• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN MODAL KERJA TERHADAP RENTABILITAS PADA KOPERASI SERBA USAHA AN-NUR KABUPATEN JENEPONTO FITRIANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN MODAL KERJA TERHADAP RENTABILITAS PADA KOPERASI SERBA USAHA AN-NUR KABUPATEN JENEPONTO FITRIANI"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

FITRIANI 105720400312

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2016

(2)

i

FITRIANI 105 72 04003 12

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2016

(3)
(4)
(5)
(6)

v

Sebagai insan yang mempercayai keesaan-NYA, penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat kesehatan, nikmat berakal nikmat lain yang tak terhitung banyaknya. Sehingga proses tahapan penyusunan Skripsi yang berjudul “Analisis Penggunaan Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Pada Koperasi Serba Usaha An – Nur Kabupaten Jeneponto”.

Dapat berjalan sebagaimana yang di harapkan, dan tak lupa pula Salawat dan Salam selalu di salurkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini banyak mengalami kesulitan namun berkat adanya arahan, dorongan, bantuan baik moril maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimah kasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Ayahanda Kusi dan Ibunda Halima. Untuk kedua orang tua tercinta yang selalu memberi limpahan kasih sayang, dukungan moril maupun materi dan doa kepada penulis. Tidak lupa pula seluruh keluarga besar penulis.

2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, MA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

vi

pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.

6. Bapak Alimuddin, SH, selaku manager Koperasi Serba Usaha An – Nur Kabupaten Jeneponto. Dan Seluruh staf KSU An-Nur kabupaten Jeneponto.

7. Segenap Dosen, Pegawai Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu penulis selama ini.

8. Serta seluruh sahabat-sahabat Manajemen 9-12 Marwah, Rini, Hasni, Inha, Erna, Riskah, Imha, ayha’, Renshe, Narti Dan yang tidak sempat disebutkan satu persatu. yang telah membantu memberikan inspirasinya dalam skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermamfaat bagi kita semua, penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang diharapkan oleh berbagai pihak. Dengan penuh kerendahan hati penulis menharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaannya. Terimah kasih.

Wassalam...

Makassar, Agustus 2016

Penulis

(8)

vii Ruliaty dan Syafaruddin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan modal kerja dalam meningkatkan Rentabilitas Koperasi Serba Usaha An – Nur Kabupaten Jeneponto. Untuk mengukur apakah penggunaan modal kerja dapat meningkatkan rentabilitas, data penelitian menggunakan metode analisis kuantitatif dan deskriptif dengan menggunakan rumus rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri. Hasil penelitian data menunjukkan bahwa penggunaan modal kerja dapat meningkatkan rentabilitas hal ini dapat dilihat dari perhitungan rentabilitas ekonomis dimana perkembangan rata-rata dalam periode tiga tahun terakhir sebesar 46,2 %. Sedangkan Rentabilitas modal sendiri perkembangan rata-rata dalam periode tiga tahun terakhir yaitu sebesar 58,7 %. Serta modal kerja bersih untuk tiga tahun terakhir yaitu sebesar 58,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan koperasi untuk meningkatkan Rentabilitas Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat ditegaskan bahwa hipotesis yang diajukan yang menyatakan penggunaan modal kerja dapat meningkatkan rentabilitas pada Koperasi Serba Usaha An–Nur Kabupaten Jeneponto terbukti “Positif” terhadap tingkat Rentabilitas. Semakin tinggi penggunaan modal kerja maka akan semakin tinggi pula nilai Rentabilitas yang diperoleh. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah penggunaan modal kerja maka semakin rendah pula rentabilitas yang dicapai.

Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan diterimah.

Kata kunci : penggunaan Modal Kerja, Rentabilitas Ekonomis, Rentabilitas

Modal Sendiri

(9)

viii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Pengertian Manajemen Keuangan... 6

B. Laporan Keuangan ... 7

C. Manajemen Modal Kerja... 15

D. Rasio Keuangan... 21

E. Rasio Rentabillitas... 24

F. Penelitian Empiris ... 31

G. Kerangka pikir... 33

H. Hipotesis... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

(10)

ix

E. Metode Analisis ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ... 39

A. Gambaran umum Koperasi Serba Usaha ... 39

B. Koperasi Serba Usaha An – Nur Kabupaten Jeneponto... 40

C. Struktur Organisasi ... 43

D. Uraian Jabatan ... 43

E. Permodalan ... 49

F. Kegiatan Usaha ... 50

G. Hambatan Problematika ... 50

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Analisis Penggunaan Modal Kerja... 51

B. Laporan Keuangan Perusahaan... 58

C. Analisis Rentabilitas ... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA... 71

LAMPIRAN

(11)

x

Tabel 5.1 Neraca KSU AN – NUR tahun 2013 ... 52

Tabel 5.2 Neraca KSU AN – NUR tahun 2014 ... 53

Tabel 5.3 Neraca KSU AN – NUR tahun 2015 ... 54

Tabel 5.4 Perubahan Neraca Tahun 2013-2014... 56

Tabel 5.5 Perubahan Neraca Tahun 2014-2015... 57

Tabel 5.6 Laporan Rugi Laba KSU AN- NUR tahun 2013 ... 59

Tabel 5.7 Laporan Rugi Laba KSU AN- NUR tahun 2014 ... 60

Tabel 5.8 Laporan Rugi Laba KSU AN- NUR tahun 2015 ... 61

Tabel 5.9 Perkembangan Rasio Rentabilitas... 66

Tabel 5.10 Perbandingan Modal Kerja ... 68

(12)

xi

1. Skema Bagan Kerangka Pikir ... 33

2. Skema Struktur Organisasi Kelembagaan ... 43

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Suatu perusahaan dalam menghadapi krisis finansial yang terjadi sekarang ini, sebuah perusahaan ataupun lembaga usaha baik milik pemerintah maupun swasta dituntut untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal memperoleh laba karena pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang semaksimal mungkin demi menjamin kelangsungan hidup perusahaan tersebut agar tetap bertahan sampai masa yang akan datang. Untuk mencapai tujuan tersebut, sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik antara manajer bersama para karyawannya dalam memanfaatkan dan mengelola sumber-sumber dana yang ada dalam lingkungan perusahaan tersebut secara efisien dan efektif.

Besarnya jumlah laba yang dicapai oleh suatu perusahaan bukanlah merupakan suatu jaminan atau ukuran bahwa suatu perusahaan tersebut telah memanfaatkan sumber dana yang ada secara efektif, melainkan masih ada faktor lain yang ikut mempengaruhi. Faktor lain tersebut adalah perbandingan antara laba yang diperoleh dengan jumlah seluiruh modal yang digunakan untuk meghasilkan laba tersebut yang dinamakan dengan rentabilitas.

Dengan demikian, yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Oleh sebab itu, perusahaan

1

(14)

lebih berusaha untuk mendapatkan titik rentabilitas maksimal daripada laba maksimal.

Manajer perusahaan dalam menjalankan kegiatan suatu perusahaan tidak akan terlepas dari permodalan perusahaan yaitu pemenuhan modal kerja maupun investasi. Apabila perusahaan telah mencapai posisi tertentu dapat melakukan ekspansi atau perluasan usaha. Dalam melakukan ekspansi, suatu perusahaan tidak akan terlepas dari kebutuhan akan modal. Pemenuhan kebutuhan modal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan modal sendiri yang terdiri dari saldo laba, modal dari pemegang saham dan dari sumber lainnya yaitu modal pinjaman atau dapat pula diperoleh dengan mengkombinasikan keduanya.

Modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang sering

kali dihadapi oleh perusahaan, karena hampir semua perhatian untuk

mengelola modal kerja dan aktiva lancar yang merupakan bagian yang cukup

besar dari aktiva. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk

membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya : untuk memberikan persekot

pembelian bahan mentah, membiayai upah gaji pegawai, dan lain-lain,

dimana uang atau dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali

lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui hasil penjualan

produksinya. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan

efisiensi kerjanya sehingga dicapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan

yaitu mencapai laba yang optimal.

(15)

Analisis penggunaan modal kerja dalam mengelola aktivitas perusahaan yang merupakan bagian dari rencana yang di integrasikan dengan baik untuk memelihara adanya efisiensi. Penggunaan struktur organisasi memungkinkan untuk melakukan arus sumber dana dan penggunaan modal kerja dengan rencana dan tindakan yang ditetapkan lebih dahulu pengaplikasian efektif dari penggunaan keuangan tersebut harus sepenuhnya kedalam rencana-rencana perusahaan dan memberikan suatu tingkat pengendalian biaya-biaya operasional meliputi catatan yang menetapkan pelaporan keuangan yang memuat pertanggun jawaban yang benar-benar efektif.

Aspek finansial perusahaan yang perlu mendapat perhatian khusus

direncanakan seefektif mungkin oleh manajemen adalah rencana kebutuhan

sumber dan penggunaan modal kerja itu sangat berpengaruh terhadap

kegiatan perusahaan, maka sumber dana dipandang perlu dikelola secara

cermat, karena sumber dan penggunaannya agar kesinambungan kegiatan

perusahaan tercapai, untuk keperluan itu, Perusahaan perlu memiliki

perhatian yang cukup dibidang manjemen modal kerja. Oleh karena itu,

usaha-usaha untuk mempertahankan dan menjaga liquiditas yang tinggi

menyebabkan keuntungan yang hendak dicapai akan menurun, karena

disebabkan oleh banyaknya dana yang menganggur atau banyaknya uang

pada kas. Agar supaya perusahaan dapat melakukan pencapaian tujuannya,

maka perlu adanya perimbangan yang lebih mendalam,sehingga kontuinitas

tetap terjamin dan laba yang diharapkan juga dapat tercapai. Untuk

(16)

mengetahui situasi dan perkembangan seperti rentabilitas, maka perlu diadakan evaluasi.

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi titik perhatian adalah apakah dengan penggunaan modal kerja yang baik perusahaan mampu meningkatkan rentabilitas dan sebaliknya dengan rentabilitas yang diperoleh dapat meningkatkan modal kerja. Rentabilitas dalam hal ini berarti kemapuan perusahaan untuk memperoleh laba. Jadi dalam hal ini dimaksudkan dalam hubungan timbal balik antara modal kerja dengan rentabilitas perusahaan.

Beberapa uraian tersebut diatas, maka penulis memilih judul

“Analisis Penggunaan Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Pada Koperasi Serba Usaha An-Nur Kabupaten Jeneponto”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan modal kerja dapat meningkatkan rentabilitas pada Koperasi Serba Usaha AN-NUR Kabupaten Jeneponto.

C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dikemukakan adalah untuk mengetahui penggunaan modal kerja dalam meningkatkan Rentabilitas pada Koperasi Serba Usaha AN-NUR Kabupaten Jeneponto.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu:

(17)

a. Hasil penelitian ini diharakan Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam mengevaluasi kebijaksanaan yang telah ada dan akan dilaksanakan di masa yang akan datang.

b. Sebagai bahan acuan/bacaan bagi semua pihak, utamanya mereka yang melakukan penelitian yang berkaitan dengan modal kerja dan rentabilitas.

c. Bagi dunia pendidikan, hasil temuan empiris penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur Manajemen Keuangan, serta memperkaya referensi bagi pembaca.

d. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi

penelitian-penelitian selanjutnya.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Keuangan

Istilah pembelanjaan perusahaan merupakan terjemahan dari kata business/corporate finance, meskipun kata finance sering juga diterjemahkan menjadi “keuangan” istilah pembelanjaan digunakan karena dirasakan bisa menampung apa yang menjadi ruang lingkup apa yang dibahas. Istilah pembelanjaan, permodalan, finansial, dan keuangan perusahaan seringkali digunakan untuk menunjuk kepada suatu hal yang sama,yang dalam literatur asing dikenal dengan istilah “Financial Management atau Managerial Finance”, yang dapat diterjemahkan kedalam istilah “manajemen keuangan perusahaan”.

Fred Weston (2012 : 16) menjelaskan bahwa fungsi utama manajer keuangan adalah merencanakan, mencari dan memanfaatkan dana untuk memaksimalkan nilai, perusahaan, atau dengan kata lain aktivitasnya berhubungan dengan keputusan tentang pilihan sumber dan alokasi dana.

Rini Andriani (2012 : 34) didalam buku manajemen keuangan

“konsep dasar dan penerapannya” mengatakan laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.

Menurut Riyanto (2008 : 4) mengemukakan bahwa manajemen keuangan meliputi semua aktivitas yang bersangkutan dengan usaha

6

(19)

mendapatkan modal yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan modal kerja tersebut seefisien dan seefektif mungkin.

Munawir. S (2007 : 13) mengemukakan bahwa : “manajemen keuangan merupakan semua kegiatan perusahaan yang ditujukan untuk mendapatkan dan menggunakan dana dengan cara efisien dan efektif”.

Efisien yang dimaksud adalah perbandingan antara input dan output antara daya usaha dan hasil yang dicapai. Sedangkan efektif adalah usaha pencapaian prestasi yang sebesar-besarnya dari suatu kegiatan untuk mencapai tujuan.

Pengertian pembelanjaan tersebut dapat ditegaskan bahwa pembelanjaan bukan saja bagaimana pendapata laba tetapi juga bagaimana penggunaan dana tersebut efektif dan efisien. Pembelanjaan tersebut dapat dipandang sebagai usaha penarik modal atau disebut pembelanjaan aktif, dapat juga dipandang sebagai usaha penggunaan modal dalam hal ini suatau perusahaan lain maka disebut juga pembelanjaan pasif, dapat berupa kuantitatif (besarnya dana yang akan ditarik) dapat pula dalam artian kualitatif (jenis dana yang akan ditarik).

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta, kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta

memberi informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu

(suatu periode akuntansi).

(20)

Menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan, seorang analisa harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang mungkin timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, perlu diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan.

Definisi laporan keuangan menurut darsono dan anshari (2005:13) adalah:

“Merupakan laporan yang memuat informasi tentang posisi keuangan hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan. Informasi ini diperlukan untuk melihat kinerja manajemen dalam melaksanakan kewenangan yang diberikan oleh pemilik”.

Kasmir (2015 : 7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Definisi laporan keuangan menurut Sopyan S. Harahap (2013 : 105) yaitu laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil suatu usaha perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Menurut Munawir (2012 : 22) laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah tercapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Munawir (2007 : 1) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah

merupakan suatu hasil akhir dari proses pencatatan yang merupakan suatu

(21)

ringkasan dari transaksi keuangan yag terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan pada pikak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan atas perusahaan. Secara implisist tujuan laporan keuangan adalah :

a. Alat pertanggung jawaban

b. Untuk memprediksi harga saham, memprediksi arus kas c. Alat pengambilan keputusan dimasa depan

Berikut ini beberapa tujuan pembuata atau penyusuna laporan keuangan yaitu:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

c. Meberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh

pada suatu periode tertentu;

(22)

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu;

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

h. Informasi keuangan lainnya.

Kesimpulan dari laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh.

Kemudian,laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.

3. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan

D. Hartanto (2004 : 67) menggemukakan bahwa Secara umum ada 4 bentuk laporan keuangan yang pokok dihasilkan oleh suatu perusahaan yaitu Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus kas, dan Laporan Perubahan Modal.

a. Neraca

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi

perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diharuskan untuk

menyajikan laporan keuangan dalam bentuk laporan.

(23)

Kasmir (2015 : 28) Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dari jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban equitas) suatu perusahaan penyusunan komponen didalam neraca didasarkan pada tingkat liquditas atau jatuh tempo.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa neraca merupakan ringkasan laporan keuangan. Artinya, laporan keuangan disusun secara garis besarnya saja dan tidak mendetail. Kemudian, neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu. Artinya neraca dapat dibuat untuk mengetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta , utang, dan modal perusahaan.

Maksud pada tanggal tertentu adalah neraca dibuat dalam waktu tertentu setiap saat dibutuhkan, namun neraca dibuat biasanya akhir tahun atau kuartal.

Secara garis besar, neraca memberikan informasi mengenai sumber dan penggunaan dana perusahaan. Dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk yaitu:

1) Bentuk neraca staffel atau report form. Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah di atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.

2) Bentuk neraca skontro atau account form. Di sisi aktiva disajikan

disebelah kiri (di Inggris di kanan) dan kewajiban dan modal

(24)

ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.

3) Bentuk yang menyajikan posisi keuangan (financial position form).

Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi.

Menurut SAK, komponen neraca adalah:

1) Aktiva (Assets) yang terdiri atas aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain;

2) Kewajiban (Liability) dan ekuitas (Equity). Kewajiban yang terdiri atas kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Ekuitas adalah hak pemilik baik dari setoran modal ataupun laba yang belum dibagi.

Penggolongan aktiva dalam neraca adalah:

1) Aktiva lancar, aktiva dikelompokkan berdasarkan urutan yang paling lancar, yaitu aktiva yang paling mudah dan cepat untuk dijadikan uang/kas. Pengelompokan yang umum adalah kas, piutang dagang, persediaan, investasi. Kas adalah aktiva paling likuid sehingga ditempatkan pada bagian paling atas;

2) Aktiva tetap, adalah investasi pada tanah, bangunan, kendaraan, dan

peralatan lain yang dilakukan oleh perusahaan. Aktiva tetap disusun

berdasarkan urutan yang paling tidak likuid (lancar). Jadi pada aktiva

tetap, urutan yang paling atas adalah tanah, bangunan, mesin-mesin,

peralatan, dan kendaraan;

(25)

3) Aktiva lain-lain, adalah investasi atau kekayaan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Isi dari pos aktiva lain-lain adalah kekayaan atau investasi yang tidak bisa dikelompokkan dalam aktiva lancar dan aktiva tetap.

Pembagian dalam sisi kewajiban dan ekuitas dalam neraca adalah:

1) Kewajiban jangka pendek, adalah kewajiban kepada pihak kreditor yang akan dibayarkan dalam jangka waktu 1 tahun ke depan.

Komponen kewajiban jangka diantaranya adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang pajak, hutang bank yang jatuh tempo dalam 1 tahun , dan hutang lain-lain;

2) Kewajiban jangka panjang, adalah kewajiban yang akan dibayarkan dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun. Komponen kewajiban jangka panjang ini meliputi hutang bank, hutang obligasi, hutang wesel, hutang surat berharga lainnya;

3) Ekuitas adalah hak pemilik atas perusahaan. Hak pemiliki akan dibayarkan hanya melalui dividen kas atau dividen likuidasi akhir.

Komponen ekuitas pemilik ini meliputi modal saham baik biasa maupun preferen, cadangan, laba di tahan, dan laba berjalan.

b. Laporan Laba Rugi

Jenis laporan keuangan lainnya selain neraca adalah laporan laba

rugi. Berbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang kekayaan,

utang, dan modal. Laporan laba rugi memberikan informasi tentang hasil-

(26)

hasil usaha yang diperoleh perusahaan. Laporan laba rugi juga berisi jumlah pendapatan yang diperoleh dan jumlah yang dikeluarkan. Dengan kata lain, laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penhasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu.

Zaki Badriawan (2005 : 4) mengemukakan bahwa : “laporan perhitungan laba rugi adalah laporan tentang hasil usaha perusahaan atau penhasilan dan biaya yang diakui perusahaan selama satu atau periode tertentu”.

Laporan laba rugi dalam praktiknya dapat disusun dalam bentuk, yaitu:

1) Bentuk tunggal (singel step);

Bentuk tunggal atau dikenal dengan nama singel step merupakan gabungan dari jumlah seluruh penhasilan, baik pokok (operasional) maupun diluar pokok (non operasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan diluar pokok juga dijadikan satu.

2) Bentuk majemuk (multiple step)

Bentuk majemuk merupakan pemisahan antara komponen usaha

pokok (operasional) dengan diluar pokok (non operasional). Artinya

terlebih dulu dikurangi antara penhasilan pokok dengan biaya pokok,

kemudian baru ditambahkan dengan hasil pengurangan penhasilan diluar

pokok dengan biaya diluar pokok.

(27)

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas atau laporan perubahan posisi keuangan adalah laporan yang mempunyai peranan penting dalam memberi informasi mengenai berapa besar dan kemana saja dana digunakan serta dari mana sumber dana itu diambil. Dengan demikian, arus kas akan menjawab pertanyaan, apa yang telah dilakukan perusahaan dengan dana yang dimilikinya. Informasi ini dapat menunjukkkan apakah perusahaan sedang maju atau akan mengalami kesulitan keuangan.

d. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)

Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan perusahaan jasa yang menunjukkan sebab-sebab adanya perubahan modal, dari modal awal sampai dengan modal akhir periode. Dalam laporan perubahan modal ditunjukkan dengan perhitungan antara modal pemilik awal periode ditambah laba bersih seperti yang tercantum dalam laporan laba/rugi, kemudian dikurangi dengan pengambilan pribadi pemilik (prive), sehingga diperoleh modal pemilik akhir periode.

C. Manajemen Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja

Pengertian modal kerja yang dikemukakan oleh Agnes Sawir (2003

:129), bahwa; “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki

oleh perusahaan atau dapat pula dmaksudkan sebagai dana yang harus

tersedia untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari seperti pembelian

(28)

bahan baku, pembayaran listrik, telepon, upah buruh, hutang dan pembayaran yang lainnya.”

Menurut Kasmir (2015 : 250) moodal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar lainnya.

Beberapa pengertian modal kerja di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja sangat penting oleh perusahaan karena modal kerja merupakan dana yang harus tersedia yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari seperti pembelian bahan baku, pembayaran listrik, telepon, upah buruh, hutang, dan pembayaran yang lainnya.

Menurut Kasmir (2015 : 250-251) terdapat tiga konsep tentang modal kerja yaitu :

a. Konsep Kuantitatif

Konsep ini, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar.dalam konsep ini adalah bagiamana mencukupi kebutuhan dana untuk menncapai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor.

b. Konsep Kualitatif

Konsep ini, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada

kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar

dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut dengan modal kerja bersih atau

(29)

(net working capital). Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan. Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukkan kepercayaan para kreditor kepada pihak perusahaan sehingga kelangsungan operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor.

c. Konsep Fungsional

Konsep fungsional menekan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya, sejumlah laba yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba. Demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, labapun akan menurun. Akan tetapi, dalam kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja

Beberapa faktor kerja yang mempengaruhi modal kerja yaitu:

a) Jenis perusahaan, merupakan jenis kegatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu: perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan nonjasa (industri).

b) Syarat kredit, atau penjualan yang pembayarannyadilakukan dengan cara mencicil (ansuran) juga sangat mempengaruhi modal kerja.

c) Waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi

suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi

suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan.

(30)

d) Tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran,kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya.

3. Sumber Modal Kerja

Sumber-sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurun jumlah aktiva dan kenaikan passiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu:

a. Hasil operasi perusahaan;

b. Keuntungan penjualan surat-surat berharga;

c. Penjualan saham;

d. Penjualan aktiva tetap;

e. Penjualan obligasi;

f. Memperoleh pinjaman;

g. Dana hibah; dan h. Sumber lainnya

4. Jenis-Jenis Modal Kerja

Menggolongkan jenis-jenis modal kerja dalam dua bagian yaitu:

a. Modal kerja permanen (permanent workin capital) yaitu modal kerja

yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan

fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja secara terus-menerus di

perlukan untuk kelancaran usaha. Modalkerja ini dibedakan dalam:

(31)

1) Modal kerja primier (primary working capital) Yaitu jumlah modal kerja minimun yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontuinitas ushanya.

2) Modak kerja normal (normal working capital) Yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

b. Modal kerja Variabel (Variabel Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya beru-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara lain :

1) Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktualisasi musim.

2) Modal Kerja Siklis (Cylical Working Capital) Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktualisasi fluktuasi konjungtur.

3) Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubag karena adanya keadaan darurat yang diketahui sebelumnya (misalnya, adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).

5. Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja harus diselenggarakan sebaik-baiknya, karena

hal ini berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Pengelolaan modal

(32)

kerja yang tidak baik akan berakibat terjadinya pemborosan yang pada akhirnya dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan / koperasi.

Manajemen modal kerja menurut Ninik Widyanti (1991) meliputi manajemen kas, manajemen piutang dan manajemen persediaan.

a) Manajemen kas, kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam rangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran yang finansial. Tujuan manajemen kas adalah untuk menentukan kas minimum yang selalu tersedia agar dapat memenuhi kewajibannya.

b) Manajemen piutang, mempunyai tujuan untuk meningkatkan volume penjualan kredit dan memperkecil timbulnya resiko rugi dari penjualan secara kredit tersebut.

c) Manajemen persediaan. Persediaan barang sangat erat dengan kegiatan penjualan, produksi dan likuiditas perusahaan/koperasi.

6. Penggunaan Modal Kerja

Analisis atau sumber penggunaan dana (modal kerja) sering juga

desebut analisa aliran dana.adapun maksud utama diadakannya analisa

sumber dan penggunaan modal kerja adalah untuk mengetahui bagaiman

kebutuhan modal kerja dibelanjai (sumber-sumber modal kerja) bagaiman

modal kerja tersebut digunakan (sumber-sumber modal kerja). Suatu laporan

yang menggambarkan datangnya modal kerja dan untuk apa modal kerja itu

digunakan disebut laporan sumber dan penggunaan modal kerja.

(33)

Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja bisa dilakukan perusahaan untuk:

a) Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasi perusahaan lainnya;

b) Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan;

c) Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga;

d) Pembentukan dana;

e) Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan lain- lain);

f) Pembayaran jangka panjang (Obligasi, Hipotek, Utang Bank Jangka Panjang);

g) Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar;

h) Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi;

i) Penggunaan lainnya.

Tujuan sumber dan penggunaan dana modal kerja adalah untuk menilai perubahan-perubahan yang mempengaruhi modal kerja perusahaan.

D. Rasio Keuangan

Untuk dapat memproleh gambaran tentang perkembangan finansial

suatu perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data

finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin

didalam laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa

finansial adalah ratio.

(34)

Laporan Keuangan dibuat agar dapat digunakan suatu kegunaan yang penting adalah dalam menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan. Menurut Kown ( 2004 ; 107 ) : “ Hasil dari menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio keuangan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan”.

Menurut Van Horne ( 2005 : 234) : “Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna daripada berbagai angka mentahnya sendiri”.

Menurut Kown (2004: 108) : Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan yaitu :

1. Bagaimana Likuiditas Perusahaan

2. Apakah Manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva

3. Bagaimana perusahaan didanai apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian yang cukup.

Hal ini disebabkan sulitnya mendapatkan rata–rata pembanding yang tepat bagi perusahaan yang mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri yang berlainan.

Sebagai salah satu bentuk informasi yang relevan dan kegunaanya

yang efektif dalam menganalisa rasio dalam pengambilan keputusan. Dalam

(35)

melakukan analisa, penganalisa dapat menggunakan dua macam perbandingan yaitu :

1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio–rasio yang lalu atau dengan rasio–rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.

2. Membandingkan rasio perusahaan dengan rasio–rasio yang sejenis dengan perusahaan lain yang sejenis, dan pada waktu yang sama.

Menurut Sumber datanya Van Horne ( 2005 : 234) : Angka rasio dapat dibedakan atas :

1. Rasio–rasio neraca ( Balance Sheet Ratio ), yaitu ratio – ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current asset to total asset ratio, current liabilities to total asset ratio dan lain sebagainya.

2. Rasio–rasio Laporan Laba Rugi ( Income Statement Ratio ), ialah data yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit, net margin, operating margin, operating ratio dan sebagainya.

3. Rasio –rasio antar Laporan Keuangan ( Intern Statement Ratio), ialah

ratio –ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data

lainya berasal dari income statement, misalnya asset turnover, Inventory

turnover, receivable turnover, dan lain sebagainya.

(36)

Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering dipergunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas ( Leverage ), dan Rasio Rentabilitas.

E. Rasio Rentabilitas

1. Pengertian Rentabilitas

Menurut Alex S. Nisimito (2002 : 78) menyatakan bahwa rentabilitas merpakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal yang digunakan dan dinyatakan dengan persen.

Erwan Dukat (2005 : 3) menganggap bahwa rentabilitas adalah tolak keberhasilan suatu perusahaan dalam mempertahankan kebijaksanaan deviden yang menguntungkan dan mampu menunjukkan kenaikan modal yang stabil dalam waktu bersamaan.

Menurut Bambang Riyanto (2001 : 35) Bahwa rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, dan umumnya dirimuskan sebagai :

x 100 %

Dimana :

L = Jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu

M = Modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba

tersebut.

(37)

Beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rentabilitas dapat juga disebut dengan profitabilitas yang artinya, prestasi yang dicapai oleh perusahaan dan dinyatakan dalam persentase, setelah dibandingkan antara hasil yang dicapai dengan modal yang digunakan. Semakin besar presentasinya maka semakin tinggi persentase keuangan perusahaan tersebut, demikian sebaliknya.

2. Jenis-Jenis Rentabilitas

Pada umunya rentabilitas itu dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Rentabilitas Ekonomis (Return On Total Assets)

Return On Total Assets (Earning Power) atau disebut juga rentabilitas ekonomis ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang menggunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan ternyata dalam persentase. Oleh karena pengertian rentabilitas sering menggunakan untuk mengukur efesiensi penggunaan modal kerja di dalam suatu perusahaan, maka Rentabilitas ekonomis sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang dikerjakan di dalamnya untuk menghasilkan laba.

Menurut basu swastha DH dan ibnu sukatjo (2006 : 255)

mengemukakan bahwa rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan

untuk menhasilkan laba dari keseluruhan modal, baik modal asing

maupun modal sendiri, yang digunakan untuk menhasilkan laba. Adapun

(38)

laba yang dimaksud tersebut adalah laba operasi dan modal adalah jumlah aktiva.

Syarifuddin alwi (2003 : 13) mengemukakan bahwa Rentabilitas Ekonomis adalah salah satu bentuk dari rentabilitas yang dimaksud untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan pada operasi perusahaan untuk menhasilkan keuntungan. Dari batasan tersebut diberikan suatu rumusan sebagai berikut :

Laba Bersih Sebelum Pajak

Rentabilitas Ekonomis = X 100 %

Jumlah Modal Perusahaan

Rumus tersebut memperlihatkan bahwa Rentabilitas Ekonomis adalah hasil perkalian Profit Margin dengan Operating Assets Turnover, dimana keduanya sangat mempengaruhi tinggi rendahnya Rentabilitas Ekonomis (Return On Total Assets).

b. Rentabilitas Modal Sendiri (Return On Net Worth)

Rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas modal usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi para pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di pihak lain.

Rentabilitas modal sendiri dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rentabilitas modal sendiri = X 100

(39)

Rentabilitas modal sendiri tersebut menyangkut bagaimana kemampuan modal sendiri menghasilkan keuntungan, yang dibandingkan adalah bukan keseluruhan modal tetapi khususnya modal sendiri.

Rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri mempunyai kaitan yang sangat erat dan saling mempengaruhi dalam setiap keputusan yang diambil. Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan adalah sebagai berikut :

1) Apabila rentabilitas ekonomis lebih kecil dari tingkat bunga modal asing, lebih baik menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan menggunakan modal asing

2) Apabila rentabilitas ekonomis lebih besar dari tingkat bunga modal asing, maka lebih baik digunakan modal asing, sebab rentabilitas modal asing akan lebih besar dibandingkan menggunakan modal sendiri.

Rentabilitas modal sendiri selalu diusahakan besar karena dengan makin besarnya rentabilitas modal sendiri maka deviden akan semakin besar pula.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas

Rentabilitas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dari tahun ke

tahun baisanya selalu mengalami perubahan baik itu berupa untuk

penurunan maupun suatu kenaikan.

(40)

Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perubahan itu ada dua macam yaitu :

a. Profit Margin

Mengukur keuntungan yang diperoleh untuk perusahaan dalam suatu kurang waktu tertentu maka digunakan Profit Margin. Profit Margin dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat mengelola keuangannya dengan efisiensi.

Profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha disatu pihak dengan penjualan bersih dilain pihak. Di mana hasil perbandingan tersebut dinyatakan dalam persentase. Laba usaha di sini adalah laba sebelumnya dikurangi dengan bunga pinjaman dan pajak perseroan.

Profit Margin = 100%

Kata lain dapat dikatakan profit margin ialah selisih antara net sales dengan Operation Expenses (harga pokok penjualan – biaya administrasi – biaya penjualan – biaya umum), selisih mana ditanyakan dalam persentase dari Net Sales. Net Sales akan mempengaruhi oleh pasar dari output yang akan dapat dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Semakin banyak output yang dapat dihasilkan oleh perusahaan

yang bersangkutan serta semakin luasnya pasar yang dikuasinya makan

akan semakin luasnya pasar yang dikuasainya maka akan semakin besar

pula Net Sales yang diperelehnya itu. Salah satu jalan untuk meningkatkan

volume penjualan ialah dengan jalan meningkatkan mutu kualiatas

daripada barang dan harga barang tersebut. Hal ini maka mempengaruhi

(41)

terhadap tingkat penjualan dan ini pula akan mempengaruhi juga terhadap rentabilitasnya, disamping faktor-faktor lainnya.

b) Operating Assets Turnover atau Total Assets Turnover

Operating assets turnover adalah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan tinggi rendahnya rentabilitas seluruh modal atau rentabilitas ekonomis di mana dalam hal ini sebagai ukuran untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam melihat kecepatan peraturan aktiva dalam suatu priode tertentu. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa apakah perusahaan berjalan lancar ataukah sebaliknya. Dari beberapa komponen yang saling berkaitan dimana dapat mempengaruhi tinggi rendahnya operating asset turnover yaitu dengan jalan meningkatkan penjualan dan menekan Operating Assets.

Komponen-komponen yang terdapat pada Operating Assets Turnover, nampak dua peralatan analisis keuangan yaitu neraca (Balance Sheet) dan laporan rugi laba (Income Statement).

Operating assets terdapat pada neraca dan penjualan yang dicapai Nampak pada laporan rugi laba. Neraca mencerminkan keadaan aktiva, hutang dan modal pada tanggal tertentu.

Menghitung operating assets turnover maka dapat dilakukan dengan membandingkan net sales di satu pihak degan operating assets di lain pihak, dimana Bambang Riyanto (1999 : 27) secara metematis merumuskan sebagai berikut :

Operating Assets Turnover = 100%

(42)

Jadi untuk mencapai Operating Assets Turnover yang tinggi berarti kita harus memperhatikan ketergantungan terhadap variable yang lain, dalam hal ini adalah net sales dan Operating Assets atau dengan kata bahwa kedua variable tersebut merupakan penyebab terhadap keadaan Operating Assets Turnover. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efesiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran Operating Assets dalam suatu periode tertentu.

Hasil akhir dari percampuran kedua efisiensi profit margin menentukan tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis. Oleh karena itu makah tinggi tingkat profit margin atau Operating Assets Turnover masing-masing atau kedua-duanya akan mengakibatkan naiknya rentabilitasnya ekonomis atau earning power. Untuk dapat dikatakan bahawa rentabilitas ekonomis/earning power akan meningkat apabila : a. Profit margin meningkat, sedangkan turnover Operating Assets tetap b. Operating Assets Turnover meningkat, sedangkan profit margin tetap c. Kedua-duanya meningkat.

Menurut Bambang Riyanto (1999 : 30) hubungan antara profit

margin dan Operating Assets Turnover dapat digambarkan sebagai

berikut:

(43)

Profit margin x Operating Assets = Earning Power Turnover

Atau : x

Atau secara singkat :

Kedua faktor tersebut diatas mempunyai pengaruh dominan, dalam mengadakan analisa terhadap rentabilitasnya.

F. Penelitian Empiris

Adapun penelitian yang pernah dilakukan terdahulu yaitu sebagai berikut:

1. Mirnawati (2011) melakukan penelitian tentang “ Analisis Pengaruh Modal Kerja Dan Likuiditas Terhadap Rentabilitas Pada PT Semen Bosowa Maros”. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Statistik untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hasil dari perhitungan analisis korelasi , diperoleh R = 0,777 artinya korelasi antara variabel modal kerja dan likuiditas terhadap rentabilitas sebesar 0,777.

Hal ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara ketiga variabel

tersebut. Sedangkan hasil perhitungan analisis determinasi , diperoleh R

2

(44)

= 0,603 Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 60 % Rentabilitas (ROA) dari PT Semen Bosowa Maros dipengaruhi oleh variasi dari kedua variabel independen yang digunakan, yaitu modal kerja ( X1) dan likuiditas ( X2) dan sisanya sebesar 40 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian.

2. Ismail Marsuki (2014) melakukan penelitian tentang “Analisis Penggunaan Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Pada PT. Bina Tri Jaya Perkasa Makassar”. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu dengan cara menganalisis rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menhasilkan laba tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan modal kerja tidak dapat meningkatkan rentabilitas. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan rentabilitas ekonomis dimana perkembangan rata-rata dalam periode 5 tahun terakhir sebesar 12,4%

sedangkan rentabilitas modal sendiri perkembangan rata-rata dalam

periode terakhir yaitu sebesar 11,2% hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan perusahaan untuk meningkatkan rentabilitas ekonomis lebih

besar dibandingkan dengan rentabilitas modal sendiri. Peningkatan

modal kerja perusahaan yang disertai dengan ppeningkatan laba

diakibatkan oleh beban pokok penjualan dan biaya administrasi dan

umum yang relatif tinggi sehingga mengakibatkan laba yang diperoleh

perusahaan tidak selalu meningkat dari tahun-ketahun.

(45)

G. Kerangka pikir

Gambar 2.1 Kerangka pikir

H. Hipotesis

Berkaitan dengan kerangka pikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka diajukan hipotesis sebagai berikut “diduga bahwa dengan penggunaan modal kerja dapat meningkatkan Rentabilitas pada Koperasi Serba Usaha AN- NUR Kabupaten Jeneponto”.

KOPERASI AN-NUR KAB. JENEPONTO

MANAJEMEN MODAL KERJA

RENTABILITAS

Rentabilitas Ekonomis

Rentabilitas Modal Sendiri

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan ini, penulis melakukan penelitian pada Koperasi Serba Usaha AN-NUR Kabupaten Jeneponto yang berkantor pada jl. Pasar Karisa kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Dalam hal ini penulis mengadakan study kasus keperusahaan tersebut, untuk itu penulis menjadikan sebagai objek penelitian dalam study kasus diatas. Waktu penelitian kurang lebih dari 2 bulan yang dimulai pada bulan april sampai bulan juni.

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang relevan dalam menganalisis permasalahan tersebut maka penulis menggunakan metode yaitu:

1. Penelitan Lapangan (Field Work Research), yaitu teknik penelitian langsung pada objek permasahan dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan pada koperasi simpan pinjam AN-NUR kabupaten jeneponto.

2. Penelitian pustaka (library research), yaitu pengumpulan data teoritis dengan cara menelah berbagai buku literatur, pustaka yang lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

3. Riset lapangan yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dilokasi (obyek penelitian) secara langsung.

34

(47)

C. Jenis Dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Data kuantitatif, yaitu data yang dihitung atau data yang berupa angka-angka. Data ini dapat di peroleh dari laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, maupun dari laporan arus kas.

b) Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh tidak dalam bentuk angka- angka tetapi berupa gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, maupun informasi-informasi lisan yang menyangkut kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan.

2. Sumber Data

a) Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber penelitian tanpa melalui media perantara.

b) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan melelui dokumen-dokumen yang sudah diolah oleh perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.

D. Definisi Operasional

Modal kerja yaitu keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh

perusahaan atau dapat pula dmaksudkan sebagai dana yang harus tersedia

untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari. Modal kerja merupakan kas

atau harta lancar yang diharapkan mampu diterima kembali menjadi uang

melalui penjualan atau pembelian selama periode tertentu. Tujuan sumber dan

(48)

penggunaan dana modal kerja adalah untuk menilai perubahan-perubahan yang mempengaruhi modal kerja perusahaan Dalam hal ini akan dihitung besarnya modal kerja bersih yang dimiliki perusahaan dengan kaitannya dalam meningkatkan Rentabilitas perusahaan.

Rentabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam memperoleh perusahaan. Rentabilitas terbagi menjadi dua yaitu:

1. Rentabilitas Ekonomis yaitu, untuk mengetahui perbandingan antara jumlah laba yang diperoleh dengan jumlah keseluruhan modal yang dimiliki perusahaan baik itu modal sendiri maupun modal eksternal (hutang).

2. Rentabilitas modal sendiri yaitu, untuk mengetahui perbandingan antara jumlah laba yang diperoleh dengan jumlah modal sendiri dalam hal ini termasuk modal (ekuitas) dan laba ditahan.

E. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode analisis sebagai berikut:

1. Analisis kuantitatif, artinya data yang diperoleh dari perusahaan yang dapat dibuktikan dengan angka-angka yang akan diolah dan dianalisa sesuai dengan metode analisis sehingga dapat terlihat hasilnya.

2. Analisis deskriptif, artinya data yang diperoleh dari lapangan diolah sedemikiaan rupa sehingga memberikan data yang sistematis, faktual, dan akurat mengenai permasalahan yang diteliti.

Analisis Rentabilitas, bahwa Rentabilitas suatu perusahaan

menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang

(49)

menhasilkan laba tersebut. Dengan kata lain Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menhasilkan laba selama periode tertentu. Adapun rentabilitas itu sendiri menggunakan dua rumus yaiu :

a. Analisis Rentabilitas Modal Sendiri, atau Rentabilitas modal usaha menurut Bambang Riyanto (1999 : 37) adalah perbandingan antara jumlah yang tersedia bagi para pemilik modal sendri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menhasilkan laba tersebut dipihak lain.

Rentabilitas modal sendiri dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rentabilitas Modal Sendiri = x 100 %

b. Analisis Rentabilitas Ekonomis, Syarifuddin Alwi (1999 : 13) mengemukakan bahwa rentabilitas eknomis adalah salah satu bentuk dari rentabilitas yang dimaksud untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan pada operasi perusahaan untuk menhaslkan keuntungan

Rentabilitas ekonomis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rentabilitas Ekonomis = X 100%

(50)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Koperasi Serba Usaha 1. Pengertian Koperasi

Menurut UU No.25 Tahun 1992 (Perekonomian Indonesia) Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang beradasarkan atas dasar asas kekeluargaan. Itulah beberapa pengertian mengenai Koperasi, yang sudah menjelaskan pengertian pengertian koperasi dari berbagai sisi. Namun jika hanya sebatas pengertian tidak akan cukup untuk lebih mengenal koperasi, maka akan dicoba menjelaskan selanjutnya mengenai hal hal apa saja yang ada di dalam manajemen koperasi.

Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang kegiatan usahanya di berbagai segi ekonomi , seperti bidang produksi, komsumsi, perkreditan, dan jasa.

2. Tujuan Koperasi Serba Usaha:

c. Mensejahterakan anggota koperasi serba usaha pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

d. Dapat membangun tatanan perekonomian untuk mewujudkan masyarakat maju, adil, dan makmur.

39

(51)

e. Dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota koperasi.

f. Memberikan pelayanan pinjaman dengan bunga murah, tepat dan cepat serta mendidik anggota untuk dapat menggunakan uangdengan bijaksana dan produktif.

g. Memenuhi kebutuhan sehari-hari dan perkantoran anggota koperasi.

Menurut undang-undang nomor 25 tahun 1992 pasal 44 ayat 2, prinsip Koperasi Serba Usaha dengan prinsip koperasi yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 5 Ayat 1, yaitu:

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

e. Kemandirian.

B. Gambaran Umum Koperasi Serba Usaha An – Nur Kabupaten Jeneponto.

Sesuai bunyi anggaran dasar Koperasi Serba Usaha “An - Nur” pasal

10 ayat 4.a, bahwa Rapat Anggota Tahunan (RAT) wajib diselenggarakan

setahun sekali, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang pokok-pokok

perkoperasian yang mengatakan bahwa rapat anggota merupakan kekuasaan

yang tinggi dalam koperasi.

(52)

Bertitik tolak dari kedua aturan diatas, maka pengurus KSU “An - Nur” pada periode 2013, 2014, dan 2015 mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) setiap periode akhir tahun.

Dengan amanat dari anggota Koperasi Serba Usaha “An - Nur” yang lalu, maka segenap pengurus telah menjalankan tugas yang dibebankan.

Menyadari akan azas dan tujuan koperasi, bahwa kesejahteraan merupakan titik sentral dari segala kegiatan usaha, maka pengurus dengan daya dan upaya mencurahkan perhatiannya dengan melaksanakan program- program yang telah dicanangkan setiap serba usaha “An - Nur” adalah cukup berat, namun berkat kerja sama antara mengurus serta partisipasi anggota, sehingga tugas-tugas dapat berjalan baik namun masih banyak tantangan yang dihadapi termasuk kewajibannya masih sangat kurang termasuk kewajiban akan simpanan wajib dan pengembalian pinjaman kredit.

Kami yakin bahwa apa yang telah dikerjakan ini belum seluruhnya dapat memenuhi harapan dari para anggota Koperasi Serba Usaha “An - Nur”.

Namun kegatan koperasi yang tumbuh ditengah-tengah para anggota

sudah dapat dirasakan secara bertahap yakin membantu meningkatkan

kesejahteraan anggota melalui pemberian kredit simpan pinjam. Rencana

kerja pengurus pada saat didirikan KSU “An-Nur” yang jangka uannya cukup

luas sebagaian kecil telah dilaksanakan, namun masih banyak belum

dilaksanakan mengingat keterbatasan permodalan serta kemampuan

pengelolaan, organisasi dan bisnis koperasi.

(53)

Sebagai gambaran tentang kegiatan dan kemajuan koperasi serba usaha “an-nur” dapat dilihat pada kemampuan memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) tahun 2013, 2014, dan 2015 afalah sebagai berikut :

 Sisa hasil usaha tahun 2013 : Rp. 64.651.700,-

 Sisa hasil usaha tahun 2014 : Rp. 87.496.700,-

 Sisa hasil usaha tahun 2015 : Rp.106.506.700,-

(54)

C. Struktur Organisasi

Gambar. 4.1

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI SERBA USAHA AN – NUR KABUPATEN JENEPONTO

Sumber data : Koperasi Serba Usaha An – Nur Kabupaten Jeneponto (2016)

D. Uraian Jabatan

Kemudian penataan organisasi dengan susunan sebagai berikut:

1. Pengurus

Pengurus dipilih dari dan oleh Anggota Koperasi, dan berperan mewakili anggota dalam menjalankan kegiatan organisasi maupun usaha koperasi. Pengurus dapat menunjuk manajaer dan karyawan sebagai

RAPAT ANGGOTA

PENGURUS

MANAGER

BENDAHARA KETUA

SEKERTARIS

PENGAWAS

ANGGOTA

(55)

pengelola untuk menjalankan fungsi usaha sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada, sebagaimana jelas tercantum dalam pasal 32 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Fungsi dan Peran Pengurus

Pengurs koperasi mempunyai fungsi, di antaranya adalah : 1. Pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan yang tertinggi

Fungsi pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan tertinggi diwujudkan dalam menentukan tujuan organisasi, merumuskan kebijakan organisasi, menentukan rencana sasaran serta program kerja organisasi koperasi, memilih dan mengawasi tindakantindakan manajer-manajer dan karyawan dalam mengelola usaha koperasi. Pengurus merupakan perangkat organisasi koperasi yang diharapkan dapat membawa perubahan dan pertumbuhan organisasi dan sekaligus menjadi sumber inisiatif dan inspirasi bagi pengembangan usaha koperasi. Pada menilai semua hasil kerja kegiatankegiatan pengelolaan koperasi secara operasional yang menjadi tanggung jawab manajer.

2. Fungsi sebagai penasihat

Fungsi sebagai penasihat ini berlaku baik bagi para manajer

maupun bagi para anggota. Bagi para manajer maminta nasihat kepada

pengurus adalah penting sekali artinya, terutama dalam rangka

penjabaran dan penerapan kebijaksanaan operasional dari kebijaksanaan-

kebijaksanaan yang telah dirumuskan oleh pengurus.

(56)

3. Pengurus sebagai pengawas; bahwa pengurus merupakan orang yang mendapat kepercayaan dari anggota untuk melindungi semua kekayaan organisasi.

4. Pengurus sebagai penjaga kelangsungan hidup organisasi; demi keberlangsngan usaha dan keberlanjutan organisasi koperasi, maka pengurus harus :

a. Mampu menyediakan adanya manajer yang cakap dalam organisasi;

b. Menyeleksi dan memilih eksekutif atau manajer secara efektif;

c. Memberikan pengarahan kepada para manajer agar koperasi berjalan secara efektif, professional, dan

d. Menetapkan orang-orang yang mampu mengarahkan kegiatan dari organisasi;

e. Mengikuti perkembangan pasar, dengan tepat mengarahkan berbagai jenis layanan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh koperasi sesuai dengan dinamika pasar dan tingkat kelayakan maupun profitabilitas usaha.

5. Pengurus sebagai symbol; langkah-langkah yang diambil pengurus terhadap anggota

maupun karyawan bersifat persuasive yang menempatkan pengurus

menjadi pemimpin yang memiliki kekuatan dan motivator bagi

pencapaian tujuan; strategis perusahaan dan kebijaksanaan umum dari

organisasi koperasi dirumuskan secara sistematis oleh pengurus;

(57)

pengurus memperoleh dan menyajikan informasi koperasi secara cermat dalam menunjang kinerja usaha.

2. Pengawas

Pengawas sebagai salah satu perangkat organisasi koperasi diangkat dari dan oleh Anggota dalam Rapat Anggota Tahunan, sesuai pasal 38 UU No. 25 Tahun 1992. Berdasarkan ketentuan Pasal 39 UU No.25 Tahun 1992, fungsi tugas dan wewenng pengawas antara lain : a. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan

Pengurus dan Pengelola Koperasi.

b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

c. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.

d. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

e. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.

f. Memeriksa sewaktu-waktu tentang keuangan dengan membuat berita acara pemeriksaannya.

g. Memberikan saran dan pendapat serta usul kepada pengurus atau Rapat Anggota mengenai hal yang menyangkut kehidupan koperasi.

h. Memperolah biaya-biaya dalam rangka menjalankan tugas sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

i. Mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaannya pada RAT.

3. Manajer (Pengelola)

Manager dipilih dan diangkat oleh pengurus untuk melakukan fungsi

pengelolaan operasional usah koperasi.

(58)

Kewajiban manager antara lain :

1. Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan Pengurus.

2. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan – kegiatan di unit – unit usaha.

3. Membimbing dan mengarahkan tugas – tugas karyawan yang dibawahnya seefisien mungkin menuju karyawan yang berkualitas.

4. Mengusulkan kepada pengurus tentang pengangkatan dan atau pemberhentian karyawan dalam lingkungan tugasnya.

5. Menyusun Program Kerja dan RAPBK tahunan untuk disampaikan kepada pengurus sebelum dimulainya rencana dan anggaran yang baru, dan selanjutnya evaluasi sekaligus perencanaan bagi pengurus untuk disampaikan dalam Rapat Anggota.

6. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara tertulis setiap akhir bulan and tahun.

7. Melaksanakan dokumen-dokumen usaha atau organisasi koperasi.

Fungsi utama Manager :

1) Melaksanakan tugas segari – hari di bidang usaha.

2) Bertanggungjawab atas administrasi kegiatan usaha dan organisasi koperasi.

3) Mengembangkan dan mengelola usaha untuk mencapai tujuan secara

efektif dan efisien.

(59)

Uraian jabatan pegawai KSU An – Nur Kabupaten Jeneponto.

1. Ketua bertugas : melakukan administrasi baik Ke dalam maupun keluar dan

memimpin jalannya koperasi.

2. Sekertaris bertugas : melaksanakan administrasi koperasi dan bertanggun jawab tentang

administrasi.

3. Bendahara bertugas : melaksanakan administrasi keuangan dan

bertanggun jawab atas administrasi keuangan koperasi.

Untuk ketiga kali KSU “An - Nur” keanggotaannya sampai tanggal 31 desember berjumlah 42 orang anggota penuh.

Pengurus: ketua : Alimuddin

Sekertaris : Nur Amin Tantu

Bendahara : Hj. Budi Ferawati

Badan pengawas: ketua : H. Baso Jufri

Sekertaris : Suardi

Bendahara : Sanusi

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka pikir

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pemberian air minum ekstrak tomat sebesar 40-120 mL/hari sebagai sumber antioksidan pada ayam broiler

Penelitian oleh Bluestone (2001) dalam Klein (2009) menyebutkan bahwa distribusi mikroorganisme yang diisolasi dari cairan tengah, dari 2807 orang pasien OMA di Pittsburgh

Kajian mengenai penjerapan ion logam Fe dalam air tanah menggunakan biosorben kulit ubi kayu telah berhasil dilakukan. Tujuan dari kajian ini adalah untuk

Sebagaimana halnya dengan kabupaten di Indonesia, keterkaitan ekesekutif dalam hal ini Kepala Daerah selaku kepala Eksekutif dengan DPRD selaku Legislatif dalam penetapan APBD

Sistem ini dirancang menggunakan bahasa pemrograman Java, dalam mendiagnosa kerusakan kendaraan bermotor sistem ini menggunakan metode Forward Chaining yang digunakan untuk

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ekstrak etanol gedi merah dalam menghambat pembentukan batu ginjal secara in vivo pada tikus jantan

Tabel 4.49 Tabel Perhitungan Kapasitas Penyimpanan untuk

Oksikodon oral control release (CR) merupakan agonis opioid yang dapat digunakan sebagai analgesia preventif pada nyeri akut sedang sampai berat pascabedah.Oksikodon