• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR (VISUAL) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR (VISUAL) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

C. Tujuan Penelitian ………..

D. Manfaat Penelitian ………

E. Definisi Operasional ………

BAB II KAJIAN PUSTAKA………..

A. Kajian Teoritik……… ………..

1. Media Pembelajaran………...

2. Media Gambar (Visual)………...………...

3. Hasil Belajar Siswa.………...……..

4. Pembelajaran Sejarah….………

(2)

6. Materi Pembelajaran Sejarah kelas X………

B. Kajian Empiris………

C. Hipotesis………..………...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….

A.Pendekatan penelitian dan metode penelitian………

1. Pendekatan penelitian………

2. Metode Penelitian………..

B. Variabel Penelitian……….

C.Skenario Penelitian……….

D.Teknik analisis data ………...

E. Lokasi Penelitian……… ……….

F. Populasi dan Sampel Penelitian……….

G.Prosedur Penelitian……….

1. Rancangan Perlakuan……….

2. Waktu perlaksanaan perlakuan………..

3. Alur Pelaksanaan Penelitian………..

H.Alat tes Penelitian………..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..

A.Deskripsi Data Hasil Penelitian………..

1. Hasil Pre-Tes Kelas Eksperimen……….

2. Hasil Pos-tes Kelas Eksperimen………..

3. Perbedaan Pre-Test dan Post-Test Hasil Belajar Siswa pada

(3)

B. Uji Persyaratan Analisis…………..………...

1. Uji Normalitas ………..

2. Uji Homogenitas………...

C.Uji Hipotesis……….………..

D.Hasil Pengujian Gain……….

E. Pembahasan Hasil

Penelitian……….

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……….

A.Kesimpulan ……….

B.Rekomendasi ………...

DAFTAR PUSTAKA ………..

LAMPIRAN ……….

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

114

114

115

117

122

124

128

129

130

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1Hasil belajar siswa MAN Kisaran T.A. 2010/2011………...

2.1 Taksonomi Media berdasarkan Indera yang terlibat menurut Rudi

Bretz……….

3.1 Nonequivqlent (pretes dan posttest) control group design…………

3.2 Hasil uji validitas tes uji coba hasil belajar………

3.3 Standar penilaian koefisien validitas dan reabilitas………..

3.4 Rangkuman hasil daya pembeda………..

3.5 Rangkuman hasil tingkat kesukaran……….

3.6 Perbandingan perlakuan kelas kontrol dan kelas eksperimen………

4.1 Distribusi Frekuensi Pre-Test Hasil Belajar kelas Eksperimen…….

4.2 Distribusi Frekuensi Post-Test Hasil Belajar kelas Eksperimen……

4.3 Hasil Uji Normalitas Data………..…

4.4 Hasil Uji Homogenitas Data………..…

4.5 Pengujian hasil belajar siswa kelompok eksperimen pada saat

pretes dan postes………...

4.6 Pengujian hasil belajar siswa kelompok kontrol pada saat pretest

dan posttest………

4.7 Pengujian hasil belajar siswa kedua kelompok pada saat pre test….

4.8 Pengujian hasil belajar siswa kedua kelompok pada saat post-test…

4.9Hasil uji beda rata-rata gain hasil belajar siswa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol………

(5)

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Kerucut pengalaman E. Dale………

3.1 Operasional Variabel………

3.2 Skenario penelitian………..

3.3 Prosedur Penelitian………

4.1 Distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen pada saat

Pre-test………

4.2 Distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen pada saat

Post-tes……….

4.3 Rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen………...

Halaman

16

91

93

106

110

112

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Silabus………..

2. RPP dengan menggunakan media gambar (visual)………..………

3. RPP dengan metode ceramah………...

4. Kisi-kisi alat tes………

5. Alat tes……….

6. Rekapitulasi hasil uji coba tes………..

7. Hasil uji validitas……….

8. Uji Daya Beda………..

9. Tingkat kesukaran………

10. Rekapitulasi hasil belajar pretest kelas eksperimen………

11. Rekapitulasi hasil belajar posttest kelas eksperimen………..

12. Rekapitulasi hasil belajar pretes kelas kontrol………

13. Rekapitulasi hasil belajar postes kelas kontrol………

14. Ujia Reability………

15. Hasil uji normalitas dan homogenitas……….

16. Uji t hasil belajar………..

17. Media gambar (Visual)……….

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kurikulum Sejarah 2006 menyebutkan bahwa mata pelajaran Sejarah

memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang

bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa

kebangsaan dan cinta tanah air. Sementara itu perkembangan dunia saat ini yang

ditandai dengan terjadinya berbagai peristiwa yang mengubah kehidupan

masyarakat baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional merupakan

tantangan bagi para guru untuk dapat tetap mempertahankan peranan dan

eksistensinya sebagai pendidik dan pengajar yang baik bagi para siswanya sebagai

generasi penerus bangsa yang harus siap menghadapi berbagai tantangan dan

keadaan di masa depannya.

Pendidikan di Indonesia menanggapi perubahan keadaan tersebut dengan

diadakannya berbagai perubahan kurikulum dari tingkat Sekolah Dasar hingga

tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas termasuk juga pada kurikulum

pendidikan sejarah. Kedudukan kurikulum pendidikan sejarah dalam setiap

perubahan kurikulum di Indonesia mengalami pasang surut, walaupun dalam

setiap upaya perbaikan kurikulum, sejarah selalu dicantumkan sebagai salah satu

mata pelajaran dari tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga SMTA (Sekolah

(8)

2

kurikulum pendidikan dasar dijamin dalam Undang-undang No. 2 tahun 1989,

pasal 39 ayat 3 (Hasan, 2004 : 7)

Pendidikan sejarah di tingkat Madrasah Aliyah misalnya, tidak lepas dari

pengaruh perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia. Dengan alokasi waktu

pembelajaran yang semakin terbatas, para guru dituntut untuk dapat

mengoptimalkan pembelajaran sejarah sehingga dapat efektif dan bermakna

sesuai dengan tuntutan zaman.

Salah satu kendala dalam pembelajaran sejarah yang efektif dan penuh

makna adalah karena di dalam strategi belajar mengajarnya sangat banyak

mengandalkan metode penyampaian yang kurang atraktif dan imajinatif, yaitu

dengan ceramah dan tanya jawab dengan tujuan memberikan sejumlah besar

informasi kepada siswa agar pokok bahasan, atau kajian materi yang tercantum

dalam Satuan Pelajaran (Satpel) atau Satuan Acara Perkuliahan (SAP) segera

dapat dituntaskan (Rochiati Wiriaatmadja, 2002 : 112).

Menurut Gagne dan Briggs (1979), bahwa pengajaran adalah upaya

menciptakan lingkungan agar mempengaruhi siswa untuk aktif belajar. Dengan

demikian penekanan usaha tersebut adalah untuk membangkitkan aktifitas siswa

untuk belajar, yang pada pokoknya nanti bertujuan untuk mencapai hasil belajar

yang maksimal.

Charlotte Flemming dalam Kosasih Djahiri dan Somara (1980:14)

memberikan sejumlah pedoman operasional untuk guru agar dia dapat fungsional

dalam tata pelajaran yang demokratis. Caranya agar guru bersabar diri, membantu

(9)

3

menghukum seluruh kelas untuk kesalahan salah seorang diantara mereka, tidak

marah kalau ada pertanyaan atau permintaan penjelasan siswa, mampu

menjelaskan sesuatu yang sulit menjadi mudah, tidak mengorganisasi kelas

dengan suasana ketakutan atau tekanan dengan menguasai pengetahuan subyek

tersebut secara menyeluruh. Semua hal di atas harus dapat dilihat dalam program

pengajaran, khususnya dalam : (1). Pilihan konsep dan bahan pelajaran, (2).

Pilihan metode/teknik belajar mengajar, (3). Dalam pilihan kegiatan, (4). Pilihan

media pengajaran yang mendukung hal di atas.

Proses belajar mengajar (PBM) pada intinya bertumpu pada persoalan

bagaimana guru memberikan motivasi agar siswa dapat belajar dengan baik dan

mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan

upaya yang terencana dan terarah dalam satu kemasan sistem pendidikan yang

solid, berorientasi pada pendekatan kemanusiaan serta mengembangkan seluruh

potensi individu secara optimal. Oleh karena itu, peranan guru sebagai pengajar,

harus memberikan pengalaman belajar (learning experience) agar terjadi

perubahan perilaku terhadap diri siswa.

Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan

pemanfaatan media. Peranan media dalam proses belajar mengajar menurut

Gerlach dan Ely (1971:280) ditegaskan bahwa ada tiga keistimewaan yang

dimiliki media pengajaran yaitu: (1) Media memiliki kemampuan untuk

menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2)

Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian

(10)

4

mempunyai kemampuan untuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang

mengandung makna.

Media pengajaran memegang peranan sebagai alat yang mendorong belajar

lebih efektif. Oleh karena itu guru tidak cukup memiliki pengetahuan media

pengajaran saja, akan tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan

menggunakan media pengajaran dengan baik (Hamalik, 1999:6).

Brown, Lewis dan Harcleroad (Sylvia, 2005:15) menyatakan juga bahwa

media pendidikan merupakan sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dan

siswa agar terjadi efektifitas proses pembelajaran. Kreatifitas dalam penggunaan

berbagai macam media akan meningkatkan kemungkinan siswa belajar lebih

banyak, apa yang mereka pelajari dapat diingat dengan lebih baik, dan

meningkatkan kemampuan mereka untuk berkembang.

Seiring dengan itu metode pengajaran di sekolah pun harus disesuaikan

dengan situasi dan kondisi sekarang ini. Metode pengajaran haruslah dapat

menciptakan siswa lebih aktif dan mencapai hasil belajar yang baik. Karena

pengajaran merupakan upaya menciptakan lingkungan agar mempengaruhi siswa

untuk aktif belajar. Dengan demikian penekanan usaha tersebut adalah untuk

membangkitkan aktifitas siswa untuk belajar, yang pada pokoknya nanti bertujuan

untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Di sekolah media pengajaran memegang peranan sebagai alat yang

mendorong belajar lebih efektif. Oleh karena itu guru tidak cukup memiliki

pengetahuan tentang media pengajaran saja, tetapi harus memiliki keterampilan

(11)

5

Agar tercapai peningkatan hasil belajar siswa maka guru harus

memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan,

kondisi siswa atau karakteristik siswa agar lebih mudah diterima, yang

diantaranya adalah dengan memanfaatkan media yang berada di sekitar siswa agar

materi yang disampaikan dapat diterima dan siswa lebih termotivasi sehingga

membangkitkan kreatifitasnya dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam

memanfaatkan media pembelajaran juga diperlukan kreatifitas guru, karena

seorang guru harus mampu memberikan kemudahan dalam memberikan

pembelajaran di sekolah, yang dapat menimbulkan kreatifitas siswa seperti

ungkapan dari Rockler (2002: 2) berikut ini:

The solutions to the major difficulties facing this planet will require cooperation, foresight, and creative. Today’s students’ must become effective problem-solvers, and education must facilitate this aspect of their growth. The strategies in this book include the facilitation of creative behavior, simulation/gaming, and future studies.

Sehingga solusi berbagai kesulitan yang utama bagi dunia pendidikan saat

ini membutuhkan kerjasama dan pemikiran yang berorientasi ke depan dan

kreatif. Siswa sekarang harus lebih efektif dalam menanggapi dan memecahkan

masalah, dan pendidikan harus memberikan kemudahan dalam mengarahkan

pertumbuhan mereka. Guru harus mampu memberikan kemudahan dalam

memberikan pembelajaran di sekolah, yang dapat menimbulkan kreatifitas siswa,

seperti dengan menggunakan media, atau metode, pendekatan dan siasat tertentu

yang menimbulkan gairah belajar bagi siswanya sehingga dapat mempengaruhi

(12)

6

Banyak terdapat pilihan dalam unsur-unsur program pengajaran terutama

dalam hal media pengajaran dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan.

Alat-alat teknologi juga masuk di persekolahan dan di dalam ruangan kelas

sebagai alat bantu (media) untuk meningkatkan mutu pendidikan. Teknologi

dalam kependidikan merupakan pengembangan, penerapan, penilaian dari semua

sistem, teknik dan peralatan yang digunakan untuk memperbaiki proses belajar

mengajar. Hal ini sangat membantu guru dalam proses pembelajaran, karena

penggunaan media pembelajaran khususnya media gambar (Visual) sangat

membantu guru dalam proses penyampaian materi pelajaran dan sebagai salah

satu alat belajar. Agar terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran

sejarah, guru harus memanfaatkan media pembelajaran khususnya media gambar

(visual).

Perlunya penggunaan media pembelajaran khususnya media gambar

(Visual) dalam pembelajaran sejarah di MAN Kisaran untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Berdasarkan hasil belajar siswa kelas X MAN Kisaran hanya

berkisar pada nilai minimal dari KKM yaitu 7,00 untuk bidang studi sejarah.

Seperti terlihat pada tabel berikut ini hasil belajar siswa pada mata pelajaran

sejarah semester ganjil dikelas X MAN Kisaran T.A 2010/2011 yang terdapat

(13)

7

Tabel 1.1

Tabel Hasil Belajar Siswa semester ganjil T.A 2010/2011

No KELAS Jumlah Siswa Nilai Rata-rata

1 XA 30 7,15

2 XB 32 7,00

3 XC 33 7,00

4 XD 34 7,05

5 XE 35 7,00

6 XF 31 7,00

Dengan demikian untuk meningkatkan hasil belajar siswa pembelajaran

sejarah peserta didik kelas X di Madrasah Aliyah Negeri Kisaran, guru harus

dapat memanfaatkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang

akan diajarkan. Pilihan dari media pengajaran tersebut menurut Mulyono dan

Zainal (1980 : 3) menyatakan bahwa alat bantu mengajar atau media pengajaran

yang merupakan bagian dari teknologi pengajaran yang pada umumnya berupa

alat-alat atau sarana yang dapat digunakan melalui indera mata dan telinga.

Wujudnya dari yang sederhana seperti papan tulis, sampai kepada alat-alat

elektronik yang mahal seperti komputer. Fungsi alat bantu mengajar sama

pentingnya dengan kegiatan mengajar, yang membantu efisiensi pencapaian

tujuan yang diharapkan.

Keberagaman fasilitas teknologi yang dapat digunakan untuk pembelajaran

dalam hal ini pembelajaran sejarah tersebut akan memberikan banyak pilihan

kepada guru untuk memanfaatkannya sehingga dapat memberikan kemudahan

(14)

8

Salah satu media pengajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran sejarah adalah melalui pemanfaatan media gambar (visual). Media

gambar (visual) dipandang dapat memberikan kontribusi yang besar dalam proses

pembelajaran di kelas. Media gambar (visual) dapat memperlancar pemahaman

dan memperkuat ingatan siswa terhadap materi pelajaran. Media gambar (visual)

dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara

materi pelajaran dengan dunia nyata.

Dengan manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan media gambar

(visual) seperti disebutkan di atas, dapat dipandang tepat apabila dalam

pelaksanaan pembelajaran sejarah di sekolah guru dapat memanfaatkan media

gambar (visual) dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan denan materi

pelajaran.

Pendidikan sejarah di tingkat Madrasah Aliyah tidak lepas dari pengaruh

perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia. Dengan alokasi waktu

pembelajaran yang semakin terbatas, para guru dituntut untuk dapat

mengoptimalkan pembelajaran sejarah sehingga dapat efektif dan bermakna dan

sesuai dengan tuntutan zaman. Adanya suatu perubahan yang lebih baik dan harus

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan arus globalisasi,

sejalan dengan tujuan pembelajaran sejarah nasional yaitu : mendorong siswa

berfikir kritis-analitis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau

untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan datang.

Berdasarkan dari hasil pengamatan yang penulis lakukan selama penulis

(15)

9

kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara, dapat dinyatakan bahwa kondisi

pembelajaran sejarah di madrasah ini adalah sebagai berikut (1) Pembelajaran

yang berlangsung cenderung tidak melibatkan pengembangan pengetahuan siswa,

karena guru selalu mendominasi pembelajaran (teacher centred). (2) Guru hanya

mengandalkan buku teks yang tersedia. (3) Pembelajaran masih berpusat pada

penyampaian materi secara konvensional, belum sampai kepada memaksimalkan

kepada penggunaan media pembelajaran khususnya media gambar (visual). (4)

Jumlah guru bidang studi sejarah yang tidak mencukupi jumlah jam atau kelas

yang tersedia. (5) Latar belakang pendidikan guru yang tidak sesuai dengan

bidang studi sejarah yg diajarkannya yang mengakibatkan rendahnya kinerja guru.

Hal ini menyebabkan rasa bosan pada diri siswa dalam proses pembelajaran

sejarah yang selalu dihadapkan pada pola pengajaran yang tidak bervariatif

sehingga berpengaruh kepada hasil belajar siswa.

Berdasarkan pengamatan peneliti diatas, mendorong penulis untuk

melakukan penelitian dalam rangka meningkatkan profesionalisme penulis di

bidang pendidikan dan pengajaran terutama berkaitan dengan masalah

pembelajaran sejarah dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan

menggunakan Media gambar (visual). Hal ini menjadi pertimbangan bagi peneliti

(16)

10

B.Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah Apakah terdapat pengaruh penggunaan media gambar (visual) terhadap

peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah di MAN KISARAN?

Secara rinci rumusan masalah di atas dapat dikemukakan

pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test

pada kelas eksperimen?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test

pada kelas kontrol?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil pre tes dan post test antara

kelas eksperimen dengan kelas kontrol?

C. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan

post test kelas eksperimen.

2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan

post test kelas kontrol.

3. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil pre test dan post

(17)

11

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

• Bagi dunia akademik, penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi

pengembangan pembelajaran sejarah dengan pengaruh penggunaan media

gambar (visual) terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

• Bagi dunia pendidikan Madrasah Aliyah, penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan bahan kajian untuk mengembangkan strategi pembelajaran

kolaboratif, efektif mengenai perencanaan, pengorganisasian dan penyajian

materi, metode, serta evaluasinya, khususnya dalam mata pelajaran sejarah.

• Bagi peneliti berikutnya, menambah konsep baru yang dapat dijadikan

sebagai rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan penelitian bidang

pendidikan sejarah.

2. Manfaat Praktis

• Bagi guru sejarah MAN Kisaran, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan bahan untuk selalu explorasi dalam teknik, metode dan model

pembelajaran yang kreatif serta inovatif dalam rangka meningkatkan hasil

belajar siswa.

• Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk

memahami konsep, kejadian, peristiwa, fakta, data dan interpretasi serta

kebenaran sejarah lewat gambar-gambar. Dan dapat meningkatkan hasil

(18)

12

• Bagi kepala sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan bahan

pengarahan kepada guru untuk mengembangkan potensi pembelajaran

sejarah yang di dalam kelas.

E.Defenisi Operasional

Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari penafsiran yang

berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu

dijelaskan defenisi operasional sebagai berikut:

1. Media Gambar (Visual)

Media gambar (Visual) media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat

dua jenis pesan yang dimuat dalam media gambar (Visual) yakni pesan verbal dan

non verbal. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol

komunikasi visual supaya penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien,

simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar. Secara khusus gambar berfungsi pula untuk

menarik perhatian, memperjelas penyajian ide, menghiasi fakta yang mungkin

akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak di grafiskan. Secara Garis besar

unsure-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis, bentuk, warna,

dan tekstur (Azhar Arsyad, 1997: 109).

2. Hasil Belajar

Menurut Hamalik (1999: 159) hasil belajar menunjukkan pada prestasi

belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan

(19)

13

terhadap berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan jenis data yang digunakan, penelitian ini menggunakan

pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif menampilkan

hasil statistik yang disajikan dengan angka (McMillan and Schumacher,2001:22).

Pendekatan Kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisem, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, tekhnik pengambilan sampelpada umumnya dilakukan

random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data

bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis (Sugiyono,2007:14).

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah eksperimen. McMillan

dan Schumacher (2001:590) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen

merupakan “research in which independent variable is manipulated to investigate

cause and affect relationships between the independent and dependendent

variable”. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek

selidik.

Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variable yang mungkin

(21)

89

ketat. Pengontrolan yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di

laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi

dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua

variabel bebas dan terikat secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah

eksperimen semu (Quasi Eksperimen).

Adapun jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain Nonequivalent

(Pretest dan Posttest) Control Group Design. Desain kuasi eksperimen terdapat

pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Nonequivalent (Pretest dan Posttest) Control Group Design

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Keterangan :

O1 = Tes awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

O2 = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

X = Perlakuan dengan media gambar (Visual)

Mengacu pada desain di atas, penelitian ini melibatkan dua kelompok siswa,

yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut

sama-sama diberikan pretest maupun posttest, tetapi diberikan perlakuan berbeda.

Siswa kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan media gambar (Visual)

(22)

90

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini akan melibatkan 2 (dua) variabel yaitu 1 (satu) variabel

bebas (independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent). Penggunaan media

gambar (Visual) sebagai variabel bebas (X), sedangkan variabel terikatnya adalah

hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah (Y).

Untuk memudahkan operasionalisasi variabel dalam penelitian ini, maka

hubungan antar variabel digambarkan, seperti berikut ini:

Gambar 3.1 Keterangan:

X = Penggunaan Media gambar (Visual)

Y = Hasil Belajar siswa

Menurut Kerlinger (1990) yang dimaksud dengan variabel adalah konstruk

yang diberi angka atau variasi nilai. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel

yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini penulis menggunakan satu variabel bebas (X) yaitu

media gambar (Visual). Media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua

jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal.

Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan;

dan pesan nonverbal-visual. Posisi simbol-simbol nonverbal visual yakni sebagai

pengganti bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian menjadi

(23)

91

nya media visual. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual

terdiri atas garis, bentuk, warna, dan tekstur (Azhar arsyad, 1997:109).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa (Y) yang

merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya (Sudjana, 1997).

C. Skenario Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dalam beberapa

tahap, yaitu:

1. Kegiatan pendahuluan yaitu melakukan koordinasi ke sekolah tempat yang

akan dilakukan penelitian.

2. Menentukan kelompok eksperimen pembelajaran menggunakan media

gambar (Visual). Kelompok eksperimen pembelajaran menggunakan

menggunakan media gambar (Visual) adalah kelas X.

3. Membuat perencanaan kegiatan, antara lain :

a. Membuat telaah terhadap kurikulum pembelajaran sejarah kelas X untuk

menentukan standard kompetensi atau Kompetensi dasar yang akan

disampaikan.

b. Mencari dan memilih gambar-gambar yang dapat mendukung kegiatan

belajar mengajar sejarah agar sesuai dengan materi sejarah yang akan

(24)

92

4. Mempersiapkan alat tes yang sudah sesuai dengan SK/KD yang pilih

sebanyak 25 butir soal pilihan ganda.

5. Melakukan tes awal (pretes) untuk memperoleh data kemampuan siswa dari

masing-masing kelompok eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan.

6. Melaksanakan kegiatan eksperimen pembelajaran sejarah dengan

menggunakan media gambar pada kelas eksperimen.

7. Melakukan tes akhir (postes), untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

masing-masing kelas eksperimen dan kontrol.

Untuk lebih jelasnya skenario penelitian yang akan penulis lakukan dapat

dilihat dari Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Skenario penelitian Penentuan Kelompok

eksperimen

Membuat Rencana Kegiatan

Melakukan Tes Awal

Melakukan Kegiatan Eksperimen

Melakukan Tes Akhir

(25)

93

D. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, baik data pretes maupun data

postes harus diolah sesuai dengan rumusan masalahnya. Dalam hal ini,

pengolahan datanya menggunakan bantuan Program SPSS versi 19.

Langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

1. Uji Validitas alat tes dilakukan terhadap soal-soal yang akan digunakan dalam

penelitian. Alat tes akan diujicobakan kepada siswa di kelas yang akan

menerima materi yang digunakan dhalam kelas eksperimen. Kemudian hasil uji

coba ini diolah untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan

indeks kesukaran.

Validitas Tiap Butir Soal

Untuk menghitung koefisien suatu validitas suatu soal digunakan

teknik korelasi. Karena skor jawaban yang diperoleh dari kuesioner yang

berbentuk skala Gutman (benar/salah), maka rumus uji validitas yang

digunakan adalah point biserial yang dihitung menggunakan rumus sebagai

Rpbis =koefisien korelasi point biseral

Mp =Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul Mt =Mean skor total (skor rata-rata)

St =Standar deviasi skor total

P =Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut

q =1-p

(26)

94

Syarat minimum dianggap valid apabila korelasinya = 0,3 atau lebih.

Bila korelasinya kurang dari 0,3 dinyatakan tidak valid (Barker et al, 2002:70).

Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil uji

validitas yang terdapat pada Tabel 3.2 .

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Kuesioner Hasil Belajar Nomor Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Item 1 0,767 0,30 Valid

Reliabilitas Alat tes

Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui ketetapan

instrument, atau data yang diteliti. Pada penelitian ini, untuk menguji

reliabilitas instrumen hasil belajar digunakan metode KR-20 (Kuder

(27)

95

Ri = Reliabilitas instrument k = jumlah item dalam instrument

pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada item i qi = 1– pi

St²= varians total

Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuesioner dapat diterima jika

memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7.

Tabel 3.3

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas

Criteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber: Barker et al, 2002; 70

Dari hasil uji reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,943

sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner hasil belajar termasuk kategori

baik.

Daya Pembeda

Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda adalah :

∑ ∑

DP = indeks daya pembeda

∑A = jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok atas

∑B = Jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok bawah

nA = jumlah peserta tes kelompok atas

(28)

96

Klasifikasi daya pembeda adalah

DP ≤ 0,00 : Sangat rendah

0,00 ≤ DP ≤ 0,20 : rendah

0,20 ≤ DP ≤ 0,40 : cukup/sedang

0,40 ≤ DP ≤ 0,70 : baik

0,70 ≤ DP ≤ 1,00 : sangat baik

Hasil perhitungan daya pembeda butir soal terdapat tiga klasifikasi

daya pembeda: (1) cukup/sedang sebanyak 3 butir soal; (2) baik sebanyak 16

butir soal; (3) sangat baik sebanyak 6 butir soal.

Tabel 3.4

Rangkuman hasil Daya Pembeda

(29)

97

Tingkat Kesukaran

Rumus yang digunakan untuk menghituk tingkat kesukaran soal uraian

adalah :

p = tingkat kesukaran

∑x = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar

N = Jumlah peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran biasanya dibedakan menjadi tiga kategori,

yaitu:

p< 0,30 : Sukar

0,3 ≤ p ≤ 0,7 : Sedang

p > 0,70 : Mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran terdapat 2 kategori tingkat

kesukaran: (1) mudah sebanyak 1 butir soal; (2) sedang sebanyak 24 butir soal.

Hasil rekapitulasi lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.5

Rangkuman hasil tingkat kesukaran No. Soal Indeks Kesukaran Status

(30)

98

Tabel 3.5

Rangkuman hasil tingkat kesukaran (Lanjutan)

No. Soal Indeks Kesukaran Status

12 0.581 Sedang

2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar awal siswa dalam pembelajaran

sejarah antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dilakukan pengujian

hipotesis, yaitu :

b. Apabila data kedua kelas semuanya berdistribusi normal, maka analisis

dilanjutkan dengan uji homogenitas varians.

(31)

99

1) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang < 0,05 maka data sampel berasal

dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama.

2) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang > 0,05 maka data sampel berasal

dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama.

c. Apabila paling sedikit satu dari dua kelas berdistribusi tidak normal, maka

analisis dilanjutkan dengan uji kesamaan dua rata-rata secara non

parametrik.

Kriteria pengujian dalam uji kesamaan dua rata-rata tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Apabila nilai Sig. atau peluang < 0,05 maka H0 ditolak

2) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang > 0,05 maka H0 diterima

d. Setelah dilakukan pengujian homogenitas varians, dilanjutkan dengan

pengujian kesamaan dua rata-rata secara parametrik.

Kriteria pengujian dalam uji kesamaan dua rata-rata tersebut sebagai

berikut:

1) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang < 0,05 maka H0 ditolak

2) Apabila nilai Sig. atau peluang > 0,05 maka H0 diterima

Jenis analisis statistika yang digunakan untuk menguji hipotesis

tergantung dari hasil pengujian normalitas data. Apabila data dari variabel yang

sedang diuji berdistribusi normal, maka digunakan statistik parametrik,

sebaliknya apabila data dari variabel yang sedang diuji tidak berdistribusi

(32)

100

Statistik uji parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan antar

kelompok adalah uji t sampel independen dengan rumus sebagai berikut.

2

(Cooper & Schindler, 2006:510)

Keterangan:

1

X = rata-rata kelompok eksperimen

2

X = rata-rata kelompok kontrol

n1 = banyaknya sampel pada kelompok eksperimen

n2 = banyaknya sampel pada kelompok kontrol

2 i

S = nilai variasi data dari masing-masing kelompok

Kriteria ujinya adalah :

Tolak Ho jika | t | > t1-α/2 dimana t1-1/2α didapat dari daftar distribusi

dengan dk = (n1+n2-2) dan peluang (1- α).

Statistik uji nonparametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan

kedua kelompok adalah uji beda dua sampel independen dengan mengunakan

rumus uji Mann-Whitney sebagai berikut.

(33)

101

(Cooper & Schindler, 2006:664)

Keterangan :

n1 = jumlah data pada kelompok pertama

n2 = jumlah data pada kelompok kedua

R2 = Jumlah ranking data pada kelompok kedua (kecil)

Kriteria ujinya adalah :

Tolak Ho jika | z | > z

Pada pengujian pretest dan posttest, uji parametrik yang digunakan

adalah uji t sampel dependen dengan rumus sebagai berikut.

/

(Cooper & Schindler, 2006:514)

Kriteria pengujiannya adalah :

Tolak Ho jika | t | > t∝dimana t1-1/2α didapat dari daftar distribusi t dengan

dk = (n-1) dan peluang (1- α)

Atau tolak Ho jika nilai probabilitas (nilai-p) < 0,05

Apabila data tidak berdistribusi normal, maka statistik uji

(34)

102

adalah adalah uji beda dua sampel dependen dengan mengunakan rumus

Wilcoxon signed rank test sebagai berikut.

T

T = jumlah rank dengan tanda paling kecil

( 1)

(Cooper & Schindler, 2006:667)

Kriteria pengujiannya adalah :

Tolak Ho jika | z | > z

Atau tolak Ho jika nilai probabilitas (nilai-p) < 0,05

E. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Kisaran, yang

terletak di kabupaten Asahan, Propinsi Sumatra Utara. Penelitian ini melibatkan

seluruh siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Kisaran (MAN Kisaran) sebagai

populasi.

F. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini melibatkan seluruh siswa MAN Kisaran sebagai populasi.

Karakteristik populasi yang terdiri dari siswa MAN Kisaran, dengan jumlah siswa

(35)

103

X dari Madrasah Aliyah Negeri Kisaran ini pemilihan samplingnya dilakukan

dengan purposive sampling.

Adapun pemilihan kelas X sebagai subjek penelitian, didasari oleh beberapa

pertimbangan akademis dan praktis, yaitu: Pertama, siswa kelas X merupakan

kelas awal pada jenjang Madrasah Aliyah sehingga masih memiliki waktu relatif

lama untuk belajar dan menguasai materi pelajaran yang diminati, sesuai dengan

pilihan mereka memilih jurusan IPA atau IPS; Kedua, pola belajar mereka belum

banyak dipengaruhi oleh iklim belajar di Madrasah Aliyah, karena baru beberapa

saat mereka dibina dan dibelajarkan berdasarkan iklim Madrasah Aliyah.

Penelitian yang melibatkan siswa kelas X Madrasah aliyah Negeri Kisaran

di kabupaten Asahan, Sumatera Utara ini, pemilihan samplingnya dilakukan

dengan purposive sampling. Fraenkel dan Wallen (1993:87) mengemukakan

bahwa:

On occasion, based on previous knowledge of a population and the specific purpose of the research, investigators use personal judgment to select a sample. Researchers assume they can use their knowledge of the population to judge wheter or not a particular sample will be representative”.

Agar dapat menghasilkan sampel yang sesuai dengan karakteristik

populasi, maka teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Simple Random Sampling. Adanya keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan,

maka penelitian ini akan diambil jumlah sampel kelas X sebanyak satu kelas

eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen yang digunakan adalah kelas

Xb dengan jumlah siswa 32 orang dan kelas kontrol adalah kelas Xc dengan

(36)

104

G. Prosedur Penelitian 1. Rancangan Perlakuan

Penelitian ini mengkaji sejauh mana pengaruh penggunaan media gambar

(Visual) terhadap peningkatan hasil belajar siwa pada pembelajaran sejarah.

Sesuai dengan desain eksperimen yang digunakan, kelompok eksperimen

mendapat perlakuan penggunaan media gambar (visual), sedangkan kelompok

kontrol secara konvensional, yaitu pembelajaran yang umumnya digunakan oleh

guru untuk menilai kemampuan siswa dalam pembelajaran sejarah.

Agar terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar sejarah sesuai

dengan standar yang diharapkan, dibuatlah skenario pembelajaran. Skenario

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sejarah adalah penggunaan

media gambar (visual). Berikut ini perbandingan antara kedua perlakuan tersebut.

Tabel 3.6

Perbandingan Perlakuan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

No. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 Pre-test Pre-test

2 Pembelajaran Sejarah dengan

menggunakan media gambar (visual)

Pembelajaran Sejarah dengan cara konvensional

3 Guru memberikan penjelasan tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa dengan menggunakan media gambar (visual) dalam pembelajaran sejarah

Guru memberikan penjelaan tentang materi pembelajaran

4 Siswa belajar sejarah dengan menggunakan media gambar (visual),

Tanya jawab, mencari dan

memecahkan masalah sendiri.

Siswa belajar sejarah dengan mendengarkan ceramah dari guru, melakukan Tanya jawab, membaca buku paket dan mencatat, mengerjakan LKS.

(37)

105

2. Waktu Pelaksanaan Perlakuan

Pelaksanaan perlakuan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

mengikuti kalender akademik MAN Kisaran di kabupaten Asahan. Penelitian ini

dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan dengan mengambil waktu pada

semester genap tahun ajaran 2010/2011 setiap pertemuan menggunakan waktu 1 x

45 menit, sehingga penelitian ini memerlukan waktu lebih kurang 2 bulan.

Dengan perincian sebagai berikut: dua pertemuan dipergunakan untuk pre-test dan

post-test, sedangkan sisanya sebanyak tiga pertemuan digunakan untuk kegiatan

belajar mengajar dengan mengambil materi pembelajaran di kelas X.

3. Alur Pelaksanaan Penelitian

Alur penelitian secara lebih ringkas dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Pengolahan dan

menggunakan media gambar (visual)

(38)

106

H. Alat tes Penelitian

Dalam melakukan penelitian dan mengumpulkan data-data yang

diperlukan, maka digunakan alat tes. Alat tes yang merupakan tes hasil belajar:

pre test maupun post-test.

Alat tes penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data. Untuk memperoleh data yang akurat, sebelum alat tes

penelitian digunakan, maka perlu mendapat pertimbangan, penilaian kelayakan

alat tes penelitian tersebut guna mendapatkan alat ukur yang valid dan reliabel

(McMillan dan Schumacher,2001:273). Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah

instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat. Fraenkel dan

Wallen (1993:558) menjelaskan: “ The degree to which correct inferences can be

made based on result from an instrument it self, but also om the instrumentation

process and the characteristics of the group studied”. Maksudnya ketepatan

instrument harus dapat mengukur apa yang semestinya diukur, sebab derajat

ketepatan identik dengan nilai validitas, dan nilai validitas menunjukkan

kesahihan instrument dengan materi yang akan dinyatakan baik perbutir soal

maupun soal secara keseluruhan.

Menurut Fraenkel dan Wallen (1993:556), mengemukakan reabilitas

instrument merupakan “The degree to which scores obtained with an instrument

are consistent are consistent measures of whatever the instrument measures”.

(39)

107

walaupun instrument itu diujikan dua kali atau lebih maka hasilnya akan senilai

(ekuivalen) pada masing – masing pengetesan, memperoleh nilai relative konstan

atau tetap. Artinya kapanpun instrument tersebut akan digunakan akan

memberikan hasil yang relative sama.

Untuk mengembangkan alat tes ini dilakukan kajian teoritik dan empirik

tentang pengaruh penggunaan media gambar (visual) terhadap peningkatan hasil

belajar pada pembelajaran sejarah. Berdasarkan kajian tersebut, peneliti

mengembangkan suatu instrument yang selanjutnya diujicobakan. Kisi– kisi

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di Bab IV dapat disimpulkan

bahwa:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan peningkatan hasil belajar sejarah

siswa Madrasah Aliyah Negeri Kisaran, antara proses pembelajaran yang

konvensional dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar. Hal

ini ditunjukkan dengan analisis data rata-rata skor hasil belajar siswa yang

mendapat pembelajaran dengan penggunaan media gambar (visual) sudah

cukup tinggi. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran

sejarah pada kelompok eksperimen sebesar 0,2280 yang berarti setelah

mendapatkan pembelajaran dengan penggunaan media gambar (visual), hasil

belajar siswa dalam pembelajaran sejarah meningkat sebesar 22,80%

dibanding hasil belajar siswa pada saat pretest. nilai rata-rata sebesar 70,38

pada saat pretest dan 86,13 pada saat posttest.

2. Melalui hasil pengujian ini peningkatan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran sejarah pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan

penggunaan media gambar (visual) lebih tinggi dibanding hasil belajar siswa

dalam pembelajaran sejarah pada siswa yang tidak mendapat perlakuan.

(41)

130

dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di

Madrasah Aliyah Negeri Kisaran.

3. Penggunaan media gambar (visual) dalam pembelajaran sejarah merupakan

pilihan yang bermanfaat dan memberikan hasil yang positif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. Selain media gambar (visual) merupakan

media yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Dan guru dapat

membuat siswa menjadi lebih bersemangat dengan gambar- gambar yang

tepat. Dan media gambar yang digunakan dapat membantu guru dalam

menjelaskan materi pembelajaran sejarah.

B.REKOMENDASI

Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol setelah penggunaan media gambar (Visual)

dalam pembelajaran sejarah di Madrasah Aliyah Negeri Kisaran. Ada beberapa

saran yang berkaitan dengan proses pembelajaran tersebut:

1. Penggunaan media gambar (Visual) dapat digunakan sebagai salah satu

alternatif bagi guru dalam menyempurnakan proses pembelajaran, diharapkan

siswa lebih peka mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya.

2. Guru yang menerapkan penggunaan media gambar (Visual) harus

memperhatikan tahapannya agar proses pembelajaran berjalan lancar dalam

mencapai tujuan.

3. Kompetensi dasar yang akan diajarkan dengan menggunakan media gambar

(42)

131

kompetensi dasar dapat dilaksanakan dengan dengan menggunakan media

gambar (Visual) tersebut. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan memilih

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abdul Razag dan Suwirta, Andi. (2007). Sejarah dan pendidikan sejarah

perspektif Malaysia dan Indonesia, Bandung: Historia Utama.

Ali, M. (1987). Penelitian kependidikan, prosedur dan strategi, Bandung:

Angkasa

Anni, Chatarina, dkk. (2004). Psikologi Belajar, Semarang: Unnes Press

Anita, Sri. (2008). Media Pembelajaran, Surakarta: UNS Press

Association for Educational and Technology. (1997). The Definity Educational

Technology, Washington D.C: AECT.

Arsyad, Azhar. (1997), Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arsyad, Azhar. (2010), Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Chadwik, Bruce A, et al. (1991), Metode penelitian ilmu pengetahuan sosial

(terjemahan Sulistia, dkk), Semarang: IKIP Semarang Press.

Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in

Clinical Psychology.( 2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester

England

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori belajar, Jakarta: Erlangga.

Dale, E. (1969), Audiovisual Methos in Teaching. (third edition), New York: The

Dryden Press, holt, Rinehart and Wiston, Inc.

Djahiri, Kosasih dan S.A. Somara. (1980), Strategi Belajar Mengajar dalam IPS,

(44)

130

Faisal, Sanopiah. (1982), Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha

Nasional.

Fraenkel, Jack R, dan Wallen, Norman E. (1993), How to design and Evaluate

Research in Education, Me Graw hill Publishing Company.

Furqon. (2001), Evaluasi Belajar di Sekolah, Mimbar Pendidikan No. 3/XX/2001.

47-54, Bandung: University Press UPI.

Gagne, Robert M. dan Leslie J. Briggs. (1979), Principles of instructional Design,

New York: Holt Reuchart and Wiston.

Gall, Meredith D, Gall, Joyce P, dan Borg, Walter R. (2003), Educational

Research An Introduction (seventh Ed), Boston: Allyn dan Bacon.

Gerlach dan Ely. (1971), Teaching ang Media, A systematic Approach, New

Jersey: Prentice Hall Inc.

Hamalik, Oemar. (1999), Media Pendidikan, Bandung: Alumni.

Hasan, S Hamid. (2004), Pandangan dasar mengenai kurikulumPendidikan

Sejarah, Historia. No.9, vol.v.hal.7

Hasan, S Hamid. (2005), Implementasi Pendidikan IPS dalam menghadapi

Tantangan Global. Makalah pada Seminar Pendidikan IPS PPS UPI,

Bandung. 19 Desember 2005.

Heinich, R. Molenda, M, dan Russel, J.D. (1982), Intructional Media and The

New Technologies of Instruction, New York: John Wiley & Sons.

Hugiono dan Purwantana, P.K. (1987), Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bina

(45)

131

Ibrahim, M. (2004). Kumpulan makalah pengenalan strategi pembelajaran

biologi di pergururan tinggi, Pekan baru: Universitas Riau.

Isjoni. (2007), Pembelajaran Sejarah pada satuan pendidikan, Bandung:

Alpabeta.

Kemp, J.E. dan Dauton, D.K. (1985), Planning dan Producing Instructional

Media (fifth edition), New York: Harper & Row, Publishers.

Kennet, Richard (1972), The Concept Education Technologi, London; Weiderfeld

and N. Colson.

Levie, W. Howard and levie, diane (1975), Pictorical Memory Processes. AVCR

vol 23 No 1 spring.

McMillan, J. H. And Schumacher, S. (2001), Research in Educatiin A Conceptual

Introduction, New York: Longman.

Mudhoffir. (1999), Teknologi Instruksional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhibbin, Syah. (2003), Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mulyasa, E. (2005), Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Rosda

Mulyono, Arifin Gafi dan Zaenul A (1980), Media dan lab IPS, Jakarta: Proyek

Pengembangan Pendidikan Guru. Depdikbud.

Munadi, Yudhi. (2008), Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:

Gaung Persada Press.

Oetomo, Budi Sutedjo darmo (2002), e Education: Konsep tekhnologi dan

(46)

131

Paivo, A (1978), A dial coding approach to perception and cognition, la pick,

Herb, and Elliot Salton (eds), Modes of Perceiring and processing

information, New York: Halsted Press.

Permendiknas Nomor 22 Tahun (2006), tentang Standar Isi.

Permendiknas Nomor 23 Tahun (2006), tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Rockler, Michael, J. (2002), Innovative Teaching Strategies, Scottdale, Arizona:

Gorsuch Scarisbick.

Rahardi, A, Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta:

Grasindo.

Rohani, Ahmad. (1997), Media Instruksional Edukatif, Jakarta:P2LPTK Dirjen

Dikti Depdikbud

Rumampuk, D.B. (1988). Media Instruksional IPS-SD. Depdikbud Dirjen Dikti.

PPLPTK

Russel, J.D dan Molenda. (1982), Role of still audio visual media in edication, In

Plomp, Tjerd and Ely, Donald P. (eds). International Encyclopedia of

Educational Technology, Second Edition, New York: Elsevier Science

Ltd.jo.

Sagala, Saiful. (2007), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Sadiman, arief S. Rahardjo, Haryono, Anung, raharjito (2007), Media Pendidikan,

Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sanjaya, Wina. (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

(47)

133

Sjamsuddin, Helius dan Ismaun (1996), Pengantar Ilmu sejarah, Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi.

Soenarwan. (2008). Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan, Surakarta: Sebelas

Maret University Press.

Sudjana, Nana, dan Rivai, ahmad. (1991), Media Pengajaran, Bandung: C.V.

Sinar Baru.

Sudjana, Nana. (1995), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana, dan Rivai, Ahmad. (2000), Teknologi pengajaran, Bandung: Sinar

baru Algesindo

Suharsimi, Arikunto. (2002),Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suherman, E (2003), Evaluasi Pembelajaran, Bandung: UPI Bandung.

Sugiyono. (2007), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Sunal, C.S and Hass, ME. (2006), Social Studies for the Elementary and Middle

Grades, Boston: Pearson Education, Inc.

Surapranata, sumarna. (2004), Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi

Hasil Tes, Bandung: PT. remaja Rosdakarya.

Suryana, Mohammad. (1997), Motivasi dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung:

(48)

134

Sylvia. (2005), Efektifitas Pemanfaatan Media Film dalam Pembelajaran Sejarah

Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Kebangsaan Siswa, Tesis:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Trianto. (2007), Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme,

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Usman, Moh. Uzer. (2005), Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendididkan Nasional, Jakarta: Fokus Media.

Waspodo, Muktiono. (2007), Media Pembelajaran Tingkat Sekolah Menengah

Atas, Jakarta: Rosda Karya.

Winkel, W.S. (1991), Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta:

Garamedia.

Widja, I Gde. (1998). Sejarah Lokal Perspektif dalam Pengajaran sejarah.

Jakarta: proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Wiriaatmadja, Rochiati (2002), Pendidikan Sejarah Indonesia, perspektif lokal,

Nasional dan Global, Bandung: Historia Utama Press

Wittich dan Schuller (1962), Audio visual Materials Third Edition, USA: Harper

and Brothers.

Zulaikhah. (2009), Pengaruh penggunaan media gambar Animasi dan media

gambar mati terhadap hasil belajar IPS di MIN Grobogan, Tesis

Gambar

Tabel
Gambar Halaman
Tabel 1.1
gambar (visual) dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan denan materi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Ilmu komputer, Sistem operasi atau dalam bahasa Inggris: operating system atau OS adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat

Di samping itu, semua peserta perkhemahan perlu sentiasa menjunjung nilai permuafakatan dalam melaksanakan setiap aktiviti yang dijalankan bagi mencapai kejayaan yang cemerlang,

Density value shows the density of the compacted mixture and results from the ratio of the weight of a mixture to the weight of a unit volume of a mixture. The

Hal inilah yang menjadi suatu ketertarikan sendiri bagi penulis untuk menelusuri masalah ini, sehingga penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul

[r]

Teori Persia ini menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh para pedagang dari Persia (sekarang Iran) karena adanya beberapa kesamaan antara kebudayaan masyarakat

Waktu Pengeluaran Plasenta pada Ibu Melahirkan di Klinik

Negara yang memproduksi barang dengan orientasi ekspor maka peningkatan permintaan dunia terhadap produk-produknya akan member dorongan positif terhadap pertumbuhan produksi di