• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Mubyarto, 1972. Pengantar Ekonomi Pertanian, Yogyakarta : LP3ES Nazir Moh, 2005. Metodologi Penelitian. Bogor : Ghalian Indonesia S Mulyadi, 2012. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam perspektif

Pembangunan, Jakarta: RGP

Soekartawi, 1995. Pembangunan Pertanian, Jakarta : RGP

Sukirno Sadono, 2006, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan Dasar Kebijakan, Jakarta : Kencana

Sirojuzilam, 2015. Pembangunan Ekonomi Regional, Medan : USU Press Susanto, S 2008. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah Beririgasi Yogyakarta : UGM

2013, Konsep Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013-2045, Biro Perencanaan Sekretariat Jendral. Jakarta: Kementrian Pertanian 2015, Rencana Strategis Kementrian Pertanian Tahun 2015-2019, Jakarta : Kementrian Pertanian

(2)

KUESIONER UNTUK PETANI/PETERNAK DI KABUPATEN DELI SERDANG

( Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di Kabupaten Deli Serdang)

Kuisioner ini dibutuhkan sehubungan dengan tugas dalam menyusun skripsi, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada perguruan tinggi. Penulis memohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menjawab pertanyaan yang ada.

I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :

2. Alamat :

3. Desa :

4. Kecamatan :

5. Umur :

6. Agama : 7. Jenis Kelamin : 8. Pendidikan :

9. Jumlah anggota keluarga: (Istri…...orang, anak……orang) 10.Jumlah tanggungan : ……orang

11.Pengalaman sebagai petani/peternak: ……tahun 12.Pekerjaan sampingan :

(3)

II. IDENTITAS LAHAN

1. Status lahan yang dikerjakan……….. 2. Jika menyewa, biaya sewa per Ha Rp……… 3. Luas lahan penanaman………Ha

4. Luas lahan penanam……….Ha

5. Setiap tahunnya ada penambahan/pengurangan lahan, jika ada sebutkan……….

III. IDENTITAS PRODUKSI

1. Panen yang dapat dilakukan per tahun adalah………..kali 2. Hasil produksi yang dapat diperoleh dlam satu kali panen…..ton 3. Pupuk atau obat yang digunakan:

a………kg, harga per kg nya Rp………..

b………kg, harga per kg nya Rp………..

c………kg, harga per kg nya Rp………..

d………kg, harga per kg nya Rp………..

(4)

4. Dalam penggunaan bibit, yang digunakan adalah: a………kg, harga per kg nya Rp………..

b………kg, harga per kg nya Rp………..

c………kg, harga per kg nya Rp………..

d………kg, harga per kg nya Rp………..

e………kg, harga per kg nya Rp………..

5. Jumlah tenaga kerja yang

diperlukan……….orang 6. Upah tiap tenaga kerja perhari Rp ……….

7. Adakah bantuan pemerintah dalam penanaman atau produksi, jika ada sebutkan………

a……… b……… c………

IV. IDENTITAS MODAL DAN PEMASARAN

(5)

a. Modal sendiri

b. Pinjaman, sebutkan………

2. Jumlah modal awal adalah Rp………. 3. Jika modal adalah pinjaman, bunga pertahunnya

adalah……….%

4. Hasil produksi dijual ke: a.pasar

b.distributor c.koperasi

5. Sebutkan alasan mengapa kepada pihak tersebut,……… 6. Sebutkan harga jualnya Rp………./kg

7. Adakah kebijakan pemerintah terhadap pembangunan pertanian di dareah,jika ada sebutkan:

a……… b………

8. Sampai sejauh ini bagaimana peran pemerintah dalam menangani pemasaran hasil produksi pertanian :

a. Sangat baik b. baik c. Kurang baik d. tidak baik

9. Adakah peran pihak swasta dalam membantu produksi dan pemasaran hasil pertanian?

(6)

10.Adakah kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian, jika ada

(7)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitiam adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, metode penelitiannya adalah sebagai berikut:

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kecamatan-kecamatan penghasil komoditi yang diekspor pertanian yang ada di Deli serdang yaitu daerah percut , batang kuis , tanjung morawa, Lubuk pakam. Tahapan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data perimer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi dilokasi penelitian dan mengadakan wawancara langsung dengan responden. Wawancara ini berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada, data sekunder dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung. Data yang dijadikan referensi diperoleh melalui Badan Pusat Statistik dan Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kabupaten Deli Serdang.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi

(8)

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Petani yang bergerak di sektor pertanian Kabupaten Deli Serdang.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak dan dimana tiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. (Sugiyono, 2011:93)

Dalam penarikan sample maka jumlahnya harus representive untuk nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diambil menggunakan rumus Slovin, yaitu:

n = � 1+��2

Keterangan:

n = Besar Sampel

N = Jumlah Petani di Deli Serdang

(9)

Dengan menggunakan rumus Slovin tersebut maka :

n = � 1+��2

n = 337 .382

1+ 337.382 (0,1)2

n = 337.382

1+337.382 (0,01)

n = 100 responden

Dari perhitungan tersebut didapat 100 orang. Dengan demikian sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden.

Penentuan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel secara teknik sampel random sampling, yaitu suatu tipe sampling probabilitas. Teknik ini sangat populer dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoritis, semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan teknik-teknik sampling yang lain.

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

(10)

diperoleh dari wawancara dan pengisian kuisioner terhadap para petani dan peternak di Kabupaten Karo yang dijadikan sampel penelitian.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen Dinas Pertanian, Bappeda, BPS Kabupaten Deli Serdang, seta beberapa sumber seperti, studi kepustakaan, penelusuran internet, sera sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data primer diperoleh dari hasil kuisioner.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya yaitu:

1. Observasi

Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini petani atau peternah di Kabupaten Deli Serdang.

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan mengadakan Tanya jawab dengan para petani atau peternak, pemerintah Kabupaten Deli Serdang.

(11)

Kuesioner adalah sutu teknik pengumpulan data atau informasi dengan cara member seperangkat pertanyaan tulis yang berkaitan dengan penelitian, yang diajukan kepada responden yaitu para petani atau peternak Kabupaten Deli Serdang.

4. Teknik Studi Kepustakaan

Dalam teknik studi kepustakaan ini, penulis mencatat dan mengumpulkan data atau literature yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di dalam penelitian ini, yaitu diperoleh dari buku-buku, artikel, tulisan-tulisan ilmiah, Koran dan jurnal.

3.5. Metode Analisis

Data yang diperoleh dari poin diatas akan dianalisis dengan analisa deskriptif dengan menghubungkan teknik pengumpulan data baik library research maupun field research. Disamping itu juga dilakukan secara kualitatif.

3.6. Defenisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi tentang variable – variable yang digunakan dan menghindari terjadinya perbedaan penafsiran, maka penulis member defenisi dan batasan variabel operasional sebagai berikut :

1. Prospek Pembangunan Sektor Pertanian merupakan suatu potensi pertanian yang memiliki nilai dalam mendukung pembangunan ekonomi. 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai tambah bruto

(12)

2009 – 2013 baik berdasarkan harga berlaku maupun berdasarkan harga konstan.

3. PDRB sektor Pertanian, yaitu sektor pembentuk angka PDRB sektor pertanian yang mencakup 7 sektor utama.

4. Pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan melihat PDRB sektor pertanian Kabupaten Deli serdang dilihat dari peningkatan produksi pertanian selama periode waktu lima tahun belakangan.

5. Pembangunan Ekonomi menunjuk pada peningkatan pemanfaatan sumber daya yang ada secara efisien.

(13)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Daerah Penelitian 4.1.1 Geografis Daerah

Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2°57’’ Lintang Utara, 3°16’’ Lintang Selatan dan 98°33’’ - 99°27’’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 500 m diatas permukaan laut. Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497,72 Km yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/Kelurahan Definitif.

Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, di Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai dan Juga mengelilingi Kota Medan yang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Deli Serdang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka, sebagai salah satu daerah lintas pelayaran paling sibuk di dunia. Kabupaten Deli Serdang juga merupakan bagian dari wilayah MEBIDANGRO (Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo) sehingga banyak peluang bisnis dan investasi potensial untuk dikembangkan.

(14)

H. Ashasi Tambunan yang memimpin Kab. Deli Serdang pada periode 2014-2019.

4.1.2 Kondisi Iklim dan Topografi

Kabupaten Deli Serdang mempunyai 2 (dua) tipe musim yaitu : Musim Hujan dan musim panas (kering). Curah hujam terbanyak pada bulan September, Oktober, November dan Desember. Angin yang bertiup melalui daerah ini juga berbeda yakni angin laut dan angin pegunungan dengan kecepatan 0,68 meter/detik, sedangkan temperature rata-rata 26,7° dan kelembapan 84%.

(15)

1. Daratan Pantai : ± 63.002 Ha (26,30%) terdiri dari 4 kecamatan (Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu). Jumlah Desa/Kelurahan dengan panjang pantai 65 km.

Potensi Utama adalah : Pertanian Pangan, Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar, Perikanan Laut, Pertambakan, Peternakan Unggas dan Pariwisata. 2. Dataran Rendah : ± 68,965 Ha (28,80 %) terdiri dari 11 kecamatan (Sunggal,

Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Galang) dengan jumlah desa sebanyak 197 desa/kelurahan.

Potensi Utama adalah : Pertanian Pangan, Perkebunan Besar, Perkebunan Rakyat, Peternakan, Industri, Perdagangan dan Perikanan Darat.

3. Dataran Tinggi/Pegunungan : ± 111.970 Ha (44.90 %) terdiri dari 7 kecamatan (Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah Bangun Purba) dengan jumlah desa sebanyak 133 desa.

Potensi Utama adalah: Pertanian Rakyat, Perkebunan dan Peternakan.

4.1.3. Kondisi Demografi

(16)

pendidikan formal yang dimiliki angkatan kerja adalah 25,96% tamatan SLTA; 24,32% tamatan SLTP; 27,05 % tamatan Sekolah Dasar dan 3,44% tamatan Perguruan Tinggi.

4.1.4. Potensi Wilayah

Secara geografis Kabupaten Deli Serdang terletak pada Wilayah Pengembangan Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara. Daerah ini memiliki karakteristik topografi dengan bentangan alam yang cukup bervariasi, mulai dari daratan pantai dan laut lepas, dataran rendah, bergelombang, berbukit hingga bergunung terjal. Secara ekonomi Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi yang sangat strategis karena:

a. Dekat dengan Selat Malaka

b. Mengelilingi Kota Medan sebagai Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara dan pintu utama Perdagangan Internasioal.

c. Adanya kerjasama segitiga pertumbuhan antara Indonesia-Malaysia-Thailand (MT-GT)

(17)

Karo. Pada umumnya air sungai ini dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.

Sektor Pertanian yang meliputi sub sektor pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan dan kehewanan, perikanan, dan kelautan serta kehutanan memberikan kontribusi cukup besar dalam perekonomian daerah Kabupaten Deli Serdang. Di subsektor pertanian tanaman pangan dan holtikultura, daerah Kabupaten Deli Serdang hingga saat ini merupakan salah satu lumbung beras dab memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap Provinsi Sumatera Utara.

4.2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu Negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode waktu tertentu. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari perubahan jumlah produksi yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi,yang merupakan gambaran tingkat perubahan ekonomi di suatu daerah . Bagi suatu daerah hal ini merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang dicapai dan dapat digunakan sebagai alat menentukan arah kebijakan pembangunan selanjutnya.

(18)

pembangunan Bandara Internasiomal Kuala Namu yang dibuka pada tahun 2013 sehingga mendorong distibusi PDRB Kabupaten Deli Serdang pada sektor pengangkutan meningkat tajam sebesar 190,02%. Jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang hanya 4,99 %.

Gambar 4.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang dan PDB Nasioanal Nasional Tahun 2011-2014

Dari gambar 4.2 dapat diketahui pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dapat dilihat dari perubahan PDRB atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku, dimana pada tahun 2014 kegiatan perekonomian di Kabupaten Deli Serdang mengalami perlambatan tetapi masi di posisi 7,67 %.. Pertumbuhan ini mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2013 sebesar 9,22%. Tetapi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang masi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara yang tumbuh sebesar 5,23% pada 2014.

(19)

kesejahteraan masyarakat dengan kemampuan sektor-sektor lapangan usaha yang tumbuh melalui usaha sektor informal maupun formal. Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regioanal dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan kata lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik, disertai tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.

Tabel 4.1.

Perkembangan PDRB Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2014

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 – 2014

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010

(Milyar Rp) Pertumbuhan ( Milyar Rp) Pertumbuhan

2010 43.040,01 25,94% 43.040,01 -

2011 48.370,56 12,38% 45.257,73 5,15

2012 52.695,59 8,94% 47.513,87 4,99

2013 60.825,74 15,43% 51.892,42 9,22

2014 69.340,90 14,11% 55.870,48 7,67

(20)

Struktur dan perkembangan perekonomian Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2010 – 2014 dapat diketahui dari data distribusi Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan harga konstan Kabupaten Deli Serdang seperti diperlihatkan pada table 4.1, table 4.2 dan 4.3.

Gambar 4.3 PDRB perkapita Kabupaten Deli Serdang Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rupiah) Tahun 2010-2014

(21)

Tabel 4.2.

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2010

No Jenis Sarana 2010 2011 2012 2013 2014

1 Pertanian - 3,89 2,61 3,30 1,54

2 Pertambangan - 5,18 4,42 4,32 3,65

3 Industri - 3,41 2,97 4,57 3,63

4 Listrik, gas, dan Air bersih

- 15.02 10,62 10,99 7,67

5 Bangunan - 5,52 5,69 5,47 5,27

6 Perdagangan/Hotel dan Restoran

- 20,03 18,82 21,95 20,87

7 Pengangkutan Dan Komunikasi

- 14,04 13,06 190,02 69,96

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

-

26,25 33,72 26,95 9,29

9 Jasa – Jasa - 34.45 25,25 26,24 24,72

PDRB - 5,15 4,99 9,22 7,67

Tahun 2010-2014 (persen)

(22)

Tabel 4.3.

Distribusi PDRB Kabupaten Deli Serdang Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2010 - 2014 (persen)

No Jenis Sarana 2010 2011 2012 2013 2014

1 Pertanian 14,25 13,87 13,62 12,85 11,75 2 Pertambangan 0,90 0,91 0,95 0,90 0,89 3 Industri 36,81 37,00 36,08 34,01 32,87 4 Listrik, gas, dan Air

bersih

0,19 0,20 0,15 0,13 0,11

5 Bangunan 15,20 15,19 15,30 14,84 14,52 6 Perdagangan/Hotel

dan Restoran

22,03 21,03 20,68 16,04 15,66

7 Pengangkutan Dan Komunikasi

3,49 1,52 1,51 1,52 6,04

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

4,28 2,39 2,42 2,48 2,41

9 Jasa – Jasa 2,82 11,00 11,06 11,02 10,32

Jumlah 100 100 100 100 100

(23)

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang merupakan indikator pertumbuhan ekonomi makro Kabupaten Deli serdang dalam suatu periode waktu tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

(24)

Sumatera Utara , dapat dilihat juga pertaniannya yang membentang di sekitarn daerah Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang juga diketahui mengelilingi Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara dengan berbagai fasiltas infrastruktur perhubungan baik darat, laut dan udara menjadikan daerah ini sebagai daerah utama juga pengembanga industri.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat berdasarkan indikator pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk harga berlaku dimana pada tahun 2010 sebesar 43.040,01 Milyar meningkat sampai dengan 69.340,90 Milyar pada tahun 2014 atau meningkat rata-rata 15,36 % per tahun. Pendapatan per kapita Kabupaten Deli Serdang berdasarkan harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp 23.920.841,87,- pada tahun 2010 menjadi Rp. 34.939.520,24,- pada tahun 2014, atau rata-rata kenaikan pertahun 11,71% per tahun. Pertumbuhan ekonomi meningkat dari 5,15% pada tahun 2011 menjadi 9,22 pada tahun 2013, atau meningkat rata-rata 6,75% pertahun.

4.3Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Deli Serdang

(25)

bergunung terjal. Perkembangan ini dapat dilihat dari table 4.4 dimana pendapatan sektor pertanian setiap tahunnya mengalami peningkatan dari 2010-2014.

Tabel 4.4

Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2014

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-1014

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2014

2010 6.134.939,32 6.134.939,32

2011 6.708.337,87 6.373.397,63

2012 7.178.467,63 6.539.915,15

2013 7.818.188,42 6.755.763,33

2014 8.149.166,70 6.859.950,11

Sektor Pertanian menjadi penyumbang ke tiga terbesar dalam perekonomian Kabupaten Deli serdang tidak terlepas dari komoditi pertanian yang menjadi andalan. Jenis tanaman yang dibudidayakan di Kabupaten Deli Serdang adalah jenis tanaman panngan, hortikultura dan perkebunan. Sebagai gambaran atas kegiatan pertanian Kabupaten Deli Serdang, perkembangan kegiatan pertanian dari tahun 2010-2014 adalah diuraikan seperti berikut ini.

(26)

Tabel 4.5

Luas Tanaman dan Produksi Padi Ladang dan Sawah (Ha/Ton) Kabupaten Deli Serdang

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Luas panen padi ladang

293 924 280 363 445

2 Luas panen padi sawah

84.582 84.286 80.508 79.741 74.481

3 Produksi padi ladang

748 2947 794 1339 1372

4 Produksi Padi Sawah

441.897 445.598 446.055 448.462 423.060

Total 527.520 533.755 527.637 529.905 499.358

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2016

(27)

menjadi 280ha tetapi ditahun selanjutnya hingga tahun 2014 mengalami kenaikan luas panen kembali naik menjadi 445 hadi tahun 2014.Untuk produktivitas padi ladang dapat dilihat berturut – turut dari tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah 2947 ton/ha; 794 ton/ha; 1339 ton/ha; 1372 ton/ha. Sementara itu produktivitas padi sawah berturut-turut tahun 2010 sampai dengan 2014 adalalah 445.598 ton/ha; 446.055 ton/ha; 448.462 ton/ha; 423.060 ton/ha; dari data dapat diketahui bahwa produksi padi sawah lebih dominan dibandingkan padi ladang. Dari perkembangan produktivitas tersebut diatas dapat dilihat bahwa ada terjadi peningkatan produktivitas yang mencerminkan adanya pengarauh keterampilan dalam budidaya tanaman padi mengingat lahan yang semakin berkurang tetapi produksi yang terus meningkat yang artinya program – program pengembangan sektor pertania dari pemerintah berjalan dengan sukses dalam upaya peningkatan produksi tanaman padi.

(28)

Tabel 4.6

Luas Tanam (Ha) dan Produksi Palawija(Ton) Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2014

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Luas Panen

Jagung

23.321 23.204 16.168 14.962 16.000

2 Luas Panen

Ubi Kayu

2833 5.418 5.670 7.128 4985

3 Luas Panen

Ubi Jalar

353 284 369 243 198

4 Luas Panen

Kacang Tanah

410 510 393 307 262

5 Luas Panen

Kacang Kedelai

1279 1.718 1.388 792 124

6 Luas Panen

Kacang Hijau

317 347 268 144 117

7 Produksi

Jagung

71.085 85.405 72.119 72.307 88.009

8 Produksi Ubi

Kayu

60.582 116.834 121.396 253.301 178.790

9 Produksi Ubi

Jalar

4.454 3.452 4.559 2.990 2.577

10 Produksi

Kacang Tanah

603 466 344 293 264

(29)

Kacang Kedelai

12 Produksi

Kacang Hijau

312 388 301 165 140

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2016

Perkembangan produksi ubi kayu di Kabupaten Deli serdang adalah sebagai berikut: pada tahun 2010 produksi jagung adalah sebesar 80.405 ton, pada tahun 2011 sebesar 116.834 ton, tahun 2012 sebesar 121.396 ton, tahun 2013 produksi ubi kayu sebesar 253.301 ton, dan 2014 produksi ubi kayu 178.790 ton. Produksi ubi kayu terlihat fluktuatif sesuai dengan fluktuasi luas penanamannya dan kondisi musim. Selain Ubi Kayu Produksi jadung dikabupaten Deli Serdang juga termasuk yang dapat diperhitungkan karena terlihat fluktuatif sesuai luas lahan tahun 2010,2011,2012,2013,berturut – turut adalah 80.990 ton, 85.405 ton, 72.119 ton, 72.307 ton, dan meningkat pada 2014 menjadi 85.009 ton. Bila dilihat dari produktivitas ubi kayu per unit luas lahan tanaman maka terlihat adanya peningkatan produksi yakni pada tahun 2010 produksi rata-rata per hektar adalah 213,84 ton/ha, pada tahun 2011 menjadi 215,64 ton/ha, dan pada tahun 2014 menjadi 358,66 ton/ha.

(30)
[image:30.595.111.512.407.755.2]

dari tahun 2010 hingga tahun 2014 berfluktuasi yakni pada tahun 2010 produksi Cabai Besar sebesar 11.994 ton, tahun 2011 meningkat tajam mennjadi 135.478 ton, tahun 2012 menurun menjadi 107.863 ton dan pada 2013 menurun menjadi 23.912 ton, pada tahun 2014 meningkat kembali menjadi 45.489 ton. Kecenderungan penurunan drastis produksi sayur sayuran disebebkan oleh beberapa factor seperti adanya penyakit, kondisi iklim, kondisi pasar serta konversi lahan pertanian.

Tabel 4.7

Perkembangan Produksi Sayur-sayuran (Ton) Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011-2014

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Cabai Besar 11.994 135.478 107.863 23.912 45.489

2 Kacang

Panjang

10.016 153.150 101.637 32.770 59.433

3 Sawi 5669 61.668 34.271 45.298 54.910

4 Tomat 172 1598 2546 533 3.490

5 Cabe Rawit - 12.563 18.926 1347 15.022

6 Bayam 3275 38.568 32.590 29.080 34.848

7 Timun 12.720 146.481 84.796 37.941 70.666

(31)

9 Buncis 253 1623 1366 50 895

10 Kangkung - 48.623 50.230 31.021 56.816

11 Melon - 19.254 14.834 4748 8660

12 Semangka - 511.995 133.731 53.250 94.150

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2016

[image:31.595.108.514.112.331.2]

Jenis tanaman lainnya juga yang cukup banyak dihasilkan petani di Kabupten Deli Serdang ialah tanaman buah - buahan seperti alvokat, mangga, duku langsat, Pisang dan lain sebagainya. Pisang merupakan komoditi andalan deerah Kabupaten Deli Serdang termasuk yang paling dominan diantara komoditi buah-buahan yang lain. Perkembangan produksi buah-buah-buahan di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Perkembangan Produksi Buah-Buahan (Ton) Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011-2014

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Alvokat 825 5628 6826 4260 3160

2 Mangga 7919 27.079 28.008 29.361 28.162

(32)

4 Duku Langsat 8.807 75.850 83.998 75.578 31.202

5 Jeruk Siam 6803 18.713 5.653 3.897 2770

6 Durian 12.369 61.528 104.180 59.936 49.497

7 Jambbu Biji 19.464 135.277 93.723 48.788 40.902

8 Jambu Air 1.616 13.046 14.055 11.002 7565

9 Sawo 1.044 7.436 5.939 5.421 6.264

10 Pisang 241.966 1.621.329 422.488 367.431 298.305

11 Manggis 3675 29.598 48.201 30.808 35.958

12 Nangka 3618 17.382 15.403 15.158 10.645

13 Sirsak 466 2.807 3.318 2738 1816

14 Belimbing 3476 25.868 43.173 21.191 10.069

15 Sukun 128 1003 822 974 1182

(33)

luas lahan akibat dibangunnya bandara kuala namu internasioana, adanya penyakit, serta kondisi iklim yang kurang baik.

[image:33.595.109.516.441.726.2]

Dalam rangka meningkatkan konsums protein hewani yang bersumber dari ternak dan hasil ikutannya di Kabupaten Deli Serdang, pemerintah daerah selalu meningkatkan produksi ternak baik melalui pembinaan lapanngan maupun melalui bantuan-bantuan yang diberikan kepada masyarakat. Dari table dibawah ini dapat di lihat populasi ternak Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2010 sampai dengan 2014 sebagaimana terlihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Perkembangan Populasi Ternak Rakyat (Ekor) Tahun 2010-2014

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Sapi

Perah

2.810 1.856 2045 - 1995

2 Sapi

Potong

65.270 72.060 78.995 - 88.200

3 Kerbau 7.262 4.636 3.846 - 4013

4 Kambing 72.499 92.059 101.858 - 127.706

5 Domba 54.391 65.312 73.530 - 53.705

6 Babi 67.629 66.436 64.671 - 55.547

(34)

8 Itik 236.064 250.472 363.451 - 313.822

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2016

(35)
[image:35.595.109.516.194.368.2]

Tabel 4.10

Produksi Ikan Menurut Tempat Pemeliharaannya Tahun 2010-2014

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Laut 19.157,60 20.322,40 20.410,66 20.913,92 21.638,67

2 Tambak 384,89 2250,00 2078,02 4058,38 5145,76 3 Kolam 4.501,22 6.893,36 27.512,68 33.997,76 45.095,02

4 Perairan

Umum

254,43 239,02 310,82 319,06 319,2

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2016

(36)
[image:36.595.107.517.414.731.2]

Jumlah Nelayan Kabupaten Deli Serdang baik nelayan laut waktu penuh dan nelayan laut waktu sambilan cenderung meningkat setiap tahunnya. Dimana pada tahun 2010 nelayan laut waktu penuh sebanyak 9629 orang , pada tahun 2011 meningkat menjadi 9.799. Sedangkan jumlah petani yang menekuni bidang perikanan cenderung stabil dan beberapa ada yang menurun. Jumlah rumah tangga (petani) yang menekuni perikanan dari tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah seperti yang terlihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Banyaknya Rumah Tangga Perikanan (RTP) Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2014

No Jenis Usaha 2010 2011 2012 2013 2014

1 Nelayan Laut (waktu penuh)

9.629 9.799 9.811 9.811 9.813

2 Nelayan Laut (waktu sambilan)

3.841 3.840 3.860 3.937 3.942

3 Nelayan

Perairan umum

284 264 269 280 263

4 Petani Ikan 1.148 - 2284 2.284 2.214

(37)

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu sentra perkebunan di Sumatera Utara. Komoditi penting yang menjadi andalan perkebunan Di Sumatera Utara adalah karet, Kelapa Sawit, coklat dan kelapa.Perkembangan produksi perkebunan Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12

Perkembangan Produksi Perkebunan (Ton) Kabupaten Deli Serdang 2010-2014

No Uraiain 201 0 2011 2012 2013 2014

1 Kelapa

Sawit

36.904,74 39.719,72 210.507,50 42.938,40 46.326,78

2 Kulit

manis

75,07 73,19 73,50 62,56 84,90

3 Pinang - - - 1075,68 447,77

4 Kemiri - - - 461,39 -

5 Gambir - - - 8,23 11,00

6 Aren - - - 378,64 362,81

7 Kopi 571,68 530,38 520,70 398,50 403,35 8 Tebu 2728,59 1.189,96 1.190,02 - 1.435,00

9 Kelapa 2697,59 3.013,28 3.227,16 3.068,14 2794,69

(38)

Pada tabel dapat diketahui produksi kelapa sawit (minyak sawit) 2010 sebesar 36.904,74 ton dengan total luas tanaman 13.998,30 ha,meningkat pada 2011 produksi kelapa sawit menjadi 39,719,72 ton dengan total luas tanaman 14,069,2 ha.pada tahun 2013 produksi kelapa sawit meningkat tajam menjadi 210.507,50 ton dan pada tahun 2014 turun menjadi 42.938,40 ton dan naik lagi di tahun 2014 menjadi 46.326,78 ton.Produksi tanaman kelapa di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2010 mencapai 2.697,59 ton dengan luas tanaman mencapai 4.118,00 ha, pada tahun 2011 produksi meningkat menjadi 3013,28 ton dengan luas tanaman yang menurun 3,957,25 ha. Produksi dan luas lahan cenderung berfluktuasi dipengaruhi kemajuan teknologi pertanian meskipun luas lahan menurun namun produksi tetap meningkat.

4.3.1. Gambaran Sektor Kehutanan Kabupaten Deli Serdang

(39)
[image:39.595.107.516.223.422.2]

Tabel 4.13

Luas Lahan Tanam, Luas Panen, dan jumlah Produksi Tanaman Pangan dan Perkebunan di Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2009-2014

Tahun Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

2009 136.934,64 130.308,93 666.684,77

2010 137.289,63 130.536,93 627.503,95

2011 143.592,26 135.754,70 704.378,49

2012 135.335,45 128.520,40 703.287.81

2013 132.813,73 126.355,93 833.665,50

2014 132.666,60 125.110,55 757.812,55

(40)

turun jika dibandingkan produksi tahun 2012. Penurunan produksi disebabkan bekurangnya luas panen sebesar 34,15 %. Luas Panen ubi kayu tahun 2012 sebesar 5.670 Ha. Sejalan dengan itu produksi ubi kayu Kabupaten Deli Serdang naik dari 121.396 ton, tahun 2012 menjadi 253.301 ton pada tahun 2013. Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 merupakan produsen padi terbesar di Sumetera Utara dengan produksi terbesar 449.801 ton.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu sentra perkebunan di Sumatera Utara. Komoditi penting yang dihasilkan perkebunan di Kabupaten ini adalah karet, kelapa sawit, coklat dan kelapa.Produkasi perkebunan karet rakyat mengalami kenaikan dari 3.944,57 ton pada tahun 2012 menjadi 4.215, 25 ton pada tahun 2013. Kecamatan STM hulu masih merupakan kecamatan penghasil karet terbesar di Kabupaten Deli Serdang. Tanaman kelapa sawit perkebunan rakyat ditanam disebagian besar kecamatan di Kabupaten Deli Serdang dengan produksi kelapa sawit tahun 2013 sebesar 42.938,40 ton dengan total luas tanaman 14.748 ha.

4.4. Program Pembangunan Sektor Pertanian Kabupaten Deli Serdang 4.4.1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

(41)

ukuran kesejahteraan petani daerah Kabupaten Deli Serdang dilihat dari segi pendapatannya yang menigkat.

Kegiatan pokok program ini meliputi:

1. Penyelenggaraaan program penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis

2. Program Peningkatan kemampuan lembaga petani dengan terbinanya kelembagaan P3A (Perkumpulan Petani Pengguna Air) dan GP3A (Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air).

4.4.2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Program ini bertujuan untuk meninngkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan dalam pengembangan peningkatan ketahanan pangan yang dalam kerangka kerja pemerintahan jokowi merupakan salah satu rencana kerja periode pemerintahannya yang terkandung dalam nawacita.

Sasaran program ini meliputi :

1. Tersedianya data potensi produksi dan produktivitas tanaman pangan, perkebunan dan holtikultura yang sudah berjalan pada tahun 2014,2015,2016 masing masing berturut turut tersedia sebanyak 15 set, 32 set dan 32 set.

(42)

3. Terlaksananya pembinaan dan pengawasan pupuk pada kios - kios penyalur hal ini sudah berjalan di 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang.

4. Terbinanya desa percontohan di yang sudah berjalan di 22 kecamatan Kabupaten Delli serdang

5. Terbinanya penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian program ini sudah berhasil diberikan kepada 400 petani dan dana yang dikeluarkan sebesar 57 juta rupiah.

6. Terlaksananya pengembangan intensifikasi tanaman pangan dan holtikultura sudah berhasil berjalan satu paket dengan pendanaan sebesar 176,4 juta rupiah.

7. Tersedianya bibit tanaman pertanian dan tanaman perkebunan pada tahun pertama percobaan sudah berhasil di 21.000 polybag di 2 kebun dengan pendanaan sebesar 243,5 juta rupiah.

8. Terpantaunya harga pasar komoditas pertanian yang sudah berhasil dipantau di 10 kecamatan dengan pendanaan sebesar 25 juta rupian (2014) dan meningkat di 13 kecamatan dengan pendanaan sebesar 30 juta rupiah (2015).

(43)

tersedianya sarana jalan produksi dan penanganan hama kepada 129 orang dan pendanaan sebesar 1.095,5 juta rupiah.

10.Terlaksananya monitoring dan evaluasi terhadap penangkar sudah berjalan sebanyak 2 kali dengan pendanaan sebesar 60 juta rupiah.

Kegiatan pokok program ini adalah: (1) penyusunan data base potensi produksi pangan; (2) laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah; (3) monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian; (4) pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan; (5) penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian; (6) pengembangan intensifikasi tanaman pangan dan hortikultura; (7) pengembangan pembenihan dan pembibitan; (8) pengembangan sistem informasi pasar; (9) peningkatan produksi,produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian; (10) monitoring, evaluasi dan pelaporan.

4.4.3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan Perkebunan

Program ini bertujuan agar pemasaran hasil produksi pertanian dan perkebunan di Kabupaten Deli Serdang semakin meningkat.Sasaran program ini adalah: (1) Tersedianya sarana JUT yang sudah berhasil di bangun sepanjang 20.900 meter yang mengeluarkan dana sebesar 6.543 ribu juta rupiah; (2) Tersedianya media informasi unggulan dan andalan Kabupaten deli serdang yang memakan pembiayaan sebesar 420 juta rupiah; (3) Efek dari hal tersebut diatas sehingga dapat berimbas kepada meningkatnya kestabilan harga komoditi unggulan.

(44)

1. .Pembangunan sarana dan prasarana pasar di kecamatan atau pedesaan untuk memaksimalkan produksi hasil pertanian dan perkebunan.

2. Dilakukannya promosi atas hasil produksi pertanian dan perkebunan unggulan daerah.

3. Penyuluhan dan pemasaran produksi pertanian dan perkebunan guna menghindari tengkulak dan system ijon.

4.4.4. Program Peningkatan Produksi Pertanian dan Perkebunan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi baik pertanian maupun perkebunan agar lebih maksimal, sehingga dapat membantu tersusunnya perencanaan, pengawasan kegiatan APBN/TP atau APBN tentang pertanian, tersedianya JITUT, JIDES, Irigasi air tanah dangkal, irigasi tanah dalam, taxi pump dan pompa yang sudah berjalan di Kabupaten Deli serdang saat ini sepanjang 8.530 meter gabungan JITUT, JIDES, Irigasi air tanah dangkal, dan irigasi tanah dalam. Dan 28 unit keseluruhan untuk taxi pump dan pompa yang disediakan setiap tahunnya dan mengelurkan dana pemerintah sebesar 12.397 juta rupiah, tersedianya bibit unggul pertanian dan perkebunan sebanyak 171.300 batang dengan pembiayaan sebesar 2.247 juta rupiah , dan tersedianya data potensi produksi dan produktivitas tanaman perkebunan sebanyak 32 set dengan pendanaan sebesar 50,1 juta. Kegiatan pokok program ini adalah :

(45)

4. Sertifikasi bibit unggul pertanian dan perkebunan 5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

4.4.5. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Program ini bertujuan agar Terselenggaranya pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak, sasaran program ini adalah (1) Tersedianya data potensi populasi dan produksi peternakan; (2) Tersedianya obat-obatan ternak. Kegiatan pokok dari program ini adalah :

1. Pendataan masalah peternakan kegiatan yang sudah berjalan menghasilakan rata-rata 26 set data setiap tahun dengan biaya 50,6 juta 2. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak program

yang berjalan telah mensuply rata-rata 15 jenis obat pencegahan penyakit menular ternak dengan pembiayaan yang cukup besar sebanyak 1,952,5 juta rupiah.

4.4.6. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

(46)

peternak dalam kegiatan agribisnis peternakan; (7) tersedianya data ternak bantuan pemerintah. Kegiatan pokok dari program ini adalah:

1. Pembangunan sarana dan prasarana Pembibitan ternak

2. Pembibitan dan perawatan ternak saat ini sudah berjalan sebanyak 11.880 kg bibit dengan pembiayaan sebesar 46,2 juta setiap tahunnya

3. Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat dari kegiatan yang berjalan sampai sekarang sudah mendistribusikan 6.170 ekor ternak dengan pembiayaan 2.150,5 juta rupiah rata-rata setiap tahunnya.

4. Penyuluhan pengelolaan bibit ternak yang didistribusikan kepada masyarakat kegiatan ini sudah berjalan kepada 125 orang dan mengeluarkan dana sebesar 64,5 juta rupiah.

5. Pembelian dan pendistribusian vaksin dan pakan ternak sekarang ini sudah diberikan kepada ternah sebanyak 25.900 dosis dengan pembiayaan pertahun sebesar 235,4 juta rupiah.

6. Pengembangan Agribisnis Peternakan sudah berjalan kepada 65 orang dan dengan biaya pertahun sebesar 207,7 juta rupiah.

7. Monitoring, evaluasi dan pelaporan sudah tercantum dalam lima buku yang berisikan data ternak bantuan pemerintah dengan pembiayaan 92,8 juta pertahun.

4.4.7. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

(47)

(1) Tersedianya media informasi bagi masyarakat tentang hasil produksi peternakan; (2) Tersedianya Informasi Harga Hasil Produk Peternakan; (3) Terlaksananya penyuluhan mutu hasil peternakan; (4) Terpantaunya Mutu Pakan Ternak dan DOC yang Dipasarkan. Kegiatan pokok dari program ini adalah:

1. Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah yang suah berjalan saat ini sebanyak 5 kegiatan promosi produksi unggulan yang memakan pendanaan sebesar 48,6 juta.

2. Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi peternakan masyarakat kegiatan ini sudah berlangsung di 5 kecamatan dengan pembiayaan rata-rata 75 juta pertahun.

3. Penyuluhan kwalitas dan teknis kemasan hasil

4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan terpantaunya mutu ternak yang dipasarkan saat ini kegiatan berjalan sudah mendapatkan rata-rata 170 sampel, di 5 kecamatan dan 8 perusahaan perternakan dengan pembiayaan sebesar 214,6 juta rupiah.

4.4.8 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

(48)

peternakan yang tepat guna dari program ini sudah berhasil dibagikan 4 unit motor rodah tiga, 20.000 straw dan 10.000 liter frozen dan N2 cair.

4.5. Langkah Strategis Memanfaatkan Keunggulan Komperatif

Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang memiliki visi yang jauh ke depan agar dapat mendorong terlaksananya permbangunandaerah di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatKabupaten Deli Serdang. Visi Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang adalah : “PERTANIAN YANG MAJU DAN BERDAYA SAING BERBASIS AGRIBISNIS”Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut :

1. PERTANIAN YANG MAJU DAN BERDAYA SAING memiliki makna bahwa dinas pertanian ingin mewujudkan pertanian sesuai dengan perkembangan teknologi guna menghasilkan produk pertanian yang berkualitas serta mampu bersaing di pasaran.

2. BERBASIS AGRIBISNIS mengandung makna bahwa kegiatan pertanian Kabupaten Deli Serdang mulai dari tingkat off farm sampai on farm

dilakukan oleh petani secara mandiri dan berkelanjutan.

Untuk mencapai visi tersebut Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang menetapkan beberapa misi yang akan dilaksanakan. Misi tersebut adalah :

1. Mewujudkan Ketersediaan Pangan yang Berkelanjutan;

2. Meningkatkan Daya Saing Produk Pertanian, Perkebunan dan Peternakan; 3. Memberdayakan Petugas dan Masyarakat serta Mendorong Partisipasi

Aktif Seluruh Stakeholder;

4. Mewujudkan Pertanian yang Maju, Mandiri dan Sejahtera.

(49)

Renstra Pertanian di atas maka ditetapkan beberapa strategi pembangunan pertanian yaitu :

1. Meningkatkan produktivitas tanaman pertanian;

2. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana produksi tanaman pertanian

3. Meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan rakyat;

4. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana produksi tanaman perkebunan rakyat;

5. Meningkatkan populasi ternak dan produksi daging;

6. Meningkatkan pengembangan sarana prasarana produksi peternakan;

7. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, perkebunan dan peternakan;

8. Meningkatkan pemasaran hasil pertanian, perkebunan dan peternakan; 9. Optimalisasi kelembagaan petani dan meningkatkan SDM pertanian; 10. Pengembangan teknologi pertanian, perkebunan dan peternakan.

4.6. Perkembangan Pengeluaran Pembangunan Pada Sektor Pembangunan di Kabupaten Deli Serdang

(50)
[image:50.595.106.516.245.603.2]

Tabel 4.16.

Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Deli serdang di Sektor Pertanian

Tahun 2006 (puluh juta rupiah)

Tahun Pengeluaran Pemerintah Sektor

Pertanian

2006 22.678,5

2007 25.976,6

2008 27.876,9

2009 30.789,6

2010 32.776,9

2011 34.675,9

2012 37.345,8

2013 39.987,9

2014 41.876,9

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dari bab sebelumnya,penulis dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai prospek pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Deli Serdang. Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Sektor pertanian memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian

Kabupaten Deli Serdang, dimaana sektor pertanian sumber pendapatan terbesar ketiga daerah Kabupaten Deli Serdsng.

2. Sektor pertanian member kontribusi yang cukup besar sebagai penyediaan tenaga kerja di Kabupaten Deli Serdsng, dimana sektor pertanian merupakan salah satu sektor dominan sampai sekarang dalam menyerap tenaga kerja.

3. Pengeluaran pemerintah dalam pembangunan di sektor pertanian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produksi hasil pertanian Kabupaten Deli Serdang.

4. Upaya membanguan sektor pertanian Kabupaten Deli Serdang mengalami kemajuan dilihat dari peningkatan sektor produksi pertanian, tingkat kesejahteraan petani dan peran pemerintah memberikan program dalam membangun sektor pertanian.

(52)

tahun yan terus meningkat sehingga pemerintah harus menyediakan ketahanan pangan yang cukup untuk daerah Kabupaten Deli Serdang.

5.2Saran

Sebagai penutup penulisan skripsi ini, penulis memberikan saran kepada semua pihak yang memberikan kontribusi pada penulisan skripsi ini yang berhubungan dengan perkembangan pembangunan sektor pertanian Kabuapten Deli serdang. 1. Agar pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang kedepannya lebih bekerja

keras dalam menggalakkan lagi pembangunan di sektor pertanian khususnya tanaman yang menjadi unggulan daerah ini seperti tanaman pangan dan perkebunan dapat diberikan komponen-komponen pendukung pertanian mengingat lonjakkan penduduk dunia dan dimasa globalisasi masi harus memenuhi kebutuhan masyarakat yang kian meningkat pula, sehingga pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat tercukupi kebutuhan pangannya sektor pertanian tetap bertahan dan bahkan mengalami peningkatan produksi, peningkatan angka penyerapan kerja, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 2. Untuk pemerintah agar dapat lebih memperhatikan taraf hidup petani dengan

(53)

dapat dimanfaatkan.Upaya – Upaya tersebut dapat berpengaruh dalam meningkatkan produksi pertanian

3. Agar masyarakat dapat melihat dan mengambil kesempatan ekonomi yang lebih besar dari sektor pertanian melalui usaha bisnis pertanian yakni dalam agroindustri maupun agribisnis untuk meningkatkan produksi dan daya saing pertanian daerah.

(54)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan Ekonomi

2.1.1. Pengertian Pembangunan Ekonomi

Todaro (2003) dalam (Sirojuzilam, 2015: 1-3),menyebutkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bersifat multidimensional yang melibatkan kepada perubahan besar baik terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi..

Pembangunan khususnya dalam bidang ekonomi ditempatkan pada urutan pertama dari seluruh aktivitas pembangunan. Dalam rangka pembangunan ekonomi sekaligus terkait usaha-usaha pemerataan kembali hasil-hasil pembangunan yang merata keseluruh daerah, maupun berupa peningkatan pendapatan masyarakat. Secara bertahap diusahakan mengurangi kemiskinan dan keterbelakangan.

(55)

countries) setelah itu Negara kurang berkembang (less developed countries), Negara sedang berkembang (developing countries). Ketertinggalan Negara ini dari dari Negara maju (developed countries) menyebabkan perbedaan dari Negara maju semakin jauh dan akhirnya perhatian terhadap permasalahan di Negara ini dengan menggunakan bantuan analisa ilmu ekonomi semakin intens dilakukan.

Secara umum pembangunan ekonomi didefenisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat penting yaitu : suatu proses berarti terjadinya perubahan terus menerus, adanya usaha untuk menarik pendapatan perkapita masyarakat. Dan kenaikan pendapatan perkapita masyarakat terjadi dalam jangka panjang.

Dengan demikian pembangunan adalah dasar untuk mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi.(Sirojuzilam, 2015: 1-3).

Dalam pembangunan, Rodinelli (1961)menyatakan bahwa kebijaksanaan pemerintah ditujukan untuk mengubah cara berfikir, perlunya investasi pembangunan. Dengan adanya pembangunan akan terjadilah peningkatan nilai-nilai budaya bangsa, yaitu terciptanya taraf hidup yang lebih baik, saling harga menghargai sesamanya, serta terhidar dari tindakan sewenang –wenang.

(56)

maka tahap kedua adalah menciptakan kesempatan-kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan, maka perlu dipikirkan komponen-komponen pembangunan yang terdiri atas sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan teknologi.

Tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan ekonomi yang diwujudkan dalam berbagai kebijaksanaan, secara umum disimpulkan sebagai berikut :

1. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pertumbuhan nasional yang cepat.

2. Mencapai tingkat kestabilan harga dengan kata lain mengendalikan tingkat inflasi yang terjadi di perekonomian .

3. Mengatasi masalah pengangguran dan perluasan kesempatan kerja bagi seluruh ankatan kerja.

4. Distribusian pendapatan yang lebih adil dan merata.

2.2 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi 2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

(57)

Pertumbuhan merupakan ukuran utama keberhasilan pembangunan, dan hasil pertumbuhan ekonomi akan dapat pula dinikmati masyarakat sampai dilapisan paling bawah, baik dengan sendirinya maupun dengan campur tangan pemerintah.

Pertumbuhan harus berjalan secara beriringan dan terencana, mengupayakan terciptanya pemerataan kesempatan dan pembagian hasil-hasil pembangunan dengan lebih merata. Dengan demikian maka daerah yang miskin, tertinggal tidak produktif akan menjadi produktif, yang akhirnya akan mempercepat pertumbuhan itu sendiri. Strategi ini dikenal dengan istilah “Redistribution With Growth”.

Prof Kuznet (dalam Jhingan,2000) mendefenisikan pertumbuhan ekonomi sebagai “Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak barang ke pada penduduknya, kemampuan ini bertambah sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan serta ideologis yang diperlukan”.

2.2.2. Teori-teori pertumbuhan Ekonomi

1. Teori Adam Smith

Adam Smith bukan saja terkenal sebagai pelopor ilmu ekonomi dan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakan pentingnya kebijakan lasissez-faire,

(58)

An inqury into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Tulisan tersebut terutama menganalisis sebab-sebab berkembangnya ekonomi suatu Negara.

Smith mengatakan mengenai corak proses pertumbuhan ekonomi, bahwa apabila pembangunan sudah terjadi, maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara kumulatif. Apabila pasar berkembang, pembagian kerja dan spesialisasi akan terjadi, dan yang belakangan ini akan menimbulkan kenaikan produktivitas. Kenaikan pendapatan nasional yang disebabkan oleh perkembangan tersebut dan dari masa ke masa, yang terjadi bersama-sama dengan kenaikan dalam pendapatan nasional, akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Tambahan pula, spesialisasi yang bertambah tinggi dan pasar yang bertambah luas akan menciptakan teknologi dan mengadakan inovasi (pembaruan). Maka, perkembangan ekonomi akan berlangsung lagi dan dengan demikian dari masa ke masa pendapatan per kapita akan terus bertambah tinggi.

2. Teori David Ricardo

Teori David Ricardo sangat dipengaruhi oleh teori perkembangan penduduk yang dikemukan Malthus dan teori hasil lebih yang makin berkurang. Menurut Ricardo, pola proses pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:

(59)

Sesudah tahap tersebut, karena jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan bertambah, maka upah akan naik akan kenaikan upah ini mendorong pertambahan penduduk. Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah yang digunakan adalah tanah yang mutunya makin rendah. Sebagai akibatnya,hasil tambahan yang diciptakan oleh pekerja (produk marjinalnya) akan menjadi semakin kecil,karena lebih banyak pekerja yang digunakan. Dengan demikian, dengan terjadinya pertambahan penduduk yang terus menerus, sewa tanah makin lama makin merupakan bagian yang cukup besar dari seluruh pendapatan nasional mengurangi tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha. Dorongan untuk mengadakan pembentukan modal menurun dan selanjutnya akan menurunkan permintaan atas tenaga kerja.

Pada tahap tersebut, tingkat upah akan menurun dan pada akhirnya akan berada pada tingkat yang minimal. Pada tingkat ini perekonomian akan mencapai stationary state. Pembentukan modal baru tidak akan terjadi lagi karena sewa tanah yang sangat tinggi menyebabkan pengusaha tidak memperoleh keuntungan

3.Teori Schumpeter

(60)

kegiatan-kegiatan ekonomi yang telah ada. Schumpeter berpendapat bahwa proses pertumbuhan tersebut pada akhirnya akan menciptakan suatu keadaan tidak berkembang atau stagnasi. Tetapi, keadaan tidak berkembang tersebut tidaklah seburuk seperti yang digambarkan oleh kaum klasik. Menurut pendapat Schumpeter, keadaan tidak berkembang tersebut merupakan keadaan tidak berkembang pada tingkat perkembangan ekonomi yang tinggi, dan bukan pada tingkat pendapatan yang sangat rendah seperti yang dikemukakan oleh ahli ahli ekonomi Klasik. Schumpeter meramalkan pada awalnya akan menganut sistem kapitalis namun kemajuan kemajuan yang dicapai sistem kapitalisme akan menciptakan keadaan-keadaan yang akan menghancurkan sistem tersebut dan menyebabkan munculnya sistem sosialisme.

4.Teori Harrod-Domar

Teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap, karena tidak menyinggung persoalan mengatasi masalah-masalah ekonomi dalam jangka panjang. Analisis yang dibuat oleh Harrod dan Domar bertujuan untuk menutupa kelemahan ini. Teori tersebut pada intinya menganalisis persoalan berikut :

Syarat apakah atau keadaan bagaimanakah yang harus tercipta dalam perekonomian untuk menjamin agar dari tahun ke tahun kesanggupan

memproduksi yang selalu bertambah sebagai akibat dari penanaman modal pada

(61)

Dengan kata lain, teori Harrod-Domar pada hakikatnya berusaha untuk menunjukkan syarat yang diperlukan agar pertumbuhan yang mantap atau steady growth yang dapat didefenisikan sebagai pertumbuhan yang akan selalu menciptakan penggunaan sepenuhnya barang-barang modal akan selalu berlaku dalam perekonomian.

5.Teori Neo-Klasik

Teori pertumbuhan Neo-Klasik pertumbuhan ekonomi bergantung kepada pertambahan penawaran faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didasarkan kepada anggapan yang telah menjadi dasar dalam analisis Klasik, yaitu perekonomian akam tetap mengalami tingkat kesempatan kerja penuh dan kapasitas barang-barang modal akan tetap sepenuhnya digunakan dari masa ke masa. Dengan demikian menurut teori Neo-Klasik, sampai dimana perekonomian akan berkembang, tergantung kepada pertambahan faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi.

(62)

2.3. Peranan Sektor Pertanian Dalam Pengembangan Ekonomi 2.3.1. Kontribusi Ekonomi Sektor Pertanian

Mengikuti analisis klasik dari Kuznet (1974), pertanian di Negara-negara sedang berkembang merupakan suatu sektor ekonomi yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut:

a. Kontribusi Produk

Dalam hipotesismya, Kuznets melihat bagaimana keterkaitan antara pangsa output dari sektor pertanian didalam pertumbuhan relative dari produk-produk netto pertanian dan non pertanian dikarenakan oleh tiga alasa. Pertama, elastisitas pendapatan dari permintaan makanan dan produk-produk lainnya pada umunya lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan dari pertanian produk-produk non pertanian sesuai efek engel.

Kedua, sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian, petani-petani menjadi semakin tergantung pada input-input yang dibeli dari sektor-sektor non pertanian, ini disebut efek perubahan structural sumber daya dari pertanian. Ketiga, karena permintaan terhadap jasa-jasa pemasaran diluar permintaan terhadap poduk-produk pertanian meningkat, pengeluaran pangsa petani untuk makanan pada harga eceran menurun seiring waktu (disebut efek urbanisasi).

b. Kontribusi Pasar

(63)

industry. Pengeluaran perani untuk produk-produk industry baik barang-barang konsumsi maupun barang-barang produsen memperlihatkan suatu aspek dari kontribusi pasar sektor pertanian terhadap pembangunan ekonomi

Terdapat dua faktor penting yang dianggap sebagai prasyarat ssektor pertanian lewat kontribusi pasarnya terhadap deversifikasi dan pertumbuhan. Pertama,

dampak dari keterbukaan ekonomi dimana pasar domestic tidak hanya diisi oleh barang-barang buatan dalam negri tetapi juga dari luar negeri. Dalam suatu sistem ekonomi tertutup kebutuhan petani akan barang-barang non makanan harus dipenuhi oleh industry dalam negeri. Jadi secara teoritis (dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain mendukung), efek dari pertumbuhan pasar domestic terhadap perkembangan dan pertumbuhan industry domestik lebih terjamin dari pada dalam suatu sistem ekonomi terbuka. Sedangkan dalam sistem ekonomi terbuka, industri dalam negeri mengahadapi persaingan barang dari barang impor. Dengan kata lain pertumbuhan konsumsi yang tinggi petani tidak menjamin adanya pertumbuhana yang tinggi di sektor-sektor non pertanian dalam negri.

Kedua, Teknologi yang digunakan sektor pertanian menentukan tinggi rendahnya tingkat mekanisasi atau modernisasi. Permintaan terhadap barang-barang produksi dari sektor pertanian tradisional lebih kecil dibandingkan permintaan sektor pertanian modern.

c. Kontribusi Faktor-faktor Produksi

(64)

kerja. Secara teoritis banyaknya tenaga kerja di sektor non pertanian melewati tingkat pertumbuhan tenaga kerja (titik balik).

d. Kontribusi Devisa

Kontribusi sektor pertanian suatu Negara terhadap pendapatan devisa adalah lewat pertumbuhan ekspor dan pengangguran impor Negara tersebut atas komoditi-komoditi pertanian. Kontribusi sektor itu terhadap ekspor juga bersifat tidak langsung, misalnya lewat peningkatan ekspor atau pengangguran impor produk berbasis pertanian, seperti makanan, minuman, tekstil dan produk-produknya, barang-barang dari kulit, ban mobil, dan lain-lain.

Namun peranan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan devisa dapat berlawanan dengan perannya sebagai kontibutor terhadap pasar domestic. Suplai dari pertanian ke pasar domestic bias kecil karena sebagian besar dari hasil produksi sektor tersebut diekspor. Dengan kata lain usaha untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negri bias menjadi satu faktor penghambat bagi pertumbuhan ekspor. Untuk menghindari gejala trade-off ini, maka ada dua hal yang dilakukan sektor pertanian, yakni menambah kapasits produksi disatu pihak dan daya saing produk-produknya di pihak lain.

2.3.2 Keterkaitan Terhadap Sektor Pertanian

(65)

ekonomi serta saling keterkaitan antara sektor satu dengan sektor lainnya dalam suatu wilayah dan waktu tertentu.

Dalam hal ini, sektor ekonomi mempunyai keterkaitan dengan sektor lain melalui ke empat media yaitu:

1. Keterkaitan Produk

Merupakan keterkaiatan yang terjadi melalui penggunaaan produk suatu sektor sebagai bahan baku bagi sektor lain.

2. Keterkaitan Konsumsi

Keterkaitan yang tercipta karena suatu sektor dapat menemukan nilai tambah suatu produk dari sektor lain sehingga produk tersebut dikonsumsi oleh rumah tangga.

3. Keterkaitan Investasi

Keterkaitan ini tercipta karena nilai tambah dari suatu sektor dipergunakan untuk membeli barang-barang modal dalam rangka meningkatkan produksi berbagai ekspor.

4. Keterkaitan Fiskal

Merupakan keterkaitan yang tercipta karena pajak yang ditarik dari suatu sektor daipergunakan untuk membiayai investasi dan pelayanan pemerintah yang berperan dalam meningkatkan produksi-produksi sektor lainnya.

(66)

2.3.3 Keterkaitan Pertanian dengan Industri Pengolahan

Sektor pertanian memiliki nilai permintaan antara lebih besar dibandingkan permintan akhirnya artinya output sektor pertanian lebih banyak digunakan sebagai input pada sektor lainnya untuk diproses lebih lanjut daripada langsung dikonsumsi oleh konsumen, sedangkan sektor industri pengolahan memiliki permintaan antara lebih kecil yaitu dibandingkan permintaan akhir hal tersebut menjelaskan output dari sektor industri pengolahan lebih banyak menjadi konsumsi akhir daripada menjadi input sektor lain untuk diperoleh lebih lanjut. Hasil analisis distribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki permintaan output yang lebih kecil dibandingkan sektor industri pengolahan sebagai sebagai konsumsi akhir oleh rumah tangga dan lembaga swasta. Nilai ekspor juga menunjukkan bahwa sektor pertanian dan industry pengoalahan lebih banyak mengekspor output.

2.3.4 Pertanian sebagai Sektor Pemimpin

(67)

juga dilihat sebagai motor penggerak pertumbuhan output dan divesifikasi produksi ekonomi lain. Oleh karena itu, sektor pertanian dijadikan sebagai sektor pemimpin (leading sector) bagi sektor-sektor lainnya (Tambunan,2003 dalam

Emhar et al,2014).

Simatupang dan Syafa’at (2000) mengatakan ada lima syarat yang dilihat sebagai kriteria dalam menevaluasi pertanian sebagai sektor kunci perekonomian nasional yaitu :

1. Strategis, yaitu berarti kontribusinya besar dalam mewujudkan sasaran dan tujuan dari pembangunan nasional, seperti pertumbuhan ekonomi (PDB), kesempatan kerja, peningkatan devisa Negara, pembangunan ekonomi daerah dsb.

2. Tangguh, berarti unggul dalam bersaing baik dalam maupun luar negri, dan harus memiliki keunggulan kompetitif berbasis pada kemampuan sendiri (domestic) dan dapat menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan strategis (social,ekonomi,politik dan alam).

3. Artikulatif, pertanian sebagai sekto andalan harus dapat menjadi dinamisator dan fasilitator bagi pertumbuhan output sektor-sektor ekonomi lainnya dalam spectrum yg luas.

4. Progresif, yaitu sektor ekonomi dapat tumbuh secara berkelanjutan dan dapat menjadi motor pertumbuhan bagi perekonomian nasional.

(68)

2.4. Teori Pembangunan Pertanian

Teori-teori pembangunan pertanian dan pembahasan tentang aspek-aspek ekonomi pembangunan pertanian dan persoalan-persoalan pertanianpada umumnya dibagi dalam empat segi pandangan yaiu :

1. Pandangan sektoral yaitu pertanian ditinjau sebagai satu sektor berhadapan dengan sektor-sektor lainnya dalam perekonomian nasioanal.

2. Masalah efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi pertanian.

3. Pendekatan dari segi komoditi terutama komoditi-komoditi utama yang dihasilkan.

4. Pendekatan dari segi pembangunan daerah.

Pendekatan pertama dan keempat digolongkan sebagai pendekatan ekonomi makro, sedangkan yang kedua dan ketiga sebagai pendekatan ekonomi mikro, dimana masing-masing cara pendekatan memegang peranan penting sesuai dengan keperluannya. Kadang-kadang analisis suatu masalah harus dilaksanakan dengan memakai lebih dari satu cara pendekatan sekaligus.

Pertanian merupakan sektor terbesar dalam hamper setiap ekonomi Negara berkembang. Sektor ini menyediakan pengan bagi sebagian besar penduduknya, memberikan lapangan kerja bagi hampir seluruh angkatan kerja yang ada, menghasilkan bahan mentah, bahan baku atau penolong bagi industry dan menjadi sumber terbesar penerimaan devisa Negara (Silitonga,dkk: 1995).

(69)

pendekatan yang komprehensip untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang mampu menjadikan produk pertanian sebagai primadona di dalam dalam negri ser2ta dapat menembus pasar global yang lebih luas (Hadi dan Alikodra: 1999).

Menurut berbagai literature tentang pembangunan pertanian dinyatakan bahwa pembangunan pertanian mengandung aspek mikro, makro dan global. Aspek mikro pembangunan pertanian diharapkan sebagai proses mewujudkan kesejahteraan masyarakat tani melalui pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahataninya. Aspek makro, pembangunan pertanian diharapkan dapat menyediakan pangan bagi masyarakat dan menyediakan input bagi kegiatan social ekonomi masyarakat secara berkesinambungan. Sedangkan dari aspek global pembangunan pertanian diharapkan dapat menghasilkan devisa Negara dengan tetap menjaga stabilitas pangan dan dapat menghasilkan devisa Negara dengan tetap menjaga stabilitas pangan dan kebutuhan produk pertanian lain di dalam negeri tanpa harus mengurangi kesejahteraan rill masyarakat tani (Sumodiningrat: 2001)

2.4.1 Perkembangan Ekspor Hasil Pertanian

(70)

Menurut Winardi (1983),ekspor adalah benda-benda (termasuk jasa-jasa) yang dijual kepada penduduk Negara lain ditambah dengan jasa – jasa yang diselenggarakan kepada penduduk Negara tersebut berupa pengangkutan dengan kapal, permodalan dan hal-hal lain yang m

Gambar

Gambar 4.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Deli Serdang dan PDB
Tabel 4.1.
Gambar 4.3 menunjukkan PDRB perkapita yang merupakan gambaran pendapatan
Tabel 4.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tahi Hamonangan Sirait : Pembangunan Sektor Pertanian dan Kaitannya Terhadap Peningkatan Pendapatan di Daerah..., 2001... Tahi Hamonangan Sirait : Pembangunan Sektor Pertanian

Susilawanto : Analisis Pemasaran Pupuk Di Sumatera Utara (Studi Kasus : Kabupaten Karo Dan...,2006... ANALISIS PEMASARAN PUPUK 01 SUMATERA UTARA (Studi Kasus : Kabupaten Karo

Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi di Propinsi Sumatera Utara :.

Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi di Propinsi Sumatera Utara :.

pangsa output dari sektor pertanian di dalam pertumbuhan relatif dari produk-. produk netto pertanian dan non

: PDRB Provinsi Sumatera Utara pada tahun awal periode penelitian.. Universitas

Adakah kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian, jika

Sub sektor tanaman pangan merupakan sub sektor pertanian unggulan yang menjadi prioritas utama dalam pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Parigi Moutong