MAKAN AYAM PENYET SURABAYA CABANG DEPOK
(Studi di Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cabang Depok) Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Disusun Oleh : Muhammad Dzaki Fauzan
NIM 11160520000030
PROGRAM BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
i
Bimbingan Agama Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cabang Depok.
Bekerja merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT yang harus dipertanggung jawabkan oleh manusia itu sendiri. Karyawan tentu pernah berada pada fase keadaan yang kurang stabil antara lain; kejenuhan, turunnya motivasi kerja, munculnya keresahan, belum bisa menghargai waktu masuk kerja masih telat, bekerja malas-malasan dan stress yang ada dalam diri karyawan tersebut. Dalam situasi seperti ini penting bagi agama memberikan bimbingan yang tepat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan dan 2. Bagaimana hasil bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian terdiri dari 1 manager rumah makan, 1 pembimbing agama dan 3 karyawan rumah makan RM. APS Cabang Depok. Tekinik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis ini menggunakan Teori Miles dan Huberman, dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, aktifitas bimbingan agama yang diberikan oleh pembimbing agama maupun manager diantaranya; Pelaksanaan sholat duha, pembacaan dzikir pagi dan sore, pengajian yasinan setiap malam jum’at dan pengajian rutinan bagi seluruh karyawan. Etos kerja yang dihasilkan setelah para karyawan mengikuti kegiatan bimbingan agama mereka karyawan merasakan adanya perubahan dan adanya hasil positif yang dicapai terutama dalam kaitan etos kerja karyawan, perubahan dan hasil yang didapatkan diantaranya karyawan merasakan kehadiran tuhan di sisinya sehingga mereka tidak mau melanggar aturan atau patuh terhadap aturan-aturan yang sudah disepakati oleh perusahaan, karyawan menjadi rajin dan disiplin, karyawan menjadi semangat atau termotivasi dalam bekerja.
ii
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji serta syukur yang tak terhingga atas nikmat iman, nikmat islam serta nikmat sehat wal’afiat. Sholawat serta salam yang selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku pengikutnya semoga selalu istiqomah dalam menjalankan ajaran dan Sunnah-sunnahnya. Alhamdulillah atas rahmat dan ridho Allah SWT, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktifitas Bimbingan Agama Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Karyawan Rumah Ayam Penyet Surabaya Cabang Depok”. Penelitian Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk dapat memperoleh gelar sarjana pada program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peneliti juga ingin menyampaikan rasa terimakasih yang begitu besar kepada semua pihak atas segala bantuan yang telah diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini. Untuk itu peneliti mengucapkan rasa terimakasih kepada:
1. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, MSW., selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, MA. selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi iv Umum, serta Drs. Cecep Castrawijaya, MA. selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
iii
Arwan, M.Psi. selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 3. Tasman, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik selama peneliti menempuh studi pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, kelas A Angkatan 2016 dan sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi peneliti yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dan motivasi terbaik selama peneliti menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh dosen di Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti selama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh Staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam dalam urusan administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini. 6. Seluruh Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi serta Perpustakaan Utama yang telah melayani peminjaman buku sebagai bahan referensi peneliti dalam penyusunan skripsi.
7. Kepada pihak Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cabang Depok, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian, yang selalu sabar, ikhlas dan penuh kesungguhan dalam memberikan informasi dan keperluan penelitian kepada peneliti. Yaitu,
iv
8. Kedua Orang Tua peneliti, Bapak H. Asmawi, S.H dan Ibu Hj Ratnawati serta kedua kakak kandung peneliti Ka Alamanda dan Ka Ayundha yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, do’a yang tiada henti untuk peneliti. 9. Seluruh Keluarga Besar Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Khususnya Angkatan 2016 yang merupakan teman seperjuangan dalam menempuh pendidikan di Kampus. Dukungan dan do’anya kepada peneliti semoga silatirahmi ini tetap terjaga.
10. Kepada teman-teman dan sahabat terdekat peneliti Tajuddin, Indah, Sobarudin, Rofky, Beben, Adji, Ufaira, Debbie, Sarah, Vieri, Imey, Anwar, Alda, Rizka, Mufliha, Irma, Difa, Farah, Rif’an Ghofur, yang telah mendukung dan menyemangati peneliti sejak awal kuliah sampai akhir. 11. Kepada Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang telah banyak memberikan pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti.
12. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu demi satu tanpa mengurangi rasa hormat. Semoga semua kebaikan yang telah dilakukan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
v
mengharapkan adanya masukan, kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua, guna untuk menyempurnakan penelitian agar lebih baik.
Ciputat, 29 Desember 2020 Penyususn,
Muhammad Dzaki Fauzan 11160520000030
vi
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK……….…....i
KATA PENGANTAR………...ii
DAFTAR ISI………...vi
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1
B. Batasan Masalah...9
C. Rumusan Masalah...9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian...10
E. Tinjauan Kajian Terdahulu...11
F. Metodelogi Penelitian...14
G. Sistematika Penulisan...21
BAB II: LANDASAN TEORI A. Bimbingan Agama...24
1. Pengertian Bimbingan Agama...24
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama...28
3. Metode Bimbingan Agama...29
4. Materi Bimbingan Agama...31
5. Asas-asas Bimbingan Agama...32
B. Etos Kerja...34
1. Pengertian Etos Kerja...34
vii
5. Ciri-ciri Kerja Islami...46
C. Karyawan...51
1. Pengertian Karyawan...51
D. Kerangka Berfikir...53
BAB III: GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN A. Sejarah Rumah Makan Ayam Penyet...57
B. Visi, Misi dan Tujuan...60
C. Struktur Organisasi...62
BAB IV: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Data Informan...66
B. Deskripsi Informan...67
C. Temuan Lapangan...75
1. Aktifitas Bimbingan Agama...75
2. Metode Bimbingan Agama...85
3. Materi Bimbingan Agama...87
BAB V: PEMBAHASAN A. Aktifitas Bimbingan Agama Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Terhadap Karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cabang Depok……….94
B. Hasil Yang Dicapai Dari Aktifitas Bimbingan Agama Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Terhadap Karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Cabang Depok..108
viii
B. Implikasi...121 C. Saran...122 DAFTAR PUSTAKA...124 LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini, muncul banyak persaingan-persaingan industri khususnyaa di bidang kuliner atau rumah makan. Semakin maraknya usaha bisnis yang berkembang yaitu rumah makan, dapat mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin bertahan untuk tetap menjalankan usahanya harus lebih cermat dalam mengambil suatu keputusan strategi guna mengikuti segala macam perubahan yang terjadi. Beberapa unsur penting yang berkaitan dan mempengaruhi keberhasilan suatu usaha adalah kualitas pelayanan dan kepusaan konsumen. Karena dari kedua unsur tersebut dapat membentuk suatu loyalitas pelanggan yang merupakan tujuan utama dari para pelaku usaha bisnis.Tidak terkecuali bisnis usaha kuliner dari yang berskala kecil, menengah, hingga yang berskala besar.
Semakin berkembangnya usaha kuliner di era ini, sering dikaitkan dengan semakin meningkatnya mobilitas masyarakat. Hal ini dihubungkan dengan aktivitas kegiatan masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari. Termasuk dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan seperti makanan dan minuman, masyarakat saat ini lebih cenderung untuk mencari segala hal yang bersifat praktis dan instan. Perubahan tersebut, menyebabkan terjadinya pergeseran fungsi sebuah cafe, rumah makan, yang melahirkan sebuah fenomena sosial dan budaya
baru. Di samping sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan utama yaitu makan dan minum, rumah makan dan cafe digunakan sebagai tempat untuk berkumpul, bersosialisasi, bertukar pikiran, memperluas jaringan. Sehingga dapat dikatakan kebiasaan makan dan minum di luar rumah telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern dan bertambah luas dari fungsi utamanya. Fenomena berkembangnya bisnis kuliner semakin menjamur hampir di seluruh kota di penjuru negeri. Hal ini yang dapat merangsang gairah para pelaku bisnis kuliner untuk dapat saling berlomba membangun bisnis tersebut. Salah satunya adalah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, yaitu adalah Kota Depok. Sepanjang ruas Jalan Margonda Raya Depok menyimpan banyak rumah makan, restoran serta cafe untuk disinggahi dan begitu banyak pilihan untuk dicicipi. Mulai dari kuliner tradisional hingga kuliner modern menghiasi ruas-ruas Jalan Margonda Raya Depok dengan harga yang relatif terjangkau Meskipun memiliki banyak pesaing, tidak menurunkan semangat seorang pengusaha untuk mendirikan sebuah perusahaan di bidang kuliner salah satunya adalah Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya yang ikut mermaikan bisnis kuliner di ruas Jalan Margonda Depok. Berbagai macam menu spesial disajikan, dengan harga yang relatif terjangkau dan memilki citrarasa yang tinggi.
Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya adalah salah satu cabang bisnis waralaba di bidang kuliner dari Ayam Bakar
Wong Solo Grup. Puspo Wardoyo yang merupakan pemilik Ayam Bakar Wong Solo. Beliau sudah merintis bisnisnya sejak tahun 1991 dan banyak menciptakan inovasi dalam bidang kuliner. Salah satunya yang kini digandrungi masayarakat adalah Ayam Penyet Surabaya. Ayam Penyet Surabaya sendiri diprakasai Puspo dari nama salah satu menu ayam bakar wong solo yang sangat disukai masyarakat. Kini ia sukses mendirikan beberapa restoran dibawah payung Wong Solo Grup dan memilki sekitar 183 gerai di kota-kota besar salah satunya cabang Depok. Jl. Margonda Raya Kelurahan Kemirimuka Kecamatan Beji Kota Depok. Jawa Barat.
Dalam menjalankan bisnis apapun diperlukan pengelolaan bisnis yang baik, salah satunya memperhatikan Good Corporate Governance yaitu suatu mekanisme tata kelola organisasi secara baik dalam melakukan pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif, ekonomis ataupun produktif dengan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independent dan adil dalam rangka mencapai tujuan.1 Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya pun pasti memperhatikan itu semua guna mencapai keberhasilan dalam bisnisnya. Penerapan prinsip GCG sangat diyakini memberikan kontribusi yang strategis dalam meningkatkan kinerja organisasi, menciptakan kinerja yang sehat, serta sangat efektif menghindari penyimpangan-penyimpangan dan
1 Syakkroza, Akhmad, Corporate Governance, Sejarah dan
Perkembangan, Teori, Model dan Sistem Governance Serta Aplikaasinya dan Pada Perusahaan BUMN. (Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI, 2008) h.48
pencegahan terhadap korupsi maupun suap dalam bisnis tersebut. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut maka suatu organisasi harus dapat menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Dengan begitu suatu bisnis akan berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan.
Islam memilki konsep yang sangat lengkap dan komperhensip serta akhlakul karimah dan ketaqwaan kepada Allah SWT yang menjadi tembok kokoh untuk tidak terprosok pada praktek illegal dan tidak jujur dalam amanah terkhusus dalam dunia kerja. Islam pun mengajarkan tata kelola atau kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien dan karyawan bekerja sesuai dengan nilai-nilai islam.
Dewasa ini bimbingan agama banyak dilakukan di dunia kerja karena agama dinilai sebagai aturan hidup manusia dalam menjalankan segala aktifitasnya. Bimbingan agama merupakan upaya untuk pencegahan sikap-sikap menyimpang yang banyak bermunculan di dunia kerja.
Bekerja dalam agama islam adalah suatu yang sudah ditetapkan bagi setiap muslim. Bekerja dengan suatu koadratnya akan memperkokoh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Agama islam mengajarkan untuk berusaha bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu seperti pekerjaan. Karena suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan menjadi ibadah.
Bekerja merupakan kewajiban setiap muslim. Karena dengan bekerja setiap muslim dapat mengatualisasikan kemuslimanya sebagai manusia. Setiap muslim tidaklah bekerja hanya untuk sekedar bekerja, tetapi kesadaran bekerja yang dilandasi pemahamaan agama, dan tanggung jawab adalah khas dari kepribadian seorang muslim. Setiap pekerjaan baik yang dilakukan karena Allah, berarti seorang muslim sudah melakukan kegiatan jihad fi sabilillah.
Peran yang sangat vital dalam mewujudkan prestasi kerja yang baik tergantung pada diri karyawan itu sendiri. Bagaimana kesemangatan dirinya dalam bekerja sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan dan tempat ia bekerja.
Keberhasilan dari berbagai kehidupan ditentukan oleh perilaku manusia dan perilaku kerja. Perilaku kerja dan etos kerja merupakan dasar utama dalam mencapai kesuksesan yang sejati. Etos kerja bukanlah datang begitu saja, tetapi bagaimana kita mampu untuk mengubah etos kerja menuju suatu kekuatan dan semangat baru. Etos kerja tidak akan muncul apabila diri kita tidak memiliki keinginan yang kuat untuk membangun etos kerja tersebut.
Banyak cara agar dapat menumbuhkan etos kerja yaitu dengan memperoleh bimbingan agama. Adanya bimbingan agama juga memberi pengaruh pada usaha yang dijalankan. Karyawan yang didalamnya memiliki kualitas yang baik maka usaha tersebut juga akan terlihat berkualitas dan semakin maju.
Bimbingan agama yang dilakukan untuk menumbuhkan etos kerja adalah penerapan bimbingan agama itu sendiri dalam pekerjaan. Melalui kajian keagamaan yang diberikan oleh pembimbing tersebut, para karyawan akan mulai mempelajari hal-hal yang dapat dikaitkan dengan pekerjaan. Sehingga segala sesuatu yang dikerjakan dapat dihayati untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
Seperti halnya Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya ini, menerapkan sistem sekuler yaitu prinsip pengelolaan secara umum disamping itu menerapakn sistem syariat islam atau bimbingan agama yang menjadi prinsip atau rahasia khusus keberhasilan rumah makan ini. Menerapkan bimbingan agama serta nilai-nilai islam dari segi makanan, pengolahan, serta pelayanannya. Pelayanan yang dilakukan karyawan berdasarkan penerapan dari bimbingan agama tersebut. Bimbingan agama dibentuk untuk memperoleh keberkahan dalam berkembangnya usaha tersebut. Karena berkualitasnya suatu usaha dilihat dari pelayanan didalamnya. Pemilik Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya bapak Puspo menjelaskan memang ada rahasia khusus. Ia pun mengutip ayat Al-Qur’an Surat Al-Mukminun Ayat 1-6 yang intinya orang mukmin yang beruntung (sukses) adalah, mereka yang khusyu dalam sholatnya (timbul jiwa kesolehan sosial), kemudian mereka yang meninggalkan pekerjaan yang sia-sia (bekerja keras) dijamin dapat harta, agar harta supaya berkah, halal dan berlipat ganda. Ketiga mereka yang rajin membayar zakat,
menyisihkan sebagian hartanya 10-30% untuk fisabilillah. Yang Insya Allah akan dijamin kaya harta dan kaya hati. Keempat, mereka yang menjaga kamaluanya (orang kaya harta kerap diuji dengan menjaga kehormatanya), kecuali terhadap istri-istrinya (bukan selingkuhanya, yang artinya melalui pernikahan resmi). 2
Disamping itu, karyawan yang bekerja di Ayam Penyet Surabaya pun diwajibkan menggunakan pakaian yang menutup aurat. Di mana pakaian tersebut tidak umum di gunakan di rumah makan pada umumnya. Selain itu setiap pagi sebelum Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya buka diadakan sholat duha, dzikir pagi dan kultum yang wajib diikuti oleh karyawan rumah makan tersebut. Setiap minggu juga ada kajian keagamaan untuk karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya. Karyawan diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai agama yang diberikan sehingga tumbuh etos kerja. Pelayanan yang diberikan oleh karyawan juga menjadi kunci bagaimana menarik pengunjung. Salah satunya dengan menggunakan pakaian syari, menebarkan senyum dan pelayanan yang baik kepada konsumen.
Dibalik itu semua karyawan tentu memilki latar belakang yang berbeda-beda ada yang sebelum bekerja diperusahaan belum punya pengalaman kerja, ada yang dahulu pergaulanya
2 Amelia Js, Hasil Observasi Rumah Makan Ayam Penyet,
http://ameliajulitasari. Blogspot.com/2017/04/hasil-observasi-rumah-makan-yama-penyet.html?m=1 diakses tanggal 12 Febuari 2020 pukul 22.32
kurang baik, sulit untuk bergaul, berasal dari suku yang keras dan masih banyak yang melatar belakangi karyawan nah oleh sebab itu perlu diperhatikan keberadaan karyawan tersebut agar mereka mampu bekerja dengan sebaik mungkin dan mendapat motivasi agar girah bekerja mereka tinggi. Disamping banyaknya kesibukan-kesibukan pada diri karyawan, ini bisa mempengaruhi kualitas ibadah karyawan. Pada pelaksanaan pekerjaan pula, karyawan tentu pernah berada pada fase keadaan yang kurang stabil antara lain; kejenuhan, turunnya motivasi kerja, munculnya keresahan, dan stress yang ada dalam diri karyawan tersebut. Dalam situasi seperti ini penting bagi agama memberikan bimbingan yang tepat untuk menumbuhkan etos kerja pada karyawan.
Berdasarkan hasil wawancara pula dengan pimpinan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok, Ada suatu permasalahan juga pada karyawan, bahwasanya sebelum karyawan bekerja di Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok ini, banyak dari karyawan tersebut yang memiliki pengalaman masa lalu dalam tanda kutip nakal atau pergaulan bebas, minimnya pengetahuan tentang agama islam, terkadang motivasi bekerja turun dan belum bisa membaca Al-Qur’an.3
Dengan keadaan karyawan yang demikian maka dari itu pak Puspo begitu memperhatikan karyawanya terutama dalam
menerapkan bimbingan agama di Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok ini untuk mewujudkan karyawan yang bekerja sesuai syariat. Disiplin dan motivasi kerja diberikan oleh Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok sebagai tindakan untuk menumbuhkan etos kerja karyawan yang diharapkan dapat memberi hasil positif terhadap diri sendiri dan perusahaan. Kesadaran diri yang tertanam didalam diri karyawan menjadi hal penting dalam menumbuhkan etos kerja.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik meneliti Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Depok, karena menerapkan sistem syariat islam dalam bisnisnya oleh karena itu peneliti ingin mengangkat penelitian skirpsi dengan judul “Aktifitas Bimbingan Agama Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Karyawan Rumah Makan (RM) Ayam Penyet Surabaya cabang Depok”.
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu meluas dan lebih terarah, maka penelitian ini hanya difokuskan pada aktifitas bimbingan agama terhadap karyawan yang ada di Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok.
C. Rumusan Masalah
Dari batasan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
a) Bagaimana aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok.
b) Bagaimana hasil yang dicapai dari aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja terhadap karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui bagaimana aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok.
b. Mengetahui bagaimana hasil yang dicapai dari aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis
Terdapat manfaat akademis dan manfaat praktis dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan diharapkan ini dapat menjadi tambahan refrensi dan meningkatkan wawasan akademisi khususnya terkait bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan.
2. Peneliti ini diharapkan juga dapat memberikan masukan bagi Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya dalam
merancang dan memperbaiki program-program yang sedang berjalan untuk kedepan yang lebih baik.
b. Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan mampu memerkaya ilmu dan gagasan tentang aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana cara bimbingan agama terhadap karyawan rumah makan.
E. Tinjaun Kajian Terdahulu
Dalam penelitian proposal penelitian ini, peneliti sebelumnya melakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu yaitu mencari informasi terhadap jurnal-jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian untuk dijadikan sebuah karya ilmiah
1) Skripsi dengan judul “Dakwah dan Kewirausahaan (Studi Kasus Di PT. Pustaka Rizki Putra Semarang)”, yang ditulis oleh Dewi Purwati mahasiswi jurusan Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo 2014. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pelaksanaan kegiatan agamaan di PT. Pustaka Rizki Putra Semarang telah terealisasikan dengan baik. Dalam kewirausahaan terdapat faktor pendorong dan penghambaat keberhasilan berwirausaha di PT. Pustaka Rizki Putra Semarang. Dengan begitu adanya perbedaan bahwasanya dalam penelitian ini tidak masuk ke
ranah karyawan dan hanya mengamati pelaksanaan kegiatan agama.
2) Skripsi dengan judul “Metode Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Perkembangan Emosi Anak Di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Cabang Medan” yang ditulis oleh Alimudin Hasibuan mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Medan Sumatra Utara 2016. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa perkembangan emosi seorang anak adalah modal dari kreatifitas, kemajuan dan menjadi insan lebih baik dan dari metode bimbingan agamanya berjalaan dengan baik. Dengan begitu adanya perbedaan bahwasanya dalam penelitian ini yang diamati adalah perkembangan emosi seorang anak setelah mendapat bimbingan agama
3) Skripsi dengan judul “Bimbingan Keagamaan dalam Upaya Mengatasi Perilaku Bullying Anak di Panti Asuhan Surya Mandiri Way Halim Bandar Lampung” yang ditulis oleh Fiqih Amalia jurusan Bimbingan dan Konseling Islam UIN Raden Intan Lampung tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan keagamaan yang dilakukan oleh pembimbing kepada anak asuh di panti tersebut. Meskipun memiliki kesamaan dalam variabel bimbingan agama, namun perbedaan penelitian Fiqih Amalia dengan peneliti ada pada variabel upaya mengatasi perilaku bullying anak sedangkan peneliti menggunakan variabel menumbuhkan etos kerja karyawan.
4) Skripsi dengan judul “Efektifitas Bimbingan Rohani dalam Meningkatkan Etos Kerja Karyawan di Perusahaan Pabrik Sepatu CV. Kakan Prabu, Kp. Katomas, Tigaraksa, Tangerang, Banten” yang ditulis oleh Hajrul Aswad Harahap, mahasiswa jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Jakarta tahun 2013. Penelitian dalam skripsi ini menjelaskan efektifitas bimbingan rohani dalam meningkatkan etos kerja karyawan di perusahaan pabrik sepatu, mulai dari bagaimana proses pelaksanaan bimbingan rohani dalam meningkatkan etos kerja karyawan, hingga bagaimana metode bimbingan dalam meningkatkan etos kerja karyawan di perusahaan pabrik sepatu tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian peneliti terletak pada sasaran penelitian, disamping itu pula walaupun memiliki kesamaan pada variabel etos kerja, tetapi penelitian Hajrul Aswad ini memiliki tempat penelitian yang berbeda dengan peneliti.
5) Skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi dan Etos Kerja Islam Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada Karyawan di Dompet Peduli Ummat Darrut Tauhid Cabang Palembang)” yang ditulis oleh Muhammad Kurniawan, mahasiswa program studi Ekonomi Islam UIN Raden Fatah Palembang tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan dan bagaimana pengaruh etos kerja Islam terhadap kinerja
karyawan pada karyawan di Dompet Peduli Ummat Darrut Tauhid cabang Palembang. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdapat dalam metodelogi penelitian, dimana peneliti menggunakan metodologi Kuantitatif, sedangkan peneliti menggunakan metodologi kualitatif.
F. Metodelogi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori dan konsep-konsep untuk mendeskripsikan data penelitian. Pendekatan Kualitatif adalah pendekatan yang mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian deskriptif, seperti perkataan orang dan perilaku yang dapat diamati.4
Dengan pendekatan kualitatif diharapkan fakta-fakta yang ada di lapangan dapat digali lebih dalam, guna mendapatkan gambaran yang lengkap tentang bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan serta untuk mengetahui hasil yang dicapai dari aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya Depok ini. Karena penelitian ini mengenai bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan,
4 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT.
maka informan diantaranya adalah pembimbing agama, pimpinan rumah makan, dan karyawan.
Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat mengambil informasi secara lebih mendalam detail, dan dapat membuat informan merasa nyaman dengan wawancara yang berjalan.
Metode Penelitian kualitatif juga merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. 5
Metode penelitian deskriptif kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar dan buku-buku. Laporan penelitian ini akan bersifat kutipankutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berdasarkan dari naskah wawancara, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.6
Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang diharapkan peneliti mendapatkan data atau fakta yang akurat, terpercaya, dan terperinci mengenai aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok.
5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), h. 6.
6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
2. Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian akan menggali data yang seluas-luasnya dari pihak-pihak yang terlibat dalam aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok.
Adapun dalam pemilihan subjek yang digunakan peneliti adalah Purposive sampling. Purposive sampling adalah sampel yang diambil betul-betul sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu. 7 Pihak-pihak tersebut anatara lain : Pembimbing Agama, Pimpinan Rumah Makan, dan Karyawan.
Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya. Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok. .
3. Sumber Data
a) Data Primer: merupakan observasi langsung pada pelaksanaan program dan wawancara mendalam. Informan dalam data primer ini, antara lain: Pembimbing Agama, Pimpinan Rumah Makan, dan Karyawan. Pada penelitian skripsi ini data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara.
b) Data Sekunder: berupa catatan-catatan dan dokumen dari RM Ayam Penyet Surabaya, seperti berkas, catatan
7 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT.
laporan bulanan atau tahunan, serta arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Yaitu buku-buku tertentu, majalah dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian yang peneliti buat. Peneliti akan mendokumentasikan kegiatan yang ada di Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya dan mencari dokumen-dokumen tertulis lain yang relevan dengan kebutuhan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, sebagai berikut:
1. Observasi
Yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala gejala yang diteliti.8 Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan terhadap gejala-gejala yang diteliti, baik secara langsung maupun tidak langsung.9
Marshall (1995) menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.10 Sedangkan tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
8 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian
Sosia, (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2000), cet. Ke-3, h. 54
9 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: fakultas UGM,
1982), hal. 74.
10 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT.
orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.11 Sesuai dengan definisi observasi tersebut, maka peneliti melakukan observasi tentang aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan rumah makan. Dan hasil observasi dituangkan pada catatan lapangan dengan bahasa apa adanya. Observasi dalam penelitian ini adalah dengan mendatangi langsung Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok.
2. Wawancara Mendalam
Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.12 Wawancara juga merupakan alat pengumpulan informasi langsung tentang beberapa jenis data.13 Wawancara ini merupakan cara yang peneliti gunakan dalam rangka mengumpulkan data dengan Tanya Jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. 14
11 E. Kristi Poerwandari (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia).
Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. (Jakarta : Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI, 1998), cet. 1 h.64
12 E. Kristi Poerwandari (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia).
Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. (Jakarta : Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI, 1998), cet. 1 h.72
13 E. Kristi Poerwandari (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia).
Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. (Jakarta : Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI, 1998), cet. 1 h.49
Peneliti melakukan wawancara bebas terstruktur, yaitu pertanyaan yang diajukan tidak hanya berpedoman pada sistematika pertanyaan yang telah disediakan, data-data yang diperoleh dalam teknis ini adalah dengan cara tanya jawab cara lisan dan bertatap muka secara langsung, dan narasumber dapat menjawab dengan bebas dan terbuka. Kegiatan wawancara ini dilaksanakan dengan mengadakan wawancara langsung kepada pihak terkait yaitu Pembimbing Agama dan Pimpinan Rumah Makan dan empat Karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kejadian yang sudah berlalu dengan adanya bukti. Dokumentasi bisa berbentuk gambar, tulisan, karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara mendalam dalam penelitian kualitatif.15 yang ada relevansinya dengan materi penelitian untuk selanjutnya dijadikan bahan argumentasi, untuk kemudian menjadi bahan penelitian skripsi ini. Peneliti mendokumentasikan aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan RM Ayam Penyet Surabaya cabang Depok serta mencari dokumen-dokumen lainnya yang relevan dengan kebutuhan penelitian.
15 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,
5. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah proses analisis kualitatif yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar variabel yang sedang diteliti. Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisis data kualitatif yaitu :
1) Reduksi Data
Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian menyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data dilakukan dengan pertimbangan bahwa data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dipilih sesuai dengan kebutuhan dalam pemecahan masalah penelitian.16 Oleh sebab itu peneliti akan memfokuskan perhatianya pada objek yang ingin diteliti agar mendapatkan suatu data yang konkrit.
2) Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik,
16 Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi pengembangan
Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.
jaringan dan bagan. Ini dilakukan agar mudah dipahami secara keseluruhan dan mendapat kesimpulan.
3) Penarikan Kesimpulan
Menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara dan dapat berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. 17
6. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Ini berlokasi di Rumah Makan (RM) Ayam Penyet Surabaya cabang Depok. Jl. Margonda Raya Kelurahan Kemirimuka Kecamatan Beji Kota Depok, Jawa Barat. Waktu dalam penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2020
G. Sistematika Penelitian
Penelitian Skiripsi disajikan ke dalam 6 (enam) BAB, sesuai dengan keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tentang Pedoman Penelitian Karya Ilmiah, dengan gaya penelitian menggunaka Chicago 1: Bidang Ilmu Sosial (auther-datesystem) Berikut Sistematika Penelitian sebagai berikut :
17 Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi pengembangan
Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.
BAB I : PENDAHULUAN.
Bab ini membahas latar belakang masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian yang meliputi pendekatan penelitian; subyek dan objek penelitian data; teknik pengumpulan data; dan teknik analisis data. Pada bab ini juga membahas sistematika penelitian proposal skripsi yang peneliti buat.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS.
Bab ini mengemukakan teori-teori yang melandasi dan mendukung penelitian. Dimana dalam bab ini berisikan landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian mengnai Aktifitas Bimbingan agama dalam Menumbuhkan Etos Kerja Karyawan RM Ayam Penyet Surabaya cabang Depok.
BAB III : GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bab ini membahas tentang gambaran geografis, historis, sosial budaya, dan sebagainya yang meliputi: Sejarah Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya, Program dan Struktur Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok.
BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN.
Bab ini membahas tentang uraian penyajian data dan temuan penelitian mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti yaitu Mengetahui bagaimana aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan dan
mengetahui bagaimana hasil yang dicapai dari aktifitas bimbingan agama dalam menumbuhkan etos kerja karyawan Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Depok.
BAB V : PEMBAHASAN.
Bab ini membahas tentang uraian yang mengaitkan latar belakang, teori, rumusan teori baru dari penelitian yang meliputi Aktifitas Bimbingan agama dalam Menumbuhkan Etos Kerja Karyawan RM Ayam Penyet Surabaya cabang Depok
BAB VI : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bab ini terdiri dari kesimpulan, implikasi, dan saran dengan menjelaskan hasil kesimpulan hasil penelitian pada tiap-tiap bab sebelumnya, guna memberikan saran yang membangun kepada peneliti atau tempat penelitian atau hal yang berkaitan.
BAB II KAJIAN TEORI A. Bimbingan Agama
1. Pengertian Bimbingan Agama
Secara epistimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “guidance”. Kata “guidance” adalah kata dalam bentuk mashdar (kata benda) yang berasal dari kata kerja “to guidance” artinya menunjukkan, membimbing, atau menuntun orang lain ke jalan yang benar. Kata “guidance” berarti pemberi petunjuk, pemberi bimbingan atau tuntunan kepda orang lain yang membutuhkan. Maka secara umum dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun, walaupun demikian tidak berarti semua bentuk bantuan atau tuntunan adalah bimbingan. 18
Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan serta mendapatkan kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu.19
Agar memahami lebih dalam dan jelas mengenai bimbingan ada beberapa pendapat para ahli diantarnya:
18 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam,
(Jakarta:Amzah, .2010),hlm.3
19 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:PT
a. DR Rachman Natawidjaja mengemukakan definisi bimbingan sebagai berikut:
“Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial”.20
b. Bimo Walgito mengemukakan definisi bimbingan sebagai berikut:
“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupanya agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan”.21
c. Nata Wijaya mengemukakan definisi bimbingan sebagai berikut:
“Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara teru menerus
20 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam,
(Jakarta:Amzah, 2010),hlm.6
21 Bimo Walgito, Bimbingan Penyuluhan di sekolah, cet.2
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sesuai dengan ketentuan keadaan lingkungan”. 22
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan adalah suatu aktifitas memberikan bantuan kepada individu dan kelompok secara terus menerus untuk membantu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat memahami dirinya sesuai dengan ketentuan keadaan lingkungan serta mendapatkan kebahagian.
Agama dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahsa sansekerta yaitu “a” yang berarti “tidak” dan “gama” yang berarti “kacau”. Jadi “agama” berarti “tidak kacau”, dengan pengertian terdapat ketentraman dalam berfikir sesuai sesuai dengan pengetahuan dan kepercayaan yang mendasari kelakuan tidak kacau itu. 23
Menurut Elizabeth K. Nottingham seperti di kutip Jalaludin, agama adalah gejala yang begitu sering “terdapat di mana-mana”, dan agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaan diri sendiri dan keberadaan alam semesta. Selain itu agama dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna dan juga perasaan takut dan ngeri. Meskipun perhatian tertuju kepada adanya suatu dunia yang tak dapat dilihat (akhirat),
22 Saliyo, Farida, Teknik Layanan Bimbingan Konseling Islam,
(Kudus:Buku Daros 2008), hlm.13
23 Zulfi Mubaraq, Sosiologi Agama, (Malang: UIN MALIKI PRESS,
namun agama melibatkan dirinya dalam masalah-masalah kehidupan sehari-hari di dunia.24
Menurut Harun Nasution agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari salah satu kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia sebagai kekuatan ghoib yang dapat ditangkap dengan panca indra, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. 25
Menurut Aunur Rahim Faqih bahwa bimbingan agama Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.26
Dapat disimpulkan bahwa bimbingan agama adalah suatu aktifitas memberikan bantuan yang sistematis kepada individu dengan mengguanakn pendekatan ajaran Islam. Dengan tujuan mampu mengatasi setiap permasalahan yang ada dalam kehidupan sehingga mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
24 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2012), hlm.317
25 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2003), hlm.12
26 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama
Adapun tujuan bimbingan menurut Aunur Rahma Faqih:27 1. Membantu klien untuk mengembangkan pemahaman
diri sendiri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi dan kesmpatan yang ada.
2. Membuat proses sosialisasi dan sensituitas kepada kebutuhan orang lain.
3. Memberi dorongan (motivasi) di dalam mengarahkan diri, pemecahan masalah pengambilan keputusan dalam ketertiban diri dalam masalah yang ada.
4. Mengembang nilai dan sikap menyeluruh serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri.
5. Membantu di dalam memahami tingkah laku manusia. 6. Membantu klien untuk hidup dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagi aspek, fisik, mental dan sosial.
Fungsi bimbingan agama menurut Thohari Mustamar, sebagai berikut:28
1. Fungsi Preventif, yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah pada seseorang.
27 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,
(Yogyakarta:Pusat Penerbitan UII Press 2001), hlm.54
28 Tohari Musnamar, Dasar konseptual Bimbingan dan Konseling
2. Fungsi Kuratif atau Korektif, memecahkan atau menanggulangi masalah yang sedang dihadapi seseorang.
3. Fungsi Preservative, yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) yang telah menjadi baik (terpecahkan) itu kembali menjadi tidak menimbulkan masalah kembali.
4. Fungsi Devlopmental atau pengembangan, membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya.
3. Metode Bimbingan Agama
Dalam pengertian harfiah “metode”adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Kata metode berasal dar “meta” yang berarti “melalui” dan “hodos” berarti jalan, namun pengertian yang sebenarnya dar metode adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan baik sarana tersebut bersifat fisik maupun non fisik.29
Menurut Thohari Musnamar, metode bimbingan dan konseling Islam diartikan sebagai cara untuk mendekati masalah sehingga diperoleh hasi yang memuaskan sehingga niatnya dapat diterapkan untuk melakukan bimbingan dan
29 M. Arifin. Pokok-pokok pikiran tentang Bimbingan dan
konseling Islam, adapun metode bimbingan dan konseling Islami ini akan diklasifikasi sebagi berikut:30
1. Metode Langsung
Metode langsung (metode komunikasi langsung) adalah metode dimana pembimbing melakukan komunikasi langsung (tatap muka) dengan orang yang dibimbingnya. Metode ini dapat dirinci lagi menjadi:
a) Metode Individual
Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung secara individual dengan pihak yang dibimbing. Hal ini dapat dilakukan dengan mepergunakan teknik.
1) Percakapan pribadi, yakni pembimbing melakukan dialog langsung tatap muka dengan pihak yang dibimbing.
2) Kunjungan kerumah (home visit, yakni pembimbing mengadakan dialog dengan klienya tetapi dilaksanakan di rumah klien sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien dan lingkungannya; 3) Kunjungan dan observasi kerja, yakni pembimbing jabatan melakukan percakapan individual sekaligus mengamati kerja klien dan lingkunganya
b) Metode Kelompok
Pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien dalam kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik-teknik:
30 Tohari Musnamar, Dasar-dasar konseptual Bimbingan dan
1) Diskusi kelompok, yakni pembimbing melaksanakan bimbingan dengan cara mengadakan diskusi dengan kelompok klien yang mempunyai masalah yang sama.
2) Karyawisata, yakni bimbingan kelompok yang dilakukan secara langsung dengan mempergunakan ajang karyawisata sebagi forumnya.
3) Sosiodarma, yakni bimbingan yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk memecah/mencegah timbulnya masalah (psikologis);
4) Grup teacing (ceramah), yakni pemberian bimbingan dengan memberikan materi bimbingan tertentu kepada kelompok yang telah disiapkan. 5) Metode Tanya Jawab, yakni metode yang
berbentuk pertanyaan-pertanyaan dalam hal ini antara konseli dan konselor, konselor memberikan pertanyaan dan konseli menjawab ataupun sebaliknya, konseli yang memberikan konselor pertanyaan-pertanyaan.
4. Materi Bimbingan Agama
Pada proses bimbingan agama, salah satu yang menentukan terwujudnya suatu bimbingan agama adalah materi. Materi yang diberikan berupa materi yang berkenaan
dengan agama, pada umumnya materi disampaikan adalah dasar ajaran yang ada di dalam agama, sepert:31
a) Aqidah (Keimanan)
Aqidah berkenan dengan keyakinan. Inti ajaran ini dijabarkan dalam rukun Iman.
b) Syari’ah (Keislaman)
Merupakan dimensi peribadatan/praktek agama. Inti dari ajaran ini dijabarkan dalam rukun Islam.
c) Akhlak (Ikhsan)
Merupakan dimensi pengalaman/konsekunsi, yaitu amalan yang bersikap pelengkap dan penyempurna dari kedua amal diatas dan mengajarkan tentang cara pergaulan hidup manusia. Inti dari ajaran ini dijabarkan dalam bentuk akhlak.
5. Asas-asas Bimbingan Agama Islam
Asas-Asas Bimbingan Agama Islam Adapun asas-asas bimbingan keagamaan Islam sebagai berikut :32
a. Asas fitrah Fitrah
Merupakan titik tolak utama bimbingan keagamaan, karena dalam “konsep” fitrah itu ketauhidan yang asli (bawaan sejak lahir sebagai anugerah Allah) terdapat. Artinya, manusia pada
31 Zuhairini, Metode Pendidikan Agama, (Surabaya, Ramadan, 1993),
hlm. 61.
32 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,
dasarnya telah membawa fitrah (naluri beragama Islam yang menegaskan Allah) sehingga bimbingan keagamaan Islami harus senantiasa mengajak kembali manusia memahami dan menghayatinya.
b. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jika manusia telah mampu memahami dan menghayati fitrahnya, maka itu harus terus dibina dan dikembangkan dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Bimbingan dan konseling keagamaan Islami membantu individu memahami dan menghayati tujuan hidup manusia yaitu mengabdi kepada Allah, dalam rangka mencapai tujuan akhir sebagai manusia, yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat tersebut.
c. Asas amal saleh dan akhlaqul-karimah.
Tujuan hidup manusia, kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat itu, baru akan tercapai manakala manusia beramal “saleh” dan berakhlak mulia, karena dengan perilaku semacam itulah fitrah manusia yang asli ini terwujudkan dalam realitas kehidupan. Bimbingan kegamaan Islami membantu individu melakukan amal saleh dan berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam. d. Asas Mauziatul-Hasanah
Bimbingan agama dilakukan dengan cara yang sebaik-baiknya dengan mempergunakan segala macam sumber pendukung secara efektif dan efisien, karena hanya dengan cara penyampaian “hikmah”
yang baik sajalah maka “hikmah” itu bisa tertanam pada diri individu yang dibimbing.
e. Asas Mujadalatul-Ahsan
Bimbingan agama dilakukan dengan cara melakukan dialog antara pembimbing dan yang dibimbing, yang baik, yang manusiawi dalam rangka membuka pikiran dan hati pihak yang dibimbing akan ayat-ayat Allah, sehingga muncul pemahaman, penghayatan, keyakinan akan kebenaran dan kebaikan syari’at Islam dan mau menjalankannya.
B. Etos Kerja
1. Pengertian Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan akan sesuatu. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem yang diyakininya. Dari kata etos ini, dikenal pula kata etika, etiket yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan baik-buruk (moral), sehingga dalam proses etos terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk mengerjakan suatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin. Dalam etos tersebut, ada semacam semangat untuk meyempurnakan segala sesuatu dan menghindari segala kerusakan (fasad) sehngga dalam setiap pekejaannya diarahkan untk mengurangi bahkan menghilangkan sama sekali segala cacat (no single defect).
Etos kerja adalah refleksi dari menyikapi kehidupan yang mendasar dalam menghadapi kerja. Suatu sikap kehendak yang dikehendaki secara sukarela tanpa dorongan adanya keuntungan serta harapan. Etos kerja bisa dikatakan sebagai doktrin tentang kerja yang diyakini oleh seseorang atau kelompok orang sebagai suatu yang baik dalam perilaku kerja mereka. 33 Etos kerja bisa dikatakan sebagi semangat dalam bekerja.
Etos kerja diartikan sebagai pandangan bagaimana melakukan suatu kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai keberhasilan. Islam memandang bahwa bekerja adalah bagian dari kewajiban dalam kehidupanya, bahwa dengan bekerja seseorang bisa mengambil suatu manfaat dari kehidupanya dan dari masyarakatnya.
Menurut Mochtar Buchori etos kerja adalah sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja, ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau bangsa.
Etos yang juga mempunyai makna nilai moral adalah suatu pandangan batin yang bersifat mendarah daging. Dia merasakan bahwa hanya dengan menghasilkan pekerjaan yang baik, bahkan sempurna, nilai-nilai Islam yang diyakininya dapat diwujudkan. Karnanya etos bukan sekedar kepribadian atau
33 Hamdani Thaha Muh Ilyas, Perilaku Beragama dan Etos Kerja
Masyarakat Pesisir di Kelurahan Penggoli Kecamatan Wara Utara Kota Polopo, hlm. 5
sikap, melainkan lebih mendalam lagi, dia adalah martabat, harga diri, jadi diri seseorang.34
Etos bukan sekedar bergerak atau bekerja, melainkan kepribadian yang bermuatan moral, dan menjadikan landasan moralnya tersebut sebagai cara dirinya mengisi dan menggapai makna hidup yang diridhoiNya, menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat, sehingga etos kerja berkaitan dan bersenyawa dengan semangat, kejujuran, dan kepiawaian dalam bidangnya (keprofesional).35
Berdasarkan uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa etos kerja merupakan cara pandang bahwa bekerja tidak hanya sekedar bekerja melainkan bekerja untuk memuliakan dirinya dan menjadikan landasan moralnya sebagai cara dirinya mengisi dan menggapai makna hidup yang diridhiNya dan menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
2. Etos Kerja Islami
Etos kerja muslim adalah semangat untuk menapaki jalan lurus. Di dalam bidang industri kuliner pun, harus berlandaskan pada etos jalan lurus tersebut agar para karyawan pun memiliki motivasi dalam bekerja dan mendapat pengetahuan agama Islam.
Etos kerja islami itu sendiri berasal dari Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad SAW, yang mengajarkan bahwa
34 K.H Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta:
GEMA INSANI PRESS, 2002), hlm. 15-16
35 K.H Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta:
dengan bekerja keras yang disebabkan karena telah berbuat dosa akan diampuni oleh Allah SWT dan tidak ada makanan yang lebih baik dibandingkan apa yang dimakan dari hasil jerih payahnya atau kerja kerasnya. Etos kerja Islam memberikan pandangan mengenai dedikasi yang tinggi dalam bekerja keras sebagai sebuah kewajiban yang wajib. Usaha yang cukup haruslah menjadi bagian dari kerja yang dilakukan seseorang, yang terlihat sebagai kewajiban individu yang cakap.36
Menurut Tasmara, etos kerja Islam adalah sebagai cara pandang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakan kemanusiaanya, tetapi juga sebagai manifestasi dari amal soleh dan oleh karenanya mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur. 37
Dengan kata lain etos kerja juga sama dengan semangat kerja dan etika. Etos kerja seseoang terbentuk oleh adanya motivasi yang terpancar dari sikap hidupnya yang mendasar terhadap kerja.
Max Weber sendiri mencetuskan ide etos kerja sebagai aspek evaluative yang bersifat penilaian diri terhadap kerja yang bersumber dari realitas spiritual keagamaan yang diyakininya. Selanjutnya dijelaskan bahwa cara hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan adalah memenuhi kewajiban yang ditimpakan kepada si individu oleh kedudukanya di dunia. Inilah yang disebut sebagai calling atau panggilan, sebuah konsepsi agama
36 K.H Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta:
GEMA INSANI PRESS, 2002), hlm. 25
37 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakarta: PT.Dana
mengenai tugas yang ditentukan oleh Tuhan, sebuah tugas hidup dan lapangan yang jelas tempat ia bekerja.38
Etos kerja islami didasarkan pada tiga unsur yaitu; Tauhid, Taqwa dan Ibadah. Tauhid akan mendorong bahwa kerja dan hasil kerja adalah sarana untuk mentauhidkan Allah SWT sehingga terhidnar dari pemujaan terhadap materi. Taqwa adalah sikap mental untuk selalu ingat, waspada dan hati-hati memelihara diri dari noda dan dosa, menjaga keselamatan dengan melakukan yang baik dan menghindari yang buruk. Ibadah adalah melaksanakan usaha atau kerja dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Sebagai perealisasian tugas khalifah, untuk menjaga dan mencapai kesejahteraan dan ketentraman dunia dan akhirat.
Sebaliknya, lemahnya kesadaran beragama akan mempengaruhi etos kerja dan cenderung mengarah pada perbuatan dosa. Sebagai contoh, sekitar tahun 1950-an di perusahan minyak Stanvac (Plaju dan Sungai Goreng)
38 Acep Mulya, Islam dan Etos Kerja: Relasi Antara Kualitas
Keagamaan dengan Etos Produktifitas Kerja di Daerah Kawasan Industri Kabupaten Bekasi, TURANS, Juni 2008, Vol 4, NO.1, hlm. 11-12
Etos Kerja
Taqwa Ibadah
diselenggarakan ceramah agama Islam untuk para buruhnya. Kegiatan ini diselenggrakan didasarkan asumsi bahwa ajaran agama mengandung nilai-nilai moral yang dapat menyadarkan para buruh dari perbuatan tidak terpuji merugikan perusahaan. Setelah melalui evaluasi, ternyata kegiatan tersebut dapat mempengaruhi para buruh dengan berkurangnya kebocoran seperti mencuri, memanipulasi maupun penjualan barang-barang perusahaan yang sebelumnya sukar dilacak. 39
Adapun selain itu, etos kerja secara islami adalah sebagai berikut:40
1. Niat Ikhlas Karena Allah SWT.
Niat teramat penting dalam setiap aktifitas. Nilai pekerjaan bias menjadi ibadah atau tidak sangat tergantung pada niat. Manusia akan diperhitungkan amal perbuatanya sesuai dengan niatnya. Niat yang ikhlas merupakan landasan setiap aktifitas, niat hanya kepada Allah akan menyadarkan manusia bahwa:
a) Allah SWT sedang memantau kerja manusia. b) Allah hendaknya menjadi tujuan manusia. c) Segala yang diperoleh wajib disyukuri
d) Rezeki harus digunakan dan dibelanjakan pada jalan Allah.
39 Dr. Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: Rajawali Press, 1996),
hlm.18
40 Supramin, Motivasi dan Etos Kerja, (Jakarta: Proyek Pembibitan
Calon Tenaga Kependidikan Biro Kepegawaian Sekertariat Jendral, 2003), hlm. 37.
e) Menyadari bahwa yang dilakukan dan diperoleh akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah 2. Taqwa
Melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh agama. Dengan membiasakan diri terhadap hal-hal yang baik dan mencegah yang tercela, secara otomatis menjadikan seseorang berbeda dari kebanyakan orang. Taqwa akan melahirkan manusia yang memilkin kepribadian terpuji diantaranya:
a) Pribadi yang taat beragama
b) Pribadi yang gemar berrbuat kebajikan
c) Pribadi yang tidak mau dikotori oleh perbuatan tercela.
3. Kerja Keras
Dalam Islam semua profesi dituntut untuk bekerja keras dalam setiap melaksanakan pekerjaanya, maksudnya bekerja dengan sungguh-sungguh, sepenuhnya tenaga dan pikiran dicurahkan kepada suatu pekerjaan yang telah dibebankan. Manusia akan memilki semangat dalam dirinya, jika seluruh kegiatanya berpijak pada ajaran Islam, karena agama Islam memerintahkan untuk bekerja keras dan tidak dibenarkan berputus asa.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja Adapun faktor-faktor yang mempengaruhui etos kerja:41 a) Agama
Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir, bersikap dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut jika seseorang sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama. Etos kerja yang rendah secara tidak langsung dipengaruhi oleh rendahnya kualitas keagamaan dan orientasi nilai budaya yang konservatif turut menambah kokohnya tingkat etos kerja yang rendah.
b) Budaya
Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya dan secara operasional juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan.
Masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya maju akan memiliki etos kerja yang tinggi. Sebaliknya, masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya yang konservatif akan memiliki etos kerja yang rendah, bahkan bisa sama sekali tidak memiliki etos kerja. c) Sosial Politik
41 Panji Anoraga, Psikologi Kerja, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992),
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh. Etos kerja harus dimulai dengan kesadaran akan pentingnya arti tanggung jawab kepada masa depan bangsa dan negara. Dorongan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan hanya mungkin timbul jika masyarakat secara keseluruhan memiliki orientasi kehidupan yang terpacu ke masa depan yang lebih baik.
d) Kondisi Lingkungan/Geografis
Etos kerja dapat muncul dikarenakann faktor kondisi geografis. Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.
e) Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras. Meningkatnya kualitas penduduk dapat tercapai apabila ada pendidikan yang merata dan bermutu disertai dengan peningkatan dan perluasan pendidikan, keahlian, dan keterampilan sehingga
semakin meningkat juga aktivitas dan produktivitas masyarakat sebagai pelaku ekonomi
f) Struktur Ekonomi
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh
g) Motivasi Intrinsik Individu
Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang. Keyakinan tersebut yang menjadi suatu motivasi kerja. Maka etos kerja juga dipengaruhi oleh motivasi seseorang yang bukan bersumber dari luar diri, tetapi yang tertanam dalam diri sendiri, yang sering disebut dengan motivasi intrinsik.
4. Usaha-usaha Menumbuhkan Etos Kerja
Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk menumbuhkan etos kerja, yaitu: 42
1. Kesempatan Tujuan Kerja
Yaitu keseimbangan kerja antara untuk keperluan pribadi dan kelompok (Keluarga, Masyarakat) antara
42 Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja Islam, (Surakarta: UMYPress,
keperluan jasmani dan rohanih. dan antara keperluan duniawi dan ukhrawi. Firman Allah Swt dalam Q.S Al-Mukminun ayat 51 sebagai berikut:
اَمِب يِ نِإ ۖ اًحِلاَص اوُلَمْعا َو ِتاَبِ يَّطلا َنِم اوُلُك ُلُس ُّرلا اَهُّيَأَي
اَيميِلَع َنوُلَمْعَت
Artinya : “Makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”43
2. Bekerja menurut kadar kemampuan dan keahlian pribadi yang optimal.
Artinya tidak bekerja melebihi batas kemampuan, baik kemampuan fisik maupun teknik, dan juga tidak bekerja di bawah kemampuan yang sebenarnya. Firman Allah Swt dalam Q.S Al-Baqarah ayat 286 sebagai berikut :
َل
ۗاَهَعْس ُو َّلِا اًسْفَن ُ هاللّٰ ُفِ لَكُي
َل
اَم اَهْيَلَع َو ْتَبَسَك اَم اَه
ْتَبَسَتْكا
Artinya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
Dapat kita lihat bahwa Allah Swt tidak pernah memberikan ujian diluar batas kemampuan umatnya, begitu juga dalam hal bekerja. Kita pasti diberikan
pekerjaan dan tugas sesuai dengan bidang yang kita bisa dan kita tekuni sehingga memberikan hasil yang baik.44 3. Disiplin dan efisien menggunakan waktu dan
kesempatan.
Disiplin merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Dalam bekerja senantiasa disiplin, yaitu menghargai dan memanfaatkan waktu dan kesempatan sebaik-baiknya. Kesempatan yang dimaksud adalah keadaan atau kondisi yang memungkinkan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.
Ajaran Islam memerintah disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan terdapat dalam Q.S An-Nisa ayat 59 sebagai berikut :
اَهُّيَاـٰۤ ي
َهاللّٰ اوُعـْي ِطَا ا ْٰۤوُنَم ا َنْيِذَّلا
وُا َو َل ْوُس َّرلا اوُعـْيِطَا َو
ىِل
ْمُكْنِم ِرْمَ ْلا
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada rasul-Nya, dan kepada Ulil Amri dari (kalangan) kamu.”45
4. Pantang Menyerah
Pantang menyerah merupakan modal yang sangat besar didalam menghadapi segala macam tantangan dan
44 Al-Qur’an Indonesia surat Al-Baqarah: 286 , Juz 3 45 Al-Qur’an Indonesia:59, Juz 5