• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG: Penelitian Eksperimen di Kelas III SD Negeri Serang 16 Kecamatan Serang Kota Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG: Penelitian Eksperimen di Kelas III SD Negeri Serang 16 Kecamatan Serang Kota Serang."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (Penelitian Eksperimen di Kelas III SD Negeri Serang 16

Kecamatan Serang Kota Serang )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

NURCHASANAH 1103967

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

2015

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (Penelitian Eksperimen di Kelas III SD Negeri Serang 16

Kecamatan Serang Kota Serang)

Oleh Nurchasanah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Nurchasanah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

Persembahan

Alhamdulillah, berkat Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa. Saya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan Baik.

Terima kasih yang sebesar-besarnya dan Karya ini Aku persembahkan untuk:

Ayah dan ibu tercinta (Bapak Tursino dan Ibu Misinah) terimakasih untuk cinta, kasih sayang, doa, dukungan, pengorbanan, dan bimbingan yang tak pernah terhenti. Kakak-kakakku Muji Winarsih, Yulianto, dan adikku Joni Prastowo, serta kakak iparku Mas Nano, dan Sdr/i di rumah,

terima kasih atas doa, motivasi, dan kasih sayang selama ini. Para keponakanku dek Yoga, Dwi, dan Anggre atas motivasi dan

doanya selama ini.

Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam “Lingkaran Cinta-Nya” yaitu Mamenku Marfamah,S.Pd, Agustin Puji Lestari,S.Pd, Siti

Herlina,S.Pd, Oni Nurhayati,S.Pd, Reni Febriyenti,S.Pd, Siti Rohmah,S.Pd, Asmiroh,S.Pd, Muzdalifah,S.Pd, Laely farokhah,S.Pd,

Sinta Dewi Susanti,S.Pd, yang tak pernah lelah mengingatkan peneliti dalam setiap langkah, memberikan warna berbeda dalam

kehidupan peneliti dengan dipenuhi canda tawa, dan sharing berbagai hal.

(6)

Keluarga besar KAMMI komsat. UPI Kampus Serang yang telah memberikan warna dalam hidup dan semangat.

Teman-teman seperjuanganku di Kelas 2 C dan Konsentrasi Matematika Terima Kasih atas kebersamaannya selama ini.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Furqon, Ph.D., selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Bapak Prof. Dr. H. M. Abdul Somad, M.Pd., selaku Direktur UPI Kampus

Serang.

3. Bapak Drs. H. Effendi Zulkifli, M.Pd., selaku sekretaris UPI Kampus Serang. 4. Bapak Drs. Ajo Sutarjo, M.Pd., selaku ketua program studi S1 PGSD UPI

Kampus Serang.

5. Ibu Dra. Sri Wuriyastuti, M.Pd selaku dosen pembimbing 1 yang selalu memberikan arahan, saran, dan motivasi bagi peneliti selama proses bimbingan.

6. Ibu Dra. Hj. Nunu Nuchiyah, M. Pd. (Alm.) selaku dosen pembimbing.

7. Bapak Dedi Setiyadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Serang 16 yang telah memberikan izin untuk penelitian.

8. Ibu Nina Rosdiana, S.Pd wali kelas III B dan Ibu Mamah Maryamah S.Pd., selaku wali kelas III A SD Negeri Serang 16

9. Siswa-siswi kelas III A dan kelas III B SD Negeri Serang 16 atas kerjasama yang menyenangkan selama proses penelitian berlangsung.

(7)
(8)
(9)

i ABSTRAK

Nurchasanah (2015). Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Konsep Luas Persegi Dan Persegi Panjang (Penelitian Eksperimen di Kelas III SD Negeri Serang 16 Kecamatan Serang Kota Serang)

Setiap anak memiliki potensi otak yang sama, namun kemampuan otak setiap siswa akan berbeda-beda, sehingga ditemukan adanya siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini tergantung masing-masing siswa dalam mengoptimalkan otak yang mereka miliki. Berangkat dari hal ini maka peneliti memilih Brain Based Learning atau pembelajaran berbasis otak sebagai pendekatan yang dipilih dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Brain Based Learning terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada konsep luas persegi dan persegi panjang. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pengambilan sampel sebanyak 25 siswa untuk masing-masing kelas. Data yang terkumpul diolah menggunakan software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for Window. Hasil penelitian eksperimen ini diantaranya data rata-rata nilai posttest kelas eksperimen sebesar 63,16, termasuk dalam kategori normal serta homogen dengan angka 0,093 untuk uji normalitas dan 0,473 untuk uji homogenitas. Untuk nilai gain kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 0,43. Sedangkan pada kelas kontrol nilai posttest rata-ratanya sebesar 46,08 dan rata-rata nilai gain dalam katagori rendah dengan nilai rata-rata sebesar 0,14. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan Brain Based Learning lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan pendekatan konvensional. Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Brain Based Learning dilihat dari hasil skala sikap menunjukkan sikap yang positif. Oleh sebab itu pendekatan Brain Based Learning dapat dikembangkan dan diaplikasikan agar pembelajaran matematika lebih bermakna dan menyenangkan.

(10)

ii ABSTRACT

Nurchasanah (2015). The Influence of Brain Based Learning Approach Against Student Mathematical Communications Capabilities In Broad Concept Square and Rectangle (Research Experiments in Class III Elementary School District of Serang Serang Serang 16)

Every child has the same potential of the brain, but the brain's ability of each student will be different, so it found a highly capable student, medium, and low. This depends on each student in optimizing their brains. Departing from this, the researchers chose Brain Based Learning or brain-based approachment as the approach chosen in mathematics to students' mathematical communication skills. This study aims to determine the influence of Brain Based Learning approach to mathematical communication skills of students in the broad concept of square and rectangular. This research is an experimental research by taking a sample of 25 students for each class. The collected data is processed using software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for Window. This experimental research results include the average data value by 63.16 posttest experimental class, included in the category of normal and homogeneous with the number 0.093 to 0.473 for the test for normality and homogeneity test. In order to gain experimental class values included in the medium category with an average value of 0.43. While in the control class posttest score average of 46.08 and an average value of the gain in the low category with an average value of 0.14. This shows that the mathematical communication skills of students in the experimental class using Brain Based Learning approach is better than the control class that uses a conventional approach. Students' attitudes toward learning mathematics Brain Based Learning approach seen from the attitude scale showed a positive attitude. Therefore, Brain Based Learning approach can be developed and applied so that the learning of mathematics more meaningful and enjoyable.

(11)

ABSTRAK

Nurchasanah (2015). Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Konsep Luas Persegi Dan Persegi Panjang (Penelitian Eksperimen di Kelas III SD Negeri Serang 16 Kecamatan Serang Kota Serang)

Setiap anak memiliki potensi otak yang sama, namun kemampuan otak setiap siswa akan berbeda-beda, sehingga ditemukan adanya siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini tergantung masing-masing siswa dalam mengoptimalkan otak yang mereka miliki. Berangkat dari hal ini maka peneliti memilih Brain Based Learning atau pembelajaran berbasis otak sebagai pendekatan yang dipilih dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Brain Based Learning terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada konsep luas persegi dan persegi panjang. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pengambilan sampel sebanyak 25 siswa untuk masing-masing kelas. Data yang terkumpul diolah menggunakan software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for Window. Hasil penelitian eksperimen ini diantaranya data rata-rata nilai posttest kelas eksperimen sebesar 63,16, termasuk dalam kategori normal serta homogen dengan angka 0,093 untuk uji normalitas dan 0,473 untuk uji homogenitas. Untuk nilai gain kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 0,43. Sedangkan pada kelas kontrol nilai posttest rata-ratanya sebesar 46,08 dan rata-rata nilai gain dalam katagori rendah dengan nilai rata-rata sebesar 0,14. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan Brain Based Learning lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan pendekatan konvensional. Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Brain Based Learning dilihat dari hasil skala sikap menunjukkan sikap yang positif. Oleh sebab itu pendekatan Brain Based Learning dapat dikembangkan dan diaplikasikan agar pembelajaran matematika lebih bermakna dan menyenangkan.

(12)

ABSTRACT

Nurchasanah (2015). The Influence of Brain Based Learning Approach Against Student Mathematical Communications Capabilities In Broad Concept Square and Rectangle (Research Experiments in Class III Elementary School Serang 16 District of Serang Serang City)

Every child has the same potential of the brain, but the brain's ability of each student will be different, so it found a highly capable student, medium, and low. This depends on each student in optimizing their brains. Departing from this, the researchers chose Brain Based Learning or brain-based approachment as the approach chosen in mathematics to students' mathematical communication skills. This study aims to determine the influence of Brain Based Learning approach to mathematical communication skills of students in the broad concept of square and rectangular. This research is an experimental research by taking a sample of 25 students for each class. The collected data is processed using software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for Window. This experimental research results include the average data value by 63.16 posttest experimental class, included in the category of normal and homogeneous with the number 0.093 to 0.473 for the test for normality and homogeneity test. In order to gain experimental class values included in the medium category with an average value of 0.43. While in the control class posttest score average of 46.08 and an average value of the gain in the low category with an average value of 0.14. This shows that the mathematical communication skills of students in the experimental class using Brain Based Learning approach is better than the control class that uses a conventional approach. Students' attitudes toward learning mathematics Brain Based Learning approach seen from the attitude scale showed a positive attitude. Therefore, Brain Based Learning approach can be developed and applied so that the learning of mathematics more meaningful and enjoyable.

(13)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’alamiin puji dan syukur senantiasa dipanjatkan atas kehadirat Alloh SWT Sang Maha Pengasih yang telah memberikan segala rahmat dan kuasa-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (Penelitian Eksperimen di Kelas III SD Negeri Serang 16 Kecamatan Serang Kota Serang )” ini berjalan dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya, shalawat teriring salam senantiasa tercurah limpahkan kepada guru besar umat sepanjang jaman yakni Habibana Wa nabiyana Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari jalan kebodohan ke jalan penuh kecanggihan seperti sekarang ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Pendidikan pada program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang. Penulis berharap, Skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Penulis pun menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf apabila banyak kesalahan baik dari segi penulisan maupun isi. Semoga skripsi ini bisa menjadi bahan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Serang, Juni 2015

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 8

B. Kerangka Berfikir ... 20

C. Kajian Teori Hasil Penelitian ... 20

D. Hipotesis Penelitian ... 22

(15)

B. Metode Penelitian ... 24

C. Desain Penelitian ... 25

D. Prosedur Penelitian ... 26

E. Definisi Operasional ... 26

F. Instrumen Penelitian ... 29

G. Teknik Pengumpulan Data ... 30

H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 91

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 97

B. Rekomendasi ... 98

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Hasil Pertimbangan Validitas Muka ... 31

3.2 Hasil Pertimbangan Validitas Isi... 32

3.3 Kriteria Penskoran Skala Sikap ... 34

3.4 Interpretasi N-gain ... 39

3.5 Kriteria Persentase Skala Sikap ... 40

4.6 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen ... 44

4.7 Data Nilai Pretes Kelas Kontrol ... 45

4.8 Statistik Deskriptif Data Pretes ... 47

4.9 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretes ... 48

4.10 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretes ... 50

4.11 Hasil Independent Sampel Test Nilai Pretes ... 51

4.12 Pengelompokkan Nilai Pretes Kelas Eksperimen ... 53

4.13 Pengelompokkan Nilai Pretes Kelas Kontrol ... 54

4.14 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 56

4.15 Data Nilai Postes Kelas Kontrol ... 57

4.16 Statistik Deskriptif Data Postes ... 59

4.17 Hasil Uji Normalitas Nilai Postes ... 60

4.18 Hasil Uji Homogenitas Nilai Postes ... 62

4.19 Hasil Independent Sampel Test Nilai Postes ... 64

4.20 Pengelompokkan Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 66

4.21 Pengelompokkan Nilai Postes Kelas Kontrol ... 67

(17)

4.23 Perbandingan Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 69

4.24 Pembagian kelompok Nilai Postes Kelas ... 71

4.25 Deskripsi Statistik Kelompok Nilai Postes ... 72

4.26 Hasil Uji One Way Anova ... 72

4.27 Nilai Uji Scheffe Postes ... 73

4.28 Perbandingan Nilai Rata-rata Sub Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 75

4.29 N-Gain Kelas Eksperimen ... 75

4.30 N-Gain Kelas Kontrol ... 76

4.31 Deskripsi Statistik N-Gain ... 78

4.32 Rata-rata N-Gain ... 79

4.33 Skala Sikap Terhadap Pembelajaran Matematika ... 81

4.34 Skala Sikap Terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan BBL ... 82

4.35 Skala Sikap Terhadap Soal Komunikasi Matematis ... 83

4.36 Hasil Wawancara Siswa Siswa ... 84

4.37 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 88

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Tahap-tahap Pembelajaran ... 16

2.2 Bentuk bangun Datar ... 18

2.3 Bentuk Permainan Engklek ... 19

2.4 Persegi dan Persegi Panjang ... 19

3.5 Desain Penelitian ... 26

(19)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram

4.1 Nilai Pretes Kelas Eksperimen ... 46

4.2 Nilai Pretes Kelas Kontrol ... 46

4.3 Plot Pretes Kelas Eksperimen ... 49

4.4 Plot Pretes Kelas Kontrol ... 49

4.5 Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 58

4.6 Nilai Postes Kelas Kontrol ... 58

4.7 Plot Postes Kelas Eksperimen ... 61

4.8 Plot Postes Kelas Kontrol ... 61

4.9 N-Gain Kelas Eksperimen ... 77

4.10 N-Gain Kelas Kontrol ... 78

4.11 Rata-rata Skor Pretes dan Postes ... 93

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

(21)
(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Manusia mengalami salah satu proses yang memiliki kedudukan dan peran sangat penting dalam kehidupanya, proses ini adalah belajar. Proses belajar dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan berbagai macam keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan dalam mengatasi masalah-masalah kehidupan yang terus berkembang. Bell-Gredler (dalam Winataputra, 2008, hlm. 1.5) menyatakan bahwa “Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes”. Ketiga hal diatas yaitu kemampuan (competencies), ketrampilan (skills), dan sikap (attitudes) diperoleh melalui proses yang lama. Belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, dalam lembaga formal maupun non-formal. Sekolah Dasar merupakan jenjang paling rendah dalam pendidikan formal, dari sinilah proses belajar formal dimulai. Proses belajar digunakan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, yang mampu menghadapi persaingan global di masa yang akan datang, agar bangsa kita bisa lebih maju dalam hal ilmu dan teknologi.

Dalam perkembangan ilmu dan teknologi matematika memiliki peran yang penting. Misalnya sebagai alat bantu dalam penerapan ilmu, konsep matematika juga banyak digunakan manusia untuk membantu menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari, misalnya dalam bidang sosial, ekonomi, dan alam. Oleh sebab itu pembelajaran matematika penting untuk dipelajari sejak anak duduk di bangku Sekolah Dasar. Di Sekolah Dasar, matematika yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan yang dialami siswa sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk membentuk pola pikir yang kritis, sistematis, cermat, dan logis.

(23)

2

komunikasi matematis. Dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas, ditemukan adanya kesulitan siswa dari beberapa kemampuan matematis tersebut. Seperti hasil. Observasi peneliti yang dilakukan di SD Negeri Buah Gede tahun 2014 yang pernah menjadi tempat observasi peneliti pada mata kuliah metode penelitian. Kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah, belum sesuai dengan yang diharapkan. Sementara matematika memiliki peran sebagai fungsi dalam mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dalam bentuk table maupun yang lainnya. Depdiknas (dalam Isrok’atun, 2006, hlm.2) menyebutkan bahwa “Tujuan pembelajaran matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau gagasan, antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik dalam menjelaskan gagasan”.

Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah memahami serta menghitung luas persegi dan persegi panjang. Padahal konsep ini telah diajarkan di kelas III. Peneliti menemukan masih rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa serta rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap pembelajaran sehingga menyebabkan siswa mudah lupa dengan materi yang telah diberikan guru. Dalam penelitian lain Triyono,A. juga menyatakan hasil penelitiannya bahwa

Matematika telah menjadi matapelajaran yang dianggap sulit bagi siswa Sekolah dasar dan membosankan. Faktor kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa SD Negeri Karangtengah 1 yang disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern antara lain:a)Minat siswa pada mata pelajaran matematika; b)Motivasi siswa ketika belajar matematika, motivasi yang rendah akan menumbuhkan minat siswa untuk malas dan bosan dalam belajar, c) Fisik/jasmani siswa ketika belajar matematika, kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran.

(24)

3

bahwa “Pada situasi pembelajaran yang bermakna selalu terdapat 3 unsur, yaitu: (a) adanya suatu kejadian, benda dan tindakan; (b) adanya symbol yang mewakili unsur-unsur; (c) adanya individu yang menafsirkan symbol tersebut”. Dari pembelajaran yang bermakna ini diharapkan siswa benar-benar memahami konsep serta aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman serta meningkatkan daya ingat terhadap materi pembelajaran.

Untuk melaksanakan pembelajaran yang bermakna membutuhkan pendekatan pembelajaran yang mendukung yakni pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa dan mengoptimalkan fungsi otak, maksudnya disini bahwa pembelajaran yang bisa mengoptimalkan potensi otak siswa yaitu pembelajaran berbasis otak (Brain Based Learning). Pembelajaran berbasis otak ini menyajikan pembelajaran selain bermakna juga pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyenangkan dan bisa menyeimbangkan potensi otak anak (otak kanan dan otak kiri). Seperti yang diungkapkan oleh Sapa’at (2009) bahwa ada tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam implementasi pembelajaran berbasis otak yaitu, “Menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berfikir siswa, menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan, dan menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa”. Tidak hanya itu, pembelajaran dengan pendekatan Brain Based Learning juga telah terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini telah dibuktikan oleh Yuda,dkk. (2013. Hlm. 1) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Model pembelajaran Berbasis Otak (Brain Based Learning) Terhadap Hasil belajar matematik Siswa Kelas V SD Negeri di Desa Sinabun sebagai berikut:

(25)

4

kelas V SD Negeri di Desa Sinabun semester II tahun pelajaran 2012/2013.

Alasan menggunakan pendekatan berbasis otak ini juga karena dalam mempelajari ilmu matematika siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Kekurangan atau kelebihanya dalam mempelajari matematika diatur oleh otak masing-masing siswa. Namun pada dasarnya otak memiliki kemampuan yang luar biasa jika dioptimalkan. Sehingga perlu adanya pembelajaran yang dapat mengoptimalkan potensi otak siswa. Sebuah penelitian yang berjudul Kemampuan komunikasi dan penalaran matematis serta karakter siswa SMA dalam pembelajaran dengan strategi Brain Based Learning menunjukkan bahwa

Kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi Brain Based Learning lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional; kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi Brain Based Learning lebih baik daripada kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional; peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pebelajaran dengan strategi Brain Based Learning lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional, namun peningkatan keduanya tergolong sedang. (Sofia. E, 2013, hlm. 64)

Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, antara Brain Based Learning dengan salah satu kemampuan matematis saling berkaitan. Jika

dikaitkan antara kemampuan matematis dengan pendekatan Brain Based Learning akan muncul pertanyaan apakah bisa menjadikan pembelajaran

matematika menjadi lebih menyenangkan sehingga menimbulkan komunikasi matematis yang saling timbal balik dan mengeksplor pengetahuan siswa serta siswa lebih aktif dalam aktivitasnya dibandingkan dengan pembelajaran yang hanya duduk kemudian mengerjakan soal dan pembelajaran selesai tanpa adanya komunikasi.

(26)

5

metode konvensional terhadap komunikasi matematis siswa kelas III SD. Sehingga mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Konsep Luas Persegi dan Persegi Panjang”.

B.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka penelitian ini difokuskan pada:

1. Bagaimana hasil pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan pendekatan Brain Based Learning terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada konsep luas persegi dan persegi panjang?

2. Apakah kemampuan komunikasi matematis antara siswa kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning lebih baik dari siswa kelas kontrol? 3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan Brain Based Learning pada konsep luas persegi dan persegi panjang?

4. Faktor apa saja yang menjadi pendukung atau penghambat kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran Brain Based Learning pada pelajaran konsep luas bangun persegi dan persegi panjang?

C.Tujuan Penelitian

(27)

6

1. Hasil pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan pendekatan Brain Based Learning terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada konsep luas persegi dan persegi panjang.

2. Kemampuan komunikasi matematis antara siswa kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning lebih baik dari siswa kelas kontrol.

3. Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning pada konsep luas persegi dan persegi panjang.

4. Faktor apa saja yang menjadi pendukung atau penghambat kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran Brain Based Learning pada konsep luas bangun persegi dan persegi panjang.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat:

1. Memberikan pijakan dalam memecahkan masalah belajar yang dialami siswa.

2. Menjadi bahan rujukan bagi penelitian berikutnya, terutama penelitian yang yang membahas masalah pembelajaran Brain Based Learning.

Sedangkan secara praktisnya, dapat:

1. Bagi siswa: pendekatan Brain Based Learning ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SD pada konsep luas persegi dan persegi panjang.

2. Bagi guru: pembelajaran dengan pendekatan Brain Based Learning ini dapat menjadi pembelajaran alternative yang diterapkan di kelas.

E.Struktur Organisasi Skripsi

(28)

7

Bab I: Pendahuluan, bagian ini menguraikan masalah-masalah yang akan dibahas oleh peneliti yang meliputi: latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat/ signifikansi penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II: Kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian ketiga bab tersebut dibahas secara lebih detail.

Bab III: Metode penelitian, bagian ini meliputi: desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.

Bab IV: Temuan dan pembahasan, bagian ini membahas hasil penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan temuan penelitian sendiri untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

(29)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi, Subjek, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Serang 16 yang beralamat di jalan ustad Uzair Yahya No.2 Kecamatan Serang Kota Serang Provinsi Banten. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas III semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan materi luas persegi dan persegi panjang. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 16 dikarenakan lokasinya yang relatif dekat dari kampus dan memiliki dua rombongan belajar yaitu kelas IIIA dan IIIB sehingga memudahkan peneliti dalam proses penelitian.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III dimana untuk kelas III A berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki, dan untuk kelas III B berjumlah 27 orang yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Agar tidak menghambat pelaksanaan pengolahan data, dalam pengolahan data hanya diambil 25 siswa pada masing-masing kelas. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam penghitungan data.

3. Populasi

(30)

24

(31)

pendekatan Brain Based Learning, sedangkan pada kelas kontrol dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Kelas yang dipilih menjadi kelompok eksperimen yaitu kelas III B dan untuk kelompok kontrol yakni kelas III A.

B.Metode Penelitian

Suatu penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan dari penelitian ada beberapa sifat. Ada yang bersifat menemukan sesuatu yang benar-benar baru, ada yang bersifat membuktikan kebenaran dari suatu data, ada pula yang bersifat mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Sugiyono (2012, hlm. 3) mengemukakan bahwa, “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

(32)

Dalam penelitian ini, terdapat dua subjek penelitian yaitu kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan suatu perlakuan (treathment) khusus untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perlakuan tersebut. Dan kelas kontrol adalah kelas yang tidak mendapat perlakuan dan ikut mendapat pengamatan. Dimaksudkan hasil yang diperoleh dari kelas eksperimen akan terlihat jelas pengaruhnya karena dibandingkan dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan (treathment) pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konvensional atau pendekatan yang biasa dilakukan setiap harinya. Antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan dua kali uji tes dengan instrumen soal yang bentuk dan jumlahnya sama. Tes awal atau pretes dengan soal yang sama untuk menguji kemampuan awal siswa dalam kemampuan komunikasi matematis. Dan pada akhir kegiatan penelitian, diberikan tes akhir atau postes dengan soal yang sama pula pada kegiatan uji tes awal. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya peningkatan terhadap kemampuan komunikasi matematis terhadap materi yang telah dipelajari dan perbandingan hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah sebelumnya diberikan perlakuan yang berbeda.

C.Desain Penelitian

(33)

Pengamatan dilakukan dua kali yaitu melalui tes awal dan tes akhir baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama untuk mengatahui kemampuan komunikasi matematis siswa pada kedua kelas tersebut. Uji tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam kemampuan komunikasi matematis pada kedua kelas tersebut, kemudian kelas eksperimen diberikan perlakuan yaitu dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Brain Based Learning, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Tahap selanjutnya yaitu kedua kelas diberikan uji tes akhir untuk mengetahui peningkatan hasil kemampuan komunikasi matematis siswa terhadap materi yang telah dipelajari dengan perlakuan yang berbeda, baru setelah itu membandingkan hasil uji tes awal dan uji tes akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui perbedaannya. Adapun desain penelitian sesuai dengan yang terdapat dalam buku Sugiyono (2012, hlm. 116) digambarkan sebagai berikut :

O1 X O2

O3 O4 Gambar 3.5

Desain Penelitian Keterangan :

O1 = tes awal kelas eksperimen O2 = tes akhir kelas eksperimen X = perlakuan menggunakan BBL O3 = tes awal kelas kontrol

O4 = tes akhir kelas kontrol

(34)

Untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian, diperlukan langkah-langkah penelitian yang jelas. Pada penelitian ini dikelompokkan dalam tiga tahapan utama, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap pengolahan dan analisis data.

Untuk lebih lengkapnya langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

 Langkah yang pertama dalam penelitian ini adalah melakukan studi pendahuluan berupa literatur dan studi lapangan.

 Dari studi literatur dan studi lapangan yang dilakukan maka peneliti menemukan masalah-masalah yang hendak dikaji.

 Sebelum merumuskan desain penelitian, terlebih dahulu menentukan variabel-variabel penelitian. Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah :

Variabel bebas yaitu pendekatan Brain Based Learning

Variabel terikat yaitu kemampuan komunikasi matematis siswa

 Menyusun media pembelajaran yang hendak digunakan dalam pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti membuat RPP, alat peraga, dan lain-lain. Menyusun instrumen penelitian berupa soal, lembar wawancara, dan angket skala sikap siswa untuk mengukur prestasi belajar matematika siswa. Kemudian mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan guru kelas dan dosen pembimbing. Mengujicobakan instrumen yang telah di validitas oleh guru kelas dan dosen pembimbing. Mengadakan validitas instrumen penelitian.

 Memberikan uji tes awal baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

(35)

 Memberikan uji tes akhir atau postes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah postest dilakukan siswa pada kelas eksperimen diberikan diberikan angket skala sikap untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

 Mengumpulkan data-data setelah dilaksanakan penelitian.

 Menganalisis hasil penelitian

 Menyimpulkan hasil penelitian.

Dibawah ini merupakan bagan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

Perumusan Masalah

Tes awal/ Pretes

Penentuan variabel penelitian

Menyusun instrumen penelitian, Uji coba dan validitas instrumen

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Brain Based

Learning

(36)

Gambar 3.6

Langkah-langkah Penelitian

E.Definisi Operasional

1. Pendekatan Brain Based Learning atau pendekatan berbasis otak merupakan “Pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar” (Jensen, 2008, hlm. 12). Pendekatan ini dirancang untuk menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan berorientasi pada potensi otak.

2. Komunikasi Matematis, sebelum berbicara tentang komunikasi matematis perlu diketahui terlebih dahulu komunikasi yang merupakan proses penyampaian pesan kepada orang yang dituju. “Komunikasi memegang peranan penting dalam matematika, setiap orang yang berkepentingan dengan matematika akan memerlukan komunikasi dalam perbendaharaan informasi yang lebih banyak” (Isrok’atun, 2009, hlm. 8). “Komunikas matematika merefleksikan pemahaman matematik dan merupakan bagian dari kekuatan matematika” (Supriadi, 2014, hlm. 42).

(37)

mengakibatkan keempat sudutnya siku-siku) dan persegi adalah persegi panjang yang memilliki dua sisi yang berdekatan kongruen”.

F.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur untuk menguji variabel penelitian dengan tujuan menghasilkan data penelitian yang akurat. Seperti yang disebutkan oleh Sugiyono (2012, hlm. 148) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Secara garis besar instrumen penelitian yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam tes dan nontes.

Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan yaitu tes dan Nontes. Instrumen tes terdiri dari instrumen pretes dan postes, sedangkan instrumen non tes yang digunakan yaitu angket skala sikap siswa, pedoman wawancara, lembar observasi siswa selama proses pembelajaran, dan daftar isian untuk guru tentang gambaran guru terhadap pendekatan Brain Based Learning.

1. Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes kemampuan komunikasi matematis. Tes kemampuan ini digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa. Instrumen tes terdiri dari pretes dan postes. Baik pretes maupun postes keduanya diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretes diberikan untuk mengetahui kemampuan awal komunikasi matematis siswa sebelum diberikan treatment. Sedangkan postes diberikan untuk mengukur peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah diberikan pembelajaran terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(38)

a. Validitas tes

Kriteria yang mendasar dari suatu tes yang baik adalah bagaimana tes tersebut dapat mengukur hasil-hasil yang konsisten dengan tujuannya. Seperti pendapat Sugiyono (2012, hlm. 173) bahwa “Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Untuk mengetahui validitas suatu soal, maka diperlu pengujian atau pertimbangan dari para ahli, salah satu ahli disini adalah dosen pembimbing. Pada penelitian ini validitas soal dilakukan oleh dua orang validator yang merupakan dosen pembimbing dan guru kelas III. Adapun kriteria dalam pengujian validitas soal ini terdiri dari dua yaitu validitas muka dan validitas isi.

1) Validitas Muka

Validitas muka disebut pula sebagai validitas bentuk soal atau validitas tampilan baik itu berupa pertanyaan, pernyataan ataupun suruhan. Validitas muka ini dilakukan untuk mengetahui keabsahan susunan kalimat pada soal sehingga tidak menimbulkan pengertian yang tidak tepat, termasuk juga kejelasan gambar dalam soal. Untuk setiap butir soal, jika soal dianggap valid maka validator membubuhkan angka 1 pada tabel. Namun jika dianggap kurang valid maka validator membubuhkan angka 0 pada tabel. Setelah itu validator memberikan saran atau perbaikan pada kolom dalam lembaran format yang telah disediakan. Soal dapat dikatakan valid apabila butir soal tersebut memiliki kejelasan dari segi bahasa atau redaksinya.

2) Validitas Isi

(39)

terdapat ketidakvalidan pada soal tersebut maka, validator memberikan

d) Tingkat kesukaran untuk siswa kelas III Sekolah Dasar 3) Hasil pertimbangan validitas muka dan validitas isi

Tabel 3.1

(0) Komentar dan Saran Perbaikan

1. 1 Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa. Mungkin hanya saja kata “ceritakan” diganti dengan kata “beritahu”

2a. 1 Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.

2b 1 Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.

3. 1 Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.

4a. 1 Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.

4b. 1 Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.

Tabel 3.2

(40)

No. Soal

Valid (1) atau Tidak Valid

(0) Komentar dan Saran Perbaikan

1. 1 Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan empat indicator yang ada

2a. 0 Seharusnya tingkat kesukarannya adalah sukar bukan sedang

2b 1 Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan empat indicator yang ada

3. 1 Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan empat indicator yang ada

4a. 0 Seharusnya tingkat kesukarannya adalah sukar bukan sedang

4b. 1 Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan empat indicator yang ada

Berdasarkan tabel pertimbangan di atas dapat dilihat bahwa untuk validitas muka sudah valid. Akan tetapi, untuk validitas isi soal hanya terdapat kesalahan pada soal nomer 2a dan 4a saja. Atas hasil pertimbangan tersebut untuk soal-soal yang masih salah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator, sehingga soal menjadi valid.

2. Instrumen Non-Tes

Instrumen non-tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket skala sikap dan lembar wawancara.

(41)

Skala sikap dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai respon dan sikap siswa setelah dilakukannya pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Brain Based Learning. Skala sikap tersebut berisi beberapa pertanyaan, diantaranya keberanian dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, perasaan suka atau tidaknya terhadap pembelajaran, pendapat mengenai pembelajaran menggunakan BBL, penguasaan kemampuan pemecahan masalah matematis setelah dilakukan pembelajaran, dan kesukaan terhadap suasana kelas ketika pembelajaran berlangsung. Angket skala sikap ini diberikan setelah semua proses pembelajaran berakhir dan diberikan kepada seluruh siswa di kelas eksperimen.

(42)

TS 2 3

STS 1 4

b. Pedoman Wawancara

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 172) mengatakan bahwa “Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit”. Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk mengetahui lebih dalam perasaan siswa dalam pembelajaran Brain Based Learning. Selanjutnya data hasil wawancara tersebut dianalisis

deskriptif sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan kesimpulan. Wawancara dilakukan terhadap beberapa perwakilan siswa yang terdapat di kelas eksperimen masing-masing dari kelompok rendah, sedang, dan tinggi. c. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk mengontrol pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning serta mengamati dan mencatat segala aktivitas siswa dan guru yang terjadi didalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antara siswa dan guru dalam pembelajaran, serta interaksi antar siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan Brain Based Learning. Instrumen lembar observasi ini diisi oleh observer, yakni guru matematika kelas eksperimen.

(43)

G.Teknik Pengumpulan Data

Beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes, dilakukan sebelum (pretes) dan sesudah (postes) proses pembelajaran terhadap kedua kelas baik eksperimen maupun kontrol. Waktu pelaksanaan tes awal dan tes akhir dilakukan secara bersamaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol agar data yang dihasilkan lebih akurat dan tidak menimbulkan kebocoran soal dari siswa yang telah mendapatkan tes terlebih dahulu.

2. Skala sikap diberikan kepada seluruh siswa. Instrumen skala sikap ini diberikan setelah seluruh pembelajaran selesai dilaksanakan dan setelah dilakukan postes.

3. Wawancara dilakukan pada siswa setelah proses pembelajaran selesai. Dimana beberapa siswa dipilih secara acak.

4. Dalam pengisian Lembar observasi dilakukan pada setiap pembelajaran (treathment) berlangsung. Untuk observer sendiri adalah guru matematika kelas eksperimen yang terlibat langsung dalam pemantauan pada saat proses pembelajaran dilakukan.

H.Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Tes

a. Uji Normalitas

(44)

Keterangan :

= frekuensi yang diamati

Adapun untuk melakukan uji normalitas data pada penelitian ini digunakan program software Statistics Passage for the Social Sciense (SPSS) 21.0 for windows. Dengan cara memasukkan data yang akan

diproses pada program, kemudian pilih analyze, descriptive statistics dan explore, maka akan keluar berupa output nilai uji normalitas yang

diinginkan setelah sebelumnya melengkapi data input. Output ini menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data bisa dikatakan normal atau tidak. Pedoman pengambilan keputusan menurut Susanto (2010, hlm.186) Hipotesis untuk uji normalitas yaitu sebagai berikut:

H0 : data berdistribusi normal Hα : data tidak berdistribusi normal

Uji statistik yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk, dimana taraf signifikansinya (α) sebesar 0,05. Dengan kriteria keputusan sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak

b. Uji Homogenitas Variansi

(45)

eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang homogen digunakan uji F, menurut Sudjana (2005, hlm.249), sebagai berikut:

F = 2

Hipotesis untuk uji homogenitas sebagai berikut: H0 : kedua variansi sama (homogen)

Hα : kedua variansi tidak sama (heterogen)

Dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika signifikansi (Sig.) ≤ 0,05 maka ditolak

Jika signifikansi (Sig.) > 0,05 maka diterima

Untuk mempermudah pengolahan data, dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for windows. Dengan cara memasukkan data yang akan diproses pada program, kemudian pilih analyze, descriptive statistics dan explore, maka akan keluar berupa output nilai uji

homogenitas yang diinginkan setelah sebelumnya melengkapi data input.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

(46)

Keterangan:

r = Nilai Korelasi X1 dengan X2 n1 dan n2 = Jumlah sampel

dan = Rata-rata sampel ke-1 dan sampel ke-2 1 dan = Standar Deviasi sampel ke-1 dan sampel ke-2 S1 dan S2 = Varians sampel ke-1 dan sampel ke-2

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak.

Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima.

Perhitungan uji t dalam penelitian ini, akan diperoleh menggunakan untuk menghitung data statistik, yaitu software SPSS 21.0 setelah mengatahui normalitas dan homogenitas datanya, dengan cara memasukan data yang akan diolah pada cell baru (variabel view) kemudian pilih analisis compare means dan klik independent–samples t test dan apabila data tidak normal pengolahannya menggunakan uji Man-Whitney U. Setelah dimasukan data pada variebel view maka akan keluar output berupa tabel uji t.

d. Pengelompokkan Nilai Pretes dan Postes

Pengelomppokkan data ini dilakukan untuk mengelompokkan nilai, baik nilai pretes maupun postes, nilai tersebut dikelompokkan berdasarkan nilai kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Pembagian siswa kedalam tiga kategori didasarkan menurut Arikunto (dalam Aliyah, 2013, hlm. 36)

(47)

 Jika ( - std) ≤ x < ( + std ) maka x masuk kedalam kelompok Sedang

 Jika x < ( - std ) maka x masuk kedalam kelompok Rendah Keterangan:

x = nilai siswa

= nilai rata-rata kelas

Std = nilai standar deviasi kelas

e. Analisis Data Pengelompokkan Nilai Postes Eksperimen

Pada analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis hasil postes siswa kelas eksperimen. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat adakah perbedaan nilai belajar masing-masing sub kelompok pada kelas eksperimen. Perhitungan dilakukan dengan bantuan software SPSS 21.0 for Windows. Setelah dibagi kedalam beberapa sud kelompok nilai, maka

dilakukan uji One way Anova (uji perbedaan rata-rata lebih dari dua kelompok) dengan cara memasukkan data nilai postes kelas eksperimen kedalam tabel pada SPSS 21.0 lalu pilih Analizy pilih Compare Means pilih One-Way Anova pada Post Hoc Multiple Comparisons ceklis Scheffe dan klik Continue maka, akan muncul hasil dari pengolahan data

tersebut. uji Scheffe sendiri untuk mencari manakah diantara tiga kelompok yang berbeda dan yang tidak berbeda.

f. Perhitungan Gain Ternormalisasi

(48)

%

Acuan untuk melihat peningkatan N-Gain digunakan tabel berikut: Tabel 3.4

Data yang dikumpulkan dari skala sikap kemudian dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

Setelah pelaksanaan uji tes akhir, siswa langsung diberikan seperangkat tes skala sikap. Setiap butir skala sikap yang terkumpul kemudian rerata jumlah siswa yang menjawab SS, S, TS, atau STS dihitung, cara ini bertujuan untuk mengungkap kecendrungan pilihan siswa secara umum. Tingkat persetujuan siswa untuk masing-masing item dihitung. Data hasil angket ini kemudian dibuat bentuk persentase untuk mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang diberikan.

Dalam pengolahan data, digunakan rumus perhitungan sebagai berikut: P =

Keterangan:

P = Persentase jawaban

n1 = banyaknya siswa yang menjawab skor 4 n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3 n3 = banyaknya siswa yang menjawab skor 2 n4 = banyaknya siswa yang menjawab skor 1

(49)

Kemudian menurut Riduwan (2008, hlm. 88) dibawah ini merupakan kriteria interpretasi skor skala sikap.

Tabel 3.5

Kriteria Persentase Skala Sikap

Persentase Kriteria

0% - 20% Sangat lemah

21% - 40% Lemah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Kuat

81% - 100% Sangat kuat

c. Analisis Data Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap 5 siswa dari kelas eksperimen yang dipilih secara acak dari masing-masing kelompok rendah, sedang, dan tingggi pada tiap-tiap kelas eksperimen. Untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Brain Based Learning dan untuk memperkuat hasil dari data kuesioner yang telah didapat.

d. Analisis Data Hasil Observasi

(50)
(51)

95

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang peneliti lakukan selama penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada penelitian ini terjadi peningkatan yang signifikan pada nilai rata-rata kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol. Dilihat dari nilai rata-rata pretes kelas kontrol 33,48 dan kelas eksperimen 34. Pada analisa uji gain peningkatan nilai kelas eksperimen 0,43 berada klasifikasi sedang, dan untuk kelas kontrol sebesar 0,14 berada pada klasifikasi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis otak dapat mempengaruhi peningkatan pada komunikasi matematis siswa.

2. Kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan berbasis otak (Brain Based Learning) yaitu pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat secara keseluruhan untuk nilai pretes dan postes dari kelas yang diteliti dalam uji normalitas, keduanya berada dalam data yang normal dan homogen serta untuk uji-t postes Ho ditolak yang menandakan adanya perbedaan pada kedua sampel, nilai rata-rata postes kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata-rata-rata kelas kontrol. Nilai peningkatan kelas eksperimen juga lebih baik dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi metematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

3. Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning pada konsep luas persegi dan persegi panjang dikatakan sudah baik dan mendapatkan respon yang positif. Untuk tanggapan dari beberapa siswa diantaranya mereka merasa senang dan mudah memahami pelajaran yang mereka pelajari.

(52)

96

guru dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran yang membuat komunikasi matematis berlangsung dengan lancar, siswa dapat menemukan konsep yang mereka cari dengan praktek langsung dibantu dengan lembar kerja siswa dan instruksi serta arahan dari guru sehingga untuk faktor pendukung yang baik dalam pembelajaran adalah komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Model-model pembelajaran matematika juga membantu peningkatan daya komunikasi matematis siswa dalam verbal maupun non verbal. Selain itu, anak yang nilai rata-ratanya tinggi, siswa mudah dalam menangkap instruksi dari guru. Sedangkan faktor penghambat dalam pembelajaran Brain Based Learning diantaranya adalah waktu yang diperlukan dalam pembelajaran memerlukan waktu yang lama sedangkan waktu yang peneliti dapatkan hanya sedikit sehingga hal ini menjadi faktor penghambat penelitian.

B.Saran

Berdasarkan hasil temuan dan uraian diatas mengenai penerapan pendekatan Brain Based Learning pada materi yang disampaikan dan juga hasil kesimpulan diatas dapat ditemukan beberapa saran diantaranya:

1. Untuk Guru

a. Menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan Brain Based Learning bisa lebih meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran konsep luas persegi dan persegi panjang.

b. Dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis guru sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk aktif didalam kelas baik secara individual maupun secara kelompok.

c. Melakukan peregangan di sela-sela pembelajaran akan membuat siswa lebih rileks dan menyenangkan dalam pembelajaran.

(53)

97

adanya dukungan dari berbagai pihak, kemampuan-kemampuan matematis siswa dapat berkembang secara optimal.

2. Peneliti Selanjutnya

(54)
(55)

DAFTAR PUSTAKA

Aliyah, W.C. (2013). Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SD. (Skripsi), Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Deporter, B. & Hernacki, M. (2012). Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa

Huda, M. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Humairoh, S. I. (2014). Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Di Kelas Iv Sdn Serang 7. (Skripsi), Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Isrok’atun. (2006). Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa. PP. 1-12

Isrok’atun. (2009). Meningkatkan Komunikasi Matematis Siswa SMP Melalui Realistic Mathematics Education (RME Dalam Rangka Menuju Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). PP. 1-11

Jensen, E. (2008). Brain Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Laksmi, dkk. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Otak (Brain Based Learning) Berbantuan Media Teka-teki Silang Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus Ngurah Jelatik. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan PGSD, 2(1), hlm. 1-11.

Marini, A. (2013). Geometri dan Pengukuran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nashrudin, A. (2011). Kapita Selekta Komunnikasi. Banten: Dinas Pendidikan Provensi Banten.

(56)

Runtukahu, T dan Kandou, S. (2014). Pembelajaran Matematika Dasar Bag Anak Berkwsultan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Saleh, S. (2011). The effectiveness of the brain based teaching approach in enhanching scientific understanding of Newtonian physics among form four students. International Journal of environment & Science Education, 7 (2), hlm. 107-122.

Sapa’at. (2009). Brain Based Learning. [Online]. Diakses dari http://matematika.upi.edu/mathevo/?p=9.

Smidt, S. (2011). Introduce Bruner. New York: Routledge.

Sofia, E. (2013). Kemampuan Komunikassi Dan Penalaran Matematis Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain Based Learning. (Skripsi),. Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Susanto, A. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Susanto,S.(2010). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Suwangsih, E. & Tiurlina. (2012). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press.

Sprenger, M. (2011). Cara Mengajar agar Siswa Tetap Ingat. Jakarta: Erlangga

Supriadi. (2014). Kapita Selekta Matematika PGSD. Serang: UPI Press.

(57)

Triyono, A. (2011). Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika di Kelas Rendah SD Negeri Karangtengah 1 Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. (Skripsi), Sekolah, Universitas Negeri Malang.

Winataputra, (2008). Teori Belajar dan Pembalajaran. Jakarta: universitas Terbuka

Wulandari, D.A. (2013). Penerapan Desain Pembelajaran Berbasis Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa SMA N 1 Tengaran. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Negeri Semarang.

Yuda, dkk. (2013). Pengaruh model pembelajaran Berbasis-Otak (brain Based Learning) Terhadap hasil Belajar matematika Kelas V SD Negeri Di Desa Sinaban. Jurnal: Universitas Pendidikan Ganesha, hlm. 1-11.

Gambar

Tabel  3.1 Hasil Pertimbangan Validitas Muka .........................................................................
Gambar                                                                                                       2.1 Tahap-tahap Pembelajaran .........................................................................
Gambar 3.5 Desain Penelitian
Gambar 3.6 Langkah-langkah Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini, maka saya menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian yang akan dilakukan oleh saudari

16 FAKTOR  PENDUKUNG : 1.Akses masyarakat ke  fasyankes sudah  membaik 2.REGULASI ( UU NO  23,  SPM Kesehatan,  ) 3.Alokasi anggaran 

[r]

PENGARUH PENERAPAN MEDIA INTERAKTIF TIPE TUTORIAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pembabatan hutan di Indonesia berdasarkan situs kompasiana yang diakses 20 April 2015, setiap tahun sekitar 1.3 juta hektare hutan mengalami kerusakan(FAO, 2012),

Pertambahan jumlah penduduk yang terjadi sangat pesat di wilayah Indonesia (Provinsi Sumatera Utara khususnya) menyebabkan kebutuhan lahan semakin besar.Banyaknya jumlah

Komik Legenda Pohon Maja Sebagai Media Penyampaian Cerita Rakyat Daerah Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Hal ini dapat terlihat banyak berdirinya instansi-instansi baik instansi pamerintah maupun instansi swasta yang bergerak dibidang sector pelayanan jasa kesehatan masyarakat adalah