• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan metode kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi : studi kasus pada siswa kelas XII IPS SMA Santa Maria Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan metode kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi : studi kasus pada siswa kelas XII IPS SMA Santa Maria Yogyakarta."

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

xi ABSTRAK

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI

Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS I SMA Santa Maria Yogyakarta

Agnes Amarielliana Satya Dharma Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. Penerapan model pembelajaran ini dilakukan pada pokok bahasan perdagangan internasional. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI di SMA Santa Maria Yogyakarta. Waktu penelitian tanggal 29 Januari 2011.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Analisis hasil penelitian dilakukan dengan berdasarkan analisis deskriptif.

(2)

xii ABSTRACT

THE APPLICATION OF COOPERATIVE METHODS TYPE JIGSAW IN INCREASING THE STUDENTS MOTIVATION

IN LEARNING ECONOMICS

A Case Study on The Students of the 11th Grade of 1st Social Class at Santa Maria Senior High School Yogyakarta

Agnes Amarielliana Satya Dharma Sanata Dharma University

2011

The objective of this research is to find out the application of cooperative methods type jigsaw in increasing the students’ motivation in learning the economics. The application of learning model was implemented on the students of International Commerce Subjects and it was held on January 29th, 2011 to the students of the 11th Grade of 1st Social Class at Santa Maria Senior High School Yogyakarta.

This research is a class action research. The implementation of research consists of four stages, they are: planning, action, observation, and reflection. The instruments of the study in this research are observation sheets, questionnaire, and documentation. The data collected from the sheet of teacher’s activity observation, the sheet of students’ activity observation, the class activity observation, the sheet of teacher’s observation during the learning process, the instruments of class observation, the sheet of students’ learning activity in group, and reflection instrument. The result of research analysis is done through the descriptive analysis.

(3)

DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS SMA Santa Maria, Yogyakarta

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan

Program StudiPendidikanAkuntansi

DisusunOleh:

Agnes Amarielliana Satya Dharma

NIM : 051334023

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE

JIGSAW

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS SMA Santa Maria, Yogyakarta

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan

Program StudiPendidikanAkuntansi

DisusunOleh:

Agnes Amarielliana Satya Dharma

NIM : 051334023

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini kepada

Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing, menerangi setiap langkahku, dan pegangan hidupku

Bunda Maria cahaya hidupku dan selalu melindungiku

(8)

v MOTTO

Pengalaman adalah guru yang tegas, karena ia menguji dahulu, baru mengajarkan. -Aturan Vernon Saunders-

Orang yang mencoba melakukan sesuatu dan gagal jauh lebih baik ketimbang mereka yang nggak berbuat apa-apa, tapi sukses.

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Mei 2011 Penulis

(10)
(11)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dalam Pembelajaran Ekonomi”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian hati memberikan bimbingan, kritik, saran serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini. 7. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Si. selakudosen penguji yang

telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini.

(12)

ix

9. Staff sekretariat Pendidikan Akuntansi : Mbak Aris dan Bapak Wawiek atas bantuan dalam mengurusi kepentingan-kepentingan mahasiswa.

10. Bapak YB. Subagyo S.Pd. selaku guru partner yang telah bersedia bekerjasama dalam melakukan penelitian

11. Bapak dan ibuku yang telah berjuang selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah, serta atas cinta, kasih sayang, semangat, doa dan dukungan yang tiada henti. “Love You”

12. Mbakku satu-satunya “mb.amel”, walaupun sering berselisih paham tetapi tetap baik hati membelikan laptop untuk memperlancar skripsi, selalu memberikan dukungan, doa dan kasih sayang yang tiada henti. “Love you Sist, you are the best in my life”

13. Buat semua saudara-saudaraku : mbak dewi, mbak maya, mbak ryan mbak kiki, mbak bela buat doanya dan dukungannya.

14. Buat melon, tami, mbak angga yang selalu ngasih dukungan meski dah gag ketemu.

15. Villa dan Arnon “pasangan aneh” yang sudah membantu banyak dalam membuat video dan power point.

16. Tyas pranoto terima kasih buat semua bantuan yang sudah diberikan dari awal penelitian hingga akhir “maaf dek dah membuat repot dirimu, thanks a lot”

17. Copy piun yang membantu mengambil gambar saat penelitian, yansen yang nemenin di kampus.

18. Tetangga baruku yang terima kasih untuk pinjaman motornya.

19. Sahabat-sahabatku: terima kasih atas dukungan, semangat, canda tawa yang selalu menghiburku dikala mengalami kepenatan dalam menyusun skripsi ini dan atas sumbang saran dan bantuannya sehingga aku dapat menyelesaikan skirpsi ini.

(13)
(14)

xi ABSTRAK

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI

Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS I SMA Santa Maria Yogyakarta

Agnes Amarielliana Satya Dharma Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. Penerapan model pembelajaran ini dilakukan pada pokok bahasan perdagangan internasional. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI di SMA Santa Maria Yogyakarta. Waktu penelitian tanggal 29 Januari 2011.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Analisis hasil penelitian dilakukan dengan berdasarkan analisis deskriptif.

(15)

xii ABSTRACT

THE APPLICATION OF COOPERATIVE METHODS TYPE JIGSAW IN INCREASING THE STUDENTS MOTIVATION

IN LEARNING ECONOMICS

A Case Study on The Students of the 11th Grade of 1st Social Class at Santa Maria Senior High School Yogyakarta

Agnes Amarielliana Satya Dharma Sanata Dharma University

2011

The objective of this research is to find out the application of cooperative methods type jigsaw in increasing the students’ motivation in learning the economics. The application of learning model was implemented on the students of International Commerce Subjects and it was held on January 29th, 2011 to the students of the 11th Grade of 1st Social Class at Santa Maria Senior High School Yogyakarta.

This research is a class action research. The implementation of research consists of four stages, they are: planning, action, observation, and reflection. The instruments of the study in this research are observation sheets, questionnaire, and documentation. The data collected from the sheet of teacher’s activity observation, the sheet of students’ activity observation, the class activity observation, the sheet of teacher’s observation during the learning process, the instruments of class observation, the sheet of students’ learning activity in group, and reflection instrument. The result of research analysis is done through the descriptive analysis.

(16)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 4

C. RumusanMasalah ... 4

D. TujuanPenelitian ... 4

E. ManfaatPenelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. PengertianPenelitianTindakanKelas (PTK) ... 6

B. Ruang Lingkup Pembelajaran Kooperatif ... 10

C. PembelajaranKooperatifTipeJigsaw ... 19

D. Motivasi Belajar Siswa ... 25

E. Kerangka Berfikir... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

(17)

xiv

B. LokasidanWaktuPenelitian ... 30

C. SubjekdanObjekPenelitian ... 31

D. ProsedurPenelitian... 31

E. InstrumenPenelitian... 35

1. Perencanaan ... 35

2. Tindakan ... 36

3. Observasi ... 37

F. PengumpulandanAnalisis Data ... 38

1. Analisis deskriptif ... 38

2. Analisistingkatmotivasibelajarsiswa ... 39

BABIV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 40

A. Sejarah Sekolah ... 40

B. Tujuan, VisidanMisi SMA Santa Maria Yogyakarta ... 41

1. Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta ... 41

2. Visi SMA Santa Maria Yogyakarta ... 43

3. Misi SMA Santa Maria Yogyakarta ... 44

C. SistemPendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta ... 45

D. Kurikulum SMA Santa Maria Yogyakarta... 46

E. Organisasi SMA Santa Maria Yogyakarta ... 47

F. SumberDayaManusia SMA Santa Maria Yogyakarta ... 49

G. Siswa SMA Santa Maria Yogyakarta... 49

H. KondisiFisik, lingkunganSekolahdanFasilitas SMA Santa Maria Yogyakarta ... 50

I. Proses BelajarMengajar SMA Santa Maria Yogyakarta ... 52

J. FasilitasPendidikandanLatihan SMA Santa Maria Yogyakarta ... 53

K. KomiteSekolah SMA Santa Maria ... 55

L. HubunganAntara SMA Santa Maria Yogyakarta dengan Instansi lain ... 56

(18)

xv

1. Matrikulasi ... 57

2. Conversation ... 57

3. Tourist Hunting ... 58

4. In Group ... 58

5. Retret ... 58

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Deskripsi Penelitian... 59

1. Observasi Pra Penelitian ... 59

2. Pelaksanaan Penelitian ... 68

B. AnalisisMotivasiSiswaSebagaiDampakPenerapan MetodeKoopertaifTipeJigsaw Pada Mata PelajaranEkonomi ... 86

BAB VI KESIMPULAN. KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan... 90

B. Keterbatasan Penelitian ... 90

C. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN ... 93

Lampiran 1. Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 94

Lampiran 1a. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru ... 98

Lampiran 1b. Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 101

Lampiran 2. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 103

Lampiran 2a. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ... 105

Lampiran 2b. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 106

Lampiran 3. Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 108

Lampiran 3a. Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran ... 110

(19)

xvi

Lampiran 4. RencanaPelaksanaanPembelajaran ... 115

Lampiran 5. Lembar Materi Bahan Ajar ... 127

Lampiran 6. Lembar Soal Bahan Ajar ... 140

Lampiran 7. Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 145

Lampiran 7a. Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 146

Lampiran 8. Instrumen Pengamatan Kelas ... 147

Lampiran 8a. Instrumen Pengamatan Kelas ... 148

Lampiran 9. Instrumen Observasi Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus I ... 149

Lampiran 9a. Instrumen Observasi Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus I ... 150

Lampiran 10. InstrumenRefleksiKesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 152

Lampiran 11. Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 153

Lampiran 11a. Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JigsawSiklus I ... 156

Lampiran 12. Kuesioner Motivasi Belajar ... 157

Lampiran 12a. Motivasi Pra Penelitian ... 161

Lampiran 12b. Motivasi Pra Penelitian ... 162

Lampiran 13. Instrumen Tindakan Pengamatan Terhadap Siswa ... 163

Lampiran 13a. Instrumen Pengamatan Siswa ... 165

Lampiran 14. Daftar Nama kelompok ... 166

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan, pendidikan memang berperan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat, lembaga pendidikan dituntut untuk lebih dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan.

Menurut Nurhadi (2001:1), ada tiga komponen yang perlu disoroti dalam pembaharuan pendidikan yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan keefektifan metode pembelajaran. Kurikulum harus komprehensif dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan, tidak overload, dan mampu mengakomodasi keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas pembelajaran juga harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan.

(21)

merasa bosan, dan kesulitan dalam proses belajar. Berdasarkan hasil pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas XI SMA Santa Maria, Yogyakarta menunjukkan bahwa penggunaan metode ceramah menyebabkan :

1. Siswa tidak terlibat secara aktif

Dari pengamatan peneliti, pada saat guru menjelaskan materi hanya ada 2-3 siswa yang terlibat aktif dalam mengikuti pelajaran, bahkan ada 1 siswa yang asyik dengan handphone miliknya, 3-4 siswa bercerita dengan teman sebangkunya dan beberapa siswa lainnya hanya terdiam ataupun melamun.

2. Siswa kurang berani dalam mengajukan pendapat ataupun pertanyaan pada saat pelajaran.

Dalam metode ini, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Sehingga pembelajaran yang berlangsung berpusat pada guru (teacher center) sehingga siswa hanya dapat duduk mendengarkan dan mencatat. Dan disini siswa menjadi kurang berani dalam mengajukan pendapat atau bertanya.

3. Siswa kurang termotivasi dalam pelajaran ekonomi.

(22)

Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti berpendapat bahwa keterlambatan siswa dalam mengikuti pelajaran Ekonomi sangatlah kurang. Siswa juga merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton. Kondisi demikian berdampak pada kualitas belajar yang meliputi kualitas proses dan kualitas hasil belajar yang kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil ujian tengah semester kelas XI tahun ajaran 2009/ 2010:

Tabel 1.1

Nilai Rata-rata Ujian Tengah Semester TA 2009/ 2010

N0 Kelas Rata-rata Nilai Ekonomi Semester 1

1 XI IPS 1 19,39

2 XI IPS 2 20,34

3 XI IPS 3 19,30

Sumber: Data Sekunder Nilai Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif khususnya tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi. Metode jigsaw merupakan metode yang dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dan siswa memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran.

(23)

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI”. Penelitian ini merupakan studi kasus di SMA Santa Maria Yogyakarta kelas XI IPS 1.

B. Identifikasi Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan melihat pengaruh metode ini pada motivasi siwa di dalam kelas

pada mata pelajaran ekonomi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis dapat merumuskan masalah: Bagaimana penerapan metode kooperatif tipe jigsaw ini dapat meningkatkan motivasi siswa di kelas khususnya dalam pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Santa Maria Yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian

(24)

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi Guru dan peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan variasi bagi guru dalam memilih metode pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa.

2. Bagi Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

(25)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Ada banyak persoalan yang dihadapi oleh guru pada waktu berdiri di depan kelas. Untuk mengatasi permasalah yang dihadapi, guru dapat menggunakan penelitian kelas. Pengertian penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas, adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, dalam suatu tindakan yang dilakukan dengan disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993:4 dalam Wiriaatmadja, 2006:11). Pengertian penelitian tindakan kelas menurut Arikunto, (2007:2-3) dan Aqib, (2006:12-13)adalah sebagai berikut:

a. Penelitian. Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan. Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

(26)

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Arikunto, 2007:3).

2. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas.

Untuk lebih mengenal apa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas kita perlu mengetahui ciri-ciri atau karakteristiknya. Adapun karakteristik yang bersifat umum antara lain sebagai berikutEbbut, 1985 (Suyanto, K. E dkk, 2006:8):

a. Berangkat dari permasalahan faktual yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.

b. Adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas tersebut.

c. Adanya proses pelaksanaan penelitian sebagai suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan. Di dalam dan diantara siklus-siklus itu ada informasi yang merupakan balikan dari apa yang telah dilakukan oleh peneliti.

3. Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses yang dinamis dimana ada empat (Gambar 2.1)(Susilo, 2006:9-12)yaitu: a. perencanaan tindakan

(27)

c. observasi dan interpretasi, dilanjutkan dengan analisa dan evaluasi d. refleksi

Gambar 2.1

Spiral Kemmis dan Taggart 1988

(Wiriaatmadja, 2006:66)

Keterangan Gambar 2.1 (Susilo, 2006:9-12): 1. Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh dari masa lalu dalam kegiatan pembelajaran ataupenelitian yang sebidang. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk diterapkan di dalam kelas.

2. Pelaksanaan tindakan

Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual menggunakan metode Jigsaw sesuai dengan rencana yang telah disusun. Untuk menjamin mutu kegiatan pembelajaran, guru atau tim peneliti dapat memodifikasi

ACT

O

B

SER

V

ACT

O

B

SER

(28)

tindakan walaupun implementasi sedang dalam proses, tetapi jika tidak terlalu mendesak perubahan dapat dilakukan setelah satu siklus selesai.

3. Observasi

Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Mengingat observasi menyatu dalam pelaksanaan tindakan, maka perlu dikembangkan sistem dan prosedur observasi yang mudah dilakukan.

4. Refleksi

(29)

B. Ruang Lingkup Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu.Oleh karena itu belajar kooperatif ini juga dinamakan “belajar teman sebaya” (Eggen dan Kauchak, 1993:310).Slavin (1997) menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Hal ini juga hampir sama dengan apa yang diungkap oleh Nur dan Wikandari (2000:25) yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada metode pengajaran siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Pada model pembelajaran kooperatif ini setiap anggota kelompok satu sama lain dituntut untuk saling tergantung yaitu setiap siswa bergantung pada siswa lain dalam pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga semua siswa mempunyai tanggung jawab terhadap keberhasilan anggota dan dirinya sendiri. Seluruh siswa pada kegiatan belajar ini harus berpartisipasi aktif, dan perbedaan individual yang ada diantara siswa dapat diminimalkan pada saat mereka mempelajari materi.

(30)

akanmenjadikan kerja kelompok yang optimal. Dan juga siswa saling bekerjasama untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

2. Unsur- Unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2002:30-34) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning, untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu:

a. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.

b. Tanggung jawab perseorangan

(31)

selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. c. Tatap muka

Dalam pembelajaran Cooperative Learning setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.

d. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

e. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

(32)

yang tergabung dalam kelompok harus betul-betul dapat menjalin kekompakan.Selain itu, tanggung jawab bukan saja terdapat dalam kelompok, tetapi juga dituntut tanggung jawab individu.

4. Ciri- Ciri Pembelajaran Kooperatif

Pendekatan pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa ciri tertentu diantaranya ialah (http://www.geocities.com/gardner02_8/ilmiah1.html): a. Matlamat kumpulan

Matlamat kumpulan ialah kejayaan kumpulan dalam mencapai kecemerlangan dalam menguasai sesuatu konsep yang diajar.Matlamat ini dicapai melalui usaha bersama semua ahli didalam kumpulan.Dalam kumpulan ini setiap ahli kumpulan mempunyai peran tertentu dan jelas dalam usaha kumpulan mencapai matlamat yang ditetapkan.

b. Interaksi sosial ditekankan

Setiap ahli kumpulan akan berinteraksi secara bersemuka dalam kumpulan. Interaksi yang serentak berlangsung pada masa yang sama untuk setiap kumpulan melalui perbincangan yang akan menyebabkan lebih ramai individu yang turut serta mengambil bagian. Setiap ahli kumpulan perlu berhubungan rapat, saling memenuhi dan bantu membantu.

c. Pelajar perlu saling bergantungan positif untuk mencapai objektif gerak kerja

(33)

sebagai saling bergantungan secara positif.Untuk mencapai kesuksesan dalam prinsip ini tugas perlu diberikan kepada semua ahli kumpulan untuk menyumbang jawaban atau pendapat. Tanggung jawab individu disini sangatlah penting dalam pengerjaan tugas yang telah diberikan yang nantinya akan disumbangkan kedalam kelompok. Disini semua pelajar mempunyai peluang yang sama untuk ambil bagian dan menyumbangkan ide secara bersama.

5. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang mempunyai orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang

terdapat di dalam materi tertentu

(http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/ pembelajaran-kooperatif-tujuan.html).

(34)

a. Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan keterampilan sosial

(35)

keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

6. Tipe Pembelajaran Kooperatif

Salvin (1995: 71-144) memperkenalkan empat tipe pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

a. Student Team Learning (STL)

Student Team Learning (STL) adalah metode yang dikembangkan dan dipelajari di Universitas John Hopkins. Semua metode pembelajaran kooperatif memberikan ide bahwa siswa belajar bekerja bersama dan bertanggung jawab atas keberhasilan tim mereka. Tiga konsep inti dari metode STL adalah “hadiah tim” (team reward), “akuntabilitas individu” (indivudual accountability), dan “peluang bersama untuk berhasil (equal opportunity for success). Pada prinsip ada empat metode STL yang

secara luas dikembangkan dan diteliti, yaitu: 1) STAD (Student Teams Achievement Division)

STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.

2) TGT (Teams Games Tournament)

(36)

tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah, lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.

3) TAI (Team Assisted Individualy)

Dalam TAI ada kombinasi antara pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Siswa bekerja dalam tim tetapi anggota tiap tim bekerja pada unit yang berbeda. Anggota tim biasanya mengecek pekerjaan teman membantu teman yang mengalami kesulitan atau masalah. Saat ujian, masing-masing anggota timbekerja tanpa dibantu oleh angota tim lainnya. Hasil kerja tim, hasil tes akhir, poin ekstra dan tugas-tugas rumah kemudian dikumpulkan dan tim yang memperoleh skor tertinggi diberikan hadiah. TAI didesain untuk pengajaran matematika bagi siswa kelas tiga sampai kelas enam. 4) CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)

(37)

menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.

5) Tipe Jigsaw

Tipe Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Pada pembelajaran tipe Jigsaw ini setiap siswa menjadi anggota dari 2 kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan anggota kelompok ahli.Anggota kelompok asal terdiri dari 3-5 siswa yang setiap anggotanya diberi nomor kepala 1-5. Nomor kepala yang sama pada kelompok asal berkumpul pada suatu kelompok yang disebut kelompok ahli.

6) Learning Together

Peserta didik melakukan presentasi materi pelajaran.Setelah itu mereka dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja.Guru menilai hasil kerja kelompok.Peserta didik kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

(38)

Group Investigation merupakan pembelajaran kooperatif yang paling

komplek dan paling sulit untuk diterapkan, dimana siswa terlibat dalam perencanaan pemilihan topik yang dipelajari dan melakukan penelitian tindakan kelas yang mendalam atas topik yang dipilihnya, selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

C. Kooperatif Tipe Jigsaw

1. Pengertian Kooperatif Tipe Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot

Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

(39)

mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa

terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie,1994).

(40)

beberapa ahli.Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

2. Kelebihan dan kekurangan Kooperatif jigsaw

Menurut Ibrahim (2000) menyatakan bahwa kelebihan belajar metode kooperatif tipe jigsaw dapat meingkatkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa. Ratumanan (2000) menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif tipe jigsaw dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.

Sedangkan untuk kelemahan metode belajar kooperatif tipe jigsaw menurut (roy killen,1996) yaitu :

a) Prinsip pola pembelajaran ini adalah “peer teaching”. Belajar untuk teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang akan didiskusikan bersama siswa lain. Dalam hal ini pengawasan guru menjadi hal mutlak diperlukan, agar jangan sampai terjadi “missconception”

b)Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi kepada teman, jika siswa tidak punya rasa percaya diri.

(41)

d)Awal penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya utuh waktu yang cukup dan matang sebelum pembelajaran ini berjalan dengan baik.

3. Persiapan Dalam Pembelajaran Kooperatif Jigsaw a. Pembentukan Kelompok Belajar

Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dibagi menjadi dua anggota kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kelompok kooperatif awal (kelompok asal).

Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 anggota.Setiap anggota diberi nomor kepala, kelompok harus heterogen terutama di kemampuan akademik.

2) Kelompok ahli

Kelompok ahli anggotanya adalah nomor kepala yang sama pada kelompok asal.Disini guru menegaskan siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan materi yang telah menjadi tanggung jawab siswa.

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

(42)

a) Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang disebut kelompok asal, berangotakan 3-5 orang. Setiap siswa diberi nomor kepala misalnya A,B,C,D.

b) Membagi wacana atau tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-masing siswa mendapat wacana atau tugas yang berbeda, nomor kepala yang sama mendapat tugas yang sama pada masing- masing kelompok.

c) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana atautugas yang sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama dengan jumlah wacana atautugas yang telah dipersiapkan oleh guru. d) Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk

menjadi ahli sesuai dengan wacana atautugas yang menjadi tanggung jawabnya.

e) Tugas bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil wacana atautugas yang telah dipahami kepada kelompok kooperatif (kelompok asal). Poin c,d dan e dilakukan dalam waktu 30 menit.

f) Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali ke kelompok asal.

g) Beri kesempatan secara bergilir masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli. Poin f dan g dilakukan dalam waktu 20 menit.

(43)

masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi 10 menit.

Langkah-langkah di atas sama seperti pendapat Stahl dan Aronson, Elliot dalam (Wirta:2003) yang membagi menjadi 3 fase, yaitu:

Fase I. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut. Dan memotivasi siswa untuk belajar.

Fase II. Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jelas menyuguhkan berbagai fakta, pengalaman, fenomena fisis yang berkaitan lagsung dengan materi.

Fase III. Kelompok Dasar (Asal) atau Base Group

Siswa dikelompokkan menjadi kelompok asal (dasar) dengan anggotanya 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik yang heterogen. Setiap anggota kelompok diberikan sub pokok bahasan atautopik yang berbeda untuk mereka pelajari.

Fase IV. Kelompok Ahli atau Expert Group

Siswa yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli.

Fase V. Tim Ahli kembali kekelompok dasar

(44)

Fase VI. Evaluasi

Semua siswa diberikan tes meliputi semua topik. Fase VII. Memberikan Penghargaan

Guru memberikan penghargaan baik secara individual maupun kelompok.

D. Motivasi Belajar Siswa

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:80), motivasi adalah dorongan terhadap kekuatan mental yang terjadi pada diri siswa.Sedangkan motivasi belajar adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar.Dalam hal ini motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar.Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Guru mencoba memberikan dan mengembangkan berbagai upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.Maka dari itu peran guru sangat membantu untuk meningkatkan belajar siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:101) upaya-upaya tersebut antara lain: (1) optimalisasi penerapan prinsip belajar; (2) optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran; dan (3) optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa.

(45)

maka dari guru itu perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis, (b) belajar menjadi lebih bermakna, bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menentangnya, (c) belajar menjadi lebih bermakna, bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu, dan (d) sesuai dengan perkembangan jiwa siswa maka kebutuhan bahan-bahan belajar siswa semakin bertambah (Dimyati dan Mudjiono, 1999:102).

Upaya pengoptimalisasian yang terkait dalam unsur dinamis belajar dan pembelajaran pada diri siswa dan lingkungannya antara lain (a) memberikan kesempatan pada siswa, untuk mengungkap hambatan belajar yang di alaminya, (b) memelihara minat, kemauan dan semangat belajar sehingga terwujud tindakan belajar, (c) meminta kesempatan pada orang tua siswa atauwali, agar memberi kesempatan pada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar, (d) memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar, dan (f) guru merangsang siswa dengan penguatan, dan memberikan rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil (Dimyati dan Mudjiono, 1999:103-104).

(46)

kesukaran, (g) guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri, dan (h) guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri (Dimyati dan Mudjiono, 1999:105-106)

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:97-98), unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: (a) cita-cita atau aspirasi siswa akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik, (b) kemampuan siswa akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan, (c) kondisi siswa, meliputi kondisi jasmani dan kondisi rohani, dan (d) kondisi lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan.

E. Kerangka Berpikir

(47)

Dari hasil pengamatan pendahuluan di lapangan menunjukkan bahwa motivasi belajar mata pelajaran ekonomi peserta didik masih rendah.Salah satu penyebab rendahnya motivasi belajar pada mata pelajaran ekonomi adalah kecendurangan menerapkan metode pembelajaran yang tidak variatif.Usaha meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran ekonomi perlu melibatkan peran aktif dari peserta didik.Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw yang melibatkan peserta didik sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung mengembangkan sikap sosial.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh SMA Negeri 9 Malang, dapat diketahui bahwa pengajaran oleh guru selalu dilakukan dengan cara ceramah dan tanya jawab. Cara ini belum memberikan hasil belajar yang memuaskan pada siswa.Oleh karena itu, peneliti melakukan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar kelas 10-3 SMA Negeri 9 Malang (Suharno,Slamet.2009.Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw dalam meningkatkan motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi siswa Kelas 10-3 SMA 9 Malang.Jurusan Ekonomi Pembangunan.Fakultas Ekonomi Negeri Malang-http://karya -ilmiah.um.ac.id)

(48)

pembelajaran peserta didik berdasarkan lembar penilaian motivasi siklus pertama dan kedua mengalami peningkatan sebesar 5,2%.Sedangkan berdasarkan angket motivasi belajar peserta didik, siklus pertama dan siklus kedua mengalami peningkatan sebesar 0,17 %.

(49)

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berupa penelitian yang dilakukan di kelas dalam arti luas.Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi masalah- masalah yang adadalam proses pembelajaran dan diterapkan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang telibat saling mendukung, dilengkapi fakta-fakta, dan mengembangkan kemampuan analisis.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam hal ini penulis memilih lokasi di SMA Santa Maria Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

(50)

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS1 SMA Santa Maria Yogyakarta.

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian ini adalah pemahaman belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi adalah pelaksanaan pembelajaran ekonomi.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam satu siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat langkah:

1. Perencanaan, merumuskan masalah, menentukan tujuan dan metode penelitian serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan 4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi

(51)

Secara operasional penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus pertama

Kegiatan yang dilakukan dalam siklus pertama meliputi: a. Perencanaan:

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu:

1) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi siswa secara heterogen. Kelompok ini biasanya terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen dilihat dari prestasi akademik, ras, atau etnik. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah rencana pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, materi, lembar soal kuis, lembar jawab siswa, lembar observasi dan instrumen refleksi.

2) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi:

a) kriteria keberhasilan penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatan motivasi belajar siswa berdasarkan

pelaksanaan tindakan. Apabila peningkatan yang diharapkan dalam hal ini motivasi belajar siswa tercapai misalnya minimal 75%, maka pencapaian itu dapat dikatakan memenuhi kriteria.

(52)

d) Lembar untuk mengobservasi keterlibatan siswa dalam presentasi.

b. Tindakan

Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan, dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Membagi siswa dalam kelompok

Siswa dibagi dalam 5 kelompok.Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, ras atau etnik. Dalam 1 kelompok, masing-masing siswa diberi nama orang pertama, orang kedua sampai orang kelima. Kemudian orang pertama dari masing-masing kelompok berkumpul dan membentuk kelompok yang diberi nama “Kelompok para ahli I”. Hal yang sama juga dilakukan oleh orang kedua sampai orang kelima. Selanjutnya, guru membagikan materi kepada masing-masing kelompok para ahli.Fungsi kelompok adalah untuk mendalami materi bersama teman kelompoknya.

2) Pembahasan

Guru bersama siswa melakukan pembahasan materi dengan metode tanya jawab.

3) Kuis

(53)

c. Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan waktunya dengan tahap tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi: partisipasi serta interaksi siswa dalam diskusi kelompok kooperatif. Partisipasi siswa dalam diskusi dapat dilihat dari keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Motivasi siswa dapat dilihat dengan melihat kemauan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran (kuesioner). Pengamatan juga dilakukan menggunakan perekaman dengan video camcorder.

d. Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap motivasibelajar siswa. Ada dua macam refleksi yang dilakukan, yaitu:

1) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran atau instrumen yang perlu disempurnakan).

(54)

2. Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya tindakannya yang berbeda. Tindakan pada siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

E. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa persiapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan instrumen:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam RPP ini guru menetapkan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang direncanakan. Dan juga guru membagi siswa ke dalam kelompok, dimana jumlah kelompok ditentukan berdasarkan materi. Yang mana pada kelompok ahli tersebut masing-masing siswa akan memperdalam materi yang didapat, sehingga setelah kembali pada kelompok semula dapat menjelaskan pada teman sekelompoknya

b. Grouping

(55)

2. Tindakan

Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsawyang telah direncanakan. Instrumen yang diperlukan meliputi:

Motivasi Belajar

Pengukuran motivasi belajar siswa dilakukan dengan menggunakan angket.Instrumen ini memuat tentang keinginan ataukemauan belajar, hasrat berprestasi, hasrat mengerjakan tugas, ganjaran sebagai akibat akhir belajar, hasrat mengikuti pelajaran, hasrat mendapat simpati dan hasrat untuk menang. Angket diisi oleh siswa setelah keseluruhan proses pembelajaran selesai yakni setelah kuis.

3. Observasi

Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini mengacu pada Bergerman, 1992 dalam Tantra (2006:15) yang mengacu pada 3 kelompok, yaitu: instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher), instrumen untuk mengobservasi kelas (observing classroom), dan instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student).

a. Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher)

(56)

pembelajaran. Suatu observasi anekdotal yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Pengamatan harus mengamati keseluruhan sekuensi peristiwa yang terjadi di dalam kelas.

2) Tujuan, batas waktu dan rambu-rambu pengamatan jelas. 3) Hasil pengamatan dicatat dengan lengkap dan hati-hati. 4) Pengamatan harus dilakukan secara obyektif

b. Pengamatan terhadap kelas (observing classroom).

Pengamatananekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatanterhadap segala kejadian yang terjadi di kelas.Observasi kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya dan manajemen kelas.

c. Pengamatan perilaku siswa (observing student).

Observasi anekdotal terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal menarik.Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesuai pembelajaran.Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati, dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat diimplementasikan, dan sesuai tindakan.Pengamatan perilaku siswa juga dilakukan dengan observasi dalam bentuk tabel.

(57)

Dalam tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan dan pembuatan kesimpulan hasil observasi.Instrumen yang digunakan adalah lembar refleksi guru, lembar refleksi siswa.

F. Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data untuk penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara dan terus berkembang. Menurut Creswell (1998:142), pada dasarnya ada empat cara yang mendasar untuk mengumpulkan informasi, yaitu observasi, wawancara, dokumen dan materi audio-visual. Teknik observasi digunakan untuk merekam kualitas proses dan hasil belajar siswa berdasarkan instrumen observasi dan penggunaan alat perekam video camorder. Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui situasi tertentu didalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain (Hopkins, 1993:125).Teknik dokumentasi digunakan untuk menilai kemampuan siswa merangkum dari hasil diskusi kelompok.Sedangkan audio visual digunakan untuk mendukung tiga teknik terdahulu dan penguat hasil penelitian.Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik tes untuk mengukur daya serap siswa, yaitu melalui kuis tertulis.

1. Analisis deskriptif

(58)

2. Analisis tingkat motivasi belajar siswa

Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui motivasi siswa, yang meliputi: a) keterlibatan siswa dalam diskusi kelas (sesi pembahasan); b) motivasi siswa. Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan membandingkan tingkat motivasi siswa pada siklus pertama, dan siklus kedua.

Proses pengumpulan data, analisis data dan pembagian tugas disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Proses Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Pembagian Tugas

No Kegiatan Output Petugas

1 Penyusunan perangkat pembelajaran

Rencana pembelajaran (RP) dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Peneliti & Guru

2 Pemetaan kemampuan siswa

Kelompok-kelompok heterogen beranggotakan 4-5 siswa

Guru

3 Penyusunan instrumen pengumpulan data

Instrumen observasi Peneliti

4 Pelajaran ekonomi dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Kegiatan membaca, diskusi kelompok, pembahasan dan kuis

Guru

5 Observasi kegiatan belajar mengajar

Interaksi siswa dalam kelompok Peneliti

7 Analisis data Motivasi belajar Peneliti 8 Refleksi data Dampak tindakan pada motivasi

belajar siswa

Peneliti

9 Implementasi siklus kedua

Tindakan perbaikan dan dampaknya padamotivasi belajar siswa

Peneliti

(59)

40 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Sekolah

Saat ini sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta terletak di Jalan Ireda No. 19A Kelurahan Prawiroderjan Kecamatan Gondomanan Yogyakarta. SMA Santa Maria Yogyakarta berdiri sejak 44 tahun lamanya. Atas prakarsa Sr. M Theresia bersama dengan Bapak Slamet, Bapak Netyardi dan Bapak Sunaryo yang semuanya merupakan guru SMP Maria Immaculata Yogyakarta yang menandatangani Surat Keputusan berdirinya SMA Santa Maria Yogyakarta.

Secara resmi SMA Santa Maria Yogyakarta didirikan atau dimulai pada tahun 1967 yang berstatus swasta penuh, berlokasi di Jalan Brigjen Katamso. Kegiatan Belajar Mengajar dilakukan siang hari di Gedung SMP Maria Immaculata Yogyakarta dengan jumlah siswa 60 orang, dan sebagai kepala sekolah adalah Bapak H. Y. Sunaryo. Pada tahun 1971 SMA Santa Maria Yogyakarta menerima piagam pengakuan dari Dinas SMA dengan nomor 86/1011/1971. Dengan diterimanya piagam pengakuan tersebut maka SMA Santa Maria Yogyakarta harus lebih meningkatkan kualitasnya.

(60)

Maria Yogyakarta mendapat piagam nomor data sekolah sebagai tanda tercatat di Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal 23 Februari 1983 nomor 018/C/Kep/83 tentang sejarah dan tata cara pendirian sekolah swasta. Sedangkan jenjang Akreditasi diakui pada tanggal 17 Januari 1985 dengan nomor 007/C/Kep/I/85.

Sejak 5 januari 1987 SMA Santa Maria Yogyakarta berpindah lokasi dari Jalan Brigjen Katamso ke Jalan Ireda No. 19 A Yogyakarta. Dimana gedung SMA Santa Maria Yogyakarta terletak di Kampung Prawirodirjan dengan luas bangunan kurang lebih 900 . SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki 3

lantai, mulai tanggal 16 Juli 2007 SMA Santa Maria Yogyakarta dipimpin oleh Sr. M. Cornelia OSF, S.Ag. Di SMA Santa Maria untuk penjurusan kelas dibagi menjadi tiga jurusan, yaitu IPA, IPS, dan Bahasa.

B. Tujuan, Visi dan Misi SMA Santa Maria Yogyakarta

1. Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta

Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta meliputi sebagai berikut:

a. Melaksanakan kurikulum nasional, lokal, dan pilihan (pendidikan kemarsudirinian),

b. Memenuhi tuntutan pendidikan yang efektif, kreatif, bermutu, dan menyenangkan sehingga dapat mengembangkan diri secara optimal, c. Memenuhi tuntutan masyarakat (perguruan tinggi dan dunia kerja) untuk

(61)

d. Memiliki peserta didik yang berkualitas dalam prestasi di bidang akademik dan non akademik,

e. Memenuhi kualifikasi dan kompetensi standar nasional tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,

f. Memfasilitasi kegiatan akademik, karya ilmiah, seni dan olah raga sehingga terampil dalam berbagai lomba,

g. Memenuhi sarana prasarana yang diperlukan bagi proses belajar mengajar yang optimal,

h. Membentuk peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berkualitas sehingga mampu memilih nilai-nilai hidup yang sesuai dengan hati nurani,

i. Tercipta suatu lingkungan belajar yang harmonis dam kondusif,

j. Memfasilitasi kegiatan kerohanian dan pembinaan kepribadian sehingga terbentuknya pribadi yang utuh,

k. Membekali peserta didik dengan ketrampilan-ketrampilan yang mampu dikembangkan untuk masa depannya,

l. Menyediakan sarana prasarana yang mendukung kegiatan keterampilan, m. Mendampingi peserta didik yang pada waktnya mampu menjadi wanita

mandiri, berkarier yang cakap, berdedikasi tinggi bagi kemajuan bangsa, negara, gereja berdasarkan visi dan nilai-nilai Kristiani,

(62)

o. Melaksanakan managemen mutu dan sistem administrasi sesuai standarnasional.

2. Visi SMA Santa Maria Yogyakarta

SMA Santa Maria Yogyakarta sebagian dari Yayasan Marsudirini mempunyai visi terselenggaranya pendidikan yang memadukan intelektual, humaniora dan keterampilan berdasarkan nilai-nilai Kristiani untuk siap bersaing dalam era globalisasi.

Indikator: a. Intelektual

Ditinjau dari segi intelektual, SMA Santa Maria Yogyakarta mempunyai visi yaitu:

1) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) Mengembangkan sikap ilmiah (kritis, analitis, kreatif, dan inovatif). 3) Meningkatkan kecakapan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

b. Humaniora

Ditinjau dari segi humaniora, SMA Santa Maria Yogyakarta mempunyai visi yaitu:

1) Menanamkan nilai- nilai kristianitas dan nilai- nilai kepribadian. 2) Mengembangkan sikap disiplin, bertanggung jawab, tangguh, tanggap,

dan tenggang rasa.

(63)

c. Keterampilan

Ditinjau dari segi keterampilan, SMA Santa Maria yogyakarta mempunyai visi yaitu:

1) Menguasai dasar-dasar keterampilan (tata boga, komputer, bahasa Inggris, tata rias).

2) Menerapkan keteramapilan yang dimiliki.

3) Mengembangkan keteramapilan yang dimiliki untuk bekal masa depan.

3. Misi SMA Santa Maria Yogyakarta

SMA Santa Maria Yogyakarta mempunyai misi-misi sebagai berikut: a. Menumbuhkembangkan penghayatan nilai-nilai Kristiani.

b. Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan yang efektif, kreatif, bermutu, dan menyenangkan sehingga dapat berkembang secara optimal.

c. Mewujudkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang siap untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

d. Menumbuhkembangkan kepekaan sosial terhadap sesama dan lingkungan demi terwujudnya semangat kekeluargaan dan persaudaraan. e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menggali bakat dan minat di

(64)

C. Sistem Pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta

Layaknya SMA/SMK/MA lainnya, sistem pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta dirancang untuk diselesaikan dalam waktu tiga tahun, yaitu kelas X, XI, dan XII. Saat menginjak kelas XI, para siswa diberikan kesempatan untuk memilih penjurusan bidang studi yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Penjurusan bidang studi yang ditawarkan di SMA Santa Maria Yogyakarta adalah jurusan ilmu alam (IPA), ilmu sosial (IPS), dan bahasa (BHS). Jurusan yang dipilih pada kelas XI ini kemudian dilanjutkan saat siswa naik kelas XII.

D. Kurikulum SMA Santa Maria Yogyakarta

(65)

sesuai misi, visi, dan potensinya masing- masing, dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Dengan KTSP, kepala sekolah, para guru, dan komite sekolah dapat terlibat lansung dalam merumuskan tujuan pembelajaran, materi, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.

E. Organisasi SMA Santa Maria Yogyakarta

SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki struktur organisasi yang meliputi Komite Sekolah, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, Kepala Tata Usaha, Sie.Kesiswaan, Sie.Litbang, Sie.Sarana dan Prasarana, Sie.Humas, Pembinaan OSIS, Wali Kelas atau Guru, Siswa.

Uraian organisasi sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta yaitu sebagai berikut: 1. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi sekolah bertujuan agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik, karena bagian ini mengatur seluruh tugas masing-masing individu agar tidak terjadi kesalahpahaman pembagian tugas.

2. Personalia dan Pembagian Tugas a. Kepala Sekolah

(66)

1) Kepala sekolah sebgai edukator bertugas melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien.

2) Kepala sekolah selaku manajemen mempunyai tugas antara lain menyusun perencanaan, mengarahkan kegiatan-kegiatan, melaksanakan pengawasan, mengadakan rapat, mengatur administrasi, dan mengambil keputusan.

3) Kepala sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai beberapa hal antara lain proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan konseling, dan kegiatan ekstrakurikuler.

b. Wakil Kepala Sekolah

Dalam melaksanakan tugas kedinasan, kepala sekolah tidak bekerja sendiri melainkan dibantu oleh wakil kepala sekolah. Di SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki empat wakil kepala sekolah, yaitu:

1) Wakil Kepala Sekolah Kurikulum

Wakil kepala sekolah urusan kurikulum bertugas menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar agar terlaksana dengan baik.

2) Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan

Wakil kepala sekolah bagian kesiswaan berhubungan langsung dengan siswa dan menjadi pembimbing siswa dalam kegiatan sekolah. 3) Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat

(67)

4) Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana

Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana bertugas mengurusi segala hal yang berhubungan dengan fasilitas sekolah yang menunjang proses belajar mengajar.

c. Dewan Guru

Dewan guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar tetapi juga merangkap sebagai wali kelas. SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki 31 pengajar.

1) Guru bidang studi memiliki tugas mengatur segala hal yang berhubugan dengan proses belajar mengajar di dalam kelas.

2) Guru wali kelas bertugas mengatur administrasi kelas.

3) Guru piket bertugas mengisi daftar presensi guru dan mengisi jam kosong.

4) Guru bimbingan konseling, bertugas memberikan bimbingan baik bimbingan karir maupun bimbingan yang bersifat personal terhadap siswa dan guru.

d. Tenaga Non Edukatif

Tenaga non edukatif merupakan tenaga yang sifatnya mendukung bagi terlaksananya proses belajar mengajar. Tenaga non edukatif terdiri dari:

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ujian Tengah Semester TA 2009/ 2010
Gambar 2.1 Spiral Kemmis dan Taggart 1988
Tabel 3.1 Proses Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Pembagian Tugas
Tabel 4.1 Jumlah Siswa dan Kelas SMA Santa Maria Yogyakarta
+7

Referensi

Dokumen terkait

By inviting their audiences to get to the bottom of their narrative enigmas, conspiratorial television shows encourage precisely such a behavior – and user

Toisaalta, tulosten perusteella voidaan esittää, että pelaajan ja pelihahmon välinen suhde on myös merkityksellisessä osassa pelaamista sekä pelaajan ja pelihahmon

pasar kabupaten, produk mereka kalah bersaing dengan beras kilang sehingga penggilingan desa hanya menyalurkan beras ke pengecer local dan pihak-pihak yang telah mengadakan

EDS adalah proses evaluasi diri sekolah yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal

Perawat merasakan kepuasan tersendiri ke- tika berhasil menolong pasien sekaligus ada rasa ketidakpuasan terhadap hasil kerja yang dilakukan, selain itu perawat juga merasakan

Untuk tujuan perbandingan, beberapa akun dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015

Aplikasi sistem informasi geografis ini dapat menampilkan data- data yang berkaitan dengan informasi tempat wisata di wilayah DKI Jakarta, memberikan kemudahan

Sesuai dengan SK pada matakuliah PTK yang mengharuskan mahasiswa menyusun laporan PTK dari praktik mini penelitian dalam sendiri dengan responden teman sekelas yang