• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini green innovation merupakan strategi untuk mengurangi dampak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini green innovation merupakan strategi untuk mengurangi dampak"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini green innovation merupakan strategi untuk mengurangi dampak operasional industri terhadap lingkungan. Penelitian-penelitian yang mengeksplorasi motivasi perusahaan melakukan green innovation masih banyak dilakukan sampai saat ini. Berdasarkan hasil survei tentang isu yang paling penting dalam etika bisnis, green innovation termasuk etika bisnis yang penting untuk masa depan (Tariq dkk.,2019).

Namun hasil penelitian yang menguji green innovation terhadap nilai perusahaan masih belum sejalan (Matsumura dkk.,2014), sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk menguji pengaruh antar variabel.

Teori stakeholder, menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak terbatas pada pemilik modal (Freeman, 1984). Perusahaan memiliki tanggung jawab kepada pemangku kepentingan (stakeholders), seperti pemegang saham, kreditur, tenaga kerja, regulator dan lain sebagainya, tetapi topik penelitian ini masih jarang dilakukan. Green innovation yang dilakukan oleh perusahaan bermanfaat bagi masyarakat, dan lingkungan sesuai dengan visi misi perusahaan untuk menciptakan ramah lingkungan.

Green innovation dilakukan bagi industri yang menimbulkan dampak sosial bagi lingkungan. Dangelico dkk. (2017) green innovation berperan mewujudkan kepentingan perusahaan dan lingkungan hijau, yang mampu mencegah terjadinya peluasan risiko sosial. Stakeholders lebih menuntut adanya green innovation pada

(2)

perusahaan yang menimbulkan kerusakan lingkungan dibandingkan perusahaan yang daya rusak terhadap lingkungan relatif lebih rendah.

Konsep green innovation di negara maju dan negara berkembang sangat berbeda. Negara maju, mewajibkan setiap perusahaan mengungkapkan green innovation (Wong, 2012). Sedangkan negara berkembang, belum memiliki regulasi yang mengatur pengungkapan green innovation secara mandatori (Nishitani dkk.,2017). Hal ini menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti (Tariq dkk.,2019), dikarenakan Indonesia menempati peringkat ke empat di dunia dengan intensitas tinggi penghasil emisi karbon (Garrido dkk.,2019). Industri manufaktur di Indonesia sering mendapat respons kurang baik dari masyarakat sekitar dan lembaga peduli lingkungan. Respons ini terjadi karena industri tersebut menimbulkan pencemaran lingkungan. Kenyataannya banyak perusahaan manufaktur yang kurang bertanggungjawab terhadap dampak yang ditimbulkan selama proses produksi sehingga terjadi protes dari masyarakat.

Banyak masalah yang muncul akibat kurang pedulinya perusahaan pada lingkungan sosial tempat beroperasi. Beberapa contoh di Indonesia, PT Lapindo Berantas yang membawa konsekuensi komposisi udara terganggu akibat lumpur lapindo disinyalir mengandung gas Hydrogen Sulfide (H2S). Kasus PT Riau Andalan Pulp dan Paper (pabrik kertas), yang berdampak pada kondisi hutan semakin memprihatinkan akibat penebangan pohon dalam jumlah besar (Nor, 2011; Ridho’i, 2018). Kasus ini mendapat respons negatif dari berbagai pihak, yaitu masyarakat, komunitas peduli lingkungan, dan lembaga pemerintah.

(3)

Dampak lingkungan dan sosial yang tidak dikelola dengan baik oleh perusahaan akan memicu kontroversi dari berbagai pihak berdasarkan kasus yang terjadi di beberapa perusahaan manufaktur. Kontroversi akan menurunkan kinerja keuangan sehingga berdampak terhadap tidak tercapainya tujuan perusahaan. Oleh karena itu tanggungjawab lingkungan dan sosial saat ini dan ke depan merupakan aspek penting terkait keberlangsungan perusahaan, yaitu green innovation. Pelaksanaan green innovation bukan semata-mata dilakukan dalam rangka memenuhi peraturan perundang- undangan yang berlaku melainkan bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap semua pihak. Penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur di 12 negara OECD selama periode 30 tahun menunjukkan bahwa semua perusahaan tersebut peduli pada masyakat agar operasinya aman (Soltmann dkk.,2013).

Green innovation merupakan perantara bagi perusahaan untuk menciptakan simbiosis mutualisme bagi perusahaan dan masyarakat. Green innovation dapat menciptakan keunggulan kompetitif (Weng dkk.,2015). Rubera dan Kirca (2017), menggunakan manajer sebagai subjek penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan green innovation terhadap nilai perusahaan. Grewatsch dan Kleindienst (2017) mengemukakan berdasarkan studinya bahwa terdapat hubungan terbalik antara green innovation dan kinerja perusahaan. Hal ini terjadi karena stakeholders akan melihat green innovation yang telah dilakukan perusahaan tempo dahulu dan sekarang, semakin baik green innovation dapat meningkatkan nilai perusahaan. Green innovation tidak dapat secara langsung meningkatkan nilai perusahaan melainkan melalui kinerja keuangan perusahaan.

(4)

Pengungkapan green innovation dimotivasi, karena adanya tekanan eskternal dan ketersediaan sumber keuangan perusahaan yang dialokasikan ke biaya lingkungan (Rosli dan Sidek, 2013; Weng dkk.,2015). Green innovation dapat dilakukan dengan cara, pertama penggunaan green teknologi (Soltmann dkk., 2013; Santos dkk., 2014;

Warusawitharana, 2015; Osazuwa dan Che-Ahmad, 2016; Grewatsch dan Kleindienst, 2017), kedua mengurangi bahan berbahaya saat proses produksi dan daur ulang (Chen, 2014; Chan dkk., 2016; Tang dkk., 2017; Chaowanapong dkk., 2018; Tariq dkk., 2019).

Adanya motivasi tersebut, maka perusahaan berinisiatif membuat green innovation yang diungkapkan dalam laporan tahunan maupun media lain agar mendapat respons positif dari stakeholders. Teori stewardship, menyatakan bahwa manajemen merupakan pihak yang dipercaya dalam mengelola sumber daya perusahaan sebaik-baiknya untuk kepentingan stakeholders (Davis dkk.,1997). Pengelolaan sumber daya perusahaan, merupakan faktor kunci utama mencapai pertumbuhan, kelestarian lingkungan dan membantu perusahaan menghadapi protes lingkungan, hukuman, dan peluang mengembangkan pasar baru (Christensen, 2011; Cheng, dkk., 2014; Dangelico dan Pujari, 2010; Chiou dkk., 2011; Wong, 2012; Agustia dkk., 2019). Semakin baik perusahaan mengelola sumber daya yang dimiliki, maka kerusakan lingkungan berkurang. Gray dkk. (1995) mengungkapkan kelangsungan hidup perusahaan ditentukan adanya dukungan stakeholders.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan perlu untuk dilakukan riset yang bertujuan membuktikan secara empiris bahwa green innovation tidak dapat secara langsung meningkatkan nilai perusahaan, karena adanya temuan berbeda dan

(5)

inkonsisten untuk melengkapi bukti empiris atas kesenjangan hasil yang ditemukan.

Penelitian yang dilakukan Jacobs dkk., (2010), Heras-Saizarbitoria dkk., (2011); Yu Ling dan Tzu Yar, (2011); Meng dkk., (2014). Penelitian mereka menyimpulkan bahwa green innovation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif antara green innovation terhadap nilai perusahaan (Matsumura dkk., 2014). Hasil yang berbeda ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Saka dan Oshika (2014), M. Lee dkk (2014); Rasyid dkk (2015), Czarniewski (2015), Warusawitharana (2015), Osazuwa dan Che-Ahmad, (2016); Sucuahi dan Cambarihan (2016), Rajapathirana dan Hui (2017), Rubera dan Kirca (2017), Sulastri dkk (2018), menemukan bahwa green innovation dan nilai perusahaan memiliki pengaruh positif. Rancangan penelitian ini menempatkan kinerja keuangan sebagai intervening pada green innovation dan nilai perusahaan.

Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan menjadi perhatian utama manajer, dewan direksi dan pemegang saham untuk mencapai keunggulan kompetitif (Weng dkk., 2015). Perusahaan yang melakukan investasi di green innovation, maka kinerja keuangan menjadi kuat (Y. Chen, 2016). Penelitian yang menguji pengaruh antara green innovation terhadap kinerja keuangan menunjukkan hasil yang konsklusif.

Penelitian yang dilakukan Chen dkk (2006); Huang dan Wu (2010); Lin dkk (2013);

Alhadid dan Abu-Rumman (2014); Cheng dkk (2014); Li dkk (2016); Suki dkk (2017);

Soewarno dkk (2018); Tjahjadi dkk (2019); Tang dkk (2017); Xie dkk (2019); Puspita dan Isnalita, (2020), menemukan bahwa green innovation dan kinerja keuangan

(6)

memiliki pengaruh positif, sedangkan Dangelico dan Pujari (2010); Lin dkk (2014) menunjukkan tidak berpengaruh. Santos dkk. (2014), menunjukkan hubungan terbalik.

Hasil penelitian yang tidak konsisten dapat diakibatkan karena pengaruh green innovation dan kinerja keuangan tergantung konteks. Sousa dan Voss (2008), mengungkapkan dinamika lingkungan merupakan salah satu variabel konstekstual yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh green innovation terhadap kinerja keuangan. Govindarajan, (1986) menyatakan bahwa adanya ketidakkonsistenan hasil- hasil penelitian disebabkan adanya faktor-faktor lain yang bersifat kontingensi.

Pendekatan kontingensi menegaskan kemungkinan adanya variabel-variabel lain yang dapat bertindak sebagai faktor pemoderasi atau pemediasi yang memengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen (Otley, 1980,2016).

Teori kontijensi digunakan dalam penelitian ini, karena teori ini menjelaskan bahwa desain organisasi berjalan efektif dan diterapkan secara universal pada kondisi tertentu saja (Otley, 1980). Penggunaan teori kontijensi ini memotivasi peneliti untuk menentukan kondisi yang fit dalam desain organisasi tertentu. Dengan demikian dari beberapa kajian empirik yang terkait dengan teori kontijensi, maka penelitian ini menggunakan dinamika lingkungan sebagai variabel moderasi dan kinerja keuangan sebagai variabel pemediasi sepanjang pengetahuan peneliti belum pernah diteliti sebelumnya. Model penelitian ini menggunakan model mediasi/intervening dan moderasi (Govindarajan, 1986).

Penelitian terdahulu, konsep pengukuran green innovation terhadap nilai perusahaan menggunakan intangible asset, R&D (Meng dkk., 2014; Osazuwa dan Che-

(7)

Ahmad, 2016; Rubera dan Kirca, 2017). Tetapi dalam penelitian ini green innovation yang diteliti adalah green product innovation dan green process innovation. Pengukuran green product innovation menggunakan konten analisis dalam laporan tahunan, sedangkan green process innovation menggunakan sertifikasi ISO 14001 dan PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan), dengan mengadopsi penelitian Przychodzen dan Przychodzen,(2015) dan Deswanto dkk. (2018). Dinamika lingkungan adalah variabel moderasi yang diduga memperkuat atau memperlemah pengaruh green innovation terhadap kinerja keuangan. Pengukuran dinamika lingkungan menggunakan Indeks Herfindall, yang diperoleh dari nilai pangsa pasar dan jumlah pangsa pasar yang dikuadratkan dengan mengadopsi penelitian Dess dan Beard, (1984) dan Bradley dan Taylor, (2002). Kinerja keuangan adalah variabel mediasi yang diduga memiliki pengaruh tidak langsung green innovation terhadap nilai perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan menggunakan Return On Asset (ROA) dengan mengadopsi penelitian dari Kurniasari dan Warastuti, (2015) dan Soewarno dkk.

(2018).

Peraturan Kementrian Perindustrian Indonesia (Permenperin) No.05/M- IND/PER/1/2011 terkait dengan industri berwawasan lingkungan baru akan diterapkan pada tahun 2012, agar terwujudnya kelestarian lingkungan hidup dengan mengutamakan efisiensi dan efektvitas dalam mengelola sumber daya alam yang dimiliki

(8)

1.2 Rumusan Masalah

Tanggung jawab lingkungan merupakan salah satu pilar mencapai keberlanjutan perusahaan. Saat ini perusahaan tidak hanya memerhatikan keuntungan ekonomis, tetapi harus memerhatikan kepentingan stakeholder. Tekanan dari berbagai stakeholder mendorong perusahaan untuk melakukan tanggung jawab dalam mengurangi kerusakan lingkungan. Sejak tahun 1993 sampai 2015, perusahaan yang membuat laporan CSR mengalami peningkatan besar, sekitar enam puluh persen (KPMG, 2016). Adanya peningkatan tanggung jawab lingkungan perusahaan, seharusnya kondisi lingkungan semakin baik dan terjaga kelestariannya. Data-data Badan Pusat Statitisk (BPS), beberapa kondisi yang ditemui justru sebaliknya. Pertama, polusi industri semakin meningkat, baik udara, air maupun tanah. Kedua, terjadinya penurunan sumber daya alam, misalnya penurunan persediaan energi primer di Indonesia (BPS, 2018).

Banyak pertimbangan yang mendasari topik green innovation dan nilai perusahaan merupakan topik yang masih penting untuk diteliti. Pertama, hasil penelitian yang belum konsisten, Rubera dan Kirca, (2017), menemukan bahwa green innovation berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sementara Meng dkk. (2014) menemukan bahwa green innovation tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, karena inovasi yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar. Kedua, hasil critical review yang dilakukan oleh Grewatsch dan Kleindienst, (2017) menemukan 59% green innovation berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sementara 41% green innovation ada yang berpengaruh dan tidak terhadap kinerja perusahaan. Ketiga meningkatnya pencemaran lingkungan akibat perusahaan tidak peduli terhadap

(9)

lingkungan dan sosial. Keempat, isu lingkungan hidup menjadi isu nasional dan internasional, karena setiap perusahaan akan menghadapi isu lingkungan hidup terkait perubahan perilaku perusahaan dalam mengatasi kerusakan lingkungan akan menjadi pembahasan di skala dunia. Terakhir adalah kepedulian pemerintah dengan membuat regulasi tentang perusahaan yang aktivitas operasinya cukup sensitif terhadap perusakan lingkungan. Berdasarkan alasan-alasan di atas, penelitian ini mengajukan rumusan masalah: apakah dinamika lingkungan berperan pada pengaruh green innovation terhadap kinerja keuangan serta apakah kinerja keuangan berperan pada pengaruh green innovation terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Apakah green product innovation berpengaruh terhadap kinerja keuangan dimoderasi oleh dinamika lingkungan?

b. Apakah green process innovation berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan dinamika lingkungan sebagai variabel moderasi?

c. Apakah green product innovation berpengaruh terhadap nilai perusahaan dimediasi oleh kinerja keuangan?

d. Apakah green process innovation berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel mediasi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang belum konsisten, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis baik secara empiris maupun teoretis isu green innovation yang

(10)

dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini:

a. Menguji dan memberikan bukti secara empiris dinamika lingkungan sebagai variabel moderasi pada pengaruh green product innovation dan kinerja keuangan b. Menguji dan memberikan bukti secara empiris dinamika lingkungan sebagai

variabel moderasi pada pengaruh green process innovation terhadap kinerja keuangan

c. Menguji dan memberikan bukti secara empiris pengaruh green product innovation terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.

d. Menguji dan memberikan bukti secara empiris pengaruh green process innovation terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.

1.4 Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:

1.4.1 Konstribusi Teori

a. Penelitian ini dapat memberikan bukti empirik untuk melengkapi riset yang telah ada sebelumnya dan merupakan pengembangan ilmu akuntansi manajemen, khususnya akuntansi lingkungan terkait dengan peran dinamika lingkungan dan kinerja keuangan pada pengaruh green innovation terhadap nilai perusahaan

(11)

b. Memberikan sumbangan terhadap pengembangan teori stakeholder, teori stewardship, dan teori kontijensi yang mendasari penerapan dan pengungkapan green innovation untuk memenuhi kepentingan semua stakeholder.

1.4.2 Konstribusi Praktis

Hasil penelitian ini mampu memberikan masukan bagi pengembangan dan peningkatan praktik green innovation pada perusahaan di Indonesia, secara spesifik, konstibusi praktis:

a. Penelitian ini diharapkan memberikan konstribusi bagi pembuat aturan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Bagi pembuat aturan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan penyusunan standar dan kebijakan akuntansi. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan empiris green innovation dan dampaknya pada kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

b. Hasil penelitian yang berkaitan dengan pengungkapan informasi ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan pada kalangan regulator dalam menetapkan peraturan terkait dengan pengungkapan green innovation. Hal ini mengingat bahwa informasi yang diungkap digunakan untuk mendukung dua tujuan, yaitu pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan ekonomi.

c. Penelitian ini bisa menjadi acuan penelitian berikutnya untuk mengembangkan model penelitian sehubungan dengan pengungkapan green innovation dalam memengaruhi kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Hal ini bisa dilakukan dengan mempertimbangkan variabel selain yang digunakan dalam penelitian ini.

(12)

d. Memberikan sumbangan informasi bagi regulator pembuat standar akuntansi keuangan dalam mengembangkan standar akuntansi keuangan terkait perusahaan harus mengungkapkan semua aktivitasnya terkait dengan aspek lingkungan secara lengkap dengan laporan keuangan yang bersifat mandatory bukan voluntary

1.5 Kebaharuan Penelitian

Penelitian ini mengusulkan sebuah model komprehensif yang menempatkan kinerja keuangan sebagai intervening dan dinamika lingkungan sebagai pemoderasi guna memperdalam pemahaman tentang bagaimana green innovation dapat memperbaiki kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Penelitian terdahulu lebih banyak menggunakan data financial, seperti intangible asset, R&D dalam pengukuran green innovation (Meng dkk., 2014; Osazuwa dan Che-Ahmad, 2016; Rubera & Kirca, 2017). Penelitian ini melengkapi literatur manfaat pengungkapan non finansial pada perusahaan, yang belum dilakukan oleh penelitian sebelumnya, sehingga memberikan tambahan pengetahuan. Green innovation terdiri atas green product innovation dan green process innovation. Penelitian ini diilhami oleh penelitian Chan dkk. (2016) yang mengusulkan penelitian akan datang menambahkan green process innovation dan melengkapi penelitian Xie dkk. (2019) untuk menambahkan kinerja pasar menggunakan Tobin’s Q.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian nilai alokasi untuk kegiatan penguatan kelembagaan pengelolaan irigasi dan pengembangan sumberdaya manusia pada komponen A seluruhnya sebesar US$ 6.6 Million

Dengan demikian perencanaan jangka panjang adalah perencanaan 20 Tahun (5 periode jabatan), perencanaan jangka menengah adalah perencanaan 4 (empat) Tahun,

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 66 Tahun 2018 tentang Standar Biaya Anggaran Pemerintah Tiyuh Tahun 2019

Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pelayanan administrasi  kependudukan  pemerintah kota  setidaknya diikuti 20 ...

 Membuat tabel sederhana hasil pengukuran berat dengan 3.3 Mengenal teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan dokumen milik keluarga dengan bantuan guru

Pada bab ini akan dilakukan analisis dan pembahasana dari hasil pengumpulan dan pengolahan data terhadap penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan kasih karuniaNya tesis yang berjudul “ NILAI KEGIGIHAN HIDUP SEORANG WANITA DALAM

Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa algoritma dan teknik watermarking yang diimplementasikan menunjukkan bahwa kualitas citra watermarked masih dalam keadaan baik