xiv
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN NET INTEREST MARGIN
TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN
(Studi Empiris di Industri Perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2011)
Adhe Desi Tri Sumiartha NIM: 082114073 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas (ROA) perbankan dan mengetahui apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA) perbankan. Latar belakang penelitian ini adalah terjadinya ketidakkonsistenan pengaruh variabel NPL, CAR, LDR dan NIM terhadap ROA yang terjadi pada penelitian terdahulu.
Jenis penelitian adalah studi empiris. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel 22 bank yang listing di BEI periode 2007-2011. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi data panel dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Non Performing Loan
(NPL) tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas (ROA) bank go public sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan
xv
ABSTRACT
ANALYSIS OF EFFECT OF NON-PERFORMING LOAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO AND NET INTEREST
MARGIN ON THE PROFITABILITY OF BANKING
(Empirical Studies on Banking Industry listed on the Stock Exchange in the period 2007-2011) (NPL) have a significant negative effect on profitability (ROA) and whether Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) and Net Interest Margin (NIM) have a significant positive effect on profitability (ROA) banking. The background of this research is the inconsistencies of the effect of variable NPL, CAR, LDR and NIM on profitability (ROA) banking held by previous research.
This type of this research is an empirical study. Sampling was purposive sampling method, the number of samples 22 banks in IDX period 2007-2011. Data analysis techniques using panel data regression analysis and hypothesis testing using t-statistics for testing the partial regression coefficients and F-statistics to test the significance effect together with a significance level of 5%.
ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN NET INTEREST MARGIN
TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN
(Studi Empiris di Industri Perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2011)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Adhe Desi Tri Sumiartha NIM : 082114073
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN NET INTEREST MARGIN
TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN
(Studi Empiris di Industri Perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2011)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Adhe Desi Tri Sumiartha NIM : 082114073
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus Pengharapanku
Orang tua yang kukasihi
Kakak-kakak tersayang
Kekasih tercinta
Teman dan Sahabat terkasih
vi
MOTTO
Yang terbaik adalah : "Aku telah mencobanya", dan yang terburuk adalah : "Aku akan
mencobanya".
Jika kita menginginkan sesuatu yang belum kita miliki, maka kita harus melakukan sesuatu yang
belum pernah kita lakukan.
Tidak ada alasan untuk mengeluh, tetapi tetaplah berjuang dan berusaha semampumu.
Saat situasi apapun yang dialami, bersyukurlah dan selalu mempunyai iman, pengharapan
dalam doa serta usaha untuk mewujudkan impianmu.
(Penulis)
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah maka
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang
tak terhingga kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai dan memberkati
serta menguatkan penulis dalam setiap proses kehidupan yang dijalani.
2. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan
untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Ibu M. Trisnawati Rahayu, SE., M.Si., Akt. QIA selaku Dosen Pembimbing yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi yang
telah memberikan bimbingan dan bantuan selama belajar di Universitas Sanata
Dharma.
5. Bapakku tercinta Cornelius Suhardi dan Ibuku tercinta Terifena Sumidah yang
selalu sabar, memotivasi, mendukung dan mendoakan penulis sehingga skripsi
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
C. Faktor Penilai Kinerja Keuangan ... 22
D. Non Performing Loan (NPL) ... 23
J. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Profitabilitas ... 38
K. Hipotesis ... 44
L. Penelitian Terdahulu ... 45
M. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 49
BAB III METODE PENELITIAN ... 50
A. Jenis Penelitian ... 50
xi
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 50
D. Populasi dan Sampel ... 51
E. Teknik Pengumpulan Data ... 52
F. Variabel Penelitian ... 53
G. Teknik Analisis Data ... 56
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 67
A. Bursa Efek Indonesia ... 67
B. Rincian Sampel Bank ... 68
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 73
A. Diskripsi Data ... 73
B. Statistik Deskriptif ... 74
C. Analisis Data ... 76
1. Uji Normalitas ... 76
2. Uji Asumsi Klasik ... 78
3. Analisis Regresi Data Panel ... 81
4. Menguji Hipotesis ... 85
5. Analisis Koefisien Determinasi (Ajusted R2) ... 90
D. Pembahasan ... 91
BAB VI PENUTUP ... 99
A. Kesimpulan ... 99
B. Keterbatasan Penelitian ... 100
C. Saran ... 100
DAFTAR PUSTAKA ... 102
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Daftar Sampel Bank ... 53
Tabel 4.1 Rincian Sampel Bank ... 67
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif ... 73
Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas ... 76
Tabel 5.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... 78
Tabel 5.4 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 79
Tabel 5.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 81
Tabel 5.6 Hasil Uji Regresi Data Panel ... 82
Tabel 5.7 Hasil Uji Simultan (F) ... 89
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN NET INTEREST MARGIN
TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN
(Studi Empiris di Industri Perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2011)
Adhe Desi Tri Sumiartha NIM: 082114073 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas (ROA) perbankan dan mengetahui apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA) perbankan. Latar belakang penelitian ini adalah terjadinya ketidakkonsistenan pengaruh variabel NPL, CAR, LDR dan NIM terhadap ROA yang terjadi pada penelitian terdahulu.
Jenis penelitian adalah studi empiris. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel 22 bank yang listing di BEI periode 2007-2011. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi data panel dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Non Performing Loan
(NPL) tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas (ROA) bank go public sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan
xv
ABSTRACT
ANALYSIS OF EFFECT OF NON-PERFORMING LOAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO AND NET INTEREST
MARGIN ON THE PROFITABILITY OF BANKING
(Empirical Studies on Banking Industry listed on the Stock Exchange in the period 2007-2011) (NPL) have a significant negative effect on profitability (ROA) and whether Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) and Net Interest Margin (NIM) have a significant positive effect on profitability (ROA) banking. The background of this research is the inconsistencies of the effect of variable NPL, CAR, LDR and NIM on profitability (ROA) banking held by previous research.
This type of this research is an empirical study. Sampling was purposive sampling method, the number of samples 22 banks in IDX period 2007-2011. Data analysis techniques using panel data regression analysis and hypothesis testing using t-statistics for testing the partial regression coefficients and F-statistics to test the significance effect together with a significance level of 5%.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan dalam dunia bisnis pada beberapa dekade ini semakin
terlihat nyata dan kompetitif. Persaingan akan terus terjadi karena pada
umumnya setiap perusahaan ingin selalu berusaha memenangkan persaingan.
Tujuan utama setiap perusahaan memenangkan persaingan adalah untuk
memperoleh keuntungan yang maksimal dalam bentuk laba perusahaan.
Didalam dunia perbankan, laba menjadi salah satu kunci keberhasilan
perbankan. Laba juga dapat menentukan kelangsungan hidup operasional
sebuah bank baik sekarang maupun untuk masa depan karena laba bank dapat
menjadi faktor penentu tingkat kepercayaan nasabah kepada bank yang sangat
penting untuk dijaga. Kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang
dinyatakan dalam presentase disebut profitabilitas bank (Arifin, 2004).
Profitabilitas menjadi indikator penting dalam mengukur keberhasilan
maupun kinerja perbankan. Salah satu sumber keuntungan bank berasal dari
pemberian kredit (Rindjin, 2000:112). Keuntungan dari pemberian kredit
tersebut merupakan penghasilan utama dari sebuah perbankan yang terjadi
atas imbalan jasa atau bunga kredit yang diterima bank atas pemberian jasa
kredit kepada masyarakat. Keuntungan yang diperoleh suatu bank adalah hasil
sebaik-baiknya. Kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan dari
memanfaatkan aset yang dimilikinya disebut dengan Return on Assets (ROA). Menurut Dendawijaya (2005) Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai
rentabilitas atau profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang
dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat. Semakin
besar rasio ROA maka semakin baik kemampuan perbankan untuk
mendapatkan keuntungan (Harahap, 2007:305).
Untuk menilai kesehatan suatu bank, digunakan beberapa aspek.
Aspek-aspek tersebut yaitu aspek capital, asset, management, earning dan likuidity. Dari beberapa aspek tersebut dapat diukur dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio
(LDR), Return on Asset (ROA), dan Net Interest Margin (NIM). Rasio-rasio tersebut berasal dari laporan keuangan yang diterbitkan setiap perusahaan
perbankan. Informasi mengenai rasio-rasio tersebut dapat berfungsi sebagai
informasi keuangan dan nantinya akan digunakan oleh banyak pihak untuk
mengambil keputusan baik dari eksternal maupun internal perbankan itu
sendiri.
Beberapa penelitian pernah juga dilakukan untuk mengetahui
pengaruh rasio-rasio keuangan perbankan tersebut terhadap profitabilitas
perbankan. Hasil penelitian yang diteliti oleh Buyung (2009), Azwir (2006),
dan Astohar (2009) menunjukkan bahwa CAR dan LDR berpengaruh positif
Prasnanugraha (2007) CAR dan LDR tidak berpengaruh terhadap ROA bank.
Untuk variabel NPL juga mengalami adanya perbedaan, dimana penelitian
Buyung (2009) dan Prastiyaningtyas (2010) menunjukkan bahwa NPL
berpengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan Azwir (2006) dan Mahardian
(2008) menyatakan NPL tidak berpengaruh terhadap ROA.
Berdasarkan uraian diatas, maka terjadi ketidakkonsistenan dalam
masing-masing hasil penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian ini mencoba
ingin menguji dan membuktikan kembali mengenai pengaruh rasio NPL,
CAR, LDR, dan NIM terhadap profitabilitas (ROA) perbankan yang listing di BEI.
B. Rumusan Masalah
1.Apakah secara simultan Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio dan Net Interest Margin berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) perbankan?
2.Apakah secara parsial Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas (ROA) perbankan?
3.Apakah secara parsial Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA) perbankan?
5.Apakah secara parsial Net Interest Margin (NIM) berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA) perbankan?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini membatasi pengambilan informasi keuangan perbankan
yang diwakili oleh bank yang go public antara rentang waktu tahun 2007-2011. Untuk mengukur profitabilitas perbankan dapat diukur menggunakan
Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets
(ROA), Return on Equity (ROE), Net Income on Total Assets, Rate of Return on Loan, Interest Margin on Earning Assets. Penelitian ini mengukur profitabilitas dengan menggunakan ukuran Return on Total Assets (ROA).
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah secara simultan Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio dan Net Interest Margin
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan
2. Untuk mengetahui apakah secara parsial Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas perbankan.
3. Untuk mengetahui apakah secara parsial Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas perbankan.
5. Untuk mengetahui apakah secara parsial Net Interest Margin (NIM) berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas perbankan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perbankan
Dapat memberikan informasi bagi dunia perbankan apakah
perusahaan perlu dalam usahanya memaksimalkan profitabilitas dan
mengetahui informasi tentang profitabilitas perusahaannya dengan
mengetahui pengaruh Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin
(NIM) dalam kaitannya terhadap kelangsungan operasional dan
kesehatan perusahaan perbankan serta pengukuran kinerja
profitablilitas (ROA) perbankan.
2. Bagi Universitas
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi mahasiswa yang tertarik di bidang ini dan sebagai bahan
pertimbangan dalam memberikan mata kuliah sehubungan dengan
kegiatan perbankan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
sumbangan referensi yang dapat digunakan untuk menambah wawasan
3. Bagi Penulis
Sebagai penerapan teori yang diperoleh ke dalam praktek yang
dilaksanakan di dunia kerja dan sebagai sarana untuk melatih dan
mengembangkan wawasan penulis dan selain itu dapat menjadi
pembanding acuan bagi siapapun yang ingin menggunakan topik ini
selanjutnya.
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan :
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka :
Bab ini berisi teori- teori yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas penulis dan akan digunakan sebagai dasar untuk mendukung
pengolahan data yang diperoleh dan review penelitian terdahulu. Bab III Metode Penelitian :
Bab ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, waktu penelitian,
tempat penelitian, obyek dan subyek penelitian, data penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan :
Bab ini memberikan gambaran singkat mengenai perusahaan-
Bab V Analisis Data dan Pembahasan :
Bab ini berisi deskripsi data, analisis data dan pembahasannya.
Bab VI Penutup :
Berisi kesimpulan dari hasil analisis data, keterbatasan penelitian dan
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank
1. Pengertian dan Fungsi Bank
Berdasarkan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, bank didefinisikan
sebagai ”badan usaha yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak”. Sedangkan perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Pengertian Bank menurut “Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan” (2003) yaitu:“Bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik
uang dari dan menyalurkannya kedalam masyarakat, terutama dengan
memberikan kredit dana jasa–jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. Pengertian lain dari bank menurut Rahardjo (2009:1)
mengartikan bahwa ”bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dari pihak suatu proses
masyarakat individu dan kelompok untuk memperoleh apa yang mereka
perlukan dan inginkan melalui menciptakan, menawarkan, dan dengan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, bank merupakan lembaga
keuangan yang berusaha menghimpun dana dari masyarakat dan
mengelola dana tersebut serta menyalurkan dana tersebut bagi masyarakat
yang dimanfaatkan sedemikian rupa demi tercapainya taraf hidup rakyat
yang layak.
Menurut Undang- Undang No. 10 Tahun 1998 pasal 3 “Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat”. Sedangkan fungsi bank menurut Judisseno dalam bukunya
”Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia” (2002:95) adalah:
a. Agent of Trust
Bank adalah suatu lembaga perantara (intermediary) yang dipercaya untuk melayani segala kebutuhan keuangan dari dan
untuk masyarakat.
b. Agent of Development
Bank adalah suatu lembaga perantara yang dapat mendorong
kemajuan pembangunan melalui fasilitas kredit dan kemudahan-
kemudahan pembayaran dan penarikan dalam proses transaksi
yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi.
c. Agent of Services
Dalam arti bank memberikan solusi kemudahan berbagai
2. Jenis Bank
Berdasarkan pasal 5 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998, terdapat
dua jenis bank, yaitu :
a. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b.Bank Perkreditan Rakyat
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sedangkan jenis – jenis bank menurut para tokoh adalah sebagai berikut: a. Menurut Rahardjo (2009:3)
Jenis- jenis bank dapat dibedakan berdasarkan:
1) Dilihat dari Segi Fungsinya
a) Bank Umum
b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
2) Dilihat dari segi Kepemilikannya
a) Bank Milik Pemerintah
b) Bank Milik Swasta Nasional
d) Bank Milik Asing
e) Bank Milik Campuran
3) Dilihat dari segi Status
a) Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar
negri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan. Persyaratan untuk menjadi Bank Umum Devisa
adalah :
i. CAR minimum dalam bulan terakhir 8 %
ii. Tingkat kesehatan selama 24 bulan terakhir berturut-
turut tergolong sehat.
iii. Modal disetor minimal Rp 150 miliyar.
iv. Bank telah melakukan persiapan untuk melaksanakan
kegiatan sebagai Bank Umum Devisa meliputi :
organisasi, sumber daya manusia, pedoman operasioanal
kegiatan devisa dan sistem administrasi serta
pengawasannya.
b) Bank Non Devisa
4) Dilihat dari segi Cara Menentukan Harga
a) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional.
b.Menurut Rindjin (2000:17)
Jenis- jenis bank dapat dibedakan berdasarkan:
1) Jenis Bank Berdasarkan Haknya untuk Menciptakan Tenaga Beli
Baru.
a) Bank Primer
Adalah bank yang berhak untuk menciptakan tenaga beli
baru, yaitu berupa uang kartal dan uang giral. Termasuk dalam
golongan bank ini adalah Bank Sentral, yang berhak
mengeluarkan uang kartal, dan Bank umum yang dapat
menciptakan uang giral.
b) Bank Sekunder
Bank sekunder tidak mempunyai kemampuan untuk
menciptakan tenaga beli baru, melainkan hanya sebagai
perantara kredit atau perantara dalam lalu lintas modal.
Termasuk dalam Golongan ini adalah bank pasar, bank
tabungan, bank desa.
2) Jenis Bank Menurut Fungsinya
Pembagian kedua diberikan oleh UU No.14/1967. Pasal 3
menyebutkan bahwa menurut fungsinya, bank dapat dibedakan
a) Bank Sentral
Bank Indonesia, yang diatur dengan undang- undang
tersendiri, yaitu UU No. 13/1968, yang kemudian diperbaharui
dengan UU No. 23/1999.
b) Bank Umum
Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito, dan
usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
c) Bank Tabungan
Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima simpanan dalam bentuk tabungan, dan usahanya
terutama memperhubungkan dananya dalam kertas berharga.
Jadi tujuannya adalah menghimpun dana- dana dari masyarakat
luas, yang untuk sebagian besar berupa tabungan dalam jumlah
kecil.
d) Bank Pembangunan
Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau
mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang di
3) Jenis Bank Menurut Kepemilikan
Dibedakan atas bank sebagai badan usaha milik negara
(BUMN), milik swasta (BUMS), milik koperasi (BUMK), milik
daerah (BUMD), milik asing (BUMA) serta milik campuran
(BUMC).
3. Bentuk Hukum Perbankan
Bentuk hukum suatu bank umum dapat berupa:
a. Perseroan Terbatas
b.Koperasi
c. Perusahaan Daerah
Bentuk hukum suatu bank perkreditan rakyat dapat berupa salah satu dari:
a. Perusahaan Daerah
b.Koperasi
c. Perseroan Terbatas
d.Bentuk lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
4. Macam Usaha Bank
Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998, Usaha
Bank Umum meliputi:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya.
1) Surat- surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank
yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan
dalam perdagangan surat- surat dimaksud.
2) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam
perdagangan surat- surat dimaksud.
3) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
5) Obligasi.
6) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.
7) Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai
dengan 1 (satu) tahun.
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan
dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak.
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya
dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
k. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan
wali amanat.
l. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain
berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank
sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998, Usaha
Bank Perkreditan Rakyat meliputi:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu;
c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan/atau tabungan
pada bank lain.
5. Sumber Dana Bank
Menurut Judisseno (2002:150), beberapa sumber dana yang mungkin
dihimpun oleh bank adalah:
a. Dana yang bersumber dari kemampuan sendiri seperti:
memobilisasi dana dengan melakukan emisi saham dan obligasi
melalui bursa efek Indonesia, perolehan akumulasi laba ditahan,
agio saham, dan sumber- sumber lainnya.
b. Dana yang bersumber dari nasabah bank, seperti : giro, deposito
berjangka dan tabungan.
c. Dana yang bersumber dari pinjaman, seperti : Kredit Likuiditas
Bank Indonesia (KLBI), pinjaman antarbank, dan interbank call money market.
perjalanan, dan pelayanan lainnya sesuai dengan kemajuan dan
penerapan teknologi perbankan.
e. Dana yang bersumber dari Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan
fasilitas diskonto Bank Indonesia.
Menurut Suyatno (2005:32), sumber dana bagi sebuah bank ada tiga
yaitu:
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas.
c. Dana yang berasal dari Lembaga Keuangan, baik berbentuk bank
maupun non bank.
B. Analisis Rasio Keuangan Bank
Rasio keuangan merupakan suatu alat atau cara yang paling umum
digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan (Siamat, 1993). Teknik
analisis rasio memberi gambaran atas posisi atau keadaan keuangan bank,
terutama menyangkut:
1. Likuiditas.
Manajemen likuiditas adalah perkiraan kebutuhan bank terhadap dana
untuk memenuhi semua penarikan oleh deposan dan permintaan kredit
yang telah disetujui bank. Oleh karena itu rasio likuiditas merupakan
teknik untuk mengukur risiko ketidakmampuan bank memenuhi
2. Struktur keuangan atau permodalan.
Rasio permodalan ini merupakan teknik pokok dalam melakukan
analisis kecukupan modal. Rasio permodalan memberikan informasi
mengenai apakah modal bank cukup mendukung operasi bank dan mampu
menyerap kerugian-kerugian bank yang terjadi dalam melakukan
penanaman dana atau akibat dari penurunan aktiva.
3. Profitabilitas.
Rasio profitabilitas mengukur efektifitas bank memperoleh laba.
Disamping dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan,
rasio-rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan
yang memadahi diperlukan untuk mempertahankan arus sumber-sumber
modal bank.
4. Spread.
Rasio spread dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan atau laba bank atas aktiva produktifnya.
5. Resiko usaha.
Rasio risiko usaha bank pada dasarnya merupakan teknik untuk
mengukur risiko bank terutama yang berkaitan dengan kemungkinan
6. Efisiensi usaha bank.
Rasio efisiensi usaha pada prinsipnya merupakan teknik untuk menilai
kinerja manajemen bank terutama mengenai kemampuannya untuk
menggunakan semua faktor-faktor produksinya dengan efektif.
Analisis rasio keuangan untuk perbankan dapat diklasifikasikan
kedalam tiga aspek rasio keuangan yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan teknik untuk mengukur risiko
ketidakmampuan bank memenuhi kebutuhan-kebutuhan likuiditas yang
harus segera dipenuhi (Siamat, 1993). Rasio ini mengukur kemampuan
bank untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya atau
kewajiban yang telah jatuh tempo. Rasio likuiditas yang digunakan dalam
menilai kinerja suatu bank antara lain:
a. Cash Ratio, merupakan likuiditas minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam membayar kembali pinjaman jangka pendek bank. Rasio
ini diperoleh dari perbandingan antara jumlah alat likuid yang dimiliki
bank dengan pinjaman yang harus segera dibayar.
c. Loan to Deposit Ratio (LDR), merupakan rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun
bank.
d. Loan to Asset Ratio (LAR), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan
bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total
aset yang dimiliki bank.
2. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
Rasio profitabilitas mengukur efektifitas bank memperoleh laba
(Siamat, 1993). Rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk menilai
kinerja suatu bank antara lain:
a. Return on Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba dengan memanfaatkan aset
yang dimilikinya.
b. Return on Equity (ROE), merupakan perbandingan antara laba bank dengan modal sendiri.
c. Rasio Beban Operasional (BOPO), merupakan perbandingan antara
beban operasional dengan pendapatan operasional.
3. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas bank merupakan pengukuran untuk mengetahui
kemampuan bank dalam memenuhi seluruh kewajibannya dengan
kekayaan yang dimilikinya (Judisseno, 2002). Rasio solvabilitas terdiri
dari:
a. Capital Adequacy Ratio (CAR), digunakan untuk mengukur kemampuan atau kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menutup
kemungkinan kerugian dalam aktivitas perkreditan dan perdagangan
surat berharga.
b. Debt to Equity Ratio (DER), merupakan rasio yang mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri atas presentase modal sendiri
dibandingkan dengan besarnya utang.
C. Faktor Penilai Kinerja Perbankan
1. Aspek Permodalan (Capital)
Aspek permodalan didasarkan pada kewajiban penyediaan modal
minimum bank, maka dalam hal ini akan digunakan Capital Adequacy Ratio (CAR).
2. Aspek Kualitas Asset
Aset bank digunakan untuk memperoleh pengahasilan seperti kredit
merupakan aktiva produktif bank yang beresiko. Untuk menilai kualitas
asset bank maka digunakan rasio Non Performing Loan (NPL). 3. Aspek Pendapatan (Earning)
Aspek ini digunakan untuk menilai kemampuan bank dalam memperoleh
pendapatan, meningkatkan laba dan mengukur tingkat efisiensi usaha.
Dalam hal ini rasio yang digunakan adalah Return on Asset (ROA) dan Net Intererst Margin (NIM).
4. Aspek Likuiditas
Aspek ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dialami,
karena likuiditas perbankan merupakan hal yang sangat mempengaruhi
tingkat kepercayaan nasabah. Dalam hal ini rasio yang digunakan adalah
Loan to Deposit Ratio (LDR).
D. Non Performing Loan (NPL)
Pada dasarnya pengertian kredit menurut UU No.10 Tahun 1998
tentang perbankan pasal 1 angka 11, adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga”. Setiap kredit yang diberikan pasti mengandung risiko dan kemungkinan terjadi masalah kredit seperti tidak lancarnya
bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). Menurut kamus istilah keuangan yang bersumber dari Bank Indonesia, Bapepam, Bappeti, Badan
Pusat Statistik, Dewan Asuransi Indonesia, Non Performing Loan adalah
“Kredit- kredit yang tergolong non lancar dengan likuiditas kurang lancar,
diragukan atau macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang Kualitas
Aktiva Produktif”. Menurut Ismaail (2010), Non Performing Loan merupakan kredit yang menunggak melebihi 90 hari. NPL dibagi menjadi tiga yaitu:
kredit kurang lancar, kredit diragukan, kredit macet. Kredit kurang lancar
terjadi bila debitur tidak dapat membayar angsuran pinjaman pokok dan atau
bunga antara 91 hari sampai dengan 180 hari. Kredit diragukan terjadi dalam
hal debitur tidak dapat membayar angsuran pinjaman pokok dan atau
pembayaran bunga antara 181 hari sampai dengan 270 hari. Sedangkan kredit
macet terjadi bila debitur tidak mampu membayar berturut- turut setelah 270
hari. Semakin tinggi tingkat NPL menyebabkan terganggunya penyaluran
kredit kepada nasabah, artinya kesempatan untuk mendapatkan keuntungan
yang maksimal juga akan tersendat. Semakin banyaknya jumlah kredit
bermasalah maka akan juga mempengaruhi tingkat permodalan perbankan
yang semakin menurun akibat modal yang dikeluarkan dalam memberikan
kredit tidak dapat dibayarkan kembali. Modal perbankan akan semakin
menurun jika kredit bermasalah dibiarkan semakin meningkat. Berdasarkan
pengawasan bank menetapkan batas tingkat NPL yang baik harus berada
dibawah 5%. Rumus untuk mengukur rasio NPL adalah sebagai berikut :
NPL = x 100%
Menurut Ismaail (2010) ada berbagai faktor penyebab kredit
bermasalah diantaranya :
Faktor intern :
1. Analisis yang dilakukan oleh pejabat bank kurang tepat.
2. Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit dengan
nasabah.
3. Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha debitur,
4. Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait
5. Kelemahan dalam melakukan pembinaaan dan monitoring kredit.
Faktor ekstern bank
1. Debitur dengan sengaja tidak melakukan pembayaran angsuran kepada
bank, karena nasabah tidak memiliki kemauan dalam memenuhi
kewajibannya.
2. Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga dana yang
dibutuhkan terlalu besar.
3. Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan menggunakan dana
4. Adanya unsur ketidak sengajaan, misalnya bencana alam, ketidak
stabilan perekonomian negara sehingga inflasi tinggi.
Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar
debitur dapat memenuhi kewajibannya, yang dilakukan antara lain melalui:
penurunan suku bunga kredit, pengurangan tunggakan bunga kredit,
pengurangan tunggakan pokok kredit, perpanjangan jangka waktu kredit,
penambahan fasilitas kredit, pengambilalihan aset debitur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, konversi melalui penyertaan modal sementara pada
perusahaan debitur.
E. Capital Adeequacy Ratio (CAR)
Berbicara mengenai masalah kecukupan modal, bank dalam menjalankan
usahanya tidak terlepas dari modal yang dimilikinya. Modal merupakan salah
satu faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian. Yang dimaksud dengan modal bank adalah
modal inti dan modal pelengkap dengan rincian sebagai berikut :
1. Modal Inti
a. Modal Disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Misalnya bank yang berbentuk koperasi, modal
disetor terdiri atas simpanan pokok, simpanan wajib, dan modal
b. Agio Saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.
c. Modal Sumbangan, adalah modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih antara nilai tercatat dan harga
jual apabila saham tersebut dijual.
d. Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan
mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat
anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran dasar
masing- masing bank.
e. Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan
rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.
f. Laba Ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan
untuk tidak dibagikan.
g. Laba Tahun Lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun- tahun yang lalu setelah diperhitungkan pajak, dan belum ditetapkan
penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat
anggota. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun- tahun lalu,
maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari
h. Laba Tahun Berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun
buku berjalan tersebut yang diperhitungkan sebagai modal inti
hanya sebesar 50%. Dalam hal pada tahun buku berjalan bank
mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi
faktor pengurang dari modal inti.
2. Modal Pelengkap
a. Cadangan revaluasi aktiva tetap.
Yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali
aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat
Jendral Pajak.
b. Penyisihan penghapusan aktiva produktif.
Dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan,
dengan madsud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul
sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau
seluruh aktiva produktifnya.
c. Modal pinjaman.
Yaitu hutang yang didukung oleh instrumen atau warkat yang
memiliki sifat-sifat seperti modal dan mempunyai ciri-ciri tidak
dijamin oleh bank yang bersangkutan, tidak dapat ditarik atau
dilunasi atas inisiatif pemilik tanpa persetujuan BI, Mempunyai
bank melebihi laba ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk
modal inti, meskipun belum dilikuidasi, dan pembayaran bunga
dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya
tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut.
d. Pinjaman subordinasi.
Yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat ada perjanjian
tertulis, mendapat persetujuan Bank Indonesia dan tidak dijamin
oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh dengan
minimal jangka waktu 5 tahun.
Kecukupan modal tersebut menjadi faktor yang sangat penting dalam
menjalankan usaha dan sangat berpengaruh terhadap usaha pengembangan
dari perbankan itu sendiri serta juga diharapkan bisa mengatasi segala resiko
kerugian yang menjadi ancaman didalam dunia perbankan. Tingkat
kecukupan modal tersebut digambarkan dengan istilah Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurut Arifin (2004), Capital Adequacy Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan atau kecukupan modal yang dimiliki bank
untuk menutup kemungkinan kerugian dalam aktivitas perkreditan dan
perdagangan surat berharga. Leon dan Ericson (2007) didalam bukunya
yaitu manajemen aktiva pasiva bank non devisa menyebutkan, ”Bank
Masalah kecukupan modal menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan
di dalam dunia perbankan. Kecukupan modal minimum menjadi syarat yang
harus dipenuhi oleh setiap usaha perbankan. Dengan melihat pengalaman
masa lalu dimana terjadi krisis perbankan yang muncul di Indonesia
sehingga menyebabkan penurunan permodalan bank yang cukup besar, maka
untuk mengatasi hal itu pemerintah dan Bank Indonesia telah melakukan
berbagai langkah agar kondisi permodalan bank sesuai dengan standar
internasional seperti pemberian kebijakan maupun dengan mengeluarkan
peraturan Bank Indonesia.
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh
bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut
untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang
berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai
kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
profitabilitas.
Rasio CAR menunjukan kecukupan modal yang telah ditetapkan
lembaga pengatur yang khusus berlaku bagi industri-industri yang berada
dibawah pengawasan pemerintah misalnya Bank dan Asuransi. Rasio ini
dimaksudkan untuk menilai keamanan dan kesehatan perusahaan dari sisi
CAR = x 100%
F. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Siamat, 1993). Rasio ini merupakan teknik yang sangat umum
digunakan untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. LDR
menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang
dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah pula
kemampuan likuiditas bank. Berdasarkan peraturan BI nomor 12/19/PBI/2010
Loan to Deposit Ratio, untuk selanjutnya disebut LDR, adalah “rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak
termasuk kredit kepada bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup
giro, tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk
antar bank.” Didalam peraturan tersebut, batas LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 78% - 100%.
Rasio LDR dapat diperoleh dari perbandingan antara total kredit yang
diberikan dengan total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun. Tingkat
rasio LDR dapat disimpulkan dengan rumus:
G. Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) adalah rasio perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif suatu bank. Pendapatan
bunga bersih diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan
dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. Sumber
dana bank terdiri dari 3 jenis yaitu:
1. Dana dari Pihak I (Modal Sendiri)
2. Dana Pihak II (Pinjaman dari Bank-Bank Lain)
3. Dana dari Pihak III (Dana dari Masyarakat)
a. Giro
b. Tabungan atau Simpanan Harian
c. Deposito Berjangka
Tingkat rasio NIM Dapat disimpulkan dengan rumus:
NIM = x 100%
H. Profitabilitas
Menurut beberapa ahli, pengertian profitabilitas antara lain:
1. Rasio Profitabilitas menurut Harahap (2007:304), rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
2. Menurut Prihadi (2010), “profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba”. Pengertian laba bisa bermacam-macam
tergantung dari kebutuhan dari pengukuran laba tersebut.
3. Menurut Arifin (2004:44) “profitabilitas adalah suatu indikasi atas
bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan
penjualan, modal rata-rata, dan ekuitas saham biasa rata-rata”.
Profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba
yang dinyatakan dalam persentase, profitabilitas pada dasarnya adalah laba
yang dinyatakan dalam persentase profit. Untuk Rasio Profitabilitas menurut
Arifin (2004) yaitu mengukur seberapa besar kemampuan bank dalam
memperoleh laba dalam hubungannya dengan aktivitas yang dijalankan.
Sedangkan menurut Munawir (1990) rasio profitabilitas digunakan untuk
menganalisa atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank
dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perbankan
yaitu antara lain (Arifin, 2004:44):
1. Gross profit margin (GPM). Digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usaha yang
2. Net profit margin (NPM). Digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih dibandingkan dengan
pendapatan operasi.
3. Return on Equity Capital (ROE). Digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih dibandingkan
dengan ekuitas yang dimilikinya.
4. Return on Total Assets (ROA). Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan
berdasarkan aktiva yang dikuasainya.
5. Net Income on Total Assets. Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan bersih berdasarkan
aktiva yang dikuasainya.
6. Rate of Return on Loan. Digunakan untuk mengukur kredit yang diberikan pihak bank dalam menghasilkan pendapatan.
7. Interest Margin on Earning Assets. Digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva yang dimiliki pihak bank (earning assets) untuk menghasilkan selisih hasil bunga dengan beban bunga.
Di dalam penelitian ini, profitabilitas dipilih menggunakan Return On Assets (ROA) sehingga didalam pengukuran profitabilitas nantinya akan diukur menggunakan rasio Return On Assets (ROA). Return On Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dari rasio profitabilitas dalam menganalisa laporan keuangan atas laporan
kinerja keuangan perusahaan. ROA dipilih karena dalam penentuan kesehatan
suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada
ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai rentabilitas suatu bank
yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana
simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat
rentabilitas perbankan (Dendawijaya,2005).
Pengertian ROA menurut beberapa ahli yaitu:
1. Menurut Fraser (2004:272), “Return on Asset mengungkapkan keefektifan bank dalam memperoleh laba dari aktivitas meminjamkan,
menginvestasikan dalam aktivitas yang menghasilkan laba yang
lain-lain.” Artinya ROA mengukur efisiensi keseluruhan perusahaan dalam
memanage asset dan menghasilkan laba.
2. Menurut Prihadi (2010), Return on Asset yaitu tingkat profitabilitas yang dikaitkan dengan penggunaan aset.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ROA
adalah kemampuan perusahaan (perbankan) menghasilkan laba berdasarkan
aset yang dimiliki.
Semakin besar nilai rasio ini semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan aset.
I. Laporan Keuangan
Laporan keuangan perbankan yang diterbitkan harus selalu mencerminkan
kebenaran dan kondisi yang sebenarnya. Laporan keuangan tersebut tidak bisa
dimanipulasi karena harus diaudit terlebih dahulu sebelum diterbitkan ke
publik. Laporan keuangan yang baik dan benar tersebut dapat mempengaruhi
tingkat kepercayaan nasabah untuk menyimpan dananya di bank tersebut.
Informasi didalam laporan keuangan sebaiknya memperlihatkan transparasi
didalam setiap kondisi yang dialami perbankan. Berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia Nomor:3/22/PBI/2001 mengenai transparasi kondisi keuangan,
bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan
cakupan yang terdiri dari :
1. Laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan.
2. Laporan keuangan publikasi triwulanan.
3. Laporan keuangan publikasi bulanan.
4. Laporan keuangan konsolidasi.
Mengingat ada kekhususan kegiatan usaha perbankan dibandingkan usaha
Indonesia telah diterbitkan panduan penyusunan laporan keuangan perbankan
dan proses akuntansinya yang lebih dikenal dengan Standar Khusus
Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia (PAPI). Untuk lebih mempermudah pemahaman tentang laporan
keuangan perbankan di Indonesia, akan dijelaskan beberapa hal dari materi
SKAPI dan PAPI sebagai berikut :
1. Laporan keuangan bank harus disajikan dalam mata uang rupiah.
2. Kurs tengah yaitu kurs jual ditambah kurs beli bank Indonesia dibagi
dua.
3. Bank wajib mengungkap posisi neto aktiva dan kewajiban dalam
valuta asing yang masih terbuka (posisi devisa neto) menurut jenis
mata uang.
4. Untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, laporan keuangan bank
harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan
SKAPI.
5. Laporan keuangan bank terdiri dari: neraca, laporan komitmen dan
kontijensi, perhitungan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan,
dan catatan atas laporan keuangan.
6. Penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
yang menyimpang SAK dan SKAPI dapat dilaksanakan jika hal
tersebut tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap
7. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sifat dan
perkembangan bank dari waktu ke waktu, maka laporan keuangan
disajikan secara komparatif untuk 2 tahun terakhir.
8. Laporan neraca.
9. Laporan laba rugi.
10.Laporan arus kas.
11.Laporan komitmen dan kontijensi.
12.Catatan atas laporan keuangan.
13.Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi.
J. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Profitabilitas yang Diukur
Dengan Return on Asset (ROA).
Kinerja perbankan dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio ini sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup perbankan karena dapat menunjukkan seberapa
besar perbankan dapat menghasilkan keuntungan dari aset yang dimilikinya.
Untuk menghasilkan suatu tingkat profitabilitas maka ada beberapa faktor
mungkin yang dapat mempengaruhi diantaranya NPL, CAR, BOPO, LDR,
NIM dan masih banyak faktor lagi selain yang telah disebutkan seperti inflasi,
tingkat suku bunga. Faktor-faktor tersebut kemungkinan memiliki pengaruh
terhadap besar kecilnya tingkat profitabilitas suatu perbankan. Penelitian ini
faktor NPL, CAR, LDR, dan NIM mengenai pengaruhnya terhadap
perkembangan tingkat profitabilitas perbankan yang diukur menggunakan
ROA. Untuk itu, rumusan hipotesis pertama (Ha1) adalah secara
bersama-sama NPL, CAR, LDR dan NIM berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas (ROA) perbankan. Sedangkan secara parsial, pengaruh variabel
independen terhadap dependen adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan.
Setiap kredit yang diberikan suatu bank sudah pasti
mengandung resiko kredit macet atau kredit bermasalah. Kredit
bermasalah didalam perbankan disebut Non Performing Loan (NPL). Kredit bermasalah timbul akibat tidak lancarnya pembayaran kembali
kredit yang telah disalurkan. NPL menggambarkan resiko kredit yang
ditunjukkan dengan rasio. Rasio ini diperoleh dari perbandingan
jumlah kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan, sehingga
semakin besar rasio ini maka semakin besar pula risiko kredit yang
harus ditanggung pihak bank. Semakin besar rasio ini maka akan
sangat berbahaya dalam kelangsungan hidup suatu bank. Hal ini
berdampak pada profitabilitas bank dimana semakin tinggi rasio NPL
maka semakin rendah ROA bank. Besarnya tingkat risiko kredit
bermasalah ini harus diperhatikan oleh suatu bank jika ingin tujuan
Buyung (2009) menguji pengaruh NPL terhadap profitabilitas
bank go public yang diukur dengan ROA dimana hasilnya menunjukkan besarnya rasio kredit bermasalah (NPL) berpengaruh
negatif signifikan terhadap profitabilitas bank. Berbeda dengan Azwir
(2006) juga menguji pengaruh NPL terhadap ROA bank go public
dimana hasilnya menunjukkan hal yang berbeda bahwa NPL tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Berdasarkan uraian tersebut
dapat dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut:
Ha2: Rasio NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas
(ROA) perbankan.
2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan.
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan
dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik
kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit
atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank
tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Semakin tinggi rasio
CAR maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas, atau semakin
Ketersediaan modal minimum yang harus tersedia di suatu
bank disebut Capital Adequacy Ratio (CAR). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/3/PBI/2011 Tentang Penetapan Status dan
Tindak Lanjut Pengawasn Bank, penyediaan kewajiban modal
minimum (KPMM/CAR) bank ditetapkan sekurang-kurangnya 8%
dari aktiva tertimbang menurut resiko. Suatu perbankan tidak dapat
memaksimalkan tingkat keuntungan jika modal yang tersedia untuk
pemberian kredit tidak tersedia. Sedangkan dilain sisi jika ketersediaan
dana modal yang dapat diberikan kepada nasabah melebihi batas
minimum yang ditentukan Bank Indonesia yaitu 8% tentu saja
merupakan sebuah langkah yang baik, karena bank dapat senantiasa
leluasa memberikan pinjaman kredit sehingga mendapatkan
keuntungan.
Buyung (2009) menguji pengaruh CAR terhadap profitabilitas
bank go public yang diukur dengan ROA dimana hasilnya menunjukkan besarnya rasio tingkat kecukupan modal minimum bank
mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hasil
penelitian yang sama juga dihasilkan oleh Azwir (2006) dimana
didalam penelitiaanya menguji pengaruh CAR terhadap ROA bank
yang memperlihatkan adanya pengaruh positif signifikan. Berbeda
dengan Buyung dan Azwir yang meneliti bahwa rasio CAR
(2007) meneliti bahwa ternyata rasio CAR tidak berpengaruh terhadap
ROA. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis kedua
sebagai berikut:
Ha3: Rasio CAR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas
(ROA) perbankan.
3. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan.
Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Siamat, 1993). Rasio ini merupakan
teknik yang sangat umum digunakan untuk mengukur posisi atau
kemampuan likuiditas bank. LDR menggambarkan kemampuan bank
membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah pula kemampuan likuiditas
bank. Semakin tinggi rasio LDR, berarti semakin besar pula usaha
bank untuk menyalurkan kredit dimana diketahui kredit yang
diberikan akan berdampak pada pendapatan bunga. Pendapatan bunga
yang diperoleh tersebut akan meningkatkan laba bank itu sendiri.
Buyung (2009) menguji pengaruh LDR terhadap profitabilitas
bank go public yang diukur dengan ROA dimana hasilnya menunjukkan besarnya rasio LDR bank mempunyai pengaruh positif
dihasilkan oleh Azwir (2006) dimana didalam penelitiannya menguji
pengaruh LDR terhadap ROA bank yang memperlihatkan adanya
pengaruh positif signifikan. Berdasarkan uraian tersebut dapat
dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut:
Ha4: Rasio LDR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas
(ROA) perbankan.
4. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) Terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan.
Net Interest Margin (NIM) adalah rasio antara pendapatan bunga bersih terhadap aktiva produktif suatu bank. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan atau laba bank atas
aktiva produktifnya (Siamat, 1993). Pendapatan bunga yang tinggi
akan semakin meningkatkan rasio NIM. Semakin tinggi pendapatan
bunga bersih akan membuat laba bank juga akan meningkat. Pada saat
pendapatan bunga yang diterima tinggi berarti kemampuan bank untuk
mendapatkan laba juga semakin meningkat, maka semakin baik pula
kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas).
Laba yang semakin meningkat akan menyebabkan tingkat ROA juga
meningkat.
Prasnanugraha (2007) menguji pengaruh NIM terhadap
positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Hasil penelitian yang
sama juga dihasilkan oleh Prastiyaningtyas (2010) dan Mahardian
(2008) dimana didalam penelitiannya menguji pengaruh NIM terhadap
ROA bank yang memperlihatkan adanya pengaruh positif signifikan
Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai
berikut:
Ha5: Rasio NIM berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas
(ROA) perbankan.
K. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian. Selain
sebagai jawaban sementara, hipotesis dapat dikatakan juga sebagai ramalan
yang mendekati teori dasarnya (Wahana, 2009). Berdasarkan telaah pustaka
dan tujuan penelitian, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini
adalah:
Ha1: Secara bersama-sama rasio NPL, CAR, LDR dan NIM berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (ROA) perbankan.
Ha2: Rasio NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas (ROA)
perbankan.
Ha3 : Rasio CAR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA)
Ha4 : Rasio LDR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA)
perbankan.
Ha5 : Rasio NIM berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA)
perbankan.
L. Penelitian Terdahulu
Buyung (2009) telah melakukan penelitian untuk mengukur pengaruh
secara parsial antara rasio NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap profitabilitas
bank. Dalam hal ini kinerja perbankan diukur dengan rasio Return on Assets
(ROA). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebyak 21
bank yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
NPL dan BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel ROA pada
bank go public ,sedangkan variabel CAR dan LDR sama-sama mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap ROA bank go public.
Azwir (2006) didalam penelitiannya menguji pengaruh CAR, BOPO,
LDR, NPL, dan PPAP terhadap ROA bank. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan sebanyak 23 bank yang terdaftar di BEI. Tahun
pengamatan dari penelitian ini menggunakan informasi keuangan selama 4
tahun yaitu dari tahun 2001-2004. Hasil penelitian yang telah dilakukan
menyatakan bahwa dari kelima variabel yang diuji ternyata variabel CAR,
BOPO, dan LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA sementara sisanya
Astohar (2009) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas perbankan di Indonesia. Tahun pengamatan dari penelitian ini
menggunakan informasi keuangan dari tahun 2003-2007 dengan jumlah
sampel bank sebanyak 84 bank. Variabel ukuran size perbankan, CAR, pertumbuhan deposito perbankan, LDR, kepemilikan perbankan oleh publik,
kepemilikan perbankan oleh institusional, dan kurs rupiah terhadap dollar
digunakan untuk meneliti pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel size perbankan, CAR, pertumbuhan deposito perbankan, LDR, kepemilikan perbankan oleh publik
mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perbankan yang
diukur dengan Return on Asset (ROA). Variabel sisanya yaitu kepemilikan perbankan oleh institusional, dan kurs rupiah terhadap dollar setelah
dilakukan penelitian hasilnya mempunyai pengaruh positif tidak signifikan
terhadap profitabilitas.
Prasnanugraha (2007) menganalisis pengaruh rasio-rasio keuangan
terhadap kinerja bank umum di Indonesia. Kinerja bank umum didalam
penelitian ini diukur dengan Return on Asset (ROA). Variabel independen yang digunakan untuk menganalisis adalah CAR, NPL, LDR, BOPO, dan
NIM. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak
125 bank. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel NPL, BOPO,
dan NIM secara parsial berpengaruh terhadap ROA, sedangkan untuk variabel