• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL DAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI EMPIRIS DI PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL DAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI EMPIRIS DI PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL DAN SISTEM PENGUKURAN

KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL ( STUDI EMPIRIS

DI PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH

AAN DWI ARZYANA

708532001

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

AAN DWI ARZYANA, NIM 708532001. Pengaruh Keadilan

Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial (

Studi Empiris di Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan). Skripsi,

Jurusan Akuntansi Kekhususan Akuntansi Pemerintahan. Fakultas

Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2012.

Kinerja dalam organisasi sektor publik merupakan sebuah prestasi yang

dicapai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam suatu periode.

Sebuah organisasi sektor publik senantiasa dituntut untuk meningkatkan

kinerjanya. Peningkatan kinerja tidak dapat terwujud tanpa adanya manajemen

yang baik, yang mendorong upaya- upaya institusi untuk memingkatkan kinerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Keadilan Prosedural dan Sistem

Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial ( Studi Empiris di

Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan).

Penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan populasi sebanyak 29 SKPD. Tekhnik

pemilihan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga

diperoleh sampel sebanyak 41 responden. Tekhnik pengumpulan data yang

digunakan

adalah

dengan

memberikan

kuesioner

kepada

setiap

responden.Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas kuesioner yang disebarkan

kepada 41 responden dengan 9 pertanyaan yang valid untuk variabel Kinerja

Manajerial, 10 pertanyaan untuk variabel Keadilan Prosedural, dan 5 pertanyaan

untuk variabel Sistem Pengukuran Kinerja.Metode analisa data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 16.

Hasil analisa data dengan menggunakan persamaan regresi Y = a + b

1

x

1

+

b

2

x

2

+ e kemudian diperoleh hasil Y = 2.343 + 0.426x

1

+ 0,768x

2

+ e. Bentuk

regresi linier berganda tersebut menjelaskan, konstanta sebesar 2.343 menyatakan

bahwa jika Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja tidak ada maka

Kinerja Manajerial pada SKPD Kabupaten Labuhanbatu Selatan nilainya adalah

sebesar 2.343. Sedangkan koefisien regresi (nilai b

1

dan b

2

), b

1

sebesar 0.426

artinya bahwa setiap terjadi pelaksanaan Keadilan Prosedural maka Kinerja

Manajerial SKPD Kabupaten Labuhanbatu Selatan mengalami peningkatan

sebesar 0.426 dan b

2

sebesar 0.768 artinya bahwa setiap terjadi pelaksanaan

Sistem Pengukuran Kinerja maka Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten

Labuhanbatu Selatan mengalami peningkatan sebesar 0.768. Nilai R Square 0,409

artinya Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja memberikan

kontribusi sebesar 40,9% terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten

Labuhanbatu Selatan. Uji F menunjukkan nilai probabilitas sig. sebesar 0.000 <

0.05, dengan demikian hipotesis penelitian diterima.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif dan

signifikan yang diberikan oleh Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran

Kinerja terhadap Kinerja Manajerial di SKPD Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

(5)

ABSTRACT

AAN DWI ARZYANA, NIM 708532001. The Influence of Procedural

Justice and Performance Measurement System to the Managerial

Performance (Empirical Studies in Labuhanbatu Selatan County

Government). Thesis, Major of Government Accounting, Accounting

Department. Faculty of Economic, State University of Medan, 2012.

Performance in public sector organizations is an achievement in providing

services to the community in a period. A public sector organizations are required

to continuously improve its performance. Improved performance can not be

realized without good management, which encourages efforts to increase

institutional performance. This study aims to determine whether The Influence of

Procedural Justice and Performance Measurement System to the Managerial

Performance (Empirical Studies in Labuhanbatu Selatan County Government).

The research was conducted at (SKPD) Labuhanbatu Selatan District with

a population of 29 SKPD. The sampling technique used was purposive sampling

method, in order to obtain a sample of 41 respondents. Data collection technique

used was to deliver questionnaires to each respondent. Based on validity and

reliability of a questionnaire distributed to 41 respondents to 9 question is valid

for the variable Managerial Performance, 10 questions for Procedural Justice

variables, and five questions for the Performance Measurement System

variables.Methods of data analysis used in this study is multiple regression

analysis with SPSS 16.

The results of data analysis using the regression equation Y = a + b

1

x

1

+

b

2

x

2

+ e then obtain the result Y = 2.343 + 0.426x

1

+ 0,768x

2

+ e. Form of

multiple linear regression was explained, the constant of 2.343 states that if the

Procedural Justice and Performance Measurement System is not listed,

Managerial Performance in Labuhanbatu Selatan SKPD District values are for

2.343. While the regression coefficient (b

1

dan b

2

values), b

1

of 0.426 means that

every place the implementation of the Justice Procedural of Managerial

Performance Labuhanbatu Selatan SKPD District increased by 0.426, and b

2

for

0.768 means that every place the implementation of the Performance

Measurement System of Managerial Performance Labuhanbatu Selatan SKPD

District increased by 0.768. R Square value of 0.409 means Procedural Justice and

Performance Measurement System accounts for 40.9% of Managerial

Performance Labuhanbatu Selatan SKPD District. F test indicates the probability

of sig. for 0.000 < 0.05, thus the research hypothesis is accepted.

The conclusions of this study is that there are significant and positive

impact provided by the Procedural Justice and Performance Measurement System

on Managerial Performance in Labuhanbatu Selatan SKPD District.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

... i

ABSTRACT

... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI

... vi

DAFTAR TABEL

... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ... 7

2.1.1 Pendekatan Kontinjensi ... 7

2.1.2 Goal Setting Theory... 9

2.1.3 Konsep Budgetary Goal Characteristics ... 10

2.1.4 Konsep Keadilan Prosedural ... 11

2.1.5 Peran Manajer Pengelolaan Daerah ... 12

2.1.6 Sistem Pengukuran Kinerja ... 13

2.1.7 Kinerja Manajerial ... 15

2.2 Penelitian Terdahulu ... 16

2.3 Kerangka Berfikir ... 20

2.4 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

(7)

3.3 Tekhnik Pengumpulan Data ... 23

3.4 Variabel dan Definisi Operasional ... 24

3.5 Model dan Tekhnik Analisa Data ... 26

3.5.1 Model Analisa Data ... 26

3.5.2 Tekhnik Analisa Data ... 27

3.5.2.1 Uji Kualitas Data ... 27

3.5.2.1.1 Uji Validitas ... 27

3.5.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 28

3.5.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 28

3.5.2.2.1 Uji Normalitas ... 28

3.5.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 29

3.5.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 29

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 30

3.5.3.1 Uji F ... 30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian ... 31

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian dan Responden 31

4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 33

4.1.2.1Karakteristik Responden ... 33

4.1.3 Pengujian Kualitas Data ... 34

4.1.3.1 Pengujian Validitas ... 34

4.1.3.2 Pengujian Reliabilitas ... 36

4.1.4 Uji Asumsi Klasik... 36

4.1.4.1 Uji Normalitas ... 37

4.1.4.2 Uji Multikolinearitas ... 39

4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 40

4.1.5 Uji regresi Linier Berganda ... 44

4.1.6 Pengujian Hipotesis ... 42

4.1.6.1 Uji F ... 43

4.2

Pembahasan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan ... 46

5.2

Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 19

Tabel 4.1 Jenis Kelamin responden ... 33

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden ... 33

Tabel 4.3 Usia Responden ... 34

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Data ... 35

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Data ... 36

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ... 38

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas ... 39

Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 41

Tabel 4.9 Nilai Korelasi Berganda dan Determinasi ... 42

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Skema Value For Money ... 15

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir... 22

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas ... 37

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Kuesioner Penelitian dan Tabulasi Jawaban responden

Lampiran II

Hasil SPSS

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kinerja merupakan suatu prestasi atau tingkat keberhasilan yang dicapai oleh

individu atau suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu periode tertentu.

Kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu prestasi yang dicapai dalam melaksanakan

pelayanan kepada masyarakat dalam suatu periode. Peningkatan kinerja tidak dapat

terwujud apabila tidak ada pengelolaan atau manajemen yang baik, yang dapat

mendorong upaya-upaya institusi untuk meningkatkan kinerja. Pangastuti (2008:28)

mengungkapkan “bahwa usaha-usaha manajemen kinerja ditujukan untuk mendorong

kinerja dalam mencapai tingkat tertinggi organisasi”. Lebih lanjut, (Propper dan Wilson,

2003) menyebutkan bahwa manajemen kinerja dapat meningkatkan kinerja organisasi

secara keseluruhan. Manajemen berbasis kinerja adalah proses perencanaan, pengukuran,

penilaian dan evaluasi kinerja pegawai untuk mewujudkan tujuan organisasi serta

mengoptimalkan potensi diri pegawai.

Manajemen kinerja merupakan suatu siklus yang harus dibangun secara

berkelanjutan dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja baik pegawai maupun

organisasi secara keseluruhan. Praktikpraktik manajemen berbasis kinerja melibatkan

spesifikasi sasaran yang hendak dicapai, alokasi sumber daya, mengukur serta

mengevaluasi kinerja (Kloot, 1999). Spesifikasi sasaran merupakan elemen penting dalam

menyusun kebijakan dan program dimana kebijakan dan program disusun untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk mewujudkan sasaran diperlukan alokasi sumber

(12)

sasaran yang jelas dan terukur karena stakeholders yang beragam dengan beraneka

macam kepentingan.

Peningkatan kinerja dapat diukur/dinilai dengan adanya sistem pengukuran

kinerja. Ginting (2009) mengindikasikan bahwa penilaian kinerja dilakukan untuk

mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Robertson (dalam Mahmudi, 2005) mengungkapkan bahwa pengukuran

kinerja merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan

dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber

daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa, perbandingan hasil

kegiatan dengan target, dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Dalam tahap ini

akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci dan satuan ukur

untuk masing- masing aktivitas yang dilakukan.

Sistem pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui pencapaian organisasi

atas tujuan dan misi organisasi/program. Selain itu, tujuan pengukuran kinerja adalah

meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas. Sistem pengukuran

kinerja dijabarkan dalam indikator-indikator kinerja yang terdapat dalam desain

pengukuran kinerja. Kinerja akan menggambarkan tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan, program, dan kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi

unit kerja tersebut. Peningkatan kinerja didukung oleh budgetary goal characteristics dan

keadilan prosedural (Bawono, 2009).

Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan Kabupaten yang baru

saja di mekarkan dari Kabupaten Labuhanbatu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2008 pada 24 Juni 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Sebagai organisasi sektor publik yang masih harus belajar untuk terus meningkatkan

(13)

diperhatikan. Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional,

dimana para anggota organisasi yang dalam hal ini adalah para manajer ikut serta dan

mempunyai pengaruh dalam suatu pembuatan keputusan yang berkepentingan dengan

mereka. Dalam sebuah SKPD biasanya terdapat beberapa Kepala Bagian yang

membidangi satu bidang tertentu, misalnya keuangan, perencanaan, dan sekretariat, dll.

Kinerja dari Kepala Bagian tersebut mencerminkan pengelolaan keuangan daerah yang

dilakukannya. Dalam meningkatkan kinerja, Kepala Bagian juga dituntut untuk bisa

menerapkan keadilan prosedural sesuai dengan semestinya. Leventhal(dalam Bawono,

1980) menyatakan bahwa keadilan prosedural berhubungan dengan keadilan yang

digunakan untuk menentukan hasil-hasil yang terdistribusi seperti beban kerja,

penghasilan dan lainnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ketika keadilan

prosedural telah dipahami dan dipercaya dengan baik oleh para pegawai, maka Kepala

Bagian dianggap mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

Serangkaian proses yang dilaksanakan oleh organisasi sektor publik diatas yang

dimulai dari peningkatan kinerja organisasi sektor publik, kemudian proses penilaian

pencapaian tujuan dengan sistem pengukuran kinerja yang memiliki beberapa indikator

dan didukung oleh penerapan keadilan prosedural yang baik oleh para manajer,

diharapkan dapat mempengaruhi kinerja manajerial Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu

Selatan. Karena, ketika Kinerja Manajerial sebuah organisasi sektor publik telah

mencapai level yang baik sudah dapat dipastikan organisasi tersebut dapat mencapai

tujuan, visi dan misi organisasinya. Kemudian diharapkan nantinya penelitian ini dapat

memberikan kontribusi dalam proses pembangunan daerah terutama dalam bidang

manajemen berbasis kinerja.

Peneliti menggunakan beberapa referensi penelitian sejenis mengenai kinerja

(14)

kinerja manajerial dengan budgetary goal characteristics sebagai variabel intervening

(Studi Kasus di Pemerintahan Surakarta). Herman Suhartono dan Halim (2005), meneliti

Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap

kinerja manajerial pemerintah daerah dengan motivasi sebagai variabel pemoderasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Pangastuti (2008). Penelitian ini berjudul Pengaruh

Partisipasi Penganggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajemen

Pemerintah Daerah Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Moderator (Studi pada

Kabupaten Timor Tengah Utara). Penelitian Cavaluzzo dan Ittner (2004) berhasil

membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara Sistem pengukuran kinerja

terhadap Kinerja manajerial. Dari penelitian- penelitian sebelumnya tersebut, dapat

diindikasikan bahwa Peningkatan Kinerja Manajerial sangat dipengaruhi oleh Keadilan

Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti termotivasi untuk meneliti lebih lanjut

tentang “Pengaruh Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap

Kinerja Manajerial Pada Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat di

rumuskan adalah :

1. Apakah Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja mempunyai

pengaruh terhadap Kinerja Manajerial di lingkungan Pemerintahan Kabupaten

Labuhanbatu Selatan?

2. Seberapa besar pengaruh Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja

terhadap Kinerja Manajerial di lingkungan Pemerintahan Kabupaten

(15)

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalah pahaman terhadap

permasalahan yang akan di teliti, maka perlu adanya pembatasan masalah untuk memberi

arah pada pembahasan penelitian ini. Oleh karena itu penulis membatasi masalah hanya

pada Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja yang mempengaruhi Kinerja

Manajerial di lingkungan pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dirumuskan permasalahan sebagai

berikut : Apakah Keadilan Prosedural Dan Sistem Pengukuran Kinerja Berpengaruh

Terhadap Kinerja Manajerial di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu

Selatan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah Keadilan

Prosedural Dan Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial di

(16)

1.6 Manfaat penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti

yaitu:

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan memberikan pelajaran yang sangat

berharga, terutama dalam memperbaiki cara berfikir penulis dalam menganalisis dan

memecahkan masalah dengan metode ilmiah.

2. Pengembangan teori akuntansi manajemen dalam hal penerapan keadilan prosedural

dan sistem pengukuran kinerja dalam hubungannya dengan kinerja manajerial.

3. Bagi pihak- pihak yang berkepentingan seperti seluruh Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat menjadi bahan pertimbangan

untuk memperbaiki kinerjanya.

4. Bagi akademis diharapkan dapat memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kerja berpengaruh secara signifikan

terhadap Kinerja Manajerial. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai sig. 0,000 < 0,05.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti

bahwa semakin meningkat penerapan Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran

Kinerja maka akan semakin meningkat pula Kinerja Manajerial Pemerintahan Kabupaten

Labuhanbatu Selatan.

5.2. Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan di atas, penulis membuat saran-saran

sebagai berikut :

1. Sebaiknya keadilan dalam prosedural ditingkatkan melalui strandar akuntansi yang

relevan sehingga mampu memberikan informasi yang transparan dan adil.

2. Sistem pengukuran kinerja sebaiknya dilakukan dengan menggunakan standard

kinerja yang diakui secara luas. Sistem pengukuran kinerja sebaiknya dilakukan

perbaikan berkala dalam menunjang modernisasi sistem aplikasi yang selalu

meningkat.

3. Sebaiknya penelitian yang akan datang menggunakan variabel tambahan lain yang

mempengaruhi kinerja manajerial, seperti budaya organisasi, kepemimpinan

(18)

4. Bagi penelitian mendatang hendaknya pada saat pengumpulan data peneliti dapat

menggunakan metode yang lainnya sehingga data dapat terkumpul tepat waktu dan

semua data dapat terkumpul.

5. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan adanya penambahan sampel tidak hanya dari

SKPD Kabupaten Labuhanbatu Selatan tetapi lebih luas baik jenis SKPD-nya maupun

wilayahnya sehingga jumlah sampel dapat lebih banyak.

6. Bagi penelitian mendatang hendaknya instrumen penelitian lebih diperdalam dan

dikembangkan lagi sehingga kemampuan mengukurnya lebih baik. Karena pada

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...........................................................
Gambar 2.1 Skema Value For Money .......................................... 15

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan sesuai dengan perbaikan dari hasil analisis siklus I. Oleh karena itu, untuk pelaksaan tindakan siklus II, peneliti

[r]

penganutnya memproklamirkan kebaikan penting dari Alkitab dan tradisi Alkitab. Sebagai Firman Allah, Alkitab membuktikan otoritas tertinggi dari Allah sehingga tidak mungkin

Rehabilitasi medis Pecandu Narkotika dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk oleh Menteri. Lembaga rehabilitasi tertentu yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau

perhitungan dengan peraturan AS/NZS dimana perbandingan terbesar hasil metode elemen hingga terhadap hasil percobaan adalah 1.094 dan hasil metode elemen hingga..

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2011 naik sebesar 6,02 persen (y-on-y) dari triwulan IV tahun 2010.. Selama tiga tahun terakhir,

Setelah itu bencana menghampiri buffon dan juventus yang mana juventus terkena kasus calciopoli yang terjadi pada tahun 2006 dengan akibat kasus tersebut buffon dan juventus

Meningkatkan komitmen peserta terhadap kualitas data dan kelengkapan dokumentasi seluruh aspek safeguard sosial kedalam data SIM Merumuskan Strategi Pengendalian Kegiatan