12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh (Rusdianto dan Wibowo, 2014) dengan judul “Pengaruh FIFA WORLD CUP Pada return pasar di bursa efek indonesia, Malaysia, tiongkok, korea selatan dan jepang periode 2002, 2004, 2006, 2010, 2014”. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh FIFA World Cup pada return pasar di Bursa Efek indonesia, Malaysia, tiongkok, korea selatan dan jepang. Analisis data yang digunakan adalah Model Garch (p,q). Hasil dari penelitian ini menemukan adanya pengaruh FIFA World Cup pada return pasar di Bursa Efek Jepang tahun 2014, Malaysia tahun 2010, Indonesia tahun 2006 dan pada periode event Piala Dunia tahun 2002 hampir semua bursa yang diteliti terpengaruh akan adanya peristiwa FIFA World Cup selain bursa efek Malaysia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa FIFA World Cup dapat mempengaruhi return pasar di bursa efek suatu negara.
(Tandiono dan Esra, 2017) melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Perbedaan Pengembalian Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengaruh Liburan Pada Perusahaan Indeks Lq-45 Periode 2012-2016“. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan return saham yang signifikan dimana rata-rata return rate sebelum efek liburan lebih rendah dibandingkan setelah efek liburan. Sedangkan hasil
penelitian volume perdagangan menunjukkan tidak ada perbedaan nilai volume perdagangan baik sebelum maupun sesudah hari raya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa holiday effect berpengaruh terhadap return saham, namun tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.
(Rahma, Elfiswandi dan Putri, 2017) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Right Issue”. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan pada return saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah right issue pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 s/d 2015 guna sebagai alternatif dalam mengambil keputusan berinvestasi di Pasar Modal. Metode analisis data yang digunakan adalah Uji normalitas Kolmogrof Smirnov dan Paired Sample T- Test. Hasil penelitian berdasarkan uji Paired Sample T-Test terhadapt return saham adalah tidak adanya perbedaan yang signifikan antara return saham sebelum dan sesudah right issue. Untuk hasil uji Paired Sample T-Test pada volume perdagangan adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah right issue.
(Hadi dan Mediyawati, 2020) melakukan penelitian dengan judul “Uji Event Studies: Dampak Peristiwa Aksi Bela Islam (Aksi 212) Terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji teori efficiency market hypothesis dalam pasar bentuk lemah lewat event studies. Hasil pengujian hipotesis pertama bahwa terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah aksi 212 adalah signifikan diterima. Sementara, hipotesis kedua bahwa terdapat perbedaan
rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah aksi 212 menghasilkan tidak signifikan (ditolak). Hasil pengujian hipotesis tersebut menunjukkan bahwa investor merespon aksi 212 dalam bentuk volatilitas harga saham sehingga abnormal return secara nyata berbeda sesudah dan sebelum aksi 212. Bentuk respons tersebut juga ditunjukkan dengan sikap wait and see, sehingga aktive Trading sekitar tanggal aksi 212 dan sesudah aksi 212 cenderung menurun atau stagnan.
(Göker, Eren dan Karaca, 2020) melakukan penelitan yang berjudul
“The Impact of the COVID-19 (Coronavirus) on The Borsa Istanbul Sector Index Returns: An Event Study COVID-19”. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis dampak wabah COVID-19 terhadap return indeks sektor Borsa Istanbul. Penelitian ini mengungkap dampak pandemi secara sektoral. Data dari 26 sektor di BIST yang dianalisis dengan event study menyataka bahwa sebagian besar sektor memiliki pengembalian abnormal kumulatif negatif (CAAR). Dalam beberapa periode, terlihat bahwa hanya sedikit sektor yang memiliki CAAR positif. Meskipun tingkat pengembalian abnormal bervariasi menurut event study yang berbeda, kerugian tertinggi ditemukan di sektor Olahraga, Pariwisata, dan Transportasi.
(Sambuari, Saerang dan Maramis, 2020) melakukan penelitian dengan judul “Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Virus Corona (Covid-19) Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan informasi atas peristiwa pengumuman kasus pertama Virus Corona (COVID-19) di Indonesia, serta perbedaan abnormal return, frekuensi perdagangan, dan
market capitalization sebelum dan setelah peristiwa. Hasil penelitian menunjukan peristiwa ini tidak mengandung informasi yang menyebabkan pasar tidak bereaksi. Hal ini dibuktikan dengan tidak terdapatnya hasil signifikan dalam uji harian pada tiga indikator. Dan pada hasil uji gabungan abnormal return dan uji gabungan market capitalization diperoleh hasil yang tidak signifikan. Namun hasil uji gabungan frekuensi perdagangan menunjukan adanya perbedaan signifikan, yang artinya terjadi kepanikan pasar terhadap aktivitas perdagangan setelah peristiwa, sehingga adanya perbedaan frekuensi sebelum dan setelah peristiwa dari segi transaksi perdagangan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Khoiriah, Amin dan Kartikasari, 2020) dengan judul “Pengaruh Sebelum Dan Saat Adanya Pandemi Covid-19 Terhadap Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2020” bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh dari adanya Pandemi Covid-19 terhadap 45 saham teratas (LQ-45) yang terdaftar di BEI. Hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum dan sesudah adanya Pandemi Covid-19 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap saham LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2020. Hasil pengujian menggunakan Paired Samples T-Test menunjukkan bahwa variabel average abnormal return (AAR) antara sebelum dan saat peristiwa pandemi covid-19 berpengaruh secara signifikan signifikan. Sedangkan variabel Average trading volume activity (ATVA) menunjukkan pengaruh yang signifikan positif antara sebelum dan saat pandemi covid-19.
B. Landasan Teori
1. Signalling Theory
Terjadinya asimetris informasi atau kondisi dimana jika ada salah satu pihak memiliki lebih banyak informasi dari pihak yang lain. Kondisi asimetris infomasi menyebabkan para investor akan kesulitan dalam membedakan perusahan yang berkualitas baik dengan perusahaan yang berkualitas kurang baik. Asimetris informasi juga dapat mempengaruhi para invetor dalam memilih sebuah perusahaan untuk melakukan invetasi.
Oleh karena itu guna mengindari adanya asimetris infomasi diperlukanlah signaling theory yang menjelaskan tentang bagaimana seharusnya perusahaan dapat memberikan sinyal atau informasi kepada para investor guna mengurangi adanya asimetris informasi sehingga sinyal atau informasi yang didapatkan akan sama satu sama lain.
Menurut (Suwardjono, 2010) signal theory merupakan sinyal infomasi yang dibutuhkan bagi investor guna mempertimbangkan dan menentukan apakah para investor akan menanamkan sahamnya atau tidak pada perusahaan dipilih. Signaling theory menitik beratkan pada pentingnya infomasi yang disampaikan oleh perusahaan kepada keputusan investasi bagi pihak lain. Sebuah informasi memiliki unsur penting bagi pelaku bisnis karena umumnya informasi akan menyajikan tentang gambaran catatan, bahkan keterangan keadaan dimasa lalu, sekarang, maupun dimasa yang akan datang sebuah perusahaan. Infomasi yang akurat, lengkap, dan relevan sangat diperlukan bagi para investor dipasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan yang tepat untuk melakukan investasi.
Menurut (Hartono, 2015), informasi yang disampaikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi.
2. Pasar Modal
2.1 Pengertian Pasar Modal
Menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Pasar modal (capital market) merupakan pasar berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham), reksa
dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.
Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya (Darmadji dan Fakhrudd, 2001).
Secara umum pasar modal merupakan pasar jangka panjang bagi penjual dan pembeli baik itu perorangan, perusahaan, maupun pemerintah dengan instrument keuangan yang dijualbelikan atau kata lain pasar modal juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber dana bagi sebuah perusahaan dan sebagai sarana investasi
2.2 Fungsi Pasar Modal
(Tandelilin, 2001), menyatakan ada dua fungsi pasar utama pasar modal yaitu :
Sebagai lembaga perantara yang memiliki peran penting untuk menunjang perekonomian karena pasar modal bisa menghubungkan pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana.
Mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien karena dengan adanya pasar modal maka investor bisa memilih alternatif investasi yang memberikan return yang optimal.
Sedangkan (Sunariyah, 2006), menyatakan fungsi pasar modal secara lebih luas dalam suatu negara yaitu:
Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang akan diperjual belikan.
Memberikan kesempatan pada para investor untuk menentukan hasil yang diharapkan.
Memberikan kesempatan pada para investor untuk menjual kembali saham atau surat berharga lainnya yang dimilikinya.
Memberikan kesempatan paa masyarakat untukberpartisipasi dalam perkembangan perekonomian.
Mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Di Pasar Modal Menurut (Husna, 2003) keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh supply dan demand. Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan di pasar modal antara lain:
a. Supply Sekuritas
Artinya perusahaan-perusahan harus mulai berani untuk menerbitkan sekuritas di pasar modal.
b. Demand akan sekuritas
Banyak pihak yang mengalami kelebihan dana dan memilih untuk menggunakan dananya dalam bidang investasi seperti membeli sekuritas-seuritas yang ditawarkan pasda pasar modal.
Para pembeli sekuritas biasanya berasal dari individu, perusahaan non-keuangan, maupun lembaga-lembaga keuangan. Maka income per capita suatu negara dipengaruhi oleh besar kecilnya
demand akan sekuritas.
c. Kondisi Politik dan Ekonomi
Kondisi politik yang stabil akan membantu pertumbuhan ekonomi yang akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas.
d. Masalah Hukum dan Peraturan
Informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan penerbit sekuritas merupakan informasi yang sangat dibutuhkan oleh para pembeli sekuritas. Kecepatan, kelengkapan dan kebenaran dari sebuah informasi sangatlah penting Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan.
e. Keberadaan Lembaga Yang Mengatur dan Mengawasi Kegiatan Pasar Modal
Kegiatan dipasar modal pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemilik dana dan pihak yang memerlukan dana secara langsung. Dengan demikian maka peran informasi yang dapat diandalkan kebenarannya dan cepat tersedianya menjadi sangat penting. Disamping hal tersebut transaksi harus dapat dilakukan dengan efisien dan dapat diandalkan. Diperlukan berbagai lembaga dan profesi yang dapat menjamin persyaratan- persyaratan tersebut dipenuhi.
3. Return Saham
Tujuan utama kegiatan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan. Dalam investasi pada pasar modal keuntungan yang didapatkan dalam kegiatan investasi dikenal dengan istilah return saham. Return saham sendiri merupakan salah satu factor yang dapat memotivasi bagi para investor dalam berinvestasi dan merupakan imbalan yang didapatkan oleh investor atas keberanian dalam menanggung resiko yang mungkin muncul sesudah melakukan investasi (Tandelilin, 2001)
Menurut (Samsul, 2016), return adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss.
Menurut (Brigham dan Houston, 2006), return atau tingkat pengembalian adalah selisih antara jumlah yang diterima dan jumlah yang diinvestasikan, dibagi dengan jumlah yang diinvestasikan.
Menurut (Jogiyanto, 2009) return saham dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Return realisasian
Return realisasi (realized return) merupakan return yang sudah terjadi (berupa capital gain) yang dihitung berdasarkan data historis.
Return ini bisa digunakan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return realisasi digunakan untuk menganalisis yang didapatkan dari investasi yang didapatkan dari menghitung selisih
harga saham individual periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden, dapat ditulis dengan rumus:
𝑅𝑖,𝑡 =𝑃𝑖,𝑡− 𝑃𝑖,𝑡−1 𝑃𝑖,𝑡−1 Dimana:
Ri,t = Return Saham i pada waktu t Pi,t = Harga Saham i pada periode t Pit-1 = Harga Saham pada i periode t-1 2) Return ekspektasian
return ekspektasi (expected return) merupakan return yang belum terjadi atau return yang diharapkan di masa mendatang berupa deviden dan masih bersifat tidak pasti. Adapun perhitungan Expected return menurut Brown dan Waren yaitu :
E(Rit) = Rmt Dimana:
E(Rit)= Tingkat keuntungan saham yang diharapkan pada hari ke t Rmt = Tingkat keuntungan pasar pada periode t
Capital gain sendiri merupakan besaran saham yang bisa memberikan keuntungan bagi investor. Sedangkan dividen merupakan sebagian laba perusahaan yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang sahamnya berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Selain itu, pembagian deviden ditentukan setelah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Bisara dan Amanah, 2015). Investor akan berinvestasi pada emiten yang menjajikan return yang tinggi dengan resiko yang rendah. Sehingga
dikatakan bahwa return adalah salah satu faktor yang memotivasi investor dalam berinvestasi.
4. Volume Perdagangan
Volume perdagangan atau dikenal dengan istilah Trading Volume Activity (TVA) merupakan banyaknya lembar saham yang dijualbelikan di
pasar modal pada waktu tertentu. Bagi investor volume perdagangan saham adalah salah satu hal yang terpenting. Hal ini karena volume perdagangan saham dapat menggambarkan kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal. Bagi investor, sebelum melakukan investasi atau penanaman modal hal terpenting adalah tingkat likuiditas suatu efek (Wiyani dan Wijayanto, 2005).
Menurut (Taslim dan Wijayanto, 2016) volume perdagangan yang besar menunjukkan bahwa saham sangat diminati oleh investor. Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indikator aktivitas volume perdagangan atau trading volume activity (TVA). Trading volume activity (TVA) merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal (Shobriati, Darminto dan Endang, 2013)
Untuk mengetahui besarnya volume perdagangan dengan mencari jumlah saham yang diperdagangkan dalam periode tertentu dibagi dengan jumlah saham yang beredar (listing) (Jogiyanto, 1998). Volume perdagangan mencerminkan kekuatan antara supply dan demand yang
merupakan manifestasi dari tingkah laku investor. Dengan naiknya volume perdagangan maka keadaan pasar dapat dikatakan menguat, demikian pula sebaliknya (Ang, 1997).
Saham yang aktif perdagangannya sudah pasti memiliki volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume yang besar akan menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia dan Swaminathan, 2000).
Sementara penelitian yang diakukan oleh (Lee, Chen dan Rui, 2001) menunjukkan bahwa volume perdagangan positif signifikan terhadap return saham.
C. Kerangka pemikiran
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis:
H1 = Diduga terdapat reaksi pasar terhadap return saham sebelum dan sesudah pengumuman pandemic global covid-19 pada perusahaan sub sector makanan dan minuman di Indonesia.
H2 = Diduga terdapat reaksi pasar terhadap trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman pandemic global covid-19 pada perusahaan sub sector makanan dan minuman di di Indonesia.
H3 = Diduga terdapat reaksi pasar terhadap perbedaan return saham sebelum dan sesudah pengumuman pandemic global covid-19 pada perusahaan sub sector makanan dan minuman di di Turki.
Pengumuman Pandemi Covid-19
Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman
Returm saham sebelum dan sesudah pengumuman pandemic
Covid-19
Volume perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman pandemic
Covid-19
H4 = Diduga terdapat reaksi pasar terhadap perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman pandemic global covid-19 pada perusahaan sub sector makanan dan minuman di Turki.