• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Organisasi

4.1.1. Sejarah, Visi dan Misi KPSBU

KPSBU berdiri sejak tahun 1971 dan terus berupaya mencapai tujuan menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Keunggulan organisasi ini adalah Anggota yang setia dan aktif dalam menjalankan semua tujuannya.

Adapun visi nya yaitu menjadikan koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan Anggota. Sedangkan misi nya antara lain: (1) Menyejahterakan anggota melalui layanan prima dalam industri persusuan dengan manajemen yang berkomitmen dan (2) Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan, pemberdayaan SDM dan kemitraan strategis. Selain itu, KPSBU mempunyai nilai-nilai yang terdiri dari inovatif, dinamis, berorientasi pada kualitas, keterbukaan, keadilan, demokratis dan mandiri.

4.1.2. Rencana Kerja

Koperasi akan mendapat ujian dengan bermunculannya para

“pemain baru” pada usaha persusuan yang langsung mendatangi Anggota Koperasi untuk membeli susu dengan harga sangat menarik. Maka pemahaman berkoperasi bagi seluruh insan koperasi perlu ditingkatkan.

Ditingkat budidaya ternak sapi perah juga akan tidak mudah karena umumnya peternakan tidak memiliki lahan rumput dan rumput harus didatangkan dari tempat yang sangat jauh yang mengakibatkan harga rumput menjadi sangat mahal sehingga jumlah yang diberikan kepada ternak dibawah standar, untuk menutupi kekurangan rumput biasanya para Anggota memberikan onggok sampeu, hampas tahu dan mako melebihi standar yang akibatnya biaya produksi sangat besar di Indonesia maka terjadi persaingan dalam penggunaan bahan baku konsetrat, disamping itu produksi Bio

(2)

ethanol dari sumber pangan seperti jagung, singkong dan lain sebagainya. Maka upaya yang harus dilakukan adalah memperbaiki sistem pemeliharaan ternak sapi perah yang berbasis rumput dan mengurangi pemakaian konsentrat atau mako.

Peternakan sapi perah harus berbasis lahan yang luas sedangkan lembang semakin sempit dan semakin tidak memberikan ruang yang layak bagi peternakan sapi perah. Maka KPSBU harus mengembangkan uasaha ke wilayah luar Lembang, untuk itu KPSBU pada tahun 2008 menyusun program kerja sebagai berikut:

A. Bidang Kelembagaan 1. Program Lanjutan

a. Pelatihan Diksarkop untuk anggota dan karyawan

b. Pendidikan dan Pelatihan Karyawan di dalam dan luar negeri c. Pelayanan kesehatan serta santunan kematian bagi anggota.

d. Santunan beasiswa bagi 200 orang anak Anggota.

e. Meningkatkan kemitraan dengan instansi terkait.

f. Penyelesaian bangunan kantor.

g. Hitanan masal untuk anak anggota.

2. Program Utama

a. Revitalisasi Anggota penggarap PHBM HMT di lahan Perum Perhutani.

b. Penanaman rumput dan legum (kacang-kacangan) di luar Lembang

c. Pengajuan Badan Hukum KPSBU menjadi koperasi Primer Tingkat Propinsi Jawa Barat.

d. Sosialisasi dan perintisan kawasan pola 10-100-1000-10.000 e. Memasyarakatkan penggunaan biogas.

3. Anggota Aktif dan Penerima THR

a. Anggota Aktif tahun 2008 adalah anggota yang aktif menjual susu kepada KPSBU sebanyak 12 liter perhari selama 8 (delapan) bulan dengan jumlah 2.880 liter per tahun (berhak mendapat undangan RAT dan Kartu Sehat).

(3)

b. Anggota Penerima THR adalah Anggota yang aktif menjual susu kepada KPSBU sebanyak 12 liter perhari selama 7 (tujuh) bulan dengan jumlah 2.520 liter.

B. Bidang Persusuan

1. Program Rutin Persusuan

a. Penanggulangan penyakit mastitis subklinis, sulit bunting dan penyakit menular.

b. Penyuluhan teknis peternakan sapi perah.

c. Peremajaan angkutan susu yang sudah tidak efisien.

d. Renovasi dan pembangunan tempat penampungan susu.

e. Pengujian kualitas susu kepada Anggota yang hasil menjadi faktor penentu harga susu bagi Anggota.

f. Penyempurnaan parameter pembayaran harga susu kepada Anggota.

g. Dibangun sistem kendali mutu dari tingkat Anggota sampai IPS.

2. Program Unggulan Persusuan

a. Mikleanisasi bagi seluruh Anggota.

b. Kredit sapi bergulir mandiri.

C. Bidang Persusuan

a. Membangun pabrik mini pasteurisasi dan yoghurt.

b. Membangun pembibitan sapi perah.

c. Mengembangkan usaha waserda dan simpan pinjam.

d. Membuka pasar lelang sapi perah.

e.Penanganan sapi afkir.

4.1.3. Bidang Organisasi 1. Pengurus

Pengurus KPSBU Lembang terdiri dari 3 ( tiga ) orang,yaitu : a. Drs. Dedi Setiadi SP sebagai Ketua (2006-2011) b. Drh.Ramdan Sobahi sebagai sekretaris (2006-2011) c. Toto Abidin sebagai Bendahara (2006-2011)

(4)

2. Pengawas

Pengawas terdiri dari 3 ( tiga ) orang dengan susunan sebagai berikut:

a. Ketua : Jajang Sumarno,BE (2003-2008) b. Anggota : Asep Hamdani (2004-2009) c. Anggota : Mansur Hamzah (2007-2012) 3. Anggota

Jumlah Anggota dan calon anggota KPSBU yang menyetor susu per 31 Desember 2007 adalah 4.474 orang atau 71,86% dari jumlah anggota dan calon anggota dengan populasi sapi laktasi 9.419 ekor. Realisasi dari program kerja KPSBU tahun 2007 bahwa bagi peternak yang memiliki sapi laktasi 1 (satu) ekor, maka KPSBU memberikan fasilitas untuk menjadi penyetor susu KPSBU, jumlah penyetor per 31 Desember 2007 adalah 82 orang.

4.1.4. Bidang Usaha 1. Penanganan susu

a. Volume susu yang disetor peternak ke KPSBU pada tahun 2007 adalah 37.425.742 liter atau 102.536,28 liter per hari.

Jadi melebihi rencana tahun 2007 yang ditargetkan 100.000 liter per hari.

b. Administrasi dan pengarsipan dibagian produksi kurang tertib Sehingga menyulitkan dalam pemeriksaan.

c. Pemakaian kartu setoran susu anggota sebagai salah satu bukti transaksi belum menyeluruh.

d. Penerapan milk can anggota belum dilakukan dan hal ini akan menyebabkan penerimaan susu dari anggota tidak akurat.

e. Penerimaan susu oleh bagian produksi dari PAD tidak akurat sehingga tidak bisa menjadi control terhadap susu yang disetorkan PAD.

f. Penjualan susu ke bagian eceran jumlah liternya tidak akurat.

g. Pengiriman susu KPSBU tidak hanya ke IPS tunggal sehingga KPSBU mempunyai pembanding.

(5)

h. Rencana pendapatan dari produksi susu tidak tercapai,menurut rencana anggaran tahun 2007 Rp. 15.907.430.000,00 dan realisasinya Rp. 15.778.395.938,94 atau hanya tercapai 99,19% dari rencana.

2. Pertokoan

a. Pendapatan pertokoan diperoleh dari pendapatan waserda (penjualan barang kebutuhan sehari-hari dan barang untuk keperluan peternakan) dan penjualan susu eceran.

b. Rencana pendapatan pertokoan terlampaui. Menurut rencana anggaran tahun 2007 Rp.770.477.802,00 dan realisasinya Rp 868.814.775,98 atau 112,76 persen dari rencana.

c. Anggota KPSBU yang memanfaatkan pelayanan waserda rata- rata per bulan hanya 22,35 persen dari jumlah anggota yang menyetor susu atau 16 persen dari seluruh anggota.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari empat karakteristik yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan penghasilan.

1. Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini berjumlah 24 orang yang terdiri atas 15 responden berjenis kelamin laki-laki dan 9 responden berjenis kelamin perempuan. Dilihat dari hasil penyebaran kuesioner responden berjenis kelamin laki-laki lebih mendominasi yaitu sebesar 62,5 persen dan 37,5 persen responden berjenis kelamin perempuan serta jumlah manajer sebanyak 8 orang berjenis kelamin Laki-laki.

Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

(6)

2. Usia

Sebagian besar responden memiliki usia kurang dari 25 tahun dengan jumlah 5 orang atau 21 persen, usia diantara 26-35 tahun dengan jumlah 8 orang atau 33 persen, usia diantara 36-45 tahun dengan jumlah 6 orang atau 25 persen, usia lebih dari 46 tahun sekitar 3 orang atau 12,5 persen dan tidak mencantumkan usia sekitar 2 orang atau 9 persen.

Sehingga dapat disimpulkan rentang usia pada KPSBU dengan usia 26- 35 tahun. Sedangkan pada tingkat manajer terdiri dari 2 orang pada usia 36-45 tahun dan 6 orang dengan usia lebih dari 46 tahun.

Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan usia

3. Tingkat Pendidikan

Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SD dengan jumlah 2 orang atau 8,33 persen, responden memiliki tingkat pendidikan SMP sekitar 1 orang atau 4,17 persen, responden memiliki tingkat pendidikan SMA dengan jumlah 15 orang atau 62,5 persen, responden dengan tingkat pendidikan D3 dengan jumlah 4 orang atau 16,67 persen, responden dengan tingkat pendidikan S1 dengan jumlah 2 orang atau 8,33 persen. Dari hasil penyebaran kuesioner ternyata, karyawan KPSBU di dominasi oleh karyawan dengan tingkat pendidikan SMA. Sedangkan pada tingkat manajer terdiri dari 1 orang tamat SD, 3 orang tamat SMA, 1 orang tamat D3 dan 3 Orang Tamat Sarjana (S1).

(7)

Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

4. Tingkat Penghasilan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat penghasilan dengan gaji kurang dari Rp 1 juta sejumlah 6 orang atau 25 persen, dengan gaji antara Rp 1 juta sampai Rp 1,49 juta sejumlah 16 orang atau 66,67 persen dan sejumlah 2 orang atau 8,33 persen berada pada rentang gaji antara Rp 2 juta sampai Rp 2,49 juta. Sehingga dapat dikatakan responden dalam penelitian ini sebagian besar dengan rentang gaji antara Rp 1 juta sampai 1,49 juta. Sedangkan untuk tingkat manajer terdiri dari 6 orang yang mempunyai gaji kurang dari Rp 1 juta, 1 orang dengan gaji antara Rp 1 Juta sampai Rp 1,49 juta dan yang terakhir dengan gaji antara 1,5 juta sampai 1,99 juta sebanyak 1 orang. Dapat dikatakan bahwa pada tingkat manajer didominasi dengan rentang gaji kurang dari Rp 1 juta.

Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan tingkat penghasilan

(8)

4.3. Pengetahuan yang Diharapkan KPSBU

Koperasi besar maupun koperasi dengan skala kecil pasti membutuhkan suatu pengetahuan dalam menjalankan usaha mereka. Setiap koperasi pasti menginginkan karyawan mereka dapat bekerja dengan baik dengan memanfaatkan pengetahuan yang mereka miliki, begitu juga dengan KPSBU. Pengetahuan yang diharapkan KPSBU untuk dimiliki oleh karyawan mereka meliputi:

1. Visi Bersama

Visi KPSBU adalah menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan Anggota. KPSBU harus memiliki tujuan bersama dan memiliki komitmen terhadap pekerjaanya sehingga tujuan dari koperasi akan tercapai yaitu dengan cara saling memberikan sumber-sumber informasi seperti buletin dan papan pengumuman untuk mengingatkan karyawan.

2. Pengelolaan Percakapan

Karyawan KPSBU harus mampu berbicara aktif dalam setiap pertemuan- pertemuan/rapat koperasi. Ada hak peserta dalam pertemuan/rapat pada KPSBU antara lain: Bagi karyawan/anggota aktif mempunyai hak untuk memilih dan dipilih dan dapat menyampaikan saran serta pendapatnya, bagi karyawan/anggota aktif yang berhalangan hadir dan mewakilkan tidak mempunyai hak memilih dan dipilih dan yang terakhir bagi pembina dapat memberikan arahan-arahan sesuai dengan fungsinya.

3. Mobilisasi Penggerak Pengetahuan

Karyawan harus berani mengemukakan pendapat dan menyampaikan inspirasi mereka. Adapun harapan yang terkait dalam mobilisasi penggerak pengetahuan, bukan hanya manajer yang berperan aktif tetapi juga ada penggerak lainnya seperti karyawan dan anggota.

4. Penyediaan Lingkungan yang Kondusif

Penyediaan lingkungan yang kondusif disini ditujukan kepada karyawan yang mempunyai kebebasan untuk menggunakan fasilitas KPSBU seperti menggunakan ruang pertemuan dan fasilitas internet milik KPSBU untuk

(9)

kepentingan koperasi. Sehingga karyawan banyak memberikan pengetahuan atau pengalaman kepada karyawan lainnya.

5. Penyebaran Pengetahuan Internal

Adapun penyebaran pengetahuan internal ditujukan kepada karyawan oleh manajer dan antara karyawan dengan karyawan lainnya. Dengan kata lain manajer menanamkan manajemen profesional yang bercirikan berorientasi pada tujuan, bekerja sebagai tim, cukup kompetititf untuk mendukung koperasi dalam lingkungan yang kompetitif, biaya yang efektif dan berorientasi pada mutu dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi serta menciptakan lingkungan dan situasi kerja yang nyaman.

6. Pengetahuan Perusahaan

Pengetahuan perusahaan diharapkan dimiliki karyawan meliputi:

a. Meningkatkan pemeriksaan administrasi keuangan.

b. Membangun komunikasi yang aktif dengan anggota.

c. Meningkatkan hubungan yang harmonis dengan anggota melalui silaturahmi.

d. Meningkatkan pengawasan terhadap usaha dan pelayanan Koperasi Susu.

7. Kreasi Pengetahuan

Pendidikan dasar-dasar perkoperasian menjadi tolak ukur pengembangan kreasi pengetahuan agar menjadi program rutin penyuluhan dan pembinaan anggota yang diprioritaskan bagi calon anggota sebagai salah satu syarat untuk menjadi anggota sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Koperasi Susu.

4.4. Analisis K-GAP (kesenjangan pengetahuan)

Dengan dilakukannya proses penilaian kesenjangan pengetahuan (K- GAP) di dalam suatu perusahaan maka dapat diketahui keadaan pengetahuan yang dibutuhkan dan pengetahuan yang tersedia sekarang.

Untuk mendapatkan nilai kesenjangan pengetahuan (K-GAP) diperlukan dua hal, yaitu tingkat kepentingan dan tingkat penguasaan pengetahuan. Tingkat kepentingan menunjukkan seberapa penting pengetahuan tersebut bagi koperasi yang diaplikasikan kepada manajer sedangkan tingkat penguasaan

(10)

pengetahuan menunjukkan sejauh mana karyawan mampu menguasai pengetahuan. Setelah mendapatkan nilai tingkat kepentingan dan tingkat penguasaan pengetahuan maka nilai K-GAP dapat ditentukan dengan menghitung selisih antara tingkat kepentingan dengan tingkat penguasaan pengetahuan. Semakin kecil selisih antara tingkat kepentingan dengan tingkat penguasaan maka semakin kecil pula terjadinya kesenjangan pengetahuan di suatu perusahaan, maka semakin besar pula kesenjangan pengetahuan yang terjadi dalam perusahaan. Selisih yang besar menunjukkan perusahaan tidak mampu mengelola pengetahuan yang dimiliki dengan baik.

Kesenjangan pengetahuan di dalam KPSBU dihitung dengan melihat perbedaan antara tingkat kepentingan pengetahuan menurut manajer dengan tingkat penguasaan pengetahuan menurut karyawan. Kesenjangan pengetahuan di dalam KPSBU dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Analisis Kesenjangan Pengetahuan (K-GAP)

Setelah mendapatkan nilai kesenjangan pengetahuan (K-GAP), maka pengetahuan tersebut dapat dikategorikan menjadi dua yaitu pengetahuan wajib dan pengetahuan pilihan. Dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan tidak terdapat pengetahuan pilihan karena semua pengetahuan tersebut memiliki nilai kepentingan diantara 3 dan 4 yang berarti termasuk kedalam pengetahuan wajib. Pengetahuan mengenai visi bersama memiliki

Item Tingkat Kepentingan Tingkat Penguasaan K-GAP 1 2 3 4 5 Nki 1 2 3 4 5 Npi Nki-

Npi Visi Bersama 0 0 0 3 18 4,563 4 0 8 67 16 3,917 0,646 Pengelolaan Percakapan 1 1 1 19 14 3,75 5 4 6 92 12 3,865 -0,115 Mobilisasi Penggerak

Pengetahuan

2 1 2 17 19 3,625 6 1 10 100 17 3,688 -0,063

Penyediaan Lingkungan yang Kondusif

2 4 3 22 3 2,937 5 9 21 63 16 3,406 -0,469

Penyebaran Pengetahuan Internal

0 2 3 14 3 3,188 6 5 18 33 6 3,313 -0,125

Pengetahuan Perusahaan 1 4 11 14 12 3,188 3 5 18 92 20 3,708 -0,521 Kreasi Pengetahuans 2 2 5 41 27 3,844 7 7 31 165 41 3,740 0,104

(11)

nilai tingakat kepentingan tertinggi yaitu sebesar 4,563. Pengetahuan ini memiliki nilai tertinggi karena manajer menginginkan adanya kerja keras, kebersamaan, keharmonisan dan profesionalisme semua komponen Koperasi Susu mulai dari pengurus, pengawas, manajer, karyawan dan anggota.

Diurutan kedua ditempati oleh pengelolaan kreasi pengetahuan dengan nilai 3,844. Kreasi pengetahuan merupakan salah satu modal karyawan yang diberikan oleh manajer dengan diadakannya pelatihan- pelatihan dan pendidikan tentang perkoperasian untuk karyawan Koperasi Susu. Sedangkan tingkat kepentingan pengetahuan terendah adalah penyediaan lingkungan yang kondusif dengan jumlah 2,937. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajer diketahui bahwa penyediaan lingkungan yang kondusif masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya fasilitas yang diberikan koperasi kepada karyawan.

Tingkat penguasaan pengetahuan mengenai visi bersama berada pada tingkat pertama dengan skor 3,917 artinya karyawan koperasi memiliki tujuan bersama serta adanya komitmen terhadap tujuan koperasi. Kemudian disusul dengan pengelolaan percakapan dengan nilai 3,865 artinya karyawan mampu berbicara aktif dalam setiap pertemuan-pertemuan/rapat koperasi sehingga manajer selalu mengevaluasi dan mengkaji kembali hasil-hasil pertemuan koperasi untuk dapat dijadikan ide baru/bahasan untuk dapat dijadikan ide baru/bahasan dalam pertemuan berikutnya. Nilai terendah dari tingkat penguasaan pengetahuan adalah penyebaran pengetahuan internal.

Tingkat penguasaan terhadap pengetahuan diatas dikatakan baik karena pengetahuan tersebut berhubungan dengan pekerjaan karyawan Koperasi Susu.

Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa visi bersama memiliki nilai K-GAP tertinggi yaitu 0,646. Artinya Visi Bersama memiliki tingkat kepentingan yang tinggi tetapi karyawan memiliki tingkat penguasaaan yang rendah. Karyawan menyadari bahwa Visi Bersama dalam koperasi sangat penting tetapi pengetahuan tersebut tidak berkaitan dengan bidang pekerjaan mereka. Sehingga mereka hanya menganggap Visi Bersama untuk

(12)

diketahui saja dan bukan untuk dipahami lebih mendalam, padahal koperasi menginginkan karyawan memahami dengan sangat baik Visi Bersama, hal inilah yang menyebabkan adanya kesenjangan pengetahuan tentang Visi Bersama. Karyawan memandang bahwa visi bersama merupakan tanggungjawab pengurus dan manajer sehingga terjadilah kesenjangan pengetahuan.

Pengetahuan organisasi yang terendah yaitu Penyediaan Lingkungan yang Kondusif dengan nilai -0,521. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tingkat penguasaan pengetahuan lebih besar dibandingkan tingkat kepentingan. Pengetahuan ini memiliki nilai terendah karena pengetahuan tersebut merupakan bidang pekerjaan yang dilakukan karyawan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka memahami dengan baik pengetahuan tersebut.

Kontradiksi kesenjangan pengetahuan pada KPSBU menandakan bahwa KPSBU dapat mengelola pengetahuan yang ada dengan baik.

Sehingga memungkinkan karyawan untuk mengabaikan pengetahuan tertentu yang mereka anggap kurang penting. Padahal pengetahuan tersebut memiliki tingkat kepentingan yang tinggi bagi koperasi. Untuk itu KPSBU perlu mengelola pengetahuan yang ada agar tidak terjadi kesenjangan pengetahuan.

Untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan karyawan, KPSBU telah melakukan beberapa cara untuk mencari sumber-sumber pengetahuan yang dibutuhkan seperti mengadakan pelatihan, seminar, rotasi/perputaran karyawan, menggunakan jasa konsultan dan pendidikan tentang perkoperasian.

4.5. Implikasi Manajerial

Dalam mengintegrasikan dan menerapkan pengetahuan organisasi atau perusahaan merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan dan mempertahankan keunggulan bersaing. Manajemen pengetahuan adalah pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keuntungan bersaing atau kinerja prima. Manajemen pengetahuan juga merupakan pendekatan-pendekatan sistematik yang

(13)

membantu muncul dan mengalirnya informasi dan pengetahuan kepada karyawan dikutip (Munir, 2008). Proses manajemen pengetahuan secara sederhana terdiri atas proses menciptakan, memperoleh, mengakuisisi, membagi dan menggunakan nilai pengetahuan untuk meningkatkan kinerja di dalam suatu perusahaan. Pengetahuan yang dimiliki perusahaan dapat berasal dari kompetensi karyawan, struktur internal perusahaan dan struktur eksternal perusahaan.

Hasil penelitian ini, terdapat 7 pengetahuan yang diharapkan perusahaan. Terdapat perbedaan antara tingkat kepentingan dengan tingkat penguasaan pengetahuan sehingga menimbulkan kesenjangan pengetahuan yang hasilnya kurang baik. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, Koperasi Susu dapat melakukan akuisisi pengetahuan dari pihak luar seperti pelatihan, seminar, pendidikan perkoperasian, riset, survei, pembentukan kelompok pengembangan pengetahuan seminar (community of practices) untuk mengembangkan pengetahuan karyawan.

Gambar

Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan tingkat penghasilan

Referensi

Dokumen terkait

Safety pillar untuk penahanan air adalah pilar batu bara yang disisakan sebagai batar dua blok penambangan yang saling berdekatan, dengan maksud memutuskan peredaran air. Misalkan

Menjadi Fakultas Kedokteran yang mandiri, inovatif, terkemuka di tingkat nasional dan internasional, pelopor pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran,

Abstrak—Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Semolowaru, Surabaya adalah sebuah Yayasan yang menangani pendidikan dan fasilitas terapi untuk para penyandang disabilitas,

Petunjuk Teknis dan Susunan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tingkat Kota Depok Tahun Pelajaran 2012/2013 bertujuan untuk memberikan arah bagi pelaksana

Setiap perangkat telekomunikasi modem broadband over power line untuk keperluan pelanggan yang dibuat, dirakit, dimasukkan untuk diperdagangkan dan/atau digunakan

• Indeks Hang Seng <.HSI>, yang pada hari Kamis ditutup pada level tertinggi sejak 4 Februari 2013 setelah the Fed AS mempertahankan stimulus bulanannya

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Bagaimana Upaya yang Dilakukan Disbudpar Kabupaten Karo dan Masyarakat Lokal dalam Konservasi Rumah Adat Karo di

Winter dan Mun-Giddings’s (dalam Iskandar dan Narsim, 2015, hlm. 3) mendefinisikan kembali penelitian tindakan yaitu: “Action research, as a ‘study of social situation carried