• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BAHAN ALAM PADA KELOMPOK B TK BUNDA YANI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BAHAN ALAM PADA KELOMPOK B TK BUNDA YANI SKRIPSI"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BAHAN ALAM PADA

KELOMPOK B TK BUNDA YANI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh CAHYANI NIM 105450001215

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

Motto Dan Peruntuhkan

“ seperti halnya matematika perlu adanya penyelesaian,begitupun pada setiap masalah dalam kehidupan”

(Cahyani,2020)

Kuperuntuhkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, kakek dan nenek, saudaraku, keluarga dan sahabatku, atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkanharapan menjadi kenyataan

(7)

vii ABSTRAK

Cahyani. 2019. Peningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan dengan menggunakan media bahan alam pada kelompok B TK Bunda Yani. Skripsi.

Jurusan Pendidikan Guru Penididikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammdiyah Makassar. Pembimbing 1 Sukmawati dan pembimbing II Arie Martuty.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah Anak kurang tertarik dengan pembelajaran yang mengembangkan tentang kemampuan kognitif khususnya mengenal konsep bilangaan dan masih ada yang yang belum mampu menyebut bilangan, membilang, mengeurutkan dan menghubungkan. Penelitian ini bertujuan untuk memotivasi anak untuk belajar mengenai konsep bilangan dan meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada kelompok B TK Bunda Yani.

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksakan sebanyak tiga kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah semua anak kelompok B di TK Bunda Yani dengan jumlah 12 anak yang terdiri dari dua laki-laki dan sepuluh perempuan. Obyek penelitian adalah kemampuan mengenal konsep bilangan melalui media bahan alam. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan hasil dokumentasi yang berupa foto kegiatan, RPPH, dan chek list. Analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif

Hasil penelitian ini menunjukkan ada peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan pada kelompok B TK Bunda Yani. Pelaksanaan penelitian pada Siklus satu dan Siklus dua terdapat sebuah perbedaan perlakuan dimana dalam proses Siklus satu anak melakukan kegiatan menyebut, membilang, mengurutkan, dan menghubungkan anak melakukannya secara satu persatu maju kedepan.

Siklus Dua dilaksanakan dengan games, yaitu dengan cara maju kedepan dua orang untuk melaksanakan kegiatan, sesuai dengan perintah guru. Proses pelaksanaan penelitian yang berbeda cara, dapat memberikan data hasil sebagai berikut. Pada pra tindakan rata-rata kemampuan anak 35% dengan kriteria mulai berkembang, pada siklus I rata-rata kemampuan anak meningkat menjadi 51%

dengan kriteria berkembang sesuai harapan, dan pada siklus II rata-rata kemampuan anak 83% dengan kriteria berkembang sangat baik.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat di simpulkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak kelompok B mengalami peningkatan dengan menggunakan media bahan alam.

Kata kunci: Konsep Bilangan, Media Bahan Alam

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Allah maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugrah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upayatelah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua Mahmud dan siti Rahma yang telah membiyai penulis dan memotivasi penulis dalam menuntut ilmu dan tak lupa pula kepada nenek baeduri dan kakek Dunsa dan yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan , mendidikdan membiyai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para kelurga dan tak hentinya memberikan motivasi dan

(9)

ix

selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dr. Hj. Sukmawati, M.Pd dan Arie Martuty S.Si.,M.Pd pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan sera motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesai skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada; Prof. Dr. H.

Abd. Rahman Rahim, S.E.,M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Tasrif Akib, S.Pd.,M.Pd., ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, guru TK Bunda Yani Makassar, dan Ibu Salmiah selaku guru kelompok B di TK tersebut yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para sahabat seperjuanganku Ana, Fida, Desi, Fia (AFDFC) yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, teman-teman terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Angkatan 2015 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikkan

(10)

x

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, Desember 2019

Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Masalah Penelitian... 5

1. Identifikasi Masalah ... 5

2. Alternatif Pemecahan Masalah ... 5

3. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teori... 8

1. Penelitian Relevan ... 8

2. Mengenal Konsep Bilangan ... 9

(12)

xii

3. Pengertin Media ... 13

4. Pengertian Media Bahan Alam ... 14

B. Kerangka Pikir ... 18

C. Hipotesis Tindakan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 21

C. Faktor yang Diselidiki ... 22

D. Prosedur Penelitian ... 22

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data ... 27

G. Teknik Analisis Data ... 29

H. Indikator Keberhasilan ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMAHASAN ... 32

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 32

1. Deskripsi lokasi penelitian ... 32

2. Peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak ... 33

3. Penelitian tindakan kelas siklus I ... 36

4. Penelitian tindakan kelas siklus II ... 50

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

DAFTAR TABEL TABEL

4.1 Hasil Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pratindakan ... 34 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan

Pratindakan ... 35 4.3 Hasil Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Siklus I ... 45 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Siklus

I ... 46 4. Hasil Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Siklu II ... 59 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Siklus

II ... 60 4.7 Rekapitulasi Data Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ... 62

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR GAMBAR

2.1 Gambar Bagan Kerangka Fikir ... 20 3.1 Gambar Proses Penelitian Tindakan Kelas ... 23

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia.

Dengan melakukan perbaikan di berbagai sektor pendidikan terutama di bidang wawasan kependidikan dan pehamaman konsep pebelajaran yang mengarah pada proses pembelajaran yang aktif dan kreatif. Pemerintah mempunyai tanggung jawab besar di dalam meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia sebagaimana telah di amanatkan dalam undang-undang dasar 1945 khususnya yang menyangkut peningkatan kualitas pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD). Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan tahap perkembangan anak, dalam proses tersebut anak hendaknya di lakukan dengan tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata, dengan melalui pengalaman nyata maka akan memungkinkan anak untuk menunjukkan aktifitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan posisi guru sebagai pendamping.

Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat bahkan dikatakan sabagai lompatan perkembangan karena itu usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang berharga dibanding usia selanjutnya. Usia tersebut

(16)

2

merupakan fase kehidupan yang unik dengan karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial dan moral.

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional di tetapkan dan disosialisasikan kepada masyarakat luas. Pada undang- undang tersebut dinyatakan bahwa anak usia dini diartikan sebagai anak yang berusia lahir(0 tahun) sampai dengan 6 tahun. Sedangkan PAUD diartikan sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.

Menurut Piaget perkembangan matematik anak usia 5-6 tahun sudah berada dalam tahap simbolik karena pada tahap ini anak memasuki tahap pra operasional dimana anak sudah mampu menggunakan simbol-simbol dalam pikirannya untuk mempresentasikan benda atau kejadian. Sehingga pada usia itu anak dipandang sudah matang untuk memahami konsep bilangan melalui gambar dan mengenal lambang bilangan sebagai simbol dari suatu konsep. Menguasai konsep dan lambang bilangan merupakan salah satu cara agar aspek kognitif anak dapat berkembang.

Kemampuan mengenal konsep bilangan merupakan bagian aspek kognitif anak, yang perlu di kembangkan dengan memberikan ransangan/stimmulasi secara optimal sejak usia dini. Konsep bilangan merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuhkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang

(17)

3

merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.

Pemahaman konsep bilangan pada anak perlu diberikan sedini mungkin dengan menggunakan cara yang tepat. Hal tersebut terkait dengan pendapat Sudaryanti (dalam Ulum 2014:14) yang menyatakan bahwa konsep bilangan merupakan konsep matematika yang sangat penting untuk dikuasai oleh anak, karena akan menjadi dasar bagi penguasaan konsep-konsep matematika selanjutnya. Dengan memahami konsep bilangan, diharapkan anak dapat memahami konsep matematika yang lain.

Diperlukan cara yang tepat dalam mengenalkan bilangan pada anak agar nantinya anak bisa paham tentang konsep bilangan. Menurut Sudaryanti (dalam Ulum 2014:16) terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengenalkan bilangan pada anak, diantaranya adalah menghitung dengan jari, menghitung benda-benda, berhitung sambil berohlaga berhitung sambil bernyanyi, menghitung di atas sepuluh, menuliskan angka, memasangkan angka, serta membandingkan angka.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di TK Bunda Yani pada tanggal 24 agustus 2019, dari hasil data dan informasi dari sekolah. Di temukan masalah terkait kemampuan mengenal konsep bilangan anak.

Pembelajaran mengenai konsep bilangan kurang menarik minat anak untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga dari 12 anak baru lima anak yang mampu menyebut pembelajaran khususnya berkaitan dengan materi mengenal konsep bilangan penyebab materi kurang mampu diterima oleh anak yaitu penyampaian

(18)

4

materi hanya dituliskan di papan tulis, diucapkan atau dilafalkan dan menggunakan Lembar Kerja Anak tanpa adanya penjelasan yang detail.

Materi di sampaikan dengan menuliskan di papan tulis dan dengan di ucapkan dan dilafalkan kegiatan ini terlihat ketika kelompok B belajar mengenai konsep bilangan. Penggunaan media yang ada di kelas kurang optimal, sehingga pembelajaran terlihat biasa saja tidak ada yang baru, tidak menarik dan kurang menumbuhkan minat belajar anak. Minat belajar anak kurang terlihat, anak tidak mau menyelesaikan kegiatan, anak kurang memperhatikan, dan anak asyik bermain sendiri. Media pembelajaran yang dimilki TK Bunda Yani masih sangat terbatas dan ragamnya masih sedikit, terlebih media untuk mengenal konsep bilangan. Media yang dimiliki berkaitan dengan pengenalan konsep bilangan ada balok dan poster gambar angka.

Melihat hasil observasi yang ada di atas maka dibutuhkan cara atau strategi untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak, adapun solusi yang dilakukan dengan menggunakan media bahan alam. Dengan menggunakan bahan alam (dedaunan, biji-bijian, dan batu-batuan) guru lebih mudah mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak. Karena dimana anak mengenal warna dan bentuk, selain itu bahan alam juga bisa di bentuk menjadi bilangan, dengan biji-bijian dan batuan- batuan anak dapat berhitung, belajar lebih bersemangat karena anak di hadapkan pada benda sesungguhnya.

Dengan media bahan alam akan sangat mudah dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak karena berbagai

(19)

5

bahan dalam kegiatannya ini mudah ditemukan. Dengan media bahan alam di harapkan dapat membantu guru untuk mengoptimalkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak kelompok B di TK Bunda Yani.

Salah satu kegiatan pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak adalah dengan bermain kartu bilangan yang terbuat dari daun pisang dan media bahan alam lain seperti biji jagung kering, batu-batuan dan buah yaitu sebagai benda yang dapat membantu anak dalam membilang benda dan memasangkan atau menghubungkan antara benda dan bilangan. Dengan bermain kartu bilangan dapat membantu perkembangan mengenal konsep bilangan anak.

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi permasalaan yang muncul di TK Bunda Yani kelompok B antara lain:

a. Anak kurang tertarik dengan pembelajaran yang mengembangkan tentang kemampuan kognitif khususnya mengenal konsep bilangan.

b. Masih ada beberapa anak yang belum mampu mengenal konsep bilangan.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka alternatif pemecahan masalah yang ada pada anak kelompok B TK Bunda Yani, peneliti berupaya menemukan solusi pemecahan masalah melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

(20)

6

perlakuan dan siklus, yang di dukung dengan pemanfaatan media bahan alam untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan. Alasan peneliti mengambil media bahan alam karena media bahan alam belum pernah di gunakan di TK Bunda Yani di samping itu media bahan alam mudah didapat, mudah digunakan dan sering di jumpai dalam kehidupan anak sehingga pembelajarannya lebih berkesan.

3. Rumusan Masalah

Bedarsarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah dengan menggunakan media bahan alam dapat memotivasi anak kelompok B TK Bunda Yani untuk belajar mengenal konsep bilangan?

2. Apakah dengan menggunakan media bahan alam dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak kelompok B di TK Bunda Yani?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Ingin mengetahui seberapa besar keinginan anak mau belajar mengenal konsep bilangan dengan media bahan alam.

2. Ingin mengetahui apakah dengan media bahan alam dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Bunda Yani.

(21)

7 D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu manfaat teoritis maupun praktis dapat di kemukakan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Di harapkan melalui hasil peneletian ini, dapat menjadi salah satu pedoman untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui media bahan alam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini di harapkan memberi sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa lebih berkualitas.

b. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi pedoman untuk kegiatan pembelajaran berikutnya, memiliki keterampilan dalam mengajar utamanya mempergunakan media pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.

c. Bagi anak, diharapkan dengan berhasilnya penelitian ini , anak di harapkan dapat mengikuti pembelajaran dengan semangat dan motivasi tinggi dalam proses pembelajaran kegiatan bermain kartu angka sehingga kemampuan mengenal konsep bilangan anak dapat meningkat.

(22)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti menelusuri beberapa hasil peneliti yang memiliki keterkaitan dengan penelitian peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini. Penelitian tersebut diantaranya adalah:

Penelitian yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Menggunakan Permainan Kartu Angka di Kelas A TK PKK 19 Bonggalan Srigading, Sanden, Bantul Yogyakarta” dilakukan oleh Endang Sulistiyani. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa melalui permainan kartu angka dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan anak. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai sebelum dan setelah melakukan tindakan.

Penelitian yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan pada Anak Kelompok A melalui Aktivitas Bermain Benda Lingkungan sekitar di Taman Kanak-Kanak Mawar Indah 2 Kota Batu dilakukan oleh Monolok Astuti.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Monolok Astutik dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui aktivitas bermain benda lingkungan sekitar dapat meningkatan pemahaman konsep bilangan pada anak. Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan pemahaman konsep bilangan pada saat sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

(23)

9

Dalam penelitian tersebut walaupun berbeda akan tetapi masih berhubungan dengan penelitian ini. Pada penelitian ini pada perkembangan mengenal konsep bilangan anak meningkat.

2. Konsep bilangan

a. Mengenal Konsep Bilangan

Sudaryanti (dalam Ulum 2014:14) yang menyatakan bahwa konsep bilangan merupakan konsep matematika yang sangat penting untuk dikuasai oleh anak, karena akan menjadi dasar bagi penguasaan konsep-konsep matematika selanjutnya. Dengan memahami konsep bilangan, diharapkan anak dapat memahami konsep matematika yang lain.

Menurut Hurlock (dalam Susanto 2011:107), seiring dengan perkembangan pemahaman bilangan permulaan ini, menyatakan bahwa konsep yang dimulai dipahami anak sejalan dengan bertambahnya pengalaman yang dialami anak, di antaranya konsep bilangan. Konsep bilangan berhubungan dengan kata-kata, ketika anak mulai bicara. Pengalaman yang dialami seorang anak mempengaruhi konsep bilangan anak, karena itulah secara umum anak yang memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak umumnya belajar arti bilangan lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak mengalami pendidikan di taman kanak- kanak, pemahaman konsep bilangan akan berkembang dengan cepat sampai pada peningkatan ke tahap pengertian mengenai jumlah. Konsep bilangan ini berhubungan dengan penambahan dan pengurangan, sehingga secara bertahap bilangan menjadi lebih jelas. Oleh karena itu memahami konsep bilangan melalui

(24)

10

permainan sangat penting karena dengan permainan anak akan dapat cepat memahami maksud dari pembelajaran tersebut.

Konsep bilangan adalah himpunan benda-benda atau angka yang dapat memberikan sebuah pengertian. Konsep ini selalu dikaitkan dengan pekerjaan menghubung-hubungkan baik benda-benda maupun dengan lambang bilangan.

Menurut Montessori (dalam Ramaini 2012:4), mengatakan bahwa dengan bermain anak memiliki kemampuan untuk memahami konsep dan pengertian secara ilmiah tanpa paksaan seperti konsep bilangan dan warna. Untuk menyatakan suatu bilangan dinotasikan dengan lambang bilangan yang disebut angka. Bilangan dengan angka menyatakan dua konsep yang berbeda, bilangan berkenaan dengan nilai sedangkan angka bukan nilai. Angka hanya merupakan suatu notasi tertulis dari sebuah bilangan. bilangan itu mewakili banyaknya suatu benda, dan lambang bilangan disebut juga angka. Jadi bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pemecahan dan pengukuran yang sifatnya abstrak. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan.

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2010 (dalam Wahyuni 2018:44) di jabakarkan menjadi beberapa indikator diantaranya membilang atau menyebut urutan bilangan 1-20, membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 20, mengurutkan lambang bilangan dengan benda-benda 1- 20, dan menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan benda- benda sampai 20 (anak tidak menulis).

(25)

11

Berdasarkan Permendikbud nomor 146 tentang kurikulum Taman Kanak- kanak (2013) ada beberapa indikator mengenal konsep bilangan yang di kembang di Taman Kanak-kanak yaitu:

1. Menyebut lambang bilangan 1-10.

2. Menggukan lambang bilangan untuk menghitung.

3. Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan.

Menurut Ahmad Susanto (dalam ulum 2014:16) karakterisktik pemahaman konsep bilangan anak usia dini 5-6 tahun atau anak TK kelompok B adalah sebagai berikut:

1. Membilang sampai dengan sepuluh.

2. Menyebut urutan bilangan.

3. Membuat urutan 1-10 bilangan dengan benda.

4. Menghubungkan lambang bilangan dengan benda hingga.

5. Membedakan dan membuat dua kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak serta lebih sedikit.

Fungsi utama pengenalan matematika ank usia dini ialah mengembangkan aspek perkembangan dan kecerdasan anak dengan menstimulasi otak untuk berfikir logis dan matematis. Dalam mengembangkan kemampuan mengenal bilangan diperlukan suatu stimulus yang baik dan sesuai tingkat perkembangannya agar pengetahuan mengenai angka dapat berkembang dengan baik. Dalam pembelajaran juga harus dirancang sedemikian rupa agar anak nyaman dan tertarik. Apabila anak tertarik maka anak tidak akan tertekan dan

(26)

12

informasi akan mudah masuk kedalam kognitif anak. Kemampuan melakukan konservasi atau mengenal bilangan berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan anak sehari-hari. Anak dalam melakukan konservasi bilangan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dikuasai oleh anak pada awal masa sekolah (anak usia TK) karena akan menjadi dasar bagi penguasaan konsep-konsep matematika selanjutnya di pendidikan (formal) di tingkat berikutnya.

b. Pengenalan Konsep Bilangan

Diperlukan cara yang tepat dalam mengenalkan bilangan pada anak agar nantinya anak bisa paham tentang konsep bilangan. Menurut Sudaryanti (dalam Ulum 2014:16) terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengenalkan bilangan pada anak, diantaranya adalah menghitung dengan jari, menghitung benda-benda, berhitung sambil berohlaga berhitung sambil bernyanyi, menghitung di atas sepuluh, menuliskan angka, memasangkan angka, serta membandingkan angka.

Diah Hartanti (dalam Ulum 2014:16-17) juga menjelaskan tentang cara yang dapat dilakukan untuk mengenal konsep bilangan pada konsep bilangan pada anak, yakni:

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pemahaman konsep bilangan anak usia 5-6 tahun terdiri dari membilang banyak benda satu sampai 10, mengenal lambang bilangan (angka), serta mengetahui konsep banyak dan sedikit (membandingkan).

(27)

13 3. Pengertia Media

Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, perantara‟‟perantara‟ atau „pengantar‟ dalam Ramadhan (2016:23), oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang anak merupakan media.

Dalam dunia pendidikan, seringkali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (dalam Kurniandari 2016:23-24) bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap anak. Pengunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan dan minat anak, media pembelajaran juga dapat membantu anak meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.

Berdasarkan atas beberapa fungsi media pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar memilki pengaruh yang cukup besar terhadap fungsi alat indra murid. Penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya pemahan dan

(28)

14

retensi yang lebih baik terhadap isi pelajaran. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa murid kedalam suasana senang dan gembira, ada keterlibatan emosional dan mental. Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat mereka untuk lebih giat dalam belajar sehingga dapat memberikan kesan pembelajaran yang hidup, akhirnya bermuara kepada peningkatan pemahan belajar anak terhadap materi ajar. Jadi sasaran akhir media adalah memudahkan belajar untuk murid, bukan hanya kemudahan mengajar oleh guru.

4. Media Bahan Alam

a. Pengertian Media Bahan Alam

Bahan alam bahan atau material yang ada di alam sekitar. Bahan alam terdapat di alam dan ditemukan di tanah atau bagian dari hewan atau tumbuhan (dalam Fauziah 2013:25) Penggunaan bahan alam memiliki banyak kegunaan dan manfaat dalam pembelajaran, karena setiap bahan atau material yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak khususnya kemampuan menghitung anak.

Sebagai makhluk hidup, anak selain berinteraksi dengan sesama juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut, antara lain berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah. Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan benda dan keadan makhluk hidup termasuk didalamnya perilaku manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pembelajaran yaang berkualitas bagi anak usia dini. Bila kita melaksanakan

(29)

15

pembelajaran dengan menggunakan lingkungaan sebagai sumber belajar hasilnya akan lebih bermakna dan bernilai, sebab anak akan dihadapkan dengan peristiwa dan kedaan yang sebenarnya, yaitu kedaan yang alami. Sehingga peristiwa dan keadaan lebih nyata, lebih faktual, dan sebenarnya lebih dapat di pertanggung jawabkan.

Sujiono (dalam Ramadhan 2018:25) mengungkapkan bahwa: Bahan pembelajaran dari lingkungan di kelompokkan dalam tiga kategori, yaitu: (1) lingkungan alam, sebagai bahan mentah, (2) lingkungan produsen atau lingkungan pengrajin, sebagai pengelola dan penghasil bahan mentah menjadi bahan jadi, (3) lingkungan masyarakat pengguna bahan jadi yaitu sebagai konsumen. Adapun yang di maksud „bahan‟ ini dapat saja berupa tanaman, tanah, batu-batuan, kebun, sungai dan ladang, pengrajin kayu, rotan dan pasar atau toko sebagai pusat jual beli bahan-bahan jadi tersebut.

Penggunaan lingkungan memungkinkaan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna, sebagai anak di hadapkan kedaan dengan situasi yang sebenarnya. Anak dapat mengenal benda-benda yang sebenarnya. Lingkungan alam mungkin sangat terlihat biasa saja, akan tetapi ketika kemampuan kognitif seorang anak berkembang dengan baik maka si anak akan memanfaatkan menemukan, serta mengkreasikan suatu hal yang unik dan menarik.

Sudjana (dalam ramadhan 2018:25) yang menyatakan bahwa”bahan alam yaitu bahan yang diperoleh dari alam yang dapat digunakan untuk membuat suatu produk atau karya. Bahan alam dapat dimanfaatkan sebagai media dalam belajar”.

(30)

16

Lebih lanjut, Asmawati (dalam Ramadhan 2018:25) mengatakan bahwa

“Bahan alam dipergunakan untuk mempelajari bahan-bahan alam seperti pasir, air, warna dan bahan alam lainnya”. Manfaat bahan-bahan alam yaitu dapat membantu AUD dalam mengeksplorasi dan meningkatkan seluruh aspek kemampuaan didalam dirinya.

Berdasarkan pernyataan yang sudah di kemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungaan alam adalah lingkungan yang befungsi sebagai sumber belajar yang baik untuk anak usia dini. Lingkungan alam mencakup segala sesuatu yang berada di alam seperti tumbuhan, hewan, cuaca, air, manusia dan lain-lain. Semua itu dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam kegiatan menarik dan menyenangkan untuk anak. Aktifitas bermain menggunakaan bahan alam adalah aktifitas yang dilakukan dengan mencari, memilih, menggunakan, dan membedakan bahan alam yang ada di lingkungan seperti daun, kayu, ranting, batu, pasir, air, batu-batuan, biji-bijian sebagai sumber belajar.

b. Manfaat Media Bahan alam

Manfaatkan lingkungan alam merangsang bakat dan potensi yang dimiliki anak. Lingkungan alam akan mengembangkan potensi anak dikarenakan

1. Alam bersifat universal tidak habis-habis 2. Alam tidak dapat diprediksi

3. Alam sangat berlimpah

4. Alam itu indah, alam hidup dengan suara 5. Alam menciptakan banyak tempat dan

(31)

17

6. Alam dapat menyembuhkan dan mengandung kekayaan makanan bergizi.

Greenman (dalam fauziah 2013:25)

Melalui alam, anak akan belajar dan bermain disekitarnya.

c. Langkah-langkah menggunakan media bahan alam

Menurut Daryanto (2010) Secara umum ada 3 tahap atau langkah menggunakan media bahan alam antara lain yaitu:

1. Persiapan atau perencanaan, terdiri dari: a) mempelajari buku petunjuk media bahan alam, b) menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk penggunaan media bahan alam, c) mengatur tatanan/susunan agar peserta didik dapat melihat, mendengar, dan memperhatikan dengan jelas, d) menetapkan media yang digunakan untuk sistem klasikal, kelompok atau individual.

2. Pelaksanaan (penyajian dan penerimaan): a) gunakankanlah media sesuai dengan prosedur yang berlaku dari masing-masing media (tiap media memiliki cara-cara yang berbeda dalam penggunaannya), b) hindari hal- hal yang dapat mengganggu media, misalnya penerangan kurang, suara bising, kerusakan media, dan lain-lain.

3. Follow up (Tindak Lanjut dan Evaluasi): a) adakan berbagai kegiatan yang dapat memantapkan pemahaman peserta didik terhadap pokok-pokok materi pelajaran, b) lakukan evaluasi terhadap media bahan alam, misalnya resitasi/pemberian tugas, tanya jawab, karya wisata, dan lain-lain.

(32)

18 d. Kelebihan Bahan Alam

Keuntungan dari penggunaan media bahan alam adalah tidak mengeluarkan biaya yang mahal, bahkan tidak mengeluarkan biaya sama sekali.

Selain itu bahan-bahan yang dibutuhkan mudah didapat. Pengguna media ini mendukung anak memulai belajar, menstimulasi imajinasi, mudah untuk mengingat tentang pengalaman yang bermakna dan membangun komunikasi (Isengberg dalam Fauziyah 2013:26). Selain itu mendekatkan anak pada alam membuat mengembangkan kecerdasan naturalis anak dan anak akan dekat dengan alam. Alam menyediakan banyak hal dapat langsung belajar mengenai tanaman, hewan, tanah, batu, dan sebagainya.

B. Kerangka Pikir

Masa pada usia dini kemampun anak akan berkembang secara optimal, sehingga diperlukan stimulus yang tepat untuk mengembangkan setiap aspek perkembangan. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan adalah kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan untuk berfikir, mengembangkan kreatifitas serta daya ingat seseorang, sehingga nantinya dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan mengenal konsep bilangan anak di TK Bunda Yani belum optimal karena terdapat 3 orang anak belum bisa menyebut bilangan 1-20, 5 orang anak belum bisa menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10, dan terdapat 4 orang anak yang belum bisa membilang

(33)

19

dan mengurutkan benda-benda sampai 10. Hal ini terlihat pada saat guru menyuruh anak untuk menyebut, megurutkan dan menghubungkan lambang bilangan dengan benda. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya variasi guru dalam memberikan pembelajararan tentang konsep bilangan. Sehingga dibutuhkan cara tepat untuk mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak.

Proses pembelajaran melalui kegiatan bermain dengan kartu bilangan dengan menggunakan daun pisang, dedaunan, biji-bijian dan batu-batuan dapat mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui cara yang menyenangkan dan tidak terpaku pada lembar kerja yang membosankan. Dengan demikian diharapkan anak dapat lebih tertarik dan lebih mudah dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan

(34)

20

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berfikir atau alur perlitian tindakan kelas ini dapat diisualisasikan dalam sebuah skema sebagai berikut.

Bagan 2.1 Kerangka Fikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori kerangka berfikir yang dipaparkan di atas maka di ajukan hipotesis sebagai berikut: “Jika menggunakan media bahan alam maka kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak B TK Bunda Yani akan meningkat.

Keadaan awal

Kurangnya media guru dalam memberikan

pembelajaran tentang konsep bilangan

Kemampuan mengenal konsep bilangan anak belum berkembang

Tindakan

Menggunakan media bahan alam daun, biji- bijian, buah-buahan dan batu-batuan dalam kegiatan.

Siklus 1: anak melakukan kegiatan bermain kartu bilangan sesuai dengan tema

Keadaan awal

Kemampuan mengenal konsep bilangan anak berkembang dan meningkat sesuai harapan

Siklus II : anak melakukan kegiatan bermain kartu bilangan setelah pelaksanaan penilaian

(35)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang ini digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja di munculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan.(Paizaluddin dan Ermalinda 2012:7)

Bentuk penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kolaboratif. Penelitian tindakan kolaboratif merupakan bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh suatu tim yang biasanya terdiri dari guru, kepala, sekolah, dosen pembimbing dan orang lain yang terlibat dalam penelitian.

(Wina Sanjaya, 2011: 59).

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah di taman kanak-kanak Bunda Yani yang beralamatkan di JL. ST Alaudin 2 Lr. 10 No. 19, kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitia ini adalah anak kelompok B yang berjumlah 12 yang terdiri dari perempuan berjumlah 8 anak perempuan dan 2 anak laki-laki

(36)

22 C. Faktor Yang Diselidiki

Faktor yang diselidiki di TK Bunda Yani adalah faktor proses dan faktor hasil. Faktor proses adalah bagaimana guru dalam mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak , faktor hasil yaitu hasil proses pembelajaran mengenal konsep bilangan terhadap anak.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian berbasis kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis, situasional berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di Taman Kanak-Kanak Bunda Yani. Kepala sekolah, guru dan peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak. Langkah-langkah yang di tempuh dalam penelitian ini yaitu: 1). Perencanaan tindakan 2). Pelaksanaan tindakan 3).

Pengamatan 4). Refleksi.

(37)

23

Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus dapat diilustrasikan dalam siklus sebagai berikut:

Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan Kelas

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto(dalam Paizaluddin dan Ermalinda 2012:34)

1. Rencana Tindakan

a. Menentukan tema, sub tema, dan indikator kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Membuat Satuan Kegiatan Harian dengan kegiatan (dengan kegiatan menggunakan media bahan alam).

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

(38)

24

c. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai (kegiatan dengan menggunkan media bahan alam).

d. Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang digunakan.

e. Menyiapkan alat dokumentasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan panduan perencanaan yang telah dibuat dan pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan selama proses pembelajaran berlangsung. Pendidik menggunakan acuan Rencana pelaksanaan pembelajaran Harian (RPPH) yang telah dibuat peneliti melakukan pengamataan terhadap aktifitas anak dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan mengenal konsep bilangan.

Peneliti terlibat langsung dalam kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan penelitian yaang akan dilakukan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Adapun pelaksanaan yang dilakukan antara lain:

a. Menyiapkan anak berbaris depan kelas, kemudian masuk keruang kelas.

b. Kegiatan awal, semua anak diajak duduk melingkar memberi salam dan berdoa sama-sama.

c. Menyanyi dan menanyakan kabar anak.

d. Apersepsi

e. Guru menjelaskan dan memperlihatkan semua bahan yang akan dipakai dalam kegiatan bermain dengan menggunakan bahan alam.

f. Anak maju satu persatu kedepan untuk melakukan permainan tersebut

(39)

25

g. Guru melakukan observasi dan bimbingan kepada anak selama proses pembelajaran.

h. Setelah selesai, peneliti mendokumentasikan hasil kegiatan anak.

i. Kegiatan akhir, kegiatan ini digunakan untuk bercakap-cakap serta mendengar cerita anak tentang asiknya kegiatan tersebut.

j. Penutup, memberikan arahan dan ditutup dengan berdoa bersama.

3. Pengamatan atau Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Obsevasi dilakukan untuk melihat langsung bagaimana kemampuan mengenal konsep bilangan anak dengan menggunakan media bahan alam pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Peneliti mengamati dan mencatat perkebangan kemampuan mengenal konsep bilangan anak sesuai dengan instrumen observasi yang telah direncanakan.

b. Mencatat data yang diperoleh.

c. Melakukan pendokumentasian

Dalam penelitian ini untuk pendokumentasian dan mendukung catatan kemampuaan anak, maka peliti melakukan pndokumentasian berupa foto.

(40)

26 4. Refleksi Penelitian

Data yaang diperoleh melalui observasi dianalisis kemudian dilaksanakan refleksi. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan pengamatan hasil akhir dengan menyusun permainan anak dan melakukan penilaian proses yang terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan.

b. Mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang mungkin terjadi agar dapat dibuat rencanaa perbaikan.

Siklus II

Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II ini relatif sama dengan perencanaan dan pelaksanaan dalam siklus I dengan mengadakan beberapa perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I.

Siklus n (siklus lanjutan apabila belum berhasil pada siklus II)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi di gunakan agar peneliti lebih terarah dalam melakukan observasi sehingga hasil data yang didapatkan mudah diolah. Lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan mengenal konsep bilangan anak melalui kegiatan bermain kartu bilangan.

(41)

27 b. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan peneliti agar terarah dalam melakukan wawancara terhadap peserta didik kelompok B pada saat melakukan kegiatan bermain kartu bilangan. Pedoman wawancara tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan peneliti agar terarah dalam melakukan proses pengambilan data perkembangan anak dan bukti bukti foto kegiatan yang di lakukan.

F. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang sesuai dan dapat menunjang keberhasilan penelitian ini, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Pengamatan (observasi)

Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Tehnik ini digunakan untuk mengamati dari dekat dalam upaya mencari dan menggali data melalui pengamatan secara langsung dan mendalam terhadap subjek dan objek yang diteliti. (Paizaluddin dan Ermalinda 2012:113).

Observasi menurut James dan Dean (dalam (Paizaluddin dan Ermalinda 2012:113) dan mendenganr perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian, serta mencatat penemuan yang

(42)

28

menghasilkan atau memenuhi syarat untuk digunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis.

Metode observasi ini digunakan untuk mengamati objek atau fenomena di lapangan secara langsung tentang kondisi lapangan serta bagaimana proses pembelajaran, motivasi belajar anak dapat dilihat dari semangat anak untuk mengikuti proses pembelajaran dengan antusias di TK Bunda Yani.

2. Metode Dokumentasi

Berupa dokumen-dokumen baik berupa primer maupun sekunder yang menunjang proses pembelajaran dikelas.

Menurut Lexy J. Moleong(Paizaluddin dan Ermalinda 2012:135)

“dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalka”. Data yang diperoleh dari dokumen ini bisa digunakan untuk melengkapi bahkan memperkuat data dari hasil wawancara dan observasi, dan kemudian dianalisis dan ditafsirkan. (dalam Dasar penggunaan metode dokumentasi catatan guru dan juga RPPH, RPPM, dan raport juga diperlukan karena dapat mengetahui perkembangan anak yang di capai.

Dokumentasi merupakan cara untuk mengumpulkan data mlalui dokumentasi yaang tersedia. Teknik ini menggali data tentang sejarah dan tujuan berdirinya visi, misi, profil sekolah, rencana program pembelajaran dan evaluasi pembelajran di TK Bunda Yani.

(43)

29 G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian tindakan kelas diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa (Wina Sanjaya, 2011:106).

Tenik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Dari hasil data penelitin maka dilakukan analisis untuk mengetahui perkembangan kemampuan anak, kemudian dari data hasil analisis akan diperoleh data-data sejauh mana anak menyebut konsep bilangan dari pembelajaran yang dilakukan. Dalam analisis yang pertama yaitu deskriptif kualitatif ini akan didapatkan klasifikasi tingkat perkembangan kemampuan anak, yaitu

1. Belum Berkembang 2. Mulai Berkembang

3. Berkembang Sesuai Harapan 4. Berkembang Sangat Baik

Analisis kedua yaitu deskriptif kuantitatif dimana dari empat klasifikasi kemampuan tadi dibuat dalam bentuk skor. Skor yang telah dikumpulkan tadi akan diolah menggunakan rumus.

(44)

30

Rumus yang digunakan dalam analisis data deskriptif kuantitatif secara sederhana untuk mencari persentase adalah sebagai berikut:

P= ×100% Keterangan:

P : Angka persentase

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N : Jumalah frekuensi/banyaknya individu/indikator (Anas Sudijono, dalam Kurniandari 2016:43 )

Menurut Acep Yoni (dalam Kurniandari 2016:43), kemudian data tersebut dinterpretasikan dalam 4 tingkatan yaitu:

a. Kriteria sangat baik, yaitu antara 76%-100%.

b. Kriteria baik, yaitu antara 51%-75%.

c. Kriteria sedang, yaitu antara 26%-50%.

d. Kriteria kurang, yaitu antara 0%-25%.

Dari data yang ada, lalu di interpretasikan ke dalam bentuk kriteria yang sesuai dengan penilaian untuk anak usia dini sebagai berikut:

Skor Persentase

0%-25% Belum Berkembang (BB)

26%-50% Mulai Berkembang (MB)

51%-75% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 76%-100% Berkembang Sangat Baik (BSB)

(45)

31 H. Indikator Keberhasilan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 4 indikantor, yaitu:

1. Menyebut bilangan 1-20, kemampuan ini dapat dilihat apabila anak dapat menyebut bilangan 1-20.

2. Membilang benda-benda 1-10, kemampuan ini dapat dilihat apabila anak dapat menghitung benda-benda 1-10.

3. Mengurutkan lambang bilangan 1-20, kemampuan anak dapat dilihat apabila anak dapat mengurutkan lambang bilangan 1-20.

4. Menghubungkan/memasangkan bilangan dengan benda-benda sampai 10, kemampuan ini dapat dilihat apabila anak dapat memasangkan bilangan dengan benda-benda sampai 10.

Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas, dalam penelitian ini dinyatakan berhasil apabila ada perubahan atau peningkatan terhadap hasil belajar yang diperoleh anak setelah diberikan tindakan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila kemampuan mengenal konsep bilangan anak menunjukkan kriteria baik dengan rentang nilai 76%-100%.

(46)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Bunda Yani yang terletak di JL. ST Alaudin 2 Lr 10 No 19 Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

TK Bunda Yani berdiri pada tanggal 13 Desember 2012. Lokasi TK Bunda Yani berada di tengah perkotaan.

TK Bunda Yani memiliki beberapa ruangan yang terdiri atas ruang kantor, 1 ruang kelas, ruang bermain, kamar mandi, dan dapur. Didalam kantor terdapat sebuah komputer dan sebuah print, didalam kelas terdapat 7 buah meja, kursi 17 buah, 1 buah kipas angin, 1 buah papan tulis, di luar ruangan terdapat beberapa maianan yaitu: peluncuran, ayunan, jungkat jangkit, sampan-sampan dan putaran.

TK Bunda Yani memiliki 4 tenaga kerja yang terdiri dari 2 orang guru, 1 orang operator yang juga merangkap sebagai tenaga kerja serta kepala sekolah.

Kualifikasi pendidikan kepala sekolah adalah S2 PG PAUD, sedang tenaga lain memiliki S1 Pendidikan Agama Islam, dan masih ada gruru yang hanya selesai sekolah menengah atas.

Para guru mengajar 32 anak didik yang terbagi dalam dua tempat, yakni 12 anak berada di TK Bunda Yani alaudin 2 dan 17 anak lagi di mamoa. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tindakan penelitian pada kelompok B beralamatkan di alaudin 2 yang terdiri dari satu kelas dengan jumlah 12 anak didik yang terdiri dari 10 perempuan dan 2 laki-laki.

(47)

33

2. Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak

Langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian tindakan kelas yaitu melalui pengamatan. Pengamatan terlebih dahulu pada tanggal 24 agustus 2019 guru menjelaskan tema yaitu dengan judul kebutuhanku dengan sub tema pakaianku.

Guru melakukan tanya jawab tentang tema kebutuhanku pada sub tema Pakaianku. Kemudian menjelaskan tentang kegiatan yaitu menghubungkan bilangan dengan jumlah gambar pakaian di LKA (Lembar Kerja Anak). Pada saat kegiatan berlangsung masih banyak anak yang bertanya tentang angka mana yang harus di hubungkan dengan jumlah pakaian yang ada di gambar, masih banyak anak yang salah menghubungkan bilangan dengan gambar, dan ada juga anak yang tidak menyelesaikan tugasnya.

Dari proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran tersebut dapat dikatakan kemampuan mengenal konsep bilangan anak belum berkembang dengan optimal.

Anak masih bergantun pada guru serta meminta bantuan guru ketika mengerjakan tugas. Data dibawah ini diperoleh 4 indikator yang harus capai oleh anak yaitu meyebut bilangan 1-20, membilangan benda-benda 1-10, mengurutkan lambang bilangan 1-20, serta menghubungkan bilangan dengan benda-benda sampai 10.

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dengan skor 4 untuk anak berkembangan sangat baik, 3 untuk anak yang berkembang sesuai harapan, 2 untuk anak yang mulai berkembang, dan 1 untuk anak belum berkembang.

(48)

34

Dibawah ini merupakan data observasi kemampuan mengenal konsep bilangan selama pratinkadan agar terlihat lebih jelas.

Tabel 4.1 Hasil Observasi Mengenal Konsep Bilangan Pratindakan

No. Nama Anak Skor Pencapaian mengenal Konsep Bilangan

anak

Persentae Kriteria

1. Muh. Fatir irawan

5 31,25% Mulai

Berkembang 2. Reyndra

wahyudi

5 31,25% Mulai

Berkembang 3. Aisyah

ayadia inarah

4 25% Belum

Berkembang 4. Aisyah nur

andini

8 50% Mulai

Berkembang

5. nur alifah 4 25% Belum

Berkembang

6. Bilqis rahayu 5 31,25% Mulai

Berkembang

7. Nahda 7 43,75% Mulai

Berkembang

8. Najhwa 4 25% Belum

Berkembang

9. Nur syapiah 4 25% Belum

Berkembang

10. Sekar 8 50% Mulai

Berkembang 11. Thalita

Humairah

7 43,75% Mulai

Berkembang 12. Zahra

Almaira

7 37,5% Mulai

Berkembang Rata-rata kemampuan Mengenal

Konsep Bilangan anak

35% Mulai

Berkembang

(49)

35

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa pencapian kemampuan mengenal konsep bilangan anak kriteria belum berkembang terdapat 4 anak, kriteria mulai berkembang terdapat 8 anak. Dari tabel hasil observasi pratindakan dapat dijelaskan melalui tabel rekapitulasi di bawah ini:

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Pratindakan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan.

No. Kriteria Jumlah anak Persentase

1. Belum Berkembang 4 33,33%

2. Mulai Berkembang 8 66,67%

3. Berkembang Sesuai Harapan

0 0%

4. Berkembang sangat baik

0 0%

Berdasarkan data hasil observasi di atas anak dalam kriteria belum berkembang terdapat 4 anak yaitu ayadia inarah, nur alifah, najwa, dan nur syafiah dengan persentase 33,33%, keempat anak tersebut memiliki skor masing-masing 4 karena pada proses kegiatan berlangsung ayadia inarah dan nur alifah tidak menyelesaikan tugasnya walaupun dengan bantuan guru. Najwa dan nur syafiah pada saat proses pembelajaran najwa dan nur syafiah mngerjakan tugasnya tetapi masih salah walaupun di bantu guru. Anak yang dalam kriteria mulai berkembang terdapat 8 anak dengan kriteria 66,67%. Ke-8 anak tersebut mengerjakan tugasnya dengan benar tetapi masih dengan bantuan guru. Maka peneliti dan guru perlu melakukan tindakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan. Upaya yang ditempuh dengan penelitian tindakan kelas melalui media bahan alam. Melalui media bahan alam anak diharapkan dapat

(50)

36

meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan sesuai dengan indikator keberhasian.

3. Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 a. Tahap perencanaan Siklus I

Penelitian tindakan ini dilakukan dalam dua siklus pembelajaran setiap siklus pembelajaran tiga kali pertemuan. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I.

1. Melakukan koordinasi dengan guru kelas untuk melaksanakan tindakan dengan menentukan tema dan Sub Tema yang akan dilakukan.

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) yang akan digunakan dalam penelitian bersama dengan guru kelas.

3. Menyiapkan lembar observasi yang digunakan untuk memperoleh data selama penelitian.

4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan penlitian.

b. Tahap Pelaksanaan Siklus I

Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Tugas peneliti adalah mengamati, menilai dan mendokumentasikan setiap tindakan yang dilaksanakan serta tugas guru kelas adalah melaksanakan tindakan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan RPPH yang telah dibuat oleh peneliti dan guru kelas.

(51)

37 1. Kegiatan siklus I Pertemuan Pertama

Kegiatan siklus I pertemuan pertama ini dilakukan pada hari jum‟at tanggal 18 oktober 2019 dengan tema Tanaman Sub Tema Biji Kacang Merah. Jumlah anak dalam pertemuan pertama ini 12 anak yang terdiri dari 2 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun proses kegiatan pembelajaran yang dapat kita lihat dalam peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan dengan media bahan alam dengan uraian sebagai berikut.

a. Guru menyiapkan bahan yang akan digunakan yaitu biji kacang merah, kartu angka (dari daun), dan gambar pohon kacang merah selain itu menyediakan alat seperti gelas plastik.

b. Ketika semua anak masuk dalam kelas guru membagi 3 kelompok tiap kelompok 4 anak, kemudian guru menjelaskan tema hari ini dan memberikan contoh kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan yaitu anak menyebut bilangan 1-20 atau lebih, di tempat duduknya secara bergantian, kedua membilang biji kacang merah sebanyak 10 atau lebih, dengan cara memasukan biji kacang merah ke dalam gelas, ketiga mengurutkan kartu bilangan 1-20 atau lebih, dan keempat menghubungkan kartu bilangan dengan biji kacang merah sebanyak 10 atau lebih.

c. Kemudian guru membagi kacang merah ke setiap anak lebih dari 10, setelah itu peneliti dan guru mendatangi setiap meja kemudian anak mulai menyebut bilangan secara bergantian dengan temannya setelah semua anak selesai. Guru melanjutkan kegiatan berikutnya yaitu, membilang biji

(52)

38

kacang merah ke dalam gelas sebanyak 10 atau lebih secara bergantian, kumudian lanjut kegiatan mengurutkan kartu bilangan 1-20 atau lebih, kegiatan tersebut tetap dilakukan di atas meja anak secara bergantian sampai kegiatan terakhir yaitu menghubungkan kartu bilangan dengan kacang merah sebanyak 10 atau lebih secara bergantian.

d. Peneliti berkeliling mengikuti guru sambil menilai anak.

e. Peneliti dan guru menghargai kegiatan yang anak lakukan dengan cara bertepuk tangan dan memberikan bintang kepada anak sebagai reward sehingga anak akan lebih termotivasi.

Setelah kegiatan selesai anak di arahkan untuk merapikan bahan dan alat yang sudah digunakan, selanjutnya anak baca syair cuci tangan kemudian anak diarahkan untuk mencuci tangan. Setelah cuci tangan anak diarahkan membaca doa sebelum makan, setelah baca doa anak di arahkan untuk mengeluarkan bekal masing-masing dan makan. Setelah selesai makan anak berdoa kemudian dipersilahkan untuk istirahat sambil bermain di dalam maupun di luar ruangan. Setelah jam istirahat selesai anak semua masuk kelas kemudian guru akan menanyakan kembali tentang kegiatan yang dialakukan tadi, kemudian guru memberikan arahan dan baca doa setelah jam pulang anak di persilahkan untuk pulang.

(53)

39 2. Kegiatan siklus I Pertemuan kedua

Kegiatan siklus I pertemuan kedua ini dilakukan pada hari senin tanggal 21 oktober 2019 dengan tema Tanaman Sub Tema Biji Jagung Kering.

Jumlah anak dalam pertemuan kedua ini 12 anak yang terdiri dari 2 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun proses kegiatan pembelajaran yang dapat kita lihat dalam peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan dengan media bahan alam dengan uraian sebagai berikut.

a. Guru menyiapkan bahan yang akan digunakan yaitu biji jagung kering, kartu angka (dari daun), dan gambar pohon jagung selain itu menyediakan alat seperti gelas plastik.

b. Ketika semua anak masuk dalam kelas guru membagi 3 kelompok, tiap kelompok 4 anak kemudian guru menjelaskan tema dan memberikan contoh kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan yang akan dilakukan yaitu anak menyebut bilangan 1-20 atau lebih di tempat duduknya secara bergantian, kedua membilang biji jagung kering dengan memasukannya ke dalam gelas sebanyak 10 atau lebih, ketiga mengurutkan kartu bilangan 1- 20 atau lebih, dan keempat menghubungkan kartu bilangan dengan biji jagung kering sebanyak 10 atau lebih.

c. Kemudian guru membagi jagung kering ke setiap anak lebih dari 10, setelah itu peneliti dan guru mendatangi setiap meja kemudian anak mulai menyebut bilangan sampai 20 atau lebih secara bergantian dengan temannya. Setelah semua anak selesai guru melanjutkan kegiatan berikutnya yaitu, membilang biji jagung kering ke dalam gelas secara

(54)

40

bergantian sebanyak 10 atau lebih, kumudian lanjut kegiatan mengurutkan kartu bilangan 1-20 atau lebih, kegiatan tersebut tetap dilakukan di atas meja anak secara bergantian, sampai kegiatan terakhir yaitu menghubungkan bilangan dengan jagung kering sebanyak 10 atau lebih, secara bergantian.

d. Peneliti berkeliling mengikuti guru sambil menilai anak.

e. Peneliti dan guru menghargai kegiatan yang anak lakukan dengan cara bertepuk tangan dan memberikan bintang kepada anak sebagai reward sehingga anak akan lebih termotivasi.

Setelah kegiatan selesai anak di arahkan untuk merapikan bahan dan alat yang sudah digunakan, selanjutnya anak baca syair cuci tangan kemudian anak diarahkan untuk mencuci tangan. Setelah cuci tangan anak diarahkan membaca doa sebelum makan, setelah baca doa anak di arahkan untuk mengeluarkan bekal masing-masing dan makan. Setelah selesai makan anak berdoa kemudian dipersilahkan untuk istirahat sambil bermain di dalam maupun di luar ruangan. Setelah jam istirahat selesai anak semua masuk kelas kemudian guru akan menanyakan kembali tentang kegiatan yang dialakukan tadi, kemudian guru memberikan arahan dan baca doa setelah jam pulang anak di persilahkan untuk pulang.

(55)

41 3. Kegiatan Siklus I Pertemuan Ketiga

Kegiatan siklus I pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari rabu tanggal 23 oktober 2019 dengan tema Tanaman Sub Tema Bawang . Jumlah anak dalam pertemuan ketiga ini 12 anak yang terdiri dari 2 laki-laki dan 10 perempuan. adapun proses kegiatan pembelajaran yang dapat kita lihat dalam peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan dengan media bahan alam dengan uraian sebagai berikut.

a. Guru menyiapkan bahan yang akan digunakan yaitu bawang merah, kartu angka (dari daun), dan gambar bawang putih dan bawang merah selain itu menyediakan alat seperti gelas plastik.

b. Ketika semua anak masuk dalam kelas guru guru membagi 3 kelompok tiap kelompok 4 anak kemudian guru menjelaskan tema dan memberikan contoh kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan yang akan dilakukan yaitu anak menyebut bilangan 1-20 atau lebih di tempat duduknya secara bergantian, kedua membilang bawang merah sebanyak 10 atau lebih dengan memasukannya ke dalam gelas, ketiga mengurutkan kartu bilangan 1-20 atau lebih. Dan menghubungkan kartu bilangan dengan bawang merah sebanyak 10 atau lebih.

c. Kemudian guru membagi bawang merah ke setiap anak lebih dari 10, setelah itu peneliti dan guru mendatangi setiap meja kemudian anak mulai menyebut bilangan sampai 20 atu lebih secara bergantian dengan temannya setelah semua anak selesai. Guru melanjutkan kegiatan berikutnya yaitu, membilang bawang merah ke dalam gelas sebanyak 10

(56)

42

atau lebih secara bergantian, kumudian lanjut kegiatan kartu mengurutkan bilangan 1-20 atau lebih, kegiatan tersebut tetap dilakukan di atas meja anak secara bergantian, sampai kegiatan terakhir yaitu menghubungkan kartu bilangan dengan bawang merah sebanyak 10 atau lebih secara bergantian.

d. Peneliti berkeliling mengikuti guru sambil menilai anak.

e. Peneliti dan guru menghargai kegiatan yang anak lakukan dengan cara bertepuk tangan dan memberikan bintang kepada anak sebagai reward sehingga anak akan lebih termotivasi.

Setelah kegiatan selesai anak di arahkan untuk merapikan bahan dan alat yang sudah digunakan, selanjutnya anak baca syair cuci tangan kemudian anak diarahkan untuk mencuci tangan. Setelah cuci tangan anak diarahkan membaca doa sebelum makan, setelah baca doa anak di arahkan untuk mengeluarkan bekal masing-masing dan makan. Setelah selesai makan anak berdoa kemudian dipersilahkan untuk istirahat sambil bermain di dalam maupun di luar ruangan. Setelah jam istirahat selesai anak semua masuk kelas kemudian guru akan menanyakan kembali tentang kegiatan yang dialakukan tadi, kemudian guru memberikan arahan dan baca doa setelah jam pulang anak di persilahkan untuk pulang.

(57)

43 c. Observasi siklus I

Siklus I telah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan RPPH yang telah dibuat. Pada akhir setiap pembelajaran peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran pada hari ini. Kegiatan hari ini menunjukkan bahwa anak-anak antusias mengikuti pembelajaran dengan media bahan alam namun masih ada anak yang tidak sabar untuk melakukan kegitan sehingga anak berebutan.

1. Anak mendengarkan penjelasan guru.

Pada pertemuan pertama anak mulai antusias saat guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan di lakukan dengan menggunakan media bahan alam (biji kacang merah) namun masih ada beberapa anak yang masih kebingungan saat melakukan kegiatan. Pertemuan kedua, anak juga msih antusias untuk mendengarkan tentang media apa yang akan di gunakan.

Namun pada pertemuan ketiga anak sudah mulai bosan dengan kegiatnyya sehingga ada beberapa anak kurang fokus dalam melakukan kegiatan.

2. Keaktifan anak dalam unjuk kerja kegiatan

Pada pertemuan pertama, anak masih belum benar-benar bisa memahami apa yang diperintahkan oleh guru. Terdapat beberapa anak yang bingung ketika di suruh menghubungkan antara bilangan dengan biji kacang merah, terdapat pula anak yang masih bingung dalam kegiatan mengurutkan kartu bilangan. Pada pertemuan selanjutnya, anak sudah mulai memahami, namun terdapat beberapa anak yang masih butuh bimbingan guru agar

Gambar

Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 4.1 Hasil Observasi Mengenal Konsep Bilangan Pratindakan
Tabel  4.2  Rekapitulasi  Hasil  Observasi    Pratindakan  Kemampuan  Mengenal Konsep Bilangan
Tabel  4.3  Hasil  Observasi  Kemampuan  Mengenal  Konsep  Bilangan  Siklus I  No.  Nama  Anak  Skor  Pencapaian  mengenal  Konsep  Bilangan anak
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada teman-teman Mahasiswa S2 Teknik Geofisika : Adhilaksana, Kusnahadi, Nanang, Eko Ari, Dedy, Sabri, Imam, Deni, Erfan, Andri dan Johan

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh ketepatan penyampaian SPPT PBB dan cara pembayaran PBB terhadap

Pasangan yang kurang siap untuk menerima kehamilan cenderung untuk mencoba melakukan pengguguran kandungan (aborsi) yang dapat berakibat kematoan bagi wanita.. Pada wanita

Pekerjaan : Pembangunan Jalan Dalam Negeri Haruru Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Sumber Dana : APBDP (Tambahan DAK IPD).. Tahun Anggaran

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jerami padi pada media tanam terhadap produktivitas jamur tiram putih dan konsentrasi penambahan jerami padi yang

Selanjutnya Islam juga melihat bahwa pengentasan kemiskinan merupakan tanggung jawab kolektif masyarakat, sehingga upaya pemberdayaan ekonomi kaum miskin menjadi kewajiban

demikian orang ecoliteracy tidak pernah menyakiti alam apalagi merusaknya. Pendidikan ecoliteracy akan lebih baik jika ditanamkan sejak dini. Sekolah Dasar merupakan