• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PELAYANAN PEMBUATAN e-ktp TERHADAP MASYARAKAT SIBERUT TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM PELAYANAN PEMBUATAN e-ktp TERHADAP MASYARAKAT SIBERUT TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SIMBOL (Jurnal Administrasi Publik dan Pemerintahan) : Vol.1, No.1 (Januari) 2022

20

E-ISSN (Online): xxxx| website : http://ejournal.stisipimambonjol.ac.id

SISTEM PELAYANAN PEMBUATAN e-KTP TERHADAP MASYARAKAT SIBERUT TENGAH KABUPATEN

KEPULAUAN MENTAWAI

Riki Hedman Erik1, Yohanis2

STISIP Imam Bonjol, Padang1, STISIP Imam Bonjol, Padang2 yohanis191@gmail.com1

Abstract

This research was conducted to find out the E-KTP manufacturing service system provided by the government of Central Siberut District of Mentawai Islands Regency which is measured through several service system indicators, namely: direct evidence, empathy, responsiveness, reliability and communication, in addition this research is also conducted to find out the constraint factors of the E-KTP manufacturing service system that can be seen from facilities and infrastructure, In service procedures and employee capabilities, the study uses a qualitative descriptive approach with data collection obtained from observations and interviews. The results of this study show that the service system for making E-KTP in The Central Siberut District of Mentawai Islands Regency is still not maximal which can be seen from the assurance of uncertain services, inadequate facilities and infrastructure, lack of attention and good response from employees, poor employee response and lack of information provided to the public about the procedures of the E-KTP manufacturing service system. The author suggested that the Government of Central Siberut Subdistrict improve employee performance by training employees, adding facilities and infrastructure and also clarifying information about E-KTP manufacturing service procedures.

Keywords: Service systems, Procedures, Employee Capabilities

A. PENDAHULUAN

Pelayan pembuatan e-KTP merupakan salah satu contoh bentuk pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur pemerintah. Proyek e-KTP ini dilatar belakangi oleh sistem pembuatan konvensional di Indonesia yang memungkinkan sesorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan menduplikasi KTP-nya untuk menghindari pajak atau jenis kecurangan lainya.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, dijelaskan bahwa; penduduk hanya diperbolekan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum nomor induk kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup.

(2)

SIMBOL (Jurnal Administrasi Publik dan Pemerintahan) : Vol.1, No.1 (Januari) 2022

21 Sumatera Barat juga ikut melaksanakan program elektonik KTP baik dikota, kabupaten maupun didesa-desa. Hal ini terlihat sebanyak 316 ribu warga Sumatera Barat (Sumbar) belum melakukan perkaman e-KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).

Jumlah penduduk sumbar sendiri tercatat sebanyak 5,6 juta jiwa pada 2017.

3,8 jiwa diantaranya sudah memiliki e-KTP dan 316 ribu warga belum melakukan perekaman ini diyakini masyarakat yang menginjak usia 17 tahun. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mewajibkan yang sudah berusia diatas 17 tahun wajib memiliki KTP, walau demikian masih ditemukan kendala/keluhan masyarakat terkait atau Daerah-daerah tertentu susahnya pembuatan e-KTP. Penyebab yang membuat hal itu terjadi bahwa dalam melayani 261 juta penduduk mulai dari pelayanan pemembuat akta lahir, surat keterangan kematian, sampai pelayanan pembuatan e-KTP dikarenakan seperti jarak yang jauh, jaringan komunikasi data yang seringkali tidak stabil, peralatan perekaman banyak yang rusak dan kendala lainya spesifik lokasi.

Dampak terhadap pelayanan bukan didasarkan atas pengakuan atau penilaian dari pemberi pelayanan, tetapi diberikan oleh pelanggan atau pihak yang menerima pelayanan. Salah satu indikator dampak pelayanan adalah client satisfaction and perception, misalnya ditunjukkan dengan ada tidaknya keluhan dari pengguna jasa pelayanan. Hasil dari pengukuran Dampak akan menjadi landasan dalam membuat kebijakan perbaikan kualitas secara keseluruhan (Jatmiko, 2012)

Dalam pelayanan pembuatan e-KTP di Kecamatan Siberut Tengah masyarakat merasakan dampak dari pelayanan e-KTP, yang mana masyarakat di Kecamatan Siberut Tengah sangat antusias dalam pengurusan e-KTP serta pengurusan surat-surat penting lainya. Namun dalam pengurusan masyarakat masih banyak mendapat persoalan, seperti yang sering dilupakan dalam upaya memperbaiki dampak pelayanan kepada masyarakat. Salah satu yang menjadi faktor utama dampak dari pelayanan e-KTP terhadap masyarakat adalah kemampuan aparat dalam melakukan fungsi pelayanan kepada masyarakat tidak sesuai dengan apa yang telah tetapkan, sehingga terdapat keluhan dari masyarakat antara lain proses penyelesayan tidak tepat waktu dan prosedur yang berbelit-belit.

Selain itu kendala jarak yang telalu jauh, peralatan pekaman banyak yang rusak, jaringan komunikasi yang tidak stabil menjadi kendala bagi masyarakat siberut tengah dalam melakukan perkaman e-KTP. Tingkat kesadaran masyarakat juga menjadi penghambat/penghalang berjalanya pelayan pembuatan e-KTP di kalangan masyarakat.

1. Kendala dalam Pembuatan e-KTP di Kecamatan Siberut Tengah adalah alat perekam banyak yang rusak.

2. Faktor penghambat dalam pelayanan pembuatan e-KTP di Kecamatan Siberut Tengah adalah jarak antara tempat tinggal masyarakat dengan tempat pembuatan e-KTP sangat jauh.

3. Pembuatan e-KTP kurang memadai di Kecamatan Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai disebabkan jaringan komunikasi tidak stabil.

4. Sistem pelayanan e-KTP di Kecamatan Siberut Tengah tidak tepat waktu dan prosedur yang berbelit-belit.

(3)

SIMBOL (Jurnal Administrasi Publik dan Pemerintahan) : Vol.1, No.1 (Januari) 2022

22 B. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dari penelitian ini bersifat Deskriptif Kualitatif, penulis juga akan menggambarkan atau memaparkan suatu keadaan secara objektif yang berhubungan dengan Sistem Pelayanan Pembuatan E-KTP Terhadap Masyarakat Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai. Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1994: 12) yang dimulai dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi. Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dalam proses pengumpulan data selama penelitian berlangsung.

Sedangkan uji keabsahan data menggunakan Triagulasi teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Dalam penelitian ini, teknik triagulasi yang penulis gunakan adalah teknik triagulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang penulis peroleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dapat tercapai dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara serta membandingkan hasil wawancara penulis tersebut dengan isi atau dokumen yang berkaitan.

Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan).

2. Penyajian Data

Penyajian data (display data) dimasudkan agar lebih mempermudah bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data direduksi.

3. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi

Sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema, hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif.

Dalam tahapan untuk menarik kesimpulan dari katagori-katagori data yang telah direduksi dan disajikan untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir mampu menjawab permasalahan yang dihadapi. Tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi secara terus menerus, maka diperoleh kesimpulan yang bersifat grounded.

Dengan kata lain, setiap kesimpulan senantiasa akan selalu terus dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung yang melibatkan interpretasi peneliti.

(4)

SIMBOL (Jurnal Administrasi Publik dan Pemerintahan) : Vol.1, No.1 (Januari) 2022

23 C. TINJAUAN LITERATUR

Sistem pelayanan adalah suatu rangkaian yang saling kait-mengkait secara utuh membentuk kebulatan dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sebagai pengguna jasa dari pelayanan publik. Untuk itu dalam rangka memberikan kualitas pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Palu harus memperhatikan setiap tuntutan dari konsumen sebagai pengguna jasa dari pelayanan publik yang diselenggarakan.

Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) adalah kartu sebagai bukti diri (legitimasi) bagi setiap penduduk dalam wilayah Negara Republik Indonesia, dan e- KTP merupakan kartu identitas diri yang memberi kepastian hukum bagi seluruh warga masyarakat yang bertempat tinggal di wilayahnya, yang telah dikuatkan dan diakui oleh pejabat yang berwenang. Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan suatu rancangan atau suatu keputusan. Pengadaan program pelayanan pembuatan e-KTP adalah salah satu program yang wajib dilaksanakan oleh masing-masing daerah baik di kota maupun di daerah pedalaman, karena e- KTP merupakan syarat yang harus dimilki warna negara Indonesia.

Bentuk layanan yang diharapkan masyarakat dari pemerintah adalah ada kemudahan dalam pengurusan kepentingan dan mendapatkan pelayanan yang wajar, mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih, serta mendapatkan perlakuan yang jujur dan terbuka. Melalui aktivitas pelayanan yang efektif oleh pemerintah, maka akan berdampak positif bagi masyarakat. Penyelenggaraan urusan administrasi kependudukan masih banyak kendala dalam penerapannya.

Berbagai sistem telah dicobakan namun belum membuahkan hasil optimal.

Misalnya: adanya validitas data kependudukan yang akurat, dan terciptanya sistem pelayanan administrasi kependudukan yang susah diakses dan lambat pelayanannya Kekacauan sistem pelayanan administrasi kependudukan ini tidak lepas dari tidak terintegrasinya pelaksanaan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dengan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam akan layanan publik, maka pemerintah juga harus cepat tanggap dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Guna meningkatkan kualitas pelayaanan tersebut maka model yang digunakan dalam pelayanan masyarakat di Kecamatan Siberut Tengah pelayanan terpusat (Centralized services) pola pelayanan publik yang dilakukan oleh satu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinasi terhadap pelayanan instansi pemerintah lainya yang terkait bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan.

Bentuk pelayanan yang dilakukan yaitu pelayanan pemerintahan yang berkaitan dengan tugas-tugas umum pemerintah seperti pelayanan KTP dan pelayanan identitas kependudukan lainya. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam akan layanan publik, maka pemerintah juga harus cepat tanggap dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Guna meningkatkan kualitas pelayaanan tersebut maka model yang digunakan dalam pelayanan masyarakat di Kecamatan

(5)

SIMBOL (Jurnal Administrasi Publik dan Pemerintahan) : Vol.1, No.1 (Januari) 2022

24 Siberut Tengah pelayanan terpusat (Centralized services) pola pelayanan publik yang dilakukan oleh satu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinasi terhadap pelayanan instansi pemerintah lainya yang terkait bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan. Seperti wawancara bapak Jasti Onaralius, S.E, MM selaku Camat di Siberut Tengah. Wawancara pada tanggal 04 Februari 2019 mengatakan bahwa : Sistem pelayanan yang ada dalalam pembuatan e-KTP tersebut harus melalui prosedur yang ada seperti persiapan administrasi masyarakat, lalu kita juga punya kedisiplinan di kantor, lalu prosedur tersebut seperti pengambilan no antrian selesai itu tunggu panggilan dari staf yg bersangkutan, dan seterusnya. Artinya : bahwa sistem yang ada di Kecamatan Siberut Tengah masih kental yang dirasakan dan juga kedisiplinan dikantor juga sangat mendukung.

Peran dan fungsi Camat dalam pemerintahan adalah :

1. Sosialisasi kepada masyarakat untuk persiapan dalam pengurusan pembuatan E- KTP seperti perekaman, nama asli, KK dan hal-hal yang menyangkut persyaratan yang ada di balangko itu sendiri.

2. Melakukan pengawasan dalam pelayanan pembuatan e-KTP gunanya adalah supaya masyarakat yang kurang mengerti dalam pengisian balangko kita bisa mengarahkan mereka terkhusus yang buta huruf atau yang kurang jelas melihat.

Lalu bagaimana bentuk pengawasannya kita harus mencek kembali data maupun data dari komputer atau data yang masih dalam pembukuan kami.

3. Memberikan arahan kepada staf bidang pelayanan secara berulang-ulang supaya masyarakat paham walaupun sudah ada yang sudah selesai sesuai dengan prosedur bahkan persyratan pembuatan e-KTP tetapi tidak langsung saat itu juga selesai, kami juga butu waktu untuk mencetak kartu itu tersebut takut nanti ada yang salah pembuatan nama mereka.

Bentuk pelayanan ini dilakukan sesuai syarat dan prosedur yang berlaku dan di ikuti oleh masyarakat sesuai prosedur yang sudah ditentukan. Tetapi yang menjadi penghambat adalam pembuatan e-KTP kurangnya balangko yang di kirim oleh pemerintah pusat. Tetapi penulis menyakini bahwa pihak Kantor Kecamatan Siberut Tengah tentunya telah berupaya maksimal untuk dapat meningkatkan kinerja mereka dalam melayani masyarakat dalam hal proses pembuatan e-KTP.

Disisi lain yang menjadi faktor pendukung dalam pelayanan pembuatan e- KTP adalah kesiapan menunjukkan bahwa Kecamatan Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai berada pada tingkatan siap. Faktor yang menjadi pendukung kesiapan adalah kualitas Sumber daya manusia, jumlah sumber daya manusia, regulasi dan berbagai macam sosoalisasi yang telah dilkukan baik secara tertulis maupun lisan.

1. Faktor Pendukung

a. Waktu Pelayanan Pembuatan e-KTP

Kepastian waktu merupakan salah satu hal penting dalam suatu pelayanan publik. Hal itu dapat dijelaskan berdasarkan keakuratan data dan ketepatan waktu dalam terselesaikan proses pelayanan sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan. Berbicara dengan masalah waktu terutama dengan terkait Pelayanan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) di Kecamatan Siberut Tengah akan menjadi cacatan penting untuk mengukur

(6)

SIMBOL (Jurnal Administrasi Publik dan Pemerintahan) : Vol.1, No.1 (Januari) 2022

25 kepuasan masyarakat dalam pembuatan Kartu Penduduk Elektronik (e-KTP).

Untuk menentukan baik buruknya Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP), tentunya harus ada kepastian waktu yang jelas, sehingga layanan yang diberikan dapat terukur.

b. Perilaku Pelaksanaan dalam Pelayanan Pembuatan e-KTP

Salah satu indikator untuk mengukur kepuasan masyarakat dalam memberikan pelayanan publik dapat diukur dari segi perilaku pegawai tersebut dan bagaimana kinerjanya menjadi dasar penilaian masyarakat untuk mendapatkan kepuasan dalam pelayanan publik mengenai perilaku pegawai yang bertugas. Semua masyarakat menginginkan pelayanan yang baik dan tingkah laku seorang pegawai yang sopan dan ramah saat melayani masyarakat.

c. Kesalahan Dalam Penulisan di e-KTP

Dalam pencetakan e-KTP sering ditemukan kesalahan dalam penulisan nama, alamat, dan tanggal lahir. Hal itu membuat pegawai bekerja dua kali dan membuat pekerjaan yang lain tertunda sehingga pembuatan dan percetakan e- KTP menjadi lama.

2. Faktor Penghambat a. Sarana dan Prasarana

Salah satu kendala pembuatan e-KTP adalah alat perkaman percetakan yang ada di kantor Kecamatan Siberut Tengah sering rusak sehingga tidak bisa dilakukan perekaman e-KTP. Kerusakan sarana dan perasarana seperti alat perekam percetakan e-KTP membuat masyarakat terlambat memiliki e-KTP dibanding deerah lain yang memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan dekat dari perkotaan.

b. Ketersediaan dan Kualitas Blangko e-KTP

Ketersediaan blangko di Kecamatan Siberut Tengah masih sangat minim karena ketersedian blangko di dukcapil di pusat pemerintahan juga di tuapejat sering kehabisan stok sehingga kecamatan sulit mendapatkan blangko e-KTP. Banyak penduduk yang belum memperoleh e-KTP dan hanya digantikan dengan surat keterangan di kertas biasa yang mudah rusak, sobek bahkan hilang.

c. Listrik

Pada kantor Kecamatan Siberut Tengah listriknya belum ada sementara Listrik adalah salah satu motorik pelaksanaan perekaman percetakan e-KTP di Siberut Tengah. Berdasarkan ungkapan Bapak Derikson selaku kepala suku, dan mereka mengatakan bahwa : Dengan kondisi seperti itu, perekaman percetakan e-KTP dilakukan menggunakan genset. Penggunaan genset membutukan persediaan bensin yang banyak sedangkan pasokan bensin susah untuk didapatkan.

d. Jaringan Internet

Ketersediaan jaringan internet belum stabil sementara untuk pelayanan e- KTP sistemnya sangat bergantung akan sistem online untuk pengiriman data hasil perekaman, validasi hingga verifikasi data atas dugaan indentitas ganda e. Perlengkapan administrasi masyarakat yang lambat

(7)

SIMBOL (Jurnal Administrasi Publik dan Pemerintahan) : Vol.1, No.1 (Januari) 2022

26 Keterlabatan dalam pembuatan e-KTP tersebut karena lambatnya administrasi masyarakat untuk di serahkan kepada kantor guna untuk mengimput data. Sehingga pihak kecamatan harus menunggu berkas masyarakat yang belum siap atau belum lengkap.

E. KESIMPULAN

Waktu pelayanan pembuatan e-KTP di Kantor Kecamatan Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai masih terdapat masyarakat yang harus menunngu lama dalam penyelesaian kartu tanda penduduk(e-KTP) dikarenakan kurangnya ketersediaan blangko. Perilaku beberapa pegawai dalam pelayanan pembuatan e- KTP di Kantor Kecamatan Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai dirasakan kurang sopan terkesan kurang ramah. Hal tersebut kurang menyebabkan masyarakat mengelu perilaku pegawai dalam proses pembuatan e-KTP. Kendala dalam pelayanan pembuatan e-KTP di Kecamatan Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai kurang memadai seperti alat perekaman percetakan e-KTP yang sudah rusak, ketersediaan blangko e-KTP, listrik dan jaringan internet yang menghambat pelaksanaan pembuatan e-KTP. Sistem pelayanan yang dilakukan oleh Camat Siberut Tengah kepada masyarakat yang berkaitan dengan tugas-tugas pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Miru dan Sutarman Yudo. 2004. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta:

Rajawali Press

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Alfabeta Harbani, Pasolong. 2013. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: CV. Alfabeta

Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media

Hoffman; Bateson; John E.G. 1997. Managing Services Marketing. Orlando: Dryden Press

Nawawi, Hadari. 1998. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama

Usman, Husaini dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2008. Pengantar Statistik. Jakarta:

Bumi Aksara

Jatmiko, Dwi. 2012. Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dalam Meningkatkan Kepuasan Masyarakat (Studi di Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan). Semarang: Universitas 17 Agustus 1945

Ruswati. 2005. Efektivitas Pelayanan Publik (Pengaruh Disiplin dan Iklim Kerja

Terhadap Efektifitas Pelayanan Aparat Pemerintah Kelurahan di Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap). Purwokerto

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Standar Pelayanan Publik

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Pada sistem ini, lebih menghemat penggunaan pelarut karena ekstraksi terjadi berulang-ulang dengan pelarut yang sama dan diharapkan asam klorogenat dapat terekstrak

are introduced to them [12]. The travel and tourism experience of tourists and the ideas about tourism products start and end up with transportation. It is impossible to

Dari hasil analisis Chi Square dapat diketahui bahwa preferensi responden terhadap daging sapi di Kabupaten Dharmasraya adalah daging sapi yang mempunyai warna

Kebijakan swasembada daging sapi diharapkan berkurangnya ketergantungan impor sampai 10% (swasembada on trend ), sehingga mampu meningkatkan potensi sapi dalam

Deskripsi hasil pengolahan data Pengunaan Metode Peta Konsep untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah ...83.. Penerapan Pengunaan Metode

• Diharapkan kenaikan berat badan setelah kehamilan 20 minggu tidak terlalu banyak, tidak lebih dari 2 kg per bulan. Kenaikan berat badan yang terlalu banyak, dapat disebabkan

Pengertian rumah susun sederhana sewa, yang selanjutnya disebut rusunawa berdasarkan PERMEN No.14/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa adalah

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul