PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar
Sar jana Ilmu Administrasi Bisinis Pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur
OLEH:
NUR KHOIRUNI J AZULY
NPM 1042010037
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
NUR KHOIRUNI J AZULY
NPM. 1042010037
Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing Utama
R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si NPT. 372069500461
Mengetahui
DEKAN
Dra. Hj. Suparwati, M.Si
PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
NUR KHOIRUNI J AZULY NPM. 1042010037
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi I lmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada tanggal 23 J uni 2014
Pembimbing Utama Tim Penguji
1. Ketua
R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si Dra. Lia Nir awati, M.Si
NPT. 372069500461 NIP. 196009241993032001
2. Sekr etaris
Dr a. Sonja Andar ini, M.Si NIP. 196503261993092001
3. Anggota
R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si NPT. 372069500461 Mengetahui,
DEKAN
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
karunia serta rahmat-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini dengan judul: “Pengaruh Rasio Pr ofitabilitas Ter hadap Harga
Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Ter daftar di Bur sa
Efek Indonesia”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak
akan berjalan lancar dan berwujud baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak R.Y.
Rusdianto, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
petunjuk dan bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini. Pada kesempatan
ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Hj. Suparwati, Dra, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Lia Nirawati Dra, M.Si selaku ketua program studi Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Siti Ning Farida, Dra, M.Si selaku sekretaris program studi Ilmu
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.
5. Bapak Ibu dosen maupun staf karyawan program studi Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak kekurangan baik
dari segi teknis maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu, penulis senantiasa
bersedia dan terbuka dalam menerima saran dan kritik yang bersifat membangun.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Allah
SWT senantiasa memberikan petunjuk bagi kita semua. Amin.
Surabaya, Juni 2014
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ... i
HALAMAN PERSETUJ UAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAKSI ... xvi
ABSTRACT ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA... 9
2.1 Penelitian Terdahulu ... 9
2.2 Landasan Teori ... 11
2.2. 1 Pengertian Manajemen Keuangan ... 11
2.2.1.1 Tujuan Manajemen Keuangan ... 12
2.2. 2 Pengertian Investasi ... 15
2.2.2.1 Tujuan Investasi ... 16
2.2.2.2 Bentuk-bentuk Investasi ... 16
2.2. 3 Pasar Modal ... 16
2.2.3.1 Pengertian Pasar Modal ... 16
2.2.3.2 Jenis-jenis Pasar Modal... 18
2.2.3.3 Manfaat Pasar Modal ... 20
2.2.3.4 Pelaku Pasar Modal ... 22
2.2. 4 Saham ... 26
2.2.4.1 Pengertian Saham ... 26
2.2.4.2 Jenis-jenis Saham ... 27
2.2.4.3 Keuntungan Memiliki Saham ... 30
2.2.4.4 Resiko Investasi pada Saham ... 30
2.2.4.5 Penilaian Saham ... 32
2.2.4.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 33
2.2. 5 Analisis Penilaian Saham ... 35
2.2.5.1 Pengertian Analisis Penilaian Saham ... 35
2.2.5.2 Macam-macam Analisis Penilaian Saham ... 35
2.2. 6 Analisis Rasio Keuangan ... 38
2.2. 7 Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 39
2.2.7.1 Rasio Likuiditas ... 39
2.2.7.3 Rasio Aktivitas ... 43
2.2.7.4 Rasio Profitabilitas ... 44
2.2. 8 Pengaruh Gross Profit Margin Terhadap Harga Saham ... 47
2.2. 9 Pengaruh Return On Asset Terhadap Harga Saham ... 48
2.2.10 Pengaruh Return On Investment Terhadap Harga Saham ... 48
2.2.11 Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham 50 2.2.12 Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham ... 52
2.3 Kerangka Berfikir ... 53
2.4 Hipotesis ... 55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 57
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 57
3.1.1 Variabel Bebas ... 57
3.1.2 Variabel Terikat ... 59
3.2 Populasi, Sampel dan Tehnik Penarikan Sampel ... 60
3.2.1 Populasi ... 60
3.2.2 Sampel ... 61
3.2.3 Tehnik Penarikan Sampel ... 62
3.3 Tehnik Pengumpulan Data ... 63
3.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 64
3.4.2 Analisis Regresi Berganda ... 67
3.4.3 Uji Hipotesis ... 68
3.4.3.1 Uji Serentak (Ftest) ... 68
3.4.3.2 Uji Parsial (ttest) ... 70
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 72
4.1 Hasil ... 72
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 72
4.1.1.1 Bursa Efek Indonesia ... 72
4.1.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Sampel ... 76
4.1.2 Penyajian Data Penelitian ... 84
4.1.2.1 Gross Profit Margin (GPM) ... 84
4.1.2.2 Return On Asset (ROA) ... 86
4.1.2.3 Return On Investment (ROI) ... 88
4.1.2.4 Return On Equity (ROE) ... 90
4.1.2.5 Earning Per Share (EPS) ... 92
4.1.2.6 Harga Saham ... 94
4.1.3 Uji Asumsi Klasik ... 96
4.1.3.1 Uji Normalitas ... 96
4.1.3.2 Uji Autokorelasi ... 97
4.1.3.3 Uji Multikolinearitas ... 98
4.1.3.4 Uji Heteroskedastisitas ... 99
4.1.5 Pengujian Hipotesis ... 103
4.1.5.1 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 103
4.1.5.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 105
4.1.5.3 Uji Hipotesis Pengaruh Dominan ... 112
4.1.5.4 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 112
4.2 Pembahasan ... 114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 118
5.1 Kesimpulan ... 118
5.2 Saran ... 119
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. 1 Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman pada
BEI Tahun 2008 - 2012 ... 3
Tabel 3. 1 Daftar Perusahaan Sampel ... 63
Tabel 3. 2 Penentuan Nilai Durbin Watson ... 65
Tabel 4. 1 Data GPM Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI ... 85
Tabel 4. 2 Data ROA Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI ... 87
Tabel 4. 3 Data ROI Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI ... 89
Tabel 4. 4 Data ROE Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI ... 91
Tabel 4. 5 Data EPS Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI ... 93
Tabel 4. 6 Data Harga Saham Tahunan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI ... 95
Tabel 4. 7 Uji Normalitas Kolmogorov - Smirnov ... 97
Tabel 4. 8 Nilai Durbin Watson ... 98
Tabel 4. 9 Nilai Variance Inflation factor variabel bebas ... 99
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji F ... 104
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji t ... 106
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian ... 53
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan/ Penolakan Hipotesis Secara Simultan 69
Gambar 3.2 Daerah Penerimaan/ Penolakan Hipotesis Secara Parsial .... 71
Gambar 4.1 Scatter Plot Residual vs Fits ... 100
Gambar 4.2 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji F ... 105
Gambar 4.3 Kurva daerah penerimaan dan penolakan H0 uji t
variabel X1 ... 107
Gambar 4.4 Kurva daerah penerimaan dan penolakan H0 uji t
variabel X2 ... 108
Gambar 4.5 Kurva daerah penerimaan dan penolakan H0 uji t
variabel X3 ... 109
Gambar 4.6 Kurva daerah penerimaan dan penolakan H0 uji t
variabel X4 ... 110
Gambar 4.7 Kurva daerah penerimaan dan penolakan H0 uji t
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel 4.1 Data GPM Perusahaan Makanan dan Minuman
Lampiran 2 Tabel 4.2 Data ROA Perusahaan Makanan dan Minuman
Lampiran 3 Tabel 4.3 Data ROI Perusahaan Makanan dan Minuman
Lampiran 4 Tabel 4.4 Data ROE Perusahaan Makanan dan Minuman
Lampiran 5 Tabel 4.5 Data EPS Perusahaan Makanan dan Minuman
Lampiran 6 Tabel 4.6 Data Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman
Lampiran 7 Tabel 4.7 Uji Normalitas Kolmogorov-Sminorv
Tabel 4.8 Nilai Durbin Watson
Lampiran 8 Tabel 4.9 Nilai Varianve Inflation Factor variabel bebas
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Lampiran 9 Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji F
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji t
Tabel 4.13 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Lampiran 10 Gambar 4.1 Scatter Plot Residual vs Fits
Gambar 4.2 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji F
Lampiran 11 Gambar 4.3 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t
Variabel X1
Gambar 4.4 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t
Variabel X2
Gambar 4.5 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t
Lampiran 12 Gambar 4.6 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t
Variabel X4
Gambar 4.7 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t
ABSTRAKSI
NUR KHOIRUNI J AZULY, PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2008 – 2012.
Kebutuhan informasi mengenai harga saham bagi investor semakin meningkat, hal ini disebabkan investor ingin mengurangi kerugian. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui variabel gross profit margin, return on asset, return on investment, return on equity, dan earning per share berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tercatat sebanyak 16 perusahaan. Namun yang dijadikan sampel dalam penelilitian ini sebayak 11 perusahaan. Sedangkan tehnik yang digunakan dalam menentuan sampel adalah
purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik dokumentasi. Data internal perusahaan makanan dan minuman untuk variabel
gross profit margin, return on asset, return on investment, return on equity, earning per share dan harga saham diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008 – 2012.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis dapat diketahui bahwa secara simultan variabel gross profit margin, return on asset, return on investment, return on equity, dan earning per share berpengaruh siginifikan terhadap harga saham. Pada pengujian secara parsial diperoleh hasil variabel gross profit margin, return on assets, return on investment, dan return on equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan earning per share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
ABSTRACT
NUR KHOIRUNI J AZULY, PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2008 – 2012.
The need information on the stock price for investors is increasing, it is because investors want to reduce losses, this study will use multiple linear regression analysis to determine the variable gross profit margin, return on asset, return on investment, return on equity, and earning per share influence partial and simultaneous effect on stock prices.
The population in this study is a food and beverage company that is listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) year period 2008-2012 and there were 16 companies. But who made the sample in this research are 11 companies. While the determination of samples used purposive sampling technique. The data collection techniques used in this study documentation. Internal data food and beverage company to variables gross profit margin, return on asset, return on investment, return on equity, earning per share, and stock prices obtained through the Indonesia Stock Exchange (IDX) year period 2008-2012.
Based on the result of multiple regression analysis and hypothesis test can be seen that simultaneous gross profit margin, return on asset, return on investment, return on equity, and earning per share on stock prices. In the partial test result obtained the variable gross profit margin, return on assets, return on investment, dan return on equity significantly no effect on stock prices. While the earning per share significantly influence stock prices.
Pasar modal merupakan suatu sarana untuk mengatasi
permasalahan likuiditas perusahaan sekaligus sebagai salah satu sarana
investasi bagi pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana. Didalam
Pasar modal terdapat berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa
dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan
dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek”.
Pasar modal yang maju dan pesat merupakan impian banyak
negara. Menurut Tjiptono dan Henry ( 2006 : 2 ), Pasar modal memiliki
peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar
modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang
Dengan adanya pasar modal maka pihak yang mempunyai kelebihan dana
dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh
keuntungan (return), sedangkan pihak perusahaan dapat memanfaatkan
dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki
fungsi keuangan, karena memberikan kemungkinan dan kesempatan
memperoleh keuntungan bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik
investasi yang dipilih.
Dengan keberadaan pasar modal, perusahaan-perusahaan akan
lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong perekonomian
nasional menjadi lebih maju, dan dapat menciptakan kesempatan kerja
yang lebih luas, serta meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.
Pasar modal Indonesia mengalami perjalanan pasang surut sejak
awal dikembangkan. Pertumbuhan pasar modal di Indonesia tidak hanya
dipengaruhi faktor internal, tetapi juga kondisi eksternal perekonomian
dunia. Pasar modal mempresentasikan kondisi perekonomian suatu negara,
semakin maju dan berkembangnya pasar modal suatu negara, maka
semakin maju dan berkembangnya perekonomian negara tersebut, begitu
pula sebaliknya. Dengan demikian pasar modal dapat dijadikan indikator
sejauh mana lingkungan usaha suatu negara kondusif untuk aktifitas
bisnis.
Pada tanggal 10 Agustus 1977 berdasarkan kepres RI No. 52 tahun
dana yang murah dari masyarakat sehingga dapat disalurkan pada berbagai
sektor usaha lain yang lebih produktif.
Perubahan harga saham atau tinggi rendahnya harga saham
menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh para pelaku dalam pasar
saham karena harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan
perusahaan yang secara tersirat menunjukkan pula kredibilitas perusahaan.
Tabel 1.1
Harga Saham Per usahaan Makanan dan Minuman pada BEI
Tahun 2008 – 2012 (Dalam Rp) 9 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 49.500 177.000 274.950 359.000 740.000 10 PT Mayora Indah, Tbk 1.140 4.500 10.750 14.250 20.000
11 PT Prashida Aneka Niaga, Tbk 75 110 80 310 205
Tbk
13 PT Sekar Bumi, Tbk - - - - 390
14 PT Sekar Laut, Tbk 90 150 140 140 180
15 PT Siantar Top, Tbk 145 250 385 690 1.050
16
PT Ultr ajaya Milk Industr y and Tr ading Company, Tbk
800 580 1.210 1.080 1.330
Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2014
Didalam bursa efek harga saham mengalami fluktuasi. Adapun
penyebab perubahan harga saham dipengaruhi oleh faktor internal maupun
faktor eksternal perusahaan. Faktor internal disebut juga faktor
fundamental adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan dapat
dikendalikan oleh manajemen perusahaan tersebut seperti kemampuan
manajemen perusahaan dalam menghasilkan keuntungan baik berupa
deviden maupun capital again yang akan diterima oleh pemegang saham,
tingkat pengembalian investasi, tingkat resiko perusahaan. Sedangkan
faktor eksternal yang merupakan faktor non fundamental biasanya bersifat
makro, seperti situasi politik dan keamanan, perubahan nilai tukar mata
uang, turunnya nilai suku bunga bank, serta rumor-rumor hasil rekayasa
para spekulan atau orang-orang yang ingin mendapatkan keuntungan dari
situasi tersebut.
Di pasar modal terdapat banyak pilihan perusahaan yang dapat
dipilih oleh investor untuk menanamkan modalnya. Salah satunya adalah
dapat dinilai sebagai pasar yang kompetitif karena makanan dan minuman
merupakan kebutuhan pokok manusia. Dalam kondisi apapun manusia
akan selalu membutuhkan makanan dan minuman dibandingkan dengan
kebutuhan lainnya. Pentingnya kebutuhan makanan dan minuman
menyebabkan permintaan terhadap kedua kebutuhan tersebut relatif stabil.
Kestabilan permintaan mendorong banyaknya pelaku usaha yang bergerak
dikedua bidang tersebut. Semakin banyak perusahaan yang bergerak
dalam bidang tertentu, maka pasar pada bidang tersebut akan semakin
kompetitif.
Di Bursa Efek Indonesia terdapat 16 perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar, namun hanya 11 perusahaan yang dijadikan
objek penelitian dengan alasan telah menyampaikan laporan tahunan
secara rutin selama lima tahun terakhir sesuai dengan periode data
penelitian yang diperlukan dari tahun 2008 sampai dengan 2012 dengan
informasi fluktuasi harga saham yang aktif. Dari 11 perusahaan tersebut
kemudian dijadikan sebagai objek penelitian tentang faktor fundamental
yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham di perusahaan tersebut
yaitu rasio profitabilitas yang meliputi Gross Profit Margin (GPM),
Return On Asset (ROA), Return On Investment (ROI), Return On Equity
(ROE), dan Earning Per Share (EPS).
Dalam kerangka inilah penelitian dilakukan walaupun disadari
bahwa faktor fundamental sangat luas dan kompleks cakupannya tidak
yang berada diluar kendali perusahaan. Kondisi internal perusahaan tidak
dapat diabaikan karena kondisi internal perusahaan juga merupakan salah
satu hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan oleh investor. Kondisi
internal perusahaan dapat memberikan informasi kepada investor
mengenai kinerja perusahaan, pendapatan atau keuntungan perusahaan,
dan keamanan investasi. Dengan mengetahui kondisi internal maka
investor dapat menentukan estimasi dan memprediksi kondisi dan kinerja
perusahaan dimasa mendatang dan dapat membantu investor sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
Oleh karena itu penelitian ini dibatasi hanya menganalisis
faktor-faktor fundamental atau kondisi internal perusahaan dari aspek
performance financial.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengangkat topik
tersebut kedalam penelitian dengan judul “Pengar uh Rasio Pr ofitabilitas
Ter hadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman
Yang Terdaftar Di Bur sa Efek Indonesia (BEI)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
perumasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Gross Profit Margin, Return On Asset, Return On Investment,
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Gross Profit Margin, Return On Asset, Return On Investment,
Return On Equity, dan Earning Per Share secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Manakah diantara Gross Profit Margin, Return On Asset, Return On
Investment, Return On Equity, dan Earning Per Share yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah yang telah dikemukakan,
maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Gross Profit Margin, Return On Asset,
Return On Investment, Return On Equity, dan Earning Per Share
secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Gross Profit Margin, Return On Asset,
Return On Investment, Return On Equity, dan Earning Per Share
secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan
3. Untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh dominan
Gross Profit Margin, Return On Asset, Return On Investment, Return
On Equity, dan Earning Per Share terhadap harga saham pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi
pengembangan ilmu pengetahuan sebagai sumber bacaan atau
referensi yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris pada
pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
permasalahan ini, dan menambah sumber pustaka yang telah ada.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak
manajemen perusahaan sebagai masukan atau dasar untuk
meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat menarik investor untuk
menanamkan modal diperusahaan dan sebagai informasi dalam
pengambilan keputusan.
3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang pengaruh laporan keuangan terhadap harga saham yang
diperdagangkan di pasar modal, sehingga dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
1.1 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai pengaruh beberapa faktor terhadap
harga saham yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan bahan
kajian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :
1. Karina Dewi Puspita (2008)
a. Dengan judul “Pengaruh price Earning Ratio (PER), Earning Per
Share (EPS), Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap harga saham pada Perusahaan Sub-Sektor
Industri Textile yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
b. Permasalahan yang dibahas adalah seberapa besar pengaruh Price
Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Return On Asset
(ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham baik
secara parsial maupun simultan pada perusahaan Sub-Sektor Industri
Textile tahun 2007-2010.
c. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian hipotesis secara parsial (Uji-t) diperoleh hasil
sebagai berikut :
a. Variable Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap
DER atau hutang yang tinggi akan memperbesar laba bagi
pemegang saham.
b. Variable Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share
(EPS) dan Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
2. Hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama (uji-F) diperoleh
hasil bahwa semua variabel independen yaitu Price Earning Ratio
(PER), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA) dan
Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap harga saham.
2. Galih Sasmita (2010)
a. Dengan judul “Pengaruh variabel Earning Per Share (EPS), dan
Devidend Pers Share (DPS) terhadap harga saham pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang Go Public di Bursa
Efek Indonesia (BEI)”.
b. Permasalahan yang dibahas adalah seberapa besar pengaruh Earning
Per Share (EPS), dan Devidend Per Share (DPS) terhadap harga
saham baik secara parsial maupun simultan pada Perusahaan
Makanan dan Minuman tahun 2005-2009.
c. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian hipotesis secara parsial (Uji-t) diperoleh hasil
a. Variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap
harga saham.
b. Variabel Devidend Pers Share (DPS) tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
2. Hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama (uji-F) diperoleh
hasil bahwa semua variabel independen yaitu Earning Per Share
(EPS), dan Devidend Pers Share (DPS) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap harga saham.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Sudana ( 2009 : 13 ), manajemen keuangan merupakan
salah satu bidang fungsional yang mempelajari tentang investasi,
pendanaan, dan pengelolaan laba bersih perusahaan apakah dibayarkan
sebagai deviden atau diinvestasikan kembali dalam perusahaan.
Menurut Husnan (2004:3), manajemen keuangan merupakan
pengaturan kegiatan keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis
dan pengendalian kegiatan keuangan yang dilakukan dalam suatu
organisasi.
Menurut Sutrisno (2003:3), manajemen keuangan dapat diartikan
sebagai semua aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha
mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk
Menurut Martono (2001:4), Manajemen keuangan adalah segala
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh
dana, menggunakan dana, dan mengelola aset sesuai dengan tujuan
perusahaan secara menyeluruh. Dengan kata lain manajemen keuangan
merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh
aset, mendanai aset dan mengelola aset untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen
perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan
menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk
menghasilkan laba.
2.2.1.1Tujuan Manajemen Keuangan
Menurut Husnan ( 2004 : 6 ) mendefinisikan bahwa manajemen
keuangan dapat membantu manajer keuanagan dalam pengambilan
keputusan-keputusan keuangan yang benar. Untuk bisa mengambil
keputusan-keputusan keuangan yang benar, maka manajer keuangan perlu
menentukan tujuan yang harus dicapai keputusan yang benar adalah
keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normatif
tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai
perusahaan.
Menurut Kasmir ( 2010 : 13 ) mendefinisikan bahwa manajemen
1. Profit risk approach, dalam hal ini manajer keuangan tidak hanya
sekedar mengejar maksimalisasi profit, akan tetapi juga harus
mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi. Secara garis besar
pendekatan ini terdiri dari maksimalisasi profit, minimal risk, maintain
control, dan achieve flexibility (careful management of fund and
activities).
2. Liquidity and profitability, merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan bagaimana seorang manajer keuangan mengelola likuiditas dan
profitabilitas perusahaan.
2.2.1.2Manfaat Manajemen Keuangan
Menurut Martono (2001:4), ada tiga fungsi manajemen keuangan
yaitu :
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang
akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi ini merupakan
keputusan yang paling penting diantara ketiga bidang keputusan
lainnya. Hal ini karena keputusan investasi berpengaruh secara
langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas
perusahaan untuk waktu-waktu yang akan datang. Rentabilitas
investasi (return on investment) merupakan kemampuan perusahaan
2. Keputusan pendanaan
Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal yaitu :
a. Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan
untuk membiayai investasi. Sumber dana yang akan digunakan
untuk membiayai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka
panjang, hutang jangka pendek, dan modal sendiri
b. Penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau
sering juga disebut struktur modal yang optimum. Struktur
modal optimum merupakan perimbangan hutang jangka panjang
dan modal sendiri dengan biaya modal rata-rata minimal.
3. Keputusan Pengelola Aset
Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka
aset-aset tersebut memerlukan pengelolaan secra efisien. Manajer
keuangan bersama manajer-manajer lain diperusahaan bertanggung
jawab terhadap berbagai tingkatan operasi dari aset-aset yang ada.
Pengalokasian dana yang digunakan untuk pengadaan dan tanggung
jawab tersebut menuntut manajer keuangan lebihmemperhatikan
pengelolaan aktiva lancar daripada aktiva tetap. Manajer keuangan
yang konservatif akan mengalokasikan dananya sesuai dengan jangka
2.2.2 Pengertian Investasi
Menurut Halim ( 2005 : 4 ) mendefinisikan bahwa investasi pada
hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang.
Menurut Sunariyah ( 2003 : 4 ) mendefinisikan investasi adalah
penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan
dimasa-masa yang akan datang. Investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan
investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable
securities atau financial assets). Aktiva riil adalah aktiva berwujud seperti
emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate. Sedangkan aktiva
finansial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim
atas aktiva riil yang dikuasai oleh entitas.
Menurut Tandellin ( 2001 : 3 ) mendefinisikan investasi adalah
komitmen atas sejumlah dana atau sumber-sumber dana lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan
dimasa mendatang.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa investasi adalah
kegiatan menanamkan modal yang dimiliki dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Kegiatan investasi ini dapat dilakukan baik oleh individu maupun
oleh lembaga yang mempunyai kelebihan dana, biasanya dilatar belakangi
2.2.2.1Tujuan Investasi
Menurut Fahmi ( 2012 : 4 ) investasi mempunyai beberapa tujuan
yaitu :
1. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut
2. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan
(profit actual)
3. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham
4. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa
2.2.2.2Bentuk-bentuk Investasi
Fahmi ( 2012 : 4 ), dalam aktivitasnya investasi pada umumnya
dikenal ada dua bentuk yaitu :
1. Real investment
Merupakan investasi nyata yang secara umum melibatkan asset
berwujud, seperti tanah, emas, mesin-mesin, atau bangunan.
2. Financial investment
Merupakan investasi keuangan yang melibatkan kontrak tertulis, seperti
saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).
2.2.3 Pasar Modal
2.2.3.1Pengertian Pasar Modal
Menurut Alwi ( 2003 : 14 ) secara formal pasar modal dapat
panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal
sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun
perusahaan swasta. Sedangkan pasar modal dalam arti sempit adalah suatu
tempat yang terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan. Bursa efek
atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek, yang dilakukan baik secara
langsung maupun melalui wakil-wakilnya.
Menurut Fahmi ( 2012 : 55 ) pasar modal adalah tempat dimana
berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi
(bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan
digunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal
perusahaan.
Menurut Sunariyah ( 2003 : 4 ) pengertian pasarmodal dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Pasar modal secara umum adalah sistem yang terorganisasi, termasuk
didalamnya adalah bank-bank konvensional dan semua lembaga
perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga
yang beredar.
b. Pasar modal secara sempit adalah suatu pasar (berupa gedung) yang
disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan
jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa perantara
Tandellin ( 2001 : 13 ) mendefinisikan pasar modal adalah
pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
memperjualbelikan sekuritas atau efek. Sehingga dapat juga diartikan
sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki
umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.
Menurut Widoatmodjo ( 2009 : 34 ), pasar modal dapat dikatakan
pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka
panjang yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu
tahun.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pasar modal adalah tempat berlangsungnya kegiatan jual beli
surat-surat berharga.
2.2.3.2J enis-jenis Pasar Modal
Berdasarkan fungsinya, pasar modal dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu pasar perdana dan pasar sekunder:
1. Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh
perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual
melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan harga
emisi, sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi hanya
memperoleh dana dari penjualan tersebut. Pasar perdana merupakan
penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal
sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Harga
saham di pasar perdana dijamin ditentukan oleh penjamin emisi dan
perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental
perusahaan yang bersangkutan. Harga saham pasar perdana tetap,
pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak
dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen
penjualan.
2. Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar
perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan
berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek
ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran
efek tersebut. Pada pasar sekunder para investor dapat membeli dan
menjual efek setiap saat. Manfaat pasar sekunder bagi perusahaan
sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan
perseorangan. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan
ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban
komisi untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan
melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas.
Terdapat 2 (dua) tempat terjadinya pasar sekunder, yaitu: bursa
reguler dan bursa paralel. Bursa reguler adalah bursa efek resmi
seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES).
Sedangkan bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem
bentuk pasar sekunder yang diatur dan diselenggarakan oleh
Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan
dibina oleh Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara
penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi
tersebar diantara kantor para broker atau dealer.
2.2.3.3Manfaat Pasar Modal
Menurut Anoraga ( 2003 : 12 ) pasar modal memiliki beberapa
manfaat, diantaranya adalah :
a. Manfaat pasar modal bagi emitten diantaranya:
1. Jumlah dana yang dihimpun bisa berjumlah besar.
2. Ketergantungan emitten terhadap bank menjadi kecil.
3. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas.
4. Profesionalisme dalam manajemen meningkat.
b. Manfaat pasar modal bagi investor diantaranya:
1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.
2. Memperoleh deviden bagi mereka yang memiliki saham dan
memperoleh uang yang mengambang bagi pemegang obligasi.
3. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi.
4. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen
yang dapat mengurangi resiko.
c. Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang diantaranya:
1. Menuju ke arah profesional dalam memberikan pelayanan sesuai
2. Likuiditas efek semakin tinggi.
3. Sebagai pembentuk harga dalam bursa pararel.
d. Manfaat pasar modal bagi pemerintah diantaranya:
1. Mendorong laju pembangunan dalam suatu negara.
2. Menciptakan lapangan kerja.
3. Mendorong masyarakat untuk berinvestasi.
Sedangkan menurut Alwi ( 2003 : 18 ) pasar modal menawarkan
beberapa manfaat bagi pemerintah, dunia usaha, dan investor, yaitu:
a. Pasar modal sebagai sumber pedapatan bagi negara karena perusahaan
yang go public membayar pajak kepada negara.
b. Bagi dunia usaha (perusahaan), pasar modal dapat menjadi alternatif
penghimpunan dana, selain dari sistem perbankan dari masyarakat /
pemodal, untuk membiayai kehidupan perusahaan.
c. Pasar modal sebagai leading indicator bagi trend ekonomi negara.
d. Pasar modal memungkinkan pemodal melakukan diversifikasi investasi,
membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan
risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan.
e. Pasar modal menciptakan iklim yang sehat bagi perusahaan, karena
menyebarkan pemilikan, keterbukaan dan profesionalisme.
f. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, membuka peluang bagi
kontrol sosial oleh masyarakat pemodal dan pemerintah.
2.2.3.4Pelaku Pasar Modal Indonesia
Alwi ( 2003 : 19 ) mendefinisikan pelaku pasar modal adalah
lembaga atau peorangan yang melakukan kegiatan secara terus menerus
di pasar modal.
Pelaku pasar modal dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Lembaga pengawas pasar modal, yaitu BAPEPAM
Menurut UU PM No. 8/1995 Bab II Bapepam adalah badan yang
bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan dan bertugas pokok
melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari atas
kegiatan pasar modal.
2. Lembaga pelaksana kegiatan pasar modal:
a. Bursa Efek
Menurut UU PM No. 8/1995 Bab II dan PP 45/95 Bab I dan Bab II,
bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan
beli efek pihak-pihak lain.
b. Lembaga kliring dan penjaminan (LKP) – PT KPEI
Menurut UU PM No. 8/1995 Pasal 1, angka 9 lembaga kliring dan
penjaminan (LKP) adalah perseroan terbatas (PT) yang telah
mendapat izin usaha dari Bapepam sebagai pihak yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
c. Lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP)- PT KSEI
Menurut UU PM No. 8/1995 Pasal 1 angka 10, Lembaga
penyimpanan dan penyelesaian (LPP) adalah perseroan terbatas
(PT) yang telah mendapat izin usaha dari Bapepam sebagai pihak
yang menyelenggarakan kegiatan sentral bagi bank kustodian,
perusahaan efek, dan pihak lain.
3. Lembaga penunjang kegiatan pasar modal:
a. Penjamin emisi (Underwriter)
Menurut UU PM No. 8/1995 Bab I Pasal I angka 17, penjamin
emisi efek adalah perseroan terbatas (PT) yang telah mendapat izin
usaha dari Bapepam dan membuat kontrak dengan emiten untuk
melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau
tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.
b. Wakil perusahaan efek
Menurut UU PM No. 8/1995 Bab V Pasal 38 angka 1, wakil
perusahaan efek adalah orang perseorangan yang mempunyai izin
perseorangan sebagai wakil penjamin emisi efek, dapat bertindak
sebagai wakil perantara pedagang efek.
c. Perantara pedagang efek
Menurut UU PM No. 8/1995 Bab I Pasal I angka 18, perantara
pedagang efek adalah perseroan terbatas (PT) yang telah mendapat
izin usaha dari Bapepam sebagai pihak yang melakukan kegiatan
d. Manajer investasi
Menurut UU PM No. 8/1995 Bab V, manajer investasi adalah pihak
yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk nasabah
atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Bank kustodian
Menurut UU PM No.8/1995 dan PP 45/97 Bab VII, bank kustodian
adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain
yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima
deviden, bunga dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan
mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
f. Penasehat investasi
Penasehat investasi adalah pihak yang memberi nasehat kepada
pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek dengan
memperoleh imbalan jasa.
g. Biro administrasi efek
Menurut UU PM No.8/1995 dan PP 45/95 Bab VIII, biro
administrasi efek (BAE) adalah pihak yang berdasarkan kontrak
dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan
h. Waliamanat (Trustee)
Menurut UU PM No.8/1995 dan PP 45/95 Bab IX, wali amanat
adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang
bersifat hutang.
4. Lembaga profesi penunjang :
a. Notaris
Bertugas untuk membuat berita acara rapat umum pemegang saham
(RUPS), membuat konsep akta perubahan anggaran dasar, dan
menyiapkan perjanjian dalam rangka emisi efek.
b. Akuntan publik
Bertugas melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan
yang terdaftar di BEI dan memberikan pendapatnya.
c. Konsultan hukum
Bertugas untuk meneliti aspek-aspek hukum emiten dan
memberikan pendapatnya dari segi hukum.
d. Penilai
Penilai adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan
penilai yaitu pendapat atas nilai wajar aktiva yang disusun
berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian dari penilai.
5. Perusahaan publik
Adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya
oleh 300 pemegang saham dan memiliki modal disetor
pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan ketetapan peraturan
pemerintah.
6. Investor
Investor adalah orang atau pihak tertentu yang
berinvestasi/menanamkan uang (modal) untuk suatu bidang usaha.
Setelah menanamkan uangnya maka investor berhak untuk
mendapatkan pembagian keuntungan (deviden) dari perusahaan
tersebut.
2.2.4 Saham
2.2.4.1Pengertian Saham
Alwi ( 2003 : 33 ) mendefinisikan saham atau stock adalah surat
tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan suatu
perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau
sering pula disebut share merupakan instrumen yang paling dominan
diperdagangkan.
Fahmi ( 2012 : 80 ) mendefinisikan saham adalah :
a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu
perusahaan.
b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan
dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap
pemegangnya.
Raharjaputra ( 2009 : 39 ) mendefinisikan saham merupakan
instrumen atau surat berharga yang bersifat kepemilikan yang
diperdagangkan di pasar modal.
Sunariyah ( 2003 : 30 ) mendefinisikan saham adalah penyertaan
modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas.
Tandellin ( 2001 : 18 ) mendefinisikan saham merupakan surat
bukti bahwa kepemilikan atas asset-asset perusahaan yang menerbitkan
saham.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dijelaskan bahwa
saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh suatu perusahaan
(emiten) yang menyatakan bahwa pemilik saham mempunyai hak atas
kekayaan atau asset-asset perusahaan sesuai dengan jumlah nilai
penyertaan saham yang dimilikinya.
2.2.4.2J enis-jenis Saham
Menurut Alwi ( 2003 : 34 ), saham dapat dibedakan berdasarkan
cara penerbitan dan peralihannya, yaitu:
1. Saham atas tunjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak
tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu
investor ke investor lainnya. Secara hukum siapa yang memegang
saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan
2. Saham atas nama (registered stock), adalah saham yang ditulis dengan
jelas siapa nama pemiliknya, dan merupakan bukti bagi pemegang
saham bersangkutan secara hukum sebagai pemilik.
Saham dapat dibedakan berdasarkan segi kemampuan dalam hak
tagih atau klaim, yaitu :
1. Saham biasa (common stock), adalah saham yang tidak mencantumkan
nama pemilik dan kepemilikannya melekat pada pemegang sertifikat
tersebut. Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak
istimewa. Saham biasa menanggung risiko terbesar karena pemegang
saham biasa menerima deviden hanya setelah pemegang saham preferen
dibayar dan memperoleh deviden sepanjang perseroan meperoleh
keuntungan, hak suara pada RUPS sesuai dengan jumlah saham yang
dimiliki (one share one vote), dan pada likuidasi perusahaan,
mempunyai hak untuk memperoleh sebagian dari kekayaan perusahaan
setelah semua kewajiban dilunasi, baik untuk para kreditur maupun
para pemegang saham preferen.
2. Saham preferen (preferred stock), adalah saham yang memberikan hak
untuk mendapatkan deviden lebih dahulu dari saham biasa yang
besarnya tetap. Apabila perusahaan dilikuidasi, maka pembayaran
maksimum sebesar nilai nominal saham setelah para kreditur, dan
kemungkinan memperoleh penghasilan tembahan dalam pembagian
laba perusahaan. Disamping penghasilan tetap yang dijamin kontinuitas
Saham dapat dibedakan berdasarkan kinerja perdagangan, yaitu:
1. Blue-chip stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki
reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis memiliki pendapatan
yang stabil dan konsisten dalam mebayar deviden.
2. Income stock, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan
membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan
pada tahun sebelumnya.
3. Growth stock (well-known), yaitu emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi sebagai leader di industri sejenis yang memiliki
reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock (lesser-known),
yaitu saham dari emitenyang tidak sebagai leader dalam industri namun
memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan
kurang populer dikalangan emiten.
4. Speculative stock, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi
mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa datang,
meskipun belum tentu dapat direalisasikan.
5. Counter cyclical stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi
ekonomi harga saham ini tetap tinggi, emitennya mampu memberikan
deviden yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten
ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan
masyarakat seperti rokok, consumer goods.
2.2.4.3Keuntungan Memiliki Saham
Menurut Fahmi ( 2012 : 86 ), bagi pihak yang memiliki saham akan
memperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut :
a. Memperoleh deviden yang akan dibagikan pada setiap akhir tahun.
b. Memperoleh capital again, yaitu keuntungan pada saat saham yang
dimiliki tersebut dijual kembali pada harga yang lebih mahal.
c. Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis common stock (saham
biasa).
2.2.4.4Resiko Investasi Pada Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin ( 2006 : 10 ), resiko yang
mungkin dihadapi oleh pemegang saham adalah sebagai berikut :
a. Tidak mendapat deviden
Perusahaan akan membagikan deviden jika operasi perusahaan akan
menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat
membagikan deviden jika perusahaan tersebut mengalami kerugian
potensi pemodal untuk mendapatkan deviden ditentukan oleh kinerja
b. Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal
mendapatkan capital again atau keuntungan atas saham yang
dijualnya. Adakalanya pemodal harus menjual saham lebih rendah
dari harga beli, sehingga seorang pemodal terpaksa akan mengalami
capital loss.
c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek, jika suatu
perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham
perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist. Dalam
kondisi seperti itu, maka pemegang saham akan menempati posisi
lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi, artinya
setelah semua aset perusahaan itu dijual, terlebih dahulu dibagikan
kepada kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa,
baru dibagikan kepada para pemegang saham.
d. Saham di-delist dari bursa (delisting)
Resiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham
perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek atau di-delist.
e. Saham di-suspend
Jika suatu saham di-suspend atau di hentikan perdagangannya oleh
otoritas bursa efek, maka pemodal tidak dapat menjual sahamnya
hingga suspend dicabut. Hal tersebut dilakukan oleh otoritas bursa jika
suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi
lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan sementara
perdagangan saham untuk kemudian dimintakan konfirmasi kepada
perusahaan tersebut, sehingga informasi yang belum jelas tersebut
tidak menjadi ajang spekulasi.
2.2.4.5Penilaian Saham
Menurut Alwi ( 2003 : 67 ), saham memiliki nilai nominal, nilai
buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic
value). Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan
hukum. Nilai buku adalah nilai saham menurut pembukuan perusahaan.
Nilai pasar adalah harga saham di bursa efek. Sedangkan nilai intrinsik
adalah nilai sebenarnya dari saham.
Bila nilai intrinsik suatu surat berharga lebih besar dari nilai
pasarnya maka harga saham tersebut dinilai terlalu rendah (undervalued),
unsur resiko yang terkandung dalam surat berharga itu tidak terlalu
dikhawatirkan.
Bila nilai intrinsik suatu surat berharga lebih kecil dari nilai
pasarnya maka harga saham tersebut dinilai terlalu tinggi (overvalued),
surat berharga dianggap terlalu beresiko.
Bila nilai intrinsik suatu surat berharga sama dengan nilai pasarnya,
maka saham tersebut dinilai wajar dan berada pada kondisi yang
2.2.4.6Faktor-faktor yang Mempengar uhi Harga Saham
Alwi ( 2003 : 87 ), pergerakan harga saham dipengaruhi oleh faktor
internal (lingkungan mikro) dan faktor eksternal (lingkungan makro).
Lingkungan mikro yang mempengaruhi volatilitas harga saham
antara lain:
1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti
pengiklanan, rincian kontrak, produk baru, perubahan harga, penarikan
produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan
penjualan.
2. Pengumuman pendanaan (financing announcement), seperti
pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang, sekuritas
yang hybrid, leasing, kesepakatan kredit, pemecahan saham, pembelian
saham, joint venture, dan lainnya.
3. Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director
announcement),seperti perubahan dan penggantian direktur,
manajemen, dan struktur organisasi.
4. Pengumuman penggabungan pengambilan diversifikasi, seperti laporan
merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisi dan
diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.
5. Pengumuman investasi (investment announcement), seperti melakukan
ekspansi pabrik, pengembangan riset, penutupan usaha, dan lainnya.
6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcement),negoisasi baru,
7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba
sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earnings per
share (EPS) dan devidend per share (DPS), price earnings ratio, book
ratio, net profit margin, return on assets (ROA), Return On Equity
(ROE), dan lainnya.
Sedangkan lingkungan ekonomi makro yang mempengaruhi
volatilitas harga saham antara lain:
1. Pengumuman dari pemerintah, seperti perubahan suku bunga tabungan
dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan
deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah.
2. Pengumuman hukum (legal announcement), seperti tuntutan karyawan
terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan
terhadap manajernya.
3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcement), seperti
laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume/harga saham
perdagangan, pembatasan/penundaan trading.
4. Gejolak sosial politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga
merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya
volatilitas harga saham di bursa efek suatu negara.
5. Berbagai issue baik dari dalam dan luar negeri, seperti issue lingkungan
hidup, hak asasi manusia, kerusuhan massal yang berpengaruh terhadap
2.2.5 Analisis Penilaian Nilai Saham
2.2.5.1Pengertian Analisis Penilaian Nilai Saham
Alwi ( 2003 : 63 ), dalam melakukan investasi dipasar modal,
investor harus benar-benar menyadari bahwa disamping meperoleh
keuntungan, ia juga mungkin mengalami kerugian. Oleh karena itu
investor harus berhati-hati dalam menentukan saham mana yang akan
dipilih. Salah satu tindakan yang biasa dilakukan investor dalam
menentukan saham adalah melakukan penilaian saham.
Analisis saham merupakan hal yang mendasar yang perlu diketahui
para investor untuk menentukan berapa perkiraan harga saham yang wajar.
Keputusan membeli saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham diatas
harga pasar. Sebaliknya keputusan menjual saham dilakukan bila nilai
perkiraan suatu saham dibawah harga pasar.
2.2.5.2Macam-macam Analisis Penilaian Nilai Saham
Alwi ( 2003 : 69 ), ada dua macam analisis yang dapat dilakukan
dalam menilai suatu saham, yaitu :
1. Analisis fundamental
Aliran ini bertolak dari anggapan dasar bahwa investor adalah
makhluk rasional. Karena itu seorang fundamentalis mencoba
mempelajari hubungan antara harga pasar saham dengan kondisi
perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga, dan
perusahaanmeningkatkan nilai dikemudian hari. Analisis ini biasanya
melihat bagaimana kemampuan perusahaan mnghasilkan laba, dan
perbandingan harga pasar di bursa.
Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan melakukan
analisa perusahaan, analisa ekonomi dan kondisi pasar serta analisa
industri. Analisis fundamental adalah suatu pendekatan untuk
menghitung nilai intrinsik saham biasa dengan menggunakan data
keuangan perusahaan. Tujuan analisis fundamental adalah untuk
menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue atau
overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana harga saham dipasar
saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian
juga sebaliknya.
Menurut Halim ( 2003 : 17 ), ide dasar analisis fundamental adalah
bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Kinerja
perusahaan tersebut dipengaruhi oleh kondisi industri dan
perekonomian secara makro. Terdapat dua pendekatan yang biasa
digunakan dalam penilaian nilai intrinsik saham , yaitu:
a. Pendekatan nilai sekarang (present value), pendekatan ini disebut
kapitalisasi laba (capitalization of income method), karena
melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang
didiskontokan menjadi nilai sekarang. Jika investor percaya bahwa
nilai perusahaan tergantung pada prospek perusahaan dimasa datang
menghasilkan aliran kas dimasa depan, maka nilai perusahaan dapat
ditentukan dengan mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow)
dimasa depan menjadi nilai sekarang.
b. Pendekatan price earnings ratio (PER), merupakan pendekatan yang
menggunakan nilai laba perusahaan (earnings) dalam
memperkirakan nilai intrinsik saham. Pada dasarnya PER
memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan
perusahaan pada suatu periode tertentu.
2. Analisis teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu pendekatan untuk
memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati
perubahan harga saham pada waktu yang lalu. Analisis teknikal pada
dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan investor membeli
atau menjual saham. Oleh karena itu pendekatan teknikal juga disebut
pendekatan analisis pasar (market analysis). analisis teknikal
menggunakan data dan informasi yang dipublikasikan seperti:
a. Harga saham dan volume perdagangan saham
b. Indeks harga saham individu dan gabungan
c. Faktor-faktor lain yang bersifat teknis
Sasaran yang ingin dicapai dalam analisis teknikal adalah ketepatan
waktu dalam meprediksi pergerakan harga (price volatility) jangka
harga saham dari pada tingkat harga, oleh karena itu pendekatan ini
mengasumsikan bahwa perilaku harga saham masa lalu bisa
direfleksikan dalam harga saham dimasa yang akan datang.
Halim ( 2003 : 25 ), beranggapan bahwa harga suatu saham akan
ditentukan oleh supply dan demand terhadap saham tersebut. Sehingga
asumsi dasar yang berlaku dalam analisis ini adalah:
a. Harga pasar saham ditentukan oleh interaksi supply dan demand.
b. Supply dan demand itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
yang rasional maupun yang irasional.
c. Perubahan harga saham cenderung bergerak mengikuti trend
tertentu.
d. Trend tersebut dapat berubah karena bergesernya supply dan
demand.
e. Pergeseran supply dan demand dapat dideteksi dengan mempelajari
diagram dari perilaku pasar.
f. Pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali
dimasa mendatang.
2.2.6 Analisis Rasio Keuangan
Sudana ( 2009 : 22 ), analisis laporan keuangan penting dilakukan
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Informasi
ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai manajemen
menyusun rencana perusahaan kedepan. Salah satu cara untuk memperoleh
informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah
dengan melakukan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan didesain untuk
memperlihatkan hubungan antara item-item pada laporan keuangan
(neraca dan laporan laba rugi).
Raharjaputra ( 2009 : 196 ), pengertian analisis rasio keuangan
secara simpel adalah membandingkan satu angka dengan angka lainnya
yang memberikan suatu makna. Suatu keuntungan dengan menggunakan
analisis rasio keuangan adalah meringkas suatu data historis perusahaan
sebagai data perbandingan.
2.2.7 J enis-jenis Rasio Keuangan
2.2.7.1Rasio Likuiditas
Raharjaputra ( 2009 : 199 ), rasio likuiditas adalah rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya yang telah jatuh tempo. Rasio ini peling banyak mendapat
perhatian baik bagi para analis maupun para investor.
Rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan
kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak
akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih.
Raharjaputra ( 2009 : 200 ) terdapat dua macam rasio likuiditas
yang sudah umum dikenal. Macam-macam rasio likuiditas adalah berikut
1. Rasio lancar (Current ratio)
Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar (current ratio) dengan
hutang lancar (current liabilities). Aset lancar secara umum terdiri dari:
kas dan setara kas, surat berharga, piutang dagang, persediaan, biaya
dibayar dimuka, dan aset lancar lainnya. Sedangkan hutang lancar
terdiri atas: hutang dagang, hutang bank, hutang pajak, uang muka
pelanggan, dan lainnya. Rasio ini digunakan sebagai alat ukur atas
kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang atau kewajiban
jangka pendeknya.
( Raharjaputra, 2009 : 200 )
2. Rasio cepat (quick ratio)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewaibannya dengan mengurangkan persediaan yang dianggap kurang
likuid karena prosesnya cukup panjang, yaitu melalui penjualan dan
kemudian piutang dagang atau tunai. Dalam praktiknya ada beberapa
pos neraca yang harus dikeluarkan, antara lain: uang muka dan jaminan,
biaya dibayar dimuka, pajak dibayar dimuka, dan lainnya, karena
pos-pos tersebut kenyataannya tidak lebih likuid dari persediaan, bahkan
bisa sulit ditagih.
Aktiva lancar Rasio lancar =