• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAN MEDIA FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT SLOGAN : Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMP Pasundan IV Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAN MEDIA FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT SLOGAN : Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMP Pasundan IV Bandung Tahun Ajaran 2011/2012."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

3. Langkah-Langkah Menulis Kalimat Slogan ... 15

4. Kriteria Kalimat Slogan ... 16

(2)

b. Persuasif ... 17

c. Orisinalitas ... 20

C. Media Pembelajaran ... 20

D. Facebook Sebagai Media Pembelajaran ... 22

E. Fitur-Fitur pada Facebook untuk Pembelajaran ... 22

F. Peer Assesment ... 23

G. Facebook sebagai Peer Assessment ... 24

G. Hipotesis ... 25

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 34

1. Uji Normalitas ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 43

1. Waktu dan Tempat Penelitian ... 43

2. Pelaksanaan Penelitian... 44

3. Aplikasi Facebook dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Slogan ... 44

B. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian ... 45

(3)

a. Kategori A (Amat Baik)... 49

b. Uji Normalitas Tes Awal Kelas Eksperimen ... 105

c. Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Kontrol ... 108

d. Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 111

3. Uji Homogenitas ... 114

(4)

5. Uji Signifikansi ... 118

6. Analisis Hasil Wawancara ... 121

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 124

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 130

B. Saran ... 131

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia pendidikan memang selalu menarik untuk dikupas,

khususnya mengenai media pembelajaran, karena media pembelajaran akan terus

berkembang seiring dengan perjalanan teknologi. Seorang pendidik dituntut untuk

dapat membuat dan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan inovatif

untuk membantu peserta didik memahami ilmu yang akan disampaikan.

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat digunakan oleh

pendidik dalam membantu tugas kependidikannya (Mulyanta dan Leong, 2009:

2). Artinya, media pembelajaran dapat memudahkan pemahaman para peserta

didik dalam mempelajari pelajaran yang diberikan. Semakin baik media yang

digunakan dalam proses pembelajaran, maka akan semakin memudahkan peserta

didik dalam mencerna pelajaran dan tentu akan meningkatkan keberhasilan proses

pembelajaran.

Meskipun peran media pembelajaran cukup penting, tetapi masih banyak

tenaga pendidik di Indonesia yang belum mampu menggunakan media

pembelajaran. Menurut Sutjiono (2005: 76) ada tujuh alasan seorang guru enggan

menggunakan media pembelajaran, salah satu di antaranya yaitu penggunaannya

merepotkan. Kenyataannya, memang banyak sekali media pembelajaran yang

justru merepotkan, misalnya in focus yang sedang menjadi tren saat ini. Dilihat

(6)

merepotkan, harus menyambungkannya terlebih dahulu ke komputer atau laptop.

Kemudian menyambungkan lagi ke sumber energi listrik. Belum lagi banyaknya

tombol-tombol yang membingungkan. Selain itu, belum semua sekolah di

Indonesia memiliki alat ini. Munculnya permasalahan-permasalahan seperti itu,

seharusnya membuat seorang guru untuk mencari media lain yang lebih praktis

dalam penggunaannya, namun tetap dapat memaksimalkan kegiatan

pembelajaran.

Salah satu mata pelajaran yang terdapat di seluruh jenjang pendidikan di

Indonesia adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Pelajaran ini memiliki empat

keterampilan berbahasa yaitu membaca, berbicara, menyimak dan menulis.

Keterampilan menulis ini merupakan keterampilan produktif, artinya akan

menghasilkan sebuah karya tulis. Agar dapat menulis dengan baik, seseorang

harus mampu menguasai keterampilan berbahasa yang lainnya pula seperti

membaca dan menyimak. Levine (2011: 1) mengatakan, writing problems rarely

occur in isolation, and improvements in writing go hand in hand with the development of other non-writing-specific skills.

Menulis membutuhkan ide kreatif serta berwawasan luas. Hal tersebut

diperkuat oleh pendapat Djuhari dan Suherli (2001: 5) dalam Azizah (2011: 1),

bahwa:

(7)

Artinya, kemampuan menulis itu tidak instan didapatkan oleh seseorang.

Satu-satunya jalan adalah dengan terus berlatih menulis dan banyak membaca. Semakin

banyak membaca maka wawasan akan menjadi semakin luas, dan otomatis akan

meningkatkan kemampuan menulis seseorang, karena menulis adalah

menuangkan gagasan atau pikiran berdasarkan informasi atau data yang diketahui

seseorang.

Salah satu materi yang ada dalam kompetensi menulis yaitu menulis

kalimat slogan. Imam Suyitno (2005: 254) menyatakan bahwa dalam bentuk

formalnya, slogan merupakan pernyataan atau kalimat pendek. Perwujudan slogan

yang demikian dimaksudkan agar slogan mudah diingat oleh si penerima atau

khalayak yang berkepentingan.

Kalimat slogan sangat diperlukan untuk tujuan-tujuan persuasif. Sebuah

produk akan lebih cepat terkenal apabila memiliki slogan yang baik. Misalnya

saja produk sampo Clear yang mempunyai slogan “Pakai hitam? Siapa takut!”. Lihat pula betapa sebuah kalimat slogan “Connecting people” mampu membuat

perusahaan pencipta barang elektronik Nokia mendunia. Tidak hanya berfungsi

untuk memasarkan produk, slogan akan sangat membantu dalam propaganda

politik. Slogan “Katakan tidak pada korupsi!” sukses mengantarkan Bapak Susilo

Bambang Yudhoyono dari fraksi partai Demokrat menjuarai pemilihan presiden di

Indonesia. Contoh lain, Barack Obama dengan slogannya “Yes, we can” dan “Change! We believe in” mampu membuatnya menduduki gedung putih di

(8)

Seperti dijelaskan di atas, slogan hanyalah berupa sebuah kalimat pendek,

tetapi tidaklah mudah untuk membuatnya. Ambiguitas atau ketaksaan merupakan

salah satu yang menjadi kendalanya. Astuti (2008: 31) menyatakan bahwa

ambiguitas sering ditemukan dalam iklan di televisi. Artinya, slogan-slogan yang

digunakan dalam iklan sering menimbulkan lebih dari satu tafsiran makna.

Tidaklah mungkin sebuah slogan akan mampu mempromosikan sesuatu apabila

para pembacanya pun tidak memahami pesan yang terkandung dalam kalimat

slogan tersebut.

Masalah lain adalah penulis kurang tepat memilih dan mendayagunakan

kata. Rangkaian kata yang menyususn sebuah slogan harus melahirkan power dan

mampu menggiring khalayak untuk menyukai hal ditawarkannya serta tidak

mudah dilupakan oleh orang yang mebacanya.

Kalimat slogan penting untuk dipelajari, karena pembelajaran mengenai

kalimat slogan, terdapat dalam kurikulum pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat

SMP dan SMA. Selain itu, orang-orang yang pandai membuat kalimat slogan

banyak dicari oleh perusahaan besar atau pun partai-partai politik, karena mereka

menginginkan sebuah slogan yang dapat membantu mereka sukses dalam

tujuannya masing-masing.

Seorang siswa dituntut untuk memiliki kreatifitas yang tinggi agar mampu

membuat sebuah kalimat slogan dengan baik. Oleh karena itu, untuk mengasah

kreativitas dalam menulis kalimat slogan, dibutuhkan sebuah media pembelajaran

yang menarik, praktis dan inovatif agar para peserta didik tidak jenuh dalam

(9)

Memasuki abad milenium, lahirlah teknologi yang dinamakan jejaring

sosial. Menurut Prof. J.A. Barnes (1994) dalam Nawawi, Sanur dan Dwiyaksa

(2008: 1) jejaring sosial atau social networking adalah struktur sosial yang terdiri

dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan

dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang

dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.

Seiring berkembangnya teknologi, jejaring sosial kini sudah berbasis web

dan menggunakan internet. Aplikasi ini sangat potensial untuk dijadikan sebagai

media pembelajaran. Salah satu yang paling fenomenal yaitu jejaring sosial

facebook. Memasuki era globalisasi, penggunaan facebook kian membahana.

Tercatat pengguna facebook di Indonesia hingga awal tahun 2012 adalah

sebanyak 43,06 juta orang (Tn, 2012: 1). Hampir semua pelajar memiliki akun

facebook, baik untuk keperluan komunikasi maupun sekedar ajang untuk mencari

informasi dan teman baru.

Fasilitas-fasilitas yang dimiliki facebook, seperti status, wall, atau pun

notes memungkinkan setiap orang untuk menuangkan pikirannya melalui

kata-kata. Dengan alasan itu, diharapkan media facebook dapat melatih kemampuan

menulis siswa,

Kajian mengenai media facebook dan kalimat slogan belum banyak ditulis,

khususnya di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penelitian

mengenai kalimat slogan memang pernah dilakukan sebelumnya, namun belum

berkaitan dengan dunia pendidikan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dicky

(10)

Iklan Minuman Ringan”, sedangkan penelitian mengenai media facebook pernah dilakukan oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi yaitu oleh Peny Husna

handayani yang berjudul “Pemanfaatan Jejaring Facebook dalam Peer Assesment Online Untuk Menilai Sikap Ilmiah Pada Hasil Kerja Praktikum Pencemaran

Lingkungan”.

Rangkaian alasan itulah yang menguatkan penulis untuk melakukan

penelitian mengenai kompetensi menulis kalimat slogan dengan menggunakan

facebook sebagai media pembelajaran, sehingga tersusunlah judul penelitian Penggunaan Media Facebook dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Slogan”.

B. Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu luas dan menjadi tidak relevan, maka

penulis membatasi fokus penelitian sebagai berikut.

1. Pokok bahasan penelitian adalah kalimat slogan.

2. Media yang digunakan adalah media jejaring sosial Facebook.

3. Aspek penilaian meliputi diksi, kemenarikan kata dan keotentikan kalimat

slogan.

C. Rumusan Masalah

Dari identifikasi dan pembatsan masalah di atas, maka ditariklah

rumusan-rumusan masalah berikut ini:

1. Bagaimanakah kemampuan menulis slogan siswa kelas VIII F SMP Pasundan

(11)

2. Bagaimanakah kemampuan menulis slogan siswa kelas VIII F SMP Pasundan

4 Bandung setelah belajar menggunakan media facebook?

3. Adakah perbedaan kemampuan menulis kalimat slogan yang signifikan antara

kelas yang menggunakan media facebook dengan yang tidak menggunakan

media facebook?

D. Tujuan Penelitian

Hal-hal yang ingin dituju oleh penulis dalam melaksanakan penelitian ini,

dirumuskan sebagai berikut:

1. mengetahui potensi siswa kelas VIII SMP Pasundan 4 Bandung dalam

menulis kalimat slogan sebelum menggunakan jejaring sosial Facebook

sebagai media untuk menulis kalimat slogan.

2. mengetahui kemampuan siswa VIII SMP Pasundan 4 Bandung dalam

menulis kalimat slogan setelah menggunakan Facebook sebagai media untuk

menulis kalimat slogan.

3. mengetahui pengaruh penggunaan jejaring sosial Facebook sebagai media

dalam menulis kalimat slogan.

E. Manfaat Penelitian

Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, baik

(12)

1. Manfaat secara teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan media pembelajaran dan dapat memaksimalkan fungsi dari jejaring

sosial Facebook sebagai media pembelajaran yang menarik, mudah dan murah

khususnya untuk menulis kalimat slogan.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi Guru

Bagi Guru, penelitian ini dapat menambah variasi media yang digunakan

dalam pembelajaran, khususnya dalam menulis kalimat slogan.

b. Bagi Siswa

Diharapkan dengan menggunakan media Facebook yang sedang

digandrungi oleh para siswa, dapat meningkatkan kemampuan menulisnya,

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen dengan menggunakan data-data kuantitatif dan kualitatif. Menurut

Sugiyono (2011: 73) ada empat macam jenis eksperimen. Eksperimen yang akan

dilakukan pada penelitian ini adalah jenis kuasi eksperimen, dengan bentuk

Nonequivalent Kontrol group Design. Desain ini hampir sama dengan True

Experimental Design dalam bentuk pretest-posttest kontrol group design, hanya

saja pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih

secara random. Desain penelitiannya dapat digambarkan dalam gambar 3.1

berikut.

Kelas eksperimen:

Kelas kontrol:

Gambar 3.1

Bagan Alur Penelitian

Tes Awal Penerapan Media

pembelajaran

Tes Akhir

(14)

Setelah mengetahui metode dalam melakukan penelitian, langkah selanjutnya

yaitu menentukan (1) populasi, (2) sampel, (3) instrumen penelitian, (4) teknik

pengumpulan data, (5) teknik analisis data dan (6) prosedur penelitian.

B. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah siswa kelas

VIII semester 2 SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2011/2012.

C. Sampel

Berdasarkan metode penelitian yang menggunakan metode eksperimen

semu, maka dipilihlah 2 kelas secara acak untuk dijadikan sebagai sampel. Cara

pengambilan sampel seperti ini disebut simple random sampling. Pelaksanaannya

yaitu dengan cara mengundi.

Petama-tama, peneliti membuat tujuh gulungan kertas kecil yang diberi

nama VIII A hingga VIII G. Setelah itu, peneliti mengocok dan mengambil 2

gulungan kertas. Kelas pertama digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas

yang kedua digunakan sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengundian,

didapatlah sampel sebagai berikut.

1. Kelas Eksperimen : Siswa Kelas VIII F SMP Pasundan 4 Bandung

Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Kelas Kontrol : Siswa Kelas VIII E SMP Pasundan 4 Bandung

(15)

D. Definisi Operasional

1. Kemampuan menulis kalimat slogan adalah kemampuan menulis siswa untuk

membuat sebuah kalimat slogan yang memenuhi kriteria-kriteria slogan yang

ideal. Tolak ukur bagi siswa dalam hal menulis kalimat slogan ialah kata-katanya

kemenarikan diksi; keorisinalan kalimat; serta kekuatan kalimat, artinya kalimat

tersebut mampu menembus hati pembaca sehingga tertarik pada hal yang

ditawarkan oleh kalimat slogan tersebut.

2. Media facebook merupakan media pembelajaran yang berfungsi sebagai

wadah untuk menampilkan hasil tulis tangan para siswa agar dapat dilihat, dinilai

dan menginspirasi orang-orang yang mebacanya. Juga sebagai asesmen bagi para

siswa dan guru agar dapat saling memberi feed back ilmu pengetahuan.

E. Instrumen penelitian

Ada beberapa instrumen yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu.

1. Lembar Soal

Lembar soal ini berisikan soal-soal yang harus dijawab oleh siswa.

Menurut Nurgiyantoro (2010: 64), dalam kompetensi menulis, harus

mencakup empat ranah kognitif dalam evaluasi, yaitu ingatan, pemahaman,

aplikasi dan analisis. Berdasarkan hal itu, maka peneliti merancang sebuah

instrumen yang masing-masing butir soalnya mewakili keempat ranah

(16)

kemampuan siswa dalam menulis kalimat slogan. Adapun kisi-kisi soalnya

1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat slogan? C1

2. Apa saja perbedaan slogan dengan poster? C2

3. Tulislah sebuah kalimat slogan untuk

mempromosikan sesuatu!

C3

4. a. Yamaha, yang lain pasti ketinggalan!

b. Dua anak lebih baik!

c. Bersatu untuk perubahan!

c. Man jadda wa jada (Barangsiapa yang

bersungguh-sungguh pasti dia akan berhasil)!

Analisislah slogan-slogan di atas, kemudian

tentukan isi pesan yang terkandung di dalamnya!

C4

(Sumber: Nurgiyantoro, 2010:)

2. Format Asesmen Siswa

Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan

peer assessment atau asesmen silang. Kegiatan ini langsung dilaksanakan

oleh para siswa dengan memanfaatkan aplikasi comment atau komentar dalam

facebook. Para siswa akan saling memberi penilaian terhadap hasil tulisan

siswa lain dengan memperhatikan kemenarikan diksi dan keorisinalan slogan.

(17)

untuk para siswa sendiri. Berikut pedoman untuk para siswa dalam

melaksanakan kegiatan asesmen silang yang tersaji dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2

Pedoman penilaian ini diperuntukkan bagi para penilai yang akan menilai

hasil kerja para siswa baik di kegiatan tes awal maupun tes akhir di kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Adapun pedoman penilaiannya terangkum

(18)

b. Persuasif

c. Orisinalitas

40

40

4. a. Ketepatan jawaban soal a

b. Ketepatan jawaban soal b

c. Ketepatan jawaban soal c

d. Ketepatan jawaban soal d

-

Nilai akhir = Jumlah total bobot yang diperoleh: 2

a) Diksi

Penilaian dalam diksi, mencakup empat kriteria yaitu ketepatan pilihan kata,

kesingkatan kalimat slogan, kemenarikan gaya bahasa serta kejelasan kalimat

(19)

b) Persuasif

Penilaian dalam kepersuasifan dilihat dari kemampuan kalimat slogan dalam

menyugesti pembaca untuk mencoba produk yang ditawarkan dengan sekali

baca.

Nilai : 40 = sangat mampu menyugesti pembaca untuk mencoba

produk yang ditawarkan

30 = mampu menyugesti pembaca untuk mencoba produk

yang ditawarkan namun perlu berkali-kali membaca

kalimat slogan

20 = kurang mampu menyugesti pembaca untuk mencoba

produk yang ditawarkan

10 = sama sekali tidak mampu menyugesti pembaca untuk

mencoba produk yang ditawarkan

c) Orisinalitas

Penilaian dalam orisinalitas dilihat dari kebaruan kalimat slogan, kriteria

penilaiannya adalah sebagai berikut.

Nilai : 40 = kalimat slogan sangat baru

30 = kalimat slogan baru namun hasil modifikasi slogan

yang sudah ada

20 = kalimat slogan meniru kalimat slogan lain

10 = sama sekali tidak baru dan persis dengan kalimat slogan

(20)

Setelah nilai diketahui, lalu dikonsultasikan ke dalam tabel tingkat kemampuan

menulis siswa berikut.

Tabel 3.4

Tabel Tingkat Kemampuan Menulis Kalimat Slogan

No. Kategori Kualifikasi Rentangan Nilai

1 A Amat Baik 86-100

2 B Baik 71-85

3 C Sedang 55-70

4 D Kurang > 55

3. Pedoman Wawancara Guru

Pedoman wawancara adalah pedoman yang digunakan dalam

melakukan kegiatan wawancara terhadap Guru. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui pendapat seorang guru Bahasa Indonesia dalam penggunaan

facebook sebagai media pembelajaran. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang

akan diberikan pada saat wawancara dengan guru adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara Guru

No. Aspek yang ditanyakan

1. Media apa saja yang pernah Anda gunakan dalam pembelajaran?

2. Adakah perbedaan motivasi belajar pada anak saat belajar dengan

mengunakan media dan saat tidak menggunakan media?

(21)

4. Apakah pernah mengalami kebingungan saat memilih atau

membuat media pembelajaran?

5. Apakah Anda mempunyai facebook?

6. Dapatkah Anda menggunakan aplikasi-aplikasi dalam facebook?

7. Pernahkah menggunakan facebook dalam pembelajaran?

8. Apa pendapat Anda mengenai facebook jika digunakan dalam

pembelajaran?

9. Apakah Anda tertarik untuk menggunakan facebook dalam

pembelajaran?

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Setelah menentukan instrument-instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian, langkah selanjutnya yaitu mengembangkan instrumen-instrumen

tersebut agar data dapat diolah dengan baik.

Penelitian ini menggunakan dua data yaitu kuantitatif (hasil pre-test dan

post-test) juga data kualitatif (wawancara). Data kuantitatif, akan diolah

menggunakan statistik parametris, dengan demikian, maka data yang telah

terkumpul dihitung menggunakan pengujian-pengujian berikut.

1. Uji Normalitas

Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variable

yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum menguji

(22)

normalitas. Uji normalitas akan menggunakan Chi Kuadrat, berikut

langkah-langkahnya.

a) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya

b) Menentukan jumlah kelas interval dengan rumus 1+3,3 log n

c) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:

− ℎ

d) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi

e) Menemukan nilai standar deviasi dengan rumus berikut

2 = − 2

−1

Keterangan:

= frekuensi tiap kelas interval

= nilai tengah kelas interval

= skor rata-rata sampel

= jumlah sampel

f) Menyusun data ke dalam tabel nilai Z score

g) Menentukan harga Chi kuadrat dengan rumus

− � 2

Keterangan:

(23)

h) Apabila Chi kuadrat hitung ≤ chi kuadrat tabel, maka distribusi dinyatakan

normal dan bila lebih besar, dinyatakan tidak normal.

2. Uji Homogenitas

Langkah berikutnya yaitu menghitung uji homogenitas. Uji homogenitas

tes awal baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah dengan

menggunakan rumus

F = �

Apabila F hitung < F tabel maka dinyatakan data tersebut bersifat homogen.

3. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunujukkan tingkat-tingkat

kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas

yang tinggi. Untuk menghitung kevalidan suatu instrument digunakan rumus:

r

xy =

−( )( )

22 22

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

N = jumlah siswa

x = skor hasil tes

(24)

Setelah diketahui hasilnya, lalu dikonsultasikan dengan tabel harga kritik

product-moment. Kemudian, nilai yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam

klasifikasi koefisien korelasi (koefisien validitas) menurut Guilford berikut

Tabel 3.5

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui hipotesis manakah yang

diterima. Apakah hipotesis pertama atau hipotesis kedua. Adapun rumus-rumus

yang digunakan dalam uji hipotesis adalah sebagai berikut.

= 1− 2

1 = Nilai rata-rata kelas kontrol

2 = nilai rata-rata kelas eksperimen

(25)

2 = jumlah data kelas eksperimen

12 = kuadrat standar deviasi kelas kontrol

22 = kuadrat standar deviasi kelas eksperimen

5. Tes Signifikansi

Hasil eksperimen yang telah diolah kemudian diuji kembali dengan uji

signifikansi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah perubahan yang terjadi

pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada saat tes akhir memiliki signifikansi

yang besar ataukah kecil. Adapun langkah-langkah dalam uji signifikansi adalah

sebagai berikut.

a. Mencari Md atau mean perbedaan pre-test dan post-test dengan rumus:

=

= Jumlah perbedaan nilai pre-test dan post-test

Md = Mean perbedaan pre-test dan post-test

N= jumlah sampel

c. Menghitung signifikansi dengan t-test

=

( 2 1)

(26)

G. Teknik Pengumpulan Data

Secara garis besar, alat evaluasi yang digunakan untuk mengumpulkan

data dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes. Dalam

penelitian ini pun akan digunakan kedua alat evaluasi tersebut, rinciannya terdapat

dalam tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Teknik Pengumpulan Data

No. Teknik Instrumen Tujuan Kegiatan Sumber Data

1. Tes Lembar soal

Melihat proses belajar

dan hasil kinerja siswa

dalam menulis kalimat

slogan dalam facebook.

(27)

H. Prosedur Penelitian

Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian.

Mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga penyusunan laporan akhir.

Berikut langkah-langkahnya.

1. Tahap Persiapan

a. Mencari literatur untuk penyusunan proposal penelitian.

b. Menyusun proposal penelitian.

c. Melakukan seminar proposal.

d. Merevisi proposal.

e. Membuat surat izin penelitian di SMP Pasundan 4 Bandung.

f. Memilih kelas untuk dijadikan sampel dan untuk dijadikan kelas kontrol.

g. Memastikan siswa-siswi di kelas eksperimen memiliki akun facebook.

h. Membuat grup di facebook khusus untuk siswa-siswi kelas eksperimen.

i. Pensosialisasian mengenai grup di facebook dan menugasi siswa untuk

bergabung dengan grup tersebut.

j. Melaksanakan simulasi penggunaan facebook sebagai wadah untuk belajar

dan menjawab pertanyaan, yaitu melalui aplikasi link, message dan status.

k. Menyiapkan beberapa link yang memaparkan materi mengenai kalimat

(28)

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pada Kelas Kontrol

1) Melaksanakan tes awal pada kelas kontrol dengan memberikan lembar

kerja pada siswa dan mengumpulkan hasil jawabannya yang akan

dijadikan sebagai salah satu data di dalam penelitian ini.

2) Melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

3) Menjelaskan materi mengenai kalimat slogan

4) Memberikan tes akhir kepada siswa

5) Guru memberi penilaian terhadap hasil kerja siswa.

b. Pada Kelas Eksperimen

1) Melaksanakan tes awal pada kelas eksperimen dengan memberikan

lembar kerja pada siswa dan mengumpulkan hasil jawabannya yang

akan dijadikan sebagai salah satu data di dalam penelitian ini.

2) Memberitahukan cara penggunakan facebook sebagai media

pembelajaran.

3) Menugasi siswa untuk membuka akun facebook masing-masing.

4) Menshare beberapa link mengenai kalimat slogan di grup facebook

siswa kelas eksperimen.

5) Menuliskan di wall group beberapa contoh variasi kalimat slogan.

6) Menugasi siswa untuk mengomentari slogan tersebut dalam aplikasi

comment.

7) Melakukan diskusi di kelas dengan menjadikan komentar-komentar

(29)

8) Memberikan latihan pada siswa dengan dengan menugasinya untuk

melakukan update status berupa sebuah kalimat slogan.

9) Siswa melaksanakan peer assessment dengan memberi penilaian

pada slogan karya tiga orang temannya.

10) Memeriksa apabila ada yang memberi like pada slogan yang dibuat

siswa, akan menjadi nilai tambah.

11) Melaksanakan tes akhir.

12) Memeriksa hasil tes dan menjadikannya sebagai data penelitian.

c. Dengan Guru Mata Pelajaran

Melaksanakan kegiatan wawancara dengan guru yang bersangkutan.

3. Tahap Akhir

a. Setelah seluruh data terkumpul, dilakukan analisis terhadap data-data

tersebut.

(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah seluruh rangkaian penelitian telah terlaksana dengan baik mulai

pendahuluan, landasan teori, perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian

analisis dan pembahasan hingga akhirnya memperoleh hasil penelitian, maka

didapatlah kesimpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam menulis kalimat slogan baik di kelas eksperimen

maupun di kelas kontrol belum cukup baik sebelum belajar dengan

menggunakan media facebook. Hal itu terbukti dengan melihat hasil tes awal.

Tidak ada satupun siswa yang mampu mencapai nilai A atau amat baik, dan

banyaknya siswa yang hanya memperoleh nilai C dan D. Hal tersebut

dikarenakan kalimat slogan yang mereka buat kebanyakan meniru dari slogan

yang sudah ada, selain itu diksi yang mereka gunakan pun tidak begitu baik

sehingga kalimat slogannya tidak persuasif, otomatis nilai yang mereka

dapatkan tidak maksimal.

2. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa thitung > ttabel yaitu

4,93>1,998. Maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.

Artinya, media facebook efektif digunakan media pembelajaran. Hal ini

diperkuat dengan diperoleh bukti di lapangan yaitu, setelah kedua kelas diberi

(31)

slogan dengan media facebook sedangkan di kelas kontrol hanya digunakan

media karton bergambar, diperoleh hasil kelas eksperimen mengalami

peningkatan yang lebih besar dari kelas kontrol. Pada kelas ekperimen

sebanyak 4 orang siswa berhasil memperoleh nilai A atau amat baik pada tes

akhir, sedangkan di kelas kontrol tidak mengalami perubahan, yaitu tetap

tidak ada satu siswa pun yang memperoleh nilai A.

3. Siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu

nilai rata-rata naik sebesar 0,14% sedangkan siswa kelas kontrol hanya

mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 0,06%. Artinya penggunaan

media facebook dalam pembelajaran menulis kalimat slogan ini cukup efektif.

Fakta kedua bahwa kedua kelas mengalami perbedaan yang cukup signifikan

setelah diberi perlakuan yang berbeda yaitu pada saat uji signfikansi yang

menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan

menulis kalimat slogan antara kelas yang menggunakan media facebook

dengan kelas yang tidak menggunakan media facebook.

B. Saran

Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, peneliti menyadari

tidak ada kesempurnaan yang terdapat dalam diri peneliti. Begitu pula dalam

melakukan penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan. Namun, peneliti

berupaya memberikan yang terbaik agar media facebook dapat dipergunakan

(32)

Ketika dilaksanakan tes awal, pengetahuan dan kemampuan siswa dalam

pembelajaran menulis kalimat slogan adalah sama atau homogen. Akan tetapi

setelah diberi treatmen yang berbeda, kemampuan siswa tidak sama lagi. Siswa di

kelas eksperimen yang diberi perlakuan belajar dengan menggunakan media

facebook memiliki kemampuan menulis slogan yang lebih baik dibanding siswa di

kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media facebook cukup

efektif digunakan dalam pembelajaran menulis kalimat slogan. akan tetapi,

peningkatan yang terjadipun belum terlalu tinggi., yaitu hanya naik beberapa

persen saja. Hal ini dikarenakan beberapa kendala yang dialami peneliti saat

melakukan treatment. Oleh sebab itu, peneliti ingin memberikan saran kepada

guru dan peneliti selanjutnya. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah

sebagai berikut.

1. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran memang akan membantu

dan memudahkan proses pembelajaran, akan tetapi harus didukung pula oleh

kemampuan guru dalam mengajar, mengondisikan dan menguasai kelas. Jika

hal itu tidak dapat dilakukan oleh guru, maka sebaik apapun media

pembelajaran yang digunakan tidak akan memperoleh hasil yang maksimal.

2. Jejaring sosial facebook dapat dijadikan alternatif oleh guru bahasa Indonesia

dalam memilih media pembelajaran. Media ini cukup efektif untuk digunakan

dalam pembelajaran, terbukti dengan mampu meningkatkan kemampuan

siswa menulis kalimat slogan. Namun harus diperhatikan pula kemampuan

(33)

kesalahan-3. Peneliti berharap, jejaring sosial facebook dapat dimaksimalkan fungsinya

dalam pembelajaran, tidak hanya dalam kompetensi menulis kalimat slogan,

(34)

Alkhadiah, S. (1995). Pembinaan kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A Chaedar dan Senny. (2005). Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.

Amo, Elisa dan Jareno, Fransisco. (2011). “Self, Peer and Teacher Assessmentas Active Learning Methods”. Research Journal of International Studies. (18), 41-47.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, Rini. (2005). “Ambiguitas Slogan Iklan Televisi. Surya: Media Informasi Tri Dharma Keguruan Tinggi Purworedjo.

Asmani, Jamal Ma’mur. (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi

Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Dita. (2011). Menulis Kalimat Slogan dan Poster. [online]. Tersedia: http://dita0108axelabsky.multiply.com [18 November 2011]

Djiwandono, S. (2008). Tes bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT. Indeks.

Guntur Tarigan, Henry. (1994). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Brbahasa. Bandung: Angkasa.

Hasibuan dan Rocosiomi, Damanik. (2010). “Peningkatan Kemampuan Menulis

Karangan Persuasif dengan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Teknik Pemodelan Siswa Kelas XI SMK Pembaharuan 1 Siantar Kabupaten

Simalungun (Suatu Penelitian Tindakan Kelas)”. Jurnal Ilmiah Pendidikan

Tinggi. 3, (2), 173-182.

Keraf, Gorys. (2009). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi.

Levine, Mel. (2002). Difficulties of Writing. [online]. Tersedia: http://www.pbs.org/wgbh/misunderstoodminds/writingdiffs.html [20

November 2011].

(35)

Mulyanta dan Leong, Marlon. (2009). Tutorial Membangun Multtimedia

Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

Yogyakarta.

Nawawi, M. R,. (2008). Tentang Pengertian Facebook. [online]. Tersedia: http://ridwanforge.com [20 Desember 2011].

Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nur, Azizah. (2011). “Pemberdayaan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa”. Kultura. 12, (1), 1-14.

Renataliaa. (2011). Penggunaan Facebook Sebagai Media Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://renataliaa.wordpress.com. [20 desember 2011]

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R &D ). Bandung: Alfabeta.

Sutjiono, Thomas Wibowo Agung. (2005). “Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur. (04), 76-84.

Suyitno, Imam. (2005). “Proporsi Kosong Dalam Wacana Slogan: Kajian Tindak Tutur Wacana Slogan”. Jurnal Humaniora. 17, (3), 252-260.

Timothy RV, Foster. (2001). The Art of the Advertising Slogan. ADSlogan Unlimited.

Tn. Advertising Slogan. [online]. Tersedia: www.thinkslogan.com. [5 Juli 2012]

Willis, Jill. (2007). “Ass.essment for Learning-Why Theory Needs Practice”. International Journal of Pedagogies and Learning. 3, (2), 42-51.

Yusuf, Dicki Maulana. (2007). Kajian Sintaksis Teks Slogan Iklan Minuman

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
Tabel kisi-kisi soal
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Guru
Tabel Tingkat Kemampuan Menulis Kalimat Slogan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Taking into account that the customs activity is also recognised as a key to effectively fulfilling the duties entrusted to other state bodies such as those in the area of

bahwa dipandang perlu untuk menambah keanggotaan Team Pertimbangan Hak Guna Usaha Perkebunan Besar dengan seorang pejabat dari Direktorat Landreform Direktorat Jenderal

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KETERAMPILAN TEKNIK SEPAKBOLA USIA DINI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis gugus fungsi galaktomanan ikat silang glutaraldehida dengan spektrofotometer FT-IR menghasilkan pita serapan pada daerah bilangan gelombang 1150-1085 cm -1 yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat terhadap bencana banjir di Desa Tangkil, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen tinggi dengan prosentase tertinggi

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetaui tingkat ketelitian hasil interpretasi Citra Quickbird berwarna tahun 2012 untuk

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penerapan media interaktif tipe tutorial dalam pemahaman konsep dan sikap kepedulian lingkungan siswa, dan