• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

31

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

3.1 Gambaran Umum Departemen Kehutanan

Pada PELITA I, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah pada waktu itu, kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk Direktorat Jenderal, yang secara administratif dan teknis berada di bawah Departemen Pertanian.

Sejalan dengan usaha pemantapan organisasi di lingkungan Departemen Pertanian dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas pada PELITA II, maka pada tahun 1975 susunan organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal Kehutanan, mengalami perubahan pula. Dalam struktur organisasi yang baru itu, Lembaga Penelitian Hutan yang semula adalah unsur pelaksana Direktorat Jenderal Kehutanan, dimasukkan ke dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPPP). Sedang kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan, hubungan masyarakat dan penyuluhan dimasukkan ke dalam Badan Pendidikan Latihan dan Penyuluhan Pertanian (BPLPP).

Sebagai suatu sarana untuk mencapai tujuan, organisasi harus dapat menampung perkembangan tugas dan kegiatan yang terjadi. Oleh karena itu, untuk lebih memantapkan pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan di sub sektor kehutanan dalam PELITA III, dengan Surat Keputusan No. 453/Kpts/Org/6/1980, Menteri Pertanian mengadakan pemantapan kembali Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Kehutanan.

Dalam pelaksanaannya, yang sejalan dengan semakin berkembangnya usaha- usaha lain dalam pembangunan nasional, pembangunan kehutanan menghadapi berbagai

(2)

masalah/hambatan yang sangat kompleks. Apabila masalah dan hambatan tersebut tidak ditangani secara menyeluruh, tujuan pembangunan kehutanan akan dapat terganggu.

Instansi kehutanan yang setingkat Direktorat Jenderal dirasakan tidak mampu mengatasi permasalahan dan perkembangan aktivitas pembangunan kehutanan yang semakin meningkat. Selain itu, untuk mencapai tujuan pembangunan kehutanan diperlukan suatu pangkal tolak dan orientasi dengan cakrawala yang luas serta menyeluruh tentang hutan dan kehutanan, yang dalam pelaksanaannya mencakup aspek pemanfaatan, konservasi sumber daya alam hutan, dan rehabilitasi lahan.

Dari hal-hal tersebut, maka terbentuknya Departemen Kehutanan pada PELITA IV merupakan konsekuensi logis dari tuntutan keadaan dan perkembangan selama itu, dengan demikian wadah baru setingkat departemen tidak akan mampu menampung permasalahan-permasalahan yang beranekaragam.

3.1.1 Tahun Berdiri Departemen Kehutanan Sesuai Keputusan Presiden Hutan dengan multi fungsinya tidak mungkin ditangani secara baik tanpa wadah yang mandiri. Demikian pula ketiga aspek pembangunan kehutanan (perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan) dapat dilaksanakan secara saling menunjang, sehingga tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah oleh berbagai departemen. Untuk dapat menampung tugas dan fungsi pokok tersebut di atas maka sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 15 tahun 1984 Struktur Organisasi Departemen Kehutanan ditetapkan sebagai berikut:

1. Menteri;

2. Sekretariat Jenderal;

3. Inspektorat Jenderal;

4. Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan;

(3)

5. Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan;

6. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam;

7. Badan Inventarisasi dan Tata Guna Hutan;

8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan;

9. Pusat Pendidikan dan Latihan Kehutanan;

10. Kantor Wilayah Departemen Kehutanan di Wilayah.

Di samping itu terdapat 12 UPT di lingkungan Departemen Kehutanan dan 24 Dinas Kehutanan Daerah Tingkat I.

Pembentukan Departemen Kehutanan bukan merupakan restorasi dari Direktorat Jenderal Kehutanan, melainkan merupakan suatu pembangunan institusi kehutanan melalui pengembangan dan pemanfaatan kondisi dan material yang dimiliki. Hal tersebut sekaligus merupakan jawaban atas kondisi dan permasalahan yang dihadapi selama itu, yang antara lain berupa keterbatasan masalah peraturan perundangan, kepemimpinan dan kebijaksanaan, keterbatasan sarana, personil dan lain-lain.

Atas dasar kondisi tersebut kemudian ditetapkan kembali tujuan, misi dan tugas pokok serta fungsi Departemen Kehutanan sebagai landasan pelaksanaan pembangunan kehutanan.

3.2 Struktur Organisasi Departemen Kehutanan

Departemen Kehutanan dipimpin oleh menteri Negara yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada presiden. Menteri dibantu oleh lima Staff ahli Menteri.

Menteri membawahi Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS), Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan (BPK), Badan Planologi Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

(4)

Organisasi Departemen Kehutanan memiliki struktur organisasi yang dapat ditampilkan dalam gambar 3.1.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Departemen Kehutanan

Penjelasan tugas dan kewenangan masing-masing Dirjen (divisi) Departemen Kehutanan:

a. Sekretariat Jenderal

Menyelenggarakan pembinaan serta pelaksanaan tugas dan administrasi Departemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya, serta hubungan antara lembaga dan masyarakat.

(5)

Melakukan koordinasi terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Departemen.

b. Inspektorat Jenderal

Melakukan pengawasan penyelenggaraan segala kegiatan Departemen bersama- sama dengan Sekretariat Jenderal mengawasi koordinasi terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Departemen.

c. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA)

Merumuskan dan melaksanakan kebijaksanaan dan standardisasi teknis di bidang perlindungan hutan dan konservasi alam.

d. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS)

Merumuskan dan melaksanakan kebijaksanaan dan standardisasi teknis di bidang rehabilitasi lahan dan perhutanan social.

e. Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan (BPK)

Merumuskan dan melaksanakan kebijaksanaan dan standardisasi teknis di bidang pembinaan produksi kehutanan.

f. Badan Planologi Kehutanan

Merumuskan kebijakan Departemen yang bersifat perencanaan, pendataan, dan pengumpulan informasi kehutanan yang tepat dan akurat secara berkesinambungan.

g. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Melakukan penelitian dan pengembangan hutan, konservasi alam, flora dan fauna serta segala kekayaan hutan dengan tujuan meningkatkan kualitas kehutanan untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat.

(6)

3.3 Sistem Jaringan yang Sedang Berjalan

Departemen Kehutanan memiliki topologi jaringan fisik seperti yang terlihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Topologi Fisik Departemen Kehutanan

Departemen Kehutanan telah memiliki jaringan yang berfungsi sebagai jalur pertukaran data dan informasi di dalam organisasi dan juga sebagai penghubung dengan internet. Perangkat jaringan yang digunakan akan ditampilkan dengan tabel berikut :

Tabel 3.1 Peralatan Jaringan Di Departemen Kehutanan

No. Nama Peralatan Jaringan/ Merk Jumlah

1. Switch Extreme network summit 24 e2 1

2. Baseline switch 2024 merek 3com 1

3. Switching hub extreme networks Alpine 3808 7

(7)

4. Cisco 2611 XM series 2

5. Modem telinous aster 4 dial up 4

6. SHDSL telinous 1

7. NetEnforcer AC 202 1

8. Penghubung kabel fiber optic AMP 3

9. Swithcing hub ONcore 3com 1

10. Firewall Netscreen 25 1

11. CHIPCOM System Management Module 1

12. AMP cat 5 3

:

Kondisi jaringan Departemen Kehutanan saat ini :

1. Jaringan dan peralatannya terpasang sejak tahun 1995 (telah berusia kurang lebih 10 tahun).

2. Terhubung ke CBN untuk akses internet via leased line dengan kecepatan bandwidth 256 Kbps.

3. Backbone jaringan berlokasi pada kantor Pusat Statistik dan Data Departemen Kehutanan pada lantai 2 gedung kantor Pusat Departemen Kehutanan.

Departemen Kehutanan memiliki divisi-divisi yang tersebar di tiap lantai gedung Manggala Wanabakti. Tiap-tiap kantor Dirjen (divisi) memiliki topologi star berdasarkan pertimbangan :

• Mendukung penggunaan hardware dan software yang berbeda.

• Sistem pengkabelan point-to-point. Hal ini dimaksudkan jika terjadi kerusakan pada bagian tertentu dari jaringan tidak akan mempengaruhi bagian yang lain.

(8)

• Memungkinkan perluasan jaringan secara teratur.

Pembagian untuk tiap Dirjen (divisi) dijelaskan seperti berikut:

Gambar 3.3 Topologi Jaringan Pada Inspektorat Jenderal

Inspektorat Jenderal berlokasi di lantai 7, memiliki 28 komputer antara IP 192.168.207.2 – 192.168.207.29. Berikut ini akan dijelaskan pembagian IP address untuk Inspektorat Jenderal yang memiliki:

• Eselon II Sekretaris Inspektorat Jenderal mempunyai 7 PC dengan IP address antara 192.168.207.2 - 192.168.207.8.

• Eselon III Bagian Analisis Laporan Hasil Pengawasan mempunyai 12 PC dengan IP address antara 192.168.207.9 - 192.168.207.20.

• Eselon IV Sub Bagian Rumah Tangga dan Kepegawaian mempunyai 9 PC dengan IP address antara 192.168.207.21 - 192.168.207.29.

(9)

Gambar 3.4 Topologi Jaringan Pada Sekretariat Jenderal

. Sekretariat Jenderal berlokasi di lantai 11, memiliki 29 komputer antara IP 192.168.211.2 – 192.168.211.30. Berikut ini akan dijelaskan pembagian IP address untuk Sekretariat Jenderal yang memiliki:

• Eselon II Pusat Informasi Kehutanan mempunyai 8 PC dengan IP address antara 192.168.211.2 - 192.168.211.9.

• Eselon III Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional mempunyai 12 PC dengan IP address antara 192.168.211.10 - 192.168.211.21.

• Eselon IV Biro kerjasama luar negeri mempunyai 9 PC dengan IP address antara 192.168.211.22 - 192.168.211.30.

(10)

Gambar 3.5 Topologi Jaringan Pada Direktorat Jenderal BPK

Direktorat Jenderal BPK berlokasi di lantai 9, memiliki 29 komputer antara IP 192.168.109.2 – 192.168.109.30. Berikut ini akan dijelaskan pembagian IP address untuk Direktorat Jenderal BPK yang memiliki:

• Eselon II Bina Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Hutan mempunyai 10 PC dengan IP address antara 192.168.109.2 – 192.168.109.11.

• Eselon III Bina Rencana Pemanfaatan Hutan Produksi mempunyai 11 PC dengan IP address antara 192.168.109.12 – 192.168.109.22.

• Eselon IV Bagian Pengembangan Pegawai dan Administrasi Jabatan Fungsional 8 PC dengan IP address antara 192.168.109.23 – 192.168.109.30.

(11)

Gambar 3.6 Topologi Jaringan Pada Direktorat Jenderal RLPS

Direktorat Jenderal RLPS berlokasi di lantai 5, memiliki 28 komputer antara IP 192.168.205.2 – 192.168.205.29. Berikut ini akan dijelaskan pembagian IP address untuk Direktorat Jenderal RLPS yang memiliki:

• Eselon II Pengelolaan Dareah Aliran Sungai mempunyai 8 PC dengan IP address antara 192.168.205.2 – 192.168.205.9.

• Eselon III Sub Direktorat Pemolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan mempunyai 12 PC dengan IP address antara 192.168.205.10 – 192.168.205.21.

• Eselon IV Sub Bagian Data dan Statistik 8 PC dengan IP address antara 192.168.205.21 – 192.168.205.29.

(12)

Gambar 3.7 Topologi Jaringan Pada Direktorat Jenderal PHKA

Direktorat Jenderal PHKA berlokasi di lantai 12, memiliki 28 komputer antara IP 192.168.212.2 – 192.168.212.29. Berikut ini akan dijelaskan pembagian IP address untuk Direktorat Jenderal PHKA yang memiliki:

• Eselon II Konservasi Keanekaragaman Hayati mempunyai 8 PC dengan IP address antara. 192.168.212.2 – 192.168.212.9.

• Eselon III Sub Direktorat Sarana dan Prasarana Perlindungan mempunyai 14 PC dengan IP address antara 192.168.212.10 – 192.168.212.23.

• Eselon IV Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan 6 PC dengan IP address antara 192.168.212.24 – 192.168.212.29.

(13)

Gambar 3.8 Topologi Jaringan Pada Baplan Kehutanan

Baplan Kehutanan memiliki berlokasi di lantai 6, memiliki 28 komputer antara IP 192.168.106.2 – 192.168.106.29. Berikut ini akan dijelaskan pembagian IP address untuk BapLan Kehutanan yang memiliki:

• Eselon II Pusat Rencana dan Statistik Kehutanan mempunyai 7 PC dengan IP address antara. 192.168.106.2 – 192.168.106.8.

• Eselon III Bagian Program dan Anggaran mempunyai 12 PC dengan IP address antara 192.168.106.9 – 192.168.106.20.

• Eselon IV Sub Bagian Administrasi Keuangan 9 PC dengan IP address antara 192.168.106.21 – 192.168.106.29.

(14)

Gambar 3.9 Topologi Jaringan Pada Litbang Kehutanan

Litbang Kehutanan berlokasi di lantai 2 memiliki 28 komputer antara IP 192.168.102.2 – 192.168.102.29. Berikut ini akan dijelaskan pembagian IP address untuk Litbang Kehutanan yang memiliki:

• Eselon II Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman mempunyai 10 PC dengan IP address antara. 192.168.102.2 – 192.168.102.11.

• Eselon III Bagian Program dan Anggaran mempunyai 15 PC dengan IP address antara 192.168.102.12 – 192.168.102.26.

• Eselon IV Sub Bagian Administrasi Keuangan 3 PC dengan IP address antara 192.168.102.27 – 192.168.102.29.

Gateway yang digunakan adalah IP Address 192.168.0.1. IP Firewall yang digunakan adalah 202.158.7.1. Masing-masing komputer yang berada pada tiap kantor dirjen (divisi) ini terhubung dengan Switch Alpine 3808 Extreme Network melalui koneksi

(15)

fiber optic. Switch Alpine 3808 Extreme Network terhubung dengan Hardware firewall

Net Screen 25. Hardware firewall Net Screen 25 terhubung lagi dengan 2 perangkat yaitu:

1. Switch Extreme Network Summit 24 e2.

Switch Extreme Network Summit 24 e2 terhubung dengan tiga server. Dua server sebagai mail server dan satu sebagai web server.

2. CISCO 2611 XM.

CISCO 2611 XM terhubung dengan modem SHDSL Telinous. Modem SHDSL Telinous terhubung dengan internet secara leased line. Pelayanan internet untuk Departemen Kehutanan dipercayakan pada ISP CBN. Besarnya bandwidth yang disewa oleh Departemen Kehutanan dari CBN adalah 256 Kbps.

Perangkat jaringan utama berada pada kantor Pusat Statistik dan Data Departemen Kehutanan berlokasi di lantai 2 gedung. Pusat Statistik dan Data ini secara umum bertugas memfasilitasi jaringan seluruh gedung Manggala Wanabakti. Berikut ini adalah pelayanan-pelayanan yang ditangani Pusat Statistik dan Data:

• Memfasilitasi jaringan seluruh gedung Departemen Kehutanan.

• Memberikan saran dan konsultasi pada masing-masing divisi yang berhubungan dengan masalah penambahan komputer client dan pengembangan jaringan dalam suatu kantor dirjen (divisi).

• Membangun dan memelihara infrastruktur jaringan termasuk, kabel dan hardware komponen jaringan, Mengatur pembagian IP untuk semua komputer tiap kantor dirjen (divisi). Berikut ini adalah gambaran jaringan Dirjen (divisi) yang terhubung dengan jaringan Pusat Statistik dan Data:

(16)

Gambar 3.10 Garis Besar Jaringan Departemen Kehutanan

(17)

Departemen kehutanan dalam membagikan hak akses internetnya hanya kepada pihak eselon II yang setiap eselon II pada setiap dirjen (divisi) hanya 5 PC yang dapat terhubung dengan internet. Jadi ada 35 PC yang dapat terhubung dengan internet untuk seluruh dirjen ( divisi) departemen kehutanan..Selain dirjen hak akses internet juga di berikan kepada Menteri.

Traffik yang terjadi di departemen kehutanan.

Gambar 3.11 Grafik Bandwidth

Gambar di atas adalah tampilan grafik bandwidth yang didapatkan menggunakan device yang bernama bandwidth manager. Grafik ini di ambil dari pukul 10:16:25 AM

sampai 10:16:55 AM. Terlihat bahwa IP 192.168.207.25 dan IP 192.168.102.12 menggunakan bandwidth yang sangat tinggi, berkisar 90-100 kbps. Padahal menurut peraturan yang berada di departemen kehutanan, yang berhak mengakses internet hanya yang berasal dari eselon II. Sedangkan IP 192.168.207.25 bukan berasal dari eselon II.

Hal ini dapat mengakibatkan pembagian bandwidth yang tidak merata, juga menyalahi aturan yang sudah di terapkan oleh departemen kehutanan. Bandwidth yang seharusnya di gunakan untuk mengambil dan mengirim data oleh pihak yang berwenang, malah

(18)

terbuang sia-sia ke pihak yang tidak berwenang. Pengiriman dan penerimaan data akan terasa sangat lambat oleh pihak yang berwenang.

Gambar 3.12 Tampilan Utilization

Gambar ini adalah tampilan seluruh jumlah total bandwidth yang keluar maupun yang masuk. Inbound adalah bandwidth yang masuk, seperti melakukan download, browsing. Outbound adalah bandwidth yang keluar, seperti melakukan upload.

Rumus menghitung besarnya persentase utilization bandwidth : Bandwidth yang terpakai X 100 %

Bandwidth yang tersedia

Tampilan ini di dapatkan dengan menggunakan device yang bernama bandwidth manager. Utilization ini di ambil dari pukul 10:34:05 AM sampai 10:34:38 AM. Dari

sini dapat dilihat bahwa pemakaian bandwidth di departemen kehutanan sangat besar.

3.4 Permasalahan Yang Dihadapi

Departemen Kehutanan memiliki jaringan yang telah berusia 10 tahun sejak tahun 1995, dan memerlukan suatu pengaturan tentang akses internet melalui proxy

(19)

server berbasis Linux. Masalah yang dihadapi Departemen Kehutanan yang

berhubungan dengan jaringan :

• Jaringan sering mengalami beban yang tinggi pada saat jam kerja sibuk sehingga akses internet menjadi lambat karena belum adanya pengaturan yang baik tentang keperluan akses internet, kepadatan jaringan juga terjadi karena banyak pihak yang menyalahgunakan hak akses internet. Sehingga pihak yang seharusnya tidak diperbolehkan menggunakan internet, malah memperoleh hak akses internet.

• Departemen Kehutanan belum memiliki proxy server.

• Adanya penggunaan akses internet yang tidak perlu sehingga menambah beban pada jaringan.

3.5 Usulan Pemecahan Masalah

Setelah menganalisis masalah jaringan gedung kantor Departemen Kehutanan yang belum memiliki pengaturan akses internet melalui proxy server. Departemen Kehutanan dapat mulai menggunakan proxy server untuk mengatur akses internet, pengaturan bandwidth sehingga beban jaringan dapat dikurangi. Proxy server dengan basis sistem operasi Linux dengan aplikasi Squid dapat diterapkan sebagai usulan setelah menganalisis masalah. Dengan proxy server squid, pihak-pihak yang tidak di ijinkan memiliki hak akses internet tidak akan memperoleh hak akses internet. Dengan proxy server squid, dapat melakukan pembagian bandwidth pada setiap host dengan

merata.

Penerapan proxy server dengan basis sistem operasi Linux dapat menjadi sarana pengaturan jaringan. Linux adalah open source sehingga Departemen Kehutanan dapat

(20)

melakukan penghematan dana, karena dengan sistem operasi Linux, perusahaan tidak perlu membayar biaya software sistem operasi Linux. Penerapan aplikasi Squid dalam proxy server berbasis Linux diharapkan dapat mengurangi beban jaringan Departemen Kehutanan melalui pembatasan dan pengaturan hak akses internet.

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Departemen Kehutanan
Gambar 3.2 Topologi Fisik Departemen Kehutanan
Gambar 3.3 Topologi Jaringan Pada Inspektorat Jenderal
Gambar 3.4 Topologi Jaringan Pada Sekretariat Jenderal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian larutan serbuk biji tanaman jarak yang mengandung agensia antifertilitas jatrophone dengan dosis subkronis 0,2 g/ekor/hari belum berpotensi mempengaruhi

Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat

• Tata Kelola Anggaran • Jaminan Mutu Lembaga • Jaringan dan Akses Informasi • Undangan menjadi Pembicara Konferensi Internasional • Undangan menjadi Pemakalah Internasional

Agenda Clustering Requirement untuk clustering Tipe data dalam cluster analysis Interval-scale variable Binary variable Nominal variable Ordinal variable Ratio-scaled

 Dari hasil penelitian dan pengujian yang sudah dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil bahwa tingkat ketebalan tertinggi didapat pada campuran Varnish Galaxy HS 2800

Bila suhu ruangan lebih rendah dari suhu yang disetel : Pengeringan udara akan bekerja pada suhu yang disetel sedikit lebih rendah dari suhu ruangan.. Fungsi ini akan berhenti

Berdasarkan hasil identifikasi faktor, aktor, sasaran dan kebijakan maka strategi pengembangan sistem produksi pupuk organik pada UPPO di Desa Bangunsari adalah pengelola UPPO bersama

Produk yang akan kami buat cocok dengan iklim relatif di Yogyakarta karena Iklim di Yogyakarta cenderung panas sehingga para penduduk akan sangat memerlukan minuman