SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur
Oleh
:
Canggih Dwi Reza Putra
0642010099
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
EFEK INDONESIA (BEI)
Disusun Oleh :
CANGGIH DWI REZA PUTRA
NPM. 0642010099
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing Utama
Drs. Nurhadi, MSi
NIP. 196902011994031001
Mengetahui,
DEKAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Nama Mahasiswa : Canggih Dwi Reza Putra
NPM
: 0642010099
Jurusan
: Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas
: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Telah diuji dan diseminarkan pada tanggal : 03 Desember 2010
Menyetujui,
PEMBIMBING
TIM PENGUJI
Ketua
Drs. NURHADI, M.Si
Dra. Sonja Andarini, M.Si
NIP. 196902011994031001
NIP. 196503261993092001
Sekretaris
Drs. Nurhadi, M.Si
NIP. 196902011994031001
Anggota
Dra. Susi Hariyawati, S.Sos, M.Si.
NIP.136402151991032001
Mengetahui
Ketua Jurusan
YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh : Canggih Dwi Reza Putra
Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan
mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak
diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di
dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terjadinya pengaruh pada
harga saham.Informasi laba perusahaan yang meliputi Net Profit Margin (NPM),
Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share
(EPS) adalah variabel yang diduga mempengaruhi harga saham. Penarikan jumlah
sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel yang diambil
adalah 9 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia
(BEI).
Analisis data di uji dengan menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda yang dilakukan untuk menentukan persamaan regresi yang
menunjukkan hubungan variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih
variabel bebas. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah empat variabel bebas
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dan
yang terakhir Uji-t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel
bebas secara individu terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain
bersifat konstan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPM, ROI, ROE, dan EPS
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena Fhitung >
Ftabel (29,362 > 2,61) atau nilai signifikansi 0,00 < 0,05. Pada pengujian secara
parsial diperoleh hasil, variabel NPM berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham dengan nilai -thitung < -ttabel (-3,198 < -2,021), variabel ROI
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dengan nilai thitung > ttabel
(2,984 > 2,021), variabel ROE berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham dengan nilai -thitung < -ttabel (-2,311 < -2,021), dan variabel EPS
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dengan nilai thitung > ttabel
(9,803 > 2,021) pada taraf signifikan 0,05.
Kata kunci : Harga saham, Rasio Profitabilitas.
telah memberikan berkah anugerah dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan judul “Analisis Pengaruh
Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham di Perusahaan Makanan
dan Minuman yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban bagi
mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jawa Timur,
khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam rangka memenuhi
tugas akademik guna melengkapi sebagian syarat untuk menempuh ujian
skripsi.
Hasil penulisan ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun
terwujud karena bantuan dan bimbingan dari Bapak Drs. Nurhadi, MSi,
selaku dosen pembimbing skripsi penelitian. Selain itu, penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini :
1.
Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.
2.
Bapak Drs. Sadjudi, MSi selaku ketua program studi Ilmu Administrasi
Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.
4.
Bapak dan ibu dosen Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dalam materi perkuliahan.
5.
Kedua orang tua serta kakak dan adik penulis yang senantiasa
memberikan doa dan dukungan agar proposal penelitian ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6.
Teman – teman Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 yang
sudah memberikan semangat dan dukungan.
7.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna
dan banyak kekurangan. Oleh karena itu segala ide, kritik dan saran yang
konstruktif senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan Skripsi
penelitian ini. Semoga dengan terselesainya skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Desember 2010
Penulis
ABSTRAKSI ...
i
KATA PENGANTAR ...
ii
DAFTAR ISI ... ... iv
DAFTAR GAMBAR .... ... xi
DAFTAR TABEL ... ... xii
DAFTAR LAMPIRAN .. ... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...
1
1.2 Perumusan Masalah ...
9
1.3 Tujuan Penelitian ...
9
1.4 Manfaat Penelitian ... ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... ... 12
2.2 Landasan Teori ... 13
2.2.1.2 Tujuan dan Pemakaian Laporan Keuangan ... 16
2.2.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... ... 19
2.2.1.4 Sifat dan Keterbatasn Laporan Keuangan ... 20
2.2.1.5 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan ... ... 22
2.2.2 Analisis Laporan Keuangan
2.2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan .... ... 23
2.2.2.2 Tujuan dan Manfaat
Analisis Laporan Keuangan .... ... 25
2.2.2.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 26
2.2.3 Analisis Rasio Keuangan
2.2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 27
2.2.3.2 Tujuan Analisis Rasio Keuangan ... ... 29
2.2.3.3 Keunggulan dan Keterbatasan
Analisi Rasio Keuangan ... 30
2.2.3.4 Jenis-jenis Rasio Keuangan ... ... 32
2.2.4 Rasio Profitabilitas
2.2.4.1 Net Profit Margin ... 33
2.2.4.4 Earning Per Share .... ... 37
2.2.5
Pengaruh
Net Profit Margin, Return On Investment,
Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap
Harga Saham
2.2.5.1 Pengaruh Net Profit Margin
terhadap Harga Saham ...., ... 38
2.2.5.2 Pengaruh Return On Investment
terhadap harga Saham .... ... 39
2.2.5.3 Pengaruh Return On Equity
terhadap Harga Saham ... ... 40
2.2.5.4 Pengaruh Earning per Share
terhadap Harga Saham ... ... 42
2.2.6
Investasi
2.2.6.1 Pengertian Investasi ... ... 43
2.2.6.2 Tujuan Investasi ... ... 44
2.2.6.3 Bentuk-bentuk Investasi ... 45
2.2.7.2 Fungsi dan Manfaat Pasar Modal ... 48
2.2.7.3 Para Pelaku Pasar Modal ... 50
2.2.8
Saham
2.2.8.1 Pengertian Saham ... 51
2.2.8.2 Jenis Saham ... 52
2.2.8.3 Berbagai Nilai Dari Saham ... ... 55
2.2.8.4 Harga Saham ... ... 57
2.2.8.5 Analisis Saham ... 59
2.2.9 Kerangka Berpikir ... 61
2.2.10 Hipotesis ... 64
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Penelitian Variabel... 65
3.2 Teknik penentuan sampel
3.2.1 Populasi dan sampel ... 67
3.2.2 Teknik penarikan sampel ... ... 68
3.4 Uji Asumsi Klasik ... ... 70
3.5 Teknik Analisa Data ... 73
3.6 Uji Hipotesis ... ... 74
3.6.1 Uji F ... ... 74
3.6.2 Uji t ... 76
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum dan Penyajian Data
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... ... 78
4.1.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) ... ... 78
4.1.1.2 Gambaran Umum Perusahaan ... 82
4.1.2 Penyajian Data
4.1.2.1 Net Profit Margin (X
1) ... 94
4.1.2.2 Return On Investment (X
2) .. ... 95
4.1.2.3 Return On Equity (X
3) .. ... 96
4.1.2.4 Earning Per Share (X
4) ... ... 97
4.1.2.5 Harga Saham (Y) ... 98
4.2.1.1 Uji Asumsi Klasik .. ... 99
4.2.1.2 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda ... ... 105
4.2.2 Pengujian Hipotesis
4.2.2.1 Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Bebas
Secara Simultan (F) ... 108
4.2.2.2 Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Bebas
Secara Parsial (t) ... ... 110
4.3 Pembahasan .. ... 116
4.3.1 Pengaruh antara Net Profit Margin
dan Harga Saham .. ... 116
4.3.2 Pengaruh antara Return On Investment
dan Harga Saham .. ... 118
4.3.3 Pengaruh antara Return On Equity
dan Harga Saham ... ... 119
4.3.4
Pengaruh
Earning Per Share
dan Harga Saham . ... 121
5.2 Saran ... ... 124
Daftar Pustaka ... ... 125
LAMPIRAN
2.1 Kerangka Berpikir ... 63
3.1 Kurva F ... 75
3.2 Kurva t ... 77
4.1 Normal P-P Plot of Regression ... 100
4.2 Scatter Plot Residual vs Fits ... 104
4.3 Kurva Daerah Penerimaan dan penolakan H
0uji F ... 109
4.4 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H
0uji t variabel
X
1 .... 111
4.5 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t variabel X
2... 112
4.6 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t variabel X
3... 113
4.7 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H
0uji t variabel
X
4... 114
1.1 Harga saham penutupan rata-rata tahunan ...
8
3.1 Nama-nama perusahaan makanan dan minuman ...
69
4.1 NPM Perusahaan makanan dan minuman ...
94
4.2 ROI Perusahaan makanan dan minuman ...
95
4.3 ROE Perusahaan makanan dan minuman ...
96
4.4 EPS Perusahaan makanan dan minuman ... 97
4.5 Harga Saham Perusahaan makanan dan minuman ... 98
4.6 Nilai Durbin Watson Statistik ...
101
4.7 Tabel Durbin Watson ...
101
4.8 Hasil Uji Multikolenieritas ... 103
4.9 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ...
105
4.10 Hasil Koefisien Determinasi ...
107
4.11 Hasil Perhitungan Uji F ...
108
4.12 Hasil Perhitungan Uji t ...
115
4.13 Hasil nilai rata-rata NPM dan Harga Saham ...
117
4.14 Hasil nilai rata-rata ROE dan Harga Saham ... 120
xiii
di BEI pada tahun 2005-2009
Lampiran 2, Return On Investment Perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009
Lampiran 3, Return On Equity Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di BEI pada tahun 2005-2009
Lampiran 4, Earning Per Share Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di BEI pada tahun 2005-2009
Lampiran 5, Harga Saham Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI pada tahun 2005-2009
Lampiran 6, Uji Normalitas
Lampiran 7, Uji Autokorelasi
Lampiran 8, Uji Multikolinearitas
Lampiran 9, Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 10, Uji Regresi Berganda
Lampiran 11,Nilai rata-rata NPM, ROI, ROE, dan EPS tahunan pada Perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
Lampiran 12, Tabel DURBIN – WATSON
Lampiran 13, Tabel Distribusi F
Lampiran 14, Tabel Distribusi t
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh
peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai
perusahaan untuk mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan dalam
rangka meraih dana untuk ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor
mendapat kan keuntungan yang lebih.
Pasar modal merupakan sarana yang paling efektif untuk para investor
dalam menanamkan modal nya agar dapat memperoleh keuntungan.
Pengembangan pasar modal sangat diperlukan dalam perekonomian
indonesia saat ini. Pasar modal merupakan sarana bagi pihak yang mempunyai
kelebihan dana untuk melakukan investasi dalam jangka menengah ataupun
jangka panjang. Secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal
merupakan lembaga yang sangat berperan bagi perkembangan ekonomi
dinegara-negara maju. Pasar modal juga mempunyai pengertian pasar yang
terorganisir dimana efek-efek atau disebut juga sekuritas perdagangan .
pemilikan (equity) seperti saham dan instrument hutang seperti obligasi
perusahaan, obligasi langgganan, obligasi yang dapat di konversikan menjadi
saham dan sebagainya.
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang
cepat perkembangannya sehingga menjadi alternatif yang disukai perusahaan
untuk mencari dana. Perkembangan bursa efek disamping dilihat dengan
semakin banyaknya anggota bursa juga dapat dilihat dari perubahan
harga-harga saham yang diperdagangkan. Perubahan harga-harga saham dapat memberi
petunjuk tentang kegairahan dan kelesuan aktivitas pasar modal serta pemodal
dalam melakukan transaksi jual beli saham.
Terjadinya krisis global di tahun 2008 membuat lesunya transaksi jual
beli saham, krisis yang terjadi awalnya pada Negara Amerika Serikat ini telah
merambah ke semua sektor, mulai dari perbankan sektor riil hingga pasar
modal. Hal ini bisa dilihat dari kepanikan investor dunia dalam usaha
menyelamatkan uang di pasar saham. Para investor menjual saham sehingga
bursa saham turun drastis.
Di Indonesia, krisis keuangan global terbukti mempengaruhi pasar
modal dan valuta asing. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun dari
angka 2.830 menjadi 1.111, atau turun lebih dari 60%. Nilai kurs rupiah
terhadap dolar AS mengalami depresiasi dari Rp 9.076 per dolar hingga
sempat mencapai Rp 12.900 per dolar, atau mengalami depresiasi lebih dari
41% sejak Januari hingga Desember 2008 (Sumber : Harian Seputar
Sektor yang dianggap bisa bertahan dalam terjangan krisis global
adalah sektor konsumsi terutama Industri makanan dan minuman. Hal itu
dikatakan Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI) dalam Media Training,
Prospek Ekonomi dan Tantangan Industri Manufactur 2009, di Hotel
Sheraton, Yogyakarta.
Alasanya, sejak krisis global yang terjadi pada pertengahan 2008,
hanya industri makanan dan minuman yang dapat bertahan. Permintaan pada
sektor tersebut tetap tinggi. Industri food and bavarage adalah yang paling
baik dan bertahan pada krisis global. industri makanan dan minuman dapat
bertahan tidak bergantung pada bahan-baku ekspor dan lebih banyak
menggunakan bahan baku domestik. Selain itu, karakteristik masyarakat
cenderung gemar berbelanja makanan, ikut membantu mempertahankan
industri makanan dan minuman. (www.kompas.com)
Dengan tidak terpengaruhnya industry makanan dan minuman
terhadap krisis global yang terjadi maka saham pada kelompok perusahaan
makanan dan minuman ini lebih banyak menarik minat investor karena tingkat
konsumsi masyarakat akan semakin bertambah sejalan dengan tuntutan
kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Selain itu Salah satu barang
kebutuhan konsumsi yang paling penting adalah makanan dan minuman yang
merupakan salah satu penyetor pajak besar di Indonesia.
Pada dasarnya harga saham terbentuk dari interaksi antara penjual dan
kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham di bursa.
Sehingga semakin banyak investor yang meminati saham perusahaan
makanan dan minuman maka semakin tinggi pula yang ditawarkan. Hal ini
dapat dilihat dari indeks harga saham kelompok makanan dan minuman yang
merupakan salah satu dari 5 indeks sektoral BEI yang mempunyai tingkat
harga saham yang cukup baik selain Pertanian, pertambangan, aneka industry
dan industry dasar. (Sumber : www.detik.com).
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor mikro
perusahaan dan faktor makro ekonomi. Faktor mikro (internal perusahaan)
yang mempengaruhi harga saham antara lain : tingkat keuntungan yang
diperoleh, tingkat resiko, kinerja perusahaan dan corporate action yang
dilakukan perusahaan tersebut. Sedangkan factor makro (eksternal
perusahaan) adalah tingkat perkembangan inflasi, nilai tukar atau kurs rupiah,
keadaan perekonomian, dan kondisi sosial politik negara yang bersangkutan.
Seorang investor dalam menentukan saham yang akan dibeli atau
dijual akan mempertimbangkan informasi yang tersedia. Informasi ini berguna
sebagai pertimbangan untuk menentukan tingkat keuntungan beserta resiko
saham yang dibeli atau dijual.
Investor yang menginvestasikan dananya pada sekuritas,
berkepentingan terhadap keuntungan saat ini dan keuntungan dimasa yang
akan datang serta adanya stabilitas dari keuntungan yang akan diperoleh.
Sebelum menginvestasikan dananya investor melakukan analisis terhadap
berkepentingan atas informasi yang berhubungan dengan kondisi atau kinerja
keuangan perusahaan sebagai pedoman untuk melakukan investasi, agar dana
yang diinvestasikan tersebut mampu menghasilkan nilai tambah dimasa
mendatang dalam bentuk dividen atau capital gain. Investor juga
berkepentingan untuk memilih perusahaan mana diantara begitu banyak sektor
perusahaan yang dituju yang nantinya dapat memberikan keuntungan bagi
investor itu sendiri, dengan melihat perolehan laba bersih tahunan perusahaan
tersebut, guna untuk memperkecil resiko yang ditanggung.
Harga saham suatu perusahaan menunjukkan nilai penyertaan dalam
perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti kinerja perusahaan, resiko, dividen, tingkat suku bunga,
penawaran, permintaan, laju inflasi, kebijaksanaan pemerintah dan kondisi
perekonomiaan. Karena perubahan faktor-faktor di atas harga saham akan
mengalami perubahan naik atau turun. Harga saham mencerminkan nilai
perusahaan dimata masyarakat. Apabila harga saham suatu perusahaan tinggi,
maka nilai perusahaan dimata masyarakat juga baik dan sebaliknya jika harga
saham perusahaan rendah, nilai perusahaan di masyarakat menjadi kurang
baik, maka harga saham merupakan hal yang penting bagi perusahaan.
Pada dasarnya investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan
kemampuan beberapa perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimiliki
untuk menghasilkan keuntungan. Kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada para penyandang dana.
Jika suatu perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor
akan menanamkan modalnya, karena bisa dipastikan akan memperoleh
keuntungan dari penanaman modal tersebut. Penilaian kinerja keuangan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang akan dilakukan
disebut sebagai rasio profitabilitas.
Analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi
rasio diperlukan untuk dapat memahami informasi tentang laporan keuangan.
Rasio yang dimaksud adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara
satu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Rasio keuangan
dapat digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, serta untuk
membandingkan kinerja perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Dari sisi
eksternal, rasio keuangan digunakan untuk menentukan pembelian atau
penjualan saham suatu perusahaan, pemberian pinjaman serta untuk
memprediksi kekuatan keuangan perusahaan di masa mendatang.
Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis,
pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi
keuangan suatu perusahaan. Pemakaian rasio keuangan dalam mewakili
kinerja keuangan berdasarkan pada hasil penelitian terdahulu membuktikan
bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan
dengan perubahan harga saham, dan kegunaan rasio keuangan dalam
Analisis rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah
informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi
terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan
historis yang tujuan utamanya memberikan suatu indikasi kinerja perusahaan
yang akan datang.
Dalam melakukan investasi dipasar modal apakah investor akan
mempertimbangkan faktor fundamental beberapa perusahaan, seperti kinerja
perusahaan yang diproksikan dengan rasio keuangan untuk memperkirakan
harga yang akan diterima dimasa yang akan datang. Rasio keuangan yang
digunakan adalah rasio profitabilitas yaitu NPM, ROI, ROE, dan EPS.
Investor harus menentukan dimana sektor atau bidang apa yang dapat
memberikan kejelasan atas investasi nya. Dengan melihat sektor atau bidang
perusahaan tersebut, investor dapat dengan mudah menghindari resiko-resiko
yang kemungkinan akan terjadi. Sektor yang dianggap rawan atau aman dalam
menginvestasikan dana nya adalah dari bidang makanan dan minuman.
Sehingga investor dapat melihat seberapa bagus kondisi
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman dalam
mendapatkan keuntungan yang dimasa mendatang.
Terdapat 21 perusahaan makanan dan minuman dan terdaftar di bursa
efek Indonesia yang masing – masing bersaing untuk menghasilkan produk –
produk yang baru. Semakin banyaknya produk-produk makanan dan minuman
yang baru dipasaran, berimbas pula pada fluktuasi penjualan produk
dan berpengaruh terhadap harga saham dari tiap-tiap perusahaan. Dari 21
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada BEI hanya 9
perusahaan yang menghasilkan laba bersih dan tidak merugi secara terus
menerus dari tahun 2005 – 2009.
Berikut ini adalah daftar harga saham perusahaan makanan dan
minuman yang menghasilkan laba bersih dan tidak merugi secara terus
menerus dari tahun 2005 – 2009 yang terdaftar pada bursa efek Indonesia
(BEI)
Tabel 1.1
Harga saham penutupan rata-rata tahunan perusahaan makanan dan minuman
Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 Rata-Rata
Perusahaan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
PT. Aqua Golden Misissippi. Tbk 63.000 110.000 129.500 127.000 224.800 130.860 PT. Delta Djakarta. Tbk 36.000 22.800 16.000 20.000 62.000 31.360
PT. Fast Food. Tbk 1.200 1.820 2.450 3.100 5.200 2.754
PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk 910 1.350 2.575 930 3.550 1.863
PT. Mayora Indah. Tbk 820 1.620 1.750 1.140 4.500 1.966
PT. Multi Bintang Indonesia. Tbk 50.000 55.000 55.000 49.500 177.000 77.300
PT. Sekar Laut. Tbk 400 285 75 90 150 200
PT. Siantar Top. Tbk 150 210 370 150 250 226
PT. Ultra Jaya Milk. Tbk 310 435 650 800 580 555
sumber : Laporan Keuangan di BEI tahun 2010
Dapat dilihat dari tabel 1.1 , Harga saham penutupan dari tahun
2005 -2009 yang memperoleh nilai rata-rata harga saham yang paling besar
dari 9 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada bursa efek
idonesia dimiliki oleh PT. Aqua Golden Misisipi. Tbk dengan nilai saham
terendah dari tahun 2005-2009 adalah PT. Sekar Laut. Tbk sebesar Rp
200,00.
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini akan menganalisis
lebih lanjut mengenai “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap
Harga Saham di Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar
Pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin (NPM), Return On
Invesment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS)) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada
kelompok Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI ?
2. Apakah Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin (NPM), Return On
Invesment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS)) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada kelompok
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin
(NPM), Return On Invesment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS)) secara simultan terhadap harga saham pada
kelompok Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI
2. Untuk menganalisis pengaruh Rasi Profitabilitas (Net Profit Margin
(NPM), Return On Invesment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS)) secara parsial terhadap harga saham pada
kelompok Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI
1.4 Manfaat Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat barmanfaat khususnya bagi
pengembangan ilmu pengetahuan sebagai sumber bacaan atau referensi
yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris pada pihak-pihak
yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini,
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Manajemen Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak
manajemen perusahaan yang dapat digunakan sebagai masukan atau
dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari
rasio keuangan yang baik menunjukkan prospek bagus bagi
perusahaan di masa yang akan datang yang dapat menarik investor
untuk menanamkan modal di perusahaan sehingga dimungkinkan
dapat menambah modal untuk usaha pengembangan perusahaan dan
sebagai bahan informasi dalam pengambilan keputusan.
b. Bagi Investor
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
pengaruh laporan keuangan terhadap harga saham yang
diperdagangkan di pasar modal, sehingga dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta dapat dipergunakan
sebagai salah satu alat untuk memilih atau menentukan pada bidang
perusahaan mana yang mempunyai rasio keuangan yang baik dan
meramalkan harga-harga saham perusahaan makanan dan minuman di
BEI sehingga akan mengurangi resiko kerugian dan menghasilkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Natarsyah, Syahib, 2000 dengan judul “Pengaruh beberapa factor
fundamental dan resiko system artik terhadap harga saham?”, dan
perumusan masalah nya adalah pengaruh ROA (Return on Assets), ROE
(Return on Equity), NPM (Net Profit Margin), EPS (Earning per Share),
EVA (Economic Value Added) terhadap harga saham? dengan
hipotesisnya adalah ROE, NPM , EPS, dan EVA berpengaruh terhadap
harga saham. Dan didapatkan kesimpulan bahwa return on equity, net
profit margin, earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham dan return on asset, tidak berpengaruh terhadap harga saham.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Suguharto (2003), yang
berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Industri Minuman di Bursa Efek Jakarta. Di dalam penelitian
ini variabel yang digunakan ROA (Return on Asset), ROE (Return on
Equity), NPM (Net Profit Margin), dan harga saham perusahaan industri minuman. Dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari beberapa rasio profitabilitas
hanya return on equity yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. sedangkan
secara bersama-sama dari ketiga variabel return on asset, return on equity
dan net profit margin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat
ini adalah pada penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah, 2000 yaitu
menggunakan pengaruh ROA (return on asset), ROE (return on equity), NPM
(Net Profit Margi) EPS (earning per share), dan EVA (economic value added), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Toto
Sugiharto, 2003 menggunakan variabel ROA (return on asset), ROE (return
on equity), NPM (net profit margin), saja, sedangkan persamaan pada penelitian tersebut yaitu menggunakan uji F dan uji t.
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Laporan Keuangan
2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen suatu
perusahaan merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan
akuntansi yang dilakukan perusahaan. Laporan keuangan dibuat untuk
mempertanggung jawabkan kegiatan peusahaan terhadap pemilik dan
memberi informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai
perusahaan. Laporan keuangan adalah suatu laporan tertulis yang
kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
ekonomi serta menunjukkan pertangggungjawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka (IAI, 2002).
Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan
ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan.
Financial Statement (laporan keuangan) merupakan suatu bentuk laporan bagi pemakai yang berisi segala informasi pencatatan dan pengikhtisaran
transaksi (Warren, 2005:19). Menurut Harahap (2002:117) dalam Sandy
Teguh Ariansyah (2006:9), yang dimaksud laporan keuangan adalah
suatu alat dimana informasi keuangan dikumpulkan dan diproses dalam
akuntansi keuangan yang akhirnya dimasukkan dalam bentuk laporan
dan dikomunikasikan secara periodik kepada pemakainya. Lebih lanjut
menurut Gill dan Chatton (2003:2) laporan keuangan adalah sarana
utama untuk membuat laporan informasi keuangan kepada orang-orang
dalam perusahaan (manajemen dan para karyawan) dan kepada
masyarakat diluar perusahaan (bank, investor, pemasok dan sebagainya).
Menurut Myer dalam bukunya “Financial Statement Analysis”
yang diterjemahkan oleh Munawir (2000:5), laporan keuangan adalah
“Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu
keuangan dan daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi
kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga
yaitu daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan)”.
Melalui laporan keuangan itu, secara periodik dilaporkan
informasi penting mengenai suatu perusahaan yang berupa :
1. Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi, kewajiban dan modal
perusahaan.
2. Informasi mengenai perubahan-perubahan dalam sumber-sumber
ekonomi netto atau kekayaan bersih (modal = aktiva dikurangi
kewajiban), yang timbul dari aktivitas usaha perusahaan dalam
rangka memperoleh laba.
3. Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai
sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan
kewajiban, yang disebabkan oleh aktivitas pembelanjaan dan
investasi.
5. Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan
keuangan, seperti kebijaksanaan akuntansi yang dianut oleh
perusahaan.
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
1. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan.
2. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan
arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan laporan keuangan adalah suatu media untuk menyajikan
informasi yang telah dikumpulkan dan diolah dengan akuntansi
keuangan yang kemudian disusun dalam bentuk laporan neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan serta laporan laba yang
tidak dibagikan atau ditahan dimana nantinya akan dikomunikasikan
secara periodik kepada pemakainya.
2.2.1.2. Tujuan dan Pemakai Laporan Keuangan
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK (Prosedur Standar
Akuntansi Keuangan) paragraf 12 mengemukakan tujuan dari laporan
keuangan adalah sebagai berikut : menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2002).
Bab 4 APB (Accounting Principle Board) statement No.4
mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan sebagai berikut : Tujuan
umum, yaitu menyajikan laporan posisi keuangan secara wajar sesuai
prinsip akuntansi yang diterima umum.
1. Tujuan khusus, yaitu memberikan informasi tentang kekayaan,
kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan
kewajiban serta informasi lainnya yang relevan.
2. Tujuan kualitatif, sebagai berikut :
a. Relevance : Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam pengambilan keputusan.
b. Understandbility : Informasi yang disajikan bukan saja informasi yang penting tetapi mudah untuk dimengerti oleh pemakainya.
c. Variability : Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain.
d. Timeliness : Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
e. Comparability : Informasi akuntansi harus dapat dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama untuk semua
f. Completeness : Informasi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan layak bagi pemakai.
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang, investor
potensial, karyawan, pemberi pinjaman (kreditur), pemasok (supplier),
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya dan masyarakat.
Mereka menggunakan untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda.
Menurut (Harahap, 2002:166) dalam Sandy Teguh Ariansyah (2006:12)
pemakai laporan keuangan terdiri dari :
1. Pemakai langsung, terdiri dari :
a. Pemilik perusahaan
b. Kreditur
c. Pemasok
d. Manajemen
e. Fiskus ( pajak )
f.Pegawai atau karyawan perusahaan
g. Langganan
2. Pemakai tak langsung, terdiri dari :
a. Konsultan
b. Para pesaing
2.2.1.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang
membuat informasi dalam keuangan tersebut berguna bagi pemakai
dalam pengambil keputusan ekonomi. Terdapat empat karakteristik
pokok kualitatif laporan keuangan menurut IAI (2002, p.6-10) :
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para
pemakai. Dalam hal ini, para pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi kompleks
yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut
terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan, informasi
memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau
3. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable), informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithfull
representative) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat mempertimbangkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan
(trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu
pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk
perusahaan yang berbeda.
2.2.1.4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran
kemajuan (progress report) perusahaan secara periodik. Jadi laporan
keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress
dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan
kebiasaan-kebiasaan dalam akutansi serta pendapat pribadi.
Fakta-fakta yang telah dicatat, laporan keuangan dibuat
berdasarkan fakta dari catatan akutansi, pencatatan dari pos-pos ini
merupakan catatan historis dari peristiwa yang telah terjadi di masa
lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada
waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian maka
laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu
perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.
Laporan keuangan adalah laporan yang elemen-elemennya
dinyatakan dengan uang. Penilaian ini akan memberikan suatu anggapan
bahwa fakta yang dinyatakan dengan angka dan satuan uang tersebut
merupakan cerminan dari nilai perusahaan secara keseluruhan dengan
pasti, benar dan tepat sesuai dengan ekonomi per tanggal laporan.
Laporan keuangan yang elemen-elemennya dinyatakan dengan uang
mempunyai banyak kelemahan, antara lain:
1. Laporan yang bersifat historis, yaitu penyajian data
kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga belum mencerminkan kondisi
keuangan saat sekarang.
2. Laporan keuangan bersifat umum, sehingga calon pemakai tidak
tahu secara rinci posisi keuangan perusahaan.
3. Penyusunan laporan keuangan masih mengandung bias dalam
4. Akuntansi hanya dapat memberi laporan kasar dan belum terperinci
mengenai elemen-elemen pembanding.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif, yaitu tidak mengikuti dan
mengantisipasi kebutuhan perusahaan.
6. Laporan keuangan tidak mempertimbangkan aspek-aspek lainnya di
luar aspek ekonomi dalam memperhitungkan peristiwa yang
sebenarnya terjadi.
7. Adanya penggunaan istilah-istilah teknis dalam laporan keuangan
yang tidak komunikatif bagi masyarakat awam atau pemakai.
8. Adanya penggunaan berbagai macam metode akuntansi, akan
menyebabkan tcrjadinya perbedaan baik dalam pengukuran
sumber-sumber ekonomis maupun dalam pengukuran tingkat keberhasilan
perusahaan.
9. Adanya pengabaian informasi yang bersifat kualitatif, padahal aspek
ini kemungkinan lebih diperlukan dari pada aspek ekonominya.
2.2.1.5. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat
jenis laporan, antara lain :
1. Neraca, adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal
pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir tahun.
Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun
jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan membayar
kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh tambahan
pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi
tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah
investasi pemilik yang ada didalam perusahaan tersebut.
2. Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban
suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahui
laba yang diperoleh dan rugi yang dialami.
3. Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan
perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau
satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui
sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.
4. Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan
keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan
kemampuan perusahaan didalam menghasilkan kas dimasa
mendatang.
2.2.2. Analisis Laporan Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah penerapan alat-alat dan teknik
analitis terhadap laporan keuangan dan data terkait untuk mendapatkan
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh
pertimbangan dalam membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu. Tujuan utamanya
menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi
dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan ditujukan
untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko
atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang
mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di
bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi
manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Laporan
keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan
gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah
dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan
inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Informasi
mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk
berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak
manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Arti penting analisis laporan keuangan :
1. Bagi pihak manajemen : untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,
kompensasi dan pengembangan karier.
2. Bagi pemegang saham : untuk mengetahui kinerja perusahaan,
3. Bagi kreditor : untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi
utang beserta bunganya.
4. Bagi pemerintah : pajak, persetujuan untuk go public.
5. Bagi karyawan : penghasilan yang memadai, kualitas hidup dan
keamanan kerja.
2.2.2.2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008:68) tujuan dan manfaat analisis laporan
keuangan adalah :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini
5. Untuk melakukan penelitian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
2.2.2.3. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Macam-macam teknik analisis laporan keuangan (Prihantoro
LePMa-Gunadarma University), antara lain :
1. Analisis Rasio
Rasio adalah hubungan matematis antara dua kuantitas. Agar
memiliki arti, rasio dalam laporan keuangan harus mengacu pada
hubungan yang penting secara ekonomi. Analisis rasio dapat
dikelompokkan ke dalam 5 macam kategori :
a. Rasio Likuiditas (liquidity ratio)
b. Rasio Solvabilitas (solvency ratio)
c. Rasio Aktivitas (activity ratio)
d. Rasio Profitabilitas (profitability ratio)
e. Rasio Nilai Pasar (market ratio)
2. Analisis Common Size
Analisis common size adalah analisis dengan pembacaan data-data
keuangan untuk beberapa periode (untuk mencari trend-trend
tertentu). Analisis common size disusun dengan cara menghitung
tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi
proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total
aktiva (untuk neraca).
3. Analisis Du Pont
Analisis du pont adalah analisis yang mempertajam analisis rasio
4. Analisis Cross Section
Analisis cross section adalah perbandingan data keuangan suatu
perusahaan dengan perusahaan atau industri yang sejenis.
5. Analisis Time Series dan Forecasting Data Keuangan
Analisis time series adalah analisis terhadap data historis untuk
melihat tren yang mungkin timbul. Tren angka selanjutnya dianalisis
guna mengetahui apa yang terjadi.
2.2.3. Analisis Rasio Keuangan
2.2.3.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis
keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering
dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data
keuangan yang satu dengan yang lainnya. Menurut James C. Van Home
(Sawir, 2001); " Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat
memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan
prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman
dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan
sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio ".
Sebagian besar tujuan umum dari analisis rasio keuangan adalah
untuk menempatkan rasio tersebut sebagai petunjuk ataupun untuk
menganalisis pengukuran kinerja perusahaan. Dengan demikian maka
perusahaan. Menurut Mohammad Muslich (2000:61), bahwa analisis
perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan memungkinkan bagi
para pengguna untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan
dengan cepat. Dengan menggunakan rasio keuangan juga
memungkinkan untuk melihat perbandingan jalannya perusahaan dari
waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya.
Menurut Van Horne (2005:234) : “ Rasio keuangan adalah alat
yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita
bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna daripada
berbagai angka mentahnya sendiri ”. Meskipun analisis rasio mampu
memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan
operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur
keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati-hatian dalam
mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut.
Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat
pertanyaan, yaitu :
1. Bagaimana likuiditas perusahaan ?
2. Apakah manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva ?
3. Bagaimana perusahaan didanai ?
4. Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian
Dalam melakukan analisa, penganalisa dapat menggunakan dua
macam perbandingan yaitu :
1. Perbandingan internal (Time Series Analysis) yaitu membandingkan
rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
2. Perbandingan eksternal (Cross Sectional Approach), yaitu
membandingkan rasio-rasio antara perusahaan satu dengan
perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan atau
membandingkannya dengan rasio rata-rata industri pada saat yang
sama.
2.2.3.2. Tujuan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Riyanto (2000 : 25) rasio keuangan ditujukan guna
meningkatkan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan stabilitas usaha
dari suatu perusahaan.
1. Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya yang harus dipenuhi
kewajibannya tepat pada waktunya berarti perusahaan dalam
keadaan likuid, sebaliknya jika perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajibannya tepat pada waktunya berarti perusahaan pada keadaan
infalid.
2. Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansial apabila akhirnya perusahaan tersebut di
tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk
membayar semua hutang-hutangnya, tetapi dengan sendirinya berarti
perusahaan tersebut likuid. Sebaliknya jika perusahaan tersebut tidak
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar
semua hutang, maka perusahaan tersebut disebut insovabel.
3. Rentabilitas dimana suatu perusahaan menunjukkan perbandingan
antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
tersebut atau kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
tersebut selama periode tertentu. Cara untuk menilai rentabilitas
suatu perusahaan bermacam-macam tergantung pada laba dan aktiva
atau modal yang akan dibandingkan satu dengan yang lainnya.
4. Stabilitas usaha menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya secara stabil diukur dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk beban bunga atas hutang-hutangnya
dan akhirnya membyar hutang tepat waktunya. Serta kemampuan
perusahaan untukmembayar dividen secara teratur kepada para
pemegang saham tanpa mengalami hambatan.
2.2.3.3. Keunggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio ini memiliki keunggulan disbanding teknik analisis
lainnya. Keunggulan tersebut sepperti diuraikan oleh Harahap
1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisir keputusan dan model prediksi.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan
lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time
series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi
dimasa yang akan dating.
Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, tehnik ini
juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu
penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun
keterbatasan analisis rasio :
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya
merupakan laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya
2. Laporan keuangan menunjukan angka yang kelihatanya bersifat pasti
dan tepat, tetapi dasar penyusunannya dengan standar nilai yang
mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan.
4. Laporan keuangan bersifat sejarah (historis) yang merupakan laporan
kejadian-kejadian di masa lalu atau yang telah lewat.
5. Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi
keperluan tiap-tiap pemakai.
6. Laporan keuangan itu bersifat konservatif dalam sikapnya
menghadapi ketidakpastian.
7. Laporan keuangan lebih menekankan keadaan yang sebenarya dilihat
dari sudut ekonomi daripada berpegang pada formilnya.
8. Laporan keuangan menggunakan istilah-istilah teknis, sering
terdapat istilah-istilah yang umum tetapi diberi pengertian yang
khusus.
2.2.3.4. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio itu banyak
sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat, maka
1. Rasio likuiditas
2. Rasio leverage
3. Rasio aktivitas
4. Rasio profitabilitas
5. Rasio pertumbuhan
6. Rasio penilaian
2.2.4. Profitability Ratio (Rasio Profitabilitas)
Rasio profitabilitas ini disebut juga sebagai rasio rentabilitas, yaitu
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan
mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban
akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi
gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Rasio-rasio
yang tergabung dalam rasio profitabilitas antara lain :
2.2.4.1. Net profit margin
Net profit margin merupakan salah satu indicator yang penting
untuk menilai suatu perusahaan. Net profit margin selain digunakan
untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelolah
sumber-sumber yang dimilikinya.
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2001;224) Net Profit
margin adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah
memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan. Margin tersebut
memberitahu kita penghasilan bersih perusahaan per satu dolar
penjualan.
Net profit margin adalah suatu pengukuran dari setiap satuan nilai penjualan yang tersisa setelah dikurangi oleh seluruh biaya,
termasuk bunga dan pajak (Edy Suwito dan Arleen Herawati;2005).
Rasio laba operasi bersih terhadap penjualan banyak digunakan oleh
para praktisi keuangan sebagai “penentu nilai” (value driver) kunci yang
mempengaruhi penilaian atas sebuah perusahaan.
Net Profit margin digunakan untuk mengukur keuntungan neto atau laba bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang
dihasilkan, menunjukkan kinerja yang semakin baik.
Rumus untuk menghitung Net Profit Margin adalah :
Earning Aftre Interest and Tax (EAIT) Net Profit Margin =
Sales
2.2.4.2. Return On Investment (ROI)
Menurut Kasmir, (2008;200) Hasil pengembalian investasi atau
lebih dikenal dengan nama Return On Invesment (ROI) atau return on
total assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan
suatu ukuran tentang efektivitas manejemen dalam mengelola
investasinya.
Di samping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan
produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman
maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin kurang
baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Rumus untuk menhitung Return on investment adalah :
EAT Return On Investment (ROI) =
Total Assets
(Sumber: Kasmir, 2008; 201)
2.2.4.3. Return On Eqity (ROE)
Menurut Hanafi (2003;85), Return On Equity adalah salah satu
rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini
Dengan demikian investor ini lebih memperhatikan seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk
menghasilkan laba bersih. Semakin besar hasil pengembalian atas modal
sendiri (ROE) maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih dapat memanfaatkan
modalnya sendiri dibandingkan perusahaan lain. Dengan demikian hal
ini akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut, sehingga akan meningkatkan permintaan saham
yang pada akhirnya dapat menaikkan harga saham.
Demikian pula sebaliknya, apabila ROE rendah berarti
perusahaan tidak menggunakan equity nya dengan efisien dan efektif,
sehingga hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap nilai
perusahaan dan kemudian berdampak pada turunnya harga saham. Jadi
ROE ini dijadikan indikator atas kinerja suatu perusahaan mengingat
para investor lebih cenderung memperhatikan kemampuan perusahaan
dalam mengelola modalnya
EAT
Return On Equity (ROE) = Modal Sendiri
(jumingan 2008:245)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri.
diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus. (Harahap,
2001;305).
2.2.4.4. Earning per Share (Laba Per Saham)
Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M (2001) pengertian laba
per lembar saham atau EPS yaitu merupakan rasio yang menunjukkan
berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang
saham per lembar sahamnya. Laba merupakan alat ukur utama
kesuksesan suatu perusahaan, karena itu para pemodal seringkali
memusatkan perhatian pada besarnya earning per share (EPS) dalam
melakukan analisis saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja
menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang
disediakan untuk pemegang saham.
Menurut Gibson (2002:429) earnings per share adalah rasio
yang menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham.
Sedangkan menurut Weygandt (2003:805-806) dan Elliot (2003:250)
earnings per share menilai pendapatan bersih yang diperoleh setiap
lembar saham biasa. Salah satu alasan investor membeli saham adalah
untuk mendapatkan dividen, jika nilai laba per saham kecil maka kecil
pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividen. Maka dapat
dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earnings
rendah. Earnings per share yang rendah cenderung membuat harga saham turun.
Dari penjelasan teori di atas maka laba bersih per saham adalah
Jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar
saham yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk
menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. EPS atau laba per
lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar
sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan
operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang
tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata – rata
saham biasa yang beredar.
Rumus untuk mencari laba per saham adalah :
Laba Bersih Laba Per Lembar Saham =
Jumlah Lembar Saham Yang Beredar
(Sumber : Kasmir, 2008:207)
2.2.5. Pengaruh NPM, ROI, ROE dan EPS Terhadap Harga Saham
2.2.5.1. Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Harga Saham
Menurut Harahap (2001;304) Net Profit Margin digunakan untuk
menunjukkan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh
dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik, karena
dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan,
menunjukkan kinerja yang semakin baik.
Jadi, apabila profit margin suatu perusahaan meningkat, investor
menganggap perusahaan tersebut mempunyai prospek yang cerah di
masa yang akan dating, sehingga nilai perusahaan akan naik. Kenaikan
itu tercermin dalam harga saham perusahaan, demikian sebaliknya.
Dengan kata lain pencapaian tingkat net profit margin yang tinggi akan
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan tingkat
keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin besar pula deviden
yang akan dibagikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Natarsyah (2000) menemukan bahwa Net Profit Margin merupakan
salah satu rasio yang berpengaruh terhadap harga saham.
2.2.5.2. Pengaruh Return On Investment terhadap harga saham
ROI atau sering juga disebut dengan “Return On Total Assets”
adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan didalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin baik keadaan suatu perusahaan, (Syamsudin, 1998:70). Return
On Investment merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur hubungan antara laba yang diperoleh dan investasi yang diinginkan
pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan
menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya.
ROI merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang
dikeluarkan laba. Yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba
bersih setelah pajak atau EAT. (Sutrisno, 2003:255).
Jadi, semakin tinggi ROI semakin tinggi pula tingkat
pengembalian investasi maka kepercayaan investor terhadap perusahaan
juga tinggi sehingga permintaan atas saham perusahaan akan tinggi pula
yang pada akhirnya menaikkan harga saham dan begitu pula sebaliknya.
2.2.5.3. Pengaruh Return On Equity terhadap harga saham
Menurut Hanafi (2003;85) Return On Equity adalah salah satu
rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini
merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
Dengan demikian investor ini lebih memperhatikan seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendirinya untuk
menghasilkan laba bersih. Semakin besar pengembalian atas modal
sendiri (ROE) maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih dapat memanfaatkan
modalnya sendiri dibandingkan perusahaan lain. Dengan demikian hal
perusahaan tersebut, sehingga akan meningkatkan permintaan saham
yang pada akhirnya dapat menaikkan harga saham. Demikian pula
sebaliknya, apabila ROE rendah, berarti perusahaan tidak menggunakan
equity nya dengan efisien dan efektif, sehingga hal ini dapat mengurangi
kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan dan kemudian
berdampak pada turunnya harga saham.
Jadi ROE ini dijadikan sebagai indikator atas kinerja suatu
perusahaan mengingat para investor lebih cenderung memperhatikan
kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri. Return on
equity dapat dijadikan suatu tolak ukur oleh investor untuk mengetahui
produktifitas dari dana-dana pemilik perusahaan didalam perusahaannya
sendiri. Rasio ini juga menunjukkan rentabilitas dan efisiensi modal
sendiri. Makin tinggi rasio ini akan semakin baik, karena posisi modal
pemilik perusahaan akan semakin kuat, atau rentabilitas modal sendiri
yang semakin baik, sehingga para investor percaya bahwa dikemudian
hari perusahaan akan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar,
akibatnya harga saham dapat naik di pasar modal, demikian juga
keadaan sebaliknya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah
(2000) menemukan bahwa factor fundamental yang mempunyai
pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan kelompok industri
barang konsumsi yang go publik di pasar modal salah satunya adalah
2.2.5.4. Pengaruh Earning per share terhadap harga saham
Menurut Brealy dan Stewart menyatakan bahwa para penanam
modal (investor) sering menggunakan istilah income stock and growth
stock. Mereka kelihatannya membeli saham yang sedang tumbuh terutama dengan pengharapan memperoleh keuntungan modal dan
mereka lebih berminat pada pertumbuhan pendapatan pada masa
mendatang daripada dalam dividen tahun berikutnya. Sebaliknya mereka
membeli income stock terutama untuk memperoleh dividen tunai.
Sedangkan Lukman Syamsudin (2001:82) menyatakan pada
umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon
pemegang saham sangat tertarik akan EPS, karena hal ini
menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar
saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang
besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu
perusahaan. Jumlah EPS tidak berarti akan didistribusikan semuanya
kepada pemegang saham biasa, karena berapapun jumlah yang akan
didistribusikan tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal
pembayaran dividen. EPS yang besar menandakan kemampuan
perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari
setiap lembar saham.
Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil
meningkatkan taraf kemakmuran investor, dan hal ini akan mendorong
perusahaan. Makin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang
saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang
saham (Tjiptono Darmadji dan Hendy W:2