• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat penyelesaian pendidikan sarjana teknik sipil.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR. Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat penyelesaian pendidikan sarjana teknik sipil."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA PADA TAHAP PELAKSANAAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE NILAI HASIL (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran Tower PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat penyelesaian pendidikan sarjana teknik sipil Disusun Oleh :. JOY ULUNA BANGUN 13 0404 108. BIDANG STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018.

(2) ABSTRAK Pengendalian waktu yang baik diharapkan dapat membantu pelaksanaan proyek sesuai dengan waktu yang direncanakan, salah satun ya dengan menggunakan metode analisis nilai hasil. Analisis nilai hasil digunakan dengan tujuan dapat memperkirakan (forecasting) sejauh mana proyek yang dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana penerapan Earned Value Analysis (EVA) dalam memperkirakan waktu akhir penyelesaian proyek untuk setiap minggunya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ini adalah deskriptif kualitatif dengan durasi pengerjaan proyek selama 76 minggu. Studi ini menghasilkan, waktu penyelesaian proyek sesuai dengan rencana awal jadwal proyek . Waktu penyelesaian proyek sesuai dengan rencana awal jadwal proyek. Prakiraan waktu penyelesaian proyek berdasarkan minggu ke-76 adalah 456 hari (4 Maret 2018), Sedangkan apabila kita menggunakan perhitungan tiap minggu, prakiraan waktu penyelesaian pro yek berdasarkan minggu ke-97 adalah 677 hari (29 Juli 2018). Berdasarkan perbandingan antara nilai ACWS, VAC beserta durasi pekerjaan hingga selesai, maka proyek ini mengalami percepatan 2 hari. Kata Kunci : Proyek konstruksi, Pengendalian waktu, Konsep Nilai Hasil.

(3) KATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus , oleh karena anugerah-Nya yang melimpah , kemurahan dan kasih setia serta penyertaan-Nya yang besar akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skirpsi ini. Penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Pengendalian Waktu Dan Biaya Pada Tahap Pelaksanaan Proyek Dengan Menggunakan Metode Nilai Hasil” ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang berperan penting yaitu : 1.. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku pembimbing 1 dan Bapak Indra Jaya ST.MT selaku pembimbing 2, yang telah banyak memberikan dukungan, masukan, bimbingan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.. 2.. Bapak Prof. Dr. -Ing.Johannes Tarigan, selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.. 3.. Bapak Medis Sejahtera Surbakti, ST, MT, Ph.D, selaku Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.. 4.. Bapak Prof. Dr. -Ing.Johannes Tarigan dan Ir. Andy Putra Rambe, MBA., selaku Dosen Penguji.. 5.. Bapak/Ibu Dosen Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.. 6.. Seluruh pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang memberikan bantuan selama ini kepada saya..

(4) 7.. Bapak Bernas P.D Nababan yang telah memberikan arahan, bantuan sponsor dan meluangkan waktu kepada penulis.. 8.. Bapak T.Hakiki Syahputra. yang telah memberikan bantuan dalam. pengadaan sponsor dan memberikan masukan-masukan. 9.. PT . Adikarya Tbk , yang telah mensponsori tempat ,alat dan fasilitas yang di perlukan penulis untuk penelitian skripsi.. 10.. PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang telah memfasilitasi dan memberikan bimbingan kepada penulis selama melakukan penelitian skripsi. 11.. Bapak Ir Soekaryo yang telah memberikan arahan dan bantuan meminjamkan alat-alat untuk melaksanakan pengujian.. 12.. Kepada kedua orangtua penulis, bapak Harryson Bangun dan ibu Drg Hariani Helena Purba yang selalu memberikan doa, kasih sayang, nasihat, dukungan dan materi yang tiada hentinya sehingga penulis terus termotivasi untuk menyelesaikan Tugas Akhir.. 13.. Kepada saudara-saudari penulis, Stevanus Bangun dan Sony Bangun yang memberikan dukungan dan hiburan bagi penulis.. 14.. Kepada kawan-kawan Moonton Ext ,Johnson ,Hanabi , Lancelot , Alucard, Zilong , Saber , Gussion , Odete, Fanny, Angela, Vexana, Alice dan yang lainnya . Terima kasih atas dukungan dan doa-doanya yang diberikan.. 15.. Kepada kawan-kawan seperjuangan angkatan 2013 Benedictus , Frans , Jeremy , Jefri, Sebastian , Dian Fajar, Puja , Azizah, Herru ,Fadel , Andrew , Akbar , Fachruzi , Alfred, Raihan , Syawali, Utama, Ivan, Maylisa, Angel, Dea, Wilson, Rio , Novra , Yashir, dan adik-adik 2016, Poppy, Trefind ,Cynthia, Aron, Roby, Fauzan, Dhiya Rizky, Benvalio, Julfrianta, Agus ,Guntur, Alfon, Harvay , Farhan dan lainya yang tidak dapat disebutkan seluruhnya. Terimakasih atas semangat, dukungan, dan bantuan yang diberikan..

(5) 16.. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh. karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Bapak dan Ibu Staf Pengajar serta rekan – rekan mahasiswa demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.. Medan,. 2018 Penulis. JOY ULUNA BANGUN 13 0404 108.

(6) DAFTAR ISI. ABSTRAK ................................................................................................................ i KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x BAB I. PENDAHULUAN. .................................................................................... 1. I.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1 I.2. Perumusan Masalah ................................................................................... 3 I.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3 I.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3 I.5. Pembatasan Masalah .................................................................................. 4 I.6. Sistematika Penulisan................................................................................. 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6 II.1. Metode Earned Value ............................................................................... 6 II.2. Dasar Teori ............................................................................................... 7 II.2.1. Proyek ............................................................................................... 7 II.2.2. Perencanaan Proyek .......................................................................... 9 II.2.3 Metode dan Teknik Pengendalian Biaya dan Waktu ........................ 10 II.2.3.1. Earned Value Analysis............................................................. 10 II.2.3.1.1 Metode Analisis Varians ............................................ 11 II.2.3.1.2 Varians dengan Grafik “S” ........................................ 11 II.2.3.1.3 Kombinasi Bagan dan Grafik “S” .............................. 12 II.3. Konsep Metode Nilai Hasil ...................................................................... 12 II.3.1 Indikator-indikator yang dipergunakan ............................................. 14 II.4. Analisa Varians ......................................................................................... 19 II.5. Faktor-faktor indikator Kemajuan dan Kinerja Proyek ............................. 20 II.6. Prakiraan Biaya dan Jadwal Akhir Proyek ................................................ 22 II.7. Jenis-jenis Kontrak Konstruksi ................................................................. 24.

(7) II.7.1 Kontrak berdasarkan aspek perhitungan biaya .................................. 25 II.7.2 Kontrak berdasarkan aspek perhitungan jasa .................................... 26 II.7.3 Kontrak berdasarkan aspek cara pembayaran ................................... 26 II.7.4 Kontrak berdasarkan aspek pembagian tugas ................................... 27 II.8. Pekerjaan Tambah/kurang dalam kontrak Pekerjaan Konstruksi.............. 28 II.9. Jenis Pekerjaan menurut Perpres 54 tahun 2010 ....................................... 29. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 33 III.1.Umum ....................................................................................................... 33 III.2. Metodologi Penelitian ............................................................................. 33 III.2.1 Pengumpulan Data............................................................................ 34 III.2.1.1 Data Primer .................................................................................... 35 III.2.1.2 Data Sekunder ............................................................................... 35 III.2.1.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 35 III.3. Bagan Alir ............................................................................................... 36 III.4. Tahapan dalam Penulisan Tugas Akhir ................................................... 37 III.4.1 Mulai ................................................................................................ 37 III.4.2 Studi Literatur Terkait...................................................................... 37 III.4.3 Tahap Pengumpulan Data ................................................................ 37. BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN ............................................ 38 IV.1. Analisa Perhitungan Earned Value ......................................................... 38 IV.1.1. Planned Value ................................................................................. 38 IV.1.2. Earned Value ................................................................................... 41 IV.1.3. Schedule Varians (SV) .................................................................... 44 IV.1.4. Schedule Performance Indeks (SPI) ................................................ 47 IV.1.5. Cost Variance (CV) .......................................................................... 50 IV.1.6. Cost Performance Index (CPI) .......................................................... 51 IV.1.7. Estimate At Completion (EAC) ........................................................ 52 IV.1.8. Variance At Completion (VAC) ....................................................... 53. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 54.

(8) V.1. Kesimpulan ............................................................................................... 54 V.2. Saran ......................................................................................................... 54 Daftar pustaka .......................................................................................................... xi.

(9) DAFTAR GAMBAR. 2.1. Hubungan Triple Constrain................................................................................. 9 2.2. Analisis varian terpadu disajikan dengan grafik s .............................................. 14 2.3. Prakiraan (Forecast) jadwal dan biaya (EAC) pada akhir proyek ...................... 24.

(10) DAFTAR TABEL. 2.1. Analisa Varians Terpadu ……………………………….…………….…. 16 4.1. Hasil Perhitungan BCWS …………………………………………….…. 39 4.2.HasilPerhitunganBCWP ……………………………………………….….42 4.3. Hasil Perhitungan SV …………………………………………………….45 4.4. Hasil Perhitungan SPI …………………………………………………….48.

(11) DAFTAR LAMPIRAN. A.1.Rekapitulasi kuantitas dan harga proyek…………………………… .LA-1 A.2. Persentase bobot pekerjaan…………………………………………. LA-31 B.1. Foto Dokumentasi…………………………………………………….LB-1.

(12) BAB I PENDAHULUAN. 1.1.LATAR BELAKANG. Suatu proyek didefinisikan sebagai suatu kegiatan tidak rutin dan tidak berulang, dikerjakan untuk suatu jangka waktu yang tertentu. untuk. mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan secara teknis. Kondisi suatu proyek dipengaruhi banyak faktor lingkungan sehingga suatu proyek akan berbeda dengan proyek yang lain. Pengendalian dalam proyek konstruksi pada umumnya menyangkut tiga aspek utama, yaitu, biaya, waktu dan SDM. Adapun latar belakang di lakukan nya pembangunan tower Pelindo I ini karena kebutuhan akan ruangan yang sudah tidak mencukupi di gedung yang lama agar memudahkan koordinasi dan pengawasan aktifitas pelabuhan karena gedung tersebut berada di lokasi operasional pelabuhan, gedung ini digunakan bersama sama dengan cabang atau unit bisnis yang ada di belawan. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) besama dengan PT Waskita Karya selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang intens mengoptimalisasi fasilitas Pelabuhan Belawan yang merupakan pelabuhan utama di pesisir pantai Timur Sumatera. Terdapat beberapa proyek strategis pengembangan dan pembangunan pelabuhan kebanggaan masyarakat provinsi Sumatera Utara khususnya bagi kota Medan. Proyek tersebut terbagi Fase I dan II,antara lain pembangunan dermaga sepanjang 700 meter, Tower perkantoran 10 lantai, Car Terminal, Terminal Curah Kering, Tangki Timbun Crude Palm Oil (CPO), Lapangan Penumpukan,Terminal Multipurpose,Sport Center, Cold Storage, Betonisasi. jalan. diarea. pelabuhan. dan. luar. pelabuhan .Direncanakan. pembangunan gedung perkantoran Tower Pelindo 1 bakal rampung tahun 2018 yang juga berbarengan dengan penerapan system IT Terpadu guna mendukung kinerja manajemen Pelindo 1. Nantinya kantor pusat digabungkan bersama-sama kantor cabang pelabuhan Belawan, kantor Belawan International Container Terminal (BICT), dan kantor anak perusahaan Pelindo 1. Pengembangan pelabuhan Belawan sendiri dilakukan bertahap sebanyak 2 (dua) Fase, dan.

(13) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan ikut membiayai pengembangan Fase I Pelabuhan Belawan dari pinjaman Islamic Development Bank senilai 87,5 juta USD. Sementara total biaya Fase I dan II menelan dana sebesar Rp 6 triliun, kedua Fase bakal rampung beroperasi pada tahun 2018. Dalam sebuah proyek konstruksi terdapat berbagai tahapan yang berkaitan dengan manajemen konstruksi, yang di dalamnya terdapat berbagai permasalahan, baik dalam estetika bangunan maupun mengenai pengelolaan biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan. Sehingga dalam pelaksanaanya diperlukan suatu sistem untuk manajemen biaya (Cost Management) dan manajemen waktu (Time Management) agar dalam pelaksanaanya, proyek dapat diselesaikan tepatwaktu sesuai yang telah direncanakan serta biaya yang dikeluarkan sesuai kebutuhan proyek yang dikerjakan. Manajemen biaya proyek (Project Cost Management) adalah pengendalian proyek untuk memastikan penyelesaian proyek sesuai dengan anggaran biaya yang telah disetujui. Sedangkan manajemen waktu proyek (Project Cost Management) adalah proses merencanakan, menyusun, dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek, di mana dalam perencanaan dan penjadwalannya telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien. Untuk kegiatan manajemen biaya (Cost Management) dan manajemen waktu (Time Management) dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah konsep yang biasa dikenal dengan konsep nilai hasil (Earned Value). Konsep nilai hasil merupakan sebuah konsep yang menyajikan pengelolaan proyek dengan mengintegrasikan biaya dan waktu. Konsep nilai hasil memiliki tiga komponen penting diantaranya rencana penyerapan biaya (Budget Cost), biaya aktual yang sudah dikeluarkan (Actual Cost), dan suatu nilai yang didapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkan atau yang disebut Earned Value. 1.2.PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penerapan Earned Value Analysis (EVA) untuk memperkirakan waktu akhir penyelesaian proyek ? 2. Bagaimana kinerja proyek dengan metode nilai hasil atau Earned Value ?.

(14) 1.3. TUJUAN PENELITIAN. 1. Untuk mengetahui waktu akhir penyelesaian proyek dengan metode Nilai Hasil 2. Untuk mengetahui kinerja proyek dengan menggunakan metode Nilai Hasil 1.4. MANFAAT PENELITIAN. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi penulis: Mengetahui progres pekerjaan selama pelaksanaan proyek dan waktu akhir pelaksanaan pro yek 2. Manfaat bagi institusi: Memperoleh pengetahuan dalam ilmu manajemen khususnya dalam hal yang berkaitan dengan waktu pelaksanaan proyek dan penggolongan pekerjaan sesuai rencana pekerjaan 3. Manfaat bagi pihak ke 3 : Memberikan penekanan bahwa perencanaan waktu. yang. sistematis. sesuai jadwal sangat bermanfaat terhadap sebuah implementasi proyek dan dapat digunakan sebagai acuan. oleh. pihak-pihak terkait dalam. memutuskan langkah-langkah selanjutnya yang diambil untuk kemajuan proyek.. 1.5 PEMBATASAN MASALAH Penelitian ini dibatasi oleh hal-hal, sebagai berikut: 1. Pengambilan data dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran Tower PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) 2. Analisis mencakup variable biaya. 3. Peninjauan progres proyek dilakukan selama 76 minggu, terhitung mulai minggu 1 sampai minggu ke 76.

(15) 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan dibuat dalam 5 (lima) bab uraian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, metodologi penelitian, flowchart penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian umum mengenai metode nilai hasil. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang persiapan penelitian mencakup studi literatur, penjelasan analisa biaya dan metode penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengerjaan analisa biaya gedung perkantoran beserta estimasi waktu dan biaya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh kegiatan tugas akhir ini.

(16) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. METODE EARNED VALUE Earned Value” merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pengelolaan proyek yang mengintegrasikan biaya dan waktu. Konsep Earned Value menyajikan tiga dimensi yaitu penyelesaian fisik dari proyek (The Percent Complete) yang mencerminkan rencana penyerapan biaya (Budgeted Cost), biaya aktual yang sudah dikeluarkan atau yang disebut dengan actual cost serta apa yang didapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkan atau yang disebut earned value. Dari ketiga dimensi tersebut, dengan konsep Earned Value, dapat. dihubungkan. antara. kinerja. biaya dengan waktu yang berasal dari. perhitungan varian biaya dan waktu (Flemming dan Koppelman, 1994 dalam makalah Biemo W. Sumardi et al). Earned Schedule (ES) analisis adalah suatu terobosan teknis analitis yang berasal dari jadwal, ukuran, kinerja dalam satuan waktu, bukan biaya. Dasar yang sama Earned Value Management (EVM) titik data yang digunakan. Indikator mirip dengan biaya, merupakan turunan dari jadwal yang diperoleh ukuran. Indikator ini, memberikan status dan prediksi kemampuan untuk jadwal, analog dengan biaya. Karena metrik ini menggunakan langkah- langkah berdasarkan waktu, mereka menambah EVM tradisional dan jadwal terpadu analisis. Kerja juga telah dilakukan yang menyediakan “menjembatani” teknik analisis antara nilai jadwal dan analisis jadwal terpadu tradisional. (Kym Henderson, 2007) Metode “Nilai Hasil” (Eaned Value) adalah suatu metode pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan biaya dan. jadwal pro yek secara. terpadu. Metode ini memberikan. kinerja. suatu. periode. pelaporan. informasi. status. kinerja. saat. pada. dan memberikan informasi prediksi biaya yang. dibutuhkan serta waktu untuk penyelesaian seluruh indikator. proyek. pelaporan. (Dewa. pekerjaan. berdasarkan. Ketut Sudarsana, 2008).. Kinerja biaya dan waktu membantu, seorang manajer proyek dapat mengidentifikasi kinerja keseluruhan proyek maupun paket-paket pekerjaan di dalamnya dan kemudian memprediksi kinerja biaya dan waktu penyelesaian.

(17) proyek dengan asumsi bahwa kecenderungan yang terjadi pada saat pelaporan akan terus berlangsung sampai proyek tersebut selesai. Hasil dari evaluasi kinerja proyek tersebut dapat digunakan sebagai early warning jika terdapat inefisiensi kinerja dalam penyelesaian proyek sehingga dapat dilakukan kebijakan-kebijakan manajemen dan perubahan metode pelaksanaan agar pembengkakan biaya dan keterlambatan penyelesaian proyek dapat dicegah. Pelaksanaan suatu proyek sangat. jarang ditemui. suatu proyek yang. berjalan tepat sesuai dengan yang direncanakan, umumnya keterlambatan. dari yang direncanakan, baik. waktu maupun. mengalami kemajuan. pekerjaan,tetapi ada juga proyek yang mengalami percepatan dari jadwal awal yang direncanakan. Untuk menghindari kerugiaan dalam. proyek, kita dapat. meramalkan (forecasting) terhadap biaya penyelesaian dengan konsep nilai hasil (earned value analysis) (Hendra Galih, 2010). 2.2.DASAR TEORI 2.2.1.Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu, yang dalam prosesnya dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang diperlukan dan persyaratan-persyaratan tertentu lainnya. Secara umum terdapat 3 (tiga) indikator yang menunjukkan keberhasilan suatu proyek (Iman Suharto, 1997), yaitu : 1. On time (tepat waktu), yaitu ketepatan waktu penyelesaian proyek sesuai dengan yang dijadwalkan. 2. On specification (tepat spesifikasi / kualitas), dari spesifikasi yang telah ditentukan, pemilik proyek menginginkan mutu pekerjaan yang bagus. 3. On budget (tepat anggaran / biaya) Tiga unsur terakhir berkaitan dengan pelaksanaan proyek yang meleset dari cakupan proyek yang seharusnya. Karena kompleksnya tugas, pentingnya proyek dan tingkat pengambilan keputusan dalam menangani suatu proyek diperlukan adanya manajemen proyek. Definisi manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan, ketrampilan, alat, dan teknik dalam aktifitas proyek untuk memenuhi atau melebihi kebutuhan dan harapan stakeholder dari suatu proyek..

(18) (Project Management Institute, 1996). Yang berupa proses perencanaan, pengaturan, pengarahan dan pengawasan sumber daya perusahaan dalam waktu yang relatif singkat yang ditentukan untuk memenuhi tujuan dan hasil spesifik (Kezner, Harold, 1995). Proses mencapai tujuan ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besarnya biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal, dan mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan diatas disebut sebagai kendala (triple constraint) yaitu 1. Anggaran Proyek yang harus diselesaikan dengan biaya yang tidak boleh melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal pengerjaan bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan dalam total proyek, tetapi dipecah atas komponen-komponennya atau perperiode tertentu yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian, penyelesaian bagian - bagian proyek harus memenuhi saaran anggaran per periode. 2. Jadwal Proyek harus dikerjakan dalam suatu kurun waktu yang ditentukan dan terbatas. Jika tidak, maka akan menimbulkan berbagai dampak negatif. 3. Mutu Produk atau hasil kegiatan harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan, yqang berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use..

(19) Biaya (Anggaran). Jadwal (Waktu). Mutu (Kinerja). Gambar 2.1. Hubungan Triple Constrain (Imam Soeharto, 1997:3) Ketiga batasan tersebut saling berhubungan, yang berarti jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati, maka umumnya harus diikuti dengan meningkatn ya mutu, yang selanjutnya akan berakibat pada naiknya biaya yang dapat melebihi anggaran yang sudah ditetapkan. Sebaliknya. Jika ingin menekan biaya, maka akan berimbas pada waktu dan mutu yang telah ditetapkan semula.. 2.2.2. Perencanaan Proyek Proyek harus diselesaikan dalam jangka waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan. Apabila proyek tidak ditangani dengan benar, kegiatan dalam proyek akan mengakibatkan munculnya berbagai dampak negatif yang pada akhirnya bermuara pada kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang dicita-citakan. (Istimawan Dipohusodo, 1995:4). Kegiatan yang dilakukan dalam suatu proyek tidak akan bisa sama persis dengan yang sudah dilakukan sebelumnya, sehingga perlu adanya perencanaan proyek yang matang. Merencanakan dan memperkirakan sebuah proyek bukan hal yang mudah, jadi harus berdasarkan teori yang bisa mendukung. Hal ini untuk memudahkan penelusuran masalah apabila proyek tersebut dievaluasi..

(20) 2.2.3. Metode dan Teknik Pengendalian Biaya dan Waktu Upaya pengendalian merupakan. proses pengukuran, evaluasi, dan. membetulkan kinerja proyek. Untuk proyek konstruksi, ada tiga unsur yang perlu selalu dikendalikan dan diukur, yaitu: kemajuan (progress) yang dicapai. dibandingkan. terhadap. kesepakatan kontrak, pembiayaan terhadap. rencana anggaran, dan mutu hasil pekerjaan terhadap spesifikasi teknis. (Istimawan Dipohusodo, 1995:407) Metode. pengendalian. proyek. yang. digunakan. adalah Metode. Pengendalian Biaya dan Waktu Terpadu (Earned Value). Metode ini mengkaji kecenderungan Varian Waktu dan Varian Biaya pada suatu periode waktu selama proyek berlangsung (Iman Suharto, 1997).. 2.2.3.1. Earned Value Analysis Metode Earned Value (nilai hasil) adalah metode pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan biaya dan waktu proyek secara terpadu. Metode ini memberikan informasi status kinerja proyek pada suatu periode pelaporan dan memberikan informasi prediksi biaya yang dibutuhkan dan waktu untuk penyelesaian seluruh pekerjaan berdasarkan indikator kinerja saat pelaporan.. 2.2.3.1.1. Metode Analisis Varians Metode analisis varians adalah metode untuk mengendalikan biaya dan jadwal suatu kegiatan proyek konstruksi. Dalam metode ini identifikasi dilakukan dengan membandingkan jumlah biaya yang dikeluarkan dengan biaya anggaran. Analisis Varians dilakukan dengan mengumpulkan informasi kemajuan pro yek pada saat pelaporan, dengan menghitung jumlah unit pekerjaan yang telah diselesaikan. Kemudian dibandingkan dengan perencanaan atau melihat catatan penggunaan sumber daya. Metode ini akan memperlihatkan perbedaan antara biaya pelaksanaan terhadap anggaran dan waktu pelaksanaan terhadap jadwal. 2.2.3.1.2.Varians dengan Grafik “S” Cara lain. untuk. memperlihatkan. adanya. varians. adalah. dengan. menggunakan grafik. Grafik “S” akan menggambarkan kemajuan volume.

(21) pekerjaan yang diselesaikan sepanjang siklus proyek. Bila grafik tersebut dibandingkan dengan grafik serupa yang disusun berdasarkan perencanaan dasar maka akan segera terlihat jika terjadi penyimpangan Penggunaan Grafik “S” dijumpai dalam hal berikut : 1. Pada analisis kemajuan proyek secara keseluruhan. 2. Penggunaan seperti diatas, tetapi untuk satuan unit pekerjaan atau elemen- elemennya. 3. Pada kegiatan engineering dan pembelian untuk menganalisis persentase (%) penyelesaian pekerjaan, misalnya jam-orang untuk menyiapkan rancangan, produksi gambar, menyususn pengajuan pembelian, terhadap waktu. 4. Pada kegiatan konstruksi, untuk menganalisis pemakaian tenaga kerja atau jam - orang dan juga untuk menganalisis persentase (%) penyelesaian pekerjaan-pekerjaan lain yang dinyatakan dalam unit versus waktu. Grafik “S” sangat bermanfaat untuk dipakai sebagai laporan bulanan dan laporan kepada pemimpin proyek, karena grafik ini dapat dengan jelas menunjukkan kemajuan proyek dalam bentuk yang mudah dimengerti. 2.2.3.1.3. Kombinasi Bagan dan Grafik “S” Salah satu teknik pengendalian kemajuan proyek adalah memakai kombinasi grafik “S” dan tonggak kemajuan (milestone). Milestone adalah titik yang dianggap menandai suatu peristiwa yang dianggap penting dalam rangkaian pelaksanaan pekerjaan. proyek. Titik Milestone. ditentukan pada waktu pembuatan perencanaan dasar yang disipakan sebagai tolak ukur kegiatan pengendalian kemajuan proyek. Penggunaan milestone yang dikombinasikan dengan grafik “S” sangat efektif untuk mengendalikan pembayaran berkala. 2.3 KONSEP METODE NILAI HASIL Konsep Nilai Hasil merupakan bagian dari Konsep Analisis Varians. Dimana dalam analisis varians hanya menunjukkan perbedaan hasil kerja pada waktu pelaporan dibandingkan dengan anggaran atau jadwalnya.

(22) (Iman Suharto, 1997). Adanya kelemahan dari metode Analisis Varians adalah hanya menganalisa varian dan jadwal masing-masing secara. terpisah. sehingga tidak dapat mengungkapkan masalah kinerja kegiatan yang sedang dilakukan.. Sedangkan dengan metode Konsep Nilai Hasil dapat. diketahui kinerja kegiatan yang sedang dilakukan serta dapat meningkatkan efektivitas dalam meningkatkan kegiatan pro yek. Dengan memakai asumsi bahwa kecenderungan yang ada dan terungkap pada saat pelaporan akan terus berlangsung, maka metode perkiraan atau pro yeksi masa depan proyek, seperti : 1. Dapatkah proyek diselesaikan dengan kondisi yang ada, 2. Berapa besar perkiraan biaya un tuk menyelesaikan proyek, 3.. Berapa besar keterlambatan/kemajuan akhir proyek. Konsep dasar nilai hasil dapat digunakan untuk menganalisa kinerja dan. membuat prakiraan pencapaian sasaran.Untuk itu dipakai tiga indikator yaitu : 1.. Budgeted Cost of Work Scheduled (BCWS) Ini sama dengan anggaran untuk suatu paket pekerjaan, tetapi disusun dan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Jadi disini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal dan lingkup kerja, di mana pada setiap elemen pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan pekerjaan.. 2.. Budgeted Cost of Work Performed (BCWP) Indikator ini menunjukkan nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap anggaran yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Bila angka ACWP dibandingkan dengan BCWP, akan terlihat perbandingan biaya yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah terlaksana terhadap biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk maksud tersebut.. 3.. Actual Cost of Work Performed (ACWP) Adalah jumlah biaya aktual dari pekerjaan yang dilaksanakan. Biaya ini diperoleh dari data-data. akuntansi. atau. keuangan. proyek pada. tanggal pelaporan (misalnya pada akhir bulan), yaitu catatan pengeluaran biaya aktual dari paket kerja atau kode akuntansi termasuk perhitungan.

(23) Overhead dan lain-lain. Jadi, ACWP merupakan jumlah aktual dari pengeluaran atau dana yang digunakan dalam pekrjaan pada jangka waktu tertentu Konsep Nilai Hasil adalah konsep menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan atau diselesaikan (budgeted cost of work performed). Bila ditinjau dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan berarti konsep ini mengukur besarn ya unit pekerjaan yang telah diselesaikan, pada suatu waktu bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang. disediakan. untuk pekerjaan tersebut.. Dengan. perhitungan ini diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya telah dicapai secara fisik terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan (Iman Suharto, 1995). Nilai Hasil = (% pen yelesaian) x (anggaran) Keterangan : 1. % pen yelesaian yang dicapai pada saat pelaporan, 2. Anggaran yang dimaksud adalah real cost biaya proyek.. 2.3.1 Indikator-indikator yang Dipergunakan. Konsep dasar nilai hasil dapat dipergunakan untuk menganalisis kinerja dan. membuat perkiraan pencapaian sasaran. Indikator yang.

(24) digunakan adalah biaya aktual (actual cost), nilai hasil (earned value) dan jadwal anggaran (planed value). Keseluruhan rumus diambil dari (Iman Suharto, 1995).. a. Biaya Aktual Biaya Aktual (Actual Cost = AC) Actual Cost of Work Performed (ACWP) adalah jumlah biaya aktual pekerjaan yang telah dilaksanakan pada kurun waktu pelaporan tertentu. Biaya ini diperoleh dari data keuangan proyek pada tanggal pelaporan (misalnya pada akhir bulan), yaitu catatan segala pengeluaran biaya aktual dari paket kerja atau kode akuntansi termasuk perhitungan overhead dan lain-lain. Jadi AC merupakan jumlah aktual dari penghargaan atau dana yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pada kurun waktu tertentu.. b. Nilai Hasil Nilai Hasil (Earned Value = EV) Budgeted Cost of Work Performed (BCWP) adalah nilai pekerjaan yang telah selesai terhadap anggaran yang disediakan. untuk. melaksanakan. pekerjaan. tersebut.. Bila. angka. AC. dibandingkan dengan EV akan terlihat perbandingan antara biaya yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang terlaksana terhadap biaya yang seharusnya dikeluarkan.. c. Jadwal Anggaran Jadwal Anggaran (Planned Value = PV) Budgeted Cost of Work Schedule (BCWS) menunjukkan anggaran untuk suatu paket pekerjaan yang disusun dan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Di dalam Jadwal Anggaran terjadi perpaduan antara biaya, jadwal dan lingkup kerja, dimana pada setiap elemen pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tolak ukur pelaporan pelaksanaan pekerjaan..

(25) d. Varians Biaya dan Jadwal Terpadu Telah disebutkan bahwa menganalisis kemajuan proyek dengan analisis varians sederhana dianggap kurang mencukupi, karena metode ini tidak mengintegrasikan aspek biaya dan jadwal. Untuk mengatasi hal tersebut indikator PV, EV dan AC digunakan dalam menentukan Varians Biaya / Cost Varians (CV) dan Varians Jadwal / Schedule Varians (SV) diinformasikan sebagai berikut :. Varians Biaya (CV) = EV-AC atau CV = BCWP- ACWP Jika CV : - Negative (-) = Cost Overrun (biaya di atas rencana) - Nol (0). = sesuai biaya. - Positive (+) = Cost Underrun (biaya dibawah renacana) Varians Jadwal (SV) = EV-PV atau SV = BCWP-BCWS Jika SV : - Negative (-) = terlambat dari jadwal - Nol (0). = tepat waktu. - Positive (+) = lebih cepat dari jadwal Kriteria untuk kedua indikator di atas baik Schedule Varians SV dan Cost Varians CV ditabelkan oleh Iman Soeharto seperti dibawah ini.

(26) Tabel 2.1. Analisa Varians Terpadu Varians Jadwal. Varians Biaya. SV=BCWP-BCWS. CV=BWCP-ACWP. Keterangan Pekerjaan terlaksana Positive. Positive. lebih cepatdaripada jadwal dengan biaya Pekerjaan lebih kecil terlaksana daripada. Nol. Positive. Positive. Nol. tepat sesuai jadwal anggaran dengan biaya lebih Pekerjaan terlaksana rendah anggaran daripada dan sesuai anggaran selesai lebih cepat daripada jadwal Pekerjaan terlaksana. Nol. Nol. sesuai jadwal dan anggaran Pekerjaan selesai. Negatif. Negatif. terlambat dan menelan biaya lebih tinggi daripada anggaran Pekerjaan terlaksana. Nol. Negatif. sesuai. jadwal dengan. menelan biaya di atas anggaran Pekerjaan selesai Negatif. Nol. terlambat dan menelan biaya sesuai anggaran Pekerjaan selesai lebih. Positive. Negatif. cepat daripada rencana dengan menelan biaya. di atas anggaran Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, (Iman Suharto, 1995)..

(27) e. Indeks Produktivitas Dan Kinerja Pengelola proyek seringkali ingin mengetahui penggunaan sumber daya, yang dapat dinyatakan sebagai indeks produktivitas atau indeks kinerja. Indeks kinerja ini terdiri dari indeks kinerja biaya Cost Performance Index (CPI) dan indeks kinerja jadwal Indeks kinerja biaya. = EV/AC atau CPI = BCWP/ACWP. Indeks kinerja jadwal. = EV/PV atau SPI = BCWP/BCWS. Dengan kriteria indeks kinerja (Performance Indeks) : . Indeks. kinerja. < 1, berarti. pengeluaran. lebih. besar daripada. anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Bila anggaran dan jadwal sudah dibuat secara realistis, maka berarti ada sesuatu yang tidak benar dalam pelaksanaan kegiatan. . Indeks kinerja > 1, maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana.. . Indeks kinerja makin besar perbedaann ya dari angka 1, maka makin. besar penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran.. Bahkan bila didapat angka yang terlalu tinggi berarti prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, perlu pengkajian lebih dalam apakah mungkin perencanaannya atau anggaran yang justru tidak realistis.. f. Proyeksi Pengeluaran Biaya Dan Jangka Waktu Penyelesaikan Proyek Membuat prakiraan biaya atau jadwal penyelesaian proyek berdasarkan atas indikator yang diperoleh saat pelaporan akan memberikan petunjuk besarnya biaya pada akhir pro yek (Estimasi At Completion = EAC) dan prakiraan waktu pen yelesaian proyek (Estimate At Schedule = EAS). Prakiraan biaya atau jadwal bermanfaat karena memberikan peringatan dini mengenai halhal yang akan terjadi pad a masa yang akan datang, bila kecenderungan yang ada pada saat pelaporan tidak mengalami perubahan. Bila pada pekerjaan tersisa dianggap. kinerjanya. tetap. seperti. pada. prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa (ETC) adalah :. saat. pelaporan,. maka.

(28) ETC = (BAC -BCWP) / CPI EAC = ACWP - ETC Sedangkan prakiraan waktu penyelesaian seluruh pekerjaan : ETS = (sisa waktu)/SPI EAS = Waktu selesai + ETS Dimana : Budgeted At Completion (BAC). = Anggaran Biaya Proyek Keseluruhan. Schedule Performance Index (SPI) = Indeks Kinerja Jadwal Cost Performance Index (CPI). = Indeks Kinerja Biaya. Estimate Temporary Cost (ETC). = Prakiraan Biaya Untuk Pekerjaan Tersisa. Estimate Temporary Cost (EAC). = Prakiraan Total Biaya Proyek. Estimate Temporary Schedule (ETS)= Prakiraan Waktu Untuk Pekerjaan Yang Tersisa Estimate At Schedule (EAS). = Prakiraan Total Waktu Proyek. 2.4 ANALISA VARIANS Analisa ini berarti data-data laporan pelaksanaan pekerjaan pada kurun waktu tertentu dianalisis kemudian dibandingkan dengan anggaran dan jadwal yang telah ditentukan. Misalnya dengan mengukur atau menghitung jumlah unit yang telah diselesaikan kemudian. membandingkan dengan perencanaan atau. dengan melihat catatan penggunaan sumber daya misalnya jam orang dan membandingkan dengan anggaran. Langkah ini menghabiskan hal-hal sebagai berikut : 1. Varians pada jadwal, berarti penyimpangan waktu (jadwal) pelaksanaan terhadap jadwal yang telah direncanakan/ ditentukan. 2. Varians pada biaya, berarti penyimpangan antara biaya pelaksanaan terhadap anggaran. Di samping dapat menunjukkan kumulatif varian pada saat pelaporan untuk pekerjaan konstruksi secara keseluruhan dan setiap waktu pelaporan yang dikehendaki, analisis varians juga dapat digunakan untuk memantau kemajuan pelaksanaan proyek juga untuk keperluan akuntansi proyek yang bermanfaat antara lain untuk meyakinkan apakah pembe- banan biaya telah sesuai dengan.

(29) prosedur dan alokasi, termasuk vertifikasi dan penelitian kebenaran apakah pekerjaan telah dilak- sanakan sesuai dengan rencana dan anggaran. Jadi dengan metode ini gambaran hasil kerja yang telah berlalu yang menunjukkan antara realisasi dan rencana dapat dilihat.. 2.5 FAKTOR INDIKATOR KEMAJUAN DAN KINERJA PROYEK 1. Varian Biaya dan Jadwal Terpadu. Analisis kemajuan proyek dengan memakai metode varians sederhana dianggap kurang mencukupi, karena analisis varians tidak mengintegrasikan aspek biaya dengan jadwal. Untuk mengatasinya digunakan metode nilai hasil dengan indikator BCWS, ACWP, dan BCWP. Varians yang dihasilkan disebut varians biaya (CV) dan Varians jadwal (SV). Ketiga Indikator digambarkan dalam bentuk grafik dengan biaya sebagai sumbu vertikal dan waktu sebagai sumbu horizontal. Berbagai kombinasi antara varians jadwal dan varians biaya disajikan dalam Rumus varians biaya dan jadwal adalah sebagai berikut: Varians Biaya: (CV) = BCWP–ACWP Varians Jadwal: (SV) = BCWP–BCWS. 2. Perubahan Varians Terhadap Angka Standar. Angka negatif biaya terpadu yang menunjukkan biaya lebih tinggi dari anggaran disebut Cost overrun. Angka nol menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana. Sementara angka positif berarti pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari pada anggaran, yang disebut Cost underrun. Demikian halnya juga dengan jadwal, angka negatif berarti keterlambatan/biaya di atas anggaran, angka nol berarti cepat, dan angka positif berarti lebih cepat dari pada jadwal seperti yang telah terlihat pada rumus diatas. 3. Indeks Produktivitas dan Kinerja. Pengelola proyek sering kali ingin mengetahui efisiensi. penggunaan. sumber daya. Ini dinyatakan dengan indeks produktivitas atau indeks kinerja..

(30) Adapun rumus-rumusnya adalah sebagai berikut : Indeks Kinerja Biaya CPI= BCWP/ACWP Indeks Kinerja Jadwal SPI= BCWP/BCWS Bila angka kinerja ditinjau lebih lanjut, akan terlihat hal-hal sebagai berikut: 1. Angka indeks kinerja kurang dari satu (< 1). Ini berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Bila anggaran dan jadwal sudah dibuat secara realistis, maka berarti ada sesuatu yang tidak benar dalam pelaksanaan pekerjaan. 2. Angka indeks kinerja lebih dari satu (> 1) Ini berarti kinerja pelaksanaan atau pelaksanaan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana. 3. Angka indeks kinerja terlalu tinggi (makin besar perbedaannya dari angka satu) Ini berarti makin besar penyimpang-annya dari perencanaan dasar atau anggaran, atau prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, perlu diadakan pengkajian apakah mungkin perencanaan tidak realistis.. 2.6 PRAKIRAAN BIAYA DAN JADWAL AKHIR PROYEK Pada saat pelaporan, misalnya laporan bulanan, data yang terkumpul mengenai kemajuan pekerjaan, ikatan pembelian dan pengeluaran dianalisis untuk setiap paket kerja (kode biaya) yang meliputi: . Kemajuan fisik aktual dihitung berdasarkan anggaran yang dialokasikan atau BCWP.. . Pengeluaran tercatat pada sistem akuntansi atau ACWP. Hal mana dapat memberikan proyeksi mengenai akhir proyek atas dasar. angka yang diperoleh saat pelaporan. Prakiraan tidak dapat memberikan jawaban dengan angka yang tepat karena didasarkan atas berbagai asumsi, jadi tergantung.

(31) dari akurasi asumsi yang dipakai. Meskipun demikian, pembuatan prakiraan biaya atau jadwal amat bermanfaat karena memberikan peringatan dini mengenai hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang bila kecenderungan yang ada saat ini (saat pelaporan) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian masih tersedia kesempatan untuk mengadakan tindakan pembetulan. Rumus yang digunakan, yakni: a. Perkiraan biaya untuk pekerjaan yang tersisa ETC = (Ang – BCWP/CPI) b. Perkiraan total biaya proyek EAC=ACWP+ ETC. dimana : Ang = Anggaran proyek keseluruhan terhadap biaya penyelesaian proyek, dimana CB menunjukkan jumlah kenaikan biaya dan AB keterlambatan penyelesaian konstruksi. Accounting Variance dan Time Variance dapat dihitung dengan rumus:. Accounting Variance AV = BCWS – ACWP Time Variance TV=SD= BCSP. dimana: SD adalah status date BCPS adalah Budgeted Cost and Schedule Performed Varians Jadwal SV=BCWP-BCWS Varians Biaya CV=BCWP-ACWP.

(32) Keterangan : . Positif Positif , pekerjaan terlaksana lebih cepat dan pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari pada anggaran.. . Nol Nol , pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal dengan biaya lebih rendah dari anggaran.. . Positif Nol, pekerjaan terlaksana sesuai anggaran dan selesai lebih cepat ari pada jadwal.. . Nol Negatif, pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan anggaran.. . Negatif Negatif, pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan menelan biaya di atas anggaran.. . Nol Nol, pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya sesuai anggaran.. . Positif Negatif , pekerjaan selesai lebih cepat dari pada rencana dengan menelan biaya di atas anggaran. Keterangan : 1. Untuk Varian biaya (CV) a. Tanda negatif (-) menunjukkan situasi dimana biaya yang diperoleh lebih tinggi dari anggaran (Cost overrun). b. Angka nol (0), menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai rencana. c. Tanda positif (+), berarti pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran (Cost underrun). 2. Untuk uraian jadwal (SV) a. Tanda negatif (-),berarti jadwal terlambat dari rencana. b. Angka nol (0), menunjukkan jadwal sesuai rencana. c. Tanda positif (+), berarti jadwal lebih cepat dari rencana..

(33) Gambar 2.6. Prakiraan (Forecast) jadwal dan biaya (EAC) pada akhir proyek. 2.7 JENIS-JENIS KONTRAK KONSTRUKSI Kontrak konstruksi adalah suatu ikatan perjanjian atau negosiasi antara pemilik proyek dengan agen-agen mengkoordinasikan seluruh kegiatan proyek dengan tujuan untuk meminimalkan biaya dan jadwal serta menjaga mutu proyek. Kontrak merupakan dokumen yang penting dalam proyek. Segala hal terkait hak dan kewajiban antar pihak serta alokasi risiko diatur dalam kontrak. Pemahaman kontrak mutlak diperlukan oleh Tim proyek dalam menjalankan proyek agar semua masalah dan risiko yang terkandung di dalamnya dapat diatasi dan sesuai dengan kemampuan masing-masing pihak untuk mengatasinya. Di bawah ini kami mencoba untuk men-share beberapa jenis kontrak konstruksi menurut sepengetahuan penulis, yaitu : 1. Kontrak berdasarkan aspek perhitungan biaya 2. Kontrak berdasarkan aspek perhitungan jasa 3. Kontrak berdasarkan aspek cara pembayaran.

(34) 4. Kontrak berdasarkan aspek pembagian tugas. 2.7.1 Kontrak berdasarkan aspek perhitungan biaya Kontrak berdasarkan aspek perhitungan biaya dibagi menjadi 2, yaitu : • Fixed Lump Sum Price Kontrak ini menyatakan bahwa kontraktor akan melaksanakan proyek sesuai dengan rancangan biaya tertentu. Jika terjadi perubahan dalam kontrak, perlu dilakukan negosiasi antara pemilik dan kontraktor untuk menetapkan besarnya pembayaran (tambah atau kurang) yang akan diberikan kepada kontraktor terhadap perubahan tersebut. Kontrak ini dapat diterapkan jika perencanaan benar-benar telah selesai, sehingga kontraktor dapat melakukan estimasi kuantitas secara akurat. Pemilik dengan anggaran terbatas akan memilih jenis kontrak ini, karena merupakan satusatunya jenis kontrak yang memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan dikeluarkan. • Unit Price Kontrak jenis ini adalah suatu kontrak yang menitik beratkan biaya per unit volume, per unit panjang ataupun per unit berat. Kontrak ini dipakai jika kualitas dan bentuk dari pekerjaan tersebut secara mendetil dapat dispesifikasikan, tetapi jumlah volume atau panjangnya tidak dapat diketahui dengan tepat. Jumlah pasti dari volume pekerjaan dapat diketahui di akhir pekerjaan. Untuk menentukan kuantitas pekerjaan yang sesungguhnya, dilakukan pengukuran (opname) bersama pemilik dan kontraktor terhadap kuantitas terpasang. Kelemahan dari penggunaan kontrak jenis ini, yaitu pemilik tidak dapat mengetahui secara pasti biaya aktual proyek hingga proyek itu selesai. 2.7.2 Kontrak berdasarkan aspek perhitungan jasa Kontrak berdasarkan aspek perhitungan jasa dibagi menjadi 3, yaitu : • Biaya Tanpa Jasa (Cost Without Fee) Pada jenis kontrak ini kontraktor dibayar berdasarkan atas semua biaya pengeluarannya. Kontrak jenis ini biasanya untuk proyek-proyek pembangunan tempat ibadah, yayasan sosial dan lain-lain..

(35) • Biaya Ditambah Jasa (Cost Plus Fee) Pada kontrak jenis ini, kontraktor akan menerima pembayaran atas pengeluarannya, ditambah dengan biaya untuk overhead dan keuntungan. Besarnya biaya overhead dan keuntungan, umumnya didasarkan atas persentase biaya yang dikeluarkan kontraktor. Kontrak jenis ini umumnya digunakan jika biaya aktual dari proyek belum bisa diestimasi secara akurat, karena perencanaan belum selesai, proyek tidak dapat digambarkan secara akurat, proyek harus diselesaikan dalam waktu singkat, sementara rencana dan spesifikasi belum dapat diselesaikan. Kekurangan dari kontrak jenis ini, yaitu pemilik tidak dapat mengetahui biaya aktual proyek yang akan dilaksanakan. • Biaya Ditambah Jasa Pasti (Cost Plus Fixed Fee) Pada jenis kontrak ini imbalan/ jasa bervariasi tergantung besarnya biaya, jumlah fee sudah ditetapkan. Berisiko bagi pengguna jasa karena tidak ada batasan biaya yang diperlukan.. 2.7.3 Kontrak berdasarkan aspek cara pembayaran Kontrak berdasarkan aspek cara pembayaran dibagi menjadi 3, yaitu : • Cara Pembayaran Bulanan (Monthly Payment) Yaitu prestasi pekerjaan kontraktor dihitung setiap bulan dan dibayar setiap bulan. Kelemahan cara pembayaran ini adalah berapapun kecilnya prestasi penyedia jasa pada suatu bulan tertentu, tetap harus dibayar. Untuk menutupi kelemahan cara pembayaran ini sering dimodifikasi dengan mempersyaratkan jumlah pembayaran minimum yang harus dicapai untuk setiap bulan diselaraskan dengan prestasi yang harus dicapai sesuai jadwal. Seringkali penyedia jasa mengkompensasi kurangnya prestasi kerja dengan prestasi bahan dengan cara menimbun bahan di lapangan. Untuk mengatasinya bisa dipersyaratkan bahwa bahan yang ada di lapangan tidak dihitung sebagai prestasi, kecuali pekerjaan yang betul-betul selesai/terpasang atau bisa juga barang-barang setengah jadi.

(36) • Cara Pembayaran atas Prestasi (Stage Payment) Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi/ kemajuan prestasi. Besarnya prestasi dinyatakan dalam persentase. Cara Pembayaran Termin atau Prestasi (Stage. Payment). Seringkali prestasi yang diakui penyedia jasa bukan saja. prestasi fisik (pekerjaan selesai) tetapi termasuk pula prestasi bahan mentah dan setengah jadi walaupun barang-barang tersebut sudah berada di lapangan (front end loading). • Pra Pendanaan Penuh dari Penyedia Jasa (Contractor’s Full Pre-financed) Penyedia jasa mendanai terlebih dahulu sampai pekerjaan selesai 100 % diterima baik oleh pengguna jasa baru dibayar oleh penyedia jasa. Pengguna jasa memberi jaminan kepada penyedia jasa berupa jaminan Bank Kontrak bentuk ini biasanya nilainya lebih tinggi.. 2.7.4 Kontrak berdasarkan aspek pembagian tugas Kontrak berdasarkan aspek pembagian tuas dibagi menjadi 6, yaitu • Bentuk Kontrak Konvensional Pengguna Jasa menugaskan Penyedia Jasa untuk melaksanakan salah satu aspek pembangunan saja. Setiap aspek satu Penyedia Jasa dimana perencanaan, pengawasan, pelaksanaan dilakukan Penyedia Jasa yang berbeda. Oleh karena itu pengawas pekerjaan secara khusus diperlukan untuk mengawasi pekerjaan. • Bentuk Kontrak Spesialis Penggunan jasa menandatangani kontrak dengan beberapa perusahaan spesialis untuk masing-masing keahlian. Keuntungan dari kontrak ini adalah : 1. Mutu pekerjaan lebih handal, 2. Penghematan waktu, dan 3. Keleluasaan dan kemudahan mengganti penyedia jasa. • Bentuk Kontrak Rancang Bangun (Design Construction/Built, Turn-key) Dalam bentuk kontrak ini, penyedia jasa bertugas membuat perencanaan yang lengkap dan melaksanakannya dalam suatu kontrak konstruksi. Perbedaan antara design construction/built, dan turn-key adalah dari sistem pembayarannya, dimana pada design construction/built pembayaran secara termijn sesuai.

(37) pekerjaan. Sedangkan key-turn pembayarannya sekaligus setelah pekerjaan selesai. • Bentuk Kontrak Engineering, Procurement dan Construction (EPC) Pada bentuk kontrak ini proses mulai dari perencanaan, pengadaan dan peralatan dan pemasangan / pengerjaan menjadi tanggung jawab penyedia jasa. Pengguna jasa hanya memberikan TOR atau pokok-pokok acuan tugas. Kontrak ini biasa dipakai untuk pembayaran pekerjaan-pekerjaan dalam industri. • Bentuk Kontrak BOT/BLT Pada jenis kontrak ini Investor membangun pada lahan pemilik (Build). Setelah itu Investor mengelola selama kurun waktu tertentu (Operate) dan setelah masa pengoperasian selesai fasilitas tersebut dikembalikan kepada pemilik (Transfer). • Bentuk Swakelola (Force Account) Yaitu suatu tindakan pemilik proyek yang melibatkan diri dan bertanggung jawab secara langsung dalam pelaksanaan proyek tsb.. 2.8 Pekerjaan Tambah/kurang dalam kontrak Pekerjaan Konstruksi Pasal 51 Perpres nomor 54 tahun 2010 mengatur tentang ketentuan kontrak lump sum dengan ketentuan kontrak lump sum antara lain tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang. Sementara ketentuan tentang perubahan kontrak yang dalam Perpres nomor 54 tahun 2010 dituangkan dalam pasal 87 menetapkan: 1. Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, PPK bersama penyedia barang/jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi: a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak; b. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan; c. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; d. mengubah jadwal pelaksanaan..

(38) 2. Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan: a. Tidak melebihi 10 % (sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum dalam perjanjian/kotrak awal; b. Tersedianya anggaran.. 2.9 Jenis Pekerjaan menurut Perpres 54 tahun 2010 Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyebutkan bahwa pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa oleh kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah/institusi lain yang prosesnya mulai dari perencanaan kebutuhan sampai dengan diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dimaksud dapat dilakukan melalui penyedia barang/jasa (pihak ketiga) dan dapat pula dilakukan dengan cara swakelola (direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri). Untuk pekerjaan yang harus dilakukan melalui pihak ketiga, pemilihan penyedia barang/jasa yang akan. melaksanakan. pekerjaan. pengadaan barang/jasa. tersebut. dilakukan. dengan memilih penyedia barang/jasa di antara para penyedia barang/jasa yang setara. Sistem pemilihan penyedia barang/jasa tersebut telah ditentukan secara tegas dalam Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 yang dikaitkan dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan. Lain jenis pekerjaan lain pula sistem pemilihan yang dapat diterapkan dalam memilih penyedia barang/jasa.. Karena. itu untuk dapat memilih sistem yang tepat dalam pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah, panitia pengadaan atau kelompok kerja pada Unit Pelayanan Penyedia Barang/jasa perlu mengetahui pengelompokan jenis- jenis pekerjaan pengadaan barang/jasa menurut ketentuan Perpres 54 tahun 2010. Menurut. Perpres. nomor. 54. tahun. 2010,. pekerjaan. pengadaan. barang/jasa pemerintah dikelompokkan/dibedakan dalam empat jenis pekerjaan yaitu:.

(39) 1) Pekerjaan pengadaan barang yaitu pengadaan setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang. 2) Pekerjaan pengadaan jasa konstruksi adalah pengadaan setiap pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya 3) Pekerjaan pengadaan jasa konsultansi adalah pengadaan jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu di berbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware). 4) Pekerjaan pengadaan pekerjaan jasa lainnya. adalah pengadaan jasa. yang membutuhkan kemampuantertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa konsultansi. Ketentuan tentang perubahan kontrak diatur dalam pasal 87 Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 yang berbunyi: 1. Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, PPK bersama penyedia barang/jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi: a.menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak; b. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan; c.mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau d. mengubah jadwal pelaksanaan. 2. Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan: a.Tidak melebihi 10 % (sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum dalam perjanjian/kotrak awal;.

(40) b.Tersedianya anggaran. 3. Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama berdasarkan kontrak, dengan melakukan sub kontrak kepada pihak lain, kecuali sebagian pekerjaan utama kepada penyedia barang/jasa spesialis. 4. Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), penyedia barang/jasa dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk dan besarnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam dokumen kontrak. 5. Perubahan kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan sepanjang disepakati kedua belah pihak. Ketentuan pasal 87 Perpres tersebut di atas sama sekali tidak menyebutkan. adanya larangan. perubahan. terhadap. kontrak. lump. sum.. Berdasarkan pasal tersebut seluruh kontrak dapat dirubah dengan ketentuan: 1) Jika terkait dengan volume pekerjaan, maka tambahan volume boleh dilakukan asalkan tidak menyebabkan harga kontrak bertambah lebih dari 10% nilai kontrak awal. Yang dimaksudkan nilai kontrak awal tersebut adalah nilai kontrak pertama kali ditandatangani. Dengan demikian meskipun perubahan volume pekerjaan dilakukan lebih dari satu perubahan nilai harga pekerjaan tetap tidak boleh melebihi 110 % dari nilai kontrak awal. Dalam hal volume pekerjaan dikurangi, maka pengurangan volume tersebut tidak dibatasi sehingga boleh saja menyebabkan nilai harga kontrak berkurang lebih dari 10%. 2) Jika terkait dengan perubahan administrasi seperti penggantian PPK dan perubahan nomor rekening penerima, sepanjang disepakati oleh PPK dan Penyedia Barang/Jasa perubahan tersebut dapat dilakukan..

(41) BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 UMUM Metodologi adalah tatacara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan masalah yang dibahas dengan mendayagunakan sumber data dan fasilitas yang ada. Metodologi juga merupakan cara kerja untuk dapat memahami hal yang menjadi sasaran penelitian yang bersangkutan, meliputi prosedur penelitian dan teknik penelitian.. 3.2 METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah-langkah atau cara-cara penelitian suatu masalah, kasus, gejala atau fenomena dengan jalan ilmiah untuk menghasilkan jawaban yang rasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, penelitian yang menggambarkan kondisi proyek tertentu dengan analisis data-data yang ada. Tahapan dalam analisis data merupakan urutan langkah yang dilaksanakan secara sistematis dan logis sesuai dasar teori permasalahan sehingga didapat analisis yang akurat untuk mencapai tujuan penulis. Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Tahap I Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk memperdalam ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian menentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data. 2) Tahap II Menghitung biaya langsung, biaya tak langsung, pajak, dan total biaya konstruksi. Biaya langsung dihitung dari laporan harian proyek yang diuangkan. Dalam laporan tersebut terdapat kebutuhan pekerja, alat, dan material tiap harinya. Ketersediaan kebutuhan tersebut diuangkan tiap harinya. Biaya tak langsung dihitung dari presentase terhadap biaya konstruksi. Pajak diestimasikan 10% dari total biaya langsung dan tak langsung. Biaya total konstruksi dihitung dari penjumlahan biaya langsung dan tak langsung serta ditambah pajak..

(42) 3) Tahap III Menghitung ACWP, BCWP, BCWS. ACWP dihitung dari total biaya langsung dan tak langsung (minggu ke-1sampai ke-) sedangkan untuk minggu ke14 dihitung dari total biaya langsung, biaya tak langsung dan pajak. BCWP dihitung dari bobot actual terhadap seluruh pekerjaan terhadap nilai kontrak. BCWS dihitung dari bobot pekerjaan terhadap rencana anggaran biaya. 4) Tahap IV Menghitung CV, CPI, SPI, ETC. CV dihitung dari selisih BCWP dengan ACWP. CPI dihitung dari perbandingan BCWP dengan ACWP. SPI dihitung dari BCWP/BCWS. ETC dihitung dari selisih BAC dengan BCWP dibagi CPI. 5) Tahap V Menghitung EAC. EAC dihitung dengan menggunakan rumus ACWP + (BAC-BCWP)/(CPI). 6) Tahap VI Pembahasan dan kesimpulan. Pembahasan ini menjelaskan tentang perhitungan yang telah dilakukan. Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian. 3.2.1 Pengumpulan Data Untuk mendukung analisis tersebut, penulis mengambil contoh sebagai studi kasus yaitu Proyek Pembangunan Tower PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) .Untuk mempermudah analisis diperlukan data-data yang berkaitan langsung dengan proyek tersebut. Data-data tersebut antara lain: 1.Laporan mingguan/harian jumlah tenaga kerja berdasarkan laporan konsultan pengawas. 2. Daftar harga bahan dan upah pekerja. 3. Rekapitulasi perhitungan proyek.

(43) 3.2.1.1 Data Primer Adapun data-data primer yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini adalah data progres per tanggal 4 Maret 2018 dan Observasi ke lapangan. 3.2.1.2 Data Sekunder Berikut ini adalah data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini yaitu : 1. Real Cost dari pelaksana per tanggal 4 Maret 2018 2. Laporan kemajuan proyek per minggu dari Januari 2016 – Maret 2018. 3.2.1.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data. Data dalam penelitian ini adalah time schedule, gambar rencana, daftar harga bahan dan upah, dan laporan mingguan/ harian, rekapitulasi perhitungan biaya proyek.Data tersebut diperloleh dari konsultan pengawas yang melakukan pengawasan. pembangunan proyek tersebut.Daftar. harga dan bahan sebagian diperoleh dari pelaksana proyek dilapangan..

(44) 3.3 BAGAN ALIR PENELITIAN. Judul : ANALISIS PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA PADA TAHAP PELAKSANAAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE NILAI HASIL Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran Tower PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero ). Studi Literatur a. Mempelajari Pengendalian Biaya dari Jurnal dan Tugas Akhir para alumni b. Mempelajari metode-metode yang dipakai pada textbook, jurnal ilmiah serta buku standar manajemen konstruksi. Pengumpulan Data Penelitian Pada tahap ini diuraikan cara-cara mendapatkan data-data proyek yang digunakan. Data Primer : 1. Observasi. Data Sekunder : 1. RAB 2. Time Schedule 3. Laporan Mingguan. Analisis : Menggunakan Metode Nilai Hasil yang terdiri dari indikator BCWS, BCWP, dan ACWP Kesimpulan dan Saran. Selesai.

(45) 3.4 TAHAPAN DALAM PENULISAN TUGAS AKHIR Berikut adalah beberapa tahapan dalam penulisan tugas akhir. 3.4.1 Mulai Menentukan judul tugas akhir, mencari sumber-sumber referensi atau studi literature yang berkaitan dengan judul tugas akhir. 3.4.2 Studi Literatur Terkait Setelah menentukan judul, penulis mencari studi literature sebagai sumber pendukung untuk materi terkait penulisan tugas akhir yang berupa studi tentang analisis pengendalian waktu dan biaya, analisis dengan metode nilai hasil serta materi tantang rencana anggaran biaya. 3.4.3 Tahap Pengumpulan Data A. Data Primer Data primer dapat berupa data-data teknis dari proyek. B. Data Sekunder Data-data pendukung yang dapat dijadikan input dan referensi dalam melakukan analisis. Data sekunder, diantaranya data Rencana Anggaran Biaya (RAB), daftar analisis harga satuan dan data-data lainnya yang dapat dijadikan referensi dalam menganalisis. Data ini diperoleh dari buku-buku literatur, laporan, dokumentasi proyek, perpustakaan atau dari laporan terdahulu..

(46) BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 ANALISA PERHITUNGAN EARNED VALUE 4.1.1 Planned Value periode 20 September - 04 Maret 2018 Perhitungan planned value pada minggu ke-76 ini menggunakan data bobot rencana pada minggu yang ditinjau, dapat diamati pada kurva-S dan jumlah rencana anggaran biaya pada suatu pekerjaan.Rumus perhitungan BCWS pada periode 20 September - 04 Maret 2018 pada minggu ke-76 adalah : BCWS. = (% penyelesaian) x (anggaran). Contoh perhitungan BCWS pada minggu ke-1 adalah sebagai berikut Diketahui : % Bobot rencana minggu ke 1 = 0,007 Nilai Kontrak proyek = Rp 213,255,505,567.667 Sehingga: BCWS = (% penyelesaian) x (anggaran) = 0.007 % x Rp 213,255,505,567.667 = Rp 14,371,311.28 Besarnya BCWS pada tiap minggu dapat dilihat pada Tabel 4.1.

(47) Tabel 4.1 Hasil Perhitungan BCWS setiap minggu sampai dengan minggu ke-76:.

(48)

(49) 4.1.2 Earned Value periode 20 September - 04 Maret 2018. Nilai hasil adalah biaya yang dianggarkan dari pekerjaan yang diselesaikan oleh pelaksana, BCWP dengan menggunakan Rumus : BCWP = (% penyelesaian) x (anggaran) Contoh perhitungan BCWP pada minggu ke-1 adalah sebagai berikut : % Bobot pelaksanaan minggu ke 1. = 0,009. Nilai Kontrak proyek. = Rp 213,255,505,567.667. Sehingga BCWP = (% penyelesaian) x (anggaran) = 0,009. % x Rp 213,255,505,567.667. = Rp 19,036,386.27. Besarnya BCWP pada tiap minggu dapat dilihat pada Tabel 4.2.

(50) Tabel 4.2 Hasil Perhitungan BCWP setiap minggu sampai dengan minggu ke-76:.

(51)

(52) 4.1.3 Schedule Varians (SV) Varians Jadwal merupakan selisih dari besarnya nilai hasil kinerja proyek (BCWP) dengan anggaran yang direncanakan (BCWS). Varians jadwal dihitung menggunakan Rumus 2.3 : Varians Jadwal (SV) = EV (BCWP). PV. (BCWS) Dengan ketentuan jika SV : - Negative (-) = terlambat dari jadwal - Nol (0). = tepat waktu. - Positive (+) = lebih cepat dari jadwal. Contoh perhitungan SV pada minggu ke-1 adalah sebagai berikut: Nilai BCWP minggu ke-1 = Rp 19,036,386.27 Nilai BCWS minggu ke-1 = Rp 14,371,311.28. Sehingga nilai SV minggu ke-1 : Varians Jadwal (SV) = (BCWP) - (BCWS) = Rp 19,036,386.27 - Rp 14,371,311.28 = Rp 4,665,074.99 Hasil perhitungan minggu ke-1 menunjukkan hasil positif, sehingga pada minggu ke-1 pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Besarnya SV tiap minggu dapat dilihat pada Tabel 4.3..

(53) Tabel 4.3 Hasil Perhitungan SV setiap minggu sampai dengan minggu ke-76:.

(54)

(55) 4.1.4 Schedule Performance Indeks (SPI) Pengelola proyek seringkali ingin mengetahui penggunaan sumber daya, yang dapat dinyatakan sebagai indeks produktivitas atau indeks kinerja. indeks kinerja jadwal (Schedule Performance Index = SPI). Indeks produktivitas jadwal berupa nilai efisiensi penggunaan sumber daya pada saat evaluasi dilakukan. SPI dihitung menggunakan Rumus : Indeks kinerja jadwal (SPI) = (BCWP ) / (BCWS) Contoh perhitungan SPI minggu ke-1 Nilai BCWP minggu ke-1 = Rp 19,036,386.27 Nilai BCWS minggu ke-1 = Rp 14,371,311.28 Sehinga : Indeks kinerja jadwal (SPI) = (BCWP ) / (BCWS) = Rp 19,036,386.27 / Rp 14,371,311.28 = 1.32. Besarnya SPI pada tiap minggu berdasarkan perhitungan komulatif setiap minggunya dapat dilihat pada Tabel 4.4..

(56) Tabel 4.4 Hasil Perhitungan SPI setiap minggu sampai dengan minggu ke-76:.

(57)

(58) 4.1.5 Cost Variance (CV) Cost variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah menyelesaikan paket-paket pekerjaan dengan biaya aktual yang terjadi selama pelaksanaan proyek. Cost variance positif menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan paket-paket pekerjaan tersebut. sebaliknya nilai negatif menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan yang diselesaikan lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan. Rumus untuk Cost Variance adalah : CV = BCWP – ACWP. Contoh perhitungan CV Nilai BCWP = Rp 191,435,195,676 Nilai ACWP = Rp 190,900,000,000. Sehinga : Cost Variance (CV) = (BCWP ) - (ACWP) = Rp 191,435,195,676 - Rp 190,900,000,000 = Rp 535,195,676. 4.1.6 Cost Performance Index (CPI) Faktor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP) dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP). Rumus untuk CPI adalah :. CPI = BCWP / ACWP. Nilai CPI ini menunjukkan bobot nilai yang diperoleh (relatif terhadap nilai proyek keseluruhan) terhadap biaya yang dikeluarkan. CPI kurang dari 1 menunjukkan kinerja biaya yang buruk, karena biaya yang dikeluarkan (ACWP).

(59) lebih besar dibandingkan dengan nilai yang didapat (BCWP) atau dengan kata lain terjadi pemborosan.. Contoh perhitungan CPI Nilai BCWP = Rp 191,435,195,676 Nilai ACWP = Rp 190,900,000,000. Sehinga : Cost Performance Index (CPI) = (BCWP ) / (ACWP) = Rp 191,435,195,676 / Rp 190,900,000,000 = 1.002803539. 4.1.7 Estimate at Completion (EAC) Pentingnya menghitung CPI dan SPI adalah untuk memprediksi secara statistik biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Ada banyak metode dalam memprediksi biaya penyelesaian proyek (EAC). Namun perhitungan EAC dengan SPI dan CPI lebih mudah dan cepat penggunaannya. Ada beberapa rumus perhitungan EAC, salah satunya adalah sebagai berikut : EAC = ACWP + ((BAC – BCWP) / (CPI x SPI)). Perhitungan EAC merupakan penjumlahan biaya aktual yang sudah dikeluarkan dan sisa biaya yang akan dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Sisa. biaya. yang. akan. dibutuhkan. diprediksi. secara. statistik. dengan. memperhitungkan efektifitas penggunaan biaya (CPI) dan kinerja pekerjaan terhadap rencana (SPI).. Contoh perhitungan EAC Nilai BCWP = Rp 191,435,195,676 Nilai ACWP = Rp 190,900,000,000 Nilai BAC. = Rp 213,255,505,567.67. Nilai CPI = 1.002803539.

(60) Nilai SPI = 1.32. Sehinga : Estimate at Completion (EAC) = ACWP + ((BAC – BCWP) / (CPI x SPI)) = Rp 191,435,195,676 + ((Rp 213,255,505,567.67- Rp 191,435,195,676) / (1.002803539 x 1.32 )) = Rp. 212,623,715,903.16. 4.1.8 Variance At Completion (VAC) Dari nilai EAC dapat diperoleh perkiraan selisih antara biaya rencana penyelesaian proyek (BAC) dengan biaya penyelesaian proyek berdasarkan kinerja pekerjaan yang telah dicapai (EAC) atau yang disebut variance at completion (VAC). VAC = BAC – EAC. Indikator CPI dan SPI lebih sering digunakan untuk penilaian kinerja proyek dibanding SV dan CV. Nilai CPI dan SPI merupakan bobot nilai yang tidak memiliki dimensi sehingga dapat dilakukan perbandingan antara kinerja proyek satu dengan lainnya. Selain itu nilai SPI dan CPI memberikan perbandingan. relatif. terhadap. BCWS. atau Performance. Measurement. Baseline (PMB) yang menjadi dasar penilaian status proyek dari segi biaya dan waktu. Contoh perhitungan VAC Nilai BAC. = Rp 213,255,505,567.67. Nilai EAC. = Rp. 212,623,715,903.16. Sehinga : Variance At Completion (VAC) = BAC - EAC = Rp 191,435,195,676 - Rp. 212,623,715,903.16 = Rp. 631,789,664.50.

(61) BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1. KESIMPULAN Hasil analisis dengan menggunakan metode Earned Value Analysis terhadap waktu pada Proyek PembangunanGedung Perkantoran Tower PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) adalah waktu penyelesaian proyek sesuai dengan rencana awal jadwal proyek. Prakiraan waktu penyelesaian proyek berdasarkan minggu ke-76 adalah 456 hari (4 Maret 2018), Sedangkan apabila kita menggunakan perhitungan tiap minggu, prakiraan waktu penyelesaian pro yek berdasarkan minggu ke-97 adalah 677 hari (29 Juli 2018). Berdasarkan perbandingan antara nilai ACWS, VAC beserta durasi pekerjaan hingga selesai, maka proyek ini mengalami percepatan 2 hari.. 5.2. SARAN 1. Komunikasi dan koordinasi yang baik antara pihak pengelola proyek sangat diperlukan. sehingga tidak terjadi hambatan pekerjaan yang berakibat. keterlambatan pada pekerjaan. 2. Dibutuhkan keakuratan data-data diantaranya RAB, Time Schedule, Laporan harian pelaksanaan pekerjaan dan laporan mingguan proyek. Sehingga bisa memprediksi dengan benar kondisi kinerja proyek 3. Karena terjadi keterlambatan, disarankan agar pihak terkait mengontrol progres kinerja pada minggu-minggu selanjutnya dan mencari solusi agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya tersisa..

(62) DAFTAR PUSTAKA. Dewa KetutSudarsana, 2008, PENGENDALIAN BIAYA DAN JADUAL TERPADU PADA PROYEK KONSTRUKSI, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar Dipohusodo, Istimawan. 1995. Manajemen Proyek & Konstruksi jilid 2. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Flemming dan Koppelman, 1994 makalah Biemo W. Sumardi et al Hendra Galih, 2010, EARNED VALUE ANALYSIS TERHADAP WAKTU PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta (Studi kasus Proyek Pembangunan Gedung C Fakultas MIPA UNS) Iman Suharto, 1995, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional Iman Suharto, 1997, Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta. Kezner, Harold, 1995, Project management : a systems approach to planning, scheduling, and controlling Kym Henderson, 2007, Earned Schedule a Breakthrough Extension to EVM Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Project Management Institute, 1996 A Guide to the Project Management Body of Knowledge.

(63) LAMPIRAN A.

(64) No.. Uraian. Bahan. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Pembersihan Lahan. 252,636.00. 2. Pagar Sementara. 105,320.00. 3. Pasang Bouplank dan Pengukuran. 2,174,048.00. 4. Papan nama proyek. 1,087,024.00. 5. Direksi Keet 5 x 8 m. 11,812,324.00. 6. Pembuatan Gudang & Los Kerja. 7. Pengadaan Sumber Air Kerja. 8. Pengadaan listrik kerja. 9. Mobilisasi Demobilisasi Alat. 10. K3 ( Jaring Pengaman, topi, helm,dll). 11. Tower Crane (Termasuk Pondasi TC). 12. Sewa Passanger Hoist Laporan, Dokumentasi dan as buid drawing Asuransi CAR dan Jamsostek. 13 14. 7,337,412.00. 299,505,548.00. TOWER A I. PEKERJAAN PONDASI. 1. Pekerjaan pancang. -. Mobilisasi alat PANCANG Pengadaan pancang spun pile dia.60, K600 (Bottom) Pengadaan pancang spun pile dia.60, K600 (Upper, Middle). 686,470.00. Pemancangan dengan Injection pile. 184,000.00. 543,450.00 -. Pekerjaan sambungan Bobok kepala pancang Beton K-350 Pembesian U-39. 1,293,505.00 8,915.00 107,644.00. Bekisting Pile Cap 2. 645,864.00. Bekisting. 107,644.00. Bekisting. 107,644.00. Bekisting. 107,644.00. Bekisting. 107,644.00. Bekisting. 107,644.00. Bekisting. 107,644.00. Bekisting. 7,761,030.00.

(65) 3. Beton K-350. 1,293,505.00. Beton K-350. 1,293,505.00. Beton K-350. 1,293,505.00. Beton K-350. 1,293,505.00. Beton K-350. 1,293,505.00. Beton K-350. 1,293,505.00 6,200,460.00. Beton K-350. 4. Lantai kerja. 1,033,410.00. Lantai kerja. 1,033,410.00. Lantai kerja. 1,033,410.00. Lantai kerja. 1,033,410.00. Lantai kerja. 1,033,410.00. Lantai kerja. 1,033,410.00 787,200.00. Lantai kerja. 6. Pasir urug. 131,200.00. Pasir urug. 131,200.00. Pasir urug. 131,200.00. Pasir urug. 131,200.00. Pasir urug. 131,200.00. Pasir urug. 131,200.00 53,490.00. Pasir urug. 7. Pembesian U-39. 8,915.00. Pembesian U-39. 8,915.00. Pembesian U-39. 8,915.00. Pembesian U-39. 8,915.00. Pembesian U-39. 8,915.00. Pembesian U-39. 8,915.00. Pembesian U-39 430,576.00. Tie Beam 8. Bekisting. 107,644.00. Bekisting. 107,644.00. Bekisting. 107,644.00. Bekisting. 107,644.00 5,174,020.00. Bekisting. 9. Beton K-350. 1,293,505.00. Beton K-350. 1,293,505.00. Beton K-350. 1,293,505.00. Beton K-350. 1,293,505.00. Beton K-350. 35,660.00.

Referensi

Dokumen terkait

Analisa SNI merupakan pembaharuan dari analisa BOW 1921 (Burgeslijke Openbare Werken). Berdasarkan analisa SNI, koefisien bahan, upah dan alat sudah ditetapkan untuk

Iz raziskave, ki je potekala med učitelji in ravnateljico na Osnovni šoli Oskarja Kovačiča, je bilo razvidno, da so tako ravnateljica kot učitelji zelo dobro sprejeli uvajanje

Berdasarkan hasil analisis manajemen risiko terhadap aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada proyek pembangunan gedung kuliah terpadu Universitas Islam Negeri

Hal ini diperkuat dengan penelitian Astuti, dkk tentang analisis alasan pemilihan peno- long persalinan oleh Ibu bersalin bahwa ada pengakuan ibu yang bersalin pada dukun ke-

Penyempitan jalan adalah suatu bagian jalan dengan kondisi kapasitas lalu lintas sesudahnya lebih kecil dari bagian masuk (sebelumnya).. Penyempitan ruas jalan akan

Tujuan dari penelitian ini antara lain, untuk mengetahui karakteristik dari pengguna mobil pribadi, sepeda motor dan angkot yang melakukan perjalanan di koridor Lubuk Pakam –

Rumah sakit bukan manusia yang dapat berbuat dalam lintas hukum seperti masyarakat sebagai manusia (natuurlijk persoon), melainkan rumah sakit diberi menurut hukum

Uraian menjelaskan strategi pengembangan kapasitas lembaga yang merupakan bagian dari lingkup kerangka Masterplan Pengembangan Kelembagaan yang sudah dibuat,