DAFTAR ISI
3. Langkah-Langkah Menulis Kalimat Slogan ... 15
4. Kriteria Kalimat Slogan ... 16
b. Persuasif ... 17
c. Orisinalitas ... 20
C. Media Pembelajaran ... 20
D. Facebook Sebagai Media Pembelajaran ... 22
E. Fitur-Fitur pada Facebook untuk Pembelajaran ... 22
F. Peer Assesment ... 23
G. Facebook sebagai Peer Assessment ... 24
G. Hipotesis ... 25
F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 34
1. Uji Normalitas ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 43
1. Waktu dan Tempat Penelitian ... 43
2. Pelaksanaan Penelitian... 44
3. Aplikasi Facebook dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Slogan ... 44
B. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian ... 45
a. Kategori A (Amat Baik)... 49
b. Uji Normalitas Tes Awal Kelas Eksperimen ... 105
c. Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Kontrol ... 108
d. Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 111
3. Uji Homogenitas ... 114
5. Uji Signifikansi ... 118
6. Analisis Hasil Wawancara ... 121
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 124
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 130
B. Saran ... 131
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia pendidikan memang selalu menarik untuk dikupas,
khususnya mengenai media pembelajaran, karena media pembelajaran akan terus
berkembang seiring dengan perjalanan teknologi. Seorang pendidik dituntut untuk
dapat membuat dan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan inovatif
untuk membantu peserta didik memahami ilmu yang akan disampaikan.
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat digunakan oleh
pendidik dalam membantu tugas kependidikannya (Mulyanta dan Leong, 2009:
2). Artinya, media pembelajaran dapat memudahkan pemahaman para peserta
didik dalam mempelajari pelajaran yang diberikan. Semakin baik media yang
digunakan dalam proses pembelajaran, maka akan semakin memudahkan peserta
didik dalam mencerna pelajaran dan tentu akan meningkatkan keberhasilan proses
pembelajaran.
Meskipun peran media pembelajaran cukup penting, tetapi masih banyak
tenaga pendidik di Indonesia yang belum mampu menggunakan media
pembelajaran. Menurut Sutjiono (2005: 76) ada tujuh alasan seorang guru enggan
menggunakan media pembelajaran, salah satu di antaranya yaitu penggunaannya
merepotkan. Kenyataannya, memang banyak sekali media pembelajaran yang
justru merepotkan, misalnya in focus yang sedang menjadi tren saat ini. Dilihat
merepotkan, harus menyambungkannya terlebih dahulu ke komputer atau laptop.
Kemudian menyambungkan lagi ke sumber energi listrik. Belum lagi banyaknya
tombol-tombol yang membingungkan. Selain itu, belum semua sekolah di
Indonesia memiliki alat ini. Munculnya permasalahan-permasalahan seperti itu,
seharusnya membuat seorang guru untuk mencari media lain yang lebih praktis
dalam penggunaannya, namun tetap dapat memaksimalkan kegiatan
pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang terdapat di seluruh jenjang pendidikan di
Indonesia adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Pelajaran ini memiliki empat
keterampilan berbahasa yaitu membaca, berbicara, menyimak dan menulis.
Keterampilan menulis ini merupakan keterampilan produktif, artinya akan
menghasilkan sebuah karya tulis. Agar dapat menulis dengan baik, seseorang
harus mampu menguasai keterampilan berbahasa yang lainnya pula seperti
membaca dan menyimak. Levine (2011: 1) mengatakan, writing problems rarely
occur in isolation, and improvements in writing go hand in hand with the development of other non-writing-specific skills.
Menulis membutuhkan ide kreatif serta berwawasan luas. Hal tersebut
diperkuat oleh pendapat Djuhari dan Suherli (2001: 5) dalam Azizah (2011: 1),
bahwa:
Artinya, kemampuan menulis itu tidak instan didapatkan oleh seseorang.
Satu-satunya jalan adalah dengan terus berlatih menulis dan banyak membaca. Semakin
banyak membaca maka wawasan akan menjadi semakin luas, dan otomatis akan
meningkatkan kemampuan menulis seseorang, karena menulis adalah
menuangkan gagasan atau pikiran berdasarkan informasi atau data yang diketahui
seseorang.
Salah satu materi yang ada dalam kompetensi menulis yaitu menulis
kalimat slogan. Imam Suyitno (2005: 254) menyatakan bahwa dalam bentuk
formalnya, slogan merupakan pernyataan atau kalimat pendek. Perwujudan slogan
yang demikian dimaksudkan agar slogan mudah diingat oleh si penerima atau
khalayak yang berkepentingan.
Kalimat slogan sangat diperlukan untuk tujuan-tujuan persuasif. Sebuah
produk akan lebih cepat terkenal apabila memiliki slogan yang baik. Misalnya
saja produk sampo Clear yang mempunyai slogan “Pakai hitam? Siapa takut!”. Lihat pula betapa sebuah kalimat slogan “Connecting people” mampu membuat
perusahaan pencipta barang elektronik Nokia mendunia. Tidak hanya berfungsi
untuk memasarkan produk, slogan akan sangat membantu dalam propaganda
politik. Slogan “Katakan tidak pada korupsi!” sukses mengantarkan Bapak Susilo
Bambang Yudhoyono dari fraksi partai Demokrat menjuarai pemilihan presiden di
Indonesia. Contoh lain, Barack Obama dengan slogannya “Yes, we can” dan “Change! We believe in” mampu membuatnya menduduki gedung putih di
Seperti dijelaskan di atas, slogan hanyalah berupa sebuah kalimat pendek,
tetapi tidaklah mudah untuk membuatnya. Ambiguitas atau ketaksaan merupakan
salah satu yang menjadi kendalanya. Astuti (2008: 31) menyatakan bahwa
ambiguitas sering ditemukan dalam iklan di televisi. Artinya, slogan-slogan yang
digunakan dalam iklan sering menimbulkan lebih dari satu tafsiran makna.
Tidaklah mungkin sebuah slogan akan mampu mempromosikan sesuatu apabila
para pembacanya pun tidak memahami pesan yang terkandung dalam kalimat
slogan tersebut.
Masalah lain adalah penulis kurang tepat memilih dan mendayagunakan
kata. Rangkaian kata yang menyususn sebuah slogan harus melahirkan power dan
mampu menggiring khalayak untuk menyukai hal ditawarkannya serta tidak
mudah dilupakan oleh orang yang mebacanya.
Kalimat slogan penting untuk dipelajari, karena pembelajaran mengenai
kalimat slogan, terdapat dalam kurikulum pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat
SMP dan SMA. Selain itu, orang-orang yang pandai membuat kalimat slogan
banyak dicari oleh perusahaan besar atau pun partai-partai politik, karena mereka
menginginkan sebuah slogan yang dapat membantu mereka sukses dalam
tujuannya masing-masing.
Seorang siswa dituntut untuk memiliki kreatifitas yang tinggi agar mampu
membuat sebuah kalimat slogan dengan baik. Oleh karena itu, untuk mengasah
kreativitas dalam menulis kalimat slogan, dibutuhkan sebuah media pembelajaran
yang menarik, praktis dan inovatif agar para peserta didik tidak jenuh dalam
Memasuki abad milenium, lahirlah teknologi yang dinamakan jejaring
sosial. Menurut Prof. J.A. Barnes (1994) dalam Nawawi, Sanur dan Dwiyaksa
(2008: 1) jejaring sosial atau social networking adalah struktur sosial yang terdiri
dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan
dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang
dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.
Seiring berkembangnya teknologi, jejaring sosial kini sudah berbasis web
dan menggunakan internet. Aplikasi ini sangat potensial untuk dijadikan sebagai
media pembelajaran. Salah satu yang paling fenomenal yaitu jejaring sosial
facebook. Memasuki era globalisasi, penggunaan facebook kian membahana.
Tercatat pengguna facebook di Indonesia hingga awal tahun 2012 adalah
sebanyak 43,06 juta orang (Tn, 2012: 1). Hampir semua pelajar memiliki akun
facebook, baik untuk keperluan komunikasi maupun sekedar ajang untuk mencari
informasi dan teman baru.
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki facebook, seperti status, wall, atau pun
notes memungkinkan setiap orang untuk menuangkan pikirannya melalui
kata-kata. Dengan alasan itu, diharapkan media facebook dapat melatih kemampuan
menulis siswa,
Kajian mengenai media facebook dan kalimat slogan belum banyak ditulis,
khususnya di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penelitian
mengenai kalimat slogan memang pernah dilakukan sebelumnya, namun belum
berkaitan dengan dunia pendidikan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dicky
Iklan Minuman Ringan”, sedangkan penelitian mengenai media facebook pernah dilakukan oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi yaitu oleh Peny Husna
handayani yang berjudul “Pemanfaatan Jejaring Facebook dalam Peer Assesment Online Untuk Menilai Sikap Ilmiah Pada Hasil Kerja Praktikum Pencemaran
Lingkungan”.
Rangkaian alasan itulah yang menguatkan penulis untuk melakukan
penelitian mengenai kompetensi menulis kalimat slogan dengan menggunakan
facebook sebagai media pembelajaran, sehingga tersusunlah judul penelitian “Penggunaan Media Facebook dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Slogan”.
B. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas dan menjadi tidak relevan, maka
penulis membatasi fokus penelitian sebagai berikut.
1. Pokok bahasan penelitian adalah kalimat slogan.
2. Media yang digunakan adalah media jejaring sosial Facebook.
3. Aspek penilaian meliputi diksi, kemenarikan kata dan keotentikan kalimat
slogan.
C. Rumusan Masalah
Dari identifikasi dan pembatsan masalah di atas, maka ditariklah
rumusan-rumusan masalah berikut ini:
1. Bagaimanakah kemampuan menulis slogan siswa kelas VIII F SMP Pasundan
2. Bagaimanakah kemampuan menulis slogan siswa kelas VIII F SMP Pasundan
4 Bandung setelah belajar menggunakan media facebook?
3. Adakah perbedaan kemampuan menulis kalimat slogan yang signifikan antara
kelas yang menggunakan media facebook dengan yang tidak menggunakan
media facebook?
D. Tujuan Penelitian
Hal-hal yang ingin dituju oleh penulis dalam melaksanakan penelitian ini,
dirumuskan sebagai berikut:
1. mengetahui potensi siswa kelas VIII SMP Pasundan 4 Bandung dalam
menulis kalimat slogan sebelum menggunakan jejaring sosial Facebook
sebagai media untuk menulis kalimat slogan.
2. mengetahui kemampuan siswa VIII SMP Pasundan 4 Bandung dalam
menulis kalimat slogan setelah menggunakan Facebook sebagai media untuk
menulis kalimat slogan.
3. mengetahui pengaruh penggunaan jejaring sosial Facebook sebagai media
dalam menulis kalimat slogan.
E. Manfaat Penelitian
Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, baik
1. Manfaat secara teoretis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan media pembelajaran dan dapat memaksimalkan fungsi dari jejaring
sosial Facebook sebagai media pembelajaran yang menarik, mudah dan murah
khususnya untuk menulis kalimat slogan.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi Guru
Bagi Guru, penelitian ini dapat menambah variasi media yang digunakan
dalam pembelajaran, khususnya dalam menulis kalimat slogan.
b. Bagi Siswa
Diharapkan dengan menggunakan media Facebook yang sedang
digandrungi oleh para siswa, dapat meningkatkan kemampuan menulisnya,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan menggunakan data-data kuantitatif dan kualitatif. Menurut
Sugiyono (2011: 73) ada empat macam jenis eksperimen. Eksperimen yang akan
dilakukan pada penelitian ini adalah jenis kuasi eksperimen, dengan bentuk
Nonequivalent Kontrol group Design. Desain ini hampir sama dengan True
Experimental Design dalam bentuk pretest-posttest kontrol group design, hanya
saja pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih
secara random. Desain penelitiannya dapat digambarkan dalam gambar 3.1
berikut.
Kelas eksperimen:
Kelas kontrol:
Gambar 3.1
Bagan Alur Penelitian
Tes Awal Penerapan Media
pembelajaran
Tes Akhir
Setelah mengetahui metode dalam melakukan penelitian, langkah selanjutnya
yaitu menentukan (1) populasi, (2) sampel, (3) instrumen penelitian, (4) teknik
pengumpulan data, (5) teknik analisis data dan (6) prosedur penelitian.
B. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah siswa kelas
VIII semester 2 SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2011/2012.
C. Sampel
Berdasarkan metode penelitian yang menggunakan metode eksperimen
semu, maka dipilihlah 2 kelas secara acak untuk dijadikan sebagai sampel. Cara
pengambilan sampel seperti ini disebut simple random sampling. Pelaksanaannya
yaitu dengan cara mengundi.
Petama-tama, peneliti membuat tujuh gulungan kertas kecil yang diberi
nama VIII A hingga VIII G. Setelah itu, peneliti mengocok dan mengambil 2
gulungan kertas. Kelas pertama digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas
yang kedua digunakan sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengundian,
didapatlah sampel sebagai berikut.
1. Kelas Eksperimen : Siswa Kelas VIII F SMP Pasundan 4 Bandung
Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Kelas Kontrol : Siswa Kelas VIII E SMP Pasundan 4 Bandung
D. Definisi Operasional
1. Kemampuan menulis kalimat slogan adalah kemampuan menulis siswa untuk
membuat sebuah kalimat slogan yang memenuhi kriteria-kriteria slogan yang
ideal. Tolak ukur bagi siswa dalam hal menulis kalimat slogan ialah kata-katanya
kemenarikan diksi; keorisinalan kalimat; serta kekuatan kalimat, artinya kalimat
tersebut mampu menembus hati pembaca sehingga tertarik pada hal yang
ditawarkan oleh kalimat slogan tersebut.
2. Media facebook merupakan media pembelajaran yang berfungsi sebagai
wadah untuk menampilkan hasil tulis tangan para siswa agar dapat dilihat, dinilai
dan menginspirasi orang-orang yang mebacanya. Juga sebagai asesmen bagi para
siswa dan guru agar dapat saling memberi feed back ilmu pengetahuan.
E. Instrumen penelitian
Ada beberapa instrumen yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu.
1. Lembar Soal
Lembar soal ini berisikan soal-soal yang harus dijawab oleh siswa.
Menurut Nurgiyantoro (2010: 64), dalam kompetensi menulis, harus
mencakup empat ranah kognitif dalam evaluasi, yaitu ingatan, pemahaman,
aplikasi dan analisis. Berdasarkan hal itu, maka peneliti merancang sebuah
instrumen yang masing-masing butir soalnya mewakili keempat ranah
kemampuan siswa dalam menulis kalimat slogan. Adapun kisi-kisi soalnya
1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat slogan? C1
2. Apa saja perbedaan slogan dengan poster? C2
3. Tulislah sebuah kalimat slogan untuk
mempromosikan sesuatu!
C3
4. a. Yamaha, yang lain pasti ketinggalan!
b. Dua anak lebih baik!
c. Bersatu untuk perubahan!
c. Man jadda wa jada (Barangsiapa yang
bersungguh-sungguh pasti dia akan berhasil)!
Analisislah slogan-slogan di atas, kemudian
tentukan isi pesan yang terkandung di dalamnya!
C4
(Sumber: Nurgiyantoro, 2010:)
2. Format Asesmen Siswa
Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan
peer assessment atau asesmen silang. Kegiatan ini langsung dilaksanakan
oleh para siswa dengan memanfaatkan aplikasi comment atau komentar dalam
facebook. Para siswa akan saling memberi penilaian terhadap hasil tulisan
siswa lain dengan memperhatikan kemenarikan diksi dan keorisinalan slogan.
untuk para siswa sendiri. Berikut pedoman untuk para siswa dalam
melaksanakan kegiatan asesmen silang yang tersaji dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2
Pedoman penilaian ini diperuntukkan bagi para penilai yang akan menilai
hasil kerja para siswa baik di kegiatan tes awal maupun tes akhir di kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Adapun pedoman penilaiannya terangkum
b. Persuasif
c. Orisinalitas
40
40
4. a. Ketepatan jawaban soal a
b. Ketepatan jawaban soal b
c. Ketepatan jawaban soal c
d. Ketepatan jawaban soal d
-
Nilai akhir = Jumlah total bobot yang diperoleh: 2
a) Diksi
Penilaian dalam diksi, mencakup empat kriteria yaitu ketepatan pilihan kata,
kesingkatan kalimat slogan, kemenarikan gaya bahasa serta kejelasan kalimat
b) Persuasif
Penilaian dalam kepersuasifan dilihat dari kemampuan kalimat slogan dalam
menyugesti pembaca untuk mencoba produk yang ditawarkan dengan sekali
baca.
Nilai : 40 = sangat mampu menyugesti pembaca untuk mencoba
produk yang ditawarkan
30 = mampu menyugesti pembaca untuk mencoba produk
yang ditawarkan namun perlu berkali-kali membaca
kalimat slogan
20 = kurang mampu menyugesti pembaca untuk mencoba
produk yang ditawarkan
10 = sama sekali tidak mampu menyugesti pembaca untuk
mencoba produk yang ditawarkan
c) Orisinalitas
Penilaian dalam orisinalitas dilihat dari kebaruan kalimat slogan, kriteria
penilaiannya adalah sebagai berikut.
Nilai : 40 = kalimat slogan sangat baru
30 = kalimat slogan baru namun hasil modifikasi slogan
yang sudah ada
20 = kalimat slogan meniru kalimat slogan lain
10 = sama sekali tidak baru dan persis dengan kalimat slogan
Setelah nilai diketahui, lalu dikonsultasikan ke dalam tabel tingkat kemampuan
menulis siswa berikut.
Tabel 3.4
Tabel Tingkat Kemampuan Menulis Kalimat Slogan
No. Kategori Kualifikasi Rentangan Nilai
1 A Amat Baik 86-100
2 B Baik 71-85
3 C Sedang 55-70
4 D Kurang > 55
3. Pedoman Wawancara Guru
Pedoman wawancara adalah pedoman yang digunakan dalam
melakukan kegiatan wawancara terhadap Guru. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui pendapat seorang guru Bahasa Indonesia dalam penggunaan
facebook sebagai media pembelajaran. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang
akan diberikan pada saat wawancara dengan guru adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4
Pedoman Wawancara Guru
No. Aspek yang ditanyakan
1. Media apa saja yang pernah Anda gunakan dalam pembelajaran?
2. Adakah perbedaan motivasi belajar pada anak saat belajar dengan
mengunakan media dan saat tidak menggunakan media?
4. Apakah pernah mengalami kebingungan saat memilih atau
membuat media pembelajaran?
5. Apakah Anda mempunyai facebook?
6. Dapatkah Anda menggunakan aplikasi-aplikasi dalam facebook?
7. Pernahkah menggunakan facebook dalam pembelajaran?
8. Apa pendapat Anda mengenai facebook jika digunakan dalam
pembelajaran?
9. Apakah Anda tertarik untuk menggunakan facebook dalam
pembelajaran?
F. Pengembangan Instrumen Penelitian
Setelah menentukan instrument-instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian, langkah selanjutnya yaitu mengembangkan instrumen-instrumen
tersebut agar data dapat diolah dengan baik.
Penelitian ini menggunakan dua data yaitu kuantitatif (hasil pre-test dan
post-test) juga data kualitatif (wawancara). Data kuantitatif, akan diolah
menggunakan statistik parametris, dengan demikian, maka data yang telah
terkumpul dihitung menggunakan pengujian-pengujian berikut.
1. Uji Normalitas
Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variable
yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum menguji
normalitas. Uji normalitas akan menggunakan Chi Kuadrat, berikut
langkah-langkahnya.
a) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya
b) Menentukan jumlah kelas interval dengan rumus 1+3,3 log n
c) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:
− ℎ
d) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi
e) Menemukan nilai standar deviasi dengan rumus berikut
2 = − 2
−1
Keterangan:
= frekuensi tiap kelas interval
= nilai tengah kelas interval
= skor rata-rata sampel
= jumlah sampel
f) Menyusun data ke dalam tabel nilai Z score
g) Menentukan harga Chi kuadrat dengan rumus
− � 2
�
Keterangan:
h) Apabila Chi kuadrat hitung ≤ chi kuadrat tabel, maka distribusi dinyatakan
normal dan bila lebih besar, dinyatakan tidak normal.
2. Uji Homogenitas
Langkah berikutnya yaitu menghitung uji homogenitas. Uji homogenitas
tes awal baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah dengan
menggunakan rumus
F = �
�
Apabila F hitung < F tabel maka dinyatakan data tersebut bersifat homogen.
3. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunujukkan tingkat-tingkat
kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas
yang tinggi. Untuk menghitung kevalidan suatu instrument digunakan rumus:
r
xy =−( )( )
2− 2 2− 2
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
N = jumlah siswa
x = skor hasil tes
Setelah diketahui hasilnya, lalu dikonsultasikan dengan tabel harga kritik
product-moment. Kemudian, nilai yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam
klasifikasi koefisien korelasi (koefisien validitas) menurut Guilford berikut
Tabel 3.5
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui hipotesis manakah yang
diterima. Apakah hipotesis pertama atau hipotesis kedua. Adapun rumus-rumus
yang digunakan dalam uji hipotesis adalah sebagai berikut.
= 1− 2
1 = Nilai rata-rata kelas kontrol
2 = nilai rata-rata kelas eksperimen
2 = jumlah data kelas eksperimen
12 = kuadrat standar deviasi kelas kontrol
22 = kuadrat standar deviasi kelas eksperimen
5. Tes Signifikansi
Hasil eksperimen yang telah diolah kemudian diuji kembali dengan uji
signifikansi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah perubahan yang terjadi
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada saat tes akhir memiliki signifikansi
yang besar ataukah kecil. Adapun langkah-langkah dalam uji signifikansi adalah
sebagai berikut.
a. Mencari Md atau mean perbedaan pre-test dan post-test dengan rumus:
=
= Jumlah perbedaan nilai pre-test dan post-test
Md = Mean perbedaan pre-test dan post-test
N= jumlah sampel
c. Menghitung signifikansi dengan t-test
=
( −2 1)
G. Teknik Pengumpulan Data
Secara garis besar, alat evaluasi yang digunakan untuk mengumpulkan
data dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes. Dalam
penelitian ini pun akan digunakan kedua alat evaluasi tersebut, rinciannya terdapat
dalam tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Teknik Pengumpulan Data
No. Teknik Instrumen Tujuan Kegiatan Sumber Data
1. Tes Lembar soal
Melihat proses belajar
dan hasil kinerja siswa
dalam menulis kalimat
slogan dalam facebook.
H. Prosedur Penelitian
Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian.
Mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga penyusunan laporan akhir.
Berikut langkah-langkahnya.
1. Tahap Persiapan
a. Mencari literatur untuk penyusunan proposal penelitian.
b. Menyusun proposal penelitian.
c. Melakukan seminar proposal.
d. Merevisi proposal.
e. Membuat surat izin penelitian di SMP Pasundan 4 Bandung.
f. Memilih kelas untuk dijadikan sampel dan untuk dijadikan kelas kontrol.
g. Memastikan siswa-siswi di kelas eksperimen memiliki akun facebook.
h. Membuat grup di facebook khusus untuk siswa-siswi kelas eksperimen.
i. Pensosialisasian mengenai grup di facebook dan menugasi siswa untuk
bergabung dengan grup tersebut.
j. Melaksanakan simulasi penggunaan facebook sebagai wadah untuk belajar
dan menjawab pertanyaan, yaitu melalui aplikasi link, message dan status.
k. Menyiapkan beberapa link yang memaparkan materi mengenai kalimat
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pada Kelas Kontrol
1) Melaksanakan tes awal pada kelas kontrol dengan memberikan lembar
kerja pada siswa dan mengumpulkan hasil jawabannya yang akan
dijadikan sebagai salah satu data di dalam penelitian ini.
2) Melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
3) Menjelaskan materi mengenai kalimat slogan
4) Memberikan tes akhir kepada siswa
5) Guru memberi penilaian terhadap hasil kerja siswa.
b. Pada Kelas Eksperimen
1) Melaksanakan tes awal pada kelas eksperimen dengan memberikan
lembar kerja pada siswa dan mengumpulkan hasil jawabannya yang
akan dijadikan sebagai salah satu data di dalam penelitian ini.
2) Memberitahukan cara penggunakan facebook sebagai media
pembelajaran.
3) Menugasi siswa untuk membuka akun facebook masing-masing.
4) Menshare beberapa link mengenai kalimat slogan di grup facebook
siswa kelas eksperimen.
5) Menuliskan di wall group beberapa contoh variasi kalimat slogan.
6) Menugasi siswa untuk mengomentari slogan tersebut dalam aplikasi
comment.
7) Melakukan diskusi di kelas dengan menjadikan komentar-komentar
8) Memberikan latihan pada siswa dengan dengan menugasinya untuk
melakukan update status berupa sebuah kalimat slogan.
9) Siswa melaksanakan peer assessment dengan memberi penilaian
pada slogan karya tiga orang temannya.
10) Memeriksa apabila ada yang memberi like pada slogan yang dibuat
siswa, akan menjadi nilai tambah.
11) Melaksanakan tes akhir.
12) Memeriksa hasil tes dan menjadikannya sebagai data penelitian.
c. Dengan Guru Mata Pelajaran
Melaksanakan kegiatan wawancara dengan guru yang bersangkutan.
3. Tahap Akhir
a. Setelah seluruh data terkumpul, dilakukan analisis terhadap data-data
tersebut.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah seluruh rangkaian penelitian telah terlaksana dengan baik mulai
pendahuluan, landasan teori, perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian
analisis dan pembahasan hingga akhirnya memperoleh hasil penelitian, maka
didapatlah kesimpulan sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa dalam menulis kalimat slogan baik di kelas eksperimen
maupun di kelas kontrol belum cukup baik sebelum belajar dengan
menggunakan media facebook. Hal itu terbukti dengan melihat hasil tes awal.
Tidak ada satupun siswa yang mampu mencapai nilai A atau amat baik, dan
banyaknya siswa yang hanya memperoleh nilai C dan D. Hal tersebut
dikarenakan kalimat slogan yang mereka buat kebanyakan meniru dari slogan
yang sudah ada, selain itu diksi yang mereka gunakan pun tidak begitu baik
sehingga kalimat slogannya tidak persuasif, otomatis nilai yang mereka
dapatkan tidak maksimal.
2. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa thitung > ttabel yaitu
4,93>1,998. Maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.
Artinya, media facebook efektif digunakan media pembelajaran. Hal ini
diperkuat dengan diperoleh bukti di lapangan yaitu, setelah kedua kelas diberi
slogan dengan media facebook sedangkan di kelas kontrol hanya digunakan
media karton bergambar, diperoleh hasil kelas eksperimen mengalami
peningkatan yang lebih besar dari kelas kontrol. Pada kelas ekperimen
sebanyak 4 orang siswa berhasil memperoleh nilai A atau amat baik pada tes
akhir, sedangkan di kelas kontrol tidak mengalami perubahan, yaitu tetap
tidak ada satu siswa pun yang memperoleh nilai A.
3. Siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu
nilai rata-rata naik sebesar 0,14% sedangkan siswa kelas kontrol hanya
mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 0,06%. Artinya penggunaan
media facebook dalam pembelajaran menulis kalimat slogan ini cukup efektif.
Fakta kedua bahwa kedua kelas mengalami perbedaan yang cukup signifikan
setelah diberi perlakuan yang berbeda yaitu pada saat uji signfikansi yang
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan
menulis kalimat slogan antara kelas yang menggunakan media facebook
dengan kelas yang tidak menggunakan media facebook.
B. Saran
Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, peneliti menyadari
tidak ada kesempurnaan yang terdapat dalam diri peneliti. Begitu pula dalam
melakukan penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan. Namun, peneliti
berupaya memberikan yang terbaik agar media facebook dapat dipergunakan
Ketika dilaksanakan tes awal, pengetahuan dan kemampuan siswa dalam
pembelajaran menulis kalimat slogan adalah sama atau homogen. Akan tetapi
setelah diberi treatmen yang berbeda, kemampuan siswa tidak sama lagi. Siswa di
kelas eksperimen yang diberi perlakuan belajar dengan menggunakan media
facebook memiliki kemampuan menulis slogan yang lebih baik dibanding siswa di
kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media facebook cukup
efektif digunakan dalam pembelajaran menulis kalimat slogan. akan tetapi,
peningkatan yang terjadipun belum terlalu tinggi., yaitu hanya naik beberapa
persen saja. Hal ini dikarenakan beberapa kendala yang dialami peneliti saat
melakukan treatment. Oleh sebab itu, peneliti ingin memberikan saran kepada
guru dan peneliti selanjutnya. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah
sebagai berikut.
1. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran memang akan membantu
dan memudahkan proses pembelajaran, akan tetapi harus didukung pula oleh
kemampuan guru dalam mengajar, mengondisikan dan menguasai kelas. Jika
hal itu tidak dapat dilakukan oleh guru, maka sebaik apapun media
pembelajaran yang digunakan tidak akan memperoleh hasil yang maksimal.
2. Jejaring sosial facebook dapat dijadikan alternatif oleh guru bahasa Indonesia
dalam memilih media pembelajaran. Media ini cukup efektif untuk digunakan
dalam pembelajaran, terbukti dengan mampu meningkatkan kemampuan
siswa menulis kalimat slogan. Namun harus diperhatikan pula kemampuan
kesalahan-3. Peneliti berharap, jejaring sosial facebook dapat dimaksimalkan fungsinya
dalam pembelajaran, tidak hanya dalam kompetensi menulis kalimat slogan,
Alkhadiah, S. (1995). Pembinaan kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, A Chaedar dan Senny. (2005). Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Amo, Elisa dan Jareno, Fransisco. (2011). “Self, Peer and Teacher Assessmentas Active Learning Methods”. Research Journal of International Studies. (18), 41-47.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Rini. (2005). “Ambiguitas Slogan Iklan Televisi. Surya: Media Informasi Tri Dharma Keguruan Tinggi Purworedjo.
Asmani, Jamal Ma’mur. (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi
Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Dita. (2011). Menulis Kalimat Slogan dan Poster. [online]. Tersedia: http://dita0108axelabsky.multiply.com [18 November 2011]
Djiwandono, S. (2008). Tes bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT. Indeks.
Guntur Tarigan, Henry. (1994). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Brbahasa. Bandung: Angkasa.
Hasibuan dan Rocosiomi, Damanik. (2010). “Peningkatan Kemampuan Menulis
Karangan Persuasif dengan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Teknik Pemodelan Siswa Kelas XI SMK Pembaharuan 1 Siantar Kabupaten
Simalungun (Suatu Penelitian Tindakan Kelas)”. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Tinggi. 3, (2), 173-182.
Keraf, Gorys. (2009). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi.
Levine, Mel. (2002). Difficulties of Writing. [online]. Tersedia: http://www.pbs.org/wgbh/misunderstoodminds/writingdiffs.html [20
November 2011].
Mulyanta dan Leong, Marlon. (2009). Tutorial Membangun Multtimedia
Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Nawawi, M. R,. (2008). Tentang Pengertian Facebook. [online]. Tersedia: http://ridwanforge.com [20 Desember 2011].
Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Nur, Azizah. (2011). “Pemberdayaan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa”. Kultura. 12, (1), 1-14.
Renataliaa. (2011). Penggunaan Facebook Sebagai Media Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://renataliaa.wordpress.com. [20 desember 2011]
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R &D ). Bandung: Alfabeta.
Sutjiono, Thomas Wibowo Agung. (2005). “Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur. (04), 76-84.
Suyitno, Imam. (2005). “Proporsi Kosong Dalam Wacana Slogan: Kajian Tindak Tutur Wacana Slogan”. Jurnal Humaniora. 17, (3), 252-260.
Timothy RV, Foster. (2001). The Art of the Advertising Slogan. ADSlogan Unlimited.
Tn. Advertising Slogan. [online]. Tersedia: www.thinkslogan.com. [5 Juli 2012]
Willis, Jill. (2007). “Ass.essment for Learning-Why Theory Needs Practice”. International Journal of Pedagogies and Learning. 3, (2), 42-51.
Yusuf, Dicki Maulana. (2007). Kajian Sintaksis Teks Slogan Iklan Minuman