DAFTAR ISI
C. Tujuan Penelitian ………..
D. Manfaat Penelitian ………
E. Definisi Operasional ………
BAB II KAJIAN PUSTAKA………..
A. Kajian Teoritik……… ………..
1. Media Pembelajaran………...
2. Media Gambar (Visual)………...………...
3. Hasil Belajar Siswa.………...……..
4. Pembelajaran Sejarah….………
6. Materi Pembelajaran Sejarah kelas X………
B. Kajian Empiris………
C. Hipotesis………..………...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….
A.Pendekatan penelitian dan metode penelitian………
1. Pendekatan penelitian………
2. Metode Penelitian………..
B. Variabel Penelitian……….
C.Skenario Penelitian……….
D.Teknik analisis data ………...
E. Lokasi Penelitian……… ……….
F. Populasi dan Sampel Penelitian……….
G.Prosedur Penelitian……….
1. Rancangan Perlakuan……….
2. Waktu perlaksanaan perlakuan………..
3. Alur Pelaksanaan Penelitian………..
H.Alat tes Penelitian………..
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..
A.Deskripsi Data Hasil Penelitian………..
1. Hasil Pre-Tes Kelas Eksperimen……….
2. Hasil Pos-tes Kelas Eksperimen………..
3. Perbedaan Pre-Test dan Post-Test Hasil Belajar Siswa pada
B. Uji Persyaratan Analisis…………..………...
1. Uji Normalitas ………..
2. Uji Homogenitas………...
C.Uji Hipotesis……….………..
D.Hasil Pengujian Gain……….
E. Pembahasan Hasil
Penelitian……….
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……….
A.Kesimpulan ……….
B.Rekomendasi ………...
DAFTAR PUSTAKA ………..
LAMPIRAN ……….
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
114
114
115
117
122
124
128
129
130
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1Hasil belajar siswa MAN Kisaran T.A. 2010/2011………...
2.1 Taksonomi Media berdasarkan Indera yang terlibat menurut Rudi
Bretz……….
3.1 Nonequivqlent (pretes dan posttest) control group design…………
3.2 Hasil uji validitas tes uji coba hasil belajar………
3.3 Standar penilaian koefisien validitas dan reabilitas………..
3.4 Rangkuman hasil daya pembeda………..
3.5 Rangkuman hasil tingkat kesukaran……….
3.6 Perbandingan perlakuan kelas kontrol dan kelas eksperimen………
4.1 Distribusi Frekuensi Pre-Test Hasil Belajar kelas Eksperimen…….
4.2 Distribusi Frekuensi Post-Test Hasil Belajar kelas Eksperimen……
4.3 Hasil Uji Normalitas Data………..…
4.4 Hasil Uji Homogenitas Data………..…
4.5 Pengujian hasil belajar siswa kelompok eksperimen pada saat
pretes dan postes………...
4.6 Pengujian hasil belajar siswa kelompok kontrol pada saat pretest
dan posttest………
4.7 Pengujian hasil belajar siswa kedua kelompok pada saat pre test….
4.8 Pengujian hasil belajar siswa kedua kelompok pada saat post-test…
4.9Hasil uji beda rata-rata gain hasil belajar siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol………
DAFTAR GAMBAR Gambar
2.1 Kerucut pengalaman E. Dale………
3.1 Operasional Variabel………
3.2 Skenario penelitian………..
3.3 Prosedur Penelitian………
4.1 Distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen pada saat
Pre-test………
4.2 Distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen pada saat
Post-tes……….
4.3 Rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen………...
Halaman
16
91
93
106
110
112
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Silabus………..
2. RPP dengan menggunakan media gambar (visual)………..………
3. RPP dengan metode ceramah………...
4. Kisi-kisi alat tes………
5. Alat tes……….
6. Rekapitulasi hasil uji coba tes………..
7. Hasil uji validitas……….
8. Uji Daya Beda………..
9. Tingkat kesukaran………
10. Rekapitulasi hasil belajar pretest kelas eksperimen………
11. Rekapitulasi hasil belajar posttest kelas eksperimen………..
12. Rekapitulasi hasil belajar pretes kelas kontrol………
13. Rekapitulasi hasil belajar postes kelas kontrol………
14. Ujia Reability………
15. Hasil uji normalitas dan homogenitas……….
16. Uji t hasil belajar………..
17. Media gambar (Visual)……….
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kurikulum Sejarah 2006 menyebutkan bahwa mata pelajaran Sejarah
memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang
bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Sementara itu perkembangan dunia saat ini yang
ditandai dengan terjadinya berbagai peristiwa yang mengubah kehidupan
masyarakat baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional merupakan
tantangan bagi para guru untuk dapat tetap mempertahankan peranan dan
eksistensinya sebagai pendidik dan pengajar yang baik bagi para siswanya sebagai
generasi penerus bangsa yang harus siap menghadapi berbagai tantangan dan
keadaan di masa depannya.
Pendidikan di Indonesia menanggapi perubahan keadaan tersebut dengan
diadakannya berbagai perubahan kurikulum dari tingkat Sekolah Dasar hingga
tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas termasuk juga pada kurikulum
pendidikan sejarah. Kedudukan kurikulum pendidikan sejarah dalam setiap
perubahan kurikulum di Indonesia mengalami pasang surut, walaupun dalam
setiap upaya perbaikan kurikulum, sejarah selalu dicantumkan sebagai salah satu
mata pelajaran dari tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga SMTA (Sekolah
2
kurikulum pendidikan dasar dijamin dalam Undang-undang No. 2 tahun 1989,
pasal 39 ayat 3 (Hasan, 2004 : 7)
Pendidikan sejarah di tingkat Madrasah Aliyah misalnya, tidak lepas dari
pengaruh perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia. Dengan alokasi waktu
pembelajaran yang semakin terbatas, para guru dituntut untuk dapat
mengoptimalkan pembelajaran sejarah sehingga dapat efektif dan bermakna
sesuai dengan tuntutan zaman.
Salah satu kendala dalam pembelajaran sejarah yang efektif dan penuh
makna adalah karena di dalam strategi belajar mengajarnya sangat banyak
mengandalkan metode penyampaian yang kurang atraktif dan imajinatif, yaitu
dengan ceramah dan tanya jawab dengan tujuan memberikan sejumlah besar
informasi kepada siswa agar pokok bahasan, atau kajian materi yang tercantum
dalam Satuan Pelajaran (Satpel) atau Satuan Acara Perkuliahan (SAP) segera
dapat dituntaskan (Rochiati Wiriaatmadja, 2002 : 112).
Menurut Gagne dan Briggs (1979), bahwa pengajaran adalah upaya
menciptakan lingkungan agar mempengaruhi siswa untuk aktif belajar. Dengan
demikian penekanan usaha tersebut adalah untuk membangkitkan aktifitas siswa
untuk belajar, yang pada pokoknya nanti bertujuan untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal.
Charlotte Flemming dalam Kosasih Djahiri dan Somara (1980:14)
memberikan sejumlah pedoman operasional untuk guru agar dia dapat fungsional
dalam tata pelajaran yang demokratis. Caranya agar guru bersabar diri, membantu
3
menghukum seluruh kelas untuk kesalahan salah seorang diantara mereka, tidak
marah kalau ada pertanyaan atau permintaan penjelasan siswa, mampu
menjelaskan sesuatu yang sulit menjadi mudah, tidak mengorganisasi kelas
dengan suasana ketakutan atau tekanan dengan menguasai pengetahuan subyek
tersebut secara menyeluruh. Semua hal di atas harus dapat dilihat dalam program
pengajaran, khususnya dalam : (1). Pilihan konsep dan bahan pelajaran, (2).
Pilihan metode/teknik belajar mengajar, (3). Dalam pilihan kegiatan, (4). Pilihan
media pengajaran yang mendukung hal di atas.
Proses belajar mengajar (PBM) pada intinya bertumpu pada persoalan
bagaimana guru memberikan motivasi agar siswa dapat belajar dengan baik dan
mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan
upaya yang terencana dan terarah dalam satu kemasan sistem pendidikan yang
solid, berorientasi pada pendekatan kemanusiaan serta mengembangkan seluruh
potensi individu secara optimal. Oleh karena itu, peranan guru sebagai pengajar,
harus memberikan pengalaman belajar (learning experience) agar terjadi
perubahan perilaku terhadap diri siswa.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan
pemanfaatan media. Peranan media dalam proses belajar mengajar menurut
Gerlach dan Ely (1971:280) ditegaskan bahwa ada tiga keistimewaan yang
dimiliki media pengajaran yaitu: (1) Media memiliki kemampuan untuk
menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2)
Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian
4
mempunyai kemampuan untuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang
mengandung makna.
Media pengajaran memegang peranan sebagai alat yang mendorong belajar
lebih efektif. Oleh karena itu guru tidak cukup memiliki pengetahuan media
pengajaran saja, akan tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan
menggunakan media pengajaran dengan baik (Hamalik, 1999:6).
Brown, Lewis dan Harcleroad (Sylvia, 2005:15) menyatakan juga bahwa
media pendidikan merupakan sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dan
siswa agar terjadi efektifitas proses pembelajaran. Kreatifitas dalam penggunaan
berbagai macam media akan meningkatkan kemungkinan siswa belajar lebih
banyak, apa yang mereka pelajari dapat diingat dengan lebih baik, dan
meningkatkan kemampuan mereka untuk berkembang.
Seiring dengan itu metode pengajaran di sekolah pun harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi sekarang ini. Metode pengajaran haruslah dapat
menciptakan siswa lebih aktif dan mencapai hasil belajar yang baik. Karena
pengajaran merupakan upaya menciptakan lingkungan agar mempengaruhi siswa
untuk aktif belajar. Dengan demikian penekanan usaha tersebut adalah untuk
membangkitkan aktifitas siswa untuk belajar, yang pada pokoknya nanti bertujuan
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Di sekolah media pengajaran memegang peranan sebagai alat yang
mendorong belajar lebih efektif. Oleh karena itu guru tidak cukup memiliki
pengetahuan tentang media pengajaran saja, tetapi harus memiliki keterampilan
5
Agar tercapai peningkatan hasil belajar siswa maka guru harus
memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan,
kondisi siswa atau karakteristik siswa agar lebih mudah diterima, yang
diantaranya adalah dengan memanfaatkan media yang berada di sekitar siswa agar
materi yang disampaikan dapat diterima dan siswa lebih termotivasi sehingga
membangkitkan kreatifitasnya dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam
memanfaatkan media pembelajaran juga diperlukan kreatifitas guru, karena
seorang guru harus mampu memberikan kemudahan dalam memberikan
pembelajaran di sekolah, yang dapat menimbulkan kreatifitas siswa seperti
ungkapan dari Rockler (2002: 2) berikut ini:
The solutions to the major difficulties facing this planet will require cooperation, foresight, and creative. Today’s students’ must become effective problem-solvers, and education must facilitate this aspect of their growth. The strategies in this book include the facilitation of creative behavior, simulation/gaming, and future studies.
Sehingga solusi berbagai kesulitan yang utama bagi dunia pendidikan saat
ini membutuhkan kerjasama dan pemikiran yang berorientasi ke depan dan
kreatif. Siswa sekarang harus lebih efektif dalam menanggapi dan memecahkan
masalah, dan pendidikan harus memberikan kemudahan dalam mengarahkan
pertumbuhan mereka. Guru harus mampu memberikan kemudahan dalam
memberikan pembelajaran di sekolah, yang dapat menimbulkan kreatifitas siswa,
seperti dengan menggunakan media, atau metode, pendekatan dan siasat tertentu
yang menimbulkan gairah belajar bagi siswanya sehingga dapat mempengaruhi
6
Banyak terdapat pilihan dalam unsur-unsur program pengajaran terutama
dalam hal media pengajaran dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan.
Alat-alat teknologi juga masuk di persekolahan dan di dalam ruangan kelas
sebagai alat bantu (media) untuk meningkatkan mutu pendidikan. Teknologi
dalam kependidikan merupakan pengembangan, penerapan, penilaian dari semua
sistem, teknik dan peralatan yang digunakan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar. Hal ini sangat membantu guru dalam proses pembelajaran, karena
penggunaan media pembelajaran khususnya media gambar (Visual) sangat
membantu guru dalam proses penyampaian materi pelajaran dan sebagai salah
satu alat belajar. Agar terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran
sejarah, guru harus memanfaatkan media pembelajaran khususnya media gambar
(visual).
Perlunya penggunaan media pembelajaran khususnya media gambar
(Visual) dalam pembelajaran sejarah di MAN Kisaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Berdasarkan hasil belajar siswa kelas X MAN Kisaran hanya
berkisar pada nilai minimal dari KKM yaitu 7,00 untuk bidang studi sejarah.
Seperti terlihat pada tabel berikut ini hasil belajar siswa pada mata pelajaran
sejarah semester ganjil dikelas X MAN Kisaran T.A 2010/2011 yang terdapat
7
Tabel 1.1
Tabel Hasil Belajar Siswa semester ganjil T.A 2010/2011
No KELAS Jumlah Siswa Nilai Rata-rata
1 XA 30 7,15
2 XB 32 7,00
3 XC 33 7,00
4 XD 34 7,05
5 XE 35 7,00
6 XF 31 7,00
Dengan demikian untuk meningkatkan hasil belajar siswa pembelajaran
sejarah peserta didik kelas X di Madrasah Aliyah Negeri Kisaran, guru harus
dapat memanfaatkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang
akan diajarkan. Pilihan dari media pengajaran tersebut menurut Mulyono dan
Zainal (1980 : 3) menyatakan bahwa alat bantu mengajar atau media pengajaran
yang merupakan bagian dari teknologi pengajaran yang pada umumnya berupa
alat-alat atau sarana yang dapat digunakan melalui indera mata dan telinga.
Wujudnya dari yang sederhana seperti papan tulis, sampai kepada alat-alat
elektronik yang mahal seperti komputer. Fungsi alat bantu mengajar sama
pentingnya dengan kegiatan mengajar, yang membantu efisiensi pencapaian
tujuan yang diharapkan.
Keberagaman fasilitas teknologi yang dapat digunakan untuk pembelajaran
dalam hal ini pembelajaran sejarah tersebut akan memberikan banyak pilihan
kepada guru untuk memanfaatkannya sehingga dapat memberikan kemudahan
8
Salah satu media pengajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran sejarah adalah melalui pemanfaatan media gambar (visual). Media
gambar (visual) dipandang dapat memberikan kontribusi yang besar dalam proses
pembelajaran di kelas. Media gambar (visual) dapat memperlancar pemahaman
dan memperkuat ingatan siswa terhadap materi pelajaran. Media gambar (visual)
dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara
materi pelajaran dengan dunia nyata.
Dengan manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan media gambar
(visual) seperti disebutkan di atas, dapat dipandang tepat apabila dalam
pelaksanaan pembelajaran sejarah di sekolah guru dapat memanfaatkan media
gambar (visual) dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan denan materi
pelajaran.
Pendidikan sejarah di tingkat Madrasah Aliyah tidak lepas dari pengaruh
perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia. Dengan alokasi waktu
pembelajaran yang semakin terbatas, para guru dituntut untuk dapat
mengoptimalkan pembelajaran sejarah sehingga dapat efektif dan bermakna dan
sesuai dengan tuntutan zaman. Adanya suatu perubahan yang lebih baik dan harus
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan arus globalisasi,
sejalan dengan tujuan pembelajaran sejarah nasional yaitu : mendorong siswa
berfikir kritis-analitis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau
untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan datang.
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang penulis lakukan selama penulis
9
kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara, dapat dinyatakan bahwa kondisi
pembelajaran sejarah di madrasah ini adalah sebagai berikut (1) Pembelajaran
yang berlangsung cenderung tidak melibatkan pengembangan pengetahuan siswa,
karena guru selalu mendominasi pembelajaran (teacher centred). (2) Guru hanya
mengandalkan buku teks yang tersedia. (3) Pembelajaran masih berpusat pada
penyampaian materi secara konvensional, belum sampai kepada memaksimalkan
kepada penggunaan media pembelajaran khususnya media gambar (visual). (4)
Jumlah guru bidang studi sejarah yang tidak mencukupi jumlah jam atau kelas
yang tersedia. (5) Latar belakang pendidikan guru yang tidak sesuai dengan
bidang studi sejarah yg diajarkannya yang mengakibatkan rendahnya kinerja guru.
Hal ini menyebabkan rasa bosan pada diri siswa dalam proses pembelajaran
sejarah yang selalu dihadapkan pada pola pengajaran yang tidak bervariatif
sehingga berpengaruh kepada hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengamatan peneliti diatas, mendorong penulis untuk
melakukan penelitian dalam rangka meningkatkan profesionalisme penulis di
bidang pendidikan dan pengajaran terutama berkaitan dengan masalah
pembelajaran sejarah dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan Media gambar (visual). Hal ini menjadi pertimbangan bagi peneliti
10
B.Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah Apakah terdapat pengaruh penggunaan media gambar (visual) terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah di MAN KISARAN?
Secara rinci rumusan masalah di atas dapat dikemukakan
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test
pada kelas eksperimen?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test
pada kelas kontrol?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil pre tes dan post test antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol?
C. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan
post test kelas eksperimen.
2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan
post test kelas kontrol.
3. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil pre test dan post
11
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
• Bagi dunia akademik, penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi
pengembangan pembelajaran sejarah dengan pengaruh penggunaan media
gambar (visual) terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
• Bagi dunia pendidikan Madrasah Aliyah, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan kajian untuk mengembangkan strategi pembelajaran
kolaboratif, efektif mengenai perencanaan, pengorganisasian dan penyajian
materi, metode, serta evaluasinya, khususnya dalam mata pelajaran sejarah.
• Bagi peneliti berikutnya, menambah konsep baru yang dapat dijadikan
sebagai rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan penelitian bidang
pendidikan sejarah.
2. Manfaat Praktis
• Bagi guru sejarah MAN Kisaran, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan untuk selalu explorasi dalam teknik, metode dan model
pembelajaran yang kreatif serta inovatif dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa.
• Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk
memahami konsep, kejadian, peristiwa, fakta, data dan interpretasi serta
kebenaran sejarah lewat gambar-gambar. Dan dapat meningkatkan hasil
12
• Bagi kepala sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan bahan
pengarahan kepada guru untuk mengembangkan potensi pembelajaran
sejarah yang di dalam kelas.
E.Defenisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari penafsiran yang
berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu
dijelaskan defenisi operasional sebagai berikut:
1. Media Gambar (Visual)
Media gambar (Visual) media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat
dua jenis pesan yang dimuat dalam media gambar (Visual) yakni pesan verbal dan
non verbal. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol
komunikasi visual supaya penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien,
simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar. Secara khusus gambar berfungsi pula untuk
menarik perhatian, memperjelas penyajian ide, menghiasi fakta yang mungkin
akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak di grafiskan. Secara Garis besar
unsure-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis, bentuk, warna,
dan tekstur (Azhar Arsyad, 1997: 109).
2. Hasil Belajar
Menurut Hamalik (1999: 159) hasil belajar menunjukkan pada prestasi
belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan
13
terhadap berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan jenis data yang digunakan, penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif menampilkan
hasil statistik yang disajikan dengan angka (McMillan and Schumacher,2001:22).
Pendekatan Kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisem, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, tekhnik pengambilan sampelpada umumnya dilakukan
random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis (Sugiyono,2007:14).
2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah eksperimen. McMillan
dan Schumacher (2001:590) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen
merupakan “research in which independent variable is manipulated to investigate
cause and affect relationships between the independent and dependendent
variable”. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek
selidik.
Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variable yang mungkin
89
ketat. Pengontrolan yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di
laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi
dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua
variabel bebas dan terikat secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah
eksperimen semu (Quasi Eksperimen).
Adapun jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain Nonequivalent
(Pretest dan Posttest) Control Group Design. Desain kuasi eksperimen terdapat
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Nonequivalent (Pretest dan Posttest) Control Group Design
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
Keterangan :
O1 = Tes awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
O2 = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
X = Perlakuan dengan media gambar (Visual)
Mengacu pada desain di atas, penelitian ini melibatkan dua kelompok siswa,
yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut
sama-sama diberikan pretest maupun posttest, tetapi diberikan perlakuan berbeda.
Siswa kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan media gambar (Visual)
90
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini akan melibatkan 2 (dua) variabel yaitu 1 (satu) variabel
bebas (independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent). Penggunaan media
gambar (Visual) sebagai variabel bebas (X), sedangkan variabel terikatnya adalah
hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah (Y).
Untuk memudahkan operasionalisasi variabel dalam penelitian ini, maka
hubungan antar variabel digambarkan, seperti berikut ini:
Gambar 3.1 Keterangan:
X = Penggunaan Media gambar (Visual)
Y = Hasil Belajar siswa
Menurut Kerlinger (1990) yang dimaksud dengan variabel adalah konstruk
yang diberi angka atau variasi nilai. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini penulis menggunakan satu variabel bebas (X) yaitu
media gambar (Visual). Media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua
jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal.
Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan;
dan pesan nonverbal-visual. Posisi simbol-simbol nonverbal visual yakni sebagai
pengganti bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian menjadi
91
nya media visual. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual
terdiri atas garis, bentuk, warna, dan tekstur (Azhar arsyad, 1997:109).
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa (Y) yang
merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya (Sudjana, 1997).
C. Skenario Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dalam beberapa
tahap, yaitu:
1. Kegiatan pendahuluan yaitu melakukan koordinasi ke sekolah tempat yang
akan dilakukan penelitian.
2. Menentukan kelompok eksperimen pembelajaran menggunakan media
gambar (Visual). Kelompok eksperimen pembelajaran menggunakan
menggunakan media gambar (Visual) adalah kelas X.
3. Membuat perencanaan kegiatan, antara lain :
a. Membuat telaah terhadap kurikulum pembelajaran sejarah kelas X untuk
menentukan standard kompetensi atau Kompetensi dasar yang akan
disampaikan.
b. Mencari dan memilih gambar-gambar yang dapat mendukung kegiatan
belajar mengajar sejarah agar sesuai dengan materi sejarah yang akan
92
4. Mempersiapkan alat tes yang sudah sesuai dengan SK/KD yang pilih
sebanyak 25 butir soal pilihan ganda.
5. Melakukan tes awal (pretes) untuk memperoleh data kemampuan siswa dari
masing-masing kelompok eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan.
6. Melaksanakan kegiatan eksperimen pembelajaran sejarah dengan
menggunakan media gambar pada kelas eksperimen.
7. Melakukan tes akhir (postes), untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
masing-masing kelas eksperimen dan kontrol.
Untuk lebih jelasnya skenario penelitian yang akan penulis lakukan dapat
dilihat dari Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Skenario penelitian Penentuan Kelompok
eksperimen
Membuat Rencana Kegiatan
Melakukan Tes Awal
Melakukan Kegiatan Eksperimen
Melakukan Tes Akhir
93
D. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian, baik data pretes maupun data
postes harus diolah sesuai dengan rumusan masalahnya. Dalam hal ini,
pengolahan datanya menggunakan bantuan Program SPSS versi 19.
Langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:
1. Uji Validitas alat tes dilakukan terhadap soal-soal yang akan digunakan dalam
penelitian. Alat tes akan diujicobakan kepada siswa di kelas yang akan
menerima materi yang digunakan dhalam kelas eksperimen. Kemudian hasil uji
coba ini diolah untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan
indeks kesukaran.
• Validitas Tiap Butir Soal
Untuk menghitung koefisien suatu validitas suatu soal digunakan
teknik korelasi. Karena skor jawaban yang diperoleh dari kuesioner yang
berbentuk skala Gutman (benar/salah), maka rumus uji validitas yang
digunakan adalah point biserial yang dihitung menggunakan rumus sebagai
Rpbis =koefisien korelasi point biseral
Mp =Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul Mt =Mean skor total (skor rata-rata)
St =Standar deviasi skor total
P =Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut
q =1-p
94
Syarat minimum dianggap valid apabila korelasinya = 0,3 atau lebih.
Bila korelasinya kurang dari 0,3 dinyatakan tidak valid (Barker et al, 2002:70).
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil uji
validitas yang terdapat pada Tabel 3.2 .
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Kuesioner Hasil Belajar Nomor Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan
Item 1 0,767 0,30 Valid
• Reliabilitas Alat tes
Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui ketetapan
instrument, atau data yang diteliti. Pada penelitian ini, untuk menguji
reliabilitas instrumen hasil belajar digunakan metode KR-20 (Kuder
95
Ri = Reliabilitas instrument k = jumlah item dalam instrument
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada item i qi = 1– pi
St²= varians total
Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuesioner dapat diterima jika
memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7.
Tabel 3.3
Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas
Criteria Reliability Validity
Good 0,80 0,50
Acceptable 0,70 0,30
Marginal 0,60 0,20
Poor 0,50 0,10
Sumber: Barker et al, 2002; 70
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,943
sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner hasil belajar termasuk kategori
baik.
• Daya Pembeda
Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda adalah :
∑ ∑
DP = indeks daya pembeda
∑A = jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok atas
∑B = Jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok bawah
nA = jumlah peserta tes kelompok atas
96
Klasifikasi daya pembeda adalah
DP ≤ 0,00 : Sangat rendah
0,00 ≤ DP ≤ 0,20 : rendah
0,20 ≤ DP ≤ 0,40 : cukup/sedang
0,40 ≤ DP ≤ 0,70 : baik
0,70 ≤ DP ≤ 1,00 : sangat baik
Hasil perhitungan daya pembeda butir soal terdapat tiga klasifikasi
daya pembeda: (1) cukup/sedang sebanyak 3 butir soal; (2) baik sebanyak 16
butir soal; (3) sangat baik sebanyak 6 butir soal.
Tabel 3.4
Rangkuman hasil Daya Pembeda
97
• Tingkat Kesukaran
Rumus yang digunakan untuk menghituk tingkat kesukaran soal uraian
adalah :
∑
p = tingkat kesukaran
∑x = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar
N = Jumlah peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran biasanya dibedakan menjadi tiga kategori,
yaitu:
p< 0,30 : Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7 : Sedang
p > 0,70 : Mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran terdapat 2 kategori tingkat
kesukaran: (1) mudah sebanyak 1 butir soal; (2) sedang sebanyak 24 butir soal.
Hasil rekapitulasi lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3.5
Rangkuman hasil tingkat kesukaran No. Soal Indeks Kesukaran Status
98
Tabel 3.5
Rangkuman hasil tingkat kesukaran (Lanjutan)
No. Soal Indeks Kesukaran Status
12 0.581 Sedang
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar awal siswa dalam pembelajaran
sejarah antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dilakukan pengujian
hipotesis, yaitu :
b. Apabila data kedua kelas semuanya berdistribusi normal, maka analisis
dilanjutkan dengan uji homogenitas varians.
99
1) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang < 0,05 maka data sampel berasal
dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama.
2) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang > 0,05 maka data sampel berasal
dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama.
c. Apabila paling sedikit satu dari dua kelas berdistribusi tidak normal, maka
analisis dilanjutkan dengan uji kesamaan dua rata-rata secara non
parametrik.
Kriteria pengujian dalam uji kesamaan dua rata-rata tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Apabila nilai Sig. atau peluang < 0,05 maka H0 ditolak
2) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang > 0,05 maka H0 diterima
d. Setelah dilakukan pengujian homogenitas varians, dilanjutkan dengan
pengujian kesamaan dua rata-rata secara parametrik.
Kriteria pengujian dalam uji kesamaan dua rata-rata tersebut sebagai
berikut:
1) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang < 0,05 maka H0 ditolak
2) Apabila nilai Sig. atau peluang > 0,05 maka H0 diterima
Jenis analisis statistika yang digunakan untuk menguji hipotesis
tergantung dari hasil pengujian normalitas data. Apabila data dari variabel yang
sedang diuji berdistribusi normal, maka digunakan statistik parametrik,
sebaliknya apabila data dari variabel yang sedang diuji tidak berdistribusi
100
Statistik uji parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan antar
kelompok adalah uji t sampel independen dengan rumus sebagai berikut.
2
(Cooper & Schindler, 2006:510)
Keterangan:
1
X = rata-rata kelompok eksperimen
2
X = rata-rata kelompok kontrol
n1 = banyaknya sampel pada kelompok eksperimen
n2 = banyaknya sampel pada kelompok kontrol
2 i
S = nilai variasi data dari masing-masing kelompok
Kriteria ujinya adalah :
Tolak Ho jika | t | > t1-α/2 dimana t1-1/2α didapat dari daftar distribusi
dengan dk = (n1+n2-2) dan peluang (1- α).
Statistik uji nonparametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan
kedua kelompok adalah uji beda dua sampel independen dengan mengunakan
rumus uji Mann-Whitney sebagai berikut.
101
(Cooper & Schindler, 2006:664)
Keterangan :
n1 = jumlah data pada kelompok pertama
n2 = jumlah data pada kelompok kedua
R2 = Jumlah ranking data pada kelompok kedua (kecil)
Kriteria ujinya adalah :
Tolak Ho jika | z | > z∝
Pada pengujian pretest dan posttest, uji parametrik yang digunakan
adalah uji t sampel dependen dengan rumus sebagai berikut.
/
(Cooper & Schindler, 2006:514)
Kriteria pengujiannya adalah :
Tolak Ho jika | t | > t∝dimana t1-1/2α didapat dari daftar distribusi t dengan
dk = (n-1) dan peluang (1- α)
Atau tolak Ho jika nilai probabilitas (nilai-p) < 0,05
Apabila data tidak berdistribusi normal, maka statistik uji
102
adalah adalah uji beda dua sampel dependen dengan mengunakan rumus
Wilcoxon signed rank test sebagai berikut.
T
T = jumlah rank dengan tanda paling kecil
( 1)
(Cooper & Schindler, 2006:667)
Kriteria pengujiannya adalah :
Tolak Ho jika | z | > z∝
Atau tolak Ho jika nilai probabilitas (nilai-p) < 0,05
E. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Kisaran, yang
terletak di kabupaten Asahan, Propinsi Sumatra Utara. Penelitian ini melibatkan
seluruh siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Kisaran (MAN Kisaran) sebagai
populasi.
F. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini melibatkan seluruh siswa MAN Kisaran sebagai populasi.
Karakteristik populasi yang terdiri dari siswa MAN Kisaran, dengan jumlah siswa
103
X dari Madrasah Aliyah Negeri Kisaran ini pemilihan samplingnya dilakukan
dengan purposive sampling.
Adapun pemilihan kelas X sebagai subjek penelitian, didasari oleh beberapa
pertimbangan akademis dan praktis, yaitu: Pertama, siswa kelas X merupakan
kelas awal pada jenjang Madrasah Aliyah sehingga masih memiliki waktu relatif
lama untuk belajar dan menguasai materi pelajaran yang diminati, sesuai dengan
pilihan mereka memilih jurusan IPA atau IPS; Kedua, pola belajar mereka belum
banyak dipengaruhi oleh iklim belajar di Madrasah Aliyah, karena baru beberapa
saat mereka dibina dan dibelajarkan berdasarkan iklim Madrasah Aliyah.
Penelitian yang melibatkan siswa kelas X Madrasah aliyah Negeri Kisaran
di kabupaten Asahan, Sumatera Utara ini, pemilihan samplingnya dilakukan
dengan purposive sampling. Fraenkel dan Wallen (1993:87) mengemukakan
bahwa:
“On occasion, based on previous knowledge of a population and the specific purpose of the research, investigators use personal judgment to select a sample. Researchers assume they can use their knowledge of the population to judge wheter or not a particular sample will be representative”.
Agar dapat menghasilkan sampel yang sesuai dengan karakteristik
populasi, maka teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Simple Random Sampling. Adanya keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan,
maka penelitian ini akan diambil jumlah sampel kelas X sebanyak satu kelas
eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen yang digunakan adalah kelas
Xb dengan jumlah siswa 32 orang dan kelas kontrol adalah kelas Xc dengan
104
G. Prosedur Penelitian 1. Rancangan Perlakuan
Penelitian ini mengkaji sejauh mana pengaruh penggunaan media gambar
(Visual) terhadap peningkatan hasil belajar siwa pada pembelajaran sejarah.
Sesuai dengan desain eksperimen yang digunakan, kelompok eksperimen
mendapat perlakuan penggunaan media gambar (visual), sedangkan kelompok
kontrol secara konvensional, yaitu pembelajaran yang umumnya digunakan oleh
guru untuk menilai kemampuan siswa dalam pembelajaran sejarah.
Agar terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar sejarah sesuai
dengan standar yang diharapkan, dibuatlah skenario pembelajaran. Skenario
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sejarah adalah penggunaan
media gambar (visual). Berikut ini perbandingan antara kedua perlakuan tersebut.
Tabel 3.6
Perbandingan Perlakuan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
No. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Pre-test Pre-test
2 Pembelajaran Sejarah dengan
menggunakan media gambar (visual)
Pembelajaran Sejarah dengan cara konvensional
3 Guru memberikan penjelasan tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa dengan menggunakan media gambar (visual) dalam pembelajaran sejarah
Guru memberikan penjelaan tentang materi pembelajaran
4 Siswa belajar sejarah dengan menggunakan media gambar (visual),
Tanya jawab, mencari dan
memecahkan masalah sendiri.
Siswa belajar sejarah dengan mendengarkan ceramah dari guru, melakukan Tanya jawab, membaca buku paket dan mencatat, mengerjakan LKS.
105
2. Waktu Pelaksanaan Perlakuan
Pelaksanaan perlakuan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
mengikuti kalender akademik MAN Kisaran di kabupaten Asahan. Penelitian ini
dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan dengan mengambil waktu pada
semester genap tahun ajaran 2010/2011 setiap pertemuan menggunakan waktu 1 x
45 menit, sehingga penelitian ini memerlukan waktu lebih kurang 2 bulan.
Dengan perincian sebagai berikut: dua pertemuan dipergunakan untuk pre-test dan
post-test, sedangkan sisanya sebanyak tiga pertemuan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar dengan mengambil materi pembelajaran di kelas X.
3. Alur Pelaksanaan Penelitian
Alur penelitian secara lebih ringkas dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Pengolahan dan
menggunakan media gambar (visual)
106
H. Alat tes Penelitian
Dalam melakukan penelitian dan mengumpulkan data-data yang
diperlukan, maka digunakan alat tes. Alat tes yang merupakan tes hasil belajar:
pre test maupun post-test.
Alat tes penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data. Untuk memperoleh data yang akurat, sebelum alat tes
penelitian digunakan, maka perlu mendapat pertimbangan, penilaian kelayakan
alat tes penelitian tersebut guna mendapatkan alat ukur yang valid dan reliabel
(McMillan dan Schumacher,2001:273). Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah
instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat. Fraenkel dan
Wallen (1993:558) menjelaskan: “ The degree to which correct inferences can be
made based on result from an instrument it self, but also om the instrumentation
process and the characteristics of the group studied”. Maksudnya ketepatan
instrument harus dapat mengukur apa yang semestinya diukur, sebab derajat
ketepatan identik dengan nilai validitas, dan nilai validitas menunjukkan
kesahihan instrument dengan materi yang akan dinyatakan baik perbutir soal
maupun soal secara keseluruhan.
Menurut Fraenkel dan Wallen (1993:556), mengemukakan reabilitas
instrument merupakan “The degree to which scores obtained with an instrument
are consistent are consistent measures of whatever the instrument measures”.
107
walaupun instrument itu diujikan dua kali atau lebih maka hasilnya akan senilai
(ekuivalen) pada masing – masing pengetesan, memperoleh nilai relative konstan
atau tetap. Artinya kapanpun instrument tersebut akan digunakan akan
memberikan hasil yang relative sama.
Untuk mengembangkan alat tes ini dilakukan kajian teoritik dan empirik
tentang pengaruh penggunaan media gambar (visual) terhadap peningkatan hasil
belajar pada pembelajaran sejarah. Berdasarkan kajian tersebut, peneliti
mengembangkan suatu instrument yang selanjutnya diujicobakan. Kisi– kisi
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di Bab IV dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan peningkatan hasil belajar sejarah
siswa Madrasah Aliyah Negeri Kisaran, antara proses pembelajaran yang
konvensional dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar. Hal
ini ditunjukkan dengan analisis data rata-rata skor hasil belajar siswa yang
mendapat pembelajaran dengan penggunaan media gambar (visual) sudah
cukup tinggi. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran
sejarah pada kelompok eksperimen sebesar 0,2280 yang berarti setelah
mendapatkan pembelajaran dengan penggunaan media gambar (visual), hasil
belajar siswa dalam pembelajaran sejarah meningkat sebesar 22,80%
dibanding hasil belajar siswa pada saat pretest. nilai rata-rata sebesar 70,38
pada saat pretest dan 86,13 pada saat posttest.
2. Melalui hasil pengujian ini peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran sejarah pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan
penggunaan media gambar (visual) lebih tinggi dibanding hasil belajar siswa
dalam pembelajaran sejarah pada siswa yang tidak mendapat perlakuan.
130
dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di
Madrasah Aliyah Negeri Kisaran.
3. Penggunaan media gambar (visual) dalam pembelajaran sejarah merupakan
pilihan yang bermanfaat dan memberikan hasil yang positif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Selain media gambar (visual) merupakan
media yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Dan guru dapat
membuat siswa menjadi lebih bersemangat dengan gambar- gambar yang
tepat. Dan media gambar yang digunakan dapat membantu guru dalam
menjelaskan materi pembelajaran sejarah.
B.REKOMENDASI
Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol setelah penggunaan media gambar (Visual)
dalam pembelajaran sejarah di Madrasah Aliyah Negeri Kisaran. Ada beberapa
saran yang berkaitan dengan proses pembelajaran tersebut:
1. Penggunaan media gambar (Visual) dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif bagi guru dalam menyempurnakan proses pembelajaran, diharapkan
siswa lebih peka mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya.
2. Guru yang menerapkan penggunaan media gambar (Visual) harus
memperhatikan tahapannya agar proses pembelajaran berjalan lancar dalam
mencapai tujuan.
3. Kompetensi dasar yang akan diajarkan dengan menggunakan media gambar
131
kompetensi dasar dapat dilaksanakan dengan dengan menggunakan media
gambar (Visual) tersebut. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan memilih
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abdul Razag dan Suwirta, Andi. (2007). Sejarah dan pendidikan sejarah
perspektif Malaysia dan Indonesia, Bandung: Historia Utama.
Ali, M. (1987). Penelitian kependidikan, prosedur dan strategi, Bandung:
Angkasa
Anni, Chatarina, dkk. (2004). Psikologi Belajar, Semarang: Unnes Press
Anita, Sri. (2008). Media Pembelajaran, Surakarta: UNS Press
Association for Educational and Technology. (1997). The Definity Educational
Technology, Washington D.C: AECT.
Arsyad, Azhar. (1997), Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Azhar. (2010), Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Chadwik, Bruce A, et al. (1991), Metode penelitian ilmu pengetahuan sosial
(terjemahan Sulistia, dkk), Semarang: IKIP Semarang Press.
Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in
Clinical Psychology.( 2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester
England
Dahar, R. W. (1996). Teori-teori belajar, Jakarta: Erlangga.
Dale, E. (1969), Audiovisual Methos in Teaching. (third edition), New York: The
Dryden Press, holt, Rinehart and Wiston, Inc.
Djahiri, Kosasih dan S.A. Somara. (1980), Strategi Belajar Mengajar dalam IPS,
130
Faisal, Sanopiah. (1982), Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional.
Fraenkel, Jack R, dan Wallen, Norman E. (1993), How to design and Evaluate
Research in Education, Me Graw hill Publishing Company.
Furqon. (2001), Evaluasi Belajar di Sekolah, Mimbar Pendidikan No. 3/XX/2001.
47-54, Bandung: University Press UPI.
Gagne, Robert M. dan Leslie J. Briggs. (1979), Principles of instructional Design,
New York: Holt Reuchart and Wiston.
Gall, Meredith D, Gall, Joyce P, dan Borg, Walter R. (2003), Educational
Research An Introduction (seventh Ed), Boston: Allyn dan Bacon.
Gerlach dan Ely. (1971), Teaching ang Media, A systematic Approach, New
Jersey: Prentice Hall Inc.
Hamalik, Oemar. (1999), Media Pendidikan, Bandung: Alumni.
Hasan, S Hamid. (2004), Pandangan dasar mengenai kurikulumPendidikan
Sejarah, Historia. No.9, vol.v.hal.7
Hasan, S Hamid. (2005), Implementasi Pendidikan IPS dalam menghadapi
Tantangan Global. Makalah pada Seminar Pendidikan IPS PPS UPI,
Bandung. 19 Desember 2005.
Heinich, R. Molenda, M, dan Russel, J.D. (1982), Intructional Media and The
New Technologies of Instruction, New York: John Wiley & Sons.
Hugiono dan Purwantana, P.K. (1987), Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bina
131
Ibrahim, M. (2004). Kumpulan makalah pengenalan strategi pembelajaran
biologi di pergururan tinggi, Pekan baru: Universitas Riau.
Isjoni. (2007), Pembelajaran Sejarah pada satuan pendidikan, Bandung:
Alpabeta.
Kemp, J.E. dan Dauton, D.K. (1985), Planning dan Producing Instructional
Media (fifth edition), New York: Harper & Row, Publishers.
Kennet, Richard (1972), The Concept Education Technologi, London; Weiderfeld
and N. Colson.
Levie, W. Howard and levie, diane (1975), Pictorical Memory Processes. AVCR
vol 23 No 1 spring.
McMillan, J. H. And Schumacher, S. (2001), Research in Educatiin A Conceptual
Introduction, New York: Longman.
Mudhoffir. (1999), Teknologi Instruksional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhibbin, Syah. (2003), Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mulyasa, E. (2005), Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Rosda
Mulyono, Arifin Gafi dan Zaenul A (1980), Media dan lab IPS, Jakarta: Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru. Depdikbud.
Munadi, Yudhi. (2008), Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:
Gaung Persada Press.
Oetomo, Budi Sutedjo darmo (2002), e Education: Konsep tekhnologi dan
131
Paivo, A (1978), A dial coding approach to perception and cognition, la pick,
Herb, and Elliot Salton (eds), Modes of Perceiring and processing
information, New York: Halsted Press.
Permendiknas Nomor 22 Tahun (2006), tentang Standar Isi.
Permendiknas Nomor 23 Tahun (2006), tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Rockler, Michael, J. (2002), Innovative Teaching Strategies, Scottdale, Arizona:
Gorsuch Scarisbick.
Rahardi, A, Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta:
Grasindo.
Rohani, Ahmad. (1997), Media Instruksional Edukatif, Jakarta:P2LPTK Dirjen
Dikti Depdikbud
Rumampuk, D.B. (1988). Media Instruksional IPS-SD. Depdikbud Dirjen Dikti.
PPLPTK
Russel, J.D dan Molenda. (1982), Role of still audio visual media in edication, In
Plomp, Tjerd and Ely, Donald P. (eds). International Encyclopedia of
Educational Technology, Second Edition, New York: Elsevier Science
Ltd.jo.
Sagala, Saiful. (2007), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Sadiman, arief S. Rahardjo, Haryono, Anung, raharjito (2007), Media Pendidikan,
Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sanjaya, Wina. (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
133
Sjamsuddin, Helius dan Ismaun (1996), Pengantar Ilmu sejarah, Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Soenarwan. (2008). Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan, Surakarta: Sebelas
Maret University Press.
Sudjana, Nana, dan Rivai, ahmad. (1991), Media Pengajaran, Bandung: C.V.
Sinar Baru.
Sudjana, Nana. (1995), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana, dan Rivai, Ahmad. (2000), Teknologi pengajaran, Bandung: Sinar
baru Algesindo
Suharsimi, Arikunto. (2002),Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suherman, E (2003), Evaluasi Pembelajaran, Bandung: UPI Bandung.
Sugiyono. (2007), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sunal, C.S and Hass, ME. (2006), Social Studies for the Elementary and Middle
Grades, Boston: Pearson Education, Inc.
Surapranata, sumarna. (2004), Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi
Hasil Tes, Bandung: PT. remaja Rosdakarya.
Suryana, Mohammad. (1997), Motivasi dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung:
134
Sylvia. (2005), Efektifitas Pemanfaatan Media Film dalam Pembelajaran Sejarah
Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Kebangsaan Siswa, Tesis:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Trianto. (2007), Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme,
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Usman, Moh. Uzer. (2005), Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendididkan Nasional, Jakarta: Fokus Media.
Waspodo, Muktiono. (2007), Media Pembelajaran Tingkat Sekolah Menengah
Atas, Jakarta: Rosda Karya.
Winkel, W.S. (1991), Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta:
Garamedia.
Widja, I Gde. (1998). Sejarah Lokal Perspektif dalam Pengajaran sejarah.
Jakarta: proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Wiriaatmadja, Rochiati (2002), Pendidikan Sejarah Indonesia, perspektif lokal,
Nasional dan Global, Bandung: Historia Utama Press
Wittich dan Schuller (1962), Audio visual Materials Third Edition, USA: Harper
and Brothers.
Zulaikhah. (2009), Pengaruh penggunaan media gambar Animasi dan media
gambar mati terhadap hasil belajar IPS di MIN Grobogan, Tesis