• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan bagian pokok didalam kehidupan dimana

dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan pemenuhan sandang, pangan,

maupun papan yang harus dipenuhi dan menjadi bagian pokok dalam kehidupan.

Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

perubahan iklim yang akan berpengaruh langsung kepada penyediaan pangan dan

energi bagi penduduk yang semakin meningkat. Penduduk dunia diprediksi akan

semakin padat, dan apabila dikaitkan dengan adanya perubahan preferensi

konsumen maka ketahanan pangan secara global akan menjadi suatu tantangan

yang nyata. Di lain pihak, ketersediaan lahan garapan cenderung terus menurun

karena degradasi, yang bahkan lebih diperparah lagi oleh adanya intensitas erosi

permukaan tanah maupun perluasan infrastruktur industri, perumahan dan

sektor-sektor non pertanian lainnya padahal dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor-sektor

pertanian terhadap perekonomian nasional semakin nyata.

Selama periode 2010-2014,rata-rata kontribusi sektor pertanian terhadap

PDB mencapai 10,26 % dengan pertumbuhan sekitar 3,90 %. Sub-sektor

perkebunan merupakan kontributor terbesar terhadap PDB sektor pertanian. Pada

periode yang sama, sektor pertanian menyerap angkatan kerja terbesar walaupun

(2)

Pada tahun 2014 sektor pertanian menyerap sekitar 35,76 juta atau sekitar

30,2 % dari total tenaga kerja. Investasi di sektor pertanian primer baik

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing

(PMA) mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,2 % dan 18,6 % per tahun.

Rasio ekspor-impor pertanian Indonesia sekitar 10 berbanding 4, dengan laju

pertumbuhan ekspor mencapai 7,4 % dan pertumbuhan impor 13,1 % per tahun.

Neraca perdagangan tumbuh positif dengan laju 4,2 % per tahun. Nilai Tukar

Petani (NTP) meningkat sangat pesat. Walaupun sempat menurun pada tahun

2013, namun NTP melonjak dari sebesar 101,78 pada tahun 2010 menjadi 106,52

pada tahun 2014. Tingkat pendapatan petani untuk pertanian dalam arti luas

maupun pertanian sempit menunjukkan peningkatan yang diindikasikan oleh

pertumbuhan yang positif masing-masing sebesar 5,64 dan 6,20 %/tahun selama

kurun waktu 2010 – 2014. Pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin di

perdesaan yang sebagian besar bergerak di sektor pertanian menurun dengan laju

sebesar -3,69 %/tahun atau dari sekitar 19,93 juta pada tahun 2010 menjadi 17,14

juta pada tahun 2014 (RENSTRA KEMENTAN 2015-2019).

Undang – undang no. 7 tahun 1996 tentang pangan mengamanatkan

bahwa pemerintah bersama masyarakat berkewajiban mewujudkan ketahan

pangan. Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan

dilaksanakan melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 68 tahun 2002 tentang

Ketahanan Pangan yang menyatakan bahwa penyediaan pangan diselenggarakan

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan rumah tangga yang terus

(3)

NAWA CITAatau agenda prioritas Kabinet Kerja Presiden Jokowi

mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan

pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan

pangan rakyatnya secara berdaulat. Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam

bentuk kemampuan bangsa dalam hal: (1) mencukupi kebutuhan pangan dari

produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3)

melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian

pangan. Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada

pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha

pertanian secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Sasaran pembangunan pertanian ke depan perlu disesuaikan terkait

dengan cakupan pembangunan pertanian yang lebih luas dan skala yang lebih

besar guna mengungkit peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.Dengan

mencermati hasil evaluasi selama periode lima tahun terakhir dan perubahan

paradigma sebagaimana tertuang dalam SIPP (Strategi Induk Pembangunan

Pertanin) 2045, maka sasaran strategis Kementerian Pertanian tahun

2015-2019 adalah (1) Pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai serta

peningkatan produksi gula dan daging , (2) peningkatan diversifikasi pangan, (3)

peningkatan komoditas bernilai tambah dan berdaya saing dalam memenuhi pasar

ekspor dan substitusi impor, (4) penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi,

(5) peningkatan pendapatan keluarga petani, serta (6) akuntabilitas kinerja

aparatur pemerintah yang baik. Dengan sasaran strategis tersebut, maka

(4)

Pembangunan Pertanian untuk Kedaulatan Pangan (P3KP) meliputi (1)

peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan, (2) peningkatan infrastruktur

dan sarana pertanian, (3) pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit, (4)

penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan dan penguatan pembiayaan,

(6) pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergi, serta (7) penguatan

jaringan pasar produk pertanian.

Menurut Mubyarto (1972:45) pertanian di Indonesia dapat dibedakan

menjadi dua macam seperti dilansir dalam bukunya, yaitu : Pertama adalah

pertanian dalam arti luas yang meliputi : 1). Pertanian rakyat atau disebut

pertanian dalam arti sempit, 2). Perkebunan, 3). Kehutanan, 4). Peternakan, 5).

Perikanan. Kedua adalah pertanian dalam arti sempit atau pertanian rakyat yaitu

usaha pertanian keluarga dimana diproduksi bahan makanan utama seperti beras,

palawija, dan tanaman-tanaman holtikultura seperti sayuran dan buah-buahan. Di

Provinsi Sumatera Utara sendiri sektor pertanian dapat dikatakan menjadi salah

satu penggerak utama dari roda perekonomian. Bahkan Provinsi Sumatera Utara

menjadi salah satu sentra produksi padi di indonesia. Hal ini dapat kita pahami

karena wilayah ini mempunyai lahan pertanian yang luas serta memiliki tingkat

kesuburan yang tinggi jika dibandingkan daerah lainnya.

Pemerintah Propinsi Sumatera Utara telah menetapkan 3 (tiga) prioritas

utama pembangunan daerah dalam Propeda 2001-2005, yaitu (1) sektor pertanian

sebagai tulang punggung perekonomian daerah, (2) sektor Industri, terutama

(5)

dalam pembangunan daerah dan sebagai penggerak pembangunan perekonomian

daerah.

Deli serdang merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara dan

dikenal sebagai lumbung padi di Propinsi ini. Menurut data BPS dari tahun 2000 –

2010, sektor pertanian memiliki konstribusi penyumbang nilai tambah terbesar

ketiga terhadap PDRB Deli Serdang.

Perkembangan sektor pertanian di Kabupaten Deli Serdang tidak terlepas

dari faktor tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor pertanian

terhadap pendapatan daerah dan kemampuan menyerap angkatan kerja.Sektor

pertanian masih merupakan penyerap tenaga kerja terbesar di Kabupaten Deli

Serdang.Kabupaten Deli Serdang memiliki sumber daya alam yang cukup

potensial, khususnya dalam bidang pertanian. Kabupaten Deli Serdang mampu

mencukupi kebutuhan pangan untuk penduduknya pada umumnya dan menjadi

salah satu lumbung padi Sumatera Utara untuk memenuhi pasokan beras ke

beberapa daerah yang produksi berasnya tidak mencukupi kebutuhan

penduduknya. Dengan kata lain, jumlah penduduk yang semakin

bertambahidealnya harus juga dibarengi dengan peningkatan produksi bahan

pangan. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan fisik yang terus

berkembang memberikan konsekuensi terhadap kabupaten Deli Serdang, yakni

berupa tingginya kebutuhan kawasan perekonomian dan pemukiman beserta

seluruh fasilitas umum dan fasilitas sosial pendukungnya. Ditambah lagi dampak

dibangunnya Bandara Internasional Kualanamu yang mengakibatkan kawasan

(6)

terkikisnya lahan pertanian. Sementara di sisi lain pertumbuhan ekonomi

menuntut adanya permintaan jumlah lahan untuk pembangunan infrastruktur.

Disini faktor lahan pertanian mempunyai pengaruh yang sangat penting, sehingga

jika keberadaanya menurun maka akan mengganggu jumlah produksi pangan

yang ada.

Menurut Susanto (2008) mengatakanlahan sawah beririgasi mempunyai

peran utama dalam menjaga stabilitas suplai pangan khususnya beras,

meningkatkan fungsi ekologis, menciptakan aktivitas sosial dan ekonomi

masyarakat pedesaan, wahana pembentuk peradaban masyarakat berbasis

agraris.Salah satu dampak yang terjadi akibat pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan adalah semakinbertambahnya lahan terbangun untuk mewadahi

kebutuhan aktifitas perekonomian dan pemukiman yang mengakibatkan

perubahan mutasi (konversi) lahan dari pertanian menjadi pemukiman dan daerah

perekonomian salah satunya dampak yang dilihat jelas.

Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu Kabupaten yang dalam 10

(sepuluh) tahun terakhir terus mengalami konversi lahan, dari lahan pertanian ke

lahan pemukiman dan industri. Konversi ini mengakibatkan luas lahan pertanian

di Kabupaten Deli Serdang cenderung mengalami penurunan. Lahan yang paling

banyak terkonversi adalah jenis lahan sawah, yang beralih fungsi menjadi lahan

kering, dan menjadilahan non pertanian, yaitu seperti pemukiman, pusat bisnis,

dan industri. Padahal dari yang banyak diketahuiKabupaten Deli Serdang

merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Sumatera Utara yang memiliki

(7)

subur untuk pertanian, jumlah lahan pertanian dan perangkat bantu usahatani

(irigasi) di Sumatera Utara sudah cukup luas. Bahkan Kabupaten ini menjadi

lumbung pangan untuk daerah Sumatera Utara khususnya untuk menyuplai daerah

sekitarnya, bahkan mungkin bisa sampai ke luar Provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan Uraian di atas, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dalam bentuk Skripsi dengan judul “ Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di

Kabupaten Deli Serdang”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan

yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prospek pembangunan sektor pertanian Kabupaten Deli

Serdang dalam mencapai pembangunan ekonomi Kabupaten Deli Serdang.

2. Apakah ada pengaruh pembangunan sektor pertanian Kabupaten Deli

Serdang terhadap perekonomian masyarakat Kabupaten Deli Serdang.

3. Bagaimanakah pengaruh kebijakan sektor pertanian terhadap posisi tawar

petani di Kabupaten Deli Serdang

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar prospek pembangunan sektor pertanian

Kabupaten Deli Serdang dalam mencapai pembangunan ekonomi

(8)

2. Untuk mengetahui pengaruh pembangunan sektor pertanian Kabupaten

Deli Serdang terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Deli

Serdang

3. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan pemerintah terhadap posisi tawar

petani Kabupaten Deli Serdang.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa

Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang

ingin melakukan penelitian selanjutnya.

2. Sebagai tambahan Wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis disiplin

ilmu yang penulis tekuni.

3. Sebagai masukan atau bahan kajian bagi kalangan akademis dan peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pola pertumbuhan ekonomi sebagai prospek pembangunan sector pertanian Kabupaten Karo, mengetahui pengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pola pertumbuhan ekonomi sebagai prospek pembangunan sector pertanian Kabupaten Karo, mengetahui pengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pola pertumbuhan ekonomi sebagai prospek pembangunan sector pertanian Kabupaten Karo, mengetahui pengaruh

: PDRB Provinsi Sumatera Utara pada tahun awal periode penelitian.. Universitas

Danau Linting merupakan salah satu danau air panas di Sumatera Utara yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi ekowisata, namun belum ada pengelolaan yang serius dari

Potensi pada sektor pertanian yang terdapat pada Kabupaten Musi Rawas Utara adalah dapat dilihat dari sisi penggunaan lahan dan jenis tanah yang ada; sistem

Kecamatan Pantai Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Deli Serdang dan merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang memiliki kekayaan alam berupa pantai

Kecamatan Pantai Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Deli Serdang dan merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang memiliki kekayaan alam berupa pantai