• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN IPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN IPA."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Dewi Sri Rahayu 1104863

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Oleh Dewi Sri Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dewi Sri Rahayu 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

(3)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

(4)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Oleh

Dewi Sri Rahayu

NIM. 1104863

Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing

Dra. Tatat Hartati, M.Ed, Ph.D. NIP. 19530312 197903 2002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

(6)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

(7)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA Oleh

Dewi Sri Rahayu 1104863

Penelitian ini berkenaan dengan penerapan model TANDUR untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas V SD pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Hal ini dilatarbelakangi masalah pada pembelajaran IPA di kelas V kurang mengembangkan keterampilan proses sains siswa terutama aspek keterampilan mengamati, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran IPA cenderung dengan pemberian konsep semata dan tidak adanya keterlibatan siswa dalam kegiatan kerja ilmiah dengan menggunakan keterampilan proses sains yang semestinya dilakukan pada mata pelajaran IPA. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan peningkatan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran IPA dengan menerapkan model TANDUR. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis & Mc.Taggart dalam dua siklus. Instrumen pengungkap data pada penelitian ini berupa lembar kerja siswa (LKS) dan lembar observasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 25 siswa. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata setiap aspek keterampilan proses sains meningkat. Perolehan nilai rata-rata untuk aspek mengamati pada siklus I sebesar 86%, pada siklus II meningkat menjadi 94%. Aspek menyimpulkan mengalami peningkatan dari perolehan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 78%, pada siklus II meningkat menjadi 92%. Aspek mengkomunikasikan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 72%, dan siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata sebesar 92%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model TANDUR dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

(8)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(9)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii ABSTRACT

THE APPLICATION OF TANDUR MODEL TO IMPROVE THE SKILL OF SCIENCE PROCESS IN THE ELEMENTARY

SCHOOL STUDENTS AT SCIENCE LEARNING

by

Dewi Sri Rahayu 1104863

The research concerns about the application of TANDUR model to improve the skill of science process in the fifth grade students of elementary school at science learning in the material of characteristics of light. The problem of this research is the slow development of the skill of science process in the fifth grade students particularly in the aspect of observation, conclusion and communication. Science learning tends to conduct with the giving material without the involvement of students in the scientific project that use the skill of science process. Therefore, this research aims to describe the implementation and

improvement of students’ skill of science process at science learning by applying

TANDUR model. Method used in this research is Classroom Action Research (CAR) with Kemmis and Mc.Taggart model in two cycles. The research was used the instrument of students worksheet and observation sheet. The subjects include 25 of fifth grade students. The result shows that the average score in each aspect of skill of science process is increased. The result of average score to the observation aspect in the cycle one is 86%, meanwhile in the cycle two increase to 94%. The conclusion aspect increased from the average score in the cycle one that is 78% to 92%. The result of communication aspect in the cycle one is 72% and in the cycle two having an improvement as much as 92%. In

conclusion, the application of TANDUR model can improve the students’ skill of science

process.

(10)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

4. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 10

B. Model TANDUR ... 11

1. Pengertian Model TANDUR ... 11

2. Prinsip-prinsip Model TANDUR ... 13

3. Penerapan Model TANDUR dalam Pembelajaran IPA ... 14

4. Kelebihan dan Kelemahan Model TANDUR ... 15

C. Keterampilan Proses Sains ... 16

1. Pengertian Keterampilan Proses Sains ... 16

2. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains ... 17

(11)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

(12)

vii

F. Kerangka Berpikir ... 24

G. Definisi Operasional... 25

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ... 27

A. Metode Penelitian... 27

B. Desain Penelitian ... 27

C. Lokasi Penelitian ... 29

D. Subjek Penelitian ... 29

E. Waktu Penelitian ... 30

F. Instrumen Penelitian... 30

G. Prosedur Penelitian... 32

H. Pengolahan dan Keabsahan Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Deskripsi Awal Pra-Penelitian ... 40

B. Hasil Penelitian ... 41

1. Siklus I ... 41

2. Siklus II ... 52

C. Pembahasan ... 61

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 66

A. Simpulan ... 66

B. Rekomendasi ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(13)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Makna hakiki dari belajar dan pembelajaran adalah bahwa pendidikan harus diartikan sebagai proses pembentukan kompetensi (competency based learning), bukan sekedar proses transfer pengetahuan oleh guru (knowledge based learning) kepada peserta didik. Dimana dalam proses pembelajaran guru harus melibatkan siswa secara aktif untuk membangun pengetahuan dan keterampilannya sendiri sehingga menciptakan pembelajaran yang efektif. Proses membangun pengetahuan dan keterampilan harus berlangsung terus menerus dengan melibatkan semaksimal mungkin fisik dan mental siswa. Kemampuan tersebut memiliki implikasi penting bagi pembelajaran khususnya pada pelajaran IPA atau sains.

Menurut Depdiknas (dalam Samatowa, 2011, hlm 99) bahwa “pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar”. Sasaran umum pelajaran sains ditekankan pada pengembangan kemampuan bekerja secara ilmiah dan kemampuan memahami konsep-konsep

sains serta menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Sedangkan menurut Jufri (2013, hlm. 91) Pendekatan pembelajaran IPA hendaknya tidak lagi terlalu berpusat pada guru melainkan harus lebih berorientasi pada siswa. Peranan guru perlu bergeser dari menentukan apa yang harus dipelajari menjadi bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Pengalaman bagi siswa dapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman sejawat dan seluruh lingkungan belajarnya.

(14)

2

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Memperoleh kayakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

(15)

3

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Berkenaan dengan tujuan pembelajaran di atas bahwa salah satunya mengenai pentingnya siswa dalam mengembangkan keterampilan proses atau disebut dengan keterampilan proses sains. Pendekatan keterampilan proses

didasarkan pada cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya yang diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar dengan memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap dan nilai, serta keterampilan. Menurut Chaerul (dalam Mulyana, 2013, hlm. 38) pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai pendekatan mengajar yang menekankan pada keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan dalam rangka memperoleh pengetahuan.

Mulyana, E. (2013, hlm. 39) menyatakan alasan pentingnya keterampilan proses diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar bagi sekolah dasar, sebagai berikut:

1. Bermanfaat sebagai cara memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan yang relevan;

2. Memberi bekal siswa cara-cara membentuk konsep sendiri, dan bagaimana cara mempelajari sesuatu;

3. Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri;

4. Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir kongkrit;

5. Mengembangkan kreativitas siswa.

(16)

4

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merancang percobaan, melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan. Keterampilan tersebut dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum atau kerja ilmiah. Dimana siswa dapat belajar layaknya seorang ilmuwan yang meneliti gejala alam secara langsung agar memahami dan menerapkan konsep pengetahuannya dalam kehidupan mereka.

Namun, pada kenyataannya proses pembelajaran IPA di lapangan tidak berjalan sesuai dengan uraian di atas. Berdasarkan hasil observasi di salah satu SDN Kota Bandung terkait dengan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya di kelas V diketahui bahwa selama proses pembelajaran berlangsung terlihat banyak siswa yang tidak memperhatikan guru atau kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Hal tersebut disebabkan guru yang cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, siswa hanya berpatok pada buku teks yang ada dan lebih menekankan hafalan. Pembelajaran IPA dilaksanakan hanya dalam bentuk latihan penyelesaian soal-soal tes, semata-mata dalam rangka mencapai target hasil belajar sebagai ukuran utama prestasi siswa dan kesuksesan guru dalam mengelola pembelajaran.

Pembelajaran IPA yang demikian jelas lebih menekankan pada penguasaan konsep semata dan kurang menekankan pada kemampuan dasar kerja ilmiah atau keterampilan proses sains. Dimana guru kurang memfasilitasi

siswa untuk mengoptimalkan diri dalam kegiatan mengamati suatu objek percobaan, maka siswa belum mampu dalam menarik kesimpulan. Selain itu hanya beberapa siswa yang aktif dalam mengomunikasikan ide atau gagasannya, sedangkan siswa yang lainnya masih malu-malu atau bingung dalam menyampaikan ide atau gagasannya. Oleh karena itu, siswa masih rendah pengalaman belajarnya terutama dalam kegiatan kerja ilmiah atau praktikum dengan menggunakan keterampilan proses sains yakni keterampilan mengamati, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.

(17)

5

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar. Dalam pembelajaran sains di sekolah, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa secara fisik dan mental untuk membangun pemahamannya tentang alam semesta dan lingkungan sekitar dengan menggunakan keterampilan proses sains. Dalam hal ini ada beberapa model yang dapat dilaksanakan pada pembelajaran IPA diantaranya:

1. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa, sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif dan menyenangkan (Ngalimun, 2014, hlm. 162).

2. DePorter, dkk (2007, hlm. 10) model TANDUR merupakan kerangka dari pengajaran Quantum Teaching yang memiliki akronim yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan. Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BagiKu” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar. Alami, ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Namai, sediakan kata kunci,

konsep, model, rumus, strategi, sebuah masukan. Demonstrasi, sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”. Ulangi, tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”. Rayakan, pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.

(18)

6

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari beberapa model pembelajaran IPA di atas, bahwa model pembelajaran TANDUR dipilih untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri Rosena tahun 2014 yang menyatakan bahwa penerapan model TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang perubahan kenampakan bumi. Berdasarkan teori, model pembelajaran TANDUR merupakan kerangka utama dari Quantum Teaching yang merupakan gagasan oleh Bobbi DePorter yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Quantum Teaching. Model TANDUR merupakan singkatan dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan. Tumbuhkan, artinya dapat menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran, kemudian Alami, siswa mengalami langsung atau mendapat pengalamannya sendiri melalui kegiatan percobaan, lalu penamaan konsep, prinsip atas pengalaman yang dilewatinya melalui tahap Namai, berikutnya siswa menunjukkan dan mengomunikasikan hasil dari percobaan melalui tahap Demonstrasi, perbaikan dan pengulangan hasil belajar dengan tanya jawab pada tahap Ulangi, dan terakhir membuat suasana menjadi menyenangkan melalui tahap Rayakan.

Model TANDUR ini merupakan model pembelajaran yang mengupayakan agar siswa mampu memunculkan ide kreatif selama proses pembelajaran dan

dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga siswa dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang menunjang bagi kehidupannya.

Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model TANDUR sebagai salah satu alternatif dalam pemecahan permasalahan di atas. Dalam hal ini penulis menetapkan judul penelitian yaitu, “Penerapan Model TANDUR untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran IPA”.

B.Rumusan Masalah

(19)

7

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan tersebut, maka secara khusus dibuat pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya dengan menerapkan model TANDUR untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas V SD?

2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas V SD pada pembelajaran IPA dalam materi sifat-sifat cahaya dengan menerapkan model TANDUR?

C.Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan model TANDUR untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya dengan menerapkan model TANDUR untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas V SD.

2. Memperoleh gambaran tentang peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas V SD pada pembelajaran IPA dalam materi sifat-sifat cahaya dengan menerapkan model TANDUR.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teotitis

Manfaat penelitian secara teoritis diharapkan penelitian ini dijadikan sebagai khasanah keilmuan dan pengetahuan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

(20)

8

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan keterampilan proses sains dengan penerapan model pembelajaran yang sesuai dan dapat dijadikan motivasi untuk meningkatkan hasil/prestasi belajar.

b. Bagi guru

Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran IPA yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa.

c. Bagi Sekolah

Dapat memberikan sumbangan dalam meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.

d. Bagi LPTK

(21)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27 BAB III

METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), karena penelitiannya dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, dalam Wiriaatmadja, 2009, hlm. 11).

Menurut Ebbutt (dalam Wiriaatmadja, 2009, hlm. 12) bahwa penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Sedangkan menurut Arikunto (2013, hlm. 135) bahwa penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru melalui refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya agar hasil belajar siswa meningkat.

B.Desain Penelitian

Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2010, hlm. 16). Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam penelitian sebagai berikut:

a. Perencanaan(planning)

Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum

(22)

28

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat mengatasi masalah. Dengan perencanaan yang baik seorang peneliti akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong para peneliti tersebut untuk bertindak dengan lebih efektif.

b. Pelaksanaan(action)

Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.

c. Pengamatan (observation)

Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari

tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.

d. Refleksi (reflecting)

(23)

29

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas, untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Model PTK Kemmis & Mc Taggart (dalam Arikunto, 2010, hlm. 16)

C.Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di salah satu sekolah dasar negeri yang berada di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Letak sekolah ini cukup strategis karena dekat dengan jalan raya dan akses yang mudah untuk menuju sekolah. Kondisi sekolah tersebut secara fisik tergolong baik dan fasilitas di dalamnya cukup memadai. Di sisi lain, guru-guru yang ada di sekolah ini rata-rata sudah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Pengamatan

Perencanaan

Pengamatan Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS I

Refleksi Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

(24)

30

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SD kelas V yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan di kelas V karena adanya masalah mengenai rendahnya keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran IPA yaitu keterampilan mengamati, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Siswa kurang antusias selama pembelajaran, siswa kurang aktif atau cenderung pasif karena pembelajaran hanya mengandalkan buku bacaan yang tersedia tanpa melakukan percobaan atau kerja ilmiah dengan menggunakan keterampilan proses sains siswa. Padahal dalam pembelajaran IPA siswa dituntut aktif dan terampil dalam melakukan percobaan atau memfasilitasi siswa untuk berpikir dalam menemukan informasi berdasarkan pengalaman yang dialaminya. Sehingga diharapkan siswa akan lebih memahami dan menerapkan konsep dalam kehidupan mereka.

E.Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015 yakni pelaksanaan penelitian ini pada bulan Mei 2015.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan untuk memudahkan peneliti dalam memperoleh data yang dilakukan dalam peneltian, sehingga berdasarkan data tersebut peneliti dapat mengolah dan mengumpulkan data dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini diantaranya:

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta dengan perangkat pembelajarannya seperti LKS, sumber dan media pembelajaran.

(25)

31

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rencana Pelaksananaan Pembelajaran (RPP) merupakan instrumen pembelajaran yang sangat penting dalam mengadakan penelitian, karena RPP menjadi salah satu acuan bagi peneliti dalam dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dimana di dalamnya terdapat langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga akan memudahkan peneliti dalam pelaksanaan penelitian.

b. Lembar Kerja Siswa

Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan penelitian ini dibutuhkan LKS dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran terdapat proses percobaan yang dilakukan oleh siswa.

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Trianto, 2012, hlm. 54).

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti diantaranya Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta catatan lapangan.

a. Lembar Kerja Siswa (Tes unjuk kerja)

Lembar Kerja Siswa (LKS) selain digunakan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, LKS digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur keterampilan proses sains siswa. Karena dalam mengukur keterampilan proses sains, tidak menggunakan tes evaluasi melainkan siswa harus melakukan serangkaian kegiatan berupa tes unjuk kerja dalam bentuk LKS yang dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan.

b. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

(26)

32

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh observer dengan dituangkan dalam bentuk catatan deskripsi pada lembar observasi yang disediakan oleh guru.

c. Lembar Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan berisikan tentang kejadian-kejadian atau temuan-temuan yang terjadi selama proses pembelajaran dalam satu tindakan. Catatan tersebut merupakan bahan dalam diskusi antara peneliti dengan observer dan hasilnya sebagai dasar dalam perencanaan tindakan berikutnya.

Untuk mengungkapkan data-data penelitian tersebut maka peneliti menggunakan teknik observasi. Menurut Wiriaatmadja (2009, hlm. 125) menyatakan bahwa “field notes adalah sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian.”

G.Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam bentuk tahapan siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan (Action), pengamatan (Observation), dan refleksi (Reflecting).

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

a. Melakukan perizinan tempat untuk penelitian.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran TANDUR pada mata pelajaran IPA kelas V tentang materi sifat-sifat cahaya.

c. Mempersiapkan alat peraga atau media pembelajaran yang sesuai dalam menerapkan model TANDUR pada mata pelajaran IPA kelas V materi sifat-sifat cahaya.

(27)

33

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Membuat pedoman penilaian KPS dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran TANDUR.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pembelajaran IPA tentang materi sifat-sifat cahaya dengan menerapkan model TANDUR yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Mencatat semua aktivitas belajar yang terjadi selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh beberapa orang observer dengan menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan yang telah disediakan sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

c. Melakukan dokumentasi selama proses pembelajaran yang dibantu oleh observer untuk memperoleh gambaran bukti penerapan model TANDUR. d. Berdiskusi dengan observer untuk mengklarifikasi hasil pengamatan

belajar siswa pada lembar observasi dan catatan lapangan.

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan penelitian berlangsung. Dimana pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model TANDUR. Sedangkan pengamat (observer) bertugas untuk mengamati seluruh aktivitas belajar mengajar dan mencatatnya pada lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang telah disediakan oleh peneliti. 4. Tahap Refleksi

(28)

34

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus II dapat dilaksanakan atas hasil evaluasi dari siklus I. Temuan pada tahap refleksi siklus I digunakan untuk memperbaiki RPP dan pembelajaran siklus II.

Siklus II

Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus I, hanya saja pada siklus II ini akan lebih dimaksimalkan kembali apabila pada siklus I sudah mencapai peningkatan hasil pembelajaran yang cukup baik. 1. Tahap Perencanaan

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran TANDUR berdasarkan perbaikan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I.

b. Merancang alat peraga dan media pembelajaran dalam menerapkan

model TANDUR pada mata pelajaran IPA kelas V materi sifat-sifat cahaya.

c. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berbentuk tes unjuk kerja

yang berorientasi dalam mengukur aspek keterampilan proses sains dan mempersiapkan bahan untuk melakukan eksperimen.

d. Membuat pedoman penilaian KPS dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran TANDUR.

2. Tahap Pelaksanaan

(29)

35

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mencatat semua aktivitas guru dan siswa yang terjadi oleh peneliti dan dibantu pengamat dengan menggunakan lembar observasi dan lembar catatan lapangan yang telah disediakan.

c. Melakukan dokumentasi selama proses pembelajaran yang dibantu oleh pengamat untuk memperoleh gambaran bukti penerapan model ini. d. Berdiskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan

belajar siswa pada lembar observasi. 3. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat tahap pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Dimana tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Sedangkan pengamat bertugas untuk mengamati seluruh aktivitas belajar mengajar dan mencatatnya pada lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. 4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti merefleksikan mengenai hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II. Apabila pada siklus II ini mengalami

peningkatan yang memuaskan maka peneliti akan menarik kesimpulan mengenai proses pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus mengenai penerapan model TANDUR untuk meningkatkan keterampilan proses sains

siswa.

H.Pengolahan dan Keabsahan Data 1. Pengolahan Data

Dalam Penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif untuk pengumpulan dan pengolahan data. Pengolahan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes unjuk kerja dalam bentuk LKS. Sedangkan pengolahan data kualitatif diperoleh dari hasil lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta catatan lapangan.

(30)

36

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data kualitatif berbentuk deskriptif, berupa lisan atau tulisan tentang tingkah laku manusia yang dapat diamati. Data kualitatif itu berwujud uraian terperinci, kutipan langsung, dan dokumentasi kasus (Sutopo, A, 2010, hlm. 4). Miles dan Huberman (dalam Sutopo, A, 2010, hlm. 7) Terdapat beberapa jalur analisis data kualitatif yang telah dimodifikasi, yaitu reduksi data, klasifikasi data, penyajian data, penafsiran data, dan penarikan kesimpulan. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1) Reduksi Data

merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

2) Klasifikasi Data

Data yang diperoleh dari lapangan dikelompokkan berdasarkan aktivitas guru dan siswa ke dalam jenis-jenis kegiatan pembelajaran berupa kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3) Penyajian Data (Data Display)

kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan bentuk penyajian data

kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan, dan bagan.

4) Penafsiran Data

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menafsirkan kegiatan pembelajaran yang sudah baik dan belum baik sesuai rencana. Untuk kegiatan yang dianggap belum baik maka dicari penyebabnya dan memberikan solusi untuk memperbaikinya.

5) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan atau untuk menyimpulkan hasil pengolahan data.

(31)

37

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari skor hasil tes unjuk kerja LKS. Adapun cara pengolahan datanya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1) Perhitungan Skor Perolehan Nilai Siswa

Nilai = S ya

u a S Ma a X 100

2) Pengolahan Data Hasil Rata-rata Kelas

X = ∑ ∑�

Keterangan:

= Nilai rata-rata

Σ� = Jumlah semua nilai siswa Σ� = Jumlah siswa

(Aqib, Zainal, dkk, 2009, hlm. 40)

3) Penialaian Ketuntasan Belajar

(32)

38

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

P = ∑ � �� � ��

∑ ��� ℎ x 100%

Tabel 3.1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa Persentase (%) Kategori

(Aqib, Zainal, dkk, 2009, hlm. 40)

4) Pengolahan Data Penilaian Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains siswa diukur dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam bentuk tes unjuk kerja yang dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa. Penilaian untuk setiap kriteria aspek KPS diberi skor dari 0 sampai dengan 2 sesuai dengan indikator yang telah dibuat dalam pedoman penilaian KPS. Berikut cara untuk mengetahui peningkatan KPS yaitu dengan menghitung IPK (Indeks Prestasi Kelompok). Adapun cara menghitung IPK dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

(33)

39

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persentase Kategori

>90 Sangat Terampil

75% – 89% Terampil

55% – 74% Cukup Terampil 31% – 54% Kurang Terampil

< 30% Sangat kurang Terampil

Panggabean,1989 (dalam Sa’adah, 2011)

2. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan untuk membuktikan nilai kebenaran data dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta catatan lapangan. Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga hal yaitu: a. Alat pengumpul data berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang

bersifat terbuka.

b. Alat pengumpul data berupa LKS yang disusun sesuai dengan indikator keterampilan proses sains.

c. Teknik Triangulasi Data

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan observasi, dokumentasi, catatan lapangan. Bila dengan ketiga teknik uji kredibilits data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut

(34)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66 BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dideskripsikan dalam bab IV, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model TANDUR pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Pembelajaran dalam setiap siklusnya disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran model TANDUR yang memiliki akronim yaitu: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan. Tahap tumbuhkan, guru menumbuhkan minat dan perhatian siswa dengan cara mendemonstrasikan peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya dengan menggunakan alat peraga sambil melakukan tanya jawab dengan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan menggali pengetahuan yang dimiliki siswa. Tahap alami, siswa mengalami secara langsung dalam memperoleh pengetahuannya dengan melakukan kegiatan percobaan mengenai sifat-sifat

cahaya. Tahap namai, siswa mencatat hasil pengamatan pada Lembar Kerja Siswa (LKS) dan membuat laporan percobaan secara tertulis berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Selanjutnya tahap demonstrasi, siswa mempresentasikan hasil pengamatannya di depan kelas sambil mendemonstrasikan ulang kegiatan percobaan yang telah dilakukan. Tahap ulangi, guru bersama siswa mengoreksi hasil jawaban LKS, melakukan tanya jawab dan menyimpulkan hasil percobaan yang telah mereka lakukan. Tahap rayakan, guru memberi reward (hadiah) kepada kelompok terbaik dan memberi penghargaan dengan mengajak siswa bertepuk tangan bersama.

(35)

67

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(36)

68

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebesar 94%. Aspek menyimpulkan pada siklus I dengan perolehan rata-rata IPK sebesar 78%, siklus II meningkat menjadi sebesar 92%. Selanjutnya Aspek mengkomunikasikan siklus I diperoleh nilai rata-rata IPK sebesar 72%, siklus II meningkat menjadi sebesar 92%. Dari data siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata setiap aspek keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan yang signifikan dengan mencapai kategori sangat terampil untuk setiap aspeknya.

B. Rekomendasi

Penelitian ini memberikan hasil positif dalam peningkatan kualitas pembelajaran IPA baik dari segi aktivitas pembelajaran maupun hasil keterampilan proses sains siswa. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi yang mungkin akan bermanfaat bagi proses pembelajaran sebagai berikut.

1. Bagi guru

a. Penerapan model TANDUR dapat dijadikan salah satu alternatif dan

inovasi dalam pembelajaran IPA yang dapat guru lakukan untuk meningkatkan keterampilan proses sains, dengan menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga siswa terlibat aktif

dalam proses pembelajaran.

b. Guru hendaknya mengkaji teori yang ada mengenai model TANDUR serta dapat memperhatikan langkah kegiatan dalam melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model TANDUR agar kualitas pembelajaran dapat meningkat dengan baik sesuai yang diharapkan.

2. Bagi Sekolah

(37)

69

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(38)

Dewi Sri Rahayu, 2015

PENERAPAN MODEL TANDUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

PADA PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

69

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z., dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: CV Yrama Widya.

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

DePorter, B., dkk. (2007). Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas (terjemahan Ary Nilandari). Bandung: Kaifa.

Dewi, S. (2008). Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas Publishing.

Jufri, W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Mulyana, E. H. (2013). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ngalimun. (2014). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Rosena, P.P. (2014). Penerapan Model TANDUR untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Tentang Perubahan Kenampakan Bumi. Skripsi, FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rositawaty & Muharam, A. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk Kelas V Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Bandung: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sa’adah, N. (2011). Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan

(39)

70

(40)

70

Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Tindakan Kelas: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sutopo, A. H. (2010). Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan Nvivo. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Syaripudin, T, dan Kurniasih. (2012). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.

Trianto. (2012). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Widodo, dkk. (2010). Pendidikan IPA Di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Wiriaatmadja, R. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 3.1 Model PTK Kemmis & Mc Taggart (dalam Arikunto, 2010, hlm. 16)

Referensi

Dokumen terkait

(1) Memperluas pemberian Hak Milik atas tanah untuk RSS/RS menurut Keputusan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1997,

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar mencatat transaksi pada jurnal umum mata pelajaran akuntansi

Peragaan dari teknik dan taktik permainan tersebut selama ini kurang dipahami oleh peserta didik, kebanyakan peserta didik yang sudah merasa mampu melakukan

Penulisan Ilmiah ini berisikan sebuah program sederhana mengenai komputerisasi penjulan barang, yaitu dengan menggunakan penginputan barang dan proses transaksi penjualan, yang

Ada 4 Komisi yang ada pada DPRD Kabupaten Simalungun dan anggota. DPRD Kabupaten Simalungun sendiri terdiri atas

telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau.. kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan dengan langkah-langkah. pembelajaran model

Walaupun sederhana, website ini dapat berguna dalam memberikan informasi untuk masyarakat khususnya warga Sekolah Menengah Atas