• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/ 1442

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/ 1442"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

MAUK KABUPATEN TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Wulan Nuraeni NIM: 11150530000052

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/ 1442

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

Zakat Infak Sedekah Dalam Upaya Peningkatan Program Peduli Pendidikan Di Rumah Yatim Dhuafa Rydha Mauk Kabupaten Tangerang” di bawah bimbingan Bapak Muhamad Zen,M.A. Pada Tahun 2020.

Masalah kemiskinan di Indonesia tidak akan menghilang begitu saja jika tidak ada upaya yang dapat mencegah dan menanggulanginya. Peningkatan sektor pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mananggulangi dan mencegah masalah tersebut. Penyaluran dana ZIS dalam sektor pendidikan menjadi upaya peningkatan tingkat pendidikan masyarakat.

Pemberdayaan dana ZIS bersifat produktif yang artinya dapat mengubah seorang mustahik menjadi muzzaki, dan kebermanfaatannya dalam jangka panjang. Adapun cara pemberdayaan yang dilakukan oleh Rumah Yatim Dhuafa Rydha ialah melalui program Peduli Pendidikan seperti: B-BEST (Bantuan Bea Study), PARSEL (Paket Perlengkapan Sekolah), SMPTQ Rydha, Rumah Tahfizh Rydha dan Training Motivation. Dimana hasil dari pemberdayaan dana ZIS melalui program-program ini dapat mencetak generasi sukses mulia, atau lebih kepada investasi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi zaman yang akan datang.

Penelitian ini memfokuskan pada tiga permasalahan yaitu : 1) Bagaimana pemberdayaan dana ZIS di Rumah Yatim Dhuafa Rydha pada program peduli pendidikan, 2) Bagaimana Peningkatan Program Peduli Pendidikan di Rumah Yatim Dhuafa Ryda, dan 3) Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam meningkatkan program pendidikan di Rumah Yatim Dhuafa Rydha.

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Data-data yang didapatkan dari lembaga berupa catatan, arsip, lisan, brosur, serta prilaku yang diamati.

Adapun hasil penelitian ini adalah pada pemberdayaan dana ZIS di Rumah Yatim Dhuafa Rydha dilakukan secara produktif dalam meningkatkan program pendidikan yang dilakukan oleh Rumah Yatim Dhuafa Rydha, kemudian untuk hasil pemberdayaan dalam program peduli pendidikan menunjukan peningkatan keberhasilan dalam menjalankannya, tercatat 103% B-BEST, 394 % PARSEL, 119% SMPTQ Rydha, 119% Rumah Tahfizh Rydha dan 121 % Training Motivation.

Kata Kunci : Pemberdayaan Dana ZIS, Rumah Yatim Dhuafa Rydha, dan Program Peduli Pendidikan

(6)

iii

Hamdan wa syukron lillah, nahmaduhu wa nasta‟inuhu, min syururi anfusina, wa min sayyi‟ati „amalina, manyahdillahu falaa mudhillalah, wa man yuhdilhu falaa haadiyalah. Sebuah rasa syukur yang teramat dalam yang tak mampu lagi penulis rangkai dalam kata-kata akan nikmat Allah SWT, karena kekuatan dari-Nyalah penulis mampu menyelesaikan tugas penelitian ini sampai pada tahap akhir. Shalawat serta salam yang senantiada bersemi kepada Baginda Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat, para‟ummatnya sehingga kita dapat meneguk nikmatnya mempelajari alam semesta yang senantiasa selalu mengharapkan syafaa‟atnya sampai hari kiamat nanti.

Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA. Selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Suprapto M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, sebagai BSW, MSW Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Bapak Shihabuddin Noor, selaku Wakil Dekwan II, Bapak Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi .

4. Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku Ketua Program Studi Manajemen Dakwah dan Bapak Amiruddin, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Dakwah.

(7)

iv menjadi mahasiswi.

6. Bapak Drs. Muhamad Zen, MA., Dosen Pebimbing Skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dari awal hingga akhir dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen Dakwah yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya yang sangat luar biasa.

8. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan referensi buku, jurnal, dan skripsi kepada penulis.

9. Bapak Apud Dian, S.Sos selaku Direktur Utama dan Bapak Ikhsan Nuryamin selaku Direktur Program dan Pemberdayaan Rumah Yatim Dhuafa Rydha yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk penulis wawancarai sebagai bahan dan kepentingan penelitian.

10. Kak Syarifatul Maunah dan Kak Rissha A Annisa salah satu alumni penerima Bantuan Bea Study (B-Best) yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk penulis wawancarai sebagai bahan dan kepentingan penelitian. 11. Seluruh jajaran pengurus Rumah Yatim Dhuafa Rydha Ibu

Ratna Sari, Ibu Maemanah, dan Kak Cici Lestari, serta Penerima Manfaat Rumah program Peduli Pendidikan Rumah Yatim Dhuafa Rydha yang terlibat dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

(8)

v

Kusmana dan Mama Fatmawati yang tiada henti melafalkan doa terbaiknya untuk penulis, yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan semuanya yang tak pernah bisa dibandingkan dengaan apapun. Sehingga penulis sampai pada titik ini, dengan berurai air mata semoga Bapak dan Mama senantiasa Allah berikan keberkahan hidup, sehat wal‟afiat, dan semua doa terbaik untuk Bapak dan Mama. 13. Kepada saudari-saudari ku tercinta, adik kandungku

tersayang Dek Fasya Nurul Huda dan Dek Adzqia Qotrunnafisa Azzahra yang selalu menjadi penyejuk, dan penenang dikala penulis sedang pening-peningnya menyelesaikan tugas akhir ini, harapan Kakak semoga kalian berdua nantinya bisa jauh lebih baik lagi.

14. Untuk seluruh keluarga tercinta Kak Irma Nurhayati, Kak Nia, Ka Misan, dan Kak Arum yang sudah menyemangati penulis, mendukung penulis dalam situasi dan kondisi apapun, terima kasih.

15. Terima kasih kepada Rumah Yatim Dhuafa Rydha dan Komunitas Pemuda Rydha, yang telah membantu mewujudkan impian penulis, serta pengalaman dan ilmu yang penulis dapatkan.

16. Abah Abdul Azis Hady dan Umi Weni yang tiada lelah dan penat untuk selalu memberikan nasihat dan perhatiannya untuk penulis.

17. Terkhusus teman kerja sekaligus Kakak pembimbing skripsiku, Kak Mamah Halimah ku tersayang terima kasih sudah banyak meluangkan waktu untuk mengoreksi skripsi

(9)

vi Kakak.

18. Teman-teman seperjuangan Prodi Manajemen Dakwah angkatan 2015, terkhusus Konsentrasi Manajemen Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang sudah berjuang bersama dalam suka maupun duka.

Dan semua pihak yang telah memberi dukungan, bantuan baik moril maupun materil untuk penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa telah disusunnya skripsi ini banyak sekali kesalahan dan kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Untuk itu, kritik dan saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi peneliti agar dapat bisa memperbaiki kembali sehingga dapat menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik lagi.

Demikian skripsi ini peneliti persembahkan, semoga dapat memberikan manfaat peneliti khususnya dan semua pembaca pada umumnya.

Ciputat, 5 Januari 2020

(10)

vii

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... 1

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 11

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KONSEP PEMBERDAYAAN DANA ZAKAT INFAK SEDEKAH ... 15

A. Pemberdayaan ... 15

1. Pengertian Pemberdayaan... 15

2. Pemberdayaan Zakat dalam Upaya Peningkatkan Kualitas Pendidikan ... 19

3. Pendekatan Pemberdayaan dalam Upaya Peningkatan Peduli Pendidikan ... 23

B. Zakat, Infak, Sedekah ... 24

1. Pengertian Zakat ... 24

2. Mustahik Zakat ... 26

3. Tujuan Zakat ... 28

4. Pengertian Infak ... 29

5. Pengertian Sedekah ... 31

C. Persamaan dan Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah ... 33

(11)

viii

1. Sejarah Rumah Yatim Dhuafa Rydha ... 37

2. Struktur Organisasi Rumah Yatim Dhuafa RYDHA ... 39

3. Budaya Kerja Rumah Yatim Dhufa Rydha ... 39

B. Program Kerja Rumah Yatim Dhuafa Rydha Tahun 2017-2018 ... 40

1. Program Peduli Pendidikan ... 41

2. Peduli Yatim ... 43

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 45

A. Laporan Keuangan Rumah Yatim Dhuafa RYDHA ... 45

B. Data Penerima Manfaat Program Peduli Pendidikan ... 46

C. Hak dan Kewajiban Penerima Manfaat Peduli Pendidikan ... 48

1. Kewajiban Yatim Binaan ... 48

2. Hak Yatim Binaan ... 49

D. Pelaksanaan Program Peduli Pendidikan ... 49

1. Standarisasi Program Peduli Pendidikan ... 50

2. Dokumen Pendaftaran ... 51

3. Fasilitas Yang Diperoleh ... 52

E. Out Put Penerima Program Peduli Pendidikan ... 53

BAB V ANALISI PEMBERDAYAAN DANA ZIS DALAM UPAYA PENINGKATAN PEDULI PENDIDIKANA ... 55

A. Upaya Pemberdayaan Dana ZIS untuk Program Peduli Pendidikan ... 55

B. Pengalokasian Dana ZIS untuk Program Peduli Pendidikan ... 60

C. Peningkatan Pemberdayaan Dana ZIS dalam Melaksanakan Program Peduli Pendidikan ... 63

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Melaksanakan Program Peduli Pendidikan ... 65

(12)

ix BAB VI PENUTUP ... 69 A. Kesimpulan ... 69 B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN ... 77

(13)

x

Tabel 2 Tinjauan Pustaka 2 ... 12 Tabel 3 Perbedaan dan Persamaan ZIS ... 33 Tabel 4 Legal Formal Rumah Yatim Dhuafa Rydha ... 38 Tabel 5 Laporan Penerimaan Dana ZIS Tahun 2017 –

2018 ... 45 Tabel 6 Laporan Penyaluran Dana ZIS Tahun 2017 –

2018 ... 45 Tabel 7 Penyaluran Dana Zis Berdasarkan Bidang

Program ... 46 Tabel 8 Peruntukan Dana ZIS Berdasarkan Program

Rydha ... 60 Tabel 9 Jumlah Penerima Manfaat Program Peduli

Pendidikan Tahun 2017-2018 ... 62 Tabel 10 Persentase Jumlah Penerimaan Dana ZIS

untuk Program Peduli Pendidikan ... 63 Tabel 11 Persentase Jumlah Penyaluran Dana ZIS untuk

(14)

xi

Gambar 1 Struktur Organisasi Rumah Yatim Dhuafa

Rydha ... 39 Gambar 2 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kab.

(15)
(16)

1 Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 4 : Transkip Wawancara

Lampiran 5 : Data penerima manfaat program peduli pendidikan Lampiran 6 : Data alumni penerima program peduli pendidikan Lampiran 7 : Dokumentasi Wawancara

(17)
(18)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah filantropi (philantrophy) muncul di Indonesia sekitar abad ke- 19,1 hal ini yang mendasari terjadinya perkembangan lembaga filantropi Islam diabad ke- 20 yang ditandai dengan banyaknya sekolah-sekolah Islam yang didirihkan seperti sekolah Islam Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan sejenisnya termasuk organisasi-organisasi sosial keagamaan besar semacam Jami‟at Khair dan Tarekat Islam.2

Sampai saat ini perkembangan dan pertumbuhan lembaga filantropi Islam (lembaga-lembaga amil zakat, infak, sedekah dan wakaf) semakin meningkat.3

Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim berpengaruh terhadap perkembangan dan pendapatan zakat setiap tahunnya. Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Syam dalam pembukaan Chief Executive Officer (CEO) Meeting Forum Kebangkitan Zakat Indonesia Tahun 2018 menyatakan bahwa Potensi zakat Indonesia saat ini mencapai sekitar Rp 217 Triliun. Empat kali lebih besar dari anggaran Kementerian Agama. Akan tetapi, potensi yang sangat besar tersebut tidak diiringi dengan kesadaran muzaki untuk menunaikan zakat melalui lembaga-lembaga yang

1 Eri Sudewo, Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi- Terapkan 4

Prinsip Dasar, (Jakarta : Spora Internusa Prima Jakarta, 2004) cet ke-1, h. xx

2 Eri Sudewo, Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi..,. h. xx

3 Nur Kholis dkk, “Potret Filantropi Islam di Propinsi Derah Istimewa

(19)

sudah diresmikan oleh pemerintah. Muzaki lebih memilih berzakat secara tradisonal dan manual tanpa melalui lembaga zakat seperti, kepada guru ngaji atau pengurus masjid yang ada disekitar rumah mereka. 4

Allah berfirman dalam QS. At- Taubah ayat 103 :                   

“Ambillah zakat dari harta mereka guna

membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah

untuk mereka. Sesungguhnya do‟amu itu

(menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Pendengar, Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah ayat 103)

Pada QS. At-Taubah ayat 103 menjelaskan bahwasan-nya zakat dijemput atau diambil dari orang-orang yang wajib zakat kemudian diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya (mustahik). Orang yang mengambil dan menjemput zakat tersebut adalah para petugas (amilin) zakat.

Dari penjelasan di atas, melihat potensi dana zakat yang begitu besar dan perkembangan lembaga zakat yang setiap harinya kian meningkat diperlukan pengawasan lebih dari pemerintah. Lembaga zakat dituntut untuk lebih teroganisir dan profesional dalam pengelolaan dana zakat agar tujuan dari zakat tersebut terlaksana dengan baik.

4 Pujiyanto, Buka CEO Meeting Forum Kebangkitan Zakat, Sekjen:

Potensi Zakat Kita 2017 Truliun. Kemenag RI,

https://kemenag.go.id/berita/read/507498/buka-ceo-meeting-forum-kebangkitan-zakat--sekjen--potensi-zakat-kita-217-triliun diakses pada 09 November 2018 pukul 23.03)

(20)

Zakat yang merupakan salah satu rukun Islam yang menjadi suatu pondasi bagi umat Islam dalam menjaga keseimbangan hidupnya, di mana zakat sendiri memiliki tujuan-tujuan yang dapat dilihat dari berbagai aspek seperti; aspek ibadah, aspek sosial dan aspek ekonomi. Adapun dalam aspek sosial zakat merupakan ajang berbagi antara orang yang memiliki harta yang lebih dengan orang-orang yang kurang memiliki harta, dalam aspek sosial zakat memiliki tujuan antara lain:5

1. Mengatasi rasa kelaparan dan rasa sakit 2. Mengatasi kesulitan tempat tinggal

3. Menyediakan atau membantu pendidikan masyarakat 4. Mengatasi kesulitan pada saat darurat atau mendesak

(contohnya memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan dasar manusia lainnya pada saat terjadi bencana)

5. Melatih keterampilan dan memfasilitasi pekerjaan bagi mereka yang belum berpenghasilan atau menjadi pengangguran.

Potensi dana Zakat dan Infak Sedekah yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, harus diiringi dengan pemberdayaan yang lebih terarah, dan terukur. Pemberdayaan yang baik tertera pada undang-undang No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat yang dijelaskan bahwa, tujuan zakat adalah meningkatkan hasil dan daya

5 Didin Hafiduddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban

(21)

guna zakat dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.6 Adapun untuk pendayagunaan dana Zakat dan Infak Sedekah digunakan untuk usaha-usaha produktif dan peruntukannya sesuai dengan kategori delapan asnaf (mustahiq zakat) yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur‟an. Dengan demikian dana ZIS yang sudah dihimpun diharapkan mampu mencapai dan meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya mustahiq zakat.

Untuk merealisasikan sebuah pemberdayaan masyarakat dapat juga dilakukan dengan memberikan pendidikan yang baik dan layak bagi masyarakat, disebutkan pada aspek zakat dibidang sosial poin ke tiga bahwa, dana ZIS juga merupakan salah satu penyedia atau pembantu pembangunan sarana dan prasarana pendidikan Islam bagi umat muslim. Dana zakat tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan pokok para mustahik, tetapi zakat juga memiliki peran yang begitu penting seperti mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini dikarenakan manusia tidak hanya membutuhkan kebutuhan jasmani akan tetapi membutuhkan pula kebutuhan rohani yaitu, ilmu yang bisa kita dapatkan melalui pendidikan Islam.7

6 Achmad Syaiful Hidayat Anwar, “Model Pemberdayaan Ekonomi

Mustahiq Melalui Zakat”. Universitas Muhammadiyah Malang. Jeam. Vol XV, April 2016, h. 51

7 Ali Muchsan, “Peranan Pemberdayaan Zakat dalam Meningkatkan

Pendidikan di Desa Kuwik Kecamatan Kunjang”. STAI Hasanuddin Pare. Inovatif. Vol 1, No.2, 2015, h. 117.

(22)

Peranan dana zakat, infak dan sedekah dalam hal ini berfungsi untuk memfasilitasi adanya kegiatan belajar mengajar dari pemberdayaan dana zakat yang telah dikumpulkan. Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

Dengan demikian Rumah Yatim Dhuafa Hifzhul Amanah atau yang biasa disingkat dengan Rydha harus mampu meneruskan niat mulia untuk mencetak insan yang memiliki pendidikan layak dan berakhlakul karimah sehingga tujuan pemberdayaan dana zakat, infak, dan sedekah ini akan tercapai, yaitu mengubah mustahik menjadi muzaki.

Berdasarkan berbagai uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pemberdayaan Dana Zakat Infak Sedekah Dalam Peningkatan Program Peduli Pendidikan di Rumah Yatim Dhuafa Rydha Mauk Kabupaten Tangerang”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Fokus skripsi ini adalah membahas mengenai pemberdayaan dana zakat, infak, sedekah di Rumah Yatim Dhuafa Rydha untuk peningkatan program peduli pendidikan pada tahun 2017-2018 berdasarkan laporan penerimaan dan penyaluran yang diperoleh di lapangan.

(23)

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah pada skripsi ini ialah sebagai berikut:

a. Bagaimana pemberdayaan dana ZIS di Rumah Yatim Dhuafa Rydha pada program peduli pendidikan? b. Bagaimana peningkatan program Peduli Pendidikan

di Rumah Yatim Dhuafa Rydha ?

c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam realisasi peningkatkan program peduli pendidikan di Rumah Yatim Dhuafa Rydha?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui sejauh mana peranan dana ZIS dalam meningkatkan program peduli pendidikan di Rumah Yatim Dhuafa Rydha

b. Mengetahui peningkatan Program Peduli Pendidikan di Rumah Yatim Dhuafa Rydha

c. Mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung dalam peningkatan program peduli pendidikan.

2. Manfaat Penilitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini ialah: a. Bagi penulis, sebagai sarana untuk mendapatkan

pengalaman ilmiah, menerapkan ilmu yang sudah dipelajari dengan melihat fenomena-fenomana

(24)

ketika penelitian kemudian dikaitkan dengan teori-teori yang sudah dipelajari semasa kuliah. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis khususnya ruang lingkup ilmu sosial serta dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

b. Bagi lembaga yang diteliti, penelitan ini diharapkan bisa dijadikan sebagai masukan atau bahan kajian untuk lembaga dimasa yang akan datang khususnya dalam program pendidikan.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengungkapkan masalah dalam organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, seni dan budaya sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama. Adapun menurut Creswell sebagaimana dikutip dalam buku Metode Penelitian Kualitatif karangan Imam Gunawan menyatakan bahwa penelitian kualitatif ialah penelitian yang dibimbing oleh paradigma kualitatif didefenisikan sebagai suatu proses penelitian untuk memahami masalah-masalah manusia atau sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh

(25)

dan kompleks yang disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari para sumber informasi serta dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah.8

Dengan memilih metode penelitian kualitatif ini, penulis berusaha untuk menggambarkan secara jelas segala hal yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisa untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan kualitatif ini menitikberatkan pada data-data penelitian yang dihasilkan berupa kata-kata melalui wawancara dan pengamatan.

2. Sumber Data a. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari sumber utama yaitu individu atau perorangan yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut seperti hasil wawancara atau hasil kuesioner. Data primer yang digunakan oleh penulis berupa tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait terutama bagian pendayagunaan.

b. Data sekunder

Data yang telah diolah lebih lanjut disajikan dengan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data sekunder yang penulis kumpulkan

(26)

dari pihak internal berupa sejarah, struktur organisasi dan program-program kegiatan.

3. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah Program Peduli Pendidikan dan orang-orang yang dapat memberikan informasi dan data, yaitu divisi Program dan Pemberdayaan, dan penerima manfaat program peduli pendidikan. Adapun untuk obyeknya ialah pemberdayaan dana zakat, infak sedekah untuk program peduli pendidikan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara berikut ini:

a. Studi Lapangan (Field Research)

Metode Observasi yaitu mengamati dan memperhatikan secara akurat dan sistematis dari fenomena-fenomena yang diamati mengenai kegiatan nyata yang dilakukan pengelola Rydha secara umum. Hasil yang diamati kemudian dicatat untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kejadian atau peristiwa faktual yang terjadi.

b. Wawancara yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak bagian pemberdayaan yang berkaitan dengan masalah penelitian khususnya

(27)

tentang pemberdayaan dana ZIS dan hubungannya dengan peningkatan program pendidikan di Rydha. c. Dokumentasi yaitu data-data yang dikumpulkan

dalam penelitian baik berupa berkas-berkas, dokumen-dokumen tertulis (arsip, internet, majalah, koran dan lain-lain) yang berkaitan dengan peran pemberdayaan dana ZIS dalam peningkatan program pendidikan di Rydha.

d. Studi Kepustakaan (Library Research) merupakan Proses pengumpulan data dengan cara mengkaji beberapa jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan.9

5. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis gunakan ialah metode analisis kualitatif deskriptif. Semua informasi dan keterangan yang ditemukan dalam penelitian ini baik berupa hasil observasi, wawancara dan dokumentasi akan dianalisis dan ditafsirkan antara data yang berkenaan dengan situasi yang dialami sekarang, sikap dan pandangan, hubungan antar varibel, pertentangan dua atau lebih, pengaruh terhadap situasi dan kondisi perbedaan antar fakta dan lain-lain.10 Adapun lokasi penelitian yang dilakukan bertempat di Kantor Rydha

9

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 31

10 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung:

(28)

Gedung Drajat Jl. Raya Mauk Km. 19 Tegal Kunir Lor, Kecamatan Mauk, Tangerang-Banten, 15530

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini peneliti telah melakukan tinjauan pustaka untuk memastikan judul penelitian ini belum pernah diuji sebelumnya dan untuk menambah referensi mengenai peran pemberdayaan dana ZIS terhadap peningkatan program pendidikan di Rydha:

Tabel 1 Tinjauan Pustaka Nama Peneliti Arif Budiman

Judul Penelitian "Efektifitas Pengelolaan Dana Zakat pada Program Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar"

Program Studi Manajemen Dakwah Keterangan dan Isi

Penelitian

Skripsi ini membahas mengenai pengelolaan dana zakat pada program Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia yang dimiliki oleh LAZNAS Al-Azhar, yang membedakan dengan skripsi saya ialah objek penelitian, program penelitian serta tempat penelian.

Perbedaan Perbedaan dapat dilihat dari objek penelitian pada skripsi ini yaitu Program Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar. Serta pembahasannya berorientasi pada dana Zakat.

Persamaan Penelitian ini mengangkat tema yang sama yaitu mengenai program pendidikan

(29)

Tabel 2 Tinjauan Pustaka 2 Nama Peneliti Ade Rahmawan Program Studi Ekonomi Islam Keterangan dan Isi

Peneliatian

Skripsi ini membahas tentang efektifitas dana ZISWAF yang ada pada program pendidikan di Dompet Dhuafa. Memiliki perbedaan pada objek penelitian, serta tempat penelitan. Kesamaan yang terdapat pada skripsi ini ialah sama-sama membahas mengenai bidang pendidikan.

Perbedaan Perbedaan dapat dilihat dari objek penelitian pada skripsi ini yaitu Program Pada Sekolah Smart Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa. Serta pembahsannya berorientasi pada dana ZISWAF.

Persamaan Penelitian ini mengangkat tema yang sama yaitu mengenai program pendidikan

Dari beberapa judul di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitan kali ini penulis ingin menggambarkan bagaimana pencapaian tujuan dari sebuah program yang dimiliki oleh Rumah Yatim Dhuafa (RYDHA) dibidang pendidikan.

(30)

F. Sistematika Penulisan

Penulisan hasil penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian agar pokok pembahasan lebih terarah, seperti yang dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan merupakan acuan atau pokok bahasan yang menjadi pusat permasalahan yang selanjutnya akan dijelaskan cara penyelesaian dan hasil yang diperoleh di lapangan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis menjelaskan landasan teori mengenai: pengertian pemberdayaan zakat, pengertian zakat, infak sedekah, penerimaan zakat pada lembaga dan gambaran umum RYDHA yang meliputi pengertian program, macam-macam program, tujuan program, langkah-langkah penilaian program, evaluasi program dan komponen program.

BAB III GAMBARAN RYDHA DAN PROGRAM PENDIDIKAN RYDHA

(31)

Bab ini akan menjelaskan dan memaparkan tentang profil Rumah Yatim Dhuafa Hifdzul Amanah (RYDHA), sejarah singkat berdirinya RYDHA, visi, misi, tujuan, program, layanan Rydha dan Program Pendidikan Rydha.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini akan membahas tentang Pemberdayaan Dana Zakat Infak Sedekah dalam peningkatan Program Peduli Pendidikan di Rumah Yatim Dhuafa Rydha.

BAB V ANALISIS PEMBERDAYAAN DANA

ZAKAT INFAK SEDEKAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROGRAM PENDIDIKAN DI RUMAH YATIM DHUAFA RYDHA

Bab ini merupakan inti pembahasan yang berisi tentang pemberdayaan dana zakat, infak sedekah dalam upaya peningkatan program peduli pendidikan yang dilaksanakan di Rumah Yatim Dhuafa Rydha.

BAB VI PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir dari proses hasil penelitian yang berpijak pada bab-bab sebelumnya yang didalamnya terdiri dari kesimpulan, saran dan lampiran-lampiran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan.

(32)

15

KONSEP PEMBERDAYAAN DANA ZAKAT INFAK SEDEKAH

A. Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan dalam bahasa Inggris disebut dengan empowerment, dimana empowerment ini berasal dari kata power yang berarti kemampuan untuk berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan. Sedangkan awalan kata em berasal dari bahasa Latin atau Yunani yang berarti didalamnya, maka dari itu empowerment berarti kekuatan atau kemampuan dalam diri manusia, dimana manusia menjadi sumber kreativitasnya.1

Menurut Gunawan Sumadiningrat pemberdayaan merupakan upaya merubah tingkat ekonomi masyarakat agar lebih produktif sehingga dapat menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan penghasilan yang lebih besar. Upaya peningkatan ekonomi ini setidaknya ada empat akses yang perlu diperbaiki, yaitu; akses terhadap sumber daya (baik sumber daya alam dan manusia), akses terhadap teknologi, akses terhadap permintaan.2

Menurut Habiyullah Jabbar pemberdayaan merupakan proses kerja sama antara pihak yang

1

Lili Bariadi, Muhamad Zen, dan M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: Centre for Enterpreneurship Development, 2005), h. 53

2 Erna Erawati Cholitim dan Juni Tamrin, Pemberdayaan dan Refleksi

(33)

memberdayakan dengan pihak yang diberdayakan. Keduanya merupakan satu kesatuan yang integral untuk mewujudkan kesajahteraan dan kemandirian. Kerja sama ini lazim dalam bentuk program yang dikelola bersama oleh semua pihak yang terjadi dari pihak pemerintah, swasta dan masyarakat.3

Pemberdayaan atau pengembangan, dalam makna lain merupakan sebuah keadaan dimana semua orang lemah perlu diberdayakan agar dapat menyumbangkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya. Selain itu, pemberdayaan dalam konteks masyarakat dan dalam konteks pembangunan keberdayaan masyarakat yang bersangkutan dapat pula disebut sebagai memberdayakan atau memampukan dan memandirikan masyarakat.4

Pemberdayaan merupakan sebuah modal untuk seseorang dalam dimensi sisi yang terbaik. Dimensi sisi ini meliputi sisi ekonomi, pendidikan, sosial dan kultural dengan titik tekan pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa istilah pemberdayaan adalah suatu sistem pembangunan yang berorientasi pada peningkatan

3

Habiyullah Jabbar. Keadilan Pemberdayaan, dan Penanggulangan

Kemiskinan, (Jakarta: Blantik, cet. Pertana, 2004) h.99

4 Bambang Rudito,Akses Peran Serta Masyarakat: Lebih Jauh

(34)

sumber daya manusia dengan mengedepankan partisipasi, musyawarah, keadilan dan berkesinambungan.5

Pemberdayaan merupakan sebuah proses dan tujuan, dimana proses pemberdayaan merupakan rangkaian dalam memperkuat kekuasaan, menguatkan masyarakat yang lemah, atau memperkuat individu yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah atau miskin. Tujuan dari pemberdayaan merupakan sebuah hasil yang ingin dicapai dalam perubahan sosial seperti; memiliki kekuasaan, memiliki ilmu pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara jasmani dan rohani, memiliki kepercayaan diri dalam menyuarakan aspirasi dan memiliki mata pencaharian sendiri. Dalam upaya peningkatan pemberdayaan kelompok atau individu, maka harus dapat mengidentifikasi hal-hal berikut:6

a. Kemampuan individu dalam memutuskan sebuah pilihan mengenai gaya hidup, tempat tinggal dan pekerjaan.

b. Pendefenisian kebutuhan: kemampuan menentukan kebutuhan selaras dengan aspirasi dan keinginannya.

5

Nanih Mahendrawati dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan

Masyarakat Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2001) cet ke-1, h.42

6 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,

(35)

c. Ide atau gagasan: kemampuan seseorang dalam mengekspresikan dan menyumbangkan gagasan dalam sebuah forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan.

d. Lembaga-lembaga: kemampuan menjangkau, menggunakan dan mempengaruhi pranata-pranata masyarakat, seperti lembaga kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesehatan.

e. Sumber-sumber: kemampuan memobilisasi sumber-sumber formal, informal dan kemasyarakatan,

f. Aktivitas ekonomi: kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme produksi, distribusi, dan pertukaran barang serta jasa.

g. Reproduksi: kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran, perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi.

Pada akhirnya suatu pemberdayaan dana zakat, infak sedekah terhadap individu atau kelompok akan berhasil apabila didasari atas keinginan dalam diri sendiri untuk menjadi berdaya, merubah hasil ke arah yang lebih baik yang didukung oleh pelatih-pelatih yang andal dibidangnya. Proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif dan tidak ditemukan seorang individu karena proses pemberdayaan memerlukan peran beberapa pihak serta sumber atau sistem yang ikut

(36)

bekerja sama dalam membantu proses pemberdayakan. Lembaga zakat memiliki peran penting dalam memberdayakan para yatim dan dhuafa sebagai usaha mensejahterakan kehidupan manusia.

2. Pemberdayaan Zakat dalam Upaya Peningkatkan Kualitas Pendidikan

Transformatif gerakan zakat adalah pemberdayaan yang bergerak dibidang kemanusiaan, dimana pendekatan yang paling memenuhi dalam pergerakan zakat ini adalah pendekatan dibidang pendidikan. Gerakan zakat merupakan gerakan kemanusiaan dari manusia untuk manusia dan demi kemanusiaan.7

Hal terpenting dalam pergerakan zakat ialah sebuah kepedulian, saling tolong menolong dan saling mengasihi. Hal ini didasari atas dasar manusia yang merupakan makhluk sosial, ia akan survive jika semuanya saling peduli.

Ketidakpedulian terhadap sesama merupakan suatu hal yang bisa disebut dengan lalai, hal ini seperti yang dijelaskan dalam firman Allah swt QS. Al-A‟raf ayat 179 yang berbunyi;                  

7 Safwan Idris. Gerakan Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi Ummat,

(37)

               

“Dan sugguh, akan kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiiki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (QS. Al-A‟rafayat 179)

Ayat diatas menggambarkan bahwa seseorang yang tidak peduli dengan lingkungan sosial akan menjadi penghuni neraka. Allah telah memberikan nikmat perasaan, nikmat pendengaran, dan nikmat pengelihatan untuk melihat dan membaca, serta mengamati lingkungan sekitar. Allah tidak menciptakan manusia hanya untuk berdiam diri seolah-olah tidak terjadi hal apapun dan mereka itu (orang-orang yang tidak peduli dengan lingkungannya) akan disamakan dengan hewan ternak bahkan lebih rendah.

Usaha dalam menumbuhkan kepedulian seseorang ialah dengan meningkatkan taraf pendidikan, karena dengan meningkatnya pendidikan seseorang sama dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dimana sumber daya manusia ini salah satu faktor produksi selain sumber daya alam, modal, entrepreneur

(38)

untuk menghasilkan output.8 Pendekatan ini adalah salah satu yang dilakukan oleh pergerakan zakat, dimana pendidikan merupakan salah satu cara untuk menolong dirinya sendiri dan orang lain.

Dalam memberi pertolongan terdapat dua macam yaitu, pertama menolong dengan cara mendidik seseorang menjadi pandai. Kedua, menolong seseorang dengan cara merusak pendidikannya, seperti memberikan jawaban ujian nasional, atau membayar seseorang untuk mengerjakan tugas skripsinya.

Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Maidah ayat 2:

































"……… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwalah dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS. Al-Maidah ayat 2)

Maka dari itu gerakan transformatif zakat ini merupakan sebuah terobosan yang baru dimana untuk

8 Devi Budiyarto dan Yoyok Soesatyo, “Pengaruh Tingkat Pendidikan

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Mojokerto Tahun 2000-2011, Universitas Negeri Surabaya, tahun 2011, h. 7

(39)

menolong seseorang bukanlah dengan cara karitatif (konsumtif), melainkan dengan cara produktif. Cara mendidik, dan menyadarkan dirinya sendiri merupakan salah satu cara produktif agar tidak terbelenggu dalam lingkar kemiskinan. Pada dasarnya zakat itu tidak boleh menciptakan ketergantungan tetapi harus menjadi media untuk membebaskan kaum fakir, miskin dari kefakiran dan kemiskinan. Maka dari itu nilai-nilai dasar kemanusiaan seperti kepedulian, tanggung jawab, kejuangan, kerajinan dalam berusaha, malu meminta-minta, kemandirian, tolong-menolong dan kecintaan sesama manusia sebagai wujud nyata dari beriman dan bertaqwa harus ditanam kembali menjadi pergerakan kehidupan.9

Kepedulian seseorang terealisasikan ketika ia menunaikan zakat fitrah, zakat maal, dan infak sedekah. Pada dasarnya hal itu semua tidak hanya sebagai kewajiban seorang hamba terhadap perintah agama. Allah memberikan pelajaran melalui berzakat, infak, dan sedekah agar kita senantiasa berbagi antar sesama manusia, membangun nilai kepedulian serta membangun hubungan baik terhadap sesama manusia (hablum

minallah), apalagi jika kita menanamkan jiwa

kepedulian sedari dini, untuk berbagi kepada orang yang

9 Safwan Idris. Gerakan Zakat dalam Peberdayaan Ekonomi Ummat,

(40)

membutuhkan sehingga ketika dewasa jiwa kepeduliannya lebih tinggi dan lebih empati terhadap orang lain.

3. Pendekatan Pemberdayaan dalam Upaya Peningkatan Peduli Pendidikan

Dalam upaya peningkatan peduli pendidikan ada beberapa penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat dilakukan, yaitu: Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan, Penyokongan, dan Pemeliharaan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:10

a. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultural dan struktural yang menghambat.

b. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan tubuhnya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh-kembangkan segenap kemampuan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka. c. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama

kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan

10 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat h.

(41)

yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan yang lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.

d. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peran dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh kedalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

e. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi antara kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.

B. Zakat, Infak, Sedekah 1. Pengertian Zakat

Zakat menurut bahasa ialah zayaadah, namaa-a, barokah, yang artinya tambah, tumbuh dan berkah dengan makna tersebut, orang yang telah mengeluarkan zakat diharapkan hati dan jiwanya akan menjadi bersih,

(42)

dan hartanya menjadi berkah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. At-Taubah ayat 103.11



































"Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka,

sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

ketentraman jiwa bagi mereka, dan Alllah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Menurut istilah yang dikemukakan oleh Imam Hanafi zakat ialah pemilikan harta tertentu dari harta tertentu kepada orang-orang tertentu yang telah ditetapkan pembuat syariah (Allah) dengan mengharapkan keridhaan-Nya. Adapun zakat menurut Imam Syafi‟I ialah nama untuk sesuatu yang dikeluarkan dari harta dan badan dengan cara tertentu.12

Dalam pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Zakat didefenisikan sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan

11 Ahmad Shonhaji, Fiqih Zakat (Presentasi paper di Pelatihan Sertifikasi

Amil: Sofyan Hotel, Jakarta, 18 September 2019), h. 4

(43)

kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.13

Disimpulkan bahwasannya zakat ialah harta yang wajib dikeluarkan bagi seseorang dengan memiliki syarat-syarat tertentu seperti, harta yang telah mencapai haul dan nishab. Jika seseorang telah memenuhi syarat tersebut maka ia diwajibkan untuk berzakat.

2. Mustahik Zakat

Mustahik zakat ialah orang-orang yang tergolong berhak menerima dana zakat. Mustahik zakat sudah ditentukan dalam Al-Qur‟an yang berbunyi :14

اَهْ يَلَع َينِلِماَعْلاَو ِينِكاَسَمْلاَو ِءاَرَقُفْلِل ُتاَقَدمصلا اَمنَِّإ

ِهمللا ِليِبَس ِفَِو َينِمِراَغْلاَو ِباَقِّرلا ِفَِو ْمُهُ بوُلُ ق ِةَفملَؤُمْلاَو

ِليِبمسلا ِنْباَو

ۖ

ِهمللا َنِم ًةَضيِرَف

ۖ

ٌميِكَح ٌميِلَع ُهمللاَو

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,

dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana.”

Adapun penjelasan permasing-masing mustahik ialah sebagai berikut :15

13 Undang-Undang Republik Indonesia , Pengelolaan Zakat, 2011,

https://jatim.kemenag.go.id/file/file/Undangundang/bosd1397464066.pdf

diakses pada 08 Januari 2020, pukul 11.22 h.1

14 Sayyid Sabiq. Fiqih Sunah: Panduan Hidup Sehari-Hari Ensiklopedia

(44)

a. Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta atau pendapatan yang cukup dan tidak ada orang yang menanggungnya (menajamin)

b. Miskin adalah orang yang memiliki pendapatan, tetapi tidak mencukupi kebutuhannya dalam setahun dan tidak ada orang yang menanggungnya

c. Amil Zakat adalah orang yang ditugaskan oleh pemerintah untuk mengumpulkan zakat dari orang-orang yang hartanya sudah mencapai nishab dan haul d. Mualaf adalah orang-orang yang diharapkan dilunakan hatinya dan bisa mendukung dan menguatkan Islam. Atau orang yang ditujukan agar menguatkan hati mereka keislamannya yang masih lemah

e. Ar-Riqab adalah budak atau hamba sahaya yang terikat perjanjian memerdekakan diri (muktab) f. Gharimin adalah orang-orang yang terlilit hutang dan

tidak mungkin membayar dan melunasinya

g. Fi Sabilillah adalah jalan yang dapat menyampaikan seseorang kepada keridhoan Allah SWT. baik berupa ilmu ataupun amal jariyah

h. Ibnu Sabil adalah orang yang berada dalam perjalanan jauh dari tempat asalnya, diberi bagian dari zakat dengan jumlah yang dapat menyampaikan dia ke tujuannya.

(45)

3. Tujuan Zakat

Zakat yang memiliki fungsi lebih luas dibandingkan shalat yaitu fungsi vertikal dan fungsi horizontal, yang artinya setiap orang yang menunaikan zakat tidak hanya meningkatkan ketenangan, dan ketakwaannya kepada Allah SWT, tetapi zakat juga dapat mensucikan harta dan jiwa dari sifat tamak, kikir, dan bakhil, serta dapat berbagi kepada orang yang lebih membutuhkan.16

Hal tersebut sejalan dengan tujuan zakat yang dikemukakan oleh Mohammad Daud Ali, adapun tujuan zakat ialah :

a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderiaan

b. Membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh gharimin, ibnu sabil, dan mustahik c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan

antar umat Islam dan manusia pada umumnya d. Menghilangkan sifat kikir pada pemilik harta

e. Menjembatani jurang pemisah antara si kaya dan si miskin

f. Menngembangkan rasa tanggung jawab social pada diri seseorang, terutama pada diri mereka yang mempunyai harta

16 Muhamad Zen, 24 Hour Contemporery Zakat (Tanya Jawab Seputar

(46)

g. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya

h. Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan social.

4. Pengertian Infak

Infak ialah harta yang dikeluarkan di jalan Allah. Sedangkan menurut terminologi syariat infak berarti mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan/ penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Infak menurut istilah lain merupakan pengeluaran sukarela yang dilakukan oleh seseorang setiap kali memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendaki.17 Dasar hukum infak juga terdapat didalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dalam Pasal 1 Ayat (3), infak adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha diluar zakat untuk kemaslahatan umum.18 Seperti dalam firman Allah dalam QS. Ali- Imran ayat 134:

               17

Mohammad Daud Ali. Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf. (Jakarta: UI: Press, cet ke-1 1988). h. 23

18 Oni Sahroni, Muhamad Suharsono, dkk. Fikih Zakat Kontemporer.

(47)

"Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali- Imran ayat 134) Dan QS. Al- Hadiid ayat 10 yang artinya:

                                         

“Dan mengapa kamu tidak menafkahkan

(sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama diantara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum

penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi

derajatnya dari pada orang-orang yang

menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Selain Al-Qur'an, ada juga hadits yang menganjurkan untuk berinfak, Nabi SAW bersabda:

:اَُهُُدَحَأ ُلْوُقَ يَ ف ِن َلََّزْ نَ ي ِناَكَلَمَو ملَِّإ ِهْيِفُداَبِعْلا ُحِبْصُي ٍمْوَ ي ْنَماَم

.اَفَلَ ت اًكِسُْمُ ِطْعَأ َمُهلملا :ُرَخلآا ُلْوُقَ يَو ،اًفَلَخاًقِفْنُم ِطْعَأ َمُهلملَأ

)دمحعلا ،ملسلما ،ىراخبلا :اهاور(

(48)

"Setiap pagi ada dua malaikat yang turun. Salah satunya berdoa, 'Ya Allah berilah ganti untuk orang yang menginfakkan hartanya.' Dan salah satu yang lain berdoa, ' Ya Allah, berilah

kerusakan untuk orang yang tidak mau

menginfakkan hartanya."(HR. Bukhari)19

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Infak merupakan sebuah ibadah muamalah yang hukumnya sunnah dapat dilakukan oleh siapapun dan kapanpun tanpa harus menunggu hartanya mencapai haul dan nisab, dan harta yang dikeluarkan tersebut digunakan untuk kepentingan umat.

5. Pengertian Sedekah

Sedekah berasal dari bahasa Arab yaitu: shodaqo, yasduqu, shidqon yang artinya benar. Sedangkan menurut istilah sedekah pemberian harta secara sunnah kepada seseorang yang membutuhkan dengan tujuan taqarrubilallah.20 UU zakat memberikan pengertian sedekah yang lebih operasional yaitu harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha diluar zakat untuk kemaslahatan umum. Sedangkan dalam Al-Qur‟an sedekah bermakna zakat maal, seperti yang terdapat dalam surat At-Taubah ayat 60:

19 Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam Shahih Bukhari, Kitab Az-Zakah

Bab Qaulillahi Ta'ala: fa-Amma Man A'tha wa Ittaqa qa Shaddaqah bil-Husna fa Sanuyassari lil-Yusra, wa Amma Man Bakhila wa Istagna wa Kadzdzaba bil-Husna Az-Zakah, Bab fil-Munfiqi wal-Munsiki, Jilid II, h. 700 Hadits nomor 57; dan Ahmad di dalam Musnad, jilid V, h. 197

20 Oni Sahroni, MuhamadSuharsono, dkk. “Fikih Zakat Kontemporer….,

(49)

                         

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,

dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana.”

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sedekah yaitu harta yang dikeluarkan oleh seseorang. Sedekah lebih khusus daripada infak karena sedekah memotivasi diri kita untuk mendekatkan diri kepada Allah (taqorrubilallah).

Dalam upaya peningkatan kualitas masyarakat pada Desember 2018 dana zakat, infak sedekah serta Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL) mengalami kenaikan sebanyak 31,8% dana tersebut terkumpul berdasarkan dari BAZNAS, Lembaga Amil Zakat (LAZ), Unit Pengumpul Zakat (UPZ) se-Indonesia. Dari dana yang sudah terkumpul sudah membantu sebanyak 768,886 jiwa lebih. Dari peningkatan dana ZIS dan

(50)

masyarakat yang sudah dibantu tersebut membuktikan bahwa dana zakat, infak sedekah ini begitu berperangaruh dalam upaya peningkatan sosial masyarakat.21

Hal di atas menunjukan bahwa, keikutsertaan lembaga zakat, dan unit pengumpul zakat seperti Rumah Yatim Dhuafa Rydha cukup membantu dalam upaya peningkatan kualitas masyarakat khususnya dibidang pendidikan.

C. Persamaan dan Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah Tabel 3 Perbedaan dan Persamaan ZIS22

Komponen Hukum Waktu Penerimaan

Zakat (mal) Wajib

Setiap memenuhi syarat wajib zakat Khusus delapan kelompok penerima zakat Infak Sunnah Tidak ditentukan waktunya

Mustahik dan Muktafi (diatas mustahik) Sedekah Sunnah Tidak ditentu

kan waktunya

Mustahik dan Muktafi (diatas mustahik) Zakat Fitrah Wajib Sebelum „Idul Fitri Khusus delapan kelompok penerima zakat dan diprioritaskan

fakir miskin

21https://www.republika.co.id/berita/dunia

islam/wakaf/18/12/28/pkfx0i423-penghimpunan-zakat-baznas-2018-naik-318-persen diakses pada 2 Maret 2020 pukul 11.42 WIB

22 Oni Sahroni, Agus Setiawan, dkk. Fikih Zakat Kontemporer, (Depok:

(51)

Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa, zakat mal dan zakat ftrah dari segi hokum merupakan sesuatu haal yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim, akan tetapi untuk pelaksanaanya sangat berbeda zakat fitrah ditunaikan ketika bulan Ramadhan tepatya sebelum Idul Fitri. Sedangkan zakat mal ditunaikan bisa satu bulan sekali, tiga bulan sekali (ketika panen) atau satu tahun sekali tergantung haul dan nishab dan untuk penerima manfaat zakatnya harus delapan ashnaf zakat.

Sedangkan untuk infak dan sedekah hukumnya sunah, jika ditunaikan mendapatkan pahala, jika tidak maka tidak apa-apa untuk pelaksanaanya bisa dilakukan kapan saja dan dalam jumlah berapa saja sesuai dengan kemampuan dan yang menerima sedekah bisa siapa saja tidak tergantung ashnaf zakat.

D. Peningkatan Program Peduli Pendidikan

Pengertian peningkatan dalam kamus besar Bahasa Indonesia peningkatan mengandung arti menaikkan.23 Menaikkan dalam artian bahwa segala sesuatu usaha untuk mengangkat sesuatu hal dari yang semula memiliki posisi yang rendah menuju kepada posisi yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Moeliono seperti yang dikutip Sawiwati, peningkatan adalah sebuah cara atau usaha untuk mendapatkan kembali keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik. Menurut Adi S. peningkatan berasal dari

(52)

kata tingkat. Yang berarti lapis atau lapisan dari sesutu yang kemudian membentuk susunan. Tingkat juga dapat berarti pangkat, taraf dan kelas. Sedangkan peningkatan berarti kemajuan. Secara umum peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat dan kualitas maupun kuantitas. Kata peningkatan juga dapat berarti menggambarkan perubahan dari keadaan atau sifat yang negatif berubah menjadi positif. Sedangkan hasil dari sebuah peningkatan dapat berupa kuantitas dan kualitas.

Untuk mengetahui peningkatan dalam program Peduli Pendidikan yang dilakukan oleh Rumah Yatim Dhuafa Rydha, cara pengukuran keberhasilannya dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :

Dimana R adalah proses dalam hal produlsi, dan setiap proses terdiri dari input, thoughput dan output.24 Sedangkan untuk mengetahui tingkat efektifitas maka dapat digunakan metode Allocation to Collection Ratio (ACR) yaitu mengukur kemampuan suatu organisasi atau lembaga zakat dalam mendistibusikan dana ZIS dengan membagi total dana alokasi dengan total collection funds-nya. Serta membangkan

24 Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas

(53)

laporan keuangan untuk beberapa periode. Adapun ACR dapat terlihat melalui lima kategori antara lain:25

a. Highly effective (ACR > 90%) b. Effective (ACR 70-89%)

c. Fairly Effective (ACR: 50-69%) d. Below Expectation (ACR: 20-49%) e. Ineffective (ACR <20%).

25

Siti Nur Azizah, “Efektivitas Kinerja Keuangan Badan AAmil Zakat Nasional (BAZNAS) Pada Program Pentasharufan Dana Zakat di BAZNAS Kota Yogyakarta”. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. El-Jizya. Vol 6, No 1 Januari-Juni 2018, h. 104

(54)

37

GAMBARAN UMUM RUMAH YATIM DHUAFA RYDHA

A. Profil Rumah Yatim Dhuafa Hifzhul Amanah 1. Sejarah Rumah Yatim Dhuafa Rydha

Sejarah berdirinya Rumah Yatim Dhuafa RYDHA berdiri pada tahun 1994 para pemuda Desa Tegal Kunir Banyu Asih yang dipelopori oleh Bapak Abdul Azis Hady, Bapak Syamsul Arifin dan Bapak Muizuddin membentuk sebuah Badan Penyantun Yatim Dhuafa, yang disingkat menjadi (BPYD). Pembentukan BPYD dilatarbelakangi oleh permasalahan sosial ekonomi di daerah tersebut khususnya pada anak-anak yatim dan dhuafa.

Pada tahun 2000 BPYD mengganti nama menjadi Yayasan Penyantun Yatim Dhuafa (YPYD). Namun pergantian ini tidak berlangsung lama sehingga pada tahun 2003 nama YPYD diganti menjadi Rumah Yatim Dhuafa Hifzul Amanah (RYDHA). Adapun Legal Formal yang ditetapkan pada tanggal 17 September 2003 seperti berikut:1

1 http://rumahyatim.or.id/profil/#legal-formal diakses pada hari Jum‟at

(55)

Tabel 4 Legal Formal Rumah Yatim Dhuafa Rydha

LEGAL FORMAL Nomor

Akta Pendirian No. 07 tanggal 17 September 2003 Akta Perubahan No. 01 Tanggal 03 Desember 2003 No. 01 Tanggal 03 Februari 2004 No. 01 Tanggal 06 Maret 2015 No. 04 Tanggal 10 Desember 2015 Menkumham RI No. C-115.HT.01.02.TH 2004 Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia

No. AHU-AH.01.06-227

TDY Orsos No. 460/1441-Dinsos/2018

No. Reg Dinsos 2018.03.16.460.003 Surat Rekomendasi Yayasan No.420/114-Kec.Mk/2015 Surat Rekomendasi LAZ B.505/Set.BAZNAS/X2019 SK Domisili No. 01/194-DS.TKL/I/2019

NPWP 02.288.534.7 - 411.000

SK BAZNAS No.59/BAZNAS-KAB/VI/2018

Nomor Anggota FOZ 078.FOZ.2018

Tahun 2018 Rumah Yatim Dhuafa Rydha menjadi Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BAZNAS kab. Tangerang melalui surat keputusan Ketua BAZNAS Kabupaten Tangerang Nomor: 59/BAZNAS-KAB/V/2018.

Pada tahun 2019 Rumah Yatim Dhuafa Hifzhul Amanah (RYDHA) akan melebarkan sayapnya menjadi Lembaga Amil Zakat pertama yang berdiri di Kabupaten Tangerang, sehingga dengan perubahan dari UPZ menjadi LAZ Rumah Yatim Dhuafa Rydha yang diharapkan lebih profesional dan amanah dalam menjaga tanggung jawab masyarakat dengan semangat IJAP+ (Istiqomah, Jujur, Amanah, Profesional dan Tambah Bermanfaat) dalam menebar kemanfaatan dengan cita-cita merubah mustahik menjadi muzaki dapat diwujudkan.

(56)

2. Struktur Organisasi Rumah Yatim Dhuafa RYDHA 2

Gambar 1 Struktur Organisasi Rumah Yatim Dhuafa Rydha 3. Budaya Kerja Rumah Yatim Dhufa Rydha

Rumah Yatim Dhuafa Rydha menerapkan prinsip IJAP+ (Istiqomah, Jujur, Amanah, Profesional dan Lebih Bermanfaat) sebagai budaya kerja dan tanggung jawab lembaga dalam mengemban amanah dari Masyarakat. 5 point Budaya Kerja tersebut adalah sebagai berikut:3 1. ISTIQOMAH dalam berbuat kebaikan

2. JUJUR dalam mengelola 3. AMANAH melayani umat

4. PROFESIONAL dalam bekerja dan

5. (Plus) LEBIH BERMANFAAT untuk yatim dan dhuafa.

2 Brosur Profil Rumah Yatim Dhuafa Rydha tahun 2018

3 https://rumahyatim.or.id/profil/#budaya-kerja diakses pada hari Jum‟at

(57)

B. Program Kerja Rumah Yatim Dhuafa Rydha Tahun 2017-2018

Rumah Yatim Duafa Rydha merupakan lembaga filantropi yang bergerak dibidang pendidikan dan sosial yang memiliki motto, Menyayangi Yatim, Memberdayakan dhuafa dan Mencetak insan sukses mulia. Ketiga motto tersebut direalisasikan dalam beberapa bentuk program diantaranya:

1. Peduli Pendidikan 2. Peduli Yatim 3. Peduli Ekonomi

4. Peduli Kemanusiaan dan Kesehatan 5. Wakaf Tunai4.

Dari kelima program tersebut Rumah Yatim Dhuafa Rydha fokus terhadap program Peduli Pendidikan, program ini dibentuk sejak pertama kali RYDHA berdiri yang digagas oleh para pemuda yang ada dilingkungan Desa Tegal Kunir Banyu Asih namun hanya sebatas pembagian seragam sekolah saja belum kepada pembiayaan sekolah lainnya. Hal itu dipilih karena dilingkungan RYDHA rata-rata dari kalangan ekonomi dan pendidikan yang cukup rendah, serta banyaknya anak-anak yatim yang tidak melanjutkan sekolah karena kekurangan biaya sedangkan anak-anak tersebut memiliki potensi yang cukup baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Dari terciptanya program Peduli Pendidikan tersebut diharapkan dapat mencetak pemuda-pemudi yang memiliki akhlak yang baik, berpengetahuan

4 https://rumahyatim.or.id/program/ diakses pada hari Senin tanggal 18

(58)

luas, dan pastinya dengan kemampuan yang dimiliki dapat merubah taraf hidup keluarganya. Dalam program Peduli Pendidikan tersebut memiliki sub program lainnya yang menunjang kebutuhan anak-anak fakir miskin dan yatim dhuafa. Adapun penunjang program tersebut ialah:

1. Program Peduli Pendidikan a. Bantuan Bea Study (B-Best)

B-BEST adalah program bantuan biaya pendidikan untuk yatim dan dhuafa yang diberikan secara rutin setiap bulan disertai dengan kegiatan pembinaan berkala yang diperuntukan untuk anak binaan tingkat SMP, SMA/MA/SMK dan Perguruan Tinggi. Bantuan Bea Study diberikan kepada anak-anak yatim dan dhuafa yang berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi namun BERPOTENSI (Beriman, Kompeten dan Berprestasi).

b. Paket Perlengkapan Sekolah (Parsel)

Paket perlengkapan sekolah atau biasa disebut Parsel merupakan program bantuan penyediaan perlengkapan sekolah untuk anak-anak yatim dan dhuafa berupa sepatu, seragam, tas dan alat tulis. Melalui program parsel ini diharapkan tidak ada lagi anak-anak yatim yang terhalang kebutuhannya dalam proses pembelajaran.

c. SMP Tahfizh Qur‟an Rydha (SMPTQ Rydha)

SMP Tahfizh Qur‟an Rydha merupakan sekolah formal tingkat SMP untuk anak-anak yatim dan dhuafa yang siswa dan siswinya merupakan Santri

(59)

Rumah Tahfizh Rydha. Pembiayaan SMPTQ RYDHA berasal dari dana zakat dan sedekah yang dititipkan ke Rumah Yatim Dhuafa Rydha sehingga siswa tidak dibebankan biaya sama sekali (100% gratis). Salah satu syarat menjadi siswa SMP Tahfizh Qur‟an Rydha adalah anak yatim atau dhuafa yang berkeinginan menjadi penghafal Qur‟an, berakhlak mulia dan berwawasan luas. Diharapkan setelah lulus sekolah di tingkat SMP, anak yatim dan dhuafa mendapat ijazah formal dan memiliki hafalan minimal 10 juz Al-Qur‟an.

d. Rumah Tahfizh Rydha

Rumah Tahfizh Rydha merupakan asrama untuk para santri dan santriwati yatim dan dhuafa Rydha khususnya santri SMPTQ Rydha yang bermukim. Rumah Tahfizh Rydha merupakan salah satu fasilitas gratis yang diberikan Rydha untuk para santri yang meliputi pemenuhan kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) serta kebutuhan lainnya (uang saku, alat kebersihan, dll). Aktivitas yang dilakukan para santri di Rumah Tahfizh Rydha meliputi kegiatan menghafal Qur‟an/Tahfizh Qur‟an, pembinaan, nilai-nilai akhlak, budi pekerti, keagamaan, kedisiplinan dan nilai-nilai pesantren lainnya.

e. Training Motivation (TM)

Training Motivasi merupakan kegiatan pengenalan diri, motivasi, informasi beasiswa serta

Gambar

Tabel  2   Tinjauan Pustaka 2 .................................................... 12  Tabel  3   Perbedaan dan Persamaan ZIS .................................
Gambar 1   Struktur  Organisasi  Rumah  Yatim  Dhuafa
Tabel  1 Tinjauan Pustaka  Nama Peneliti  Arif Budiman
Tabel  2 Tinjauan Pustaka 2  Nama Peneliti  Ade Rahmawan  Program Studi  Ekonomi Islam  Keterangan  dan  Isi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 55 responden yang berisikan 30 butir pertanyaan mengenai Pengaruh Channel Youtube Lentera Islam

Dokumentasi merupakan kejadian yang sudah berlalu dengan adanya bukti. Dokumentasi bisa berbentuk gambar, tulisan, karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen

Dalam penulisan karya ilmiah ini, peneliti memiliki tujuan untuk menguji hubungan antara kebijakan kantong plastik sekali pakai terhadap kepatuhan masyarakat dalam

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul EFEKTIVITAS PROGRAM TERAPI MENTAL SPIRITUAL DALAM UPAYA PEMULIHAN KLIEN PENYALAHGUNA NAPZA DI BALAI REHABILITASI

biaya-biaya yang terjadi untuk memproduksi gula telah dilakukan dengan tepat oleh PG.Kebon Agung berdasarkan pada standar akuntansi yang berlaku umum, yang

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan mengenai “Evaluasi Program CSR Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Perumda Tirta Pakuan Bogor terhadap

Melihat fenomena yang terjadi di Yayasan itu sendiri dan merujuk pada penelitian sebelumnya yang hasilnya ada yang berpengaruh dan tidak menjadi menarik untuk

Setelah MO/Pensyarah Hematologi yang bertugas mendapat maklumat berkenaan dengan pesakit dan ujian-ujian yang diminta adalah indicated, TEMUJANJI tarikh dan masa