• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN DISIPLIN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B1 di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN DISIPLIN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B1 di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN DISIPLIN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK

MELALUI METODE BERMAIN PERAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B1 Di

Taman Kanak-Kanak Islamiyah Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh:

Yayat Hayati

1107021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014

(2)

MENINGKATKAN DISIPLIN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B1 di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

Oleh: Yayat Hayati

1107021

PENDIDIKAN PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG 2014

© Yayat Hayati

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Sekripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

YAYAT HAYATI 1107021

MENINGKATKAN DISIPLIN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B Di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Badru Zaman, M.Pd NIP: 19740806 200112 1 002

Pembimbing II

Euis Kurniati, M.Pd NIP: 19770611 200112 2 002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

NIP: 19600707198601 2 001

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

YAYAT HAYATI 1107021

MENINGKATKAN DISIPLIN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B1 Di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Penguji I Penguji II

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd dr. Nur Faizah Romadona, M.Kes NIP: 19600707198601 2 001 NIP: 19701129200312 2 001

Penguji III

Dr. Nining Sriningsih, M.Pd NIP: 19791211 200604 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN DISIPLIN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B1 di Taman Kanak -Kanak Islamiyah Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

Yayat Hayati¹, Badru Zaman², Euis Kurniati³

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik

Universitas Pendidikan Indonesia Yayathayati64@gmail.com

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya disiplin pada anak usia dini yang diperlukan anak untuk perkembangan tahap selanjutnya. Masalah yang ditemukan di kelompok B1 TK Islamiyah masih rendahnya dalam disiplin, karena penanaman disiplin yang diterima anak di rumah ataupun di sekolah masih kurang. Hal ini disebabkan pendidik cenderung pada pencapaian target akademik. Masalah tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah yaitu: 1) Bagaimana kondisi objektif disiplin di TK Islamiyah sebelum penggunaan metode bermain peran? 2) Bagaimana langkah-langkah penerapan metode bermain peran di kelompok B1 TK Islamiyah Bandung? 3) Apakah metode bermain peran dapat meningkatkan disiplin anak kelompok B1 TK Islamiyah Bandung? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode bermain peran dapat meningkatkan disiplin pada anak kelompok B1 TK Islamiyah Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tindakan Kelas, yang terdiri dari: Perencanaa,, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah kelompok B1 TK Islamiyah kota Bandung, yang berjumlah 17 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Disiplin anak dapat meningkat setelah diberikan tindakan dalam setiap siklusnya, anatara lain dapat membuang sampah pada tempatnya, menyimpan sepatu pada tempatnya, menyimpan alat bermain pada tempatnya. Rekomendasi yang diberikan untuk para pendidik anak usia dini metode bermain menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan disiplin anak Taman Kanak-Kanak..

Kata kunci : Meningkatkan disiplin, Bermain Peran, anak Taman Kanak-Kanak, PTK.

Penulis

(6)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

INCREASE THE DISCIPLIN ON THE PUPIL OF KINDERGARTEN THROUGH PLAYING ROLE METHOD

(Class action research on the pupil group B1 TK Islamiyah Bandung academic year 2013-2014)

Yayat Hayati¹, Badru Zaman², Euis Kurniati³

Study Program of Early Childhood Teacher Education Pedagogy Departement

Faculty of Education Sciences Indonesia University of Education

Yayathayati64@gmail.com

The importence op discipline on children to foce the next phose of life is the background of the research. The problem the writer find that the lowness of discipline on the pupil of kindergarten Group B I in TK Islamiyah Bandung. This is coused by the teachers who tend to reach academic target. This problem is the formulation of the research samely: 1) How is objective condition on the discipline in TK Isalmiyah before playing role method? 2) How are the steps to apply playing role mettod in group B1TK Isalmiyah on academic year 2013-2014 to increace the discipline? 3) How is discipline in the pupil group B1 TK Islamiyah on academic year 2013-2014., the purpose of the research is to know if playing role method? Method the writer uses is class action research (car) such as : planning, acting, cgserving and reflecting. The subject of the reseach in 17 pupil group B1 TK Islamiyah Bandung. Technique of collecting the data are : Observasing, interviewing and documentary. The discipline of the pupil cluod increase after treatment. It can be seen in every cycle such as : keeping the shoes it its place, keeping the trash in trash bin ancl being patient when getting task. The write can recommend to use playing role method as one of solution to increase discipline on children.

(7)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN………...………….….………..i

ABSTRAK……….………....….……….ii

KATA PENGANTAR……….…...……..………..iii

UCAPAN TERIMAKASIH……….………..………iv

DAFTAR ISI………..……….……...vi

DAFTAR TABEL……….………...……….……….…...viii

DAFTAR DIAGRAM……….……...ix

DAFTAR GRAFIK………...………...………x

DAFTAR BAGAN………..…..……….…....xi

DAFTAR FOTO………..…..xii

LAMPIRAN-LAMPIRAN………...xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………...…….……..….…………..1

B. Rumusan Masalah………...……..………..7

C. Tujuan Penelitian………....…..………..…………...7

D. Manfaat Penelitian………...8

E. Metode Penelitian……….……….………...8

F. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi………...…...……..8

BAB II MENINGKATKAN DISIPLIN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN A. Konsep Disiplin………..……...……..………….…….….…..1

1. Pengertian Disiplin…………..…...………...…...…...11

2. Tujuan Disiplin Pada Anak……….….………...……16

3. Karakter Disiplin Anak……….…...…………17

4. Jenis Disiplin Anak……….………...……..18

5. Kebutuhan Anak Akan Disiplin…………..……....…...18

6. Pengaruh Disiplin Anak Usia Dini………...……...….…....19

7. Manfaat Disiplin Pada Anak Usia Dini………..…...….….20

8. Bentuk Disiplin Pada Anak Usia Dini…...21

9. Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin………...…...….….18

10.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pendisiplinan………...………21

11.Peraturan dan Tata Tertib Kelas………….…………..…...21 B. KonsepMetodeBermainPeran………….……...………..… 22

1. Konsep Bermain……….…….…….22

2. Konsep Peran………..……….23

3. Konsep Bermain Peran………..………..23

(8)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Dan Manfaat Metode Bermain Peran………....….26

1. Tujuan Metode Bermain Peran………26

2. Manfaat Bermain Peran………...27

3. Perkembangan Awal Bermain Peran………...28

4. Kelebihan dan Kekurangan Bermain Peran………..…..….30

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Bermain Peran………32

D. PenelitianTerdahulu Yang Relevan………….…...35

BAB III METODE PENELITIAN………..………….….…….…..…....37

A. Lokasi dan SubyekPenelitian…………...……….……37

B. DesainPenelitian……….…...…....…………...38

C. MetodePenelitian………...…...………....39

D.DefinisiOperasional………...………..……..…...…42

E.Instumen Penelitian...44

F.Teknik Pengumpulan Data...50

G.Analisa Data...52

H. Validasi Data...53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. HasilPenelitian…...…………...………....……55 2. Gambaran Umum Kondisi Lapangan……….…55

a. Kondisi Objektif Taman Kanak-Kanak Islamiyah KotaBandung………..….…….…...55

b. Gambaran Umum Kegiatan Rutin Proses Belajar Mengajar TK Islamiyah………….…….…….60

c. Kondisi Awal Disiplin Anak TK Islamiyah (Prasiklus)………...……... ……...61

3. Proses Penerapan Metode Bermain Peran Dalam . Meningkatkan.Disiplin…………...…………...………...65 4. Proses Penerapan Metode Bermain Peran Siklus Satu…..73 a.Siklus I Tindakan I……….…....…….……….75 b.Siklus I Tindakan II………...…….…,…….78

c. Refleksi………..….……….84

d.Siklus II Tindakan I…………..……..…...………87

e.Siklus II Tindakan II………...…..……....….90

f. Refleksi………... .………..96

g.Siklus III……… ..…....…………98

h.Refleksi……….……..……....…..…….….104

A. Pembahasan……….……...……...…..……….…....110

BAB v SIMPULAN……….……….………..………...….…118

A. Kesimpulan………...……….………118

(9)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Bermain Peran/ Simbolik……...….29

Tabel 3.1 Daftar Subyek Penelitian ………...……...…………..…….…..…37

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Disiplin Melalui Metode Bermain Peran...44

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Dengan Guru...45

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Dengan Kepala Sekolah ... 46

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Kemempuan Disiplin Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran...48

Tabel 4.1 Rincian Jumlah Siswa TK Islamiyah……….…….…...56

Tabel 4.2 Personil TK Islamiyah Bandung………..………...…...57

Tabel 4.3 Daftar Subyek Penelitian……….……...….……..……57

Tabel 4.4 Kurikulum Nasional...58

Tabel 4.5 Kurikulum Yayasan (Mulok/ Muatan Lokal)...59

Tabel 4.6 Kurikulum Bahasa Sunda...60

Tabel 4.7 Hasil Observasi Disiplin Anak Taman Kanak-Kanak Pada Pra Siklus ...62

Tabel 4.8 Hasil Observasi Disiplin Anak Taman Kanak-Kanak Pada Pra Siklus ...63

Tabel 4.9 Persentase Hasil Observasi Pra Siklus ... .63

Tabel 4.10 Resume Pelaksanaan Siklus ………..………...…...…...67

Tabel 4.11 Hasil Obsevasi Disiplin Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Bermain Peran siklus I ...82

Tabel 4.12 Hasil Obsevasi Disiplin Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Bermain Peran siklus I ...83

Tabel 4.13 Presentasi Disiplin Anak Siklus...93

Tabel 4.14 Hasil Obsevasi Disiplin Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Bermain Peran siklus 2 ...93

Tabel 4.15 Hasil Obsevasi Disiplin Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Bermain Peran siklus 2...94

Tabel 4.16 Persentase Siklus 2...95

Tabel 4.17 Hasil Obsevasi Disiplin Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Bermain Peran siklus 3...102

Tabel 4.18 Hasil Obsevasi Disiplin Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Bermain Peran siklus 3...103

Tabel 4.19 Presentasi Disiplin Anak Pada Siklus 3...103

(10)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

(11)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.I Disiplin Anak Pra Siklus……….…………..64

Grafik 4.2 Disiplin Anak Siklus 1 ………...………….…...84

Grafik 4.3 Disiplin Anak Siklus 2……….…...95

(12)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

(13)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR FOTO

(14)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

1

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang usia yang sangat berharga dibanding dengan usia-usia selanjutnya karena perkembangan kecerdasan yang luar biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik, dan berada pada proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan, dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap, dan berkesinambungan, Mulyasa (2012).

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggerakan dengan tujuan untuk memfasilitasi perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak Modul PLPG UPI (2012:2). Seperti yang dijelaskan dalam Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa:

“Pendididkan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”

Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai fungsi sebagai: a) mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, b) mengenalkan anak dengan dunia sekitar, c) menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, d) mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, e) mengembangkan keterampilan, kreativitas dan kemampuan yang dimiliki anak, f) menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar, Depdiknas (2004:4).

(16)

2

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar, Depdiknas (2004:4).

Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh. Mengapa disiplin itu sangat penting diajarkan pada anak? Karena disiplin merupakan persiapan anak untuk belajar hidup sebagai makhluk sosial (Kristianti:tt).

Depdiknas (2007), mengemukakan tujuan disiplin pada anak usia dini 1) membentuk perilaku sedemikian sehingga akan sesuai peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya atau individu itu diidentifikasi, 2) membuat anak terlatih dan terkontrol perilakunya dengan membelajarkan pada anak tingkah laku yang pantas dan tidak pantas atau yang masih baru atau asing bagi mereka, 3) melatih pengendalian diri sendiri tanpa terpengaruh dan pengendalian dari luar. Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai pengaruh yang positif bagi kehidupan peserta didik dimasa yang akan datang. Pada mulanya memang disiplin dirasakan sebagai suatu aturan yang mengekang kebebasan peserta didik. Akan tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai suatu yang memang seharusnya dipatuhi secara sadar untuk kebaikan bersama, maka lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju ke arah disiplin diri sendiri (self discipline). Wibowo (2012:101), anak yang akan berhasil dimasa yang akan datang, anak yang perilaku disiplinnya tinggi dan mempunyai tanggung jawab yang tinggi. Disiplin adalah kemampuan seseorang untuk menyeimbangkan antara pola pikir & pola tindakan dikarenakan adanya situasi dan kondisi tertentu dengan pembatasan peraturan yang diperlukan terhadap dirinya oleh lingkungan dimana individu berbeda Departemen Pendidikan Nasional,(2007). Sementaradalam Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peratuaran, Peraturan Pemerintah (2009).

(17)

3

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara dalam tim penyusun Modul PLPG (2013), disiplin dapat dibangun dalam diri anak melalui banyak cara, salah satunya melalui kegiatan pembiasaan sehari-hari di sekolah. Disiplin juga dapat diajarkan kepada anak agar anak memahami aturan dan tepat waktu. Disiplin dapat diajarkan dengan cara misalnya membiasakan anak untuk meletakkan sepatunya di rak sepatu dan membiasakan anak agar anak untuk merapikan kembali peralatan belajar atau mainan yang telah selesai digunakan.

Aeni (KBBI, 2005:264), mengemukakan disiplin adalah sikap mental untuk mau mematuhi peraturan dan bertindak sesuai dengan peraturan secara sukarela. Adapun penanaman disiplin adalah usaha melatih dan mengajarkan seseorang untuk selalu bertindak sesuai dengan peraturan yang ada secara sukarela.

Disiplin menurut seorang guru dalam Lickona (2012) adalah sesuatu yang harus dikembangkan dari dalam diri, seperti tulang belakang, tidak berpatokan dari luar diri, seperti sepasang belenggu.

Dewantara (1962:100) dalam Shochib M menyatakan bahwa keluarga merupakan “pusat pendidikan“ yang pertama dan terpenting karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai kini, orang tua selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Bantuan yang diberikan orang tua adalah lingkungan kemanusiawian yang disebut pendidikan disiplin diri Shochib menyatakan tanpa pendidikan disiplin orang akan menghilangkan kesempatan manusia untuk hidup dengan sesamanya. (Soelaeman, 1988:90).

Sementara Hurlock (1998:82) menyatakan tujuan disiplin ialah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan, karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada pula satu falsapahanak yang menyeluruh untuk mempengaruhi menanamkan disiplin.

(18)

4

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara menurut Rimm (2003:3), tujuan disiplin adalah untuk mengarahkan anak-anak terhadap ketrampilan belajar dan nilai-nilai yang akan mempersiapkan mereka untuk masa dewasa ketika mereka akhirnya akan tergantung sepenuhnya pada disiplin diri.

Menurut Lickona (2012), disiplin harus mengubah sikap, berpikir dan merasa. Disiplin juga harus mengarahkan untuk berperilaku berbeda, membantu mengembangkan kebaikan-seringkali berupa rasa hormat.

Di Taman Kanak-Kanak, pengembangan pendidikan karakter khususnya disiplin sangat strategis sebagai landasan berperilaku dan berkepribadian di masa mendatang.

Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan karakter adalah usaha bersama sekolah, oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua bidang pengembangan, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah( Tine:2013).

Pada anak usia dini, lebih mudah membentuk karakter khususnya disiplin. Sebab, dia lebih cepat menyerap perilaku dari lingkungan sekitarnya, pemahaman dari hubungan dengan diri sendiri, dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar) dan hubungan dengan Tuhan YME. Oleh sebab itu pada diri anak perlu ditumbuhkan pemahaman positif dan pembiasaan bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, (Tine:2013).

Ulwan (1999:141) pendidikan dengan keteladanan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial anak. Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandanagan anak, yang tindak-tanduk dan sopan-santunnya, disadari atau tidak akan ditiru oleh mereka.Bahkan bentuk dan tindak-tanduknya akan senantiasa tertanam dalam kepribadian anak.

(19)

5

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghadapi tantangan zaman. Karakter tangguh itu dapat dibangun salah satunya dengan cara memberikan contoh dan menghadirkan kisah serta keteladanan manusia mulia sepanjang zaman, yaitu Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya. “Didiklah anak-anak kamu tiga hal : Mencintai Nabi kamu, mencintai keluarganya dan membaca al-Qur’an,(Wardana:2008:4).

Kondisi objektif yang ditemukan di lapanagn yang dilakukan di TK Islamiyah khususnya untuk mengembangkan disiplin anak kelompok B1 TK Islamiyah berupa lembar kerja siswa (LKS) dan buku paket yang sudah disesuaikan dengan kurikulum yang di dalamnya berisi gambar-gambar, misalnya menyebutkan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang salah, berilah tanda ceklis pada gambar anak yang berbuat baik dan berilah tanda silang pada gambar yang berbuat salah, mewarnai gambar yang ada di dalam majalah yang menunjukkan disiplin diri, dan menggambar, anak-anak juga dituntut harus menyelesaikan buku paket setiap semesternya yang sudah disediakan.

(20)

6

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saat istirahat, terlihat ketika anak main perosotan,anak naik dari arah depan bukandari arah belakang yang sudah di tentukan, anak belum bisa memakai sepatu sendiri,juga dalam menyelesaikan tugas sampai selesai.

Untuk meningkatkan disiplin anak, perlu kiranya memilih model pembelajaran yang efektif serta menyenangkan pada anak dan dapat mengaktifkan anak untuk ikut serta di dalamnya.

Pembelajaran yang menarik dan memberikan pengalaman bagi anak adalah dengan membawa anak pada hal yang nyata, yaitu dengan metode bermain peran, anak diajak praktek langsung memerankan tokoh yang anak sukai atau yang anak idolakan yang ada disekitar anak dalam bentuk permainan.Sehingga metode bermain peran yang jarang dilaksanakan atau diterapkan pada anak dapat memberikan pengalaman yang nyata bagi anak dan anakpun dapat menemukan manfaat dari pembelajaran tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian terkait dalam permasalahan tersebut, peneliti dan guru mendiskusikan metode yang tepat untuk disampaikan kepada anak berkaitan dengan peningkatan disiplin, metode yang jarang dilaksanakan dan bisa menarik untuk anak yang peneliti dan guru akan laksanakan metode bermain peran makro dan metode bermain peran mikro.

Disiplin pada anak dapat dikembangkan melalui berbagai metode diantaranya metode bercerita, metode tanya jawab, metode bermain peran dan lain sebagainya. Salah satu metode yang disenangi dan lebih efektif di kembangkan menurut peneliti adalah metode bermain peran karena dengan bermain peran banyak karakter yang muncul yang anak-anak kembangkan dalam memerankan karakter tokoh yang ada dalam cerita tersebut dan banyak tata tertib atau aturan yang harus anak-anak taati.

(21)

7

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

spontan dan mandiri disaat anak-anak menguji, menjernihkan dan meningkatkan pemahaman atas diri dan dunianya sendiri.

Menurut Santrock (1995: 272), bermain peran (role play) ialah suatu kegiatan yang menyenangkan. Secara lebih lanjut bermain peran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan. Role playingmerupakan suatu metode bimbingan dan konseling kelompok yang dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam kelompok. Di dalam kelas, suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga siswa dapat mengenali karakter tokoh seperti apa yang siswa peragakan tersebut atau yang menjadi lawan mainnya memiliki atau kebagian peran seperti apa.

Bermain peran memungkinkan anak mengatasi frustrasi dan merupakan suatu medium bagi ahli terapi untuk menganalisis konflik-konflik anak dan cara-cara mereka mengatasinya. Dunia anak adalah dunia bermain, permainan merupakan prasyarat untuk keahlian anak selanjutnya, suatu praktek untuk kemudian hari. Permainan penting sekali untuk perkembangan kemampuan kecerdasan. Dalam permainan, anak-anak dapat beresperimen tanpa gangguan, sehingga dengan demikian akan mampu membangun kemampuan yang kompleks. Bermain merupakan jantung program yang baik bagi anak usia dini.Santrock (1995: 272) Penelitian mengenai bermain membuktikan bahwa bermain merupakan bagian penting bagi kehidupan anak-anak usia dini (Johnson, Christie, Yawkey, 1987), Bermain dan perkembangan sangat terkait, sehingga lingkungan anak-anak memungkinkan adanya kesempatan untuk bermain bebas. Bermainbisa dalam berbagai bentuk bermain individu dengan benda, bermain yang tidak terstruktur dan assosiatif dengan anak lain, bermain peran yang lengkap dan interaktif dengan bantuan alat-alat dan bersama anak-anak yang lain, dan bermain yang lebih terstruktur dalam permainan kelompok jika anak-anak sudah mulai besar. Bermain peran dapat mengembangkan kemampuan dasar, peserta didik dapat

(22)

8

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan diatas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada “Meningkatkan Disiplin Pada Anak Taman kanak-Kanak Melalui Metode Bermain Peran”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif disiplin anak TK Islamiyah Kota Bandung sebelum pengguanaan metode bermain peran?

2. Bagaimana langkah-langkah penerapan metode bermain peran di kelompok B1 TK Islamiyah Tahun ajaran 2013-2014 dalam rangka meningkatkan disiplin?

3. Bagaimana disiplin anak kelompok B1 TK Islamiyah Tahun Ajaran 2013 – 2014 setelah menggunakan metode bermain peran?

C. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pernyataan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi objektif disiplin anak TK Islamiyah kota Bandung.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan metode bermain peran di kelompok B1 TK Islamiyah Tahun Ajaran 2013-2014 dalam rangka meningkatkan disiplin.

(23)

9

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah : 1. Bagi Anak

a. Membantu anak untuk mengembangkan disiplin

b. Di masa yang akan datang anak bisa memahami dan memiliki disiplin dengan baik dalam kehidupannya

2. Bagi Guru

a. Senantiasa mencari pendekatan dalam memecahkan masalah.

b. metode bermain peran dapat dijadikan salah satu solusi dalam meningkatkan disiplin di Taman Kanak-Kanak

3. Lembaga Pendidikan/ TK

a. Bagi lembaga dapat memberikan kontribusi positif bagi lembaga penyelenggara khususnya TK Islamiyah

b.Lembaga dapat mempasilitasi berbagai media yang akan digunakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) khususnya dalam metode bermain peran

E. Metode Penelitian

Metode penelitianyang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh guru bersama peneliti (berkolaborasi)

F. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi

Struktur organisasi penulis Skripsi ini terdiri dari:

(24)

10

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(25)

37

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Islamiyah yang berada di jalan KH. Wahid Hasyim (Kopo)Jl. Sukaleueur No 100. Kelurahan Babakan Asih, Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung. 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak TK Islamiyah kelompok B1 yang berjumlah 17 orang siswa, terdiri dari anak laki-laki 8 orang dan anak perempuan 9 orang.

Adapun rincian subyek penelitian tampak pada tabel di bawah ini: Tabel 3.1

Daftar Subyek Penelitian

No Nama Tempat, tanggal lahir L/P

1

Kayla Aletta Kireisa Bandung,13 Februari 2008 P 2

Nabhan Sajidan Bandung,25 Desember 2007 L 3

Muh. Fahrezi Firdaus Bandung,26 Juli 2007 L 4

M. Rafi Hidayat Bandung1 Februari 2007 L

5

Syahlaa Zalfaa Nazhiifah Bandung, 6 Juli 2007 P 6

Reva Nadila Kintara Bandung,09 Desember 2007 P 7

Zennia Azzahra Putri Bandung, 14 Mei 2008 P 8

Albian Bintang Prakarsya Bandung, 22 Mei 2008 L 9

Imelda Andriyani S Bandung, 28 Januari 2008 P 10

Reinard Ghibrani F Bandung, 4 April 2008 L 11

Raditya Dwi Putra Bandung, 7 Nopember 2007 L 12

Silmina Hasna Kamila Bandung, 15 Februari 2008 P 13

Deden Febriawan Bandung, 01 Februari 2008 L 14

Cantika Zahra Oktaviani Bandung, 27 Oktober 2007 P 15

(26)

38

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16

Keysha Aghnia Mafizha Bandung, 25 Januari 2009 P 17

Tazkia Azifah N.R. Bandung, 27 Mei 2008 P B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK desain model John Elliot, desain model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan lebih rinci karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu kemungkinan setiap aksi terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Maksud disusun secara rinci pada PTK model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih baik antara taraf-taraf di dalam pelaksanaan aksi atau proses belajar mengajar.

Adapun siklus tindakan yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Diagram 3.1

Desain Penelitian Tindakan Kelas Model John Elliot (Sunendar: 2012)

Pelaksanaan

Siklus 1 Pengamatan Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan Perencanaan Siklus 2

Refleksi

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan Siklus 3

(27)

39

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan disiplin anak Taman Kanak-Kanak melalui penerapan metode bermain peran. Permasalahan ini diawali dari hasil observasi di lapangan yang umumnya dalam meningkatan disiplin anak, biasanya dalam meningkatkan disiplin anak guru hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui metode tanya jawab dan metode bercerita. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi dan medianyapun kurang menarik, dalam menstimulus anak untuk disiplin sehingga disiplin anak kurang berkembang secara optimal.Kondisi seperti ini menyebabkan kurangnya disiplin anak, ini dapat dilihat dari masih banyaknya anak yang menyimpan sepatu pada tempatnya, mengerjakan tugas sampai selesai, memakai sepatu sendiri dan membereskan alat bermain pada tempatnya masih rendah.

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (kolaborasi). Penelitian ini dilakukan oleh peneliti berkolaborasi bersama guru dengan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara berkolaborasi yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam satu siklus Arikunto (2012:15)

Metode ini mengacu kepada tindakan guru untuk memperbaiki pembelajaran agar lebih efisien, efektif dan menarik, sehingga pembelajaran yang dilakukan akan lebih berhasil.Hardjodiputro (Sunendar, 2008), menyatakan bahwa :

(28)

40

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian Tindakan Kelas mempunyai karakteristik yang khas, karena bermula dari persoalan praktek mengajar sehari-hari yang dihadapi oleh guru.

Supardi dalam Arikunto dkk (2012:104) berpendapat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari hasil persepsi atau lamunan seorang peneliti.

Sementara Arikunto dkk (2006:26) mengungkapkan bahwa ciri khusus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah adanya tindakan (action) yang benar-benar nyata. Berdasarkan pengertian dan penjabaran di atas, jelaslah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sangat membantu untuk memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta mendorong guru untuk menjadi guru yang lebih professional. Dalam penelitian ini yang ingin diperbaiki peneliti adalah perilaku disiplin pada anak kelompok B1 TK Islamiyah Bandung melalui metode bermain peran.Penelitian ini dilaksanakan tiga siklus dengan lima tindakan.

Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah: 1. Perencanaan

(29)

41

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil dari tindakan tersebut guru perlu menstimulasikan tindakan. Dalam hal ini guru harus bekerjasama dengan teman sejawat atau dosen pembimbing. 2. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat.Pelaksaan tindakan akan dilaksanakan menggunakan langkah-langkahsebagai berikut:

a. Guru mengkondisikan anak agar siap mengikuti kegiatan belajar mengajar. b. Pembelajaran dimulai dengan pembacaan doa dan salam.

c. Gurumenanyakansituasi dan kondisi anak pada pagi ini, membicarakan kegiatan kemarin dan kegiatan yang akan dilakukan hari ini.

d. Guru menjelaskan lebih rinci kepada anak tentang kegiatan yang akan dilaksanakan hari ini.

e. Guru memperlihatkan media yang akan digunakan dan menerangkan cara- caranya.

f. Setelah selesai menerangkan, guru meminta anak untuk siap-siap membuat kelompok untuk mengadakan tindakan.

g. Guru melakukan evaluasi, yaitu melakukan tanya jawab mengenai kegiatan yang telah dilakukan hari ini dan mengadakan evaluasi.

3. Observasi

Peneliti melakukan observasi (pengamatan) selama proses tindakan berlangsung. Hal-hal yang diobservasi yaitu tentang disiplin anak usia dini, apakah anak memiliki kemampuan disiplin sesuai yang diharapkan, yaitu mengerti dan menyadari tentang disiplin. Berdasarkan pengamatan itu guru akan dapat menentukan apakah ada hal-hal yang harus segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai hasil yang di inginkan.

4. Refleksi

(30)

42

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional

Definisi operasional variable dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Disiplin 2) Bermain Peran.

(1) Disiplin

Disiplin adalah kemampuan seseorang untuk menyeimbangkan antara pola pikir & pola tindakan dikarenakan adanya situasi dan kondisi tertentu dengan pembatasan peraturan yang diperlukan terhadap dirinya oleh lingkungan dimana individu berbeda (Departemen Pendidikan Nasional 2007), sementara menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010) dalam (Peraturan Mentri 58 ,2009) disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Adapun dalam penelitian ini pengertian disiplin adalah perilaku atau perbuatan yang dilakukan anak dalam berinteraksi dengan teman atau orang lain, yaitu: Membiasakan tepat waktu (datang tepat waktu, melaksanakan tugas sampai selesai), mematuhi aturan/tata tertib (memelihara lingkungan/membuang sampah pada tempatnya, menghemat penggunaan air, mencuci tangan sesudah dan sebelum makan, menyimpan sepatu pada tempatnya, membereskan alat makan, sabar menunggu giliran, mentaati aturan permainan), menyimpan alat permainan, memakai sepatu sendiri.

(2) Bermain Peran

Pengertian bermain peran menurut Mulyasa (2012:173) adalah melalui bermain peran, anak-anak mencoba mengeksplorasi hubunga antar manusia dengan cara memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, dan berbagi strategi pemecahan masalah.

(31)

43

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peran juga berarti menjalankan fungsi sebagai orang yang dimainkannya, misalnya berperan sebagai dokter, ibu rumah tangga, nenek tua renta.

Pengertian bermain peran menurut buku Didaktik Metodik di Taman Kanak-Kanak (Depdikbud, 1998) adalah memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda di sekitar anak dengan tujuan untuk mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan pengembangan yang dilaksanakan dengan kata lain bermain peran adalah mendramatisasikan cara tingkah laku di dalam hubungan social, Gunarti dkk (2008:10.11).

Pengertian dalam penelitian ini, metode bermain peran adalah suatu metode mengajar / pembelajaran melalui bermain aktif yang melibatkan perilaku dan bahasa anak yang diarahkan oleh guru agar anak dapat mengembangkan daya imajinasi dan penghayatan terhadap suatu kegiatan yang dilaksanakan.

Adapun langkah-langkah metode bermain peran menurut Waterwoth (Werdini, P, Ambar 2010:25) dalam Uthami (2007) adalah sebagai berikut: a) Mengidentifikasi kejadian

Peneliti dan guru memilih tema yang dilakukan untuk bermain peran, tema yang diambil tema yang berhubungan dengan lingkungan sekitar anak yaitu tema pekerjaan dengan sub tema dalam siklus ke satu dokter anak, siklus kedua dokter gigi dan siklus ketiga kantin sekolah.

b) Memilih fokus perhatian

Peneliti dan guru membuat rencana bermain peran dengan judul dokter anak, dokter gigi dan kantin sekolah, rencana ini dibuat berdasarkan kegiatan sehari-hari yang di tuangkan dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH)

c) Penunjukkan pemain

Guru memberikan kesempatan pada anak untuk memerankan tokoh yang ada dalam isi cerita tersebut, akan tetapi disini ada peran guru untuk memilih anak yang akan memainkan peran tersebut

d) Menyiapkan pelaku

(32)

44

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian.

Untuk memperoleh kebenaran yang obyektif dalam pengumpulan data, diperlukan adanya instrumen yang tepat dan sesuai dengan jenis penelitian yang dilaksanakan sehingga masalah yang diteliti akan terefleksikan dengan baik. Instrumaen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumen.

1. Pedoman Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk mendapatkan keterangan mengenai situasi dengan melihat dan mendengar apa yang terjadi, kemudian semuanya dacatat dengan cermat.

[image:32.596.114.524.431.755.2]

Tabel berikut ini pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian. Tabel 3.2

Pedoman Observasi Disiplin Melalui Metode Bermain Peran

Nama Anak :... Tema/ Sub Tema :... Hari/ Tanggal :... Berilah ceklist pada kegiatan yang diamati di bawah ini :

No Indikator Penilaian Ket BB MB BSH BSB 1 Anak datang tepat waktu

2 Anak dapat duduk di tempat yang sudah disediakan

3 Anak dapat mengerjakan tugas sampai selesai seperti mewarnai gambar sederhana 4 Anak dapat memelihara kebersihan

lingkungan kelas contonya tidak mencoret-coret meja

5 Anak dapat menggunakan air secukupnya 6 Anak dapat sabar menunggu giliran saat

bermain

7 Anak dapat sabar menunggu giliran saat menerima tugas

8 Anak mencuci tangan sebelum makan 9 Anak dapat makan sendiri

10 Anak dapat menyimpan sepatu pada tempatnya

(33)

45

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tempatnya

12 Anak dapat mengikuti aturan permainan 13 Anak dapat membereskan tempat makan

sendiri

14 Anak dapat memakai sepatu sendiri 15 Anak dapat membuang sampah pada

tempatnya Keterangan:

BB : Belum Berkembang (Anak belum bisa melakukan sendiri) MB : Mulai Berkembang (Anak mau melakukan dengan bantuan) BSH :Berkembang Sesuai Harapan (Anak mampu melakukan sendiri namun masih memerlukan bantuan)

BSB : Berkembang Sangat Baik (Anaksudah mampu melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain)

2. Pedoman Wawancara

Arikunto (2006: 155) berpendapat interviu yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orangtua, pendidikan, sikap terhadap sesuatu.

Pedoman wawancara yang dipakai peneliti adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran disiplinpada anak usia dini di TK Islamiyah.

Berikut ini tabel pedoman wawancara yang di tujukan kepada kepala sekolah dan guru kelompok B1 TK Islamiyah.

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Dengan Guru Di Tk Islamiyah

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana pemahaman ibu tentang disiplin anak di Taman Kanak-Kanak?

(34)

46

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Metode pembelajaran apa yang digunakan saat ini untuk mengembangkan disiplin anak?

4

Media apa saja yang digunakan untuk mengembangkan disiplin anak di TK Islamiyah?

5

[image:34.596.119.516.113.282.2]

Apakah kekurangan dari pemanfaatan metode bermain peran dalam meningkatkan perilaku disiplin anak kelompok B1 di TK Islamiyah?

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara Dengan Kepala Sekolah Di Tk Islamiyah

No Pertanyaan Jawaban

1

Bagaimana pendapat ibu mengenai penggunaan metode bermain peran dalam meningkatkan disiplin anak TK Islamiyah?

2

Apa kelebihan dari metode bermain peran dalam meningkakan disiplin anak Islamiyah?

3

Apakah pengguanaan metode bermain peran bisa meningkatka disiplin anak TK

Islamiyah?

4

Apa kekurangan dari metode bermain peran dalam meningkatkan disiplin anak TK Islamiyah?

5

Bagaimana reaksi anak degan strategi yang guru terapkan saat ini, khususnya kelompok B1 di TK Islamiyah?

(35)

47

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Dokumentasi

(36)

48

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Bermain Peran

[image:36.842.105.751.102.483.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Kemempuan Kedisiplinan Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran.

No Variabel Sub Variabel

Indikator Pernyataan

Tekhnik Pengumpula n Data Respon den Item 1 a.

Disiplin 1.Pembia saan 2. Ketertiban a. Membiasakan hadir tepat waktu

b.

Membiasakan mematuhi peraturan

1. Anak dapat datang tepat waktu

2.Anak dapat duduk di tempat yang sudah disediakan

3.Anak dapat mengerjakan tugas sampai selesai seperti membereskan alat-alat masak 4.Anak dapat memelihara kebersihan lingkungan kela (sentra bermain peran) seperti

membersihkan lantai

5.Anak dapat menggunakan air secukupnya

6.Anak sabar menunggu giliran saat bermain

Observasi, Dokumentas i

Anak 1

2

3

4

5

(37)

49

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c.

Menyimpan dan

mengeluarkan alat dan bahan (sesuai dengan studi keahlian) (SMK) d. Menggunakan pakaian praktek sesuaidengan program studi keahlian (SMK)

7.Anak sabar menunggu giliran saat menerima

tugas

8.Anak mencuci tangan sebelum makan 9.Anak dapat makan sendiri

10.Anak dapat membereskan tempat makan sendiri

1.Anak dapat menyimpan sepatu pada tempatnya

2.Anak dapat menyimpan alat bermain pada tempatnyaseperti menyimpan alat- alat dokter 3.Anak dapat membereskan tempat makan sendiri

4. Anak dapat membuang sampah pada tempatnya

1.Anak dapat memakai sepatu sendiri

(38)

50

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bermain Peran

1.

Perencana an

2.

Pelaksana an

3. Penilaian

1.Mempersiapkan media yang akan digunakan 2.Mengkondisikan anak

1.Menyampaikan aspirasi

2.Memberikan pembelajaran dengan media alat memasak

3.Memperlihatkan media alat memasak 4.Melakuka tanya jawab terkait media yang digunakan

5. Melibatkan anak dalam penggunaan media alat memasak

1.Mengadakan bimbingan untuk mengevaluasi kegiatan hari ini.

Observasi Dokumentas i

1 2

3 4

5 6

7

(39)

51

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Catatan Lapangan

Catatan yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang aktovitas anak dan aktivitas guru selaku subjek penelitian selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi (pengamtan), wawancara, dan dokumentasi. 1. Pedoman Observasi (pengamatan)

Pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan mengukur tingkah laku siswa pada waktu belajar dan perilaku guru pada saatkegiatan belajar mengajar yaitu perencanaan pembelajaran yang mencakup tujuan pembelajan, materi, media, metode, dan evaluasi. Berkaitan dengan hal tersebut. Kunandar(2008:143)dalam Uthami (2007) menyatakan bahwa pengamatan sangat cocok untuk merekam data lainnya. Pedoman observasi dengan cara melihat tingkahlaku anak saat belajar dan metode apa yang diberikan untuk meningkatkan nilai disiplin anak. Observasi ini dilakukan selama lima hari.

2. Pedoman wawancara

Arikunto (2002: 155) berpendapat interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orangtua, pendidikan, sikap terhadap sesuatu.

(40)

52

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengan, dilihat, dialami dan difikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif (Maleong, 1999:153). Catatan lapangan diubah ke dalam catatan yang lengkap setelah peneliti tiba di rumah. Proses tersebut dilakukan setiap kali setelah selesai melakukan tindakan.

4.Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan peneliti adalah catatan perkembangan anak, dan rangkuman penilaian perkembangan anak untuk mengetahui kemampuan anak pada umumnya serta mengetahui nilai disiplin pada khususnya. Selain catatan tertulis, peneliti juga menggunakan foto-foto selama kegiatan berlangsung.

G. Analisa Data

Analisa adalahproses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tahap ini berlangsung dari awal sampai akhir penelitian. Nasution (2003:138) dalam Uthami (2007) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif analisis data dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke lapangan, selama berlangsungnya penelitian, terus sampai penulisan hasil penelitian.

Kunandar (2008:101-102) mengemukakan bahwa analisa interaktif terdiri dari beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan

1) Reduksi Data

(41)

53

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Beberan (display) Data

Setelah mereduksi data, penelitimembeberkan hasil tindakan secara beurutan dengan grafik yang memperjelas hasil yang dipeoleh. 3) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu, kesimpulan revisi pada akhir siklus kedua dan seterusnya, kesimpulan terakhir pada siklus terakhir.

H. Validasi Data

Kunandar (2008:101-102). Untuuk menguji derajat kepercayaan atau derajat kebenaran penelitian maka hasil dari analisa data penelitian divalidasi, yaitu: 1. Member-chek

Member-chek yaitumemeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasidata yang diperoleh selama observasi atauwawancara dari narasumber yang relevan dengan penelitian tindakan kelas, serta dilakukan pada saatmelakukan observasi dan wawancara. Selain kepada narasumber tersebut penelitimengkonsultasikan hasil temuan kepada para ahli yaitu kepadpembimbing untuk mendapatkanarahan dalam penyusunan hasil pelaporandilapangan.

2. Triangulasi

Triangulasiyaitu proses memeriksa kebenaran analisa dari peneliti

denganmembandingkan hasil dari mitra peneliti. Triangulasidilakukan berdasarkantiga sudut pandang yakni,sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandangmitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi dan sudut pandangpara ahli (dosen pembimbing)

3. Auidit Trail

(42)

54

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Expert Opinion

(43)

118

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan disiplin anak Taman Kanak-Kanak melalui metode bermain peran, yang dilaksanakan di TK Islamiyah Jl. Sukaleueur (Kopo) No. 100, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kondisi awal disiplin anak kelompok B1 Taman Kanak-Kanak Islamiyah, sebelum menggunakan permainana bermain peran masih rendah, rendahnya disiplin anak karena tidak adanya pembelajaran yang menstimulus anak untuk meningkatkan disiplin, pada umumnya untuk menanamkan disiplin guru sering menggunakan metode tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas, dalam pembelajaran guru yang lebih aktif. Guru jarang menggunakan metode-metode yang melibatkan anak langsung, kondisi tersebut menyebabkan peningkatan disiplin masih rendah. Disiplin anak yang sering muncul yaitu datang tepat waktu hal ini sangat menggangu terhadap berjalannya pembelajaran karena guru harus menyambut anak yang kesiangan karena anak itu malu jadi guru yang harus menjempu dan mengakibatkan konsentrasi anak jadi terganggu, akhirnya kelas menjadi rebut.

(44)

119

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk meningkatkan disiplin anak di kelompok B1 Taman Kanak-Kanak Islamiyah dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dan setelah pembelajaran selesai dengan berpedoman kepada format observasi yang telah dibuat sebelum kegiatan dilaksanakan.

3. Disiplin anak kelompok B1 Taman Kanak-Kanak Islamiyah setelah menggunakan metode bermain peran mengalami peningkatan dengan baik. Disiplin anak dalam memelihara kebersihan lingkungan kelas (sentra bermain peran), menyimpan alat bermain pada tempatnya seperti menyimpan alat-alat dokter, makan sendiri, mencuci tangan sebelum makan, menyimpan sepatu pada tempatnya, mengalami peningkatan menjadi Berkembang Sangat Baik (BSB), memakai sepatu sendiri, membereskan tempat makan sendiri, menggunakan air secukupnya, membereskan tempat makan sendiri, mengalami peningkatan dari Mulai Berkembang (MB) menjadi Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disimpulkan di atas, ada beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi diantaranya:

1. Bagi guru

a) Guru hendaknya dapat menggunakan strategi yang tepat dan menarik dalam meningkatkan disiplin anak. yaitu dengan menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakter anak..

(45)

120

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Kepala TK

a) Mendukung upaya guru dalam menggunakan strategi yang tepat dalam pembelajaran terutama untuk meningkatkan perkembangan disiplin anak.

b) Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan guru agar dalam pengembangan disiplin anak memperoleh hasil yang optimal c) Memberikan kesempatan kepada guru untuk memaksimalkan kegiatan

belajar mengajar dengan menggunakn metode yang bervariasi dan menarik, khususnya dalam meningkatkan disiplin anak.

3. Bagi peneliti selanjutnya

(46)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, dkk (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto dkk (2012).Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara Aeni (2005). Menanamkan Disiplin Pada Anak Melalui Dairi Activity Menurut Ajaran Islam.Jurnal.upi.edu/file/02_MENANAMKAN_

DISIPLIN_PADA_ANAK_MELALUI_DAIRI_ACTIVITY-ANI.pdf. Tidak diterbitkan

Auliana (2013)Penanaman Disiplin Pada Anak Usia Dini. Terdapat pada http://journal.umsida.ac.id./files/linav2.1.pdf

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak – Kanak dan Sekolah Dasar(2007).PedomanPembelajaran Bidang Pengembangan

Pembiasaan Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta.

Clarice (2006), Responsibility & Discipline, Mengajarkan Tanggung Jawab Dan Disiplin Pada Anak, Jakarta Elek Media Komputindo Departemen Pendidikan Nasional (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta

.

Departemen Pendidikan Nasional (2004) Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK Dan RA,Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Direktorat Pembinaan TK Dan SD (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009, Jakarta.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan (1995). Program Kegiatan Belajar Mengajar, Garis - Garis BesarProgram Kegiatan Belajar(GBPKB), Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional (2009) Standar Anak Usia Dini, Jakarta Enny (2013) Meningkatkan KecerdasanSpiritual Melalui Metodebermain peran Pada Anak Usia 4-5 Tahun Semester 1 di TK Nasima

(47)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gunarti dkk (2008). Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini, Jakarta Universitas Terbuka

Hurlock (1978). Perkembangan Anak Edisi Keenam, Jakarta Erlangga Hawadi (2001). Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Grasindo Krisnawati (2010), Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Anak Kelompok B Di TK-SD Satu Atap Bandungrejosari 1 Kota Malang. Malang. Tidak diterbitkan

Lickona (2012) Ckaracter Matters, Jakarta, PT Bumi Lickona Kurniati, Sardin (2008).Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD

Nonformal Tingkat Dasar. Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional & UPI Bandung. Tidak di terbitkan Kunandar (2008), Langkah-Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kristianti (tt). Aspek - Aspek Perkembangan Pembiasaan Anak Usia Dini. terdapat dalam: http//staf.uny.ac.id.sites.default/file/pengabdian/

marta-kristianti-mpd/aspek-perkembangan-pembiasaan.pdf. Tidak diterbitkan

Maleong (1999) Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya Masitoh dkk (2005) Pendekatan Belajar Aktif di Taman –Anak-Kanak, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyasa (2002)MajemenBerbasis Sekolah Konsep Strategis dan Implementasi. Bandung PT.Remaja Rosda Karya.

Moeslihatun (2004) Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta, Rineka Cipta

Tim Penyusun Modul PLPG (2013). Pendidikan Anak Usia Dini, Badan PengembanganSumberDaya Manusia, Pendidikan Kebudayaan Dan Penjamin MutuPendidik (BPSDMP-PMP:2013)

Tim Penyusan Modul PLPG (2012).Bahan Ajar Pendidikan Anak Usia Dini, PendidikanDan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Rayon 10. Universitas Pendidika Indonesia, Bandung.

(48)

Yayat Hayati, 2014

Meningkatkan D isiplin Pada Anak Taman Kanak -Kanak Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rahayuningsih (2012).Peningkatan Kemampuan Disiplin Pada Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Peran, tersedia dalam: Jurnal Ilmiyah PG-PAUD IKIP VETERAN, Semarang. Tidak diterbitkan.

Rimm (2003). Mendidik Dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah, Jakarta,Gramedia Pustaka Utama

Santrock (1995) Perkembangan Masa Hidup (Edisi Ke lima) jilid 1, Jakarta, Erlangga

Sudjana (1987). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung Sinar Baru. Shochib (2010), Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta Rineka Cipta.

Soelaeman (1994). Pendidikan dalam Keluarga,Bandung, CV. Alfabeta Sunendar (2012). Penelitian Tindakan Kelas,Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat, terdapat dalam

http//akhmadsudrajat.wordpre

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Subyek Penelitian
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Disiplin Melalui Metode Bermain Peran
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Dengan Kepala Sekolah  Di
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Kemempuan Kedisiplinan Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh konsentrasi limbah agar-agar kertas dan lama waktu inkubasi terhadap aktivitas endoglukanase, β -glukosidase dan selulase total yang dihasilkan dari

yang masih berhubungan dengan produksi. Kegiatan yang dilakukan di gudang bahan baku antara lain :. 1) melakukan pengamatan proses logistik bahan baku

Pendahuluan , Besaran & Vektor ,Gerak Lurus ,Gerak Benda Dalam Bidang Datar Dengan Percepatan Tetap , Hukum –Hukum Newton Tentang gerak Kesetimbangan, Momentum Impuls Dan

Penelitian ini menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) untuk mengetahui seberapa besar risiko dan return yang akan dihadapi serta saham mana yang layak dan

Hasil penelitian menunjukkan pemberian tepung tempe maupun tepung kedelai rebus varietas Grobogan dapat meningkatkan jumlah sel osteoblas dan osteosit secara sangat nyata

content analysis dengan memfokuskan pada kata, frase, kalimat, paragraf, dan unit yang mencerminkan IK yang ada di dalam buku teks Biologi SMA sejak 1950-2010. Analisis

Proses morfologis merupakan pembentukan kata-kata dengan jalan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem lainya itu bentuk dasarnya mungkin berupa pokok kata, kata dasar,

Hasil penelitian tentang Analisis Perkembangan Fungsi Wilayah dan Sektor Ekonomi Unggulan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara Tahun 2006-2010 adalah: (1) Berdasarkan