Helman Nur Yusuf,
Asep Priatna & Karsono Wagiyo
Balai Riset Perikanan Laut
Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan Perikanan
Disampaikan pada Simposium Hiu & Pari di Indonesia, Maret 2018
SEBARAN DAN KELIMPAHAN IKAN PARI DI
WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN (WPP)
711 NRI
Outline
2
Pendahuluan
Rumusan Masalah
Bahan & Metode
Hasil & Pembahasan
Pendahuluan
Ikan pari (demersal) bernilai ekonomis penting dan merupakan komoditas ekspor
laju tangkap (cpue) indikator terhadap indeks kelimpahan stok (stock abundance) untuk keberlanjutan pengembangan
(sustainability development) sumber daya
ikan secara berkala (Badrudin & Karyana. 1992)
Sebaran ikan pari sangat luas, perairan pantai, daerah pasang surut. laut tropis (Indonesia,Thailand, Papua Nugini) dan Amerika Selatan (Sungai Amazon) (Last & Stevens, 2009)
Kepmen KKP no.50/2017 potensi ikan demersal di WPP 711 NRI sebesar 131.070 ton/thn. Pemanfaatan sebesar 104.856 ton per tahun. atau 80% Pemanfaatan sumber daya ikan
demersal di perairan Laut Cina Selatan sudah berlangsung (lama,
status jenuh (Dwiponggo. 1977; Naamin et al.. 1992)
4
Ikan Pari
Kelestarian dan
keberlanjutan
pemanfaatannya
terancam
Perlu pengelolaan yang menyeluruh meliputi
aspek
bioteknososioekonomi
Sebaran ikan pari
Nilai jual sebagai nilai tambah nelayan &
pengusaha
upaya meningkat berefek pada (rentan punah
pertumbuhan & kematangan seksual
lambat
RUMUSAN MASALAH
Tujuan : Informasi mengenai laju tangkap, kelimpahan serta distribusi ikan
pari di WPP 711 NRI, keberlanjutan pengembangan (sustainability
Metode Penelitian
WAKTU & TEMPAT PENELITIAN
NOVEMBER 2017, KR. BARUNA JAYA IV Perairan Selat Karimata, Laut Natuna
dan Laut Cina Selatan
kg/jam
ANALISIS DATA
Lintasan Trawl
Pengelompokan family, spesies ikan
(Laju tangkap)
Strata kedalamn 10-90 m
(lintasan 2.177 nm/4032 km)
C/R =
Kepadatabn Stok
10 t Cw kg/jam C/R = laju tangkap Cw = bobot tangkapan (kg)T = waktu penarikan jaring (jam
a = S x E
1 a = luas daerah yang disapu per jam (km2)
E1 = lebar bukaan mulut jaring (m) = (f2x h)
S = jarak sapuan (km). dihitung dari posisi sejak jaring mulai ditarik sampai posisi jaring mulai diangkat.
v = kecepatan kapal waktu menarik jaring = knot (mil/jam) t = waktu yang diperlukan selama penarikan jaring (jam) 1.852= konversi dari mil ke km
10-3 = konversi dari meter ke km.
f2 = fraksi empiris
h = panjang head rope (m)
H asil & BahasanPenelitian
KELIMPAHAN
12 13
St. Kedalaman Lokasi Spesies Laju Tangkap Densitas Dasar Perairan (kg/jam) (kg/km2)
1 30 - 40 Utara Manggar (P Belitung) Dasyatis kuhlii 0.285 6.8394 Lumpur 2 30 - 40 Utara P Belitung Dasilus sp 1 0.005 0.1154 Lumpur halus
Dasyatis kuhlii 1.81 41.766 Lumpur halus
Gymnura zonura 2.2 50.7652 Lumpur halus
3 20-30 Selat Karimata Lumpur halus 4 10 - 20 Barat daya Ketapang Dasyatis zugei 0.53 12.719 Lumpur 5 10 - 20 Barat Ketapang (KALBAR) Gymnura australiana 0.3504 7.6445 Pasir halus
Dasyatis kuhlii 2.7594 60.201 Pasir halus
Himantura gerrardi 6.132 133.78 Pasir halus
6 30 - 40 Selat Karimata Dasyatis kuhlii 1.43 34.317 Lumpur
Himantura gerrardi 3.35 80.394 Lumpur
7 40-50 Timur Pulau Bangka Lumpur halus 8 10 - 20 Timur Sumatera Dasyatis zugei 3.4 81.593 Lumpur 9 10 - 20 Selatan Pulau Lingga Lumpur 10 20 - 30 Timur Pulau Lingga Dasyatis zugei 0.1333 3.199 Lumpur
Gymnura poecilura 0.52 12.479 Lumpur
Rhynchobatus djiddensis 2 47.996 Lumpur
Dasyatis kuhlii 8.32 199.66 Lumpur
11 40 - 50 Tengah Selat Karimata Gymnura poecilura 1.999 47.972 Lumpur Tengah Selat Karimata Dasyatis kuhlii 3.5 83.993 Lumpur 12 40-50 Tengah Selat Karimata Lumpur pasir 13 50-60 Tengah Selat Karimata (unsucces) Lumpur pasir 14 10 - 20 Barat Pontianak Dasyatis zugei 2.143 49.449 Lumpur halus
Himantura gerrardi 6 138.45 Lumpur halus
15 10 - 20 Barat Pontianak Dasyatis kuhlii 0.35 8.0763 Lumpur pasir 16 40 - 50 Timur KEPRI (Tengah) Gymnura poecilura 1.2 28.797 Lumpur pasir 17 30 - 40 Timur KEPRI (Tengah) Gymnura poecilura 0.826 19.822 Lumpur pasir
Dasyatis kuhlii 22.988 551.668 Lumpur pasir
18 60-70 Timur Batam (unsucces) Lumpur 19 20 - 30 Barat Singkawang Dasyatis kuhlii 2.7064 62.451 Lumpur pasir
Gymnura poecilura 6.5367 150.835 Lumpur pasir
20 20-30 Barat Singkawang Lumpur halus 21 60 - 70 Barat daya P Natuna Besar Raja okamejei boesemani 0.0454 0.941 Lumpur 22 70 - 80 Selatan Natuna Besar Raja boesaman 1.3768 33.041 Pasir karang
Chiloscylium punctatum 1.4203 34.084 Pasir karang
23 80 - 90 Tenggara Natuna Besar Narchine sp 0.2 4.799 Pasir halus
Raja okamejei boesemani 1.05 25.198 Pasir halus
24 50 - 60 Barat Pontianak Dasyatis kuhlii 4.63 95.785 Lumpur halus Total 90.197 2108.8
max 22.988 551.67 min 0.005 0.1154 rataan 2.9096 68.027
SEBARAN
10 - 20 20 - 30 30 - 40 40 - 50 50 - 60 60 - 70 70 - 80 80 - 90 1 Chiloscylium punctatum 1,42 1,4 1,6 2 Dasilus sp 1 0,005 0,01 0,0 3 Dasyatis kuhlii 3,1 11,0 26,5 3,5 4,63 48,8 54,1 4 Dasyatis zugei 6,07 0,13 6,2 6,9 5 Gymnura australiana 0,35 0,4 0,4 6 Gymnura poecilura 7,06 0,83 3,19 11,1 12,3 7 Gymnura zonura 2,2 2,2 2,4 8 Himantura gerrardi 12,13 3,35 15,5 17,2 9 Narchine sp 0,2 0,2 0,2 10 Raja boesaman 1,37 1,4 1,5 11 Raja okamejei boesemani 0,045 1,05 1,1 1,2 12 Rhynchobatus djiddensis 2 2 2,2 Total 21,7 20,2 32,9 6,7 4,6 0,05 2,8 1,3 90,2 100 Persentase (%) Jumlah Strata kedalaman (m) Spesies No Hasil penelitian lain ikan pari tertangkap di perairan LCS sebanyak 4 famili Gymnuridae 85%, Dasyatididae 11%, dua famili lainnya mendominasi 2%) (BRPL, 2015)
PEMBAHASAN
14 Ikan pari 5 familI (Dasyatidae 79%, Gymnuridae 15,1%, Rajidae 2,7%, Rhynchobatidae 2,2%
dan famili Narchindae 0,2% (2017)
Laut Jawa sebesar 3,37% (Ernawati, 2007), Rahardjo (2007) laut Jawa sebanyak 42 spesies. Kelompok ikan pari (Plesiobatis sp.) famili Dasyatidae yang paling sering tertangkap dalam
jumlah berlimpah di perairan dekat pantai di daerah tropis di seluruh dunia dan memiliki peranan penting pada perikanan artisanal maupun komersial (Carpenter & Niem, 1999).
Laju tangkap spesies Dasyatis kuhlii sebesar 22,98 kg/jam dan 8,32 kg/jamLCS tahun 2014 laju tangkap ikan pari sebessar 6% (Edrus, 2015), LCS ikan pari 4kg/jam Masrikat (2002), Tanjung Pinang 5 % (Mahiswara, 2015), Laut Jawa sebesar 2,08 kg/jam (Ernawati, 2007). hasil tangkapan dan upaya penangkapan meningkat, namun hasil tangkapan per upaya (catch
per unit of effort) menurun dan kemungkinan terjadi penurunan terhadap kelimpahan. Kendatipun Indonesia memiliki sumber daya ikan-ikan bertulang rawan terkaya di dunia
(Last & Stevens, 1994; Carpenter & Niem, 1998; 1999).
Densitas ikan pari di sub area timur Kepulauan Riau sebesar 551,6 (kg/km2) dengan dasar perairan lumpur berpasir (2017). Hasil penelitian lain densitas ikan pari di Laut cina selatan rata-rata tertinggi sebesar 351,35 kg/km2 (BPPL, 2016). Ikan-ikan demersal umumnya dapat
hidup dengan baik di perairan yang bersubstrat lumpur atau lumpur berpasir (Dwiponggo et al. 1989 dalam Suharto 1999).
K esimpulan
Sebaran ikan pari di perairan WPP 711 NRI di dominasi ikan spesies Dasyatis kuhli (pari kodok) sebesar 57 %, dari ikan pari yang tertangkap dengan trawl KR.Baruna Jaya IV.
Laju tangkap dan densitas ikan pari pada penelitian pada tahun 2017 menunjukkan hasil lebih besar di banding hasil penelitian sebelumnnya yaitu sebesar 22,98 kg/jam dan nilai densitas terbesar di sub area timur Kepulauan Riau sebesar 551,6 (kg/km2) dengan dasar perairan lumpur berpasir.
Sedangkan sebaran ikan pari berdasarkan strata kedalaman tertinggi pada kedalaman 30-40m, yaitu Dasyatis kuhlii sebesar 48,8 kg/jam2, Himantura gerrardi sebesar 15,48 kg/jam2, Gymnura poecilura sebesar 11,1 kg/jam2dan Gymnura australiana sebesar 6,2 kg/jam
12
Thank you
Terima kasih
Tulisan ini merupakan kontribusi dari kegiatan penelitian stok dan optimasi dan WPP 711, T. A. 2017, di Balai Penelitian Perikanan Laut- Cibinong, Jawa BaratPersantunan
Tulisan ini merupakan bagian dari kegiatan penelitian“Karakteristik Biologi Perikanan, Potensi, Produksi dan Habitat Sumber Daya Ikan di perairan WPP 711” oleh Balai Riset Perikanan Laut, Cibinong, Jawa Barat.
Dasyatis kuhlii Dasyatis zugei