PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL DAN SISTEM PENGUKURAN
KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL ( STUDI EMPIRIS
DI PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH
AAN DWI ARZYANA
708532001
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
AAN DWI ARZYANA, NIM 708532001. Pengaruh Keadilan
Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial (
Studi Empiris di Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan). Skripsi,
Jurusan Akuntansi Kekhususan Akuntansi Pemerintahan. Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2012.
Kinerja dalam organisasi sektor publik merupakan sebuah prestasi yang
dicapai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam suatu periode.
Sebuah organisasi sektor publik senantiasa dituntut untuk meningkatkan
kinerjanya. Peningkatan kinerja tidak dapat terwujud tanpa adanya manajemen
yang baik, yang mendorong upaya- upaya institusi untuk memingkatkan kinerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Keadilan Prosedural dan Sistem
Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial ( Studi Empiris di
Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan).
Penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan populasi sebanyak 29 SKPD. Tekhnik
pemilihan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga
diperoleh sampel sebanyak 41 responden. Tekhnik pengumpulan data yang
digunakan
adalah
dengan
memberikan
kuesioner
kepada
setiap
responden.Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas kuesioner yang disebarkan
kepada 41 responden dengan 9 pertanyaan yang valid untuk variabel Kinerja
Manajerial, 10 pertanyaan untuk variabel Keadilan Prosedural, dan 5 pertanyaan
untuk variabel Sistem Pengukuran Kinerja.Metode analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 16.
Hasil analisa data dengan menggunakan persamaan regresi Y = a + b
1x
1+
b
2x
2+ e kemudian diperoleh hasil Y = 2.343 + 0.426x
1+ 0,768x
2+ e. Bentuk
regresi linier berganda tersebut menjelaskan, konstanta sebesar 2.343 menyatakan
bahwa jika Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja tidak ada maka
Kinerja Manajerial pada SKPD Kabupaten Labuhanbatu Selatan nilainya adalah
sebesar 2.343. Sedangkan koefisien regresi (nilai b
1dan b
2), b
1sebesar 0.426
artinya bahwa setiap terjadi pelaksanaan Keadilan Prosedural maka Kinerja
Manajerial SKPD Kabupaten Labuhanbatu Selatan mengalami peningkatan
sebesar 0.426 dan b
2sebesar 0.768 artinya bahwa setiap terjadi pelaksanaan
Sistem Pengukuran Kinerja maka Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten
Labuhanbatu Selatan mengalami peningkatan sebesar 0.768. Nilai R Square 0,409
artinya Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja memberikan
kontribusi sebesar 40,9% terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten
Labuhanbatu Selatan. Uji F menunjukkan nilai probabilitas sig. sebesar 0.000 <
0.05, dengan demikian hipotesis penelitian diterima.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif dan
signifikan yang diberikan oleh Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran
Kinerja terhadap Kinerja Manajerial di SKPD Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
ABSTRACT
AAN DWI ARZYANA, NIM 708532001. The Influence of Procedural
Justice and Performance Measurement System to the Managerial
Performance (Empirical Studies in Labuhanbatu Selatan County
Government). Thesis, Major of Government Accounting, Accounting
Department. Faculty of Economic, State University of Medan, 2012.
Performance in public sector organizations is an achievement in providing
services to the community in a period. A public sector organizations are required
to continuously improve its performance. Improved performance can not be
realized without good management, which encourages efforts to increase
institutional performance. This study aims to determine whether The Influence of
Procedural Justice and Performance Measurement System to the Managerial
Performance (Empirical Studies in Labuhanbatu Selatan County Government).
The research was conducted at (SKPD) Labuhanbatu Selatan District with
a population of 29 SKPD. The sampling technique used was purposive sampling
method, in order to obtain a sample of 41 respondents. Data collection technique
used was to deliver questionnaires to each respondent. Based on validity and
reliability of a questionnaire distributed to 41 respondents to 9 question is valid
for the variable Managerial Performance, 10 questions for Procedural Justice
variables, and five questions for the Performance Measurement System
variables.Methods of data analysis used in this study is multiple regression
analysis with SPSS 16.
The results of data analysis using the regression equation Y = a + b
1x
1+
b
2x
2+ e then obtain the result Y = 2.343 + 0.426x
1+ 0,768x
2+ e. Form of
multiple linear regression was explained, the constant of 2.343 states that if the
Procedural Justice and Performance Measurement System is not listed,
Managerial Performance in Labuhanbatu Selatan SKPD District values are for
2.343. While the regression coefficient (b
1dan b
2values), b
1of 0.426 means that
every place the implementation of the Justice Procedural of Managerial
Performance Labuhanbatu Selatan SKPD District increased by 0.426, and b
2for
0.768 means that every place the implementation of the Performance
Measurement System of Managerial Performance Labuhanbatu Selatan SKPD
District increased by 0.768. R Square value of 0.409 means Procedural Justice and
Performance Measurement System accounts for 40.9% of Managerial
Performance Labuhanbatu Selatan SKPD District. F test indicates the probability
of sig. for 0.000 < 0.05, thus the research hypothesis is accepted.
The conclusions of this study is that there are significant and positive
impact provided by the Procedural Justice and Performance Measurement System
on Managerial Performance in Labuhanbatu Selatan SKPD District.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
... i
ABSTRACT
... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI
... vi
DAFTAR TABEL
... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Pembatasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 5
1.5 Tujuan Penelitian ... 5
1.6 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ... 7
2.1.1 Pendekatan Kontinjensi ... 7
2.1.2 Goal Setting Theory... 9
2.1.3 Konsep Budgetary Goal Characteristics ... 10
2.1.4 Konsep Keadilan Prosedural ... 11
2.1.5 Peran Manajer Pengelolaan Daerah ... 12
2.1.6 Sistem Pengukuran Kinerja ... 13
2.1.7 Kinerja Manajerial ... 15
2.2 Penelitian Terdahulu ... 16
2.3 Kerangka Berfikir ... 20
2.4 Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
3.3 Tekhnik Pengumpulan Data ... 23
3.4 Variabel dan Definisi Operasional ... 24
3.5 Model dan Tekhnik Analisa Data ... 26
3.5.1 Model Analisa Data ... 26
3.5.2 Tekhnik Analisa Data ... 27
3.5.2.1 Uji Kualitas Data ... 27
3.5.2.1.1 Uji Validitas ... 27
3.5.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 28
3.5.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 28
3.5.2.2.1 Uji Normalitas ... 28
3.5.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 29
3.5.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 29
3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 30
3.5.3.1 Uji F ... 30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian ... 31
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian dan Responden 31
4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 33
4.1.2.1Karakteristik Responden ... 33
4.1.3 Pengujian Kualitas Data ... 34
4.1.3.1 Pengujian Validitas ... 34
4.1.3.2 Pengujian Reliabilitas ... 36
4.1.4 Uji Asumsi Klasik... 36
4.1.4.1 Uji Normalitas ... 37
4.1.4.2 Uji Multikolinearitas ... 39
4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 40
4.1.5 Uji regresi Linier Berganda ... 44
4.1.6 Pengujian Hipotesis ... 42
4.1.6.1 Uji F ... 43
4.2
Pembahasan ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan ... 46
5.2
Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 19
Tabel 4.1 Jenis Kelamin responden ... 33
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden ... 33
Tabel 4.3 Usia Responden ... 34
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Data ... 35
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Data ... 36
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ... 38
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas ... 39
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 41
Tabel 4.9 Nilai Korelasi Berganda dan Determinasi ... 42
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Skema Value For Money ... 15
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir... 22
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas ... 37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Kuesioner Penelitian dan Tabulasi Jawaban responden
Lampiran II
Hasil SPSS
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kinerja merupakan suatu prestasi atau tingkat keberhasilan yang dicapai oleh
individu atau suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu periode tertentu.
Kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu prestasi yang dicapai dalam melaksanakan
pelayanan kepada masyarakat dalam suatu periode. Peningkatan kinerja tidak dapat
terwujud apabila tidak ada pengelolaan atau manajemen yang baik, yang dapat
mendorong upaya-upaya institusi untuk meningkatkan kinerja. Pangastuti (2008:28)
mengungkapkan “bahwa usaha-usaha manajemen kinerja ditujukan untuk mendorong
kinerja dalam mencapai tingkat tertinggi organisasi”. Lebih lanjut, (Propper dan Wilson,
2003) menyebutkan bahwa manajemen kinerja dapat meningkatkan kinerja organisasi
secara keseluruhan. Manajemen berbasis kinerja adalah proses perencanaan, pengukuran,
penilaian dan evaluasi kinerja pegawai untuk mewujudkan tujuan organisasi serta
mengoptimalkan potensi diri pegawai.
Manajemen kinerja merupakan suatu siklus yang harus dibangun secara
berkelanjutan dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja baik pegawai maupun
organisasi secara keseluruhan. Praktikpraktik manajemen berbasis kinerja melibatkan
spesifikasi sasaran yang hendak dicapai, alokasi sumber daya, mengukur serta
mengevaluasi kinerja (Kloot, 1999). Spesifikasi sasaran merupakan elemen penting dalam
menyusun kebijakan dan program dimana kebijakan dan program disusun untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk mewujudkan sasaran diperlukan alokasi sumber
sasaran yang jelas dan terukur karena stakeholders yang beragam dengan beraneka
macam kepentingan.
Peningkatan kinerja dapat diukur/dinilai dengan adanya sistem pengukuran
kinerja. Ginting (2009) mengindikasikan bahwa penilaian kinerja dilakukan untuk
mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Robertson (dalam Mahmudi, 2005) mengungkapkan bahwa pengukuran
kinerja merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber
daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa, perbandingan hasil
kegiatan dengan target, dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Dalam tahap ini
akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci dan satuan ukur
untuk masing- masing aktivitas yang dilakukan.
Sistem pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui pencapaian organisasi
atas tujuan dan misi organisasi/program. Selain itu, tujuan pengukuran kinerja adalah
meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas. Sistem pengukuran
kinerja dijabarkan dalam indikator-indikator kinerja yang terdapat dalam desain
pengukuran kinerja. Kinerja akan menggambarkan tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan, program, dan kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi
unit kerja tersebut. Peningkatan kinerja didukung oleh budgetary goal characteristics dan
keadilan prosedural (Bawono, 2009).
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan Kabupaten yang baru
saja di mekarkan dari Kabupaten Labuhanbatu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2008 pada 24 Juni 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Sebagai organisasi sektor publik yang masih harus belajar untuk terus meningkatkan
diperhatikan. Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional,
dimana para anggota organisasi yang dalam hal ini adalah para manajer ikut serta dan
mempunyai pengaruh dalam suatu pembuatan keputusan yang berkepentingan dengan
mereka. Dalam sebuah SKPD biasanya terdapat beberapa Kepala Bagian yang
membidangi satu bidang tertentu, misalnya keuangan, perencanaan, dan sekretariat, dll.
Kinerja dari Kepala Bagian tersebut mencerminkan pengelolaan keuangan daerah yang
dilakukannya. Dalam meningkatkan kinerja, Kepala Bagian juga dituntut untuk bisa
menerapkan keadilan prosedural sesuai dengan semestinya. Leventhal(dalam Bawono,
1980) menyatakan bahwa keadilan prosedural berhubungan dengan keadilan yang
digunakan untuk menentukan hasil-hasil yang terdistribusi seperti beban kerja,
penghasilan dan lainnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ketika keadilan
prosedural telah dipahami dan dipercaya dengan baik oleh para pegawai, maka Kepala
Bagian dianggap mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Serangkaian proses yang dilaksanakan oleh organisasi sektor publik diatas yang
dimulai dari peningkatan kinerja organisasi sektor publik, kemudian proses penilaian
pencapaian tujuan dengan sistem pengukuran kinerja yang memiliki beberapa indikator
dan didukung oleh penerapan keadilan prosedural yang baik oleh para manajer,
diharapkan dapat mempengaruhi kinerja manajerial Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
Selatan. Karena, ketika Kinerja Manajerial sebuah organisasi sektor publik telah
mencapai level yang baik sudah dapat dipastikan organisasi tersebut dapat mencapai
tujuan, visi dan misi organisasinya. Kemudian diharapkan nantinya penelitian ini dapat
memberikan kontribusi dalam proses pembangunan daerah terutama dalam bidang
manajemen berbasis kinerja.
Peneliti menggunakan beberapa referensi penelitian sejenis mengenai kinerja
kinerja manajerial dengan budgetary goal characteristics sebagai variabel intervening
(Studi Kasus di Pemerintahan Surakarta). Herman Suhartono dan Halim (2005), meneliti
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap
kinerja manajerial pemerintah daerah dengan motivasi sebagai variabel pemoderasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Pangastuti (2008). Penelitian ini berjudul Pengaruh
Partisipasi Penganggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajemen
Pemerintah Daerah Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Moderator (Studi pada
Kabupaten Timor Tengah Utara). Penelitian Cavaluzzo dan Ittner (2004) berhasil
membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara Sistem pengukuran kinerja
terhadap Kinerja manajerial. Dari penelitian- penelitian sebelumnya tersebut, dapat
diindikasikan bahwa Peningkatan Kinerja Manajerial sangat dipengaruhi oleh Keadilan
Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti termotivasi untuk meneliti lebih lanjut
tentang “Pengaruh Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap
Kinerja Manajerial Pada Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat di
rumuskan adalah :
1. Apakah Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja mempunyai
pengaruh terhadap Kinerja Manajerial di lingkungan Pemerintahan Kabupaten
Labuhanbatu Selatan?
2. Seberapa besar pengaruh Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja
terhadap Kinerja Manajerial di lingkungan Pemerintahan Kabupaten
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalah pahaman terhadap
permasalahan yang akan di teliti, maka perlu adanya pembatasan masalah untuk memberi
arah pada pembahasan penelitian ini. Oleh karena itu penulis membatasi masalah hanya
pada Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kinerja yang mempengaruhi Kinerja
Manajerial di lingkungan pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dirumuskan permasalahan sebagai
berikut : Apakah Keadilan Prosedural Dan Sistem Pengukuran Kinerja Berpengaruh
Terhadap Kinerja Manajerial di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu
Selatan?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah Keadilan
Prosedural Dan Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial di
1.6 Manfaat penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti
yaitu:
1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan memberikan pelajaran yang sangat
berharga, terutama dalam memperbaiki cara berfikir penulis dalam menganalisis dan
memecahkan masalah dengan metode ilmiah.
2. Pengembangan teori akuntansi manajemen dalam hal penerapan keadilan prosedural
dan sistem pengukuran kinerja dalam hubungannya dengan kinerja manajerial.
3. Bagi pihak- pihak yang berkepentingan seperti seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk memperbaiki kinerjanya.
4. Bagi akademis diharapkan dapat memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran Kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap Kinerja Manajerial. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai sig. 0,000 < 0,05.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti
bahwa semakin meningkat penerapan Keadilan Prosedural dan Sistem Pengukuran
Kinerja maka akan semakin meningkat pula Kinerja Manajerial Pemerintahan Kabupaten
Labuhanbatu Selatan.
5.2. Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan di atas, penulis membuat saran-saran
sebagai berikut :
1. Sebaiknya keadilan dalam prosedural ditingkatkan melalui strandar akuntansi yang
relevan sehingga mampu memberikan informasi yang transparan dan adil.
2. Sistem pengukuran kinerja sebaiknya dilakukan dengan menggunakan standard
kinerja yang diakui secara luas. Sistem pengukuran kinerja sebaiknya dilakukan
perbaikan berkala dalam menunjang modernisasi sistem aplikasi yang selalu
meningkat.
3. Sebaiknya penelitian yang akan datang menggunakan variabel tambahan lain yang
mempengaruhi kinerja manajerial, seperti budaya organisasi, kepemimpinan
4. Bagi penelitian mendatang hendaknya pada saat pengumpulan data peneliti dapat
menggunakan metode yang lainnya sehingga data dapat terkumpul tepat waktu dan
semua data dapat terkumpul.
5. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan adanya penambahan sampel tidak hanya dari
SKPD Kabupaten Labuhanbatu Selatan tetapi lebih luas baik jenis SKPD-nya maupun
wilayahnya sehingga jumlah sampel dapat lebih banyak.
6. Bagi penelitian mendatang hendaknya instrumen penelitian lebih diperdalam dan
dikembangkan lagi sehingga kemampuan mengukurnya lebih baik. Karena pada