• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA/I SEMESTER II KEPERAWATAN. INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN TAHUN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA/I SEMESTER II KEPERAWATAN. INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN TAHUN 2018"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA/I SEMESTER II KEPERAWATAN

INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN TAHUN 2018

[email protected] Penulis : Yani Nuraeni (100314331) Pembimbing : Ns. Armi., S.Kep., M.Kep Penguji Utama : Ns. Yuli Erlina., S.Kep., M.Kes Penguji I : Ns. Mila Sartika., S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI NERS

ISNTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN CIKARANG BEKASI 2018

(2)

ABSTRAK

Latar Belakang : Sarapan atau makan pagi adalah makanan yang disantap pada pagi hari, waktu sarapan dimulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 10.00 pagi.

Sarapan dianjurkan menyantap makanan yang ringan bagi kerja perncernaan, sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang memiliki kadar serat tinggi dengan protein yang cukup namun dengan kadar lemak rendah. Selain itu, mengonsumsi protein dan kadar serat yang tinggi juga dapat membuat seseorang tetap merasa kenyang hingga waktu makan siang (Jetvig, 2010).

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh sarapan pagi terhadap konsentrasi belajar mahasiswa semester II keperawatan Institut Medika Drg. Suherman tahun 2018”.

Metode : Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen atau percobaan. Penelitian quasi eksperimen adalah suatu penelitian dengan melakukan percobaan (experiment) yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperiment tersebut (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini variable independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat sehingga tidak ada tindak lanjut (Nursalam, 2014).

Pada penelitian ini mahasiswa Institut Medika Drg. Suherman dinilai konsentrasi saat melakukan sarapan pagi.

Hasil Penelitian : Hasil analisis rata-rata tidak sarapan pagi tentang konsentrasi belajar adalah 7,00 dengan standar deviasi 0,739. Pada sarapan pagi didapatkan rata- rata tingkat konsentrasi adalah 8,25 dengan standar deviasi 0,754. Terlihat nilai mean perbedaan antara tidak sarapan pagi dan sarapan pagi terhadap konsentrasi belajar

(3)

adalah -1,250 dengan standar deviasi 0,305. Hasil uji statistik didapatkan p = 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara tidak sarapan pagi dengan sarapan pagi terhadap konsentrasi belajar.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil yang ditemukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan pengaruh sarapan pagi terhadap konsentrasi belajar mahasiswa semester II Keperawatan Institut Medika Drg.

Suherman.

Kata Kunci : Sarapan, Pengaruh , Konsentrasi.

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan perubahan atau peralihan dari masa kanak–kanak

ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial.

Pada umumnya masa remaja dimulai pada usia 10 – 13 tahun

(4)

berakhir pada usia 18 – 22 tahun.

Banyak remaja memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi.

Mereka sering menggantikan makan pagi dengan makan siang yang berlebih atau memakan makanan kecil yang tinggi lemak dan kalori dalam jumlah yang relatif banyak.

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015 proposi pemenuhan zat-zat gizi dalam sehari berasal dari sarapan memberikan 14%, makan siang memberikan 44%, makan selingan memberikan 14%

(masing-masing 7% untuk selingan pagi dan sore) dan makan malam memeberikan 28%. Jika tidak ada makanan selingan di pagi hari, proporsi sarapan adalah 20% dari kebutuhan zat gizi dalam sehari.

Jumlah ini tentu bukan merupakan nilai mutlak, tetapi tergantung pula pada faktor umur, tinggi dan berat badan maupun aktivitas yang dilakukan sehari-hari.

Makan pagi sering disebut sebagai sarapan, sarapan adalah konsumsi makanan pertama kali dalam satu hari pada seseorang.

Di seluruh dunia, kurang lebih terdapat 20 – 30% baik anak – anak maupun orang dewasa tidak sarapan. Menurut kementerian kesehatan RI pada pedoman gizi seimbang banyak masyarakat Indonesia yang belum membiasakan sarapan. Sarapan diketahui sebagai konsumsi makanan pertama yang berperan menyediakan energi bagi otak dan dapat meningkatkan kemampuan dalam proses

(5)

pembelajaran. Sarapan yang baik terdiri dari pangan karbohidrat, pangan lauk – pauk, sayur – sayuran, buah – buahan, dan minuman. Keanekaragaman lima kelompok jenis pangan setiap hari atau setiap kali makan ini sangat penting, karena mempengaruhi mutu atau kualitas gizi. (Kementrian Kesehatan RI, 2014)

Sarapan yang berkualitas, harus memenuhi gizi yang seimbang sehingga sarapan sangat penting bagi remaja karena sarapan berfungsi sebagai sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar, dan melakukan aktivitas secara optimal. Sarapan akan menyebabkan kadar gula darah kembali normal setelah 8—10 jam tidak makan. Hasil analisis

data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, masih banyak anak yang tidak terbiasa sarapan sehat, yaitu sekitar 35000 anak usia sekolah (26.1%) yang hanya sarapan dengan air minum dan 44.6% asupan energi dari sarapan kurang dari 15%

AKG energi.(Riskesdas, 2010).

Pada suatu studi tentang sarapan, Drajat Martianto, PhD.

Pakar gizi dari Institute Pertanian Bogor (IPB), menjelaskan, sarapan yang tidak memadai, memungkinkan terjadi hipoglikemia yaitu rendahnya kadar gula dalam darah. Hal ini dapat mengakibatkan turunya tingkat konsentrasi belajar.

Konsentrasi merupakan kemampuan seseorang dalam memusatkan perhatian pada satu hal atau objek tertentu, dalam

(6)

waktu relatif lama. Kemampuan berkonsentrasi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, khususnya pada jejang pendidikan tinggi dan profesi.

Secara tidak langsung, hal tersebut dapat mempengaruhi hasil pembelajaran atau pekerjaan. Mahasiswa keperawatan merupakan salah satu contoh yang membutuhkan konsentrasi tinggi dalam

melaksanakan proses

pembelajaran. Pendidikan keperawatan memiliki peran yang sangat strategis dalam mencetak tenaga keperawatan berkualitas. Perawat berkualitas akan memberikan pelayana kesehatan yang berkualitas pada masyarakat, dan tentunya perawat tersebut merupakan hasil didikan dari lembaga pendidikan

keperawatan yang berkualitas pula. (Susanto, 2014).

Mahasiswa keperawatan dituntut untuk siap baik secara mental, fisik, rohani maupun jasmani, untuk menempuh pendidikan keperawatan sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Kesiapan fisik termasuk konsentrasi merupakan hal yang berperan besar dalam menjalani kegiatan belajar di keperawatan. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi yaitu sarapan. (Harjati, 2012)

Menurut Arnelia (2015) perilaku makan remaja sangat khas dan berbeda dibandingkan usia lainnya, yaitu : (a) tidak makan terutama makan pagi atau sarapan (b) kegemaran makan snacks dan kembang gula serta softdrink. Snacks (makan kecil)

(7)

umumnya dikonsumsi pada waktu sore hari setelah pulang sekolah. (c) makan cepat saji sangat digemari, baik yang langsung dibeli atau makanan yang dibawa dari rumah.

Makanan modern ini dikonsumsi sebagai bagian dari life style (gaya hidup). Makanan ini mengandung zat gizi yang tinggi energi, lemak, serta protein. (d) gemar mengkonsumsi minuman ringan (soft drinks).

Banyak mahasiswa

keperawatan sering melewatkan sarapan. Penelitian Dogbe dan Abaidoo tentang sarapan pada mahasiswa pre-klinis dan klinis di University of Ghama Medical School menunjukan hasil bahwa total mahasiswa yang melewatkan sarapan sebesar 71,92% dengan proposi 76,62%

adalah mahasiswa pre-klinis, sedangkang 67,48% mahasiswa klinis. Hal-hal yang sering menjadi alasan meliputi masalah finansial, sudah terbiasa, dan keterbatasan waktu yang tersedia baik untuk sarapan maupun untuk menyiapkannya karena kegiatan yang padat.

Hampir 50% remaja terutama remaja akhir tidak sarapan.

Penelitian lain juga membuktikan masih banyak remaja (89%) yang menyakini kalau sarapan pagi memang penting. Mereka yang sarapan secara teratur hanya 60%. Remaja putri malah melewati dua kali waktu makan dan lebih memilih kudapan.

Sarapan memyumbang 15 – 30%

pemenuhan kalori dari kebutuhan sehari. Sangat disayangkan sebesar 26,1% anak Indonesia

(8)

hanya mengonsumsi minuman (air putih, teh, atau susu) dan sekitar 44,6% yang kurang atau bahkan tidak sarapan. Banyak masyarakat Indonesia terutama anak – anak, remaja dan dewasa yang beranggapan salah mengenai sarapan, mereka mengira hanya mengonsumsi air putih, teh, kopi, susu, atau sepotong kue kecil untuk sarapan. Selain itu makan pada jam 10 pagi atau jam istirahat sekolah atau kerja dianggap sebagai sarapan. (Adriam M, 2012).

Hasil penelitian widodo tahun 2015 yang membahas tentang pengaruh sarapan pagi terhadap skor konsentrasi pada mahasiswa kedokteran UNSOED. Peneliti melibatkan mahasiswa kedokteran angkatan

2013 berjumlah 34 orang, menunjukan hasil adanya hubungan signifikan antara kebiasan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar. Didapatkan hasil skor konsentrasi tidak sarapan 65,9 ± 8,6 yang dikategorikan sebagai konsentrasi sedang dan skor konsentrasi yang sarapan 7,5 ± 8,6 yang dikategorikan sebagai konsentrasi cukup baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didukungan dengan hasil penelitian Widodo, Wardoyo, Suntari, dan Widiniah dapat disimpulkan terdapat pengaruh sarapan pagi terhadap konsentrasi belajar pada mahasiswa/i.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut

(9)

tentang Pengaruh Sarapan Pagi Terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa/i Semester II Keperawatan Institut Medika Drg. Suherman Tahun 2018.

A. Konsentrasi Belajar

1. Hakikat Konsentrasi

Menurut asal katanya, konsentrasi atau concentrate (kata kerja) berarti memusatkan, dan dalam bentuk kata bentuk kata benda, concentration artinya pemusatan. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran pada suatu hal dengan cara menyampingkan hal-hal lain yang tidak berhubungan. Siswa yang berkonsentrasi belajar dapat diamati dari beberapa tingkah lakunya ketika proses belajar mengajar.

2. Pengertian Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, yang artinya belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil.

Belajar tidak hanya mengingat akan tetapi mengalami.

3. Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar adalah terpusatnya perhatian siswa pada proses pembelajaran yang berlangsung tanpa melakukan hal-hal lain. Menurut Dimyati dan Mudjiono, “Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya.”Jika seorang siswa tidak dapat berkonsentrasi

(10)

dalam belajar, bisa jadi ia tidak dapat menikmati proses belajar yang dilakukannya.

4. Tes Army Alpha

Tes army alpha bertujuan untuk mengukur tingkat kecerdasan, ketelitian dan konsentrasi seseorang. Bentuk tes army alpha adalah pilihan berganda (multiple choice), namun tidak sedikit para peserta psikotes yang tidak mampu menyelesaikan secara tuntas dalam pengisian soal-soal psikotes ini karena para peserta tidak paham dengan cara pengisiannya sehingga mereka kehabisan waktu. Sebenarnya hal tersebut dapat kita hindari jika kita mampu mengenal lebih dekat soal-soal psikotes dan dengan sering kita berlatih mengisi soal-soal psikotes tes

army alpha tentu peluang lulus semakin besar jika dibandingkan dengan orang tidak mengenal soal psikotes tes army alpha.

5. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Konsentrasi Belajar

Faktor-faktor pendukung konsentrasi belajar seorang siswa dipengaruhi oleh 2 faktor yakni:

a. Faktor internal

Faktor internal adalah sesuatu hal yang berada dalam diri seseorang. Beberapa factor internal pendukung konsestrasi belajar adalah 1) Jasmani : (a) kondisi badan yang normal menurut standar kesehatan atau bebas dari penyakit yang serius, (b) kondisi badan di atas normal atau fit akan lebih menunjang konsentrasi, (c) cukup tidur dan istirahat, (d) cukup makan dan minum serta makanan yang dikonsumsi memenuhi standar gizi untuk hidup sehat.

(11)

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal berarti hal- hal yang berada di luar diri seseorang atau dapat dikatakan hal-hal yang berada di sekitar lingkungan.

Beberapa factor eksternal yang mempengaruhi belajar adalah:

1. Lingkungan : terbebas dari berbagai suara yang keras dan bising sehingga mengganggu ketenangan.

Udara sekitar harus cukup nyaman, bebas dari polusi dan bau yang mengganggu.

2. Penerangan harus cukup agar tidak mengganggu penglihatan.

3. Orang-orang di sekitar harus mendukung suasana tenang apalagi lingkungan

tersebut merupakan lingkungan belajar. Selain faktor pendukung, ada juga faktor penghambat konsentrasi belajar.

B. Konsep Sarapan

1. Pengertian sarapan

Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik.

Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan makanan (Almatsier,2004).

2. Manfaat Sarapan Pagi

Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang.

Bagi orang dewasa, sarapan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh saat bekerja dan

(12)

meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik (Khomsan, 2010).

3. Jenis makanan dan minuman.

Jenis makanan dan minuman untuk sarapan yang baik menurut adalah roti dan susu, makanan sepinggan seperti bubur ayam, nasi uduk, nasi goreng, dan sarapan lengkap seperti nasi, lauk pauk, sayur, dan minuman. Dapat menilai bahwa selama ini sarapannya sudah menyehatkan, dengan manyatakan makanannya mengandung energi dan zat gizi, sarapannya lengkap sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna, sarapannya bervariasi, higienis,

dan banyak mengandung karbohidrat.

4. Peranan dan manfaat sarapan

Sarapan penting untuk menjaga kesehatan, mencegah sakit, agar tidak lemas, menyediakan energi dan zat gizi, meningkatkan konsentrasi, serta mencegah kegemukan. Efek yang dirasakan setelah melakukan sarapan, menyatakan lebih aktif, tidak merasa lapar, tidak lemas, segar, dan tidak nyeri lambung, mudah menerima pelajaran, tidak mudah mengantuk, stamina lebih baik, dan tidak pusing.

5. Alasan tidak sarapan dan dampaknya

Pernah tidak sarapan karena kesiangan atau terlambat bangun pagi, tidak sempat atau terburu- buru, malas, tidak ada nafsu

(13)

makan dan tidak merasa lapar.

Dampak ketika tidak sarapan adalah nyeri lambung, mudah mengantuk, lemas, pusing, sulit mengerti atau menerima pelajaran, pingsan, mudah, lupa dan keluar keringat dingin.

6. Waktu sarapan

Setiap hari sekolah sebaiknya melakukan sarapan, namun apabila setiap hari libur ada yang melakukan sarapan ada juga tidak.sebaiknya waktu sarapan pada pukul 07.00—

10.00, pukul 06.00—07.00, dan pada pukul 05.00—06.00.

KERANGKA KONSEP

METODE

Penulis menggunakan metode penelitian ini adalah quasi eksperimen atau percobaan. Penelitian quasi eksperimen adalah suatu penelitian dengan melakukan percobaan (experiment) yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperiment tersebut (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini variable independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat sehingga tidak ada tindak lanjut (Nursalam, 2014).

Pada penelitian ini mahasiswa Institut Medika Drg. Suherman dinilai konsentrasi saat melakukan sarapan pagi.

Hasil uji statistik didapatkan p = 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara tidak sarapan pagi dengan sarapan pagi terhadap konsentrasi belajar.

Sarapan pagi

Konsentrasi

Belajar

- Jumlah /

banyaknya sarapan - Jenis makanan

(14)

KESIMPULAN

Karakteristik yang dilakukan bahwa jenis kelamin mahasiswa semester II lebih dari setengahnya berjenis kelamin perempuan sebanyak 58,3%, dan sebagian besar berusia 19 tahun (remaja akhir) sebanyak 62,5%.

Hasil persentase mahasiswa semester II Keperawatan sebagian besar mengkonsumsi jenis sarapan nasi uduk sebanyak 20,8%, dan jumlah mahasiswa yang melakukan sarpan sebanyak 50%.

Hasil analisis didapatkan rata-rata nilai konsentrasi 7 – 8 dikategorikan konsentrasi Ssedang sebanyak 37,5% - 41,5%, dan nilai konsentrasi 9 dikategorikan konsentrasi baik sebanyak 20,8%.

Nilai mean perbedaan antara tingkat pengetahuan tidak sarapan pagi dan sarapan pagi terhadap konsentrasi belajar adalah - 1,250 dengan standar deviasi 0,305. Hasil uji statistik didapatkan p = 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan

antara tidak sarapan pagi dengan sarapan pagi terhadap konsentrasi belajar.

SARAN

1. Remaja (Responden)

Membantu remaja dalam menerapakan kebiasaan sarapan pagi melalui media informasi yang didapat oleh remaja tentang pentingnya kebiasaan sarapan pagi untuk kesehatan dan konsentrasi belajar.

2. Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi literatur pada perpustakaan mengenai permasalahan yang dihapai oleh remaja. Brosur, leaflet (sumber) untuk mengingatkan dan memotivasi mahasiswa agar terbiasa sarapan pagi.

3. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan dasar untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan untuk menilai pengaruh jangka panjang/kronik

(15)

sarapan maupun melewatkannya, komposisi dan jumlah kalori yang tepat bagi kinerja otak yang optimal dalam pembelajaran maupun pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Adnyani, Gunahariati NN, Triyani.

Hubungan status gizi dengan siklus a. menstruasi pada remaja putri

kelas x di sma pgri 4 denpasar [serial online] 2012 [cited 2014 Nov 17];[2].

Available from: URL:

http://ojs.unud.ac.id/index.ph p/coping/article/

download/6126/4617

2. Adolphus K, Lawton CL, Dye, Louise.

2013. The Effects of Breakfast on a. Behavior and Academic

Performance in Children and Adolescents.Human

Neurosscience;7

3. Almatsier S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

4. Almatsier S.Prinsip dasar ilmu gizi.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;

2010.

a. 14. Hartati, Sri N. Pengaruh sarapan terhadap fungsi kognitif [serial online] 2009 [cited 2014 Nov 17];[8-9].

5. Andriyani T. Promosi kesehatan remja [serial online] 2011 [cited 2014 Sep 16];

a. [1-2].Availablefrom: URL:

https://www.academia.edu/66 69680/PROMKE

b. S_REMAJA

6. Bagwel, ES. Relationship between breakfast and school performance.

a. [online]. 2008 [cited 2014 Seo 16]; Available from:

URL:

http://clearinghouse.missouri western.edu/ma

nuscripts/202.asp

7. Dogbe EMA, Abaidoo B. 2014. Breakfast Eating Habits Among

a. Medical Students.Ghana Medical Journal; 48(2)

8. Elnovriza D, Yenrina R, Bachtiar H.

Faktor-faktor yang berhubungan a. dengan tingkat asupan zat

gizi mahasiswa universitas andalas yang berdomisili di asrama mahasiswa [serial online] [cited 2014 nov 15];[6]. Available from:

URL:

Mayhttp://repository.unand.a c.id/648/

9. Gajre NS, Fernandez S, Balakrishna N, Vazir S. 2008. Breakfast Eating

a. Habit and its Influence on Attention-concentration, Immediate Memory and School Achievement. Indian Pediatric Journal

(16)

10. Https

://en.m.wikipedia.org/wiki/Army_Alpha

11. Kementerian Kesehatan RI. 2014.

Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta:

a. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

12. Khomsan A. 2006. Solusi Makanan Sehat. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

13. Kresnanda KB. 2011. Pengaruh Minuman Isotonik Bervitamin Terhadap a. Daya Konsentrasi Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Diponegoro Angkatan 2007. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang

14. Khomsan A. Peranan pangan dan gizi untuk kualitas hidup. Jakarta: PT a. Gramedia Widiasarana

Indonesia; 2004.

15. Lestari, Tri RP. 2012. Kebijakan Pendidikan Kedokteran di Indonesia.

Jakarta:

a. Info Kesejahteraan Sosial; Vol.

IV, No. 08/II/P3DI/2012.

Available at:

http://berkas.dpr.go.id/pengkaj ian/files/info_singkat/Info%20Si ngkat-IV-8-II-P3DI-April-2012- 27.pdf

16. Martianto, D. Kalau mau sehat jangan tinggalkan kebiasaan sarapan pagi.

a. [online]. 2006 [cited 2014 Agu 27]; Available from:

URL:

http://202.155.15.208/suplem en/cetak_detail.

asp?mid=2&id=256022&kat _id=105&ka__id1= 150

17. Nofirna, D. Pentingnya sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di sekolah

a. dasar [serial online] 2013 [cited 2014 Nov 15];[1-7].

Available from: URL:

http://www.slideshare.net/zil qa19/artikel-ilmiah-non- penelitian

18. Notoatmodjo, S. (2014). Metodologi penelitian kesehatan. jakarta: Rineka cipta.

19. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.

20. Perdana F, Hardiansyah. Analisis jenis, jumlah, dan mutu gizi konsumsi

21. Prabowo YSB. 2011. Hubungan antara Kebiasaan Sarapan Pagi dengan

a. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa Tingkat III Fakultas Kedokteran UPN “Veteran”

Jakarta Tahun Ajaran 2010-

(17)

2011.Skripsi UPN Veteran, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

5.4 Hasil Analisa Pengaruh Sarapan Sehat Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah 06 Dau, Malang .... 6.1 Interpretasi dan Diskusi

Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara status gizi dan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar anak di SD Muhammadiyah 16 Surakarta.. Kata Kunci : Status gizi,

Makan pagi atau sarapan pagi mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi anak sekolah, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan atensi dan penurunan konsentrasi secara subyektif antara siswa yang sarapan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan atensi dan penurunan konsentrasi secara subyektif antara siswa yang sarapan dan

sarapan pagi dengan konsentrasi belajar siswa siswi kelas 3, 4. dan 5 di SDN Bringin 03

HUBUNGAN ANTARA SARAPAN PAGI DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SISWI KELAS 3,4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI BRINGIN 03 KECAMATAN BRINGIN. Hasil Wawancara Dengan Beberapa

Selama menyelesaikan skripsi yang berjudul HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN KONSENTRASI BELAJAR PADA SISWA SMK KESEHATAN NUR MEDIKA SURABAYA.. Tujuan dari