Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Perilaku pembelian yang kompulsif adalah perilaku pembelian yang tidak terkontrol yang merupakan respon atas kejadian atau perasaan yang negatif, tujuan utamanya adalah mencari kesenangan pada proses pembelian bukan pada produk. Terdapat faktor ekstrinsik. Berkenaan dengan hal ini, maka penelitian . Berkenaan dengan hal ini, maka peneliti mencoba untuk membahas variabel yang digunakanoleh peneliti dalam penelitian ini yakni variabel Pola Komunikasi keluarga,parental yielding, dan Perilaku pembelian compulsive buying. Responden yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah siswa-siswi sekolah menengah utama BPK 1 Penabur Bandung. Dalam penelitian ini menunjukan hasil bahwa variabel pola komunikasi keluarga tidak ada pengaruh terhadap pembelian yang kompulsif,sedangkan parental yielding dan perilaku pembelian orang tua memiliki pengaruh yang fositif terhadap pembelian kompulsif
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………...i
HALAMAN PENGESAHAN………ii
SURAT PENGANTAR KEASLIAN SKRIPSI……….iii
KATA PENGANTAR………iv
DAFTAR ISI ……….v
DAFTAR GAMBAR……….vi
DAFTAR TABEL………..vii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar belakang penelitian………..1
1.2Rumusan Masalah……….3
1.3Tujuan Penelitian………..3
1.4Manfaat Penelitian………...4
1.5Batasan Penelitian………...…..4
1.6Sistematika Penelitian………...4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku pembelian yang kompulsif(Compulsif buying)………....6
2.2. Pengaruh keluarga pada perilaku pembelian yang kompulsif……….9
2.3 Pengembangan Hipotesis 2.3.1.Pola komunikasi keluarga
………...
11Universitas Kristen Maranatha
2.3.3. Perilaku Pembelian Orangtua………14
2.4. Hipotesis Penelitian……….. 15
2.4.1 Pola Komunikasi Keluarga(Berorientasi pada Konsep dan Sosial)…15 2.4.2 Parental Yielding………...15
2.4.3 Perilaku Pembelian Orangtua………..15
2.5. Model Penelitian………16
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian………....17
3.2. Populasi dan Sampel………....18
3.3. Teknik Pengambilan Sampel……….……..18
3.4 .Metode Pengumpulan Data……….19
3.5. Definisi Operasisasi Variabel………..19
3.5.1. Pola Komunikasi Keluarga Berorientasi Konsep ………20
3.5.2. Pola Komunikasi Keluarga Berorientasi Sosial………20
3.5.3. Parental Yielding……….21
3.5.4 Perilaku Pembelian Orangtua………...21
3.5.5 Perilaku Pembelian Yang Kompulsif ………..21
3.6 Uji Validitas ………...25
3.7 Reliabilitas ……….34
Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Pembahasan ………..37
4.2 Hasil Pengujian Regresi………..38
4.3 Pengujian Hipotesis………39
4.3.1 Pengujian hipotesis Pola Komunikasi keluarga(Orientasi Konsep)....42
4.3.2 Pengujian Hipotesis Pola Komunikasi Keluarga (Orientasi Sosial)…43 4.3.3 Pengujian Hipotesis Parental Yielding………44
4.3.4 Pengujian Hipotesis Perilaku Pembelian Orangtua………45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………46
5.2 Impilikasi Manajerial……….47
5.3 Keterbatasan Penelitian……….48
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.5 Model Penelitian………...16
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
. Skala Co pulsi e Bu i g……….
. KMo a d Barlett,s Test………
3.3 Anti- i age Matri es……….
. Rotated o po e t Matri A al……….
. KMO a d Barlett,s Test Akhir………..
3.6 Anti-i age Matri es Akhir………
3.7 Rotated Component Matri Akhir………..
. Hasil Pe gujia Relia ilitas………..
. Karakteristik Respo de Berdasarka Je is Kela i ………
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……….
. Karakteristik Respo de Berdasarka Ua g Saku Per ula ……….……….
. Model Su ar ……….
. A o a……….
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dalam jaman seperti sekarang kebutuhan berbelanja sangat penting.banyal
hal yang menyebabkan seseorang harus belanja.Dari untuk memenuhi kebutuhan
pokok dan sehari-hari.
Namun disamping itu terdapat suatu perilaku konsumen untuk membeli
barang itu berulang-ulang akan suatu produk atau barang yang sebenarnya tidak
diperlukan hal ini dikarena konsumen tersebut merasa bahwa dengan berbelanja
mereka bisa mengurangi atau melupakan peristiwa yang tidak menyenang yang
sedang mereka alami,perilaku ini lah yang disebut sebagai perilaku pembelian
yang kompulsif(compulsive buying),
Menurut hasil studi di amerika perilaku pembelian kompulsif ini pertama
kali dilakukan pada tahun 1915,dan sampai saat ini perilaku pembelian yang
kompulsif masih terus berkembang dimasyarakat. Perilaku pembelian yang
kompulsif(compulsive buying) merupakan perilaku yang dilakukan secara
berulang-ulang sebagai suatu akibat dari peristiwa yang tidak
menyenangkan(Faber dan O’ Guinn 1989). Karena perilaku kompulsif yang
menyebabkan keasyikan berbelanja memberikan dampak negatif bagi para
penderitanya, meskipun ada dampak positifnya dari perilaku pembelian
2 Universitas Kristen Maranatha
kompulsif dapat melaporkan merasa sangat bersemangat, bahagia, dan kuat.
Namun emosi ini sering diikuti dengan tekanan atau rasa bersalah. Mereka dapat
kembali melakukan pembelian kemudian mereka menyimpannya di dalam lemari
atau loteng, dan tidak pernah digunakan.
Satu survei memperkirakan 2% sampai 8% (John M. Kuzma, MD,2006) bagi
dewasa memenuhi kriteria gangguan belanja kompulsif, dan berbasis masyarakat
dan klinik survei menunjukkan bahwa 86% hingga 95% gangguan compulsive
buyer adalah remaja wanita(lembaga survei sugges, 2006). perbedaan jenis
kelamin yang dilaporkan mungkin artifactual; wanita mudah mengakui bahwa
mereka menikmati berbelanja, sedangkan laki-laki lebih sulit untuk berkumpul.
Perilaku terjadi sepanjang tahun tetapi mungkin terjadi sekitar hari-hari libur
atau hari ulang tahun. Contohnya pembelian pakaian, sepatu, kosmetik,perhiasan
dan membeli barang-barang yang terkenal bagi wanita, meskipun laki-laki
dengan gangguan ini mungkin berfokus pada elektronik, peralatan olahraga, atau
aksesori mobil. Ketika tidak aktif membeli, pasien tetap sibuk dengan belanja,
meneliti pesanan pos katalog atau iklan surat kabar dan berkhayal tentang
pembelian berikutnya.
Dampak negatif pada dari perilaku pembelian ini bisa mengakibatkan
seseorang mengalami kebangkrutan, hutang dimana-mana,bisa juga mengakibat
keretakan dalam rumah tangga dan juga menderita dihari tuanya (Gwin et al.,
2005; Benson, 2000; Dittmar, 2004 dalam Dittmar 2005)
Q Guinn dan Faber(1989) mengungkapkan bahwa yang menjadi motivasi
utama terjadi nya pembelian kompulsif adalah pencarian terhadap manfaat
3 Universitas Kristen Maranatha
terjadi karena ada nya dorongan hati atau keinginan yang kuat untuk melakukan
pembelian(misalnya hati gelisah, dengan berbelanja atau menghabis waktu
membeli barang-barang dianggap mampu membantu seseorang keluar dari
masalahnya.
Faktor keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan
perilaku pembelian yang kompulsif,yaitu dengan Pola komunikasi keluarga dan
parental yielding dan perilaku orang tua dapat mempengaruhi timbulnya
pembelian kompulsif.
Pertama pola komunikasi keluarga berorientasi dimana orang tau sangat
menghargai pendapat anak-anak mereka dan mendorong anak-anak mereka
untuk memperhatikan berbagai alternative yang ada sebelum mereka mengambil
suatu keputusan.Pola komunikasi keluarga berorientasi sosial,orang tua
cenderung mendorong agar anak-anaknya untuk dapat sedikit menghargai
pendapat orang lain sehingga pembelian yang dilakukan oleh anak didasarkan
pada persepsi orang lain.Kedua,Parential yielding, orang tua tipe ini memberikan
kebebasan pada anaknya dan selalu memberikan apapun yang menjadi
permintaan anaknya untuk mengganti waktu yang hilang bersama anak-anaknya
karena kesibukannya atau rasa ketidak nyaman akibat dari ada nya kekacauan
dalam keluarga.Ketiga,perilaku pembelian orang tua,orangtua tipe ini sering kali
menggunakan uang atau hadiah sebagai indikasi penghargaan akan sesuatu
sebagai ganti rugi rasa saying orang tua pada anaknya..
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul ”Pengaruh pola komunikasi keluarga,Parental yielding,dan Perilaku
4 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah
Dengan demikian, berdasarkan latar belakang masalah diatas :
1. Bagaimana pola komunikasi keluarga terhadap compulsive buying?
2 . Bagaimana parential yielding terhadap compulsive buying?
3 . Bagaimana perilaku pembelian orang tua terhadap compulsive buying?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas :
1. Untuk mengetahui pola komunikasi keluarga terhadap compulsive
buying
2. Untuk mengetahui parential yielding terhadap compulsive buying
3. Untuk mengetahui perilaku pembelian orang tua terhadap compulsive
buying
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat khususnya bagi
penulis sendiri,dan untuk umum yaitu:
1. Memberikan kontribusi yang fositif dengan memberikan bukti yang
akurat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian bagi
kalangan akademis maupun praktisi mengenai pengaruh Pola
komunikasi keluarga,Parental yielding,dan Perilaku pembelian
orang tua terhadap compulsive buying
2. Memberikan pengetahuan yang lebih lanjut mendalam terhadap para
5 Universitas Kristen Maranatha
yang tinggi agar lebih memperhatikanbahwa perilaku pembelian yang
kompulsif banyak memberikan dampak negatif
1.5 Batas Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada Pola komunikasi keluarga,Parental
yielding,dan Perilaku pembelian orang tua terhadap compulsive buying.
Sebagai responden penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama BPK 1
Penabur bandung dikarenakan membantu untuk penelitian ini mendapat hasil
yang sangat akurat dan mudah mendapatkan imformasi dan data
1.6 Sistematika Penelitian
Dalam penelitian ini,sistematika penulisannya adalah:
Bab I : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, Batasan penelitian, Sistemati penelitian
Bab II : Perilaku pembelian yang kompulsif(compulsive buying), Pola
komunikasi keluarga, Pariental yielding, Perilaku pembelian orang
tua.
Bab III : Desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan
sampel, metode
Pengumpulan data,definisi operasional variable,uji validitas dan
reabilitas,
metode analisis data.
Bab IV : Hasil penelitian dan Pembahasan
41 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peran keluarga
pada perilaku pembelian yang kompulsif dengan cara menguji pola komunikasi
keluarga(orientasi konsen dan sosial),parental yielding dan perilaku pembelian
orangtua pada perilaku pembelian yang kompulsif. Perilaku kompulsif menjadi topik
bahasan yang menarik baik saat ini maupun beberapa tahunyang lalu. Perilaku yang
kompulsif atau shopolic telah direalisasikan kedalam bentuk majalah ataupun cerita
yang membahas bagaimana perilaku wanita dan pria dalam berbelanja.kita sadari
bahwa kita berada didalam lingkungan masyarakat yang hidup berdasarkan kekayaan
mereka, masyarakat yang suka membelanjakan uang mereka untuk menunjukan
seberapa kekayaan yang mereka miliki atau untuk meningkatkan rasa percaya diri
mereka, kegiatan berbelanja mereka memang biasa mereka lakukan untuk
membuang stress mereka sehingga pada akhirnya mereka melampiaskan rasa
ketidakpuasan atau ketidak senangan mereka atas suatu kondisi tertentu dengan pergi
berbelanja Bagaimana dengan masyarakat yang tidak memiliki uang yang cukup
untuk memenuhi kebutuhannya? Terkadang mereka memaksakan diri menghutang
untuk berbelanja yang dianggap sebagi perilaku untuk memuaskan diri mereka
sendiri dan mengagap sebagai hobi. Mereka tidak akan berhenti berbelanja
menganggap bahwa dengan berbelanja mereka menemukan kenikmatan untuk diri
42 Universitas Kristen Maranatha
Berdasarkan pada hasil analisis yang diperoleh bahwa peran keluarga dalam
membentuk perilaku pembelian yang kompulsif tidaklah secara signifikan didukung.
Hal ini didasarkan pada nilai R Square (R2) yang kecil. Akan tetapi, hasil penelitian
ini mendukung temuan pada penelitian Gwin et al.(2004) menemukan bahwa
keluarga memegang peranan penting, dalam hal ini orangtua dalam pembentukan
karakter anak. Adanya ketidakpastian dan masalah dalam keluarga dapat
mempengaruhi perkembangan anak, yang nanti dapat merakibat anak memiliki sifat
yang negative. Penelitian terdahulu mengindifikasikan bahwa lingkungan keluarga
dimana seseorang dibesarkan dapat mengarahkan pada perilaku pembelian yang
kompulsif sebagai salah satu cara untuk mendapatkan kepuasan(Gwin et al.,2004).
5.2 Implikasi Manajerial
Penderita gangguan obsesif kopulsif dapat ditandai dengan kebiasaan
melakukan sesuatu secara berulang. Pikiran yang berulang akan sulit ditepis, inilah
yang disebut obsesi. Bila pikiran yang berulang diwujudkan dalam bentuk tindakan
yang sebenarnya tidak perlu, inilah yang disebut dengan kompulsif. Pada perusahaan,
perilaku pembelian yang kompulsif merupakan tema penelitian yang penting untuk
mendalami perilaku pembelian konsumen. Bagi pemasar hasil penelitian ini dapat
melengkapi informasi yang terkait dengan perilaku pembelian yang kompulsif.
Penelitian ini dapat membantu pemasar untuk memasarkan produk secara spesifik
pada konsumen yang memiliki perilaku komfulsif. Produk-produk fashion dapat
menjadi andalan bagi para pemasar untuk menarik konsumen yang kompulsif namun
perlu diperhatikan perilaku ini bukanlah perilaku yang fositif sehingga pemasar perlu
43 Universitas Kristen Maranatha
Menurut Dittmar(2005),kasus perilaku pembelian yang kompulsif banya
ditemukan pada produk-produk fashion. Menurut Gwin et al(2004) menyatakan
bahwa sisi sosiologikal,perilaku pembelian yang kompulsif dapat muncul di
televise,yang salah satu adalah iklan. Sehingga mengakibatkan konsumen
terus-menerus melakukan pembelian secara kompulsif(Dittmar,2005). Pemasar diharapkan
tidak hanya memasarkan produk berdasarkan nilai ekstrinsik saja seperti nilai-nilai
materialism,gengsi,kekayaan dan sebagainya, namun pemasar diharapkan
memasarkan produk yang memiliki nilai intrinsic, yang menawarkan nilai-nilai yang
berguna bagi konsumen.
5.3 Keterbatasan Penelitian,
Keterbatasan penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan responden siswa dan siswi SMU BPK
1 Penabur Bandung
2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan penejelasan tentang tidak
signifikasinnya pengaruh keluarga pada compulsive buying. Didasarkan
pada asumsi dari peneliti bahwa sebagian besar responden yang tidak
tinggal bersama keluarga, sehingga asumsi tersebut tersebut merupakan
keterbatasan dalam penelitian.
5.4 Saran
Saran untuk penelitian mendatang:
1. Sebaiknya responden lebih bervariasi sehingga variabel penelitian dapat
44 Universitas Kristen Maranatha
2. Penelitian tentang pengaruh faktor keluarga terhadap compulsive buying
dalam kalangan mahasiswa perlu mempertimbangkan apakah mereka
tinggal bersama orangtua atau tidak,karena faktor yang mempengaruhi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip; (2000); Marketing Management; The Millenium Edition; International Edition; Prentice Hall; New Jersey.
Kotler, Philip; (1997); Marketing Management; 9e edisi bahasa Indonesia Jilid 1; alih bahasa oleh Hendra Teguh, SE, Ak, dan Ronny Rusli, SE, Ak, terjemahan resmi Bahasa Inggris oleh Prentice Hall Inc.
Kotler, Philip; (1997); Marketing Management; 9e edisi bahasa Indonesia Jilid 2; alih bahasa oleh Hendra Teguh, SE, Ak, dan Ronny Rusli, SE, Ak, terjemahan resmi Bahasa Inggris oleh Prentice Hall Inc.
Kotler, Philip, Gary Armstrong; (1991); Principle of Marketing; 5 Edition; Englewood Cliff; Prentice Hall; New Jersey.
Kotler, Philip, Gary Armstrong; (1996); Principle of Marketing; 7 Edition; alih bahasa oleh Alexander Sindoro, Drs, terjemahan resmi bahasa Inggris yang diterbitkan oleh Prentice Hall Inc.
Kotler, Philip, Bloom, P. N; (1994); Marketing Profesional Service; First Edition; Englewood Cliff; Prentice Hall; New Jersey.
Tjitono, Fandy, “Manajemen Jasa”, edisi 2, Penerbit ANDI, Yogyakarta,1998.
Zeithmal, Valerie A., Mary Jo Bitner; (2000); Service Marketing; 2 Edition; McGraw-Hill International Edition; USA.