• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PRACTICE REHEARSAL PAIR DAN THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT PADA MATERI KOLOID DI SMA N 1 TANJUNG MORAWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PRACTICE REHEARSAL PAIR DAN THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT PADA MATERI KOLOID DI SMA N 1 TANJUNG MORAWA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA DENGAN MENERAPKAN MODEL

PRACTICE REHEARSAL PAIR DAN THINK PAIR SHARE

MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT PADA MATERI KOLOID

Oleh :

Theresia Audrin NIM 4114131006

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIW AYAT HIDUP

(4)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIM IA DENGAN M ENERAPKAN M ODEL PRACTICE REHEARSAL PAIR DAN THINK PAIR SHARE M ENGGUNAKAN M EDIA POW ERPOINT

PADA M ATERI KOLOID

Theresia Audrin (4114131006)

ABSTRAK

Penelit ian ini adalah penelit ian eksperimen bert ujuan m enget ahui peningkat an hasil belajar kim ia sisw a dengan penerapan m odel pem belajaran Pract ice Rehearsal Pair dan m odel pem belajaran Think Pair Share dengan m enggunakan m edia Pow erpoint pada m at eri Koloid. Populasi dalam penelit ian ini adalah seluruh sisw a kelas XI IPA di SM A N 1 Tanjung M oraw a yang t erdiri 4 kelas. Pengam bilan sam pel penelit ian secara random sampling yang t erdiri dari kelas eksperimen 1 dan eksperim en II. Kelas eksperim en 1

dengan penerapan pem belajaran Pract ice Rehearsal Pair dengan m edia pow erpoint dan kelas eksperim en II dengan penerapan pem belajaran Think Pair Share dengan media Pow erpoint. Berdasarkan hasil uji persyarat an dat a, diket ahui baik dat a hasil belajar

sisw a kelas eksperim en 1 dan kelas eksperim en II dinyat akan berdist ribusi norm al dan m em iliki varian yang hom ogen. Berdasarkan hasil dat a gain, besar peningkat an hasil belajar dengan penerapan m odel Pract ice Rehearsal Pair sebesar 71 % dari nilai 31,11 m enjadi 79,94 sedangkan besar peningkat an hasil belajar dengan m odel Think Pair Share sebesar 69% dari nilai 30,75 m enjadi 79,16 . Hasil pengujian hipot esis, melalui uji t pihak kanan pada taraf signifikan α = 0,05 menunjukkan bahwa t hit ung> t t abel yait u 3,40 > 1,668, yang berart i Ho dit olak dan Ha dit erim a. Dari hasil penelit ian ini, t erdapat perbedaan hasil belajar kim ia yang signifikan ant ara penerapan m odel Pract ice Rehearsal Pair dengan m odel Think Pair Share dan besar perbedaan hasil belajar dari

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjat kan kepada Tuhan Yang M aha Esa, karena at as berkat lim pahan rahm at dan karunia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan w akt u yang direncanakan.Skripsi berjudul ”Perbandingan Hasil Belajar Kimia Dengan M enerapkan M odel Practice Rehearsal Pair dan Think Pair Share M enggunakan M edia Pow erpoint Pada M ateri Koloid di SM A N 1 Tanjung M oraw a”

disusun unt uk m em peroleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program St udi Pendidikan Kimia Universit as Negeri M edan.

(6)

Pada akhirnya penulis t elah berupaya sem aksim al m ungkin dalam penyelesaian skripsi ini, nam un penulis sadar m asih banyak kelem ahan baik dari segi isi m aupun t at a bahasa. Unt uk it u penulis m engharapkan saran dan krit ik yang bersifat m em bangun dari pem baca dem i penyem purnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat berm anfaat dalam pengem bangan ilm u pendidikan. Akhir kat a penulis ucapkan t erim a kasih.

M edan, Juli 2014

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halam an

Lem bar Pengesahan i

Daft ar Riw ayat Hidup ii

Abst rak iii

Kat a Pengant ar iv

Daft ar isi vi

Daft ar Gam bar ix

Daft ar Tabel x

Daft ar Lam piran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Lat ar Belakang M asalah 1

1.2. Ident ifikasi M asalah 5

1.3. Rum usan M asalah 5

1.4. Bat asan M asalah 5

1.5. Tujuan Penelit ian 5

1.6. M anfaat Penelit ian 6

(8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teorit is 8

2.1.1. Pengert ian Belajar Kimia 8

2.1.2. Pengert ian M engajar Kimia 9

2.2. Proses Belajar M engajar 9

2.3. Hasil Belajar Kim ia Sisw a 12

2.4. M edia pem belajaran 12

2.4.1. Pengert ian M edia 12

2.4.2. M edia Pow erpoint dalam Pem belajaran 13

2.5. M odel pem belajaran Kooperat if 14

2.5.1. Kelebihan dan Kelem ahan Pem nelajaran Kooperat if 14

2.5.2. M odel Pem belajaran Pract ie Rehearsal Pair 15

2.5.3. M odel Pem belajaran Think Pair Share 17

2.6 Sint aks M odel Pract ice Rehearsal Pair dan Think Pair Share 20

2.7. Sist em Koloid 21

2.7.1. Pengert ian Koloid 21

2.7.2. Jenis – jenis Koloid 23

2.7.3. Sifat – sifat Koloid 24

2.7.4. Koloid Liofil dan Koloid Liofob 28

2.7.5. Pem buat an Koloid 28

(9)

2.8. Kerangka Konsept ual 32

2.9. Hipot esis 32

BAB III M ETODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Wakt u Penelit ian 34

3.2. Populasi dan Sam pel 34

3.3. Variabel Penelit ian 34

3.3.1. Variabel Bebas 34

3.3.2. Variabel Terikat 34

3.3.2 Variabel Kont rol 35

3.4. Inst rum ent Penelit ian 35

3.41. Uji Validit as 35

3.4.2. Uji Reliabilit as 36

3.4.3. Daya Beda 36

3.4.4. Tingkat Kesukaran 37

3.5. Jenis dan Rancangan Penelit ian 38

3.5.1. Jenis Penelit ian 38

3.5.2. Desain Penelit ian 38

3.5.3. Prosedur Penelit ian 39

3.6. Teknik Pengum pulan Dat a 41

3.6.1. Uji Norm alit as 41

(10)

3.6.3. Uji Hipot esis 42

3.6.4. Peningkat an Hasil Belajar Kimia 43

BAB IV HASIL DAN PEM BAHASAN

4.1 Analisis Dat a Inst rum en Penelit ian 44

4.2 Analisis Dat a Hasil Penelit ian 45

4.3 Pem bahasan 48

BAB V KESIM PULAN DAN SARAN

5.1 Kesim pulan 50

5.2 Saran 50

(11)

DAFTAR TABEL

Halam an

Tabel 2.1. Perbedaan Sint aks M odel Pem belajaran 20

Tabel 2.2. Persam aan dan Perbedaan Larut an,Koloid,dan Suspensi 22

Tabel 2.3Jenis – Jenis Koloid 23

Tabel 2.4. Perbandingan sifat Koloid Liofil dan Koloid Liofob 28

Tabel 2.5. Aplikasi Koloid 31

Tabel 3.1. Desain Peneletian 38

Tabel 4.1 Rata- rata dan Standart Deviasi pada Kelas Eksperimen I 45

dan Kelas Eksperimen II

(12)

DAFTAR GAM BAR

Halam an

Gam bar 2.1. Efek Tyndall 25

Gam bar 2.2. Gerak Brow n 26

Gam bar 2.3. Elekt roforesis 26

Gam bar 2.4. Dialisis 27

(13)

DAFTAR LAM PIRAN

Halam an

Lam piran 1. Silabus 53

Lam piran 2.Rencana Pelaksanaan Pem belajaran 54

Lam piran 3. Kisi-kisi soal inst rum ent t est 68

Lam piran 4. Inst rum en Penelit ian 69

Lam piran 5. Kunci Jaw aban Inst rum en Test 74

Lam piran 6. Form at Lem bar Jaw aban 75

Lam piran 7. Lem bar Kerja I 76

Lam piran 8. Lem bar Kerja II 78

Lam piran 9. Lem bar Kerja III 80

Lam piran 10. Perhit ungan Validit as Test 82

Lam piran 11. Perhit ungan Relibilit as Test 85

Lam piran 12. Tingkat Kesukaran Soal 87

Lam piran 13. Daya Beda Soal 90

Lam piran 14. Perhit ungan Uji Norm alit as 93

Lam piran 15. Perhit ungan St andart Deviasi 97

Lam piran 16. Perhit ungan Uji Hom ogenit as 105

Lam piran 17. Perhit ungan Gain 107

Lam piran 18. Perhit ungan Uji Hipot esis 111

(14)

Lam piran 20. Tabel Nilai Krit is Dist ribusi Chi Kuadrat 120

Lam piran 21. Tabel Nilai Krit is Dist ribusi F 123

Lam piran 22. Tabel Nilai r Product M om ent 124

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina

potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang

diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan dari tingkat dasar, menengah,

dan perguruan tinggi. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah

siswa agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap belajar sebagai

bentuk perubahan perilaku belajar, sehingga tujuan pendidikan tercapai.

Pada umumnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah masih

berjalan klasikal ,artinya seorang guru di dalam kelas menghadapi sejumlah

besar siswa ( antara 30- 40 orang ) dalam waktu yang sama menyampaikan bahan

pelajaran yang sama, bahkan metode atau model yang digunakan juga sama

untuk seluruh siswa. Hal ini membuktikan bahwa guru sangat berperan aktif di

dalam kelas, sedangkan siswa hanya bersifat menerima pelajaran dari guru.

(Suryosubroto 2009).

Sikap siswa yang pasif saat proses pembelajaran juga menjadi salah satu

faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar

setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya

secara optimal. Namun, kenyataannya menunjukkan bahwa setiap siswa

mempunyai hasil yang berbeda-beda, tidak semua siswa rajin dan tidak semua

mampu melakukan penyesuaian diri dengan situasi mereka belajar. Ada siswa

yang giat belajar, ada siswa pura-pura belajar, dan ada pula siswa yang tidak mau

belajar (Dimyati,2002). Hal ini sejalan dengan dikemukakan Suyanti (2008),

Hasil-hasil harian atau pun sumatif siswa untuk pelajaran kimia masih rendah.

Salah satu penyebabnya yaitu sikap siswa yang pasif saat proses pembelajaran

berlangsung.Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan penting

yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Aktivitas siswa dalam

proses belajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam

(16)

berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang

prestasi belajar ( Jannah, 2013 ).

Salah satu titik berat Pembangunan Nasional Indonesia adalah Pendidikan.

Banyak cara dan upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki mutu

pendidikan tersebut, baik dari proses pembelajaran maupun seluruh perangkat

yang menyokong terlaksananya pendidikan seperti : penataran guru-guru,

perbaikan kurikulum dan bantuan sarana dan prasarana pendidikan. Namun pada

kenyataannya masih banyak guru – guru menggunakan pembelajaran secara

konvensional dengan berbagai kendala yang dihadapi salah satunya kurangnya

kreatifitas guru dalam mengajar. Sistem pendidikan yang senantiasa bergantung

pada pendidik ini menyebabkan siswa kurang memiliki tingkah laku yang kritis

bahkan cara berpikir untuk mengeluarkan ide-ide yang sifatnya inovatif pun

terkesan lambat. Akibatnya siswa kurang bersemangat untuk mencapai prestasi

belajar yang tinggi.Oleh karena itu, Guru diharapkan dapat membimbing aktivitas

dan kreatifitas siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran yang sesuai.

Menurut beberapa orang siswa, diperoleh informasi bahwa kimia

merupakan pelajaran yang sulit dipahami, bahkan menjadi salah satu pelajaran

yang menakutkan bagi mereka. Pilihan jurusan terlalu awal bagi siswa

menyebabkan semangat untuk mendalami mata pelajaran kimia tidak ada,

sehingga mengakibatkan mereka lebih sulit menerima pelajaran tersebut.Mata

pelajaran kimia merupakan mata pelajaran IPA yang sarat dengan konsep, dari

konsep sederhana sampai konsep yang lebih kompleks sehingga sangatlah

diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar yang membangun

konsep tersebut. Siswa sering kali memaknai konsep yang kompleks menjadi

konsep yang membingungkan dan memunculkan rasa ketidaktertarikan terhadap

materi kimia.(Nugraha,2013) Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi,

pembelajaran yang diberikan harus lebih kreatif dan interaktif agar siswa yang

awalnya tidak berminat dapat termotivasi sekaligus dapat mendorong semangat

(17)

Dengan perkembangan pendidikan yang ada, sudah terdapat model pembelajaran

yang inovatif salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif . Menurut

Slavin dalam Isjoni (2009) model pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok

heterogen. Sedangkan Hans dalam Isjoni (2009) model pembelajaran kooperatif

merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang

untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses

pembelajaran. Selanjutnya Stahl dalam Isjoni (2009) menyatakan model

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan

meningkatkan sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial.

Temuan penelitian oleh Jannah menyebutkan bahwa penerapan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai buku saku dapat meningkatkan

aktivitas dan restasi belajar siswa kelas X-6 SMA Negeri Gondangrejo. Menurut

Puspaningtyah,dkk Persentase rata-rata keterlaksanaan RPP untuk kelas yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran TPS-PP adalah 85%, sedangkan untuk

kelas yangdibelajarkan dengan model pembelajaran TPS adalah 82%. Terdapat

perbedaan hasil belajar yangsignifikan antara siswa yang dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran TPS-PP dengan siswayang dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran TPS pada pokok bahasan kelarutan dan hasil

kali kelarutan. Rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran TPS-PPlebih tinggi (88) daripada siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran TPS (86).

Dalam penelitian yang akan peneliti lakukan, pokok materi yang akan

dibahas adalah sistem koloid. Materi sistem koloid merupakan materi yang berisi

konsep- konsep yang memerlukan pemahaman siswa sehingga diharapkan siswa

dapat mengamati secara langsung agar pembelajaran lebih jelas, selain itu materi

koloid juga berhubungan dengan kehidupan sehari- hari. Agar materi ini lebih

mudah untuk diterima oleh siswa dan siswa tidak mudah merasa bosan maka perlu

diberikan suatu pembelajaran alternatif, salah satunya adalah penerapan model

(18)

keterampilan yang sesuai dengan teori yang di pelajari,dan dapat dilakukan

bersama dengan teman belajarnya. Siswa dibentuk berpasang – pasangan,di dalam

pasangan dibuat dua peran yaitu pendemonstrasi / praktikan dan

pemerhati / pengamat .Siswa yang bertugas sebagai penjelas mendemonstrasikan

cara megerjakan keterampilan sedangkan siswa bertugas pemerhati mengamati

dan menilai demonstrasi yang dilakukan oleh temannya. Kemudian siswa bertukar

peran untuk keterampilan berikutnya.

Selain model pembelajaran Practice Rehearsal Pairdiatas, pembelajaran

juga dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair SharePembelajaran ini di awali guru mengajukan pertanyaan yang

terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.Kemudian guru

membagi siswa dalam kelompok untuk berdiskusi .Diharapkan diskusi ini dapat

memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkan,hasil dari diskusi dari

tiap – tiap kelompok di bicarakan dengan seluruh peserta didik di dalam kelas.

Model pembelajaran yang digunakan untuk mendorong siswa memiliki kepekaan

terhadap pentingnya berjasama. Keunggulan dari metode Think Pair Share adalah

siswa tidak terlalu bergantung terhadap guru, akan tetapi dapat menambah

kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dan belajar dari

siswa lain.(Priyani,2011). Kedua model ini dapat dilakukan dengan bantuan media

powerpoint dimana inti dari pelajaran koloid di dipaparkan dalam bentuk slide.

Dari permasalahan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

kesulitan siswa untuk memahami konsep yang diajarkan dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain: guru, model pembelajaran yang digunakan, dan latar

belakang siswa itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang ini,peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul :

Perbandingan Hasil Belajar Kimia dengan Menerapkan Model Practice

Rehearsal Pair dan Think Pair Share menggunakan Media Powerpoint pada

(19)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, beberapa masalah

yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Apakah selama ini model pembelajaran yang digunakan tidak

membiasakan siswa supaya lebih aktif dalam proses belajar mengajar

2. Mengapa hasil belajar kimia yang rendah

3. Mengapa kurangnya minat dan keaktifan siswa dalam pelajaran kimia di

sekolah.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas , yang menjadi

rumusan masalah adalah Apakah hasil belajar kimia setelah diberikan

perlakuan model Practice Rehearsal Pair lebih tinggi dibandingkan model

Think Pair Share dengan menggunakan media Powerpoint pada

materi Koloid

1.4 Batasan Masalah

Melihat banyaknya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding

dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki peniliti,agar penelitian ini terarah

dan dapat dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe

Practie Rehearsal Pair (praktek berpasangan) dan Think Pair Share

2. Materi yang diajarkan yaitu pokok bahasan Koloid

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA semester II SMA N 1

Tanjung Morawa.

1.5 Tujuan Penelitaian

Penelitian bertujuan untuk :

Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar kimia siswa dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Practice Rehearsal Pair dan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (menggunakan media

(20)

1.6 Manfaat Penelitian

Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang terkait diantaranya sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti

Peneliti ini dapat memberikan gambaran dan pengetahuan dalam

penerapan model pembelajaran Practice Rehearsal Pair dan Think pair

Share pada pelajaran kimia SMA.

b. Bagi Siswa

Agar siswa lebih termotivasi dan menambah pemahaman terhadap

pelajaran kimia pada pokok bahasan koloid SMA.

c. Bagi Guru

Sebagai alternatif dalam mengelola pembelajaran dan dapat

menumbuhkan kreatifitas guru dalam pembelajaran.

I.7 Defenisi Operasional

Practice Rehearsal Pair

Model pembelajaran praktek berpasangan, dimana siswa dalam setiap

kelompok dibentuk berpasangan. Siswa diberi tugas dua peran yaitu sebagai

praktikan dan sebagai pemerhati . Setiap satu percobaan selesai dilakukan

siswa bertukar peran sampai seluruh percobaan selesai dilaksanakan.

Think Pair Share

Model pembelajaran yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan –

pertanyaan untuk dipikirkan secara mandiri dan kemudian diskusikan dengan

teman kelompok, kemudian hasil diskusi tersebut dibagikan kepada teman

(21)

Powerpoint

Media yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran supaya

dapat menarik siswa dengan tampilan slide yang memaparkan inti dari

materi pembelajaran.

Koloid

Materi yang akan diajarkan dalam penelitian, dimana siswa dituntut

agar dapat membedakan antara larutan, koloid, suspensi. koloid. Siswa juga

mengetahui jenis – jenis koloid, sifat – sifat koloid dan cara pembuatan

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

Kesimpulan yaitu :

1. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara model

Practice Rehearsal Pair dan media Powerpoint dengan model

pembelajaran Think Pair Share dan media Powerpoint sebesar 2%.

Namun dapat diketahui dari perhitungan gain, peningkatan hasil belajar

yang diajarkan menggunakan Practice Rehearsal Pair dari 31%

menjadi 71% sedangkan peningkatan hasil belajar yang diajarkan

menggunakan model Think Pair Share dari 29% menjadi 69%.

2. Hasil perhitungan uji hipotesis pada taraf signifikan 5% diperoleh

t hitung > t tabel yaitu 3, 40 > 1,668 sehingga Ha diterima dan Ho

ditolak. Hal ini berarti hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pair dan media

Powerpoint lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang

diajarkan dengan model Think Pair Share dan media Powerpoint pada

materi Koloid.

1.2. Saran

Berdasarkan Pembahasan dan kesimpulan yang telah

dikemukakan diatas maka penulis menyarankan hal – hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran

Practice Rehearsal Pair dan model Think Pair Share untuk

meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

2. Kepada peneliti lain yang akan meneliti penelitian ini dengan pokok

bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan

(23)
(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan .Bumi Aksara : Jakarta.

Arsyad, A. 2008 . Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta

Dimyanti dan Mudjiono . 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Negeri Medan , 2005 , Buku

Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan,

FMIPA Unimed

Harjani, Tarti . 2011. Pembelajaran Kimia Dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share Dan Teams Games Tournament Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Dan Kemampuan Memori. Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Pendidikan Kimia . Vol : 2 No 4

Istarani. 2011 . 58 Model Pembelajaran Inovatif. Media Persada. Medan

Jannah, Rikhinati, Saputro C.N.Agung, dan Yamtinah Sri.2013. Penerapan Model

Pembelajaran Think Pair Share Disertai Buku Saku Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Kimia Pada Materi Minyak Bumi Kelas X SMA Neger Gondangrejo Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Pendidikan Kimia . Vol : 2 No 4

Kodir , A dan Sudarmono. 2011 . Pengaruh model pembelajaran kooperatif

Practice Rehearsal Pair (PRP) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi menafsirkan gambar Teknik Listrik di Smk N 2 Pamekasan. Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik

Ningsih, Rahayu, S, 2007, Sains Kimia 2, Bumi Aksara : Jakarta.

Nugraha A, Dian, VH Susanti Elvi, dan Masykuri , M, ( 2013 ), Efektivitas

Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Yang Dilengkapi Dengan Media Kartu Berpasangan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Ikatan Kimia Kelas X Semester Gasal SMA N 2 Karangayar Tahun Pelajaran 2012/2013. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal

(25)

Purba, Michael. 2006 . Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga

Priyani, Eka Niken. 2010. Pembelajaran Kimia Model Think Pair Share dan

Numbered Head Together Ditinjau Dari Kemampuan Awal Dan Aktivitas Belajar . Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal

Pendidikan Kimia . Hal 50.

Puspaniftyas, aulya, parlan, Dedek. 2013. Pengaruh penerapan model

pembelajaran problem posing dalam Model pembelajaran think pair share terhadap hasil belajar Siswa kelas xi sman 10 malang pada pokok bahasan kelarutan (s) Dan hasil kali kelarutan (ksp). Universitas Negeri

Malang. Jurnal pendidikan Kimia.

Santyasa, I Wayan. 2007 . Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Universitas Pendidikan Ganesa.

Silitonga , P. M. 2011 . Statistik teori dan aplikasi dalam penelitian. Penerbit: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universiatas Negeri Medan.

Silitonga , P. M. 2011 . Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Universitas Negeri Medan

Suharsini, Maria, 2007, Kimia dan Kecakapan Hidup, Ganeca Exact, Jakarta.

Suryosubroto, B, Drs. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta : Jakarta.

Sutresna, Nana. 2005 . Kimia SMA . Bandung : Grafindo.

Suyatno . 2007. Kimia. Grasindo : Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint

Gambar

Tabel 2.1. Perbedaan Sintaks Model Pembelajaran
Gambar 2.1. Efek Tyndall

Referensi

Dokumen terkait

Kelas kesesuaian N (tidak sesuai) dengan faktor pembatas lereng; Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jati dan sengon terdiri dari S3 dan N dengan faktor pembatas S3-eh dan N-eh;

Namun melihat penjelasan pasal tersebut bahwa dalam hal pembatasan terhadap hak hidup di Indonesia sendiri hanya membatasi terhadap dua keadaan yang sangat luar

Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD ) yang diterbitkan umumnya berisi pertanyaan yang untuk menjawabnya hanya dibutuhkan kemampuan kognitif. Model LKPD ini,

a) Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan termasuk biaya pembelian bahan baku, biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan Fe pada nori dari kombinasi daun singkong dan rumput laut 40:60 yaitu sebesar 160,04 ppm atau setara dengan 1,60 g

Staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah mem- berikan bekal ilmu, sehingga penulis

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa persentase morfologi spermatozoa kambing kacang setelah di berikan sari kurma memiliki persentase yang lebih tinggi

Pemikiran ini membuat siswa tidak mempunyai dorongan untuk belajar dengan giat karena tidak percaya akan kemampuannya sendiri, selalu melihat bahwa dirinya kurang