• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Menginap Di Hotel Pesona Bamboe Lembang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Menginap Di Hotel Pesona Bamboe Lembang."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

iiUniversitas Kristen Maranatha Indonesia is known as a country that have big influence through attraction of tourism. This cause closest competition in tourism business world, particularly in hotel. There are several hotel from one star until five stars. With various kinds and variance of hotel made consumer more free and selective to choice or determinant hotel as residence.

Influence of such closest competition, then every hotel management demanded to plan their hotel in order achieve target through rate of room in hotel. One of way to achieve target that is use Marketing Mix which consist of product, price, place, promotion, people, process, physical evidence.

In this thesis, the author implement study about Influence of Service Marketing Mix through Consumer Decision. Quantitative analysis uses several statistical tool namely multiple regression analytical, pearson correlation analysis, validity and reliability.

For importance of study, data obtained through observation, interview and library study.

Variable in this study is Service Marketing Mix (independent variable) and Consumer Decision (dependent variable)

(2)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai daya tarik pariwisata yang besar. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis pariwisata, khususnya hotel. Ada berbagai macam hotel dari kelas bawah sampai dengan kelas bintang lima. Dengan banyaknya jenis dan variasi hotel membut konsumen lebih leluasa dan selektif dalam memilih atau menentukan hotel sebagai tempat menginap.

Dampak dari ketatnya persaingan tersebut, maka setiap pengelola hotel dituntut untuk membuat hotel mereka semenarik mungkin agar mencapai target tingkat hunian hotel tersebut. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut adalah dengan menggunakan Marketing Mix, yang terdiri dari product, price, place, promotion, people, process, physical evidence.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh Bauran Pemasaran Jasa terhadap Keputusan Konsumen. Penelitian ini dilakukan pada Hotel Pesona Bamboe Lembang.

Dalam penelitiannya, skripsi ini menggunakan metode deskriptif analisis, baik analisis kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kuantitatif menggunakan beberapa alat analisis statistik, yaitu analisis regresi berganda, analisis korelasi pearson, validitas dan realibilitas.

Untuk keperluan penelitian, data diperoleh melalui observasi, wawancara dan penelitian kepustakaan.

Variabel dalam penelitian ini adalah Bauran Pemasaran Jasa ( variabel independen ) dan Keputusan Konsumen ( variabel dependen ).

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara kedua variabel di atas, selanjutnya diadakan uji statistik yaitu dengan menggunakan analisi regresi linier berganda dan korelasi pearson dengan menggunakan program SPSS.13. Setelah dilakukan uji statistik dan penghitungan menggunakan SPSS.13 maka diperoleh analisi regresi linier yaitu Y = – 3.006 + 1.109(X1) + 0.749(X2) + 1.407(X3) – 0.267(X4) + 0.898 (X5) – 0.224(X6) – 1.053(X7), sedangkan nilai koefisien korelasi pearson model Summary R yang diperoleh yaitu sebesar R Square = 0.64. Hal ini menunjukkan Bauran Pemasaran Jasa dengan Keputusan Konsumen terdapat korelasi atau hubungan yang cukup kuat.

(3)

viUniversitas Kristen Maranatha

Halaman

ABSTRAK………i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL………... xi

DAFTAR BAGAN………... xiii

DAFTAR GAMBAR……… xiv

BAB I PENDAHULUAN……….1

1.1 Latar Belakang Penelitian………. 1

1.2 Identifikasi Masalah……….. 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………. 9

1.4 Kegunaan Penelitian………. 9

1.5 Kerangka Pemikiran………. 10

1.6 Hipotesis………... 19

1.7 Metode Penelitian………. 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...21

2.1 Pengertian Marketing………... 21

(4)

Universitas Kristen Maranatha vii

2.3 Pengertian Marketing Mix………... 24

2.3.1 Product………. 25

2.3.2 Price……….. 25

2.3.3 Place………..25

2.3.4 Promotion………..26

2.3.5 People………26

2.3.6 Physical Evidence………. 27

2.3.7 Process……….. 27

2.4 Jasa………... 28

2.4.1 Pengertian Jasa……….. 28

2.4.2 Karakteristik Jasa……….. 28

2.4.3 Strategi Pemasaran untuk Perusahaan Jasa…………... 30

2.5 Keputusan Konsumen……….. 31

2.6 Keterkaitan Bauran Pemasaran Jasa dengan Keputusan Konsumen……… 32

2.7 Hotel……… 33

2.7.1 Pengertian Hotel……… 33

2.7.2 Pembagian Hotel Menurut Letaknya……… 34

2.7.3 Pembagian Hotel Menurut Luas Pasar yang Dilayani.. 35

BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN………. 36

3.1 Objek Penelitian………... 36

(5)

Universitas Kristen Maranatha

3.1.2 Sejarah Perusahaan………... 36

3.1.3 Kegiatan Promosi yang Dilakukan Perusahaan……… 36

3.1.4 Produk yang Dipasarkan………37

3.1.5 Luas Pasar yang Dilayani………..37

3.1.6 Struktur Organisasi………38

3.2 Metode Penelitian………... 39

3.2.1 Jenis dan Sumber Data……….. 39

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data……… 40

3.2.3 Teknik Pengolahan Data………... 40

3.2.4 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel…………... 40

3.2.5 Operasionalisasi Variabel………. 41

3.2.6 Uji Reliabilitas dan Validitas……… 44

3.2.6.1 Uji Reliabilitas………... 44

3.2.6.2 Uji Validitas………... 46

3.2.7 Metode Analisa Data………... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...51

4.1 Hasil Penelitian……… 51

4.1.1 Profil Responden……… 51

4.1.2 Data Pengamatan………... 56

(6)

Universitas Kristen Maranatha ix

yang Disediakan Hotel………. 57

4.1.2.3 Tanggapan Responden tentang Lokasi

Hotel………. 58 4.1.2.4 Tanggapan Responden tentang

Lingkungan Sekitar Hotel... 59 4.1.2.5 Tanggapan Responden tentang Program

Promosi Hotel……….. 60 4.1.2.6 Tanggapan Responden tentang Iklan

yang Disampaikan di Media Massa………. 61 4.1.2.7 Tanggapan Responden tentang Tarif Hotel. 62 4.1.2.8 Tanggapan Responden tentang Potongan

Harga yang Diberikan Hotel... 63 4.1.2.9 Tanggapan Responden tentang Keramahan

Karyawan Hotel……….. 64 4.1.2.10 Tanggapan Responden tentang Kesopanan

Karyawan Hotel………. 65 4.1.2.11 Tanggapan Responden tentang Pelayanan

Karyawan Hotel……….. 66 4.1.2.12 Tanggapan Responden tentang Kemudahan Menghubungi Karyawan Hotel………… 67 4.1.2.13 Tanggapan Responden tentang Suasana

Lingkungan Hotel……….. 68 4.1.2.14 Tanggapan Responden tentang Desain

Bangunan Hotel………. 69 4.1.2.15 Tanggapan Responden tentang Kebutuhan

Hotel sebagai Tempat Menginap………... 70 4.1.2.16 Tanggapan Responden tentang Pencarian

Informasi Tambahan………. 71 4.1.2.17 Tanggapan Responden tentang Evaluasi

(7)

Universitas Kristen Maranatha 4.1.2.18 Tanggapan Responden tentang Kepastian

untuk Menginap di Hotel Lagi………… 74 4.1.2.19 Tanggapan Responden tentang Kepuasan

Menginap di Hotel……… 75

4.2 Pembahasan………. 76 4.2.1 Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa terhadap

Keputusan Konsumen………... 76 4.2.1.1 Uji Hipotesis……… 76

4.2.2 Bauran Pemasaran Jasa yang Paling Dominan………..84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 85

5.1 Kesimpulan……….. 85

5.2 Saran……… 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR TABEL

No. Tabel Teks Halaman

1.1 Struktur PDB Indonesia atas Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha, 1998-2001 (%)……….. 2

1.2 Room Occupancy Rate of Classified Hotel in Ten Main Tourism Province Destination, 2005………... 6

3.1 Operasionalisasi Variabel X dan Y……….. 43

3.2 Reliabilitas………... 46

3.3 Validitas………... 48

4.1 Profil Responden Menurut Jenis Kelamin………... 51

4.2 Profil Responden Menurut Usia………...52

4.3 Profil Responden Menurut Pendidikan Terakhir………. 53

4.4 Profil Responden Menurut Pekerjaan……….. 54

4.5 Profil Responden Menurut Penghasilan Perbulan………... 55

4.6 Tanggapan Responden tentang Variasi dari Jenis Kamar Hotel………. 56

4.7 Tanggapan Responden tentang Fasilitas yang Disediakan Hotel……….. 57

4.8 Tanggapan Responden tentang Lokasi Hotel……….. 58

4.9. Tanggapan Responden tentang Lingkungan Sekitar Hotel... 59

4.10 Tanggapan Responden tentang Program Promosi Hotel………. 60

(9)

Universitas Kristen Maranatha

4.12 Tanggapan Responden tentang Tarif Hotel………. 62

4.13 Tanggapan Responden tentang Potongan Harga yang Diberikan Hotel... 63

4.14 Tanggapan Responden tentang Keramahan Karyawan Hotel…. 64 4.15 Tanggapan Responden tentang Kesopanan Karyawan Hotel…. 65 4.16 Tanggapan Responden tentang Pelayanan Karyawan Hotel….. 66

4.17 Tanggapan Responden tentang Kemudahan Menghubungi Karyawan Hotel……….. 67

4.18 Tanggapan Responden tentang Suasana Lingkungan Hotel…… 68

4.19 Tanggapan Responden tentang Desain Bangunan Hotel………. 69

4.20 Tanggapan Responden tentang Kebutuhan Hotel sebagai Tempat Menginap………... 70

4.21 Tanggapan Responden tentang Pencarian Informasi Tambahan……… 71

4.22 Tanggapan Responden tentang Evaluasi Alternatif pada Beberapa Hotel……… 72

4.23 Tanggapan Responden tentang Kepastian untuk Menginap di Hotel Lagi………... 74

.4.24 Tanggapan Responden tentang Kepuasan Menginap di Hotel……….75

4.25 Anova(b)……….. 76

4.26 Coefficients(a)……….. 77

(10)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR BAGAN

No. Bagan Teks Halaman

1.1 Kerangka Pemikiran………...17

1.2 Teori Pengambilan Keputusan Konsumen…... 19

(11)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Teks Halaman

(12)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai daya tarik pariwisata

yang besar. Hal tersebut dikarenakan Indonesia mempunyai wilayah yang luas

dengan berbagai keunikan pada masing-masing daerah. Setiap daerah

mempunyai keindahan alam dan daya tarik yang berbeda – beda sehingga

menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Keunikan pariwisata

secara tidak langsung mengakibatkan persaingan tiap daerah dalam perolehan

pendapatan daerah. Manfaat lain adalah memperluas lapangan kerja bagi

masyarakat sekitarnya. Perkembangan pariwisata dapat meningkatkan

penerimaan devisa negara di sektor non migas. Sektor utama pemasaran

kepariwisataan ( John Sack, 2004 ) :

ƒ Akomodasi : hotel, apartemen, kondominium, villa,dll.

ƒ Tujuan wisata : kantor pariwisata, asosiasi pariwisata, tempat

wisata.

ƒ Jasa travel : operator tur, agen perjalanan, dll.

ƒ Transportasi : pesawat terbang, kapal, mobil, kereta api. ƒ Atraksi : museum, kebun binatang, taman.

Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang

cukup berarti, hal ini terlihat dari sumbangan sektor jasa(tersier) yang mencapai

(13)

Universitas Kristen Maranatha mengalami penurunan sebesar 0,5% disbanding PDB tahun 1998 lalu (37,8%),

sumbangan sektor jasa ini masih lebih besar bila dibandingkan dengan sektor

primer (29,4) dan sektor sekunder (33,3%) PDB pada tahun 2001 (BPS, 2002:

[image:13.595.113.492.282.483.2]

p3).

Tabel 1.1

Struktur PDB Indonesia atas Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha, 1998-2001 (%)

Lapangan Usaha 1998 2001

Primer 30,7 29,4

1. Pertanian, peternakan, kehutanan, periklanan 18,1 16,4

2. Pertambangan & penggalian 12,6 13

Sekunder 31,5 33,3

3. Industri pengolahan 25 26,1

4. Bangunan 6,5 7,2

Tersier 37,8 37,3

5. Jasa-jasa 37,8 37,3

Sumber: BPS (2003:p3)

Salah satu sektor penunjang kepariwisataan adalah hotel. Hotel berfungsi

untuk menyediakan tempat penginapan bagi mereka yang berkunjung ke suatu

daerah. Persaingan hotel – hotel di Indonesia cukup tinggi, masing-masing

bersaing untuk mendapatkan pengunjung sebanyak-banyaknya dengan cara

menawarkan berbagai macam fasilitas yang menarik. Mulai dari kelas

menengah ke bawah sampai dengan kelas menengah ke atas.

Perhotelan merupakan industri jasa yang menarik karena berhubungan

(14)

Universitas Kristen Maranatha 3

Indonesia, baik sebagai salah satu penerimaan devisa maupun kesempatan kerja,

serta kesempatan berusaha, sedangkan besar kecilnya sumbangan sektor

Pariwisata terhadap penerimaan devisa sangat tergantung pada besar kecilnya

sarana dan prasarana yang tersedia, untuk perhotelan diantaranya jumlah hotel,

kamar dan tempat tidur.

Jumlah Wisata Mancanegara (Wisman) yang datang ke Indonesia melalui

13 pintu masuk pada bulan Juli 2004 mencapai 424,8 ribu orang, atau naik 4,14

persen dibanding jumlah Wisman bulan Juni 2004 sebanyak 407,9 ribu orang

(BPS : 2004).

Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 10 Daerah Tujuan

Wisata (DTW) pada bulan Juni 2004 mencapai 47,44 persen, naik 1,51 poin

dibanding TPK bulan Mei 2004 sebesar 45,93 persen. Di Bali, TPK bulan Juni

2004 juga naik dari 51,01 persen menjadi 52,41 persen. Rata-rata lama menginap

tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang selama bulan Juni 2004

mengalami penurunan jika dibanding bulan Mei 2004, yaitu dari 2,08 hari

menjadi 2,05 hari.

Pada Bulan April 2004 jumlah Wisman yang datang ke Indonesia melalui

13 pintu masuk mencapai 322,1 ribu orang, jumlah penumpang kereta api 11,74

juta orang, Pelayaran dalam negeri mencapai 1,15 juta orang, angkutan udara

tujuan luar negeri mencapai 358,1 ribu orang. Rata-rata lama menginap tamu

asing dan Indonesia pada hotel berbintang selama bulan Maret 2004 mencapai

2,18 hari, yang berarti naik 0,09 hari dibanding rata-rata bulan Februari 2004

(15)

Universitas Kristen Maranatha Jumlah (Wisman) yang datang ke Indonesia Melalui 13 pintu masuk pada

bulan Desember 2005 mencapai 312,2 ribu orang (BPS : 2005), tingkat

penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 10 Daerah Tujuan Wisata (DTW)

pada bulan November 2005 mencapai rata-rata 43,75 persen, mengalami

kenaikan 1,91 poin dibanding TPK bulan Oktober 2005 sebesar 41,84 persen.

TPK hotel berbintang di Bali bulan November 2005 juga turun dari 41,11 persen

menjadi 38,25 persen, seirama dengan turunnya jumlah wisman ke Bali pada

bulan November. Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel

berbintang selama bulan November 2005 mengalami penurunan 0,19 hari jika

dibanding bulan Oktober 2005, yaitu dari 2,29 hari menjadi 2,10 hari.

Pada November 2005 jumlah wisatawan mancanegara mencapai 261,1 ribu

orang. Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 10 Daerah Tujuan

Wisata (DTW) pada bulan Oktober 2005 mencapai rata-rata 41,84 persen, turun

cukup tajam yaitu 10,5 poin dibanding TPK bulan September 2005 sebesar 52,34

persen. Penurunan yang cukup signifikan ini disebabkan antara lain karena pada

bulan Oktober 2005 adalah bulan ramadhan 1426 H dan juga adanya pengaruh

dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. TPK hotel berbintang di Bali bulan

Oktober 2005 juga turun tajam dari 53,16 persen menjadi 41,11 persen. Seirama

dengan turunnya jumlah wisman ke Bali. Rata-rata lama menginap tamu asing

dan Indonesia pada hotel berbintang selama bulan Oktober 2005 mengalami

kenaikan 0,26 hari jika dibanding bulan September 2005, yaitu dari 2,03 hari

menjadi 2,29 hari. Pada Bulan Januari 2006 jumlah Wisman mencapai 295,2 ribu

orang, penumpang kereta api 11,83 juta orang, penumpang angkutan laut dalam

(16)

Universitas Kristen Maranatha 5

(BPS : 2006). Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 10 Daerah

Tujuan Wisata (DTW) pada bulan Desember 2005 mencapai rata-rata 45,31

persen, mengalami kenaikan 1,56 poin dibanding TPK bulan November 2005

sebesar 43,75 persen. TPK hotel berbintang di Bali bulan Desember 2005 naik

dari 38,25 persen menjadi 39,88 persen, seirama dengan naiknya jumlah wisman

ke Bali pada bulan Desember. Rata-rata lama menginap tamu asing dan

Indonesia pada hotel berbintang selama bulan Desember 2005 mengalami

penurunan 0,12 hari jika dibanding bulan November 2005, yaitu dari 2,10 hari

menjadi 1,98 hari. (www.bps.go.id)

Kondisi perhotelan jika dilihat secara makro (di Indonesia) cukup

mengalami peningkatan yang berarti. Peningkatan dapat dilihat dari makin

menjamurnya hotel-hotel yang ada di Indonesia, dari hotel-hotel kelas bawah

sampai hotel kelas atas. Masing-masing hotel bersaing untuk melakukan inovasi

agar dapat menarik perhatian konsumen, caranya pun sangat beraneka ragam dari

yang positif sampai cara yang negative. Cara yang positif dapat di lihat dari

perbaikan sarana hotel, kualitas pelayanan yang diberikan, kebersihan,

kenyamanan, dan dari segi keamanan hotel pun terus di tingkatkan. Selain itu,

Industri jasa perhotelan mengalami peningkatan saat ini karena adanya usaha

dari pemerintah dalam membangun dan menciptakan fasilitas-fasilitas yang

mendukung perkembangan sektor ini untuk dapat menarik wisatawan-wisatawan

(17)
[image:17.595.100.528.267.631.2]

Universitas Kristen Maranatha

Tabel 1.2

Room Occupancy Rate of Classified Hotel in Ten Main Tourism Province

Destination, 2005

Home Back to: Tourism Statistics

Selected Tables:

Room Occupancy Rate of Classified Hotel in Ten Main Tourism Province Destination, 2005

Year 2005

Province July August September October November December

North Sumatera 43.10 40.86 39.74 33.40 32.62 40.53

West Sumatera 45.47 40.36 51.93 27.81 48.11 44.52

DKI Jakarta 56.86 59.96 61.73 53.53 53.64 55.53

West Java 40.33 35.17 43.65 35.58 36.14 36.76

Central Java 36.52 32.77 42.39 33.71 44.44 50.28

DI Yogyakarta 55.87 44.45 50.87 33.73 55.52 51.41

East Java 37.10 41.38 48.76 37.28 39.41 38.68

Bali 59.61 55.01 53.16 41.11 38.25 39.88

North Sulawesi 50.76 59.31 59.57 45.58 43.76 42.68

South Sulawesi 33.74 31.34 43.80 25.47 33.82 37.59

Total 50.98 49.37 52.34 41.84 43.75 45.31

Sumber: www.bps.go.id

Iklim di Jawa Barat mempengaruhi minat wisatawan baik, wisatawan lokal

maupun wisatawan asing, ini dapat terlihat dari jumlah wisatawan baik lokal

(18)

Universitas Kristen Maranatha 7

juga dengan peningkatan jumlah hotel di kota Bandung . Industri jasa perhotelan

di Jawa Barat adalah salah satu industri yang dapat memberikan kontribusi bagi

pemerintah, penyebabnya kontribusi ini kemungkinan karena masih banyaknya

tempat-tempat yang masih bernuansakan alam, udara yang baik untuk

penyembuhan beberapa penyakit. Jawa Barat memiliki banyak daerah tujuan

wisata, salah satunya adalah Kota Bandung. Di Bandung atau yang sering

disebut Paris van Java sendiri mempunyai ratusan hotel, baik hotel berbintang

maupun tidak untuk menunjang kepariwisataan tersebut.

Keunggulan sebuah hotel tidak hanya ditentukan oleh jumlah kamar dan

kelas hotelnya saja karena hanya hotel yang mempunyai ciri-ciri yang istimewa

yang akan menarik perhatian pelanggan, baik berupa ciri fisik seperti desain,

bangunan maupun interior, tetapi mungkin juga berupa keistimewaan dalam hal

pelayanan yang begitu penting artinya dalam pariwisata.

Persaingan antar hotel untuk memperoleh keuntungan pada tingkat yang

diharapkan memerlukan strategi bauran pemasaran yang tepat. Hotel Pesona

Bamboe Lembang memiliki keunikan pada arsitektur dan lokasi yang merupakan

daya tarik tersendiri bagi konsumen. Keunikan arsitektur dan lokasi ini

merupakan salah satu strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh manajemen

Hotel Pesona Bamboe Lembang untuk mencapai tingkat hunian yang tinggi dan

kepuasan konsumen. Heather Gunter dalam artikelnya Hotel and Motel

Management mengatakan bahwa konsumen tidak memutuskan untuk

menginap di suatu hotel karena namanya saja tetapi mereka menilai keunikan,

karakter dan gaya itu penting. Hotel Pesona Bamboe Lembang tidak hanya

(19)

Universitas Kristen Maranatha melakukan promosi dengan cara pendekatan berbagai instansi pemerintah

maupun swasta. Misalnya untuk mengadakan acara rapat, seminar, ataupun

untuk kegiatan lainnya. Harga kamar untuk tamu rombongan ini berbeda dengan

tamu satuan, yaitu dengan diberikannya potongan harga khusus ataupun dengan

diberikannya berbagai macam pilihan paket promosi. Adapun hal yang sering

dikeluhkan oleh konsumen mengenai lalu lintas / lokasi sekitar hotel yang macet

bila bertepatan dengan hari libur. Pelaksanaan strategi bauran pemasaran yang

sesuai dengan kebutuhan konsumen yaitu dengan mengetahui hubungan antara

bauran pemasaran yang dilaksanakan Hotel Pesona Bamboe Lembang terhadap

keputusan konsumen untuk menginap. Setelah itu dapat dilihat variabel mana

dalam bauran pemasaran tersebut yang paling mempengaruhi konsumen untuk

menginap di Hotel Pesona Bamboe Lembang. Berdasarkan uraian tersebut di

atas penulis tertarik untuk meneliti “ Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Jasa

terhadap Keputusan Konsumen untuk Menginap di Hotel Pesona Bamboe

Lembang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Persaingan antar hotel dalam penyediaan fasilitas mempengaruhi

keputusan konsumen untuk menginap di hotel tersebut. Pelaksanaan strategi

bauran pemasaran yang tepat diperlukan untuk menarik konsumen lebih banyak

sehingga volume penjualan kamar dapat meningkat. Berdasarkan uraian tersebut

(20)

Universitas Kristen Maranatha 9

1. Sejauh mana bauran pemasaran jasa yang dilaksanakan oleh Hotel

Pesona Bamboe Lembang mempengaruhi keputusan konsumen untuk

menginap di hotel tersebut.

2. Variabel mana dalam bauran pemasaran jasa yang paling dominan

mempengaruhi keputusan konsumen untuk menginap di Hotel Pesona

Bamboe Lembang.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data-data yang akan

digunakan sebagai bahan penulisan skripsi, sebagai salah satu syarat untuk

menempuh ujian sidang sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen

Maranatha.

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

bauran pemasaran jasa yang dilaksanakan oleh Hotel Pesona Bamboe

Lembang terhadap keputusan konsumen untuk menginap.

2. Untuk mengetahui variabel mana dalam bauran pemasaran jasa yang

paling dominan mempengaruhi keputusan konsumen untuk menginap

di Hotel Pesona Bamboe Lembang.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

(21)

Universitas Kristen Maranatha Untuk menambah pengetahuan dari praktek lapangan di samping pengetahuan

teoritis.

2. Bagi perusahaan

Untuk memberikan masukan kepada perusahaan agar dapat menetapkan strategi

bauran pemasaran yang lebih baik lagi sehingga penjualan kamarnya dapat terus

meningkat.

3. Bagi pihak lain

Sebagai bahan masukan baru dan bahan referensi bagi rekan-rekan mahasiswa

khususnya yang menekuni bidang Manajemen Pemasaran dan juga bagi

mahasiswa yang melakukan penelitian serupa.

1.5 Kerangka Pemikiran

Permasalahan yang telah diidentifikasi di atas disusun berdasarkan

kerangka pemikiran bahwa pada umumnya tujuan selain usaha pemasaran adalah

laba. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan

meningkatkan volume penjualan dari barang dan jasa yang dihasilkan

perusahaan. Dalam suasana perekonomian saat ini, yang pada umumnya

diwarnai dengan persaingan yang ketat , terutama dengan adanya usaha dari

masing – masing perusahaan untuk meningkatkan volume penjualannya, maka

konsep bauran pemasaran mutlak diperlukan agar produk yang dipasarkan tidak

mengalami kegagalan dalam pemasarannya. Selanjutnya dikemukakan pula

bahwa bauran pemasaran akan menjadi strategi pemasaran yang efektif bila

(22)

Universitas Kristen Maranatha 11

Hotel Pesona Bamboe Lembang adalah salah satu perusahaan yang

menawarkan produk jasa ( service ). Jasa ( service ) memiliki karakteristik

tertentu yang tidak dimiliki oleh barang ( goods ). Menurut Fandy Tjiptono

dalam bukunya Manajemen Jasa ( 2000, 8 ) pengertian jasa ( services )

merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

Contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus ketrampilan, hotel, rumah

sakit, dsb. Dalam kehidupan ekonomi, peranan sektor jasa semakin lama,

semakin luas dan canggih. Secara makro, sektor ini membuka luas kesempatan

usaha dan pekerjaan. Sementara itu dari sudut pandang perusahaan, jasa atau

pelayanan merupakan salah satu cara yang efektif untuk melakukan diferensiasi

dan menjalin hubungan dengan pelanggannya. Jasa menurut Philip Kotler dalam

bukunya Manajemen Pemasaran, Edisi ke – 10, Jilid II ( 2000,488 – 492 ) jasa

memiliki 4 karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program

pemasaran :

1. Tidak berwujud ( Intangibility ), artinya bahwa jasa tidak dapat dilihat,

dirasakan, dikecap, didengar atau dicium sebelum dibeli. Keputusan

seseorang untuk memakai jasa tersebut berdasarkan kepercayaan dan

keyakinan atas informasi yang ditawarkan penjualnya. Seorang konsumen

tidak dapat menilai hasil dari jasa hotel sebelum ia menginap di hotel

tersebut.

2. Keadaan tidak terpisahkan ( Inseparability ), artinya jasa umumnya

diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan.

Seorang konsumen akan terlebih dahulu membayar kamar di suatu hotel

(23)

Universitas Kristen Maranatha 3. Keragaman ( Variability ), artinya jasa tergantung kepada siapa yang

menyediakan jasa dan kapan situasi disediakan. Seorang tamu hotel akan

merasakan tingkat kenyamanan dan kepuasan yang berbeda dari setiap hotel

yang berbeda pula.

4. Keadaan tidak tahan lama ( Perishability ), artinya jasa tidak dapat disimpan

seperti barang. Kamar hotel yang tidak dihuni pada saat tertentu akan berlalu

/ hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan.

Keempat karakteristik ini membawa dampak berupa munculnya beberapa

permasalahan sebagai berikut ( Zeithaml, Parasuraman, dan Berry, 1985 ) :

¾ Masalah yang berkaitan dengan karakteristik intangibility : ƒ Jasa tidak dapat disimpan.

ƒ Jasa tidak dapat dilindungi dengan hak paten.

ƒ Perusahaan tidak dapat dengan mudah dan cepat

mempertunjukkan atau mengkomunikasikan suatu jasa.

ƒ Harga sukar ditetapkan.

¾ Masalah yang berkaitan dengan karakteristik inseparability : ƒ Konsumen terlibat dalam aktivitas produksi jasa. ƒ Kegiatan pemasaran dan produksi sangat interaktif.

ƒ Produksi massa yang terpusat sangat sukar dilakukan dalam jasa. ¾ Masalah yang berkaitan dengan karakteristik variability :

ƒ Sangat sulit melakukan standarisasi dan pengendalian kualitas

jasa.

(24)

Universitas Kristen Maranatha 13

Dari ciri tersebut, karena ketidaknyataannya maka pemasaran setiap jasa

dianggap berat. Untuk itu perusahaan harus mampu memformulasikan dirinya

untuk dapat meyakinkan calon pembeli agar membeli jasa yang ditawarkan,

dengan mengendalikan hal – hal tertentu yang dapat dikendalikan bauran

pemasaran. Pengertian bauran pemasaran menurut Philip Kotler dalam bukunya

Manajemen Pemasaran, Edisi ke –10, Jilid I ( 2000, 18 ) adalah : “ Bauran

pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran “. Bauran pemasaran ini

tentunya harus searah dengan maksud, tujuan, rencana organisasi dan sumber

daya yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat memberikan dukungan bagi

terciptanya tujuan perusahaan. Adapun variabel – variabel dalam bauran

pemasaran menurut Philip Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran, Edisi

ke–10, Jilid II ( 2000, 431 – 439 ) adalah :

™ Product ( Produk )

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk

memenuhi keinginan atau kebutuhan.

™ Price ( Harga )

Harga adalah jumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari

memiliki / menggunakan produk / jasa tersebut. Jadi harga merupakan jumlah

uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga

yang sesuai dengan adaya beli konsumen akan dapat mendatangkan keinginan

(25)

Universitas Kristen Maranatha

™ Place ( Tempat )

Tempat dapat berarti menyediakan produk dalam jumlah yang tepat dan di

tempat yang tepat pula di saat konsumen membutuhkannya. Tempat meliputi

juga saluran distribusi. Adapun definisi saluran distribusi menurut Philip Kotler

dalam bukunya Manajemen Pemasaran, Edisi ke–10, Jilid II ( 2000, 439 ) adalah

“ Saluran distribusi adalah sekumpulan organisasi yang terkait dalam proses

penyediaan sebuah produk / pelayanan untuk digunakan / dikonsumsi.

™ Promotion ( Promosi )

Setiap perusahan memperkenalkan produknya kepada konsumen. Produk

yang ditawarkan perusahaan tidak akan dikenal oleh konsumen jika tidak

dipromosikan dan konsumen tidak akan membeli produk jika mereka tidak

pernah mendengar tentang suatu produk. Definisi promosi menurut Philip Kotler

dalam bukunya Manajemen Pemasaran, Edisi ke–10, Jilid II ( 2000, 435 ) adalah

“ Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya

kepada pasar sasaran “.

Promosi merupakan salah satu usaha yang dilaksanakan oleh pihak produsen

agar mereka lebih komunikatif dengan konsumen. Berbagai cara komunikasi

dapat dilakukan oleh produsen dalam menyampaikan informasinya, yaitu dengan

: periklanan, promosi penjualan, pemasaran langsung, hubungan masyarakat dan

publisitas, penjualan personal.

Menurut Valarie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner dalam bukunya

Services Marketing ( 1996, 25-27 ) : bauran pemasaran untuk perusahaan jasa

(26)

Universitas Kristen Maranatha 15

™ People ( Manusia )

People / orang-orang yang menghasilkan jasa merupakan unsur penting

dalam perusahaan jasa, khususnya hotel. People dibagi menjadi dua bagian yaitu

:

1. Service Personnel

Yang dimaksud Service Personnel adalah orang-orang yang terlibat

langsung dengan konsumen, misalnya bell boy, receptionist, security. Sampai

saat ini sangat mempengaruhi kualitas jasa yang disampaikan kepada konsumen.

Oleh karena itu pelatihan perlu diberikan agar terjadi peningkatan dari jasa yang

diberikan. Apabila Service Personnel ini baik maka konsumen akan puas dan

citra perusahaan akan baik.

2. Customer

Adalah persepsi yang disampaikan kepada orang lain tentang kualitas dari

suatu jasa yang pernah dibelinya dari suatu perusahaan. Jadi customer di sini

adalah orang yang sudah pernah menginap dan mendapat pelayanan dari

perusahaan jasa tersebut.

™ Physical Evidence ( Bukti Fisik )

Menurut bukti fisik yang dapat mencerminkan kualitas dari jasa yang

ditawarkan perusahaan. Hal ini dapat mempengaruhi penilaian konsumen

terhadap kualitas dari jasa yang diberikan oleh perusahaan dan merupakan

penunjang dalam penyediaan jasa perusahaan perhotelan. Dengan demikian hotel

biasanya didesain dan ditata sedemikian rupa agar memberikan kesan / citra yang

(27)

Universitas Kristen Maranatha

™ Process ( Proses )

Dengan melihat bahwa proses produksi suatu hotel melibatkan konsumen,

maka pelaksanaan proses penyediaan jasa mempunyai peranan yang sangat

penting, hal ini karena proses operasi perusahaan menentukan pelanggan dalam

menilai kualitas. Proses dalam perusahaan jasa perhotelan dapat berupa sistem

reservation, prosedur check in dan check out yang cepat, pemesanan makanan.

Apabila proses ini berjalan dengan baik dan lancar maka konsumen akan puas.

Menurut Sutisna, SE.ME dalam bukunya Perilaku Konsumen dan

Komunikasi Pemasaran ( 2001, 11 - 14 ) : untuk memahami pembuatan

keputusan konsumen terlebih dahulu harus difahami sifat – sifat keterlibatan

konsumen dengan produk. Mowen ( 1995 ) mengemukakan bahwa tingkat

keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan

personal yang ditimbulkan oleh stimulus. Dengan perkataan lain, seseorang

merasa terlibat atau tidak terhadap produk ditentukan apakah dia merasa penting

(28)

Universitas Kristen Maranatha 17

Bagan 1.1. Kerangka Pemikiran

Tahap – tahap proses keputusan pembelian ( Philip Kotler, Manajemen

Pemasaran, Edisi ke – 10, Jilid I ( 2000, 204 - 209 ) :

¾ Pengenalan masalah

Bauran Pemasaran Jasa

Produk

Harga

Tempat Promosi Orang

Proses

Bentuk Fisik

Keputusan Pembelian Konsumen

Perilaku Pascapembelian Keputusan

Pembelian Evaluasi

Alternatif Pencarian

Informasi Pengenalan

(29)

Universitas Kristen Maranatha Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau

kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal

( lapar, haus, seks ) dan rangsangan eksternal ( lewat penglihatan terlebih

dahulu ). Misalnya : konsumen akan tertarik dengan desain bangunan

hotel yang unik dan fasilitas yang menarik untuk dipilih sebagai tempat

menginap.

¾ Pencarian informasi

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak. Misalnya : konsumen mencari – cari pilihan

hotel dengan melihat brosur atau pun sumber – sumber media lainnya.

¾ Evaluasi alternatif

Pertama – tama konsumen berusaha untuk untuk memenuhi suatu

kebutuhan lalu konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk

dan terakhir konsumen memandang masing – masing produk sebagai

sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda – beda dalam

memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

Misalnya : konsumen memilih suatu hotel untuk menginap karena hotel

tersebut mempunya keunggulan dalam fasilitasnya.

¾ Keputusan pembelian

Konsumen membentuk preferensi atas merek – merek dalam kumpulan

pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk

mana yang paling disukai. Misalnya : konsumen menentukan hotel mana

yang terbaik dan tepat sesuai dengan pilihannya.

(30)

Universitas Kristen Maranatha 19

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau

ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli,

melainkan berlanjut hingga periode pascapembelian. Pemasar harus

memantau kepuasan pascapembelian, tidakan pascapembelian, dan

pemakaian produk pascapembelian. Misalnya : manajemen hotel

mengirimkan surat ucapan terima kasih karena telah menginap di hotel

tersebut.

Model keterlibatan konsumen ( Sutisna, SE.ME, Perilaku Konsumen dan

Komunikasi Pemasaran ( 2001, 14 ) :

Bagan 1.2. Teori Pengambilan Keputusan Konsumen

1.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis menyusun hipotesis

utama sebagai berikut : “ Bauran pemasaran berpengaruh pada keputusan

konsumen untuk menginap dengan asumsi faktor lain dianggap tetap “ ( ceteris

paribus ).

Sub hipotesis : 1. Pentingnya

produk terhadap citra diri

konsumen. 2. Daya tarik yang

terus menerus. 3. Daya tarik

emosional. 4. Resiko yang

dirasakan. 5. Simbol nilai

(31)

Universitas Kristen Maranatha 1. Produk mempengaruhi keputusan konsumen untuk menginap di Hotel

Pesona Bamboe Lembang.

2. Lokasi mempengaruhi keputusan konsumen untuk menginap di Hotel

Pesona Bamboe Lembang.

3. Promosi mempengaruhi keputusan konsumen untuk menginap di

Hotel Pesona Bamboe Lembang.

4. Harga mempengaruhi keputusan konsumen untuk menginap di Hotel

Pesona Bamboe Lembang.

5. Orang mempengaruhi keputusan konsumen untuk menginap di Hotel

Pesona Bamboe Lembang.

6. Proses mempengaruhi keputusan konsumen untuk menginap di Hotel

Pesona Bamboe Lembang.

7. Bentuk fisik mempengaruhi keputusan konsumen untuk menginap di

Hotel Pesona Bamboe Lembang.

1.7 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Juni 2006 di Hotel Pesona Bamboe

(32)

85 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan pada 50 responden di mana

mayoritas responden berjenis kelamin pria, dengan usia antara 17 – 65

tahun, dengan penghasilan per bulan antara Rp. 500.000,- hingga Rp.

3.500.000,- per bulan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sejauh mana bauran pemasaran jasa mempengaruhi keputusan konsumen :

ƒ Mayoritas responden menyatakan bahwa produk memberikan pengaruh

terhadap keputusan konsumen untuk memilih hotel sebagai tempat

menginap. Variasi / jenis kamar dan fasilitas yang disediakan Hotel

Pesona Bamboe Lembang menjadi salah satu pertimbangan konsumen

untuk menetapkan hotel ini sebagai tempat menginap.

ƒ Lokasi hotel yang strategis dan lingkungan sekitar hotel yang merupakan

tempat wisata memberikan pengaruh terhadap keputusan konsumen

untuk menginap di Hotel Pesona Bamboe Lembang. Di sekitar Hotel

Pesona Bamboe terdapat tempat ziarah bagi umat Katolik yang bernama

Lembah Karmel.

ƒ Promosi tidak memberikan pengaruh terhadap keputusan konsumen.

ƒ Harga tidak memberikan pengaruh terhadap keputusan konsumen. Ini

(33)

Universitas Kristen Maranatha menjadikan unsur harga tidak dijadikan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan.

ƒ Keramahan dan kesopanan para karyawan hotel memberikan kontribusi

pada keputusan konsumen untuk memilih hotel sebagai tempat menginap.

Dikarenakan hotel merupakan bisnis jasa, oleh karena itu keramahan dan

kesopanan merupakan hal yang penting dalam bisnis jasa ini.

ƒ Process tidak memberikan pengaruh pada keputusan konsumen, karena

konsumen hanya menilai yaang terlihat atau tampak saja.

ƒ Suasana dan desain bangunan hotel ( physical evidence ) tidak

mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih hotel sebagai tempat

menginap. Ini dikarenakan kebutuhan tamu akan menginap yang

terutama disebabkan oleh kebutuhan untuk beristirahat.

2. Bauran pemasaran jasa yang paling dominan adalah produk dikarenakan

seorang konsumen akan membuat keputusan pembelian bila konsumen

(34)

Universitas Kristen Maranatha 87

5.2 Saran

Dari hasil penelitian di atas, penulis ingin memberikan masukan atau

saran untuk Hotel Pesona Bamboe Lembang, yaitu sebagai berikut :

1. Produk, tempat, promosi, karyawan, serta desain bangunan sudah

baik, oleh karena itu harus dipertahankan bahkan ditingkatkan

kembali untuk semakin memajukan Hotel Pesona Bamboe Lembang.

2. Harga yang diterapkan Hotel Pesona Bamboe Lembang dianggap

terlalu mahal oleh sebagian kecil konsumen tetapi sebagian besar

tidak terlalu mempermasalahkan harga, yang terpenting harga

diimbangi oleh pelayanan yang memuaskan. Begitu juga dengan

proses yang dilakukan manajemen Hotel Pesona Bamboe Lembang

supaya lebih ditingkatkan untuk lebih memuaskan konsumen yang

(35)

Universitas Kristen Maranatha

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Edisi 3.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunter, Heather. 2004. Hotel and motel management. www.findarticles.com.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen pemasaran. Edisi Milenium 1 & 2. Diterjemahkan

dari Marketing management. Oleh : Hendra Teguh, Ronny A. Rusli, Benyamin

Molan. Jakarta : PT. Prenhallindo.

Lovelock, Christopher. 2001. Service marketing. 4th ed. Prentice-Hall International.

Sack, John. 2004. Journal of vacation marketing. Stanford University : Highwire

Press. http://sagepub.com.

Sudjana. 1996. Metode statistika. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito.

Sutisna. 2001. Perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya Offset.

Tjiptono, Fandy.2000. Manajemen Jasa. Edisi ke – 2. Yogyakarta : Andi.

www.bps.go.id

Zeithaml, V. A., Mary Jo Bitner. 1996. Services marketing. The Mc Graw-Hill

Gambar

Tabel 1.1 Struktur PDB Indonesia atas Harga Berlaku
Tabel 1.2

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Negeri Yogyakarta memberikan penghargaan dan. mengucaPkan terima kasih, kePada

2 Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang Pekerjaa Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah ... PRINSIP PENYUSUNAN RPIJM BIDANG CIPTA

U istraživanom vremenskom periodu Republika Srbija ostvarila je pozitivan bilans spoljnotrgovinske razmene jabuke ( grafikon 2 ). Izvoz je bio veći u odnosu na uvoz, a bilans

Tingginya serat kasar pada semua biskuit, dengan kisaran 27,25%-42,49% menunjukkan bahwa biskuit rumput lapang dan limbah tanaman jagung dapat memenuhi kebutuhan serat bagi ternak

Perlakuan pupuk Agrobost memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat tongkol per plot, dan

Hasil kajian ini mendapati bahwa iklan produk rokok menggunakan elemen yang sesuai dengan target sasarannya yang terlihat dari wilayah penempatan media iklan,

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rakhmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini telah kami selesaikan dengan judul Upaya Meningkatkan Rasa Percaya

Untuk membantu kelancar-an pelaksanaan penyelenggaraan pelelangan ikan tersebut Pusat KUD Mina Jawa Timur dapat menunjuk Koperasi Unit (KUD) Mina yang merupakan