10 A. Penelitian Terdahulu
Permasalahan tentang manajemen strategi sudah banyak diteliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Wanti (2014), dengan judul
“Analisis Kinerja Keuangan dan Strategi Pengembangan Koperasi Primkopti Bangkit Usaha Kota Malang”, menggunakan alat analisis SWOT, hasil dari penelitian tersebut yakni, memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada, mengembangkan kemampuankanggota, meningkatkan strategilpromosi, meningkatkanksistem pengendalianHpersediaan untuk menghindari persainganlharga,Mdan menerapkan sistem manajemen yang terpadu.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Suhartono (2011), dengan judul
“Strategi Pengembangan Koperasi Berbasis Bisnis”, menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, dapat ditarik kesimpulan program unggulan yang dikembangkan sebagai ujung tombak untuk mempercepat pengembangan koperasi dilakukan melalui pengembangan kemitraan usaha serta melalui gerakan kewirausahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Harmoyo (2012), yang berjudul
“Manejemen Strategi Koperasi Jasa Keuangan Mikro Syariah (KJKS) Studi Kasus di Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Syariah Sejahtera Boyolali”, dengan analisis SWOT yang dilakukan, dapat disimpulkan beberapa alternatif strategi,
salah satunya adalah strategi korporat, yaitu mengimplementasikan strategi pertumbuhan (Growth Strategy).
Berdasarkan penelitian Sofiyanurriyanti (2017), dengan judul “Penerapan Model Strategi Bisnis Pada Koperasi Syariah”, Matriks-matriks yang digunakan sebagai alat pada penelitian ini adalah IFE, EFE, CPM, SWOT, SPACE, BCG, Matriks IE, Grand Strategy Matrix, QSPM, dan Arsitektur Strategy. Hasil dari penelitian ini menunjukkan strategi yang dibutuhkan untuk masa yang akan datang yaitu, memperbaiki citra koperasi syariah, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berkoperasi, meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan usaha sesuai dengan prinsip syariah, menjalin hubungan komunikasi dan kemitraan dengan pemerintahan dan lembaga keuangan atau koperasi lain, memberikan penyuluhan program- program koperasi.
Dari hasil penelitian Oktafera (2015), yang berjudul “Manajemen Strategi Koperasi Dalam Pengembangan Usaha Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam”, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengumpulan data accidental sampling, sebanyak 48 dengan mengambil 30% dari jumlah
Populasi sebanyak 168 orang. Teknik pengumpulan data melalui studi observasi, wawancara dan studi pustaka. Diperoleh kesimpulan manajemen strategi Koperasi Pertanian Balam Jaya dalam pengembangan usaha, terdiri dari indikator-Indikator yang menggambarkan potensi pengembangan Koperasi Pertanian Balam Jaya, yaitu meningkatkan modal, produk, sumber daya manusia, teknologi, dan kerjasama.
Adapun persamaan penelitian kali ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu jenis penelitian yang merupakan penelitian kualitatif seperti beberapa penelitian sebelumnya, dengan pendekatan studi kasus dan studi pustaka, menggunakan alat analisis yang sama, yaitu dengan metode deskriptif kualitatif dari hasil wawancara, observasi, dan matriks, serta yang menjadi topik kajiannya adalah pengembangan koperasi. Kemudian yang membedakan adalah objek serta waktu penelitian, yang mana dalam penelitian kali ini objek nya adalah Koperasi Muslimat NU An-Nisa pada tahun 2018. Begitu juga dengan indikator dan permasalahan menunjukkan adanya beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya.
B. Kajian Teori 1. Koperasi
Koperasi merupakan organisasi otonom dari orang-orang yang berhimpun secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya secara bersama-sama melalui kegiatan usaha yang dimiliki dan dikendalikan secara demokratis.13 Dengan demikian koperasi memiliki jati diri dari, oleh, dan untuk anggota serta dalam menjalankan kegiatannya berpedoman pada prinsip koperasi.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
Secara umum, koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan
13 Hendar. Manajemen Perusahaan Koperasi: Pokok-pokok Pikiran Mengenai Manajemen dan Kewirausahaan Koperasi. (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 2
orang-orang atau badan-badan hukum koperasi, yang memberikan kebebasan masuk atau keluar sebagai anggota, dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya.14
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Pasal 1 Ayat 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Pasal 6 Ayat 1 dan 2 Tentang syarat dan Pembentukan, koperasi dapat dibedakan menurut keanggotaanya, yaitu koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi primer adalah jenis koperasi yang beranggotakan perorangan yang bergabung dalam koperasi, sedangkan koperasi sekunder adalah jenis koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi.
Dalam peraturan perundang-undangan Indonesia telah diatur tentang tujuan koperasi. Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Landasan, Asas dan Tujuan, koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota koperasi dan masyarakat. serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
14 Sumarsono. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003)
masyarakat yang makmur, adil dan maju dengan tetap berlandaskan pada pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Jenis koperasi di Indonesia ada tiga jenis yaitu, koperasi produksi, koperasi konsumsi, dan koperasi jasa.
a. Koperasi produksi adalah jenis koperasi yang anggotanya terdiri atas para produsen, dengan melakukan kegiatan usaha khusus penjualan barang-barang produksi para anggotanya.
b. Koperasi konsumsi, adalah jenis koperasi yang anggotanya merupakan para konsumen akhir atau pengguna barang dan jasa.
Koperasi ini bergerak dalam aktivitas penjualan barang-barang konsumsi, terutama barang-barang kebutuhan para anggota koperasi dan masyarakat sekitarnya.
c. Koperasi jasa adalah jenis koperasi yang melakukan kegiatan usaha dengan memberikan pelayanan atau jasa kepada para anggota.
2. Manajemen Strategi
Manajemen adalah proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian, serta pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.15 Manajemen merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam menjalankan koperasi. Berhasil tidaknya suatu koperasi
15 Sedarmayanti. Manajemen Strategi. (Bandung: Refika Aditama, 2016), hal. 2
dalam mencapai tujuannya tergantung pada kualitas dan kinerja manajemennya.
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan teratur. Segala prosesnya harus diikuti dengan baik dan tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam. Rasululloh shalallohu ‘alayhi wa salam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani.
ُي ْنَأ َلَمَعلا ُمُكُدَحَأ َلِمَع اَذِإ ُّب ِحُي َهللا َّنإ ُهَنِقْت
“Sesungguhnya Allah sangat mecintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas).” (HR.
Thabrani)
Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara manajemen segala sesuatu yang dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal yang disyari’atkan dalam ajaran Islam, dan merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah subhanahu wa ta’ala.
Gregory G. Dess dan Alex Miller, membagi strategi dalam dua bentuk, yaitu:
a. Strategi yang dikehendaki terdiri dari;
1) Sasaran-sasaran,
Hirarki sasaran menurut Des dan Miller yaitu:
Visi, merupakan kerangka acuan dan prespektif sebagai satu kesatuan dalam kegiatan nyata.
Misi, tugas dan prinsip pokok dalam mewujudkan visi yang dituangkan ke dalam sasaran-sasaran.
Tujuan, tujuan yang lebih spesifik untuk dicapai.
2) Kebijakan, garis pedoman untuk bertindak agar organisasi mencapai sasaran-sasaran.
3) Rencana, pernyataan tindakan organisasi terhadap kejadian yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.
b. Strategi yang direalisasikan,
Menunjukkan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar organisasi dapat mencapai sasarannya, dalam proses mewujudkannya mengalami perubahan implementasinya yang disesuaikan dengan peluang dan ancaman yang dihadapi.
Manajemen strategi di definisikan sebagai serangkaian keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan.16 Menurut Fred R.
David,17 manajemen Strategi adalah ilmu mengenai perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya.
Manajemen strategi merupakan sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi antara satu sama lain, serta memberikan arahan secara menyeluruh. Manajemen strategi digunakan sebagai analisis,
16 Pearce dan Robinson. Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian.
(Jakarta: Salemba Empat, 2011), hal. 5
17 Fred R. David. Manajemen Strategis: Konsep. (VII; Jakarta: PT. Prehalindo, 2004).
keputusan, dan aksi yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.
3. Elemen-elemen Dalam Manajemen Strategi
Ada beberapa elemen-elemen penting dalam manajemen strategi18, yaitu:
a. Misi dan Tujuan
Misi merujuk pada alasan eksistensi organisasi dan apa yang sebaiknya dijalankan oleh organisasi. Sedangkan tujuan merujuk pada apa yang diharapkan organisasi baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
b. Analisis Eksternal
Tujuan analisis eksternal adalah mengidentifikasi kesempatan dan ancaman strategi terhadap operasional lingkungan organisasi.
c. Analisis Internal
Analisis internal mengidentifikasi kuantitas dan kualitas sumber- sumber yang tersedia bagi organisasi.
d. Pilihan Strategi
Kajian ini melibatkan analisis kritis terhadap kondisi kekuatan dan kelemahan internal, kesempatan dan ancaman eksternal.
18 Susanto. Manajemen Strategik Komprehensif untuk Mahasiswa dan Praktisi. (Jakarta:
Erlangga, 2014).
e. Desain Struktur Organisasi
Untuk membuat strategi kerja, organisasi perlu mengadopsi struktur yang benar. Struktur organisasi mengisyaratkan pelaksanaan tanggung jawab dan tugas.
f. Pilihan Integrasi dan Sistem Pengawasan
Implementasi strategi melibatkan lebih dari satu pilihan struktur organisasi, dan memerlukan tindakan dan koordinasi antara unit-unit yang ada. Suatu organisasi harus memutuskan bagaimana cara terbaik untuk menilai performa dan tindakan pengawasan terbaik.
g. Umpan Balik
Jika suatu strategi diimplementasikan, maka pelaksanaannya harus dimonitor untuk menentukan tujuan strategi yang sedang dicapai.
4. Tahapan Manajemen Strategi
Menurut David dalam buku manajemen strategik karya Taufiqurokhman19, tahapan-tahapan dalam manajemen strategi meliputi:
a. Perumusan strategi: Meliputi kegiatan untuk mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, membuat sejumlah strategi alternatif, serta memilih strategi tertentu yang dapat digunakan.
19 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, 2014).
b. Pelaksanaan strategi: yang dilakukan pada tahap ini yaitu membuat kebijakan, penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah dirumuskan dapat dilaksanakan.
c. Evaluasi strategi: Tahap ini merupakan tahap akhir dari manajemen strategi, yaitu mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan, kemudian mengukur kinerja, dan melakukan tindakan-tindakan korektif.
Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan jaminan untuk keberhasilan di hari esok.
5. Strategi Besar (Grand Strategy)
Merupakan rencana umum yang berupa tindakan-tindakan besar, dan digunakan untuk meraih sasaran jangka panjang. Strategi besar tersebut dibedakan menjadi 3 kategori:
a. Pertumbuhan (Growth), secara internal dilakukan dengan cara pengembangan produk baru atau produk lama yang mengalami perubahan. Secara eksternal dilakukan dengan memperoleh tambahan divisi bisnis atau diversifikasi,
b. Stabilitas (Stability) atau strategi diam, artinya adalah bahwa organisasi ingin tetap berada pada ukurannya yang sama atau tumbuh perlahan dengan cara-cara yang masih dapat dikendalikan.
c. Pemangkasan (Retrenchment), berarti organisasi terpaksa melalui periode terjadinya penurunan atau penyusutan unit bisnis, menjual atau melikuidasi keseluruhan aset.
Strategi utama dari strategi generik versi Wheelen-Hunger, menggunakan konsep dari GE (General Electric) dapat dilihat pada tabel berikut:
Strategi Generik Strategi Utama
Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)
a. Strategi Pertumbuhan Konsentrasi 1. Horizontal
2. Vertikal
b. Strategi Pertumbuhan Diversifikasi 1. Terpusat
2. Konglomerasi
Strategi Stabilitas (Stability Strategy) a. Strategi istirahat/ strategi terus dengan hati-hati
b. Strategi tanpa perubahan c. Strategi laba
Strategi Penciutan (Retrenchment Strategy)
a. Strategi perubahan haluan
b. Strategi memikat perusahaan lain c. Strategi jual/ditutup
d. Strategi pelepasan
a. Strategi pertumbuhan, tujuannnya mengacu pada pencapaian pertumbuhan penjualan, laba, modal, atau kombinasi di antara itu.
1) Strategi konsentrasi, berkonsentrasi dan bertumbuh kembang pada semua atau hampir semua sumber daya yang sejenis
a) Horizontal, strategi yang dilakukan dengan memperluas kegiatan- kegiatan organisasi ke dalam lokasi yang berbeda dengan menambah produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar
b) Vertikal, strategi yang dilakukan dengan mengambil alih fungsi yang sebelumnya telah disediakan
2) Strategi diversifikasi, strategi untuk tumbuh dengan cara menambahkan produk atau divisi yang berbeda
a) Terpusat, menambah produk baru dan masih berkaitan dengan produk sebelumnya
b) Konglomerasi, menambah produk baru yang tidak ada hubungannya dengan lini produk sebelumnya
b. Strategi stabilitas, digunakan ketika menhadapi pertumbuhan yang biasa- biasa saja, bahkan tidak ada pertumbuhan sama sekali.
1) Strategi istirahat, dilakukan sebagai strategi sementara agar dapat mensolidasikan sumber daya yang ada
2) Strategi waspada, tetap menjalankan usahanya dengan hati-hati karena ada hal-hal yang dapat berubah
3) Strategi tanpa perubahan, dengan tidak melakukan perubahan apapun 4) Strategi laba, mengutamakan keuntungan saat ini, walau memiliki
resiko besar dengan mengobarkan pertumbuhan masa depan
c. Strategi penciutan, dilaksanakan jika mempunyai posisi persaingan yang lemah.
1) Perubahan haluan, digunakan pada saat daya tarik industri sedang tinggi walaupun sebenarnya sedang mengalami kesulitan, namun belum kritis.
2) Memikat perusahaan, mengurangi aktivitas dari bagian tertentu yang kurang menarik, kemudian mengusahakan agar fungsi-fungsi lain menjadi lebih menarik
3) Dijual/ ditutup, digunakan jika sudah tidak mampu lagi mengelola 4) Pelepasan, dapat membantu menghindar dari tanggung jawab atau
hutang-hutang, dan juga dapat menyatakan tidak berlakunya kontrak- kontrak kerja yang telah disetujui.
5) Likuidasi, strategi terakhir yang dapat dilakukan karena sudah relatif tidak memiliki prospek lagi.