3. Menggerakkan dan menumbuhkembangkan minat baca semua
lapisan masyarakat.
4. Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat pembinaan minat baca
merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan memberikan dorongan kepada
masyarakat untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca, sehingga dapat
merubah pola pikir dan menambah wawasan.
2.3.3. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca
Budaya baca merupakan suatu sikap dan tindakan untuk membaca, yang
dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Minat baca yang mulai dikembangkan
pada usia dini dan berlangsung secara teratur akan tumbuh menjadi kebiasaan
membaca.
Manusia yang memiliki minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam
kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas
kesadarannya sendiri atau dorongan dari luar. Minat baca selalu disertai dengan
perasaan senang dan adanya perhatian terhadap kegiatan membaca.
Menurut Sutarno (2003, 29) faktor-faktor yang mampu mendorong bangkitnya
1. Rasa ingin tahu yang tinggi atau fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi.
2. Kadaan lingkungan yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam.
3. Keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama aktual.
5. Berprinsip bahwa membaca merupakan kebutuhan dasar akan informasi.
Sedangkan Suwarno ( 2001, 24) menyatakan bahwa minat baca seseorang
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal dan eksternal:
1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri individu, yaitu meliputi pembawaan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, keadaan kesehatan, dan keadaan jiwa serta kebiasaan.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berada dari luar individu yaitu keadaan yang memberikan dan membentuk minat. Faktor dari luar ini meliputi buku atau bahan bacaan, kebutuhan anak, faktor lingkungan. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan adanya perbedaan minat baca yang dimiliki oleh setiap orang.
Menurut Almasyari dan Djaja (2007 , 10-11) Rendahnya minat baca disebabkan
oleh banyak faktor diantaranya yaitu :
1. Kemiskinan Sebagian besar masyarakat kita masih hidup dibawah garis kemiskinan, indikatornya adalah pendapatan perkapita penduduk yang masih rendah. Dengan pendapatan yang rendah, sulit untuk memenuhi beragam kebutuhan pokok. Oleh karena itu, wajar apabila rakyat tidak memprioritaskan pembelian buku. Daripada untuk membeli buku, uang yang mereka miliki lebih baik dibelanjakan untuk kebutuhan hidup yang lain. 2. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang arti penting perpustakaan
Masyarakat kita masih memprioritaskan bagaimana mengatasi kemiskinan dan kesulitan hidup. Masih terlalu sedikit masyarakat yang memiliki kesadaran untuk membentuk perpustakaan dilingkungan keluarga masingmasing. Hal ini tidak mengherankan karena budaya membaca telah terdesak oleh budaya televisi. Anak-anak lebih betah tinggal di depan layar televisi daripada harus membaca beberapa lembar buku, surat kabar, atau buku cerita yang mereka miliki.
dijadikan perpustakaan sajamemerlukan biaya yang tidak kecil apalagi harus membeli beragam jenis bahan pustaka.
Belum lagi untuk menggaji karyawan yang diberi tugas menjaga dan
mengelola perpustakaan. Oleh karena itu, peran serta swasta perlu untuk dibangkitkan
agar mau menjalin kerja sama dengan institusi atau pengelola perpustakaan. Swasta
yang dimaksud bisa berasal dari perusahaan terdekat, LSM, atau jaringan masyarakat
kota yang telah sukses.
Sedangkan menurut Damaiwati (2007, 29) menyatakan bahwa yang menjadi
factor penyebab rendahnya minat baca adalah :
1. Televisi Sungguh teramat memprihatinkan ketika proses pembelajaran di keluarga sekarang ini didominasi hasil didikan televisi. Bahasa televisi yang singkat, simpel dan memikat, membuat anak sering ketagihan dan menjadi malas belajar. Orang yang kebanyakan menonton TV menjadi tidak suka membaca, berfikirnya jadi linier, tidak kritis dan kreatif. Padahal membaca adalah kunci untuk mendapat ilmu. Kunci untuk membangun sebuah peradaban.
2. Kultur Keluarga Masyarakat kita lebih suka ‘ngobrol’ daripada memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca, Bercerita lebih umum dibandingkan membaca. Menurut para pakar masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakat kita masih bersifat gemeinnschaft yaitu suatu masyarakat yang ‘kontak-kontak pribadinya masih memegang peranan penting daripada kontak-kontak yang menggunakan simbol. Bahasa tulis merupakan salah satu bentuk kontak yang menggunakan simbol.
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa hal itulah yang menyebabkan
membaca belum dijadikan sebagai suatu kebiasaan secara terus menerus dan
berkelanjutan yang pada akhirnya akan berakibat pada rendahnya budaya baca dalam
2.3.4. Faktor Pendorong Minat Baca
Menurut Sutarno NS dalam buku perpustakaan dan masyarakat (2006, 29)
menjabarkan faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca masyarakat
sebagai berikut :
1. Rasa ingin tau yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan informasi.
2. Keadaaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam.
3. Keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual 5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani
Menurut Fuad Hasan dalam Sutarno (2006, 27), faktor yang menjadi
pendorong atas bangkitnya minat baca ialah
1. Ketertarikan 2. Kegemaran
3. Hobi membaca, dan
4. Pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Inilah sebuah formula yang secara ringkas untuk mengembangkan minat dan budaya baca.
Dari rumusan konsepsi tersebut tersirat tentang perlunya minat baca
dibangkitkan sejak usia dini (kanak-kanak). Sedangkan Menurut Dawson dan
Bamman (1960, 133-147) mengemukakan prinsip-prinsip yang dapat menjadi factor
pendorong minat baca antara lain :
2. Setiap murid ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yaitu rasa aman, status dan kedudukan tertentu, kepuasan afektif, dan kebebasan yang sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembangannya. Kebutuhan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca masing-masing individu. Hal itu berarti bahwa ada pengaruh faktor psikologis terhadap minat baca.
3. Tersedianya sarana buku bacaan kehidupan keluarga atau rumah tangga merupakan salah satu faktor pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca setiap individu murid. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa pilihan dan minat baca setiap individu murid ada kemungkinan didorong oleh kondisi atau status social-ekonomis kehidupan keluarga atau rumah tangganya masing-masing. Dengan kata lain perwujudan minat baca murid didorong pula oleh faktor-faktor sosiologis
4. Jumlah dan ragam bacaan yang disenangi oleh anggota-anggota keluargaa juga berfungsi sebagai salah satu pendorong terhadap minat baca setiap individu murid
5. Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang relatif lengkap dan sempurna serta kemudahan proses peminjaman nya merupakan faktor besar yang mendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca murid.
6. Adanya program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan murid membaca secara periodik di perpustakaan sekolah sangat mendorong perkembangan dan peningkatan minat baca murid.
7. Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong timbulnya minat baca murid
8. Kegiatan kurikuler merupakan faktor pendorong dalam pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca murid
9. Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong perwujudan pemilihan buku bacaan dan minat baca murid.
2.3.5. Faktor Penghambat Minat Baca
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan menghambat masyarakat untuk
mencintai dan menyenangi buku sebagai sumber informasi layaknya membaca koran
dan majalah. Menurut Sutarno (2003, 46) faktor-faktor yang menghambat pembinaan
minat baca, faktor tersebut antara lain :
2. Banyak tenaga kependidikan yang kurang memperhatikan perkembangan minat baca peserta didiknya.
3. Terbatasnya jumlah bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan informasi lapisan masyarakat.
4. Kuarangnya jumlah perpustakaan, serta koleksi yang tersedia dan pelayanan yang belum begitu baik.
5. Pengaruh perkembangan media audio-visual seperti tv, vidio games danlain-lain, sehingga mengakibatkan waktu terpakai hanya untuk berhiburan sejenisnya.
6. Rendahnya pendapatan masyarakat mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan dimana buku bukan merupakan kebutuhan utama.
7. Harga buku yang relatif mahal sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat tertentu.
Sedangkan menurut Damaiwati (2007, 29) yang menjadi faktor penyebab
rendahnya minat baca antara lain:
1. Televisi
Sungguh teramat memprihatinkan ketika proses pembelajaran di keluarga sekarang ini didominasi hasil didikan telivisi. Bahasa televisi yang singkat, simpel dan memikat, membuat seseorang sering ketagihan dan menjadi malas belajar. Orang yang kebanyakan menonton TV menjadi tidak suka membaca, berfikirnya jadi linier, tidak kritis dan kreatif.
2. Kultur Keluarga
Masyarakat kita lebih suka bercerita dari pada memanfaatkan waktu luangnya untuk, bercerita lebih umum dibandingkan membaca. Menurut para pakar masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakat kita masih bersifat
gemeinnschaft yaitu suatu masyarakat yang kontak-kontak pribadinya
masih memegang peranan penting dari pada kontak-kontak yang menggunakan symbol.
Pendapat lain dikemukakan oleh Mudjito (1994, 104) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang menghambat pembinaan minat baca antara lain sebagai berikut:
1. Derasnya arus hiburan melalui peralatan pandang dengar, misalnya televisi dan film dalam taraf tertentu merupakan “persaingan keras” terhadap minat baca masyarakat. Karena masyarakat lebih senang mendengar dan melihat daripada membaca.
3. Kurangnya penghargaan yang memadai dan adil terhadap kegiatan atau kreativitas yang berkaitan dengan perbukuan dapat mengurangi minat dalam masalah perbukuan.
4. Kurang meningkatnya mutu perpustakaan, baik dalam hal koleksi maupun sistem pelayanan dapat juga memberi pengaruh negatif terhadap perkembangan minat baca.
5. Dalam beberapa taraf kemampuan masyarakat berbahasa indonesia masih dipermasalahkan.
6. Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah dapat mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan. Pada kelompok masyarakat ini buku belum merupakan kebutuhan utama.
7. Lingkungan keluarga, misalnya kurangnya keteladanan orang tua dalam pemanfaatan waktu senggang dapat memberi dampak terhadap minat baca sejak masa anak-anak. Sejauh mana orang tua memberi teladan dalam hal minat baca. Kalau orang tua tidak pernah membaca buku di rumah, maka anak-anaknya pun tidak tertarik untuk membaca buku.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat minat baca
dikarenakan oleh terbatasnya sarana-sarana bacaan dilingkungan masyarakat, budaya
membaca yang jarang diwariskan oleh orang tua, serta semakin banyaknya
tempat-tempat hiburan/rekreasi yang lebih menarik dari tempat-tempat membaca.
2.3.6. Upaya Meningkatkan Minat baca
Dalam menanamkan kebiasan membaca harus dimulai pada usia dini, dan tidak
dapat disangsikan pula bahwa sekolah merupakan tempat yang sangat tepat untuk
memupuk minat dan kebiasan membaca bagi masyarakat. Salah satu dukungan yang
dibutuhkan untuk menumbuhkan minat baca masyarakat adalah peran perpustakaan.
perpustakaan perlu memotivasi masyarakat untuk mencintai buku sejak awal. Karena
itu upaya pengembangan/ peningkatan minat dan kebiasan membaca di lingkungan
minat dan kebiasan membaca. Cara-cara yang dapat ditempuh oleh pustakwan untuk
meningkatkan minat baca masyarakat antara lain :
1. Penyelengaran jam-jam cerita di perpustakan umum. 2. Pemberian tugas membaca.
3. Pemberian tugas pembuatan abstraksi. 4. Memotivasi penyelengaran majalah dinding. 5. Penyelengaran lomba membaca.
6. Penyelengaran lomba pembuatan kliping.
7. Pemotivasian penerbitan majalah atau buletin sekolah.
8. Penyelengaran pameran buku yang dikaitkan dengan peringatan hari-hari besar nasional dan agama, penugasan masyarakat membantu pustakawan di perpustakan umum.
9. Penyelengaran program membaca. 10. Pemberian bimbingan teknis membaca.
Sedangkan Menurut Siregar (2008, 2), peningkatan minat baca ditentukan oleh
dua faktor, yaitu:
1. Keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan bacaan. Jika keinginan dan sikap positif terhadap bahan bacaan terdapat dalam masyarakat, maka akan timbul minat baca. Dengan kata lain, minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan untuk membaca.
2. Ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan bacaan. Ini berarti, tersedia bahan bacaan yang diminati oleh masyarakat dan mudah untuk memperolehnya. Faktor ini erat kaitannya dengan dunia penerbitan dan pelayanan perpustakaan. Selain itu, adanya berbagai penerbit dan lembaga media massa yang ikut mendorong tumbuhnya minat baca melalui berbagai terbitan juga sangat membantu.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa upaya-upaya yang harus dilakukan
untuk meningkatkan minat baca adalah dengan cara berdiskusi, membuat target
membaca, membeli buku setiap ada waktu luang, serta mengalokasikan waktu yang