• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN WHAT? SO WHAT? Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 8 surakarta Menggunakan Strategi Pembelajaran What? So What? Now how? Den

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN WHAT? SO WHAT? Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 8 surakarta Menggunakan Strategi Pembelajaran What? So What? Now how? Den"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN WHAT? SO WHAT? NOW HOW? DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODEL EKOSISTEM BUATAN

MATERI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM TAHUN AJARAN 2011/2012.

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana SI Program Studi Pendidikan Biologi

Diajukan Oleh : ANAN FHADILAH

A 420 080 068

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN WHAT? SO WHAT? NOW HOW? DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODEL EKOSISTEM BUATAN

MATERI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM TAHUN AJARAN 2011/2012.

Oleh:

ANAN FHADILAH A 420 080 068 ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta menggunakan strategi pembelajaran What? So What? Now How? dengan media pembelajaran model ekosistem buatan pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem tahun ajaran 2011/2012. Hasil belajar siswa pada penelitian ini ditekankan pada perbedaan hasil belajar kognitif dan afektif. Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Bentuk penelitian ini adalah eksperimen pendidikan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Sampel pada penelitian ini adalah siwa kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas VII A (kelas perempuan) sebagai kelas eksperimen I sebanyak 24 siswa dan kelas VII B (kelas laki-laki) sebagai kelas eksperimen II sebanyak 31 siswa. Tehnik penentuan sampel pada penelitian ini adalah

nonprobability sampling jenis purposive sampling. Tehnik pengumpulan data hasil belajar siswa dengan metode observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data sebelum uji hipotesis dilakukan uji normalitas dan homogenitas, uji hipotesis dengan uji non parametrik dengan tipe

2-Independent Sample Test (Mann-Whitney) U. Hasil analisis data menggunakan

2-Independent Sample Test (Mann-Whitney U) diperoleh nilai signifikansi = 0,001 dan nilai probabilitas = 0,05, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi antara siswa perempuan (kelas VII A) dengan siswa laki-laki (kelas VII B) SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dengan menggunakan strategi pembelajaran What? So What? Now How?

dan media model ekosistem buatan terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar kognitif kelas VII A sebesar 66,5 kelas VII B sebesar 79,35. Nilai rata-rata hasil belajar afektif kelas VII A sebesar 7,21 kelas VII B sebesar 6,94, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata hasil belajar kognitif lebih tinggi kelas VII B, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar afektif lebih tinggi kelas VII A. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa strategi What? So What? Now How?

dengan media model ekosistem buatan pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem lebih efektif diterapkan di kelas VII B SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

Kata Kunci : Hasil belajar siswa perempuan dan siswa laki-laki, strategi pembelajaran What?

(3)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi kegiatan dan teknik penilaian yang sesuai. Pembelajaran menurut Degeng dalam Uno (2008) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode, untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapkan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.

Pembelajaran menurut Degeng dalam Uno (2008) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode, untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapkan, dan pengembangan metode ini

didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.

Pembelajaran biologi menuntut adanya interaksi aktif antara siswa dengan guru selama kegiatan belajar mengajar. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana cara yang mudah memperkenalkan belajar aktif kepada siswa SMP kelas VII yang baru saja lulus dari Sekolah Dasar, mengingat hampir seluruh kegiatan belajar mengajar selama di Sekolah Dasar hanya berasal dari satu arah yaitu dari guru kepada siswa.

(4)

Strategi pembelajaran What?

So What? Now How? merupakan

salah satu strategi pembelajaran aktif yang mengajak siswa untuk mengungkapkan kembali pengalaman yang baru mereka alami dan menggali implikasinya. Dengan cara ini siswa dilatih untuk terbiasa mengungkapkan pendapatnya selama kegiatan pembelajaran melalui cara mereka sendiri, sehingga secara tidak langsung siswa ikut terlibat secara aktif selama kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mempermudah guru dalam penyampaian materi dan mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Media pembelajaran yang digunakan berupa model atau maket. Model atau maket yang digunakan adalah model atau maket ekosistem buatan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Martono (2010) menunjukkan bahwa, secara umum prestasi perempuan lebih baik daripada laki-laki. Secara teoritis, perempuan lebih berprestasi daripada laki-laki dikarenakan perempuan

lebih termotivasi dan bekerja lebih rajin daripada laki-laki dalam mengerjakan pekerjaan sekolah; kepercayaan diri perempuan yang lebih bagus daripada laki-laki; yang terakhir, perempuan lebih suka membaca daripada laki-laki. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba mengadakan penelitian untuk mengkaji perbedaan hasil belajar siswa berupa aspek kognitif maupun afektif pada kelas perempuan dan kelas laki-laki menggunakan satu strategi pembelajaran yaitu strategi What? So What? Now How? dilengkapi dengan media pembelajaran model ekosistem buatan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta menggunakan strategi pembelajaran

What? So What? Now How? dengan

(5)

METODE PENELITIAN

Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen pendidikan. Dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi perhatian utama, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sengaja dimanipulasi, sedangkan variabel yang diamati atau diukur sebagai akibat dari manipulasi variabel bebas disebut variabel terikat. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimen, bentuk desain

One-Shot Case Study. Pada desain ini terdapat suatu kelompok diberi treatment atau perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 pada bulan November 2011 sampai April 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta yang terdiri atas dua kelas, yaitu kelas VII A sebanyak 24 siswa, dan kelas VII B sebanyak 31 siswa. Sampling dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling jenis purposive sampling.

METODE PENGUMPULAN

DATA

(6)

DEVINISI OPERASIONAL VARIABEL

1. Variabel bebas (independent)

Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah jenis

kelamin siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 8 Surakarta

tahun ajaran 2011/2012.

2. Variabel terikat (dependent)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta berupa aspek kognitif dan afektif yang diajar menggunakan strategi pembelajaran What? So What?

Now How? dengan media model

ekosistem buatan.

INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen penelitian ini menggunakan metode tes. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai perkembangan hasil belajar siswa. Metode tes ini hanya meliputi post tes sebanyak satu kali. Post tes yaitu tes yang dilaksanakan setelah diadakan pembelajaran. Dari metode tes ini akan diperoleh data yang

berupa hasil pembelajaran menggunakan strategi What? So

What? Now How? dengan media

pembelajaranmodel ekosistem buatan siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

UJI INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data, sebelum digunakan harus diuji terlebih dahulu kelayakannya. Jenis instrumen penelitian yang harus diuji dalam penelitian ini adalah tes. Jenis uji coba yang dilakukan meliputi:

1. Validitas

Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian, data yang valid adalah data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi

product moment yang

dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

2 2 2

2

) ( (

) (

) )( (

Y Y N X X N

Y X XY N rxy

keterangan:

(7)

N = banyaknya item ∑x = jumlah skor tiap item ∑y = jumlah skor total item Dengan kriteria uji validitas : Jika rxy > r tabel, maka soal tersebut valid

Jika rxy< r tabel, maka soal tersebut tidak valid (Arikunto, 2006).

2. Reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Tujuan dilakukan uji reliabilitas adalah agar memperoleh data yang reliabel. Rumus yang digunakan adalah K-R 20 yaitu:

) )(

1

( 2

2

11

S pq S

n n r

Keterangan:

r11 =reliabilitas instrumen n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

p = proporsi subyek yang menjawab item benar q = proporsi subyek yang

menjawab item benar pq = jumlah hasil perkalian p

dan q Dengan kriteria:

0, 000 ≤ r11 ≤ 0,20 : Reliabilitas

sangat rendah

0, 20 ≤ r11 ≤ 0,40 : Reliabilitas rendah

0, 40 ≤ r11≤ 0,60 : Reliabilitas cukup

0, 60 ≤ r11 ≤ 0,80 : Reliabilitas tinggi

0, 80 ≤ r11 ≤ 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi (Arikunto, 2010).

3. Tingkat Kesukaran Soal

Untuk mengetahui baik buruknya butir soal ditentukan oleh tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh dari analisis soal. Tingkat kesukaran adalah sebagai proporsi peserta tes yang menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks (Suwarno, 2006). Untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus:

JS B P

Dimana:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya peserta tes yang menjawab soal itu dengan benar

(8)

Kriteria penafsiran tingkat kesukaran:

Tabel 3.2 Kriteria Penafsiran Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran (P)

Penilaian Soal

P < 0,30 0, 30 <P< 0, 70 P > 70

Soal sukar Soal sedang Soal mudah

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta tes atau peserta didik yang mampu atau pandai dengan peserta yang tidak mampu atau kurang pandai dalam mengerjakan suatu soal (Suwarno, 2006). Menghitung daya pembeda (D) dengan rumus: JB BB JA BA D Dimana:

D = Daya pembeda

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

Kriteria penafsiran daya pembeda (D):

Tabel 3.3 Kriteria Penafsiran Daya Pembeda Indeks Daya

Pembeda

Penafsiran

D > 0, 70 0, 40 <D< 0, 70 0, 20 <D< 0, 40 D < 0, 20

Baik sekali (excellent)

Baik (good) Cukup

(stisfactory), soal perlu direvisi Jelek (poor), sebaiknya dibuang

UJI PRASYARAT ANALISIS 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data pada setiap variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas data yang diperoleh, maka dilakukan analisis dengan bantuan komputer program SPSS 16.0. perhitungan dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan

(9)

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilaku-kan untuk mengetahui data yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk pengujian homogenitas data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS 16.0. Dasar pengambilan keputusan: jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama (Widiyanto, 2010).

TEKNIK ANALISIS DATA Uji Hipotesis

Uji ini untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan hasil belajar antara siswa perempuan (kelas VII A) dengan siswa laki-laki (kelas VII B) SMP Muhammadiyah 8 Surakarta melalui strategi pembelajaran What? So

What? Now How? dengan media

pembelajaran model ekosistem buatan. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata dua sampel tidak berpasangan (Two Independent Samples Tests) dengan bantuan program komputer SPSS 16.0.

Hipotesis:

H0 = rata-rata hasil belajar antara siswa perempuan dan laki-laki kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta yang diajar menggunakan strategi pembelajaran What? So What? Now How? dengan media pembelajaran model ekositem buatan adalah tidak sama (berbeda).

H1 = rata-rata hasil belajar antara siswa perempuan dan laki-laki kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta yang diajar menggunakan strategi pembelajaran What? So What? Now How? dengan media pembelajaran model ekositem buatan adalah sama.

Keputusan:

(10)

Jika nilai probabilitas (signifikansi) < 0,05, maka H1 ditolak, H0 diterima. HASIL PENELITIAN

1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Tabel di atas menunjukkan

uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh

untuk hasil belajar kognitif ditinjau dari strategi mengajar What? So What? Now How? nilai probabilitas dibawah 0,05 (0.001), maka dapat dikatakan data hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMP Muhammad-iyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 berdistribusi tidak normal pada tingkat kepercayaan 95 %.

Tabel di atas menunjukkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh untuk hasil belajar kognitif ditinjau dari jenis kelamin perempuan nilai probabilitas diatas 0,05 (0.200*), maka dapat dikatakan data hasil belajar kognitif berdistribusi normal pada tingkat kepercayaan 95 %. Hasil belajar kognitif ditinjau dari jenis kelamin laki-laki nilai probabilitas di bawah 0,05 (0,000), maka dapat dikatakan data hasil belajar kognitif berdistribusi tidak normal pada tingkat kepercayaan 95 %.

Berdasarkan uji normalitas diperoleh data hasil belajar kognitif dan afektif siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 materi saling ketergantungan dalam ekosistem

Tabel 4.6 Tests of Normality Hasil Belajar Kognitif

Jenis

Kelamin

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Stati

stic df Sig. Stati

stic df Sig.

Hasil

Belajar

Kognitif Peremp

uan

.109 24 .200* .973 24 .734

Laki-laki

.229 31 .000 .858 31 .001

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Tabel Tests of Normality Hasil Belajar Kognitif

Strategi

Mengajar

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statis

tic Df Sig.

Hasil

Belaja

r

Kogni

tif

What? So

What? Now

How? .168 55 .001 .910 55 .001

(11)

berdistribusi tidak normal, maka metode analisis data statistik non parametrik.

b. Uji Homogenitas

Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas untuk hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 berdasarkan kelompok jenis kelamin dibawah 0,05 (0.000), maka dapat dikatakan bahwa data tersebut memiliki varian tidak sama.

Berdasarkan uji homogenitas diperoleh data hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 materi saling ketergantungan dalam ekosistem memiliki varian tidak sama (tidak homogen), sedangkan data hasil belajar afektif siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 materi saling ketergantungan dalam ekosistem

memiliki varian sama (homogen). Uji homogenitas dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis Sample T

Test. Uji hipotesis menggunakan

metode analisis data non parametrik

Two Independent Samples Test,

karena data berdistribusi tidak normal dan sebagian data tidak homogen.

2. Analisis Data

Setelah uji prasyarat analisis terpenuhi, maka diteruskan dengan pengujian hipotesis penelitian. Hasil uji prasyarat didapatkan data tidak normal dan sebagian data tidak homogen sehingga data tersebut dapat diuji menggunakan analisis non parametrik dengan tipe 2-Independent Sample Test

(Mann-Whitney U). Semuanya akan

terangkum pada tabel dibawah ini. Tabel Rangkuman Hasil uji

Non Parametrik Test menggunakan 2-Independent Samples Test

(Mann-Whitney U).

Tabel Test of HomogeneityofVariances Hasil Belajar Kognitif

Hasil Belajar Kognitif

Levene Statistic df1 df2 Sig.

13.818 1 53 .000

N o

2-Independ

ent sample

Test

Signifika nsi

Probabilit as

Kesimpul an

1 Hasil Belajar

0,001 0,05 H1

(12)

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan rata-rata hasil belajar biologi antara siswa perempuan (kelas VII A) dengan siswa laki-laki (kelas VII B) SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 yang diajar menggunakan strategi pembelajaran What? So What? Now How? dengan menggunakan media pembelajaran model ekosistem buatan materi saling ketergantungan dalam ekosistem terdapat perbedaan yang signifikan.

3. Hasil Penelitian

Terdapat dua macam data hasil penelitian, yaitu data dari nilai kognitif dan data dari nilai keaktifan (minat, keseriusan, kerjasama, bertanya, dan berpendapat). Data

tersebut diperoleh dari hasil belajar siswa kelas VII A (kelas perempuan) dan kelas VII B (kelas laki-laki) SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 yang diajar menggunakan strategi pembelajaran

What? So What? Now How? dengan media pembelajaran model ekosistem buatan materi saling ketergantungan dalam ekosistem. Kelas VII A sebagai kelas eksperimen 1 berjumlah 24 siswa dan kelas VII B sebagai kelas eksperimen 2 berjumlah 31 siswa, sehingga jumlah seluruh siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 55 siswa. Rangkuman hasil belajar kognitif dan afektif dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel Data Hasil Belajar Kognitif dan afektif Kelas VII A dan Kelas VII B

Nilai

Nilai Kognitif

Keaktifan

Keaktifan Karakter Keterampilan Sosial

Minat Keseriusan Kerjasama Bertanya Berpendapat

P L P L P L P L P L P L

Jumla h

15 96

246 0

180 22 5

176 221 171 213 170 206 168 211

Mean 66 ,5

79,3 5

7,5 7, 26

7,33 7,13 7,13 6,87 7,08 6,65 7 6,81

Tertin ggi

93 90 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

Terend ah

(13)

Tabel di atas, menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar kognitif lebih tinggi laki-laki daripada perempuan, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar afektif (minat, keseriusan, kerjasama, bertanya, dan berpendapat) lebih tinggi perempuan daripada laki-laki.

PEMBAHASAN

Penelitian ini mengambil sampel seluruh kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Kelas VII hanya terdiri atas dua kelas, yaitu kelas VII A (kelas perempuan) dan kelas VII B (kelas laki-laki). Kelas VII A dan kelas VII B sama-sama diajar menggunakan strategi pembelajaran

What? So What? Now How? dengan media pembelajaran model ekosistem buatan pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem. Hasil belajar yang diperoleh berupa hasil belajar kognitif dan afektif (minat, keseriusan, kerjasama, bertanya, dan berpendapat).

Uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa untuk data hasil

belajar kognitif siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 berdistribusi tidak normal dan sebagian data tidak homogen, maka untuk uji hipotesis menggunakan metode analisis non parametrik dengan tipe 2 -Independent Sample Test (Mann-Whitney U). Dari hasil uji 2

-Independent Sample Test dengan

taraf signifikansi 5%, hasil belajar kognitif siswa kelas VII A (siswa perempuan) dan siswa kelas VII B (siswa laki-laki) harga asymp sig (2-tailed)= 0,001. Harga ini lebih kecil dari nilai probabilitas yaitu 0,05, sehingga dapat disimpulkan H1 ditolak. Ditolaknya H1 berarti H0 diterima, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar kognitif antara kelas VII A (kelas perempuan) sebagai kelas eksperimen I dengan kelas VII B (kelas laki-laki) sebagai kelas eksperimen II terdapat perbedaan yang signifikan.

(14)

belum tuntas sebanyak 7 siswa. Nilai hasil belajar kognitif tertinggi di kelas eksperimen II (kelas VII B) yaitu 90, nilai terendah 63, rata-rata hasil belajar kognitif 79,35, dan jumlah siswa yang belum tuntas tidak ada. Nilai rata-rata hasil belajar kognitif antara kelas eksperimen I dengan kelas eksperimen II ternyata lebih tinggi pada kelas eksperimen II, maka dapat disimpulkan penggunaan strategi pembelajaran What? So

What? Now How? dengan media

model ekosistem buatan pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem lebih efektif diterapkan di kelas VII B (kelas eksperimen II). Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan teori menurut Giddens dalam Aditama (2011), perempuan seringkali lebih baik dalam melakukan organisasi dan memiliki motivasi yang lebih tinggi daripada laki-laki. Perempuan juga lebih dewasa daripada laki-laki, dapat diketahui bahwa perempuan memelihara hubungan dengan percakapan dan ketrampilan verbal. Jika dilihat dari pola berfikir, perempuan dalam memutuskan suatu permasalahan lebih menggunakan

perasaan sedangkan laki-laki menggunakan logika.

Strategi pembelajaran What?

So What? Now How? merupakan

strategi yang menitik beratkan pada pengalaman belajar siswa, sehingga siswa mempunyai pengalaman belajar dari mana saja, dan mampu dengan sendirinya mengimplikasikan pengalaman belajar tersebut pada materi pelajaran. Cara untuk memperoleh pengalaman belajar tersebut, siswa diminta untuk mengamati kemudian merancang media sendiri yaitu berupa miniatur (model) ekosistem sawah dan sungai. Pengalaman belajar tersebut diperoleh siswa saat pengamatan dan secara tidak langsung siswa telah memperoleh pengalaman belajar dari lingkungan sekitar. Kelebihan dari strategi pembelajaran What? So

What? Now How? adalah guru dapat

(15)

serta melatih kreatifitas siswa. Penggunaan media bertujuan untuk merpermudah dalam penyampaian materi dan penerimaan materi oleh siswa. Kelebihan dari media model ekosistem buatan berupa tiga dimensi, sehingga dapat diamati dari segala arah.

Nilai rata-rata hasil belajar afektif minat kelas eksperimen I lebih besar daripada kelas eksperimen II (7,5 > 7,26). Haralambos dan Horlborn (2004) menjelaskan bahwa terdapat bukti yang dapat menjelaskan bahwa perempuan memiliki tingkat prestasi belajar yang lebih baik daripada laki-laki. Menurut mereka perempuan lebih termotivasi dan bekerja lebih rajin daripada laki-laki dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Nilai rata-rata hasil belajar afektif keseriusan kelas eksperimen I lebih besar daripada kelas eksperimen II (7,33 > 7,13). Nilai rata-rata hasil belajar afektif kerjasama kelas eksperimen I lebih besar daripada kelas eksperimen II (7,13 > 6,87). Nilai rata-rata hasil belajar afektif bertanya kelas eksperimen I lebih besar daripada kelas eksperimen II

(16)

disimpulkan tidak ada hubungan antara hasil belajar afektif dengan hasil belajar kognitif.

PENUTUP Kesimpulan

1. Hasil belajar kognitif antara kelas VII A (kelas perempuan) sebagai kelas eksperimen I dengan kelas VII B (kelas laki-laki) sebagai kelas eksperimen II SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 yang diajar menggunakan strategi pembelajaran What? So What? Now How? dengan media pembelajaran model ekosistem buatan pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem terdapat perbedaan yang signifikan.

2. Strategi pembelajaran What? So

What? Now How? dengan media

model ekosistem buatan pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem lebih efektif diterapkan di kelas VII B SMP Muhammadiyah 8 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

Saran

1. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk memilih strategi ataupun metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan, serta sesuai dengan keadaan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Guru diharapkan mempunyai keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran agar suasana belajar tidak membosankan serta mempermudah siswa dalam memahami pelajaran.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran What? So

What? Now How? dilengkapi

(17)

Daftar Pustaka

Aditama, Lisa. 2011. Hubungan Nilai Keaktifan Siswa pada Praktikum Fisiologi Hewan dengan Nilai Akhir Praktikum Mahasiswa Biologi UMS Tahun

Akademik 2009/2010.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Haralambos and Holborn. 2004. Sociology: Themes and Perspectives Sixth Edition. London: Harper Collins Publisher.

Martono, Nanang. 2010. Perbedaan Gender dalam Prestasi Belajar Mahasiswa

Unsued. Situs: http://nanang

martono.blog.unsued.ac.id./files/2010/Perbedaan-Gender-dalam-Prestasi-Akademik-Mahasiswa-Unsued.pdf. Diakses Rabu, 7 Desember 2011 pukul 19.00.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Widiyanto, Joko. 2010. SPSS For Windows Untuk Analisis Data Statistik dan

(18)
(19)

Gambar

Tabel 3.2 Kriteria Penafsiran Tingkat Kesukaran
Tabel Tests of Normality Hasil Belajar Kognitif
Tabel Data Hasil Belajar Kognitif dan afektif Kelas VII A dan Kelas VII B

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Oleh sebab itu, Indonesia memiliki posisi daya saing kertas yang kuat di pasar ACFTA (China, Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, dan Vietnam). Variabel GDP per

White spot disebabkan oleh parasit yang diberi nama Ichtyophtirius multifilis. Parasit ini diketahui terdiri dari beberapa strain. Ichtyophtirius multifilis memiliki selang

Dhani Redhono Harioputro, dr., SpPD-KPTI-FINASIM selaku Penguji Utama yang telah memberikan masukan dan koreksi untuk berbagai kekurangan dalam skripsi ini1. selaku

Dan kinerja lembaga pemasaran kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman belum baik, yang diindikasikan oleh : (1) besarnya marjin pemasaran, (2) kecilnya bagian harga

Tujuan penelitian ini adalah; pertama untuk mengidentifikasi bentuk transposisi dan modulasi yang terdapat pada terjemahan petunjuk pemakaian produk-produk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fenomena terpilihnya gubernur sebagai dari hasil pemilihan umum terhadap performa ekonomi daerah dan

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kasus. Kasus dalam penelitian adalah peran dan upaya-upaya dilakukan oleh PKK dalam meningkatkan kesadaran