• Tidak ada hasil yang ditemukan

Drainase Perkotaan. Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Drainase Perkotaan. Pendahuluan"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Drainase Perkotaan

(2)

Banjir (flood)

Kondisi debit pada saluran/sungai

atau genangan yang melebihi

kondisi normal yang umumnya

terjadi.

Luapan air dari sungai/saluran ke

lahan yang biasanya kering.

(3)

Menurut Kamus International

Commission on Irrigation and

Drainage (ICID), banjir (flood) adalah:

“A Relatively high flow or stage in a

river , markedly higher than usual;

also the inundation of low land which

may result there from.

A body of water raising, swelling and

overflowing land not usually thus

covered”

(4)

DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DATARAN BANJIR (“FLOOD PLAIN”) DATARAN BANJIR SUNGAI Garis Sempadan (GS) GS GS GS DATARAN BANJIR DATARAN BANJIR M.A.N M.A.B BANJIR KONDISI BANJIR BANJIR PALUNG SUNGAI DEBIT/ALIRAN NORMAL DEBIT > 50 TAHUNAN SISWOKO

BANJIR DAN MASALAH BANJIR

TRADISIONAL“OK”

NO PROBLEM

(5)

DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DATARAN BANJIR (“FLOOD PLAIN”) DATARAN BANJIR SUNGAI GS GS GS GS DATARAN BANJIR DATARAN BANJIR BANTARAN BANTARAN TANGGUL MASALAH BANJIR M.A.N BANJIR MASALAH BANJIR

BANJIR YANG LAYAK DIKENDALIKAN BANJIR TERBESAR (PMF) BANJIR PALUNG SUNGAI MAB BEBAS BANJIRKAH ?? BANJIR TERBESAR (PMF)

TIDAK DIJAMIN MAS,

MAB

DEBIT/ALIRAN NORMAL

TIDAK LAYAK DAN LEBIH BERBAHAYA

DEBIT > 50 TAHUNAN

SISWOKO

TANGGUL (STRUKTUR) TIDAK BISA MENJAMIN DATARAN BANJIR TERBEBAS DARI BANJIR DAN GENANGAN SECARA MUTLAK. SETUJU??

(6)

DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DATARAN BANJIR (“FLOOD PLAIN”) DATARAN BANJIR SUNGAI GS GS GS GS DATARAN BANJIR DATARAN BANJIR BANTARAN BANTARAN TANGGUL M.A.N M.A.B M.A.B

BANJIR YANG LAYAK DIKENDALIKAN

BANJIR > DARI YANG DIKENDALIKAN

PALUNG SUNGAI DEBIT/ALIRAN NORMAL SISWOKO M.A.N M.A.B TANGGUL BANTARAN BANTARAN

3. KOMBINASI REKAYASA DAN PENYESUAIAN THD.FENOMENA ALAM

(7)

Daerah Urban / Perkotaan

 Interaksi aktivitas manusia dengan siklus hidrologi alamiah

 Gangguan :

 Pengambilan air  wastewater

 Penutupan tanah dengan permukaan yang impermeable  stormwater  sistem drainase

(8)
(9)

Limpasan (runoff)

Surface run off

infiltrasi

Semua air yang mengalir lewat suatu sungai bergerak meninggalkan daerah tangkap sungai (DAS) tersebut tanpa memperhatikan

asal/jalan yang ditempuh sebelum mencapai saluran (surface atau subsurface)

Prediksi:

1. Metoda rasional 2. Metoda hidrograf

(10)

Pre-Urban

Hujan Evaporasi Infiltrasi Run-off Hujan Run-off Infiltrasi Evaporasi

Post-Urban

(11)

Pengaruh Pembangunan

pada Debit Limpasan

Permukaan

Rural

Developed Rural

(12)
(13)

Pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur dalam SK

menteriPU 239 tahun 1987. Menurut

SK tersebut, yang dimaksud drainase kota adalah:

“Jaringan pembuangan air yang berfungsi

mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari

genangan air, baik dari hujan lokal maupun luapan sungai yang melintas di dalam kota”.

(14)

Drainase adalah

prasarana yang

berfungsi mengalirkan

air permukaan ke badan

air atau ke bangunan

(15)

Drainase berwawasan

lingkungan adalah:

pengelolaan drainase yang

tidak menimbulkan dampak

yang merugikan bagi

lingkungan.

(16)

Drainase perkotaan adalah sistem

drainase dalam wilayah administrasi

kota dan daerah perkotaan (urban)

yang berfungsi untuk mengendalikan

atau mengeringkan kelebihan air

permukaan di daerah permukiman

yang berasal dari hujan lokal,

sehingga tidak mengganggu

masyarakat dan dapat memberikan

manfaat bagi kehidupan manusia.

(17)

Pengendali banjir adalah

bangunan untuk mengendalikan

tinggi muka air agar tidak terjadi

limpasan atau genangan yang

menimbulkan kerugian.

Badan penerima air adalah

sungai, danau, atau laut yang

menerima aliran dari sistem

drainase perkotaan.

(18)

SISTEM DRAINASE

PERKOTAAN

(19)

Fungsi Drainase Perkotaan

Secara Umum

Mengeringkan bagian wilayah

kota dari genangan sehingga

tidak menimbulkan dampak

negatif.

Mengalirkan air permukaan ke

badan air penerima terdekat

(20)

Fungsi Drainase Perkotaan

(lanjutan)

Mengendalikan kelebihan air

permukaan yang dapat dimanfaatkan

untuk persediaan air dan kehidupan

akuatik.

Meresapkan air pemukaan untuk

menjaga kelestarian air tanah

(konservasi air).

Melindungi prasarana dan sarana

yang sudah terbangun.

(21)

Berdasarkan fungsi layanan :

a. Sistem Drainase Lokal

Yang termasuk sistem drainase lokal

adalah saluran awal yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti komplek

permukiman, areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial. Sistem ini melayani areal kurang dari 10 ha.

Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi lainnya.

(22)

b. Sistem drainase utama :

Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer, sekunder, tersier beserta bangunan

pelengkapnya yang melayani

kepentingan sebagian besar warga masyarakat. Pengelolaan sistem

drainase utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota.

(23)

c.Pengendalian banjir (flood control)

Sungai yang melalui wilayah kota

yang berfungsi mengendalikan air

sungai, sehingga tidak mengganggu

dan dapat memberi manfaat bagi

kehidupan masyarakat. Pengelolaan

pengendalian menjadi tanggung

(24)

Berdasarkan fisiknya:

a.

Sistem saluran primer :

Adalah saluran utama yang

menerima masukan aliran dari

saluran sekunder. Dimensi saluran

ini relatif besar. Akhir saluran primer

adalah badan penerima air.

(25)

b. Sistem saluran sekunder :

Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan

sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer. Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan.

c. Sistem saluran tersier :

Adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran drainase lokal.

(26)

KEBIJAKAN DAN

STRATEGI

(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

(27)

Arah Kebijakan

 Penyelenggaran/penanganan terpadu dengan sektor terkait terutama pengendalian banjir, air limbah dan sampah).

 Mengoptimalkan sistem yang ada, disamping pembangunan baru.

 Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, dunia usaha dan masyarakat.

 Mendorong Pemkab/Pemkot dalam

pembangunan S&P drainase untuk melancarkan perekonomian regional dan nasional serta

(28)

Kebijakan 1

Penetapan keterpaduan penanganan

pengendalian banjir dan sektor/sub sektor terkait lainnya berdasarkan keseimbangan tata air.

Peningkatan aliran permukaan akibat perubahan tata guna lahan harus

dikendalikan secara terpadu oleh instansi terkait (Kehutanan,Pertanian,Tata Ruang)

(29)

setelah pengembangan

sebelum pengembangan

(30)

Strategi 1.

Penyiapan Rencana Induk Sistem

Drainase yang terpadu antara sistem

Drainase utama, lokal dengan

pengaturan dan pengelolaan sungai.

Strategi 2.

Mengembangkan sitem drainase

yang berwawasan lingkungan

(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

Kebijakan 2

Mengoptimalkan Sistem yang ada, rehabilitasi/pemeliharaan,

pengembangan dan pembangunan baru.

Optimalisasi prasarana dan sarana sistem drainase yang ada perlu mendapat

prioritas dan dukungan dari seluruh

pemangku kepentingan (stake holders), baru ke tahap berikutnya pengembangan dan pembangunan baru.

(36)

Strategi 1

Pengembangan kapasitas operasi & pemeliharan sarana & prasarana

Terbangun: Kejelasan tanggung jawab dan

ketersediaan SOP.

Strategi 2

Menyiapkan prioritas optimalisasi system

Prioritas tertinggi: kawasan strategis,

kawasan rawan penyakit dan kawasan rawan

(37)

Strategi 3

Mengembangkan kampanye peningkatan peran masyarakat

Upaya mnyadarkan dan mendorong masyarakat dalam memelihara dan

membersihkan lingkungan yang meliputi:

operasi dan pemeliharaan saluran drainase serta konservasi sumber daya air

(38)

Kebijakan 3:

Meningkatkan kapasitas kelembagaan

pengelola prasarana dan sarana drainase, swasta/dunia usaha dan peran serta masyarakat

Kapasitas kelembagaan meliputi:

- bidang perencanaan dan koordinasi;

operasi dan pemeliharaan, pelaksanaan dan pengendalian.

(39)

Strategi 1:

Peningkatan koordinasi antar instansi Terkait:

Lemahnya koordinasi antar dinas salah satu penyebab menurunnya fungsi drainase yang ada.

Strategi 2:

Pengembangan kapasitas SDM

Peningkatan SDM yang menangani sistem drainase perkotaan.

(40)

Kebijakan 4:

Mendorong dan memfasilitasi

Pemerintah Kabupaten/Kota dalam

pengembangan sistem drainase yang efektif, efisien dan berkelanjutan

Meningkatkan pelayanan publik, sosialisasi, kampanye publik dan pemberdayaan

(41)

Strategi 1:

Menyiapkan peraturan perundang Undangan.

Strategi 2:

Perkuatan institusi Strategi 3:

Mengembangkan sumber pendanaan Strategi 4:

Mendorong swasta/masyarakat ikut

(42)

Sasaran Kebijakan

 Terbebasnya saluran drainase dari sampah (mengembalikan fungsi)

 Berkurangnya wilayah genangan

permanen dan temporer hingga 75% dari kondidi saat ini.

 Tercapainya kualitas pelayanan yang

sesuai atau melampaui standar pelayanan

(43)

PEMBANGUNAN

(44)

Prinsip-prinsip Utama

 Kapasitas sistem harus mencukupi, baik untuk melayani pengaliran air ke badan penerima air, maupun ntuk meresapkan air ke dalam tanah. Untuk mencapai

kapasitas yang memadai dilakukan perencanaan berdasarkan prinsip hidrologi dan hidrolika.

(45)

 Pembangunan sistem drainase perkotaan perlu memperhatikan fungsi drainase sebagai

prasarana kota yang didasarkan pada konsep berwawasan lingkungan.

Konsep ini antara lain berkaitan dengan usaha konservasi sumber daya air, yang pada

prinsipnya menendalikan air hujan agar lebih banyak yang diresapkan ke dalam tanah

sehingga mengurangi jumlah limpasan, antara lain dengan membuat bangunan resapan

(46)

 Sedapat mungkin menggunakan sistem

gravitasi, hanya dalam hal sistem gravitasi tidak memungkinkan baru digunakan

sistem pompa.

 Meminimalisasi pembebasan lahan

 Meminimalkan aliran permukaan dan memaksimalkan resapan

(47)

 Letak sistem memenuhi kriteria perkotaan dan memiliki kesempatan untuk perluasan sistem. Dalam pelaksanaannya harus

mempehatikan segi hydraulik dan tata

letak dalam kaitannya dengan prasarana lainnya (jalan, dan utilitas kota).

 Stabilitas sistem harus terjamin, baik dari segi struktural, keawetan sistem dan

kemudahan dalam operasi dan pemeliharaan.

(48)

Pembuatan Kolam Retensi dan

Sistem Polder disusun dengan

memperhatikan faktor sosial ekonomi

antara lain perkembangan kota dan

rencana prasarana dan sarana kota

.

Kelayakan pelaksanaan Kolam

Retensi dan Sistem Polder harus

berdasarkan tiga faktor antara lain :

biaya konstruksi, biaya operasi dan

biaya pemeliharaan

(49)

Parameter penentuan

prioritas penanganan

Meliputi hal sebagi berikut :

a.Parameter genangan, meliputi tinggi

genangan, luas genangan, dan

lamanya genangan terjadi.

b.Parameter frekuensi terjadinya

genangan setiap tahunnya.

(50)

Faktor Medan dan

Lingkungan

 Topografi: Pembangunan drainase pada daerah datar harus memperhatikan

sistem pengaliran dan ketersediaan air penggelontor.

 Kestabilan tanah: pembangunan di daerah lereng pegunungan harus

memperhatikan masalah longsor yang disebabkan oleh kandungan air tanah.

(51)

Rencana Induk

Rencana Induk sistem drainase

perkotaan adalah perencanaan

menyeluruh sistem drainase pada

suatu wilayah perkotaan, untuk

perencanaan 25 tahun. Lingkupnya

adalah sistem drainase utama saja

yang berada dalam suatu daerah

administrasi.

(52)

Studi Kelayakan

 Perencanaan sistem drainase perkotaan satu atau lebih daerah pengaliran air untuk waktu 5 atau 10 tahun.

 Lingkupnya diarahkan pada daerah prioritas yang telah ditentukan dalam rencana induk.

 Kajian meliputi kelayakan teknik, kelayakan keuangan/sosial ekonomi, kelayaan

(53)

Perencanaan Teknik

 Perencanaan teknis dibuat untuk daerah prioritas yang telah mempunyai studi

kelayakan atau rencana kerangka (outline plan). Jangka waktu

perencanaan untuk 2 sampai 5 tahun.

 Rencana teknis harus membuat

persyaratan teknis dan gambar teknis, kriteria perencanaan dan

(54)

KESIMPULAN

 Seiring dengan pesatnya pertumbuhan perkotaan dan permasalahan banjir

yang makin meningkat pula maka

pengelolaan drainase perkotaan harus

dilaksanakan secara menyelutruh dimulai dari tahap perencanaan, konstruksi,

operasi dan pemeliharaan yang ditunjang peningkatan kelembagaan dan

(55)

Pembangunan Sistem Drainase Perkotaan harus memperhatikan fungsi drainase

perkotaan sebagai prasarana kota yang didasarkan pada konsep berwawasan lingkungan.

Konsep ini berkaitan dengan upaya

konservasi sumber daya air yang pada prinsipnya adalah pengendalian air hujan Dengan memaksimalkan peresapan ke

dalam tanah dan meminimalkan aliran permukaan (limpasan)

(56)

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan hasil pemantauan lapangan tentang pelaksanaan kegiatan kolaborasi kota sebagaimana dijelaskan diatas memberikan indikasi yang positif bahwa

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang backpack safety dengan keluhan nyeri punggung pada siswa Sekolah Dasar

Pada bulan September merupakan awal dari musim pancaroba yang tentunya seharusnya belum memiliki hujan yang sering dan intensitas tinggi sehingga

b. SMP, SMPLB, SMA, SMALB, dan SMK, sesuai dengan yang tercantum pada Ijazah yang diperoleh dari jenjang pendidikan sebelumnya, atau sesuai akte kelahiran/dokumen

Pada perhitungan optimasi, tekanan optimum separator adalah sebesar 10.2 bar menghasilkan daya output turbin maksimal sebesar 131.54 MW dan efisiensi

(ROE) pada PT.Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk, menunjukan bahwa kinerja bank BRI masuk dalam kategori Tidak Sehat jika dibandingkan dengan ketetapan dari

Dengan demikian, materi jasa lingkungan ini dapat menjadi pengetahuan tambahan bagi peserta didik bahwa banyak potensi di sekitar manusia yang belum digarap untuk

Terdapat empat implikasi kebijakan yang dapat dihasilkan dari bahasan tentang efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomis, yakni (Ellis, 1988; Ellis, 2003): (a) Jika